makalah kecerdasan verbal (smt 2)

99
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penulisan Kurikulum pembelajaran apapun namanya; kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), atau kurikulum berikutnya, dan bagaimanapun pengertian, rumusan, dan prinsip-prinsip dari sejumlah kurikulum tersebut, yang harus dipikirkan selajutnya adalah bagaimana menerapkan kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran.Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran, pada dasarnya adalah menentukan pendekatan pembelajaran yang sejalan dengan kurikulum tersebut. Membahas pendekatan pembelajaran, banyak sekali jenis pendekatan yang dapat diterapkan. Di antaranya pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dari suatu teori yang dikenal dengan teori Multiple Intelligence. Teori tersebut digunakan sebagai pendekatan pembelajaran, karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan kompetensi peserta didik.Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatktan pada pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang harus Kecerdasan Verbal Linguistik Page 1

Upload: bangbrozz

Post on 30-Jun-2015

468 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Kurikulum pembelajaran apapun namanya; kurikulum 1994, kurikulum

2004 (KBK), kurikulum 2006 (KTSP), atau kurikulum berikutnya, dan

bagaimanapun pengertian, rumusan, dan prinsip-prinsip dari sejumlah kurikulum

tersebut, yang harus dipikirkan selajutnya adalah bagaimana menerapkan

kurikulum tersebut dalam proses pembelajaran.Untuk menunjang keberhasilan

pembelajaran, pada dasarnya adalah menentukan pendekatan pembelajaran yang

sejalan dengan kurikulum tersebut. Membahas pendekatan pembelajaran, banyak

sekali jenis pendekatan yang dapat diterapkan. Di antaranya pendekatan

pembelajaran yang dikembangkan dari suatu teori yang dikenal dengan teori

Multiple Intelligence. Teori tersebut digunakan sebagai pendekatan pembelajaran,

karena di dalamnya membicarakan tentang keberagaman yang bertautan dengan

kompetensi peserta didik.Pada dasarnya setiap kurikulum menitikberatktan pada

pencapaian suatu kompetensi tertentu peserta didik. Pendekatan Multiple

Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa

potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang

harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang

sangat dominan dikuasainya.

Pendidikan merupakan proses untuk melakukan transformasi pengetahuan

(transformasion of knowledge)dan tranformasi nilai (transformation of value).

Proses ini pada akhirnya akan menciptakan manusia yang sesungguhnya, dalam

arti manusia yang secara aktual dapat menunjukkan sifat-sifat manusia sejati

(humanis). Tranformasi pengetahuan adalah merupakan proses pembelajaran yang

menekankan pada peserta didik sebagai subjek dan ilmu atau pengetahuan

menjadi objek kajian atau pembelajaran. Sehingga membuka peluang yang besar

kepada peserta didik untuk secara mandiri ataupun secara berkelompok untuk

mengkaji lebih jauh materi pembelajaran yang ingin diketahuinya. Disini guru

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 1

Page 2: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

atau pendidik berfungsi sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Tranformasi nilai

adalah merupakan proses dimana peserta didik diperlihatkan nilai-nilai atau norma

yang baik dan berguna bagi kelangsungan kehidupan yang lebih harmonis dan

manusiawi seperti kebenaran,kebaikan, keadilan, kebijaksanaan, dan lain-lain.

Ada beberapa indikasi dalam keberhasilan pembelajaran, seperti munculnya

kesadaran dan kecerdasan dari peserta didik. Kecerdasan merupakan salah satu

faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di sekolah.

Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal

sukar diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf

kecerdasan tinggi seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.

Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple

Intelligences, bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini

juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil

mengembangkan salah satu kecerdasan.

Salah satu kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner adalah kecerdasan

Verbal-Linguistik

Kecerdasan jenis ini adalah kecerdasan dalam mengunakan bahasa dan kata-

kata, baik secara lisan maupun tulisan. Anak-anak dengan kecerdasan jenis ini

memiliki kemampuan menyimak yang sangat baik dan merupakan orang-orang

yang pandai berbicara dengan tepat.

Skill yang termasuk dalam kecerdasan verbal-linguistik adalah:

mendengarkan/menyimak, berbicara, menulis, bercerita, menjelaskan, mengajar,

menggunakan humor, memahami sintaksis dan arti kata-kata, menginngat

informasi, meyakinkan orang lain terhadap pendapatnya, dan menganalisa

penggunaan bahasa.

Peluang karir untuk orang dengan kecerdasan ini antara lain: penyair,

wartawan, guru, pengacara, politisi, penerjemah.

Dengan menggunakan beberapa metode dalam berbagai bidang

pelajaran,maka diharapkan dapat lebih mengembangkan dan mengoptimalkan

kecerdasan verbal-linguisttik pada siswa.Siswa diberikan kesempatan seluas-

luasnya untuk dapat menggali dan mengembangkan kecerdasan verbal linguistic

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 2

Page 3: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

yang dimilikinya sehingga dapat digunakan sebagai alat di dalam menguasai

berbagai macam mata pelajaran di sekolah.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Dapat memberikan informasi tentang metode-metode pembelajaran dalam

mengembangkan kecerdasan verbal-linguistik siswa

2. Memberikan informasi bagi guru bagaimana cara menerapkan metode

pengembangan kecerdasan verbal-linguistik dalam berbagai bidang mata

pelajaran

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 3

Page 4: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Multiple Intelligences

Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk atau Multiple

Intelligences, bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori ini

juga menekankan pentingnya “model” atau teladan yang sudah berhasil

mengembangkan salah satu kecerdasan. Berikut ini akan dijelaskan beberapa

bentuk kecerdasan majemuk atau Multiple Intelligences:

1. Kecerdasan Verbal (Bahasa)

Bentuk kecerdasan ini dinampakkan oleh kepekaan akan makna dan urutan

kata serta kemampuan membuat beragam penggunaan bahasa untuk menyatakan

dan memaknai arti yang kompleks. Berkaitan dengan pelajaran bahasa. William

Shakespeare, Martin Luther King Jr, Soekarno, Putu Wijaya, Taufiq Ismail,

merupakan tokoh yang berhasil menunjukkan kecerdasan ini hingga puncak,

demikian pula para jurnalis hebat, ahli bahasa,sastrawan, orator memiliki

kecerdasan ini.

2. Kecerdasan Logic Matematic

Bentuk kecerdasan ini termasuk yang paling mudah distandarisasikan dan

diukur. Kecerdasan ini sebagai pikiran analitik dan sainstifik, dan bisa melihatnya

dalam diri ahli sains, programmer komputer, akuntan, banker dan tentu saja ahli

matematika. Berkaitan dengan pelajaran matematika. Tokoh yang terkenal antara

lain Madame Currie.

3. Kecerdasan Spasial/Visual

Kecerdasan ini umumnya terampil menghasilkan imaji mental dan

menciptakan representasi grafis, mereka sanggup berpikir tiga dimensi, mampu

mencipta ulang dunia visual. Kecerdasan ini dapat ditemukan pada pelukis,

pematung, desainer, arsitek. Berhubungan dengan pelajaran menggambar. Tokoh

yang dapat diceritakan berkaitan dengan kecerdasan ini, misalnya Picasso, Garin

Nugroho.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 4

Page 5: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

4. Kecerdasan Body Kinestetik (Tubuh)

Bentuk kecerdasan ini memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran

dan tubuh yang diperlukan untuk berhasil dalam aktivitas seperti menari,

melakukan pantomim, berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama. Sebut

saja Michael Jordan, Michael Jacson, Martha Graham (penari balet), Kris John.

Kecerdasan ini berkaitan dengan pejaran olahraga atau kegiatan ekstrakurikuler

seperti menari, bermain teater, pantomim.

5. Kecerdasan Musical

Kecerdasan Musical/Ritmik Bentuk kecerdasan ini mendengarkan pola

musik dan ritmik secara natural dan kemudian dapat memproduksinya. Bentuk

kecerdasan ini sangat menyenangkan, karena musik memiliki kapasitas unutk

mengubah kesadaran kita, menghilangkan stress dan meningkatkan fungsi otak.

Berkaitan dengan kegiatan ekstrakurikuler. Tokoh yang sudah mengembangkan

kecerdasan ini misalnya Stevie Wonder, Melly Goeslow, Titik Puspa.

6. Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan ini wajib bagi tugas ditempat kerja seperti negosiasi dan

menyediakan umpan balik atau evaluasi. Berkaitan dengan pelajaran PPKn,

sosiologi. Manajer, konselor, terapis, politikus, mediator, public relation

menunjukkan bentuk kecerdasan ini. Mereka biasanya pintar membaca suasana

hati, temperamen, motivasi dan maksud orang lain. Abraham Lincoln dan

Mahatma Gadhi memanfaatkan kecerdasan ini untuk mengubah dunia.

7. Kecerdasan Intrapersonal

Bentuk kecerdasan ini merupakan kemampuan untuk memahami dan

mengartikulasikan cara kerja terdalam dari karakter dan kepribadian. Kita sering

menamai kecerdasan ini dengan kebijaksanaan. Berkaitan dengan jurusan

psikologi atau filsafat. Tokoh sukses yang dapat dikenalkan untuk memperkaya

kecerdasan ini adalah para pemimpin keagamaan dan para psikolog.

8. Kecerdasan Spiritual

Bentuk kecerdasan ini dapat dipandang sebagai sebuah kombinasi dan

kesadaran interpersonal dan kecerdasan intrapersonal dengan sebuah komponen

“nilai” yang ditambahkan padanya. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 5

Page 6: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

rohaniah, yang menuntun diri kita menjadi manusia yang utuh, berada pada

bagian yang paling dalam diri kita. Dengan melihat banyaknya bentuk-bentuk

kecerdasan tersebut diatas, maka proses pembelajaran disekolah sebaiknya tidak

melakukan pola atau pendekatan yang seragam terhadap siswa/ peserta didik. Kita

menyadari bahwa setiap individu memiliki kekhasan dan potensi yang berbeda-

beda.

Dengan demikian para guru dituntut untuk dapat memberikan motivasi atau

membantusiswa untuk mengenali potensinya lebih dini agar siswa dapat dengan

cepat melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan atau mengaktualkan

potensi yang dimilikinya tersebut. Ibaratnya guru membangunkan raksasa pikiran

siswanya dari keterlelapan tidurnya. Dengan memahami eksistensinya, seorang

siswa dapat dengan mudah melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat yang dapat

menunjang potensi yang telah mereka sadari itu.

B. Penerapan Multiple Intelligences dalam Pembelajaran

Melalui pengenalan akan Multiple Intelligences, kita dapat mempelajari

kekuatan/kelemahan anak dan memberikan mereka peluang untuk belajar melalui

kelebihan-kelebihannya.

1. Tujuan: anak memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dunia, bekerja

dengan ketrampilan sendiri dan mengembangkan kemampuannya sendiri.

Kecerdasan Linguistik

a. Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.

b. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu

komunikasi verbal.

c. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca

karya orang lain.

d. Mampu menulis dan berbicara secara efektif.

e. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita

atau melakukan perbaikan pada karya tulis.

f. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui

diskusi, ataupun debat.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 6

Page 7: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

g. Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.

h. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.

Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum,

pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan

sebagainya.

2. Kecerdasan Logika - Matematika

a. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.

b. Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.

c. Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.

d. Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman

komputer, metode riset.

e. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat

hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.

f. Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan

hukum.

g. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan

objek yang konkret.

Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer

komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.

3. Kecerdasan Intrapersonal

a. Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan

pikiran dan perasaan.

b. Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.

c. Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang

berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.

d. Mengembangkan konsep diri dengan baik.

e. Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.

f. Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan

saat ini.

g. Mampu menyelami/mengerti kerumitan dan kondisi manusia.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 7

Page 8: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

4. Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana

program, pengusaha, dan sebagainya.

Kecerdasan Interpersonal

a. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin

hubungan sosial.

b. Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang

lain.

c. Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi

dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.

d. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang

berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain,

dan mampu bekerja sama dengan orang lain.

e. Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.

f. Mau melihat sudut pandang orang lain.

g. Menciptakan dan mempertahankan sinergi.

Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian

personalia/humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi,

tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.

5. Kecerdasan Musikal

a. Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan

alat musik.

b. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.

c. Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.

d. Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.

e. Mampu menciptakan komposisi musik.

f. Senang improvisasi dan bermain dengan suara.

g. Menyukai dan mampu bernyanyi.

h. Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau

pemusik.

i. Mampu menganalisis/mengkritik suatu musik.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 8

Page 9: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi

musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru

musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.

6. Kecerdasan Visual - Spasial

a. Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.

b. Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual

lainnya.

c. Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.

d. Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.

e. Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan

manipulasi.

f. Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan

warna.

g. Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.

Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer

interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.

7. Kecerdasan Kinestetik - Jasmani

a. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam

menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide,

pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani

objek.

b. Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan

keanggunan dalam bergerak.

c. Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play,

permainan yang menggunakan fisik.

d. Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.

e. Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang

dipelajari.

f. Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap

apa yang dialami atau dilihat.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 9

Page 10: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik /

montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional,

dan sebagainya.

8. Kecerdasan Naturalis

a. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam,

tanaman atau hewan.

b. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.

c. Mampu mengenali pola di antara spesies.

d. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.

e. Senang memelihara tanaman, hewan.

f. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk

mempelajari suatu organisme.

g. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.

h. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba

diving (menyelam).

Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus

organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna/flora, penjaga museum

zoologi/botani dan kebun binatang, dan sebagainya.

Kita semua berbeda karena kita semua memiliki kombinasi kepandaian yang

berbeda. Bila kita mampu mengenalinya, saya kira kita akan mempunyai

setidaknya sebuah kesempatan yang bagus untuk mengatasi berbagai masalah

yang kita hadapi di dunia.

C. Kecerdasan Verbal

Kecerdasan Linguistik berkaitan dengan kemampuan bahasa dan dalam hal

penggunaannya. Orang-orang yang berbakat dalam bidang ini senang bermain-

main dengan bahasa, gemar membaca dan menulis, tertarik dengan suara, arti dan

narasi. Mereka seringkali pengeja yang baik dan mudah mengingat tanggal,

tempat dan nama.

Selain itu, ada beberapa hal lain yang berkaitan dengan cirri khas pada

kecerdasan ini yaitu : mampu menuliskan pengalaman kesehariannya/pendapatnya

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 10

Page 11: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

secara lebih baik dibandingkan anak seusianya, memiliki kosa kata yang banyak

dibandingkan anak seusianya dan menggunakannya dengan tepat, banyak

membaca (buku, koran, majalah, artikel di internet, dan lain sejenisnya), banyak

memberikan pendapat, masukan, kritikan, pada orang lain, mengeja kata asing dan

baru dengan tepat, suka mendengarkan pernyataan-pernyataan lisan (cerita, ulasan

radio, buku bersuara), menyukai pantun, permainan kata, serangkaian kata yang

sukar diucapkan dan suka bercerita panjang lebar atau mampu menceritakan

lelucon dan kisah-kisah.

Pernahkah anda terpesona dengan seseorang ketika dia berpidato atau

menjelaskan sesuatu? Ini merupakan kelebihan orang yang memiliki kecerdasan

linguistic-verbal. Mereka sangat terampil bermain kata-kata. Orang-orang yang

memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan untuk menyusun pikirannya

dengan jelas. Mereka juga mampu mengungkapkan pikiran dalam bentuk kata-

kata seperti berbicara, menulis, dan membaca. Orang dengan kecerdasan verbal

ini sangat cakap dalam berbahasa, menceriterakan kisah, berdebat, berdiskusi,

melakukan penafsiran, menyampaikan laporan dan berbagai aktivitas lain yang

terkait dengan berbicara dan menulis. Kecerdasan ini sangat diperlukan pada

profesi pengacara, penulis, penyiar radio/televisi, editor, guru. Orang-orang yang

memiliki kecerdasan ini diantaranya yaitu John F Kennedy, Bung Karno (Presiden

RI ke-1), Kak Seto, dan lainnya.

D. Indikator Kecerdasan Verbal Linguistik

1. Mempunyai kemampuan berkomunikasi baik.

2. Pandai menyusun kata

3. Memiliki daya ingat yang kuat

4. Mudah belajar bahasa

Ciri-ciri

1. Senang berbicara

2. Pandai mengarang

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 11

Page 12: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Contoh Karir:

1. Advokat

2. Penulis

3. Politikus

4. Pelawak

5. Penyiar

Stimulasi yang cocok:

1. Perbanyak kegiatan bercerita

2. Berikan audio, video yang menarik bagi mereka

3. Belajar menjadi presenter

4. Beri kesempatan menjadi guide dalam perjalanan

5. Beri buku-buku seperti, dongeng, sejarah, dll

E. Macam- macam Gaya Belajar

Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda dan perbedaan ini sangat

mempengaruhi pencapaian mereka dalam pendidikan. Pada umumnya ada 3 gaya

belajar yang ditemukan pada diri anak:

1. Visual Learner (Pembelajar Visual)

Para pembelajar dengan gaya visual mempelajari sesuatu dengan

melihatnya. Mereka perlu melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah gurunya untuk

benar-benar memahami isi sebuah pelajaran. Mereka lebih suka duduk di depan

untuk menghindari penghalang-penghalang visual (mis. kepala orang) . Mereka

berpikir dengan membayangkan dan belajar lebih baik dengan memperhatikan

tampilan  visual misalnya diagram, skema, slide, buku bergambar, video, dan

handout. Selama pembelajaran berlangsung, pembelajar visual sering lebih suka

mencatat secara detail untuk menyerap informasi.

2. Auditory Learner (Pembelajar Auditori)

Pembelajar auditori belajar dengan mendengarkan. Mereka dapat belajar

secara maksimal dengan mendengarkan ceramah, berdiskusi, membicarakan hal-

hal secara mendalam, mendengarkan apa yang harus disampaikan orang lain.

Pembelajar semacam ini dapat menafsirkan makna dari kalimat tertentu dalam

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 12

Page 13: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

sebuah pidato hanya dengan mendengarkan nada bicara , tekanan suara, maupun

kecepatan berbicara pembawa pidatonya.Informasi tertulis hanya sedikit

memberikan makna bagi mereka, kecuali jika hal tersebut diperdengarkan. Para

pembelajar ini biasanya mengambil manfaat dari membaca teks dengan bersuara

keras dan mendengarkan rekaman pada tape recorder.

3. Tactile/Kinaesthetic Learner (Pembelajar Kinestetik)

Pembelajar kinestetik belajar melalui gerakan, tindakan, dan sentuhan.

Mereka belajar lebih baik dengan pendekatan unjuk kerja, dimana mereka

dilibatkan untuk bereksplorasi. Mereka sangat sulit untuk duduk dengan tenang

untuk waktu yang lama dan bisa menjadi terganggu dengan kebutuhan mereka

akan aktivitas langsung dan eksplorasi.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 13

Page 14: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

BAB III

PENGEMBANGAN KECERDASAN VERBAL-LINGUISTIK

DALAM METODE PEMBELAJARAN

A. Kecerdasan Verbal-Linguistik Siswa

Pernyataan Sandburg menjadi contoh yang baik tentang kecerdasan verbal-

linguistik ketika ia menguraikan ketajaman sensitifitasnya terhadap bunyi, irama,

dan makna kata-kata dan semangatnya sepanjang hidup untuk belajar

mengungkapkan dirinya di dalam tulisannya sendiri. Gardner mengemukakan

bahwa bahasa adalah contoh terkemuka tentang kecerdasan manusia yang

merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat manusia. Ia mencatat pentingnya

aspek bahasa retorik, atau kemampuan meyakinkan orang lain tentang

pelaksanaan suatu tindakan; isyarat potensi bahasa, atau kemampuan

menggunakan kata-kata di dalam mengingat daftar atau proses; kapasitas bahasa

di dalam menjelaskan konsep-konsep, dan nilai dari metafora dalam bertindak

seperti itu; dan penggunaan bahasa untuk merenungkan bahasa, atau

penggunaannya di dalam analisis metalinguistik.

Penggunaan kata-kata di dalam berkomunikasi dan membuat dokumentasi,

mengungkapkan emosi yang kuat, menggubah musik dalam bentuk lagu,

membuat manusia berbeda dari hewan-hewan lainnya. Pada awal sejarah manusia,

bahasa mengubah spesialisasi dan fungsi dari otak manusia melalui penawaran

kemungkinan untuk menggali dan memperluas kecerdasan manusia. Kata-kata

yang diucapkan membuat upaya ini mungkin bagi pendahulu kita di dalam

berpikir yang bergerak dari konkrit menuju abstrak ketika mereka mengalami

kemajuan di dalam menerangkan benda-benda dengan memberi nama pada benda-

benda tersebut dan berbicara tentang benda-benda meskipun benda-benda itu tidak

ada didepan mereka. Membaca membuat manusia mungkin mengetahui tentang

benda-benda, tempat dan proses, serta konsep-konsep yang secara pribadi tidak

kita alami, dan menulis telah membuat mungkin kita berkomunikasi dengan

orang-orang dimana kita tidak pernah bertemu dengan pembicara tersebut.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 14

Page 15: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Melalui kemampuan berpikir di dalam kata-kata maka manusia dapat mengingat,

menganalisis, menyelesaikan permasalahan, merencanakan lebih dulu, dan

menciptakan.

Oleh karena janin normal mengembangkan kemampuan mendengar ketika ia

masih di dalam kandungan, oleh karena itu dasar dari kecerdasan verbal-linguistik

dibentuk sebelum lahir. Banyak kajian, termasuk didalamnya dari kaum

neonatolog seperti Thomar Verney, mengindikasikan bahwa bayi yang telah

membaca, bernyanyi, dan berbicara sebelum lahir telah membentuk kemajuan

awal pada perkembangan kecerdasan verbal-linguistik.

Verney, dan juga asosiasi nasional pendidikan anak-anak usia dini,

mengemukakan pentingnya penciptaan lingkungan kaya bahasa dimana orangtua

atau pengasuh lainnya melibatkan anak-anak usia dini di dalam interaksi verbal,

termasuk didalamnya bermain kata-kata, membacakan cerita dan lelucon,

mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, dan menjelaskan perasaan serta

konsep-konsep. Anak-anak harus dilibatkan di dalam pembahasan dan memberi

peluang untuk memilih dan menentukan makna. Suatu kekaguman kecil ketika

seorang anak lahir seperti itu di dalam lingkungan yang dapat memperkaya bahasa

memperoleh sisi kemajuan menjadi seorang pendengar, pembicara, pembaca dan

penulis yang kompeten.

Pada setiap bidang pelajaran di ruang kelas, pada setiap tingkat kelas, juga

harus menjadi lingkungan yang kaya bahasa dimana siswa-siswa sering berbicara,

membahas, dan menjelaskan dan diatas semua itu didorong menjadi siswa yang

ingin tahu. Minat pada pembelajaran tumbuh ketika siswa merasa cukup nyaman

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berdebat tentang sudut pandang.

Mengungkapkan gagasan secara verbal adalah latihan metakognitif yang penting,

karena sering mendengar percakapan sendiri ataupun membaca apa yang telah

kita tulis akan menambah pemahaman kita tentang apa yang kita sebenarnya

pikirkan dan ketahui

Kepercayaan diri tumbuh ketika para siswa belajar mempertahankan

pendapatnya di dalam diskusi dan perdebatan. Mereka mengerti pelajaran yang ia

pelajari dengan mendalam ketika mereka mendapat peluang untuk membahas atau

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 15

Page 16: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

mengajarkan kepada orang lain tentang apa yang telah mereka pelajari. Namun

observasi diruang kelas oleh para peneliti seperti John Goodlad membuktikan

bahwa pada kebanyakan kasus guru-guru adalah orang yang berbicara dengan

mayoritas terbesar menggunakan waktu yang tersedia untuk kelompok-kelompok

siswa yang pasif.

Bahkan diruang kelas dimana siswa terutama merupakan penyimak,

keterampilan yang jarang diajarkan. Oleh karena itu melalui kemampuan

menyimak seseorang belajar menggunakan kata-kata yang diucapkan secara

benar, secara efektif, bahkan dengan fasih. Keterampilan menyimak yang tidak

efektif menunjukkan banyak kegagalan dalam mengikuti pelajaran, menimbulkan

salah pengertian, dan bahkan cidera fisik. Berbicara adalah keterampilan pokok

lainnya yang tidak berkembang secara efektif tanpa melibatkan diri di dalam

praktek dan bersemangat. Tulisan yang efektif memerlukan latihan dan juga

membaca secara luas dan cermat. Pengajaran di kelas yang berhasil, dalam setiap

subjek, semua dari empat keterampilan ini berkembang secara aktif dan cermat.

Pengembangan dari empat komponen kecerdasan verbal-linguistik ini dapat

berpengaruh penting terhadap keberhasilan di dalam mempelajari suatu subjek—

sepanjang hidup.

Pernyataan Sandburg menjadi contoh yang baik tentang kecerdasan verbal-

linguistik ketika ia menguraikan ketajaman sensitifitasnya terhadap bunyi, irama,

dan makna kata-kata dan semangatnya sepanjang hidup untuk belajar

mengungkapkan dirinya di dalam tulisannya sendiri. Gardner mengemukakan

bahwa bahasa adalah contoh terkemuka tentang kecerdasan manusia yang

merupakan kebutuhan mutlak bagi masyarakat manusia. Ia mencatat pentingnya

aspek bahasa retorik, atau kemampuan meyakinkan orang lain tentang

pelaksanaan suatu tindakan; isyarat potensi bahasa, atau kemampuan

menggunakan kata-kata di dalam mengingat daftar atau proses; kapasitas bahasa

di dalam menjelaskan konsep-konsep, dan nilai dari metafora dalam bertindak

seperti itu; dan penggunaan bahasa untuk merenungkan bahasa, atau

penggunaannya di dalam analisis metalinguistik.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 16

Page 17: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Penggunaan kata-kata di dalam berkomunikasi dan membuat dokumentasi,

mengungkapkan emosi yang kuat, menggubah musik dalam bentuk lagu,

membuat manusia berbeda dari hewan-hewan lainnya. Pada awal sejarah manusia,

bahasa mengubah spesialisasi dan fungsi dari otak manusia melalui penawaran

kemungkinan untuk menggali dan memperluas kecerdasan manusia. Kata-kata

yang diucapkan membuat upaya ini mungkin bagi pendahulu kita di dalam

berpikir yang bergerak dari konkrit menuju abstrak ketika mereka mengalami

kemajuan di dalam menerangkan benda-benda dengan memberi nama pada benda-

benda tersebut dan berbicara tentang benda-benda meskipun benda-benda itu tidak

ada didepan mereka. Membaca membuat manusia mungkin mengetahui tentang

benda-benda, tempat dan proses, serta konsep-konsep yang secara pribadi tidak

kita alami, dan menulis telah membuat mungkin kita berkomunikasi dengan

orang-orang dimana kita tidak pernah bertemu dengan pembicara tersebut.

Melalui kemampuan berpikir di dalam kata-kata maka manusia dapat mengingat,

menganalisis, menyelesaikan permasalahan, merencanakan lebih dulu, dan

menciptakan.

Oleh karena janin normal mengembangkan kemampuan mendengar ketika ia

masih di dalam kandungan, oleh karena itu dasar dari kecerdasan verbal-linguistik

dibentuk sebelum lahir. Banyak kajian, termasuk didalamnya dari kaum

neonatolog seperti Thomar Verney, mengindikasikan bahwa bayi yang telah

membaca, bernyanyi, dan berbicara sebelum lahir telah membentuk kemajuan

awal pada perkembangan kecerdasan verbal-linguistik.

Verney, dan juga asosiasi nasional pendidikan anak-anak usia dini,

mengemukakan pentingnya penciptaan lingkungan kaya bahasa dimana orangtua

atau pengasuh lainnya melibatkan anak-anak usia dini di dalam interaksi verbal,

termasuk didalamnya bermain kata-kata, membacakan cerita dan lelucon,

mengajukan pertanyaan, menyatakan pendapat, dan menjelaskan perasaan serta

konsep-konsep. Anak-anak harus dilibatkan di dalam pembahasan dan memberi

peluang untuk memilih dan menentukan makna. Suatu kekaguman kecil ketika

seorang anak lahir seperti itu di dalam lingkungan yang dapat memperkaya bahasa

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 17

Page 18: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

memperoleh sisi kemajuan menjadi seorang pendengar, pembicara, pembaca dan

penulis yang kompeten.

Pada setiap bidang pelajaran di ruang kelas, pada setiap tingkat kelas, juga

harus menjadi lingkungan yang kaya bahasa dimana siswa-siswa sering berbicara,

membahas, dan menjelaskan dan diatas semua itu didorong menjadi siswa yang

ingin tahu. Minat pada pembelajaran tumbuh ketika siswa merasa cukup nyaman

mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan berdebat tentang sudut pandang.

Mengungkapkan gagasan secara verbal adalah latihan metakognitif yang penting,

karena sering mendengar percakapan sendiri ataupun membaca apa yang telah

kita tulis akan menambah pemahaman kita tentang apa yang kita sebenarnya

pikirkan dan ketahui.

Kepercayaan diri tumbuh ketika para siswa belajar mempertahankan

pendapatnya di dalam diskusi dan perdebatan. Mereka mengerti pelajaran yang ia

pelajari dengan mendalam ketika mereka mendapat peluang untuk membahas atau

mengajarkan kepada orang lain tentang apa yang telah mereka pelajari. Namun

observasi diruang kelas oleh para peneliti seperti John Goodlad membuktikan

bahwa pada kebanyakan kasus guru-guru adalah orang yang berbicara dengan

mayoritas terbesar menggunakan waktu yang tersedia—untuk kelompok-

kelompok siswa yang pasif.

Bahkan diruang kelas dimana siswa terutama merupakan penyimak,

keterampilan yang jarang diajarkan. Oleh karena itu melalui kemampuan

menyimak seseorang belajar menggunakan kata-kata yang diucapkan secara

benar, secara efektif, bahkan dengan fasih. Keterampilan menyimak yang tidak

efektif menunjukkan banyak kegagalan dalam mengikuti pelajaran, menimbulkan

salah pengertian, dan bahkan cidera fisik. Berbicara adalah keterampilan pokok

lainnya yang tidak berkembang secara efektif tanpa melibatkan diri di dalam

praktek dan bersemangat. Tulisan yang efektif memerlukan latihan dan juga

membaca secara luas dan cermat. Pengajaran di kelas yang berhasil, dalam setiap

subjek, semua dari empat keterampilan ini berkembang secara aktif dan cermat.

Pengembangan dari empat komponen kecerdasan verbal-linguistik ini dapat

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 18

Page 19: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

berpengaruh penting terhadap keberhasilan di dalam mempelajari suatu subjek—

sepanjang hidup.

Daftar berikut menunjukkan beberapa indikator dari kecerdasan verbal-

linguistik. Kita menyadari bahwa gangguan pendengaran, berbicara, atau

penglihatan akan mengembangkan keterampilan bahasa dan komunikasi dengan

cara-cara lain, seringkali melalui kecerdasan lain yang akan dibahas pada bab-bab

kemudian. Kemungkinan bahwa seseorang menunjukkan kecerdasan verbal-

linguistik yang berkembang dengan baik dengan karakteristik berikut:

1. Menyimak dan bereaksi terhadap bunyi, irama, warna, dan berbagai kata-kata

yang diucapkan.

2. Meniru bunyi, bahasa, bacaan, dan tulisan dari orang lain.

3. Belajar melalui kemampuan menyimak, membaca, menulis dan berdiskusi.

4. Menyimak secara efektif, mengerti, menafsirkan, mengartikan, dan

mengingat apa yang telah dikatakan.

5. Membaca secara efektif, mengerti, merangkum, mengartikan atau

menjelaskan, dan mengingat apa yang telah dibaca.

6. berbicara secara efektif terhadap berbagai audiens tentang berbagai tujuan,

dan mengetahui bagaimana cara berbicara dengan sederhana, fasih, persuasif,

atau bersemangat pada saat-saat yang tepat.

7. Menulis dengan efektif; mengerti dan menerapkan kaidah-kaidah tata bahasa,

pengucapan, tanda-tanda baca, dan menggunakan perbendaharaan kata secara

efektif.

8. Memperlihatkan kemampuan dalam mempelajari bahasa-bahasa lain.

9. Menggunakan kemampuan menyimak, berbicara, menulis dan membaca

untuk mengingat berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan, membujuk,

menciptakan pengetahuan, membangun makna, dan mencerminkan renungan

pada bahasa itu sendiri.

10. Berusaha meningkatkan kualitas penggunaan bahasanya sendiri.

11. Memperlihatkan minat pada jurnalisme, puisi, penceritaan, perdebatan,

pembicaraan, penulisan, atau penyuntingan.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 19

Page 20: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

12. Menciptakan bentuk-bentuk linguistik baru atau karya-karya tulisan asli atau

komunikasi lisan.

B. Proses Pembelajaran Verbal-Linguistik

Kecenderungan dari sebagian guru dalam upaya mengajarkan keterampilan

verbal dengan cara terisolasi atau diluar konteks dapat menjadi satu alasan

mengapa banyak siswa tidak menguasai keterampilan verbal itu. Meskipun kita

membahas masing-masing dari keterampilan ini secara terpisah menurut daftar

berikut, namun keterampilan ini berhubungan erat dan harus dipadukan kedalam

kurikulum dengan cara yang baik.

C. Pembentukan Lingkungan Pembelajaran Verbal-Linguistik

Kecerdasan verbal-linguistik secara mendalam berakar pada perasaan

kompetensi dan kepercayaan diri kita. Semakin banyak anak-anak usia dini

melaksanakan kecerdasan ini di dalam lingkungan yang nyaman, semakin mudah

mereka mengembangkan keterampilan verbal yang akan berguna bagi kehidupan

mereka. Guru-guru dapat memberikan model-model yang kuat melalui permainan

kata-kata, saling berbagi karya-karya tulisan yang disenangi, turut serta di dalam

pembahasan dengan Antusiasme, melakukan perjalanan lapangan ke tempat-

tempat produksi theater lokal, dan cerita-cerita yang dibacakan.

Penceritaan adalah salah satu keterlibatan bahasa dan paling banyak serta

tertua. Strategi pendidikan ini tidak digunakan hanya sebagai cara memotivasi

siswa, menjelaskan proses atau peristiwa-peristiwa, atau menciptakan lingkungan

yang ramah. Cerita-cerita dalam bentuk kiasan/tamsil telah digunakan secara

efektif oleh setiap agama di dunia untuk menyampaikan ajaran-ajaran dan prinsip-

prinsip penting. Mitos ditemukan dan diceritakan pada semua masyarakat primitif

dalam menjelaskan fenomena ilmiah, dan legenda menghibur, memberi inspirasi,

dan memotivasi pendengar. Tradisi lisan adalah salah satu peninggalan, dan

mengandung pengakuan sebagai salah satu cara paling efektif di dalam

berkomunikasi. Membaca secara lantang menyampaikan bunyi, irama, dan musik

bahasa kedalam telinga. Rekaman atu video tipe dari aktor menafsirkan karya-

karya sandiwara besar, puisi, dan penulis-penulis cerita pendek membuat hidup

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 20

Page 21: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

kata-kata tertulis. Bacaan penulis di dalam menyusun karya-karyanya sendiri

sering mengandung pengertian yang mendalam dan rangkaian makna di dalam

tulisan-tulisan mereka. Guru-guru membaca beberapa karya-karya tulisan yang

disenangi dan dibaca dengan lantang serta Antusiasme dan perasaan dapat

memberi inspirasi dan minat yang tetap bertahan sepanjang hidup. Siswa

membaca untuk satu sama lain sebelum membaca dengan lantang diseluruh kelas

akan dapat mengembangkan kepercayaan diri yang lebih besar.

Guru-guru dapat membuat model keterampilan menyimak yang efektif

dengan penuh perhatian terhadap komentar-komentar siswa atau terkaan di dalam

kelas. Siswa didorong untuk menyimak lebih cermat pada siswa-siswa lain ketika

mereka sendiri disimak dengan penuh perhatian. Peluang ekstensif bagi

kemampuan membaca, menulis, dan berbicara secara individu berpengaruh positif

pada prestasi dan cenderung memanfaatkan kemampuan ini di dalam aktifitas

pengisi waktu. Siswa yang memiliki sedikit pengetahuan dari badan sastra besar

yang tersedia perlu dipandu dan dimotivasi agar menjadi pembaca yang

entusiastik. Minat mereka dengan sangat baik dapat dilibatkan ketika

orangtua/guru menganjurkan agar membaca buku-buku atau artikel-artikel yang

berhubungan dengan minat mereka; akan tetapi, mereka harus diberitahu alasan-

alasan lain mengapa penting membaca dengan baik.

Kajian tentang cerita-cerita besar, sandiwara, puisi, atau novel dapat

digabungkan dengan tantangan penugasan tulisan. Mengharuskan siswa membuat

laporan buku yang mencakup karakter dan membuat rangkuman tentang alur

cerita tidak akan membangkitkan entusiasme siswa. Essay tentang makna puisi

atau tema pokok dari sandiwara juga tidak merangsang minat mereka. Guru

sebaiknya memberi saran mengenai topik yang mereka akan nikmati jika mereka

menulis tentang diri mereka, dan sesuatu yang mereka ketahui sebagai sesuatu

yang menarik bagi siswa.

Agar dapat memahami tentang cara lain yang dapat memberikan

pengalaman pendidikan terfragmentasi, maka penting bagi guru untuk membantu

para siswa agar dapat melihat koneksi diantara subjek-subjek ini. Guru

matematika dan ilmu pengetahuan alam harus menuntut kemampuan menyimak,

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 21

Page 22: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

berbicara, membaca, dan menulis dengan standar tinggi yang sama seperti yang

berlaku dari guru-guru seni bahasa. Dan guru-guru sastra dapat menciptakan

konteks yang bermakna untuk membaca sebuah buku dengan menghubungkan

buku itu pada kajian-kajian di dalam subjek-subjek lain.

Siswa diharuskan mendapat pengalaman yang luas dan beraneka ragam di

dalam keterlibatannya pada kecerdasan verbal-linguistik sebagaimana dijelaskan

diseluruh buku ini. Pelaksanaan kemampuan menyimak, berbicara, membaca, dan

menulis menyebabkan perkembangan manusia lebih utuh dan menguasai

keterampilan-keterampilan penting sepanjang hidup: pemikiran, pembelajaran,

penyelesaian masalah, komunikasi, penciptaan sebagai sebuah kontribusi dari

anggota masyarakatnya.

1. Menyimak dalam Mempelajari

a. 10 Kunci Menyimak Efektif

Sebenarnya, kunci-kunci ini terdapat pada jantung perkembangan kebiasan

menyimak yang lebih baik yang dapat berlangsung sepanjang hidup.

10 Kunci Menyimak

Efektif

Penyimak yang lemah Penyimak yang kuat

1. Menemukan bidang-

bidang minat

Mendapatkan subjek

kering

Memberi peluang

bertanya Apa yang

penting bagi saya?

2. Mempertimbangkan

muatan, bukan

menyampaikan

Mendapatkan

penyampaian yang tidak

baik

Mempertimbangkan

isi, membatasi

kesalahan

penyampaian

3. Menahan diri Cenderung memasuki

argumen

Memegang

pertimbangan hingga

pengertian menjadi

lengkap

4. Memperhatikan

gagasan

Memperhatikan fakta-

fakta

Memperhatikan tema-

tema sentral

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 22

Page 23: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

5. Menjadi fleksibel Membuat catatan intensif

dengan hanya

menggunakan satu sistem

Membuat catatan lebih

sedikit. Menggunakan

4 sampai 5 sistem

berbeda, tergantung

pada pembicara

6. Melakukan kegiatan

menyimak

Kurang perhatian Bekerja keras,

memperlihatkan posisi

tubuh aktif

7. Tahan terhadap

gangguan

Mudah terganggu Berjuang atau

menghindari gangguan;

memberi toleransi

terhadap kebiasaan

buruk; mengetahui

bagaimana cara

berkonsentrasi

8. Melaksanakan latihan

pikiran Anda

Menolak bahan-bahan

yang sulit; mencari

bahan-bahan yang mudah

Menggunakan bahan-

bahan padat sebagai

latihan berpikir

9. Menjaga pikiran tetap

terbuka

Sesuai dengan informasi

jika mendukung gagasan

yang dimengerti

Mempertimbangkan

berbagai sudut

pandang sebelum

membentuk pendapat

10. Memperhatikan fakta

meskipun berpikir

lebih cepat daripada

berbicara

Cenderung melamun

apabila pembicara lambat

Menentang,

mengantisipasi,

merangkum,

mempertimbangkan

bukti; memperhatikan

antara hubungan

masing-masing.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 23

Page 24: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

b. Menyimak Pembelajaran

Bagi mereka yang mampu mendengar, suara manusia memberikan

pengantar pertama bahasa. Telah diperkirakan oleh peneliti seperti dr. Lyman

Steil, guru besar retorika pada Universitas Minesota, bahwa individu

menggunakan 80% waktunya di dalam komunikasi, dan 45% dari waktu itu

digunakan untuk menyimak. Steil memperikakan bahwa banyak dari siswa-siswa

kelas tradisional menghabiskan 70% lebih waktu di kelas untuk menyimak,

namun masih terdapat sedikit waktu yang digunakan untuk membantu mereka di

dalam mempelajari strategi menyimak secara efektif.

Steil mengemukakan bahwa mayoritas dari orang-orang adalah penyimak

yang tidak efisien. Sesudah mendengar 10 menit paparan lisan sebagaian besar

penyimak mendengar, mengerti, mengevaluasi, dan hanya mengingat setengah

dari apa yang disampaikan. Mereka kehilangan 25% waktu lainnya selama mereka

mengikuti pertemuan 48 jam. Dengan kata lain, sebagian besar orang hanya dapat

mempertahankan dan mengingat sekitar ¼ dari apa yang mereka dengar terkecuali

mereka mengembangkan keterampilan menyimak dengan lebih efisien.

c. Kunci Menyimak Efektif

Sepuluh tahun yang lalu, Sperry Corporation merekrut Dr. Steil guna

membantu para karyawannya dalam meningkatkan kemampuan menyimak.

Kemampuan ini dapat dikembangkan pada setiap tingkat usia dan layak bagi

siswa mempraktekkannya di dalam kelas. Bersama bantuan Dr. Steil, Sperry

Corporation mengembangkan 10 kunci menyimak efektif yang dapat memberikan

alat-alat pembelajaran yang bermanfaat sepanjang hidup. Guru-guru ingin

membahas 10 kunci ini bersama siswa-siswanya dan dipraktekkan secara sengaja

satu atau lebih dari kunci-kunci ini apabila layak.

Oleh karena terdapat kesenjangan waktu yang pasti antara jumlah kata-kata

yang diucapkan rata-rata pembicara dalam waktu 1 menit (200) dan jumlah rata-

rata yang dapat diolah oleh penyimak dalam satu menit (300-500), maka

penyimak yang baik menggunakan waktu tambahan di dalam mengaktifkan

pemikirannya. Ketika siswa-siswa menyimak suatu penjelasan, kuliah, atau

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 24

Page 25: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

pertanyaan pembicara, maka mereka dapat menggunakan kesenjangan waktu ini

untuk menentukan tujuan, pokok-pokok pembicaraan, dan tema sentral yang

dimaksud oleh pembicara. Mereka dapat menelaah dan mengevaluasi apa yang

telah dikatakan, mengantisipasi apa yang akan datang, dan berpikir tentang apa

yang penting bagi diri mereka sebagai pribadi. Mereka mengambil catatan dan

mencatat pokok-pokok penting, menggunakan kata-kata sesedikit mungkin, atau

mereka membuat peta pikiran. (Beberapa jenis dibahas di dalam bab ini pada

kecerdasan visual-ruang). Jika guru-guru menginginkan siswanya agar mengingat

apa yang mereka dengar, maka siswa akan diberi peluang untuk merangkum atau

membahas muatan dengan orang lain dalam waktu 8 jam berikutnya.

d. Menyimak Cerita dan Membaca Lantang

Membaca cerita dan membaca lantang adalah cara yang bermanfaat untuk

melibatkan perhatian dan minat dan memudahkan pembelajaran pada semua

bidang-bidang pokok bahasan. Sebagai contoh, pelajaran sejarah dapat

diwujudkan dalam kehidupan melalui catatan-catatan kecil, atau melalui huruf-

huruf atau jurnal dari tokoh-tokoh sejarah yang terkenal seperti para petualang

atau penulis konstitusi. Pelajaran ilmu pengetahuan alam dapat didahului dengan

cerita-cerita tentang penemuan penting, seperti cerita tentang Madamme Curie,

George W. Carper atau Thomas Edison. Sebagai contoh, melalui pembelajaran

tentang kehidupan Edison, guru-guru dapat membaca bacaan-bacaan terpilih dari

salah satu pada sejumlah besar sumber-sumber biografi atau mengembalikan

informasi kedalam sebuah cerita. Berikut mengilustrasikan salah satu potensi

cerita yang harus dibaca atau diingat dan disampaikan kepada siswa-siswa:

e. Sumber Daya Biografi sebagai Pokok Bahasan

Sumber daya terbaik yang membantu guru-guru di dalam pembelajaran

tentang kehidupan orang lain adalah buku Great Lives yang disusun oleh Simon

Boughton. Buku ini memuat biografi dari 1000 orang lebih pria dan wanita dari

seluruh dunia yang telah membuat kontribusi penting terhadap umat manusia.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 25

Page 26: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

f. Menyimak Puisi

Sama seperti penceritaan atau membaca dengan lantang kehidupan dari laki-

laki dan perempuan terkenal dapat menghidupkan pembelajaran, oleh karena itu

juga dapat menggunakan puisi. Puisi-puisi pendek dapat mengenalkan banyak

unit-unit kurikulum. Guru-guru ingin menyusun dan bersama-sama memiliki puisi

dengan satu sama lain yang dapat melengkapi setiap bidang pokok bahasan.

g. Guru sebagai Pencerita

Ketika sumber daya tidak tersedia, atau ketika guru ingin menggali muatan

pengajaran dalam berbagai cara, maka penceritaan menawarkan pilihan yang

menyenangkan kaum muda dan juga siswa-siswa yang lebih tua. Setiap topik atau

subjek menjadi sumber kehidupan ketika disampaikan sebagai sebuah cerita.

Selain itu, manusia dari setiap usia menemukan cara termudah untuk mengingat

informasi ketika informasi dimasukkan kedalam cerita. Bahkan meskipun banyak

dari kita akan mengakui bahwa kita bukanlah pembaca cerita, namun semua dari

kita pernah membaca cerita! Masing-masing dari kita memiliki cerita yang

bersumber dari kehidupan kita sendiri. Kita menikmati bersama, banyak dari kita

suka menceritakan hal-hal lucu, menceritakan kembali mimpi-mimpi, atau bahkan

melakukan gosip ria dengan orang-orang lain suatu praktek yang dapat menjadi

basis untuk cerita-cerita rakyat atau legenda-legenda dimasa mendatang.

h. Cerita Pokok Bahasan

Darimanakah cerita-cerita kelas bersumber? Sering dari pengalaman hidup

kita sendiri. Mengingat reaksi kita sendiri sebagai anak-anak ketika menghadapi

pelajaran-pelajaran sekolah dapat memberikan cerita-cerita kehidupan

sesungguhnya bagi guru-guru dan dibagi bersama dengan siswa-siswa yang

mempelajari muatan serupa. Mengambil muatan pokok bahasan dan

memanfaatkannya kembali kedalam penceritaan adalah pilihan lain yang lebih

mudah daripada yang tampil pertama kali. Dengan mengidentifikasi karakter-

karakter penting dan tantangan terhadap mereka di dalam memahami alur-alur

cerita dengan cepat dapat berkembang. Guru-guru ingin mencerminkan muatan

yang mereka rencanakan untuk diajarkan dan mempertimbangkan karakter-

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 26

Page 27: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

karakter dan alur cerita apa yang mungkin muncul dari penceritaan. Selain itu,

siswa-siswa sering lebih bersemangat menciptakan dan menyampaikan cerita-

cerita yang digabungkan kedalam muatan akademis.

i. Dimensi Budaya Pada Penceritaan

Penceritaan juga adalah cara terkuat dalam memberikan pengertian kepada

siswa tentang sejarah dan aneka budaya. Siswa-siswa dibuat berminat untuk

mempelajari penceritaan tersebut karena lebih tua daripada sejarah penulisnya.

Sebelum membaca dan menulis menjadi lajim, maka cerita-cerita disampaikan

dengan cara sejarah lisan suatu budaya meliputi harapan, rasa takut, nilai-nilai,

dan prestasi dari manusianya.

Sebagai contoh, selama masa perbudakan di Amerika Serikat, cerita-cerita

diterima juga untuk tujuan lain. Karena budak-budak tidak diperbolehkan

berkumpul di dalam kelompok yang lebih dari lima orang, tidak boleh berbicara

atau menulis dalam bahasa asli mereka yaitu bahasa Afrika, tidak boleh menulis

dalam bahasa Inggris, karena itu mereka menciptakan cerita-cerita hewan untuk

membentuk satu perasaan komunitas yang selama ini mereka tunda. Hewan

mereka pilih untuk banyak cerita yaitu kelinci—suatu makhluk yang sama tak

berdayanya seperti budak-budak, tetapi orang yang juga mengetahui segala

sesuatu yang sedang terjadi disekitar dirinya, namun tetap perlu mempertahankan

sikap diam. Kelinci disebut kelinci Brer. Dengan mendengarkan cerita-cerita

kelinci brer, siswa-siswa merasa empati terhadap budak-budak yang menciptakan

kelinci itu sebagai karakter sentral di dalam cerita-cerita rakyat mereka.

j. Sumber Daya Penceritaan Multi Budaya

Sejumlah sumber daya tersedia untuk guru-guru yang ingin mengenalkan

siswanya pada budaya-budaya lain, sebagian, melalui penceritaan. Ketika cerita-

cerita multi budaya dikisahkan, maka guru-guru dapat meminta siswa agar

memperhatikan dan mengumpulkan informasi tentang budaya-budaya yang

berbeda. Dengan mendengar suatu cerita, guru-guru dan siswa-siswa dapat

membahas struktur dan pesan dari cerita itu dan juga dampak dari budaya

tersebut. Pertanyaan-pertanyaan yang dianjurkan meliputi:

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 27

Page 28: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

1) Dimanakah lingkungan dari cerita tersebut?

2) Nilai-nilai apakah yang disampaikan melalui cerita tersebut?

3) Bagaimanakah bahasa digunakan di dalam cerita itu?

4) Adakah stereotif yang memperkuat cerita tersebut?

5) Adakah stereotif yang memperlemah cerita tersebut terkait tentang budaya

ini?

6) Sekolah dan perpustakaan lokal biasanya mengetahui berbagai sumber

penceritaan. Mereka dengan bersemangat akan mengidentifikasi cerita-cerita

yang berkaitan dengan setiap kajian budaya.

k. Menyimak Kuliah

Meskipun format diskusi kuliah akan tersedia lebih sedikit di ruang kelas

pada masa mendatang, namun kita mengakui bahwa kuliah masih tetap

merupakan salah satu cara penyampaian informasi yang efektif untuk sekelompok

besar siswa-siswa yang lebih tua. Karena itu, kuliah akan terus digunakan pada

banyak lingkungan pembelajaran, dan masih penting bagi siswa di dalam

menemukan cara-cara terbaik untuk menyimak dan belajar dari kuliah tersebut.

Sementara keterampilan tersebut jarang diajarkan, namun beberapa saran

dikemukakan dibawah ini untuk mempertajam kemampuan menyimak siswa-

siswa Anda:

1) Guru ingin menyampaikan kuliah mini kepada siswa-siswa tentang topik

yang bermanfaat dengan mana mereka tidak akrab. Dimulai dengan

memberikan judul pembicaraan dan meminta siswa menggunakan praktek-

praktek menyimak aktif berikut ini oleh penulis:

a. Apa yang telah mereka ketahui tentang subjek ini

b. Pertanyaan-pertanyaan apakah yang mereka miliki tentang subjek ini

c. Bagaimaan perasaan mereka tentang menyimak pembicaraan ini

Kemudian, ketika kuliah dimulai, minta siswa-siswa untuk:

a. Membuat kerangka atau garis besar atau alur pikiran dari tema-tema

penting

b. Garis bawahi gagasan-gagasan penting

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 28

Page 29: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

c. Buat catatan dalam beberapa cara, seperti menggunakan tanda asterik (*),

setiap tema yang tidak jelas atau khususnya menarik.

d. Beri pertanyaan-pertanyaan pada garis pinggir yang mereka ingin jawab.

Sesudah kuliah mini diselesaikan, minta siswa menulis atau menjelaskan:

a. Apa yang mereka pelajari dan masih baru

b. Bagaimana topik ini dihubungkan dengan apa yang mereka baru ketahui

c. Relevansinya dengan kehidupan mereka

Jawaban pada setiap pertanyaan-pertanyaan siswa dapat lakukan sesudah

kuliah mini diselesaikan, menganjurkan agar mereka membuat catatan tentang

jawaban tersebut. Kemudian minta siswa-siswa membahas hasil-hasil dari tugas

ini dengan rekannya.

2) Latihan lain yang bermanfaat adalah meminta siswa memperhatikan kuliah

mini tanpa melakukan catatan atau membuat alur pikir. Segera sesudah

mengikuti kuliah, minta agar mereka membuat alur pikir tentang segala

sesuatu yang mereka ingat, dan membuat kategori informasi kedalam topik.

Kemudian meminta mereka bekerja dengan seorang rekan untuk

membandingkan alur-alur dan isi di dalam setiap tema penting yang mereka

keluarkan dari catatan sendiri. Ini adalah cara latihan yang sangat bermanfaat

di dalam mengembangkan keterampilan menyimak dan mengingat.

(Pemetaan alur cerita dijelaskan di dalam bab visual).

3) Guru-guru ingin memberi siswa panduan menyimak dalam bentuk blangko

yang akan diisi sebagai informasi yang telah disampaikan. Ini adalah

kerangka yang bermanfaat untuk membantu para siswa agar memusatkan

perhatian mereka dalam menyimak, berpikir dalam cara yang terorganisir,

dan belajar lebih banyak tentang bagaimana struktur paparannya sendiri

dimasa mendatang. Suatu contoh panduan tersebut adalah sebagai berikut :

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 29

Page 30: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Panduan Menyimak

Nama siswa :

Nama Pembicara :

Judul atau Subjek Pembicaraan :

Gagasan Pengantar :

Tema Utama Pertama :

Rincian atau contoh-contoh Pendukung :

Tema Utama Kedua :

Rincian atau contoh-contoh Pendukung :

Tema Utama Ketiga :

Rincian atau contoh-contoh Pendukung :

Gagasan Penutup :

Gagasan Lain :

Pertanyaan yang timbul dari paparan ini :

2. Berbicara

Pembicaraan yang efektif meliputi bukan hanya kata-kata yang kita

gunakan, tetapi cara kita mengatakan kata-kata itu, atau nada suara kita, tampilan

wajah kita, postur dan gestur. Albert Mechradian, penulis dari Silent Message,

mengemukakan bahwa hanya 7% dari apa yang kita komunikasikan di dalam

pembicaraan harus dilakukan dengan kata-kata yang kita gunakan, 38% harus

dilakukan dengan nada suara, dan 55% dengan tampilan wajah dan bahasa tubuh

kita. Jika demikian, maka pembicaraan yang efektif meliputi semua kecerdasan!

Penting bagi guru-guru untuk membuat model keterampilan berbicara yang

efektif, karena pemodelan yang baik terbukti pada pengaruh baik terhadap

kebiasaan berbicara dari siswa. Guru-guru dapat membuat titik pandang

penggunaan penuh warna atau perbendaharaan kata luar biasa banyaknya, atau

bermain dengan lelucon, gurauan, dan uraian-uraian lucu, atau dengan fasih

menerangkan pengalaman pribadi.

Ruang kelas dapat memberikan lingkungan pembelajaran yang mendukung

untuk berbicara secara efektif ketika guru menciptakan atmosfir yang santai dan

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 30

Page 31: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

positif bagi siswa-siswa untuk berbagai cakap-cakap dan membahas gagasan.

Semua ini bukanlah ruang kelas dimana guru banyak berbicara! Pertanyaan-

pertanyaan yang mendorong diskusi harus menjadi pemicu pemikiran dan tidak

mudah dijawab dengan beberapa kata. Juga penting bagi guru untuk mengajukan

pertanyaan terbuka, pertanyaan-pertanyaan yang menarik perhatian yang belum

diketahui oleh siswa terutama jawabannya. Sebagai hasilnya, diskusi-diskusi yang

mendorong dapat dilaksanakan dan menimbulkan pengertian yang tak terduga dan

kemungkinan-kemungkinan baru bagi pembelajaran bagi semua orang yang

dilibatkan.

Jelas, siswa-siswa memperoleh manfaat dari pelaksanaan dan

pengembangan keterampilan berbicara melalui latihan-latihan seperti berikut ini:

a. Siswa Sebagai Pencerita

Sejumlah siswa secara entusiastik akan rela mendapatkan peluang untuk

menyampaikan cerita-cerita kepada teman sebayanya. Siswa-siswa lain akan

menemukan kesulitan dalam mendapatkan gagasan. Namun kegiatan menyimak

cerita meliputi sejumlah keterampilan menyimak, sedangkan membacakan cerita

memerlukan rentang linguistik. Penceritaan, baik dalam bentuk komunikasi

linguistik yang menghibur maupun yang berpengaruh, mengajar siswa-siswa

tentang irama, nada suara, dan nuansa bahasa. Para pendidik tertarik pada upaya

mendorong semangat penceritaan diruang kelas mereka ingin mempertimbangkan

pedoman-pedoman berikut:

b. Pedoman Penceritaan:

1) Model penceritaan Anda sendiri.

2) Mengidentifikasi pencerita lokal untuk mengunjungi ruang kelas Anda. Anda

ingin belajar apakah terdapat penceritaan yang sangat bermanfaat untuk Anda

atau mungkin untuk Anda juga, seperti terjadi di Philadelpia, pencerita resmi

tentang sebuah kota.

3) Membantu siswa menemukan cerita dari muatan kelas, impian, keluarga atau

peristiwa-peristiwa sekolah, cerita-cerita yang mereka telah ketahui, antologi,

atau wawancara dengan keluarga kota senior.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 31

Page 32: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

4) Mengajar siswa tentang beberapa keterampilan penceritaan:

5) Mulai dengan pembukaan yang menarik

6) Menjaga sejumlah karakter tetap dapat terkelola

7) Menjamin muatan cerita mencitrakan bahwa penyimak dapat melihat atau

membayangkan

8) Mendorong penggunaan senyuman dan metafora

9) Membuat animasi pokok-pokok penting di dalam cerita itu dengan efek

bunyi, suara, tangan dan gerakan-gerakan tubuh.

10) Menjaga suara tetap jernih, ekspresif, dan dalam laju yang baik.

11) Melakukan kontak mata dengan audiens

12) Mempertimbangkan apakah audiens akan berperan serta ataukah tidak.

13) Latihan penceritaan dengan seluruh kelas. Guru dapat memilih satu cerita dan

membaca cerita itu sebagian demi sebagian di kelas, meminta semua siswa

agar mengajukan tanda-tanda yang membuat cerita menjadi menyenangkan

dan menghibur. Seluruh kelas dapat dibagi menjadi empat kelompok. Setiap

kelompok dapat ditugaskan satu seksi dari cerita itu agar dipelajari dan

kemudian selanjutnya diceritakan.

14) Untuk pencerita pemula, kecemasan dapat diringankan ketika siswa

menyampaikan cerita-ceritanya sendiri pada kelompok-kelompok kecil dari 4

atau 5 orang sebayanya dibandingkan dengan keseluruh kelas. Siswa yang

rela menyampaikan cerita-ceritanya kepada keleompok-kelompok yang lebih

besar. Juga penyampaian cerita sering meringankan ketegangan yang tidak

perlu.

c. Diskusi di Ruang Kelas

Diskusi diruang kelas terjadi hampir pada setiap subjek pada semua

tingkatan kelas. Logistik tersedia untuk tujuan tersebut. Seperti tatanan ruang fisik

dan cara-cara melibatkan setiap orang di dalam percakapan sebelum diskusi

menjadi positif dan memuaskan. Sebagai contoh, guru-guru dapat

mempertimbangkan bagaimana bangku-bangku dan meja-meja siswa disusun

diruang kelas. Apakah susunan yang sudah ada memperlancar ataukah

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 32

Page 33: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

menghambat diskusi siswa? Dapatkah bentuk U atau bentuk lingkaran

mengakomodasikan interaksi siswa dengan lebih baik?

Terdapat dinamika manusia dalam jumlah besar yang berpengaruh terhadap

kualitas wacana di ruang kelas. Beberapa siswa harus belajar mengendalikan diri

dari dominasi percakapan yang lain perlu mendorong agar berperan serta.

Tantangan yang perlu dijaga tetap ada jalur diskusi, menimbulkan pertanyaan

pada tingkat lebih tinggi, dan mengajarkan pada siswa bagaimana menerima

tanggungjawab yang lebih besar di dalam memimpin diskusi-diskusi diruang

kelas. Untuk mengatasi masalah-masalah ini dan masalah-masalah lain, beberapa

petunjuk perlu dilaksanakan di dalam memulai, melaksanakan implementasi, dan

menerangkan kembali diskusi dan juga melibatkan setiap orang pada tingkat yang

sama di dalam proses itu.

d. Lima Tahap Diskusi di Ruang Kelas

Sebagaimana Richard Arends mengindikasikan pada learning to teach

diskusi-diskusi kelas yang efektif secara khusus terdiri dari lima tahap. Tahapan-

tahapan ini, ketika direncanakan dengan sengaja, memperkuat wacana siswa dan

membuktikan dimana intervensi perlu diberikan. Sejumlah guru menganggap

bahwa diskusi memerlukan lebih sedikit perencanaan dibandingkan dengan

aktivitas pembelajaran bersama ataupun kuliah. Meskipun spontanitas dan

fleksibilitas adalah aspek-aspek penting pada diskusi, namun perencanaan

sebelumnya oleh guru yang membuat bagian-bagian ini menjadi mungkin. Ketika

diskusi dilaksanakan disebuah ruang kelas, maka guru-guru ingin merencanakan

lima tahap berikut untuk menjamin dialog yang bermanfaat di dalam dan diantara

para siswa.

1) Menjelaskan tujuan dari diskusi: Guru-guru akan menjelaskan apa yang akan

didiskusikan dan juga standar perilaku yang layak bagi siswa. Pertanyaan

dapat diajukan, masalah dapat dikemukakan, atau suatu situasi tebak-tebakan

disampaikan pada pembukaan percakapan.

2) Penyelenggaraan diskusi: Guru-guru dapat meminta agar siswa mengajukan

pertanyaan spesifik atau meminta dengan sukarela untuk memulai

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 33

Page 34: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

percakapan siswa. Juga penting menjamin bahwa respon akan diperhatikan

dengan sopan. Pada papan tulis, kertas bagan, atau proyektor OHP, siswa

dengan rela dapat membuat daftar atau alur pikir dari kontribusi diskusi.

Proses seperti itu menjaga diskusi dan wacana tetap pada jalurnya dan juga

mencegah kontribusi yang berlebihan.

Guru dapat membuat model keterampilan diskusi yang efektif dengan

menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa dengan berbagai cara. Sebagai

contoh, merenungkan gagasan-gagasan siswa, pernyataan seperti, saya

dengar kamu mengatakan...atau itu sangat menarik karekan...akan sangat

membantu. Di dalam upaya mendorong semangat siswa-siswa agar

mempertimbangkan berbagai perspektif atau kemungkinan alternatif, guru

menerima peran sebagai penasehat penjahat, atau bertanya, kamu telah

mengajukan satu pandangan tengan topik ini. Apakah ada pandangan lain?

Bagaimanakah kamu membandingkan gagasan-gagasan itu dengan...? David

Perkins, psikolog dari Harvard, menyebut pertanyaan seperti itu merupakan

pemikiran yang tidak terkemas.

Waktu tunggu harus diberikan. Ketika siswa diajukan satu pertanyaan selama

satu atau tiga menit waktu disediakan sebelum jawaban dipertimbangkan.

Guru juga harus mengamati secara cermat partisipasi siswa, mendorong siswa

yang tidak merasa nyaman di dalam berbicara dan menjaga siswa lain agar

tidak memonopoli pembahasan.

3) Menjaga diskusi tetap pada jalur: siswa sering mengajukan masalah-masalah

yang tidak berhubungan dengan topik yang sedang dibahas. Guru secara

halus dapat menyatakan bahwa fokus percakapan telah bergeser, dan bahwa

diskusi harus tetap dipertahankan berada pada topik semula. Jika banyak

siswa terlihat tertarik pada suatu subjek yang diajukan oleh teman sebayanya,

maka guru dapat memilih untuk menyediakan waktu bagi kelas tersebut agar

siswa-siswanya dapat membahas topik-topik lain dikemudian hari.

4) Mengakhiri diskusi: Diskusi, seperti juga pelajaran lain harus ditutup. Guru

dapat merangkum apa yang telah dikatakan, menghubungkan diskusi dengan

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 34

Page 35: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

pelajaran-pelajaran lain di kelas tersebut, atau menggunakannya sebagai

jembatan untuk menonjolkan informasi baru.

5) Meringkas diskusi: Guru dan siswa bersama-sama akan memperoleh manfaat

dari pembicaraan tentang bagaimana diskusi diselenggarakan dan bagaimana

hasilnya. Pertanyaan-pertanyaan seperti, bagaimanakah diskusi dilaksanakan

hari ini? Apakah yang telah dilakukan dengan cara yang lebih efektif?

Apakah setiap orang mendapat peluang untuk berperan serta? Apakah kita

memperhatikan secara efektif pandangan orang lain?

Ketika para siswa melihat diskusi dimodelkan dengan efektif oleh guru dan

mengerti tahapan-tahapan pada wacana tersebut, maka kemudian mereka dapat

menerima tanggungjawab untuk memimpin kelompok kecil atau seluruh

kelompok di dalam pembahasan sesama mereka.

e. Melibatkan Setiap Orang di Dalam Diskusi

Pada diskusi seluruh kelas banyak guru menemukan bahwa hanya persentase

kecil dari siswa yang berperan serta secara aktif. Demi mendorong partisipasi

yang setara, maka Richard Arends mengemukakan strateg-strategi berikut:

1) Seorang siswa dapat ditugaskan berperan pemantau di dalam diskusi tersebut

siswa ini menjaga jalur partisipasi dari setiap orang. Jika ia mengetahui

bahwa seorang siswa berbicara berulang-ulang, ia dapat memberikan agar

siswa tersebut mencatat pertanyaan dan ia menahan diri untuk berbicara

hingga orang lain selesai berbicara.

2) Setiap siswa dapat diberikan tiga atau empat ciri percakapan. Suatu ciri atau

tanda harus diberikan manakala seorang siswa memberi kontribusi. Ketika

semua siswa mendapat tanda, maka ia harus menahan diri dari berbicara

sehingga mendorong siswa-siswa lain yang belum mendapat kesempatan

untuk maju kedalam percakapan.

3) Teknik tambahan yang mendorong seseorang berbicara pada suatu saat

meliputi pelemparan bola atau menyerahkan secara bersambung tongkat

pembicaraan atau menunjuk seorang siswa yang dengan rela memulai

diskusi. Siswa-siswa diminta apabila mereka ingin berperan serta maka

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 35

Page 36: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

mereka harus tunjuk tangan dan menerima keberatan sebelum memberikan

kontribusi masing-masing.

f. Memfasilitasi Diskusi Kelompok Kecil

Banyak siswa dan orang dewasa merasa enggan berpartisipasi di dalam

diskusi seluruh kelompok atau dalam kelompok besar dan lebih memilih berbicara

pada orang-orang dengan jumlah lebih sedikit. Satu cara untuk memperluas

partisipasi bagi semua siswa adalah menggunakan strategi-strategi kolaboratif

yang ditawarkan berikut ini:

g. Berpikir-Berpasangan-Bersama

Untuk mendorong siswa agar merengungkan muatan dari suatu kuliah, suatu

film, atau pertanyaan provokatif maka guru dapat mengajukan pertanyaan atau

mengangkat permasalahan. Para siswa diberi waktu satu atau dua menit untuk

berpikir secara individu. Kemudian mereka dipasangkan dengan teman sekelas

untuk membahas pemikiran mereka selama sekitar lima menit. Untuk langkah

terakhir, setiap pasangan bersama-sama dengan seluruh anggota kelas

menggolongkan apa yang mereka telah diskusikan.

h. Kelompok Buzz

Guru-guru dapat mengatur siswa-siswa di dalam kelompok-kelompok yang

beranggotakan antara tiga orang sampai dengan enam orang untuk membahas

gagasan-gagasan tentang topik tertentu. Setiap kelompok menugaskan satu orang

untuk bertugas sebagai pencatat yang mendaftarkan semua gagasan-gagasan yang

telah diajukan oleh kelompok itu. Sesudah beberapa menit pembahasan, guru

meminta pencatat agar meringkas gagasan-gagasan dan pendapat-pendapat yang

diungkapkan di dalam kelompoknya.

i. Fishbowls

Fishbowls adalah proses kelompok efektif yang digunakan sepanjang

pertengahan atau akhir waktu dari satu unit. Untuk melaksanakan fishbowls,

bangku-bangku atau kursi-kursi diruang kelas disusun dalam sebuah lingkaran

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 36

Page 37: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

besar, dengan lingkaran yang lebih kecil dibagian lebih dalam disediakan kursi-

kursi untuk empat atau enam orang siswa. Susunan ini di dalam lingkaran yang

lebih kecil yaitu tempat duduk dari siswa-siswa tersebut dinamakan sebagai

fishbowls, dan mereka mendapat tugas untuk membahas suatu topik, sedangkan

yang lainnya adalah siswa-siswa yang menyaksikan. Setiap siswa pada fishbowls,

setelah memberi kontribusi apabila ia ingin ikut serta di dalam percakapan, maka

ia harus mengosongkan tempat duduknya. Pengamat bebas untuk mengisi setiap

lowongan pada lingkaran dalam tersebut. Fishbowls terus berfungsi hingga

diskusi mencapai kesimpulan umum atau guru menutup proses tersebut.

j. Mengingat

Walaupun mengingat tidak termasuk pilihan yang disenangi pada banyak

kelas, tetapi tidak ada cara yang lebih baik untuk membebaskan pikiran dari

konsentrasi pada paparan lisan atau keterampilan menulis dibandingkan dengan

mengingat fakta-fakta dasar, puisi, atau alur-alur di dalam sandiwara.

Keuntungannya adalah bahwa banyak dari bagian-bagian ini masih tetap diingat

untuk kehidupan dan mendapat tempat khusus, serta bersifat menghibur atau

memberi inspirasi ketika kembali diingat.

Siswa-siswa muda dapat mengingat irama-irama, lagu-lagu singkat, atau

lagu-lagu pembuka ketika di taman kanak-kanak, syair-syair langsung, seperti

yang terdapat di dalam Noisy poems dari Jill Bennet, untuk pertama kali

mengatakan sebagai sebuah kelompok yang memberi inspirasi kepercayaan diri,

dan kemudian sebagai relawan yang mandiri. Siswa-siswa yang lebih tua ingin

mengingat bagian-bagian yang lebih lama lagi, seperti The Raven atau Langston

Hughes The Dreamkeeper untuk dipaparkan di kelas, mungkin memilih

penggunaan efek suara, musik latar belakang, atau kostum. Membaca bagian dari

setiap usia yang berkembang dengan fleksibilitas lebih besar dan nada suara, serta

menyampaikan irama bahasa pada saat bersamaan mendorong pengungkapan

emosi. Karena bernyanyi sering meningkatkan kualitas dan fleksibilitas suara,

bernyanyai sangat bermanfaat dan mengharuskan kelas menyanyikan puisi yang

telah dibentuk kedalam musik.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 37

Page 38: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Puisi atau jingel juga dapat ditulis oleh para siswa atau guru dengan

menggunakan alat-alat hapalah atau mengingat informasi dari banyak subjek

seperti sejarah, ilmu pengetahuan, atau geografi. Sebagai contoh, jingel dapat

dibuat untuk diingat tentang susunan bintang-bintang pada sistem surya atau

proses siklus air. Para mahasiswa medis/kedokteran selama beberapa generasi

telah menggunakan irama untuk mengingat nama-nama tulang pada tangan dan

pada bagian-bagian lain dari tubuh manusia. Kiat-kiat mengingat bahkan dapat

memperbaiki pengucapan.

k. Memperbaiki Daya Ingat

Ketika siswa diminta mengingat setiap jenis muatan, maka penting

menyadari bahwa pengulangan saja hanya bernilai kecil terkecuali disertai dengan

keterlibatan siswa secara aktif. Secara harafiah informasi akan masuk kesatu

telinga dan keluar dari telinga lain tanpa meninggalkan ingatan yang kuat. Untuk

membantu siswa-siswa mengingat atau menghapal informasi penting, maka

strategi-strategi berikut dapat dianjutkan:

1) Siswa pertama-tama menelaah seluruh bagian yang mereka harus hapal. Ini

memberi tinjauan selintas tentang tugas tersebut dan memberikan kaitan

mental untuk pembelajaran selanjutnya.

2) Siswa dapat mengelompokkan atau menyisihkan bagian-bagian dari muatan

yang akan dihapal, dan menciptakan ciri-ciri visual atau citra visual untuk

setiap bagian. Citra visual ini dapat digambarkan atau dibayangkan saja.

3) Muatan dapat menjadi kumpulan musik yang membantu dalam memudahkan

ingatan jangka panjang.

4) Siswa dapat merekam di dalam pita rekaman apa yang mereka ingin

hapalkan. Mereka dapat memutar kembali pita tersebut dengan sering untuk

meningkatkan daya ingat tentang muatan tersebut.

5) Pertemuan menghapal dalam waktu singat sering lebih produktif

dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan menghapal dalam waktu panjang.

Menjelaskan kepada siswa bahwa kerja daya ingat tidak melampaui waktu

lebih dari 30 menit.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 38

Page 39: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

6) Menelaah jadwal yang perlu tentang informasi yang diperoleh. Menjelaskan

pada siswa bahwa mengingat sangat diperkuat apabila butir-butir ditelaah

pada hari berikutnya, seminggu kemudian, sebulan kemudian, dan seterusnya.

l. Laporan

Siswa sering diminta untuk memberi laporan di dalam kelas. Pemberian

laporan secara khusus dimulai pada kelas-kelas awal sekolah dasar dengan

menunjukkan dan menceritakan dan maju memasuki laporan penelitian formal

yang sering diharuskan pada kelas-kelas sekolah menengah. Jenis laporan yang

ditugaskan oleh guru sangat bervariasi baik di dalam muatan, format, maupun

kriteria penilaian. Siswa mendapat manfaat melalui pengetahuan eksplisit

bagaimana membuat format paparan. Petunjuk-petunjuk khusus tentang laporan

formal seringkali meliputi:

m. Panduan Laporan:

1) Memilih topik yang sesuai untuk audiens

2) Mengatur paparan

3) Merencanakan perhatian terbuka

4) Penggunaan catatan-catatan berwarna dan contoh-contoh spesifik

5) Melibatkan audiens dalam beberapa aktivitas, dan merencanakan kesimpulan

efektif.

Hal-hal penting lebih lanjut meliputi petunjuk-petunjuk untuk laporan lisan:

1) Memilih perbendaharaan kata yang layak untuk topik dan audiens

2) Melibatkan audiens dengan kontak mata dan bahasa tubuh

3) Menggunakan tata bahasa yang baik dan penanda yang jelas

4) Menghindari pembicaraan berkepanjangan, dan kalimat-kalimat rancu

5) Penggunaan ungkapan yang efektif dan bervariasi, dan

6) Menghindari penggunaan “a’s” dan “ums”

Untuk membantu membangkitkan minat di dalam melaksanakan penelitian

tentang laporan-laporannya, maka para siswa dapat mengidentifikasi fakta-fakta,

pendukung, dan masalah-masalah yang mereka hadapi di dalam memilih topik.

Pertanyaan-pertanyaan dapat diajukan seperti :

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 39

Page 40: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Apa yang saya ketahui dengan yakin?

Apa yang saya pikir saya tahu? Dan

Apa yang ingin saya ketahui?

Bersama-sama dengan telaah lanjutan pada karya-karya tertulis, reaksi dari

audiens terhadap laporan lisan pertama-tama semuanya akan menjadi positif.

Umpan balik dapat diberikan dalam format “sandwich penghargaan” dengan

pertama kali menentukan apa yang baik tentang paparan tersebut, kemudian

menawarkan saran-saran untuk memperbaiki, dan mengakhiri dengan komentar-

komentar lain yang positif.

n. Wawancara

Mewawancarai orang lain adalah salah satu cara bagi siswa untuk

mengembangkan keterampilan mengumpulkan informasi lisan. Sebelum

melaksanakan wawancara, siswa perlu membedakan antara wawancara dan

percakapan. Karena keduanya adalah bentuk komunikasi lisan, namun percakapan

terdiri dari pembicaraan tidak formal atau pertukaran gagasan tentang topik-topik

yang penting bagi mereka yang sedang berbicara. Sebaliknya, wawancara

memiliki sasaran yang telah ditentukan lebih dulu; wawancara mencari informasi

spesifik dan menghindari topik-topik yang dapat dianggap tidak relevan. Sebagai

contoh, dokter mewawancarai pasiennya tentang gejala-gejala; wartawan

melakukan wawancara dengan orang-orang dalam rangka mengumpulkan

informasi tentang sebuah kisah; siswa-siswa sekolah menengah mewawancarai

para profesional dalam rangka mempelajari karir yang berbeda-beda; direktur

personalia mewawancarai calon karyawan. Guru dan siswa ingin melakukan

brainstorm yang membuat daftar situasi wawancara dan membahas tujaun yang

terkait dengan setiap situasi itu. Juga lebih layak bagi siswa dalam mewawancarai

orang-orang dari berbagai budaya, karir, atau keahlian untuk melengkapi kajian-

kajian akademisnya.

Bermanfaat bagi siswa untuk mengetahui apa yang membentuk keterampilan

wawancara dengan cara efektif. Beberapa petunjuk dilaksanakan dan dapat

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 40

Page 41: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

digunakan dalam menyusun atau menilai wawancara siswa yang telah

diselesaikan.

o. Keterampilan Wawancara yang Efektif

1) Menjadi siap melaksanakan wawancara. Mengetahui apa yang Anda ingin

tanyakan dan apa tujuan dari wawancara.

2) Membuat jadwal wawancara pada waktu yang telah disetujui bersama

3) Mengetahui bagaimana Anda membuat catatan-catatan. Jika Anda merekam

wawancara pada tipe recorder, pastikan izin dari orang yang diwawancarai

sebelum menggunakan alat tersebut.

4) Mendorong orang yang diwawancarai agar bersedia berbicara

5) Memelihara tampilan wajah bersahabat, mengadopsi bahasa tubuh yang

positif, dan sopan

6) Menjadi pendengar yang cermat, dan menghindari penegasan pendapat atau

komentar Anda.

7) Mengajukan pertanyaan terbuka yang lebih baik dibandingkan dengan

pertanyaan-pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban Ya atau Tidak.

8) Menjaga wawancara tetap fokus pada subjek.

9) Menyelenggarakan wawancara di dalam batas-batas waktu yang telah

ditetapkan.

10) Ketika wawancara diakhiri, periksa apa yang telah dikatakan untuk

membantu mengingat informasi di dalam daya ingat jangka panjang Anda.

11) Menulis catatan terima kasih kepada orang-orang yang Anda wawancarai.

Mempersiapkan siswa dalam melaksanakan wawancara, guru ingin

membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil dan berperan

berbeda di dalam setiap kondisi dan lingkungan wawancara barangkali siswa-

siswa yang diwawancarai adalah anak-anak yang lebih muda pada sekolah

masing-masing, atlet terkemuka atau seniman terkemuka, pegiat komunitas,

anggota dewan sekolah, atau bahkan satu sama lain sesama siswa. Di dalam

kelompok-kelompok kecil, siswa dapat melaksanakan brainstorm yang layak

dengan mengajukan pertanyaan tentang setiap lingkungan dan kondisi, dan juga

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 41

Page 42: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

berperan di dalam wawancara. Sementara dua orang siswa berperan, anggota-

anggota kelompok lain dapat mengamati efektivitas wawancara dan mengajukan

perbaikan. Aktivitas seperti itu membantu siswa-siswa di dalam mengembangkan

keterampilan pada wawancara di dalam kehidupan sesungguhnya yang mereka

akan lakukan.

3. Membaca

Literatur memberikan landasan untuk berlatih dan mengembangkan seluruh

kemampuan kecerdasan verbal-linguistik. Kisah-kisah, novel, biografi, essay,

sandiwara, dan puisi menjadi titik tolak untuk pengembangan keterampilan

menyimak aktif, membicarakan proyek-proyek dan penulisan analitis atau kreatif.

Bahan-bahan seperti itu menawarkan makanan bagi pemikiran karena bahan-

bahan itu memberi model penggunaan bahasa yang efektif dan mendorong

perkembangan intelektual.

Semakin banyak jumlah dari perencana kurikulum dan guru-guru

menggantikan buku-buku ajar dengan buku-buku yang sesungguhnya

menawarkan contoh-contoh dari tulisan terbaik dalam berbagai genre dan yang

meningkat menjadi daya tarik serta relevan dengan minat dan bakat dari siswa.

a. Menemukan Bahan-Bahan

Stephen Tchudi, penulis Planning and Assessing the Curriculum in English

Language Arts, mengemukakan bahwa guru-guru mencari bahan bacaan yang

layak untuk kelasnya akan menjadi spesialis pada buku-buku anak dan dewasa

muda, menggali dan menelaah judul-judul baru dan klasik baik cerita-cerita fiksi

maupun non fiksi.

b. Pengembangan Perpustakaan Kelas

Tchudi mengemukakan bahwa guru-guru dapat mengembangkan

perpustakaan kelasnya sendiri melalui:

1) Bekerja sama erat dengan pustakawan sekolah dan spesialis media

2) Melibatkan orang tua di dalam memberikan rekomendasi dan donasi buku-

buku.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 42

Page 43: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

3) Membangun hubungan dengan direktur pendidikan dari korang-koran

setempat.

4) Bertemu dengan distributor buku agar dapat menyediakan buku-buku dengan

harga khusus

5) Menciptakan kelompok siswa dengan tugas telaah

6) Meminta anggota-anggota fakultas lain untuk mengajukan bahan-bahan

bacaan yang layak

7) Melaksanakan pendanaan komunitas untuk bahan-bahan bacaan yang baik

dari sumber-sumber seperti petugas penjualan

8) Memperkenalkan siswa dengan basis data elektronik atau internet agar dapat

mengakses informasi terbaru tentang topik-topik yang menarik bagi mereka.

Bahkan dengan kelas-kelas yang lebih besar, guru perlu mengidentifikasi

tingkat perkembangan dan minat dari siswa individu. Pembaca yang enggan tidak

akan membaca buku ketika mereka mendapat peluang untuk membaca buku-buku

yang berhubungan dengan minat spesifik seperti kisah pahlawan, hobi, hewan

kesayangan, temuan-temuan, penemuan ilmiah, olahraga yang disenangi,

kelompok musik, atau negara-negara asing. Setiap usaha akan dilakukan untuk

mendapatkan sumber daya yang ada ditangan menjadi bermanfaat bagi

kepentingan mereka dengan bahan-bahan bacaan yang layak bagi berbagai tingkat

perkembangan.

c. Kata-Kata di Kelas

Pada setiap kelas terdapat kata-kata atau ungkapan yang disajikan di

dinding, papan-papan buletin, papan tulis, yang menjelaskan peraturan-peraturan

di kelas, daftar tugas dan menjelaskan jadwal sehari-hari. Dengan sengaja guru

dapat memperhatikan penggunaan bahasa di ruang kelas dan dapat

mengidentifikasi bagaimana penggunaan itu bermanfaat bagi keterampilan

membaca. Beberapa guru telah mengembangkan motivator efektif dalam

mendorong semangat siswa untuk membaca buku-buku adalah sebagai berikut :

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 43

Page 44: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

d. Memotivasi Siswa Untuk Membaca:

1) Menempatkan kutipan-kutipan sehari-hari atau pertanyaan-pertanyaan dan

perbendaharaan kurikulum mingguan untuk memperkaya literasi dan minat

siswa dalam muatan akademis.

2) Menggantungkan kata-kata dan konsep yang bergerak dari plafond/langit-

langit ruang kelas.

3) Menambah nama atau label pada poster-poster kelas, papan tulis, dan kertas-

kertas siswa.

4) Menyediakan ruang kelas untuk membuat catatan dan untuk tempat papan

pesan atau menyediakan buku catatan yang ditempatkan di podium untuk

memicu minat baca dan menulis informal. Biasanya siswa ingin tahu tentang

bagaimana rekan-rekan sekelas dan gurunya menulis, dan akan membaca

tulisan-tulisan yang baru dimasukkan.

Sumber-sumber bacaan penting lainnya di ruang kelas adalah kertas-kertas

kerja yang digunakan siswa. Sesering mungkin, guru-guru mempersiapkan kertas

kerjanya sendiri dan dilaksanakan berdasarkan pengalaman kelas dan

perbendaharaan kata. Bahan-bahan seperti itu lebih relevan bagi siswa

dibandingkan dengan buku-buku ajar tertulis yang tidak bersifat pribadi. Karena

siswa-siswa belajar pada tingkat rata-rata yang berbeda dan dalam cara-cara yang

berbeda-beda, maka buku-buku ajar dan buku-buku kerja harus diadaptasikan dan

diperluas tanpa tergantung pada kualitasnya.

Banyak siswa menjadi korban dari keterampilan membaca yang buruk atau

karena kekurangan motivasi. Masih untung, terdapat cara-cara yang guru dapat

gunakan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas membaca dalam semua

bidang muatan. Sementara masing-masing guru harus melakukan adaptasi yang

sesuai untuk siswa-siswanya, muatan, dan gaya pengajarannya, maka pertanyaan-

pertanyaan yang ditawarkan berikut ini dapat membantu pendidik di dalam

menentukan seberapa baik pengajaran membaca dilakukan di dalam kurikulum.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 44

Page 45: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

e. Perenungan Tentang Membaca di Kelas

1) Apa jenis aktivitas kelas yang biasanya menggabungkan kegiatan membaca

dan bagaimana saya dapat memanfaatkannya?

2) Bagaimana saya dapat mengakomodasikan bacaan yang berbeda diantara para

siswa saya?

3) Apa yang dapat saya peroleh dari pengetahuan dan minat saya sendiri yang

dapat memotivasi siswa-siswa agar membaca bahan-bahan pelajaran?

4) Apa yang saya ketahui tentang siswa-siswa saya yang dapat saya gunakan

untuk meningkatkan kemampuan mereka di dalam membaca?

5) Bagaimana saya secara efektif dapat menghubungkan pengalaman kelas

dengan kebutuhan membaca?

6) Bagaimana saya dapat mengajarkan keterampilan membaca spesifik yang

layak untuk pokok bahasan dari saya?

7) Bagaimana saya dapat membantu siswa-siswa yang berjuang untuk

menguasai kemampuan membaca?

f. Membaca Untuk Pengertian

Sejumlah pendekatan tersedia untuk mengajarkan keterampilan membaca

yang efektif dengan sejumlah siswa tetapi tidak efektif dengan siswa lain.

Sementara program terikat dengan tuntutan peningkatan keterampilan membaca

dan secara khusus pengertian di dalam membaca, maka James Moffett, seorang

spesialis seni bahasa terkemuka dan penulis pembantu pada Student-Centered

Language Arts K-12, mengemukakan bahwa banyak masalah-masalah membaca

disebabkan oleh kurangnya motivasi siswa. Untuk meningkatkan pengertian,

Moffett menekankan pentingnya pemberian peluang bagi siswa untuk mengetahui

apa yang dimaksud dengan membaca, mengingat muatan, mengambil kesimpulan

dari makna yang dimaksudkan oleh penulis. Keterampilan seperti itu dapat

diajarkan dalam cara-cara yang melibatkan dan memotivasi. Beberapa petunjuk

dari Moffett adalah sebagai berikut :

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 45

Page 46: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

g. Meningkatkan Pengertian Membaca:

1) Membantu siswa dalam memperhatikan dan mengingat informasi dari

bacaan-bacaan mereka dalam setiap subjek atau setiap bidang pokok bahasan,

yang bermanfaat dengan mengatur kelas kedalam kelompok-kelompok kecil

untuk diskusi interakitf. Apabila mungkin, penggunaan peran dilakukan agar

menghidupkan naskah. Ini mengharuskan siswa bukan hanya membaca

informasi, tetapi juga melakukan sintesa dan mengkomunikasikan informasi

itu.

2) Dramatisasi dan diskusi kelompok kecil bermanfaat di dalam mengajarkan

siswa-siswa tentang bagaimana menarik kesimpulan. Para siswa dapat

diminta mengutip bukti-bukti dari naskah guna mendukung diskusi atau

peran mereka. Proses membangun dan membatalkan kesimpulan

mengajarkan siswa tentang proses pemikirannya sendiri dan pada saat

bersamaan mengungkapkan alasan-alasan terjadinya kesalah pahaman.

Dengan asumsi titik pandang dalam jumlah besar diidentifikasi pada naskah

tersebut maka akan ditawarkan pendekatan lain di dalam melaksanakan

penarikan kesimpulan.

3) Siswa-siswa, sebagai penulis dapat mengalami penarikan kesimpulan di

dalam tindakan. Siswa-siswa dapat saling menggali maksud dari penulis dan

asumsi-asumsi pembaca melalui tulisan tentang bacaan-bacaan dan kemudian

membuat rangkuman dan kritik bersama dengan teman-teman sekelasnya. Di

dalam kasus ini, naskah asli harus disediakan agar memudahkan rujukan.

Aktivitas penulisan memberi pengertian tentang bagaimana komposisi dan

pengertian tergantung pada penyelesaian pembaca pada naskah tersebut.

Ketika siswa sebagai penulis maka mereka harus membuat penulisan tentang

apa yang harus dimasukkan, dihapuskan, diutamakan, atau dijadikan

sandiwara. Ini membantu penjelasan ketika membaca, siswa-siswa secara

aktif harus menghubungkan secara utuh naskah tersebut dengan maksud dari

penulis.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 46

Page 47: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

4. Penulisan

Penulisan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan-kegiatan bahasa lainnya.

Penulisan diperkuat melalui pembicaraan, penyimakan, dan bacaan.

Penggabungan sepenuhnya aktivitas seni bahasa kedalam semua bidang-bidang

muatan membantu siswa berkomunikasi lebih efektif dan juga belajar lebih

seksama. Seperti di dalam pidato, maka tulisan juga mengandung gagasan-

gagasan dari seseorang untuk orang lain, dengan tujuan dan makna berbeda.

Siswa-siswa, melalui berbagai aktivitas tulisan, dapat mengembangkan pengertian

tentang audiens dan persepsi penulisan sebagai tindakan yang relevan dan terjadi

antara diri mereka, dengan orang lain, dan masyarakat.

Sebagaimana dengan bidang-bidang lain pada kecerdasan verbal-linguistik,

maka sangat penting bagi guru-guru dan orangtua membuat model tentang

keterampilan menulis yang efektif, memperlihatkan kesenangan di dalam proses

penulisan dan upaya-upaya untuk menyempurnakan keterampilan mereka. Guru-

guru berkepentingan di dalam memperbaiki di dalam kemampuan menulis mereka

dapat memperoleh dukungan dan inspirasi dari sumber-sumber seperti on writing

well, dari William Zinsser, Writing Down the Bones dari Natalie Goldberg, atau

Writing on Both Sides of the Brain dari Henriette Klauser. Sebuah kamus, the

saurus, Strunk dan White’s Elements of Style, dan New York Times Stylebook

harus dapat diakses dalam setiap kelas.

Guru-guru dapat membuat model keterampilan menulis spesifik bagi siswa

manakala mereka berpikir tentang bagaimana memilih suatu topik, membaca

contoh-contoh dari tulisannya sendiri untuk siswa-siswa dan melakukan kritik (ini

membutuhkan keberanian), atau kadang-kadang memberi komentar tertulis yang

panjang tentang makalah-makalah siswa dengan perhatian cukup besar. Mereka

ingin bersama-sama dengan siswa mendapatkan bagian dari tulisan pada berbagai

tahap, menunjukkan sejumlah perbaikan dan koreksi tentang naskah-naskah

berikutnya.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 47

Page 48: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

a. Kategori Tulisan

James Britton, di dalam bahasa dan pembelajaran buku klasiknya, menyusun

kategori penulisan di dalam suatu cara yang memberikan pengertian bagi guru-

guru mengenai jenis-jenis tertulis yang mereka tugaskan. Guru-guru ingin

membaca uraian tentang empat kategori Britton berikut dalam mengidentifikasi

berbagai pendekatan penulisan yang berbeda dan layak untuk pelajarannya:

Kategori dari Britton meliputi penggunaan tulisan mekanis seperti latihan

pilihan ganda, mengisi titik-titik, jawaban singkat, kalkulasi matematika,

transkripsi dari bahan tertulis atau lisan, dan terjemahan. Bentuk tulisan ini

mendominasi di dalam banyak kelas.

Kategori kedua yang harus dilakukan bersama-sama dengan penggunaan

tulisan informasional, seperti membuat catatan kecil, merekam atau mencatat

pengalaman (dalam laporan atau buku harian), rangkuman, analisis, teori, atau

penggunaan tulisan persuasif.

Ketiga meliputi penggunaan tulisan pribadi, seperti buku harian dan jurnal,

surat-surat dan catatan.

Terakhir meliputi penggunan tulisan imaginatif seperti di dalam tulisan

cerita dan puisi.

Meskipun penting bahwa siswa menulis dengan akurat dan benar tentang

tugas-tugas yang berkaitan pada kategori pertama, namun juga penting

memusatkan perhatian pada peningkatan jumlah pengalaman di dalam tiga

kategori lainnya karena kategori-kategori ini mengandung harapan terbesar di

dalam melaksanakan latihan dan pengembangan kecerdasan verbal-linguistik.

b. Penulisan Lintas Kurikulum

Banyak guru-guru bidang muatan enggan menerima peran sebagai guru

menulis dan membaca ketika mereka telah dijejali dengan muatan yang harus

diajarkan pada disiplin masing-masing. Akan tetapi, terdapat sejumlah besar cara-

cara guna meningkatkan aktivitas linguistik di dalam semua disiplin yang akan

mendorong pemahaman mengenai pokok bahasan. Sebuah survei singkat

mengenai aktivitas berbasis bahasa ditawarkan berikut ini:

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 48

Page 49: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

c. Kajian-Kajian Sejarah dan Sosial:

1) Siswa melaksanakan proyek-proyek sejarah lokal dan kemudian menciptakan

berita-berita surat kabar atau menyiarkan berita tentang apa yang mereka

pelajari.

2) Pada beberapa sekolah, siswa dengan keahlian khusus dalam bidang

teknologi melaksanakan penelitian tentang jaringan komputer untuk senat

dan legislator negara bagiannya. Menulis surat tentang masalah-masalah

sosial atau politik lokal dapat juga dilakukan melalui surat elektronik dan

dikirimkan pada tokoh-tokoh masyarakat atau kelompok-kelompok

terkemuka.

3) Korespondensi antara siswa di sekolah-sekolah perkotaan dan pedesaan dapat

memberi pengertian tentang kesamaan dan perbedaan dari kelompok-

kelompok tersebut.

d. Bahasa Asing dan Pendidikan Dua Bahasa:

1) Sesudah menyimak lagu-lagu pada bahasa lain, siswa dapat menggunakan

perbendaharaan kata yang baru dan tidak asing dalam membuat permainan

kata-katanya sendiri dengan menulis definisi singkat, antonim, homonim,

atau sinonim untuk beberapa jenis lirik.

2) Siswa dapat mengambil foto dari lingkungan sekolah dan lingkungan lokal,

membawa gambar itu ke sekolahnya, dan kemudian menulis tentang apa

yang telah di foto. Pada beberapa sekolah, aktivitas seperti itu berkembang

dan dimasukkan kedalam buku-buku panduan sekolah bagi mereka yang baru

datang, atau siswa-siswa dan keluarga-keluarga yang bukan berbahasa

Inggris.

3) Guru-guru dapat menggunakan lagu-lagu rakyat, puisi, permainan kata, dan

teka-teki yang diambil dari berbagai budaya untuk kelas tersebut, membaca

bagian yang dipilih, dan kemudian meminta kelas untuk melengkapi bagian

tersebut. Hasil akhir yang diajukan oleh siswa dapat dibandingkan dengan

literatur aslinya.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 49

Page 50: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

e. Ilmu Pengetahuan Alam dan Matematika

1) Jurnal atau log dapat berfungsi sebagai buku catatan bagi siswa untuk

mencatat penjelasan dan contoh-contoh yang diberikan di kelas, membuat

daftar pertanyaan, keraguan, atau kritik, dan menawarkan saran-saran untuk

perbaikan pengalaman pembelajaran di kelas.

2) Proyek-proyek penulisan matematika dan ilmu pengetahuan alam yang

dibawa ke rumah dapat memusatkan perhatian pada masalah-masalah

pertumbuhan komunitas. Siswa dapat meneliti dan menulis tentang

perkembangan lokal dan tantangannya.

3) Siswa dapat menyaksikan atau menonton program-program fiksi ilmu

pengetahuan alam pada siaran televisi dan menulis analisis singkat tentang

apa yang menjadi fakta dan apa yang menjadi fiksi.

f. Seni Bahasa

Guru-guru bahasa Inggris sering merasa enggan memasukkan muatan

kajian-kajian ilmu pengetahuan alam atau sosial di dalam kurikulum mereka.

Akan tetapi, terdapat banyak masalah-masalah ilmiah dan sosial yang

menimbulkan dorongan topik-topik baru yang perlu dipertimbangkan oleh siswa.

Kemungkinan ini meliputi masalah-masalah sosial, politik, dan lingkungan,

program ruang angkasa luar, rekayasa genetik, komputer, video games, energi

alternatif, dan diet modern. Selain itu, siswa akan menikmati penulisan tentang

budaya populer atau pasar kerja dimasa kini dan dimasa mendatang.

g. Opsi Penulisan Tentang Semua Bidang-Bidang Muatan

Pada setiap bidang pokok bahasan, siswa secara khusus dimotivasi agar

menulis setelah melakukan perjalanan lapangan, menyaksikan demonstrasi atau

video, mendengarkan pembicara tamu yang penting. Ketika membuat ringkasan

pengalaman seperti itu, guru dapat mencatat komentar-komentar siswa di papan,

dan menggolongkannya kedalam topik-topik yang berbeda. Sebagai contoh,

sesudah perjalanan oleh kelas awal sekolah dasar ke kebun binatang, guru dapat

meminta agar siswa menyebutkan binatang yang dilihat, bagaimana kemungkinan

lingkungannya, dan apa yang siswa pelajari ketika siswa mengamati binatang-

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 50

Page 51: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

binatang yang berbeda. Siswa dapat menggunakan perbendaharan tercatat (yang

telah disusun secara benar) dan menambahkan gagasan-gagasannya sendiri di

dalam menulis setiap format dari beberapa format.

h. Pendorong Lain

Siswa-siswa juga menikmati penulisan dari efek suara yang direkam ataupun

musik hidup atau siaran langsung dramatis, atau bahkan musik misterius,

sebagaimana dikemukakan di dalam bab musik. Aktivitas pantomim dan aktivitas

dramatika kreatif, sebagaimana dibahas di dalam bab tentang kecerdasan

kinestetika, juga menyebabkan opsi penulisan yang menarik. Siswa dari setiap

usia dapat membangkitkan topik-topik yang mungkin melalui penulisan cepat,

dimulai dengan penggabungan seperti pada hari pertama tahun 2000 saya .....

Anda tidak pernah mempercayai ini, tetapi ..... dan menulis selama lima hingga

sepuluh menit secepat mungkin tanpa memperhatikan mekanika. Proses ini sering

mengakses gagasan-gagasan pada sumber-sumber kreativitas yang lebih dalam.

Guru dapat mengajukan sejumlah alternatif tentang penugasan penulisan.

Selain prosedur tradisional dimana setiap siswa menyelesaikan tugas-tugas yang

sama, maka siswa dapat membuat keputusannya sendiri tentang opsi mana terbaik

kesesuaiannya dengan topik dan minat dari siswa. Beberapa petunjuk penulisan

yang berikut ini bermanfaat untuk berbagai bidang muatan:

i. Opsi Penulisan Siswa:

1) Skrip atau naskah untuk drama, televisi, atau produksi radio

2) Slogan atau sticker tempelan

3) Petisi

4) Buku harian imaginer

5) Pengarahan

6) Kutipan dari pengalaman sendiri

7) Tulisan dari perspektif lain

8) Lagu-lagu

9) Grafiti dinding

10) Papan-papan buletin

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 51

Page 52: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

11) Label dan caption

12) Scroll

13) Iklan

14) Surat-surat kelas

15) Puisi

16) Petunjuk manual

17) Koleksi lagu rakyat, senandung, lelucon, penjelasan

18) Pamflet dan brosur

19) Surat-surat

20) Dialog

21) Imbalan

22) Poster

23) Petunjuk buku, atau sampul buku

24) Petunjuk bantuan dalam bidang muatan

25) Contoh-contoh tulisan bebas

26) Evaluasi diri

27) Daftar periksa

28) Sekuel

29) Interview

30) Bookleat

31) Dikte

32) Essay editorial

Daftar opsi tersebut diatas, dan juga contoh-contoh dari karya siswa

sebelumnya dapat menunjukkan sejumlah besar cara bagi siswa di dalam

mendekati topik yang sama.

Paparan karya tulis seseorang dikelas memberikan peluang pembelajaran

yang besar bagi penulis dan juga bagi anggota siswa di dalam melihat topik yang

sama melalui sejumlah besar lensa linguistik.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 52

Page 53: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

j. Kegiatan Penulisan Yang Sesungguhnya

Banyak siswa mengalami perasaan tidak senang menerima kertas yang

dikoreksi dan dipenuhi dengan catatan-catatan merah. Hal ini bisa terjadi pada

mereka oleh karena kesalahan-kesalahan dikoreksi terutama yang terjadi pada tata

bahasa, penyusunan kalimat, atau tanda-tanda bacaan yang merupakan langkah

terakhir di dalam penulisan sebuah makalah. Namun, sebagaimana semua kita

mengetahui dari upaya-upaya kita sendiri, bahwa penulisan adalah sebuah proses,

dengan masing-masing naskah menimbulkan bukan hanya koreksi tetapi juga

sejumlah revisi dan penyempurnaan. Juga penting bagi siswa menyadari bahwa

sebagian besar penulis profesional menghabiskan waktu dalam jumlah besar

untuk menulis ulang, melakukan revisi, menghapus, menambah, mengubah alinea,

dan menyempurnakan sebelum tulisan itu diserahkan kepada editor. Banyak cara

tersedia yang melibatkan siswa di dalam proses penulisan. Beberapa dari cara

tersebut adalah sebagai berikut :

k. Pemupukan Apresiasi atau Penghargaan Terhadap Proses Penulisan

1) Guru dapat memeriksa kembali contoh-contoh dari tulisan-tulisan profesional

bersama-sama dengan siswanya. Misalnya mereka ingin membuat duplikat

dari sebuah artikel seperti kolom surat kabar dengan jumlah kata 800 dan

mendorong pembaca untuk membaca lebih lanjut. Siswa dapat menganalisis

apa yang membuat seleksi ini menjadi hidup dan mengajukan pilihan-pilihan

sehingga penulis dapat membuat bagian-bagian dengan cara menciptakan

bagian-bagian yang ditulis dengan baik.

2) Para penulis lokal menyediakan lebih dulu naskah-naskah dari karya-karya

mereka yang telah dipublikasikan dan menjelaskan bagaimana serta mengapa

mereka membuat perubahan yang telah mereka lakukan. Kemudian siswa

dapat menganalisis naskah dari tulisannya sendiri dalam mementukan cara-

cara memperbaiki usaha-usaha semula.

3) Umpan balik tepat waktu dan cukup banyak adalah penting ketika siswa

melatih keterampilan menulisnya. Pada mulanya siswa menerima umpan

balik dari rekan-rekan sebaya atau bahkan menulis secara bersama-sama;

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 53

Page 54: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

tetapi penunjukkan individu oleh guru pada berbagai tahap pekerjaan akan

memberikan peluang penting dalam mendapatkan panduan dan umpan balik.

4) Guru-guru menawarkan petunjuk-petunjuk konstruktif tentang naskah-naskah

pertama dan tidak melakukan penilaian hingga revisi akhir dibuat. Juga

sering terjadi di dalam proses pembahasan revisi dan perbaikan dimana siswa

menerima sebagian besar pembelajaran tentang mekanisme bahasa. Pelajaran

tanda-tanda baca, bagian kalimat, dan penggunaan tata bahasa jarang

dihapalkan ketika dipaparkan dalam konteks tersebut. Pelajaran cepat tentang

gerakan yang dapat diajarkan ketika siswa berjuang menghadapi beberapa

masalah menjadi relevan dan cara yang bertahan lama bagi mereka di dalam

melakukan pembelajaran.

5) Siswa yang menggunakan pemroses kata dapat menghasilkan karya tertulis

yang membutuhkan penyempurnaan ketika diformat dengan sempurna pada

komputer; namun sangat mungkin, karya ini masih perlu pengerjaan ulang.

Siswa akan mendapatkan manfaat dari hasil cetak naskah pertama dengan

spasi 2, kemudian melakukan revisi menggunakan tangan. Dalam cara ini;

mereka akan mencatat revisi-revisi yang mereka lakukan.

6) Memelihara semua naskah di dalam urutan suatu portofolio yang memberikan

pada siswa dan guru catatan lengkap tentang kemajuan penulisan. Informasi

spesifik tentang portofolio dapat ditemukan pada bab penilaian.

D. Teknologi yang Meningkatkan Kecerdasan Verbal-Linguistik

Sama seperti media cetak yang melakukan revolusi terhadap pembelajaran

dan pemikiran pada abad ke-15, maka komputer juga menciptakan revolusi yang

sama pada masa kini. Melalui basis data seluruh dunia dan jaringan komputer

seluruh dunia siswa dapat mengarahkan akses menuju informasi terbaru. Dalam

setiap bidang pengetahuan, sistem pendidikan mentransformasikan guru dan siswa

di dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan teknologi multimedia.

Anak-anak yang belum bisa membaca dapat menulis cerita pada komputer dengan

menggunakan perangkat lunak yang dalam beberapa kasus membaca kembali

tulisan-tulisan siswa tentang apa yang mereka telah tulis. Program-program baru

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 54

Page 55: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

memungkinkan anak-anak menulis dan menyisipkan grafik-grafik kedalam

naskah-naskah seperti wing for learning! Muffet Slate dari Sunburst. Program-

program lain seperti Fine artist and creative writer dari microsoft, membuat

mungkin pelaksanaan format proyek-proyek penulisan dalam bentuk berbeda,

menulis kata-kata dalam bentuk dan ukuran luar biasa, menambahkan efek suara

pendamping, dan melengkapi ilustrasi yang menghiasi naskah. Program-program

seperti itu sangat memotivasi para penulis pemula dan dengan segera

menyelesaikan tulisannya.

Bank-bank komputer pada masa kini penuh terisi dengan informasi tentang

subjek yang dimengerti, ditambah lagi ahli-ahli yang dapat dihubungi online

termasuk didalamnya para guru besar universitas, peneliti, dan ilmuwan,

menawarkan kepada siswa pasokan informasi yang tidak habis-habisnya. Muatan

pengajaran di dalam setiap subjek dapat diperkaya dan diperbaharui dari sumber-

sumber tersebut, dan seringkali siswa itu sendiri yang mengakses dan membagi

bersama informasi tersebut.

Siswa sekolah menengah berbicara tentang surfing the net satu malam dan

kemudian dengan segera memasuki magna carta. Ia tidak pernah melihat dokumen

tersebut meskipun ia telah membaca tentang hal ini pada banyak buku-buku

sejarah. Ia dapat mencetak dan membawanya ke sekolah pada hari berikutnya

dengan perasaan kepemilikan yang sangat kuat. Penemuan seperti itu membuat

pembelajaran pribadi dan menyenangkan bagi siswa sebagai pengetahuan yang

diperolehnya sendiri.

Peningkatan program komputer yang bersahabat dengan pengguna membuat

mungkin melakukan kombinasi informasi di dalam bentuk-bentuk berbeda,

termasuk didalamnya kata-kata, citra, dan bunyi. Siswa dapat menyimpan,

memilah, dan menyediakan informasi rujukan, catatan, bibliografi, dan

menciptakan laporan multimedia sehingga membuat pembelajaran lebih maju.

Guru dapat mengembangkan pengajarannya sendiri, menciptakan basis data yang

menghubungkan dokumen-dokumen, menyajikan paparan cuplikan pra program

dari video disk, dan memperkaya pengajarannya dengan kekayaan teknologi yang

diuraikan di dalam bab-bab tentang masing-masing kecerdasan lain.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 55

Page 56: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Komputer mendorong siswa melakukan revisi dan menulis kembali

komposisi dan karena itu mengembangkan kemahiran yang lebih besar dan gaya

yang lebih efektif. Meng-copy kembali dengan tangan atau dengan mesin tik

sering menghambat kelangsungan perbaikan dan revisi, tetapi komputer

memudahkan proses ini dan memberi siswa perasaan kendali yang lebih besar

terhadap tulisannya. Ketika siswa melihat karyanya di dalam format tampilan

profesional maka mereka menjadi lebih tertarik di dalam mengkaji dan menguasai

mekanik yang akan memberi sentuhan akhir pada karya tulisnya. Sejumlah

program-program pemrosesan kata yang paling populer meliputi microsoft word,

word perfect, dan ami pro for windows.

Pembelajaran penggunaan keyboard pada sekolah dasar masa kini adalah

sama pentingnya dengan pembelajaran menulis menggunakan pensil, dan

pembelajaran menggunakan pemrosesan kata adalah sama penting bagi siswa

seperti belajar mengetik. Anak-anak didorong menggunakan keterampilan ini di

dalam berkomunikasi dan bekerjasama dengan siswa-siswa jarak jauh tentang

berbagai proyek, melalui peningkatan jumlah jaringan elektronik. Telepon dan

modem sangat penting untuk proses ini dan menjadi peralatan standar pada setiap

kelas.

Teknologi elektronik memiliki dampak dalam jumlah besar terhadap

perkembangan keterampilan berbicara, sebagaimana anak-anak menemukan

kemungkinan berkomunikasi dengan teman-teman baru diseluruh negeri dan

dunia. Sebagian besar distrik sekolah mendapatkan akses untuk proyek-proyek ini

seperti nasional geographic Kids network. Sama seperti komputer telah

meningkatkan keterampilan menulis maka audi tape recording, video taping, dan

video comprention berpengaruh positif terhadap kemahiran bahasa lisan. Ketika

siswa mengamati dan mendengar percakapannya sendiri, mereka belajar

mengungkapkan dirinya secara efektif.

Teknologi menawarkan peluang komunikasi baru dan pembelajaran baru

bagi siswa penyandang cacat ganda dan berkemampuan berbeda. Sebagai contoh,

siswa yang secara fisik tidak mampu bergerak dapat berbicara melalui komputer

yang menulis percakapannya. Lain-lainnya yang mampu bergerak tetapi tidak

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 56

Page 57: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

mampu berbicara dapat menulis pada komputer kemudian mengatakan apa yang

telah ditulis. Contoh-contoh spesifik meliputi:

1. Siswa yang tuli: microflips full talk, LTJ design will talk

2. Untuk siswa penyandang cacat jasmani: smart keyboard yang sesuai dengan

bentuk tubuh dari pengguna dan dikembangkan oleh Arjan Khalsa untuk

Unicorn.

3. Untuk siswa tunanetra: Eduquest talking mouse

4. Untuk siswa gangguan pendengaran: eduquest speech viewer dan phone

communication.

5. Untuk siswa dengan gangguan penglihatan: eduquests screen reader dan

voice type.

Perkembangan keterampilan linguistik baru untuk semua populasi dapat

dikatalisasikan melalui alat-alat elektronik baru yang sangat terkemuka untuk

mengakses dan mengelola informasi dan komunikasi, pembelajaran, dan

pengembangan kecerdasan dalam cara-cara yang belum ada sebelumnya.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 57

Page 58: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Bagaimana kita dapat membantu siswa agar mereka jatuh cinta pada kata-

kata? Sebuah hasrat untuk bahasa dapat mendorong siswa menikmati bunyi dari

kata-kata, menghargai dan menggunakan kekuatan kata-kata secara

bertanggungjawab, menggali makna yang terkandung di dalam kata-kata, dan

menarik cara-cara tanpa akhir dari kata-kata itu dalam mengungkapkan rasa cinta

atau simpati memenangkan suatu argumen, menjelaskan suatu tugas yang

kompleks mengajarkan pada anak-anak usia dini, atau hanya menikmati

komunikasi dengan orang lain.

Beberapa tahun yang lalu, Robert Forst berbicara kepada sekelompok siswa

yang baru masuk yang dengan serius mencoba menggunakan setiap kata-kata

yang dikatakan oleh Rober Frosts. Tiba-tiba, pada pertengahan kalimat, ia

berhenti dan berkata, letakkan pensil kamu dan harap dengarkan saja! Tidak

menjadi masalah apakah Anda akan menjadi seorang penulis ataukah ahli

matematika ataupun ilmuwan atau juga seniman jika Anda tidak dapat memainkan

gagasan dan tidak mendapat kesenangan dari gagasan itu maka Anda tidak

mendapatkan apapun.

Pemikiran ini menjadi suatu harapan bagi banyak orang yang telah

mendengarkan peristiwa malam itu. Menulis dan berbicara secara efektif,

menyimak secara peka, dan membaca dengan pemahaman mendalam adalah

kegiatan kerja keras. Akan tetapi bukan hanya upaya yang mengandung nilai

terkecuali terdapat imbalan yang menyenangkan dan kelucuan di dalam

prosesnya. Kita harus membantu semua siswa untuk menikmati imbalan ini dari

sejak awal, semenjak mereka membangun satu keberhasilan kecil menuju

keberhasilan berikutnya dan pada saat bersamaan mengumpulkan kemampuan

dari upaya-upaya lebih lanjut.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 58

Page 59: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

Di dalam artikel baru-baru ini Leon Botsetin, direktur dari Bard College,

menulis bahwa instrumen penting di dalam tradisi pendidikan kita adalah literasi

dan penggunaan bahasa. Ia mengutip bahwa harapan adalah kumpulan dari

penguasaan bahasa. Binatang tidak berharap karena tidak memiliki bahasa.

Harapan bukanlah emosi tetapi fungsi dari bahasa, dan karena itu merupakan

kelompok pendidikan. Untuk menciptakan harapan di dalam suatu masyarakat,

maka pendidikan mutlak ada.

Dengan mengintegrasikan pengembangan kecerdasan verbal linguistic ke

dalam metode pembelajaran di sekolah, maka diharapkan siswa-siswa yang

memiliki kecerdasan verbal linguistic yang baik akan lebih mampu menggali

lebih jauh lagi kemampuannya dengan adanya lingkungan yang kondusif baik di

rumah ataupun di sekolah yang dilatih melalui proses menyimak, membaca,

berbicara dan menulis yang disisipkan pada setiap bidang mata pelajaran di

sekolah.

B. Rekomendasi

Penerapkan pendekatan Multiple Intelligence dalam pembelajaran, harus

memerhatikan beberapa langkah, meliputi: 1) Mengidentifikasi elemen-elemen

Multiple Intelligence dalam program kurikuler dan ekstrakurikuler. Misalnya

memasukkan program seni ke dalam kurikulum. 2) Meninjau kembali sistem

teknologi dan program piranti lunak untuk melihat kecerdasan-kecerdasan apa

yang terabaikan. 3) Para guru merenungkan kemampuan peserta didik, kemudian

memutuskan untuk secara sukarela bekerjasama dengan rekan-rekan yang lain. 4)

Proses pembelajaran dengan tanggung jawab tertentu, bisa dipilih sebagai metode

pembelajaran. 5) Diskusi dengan orang tua siswa dan anggota masyarakat

sehingga dapat membuka kesempatan-kesempatan magang bagi para siswa. Di

samping langkah-langkah di atas, sebagai upaya untuk memadukan pendekatan

Multiple Intelligence dalam pembelajaran, perlu juga memerhatikan hal-hal

berikut: 1) Persepsi tentang siswa harus diubah Selama ini kita selalu memiliki

persepsi terhadap siswa, bahwa siswa itu cerdas, rata-rata, dungu, dan lain-lain.

Persepsi inilah yang harus diubah. Sebaiknya para pendidik memberikan perhatian

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 59

Page 60: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

kepada berbagai macam cara yang dilakukan siswa untuk memecahkan masalah-

masalah mereka dan mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kita harus

menerima bahwa siswa memiliki profil-profil kognitif dengan tingkat kemampuan

yang berbeda-beda. Guru harus menyediakan kesempatan-kesempatan belajar

yang kaya, mempertajam kemampuan-kemampuan observasi mereka,

mengumpulkan informasi tentang bakat dan kegemaran siswa, serta mempelajari

kecerdasan-kecerdasan yang tidak biasa. 2) Guru membutuhkan dukungan dan

waktu untuk memperluas daftar pengajaran mereka.

Jika proses pembelajaran ingin mencapai tujuan bahwa siswa harus memiliki

pengetahuan, nilai dan sikap, serta keterampilan yang seimbang, maka jam belajar

yang selama ini hanya cukup untuk menguasai pengetahuan saja harus diubah

dengan memperluas jam belajar. Hal ini perlu dilakukan tiada lain untuk: a.

Memberi dukungan dan melakukan praktek. b. Meminta guru tertentu yang

memiliki kemampuan tinggi dalam sebuah kecerdasan untuk memberikan

pelatihan. c. Mengintegrasikan para spesialis yang memiliki keahlian dalam

bidang tertentu. d. Mengunjungi lokasi-lokasi lain sebagai bahan perbandingan

proses pembelajaran. 3) Pendekatan Multiple Intelligence dan pembelajaran

Kurikulum pada dasarnya berfokus pada pengetahuan yang mendalam dan

pengembangan kemampuan. Dalam hal ini, pembelajaran tidak harus menekankan

pengajaran melaui kecerdasan, tetapi yang harus mendapat penekanan adalah

bahwa pembelajaran itu untuk kecerdasan atau penguasaan kompetensi tertentu

sesuai dengan minat dan bakat siswa. 4) Diperlukan pendekatan baru terhadap

proses penilaian Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aktivitas

penilaian, yaitu: a. Bagaimana menilai kecerdasan siswa; b. Bagaimana

meningkatkan penilaian secara umum dalam hal kognitif, apektif, dan

psikomotorik; c. Bagaimana melibatkan siswa dalam proses penilaian. 5) Praktik

profesional menuju ke arah perkembangan Tingkat profesionalime para pendidik

perlu dimiliki setiap guru, sehingga tantangan yang dihadapi terutama dalam

menentukan model program yang akan dilakukan di kelas, tepat dan sesuai

dengan kompetensi siswa. Pernyataan-pernyataan lain yang harus menjadi bahan

renungan para guru, dapat diidentifikasi sebagai berikut: a. Bagaimana guru,

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 60

Page 61: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

siswa, administrator sekolah, orang tua, dan anggota masyarakat dapat

memperoleh informasi yang memadai tentang kemampuan manusia serta

implikasi-implikasinya bagi pendekatan-pendekatan baru di bidang pendidikan? b.

Bagaimana memasukkan strategi-strategi belajar dan mengajar yang mampu

memenuhi kebutuhan seluruh siswa ke dalam program-program pengembangan

pembelajaran? c. Bagaimana menyesuaikan lingkungan sekolah agar dapat

menawarkan program-program yang lebih kaya dan bervariasi? d. Bagaimana

mengembangkan persepsi kita tentang siswa? e. Bagaimana memperluas data-data

pengajaran dan penilaian? f. Konsep-konsep apakah yang mesti dipelajari siswa?

g. Anggota masyarakat manakah yang dapat menjadi penasihat atau dapat

memberi kesempatan magang? h. Bagaimana para pendidik belajar untuk

mengkombinasikan strategi-strategi pendidikan yang paling efektif dengan

menggunakan teknologi yang paling praktis dan paling cerdas? Sekelumit

pembahasan ini menyimpulkan beberapa bahan renungan untuk para pengelola

sekolah khususnya para guru, sebagai berikut: 1) Kurikulum adalah seperangkat

rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai

siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan pemberdayaan sumber daya

pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. 2) Apa pun konsep

kurikulumnya, pada dasarnya akan bertumpu pada; (1) penekanan ketercapaian

kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, (2) berorientasi pada

hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman, (3) penyampaian dalam

pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, (4) sumber belajar

bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur

edukatif, dan (5) penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya

penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. 3) Pengertian Multiple Intelligence

dalam bahasa Inggris adalah; Multiple(maltip) berarti berbagai jenis, Intelligence

(in’telijens) berarti kecerdasan. Multiple Intelligence merupakan suatu teori yang

dikemukakan Gardner, 1983 dalam Metode Praktis Pembelajaran Berbasis

Multiple Intelligence (2004) dideskripsikan bahwa teori tersebut merupakan

penguatan perspektif tentang kognisi manusia. Kecerdasan adalah bahasa-bahasa

yang dibicarakan oleh semua orang dan sebagian dipengaruhi oleh kebudayaan di

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 61

Page 62: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

mana ia dilahirkan. 4) Kegiatan pembelajaran pada akhirnya bermuara pada

pencapaian suatu kompetensi tertentu dari peserta didik. Pendekatan Multiple

Intelligence pun memandang bahwa seseorang/manusia memiliki beberapa

potensi kecerdasan. Salah satu dari kecerdasan setiap peserta didik itulah yang

harus dikembangkan, sehingga pada akhirnya menjadi suatu kompetensi yang

dominan dikuasai peserta didik.

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 62

Page 63: Makalah kecerdasan verbal (smt 2)

DAFTAR PUSTAKA

Campbell Linda. (1996). Teaching and Learning Through Multiple Intelligences. Needham Heights, Massachusetts

Gardner H. (1993). Multiple Intelligence. Basic Book. New York

Wyetcareline. (2010). Memahami Konsep Multiple Intelligences. (online). http://www.wyethindonesia.com, diakses 3 Desember 2010

Kecerdasan Verbal Linguistik Page 63