ppip industri pangan

115
TUGAS TERSTRUKTUR PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI PANGAN MIE JAGUNG INSTANT CAP DUA TONGKOL Evi Tri Wahyuindarti A1M008055 Anggi Priyandari A1M008057

Upload: annisa-fitrianingsih

Post on 14-Sep-2015

71 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

industri pangan

TRANSCRIPT

TUGAS TERSTRUKTURPERENCANAAN PROYEK INDUSTRI PANGAN

MIE JAGUNG INSTANT CAP DUA TONGKOL

Evi Tri WahyuindartiA1M008055Anggi Priyandari A1M008057

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PERTANIANJURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN2011I. PENDAHULUAN

Industri pangan menghasilkan berbagai produk pangan olahan dalam bentuk makanan tradisional maupun modern. Produksi pangan olahan ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan kebutuhan luar negeri. Industri pangan mencakup kegiatan mulai dari bagian produksi bahan mentah, bagian pengolahan dan bagian distribusi. Selain itu, kegiatan tersebut juga dapat membantu pembangunan suatu wilayah.Produk mie baik berupa mie basah, mie kering, maupun mie instan kini sudah menjadi bahan makanan utama kedua setelah beras bagi masyarakat Indonesia. Berdasarkan hasil kajian preferensi konsumen, mie merupakan produk pangan yang paling sering dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat baik sebagai makanan sarapan maupun sebagai selingan (Juniawati, 2003). Mie biasanya terbuat dari tepung terigu yang bahan bakunya, yaitu gandum masih harus diimpor dari luar negeri. Oleh karena itu, pencarian berbagai bahan pangan lain sebagai pengganti tepung terigu terus dilakukan. Salah satu alternatif substitusi tepung terigu terutama dalam pembuatan mie adalah dengan pemanfaatan jagung. Jagung merupakan salah satu komoditas yang memiliki kandungan nilai gizi yang cukup memadai dan di beberapa daerah di Indonesia sudah digunakan sebagai makanan pokok.Kabupaten Banyumas merupakan salah satu bagian wilayah Provinsi Jawa Tengah yang secara astronomis terletak diantara 10839171092715Bujur Timur dan 7150573710 Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Banyumas adalah 132.759 ha atau sekitar 4,08 persen dari luas wilayah Jawa Tengah. Luas wilayah tersebut terbagi menjadi lahan sawah sekitar 32.226 ha atau 24,27 persen, sedangkan sisanya 100.533 ha atau 75,23 persen merupakan lahan bukan sawah. Secara administratif wilayah seluas 132.759 Ha tersebut, terdiri dari 27 kecamatan yang terbagi lagi menjadi beberapa desa/kelurahan sejumlah 301 desa dan 30 kelurahan (Bappeda, 2009).Letak Kabupaten Banyumas berbatasan dengan beberapa Kabupaten yaitu:1. Sebelah Utara dengan Kabupaten Brebes dan Kabupaten Pemalang.2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara dan kabupaten Kebumen.3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Cilacap.4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes.Hampir setengah dari luas wilayah Kabupaten Banyumas merupakan kawasan budidaya pertanian dengan tingkat kesuburan yang cukup baik. Namun demikian dari pemanfaatan tanah yang ada masih belum maksimal penggunaannya terhadap kegiatan produktif. (Bappeda, 2009)..

II. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Perananan pemasaran dalam menentukan kelanjutan usaha suatu perusahaan begitu penting, sehingga banyak di antara perusahaan dalam manajemennya menempatkan posisi pemasaran paling depan. Pemasaran harus selalu mengetahui lebih dahulu pasar yang akan dimasukinya, seperti:1) Ada tidaknya pasar,2) Seberapa besarnya pasar yang ada,3) Potensi pasar,4) Tingkat persaingan yang ada, termasuk besarnya market share yang akan direbut dan market share pesaing. (Kasmir dan Jakfar, 2007).Faktor utama menurut Ibrahim (2003) yang perlu dinilai dalam aspek pasar dan pemasaran, antara lain:a. Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta kecenderungan permintaan di masa yang akan datang.b. Berdasarkan pada angka proyeksi (perkiraan), berapa besar kemungkinan market space (market potensial) yang tersedia di masa yang akan datang.c. Berapa besar market share yang direncanakan berdasarkan pada rencana produksi.d. Faktor-faktor apa saja yang mungkin mempengaruhi permintaan di masa yang akan datang.e. Strategi apa saja yang perlu dilakukan dalam meraih market share yang telah direncanakan. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) dalam aspek pasar dan pemasaran, baik untuk perusahaan yang sudah berjalan maupun bagi perusahaan yang akan berdiri perlu dilakukan suatu studi tentang kelayakan terlebih dahulu. Intinya aspek pasar dan pemasaran adalah untuk mengetahui berapa besar pasar yang akan dimasuki, struktur pasar dan peluang pasar yang ada, prospek pasar dimasa yang akan datang serta bagaimana strategi pemasaran yang harus dilakukan.1. Permintaan dan penawaranPermintaan adalah jumlah barang atau jasa yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang atau jasa adalah: harga barang itu sendiri, harga barang lain yang memiliki hubungan, pendapatan, selera, jumlah penduduk, serta faktor khusus (Kasmir dan Jakfar, 2007).Jumlah permintaan mie berbahan dasar jagung secara umum dapat diketahui dari jumlah penduduk di Kabupaten Banyumas. Hal ini dikarenakan mie merupakan makanan yang dapat dikonsumsi oleh segala umur. Berdasarkan hasil pencacahan sensus penduduk 2010, jumlah penduduk kabupaten banyumas adalah 1.553.902 orang, yang terdiri dari 777.568 laki-laki dan 776.334 perempuan. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 tersebut terlihat 3 kecamatan yang merupakan urutan teratas jumlah penduduk adalah Cilongok 108.797 orang, ajibarang 89.861 orang, dan sokaraja 76.867 orang. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten BanyumasJenis KelaminTahun/ jiwa

20062007200820092010

Laki-laki775.056785.007785.251761.021777.568

Perempuan777.196786.607753.329783.117776.334

Total1.552.2521.571.6141.538.5801.544.1381.553.902

Sumber: BPS Kabupaten Banyumas (2010)Penduduk yang terdapat di Kabupaten Banyumas bila dilihat dari kelompok umur tergolong dalam penduduk usia muda. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di Kabupaten BanyumasKelompok Umur (Tahun)Jumlah (Orang)Persentase (%)

0-14438.5386,66

15-59978.17364,45

60154.90328,89

Jumlah1.571.614100

Sumber : BPS Kabupaten Banyumas (2009)

Jumlah konsumen potensial industri mie jagung instant adalah penduduk di Kabupaten Banyumas. Jumlah penduduk di Kabupaten Banyumas pada tahun 2010 sebanyak 1.553.902 orang. Mie jagung instant yang dibutuhkan sekitar 85 gram per hari per orang atau sekitar 132.081,67 kg mie jagung yang dibutuhkan. Adanya persaingan dari produk mie lain maka industri mie jagung menargetkan 2,5 persen dari konsumen potensial atau sekitar 3300 kg per hari.Prospek pasar mie jagung instant juga akan dipasarkan di wilayah lain. Wilayah yang direncanakan sebagai daerah pemasaran adalah wilayah barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen). Pemilihan tersebut dikarenakan wilayah barlingmascakeb tersebut cukup berdekatan. Selain itu kelima wilayah tersebut telah saling mengadakan kerjasama di bidang perekonomian sehingga akan memudahkan dalam peluang pasar.2. Perkembangan hargaa. Bahan bakuBahan baku yang akan digunakan dalam industri ini adalah tepung jagung dan pati jagung. Harga tepung jagung berkisar antara Rp.3.200 per kg. Harga pati jagung Rp6.800 per kg. b. Mie jagungMie jagung yang beredar dipasaran adalah bihun jagung pioneer dengan harga Rp30.000/ball. 1 ball terdiri dari 10 bungkus dengan berat satuannya 340 gram.c. Saingan usahaPersaingan aspek industri sejenis tidak terdapat persaingan yang begitu tinggi karena produk mie jagung ini merupakan produk baru yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Banyumas. Kebanyakan industri mie yang telah ada berupa bihun jagung, sehingga peluang untuk membuat mie jagung cukup besar.3. Strategi pemasaranStrategi pemasaran memiliki peranan yang penting dalam berhasil atau tidaknya suatu industri dapat melangsungkan usahanya. Kasmir dan Jakfar (2007) menyatakan strategi bersaing dan unsur segmentasi, target dan posisi pasar (STP) ditetapkan, maka selanjutnya perlu diselaraskan dengan kegiatan pemasaran lainnya seperti strategi bauran pemasaran (marketing mix strategy). Kotler (2003) menambahkan bahwa strategi pemasaran adalah pendekatan rata-rata yang akan digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan lebih dahulu, didalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar, penempatan produk dipasar, bauran pemasaran, dan tingkat biaya pemasaran yang diperlukan.Strategi bauran pemasaran (Kasmir dan Jakfar, 2007) tersebut adalah strategi produk, strategi harga, strategi lokasi dan distribusi, serta strategi promosi.a. Strategi ProdukStrategi produk adalah suatu strategi yang berkaitan dengan produk yang akan diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan. Strategi yang tepat dapat menjadikan produk lebih unggul dibandingkan dengan produk saingannya. Produk yang akan ditawarkan harus sudah melewati beberapa tahapan uji produk. Spesifikasi produk ditentukan sebagai standar kualitas yang meliputi bahan baku yang digunakan, proses pembuatan, ukuran, warna, tekstur, bentuk, dan sebagainya.Mie jagung adalah jenis mie yang dibuat dari tepung atau pati jagung dengan penambahan bahan-bahan lainnya. Mie jagung memiliki beberapa keunggulan dibandingkan produk pangan lainnya. Mie jagung instan mengandung nilai gizi yang baik yaitu sekitar 360 kalori atau lebih tinggi dibandingkan dengan nilai gizi pada nasi (178 kalori), singkong (146 kalori), dan ubi jalar (123 kalori). Namun, nilai gizi ini masih lebih rendah bila dibandingkan dengan mie terigu instan (471 kalori). Tingginya nilai gizi yang terdapat pada mie jagung instan menunjukkan bahwa produk tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif pilihan pengganti nasi. Kandungan lemak mie jagung instan juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan kandungan lemak pada mi terigu instan. Hal ini dikarenakan tidak adanya proses penggorengan pada mie jagung instan, melainkan hanya proses pengeringan menggunakan oven saja. Selain itu, mie jagung instan juga tidak menggunakan pewarna tambahan seperti halnya mie terigu instan. Warna kuning pada mie jagung merupakan warna alami yang disebabkan oleh pigmen kuning pada jagung, yaitu lutein, zeaxanthin, dan karoten.b. Strategi HargaSatu-satunya aspek dalam strategi pemasaran yang menghasilkan pendapatan adalah harga. Strategi penetapan harga produk dilakukan sebelum produk dipasarkan. Perusahaan akan menetapkan harga berdasarkan analisis biaya produksi dan penjualan serta laba yang diinginkan. Besarnya biaya produksi sangat tergantung pada beberapa variabel seperti bahan baku, tenaga kerja, alat dan bahan produksi, besarnya investasi, perawatan, penyusutan dan kondisi pasar.Harga mie jagung instant yang akan dijual adalah kemasan 1 kg dan kemasan 500 gram. Harga yang akan dijual untuk kemasan 1 kg adalah Rp10.500 dan Rp6.500 untuk kemasan 500 gram.c. Strategi DistribusiStrategi tempat termasuk penentuan lokasi pasar serta kegiatan yang dilakukan perusahaan agar produk dapat diperoleh dan tersedia di pasar sasaran. Lokasi pasar yang dipilih adalah wilayah banyumas dan sekitarnya, hal ini karena tingginya permintaan masyarakat dan banyaknya industri kecil dan menengah yang terdapat di wilayah tersebut akan adanya energi alternatif yang lebih murah dan berkualias, sehingga belum bisa mencakup wilayah yang lebih luas.

Produsen tankKonsumenDistributorSistem distribusi untuk produk mie jagung instant direncanakan dengan menggunakan sistem distribusi langsung dan semi langsung.

Gambar 1. Rencana sistem distribusi briket tempurung kelapa.Sistem distribusi yang direncanakan tidak menggunakan sistem distribusi yang tidak terlalu panjang sehingga mudah untuk mengendalikan harga dan mutu produk yang dijual.d. Strategi PromosiPromosi perlu dilakukan untuk mengenalkan produk ke konsumen, Karena pada dasarnya produk yang sudah terencana dengan baik yang telah ditentukan harga jualnya, belum dapat menjamin keberhasilan pemasaran produk. Mie jagung instant merupakan produk baru di wilayah kabupaten banyumas dan sekitarnya, sehingga diperlukan strategi yang tepat agar produk tersebut dapat dikenal konsumen. Mie jagung instant dipromosikan secara langsung maupun tidak langsung. Strategi pemasaran yang akan diterapkan meliputi:Pasar sasaran :Masyarakat/rumah tangga, industri kecil maupun industri menengah.

Keunggulan produk : Mie jagung instan mengandung nilai gizi yang baik yaitu sekitar 360 kalori. Tingginya nilai gizi yang terdapat pada mie jagung instan menunjukkan bahwa produk tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pangan alternatif pilihan pengganti nasi. Kandungan lemak mie jagung instan juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan kandungan lemak pada mi terigu instan. Selain itu, mie jagung instan juga tidak menggunakan pewarna tambahan seperti halnya mie terigu instan.

Penempatan produk: Mie jagung dengan kualitas yang baik dan harga terjangkau

Harga eceran tertinggi : Rp12.000 untuk 1 kilogram dan Rp8.500 untuk kemasan 500 gram.

Distribusi : Mie jagung tersedia di warung, pasar, dan toko.

Iklan dan promosi: :Melalui iklan gratis di internet, membuat website launching (pengenalan produk) ke konsumen, pemasaran online (teknologi search engine), memasang iklan di media cetak lokal, pendekatan konsumen melalui tenaga penjualan, pemberian label usaha pada kemasan, sehingga dapat meningkatkan nilai jual dari produk

III. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS

Hasil analisis dari aspek teknis dan teknologis merupakan suatu simpulan apakah usulan proyek dapat diterapkan secara teknis, serta efektif secara teknologi. Jika secara operasional berada pada kondisi yang logis dan menguntungkan maka rencana pendirian industri tersebut layak ditinjau dari aspek teknis dan teknologis. Masalah yang dianalisis pada aspek teknis dan teknologis tersebut adalah mengetahui kelayakan dari : jumlah persediaan bahan baku, proses produksi dan jenis teknologi proses yang digunakan, kapasitas produksi, dan pemilihan lokasi yang optimal , serta lay out pabrik dan bangunan kantor. 1. Ketersediaan bahan bakuKetersediaan bahan baku menjadi syarat penting dalam menjamin keberlangsungan produksi. Ketersediaan bahan baku yang baik akan dapat menjaga keseimbangan proses produksi suatu industri, selain itu kajian bahan baku dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana peluang ketersediaan bahan baku di masa yang akan datang.Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan mie jagung adalah tepung jagung dan pati jagung. Ketersediaan bahan baku industri mie jagung dikaji berdasarkan potensi ladang tanaman jagung milik rakyat Kabupaten Banyumas pada tahun 2006 yang paling banyak terdapat di kecamatan Kalibagor 1.293 ton per tahun, Kembaran 3.795 ton per tahun dan Sumbang 8.688 ton per tahun.

2. Rencana kapasitas produksiKapasitas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk mencapai keuntungan yang optimal, sedangkan kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (out put) per satuan waktu (Husnan dan Suwarsono, 1984 dalam Indrawati, 2006). Kapasitas produksi mie jagung dipengaruhi oleh permintaan pasar dan ketersediaan bahan baku. Faktor yang mempengaruhi perencanaan kapasitas produksi pada pabrik pengolahan mie jagung ini adalah ketersediaan bahan baku, ketersediaan modal, teknologi mesin dan alat pengolahan, serta nilai ekonomis usaha. Kapasitas produksi mie yang direncanakan 66000 kg per bulan.Kapasitas maksimum mesin mie adalah 45 kg/jam. Dibutuhkan 9 mesin mie dengan waktu kerja 8,5 jam untuk memproduksi mie 3300 kg per hari dengan periode produksi 5 hari dalam seminggu maka dalam satu tahun dapat diproduksi mie jagung sebesar 792 ton dan akan membutuhkan bahan baku tepung jagung sebesar 693 ton per tahun dan 297 ton tepung maizena per tahun.3. Penentuan lokasiPenentuan lokasi menjadi faktor penting bagi industri mie jagung karena hal ini sangat mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan. Lokasi pabrik harus memperhatikan ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, ketersediaan tenaga kerja, listrik dan air, supply tenaga kerja serta fasilitas transportasi.Terdapat dua tahap penentuan lokasi yang dilakukan, yaitu penentuan bobot prioritas parameter kelayakan lokasi dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan penentuan alternatif lokasi dengan metode zero-one.Metode AHP adalah sebuah kerangka untuk mengambil keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya, menata bagian atau variabel ini dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.Pembobotan dilakukan dengan nilai yang paling tinggi diasumsikan sebagai biaya yang termurah. Menurut Husnan dan Suwarsono (1984) penentuan bobot prioritas meliputi lima parameter kelayakan lokasi perusahaan. Parameter-parameter yang akan dibandingkan adalah kemudahan penyediaan bahan baku (Bb), kemudahan akses pasar (Ps), ketersediaan tenaga kerja (Tk), ketersediaan sarana transportasi (St), dan ketersediaan utilitas air dan listrik (Ut). Penentuan bobot prioritas terhadap kelima parameter dilakukan dengan survei menggunakan kuisioner menggunakan metode purposive sampling lampiran 1. Penilaian ini akan bersifat sangat subyektif, sehingga untuk memperoleh satu penilaian hasil penelitian, diambil dari gabungan hasil penilaian responden dengan nilai yang paling banyak. Hasil rata-rata penilaian responden dapat dilihat pada lampiran 2. Penentuan bobot prioritas parameter ini diolah dengan menggunakan alat bantu Microsoft Excel.Tahap kedua yaitu penentuan alternatif lokasi dengan zero-one. Metode ini merupakan penilaian terhadap perbandingan alternatif lokasi yang didasarkan pada kondisi wilayah yang dimiliki dengan menggunakan bobot parameter yang telah diketahui sebelumnya. Terdapat lima kecamatan di Kabupaten Banyumas yang diproyeksikan menjadi alternatif lokasi pendirian pabrik kecap yaitu Kecamatan Kalibagor, Kecamatan Sumbang, Kecamatan Baturaden, Kecamatan Sokaraja, dan Kecamatan Kembaran.Seluruh alternatif ini dibandingkan satu persatu berdasarkan pada setiap parameter secara bertahap. Hasil perbandingan suatu alternatif bernilai satu (1) berarti kondisi alternatif tersebut memilki kondisi yang lebih baik atau lebih menguntungkan dibanding dengan pembandingnya, sebaliknya jika lebih buruk atau tidak menguntungkan akan bernilai nol (0). Hasil perbandingan antar alternatif tersebut dapat dilihat pada lampiran 3. Hasil penilaian bobot parameter akan digabungkan dengan metode AHP dalam satu matriks keputusan alternatif.

Tabel 3. Matriks keputusan pemilihan alternatif lokasiParameterBbPsTkStUtTotal

Bobot48,025,813,98,04,2100%

Alternatif

Kec. Kalibagor19,25,1684,1763,2161,68433,44

4020304040

Kec. Sumbang14,45,1682,7840022,35

30202000

Kec. Baturaden002,7841,6081,6846,08

00202040

Kec. Sokaraja4,87,7521,3922,4120,42116,78

1030103010

Kec.Kembaran9,67,7522,7840,8040,84221,78

2030201020

Alternatif terbaik yang akan dipilih ditentukan dari perolehan persentase bobot paling besar. Berdasarkan matriks keputusan pemilihan alternatif lokasi, diperoleh bahwa alternatif lokasi yang paling layak berdasarkan pertimbangan lima parameter kelayakan lokasi industri yang difokuskan untuk pendirian industri mie jagung di Kabupaten Banyumas adalah di Kecamatan Kalibagor. 4. Teknologi proses produksiPada dasarnya cara membuat mie jagung terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap pencampuran bahan, pengukusan pertama dan pengulian, pembentukan lembaran mi, pembentukan untaian mi, pemotongan, pengukusan kedua, dan pengeringan.a. PencampuranPembuatan mie jagung kering diawali dengan proses pencampuran bahan baku utama dan bahan baku tambahan. Proses pencampuran ini bertujuan untuk menghidrasi tepung dengan air sehingga dihasilkan adonan yang homogen. Mula-mula tepung dan pati jagung ditambahkan dengan guar gum atau CMC dan baking powder. Lalu garam yang telah dilarutkan dalam air ditambahkan sedikit demi sedikit pada adonan sambil diaduk hingga merata. Penambahan larutan garam ke dalam adonan harus dilakukan secara bertahap supaya tidak terbentuk gumpalan-gumpalan pada adonan. Jika pada adonan sampai terbentuk gumpalan-gumpalan, maka lembaran mie yang dihasilkan saat proses pembentukan lembaran akan kurang halus permukaannya atau terbentuk noda. Oleh karena itu, jenis pengaduk yang digunakan serta lamanya waktu pengadukan adonan perlu diperhatikan untuk menghindari hal tersebut.b. Pengukusan PertamaPada pembuatan produk mie dari bahan non terigu, misalnya mie dari tepung jagung, diperlukan proses pengukusan adonan yang bertujuan untuk menggelatinisasi pati. Pati yang tergelatinisasi tersebut akan berperan sebagai bahan pengikat dalam proses pembentukan lembaran dan untaian mie. Hal ini dikarenakan protein pada tepung jagung yang sebagian besar terdiri atas zein dan glutelin (zeanin) tidak mampu membentuk massa yang elastis dan kohesif jika hanya ditambahkan air saja. Berbeda halnya dengan protein gluten (gliadin dan glutenin) pada terigu yang dapat bereaksi dengan air membentuk massa yang elastis dan kohesif. Namun demikian, pengukusan adonan ini hanya bertujuan agar pati mengalami gelatinisasi sebagian (pregelatinisasi). Bila pati telah mengalami gelatinisasi sempurna, maka adonan yang dihasilkan akan menjadi lengket saat pembentukan lembaran mi.c. Pembentukan lembaran, pencetakan, dan pemotonganProses pengukusan dan pengulian pada adonan mi jagung ternyata belum mampu membentuk massa yang kalis dengan struktur yang kompak, halus, lembut, lunak, dan cukup elastis seperti halnya adonan dari terigu. Adonan yang terbentuk masih berupa partikel-partikel tepung yang terberai. Hal ini dikarenakan proses pengukusan hanya dilakukan untuk menggelatinisasi sebagian pati saja. Jika proses pengukusan dilakukan hingga seluruh pati tergelatinisasi sempurna, maka adonan akan menjadi sangat lengket dan menempel di roller sheeting saat dibentuk menjadi lembaran mi.Pada proses pembentukan lembaran, adonan yang telah dikukus sedikit demi sedikit dilewatkan di antara roller sheeting secara berulang kali (5-10 kali) yang akan mengubah adonan tersebut menjadi lembaran mi. Mula-mula digunakan jarak antarrol yang kecil (0,6-0,8 mm) sehingga terbentuk lempengan-lempengan tipis dan baru kemudian jarak antarrol diperbesar sampai menghasilkan lembaran mi dengan ketebalan 1,5-2,0 mm. Saat proses pengepresan ini, lembaran mi ditarik ke satu arah sehingga serat-seratnya sejajar. Lembaran mi yang tipis selanjutnya dicetak menjadi untaian mi menggunakan roller pencetak mi (slitter).d. Pengukusan keduaUntaian mi yang telah tercetak perlu dikukus terlebih dahulu sebelum dilakukan pengeringan untuk menghasilkan mi kering. Pengukusan untaian mi ini bertujuan untuk menyempurnakan gelatinisasi pati sehingga mi tidak akan hancur ketika dimasak. e. PengeringanPrinsip utama pengeringan adalah pengeluaran air dari bahan akibat proses pindah panas yang berhubungan dengan adanya perbedaan suhu antara permukaan produk dengan permukaan air pada beberapa lokasi dalam produk. Proses pengeringan mi dapat dilakukan dengan menggunakan udara panas (oven). 5. Mesin dan peralatanAlat dan mesin pada industri ini terdiri dari:1. Mixer: untuk mencampurkan dua atau lebih bahan sampai terjadi distribusi yang homogen di antara komponen-komponen dalam bahan tersebut. 2. Cabinet boiler: untuk mengukus3. Mesin mie: untuk pembentukan lembaran, pencetakan, dan pemotongan mie4. oven : untuk mengeringkan mie6. Pengawasan MutuPengawasan mutu merupakan bagian yang cukup penting dalam menentukan mutu produk akhir yang diinginkan. Pengawasan mutu inii dilakukan mulai dari penerimaan bahan baku hingga pengemasan. Produk akhir yang dihasilkan harus memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Standar mutu mie instant menurut SNI adalah :

Tabel 4. Standar mutu kecap menurut SNI nomor SNI 01-3551-2000

Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2011).7. Penetuan kebutuhan ruangan pabrik Didalam suatu perusahaan, jenis bangunan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu bangunan produksi dan non-produksi. Ruang produksi adalah ruangan yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan proses produksi dari awal (diterimanya bahan baku) sampai akhir (produk). Ruangan non produksi yaitu ruangan selain ruangan produksi yang digunakan untuk mendukung proses produksi. Kebutuhan ruang untuk proses produksi dan peralatan pada industri pengolahan kecap sebagian besar digunakan sebagai ruang produksi.Apple dalam Ardi (2007) mengatakan bahwa kebutuhan ruang yang digunakan untuk ruangan produksi ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:1) kebutuhan ruang disesuaikan dengan bentuk alat dan wadah alat,2) kebutuhan ruangan mesin adalah panjang mesin dikalikan lebarnya,3) kebutuhan ruang untuk operator (bila ada) adalah panjang peralatan dikalikan satu meter,4) kelonggaran yang dipakai adalah 150 persen, kelonggaran ini dipakai untuk jarak antar peralatan serta lorong untuk pergerakan orang dan bahan.Perkiraan kebutuhan luas lahan untuk ruang produksi dapat dilihat pada Tabel 5.Tabel 5. Perkiraan kebutuhan luas ruang produksiNo.LokasiUkuran (m)Luas (m2)

PanjangLebar

1.Persiapan 4416

2.Pengolahan 8864

3.Pengemasan 6636

4.Gudang Bahan Baku6636

5.Gudang Bahan Jadi7749

Total 201

Ruangan non produksi atau ruang sipil yang dibutuhkan dalam industri ini meliputi pos satpam, tempat parkir, kantor, mushola, toilet, laboratorium. Tabel 6. Perkiraan kebutuhan luas non-produksiNo.LokasiUkuran (m)Luas (m2)

PanjangLebar

1.Pos satpam 224

2.Kantor 6742

3.Mushola 5420

4.Toilet 61,59

5.Laboratorium 4416

6Kantin4728

7Tempat parkir15460

Total 179

Tabel 7. Perkiraan kebutuhan luas lahanNoPusat AktivitasLuas lahan (m2)

1.2.Bangunan produksiBangunan non produksi201179

Total luas 380

8. Keterkaitan antar aktivitasKeterkaitan antar aktivitas dapat diketahui dengan metode Analysis Relationship Chart (ARC) yang menggambarkan hubungan kerja antar satu unit kegiatan dengan kegiatan lainnya. Menurut Apple (1990), peta keterkaitan kegiatan adalah teknik ideal untuk merencanakan keterkaitan antar setiap kelompok kegiatan yang saling berkaitan. Peta keterkaitan antar aktivitas pada industri mie jagung dapat dilihat pada gambar berikut.Gambar 2. Peta keterkaitan antar aktivitas pada industri mie jagungKeterangan:A (Absolutely necessary): letak antar kegiatan mutlak perlu berdekatanE (Especially important): letak antar kegiatan sangat penting berdekatanI (Important): letak antar kegiatan penting berdekatanO (Ordinary): letak antar kegiatan biasa saling berdekatanU (Unimportant): letak antar kegiatan tidak perlu saling berdekatanX (Undesirable): letak antar kegiatan tidak diharapkan saling berdekatan

1 : menggunakan catatan yang sama2 : mengunakan tenaga kerja yang sama3 : menggunakan ruang yang sama4 : derajat kontak personel yang sering dilakukan5 : derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan6 : urutan aliran kerja7 : melaksanakan pekerjaan yang sama8 : menggunakan peralatan yang sama9 : kemungkinan adanya bau yang tidak enak, ramai, dan lain-lain.Tabel 8. Lembar kerja (worksheet)Nama Departemen

Derajat keterdekatan

AEIO UX

1. Gudang bahan baku2. Ruang persiapan3. Ruang produksi 4. Ruang pengemasan 5. Gudang produk jadi6. Laboratorium7. Kantor8. Mushola9. Toilet10. Kantin11.Parkir12. Pos satpam21, 32,43------1211---54-------3,5,11,124,51,521,2,3--98-11,54,6661121,2,3,11---6---1211,126,11,126,7,8,114,5,7,8,125,6 8,10,11,125,6,7 10,11,1211,127,8,11,122,3,4,5,7,8,9,10,112,3,4,6,7,8,9,107,8,9,107,8,9,107,8,9,107,8,9,109,109,101,2,3,4,91,2,3,41,2,3,4,5,6,7, 101,2,3,4,5,6,9--

Data yang telah dikelompokkan dalam lembar kerja (worksheet) kemudian dimasukkan dalam diagram aktifitas template (Activity Template Block Diagram (ATBD). Hubungan unimportant (U) tidak perlu dicantumkan kembali dalam diagram ATBD. Tujuan dibuatnya ATBD adalah untuk mempermudah meletakkan departemen yang akan dibangun dengan memperhatikan hubungan departemen tersebut dengan departemen yang lain. ATBD hubungan keterkaitan antar ruang dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3. Hubungan keterkaitan antar ruangSetelah ATBD selesai dibuat, kemudian disusun sebuah rencana rancangan tata letak pabrik yang sebelumnya dibuat diagram hubungan aktivitas antar departemen atau ARD (Activity Relationship Diagram) dengan memperhatikan pola hubungan yang tertera dalam ATBD diatas. ARD menerangkan alur proses produksi dan perpindahan bahan dan material produksi yang dibuat berdasarkan kepada alur proses produksi. ARD dibuat dengan menyusun tiap blok pada ATBD dengan memperlihatkan pola hubungan yang ada dan mengabaikan luasan sebenarnya dari tiap departemen. Pola ARD dapat dilihat pada Gambar berikut

Gambar 4. Activity Relationship Diagram (ARD)Berdasarkan diagram keterkaitan antar aktivitas unit produksi diatas, rancangan tata letak pabrik dapat dibuat dengan sedetail mungkin dengan memperhatikan tata letak dan kemungkinan luasan yang dibutuhkan untuk setiap departemen sehingga diperoleh lay out yang jelas dari perusahaan yang akan didirikan. Rancangan pabrik dengan memperhatikan detail-detail yang diperlukan dapat digambarkan dengan lay out pabrik sesuai dengan keadaan pabrik sebenarnya. Rencana lay out pabrik terdapat pada Gambar 5.

Gambar 5. Layout perusahaan dalam bentuk 2 dimensi

IV. ASPEK MANAJEMEN OPERASIONAL

Analisis aspek manajemen operasional merupakan aspek ketiga dari analisis teknoekonomi industri mi jagung. Hasil dari analisis aspek manajemen operasional merupakan suatu simpulan apakah pendirian industri mie jagung instant ini memiliki keteraturan manaerial serta didukung oleh ketersediaan Sumber Daya Manusia yang memadai.Masalah yang dikaji pada analisis manajemen operasional ini adalah: struktur organisasi perusahaan, rancangan jabatan, laporan perusahaan, manajemen penggajian, dan manajemen pengadaan bahan baku.1. Struktur organisasiKelancaran aktivitas perusahaan ditunjang oleh struktur organisasi perusahaan itu sendiri. Struktur organisasi dibentuk untuk menentukan pengelompokkan kegiatan-kegiatannya, penugasan wewenang dalam melaksanakan pekerjaan, menentukan koordinasi kewenangan dan hubungan informasi baik horisontal maupun vertikal untuk mencapai tujuan daripada sarana keseluruhan atau untuk mencapai tujuan setiap bagiannya (Husnan dan Suwarsono, 2000).Industri mie jagung instant memerlukan manajemen pengelolaan untuk melaksanakan tindakan-tindakan manajemen meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengontrolan, dan pengevaluasian. Sistem manajemen pada industri mie jagung menggunakan sistem organisasi garis (line organization). Sistem ini mempunyai pengertian bahwa setiap atasan mempunyai bawahan yang tetap dan sebaliknya setiap bawahan mempunyai satu atasan yang tetap.

DirekturStruktur organisasi pada industri mi jagung cap dua tongkol digambarkan pada gambar berikut.

Kabag PemasaranKabag. Keuangandan PemasaranKabag. Umumdan PemasaranKabag. Produksi

Staf keuanganStaf PemasaranStafKeamananBagian nonProduksiBagian ProduksiStafQC

Gambar 5. Struktur organisasi industri mie jagung cap dua tongkol2. Rancangan jabatanBatasan rancangan jabatan yang dimaksud adalah spesifikasi, kualifikasi, deskripsi tugas, wewenang serta tanggung jawab masing-masing personal yang terlibat dalam organisasi. Peningkatan produktifitas dapat dipacu dengan penempatan tenaga kerja yang sesuai dengan spesifikasi dan kualifikasinya. Penyusunan spesifikasi dan kualifikasi tenaga kerja dilakukan dengan mempertimbangkan skala usaha, jenis usaha, serta ruang lingkup pekerjaan. Kualifikasi dan spesifikasi kebutuhan tenaga kerja perusahaan dapat dilihat pada Tabel 9 berikut:

Tabel 9. Kualifikasi dan spesifikasi jabatan industri mie jagung instant cap dua tongkol NoJabatanJumlahKualifikasiSpesifikasi

1Direktur1S1/S2-Teknologi Hasil Pertanian-Pengalaman 3 tahun

2Kabag Produksi1S1-Teknologi Hasil Pertanian/ Teknik Industri-mempunyai pengalaman di bidang yang sama

3Kabag Umum1S1-manajemen

4Kabag Keuangan1S1- Akuntansi

5Kabag Pemasaran1S1- Marketing

6Staff QC2D3-Teknik kimia

7Bagian Produksi10D3/S1-Teknik Industri/ Teknik Hasil Pertanian

8Staff Keamanan2SMA/SMK-Bersertifikat satpam

9Staff Keuangan2D3/S1- Akuntansi

10Staff Pemasaran4D3- Marketing

11 Bagian Non Produksi-Sopir-Office boy22SMA/SMK-Mempunyai sim A-Sehat jasmani rohani

Jumlah29

Deskripsi tugas dan tanggung jawab jabatan disusun untuk memudahkan orang yang melaksanakan pekerjaan, mengenali, dan mendapatkan gambaran mengenai tugas dan tanggung jawabnya. Deskripsi tugas dan tanggung jawab jabatan pada industri mie jagung instant cap dua tongkol adalah sebagai berikut:a. DirekturDirektur merupakan pemimpin perusahaan yang mempunyai wewenang untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang bersifat umum dan keputusan lain yang menyangkut semua kegiatan perusahaan. Direktur mempunyai tugas untuk melakukan fungsi-fungsi manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, pengarahan, dan pengawasan sehingga kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik. Batasan tanggung jawab direktur adalah membuat kebijakan-kebijakan strategis berkaitan dengan pengoperasian perusahaan dengan wewenang yang dimiliki, mengkoordinasikan aktivitas perusahaan dengan para staf perusahaan, memantau perkembangan pabrik secara umum, dan menerima laporan dari masing-masing kepala bagian.b. Kepala Bagian ProduksiKepala Bagian Produksi bertugas untuk mengkoordinasikan faktor produksi yang ada di bagian produksi (manusia, modal dan bahan baku) agar proses produksi berjalan secara efektif dan effisien. Kepala bagian produksi bertanggung jawab terhadap kinerja bagian produksi kepada direktur perusahaan dan mendelegasikan tugas dan wewenang kepada SDM yang ada, serta dapat membuat keputusan yang sifatnya operasional berkenaan dengan proses produksi atau keputusan startegis melalui koordinasi dengan direktur perusahaan.c. Kepala bagian umumKepala bagian umum membawahi staf keamanan. Kepala bagian umum bertanggung jawab sepenuhnya pada hubungan masyarakat dan sistem keamanan pabrik.d. Kepala bagian pemasaranKepala bagian umum membawahi staf pemasaran. Kepala bagian pemasaran bertanggung jawab sepenuhnya pada sistem pemasaran produk.

e. Kepala bagian keuanganKepala bagian keuangan membawahi staf keuangan. Kepala bagian keuangan bertanggung jawab sepenuhnya pada sistem keuangan dalam perusahaan.f. Staf QC (quality control)Staf quality control bertugas mengontrol manajemen mutu mulai dari bahan baku, proses produksi, maupun mutu produk akhir, dan setiap akhir bulan staf ini bertugas meneliti mutu produk akhir di laboratorium untuk menjaga kualitas mutu tepung jagung yang akan diproduksi menjadi mi jagung dan mi jagung cap dua tongkol yang akan di pasarkan. g. Staf keuanganBatasan tanggung jawab dari staf keuangan adalah mempertanggung jawabkan aktivitas bagian administrasi keuangan kepada kabag keuangan, mengatur keuangan perusahaan yaitu memberikan informasi mengenai penempatan posisi-posisi penerimaan dan pengeluaran untuk memberikan pertimbangan bagi kepala bagian keuangan dalam mengambil keputusan, dan membantu kepala bagian umum dalam membuat anggaran perusahaan.h. Staf pemasaranStaf pemasaran bertanggung jawab untuk merealisasikan target penjualan, serta mempromosikan produk perusahaan.i. Staf keamananTenaga non produksi terdiri dari 2 orang satpam yang bertanggung jawab terhadap keamanan perusahaan.j. Bagian produksiBagian produksi merupakan karyawan terlatih yang menguasai prinsip-prinsip pengolahan mi jagung dan tepung jagung. Bagian produksi ini terdiri dari orang yang terbagi menjadi beberapa bagian. Tiap dua minggu sekali antar bagian ini mengalami pertukaran untuk menyamakan beban kerja dan jam kerja. bagian-bagian produksi tersebut adalah: k. Bagian non produksiBagian non produksi merupakan karyawan yang membantu kelancaran jalannya proses produksi. Staf non produksi terdiri dari 4 orang diantaranya bidang transportasi (sopir) dan office boy.3. Laporan perusahaanSistem laporan yang direncanakan pada industri ini adalah laporan harian dan laporan bulanan yang kemudian direkap sebagai laporan akhir tahun. Pelaporan ini bertujuan untuk memantau kegiatan perusahaan dan sebagai wujud tanggung jawab suatu level manajemen kepada manajemen diatasnya.a. Laporan harianLaporan harian berisi seluruh kegiatan perusahaan pada hari tersebut pada setiap harinya. Laporan disusun dan dilaporkan pada level manajemen di atasnya sebagai wujud tanggung jawab terhadap perusahan.b. Laporan bulananLaporan bulanan merupakan hasil rekapitulasi laporan harian dalam bulan. Rekapitulasi dilakukan oleh bagian keuangan dan dapat dijadikan bahan evaluasi dalam kegiatan pengembangan perusahaan.c. Laporan tahunanMerupakan rekapitulasi dan ringkasan laporan tiap bulan dalam satu tahun buku. Laporan ini disampaikan dalam rapat perusahaan pada setiap akhir tahun.4. Manajemen penggajianPermasalahan gaji merupakan hal yang sering menimbulkan ketidakharmonisan dan ketidakpuasan dalam suatu organisasi perusahaan. Karena biasanya sistem penggajian tidak disusun berdasarkan beban kerja, ruang lingkup tugas dan tanggung jawab yang dimiliki seseorang. Kondisi ini menyebabkan terjadinya ketidak sesuaian antara keperluan karyawan dengan kemauan manajemen perusahaan. Kurniawan (2003) dalam Kasmin (2005) menyatakan bahwa menejemen penggajian harus disusun dengan mempertimbangkan beberapa faktor, meliputi: (1) Kemampuan perusahaan dalam memberikan gaji/upah, (2) analisis beban kerja yang dimiliki seseorang dalam perusahaan, (3) rentang gaji antara jabtan tertinggi dan terendah, (4) standar penggajian pada perusahaan-perusahaan sejenis, serta (4) mengacu pada peraturan pemerintah tentang upah minimum kabupaten (UMK).Manajemen penggajian pada industri mi jagung cap dua tongkol ini disusun dengan mempertimbangkan beberapa hal terkait dengan struktur organisasi, beban tugas serta wewenang yang dirancang sebelumnya. Manajemen penggajian mengacu pada Surat Ketetapan Gubernur Jawa Tengah No. 561.4/108/2009 tanggal 17 November 2009 tentang Upah Minimum pada 35 Kabupaten atau Kota di Jawa Tengah per 1 Januari 2010 yang menyebutkan bahwa besarnya UMK Banyumas tahun 2010 sebesar Rp. 670.000. Industri mi jagung direncanakan didirikan di Kabupaten Banyumas sehingga mengacu pada keputusan tersebut maka gaji terendah pada perusahaan ini yaitu sebesar Rp. 700.000 per bulan.Sistem kerja yang digunakan yaitu sistem satu shift, dimulai dari pukul 07.30 sampai pukul 16.00 dengan waktu istirahat satu jam. Kecuali itu sistem kerja yang digunakan bagian keamanan adalah dua shift, shift 1 dimulai dari pukul 06.00 sampai pukul 18.00 dengan waktu istirahat satu jam, sedangkan shift 2 dimulai dari pukul 18.00 sampai pukul 06.00 dengan waktu istirahat satu jam. Hari kerja dalam satu bulan produksi yaitu 20 hari. Hari libur adalah hari minggu ditambah tiga hari libur Hari Raya. Struktur gaji pokok karyawan disajikan dalam Tabel 10. Tabel 10. Daftar rencana gaji pokok karyawan perusahaanNoJabatanJmlhGaji (Rp)Gaji/bulan (Rp)Gaji/tahun (Rp)

1.2.3.4. 5.4.5.6.7.8.

9.DirekturKabag ProduksiKabag UmumKabag PemasaranKabag KeuanganStaf adm. keuanganStaf QCStaf PemasaranBagian produksiBagian non produksiOffice boySopirStaf keamanan1111122410

2222.500.0001.900.0001.900.0001.900.0001.900.0001.400.0001.350.0001.400.0001.300.000

800.000800.000900.0002. 500.0001.900.0001.900.0001.900.0001.900.0002.800.0002.700.0005.600.00013.000.000

1.600.0001.600.0001.800.00027.000.00042.000.00021.000.00021.000.00021.000.00030.000.00030.000.00057.600.000120.000.000

16.800.00016.800.00019.200.000

Total2936.700.000440.400.000

V. ASPEK YURIDIS

Aspek hukum merupakan aspek keempat yang dikaji dalam studi kelayakan pendirian industri mi jagung di Kabupaten Banyumas. Hasil dari kajian aspek hukum merupakan suatu simpulan apakah rencana pendirian industri ini memiliki kesesuaian dengan peraturan yang berlaku dan tidak menyimpang dari hukum yang ada. Jika rencana pendirian industri ini tidak bertentangan dengan peraturan hukum yang berlaku maka rencana pendirian industri ini memiliki kelayakan ditinjau dari aspek hukum.1. Bentuk badan usahaPemilihan bentuk badan usaha harus ditetapkan pada saat perusahaan akan didirikan atau akan dimulai melaksanakan operasinya. Atas dasar pertimbangan keefektifan koordinasi dalam fungsi organisasi dan modal usaha yang diperlukan cukup besar, maka bentuk badan usaha yang memungkinkan untuk dijalankan adalah CV atau Persekutuan Komanditer. Bentuk usaha ini lebih komplek bila dibandingkan dengan perusahaan perseorangan, namun lebih sederhana dibandingkan dengan PT. CV adalah suatu bentuk badan usaha bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Bagian yang aktif mengurus perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut sekutu pasif.Ciri dan sifat CV:a. Sulit untuk menarik modal yang telah disetorb. Modal besar karena didirikan banyak pihakc. Mudah mendapatkan kredit pinjamand. Ada anggota aktif yang memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan ada yang pasif tinggal menunggu keuntungane. Relatif mudah untuk didirikanf. Kelangsungan hidup perusahaan CV tidak menentu.2. Perijinan Perijinan menyangkut penyelesaian perijinan yang dipersyaratkan oleh pemerintah daerah setempat dalam pendirian usaha atau industri. Persyaratan yang dipersyaratkan oleh pemerintah daerah antara satu daerah dengan daerah lain biasanya berbeda walaupun pada prinsipnya sama. Sebelum pengurusan perijinan ke pihak pemerintah daerah, perusahaan terlebih dahulu harus membuat akta pendirian usaha ke notaris. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor. 13 Tahun 1995 tentang Ijin usaha Industri dan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 256 /MP /Kep / 7 /1997 tentang ketentuan dan Tata Cara Pemberian Ijin Usaha Industri, Ijin Perluasan dan Tanda Daftar Industri, semua kegiatan perindustrian wajib dilengkapi dengan Tanda Daftar Industri (TDI). Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pemantauan dari pemerintah setempat. Permohonan Tanda Daftar Industri disampaikan kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas dengan mengisi formulir permohonan Tanda Daftar Industri yang dilampiri dengan akta pendirian perusahaan dari notaris, denah atau tata letak tempat usaha, dan pendapat tentang keberatan atau tidaknya terhadap usaha yang hendak didirikan dari pemilik rumah atau tanah dan tetangga sekitarnya.Menurut SK.Menperindag RI No. 408 / Mpp / Kep / 10 / 1997 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian Tanda daftar Usaha perdagangan (TDUP) dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP). Setiap kegiatan usaha yang telah masuk dalam kriteria atau masuk dalam daftar klasifikasi uaha wajib SIUP (modal lebih dari 10 juta) wajib memiliki SIUP dari daerah setempat. Permohonan pembuatan SIUP disampaikan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah dengan mengisi formulir permohonan ijin usaha dengan dilampiri akta pendirian perusahaan, ijin tempat usaha, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan pas foto penghadap. Sebelumnya perusahaan melakukan permohonan pengesahan pendirian perusahaan yang disampaikan kepada Menteri Kehakiman Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan melampirkan akta notaris, ijin tempat usaha, dan Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP). Prosedur pemberian Ijin Usaha Industri (IUI) dan Tanda Daftar Industri (TDI) dilakukan oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas. Permohonan surat-surat tersebut dapat dilakukan apabila telah mendapatkan ijin-ijin sebelumnya yaitu NPWP, ijin tempat dan ijin HO, serta ijin IMB. 3. PerjanjianPerjanjian lebih merupakan nota kesepakatan yang dituangkan dalam sebuah surat yang disahkan oleh pihak yang berkepentingan yaitu notaris untuk menjaga keterjaminan kepentingan masing-masing pihak. Surat perjanjian tersebut diantaranya surat perjanjian kontrak yang mengikat antara perusahaan dan mitra. 4. Pengelolaan lingkunganTata cara pengelolaan lingkungan yang merupakan suatu kegiatan untuk mengidentifikasi, memprediksikan, menginterpretasikan, dan mengkomunikasikan pengaruh suatu rencana kegiatan terhadap lingkungan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok lingkungan hidup, suatu industri yang mencemarkan lingkungan harus dapat bertanggung jawab dalam penanganan limbah tersebut.Menurut Pasal 2 PP 27/99 tentang Analisis Mengenai dampak lingkungan (AMDAL), dokumen analisis mengenai dampak lingkungan merupakan bagian dari kelayakan teknis finansial ekonomi. Dokumen tersebut juga merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan ijin melakukan usaha dan atau kegiatan yang diterbitkan oleh pejabat yang berwenang. Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 10 dan 11 tahun 2003 yang menyatakan bahwa sesuai dengan Izin Usaha Indsutri (IUI) dan Tanda Daftar Industri (TDI) yang diperoleh, maka perusahaan wajib:a. Melaksanakan upaya keseimbangan dan kelestarian sumber daya alam serta pencegahan timbulnya kerusakan dan pencemaran terhadap lingkungan hidup akibat kegiatan industri yang dilakukan dengan melaksanakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) atau Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) yang berlaku bagi jenis-jenis industri yang telah ditetapkan.b. Melaksanakan upaya yang menyangkut keamanan dan keselamatan alat, bahan baku, dan bahan penolong, proses serta hasil produksinya termasuk pengangkutannya dan keselamatan kerja. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 tahun 2001 tentang jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, kegiatan bidang perindustrian pada umumnya menimbulkan pencemaran air, udara, tanah, gangguan kebisingan, bau, dan getaran. Beberapa jenis industri menggunakan air dengan volume sangat besar, yang diperoleh baik dari sumber air tanah maupun air permukaan. Penggunaan air ini berpengaruh terhadap sistem hidrologi sekitar. Berbagai potensi pencemaran, gangguan fisik dan gangguan pasokan air tersebut dapat menimbulkan dampak sosial.Hampir semua industri menghasilkan limbah yang berupa limbah cair, limbah gas, dan limbah padat. Limbah industri mi jagung ditangani berdasarkan jenisnya yaitu limbah cair dan limbah padat. Limbah cair dihasilkan pada saat pencucian bahan baku (perendaman dan perebusan) dan pembersihan alat produksi. Pada proses pembersihan tersebut, kotoran-kotoran akan ikut ke dalam sistem atau tempat pembuangan limbah cair. Penanganan limbah cair pada industri mi jagung umumnya dengan membuat saluran pembuangan limbah cair. Limbah cair yang dihasilkan dalam pengolahan mi jagung tidak menimbulkan bau yang dapat menggangu kenyamanan lingkungan karena limbah tersebut hanya dihasilkan pada saat proses pencucian bahan baku dan pencucian alat-alat produksi. Limbah padat yang dihasilkan dalam pengolahan mi jagung adalah tongkol jagung yang diperoleh ketika membuat tepung jagung. Limbah padat tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

VI. ASPEK FINANSIAL

Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha mie jagung dalam kaitan kelayakan usaha mie jagung, untuk mengetahui berapa minimal seorang produsen mengusahakan mie jagung dan untuk menghindarkan keterlanjutan investasi pada usaha yang tidak menguntungkan. Analisis finansial dapat digunakan sebagai petunjuk di bidang sarana keuangan, yang dilengkapi dengan informasi yang sangat dibutuhkan oleh pihak-pihak lain, seperti lembaga pemberi dana (perbankan maupun rekan usaha). Aspek finansial merupakan aspek terakhir yang dianalisis. Penentuan didirikannya perusahaan harus melalui aspek ini. Aspek finansial meliputi semua aspek dalam rencana pendirian perusahaan, sehingga sangat bergantung pada analisis aspek sebelumnya. Jumlah investasi perusahaan, parameter analisis, biaya operasional, penyusutan, serta perhitungan berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang diperhitungkan dalam aspek ini.1. Parameter analisis keuanganDasar perhitungan dan parameter yang digunakan dalam analisis keuangan pada industri dapat dilihat pada Tabel 11.Tabel 11. Dasar perhitungan dan parameter dalam analisis keuanganNoAsumsiSatuanJumlah

1Periode proyekTahun5

2Bulan kerja per tahunbulan12

3Hari kerja per bulanHari20

4Kapasitas produksi maks. per bulankilogram66.000

5Volume penjualan maks. per bulankilogram66.000

6.Tenaga kerja bersifat tetapOrang32

7.Rendemen produksi%90

8.Suku bunga%15

9.Proporsi kredit:

Modal sendiri%70

Kredit%30

10.Jangka waktu kredit investasiTahun3

2. Investasi perusahaanPeralatan dan fasilitas yang diperlukan dalam industri ini untuk beroperasi beserta jumlah dan nilainya dapat dilihat pada tabel 12. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa investasi pertama untuk bangunan dan peralatan produksi yaitu Rp 598.145.000. Peralatan tersebut terdiri dari peralatan produksi, peralatan pendukung, kendaraan, dan peralatan kantor. Peralatan-peralatan tersebut masing-masing memiliki nilai ekonomis yang berbeda-beda. Nilai depresiasi dari peralatan-peralatan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu depresiasi dengan umur ekonomis 3 tahun, 5 tahun dan 10 tahun.Depresiasi per tahun dihitung dengan cara membagi nilai harga peralatan yang sudah dikurangi nilai sisa barang dengan umur proyek. Nilai sisa barang diasumsikan sebesar sepuluh persen dari harga peralatan yang mempunyai umur ekonomis 3 tahun. Peralatan dengan umur ekonomis 3 tahun memiliki total investasi sebesar Rp 825.000 dan nilai depresiasi tiap tahun dari peralatan tersebut sebesar Rp 247.500. Peralatan yang memiliki umur ekonomis 3 tahun setelah umur ekonomisnya habis harus diperbaharui. Oleh karena itu pada awal tahun ke enam harus dilakukan pembelian kembali peralatan tersebut. Investasi untuk peralatan dengan nilai umur ekonomis 3 tahun yaitu sebesar Rp 82.500. Peralatan yang memiliki umur ekonomis 5 tahun sebagian besar adalah peralatan kantor. Nilai total investasi perusahaan yang memiliki nilai ekonomis 5 tahun adalah sebesar Rp 5.850.000 . Nilai sisa dari barang dan peralatan dengan umur ekonomis 10 tahun sebesar Rp 1.053.000 dan besarnya depresiasi adalah Rp 585.000. Peralatan yang memiliki umur ekonomis 10 tahun sebagian besar adalah bangunan, mesin, fasilitas pabrik dan alat transportasi. Nilai total investasi perusahaan yang memiliki nilai ekonomis 10 tahun adalah sebesar Rp 456.020.000 . Nilai sisa dari barang dan peralatan dengan umur ekonomis 10 tahun sebesar Rp 41.041.000 dan besarnya depresiasi adalah Rp 45.602.000.Tabel 12. Jumlah peralatan dan fasilitas serta biaya investasi awal.NoJenis biayaSatuan JumlahHarga/ satuanTotal biaya (Rp)

1Perijinan1.500.000

pendirian CVm2500.000

2Pengadaan tanah893150.000133.950.000

3Bangunan

bangunan pabrikasim2201800.000160.800.000

bangunan non pabrikasim2179800.000143.200.000

pagar kelilingm2446,0020.0008.920.000

4Peralatan produksi

Tahap pembuatan mie

Mixerunit44.000.00016.000.000

Cabinet boilerunit51.000.0005.000.000

Mesin mie kapasitas 40-45kg per jamunit96.500.00058.500.000

Oven Dryerunit37.000.00021.000.000

Timbangan dudukunit2350.000700.000

Tahap pengemasan

SealerUnit3700.0002.100.000

5utilitas

Instalasi listrikunit12.500.0002.500.000

Instalasi teleponunit1500.000500.000

Instalasi airunit15.000.0005.000.000

Generator set cadanganunit13.000.0003.000.000

6Kendaraan

mobil boxunit170.000.00070.000.000

7Peralatan kantor

KomputerUnit14.500.0004.500.000

Printer Unit1800.000800.000

Lemari arsipUnit12.000.0002.000.000

Meja dan kursi kantorUnit81.000.0008.000.000

White boardUnit150.00050.000

Meja kursi tamupaket11.500.0001.500.000

Peralatan kantor lainpaket1500.000500.000

Total investasi650.020.000

Tabel 13. Barang dan peralatan yang memiliki umur ekonomis 3 tahunJenis biayaSatuanJumlahHarga/ satuanTotal biaya (Rp)Nilai sisa tahun ke 3 (10% dari total biaya) (Rp)Penyusutan / tahun (Rp)

Tahap pembuatan mie jagung

- Timbangan dudukunit2350.000700.00070.000210.000

Total350.000700.00070.000210.000

Tabel 14. Barang dan peralatan yang memiliki umur ekonomis 5 tahunJenis biayaSatuanJumlahHarga/ satuanTotal biaya (Rp)Nilai sisa (10% dari total biaya) (Rp)Penyusutan / tahun (Rp)

Peralatan kantorunit

Komputerunit14.500.0004.500.000450.000810.000

Printer unit1800.000800.00080.000144.000

Peralatan kantor lainunit1500.000500.00050.00090.000

White boardunit150.00050.0005.0009.000

Total5.850.0005.850.000585.0001.053.000

Tabel 15. Barang dan peralatan yang memiliki umur ekonomis 10 tahunJenis biayaSatuanJumlahHarga/ satuanTotal biaya (Rp)Nilai sisa (Rp)Penyusutan / tahun (Rp)

Bangunan

bangunan pabrikasim2201800.000160.800.00016.080.00014.472.000

bangunan non pabrikasim2179800.000143.200.00014.320.00012.888.000

pagar kelilingm244620.0008.920.000892.000802.800

Peralatan produksi

Tahanp persiapan pembuatan mie

Mixerunit44.000.00016.000.0001.600.0001.440.000

Cabinet boilerunit51.000.0005.000.000500.000450.000

Mesin mie kapasitas 40-45kg per jamunit96.500.00058.500.0005.850.0005.265.000

Oven Dryerunit37.000.00021.000.0002.100.0001.890.000

Tahap pengemasan

SealerUnit3700.0002.100.000210.000189.000

Utilitas

Instalasi listrikUnit12.500.0002.500.000250.000225.000

Instalasi teleponUnit1500.000500.00050.00045.000

Instalasi airUnit15.000.0005.000.000500.000450.000

Generator set cadanganUnit13.000.0003.000.000300.000270.000

Kendaraan

Mobil boxUnit170.000.00070.000.0007.000.0006.300.000

Peralatan kantor

Lemari arsipUnit12.000.0002.000.000200.000180.000

Meja dan kursi kantorUnit81.000.0008.000.000800.000720.000

Meja kursi tamupaket11.500.0001.500.000150.000135.000

Total508.020.00050.802.00045.721.800

3. Biaya operasionalBiaya operasional terdiri dari biaya tidak tetap (variabel) dan biaya tetap (fixed cost). Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dipengaruhi oleh jumlah kapasitas produk atau merupakan biaya yang sifatnya tidak tetap dari tahun ke tahun. Jenis biaya ini terdiri dari biaya pengadaan bahan baku, pengemas dan biaya lainnya.Tabel16. Kebutuhan biaya variabel (kapasitas 66.000 Kg per bulan)NoUraianSatuanHarga/SatuanJumlah kebutuhan per hariJumlah kebutuhan (per bulan)Total per bulan (Rp)Total per tahun (Rp)

1Bahan baku

tepung jagungKg3.2002887,557.750184.800.0002.217.600.000

pati jagungKg6.8001237,524.750168.300.0002.019.600.000

GaramKg2.20041,258251.815.00021.780.000

Baking powder13.00012,3752483.217.50038.610.000

CMCKg12.00041,258259.900.000118.800.000

2Pengemas

Plastik kemasan kapasitas I kgUnit 9.000122402.160.00025.920.000

Plastik kemasan kapasitas 500 gunit7.500214203.150.00037.800.000

Kayu Bakarm360.0000,7515900.00010.800.000

3Lain-lain

transportasibulan400.000400.000400.0004.800.000

-teleponunit100.000100.000100.0001.200.000

-listrikunit1.000.0001.000.0001.000.00012.000.000

-iklanpaket300.000300.000300.0003.600.000

uji mutupaket100.000100.000100.0001.200.000

biaya lain300.000300.000300.0003.600.000

Jumlah Total376.442.5004.517.310.000

Tabel 17. Kebutuhan biaya tetapNoUraianSatuanHarga/SatuanJumlah kebutuhan (per bulan)Total per bulanTotal per tahun

Tenaga Kerja

1Direkturorang2.500.00012.500.00030.000.000

2Kabag Produksiorang1.900.00011.900.00022.800.000

3Kabag Umumorang1.900.00011.900.00022.800.000

4Kabag Pemasaranorang1.900.00011.900.00022.800.000

5Kabag Keuanganorang1.900.00011.900.00022.800.000

6Staf adm. keuanganorang1.400.00022.800.00033.600.000

7Staf QCorang1.350.00022.700.00032.400.000

8Staf Pemasaranorang1.400.00045.600.00067.200.000

9Bagian produksiorang1.300.0001013.000.000156.000.000

10Bagian non produksiorang800.00043.200.00038.400.000

11staff keamananorang900.00021.800.00021.600.000

12Perawatan Listrikbulan 50.000150.000600.000

13Abonemen Listrikbulan40.000140.000480.000

14Perawatan Teleponbulan50.000150.000600.000

15Abonemen Teleponbulan30.000130.000360.000

16Perawatan Alat & Mesinbulan100.0001100.0001.200.000

17Perawatan Kendaraanbulan300.0003900.00010.800.000

18Perawatan Bangunanbulan50.000150.000600.000

19Pengantian Surat-surat Kendaraantahun1.000.000

20Pajak Bumi dan Bangunantahun250.000

21Asuransi Bangunanbulan100.0001100.0001.200.000

Jumlah Total40.520.000487.490.000

4. Modal kerja awalKebutuhan modal kerja untuk industri mie jagung adalah sebesar kebutuhan untuk pengeluaran biaya produksi percobaan dengan lama satu bulan. Nilai modal kerja sebesar Rp. 256.960.000. Perhitungan kebutuhan modal kerja dapat dilihat pada Tabel 18.Tabel 18. Modal kerja awalUraianSatuanHarga/SatuanKebutuhan per hariJumlah kebutuhan (per bulan)Total per bulan (Rp)

Bahan baku

tepung jagungkg3.2002887,557750184.800.000

pati jagungkg6.8001237,524750168.300.000

Garamkg2.20041,258251.815.000

Baking powderkg13.00012,375247,53.217.500

CMCkg12.00041,258259.900.000

Pengemas

Plastik kemasan kapasitas I kgUnit9.000122402.160.000

Plastik kemasan kapasitas 500 gUnit7.500214203.150.000

Kayu Bakarm360.0000,7515900.000

Tenaga Kerja

Direkturorang2.500.00012.500.000

Kabag Produksiorang1.900.00011.900.000

Kabag Umumorang1.900.00011.900.000

Kabag Pemasaranorang1.900.00011.900.000

Kabag Keuanganorang1.900.00011.900.000

Staf adm. keuanganorang1.400.00022.800.000

Staf QCorang1.350.00022.700.000

Staf Pemasaranorang1.400.00045.600.000

Bagian produksiorang1.300.0001013.000.000

Bagian non produksiorang800.00043.200.000

staff keamananorang900.00021.800.000

Lain - lain

Perawatan Listrikbulan50.00050.000

Abonemen Listrikbulan50.000150.000

Perawatan Teleponbulan50.000150.000

Abonemen Teleponbulan30.000130.000

Perawatan Alat & Mesinbulan75.000175.000

Perawatan Kendaraanbulan400.0002800.000

Perawatan Bangunanbulan50.000150.000

Pengantian Surat-surat Kendaraantahun100.0001100.000

Pajak Bumi dan Bangunantahun135.000

Asuransi Bangunanbulan1100.000

transportasibulan400.000400.000

TeleponUnit100.000100.000

ListrikUnit1.000.0001.000.000

IklanPaket300.0001300.000

uji mutuPaket100.0001100.000

biaya lain300.000300.000

232.182.500

Sumber dana investasi dan modal kerja berasal dari modal sendiri dan dari kredit perbankan dengan perbandingan 70 persen modal sendiri dan 30 persen kredit dari bank. Kebutuhan modal investasi dan modal kerja dapat dilihat pada Tabel 19.Tabel 19. Kebutuhan modal investasi dan modal kerjaJumlah Investasi persentase650.020.000

a. Kredit30 persen195.006.000

b. Dana sendiri70 persen455.014.000

Jumlah Modal Kerja 232.182.500

a. Kredit30 persen69.654.750

b. Dana sendiri70 persen162.527.750

Jumlah Dana Proyek650.020.000

a. Kredit30 persen195.006.000

b. Dana sendiri70 persen455.014.000

Melihat tabel di atas, jumlah dana kredit proyek dari Bank sebesar Rp. 195.006.000 yang akan dikembalikan dalam jangka waktu 3 tahun (bunga 15 persen) dengan angsuran dibayarkan setiap bulan. Rincian angsuran dapat dilihat pada Lampiran ??.5. Perkiraan pendapatan produksiPendapatan perusahaan merupakan hasil yang didapat dari penjualan produk yang dihasilkan. Pendapatan perusahaan tersebut masih merupakan pendapatan kotor (bruto) yang belum dikurangi biaya produksi dan pajak. Perusahaan memperoleh laba dengan mengurangi pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Laba yang diperoleh merupakan laba sebelum pajak, sehingga perlu diperhitungkan. Pajak penghasilan (PPh) dihitung berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Tahun 2001 pasal 17 tentang Pajak Pendapatan Badan Usaha dan Perseroan. Pasal tersebut mengatur besarnya pajak sesuai dengan jumlah pendapatan. Pendapatan per tahun kurang dari Rp. 50.000.000 dikenakan pajak sebesar 10 persen, bila pendapatan antara Rp. 50.000.000 sampai Rp. 100.000.000 maka dikenakan pajak 10 persen dari Rp. 50.000.000 ditambah 15 persen dari pendapatan yang telah dikurangi Rp. 50.000.000. Pendapatan diatas Rp. 100.000.000 ditetapkan pajak 10 persen dari Rp. 50.000.000 ditambah 15 persen dari Rp. 50.000.000 dan ditambah lagi 30 persen dari pendapatan yang telah dikurangi Rp. 100.000.000. Laba setelah pajak merupakan laba bersih yang akan diperhitungkan untuk menghitung nilai cash flow. Nilai cash flow diperoleh dengan cara menjumlahkan laba setelah pajak dengan nilai depresiasi. Nilai cash flow digunakan untuk menentukan nilai net present value, pay back period, profitability index, dan IRR.Tabel 20. Proyeksi penjualan produk No.Jenis produkSatuanHarga/Satuan (Rp)kapasitas (bungkus)Total penjualan per tahun

1Plastik kemasan kapasitas 1 kgbungkus10.500288.0003.024.000.000

2Plastik kemasan kapasitas 500 gbungkus6.000504.0003.024.000.000

Jumlah792.0006.048.000.000

6. Analisis finansiala) Analisis sensitivitasAnalisis sensitivitas perusahaan dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perfoma perusahaan dalam berbagai kondisi pasar yang mempengaruhi semua faktor produksi. Kondisi tersebut bisa berupa perubahan pendapatan yang diakibatkan oleh perubahan harga atau perubahan faktor produksi lainnya. Perubahan pendapatan yang diakibatkan oleh berbagai kondisi sebab seperti penurunan harga mie jagung di pasaran atau kenaikkan harga bahan baku yang berakibat pada naiknya biaya operasional. Analisis sensitivitas dilakukan pada kondisi pendapatan turun 10 persen dan 15 persen, biaya operasional naik 10 persen dan 15 persen, dan investasi naik 25 persen. Analisis sensitifitas dapat dilihat pada Tabel 21.Tabel 21. Analisis sensitivitas industri mie jagung instantKeteranganNPVPIPBP (Tahun)IRR(%)ROI(%)

Keadaan normalPendapatan turun 10 persenPendapatan turun 15 persenBiaya operasional naik 10 persenBiaya operasional naik 15 persenBiaya investasi naik 25 persen2.559.722.765639.682.2659.446.015870.230.198355.267.9151.774.008.5175.282.071.022.451.593.73-0.062.935.302.543.651.9613237154427601155221643892

Penurunan pada pendapatan perusahaan paling berpengaruh pada NPV, PI, PBP dan IRR. Kondisi-kondisi yang dapat mempengaruhi pendapatan harus sangat diperhatikan dan dijaga agar tidak mengalami penurunan yang dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan.Nilai IRR pada setiap perubahan yang terjadi masih di atas nilai suku bunga bank yang dipakai dalam analisis (15 persen) yang menandakan perusahaan dinilai sebuah investasi yang menguntungkan. Hal tersebut dikarenakan nilai laju pengembalian modal perusahaan masih berada di atas suku bunga. Industri mie jagung ini masih dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang cukup kuat pada setiap perubahan. Pada semua level perubahan, profitability index masih bertahan di atas nilai satu yang berarti perusahaan masih dapat memberi keuntungan dalam semua kondisi dan masih dinilai sebagai investasi yang menguntungkan.b) Analisis Net Present Value (NPV)Variabel yang penting dalam perhitungan NPV adalah arus kas dan modal. Perhitungan perkiraan laba perusahaan dapat digunakan untuk mengetahui komponen pokok dalam arus kas. Tingkat suku bunga yang dipakai yaitu 15 persen.Nilai NPV pada kondisi sesuai rencana (kondisi normal) yang didapat dari perhitungan yaitu sebesar Rp. 2.559.722.765 NPV pada pendapatan turun 10 persen dan 15 persen, biaya operasional naik 10 persen dan 15 persen, serta investasi naik sebesar 25 persen juga lebih dari 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa present value dari biaya lebih kecil dari present value benefit yang menandakan bahwa industri mie jagung ini dapat dilanjutkan atau secara teknis menguntungkan untuk sebuah investasi modal. Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4 sampai Lampiran 9.c) Analisis Internal Rate of Return (IRR)Variabel yang digunakan pada metode ini yaitu nilai investasi awal dan arus kas masuk (cash flow) selama umur proyek (10 tahun) pada tingkat suku bunga pinjaman (discaunt factor) sebesar 15%. Nilai IRR dari hasil perhitungan lebih besar daripada tingkat suku bunga (discount factor) yang dipakai yaitu 15 persen. Hal ini dapat dilihat pada kondisi sesuai rencana dengan nilai IRR sebesar 132 persen, pendapatan turun 10 persen dan 15 persen nilai IRR sebesar 37 persen dan 15 persen, biaya operasional naik 10 persen nilai IRR sebesar 44 persen, biaya operasional naik 15 persen nilai IRR sebesar 27 persen dan biaya investasi naik 25 persen nilai IRR sebesar 60 persen. Hal ini menandakan industri ini masih dianggap layak dan merupakan proyek yang menguntungkan (nilai IRR masih diatas 15%). Perhitungan nilai IRR dapat dilihat pada Lampiran 10.d) Pay Back Period (PBP)Pay back period merupakan jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi semula, dimana keputusannya diambil berdasarkan kriteria waktu. Nilai PBP industri mie jagung dihitung pada berbagai kondisi yang dapat dianggap sebagai kemungkinan perubahan arus kas karena berbagai pertimbangan dan perubahan kondisi pasar yang akan berpengaruh pada besarnya cash flow dan alokasi modal investasi (Lampiran 11). Hasil perhitungan pada kondisi pendapatan turun 10 persen industri ini dapat mengembalikan modal setelah dijalankan selama 2,93 tahun.e) Profitability Index (PI) Investasi dalam dunia industri sangat dipengaruhi oleh berbagai macam kondisi pasar yang juga berpengaruh pada besarnya laju pengembalian modal dan lama waktu pengembalian modal. Perhitungan nilai indeks keuntungan atau profitability index diperlukan dalam berbagai kemungkinan kondisi. Nilai PI>1 maka investasi dianggap menguntungkan. Hasil dari perhitungan profitability indeks (Lampiran 12) pada industri ini yaitu 5,28 bila dihitung pada kondisi normal, 2,07 pada kondisi pendapatan usaha turun 10 persen, 1,02 pada kondisi pendapatan usaha turun 15 persen, 2,45 dalam kondisi biaya operasional naik 10 persen, 1,59 dalam keadaan biaya operasional naik sampai 15 persen, dan 3,37 dalam keadaan biaya investasi modal naik 25 persen.Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan, dapat dilihat bahwa nilai profitability indeks dalam semua kondisi yang diprediksikan lebih besar dari satu. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri mi jagung ini dapat dianggap sebagai sebuah investasi yang menguntungkan. Perhitungan PI dapat dilihat pada Lampiran 12f) Return On Investment (ROI)ROI juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal atau mengukur keuntungan usaha dalam kaitannya dengan investasi yang digunakan. Pelaksanaan usaha belum efisien jika rasio ROI lebih rendah dibandingkan tingkat suku bunga bank. Rasio ROI pada kondisi normal sebesar 115 persen, pendapatan turun 10 persen sebesar 52 persen, pendapatan turun 15 persen sebesar 21 persen, biaya operasional naik 10 persen dan 15 persen sebesar 64 persen dan 38 persen, dan investasi naik 25 persen sebesar 92 persen. Berdasarkan nilai tersebut, dapat dilihat bahwa rasio ROI dalam semua kondisi yang diprediksikan lebih besar suku bunga, sehingga pelaksanaan usaha dapat dikatakan telah efisien. Perhitungan ROI dapat dilihat pada Lampiran 13.g) Break Even Point (BEP)Proyek dikatakan impas jika jumlah penjualan produk pada satu periode sama dengan jumlah biaya yang ditanggung sehingga proyek tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Industri mie jagung mempunyai nilai BEP pada tahun pertama sebesar Rp. 1.263.722.891 dengan kapasitas 105.450 kemasan/tahun. Nilai BEP tahun kedua adalah sebesar Rp. 1.731.659.782 dengan kapasitas 102.201 kemasan/tahun, dan nilai BEP tahun ketiga dan seterusnya adalah sebesar Rp. 1.377.887.498 dengan kapasitas 127.751 kemasan/tahun. Perhitungan BEP dapat dilihat pada Lampiran 14.

VII. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Apple, J.M. 1977. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Terjemahan oleh N.M.T. Mardiono. 1990. Penerbit ITB. Bandung.

Badan Pusat Statistik. 2009. Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2008/2009. Badan Pusat Statistik, Banyumas.

__________________. 2010. Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2009/2010. Badan Pusat Statistik, Banyumas.

Bappeda Kabupaten Banyumas. 2009. Laporan Semester 1 SIPD 2009. Pemerintah Kabupaten Banyumas, Banyumas.

Husnan, S dan M. Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek Edisi ke Empat. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Ibrahim, Y. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Juniawati. 2003. Optimasi proses pengolahan mi jagung instan berdasarkan kajianpreferensi konsumen. Skripsi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Kasmin. 2005. Studi Kelayakan Pendirian Industri Pengolahan Kelapa Terpadu. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. 185 hal. (Tidak Dipublikasikan).

Kasmir dan Jakfar. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana, Jakarta. 239 hal.

LAMPIRAN

Lampiran 1. Matrik AHP Penentuan Lokasi IndustriRekap Penilaian Parameter1. Kemudahan bahan baku (Bb)2. Kemudahan akses pasar (Ps)3. Ketersediaan tenaga kerja (Tk)4. Sarana transportasi (St)5. Ketersediaan utilitas air dan lsitrik (Ut)Resp1,21,31,41,52,32,42,53,43,54,5

A3,0005,0005,0005,0003,0005,0007,0003,0005,0003,000

B3,0003,0007,0007,0005,0005,0007,0003,0003,0003,000

C3,0003,0007,0007,0003,0003,0007,0005,0003,0005,000

D3,0005,0007,0007,0003,0003,0003,0003,0003,0003,000

E3,0003,0003,0007,0003,0005,0005,0003,0003,0003,000

3,0003,8005,8006,6003,4004,2005,8003,4003,4003,400

Keterangan: A-E adalah Responden

Lampiran 2. Matrik Rata-Rata Penilaian Parameter dan Hasil Pemilihan LokasiBbPsJpStUtVEVAVBVPVP (%)

Bb1,0003,0003,8005,8006,6003,3732,5285,2670,48048,00

Ps0,3331,0003,4003,0005,8001,8151,3775,3290,25825,84

Jp0,2630,2941,0003,4003,4000,9780,7585,4450,13913,92

St0,1720,3330,2941,0003,4000,5650,4335,3900,0808,04

Ut0,1520,1720,2940,2941,0000,2960,2245,3220,0424,21

7,02726,7521,000100,00

VE = Vektor eigenVA = Vektor AntaraVB = Nilai EigenVP = Vektor PrioritasNilai Eigen Maksimum = 26,725 / 5 = 5,350CI = (5,345-5)/(5-1) = 0,088CR = CI/RI untuk n = 5, RI = 1,12CR = 0,078Untuk CR lebih kecil sama dengan 0,1sehingga matrik perbandingan dapat diterima

Lampiran 3. Matrik Pemilihan Alternatif Lokasi dengan Zero-OneA. Tabel zero-one parameter kemudahan suplai bahan baku

Alternatif1,21,31,41,52,32,42,53,43,54,5Indeks performansi

1. Kec. Kalibagor1111440

2. Kec. Sumbang0111330

3. Kec Baturaden000000

4. Kec Sokaraja0010110

5. Kec. Kembaran0011220

B. Tabel zero-one parameter kemudahan akses dengan pasar

Alternatif1,21,31,41,52,32,42,53,43,54,5Indeks performansi

1. Kec. Kalibagor0101220

2. Kec. Sumbang1100220

3. Kec Baturaden000000

4. Kec Sokaraja1110330

5. Kec. Kembaran0111330

C. Tabel zero-one parameter ketersediaan tenaga kerja

Alternatif1,21,31,41,52,32,42,53,43,54,5Indeks performansi

1. Kec. Kalibagor1110330

2. Kec. Sumbang0011220

3. Kec Baturaden0101220

4. Kec Sokaraja0010110

5. Kec. Kembaran1001220

D. Tabel zero-one parameter sarana transportasi

Alternatif1,21,31,41,52,32,42,53,43,54,5Indeks performansi

1. Kec. Kalibagor1111440

2. Kec. Sumbang000000

3. Kec Baturaden0101220

4. Kec Sokaraja0111330

5. Kec. Kembaran0100110

E. Tabel zero-one parameter utilitas (sumber daya seperti listrik, air, pembuangan limbah)

Alternatif1,21,31,41,52,32,42,53,43,54,5Indeks performansi

1. Kec. Kalibagor1111340

2. Kec. Sumbang000000

3. Kec Baturaden0111440

4. Kec Sokaraja0100110

5. Kec. Kembaran0101220

Lampiran 4. Biaya variabel kapasitas 80 Persen (3300 kg mi jagung per hari)NoUraianSatuanHarga/SatuanJumlah kebutuhan per hariJumlah kebutuhan (per bulan)Total per bulan (Rp)Total per tahun (Rp)

1Bahan baku

Jagung pipil keringKg3.2502.31046.200150.150.0001.801.800.000

GaramKg2.20099019.80043.560.000522.720.000

Baking powderKg16.5003366010.890.000130.680.000

CMCKg17.0003366011.220.000134.640.000

2Pengemas

Plastik kemasan kapasitas I kgUnit 10.000101921.920.00023.040.000

Plastik kemasan kapasitas 500 gUnit7.50016,83362.520.00030.240.000

Kayu Bakarm360.0000,612720.0008.640.000

3Lain-lain

transportasibulan400.000400.000400.0004.800.000

-teleponunit100.000100.000100.0001.200.000

-listrikunit1.000.0001.000.0001.000.00012.000.000

-iklanpaket300.000300.000300.0003.600.000

uji mutupaket100.000100.000100.0001.200.000

biaya lain300.000300.000300.0003.600.000

Jumlah Total223.180.0002.678.160.000

Lampiran 5. Biaya variabel kapasitas 90 Persen (3300 kg mi jagung per hari)NoUraianSatuanHarga/SatuanJumlah kebutuhan per hariJumlah kebutuhan (per bulan)Total per bulan (Rp)Total per tahun (Rp)

1Bahan baku

Jagung pipil keringKg3.2502.59951.975168.918.7502.027.025.000

GaramKg2.2001.11422.27549.005.000588.060.000

Baking powderKg16.5003774312.251.250147.015.000

CMCKg17.0003774312.622.500151.470.000

2Pengemas

Plastik kemasan kapasitas I kgUnit10.000112162.160.00025.920.000

Plastik kemasan kapasitas 500 gUnit7.500193782.835.00034.020.000

Kayu Bakarm360.000114810.0009.720.000

3Lain-lain

transportasibulan400.000400.000400.0004.800.000

-teleponunit100.000100.000100.0001.200.000

-listrikunit1.000.0001.000.0001.000.00012.000.000

-iklanpaket300.000300.000300.0003.600.000

uji mutupaket100.000100.000100.0001.200.000

biaya lain300.000300.000300.0003.600.000

Jumlah Total250.802.5003.009.630.000

Lampiran 6. Rincian angsuran kredit (3 tahun)PeriodeAngsuran PokokAngsuran BungaTotal AngsuranSaldo Akhir

(15%/thn)195.006.000

Bulan 1 5.416.833 2.437.575 7.854.408 189.589.167

Bulan 2 5.416.833 2.369.865 7.786.698 184.172.333

Bulan 3 5.416.833 2.302.154 7.718.988 178.755.500

Bulan 4 5.416.833 2.234.444 7.651.277 173.338.667

Bulan 5 5.416.833 2.166.733 7.583.567 167.921.833

Bulan 6 5.416.833 2.099.023 7.515.856 162.505.000

Bulan 7 5.416.833 2.031.313 7.448.146 157.088.167

Bulan 8 5.416.833 1.963.602 7.380.435 151.671.333

Bulan 9 5.416.833 1.895.892 7.312.725 146.254.500

Bulan 10 5.416.833 1.828.181 7.245.015 140.837.667

Bulan 11 5.416.833 1.760.471 7.177.304 135.420.833

Bulan 12 5.416.833 1.692.760 7.109.594 130.004.000

Total 65.002.000 24.782.013 89.784.013

Bulan 13 5.416.833 1.625.050 7.041.883 124.587.167

Bulan 14 5.416.833 1.557.340 6.974.173 119.170.333

Bulan 15 5.416.833 1.489.629 6.906.463 113.753.500

Bulan 16 5.416.833 1.421.919 6.838.752 108.336.667

Bulan 17 5.416.833 1.354.208 6.771.042 102.919.833

Bulan 18 5.416.833 1.286.498 6.703.331 97.503.000

Bulan 19 5.416.833 1.218.788 6.635.621 92.086.167

Bulan 20 5.416.833 1.151.077 6.567.910 86.669.333

Bulan 21 5.416.833 1.083.367 6.500.200 81.252.500

Bulan 22 5.416.833 1.015.656 6.432.490 75.835.667

Bulan 23 5.416.833 947.946 6.364.779 70.418.833

Bulan 24 5.416.833 880.235 6.297.069 65.002.000

Total 65.002.000 15.031.713 80.033.713

Bulan 25 5.416.833 812.525 6.229.358 59.585.167

Bulan 26 5.416.833 744.815 6.161.648 54.168.333

Bulan 27 5.416.833 677.104 6.093.938 48.751.500

Bulan 28 5.416.833 609.394 6.026.227 43.334.667

Bulan 29 5.416.833 541.683 5.958.517 37.917.833

Bulan 30 5.416.833 473.973 5.890.806 32.501.000

Bulan 31 5.416.833 406.262 5.823.096 27.084.167

Bulan 32 5.416.833 338.552 5.755.385 21.667.333

Bulan 33 5.416.833 270.842 5.687.675 16.250.500

Bulan 34 5.416.833 203.131 5.619.965 10.833.667

Bulan 35 5.416.833 135.421 5.552.254 5.416.833

Bulan 36 5.416.833 67.710 5.484.544 (0)

Total 65.002.000 5.281.412 70.283.413

Lampiran 7. Analisis Net Present Value Kondisi NormalTahun ke

012345678910

produksi 0,80,911111111

total investasi650.020.000700.0005.850.000700.000

pendapatan usaha6.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0001.449.900.000

biaya operasional4.003.840.0004.504.320.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0001.154.546.000

angsuran pokok kredit65.002.00065.002.00065.002.000

angsuran bunga kredit24.782.01315.031.7135.281.412

laba sebelum pajak1.954.375.9881.463.646.288972.916.5881.043.200.0001.043.200.0001.043.200.0001.043.200.0001.043.200.0001.043.200.000295.354.000

pajak 30%568.812.796421.593.886274.374.976295.460.000295.460.000295.460.000295.460.000295.460.000295.460.00071.106.200

laba bersih1.385.563.1911.042.052.401698.541.611747.740.000747.740.000747.740.000747.740.000747.740.000747.740.000224.247.800

depresiasi46.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80070.985.520

residu proyek70.000865.00070.00070.00052.402.800

net cash flow650.020.0001.432.547.9911.089.037.201745.596.411794.024.800795.589.800794.794.800794.724.800794.724.800794.794.800347.636.120

discount factor1,000,870,7560,6580,5720,4970,43230,37590,32690,28430,2472

cash flow terdiscount650.020.0001.246.316.752823.312.124490.602.439454.182.186395.408.131343.589.792298.737.052259.795.537225.960.16285.935.649

NPV4.097.043.011

Lampiran 8. Analisis Net Present Value Kondisi Pendapatan Turun 10 persenTahun ke

012345678910

produksi 0,80,911111111

total investasi650.020.000700.0005.850.000700.000

pendapatan usaha4.354.560.0004.898.880.0005.443.200.0005.443.200.0005.443.200.0005.443.200.0005.443.200.0005.443.200.0005.443.200.0005.443.200.000

biaya operasional4.003.840.0004.504.320.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.000

angsuran pokok kredit65.002.00065.002.00065.002.000

angsuran bunga kredit24.782.01315.031.7135.281.412

laba sebelum pajak260.935.988314.526.288368.116.588438.400.000438.400.000438.400.000438.400.000438.400.000438.400.000438.400.000

pajak 30%60.780.79676.857.88692.934.976114.020.000114.020.000114.020.000114.020.000114.020.000114.020.000114.020.000

laba bersih200.155.191237.668.401275.181.611324.380.000324.380.000324.380.000324.380.000324.380.000324.380.000324.380.000

depresiasi46.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.800

residu proyek70.000865.00070.00070.00051.387.000

net cash flow650.020.000247.139.991284.653.201322.236.411370.664.800372.229.800371.434.800371.364.800371.364.800371.434.800422.751.800

discount factor1,000,870,7560,6580,5720,4970,43230,37590,32690,28430,2472

cash flow terdiscount650.020.000215.011.792215.197.820212.031.559212.020.266184.998.211160.571.264139.596.028121.399.153105.598.914104.504.245

NPV1.020.909.251

Lampiran 9. Analisis Net Present Value Kondisi Pendapatan Turun 15 persen Tahun ke

012345678910

produksi 0,80,911111111

total investasi650.020.000700.0005.850.000700.000

pendapatan usaha4.112.640.0004.626.720.0005.140.800.0005.140.800.0005.140.800.0005.140.800.0005.140.800.0005.140.800.0005.140.800.0005.140.800.000

biaya operasional4.003.840.0004.504.320.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.000

angsuran pokok kredit65.002.00065.002.00065.002.000

angsuran bunga kredit24.782.01315.031.7135.281.412

laba sebelum pajak19.015.98842.366.28865.716.588136.000.000136.000.000136.000.000136.000.000136.000.000136.000.000136.000.000

pajak 30%-11.795.204-4.790.1142.214.97623.300.00023.300.00023.300.00023.300.00023.300.00023.300.00023.300.000

laba bersih30.811.19147.156.40163.501.611112.700.000112.700.000112.700.000112.700.000112.700.000112.700.000112.700.000

depresiasi46.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.800

residu proyek70.000865.00070.00070.00051.387.000

net cash flow650.020.00077.795.99194.141.201110.556.411158.984.800160.549.800159.754.800159.684.800159.684.800159.754.800211.071.800

discount factor1,000,870,7560,6580,5720,4970,43230,37590,32690,28430,2472

cash flow terdiscount650.020.00067.682.51271.170.74872.746.11990.939.30679.793.25169.062.00060.025.51652.200.96145.418.29052.176.949

NPV11.195.651

Lampiran 10. Analisis Net Present Value Kondisi Biaya Operasional naik 10 persenTahun ke

012345678910

produksi 0,80,911111111

total investasi650.020.000700.0005.850.000700.000

pendapatan usaha4.838.400.0005.443.200.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.000

biaya operasional4.404.224.0004.954.752.0005.505.280.0005.505.280.0005.505.280.0005.505.280.0005.505.280.0005.505.280.0005.505.280.0005.505.280.000

angsuran pokok kredit65.002.00065.002.00065.002.000

angsuran bunga kredit24.782.01315.031.7135.281.412

laba sebelum pajak344.391.988408.414.288472.436.588542.720.000542.720.000542.720.000542.720.000542.720.000542.720.000542.720.000

pajak 30%85.817.596105.024.286124.230.976145.316.000145.316.000145.316.000145.316.000145.316.000145.316.000145.316.000

laba bersih258.574.391303.390.001348.205.611397.404.000397.404.000397.404.000397.404.000397.404.000397.404.000397.404.000

depresiasi46.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.800

residu proyek70.000865.00070.00070.00051.387.000

net cash flow650.020.000305.559.191350.374.801395.260.411443.688.800445.253.800444.458.800444.388.800444.388.800444.458.800495.775.800

discount factor1,000,870,7560,6580,5720,4970,43230,37590,32690,28430,2472

cash flow terdiscount650.020.000265.836.496264.883.350260.081.351253.789.994221.291.139192.139.539167.045.750145.270.699126.359.637122.555.778

NPV1.369.233.731

Lampiran 11. Analisis Net Present Value Kondisi Biaya Operasional naik 15 persenTahun ke

012345678910

produksi 0,80,911111111

total investasi650.020.000700.0005.850.000700.000

pendapatan usaha4.838.400.0005.443.200.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.000

biaya operasional4.604.416.0005.179.968.0005.755.520.0005.755.520.0005.755.520.0005.755.520.0005.755.520.0005.755.520.0005.755.520.0005.755.520.000

angsuran pokok kredit65.002.00065.002.00065.002.000

angsuran bunga kredit24.782.01315.031.7135.281.412

laba sebelum pajak144.199.988183.198.288222.196.588292.480.000292.480.000292.480.000292.480.000292.480.000292.480.000292.480.000

pajak 30%25.759.99637.459.48649.158.97670.244.00070.244.00070.244.00070.244.00070.244.00070.244.00070.244.000

laba bersih118.439.991145.738.801173.037.611222.236.000222.236.000222.236.000222.236.000222.236.000222.236.000222.236.000

depresiasi46.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.80046.984.800

residu proyek70.000865.00070.00070.00051.387.000

net cash flow650.020.000165.424.791192.723.601220.092.411268.520.800270.085.800269.290.800269.220.800269.220.800269.290.800320.607.800

discount factor1,000,870,7560,6580,5720,4970,43230,37590,32690,28430,2472

cash flow terdiscount650.020.000143.919.568145.699.043144.820.807153.593.898134.232.643116.414.413101.200.09988.008.28076.559.37479.254.248

NPV533.682.371

Lampiran 12. Analisis Net Present Value Kondisi Investasi Naik 25 persenTahun ke

012345678910

produksi 0,80,911111111

total investasi812.525.000875.0007.312.500875.000

pendapatan usaha4.838.400.0005.443.200.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.0006.048.000.000

biaya operasional4.003.840.0004.504.320.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.0005.004.800.000

angsuran pokok kredit81.252.50081.252.50081.252.500

angsuran bunga kredit30.977.51618.789.6416.601.766

laba sebelum pajak722.329.984838.837.859955.345.7341.043.200.0001.043.200.0001.043.200.0001.043.200.0001.043.200.0001.043.200.0001.043.200.000

pajak 30%199.198.995234.151.358269.103.720295.460.000295.460.000295.460.000295.460.000295.460.000295.460.000295.460.000

laba bersih523.130.989604.686.502686.242.014747.740.000747.740.000747.740.000747.740.000747.740.000747.740.000747.740.000

Depresiasi58.731.00058.731.00058.731.00058.731.00058.731.00058.731.00058.731.00058.731.00058.731.00058.731.000

residu proyek87.5001.081.25087.50087.50051.387.000

net cash flow812.525.000581.861.989663.417.502745.060.514805.596.000807.552.250806.558.500806.471.000806.471.000806.558.500857.858.000

discount factor1,000,870,7560,6580,5720,4970,43230,37590,32690,28430,2472

cash flow terdiscount812.525.000506.219.930501.543.631490.249.818460.800.912401.353.468348.675.240303.152.449263.635.370229.304.582212.062.498

NPV2.904.472.898

Lampiran 13. Tabel IRR (Internal Rate of Return) pada berbagai kondisiTahunNet Cash Flow

Kondisi Pendapatan TurunPendapatan turunOperasional naik Operasional Naikinvestasi naik

Sesuai Rencana10%15%10%15%25%

0-650.020.000-650.020.000-650.020.000-650.020.000-650.020.000-812.525.000

11.432.547.991247.139.99177.795.991305.559.191165.424.791581.861.989

21.089.037.201284.653.20194.141.201350.374.801192.723.601663.417.502

3745.596.411322.236.411110.556.411395.260.411220.092.411745.060.514

4794.024.800370.664.800158.984.800443.688.800268.520.800805.596.000

5795.589.800372.229.800160.549.800445.253.800270.085.800807.552.250

6794.794.800371.434.800159.754.800444.458.800269.290.800806.558.500

7794.724.800371.364.800159.684.800444.388.800269.220.800806.471.000

8794.724.800371.364.800159.684.800444.388.800269.220.800806.471.000

9794.794.800371.434.800159.754.800444.458.800269.290.800806.558.500

10846.111.800422.751.800211.071.800495.775.800320.607.800857.858.000

IRR197%46%15%56%32%81%

Lampiran 14. Tabel PBP (Pay Back Period) pada berbagai kondisiTahun Net CashJumlah KumulatifNet Cash FlowJumlah KumulatifNet Cash FlowJumlah KumulatifNet Cash FlowJumlah KumulatifNet Cash Flow Jumlah KumulatifNet Cash Flow Jumlah Kumulatif

Flow NormalNet Cash FlowPendapatan TurunNet Cash FlowPendapatan turun 15 %Net Cash Flowoperasional naik 10%Net Cash FlowOperasional NaikNet Cash Flowinvestasi naikNet Cash Flow

Normal10%pndptn turun 10%Pendapatan turun 15%operasional naik 10%15%Operasional naik 15%25%investasi naik 25%

0-650.020.000-650.020.000-650.020.000-650.020.000-650.020.000-650.020.000-650.020.000-650.020.000-650.020.000-650.020.000-812.525.000-812.525.000

11.432.547.991782.527.991247.139.991-402.880.00977.795.991-572.224.009305.559.191-344.460.809165.424.791-484.595.209581.861.989-230.663.011

21.089.037.2011.871.565.193284.653.201-