tugas analisis bahan pangan dan industri

Upload: shinta

Post on 06-Oct-2015

263 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas analisis pangan saya

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangProtein, suatu senyawa makromolekul yang sudah tidak asing lagi didengar oleh khalayak umum. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sl hewan atau manusia. Oleh karena itu protein merupakan sel pembentuk tubuh kita, maka protein dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Dalam al quran surah An-Nahl (16) ayat 14 disebutkan bahwa Artinya : Dan Dia-lah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan dagimg yang segar (ikan) darinya, dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu juga melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya , dan agar kamu bersyukur.(Dalam surat ini dinyatakan bahwa daging ikan dapat mempertinggi protein, dan minyak ikan sebagai sumer kalsium dan iodium.Protein ikan mengandung berbagai asam amino dalam bentuk yang mendekati asam amino didalam tubuh manusia.Komposisi asam amino protein ikan juga lebih lengkap dibanding bahan makanan lain, salah satunya taurin, sangat bermanfaat merangsang pertumbuhan sel otak balita.). Sebagian orang belum mengetahui manfaat daripada susu kambin etawa, padahal pada dasarnya susu kambing etawa memiliki manfaat yang sanat besar dalam dunia kesehatan. Hal ini didasarkan pada penelitian yang mengatakan bahwa susu kambing etawa memiliki kandungan nutrisi dan mineral yang cukup lengkap. Diantaranya fosfor, kalsium, sodium, dan fluorin. Oleh karena itu susu kambing etawa disebut-sebut memiliki manfaat yang hampir sama dengan ASI. Jadi, adanya susu kambing etawa ini dapat menggantikan peranan ASI pada ibu-ibu yang tidak dapat menyusui. Dengan adanya penelitian tentang protein pada susu kambing etawa ini dapat diharapkan dapat mengetahui profil dari masing-masing protein dengan 3 varian bakteri yang digunakan untuk mengetahui berat molekul daripada protein itu sendiri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDS-PAGE, karena dalam ilmu biokimia untuk mengetahui berat molekul dalam protein menggunakan metode ini. Atau lebih familiarnya dengan elektroforesis.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:1. Metode apa yang digunakan untuk mengetahui profil protein dari susu kambing etawa?2. Berapa berat molekul dari protein susu kambing etawa?3. Apa manfaat dari susu kambing etawa?

1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui metode yang cocok untuk mengetahui profil protein dari susu2. Untuk mengetahui berapa berat molekul dari protein susu kambing etawa3. Untuk mengetahui manfaat daripada susu kambing etawa dalam dunia kesehatan

BAB IILANDASAN TEORI2.1 Dasar Teori2.1.1 ProteinProtein adalah senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan hingga jutaan satuan(g/mol), komponen protein terdiri atas atom karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen, dan beberapa ada yang mengandung sulfur dan fosfor. Protein yang tersusun dari hanya asam amino disebut protein sederhana. Protein disebut juga polypeptida karena beberapa asam amino saling berikatan dalam ikatan peptida. Adapun protein yang mengandung bahan selain asam amino, seperti turunan vitamin, lemak, dan karbohidrat, disebut protein kompleks. Secara biokimiawi, 20% dari susunan tubuh orang dewasa terdiri dari protein. Kualitas protein ditentukan oleh jumlah den jenis asam aminonya (Devi, 2010).Protein sangat berperan penting dalam proses tubuh. Proses kimia tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Di samping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah (eritrosit) yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh bagian tubuh adalah suatu jenis protein. Demikian juga zat-zat yang berperan untuk melawan bakteri atau yang biasa disebut antigen juga suatu protein. Protein merupakan jenis zat gizi yang diperlukan tubuh untuk menggantikan sel-sel yang rusak dan juga untuk pertumbuhan. Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan ataupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut protein hewani, sedangkan yang berasal dari tumbuhan disebut protein nabati. Beberapa makanan sumber protein adalah daging, telur, susu, ikan, beras, kacang, kedelai, gandum, jagung, dan buah-buahan.(Devi,2010).Sifat Fisis ProteinProtein murni tidak berwarna dan tidak berbau. Jika protein tersebut dipanaskan, warnanya berubah menjadi coklat dan baunya seperti bau bulu atau bau rambut terbakar. Keratin misalnya, yaitu protein yang monomernya banyak mengandung asam amino sistein. Jika keratin dibakar, timbul bau yang tidak enak. Protein alam yang murni juga tidak memiliki rasa, tetapi hasil hidrolisis protein, yaitu proteosa, pepton, dan peptida, mempunyai rasa pahit. Pada umumnya, protein terdapat dalam bentuk amorf dan hanya sedikit sekali yang terdapat dalam bentuk Kristal. Protein nabati umumnya lebih mudah membentuk Kristal dibandingkan dengan protein hewani. Protein hewani seperti hemoglobin mudah membentuk suatu Kristal, sedangkan albumin sukar. Kandungan protein pada setiap bahan berbeda-beda. Beberapa protein enzim, seperti tripsin, pepsin, urease, dan katalase juga dapat membentuk Kristal (Sumardjo, 2008).Viskositas larutan protein dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi protein. Pada konsentrasi yang sama, larutan protein fibrosa mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan protein globular. Jadi, juga pada konsentrasi yang sama, larutan protein bermolekul besar mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan protein bermolekul kecil. Viskositas protein paling rendah yaitu pada titik isoelektriknya. Kelarutan protein dalam pelbagai pelarut (air, alcohol, dan garam encer) berlainan. Protein yang kaya akan radikal-radikal nonpolar bebas lebih mudah larut dalam campuran alcohol-air dari pada dalam air. Protein yang miskin akan radikal-radikal polar bebas cenderung untuk mengendap dengan penambahan sedikit alcohol atau aseton. Protein tidak larut dalam air, tetapi kaya akan radikal-radikal yang bermuatan, dan mudah larut dalam garam-garam netral. Tinggi rendahnya suhu dapat memengaruhi kelarutan protein dalam larutan garam. Dalam larutan garamfosfat misalnya karboksi hemoglobin kuda pada suhu 0oC mempunyai kelarutan sepuluh kali lebih besar dari pada suhu 25oC. Protein yang terdapat pada biji-biji tanaman lebih mudah larut dalam larutan garam pada suhu tinggi dibandingkan dengan suhu rendah. Namun, kenaikan suhu tidak banyak memengaruhi kelarutan albumin telur dalam larutan garam (Sumardjo, 2008).Sifat AmfoterAdanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan (polielektrolit) dan bersifat amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun dengan basa). Dalam kimia, amfoter merujuk pada zat yang dapat bereaksi sebagai asam atau basa. Perilaku ini dapat terjadi karena memiliki dua gugus asam dan basa sekaligus atau karena zatnya sendiri mempunyai kemampuan seperti itu. Zat amfoter yang klasik adalah asam amino, protein, dan air. Beberapa logam, seperti seng, timah, aluminium, dan berilium, dapat membentuk oksida amfoterik. Gejala ini dapat dimanfaatkan untuk memisahkan kation dalam larutan, misalnya seng dari mangan (Linggih, 2004).2.1.2 Protein Hewani (Susu)Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan akan protein hewani semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya taraf hidup manusia. Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia karena kelezatan dan komposisinya yang ideal selain itu susu mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh tubuh, semua zat makanan yang terkandung didalam susu mudah dicerna dan dimanfaatkan oleh tubuh (Ressang dan Nasution, 1982).Susu murni adalah susu yang diperoleh dari hasil pemerahan dan belum mendapat perlakuan, dan susu murni yang belum mengalami proses pemanasan disebut susu segar (Dirkeswan, 1983). Susu merupakan sumber energi karena mengandung laktosa dan lemak, sumber zat pembangun karena mengandung protein dan mineral serta sebagai bahan-bahan pembantu proses metabolisme seperti mineral dan vitamin. Secara kimiawi susu normal mempunyai susunan sebagai berikut: air (87,20%), lemak (3,70%), protein (3,50%), laktosa (4,90%), dan mineral (0,07%) (Sumudhita, 1989).Susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Susu yang banyak dijual dan dikenal di pasaran adalah susu sapi. Sebenarnya susu kambing tidak kalah nilai gizinya dibandingkan dengan susu sapi. Hanya karena faktor kebiasaan dan ketersediaannya maka susu sapi lebih menonjol di pasaran (Sumudhita, 1989). Susu merupakan media cair yang mempunyai komposisi sangat lengkap, sehingga tidak dapat bertahan lama dalam waktu lama bila disimpan pada suhu kamar. Susu yang disimpan pada suhu kamar akan mudah rusak jika tidak mendapat perlakuan seperti pasteurisasi, pendinginan/pembekuan, dan pemanasan(Ressang dan Nasution, 1982).Pemanfaatan kambing di Indonesia baru terbatas sebagai penghasil daging, sedangkan sebagai penghasil susu masih sedikit. Kambing yang umumnya dipelihara adalah kambing Peranakan Etawah (PE), karena kambing ini merupakan salah satu jenis kambing yang menghasilkan susu untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Jenis kambing PE merupakan jenis kambing yang memiliki produktivitas tinggi dan daya tahan yang lebih baik. Kambing PE banyak dipelihara oleh masyarakat di Indonesia dan tersebar luas diseluruh wilayah pedesaan karena mempunyai kemampuan untuk beradaptasi dan mempertahankan diri terhadap lingkungan yang kurang baik (Davendra dan Burns, 1994). Kandungan protein susu kambing relatif lebih tinggi, yaitu 4,3% dibanding susu sapi 3% (Sunarlim, 1992). Pada waktu susu berada di dalam ambing ternak yang sehat atau berada beberapa saat setelah keluar, susu merupakan suatu bahan murni, hygienis, bernilai gizi tinggi, dan mengandung sedikit bakteri yang berasal dari ambing, atau boleh dikatakan susu masih steril, bau dan rasanya tidak berubah dan tidak berbahaya untuk diminum. Setelah beberapa lama berada di luar, susu sangat peka terhadap pencemaran bakteri karena di dalam susu terkandung semua zat yang disukai oleh bakteri seperti protein, mineral, karbohidrat, lemak, dan vitamin sehingga susunan dan keadaannya akan berubah (Suardana dan Swacita, 2004). Selain susu sebagai bahan makanan sangat penting artinya bagi manusia dan ternak, susu juga merupakan media yang dapat menyebarkan penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang dapat menular dari manusia ke hewan atau sebaliknya (milk borne disease). Oleh karena itu, pemeriksaan kualitas susu sebelum dimanfaatkan atau sebelum pengolahan sangat perlu untuk kesehatan konsumen (Saleh, 2004).Banyak persoalan yang dihadapi dalam pengolahan, penyimpanan dan penggunaan susu karena stabilitasnya mudah terganggu. Usaha dalam memenuhi kebutuhan akan susu dilakukan dengan berbagai cara yang tetap dikaitkan dengan jaminan kualitas, karena kualitas susu merupakan faktor penting bagi kesehatan konsumen (Dirkeswan, 1983). Susu yang dihasilkan harus segera ditangani dengan cepat dan benar. Hal ini disebabkan sifat susu yang sangat mudah rusak dan mudah terkontaminasi. Salah satu cara supaya susu tidak cepat rusak yaitu dengan pembekuan. Susu yang dibekukan biasanya dilakukan untuk menjaga kualitas dan kandungan gizi susu. Thawing (mencairkan) susu pada suhu kamar tidak boleh lebih dari 2 jam karena bakteri akan mudah berkembang (Gunawan, 2010).Indonesia Medicus Veterinus 2012 1(3) : 361 369 ISSN : 2301-7848364Menurut Suardana dan Swacita (2004), pengujian terhadap kualitas susu dapat dilakukan berdasarkan keadaan dan susunan susu. Pemeriksaan kualitas susu berdasarkan keadaannya, antara lain meliputi uji didih, uji alkohol, dan uji derajat asam. Uji didih, uji alkohol, dan uji derajat asam dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa derajat keasaman susu secara tetrimetri dan untuk mengetahui baik tidaknya susu, sehat dan layak dikonsumsi, apabila susu tetap dalam keadaan homogen berarti susunya masih dalam keadaan baik dan layak untuk dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumudhita (1989), bahwa kualitas susu dapat dilihat dari susunan dan keadaan proteinnya. Semakin tinggi kadar keasaman susu maka kualitas susu semakin rendah. Susu menjadi asam karena akibat perombakan laktosa menjadi laktat yang disebabkan oleh bakteri asam laktat.

2.1.3 Metode SDS-PAGEElektroforesis adalah sebuah metode untuk respirasi atau pemisahan sebuah molekul besar (seperti protein, fragmen DNA RNA dll) dari campuran molekul yang serupa. Elektroforesis digunakan untuk memisahkan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik. Sebuah arus listrik dilewatkan melalui medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada makromolekul, misalnya DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan negatif dilewatkan melalui suatu medium (misal agarosa), maka molekul tersebut akan bergerak dari muatan negatif menuju muatan positif. Kecepatan gerak molekul tersebut tergantung pada rasio muatan terhadap massanya dan bentuk molekulnya (Yuwono,2008)SDS (sodium dodecyl sulfat) merupakan detergen anionik, apabila dilarutkan molekulnya memiliki muatan negatif dalam range pH yang luas. Fungsi utama SDS pada metode SDS-PAGE (SDS-polyacrylamide gel electrophoresis) yaitu untuk memberikan muatan negatif pada protein yang akan dianalisis, selain itu SDS dapat mendenaturasi protein, mempermudah menyamakan kondisi, menyederhanakan protein (bentuk, ukuran, dan muatan). Muatan negatif SDS akan menghancurkan sebagian struktur kompleks protein dan secara kuat tertarik ke arah anoda bila ditempatkan pada suatu medan listrik (Anam, 2009).Tujuan analisis protein dengan metode elektroforesis yaitu untuk memisahkan protein berdasarkan berat molekul dengan menggunakan matriks penyangga akrilamid. Selain itu dengan elektroforesis akan diketahui jenis protein dalam bahan atau sampel yang akan dianalisis. Elektroforesis dalam skala besar memungkinkan digunakan sebagai metode pemisahan untuk menentukan komponen dari protein (Wibowo,2010).

2.1.4 FermentasiProses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karakteristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik. Contoh-contoh produk tradisional (misalnya tempe, tauco, tape dll) sampai kepada produk yang modern (misalnya salami dan yoghurt). Berikut ini adalah tabel golongan bakteri dan produk yang dihasilkan saat fermentasi dengan bantuan bakteri :

Table1

GolonganSpesiesHasil MetabolitKegunaanProduk Pangan

BakteriAcetobacter XylinumAsam asetatFermentasi NataNata de coco

BakteriAcetobacter OxidansAsam asetatMengoksidasi alkohol pada fermentasi kakaoNata de cacao

BakteriAcetobacter RancensAsam asetatMengoksidasi alkohol pada fermentasi kakaoNata de cacao

BakteriAcetobacter AcetiAsam asetatMengoksidasi alkohol pada fermentasi kakaoNata de cacao

BakteriAcetobacter MelagensAsam asetatMengoksidasi alkohol pada fermentasi kakaoNata de cacao

BakteriAerobacter Spp.DekstranSebagai pengganti plasma darah

BakteriAlcaligenes Faecalis Var. MyxogenesDekstranSebagai pengganti plasma darah

BakteriBrevibacterium FlavumAsam glutamatSebagai fermentasi asam glutamatVetsin

BakteriBrevibacteriumAsam sitratDigunakan dalam industri makanan, farmasi,kosmetik

BakteriBacillus SubtilisGliserol

BakteriClostridium ButiricumAsam butirat, asam propionat

BakteriCorinebacteriumAsam glutamatSebagai fermentasi asam glutamatVetsin

BakteriClostridium AetobutylicumAseton, butanol, isopropanolFermentasi aseton, butanol, isopropanol

BakteriClostridium BotulicumAseton, butanol, isopropanolFermentasi aseton, butanol, isopropanol

BakteriClostridium ThermocellumAsam asetat

BakteriClostridium ThermoacetiumAsam asetat

BakteriCorynebacteriumAsam sitratDigunakan dalam industri makanan,farmasi,kosmetik

BakteriDebarymycesXilitolss

BakteriErwinia Dissolvent

BakteriLactobacillus BulgaricusAsam laktatFermentasi kejuKeju Swiss

BakteriLactobacillus Sp.Asam laktatFermentasi keju, yoghurt, mentegaKeju, yoghurt, mentega

BakteriLactobacillus CaseiAsam laktatPematangan dalam fermentasi kejuKeju

BakteriLactobacillus HelvenicusAsam laktatSebagai starter pembuatan kejuKeju

BakteriLactobacillus LactisAsam laktatFermentasi kejuKeju

BakteriLeuconostoc DextranicumAsam sitratSebagai starter, pembentukan curd dan cita rasaMentega

BakteriLeuconostoc CitrovorumAsam sitratPembentuk senyawa perisa, cita rasa dan curdMentega

BakteriLeuconostoc MesenteroidesDekstran

BakteriLeuconostoc DelbrueckliAsam laktatBahan tambahan pada minuman ringanEsens, sari buah, jam, sirup

BakteriLeuconostoc LiechmanniiAsam laktatBahan tambahan pada minuman ringanEsens, sari buah, jam , sirup

BakteriMicrococcus Sp.Sosis

BakteriMicrococcus GlutamicusLysin

BakteriPediococcus CereviceaeSosis

BakteriPrepionibacterium SkermaniiPembentuk perisa pada kejuKeju Swiss

BakteriPrepionibacterium PetersoniiPembentuk perisa pada kejuKeju Swiss

BakteriPseudomonas ClodeaGellan/polytranPencampur tinta, cat dan pelapis biji

BakteriPseudomonas Spp.AlginatSebagai bahan pengental

BakteriStreptococcus ThermophilusAsam laktatPembentuk lendirYoghurt, keju

BakteriStreptococcus LactisAsam laktatSebagai starterKeju, mentega

BakteriStreptococcus CoremornisAsam laktat

KhamirAmylomyces rouxiiEthanolSebagai fermentasi beras ketanTape ketan

KhamirChlamidomucor Sp.EthanolSebagai fermentasi beras ketanTape ketan

KhamirRhizopus Sp.EthanolSebagai fermentasi ketela pohonTape singkong, brem padat

KhamirSaccharomyces Sp.EthanolSebagai fermentasi cairan arenTuak

KapangAspergillus oryzaeSebagai fermentasi kedelaiTempe, kecap, tauco

KapangAspergillus flavusSebagai fermentasi kedelaiTempe, kecap, tauco

KapangAspergillus nigerSebagai fermentasi kedelaiTempe, kecap, tauco

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASANPada analisa ini terdapat pula kultur bakteri yang digunakan dalam penelitian dihitung jumlah sel nya untuk mengetahui pola pertumbuhan dari masing-masing kultur, karena pada fermentasi dibutuhkan bakteri. Bakteri yang digunakan adalah L.bulgaricus sejumlah 10,02 x 108 , L.acidophillus sejumlah 8,53 x 108 , dan S.thermophillus sejumlah 10,83 x 108. Masing-masing dari kultur mencapai fase yang disebut logaritmik, yaitu fase dimana pertumbuhan berjalan dengan kecepatan yang sangat cepat dan tak terkendali. Persediaan nutrisi atau makanan mmasih lengkap dan tercukupi serta produk sisa belum terakumulasi. Pada bakteri terdapat fasa yang tergambar sebagai berikut

Dengan keterangan : Fase lag : fase ini berjalan lambat, dengan sedikit atau nahkan tidak ada proses pembelahan sel atau perkembangan sel (fase adaptasi) Fase pertumbuhan linier : pada fase ini tingkat dan kecepatan pertumbuhan mulai stabil dan relative konstan (pertumbuhan dibatasi oleh faktor eksternal dan internal) Fase stasioner : tingkat paling stabil dalam kurva pertumbuhan (organisme dewasa telah terbentuk namun belum sepenuhnya berhenti pertumbuhannya)Fase logaritmik awal pada jam ke-2 dan fase logaritmik akhir pada jam ke-18. Pada fase logaritmik bakteri membelah dengan cepat, kecepatan pembelahan ini disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor pH, kandungan nutrisi, suhu dan kelembaban udara. Berdasarkan dari kurva pertumbuhan daripada bakteri L.bulgaricus, L.acidophillus dan S.thermophillus secara berturut-turut memiliki laju pertumbuhan sebesar 0,02; 0,06; dan 0,03 generasi/jam. Menurut analisa laju pertumbuhan ini tergolong rendah dibandingkan dengan beberapa penelitian laju pertumbuhan bakteri asam laktat lain yang mampu mencapai nilai 0,14 generasi/jam terutama jika dilihat dari bakteri L.bulcaricus yang hanya mencapai nilai 0,02 generasi/jam. Pada pembuatan yoghurt terjadi penurunan pH, nilai pH pada awal inkubasi berkisar antara 6,6-6,7 mengalami penurunan karena adanya bakteri yang membuat susu menjadi bersifat asam karena fermentasi oleh bakteri tersebut. Yoghurt LA memiliki pH sebesar 4,25 dengan penurunan pH sebesar 0,06 sedangkan pada yoghrut LB 5,21 dengan penurunan sebesar 0,34 serta pada yoghurt ST adalah 5,98 dengan penurunan pH sebesar 0,46.dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa yang bersifat paling asam adalah pada yoghurt LA, penurunan pH ini disebabkan oleh adanya produksi asam laktat oleh kultur bakteri selama dalam masa inkubasi. Asam laktat tersebut diperoleh dari pemecahan laktosa yang terdapat pada susu kambing etawa tersebut, yaitu laktosa diubah menjadi D-glukosa dan akan dirubah lagi menjadi piruvat melalui jalur Embden-meyerhof dimana jalur tersebut merupakan rangkaian reaksi yang mengubah lukosa menjadi dua molekul piruvat yang nantinya dibutuhkan dalam sintesis protein dalam tubuh. Setelah piruvat dipecah menjadi asam laktat oleh enzim laktat hidrogenase, kemudian didapatkan grafik sebagai berikut :

Pemisahan proteinnya dilakukan pada gel karena metode yang digunakan adalah elektroforesis lebih tepatnya yaitu pada gel poliakrilamid 15% karena konsentrasi gel ini biasa digunakan untuk memisahkan protein dengan berat molekul kurang dari 50 kDa. Hasil daripada separasi protein menunjukan bahwa pada yoghurt dengan kultur LA memiliki protein dengan berat molekul sebesar 31 dan 48 kDa, sedangkan pada kultur LB memiliki protein dengan berat molekul sebesar 30, 37, 44, 50 dan 57 kDa, serta pada protein yang terlihat pada yoghurt kultur ST adalah pada berat molekul 30,38, 46 dan 55 kDa. Berikut dibawah merupakan gambaran hasil elektroforesis dengan menggunakan gel poliakrilamid

Disebutkan dalam sebuah jurnal Budiarti dkk(2013) menyatakan keberadaan protein dengan berat molekul 30-60 kDa pada yoghurt dengan kultur campuran LA dengan ST adalah menunjukan berat molekul 32,508 kDa sedangkan jika pada yoghurt dengan kultur campuran LB dengan ST adalah 31,05 kDa, 33,95 kDa, 36,07 kDa, dan 41,15 kDa.protein yang dimiliki oleh yoghurt dengan kultur tunggal ini tidak dimiliki oleh bakteri yang digunakan dalam pembuatan yoghurt. Perbedaan profil dari protein ini kemungkinan disebabkan oleh aktivitas enzim protease hasil sintesis bakteri yang berbeda-beda sehingga dapat mengubah daripada protein pada susu kambing menjadi peptida yang lebih sederhana. Kombinasi starter yoghurt dapat menyebabkan profil pita protein yang didapatkan menjadi lebih banyak dan kecil-kecil.Dari hasil tersebut dapat dimasukkan dalam tabel sebagai berikut, tabel ini menunjukan berat molekul dari masing-masing fermentasi susu (yoghurt) :

Hasil perhitungan dari berat molekul pada masing-masing sampel menunjukan bahwa protein yang dapat diidentifikasi pada berat molekul 30-60 kDa adalah protein kasein yaitu -kasein, -kasein dan -kasein. Protein kasein yang ditemukan dalam penelitian ini berkisar antara 30 hingga 48 kDa. Nitsche (2011) menyatakan bahwa protein yang terdapat pada susu dengan berat molekul 37 kDa adalah -kasein, 33 kDa merupakan -kasein dan pada 46 kDa merupakan -kasein, 18 kDa adalah -laktoglobulin dan 14 kDa adalah -laktalbumin. Susu sapi memiliki protein -kasein yang dominan pada berat molekul 38 kDa dan -kasein pada berat molekul 45 kDa, sedangkan jika pada susu kambing pada berat molekul 30-60 kDa didominasi oleh -kasein. Protein kasein pada berat molekul antara 30-38 kDa adalah -S1 kasein dan pada berat molekul 36 kDa adalah -S2 kasein. Susu kabin etawa memiliki sifat kemiripan dengan ASI dari ibu hal ini ditunjukan oleh penelitian dari Universitas Granada yang telah menemukan bahwa susu kambin etawa memiliki banyak nutrisi seperti kasein yang membuatnya mirip seperti ASI. Susu kambing mirip dengan ASI yang mengandung alfa S1 kasein yang lebih sedikit dibanding dengan susu sapi. Dimana alfa S1 kasein merupakan penyebab utama terjadinya alergi jika minum susu sapi. Oleh karena itu, susu kambing bersifat hypoallergenic selain itu kandungan oligisakarida yang jumlahnya cukup besar. Pada susu kambing memiliki oligosakarida denan komposisi yang mirip dengan susu manusia. Senyawa ini tidak tercerna di usus besar dan bertindak sebagai prebiotik (bahan makanan yang dapat mendukung tumbuh kembang bakteri menguntungkan (probiotik) dalam tubuh. Bakteri probiotik hadir dalam usus sejak manusia lahir dan terus-menerus bersaing dan mengalahkan bakteri jahat/patogen dalam tubuh, hal ini mengancam populasi bakteri probiotik.

BAB IVPENUTUP4.1 Kesimpulan Profil protein 30-60 kDa yang diidentifikasi dari yoghurt kultur tunggal adalah protein kasein yaitu -kasein (34-38 kDa), -kasein (30-31 kDa) dan -kasein (40-60 kDa). Profil protein didominasi oleh protein -kasein pada berat molekul 40-60 kDa. Yoghurt LB memiliki profil protein paling banyak dan diduga memiliki fungsi fisiologis yang lebih baik dibandingkan dengan yoghurt lainya. Serta metode yang pas dalam analisis profil protein pada susu kambing dan sapi hasil fermentasi ini adalah SDS-PAGE (elektroforesis) dimana metode ini dapat menentukan berat molekul dari protein itu sendiri karena pada analisa ini yang ingin diketahui adalah berat molekul dari protein dengan berbeda kultur untuk mengetahui bakteri apad yang paling efetif dan pada berat molekul berapa protein itu baik untuk tubuh. 4.2 SaranApabila bagi pembaca ada yang kurang berkenan mohon dimaklumi, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis hasil analisa ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anam, K.2009.SDS-PAGE dengan Silver Staining dan Zimogram. Bioteknologi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.Devi, Nirmala. 2010.Nutrition and Food Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.Hamidah, Emi.Dkk.2012 1(3):361-369.Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing pada Penyimpanan Suhu Kamar.Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner: Fak Kedokteran Udayana BaliLinggih, S. R dan P. Wibowo. 2004.Ringkasan Kimia. Ganeca Exact Bandung: Bandung.Sumardjo, Damin. 2008.Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Wibowo, M.S.2010.Elektroforesis.Sekolah Farmasi Institut Teknologi BandungYuwono,T.2008. Biologi Molekular.Jakarta:penerbit Erlangga