tugas biotekn mikum smt 2
DESCRIPTION
ZTRANSCRIPT
BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi yang memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan
makanan, seperti tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat
mengubah bahan pangan. Proses yang dibantu mikroorganisme, misalnya dengan
fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap, dan sebagainya termasuk keju
dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa lalu. Ciri khas
yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk
hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim.
A. Yoghurt
Bakteri asam laktat yang digunakan untuk pembuatan yogurt
adalah Lactobacillus bulgaris, Streptococcus lactis, dan Streptococcus
thermophilus. Bakteri-bakteri tersebut mengubah gula susu (laktosa) menjadi
asam laktat. Kondisi asam menyebabkan susu mengalami penggumpalan
menjadi dadih susu. Dadih susu terbentuk selama fermentasi oleh bakteri
asam laktat. Pembuatan yoghurt dan keju bergantung pada proses
penggumpalan susu tersebut.
Metabolisme Bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus Menjadi Yoghurt
Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan cara
penambahan bakteri-bakteri Laktobacillus bulgaris dan Streptoccus
thermophillus. Dengan fermentasi ini maka rasa yoghurt akan menjadi asam,
karena adanya perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri-bakteri
tersebut. Apabila tidak diinginkan rasa yang tidak terlalu asam, tambahkan zat
pemanis (gula atau sirup) maupun berbagai flavour buatan dari buah-
buahan strawberry, nenas, mangga, jambu, dan sebagainya.
Minuman lactobacillus yang banyak dijual di pasaran dan yoghurt
ternyata punya perbedaan. Dalam proses pembuatannya,
minuman lactobacillus hanya menggunakan satu bakteri yaitu Lactobacillus
bulgaricus. Sedangkan prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu
dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus. Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa (gula
susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan
citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma,
sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada pembentukan cita
rasa yoghurt.
Proses fermentasi yoghurt berlangsung melalui penguraian protein
susu. Sel-sel bakteri menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan
karbon dan energi dan memecah laktosa tersebut menjadi gula sederhana
yaitu glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim β-galaktosidase. Proses
fermentasi akhirnya akan mengubah glukosa menjadi produk akhir asam
laktat.
Laktosa → Glukosa+Galaktosa →Asam piruvat → Asam laktat+CO2+H2O
Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil
fermentasi susu ini merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan
protein susu terkoagulasi pada suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan.
Proses ini memakan waktu 1-3 hari yang merupakan waktu tumbuh kedua
bakteri, dan bekerja menjadi 2 fasa, kental dan bening encer dan rasanya
asam.
Setelah diketemukannya jenis bakteri Lactobacillus yang sifat-sifatnya
dapat bermanfaat bagi manusia dan dapat dibuat menjadi yoghurt, maka
berkembanglah industri pembuatan yoghurt. Yoghurt ini dibuat dari susu yang
difermentasikan dengan menggunakan bakteri Lactobacillus, pada suhu 40
derajat celcius selama 2,5 jam sampai 3,5 jam. Asam laktat yang dihasilkan
oleh bakteri tersebut dapat mengubah susu menjadi yogurt yang melalui
proses fermentasi.
Cara Pembuatan Yoghurt
Alat-Alat yang Digunakan :
1. Panci
2. Kompor
3. Pengaduk
Cara Pembuatan :
Penuangan susu Mixing
a. Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu, selanjutnya
sebagian besar lemak dibuang.
b. Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan yoghurt,
yaitu Lactobacillus bulgaricus danStreptococcus thermophillus.
c. Kedua bakteri tersebut ditambahkan pada susu dengan jumlah yang
seimbang, selanjutnya disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC.
d. Selama penyimpanan tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat
dari kegiatan bakteri asam laktat.
e. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa. Yoghurt yang
nikmat dan bergizi siap dinikmati.
Skema Proses Pembuatan Yoghurt Hingga Pemasaran
B. Keju
Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memasukkan bakteri,
yaitu Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus. Untuk
mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam laktat) susu
dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk
membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses pembuatannya.
Keju menjadi keras apabila kelembabannya kecil dan pemampatannya besar.
Jika masa inkubasinya semakin lama, maka keasamannya makin tinggi
sehingga cita rasanya makin tajam. Ada 4 macam jenis keju, yaitu :
1. Keju sangat keras, contoh: keju Romano, keju Permesan.
2. Keju keras, contoh: keju Cheddar, keju Swiss.
3. Keju setengah lunak, contoh: keju Requefort (keju biru).
4. Keju lunak, contoh: keju Camembert.
Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Pembuatan Keju
Keterangan :
1. Susu (dalam gelas takar)
2. Termometer
3. Sendok takar
4. Gelas-gelas
5. Kultur Lactobaccilus bulgaricus
6. Lipase
7. Rennet
8. pH paper
Cara Pembuatan Keju
1. Pemanasan susu dengan suhu 90oC atau dipasteurisasikan melalui
pemanasan sebelum kultur bakteri asam laktat dinokulasikan (ditanam),
kemudian didinginkan sampai 30oC.
2. Selanjutnya bakteri asam laktat dicampurkan.
3. Akibat dari kegiatan atau aktivitas bakteri tersebut pH menurun dan susu
terpisah menjadi cairan whey dan dadih padat, proses ini disebut
pendadihan.
4. Kemudian ditambahkan enzim renin dari lambung sapi muda untuk
mengumpulkan dadih.
5. Enzim renin dewasa ini telah digantikan dengan enzim buatan, yaitu
klimosin.
6. Dadih yang terbentuk selanjutnya dipanaskan pada temperatur 32oC –
42oC dan ditambah garam, kemudian ditekan untuk membuang air dan
disimpan agar matang. Adapun whey yang terbentuk diperas lalu
digunakan untuk makanan sapi.
Metabolisme Bakteri Asam Laktat
Bakteri asam laktat berfungsi memfermentasikan laktosa dalam susu
menjadi asam laktat menurut reaksi berikut :
C12H22O11 + H2O → 4CH3CHOHCOOH
Laktosa Air Asam laktat
Tahapan metabolisme bakteri asam laktat dalam pembuatan keju adalah:
1. Pengasaman
Susu dipanaskan agar bakteri asam laktat,
yaitu Streptococcus and Lactobacillus dapat tumbuh. Bakteri-bakteri ini
memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam laktat. Saat
tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (protein kasein,
lemak, beberapa vitamin dan mineral) menggumpal dan membentuk
dadih.
2. Pengentalan
Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan yang
membuat protein menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair
(air dadih) dan padat (dadih). Setelah dipisahkan, air dadih kadang
dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan Cypriot hallumi namun
biasanya air dadih tersebut dibuang. Rennet mengubah gula dalam susu
menjadi asam dan protein yang ada menjadi dadih. Jumlah bakteri yang
dimasukkan dan suhunya sangatlah penting bagi tingkat kepadatan keju.
Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2 jam, tergantung
kepada banyaknya susu dan juga suhu dari susu tersebut.
3. Pengolahan dadih
Beberapa keju lunak dipindahkan dengan hati-hati ke dalam
cetakan. Sebaliknya pada keju-keju lainnya, dadih diiris dan dicincang
menggunakan tangan atau dengan bantuan mesin supaya mengeluarkan
lebih banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju yang
dihasilkan semakin padat.
Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern adalah jenis ilmu bioteknologi yang menggunakan
aat-alat modern dan bersifat sangat kecil sekali sehingga sulit untuk dilakukan di
rumah-rumah. Bioteknologi modern memiliki ciri-ciri yaitu sudah memanfaatkan
teknologi DNA rekombinan. Contoh Dari penggunaan bioteknologi modern di
bidang pangan adalah Golden Rice dan Pisang transgenik
A. Golden Rice
Beras adalah makanan pokok utama bagi ratusan juta orang. Hal ini
umumnya dikonsumsi dalam bentuk digiling dengan penghilangan lapisan
luar (pericarp, tegmen dan lapisan aleuron). Alasan utama untuk penggilingan
adalah menghilangkan lapisan aleuron yang kaya minyak, yang dapat
menimbulkan tengik pada saat penyimpanan, terutama di daerah tropis dan
subtropis. Sebagai hasilnya, bagian yang dapat dimakan dari butir beras
terdiri dari endosperm, berisi granula pati dan protein, tetapi tidak memiliki
nutrisi penting untuk pemeliharaan kesehatan, seperti karotenoid yang
menunjukkan aktivitas provitamin A. Dengan demikian, ketergantungan pada
beras sebagai makanan pokok utama dapat memberikan kontribusi untuk
vitamin. Sebuah intervensi melengkapi strategi yang ada untuk mengurangi
risiko kekurangan vitamin A yang tinggi dalam negara adalah membentengi
makanan pokok utama, beras, dengan provitamin A melalui pemuliaan
tanaman. Hal ini hanya dapat dicapai dengan rekombinan teknologi daripada
dengan pemuliaan konvensional, karena tidak adanya kultivar padi yang
memproduksi provitamin A dalam endosperm. Kedua karena transformasi
beras stabil dan biosintesis karotenoid seluruh jalur molekuler telah
diidentifikasi baru-baru ini, itu sepertinya layak untuk memperkenalkan jalur
lengkap biosintesis provitamin A (β-karoten) ke endosperm beras melalui
rekayasa genetik.
Golden Rice adalah beras diperkaya dengan beta-karoten, sebuah
provitamin. Ini dikembangkan untuk membantu mencegah kekurangan
vitamin A dan konsekuensinya sering parah dan kadang-kadang mematikan
dalam padi-makan populasi di negara berkembang: di negara-negara banyak
orang yang terlalu miskin untuk dapat membeli makanan yang seimbang
dengan hijau, buah-buahan dan produk-produk hewani. Sayangnya hanya
realistis untuk berasumsi bahwa sebagian besar dari populasi ini akan tetap
miskin dan kekurangan gizi di masa mendatang.
Golden Rice adalah kultivar (varietas) padi transgenik hasil rekayasa
genetika yang berasnya mengandung beta-karotena (pro-vitamin A) pada
bagian endospermanya. Kandungan beta-karoten ini menyebabkan warna
berasnya tersebut tampak kuning-jingga sehingga kultivarnya dinamakan
‘Golden Rice’ (“Beras Emas”). Pada tipe liar (normal), endosperm padi tidak
menghasilkan beta-karoten dan akan berwarna putih hingga putih kusam. Di
dalam tubuh manusia, beta-karotena akan diubah menjadi vitamin A. Kultivar
padi ini dibuat untuk mengatasi defisiensi atau kekurangan vitamin A yang
masih tinggi prevalensinya pada anak-anak, terutama di wilayah Asia dan
Afrika. Nasi menjadi pangan pokok bagi sebagian besar warga disana, dan
kemiskinan sering kali tidak memungkinkan penyediaan sayuran atau buah-
bahan yang biasa menjadi sumber provitamin-A dalam menu makanan sehari-
hari.
Cara Pembuatan Golden Rice:
Beberapa tahun berselang, ilmuwan Eropa melaporkan bahwa di
dalam biji padi terdapat bahan dasar (prekusor) untuk bioseintesis karotenoid,
termasuk beta-karoten, yaitu geranyl geranyl diphosphate (GGDP). Namun
secara alami biji padi tidak menghasilkan phytoene karena terjadi
penghambatan fungsi dari enzim phytoene synthase (PHY) dalam mengubah
GGDP menjadi phytoene. Meskipun demikian, penghambatan fungsi enzim
tersebut bisa dihilangkan dengan cara mengintroduksi gen PHY dari tanaman
daffodil (bunga narsis/bakung) dengan menggunakan promoter spesifik untuk
endosperma. Selain PHY dan Ctrl, masih ada satu enzim lagi yang diperlukan
untuk mengubah lycopene menjadi beta-karoten yaitu lycopene cyclase
(LYC) yang juga berasal dari tanaman dattodil. Secara ringkas, rekayasa jalur
biosintesa betakaroten pada golden rice bisa dilihat pada skema berikut:
Jalur biosintesa beta-koroten beserta gen-gen yang terlibat di dalam
pembentukannya. Hanya likopena siklase (Lycopene cyclase) yang tidak
diintroduksi dari sumber asing.
Golden rice diciptakan oleh transformasi padi dengan dua karoten
biosintesis gen-beta:
- PSY (sintase phytoene) dari daffodil (Narcissus pseudonarcissus)
- Crtl dari tanah bakteri Erwina uredovora
- Penyisipan dari suatu Lcy (Lycopene) gen adenilat dianggap diperlukan,
tetapi penelitian lebih lanjut menunjukkan hal itu sudah diproduksi dalam
jenis padi endosperma-liar) Para psy dan crt 1 Gen yang berubah menjadi
nuklir genom beras dan ditempatkan di bawah kontrol yang endosperm-
spesifik promoter, sehingga mereka hanya dinyatakan dalam endosperm.
Eksogen Lyc gen memiliki urutan peptide transit terpasang sehingga
ditargetkan ke plastid, dimana difosfat geranylgeranyl pembentukan terjadi.
Para bakteri crt 1 gen merupakan inklusi penting untuk menyelesaikan jalur
ini, karena dapat mengkatalisis beberapa langkah dalam sintesis karotenoid,
sedangkan langkah-langkah ini membutuhkan lebih dari satu enzim dalam
tanaman. Hasil akhir dari jalur rekayasa likopen, tetapi jika tanaman
akumulasi lycopene, beras akan merah. Analisis terakhir menunjukkan
endogen enzim tanaman proses lycopene beta-karoten dalam endosperm,
memberikan nasi warna kuning khusus untuk yang bernama. Beras emas asli
disebut SGR1.
Kandungan Golden Rice
Provitamin A berupa beta karoten. Beta karoten merupakan zat warna
oranye kekuningan, seperti pada tanaman wortel. Golden rice mengandung
betakarotena dan di dalam tubuh manusia betakarotena tersebut akan diubah
menjadi vitamin A. Vitamin A yang ada di dalam beras ini sanggup
mengatasi defisiensi atau kekurangan Vitamin A pada manusia. Golden rice
juga mempunyai kandungan karbohidrat layaknya beras pada umumnya, juga
mengandung zat besi (Fe).
Manfaat Golden Rice
Mampu menyediakan rekomendasi harian yang dianjurkan dari
vitamin dalam 100-200 gram beras sehingga dengan mengkomsumsi beras
emas (golden rice) ini dapat menyediakan kebutuhan vitamin A dan
karbohidrat yang diperlukan oleh tubuh. Mengatasi kekurangan vitamin A
karena mengandung beta karoten tinggi.
Kerugian Golden Rice
Kekhawatiran terhadap golden rice dalam hal kesehatan antara lain
karena ada kekhawatiran zat penyebab alergi (alergen) berupa protein dapat
ditransfer ke bahan pangan, terjadi resistensi antibiotik karena penggunaan
marker gene, dan terjadi outcrossing, yaitu tercampurnya benih konvensional
dengan benih hasil rekayasa genetika yang mungkin secara tidak langsung
menimbulkan dampak terhadap keamanan pangan. Terhadap lingkungan dan
perdagangan, pangan hasil rekayasa genetika (PRG) dikhawatirkan merusak
keanekaragaman hayati, menimbulkan monopoli perdagangan karena yang
memproduksi PRG (dalam hal ini Golden rice) secara komersial adalah
perusahaan multinasional, menimbulkan masalah paten yang mengabaikan
masyarakat pemilik organisme yang digunakan di dalam proses rekayasa,
serta pencemaran ekosistem karena merugikan serangga nontarget misalnya.
B. Pisang Transgenik
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di
Asia Tenggara (termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke
Afrika (Madagaskar), Amerika Selatan dan Tengah. Pisang adalah buah yang
sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral dan juga karbohidrat.
Pisang dijadikan buah meja, sale pisang, pure pisang dan tepung pisang. Kulit
pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi
alkohol dan asam cuka. Manfaat buah pisang antara lain:
a. Sumber Kekuatan Tenaga
Buah pisang dengan mudah dapat dicerna, gula yang terdapat di buah
tersebut diubah menjadi sumber tenaga yang bagus secara cepat.
b. Manfaat bagi Penderita Anemia
Dua buah pisang yang dimakan oleh pasien anemia setiap hari sudah
cukup, karena mengandung Fe (zat besi) tinggi
c. Manfaat bagi Penderita Lever
Penderita penyakit lever bagus mengonsumsi pisang dua buah
ditambah satu sendok madu, akan menambah nafsu makan dan
membuat kuat.
d. Manfaat bagi Luka Bakar
Daun pisang dapat digunakan untuk pengobatan kulit yang terbakar
dengan cara dioles, campuran abu daun pisang ditambah minyak
kelapa mempunyai pengaruh mendinginkan kulit.
e. Manfaat bagi Diabetes
Pada masyarakat Gorontalo (Sulawesi Utara), jenis pisang goroho
yakni pisang khas daerah setempat, merupakan makanan
tambahan/pokok bagi orang yang menderita penyakit gula/diabetes
melitus, terutama buah pisang goroho yang belum matang, kemudian
dikukus dan dicampur kelapa parut muda.
f. Pisang dan Kecantikan
Bubur pisang dicampur dengan sedikit susu dan madu, dioleskan pada
wajah setiap hari secara teratur selama 30-40 menit. Basuh dengan air
hangat kemudian bilas dengan air dingin atau es, diulang selama 15
hari, akan menghasilkan pengaruh yang menakjubkan pada kulit.
g. Pisang untuk Mengatur Berat Badan
Pisang juga mempunyai peranan dalam penurunan berat badan seperti
juga untuk menaikkan berat badan. Telah terbukti seseorang
kehilangan berat badan dengan berdiet 4 (empat) buah pisang dan 4
(empat) gelas susu non fat atau susu cair per hari sedikitnya 3 hari
dalam seminggu, jumlah kalori hanya 1250 dan menu tersebut cukup
menyehatkan. Selain itu, diet tersebut membuat kulit wajah tidak
berminyak dan bersih.
Proses Pembuatan Pisang yang Menghasilkan Vaksin Hepatitis B
Pisang transgenik yang mengandung protein yang bersifat sebagai
vaksin yang mengandung protein yang berasal bakteri atau virus merupakan
buah transgenik yang sangat diminati. Buah pisang dapat langsung dimakan
tanpa perlu dimasak terlebih dahulu, sehingga protein (vaksin) yang
dikandungnya tidak mengalami degradasi oleh pemanasan. vaksin ini. Vaksin
ini diyakini dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat
penyakit infeksi hepatitis B.
Melalui teknologi rekombinan DNA (rDNA), vaksin ini dibuat dengan
menggunakan sintesa HBsAg dengan menggunakan Saccharomyces
cerevisiae (ragi yang biasa dipakai untuk membuat kue), kedalam ragi ini di
insersi plasmida yang berisi gen HBsAg. Kombinasi imunoprofilaksis pasif-
aktif antara hepatitis B immunoglobulin (HBIG) dengan vaksin terbukti dapat
merangsang terbentuknya anti-HBs sebanding dengan vaksin yang diberikan
sendiri. Penggunaan vaksin ini telah meluas di seluruh dunia dan terbukti
efektif dalam menekan jumlah infeksi virus Hepatitis B (HVB). Jenis vaksin
rekombinan yang paling umum digunakan adalah Recombivax HB dan
Energix-B, diberikan secara intramuscular pada bayi yang baru lahir, anak-
anak, dan dewasa. Dosis pemberian vaksin sebanyak 3 kali. Pemberian vaksin
telah dikembangkan dengan menyisipkannya ke dalam tanaman, misalnya
pada pisang.
Proses Rekayasa Genetika
Vaksin hepatitis B yang merupakan proses dari rekayasa genetika yang
diproduksi sel ragi rekombinan telah menjalani pengujian keamanan,
imunogenisitas dan evaluasi klinis. Salah satu keuntungan vaksin dari sel ragi
dibanding dari plasma yaitu siklus produksinya dapat dikurangi, dan
konsistensi dari batch ke batch lebih mudah diperoleh. HBsAg dilepaskan dari
sel dengan homogeniser atau disruption menggunakan glass bead. Pemurnian
melalui tahap klarifikasi, ultrafiltrasi, kromatografi dan ultrasentrifugasi serta
diabsorbsi dengan alum hidroksida; sebagai pengawet ditambahkan
thiomerosal. Karakterisisasi partikel dilakukan dengan membandingkan HBs
Ag dari plasma antara lain meliputi berat molekul, komposisi asam amino,
densitas dalam CsC12 dan sebagainya. Analisis imunologis menggunakan
antibodi monoklonal memperlihatkan vaksin dari plasma dan ragi
mengandung epitop yang berperan menginduksi antibodi setelah vaksinasi
Vaksin Hepatitis B rekombinan (Recombivax HB) Recombivax HB
vaccine mengandung antigen Hepatitis B, amorphous aluminum
hidroksiphosfat, yeastprotein yang diberi formaldehid, dan thimerosal sebagai
pengawet. Vaksin Hepatitis B rekombinan ini berasal dari Hepatitis B surface
antigen (HBsAg) yang diproduksi dalam sel yeast. Bagian virus yang
mengkode HBsAg dimasukkan kedalam yeast, dan selanjutnya dikultur.
Antigen kemudian dipanen dan dipurifikasi dari kultur fermentasi yeast
Saccharomyces cereviceae, antigen HBsAg mengandung gen adw subtype.
Proses fermentasi meliputi pertumbuhan Saccharomyces cereviceae pada
medium kompleks yang mengandung ekstrak Yeast, soy pepton, dextrose,
asam amino, dan garam mineral. Protein dilepaskan dari sel yeast melalui
pengrusakan sel kemudian dipurifikasi dengan metode fisika dan kimia.
Selanjutnya potein dimasukkan ke larutan buffer posfat dan formaldehid,
dipercepat dengan menggunakan alum (potassium aluminium sulfat). Vaksin
rekombinan ini memperlihatkan kesamaan dengan vaksin yang diperoleh dari
plasma darah.
Alasan Pisang yang Menghasilkan Vaksin Hepatitis B Masuk ke dalam
Bioteknologi Modern
Pisang yang Menghasilkan Vaksin Hepatitis B tersebut menggunakan
teknologi DNA rekombinan atau sering juga disebut rekayasa genetika
merupakan teknologi yang memanfaatkan proses replikasi, transkripsi dan
translasi untuk memanipulasi, mengisolasi dan mengekspresikan suatu gen
dalam organisme yang berbeda. Biasanya gen dari organisme yang lebih
tinggi diekspresikan pada organisme yang lebih rendah. Teknologi ini juga
memberikan kesempatan yang tidak terbatas untuk menciptakan kombinasi
baru dari gen yang tidak ada pada kondisi normal. Melalui rekayasa genetika,
akan dihasilkan kombinasi baru dari materi genetik melalui penyisipan
molekul asam nukleat kedalam suatu sistem DNA vektor (plasmid bakteri,
virus dan lain-lain) dan kemudian memasukkan vektor ini kedalam suatu
inang sehingga akan dihasilkan suatu produk gen dalam jumlah banyak.
Manfaat
Teknologi tanaman transgenik memiliki beberapa keuntungan yang
antara lain adalah tanaman inang dapat dipilih dari jenis tanaman lokal, murah,
dan dapat ditanam dengan teknologi sederhana sesuai dengan daerah
tumbuhnya, dan dapat diproduksi sebanyak mungkin sesuai dengan
kebutuhan.