tuberculosis edit 2 finish

30
LAPORAN KASUS A. Identitas Pasien Nama : An. N No. RM : 333625 Tanggal Lahir : 06/04/2002 Umur : 11 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Alamat : Jl. K. H. Agus Salim Agama : Islam Ruangan : III A Dikirim : Poli Anak B. Anamnesis Tipe anamnesis : Alloanamnesis Riwayat penyakit diberikan oleh : Ibunya Keluhan utama : Demam Riwayat penyakit sekarang : Seorang anak perempuan MRS dengan keluhan demam yang dialami sejak 1 minggu sebelum masuk RS, demam yang dialami naik turun tidak menentu. Penderita juga mengeluh batuk berlendir disertai darah sejak 1minggu yang lalu, sakit perut seluruhnya terutama daerah 1

Upload: miftahul-jannah

Post on 11-Feb-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

asad

TRANSCRIPT

Page 1: Tuberculosis Edit 2 Finish

LAPORAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : An. N

No. RM : 333625

Tanggal Lahir : 06/04/2002

Umur : 11 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. K. H. Agus Salim

Agama : Islam

Ruangan : III A

Dikirim : Poli Anak

B. Anamnesis

Tipe anamnesis : Alloanamnesis

Riwayat penyakit diberikan oleh : Ibunya

Keluhan utama : Demam

Riwayat penyakit sekarang : Seorang anak perempuan MRS dengan

keluhan demam yang dialami sejak 1

minggu sebelum masuk RS, demam yang

dialami naik turun tidak menentu.

Penderita juga mengeluh batuk berlendir

disertai darah sejak 1minggu yang lalu,

sakit perut seluruhnya terutama daerah

epigastrium. Penderita mengeluhkan berat

badan dan nafsu makan menurun sejak

1minggu yang lalu. Buang air kecil dan

buang air besar lancar.

Riwayat penyakit terdahulu : Ada riwayat demam dan batuk berdahak 2

minggu sebelumnya.

1

Page 2: Tuberculosis Edit 2 Finish

Riwayat penyakit keluarga :

- Riwayat berobat 6 bulan dalam

keluarga disangkal

- Riwayat batuk lama dalam keluarga

disangkal

C. Pemeriksaan Fisis

Keadaan umum : Sakit sedang/Gizi kurang/Sadar (GCS 15)

Berat Badan : 26 Kg BB koreksi 29 Kg

Panjang Badan : 133 cm

Status gizi menurut CDC :

(Gizi kurang)

Tanda vital

Nadi : 120 x/menit

Pernapasan : 25 x/menit

Suhu : 37,70C

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Pemeriksaan fisik

Kepala Normosefali, tidak ada tanda trauma atau benjolan, ubun-ubun besar menutup, muka simetris, rambut hitam, lurus dan tidak mudah dicabut.

Mata Konjungtiva kanan dan kiri tidak anemis, sclera tidak ikterik pada kedua mata, refleks cahaya +/+, strabismus -/- dan cekung -/-.

Telinga Bentuk normal, tidak ada sekret, cairan, luka maupun perdarahan, fungsi pendengaran masih baik.

Hidung Bentuk normal, septum nasi ditengah, tidak ada deviasi, mukosa tidak hiperemis, tidak ada edema concha. Tidak terdapat secret pada kedua lubang hidung, epistaksis (-), pernapasan cuping hidung (-).

Tenggorokan Hiperemis (-), trachea ditengah.Gigi dan mulut Bibir tampak normal serta tidak kering, tidak ada

sianosis dan tidak ada stomatitis. Lidah tidak kotor dan tonsil T1-T1 hiperemis (-).

Leher Tidak tampak adanya luka maupun benjolan. Tidak

2

Page 3: Tuberculosis Edit 2 Finish

teraba adanya pembesaran kelenjar getah bening dan tidak ada kaku kuduk.

Thorax Inspeksi : pada keadaan statis dada terlihat simetris kanan dan kiri, pada keadaan dinamis pergerakan dinding dada terlihat simetris kanan dan kiri, tidak ada yang tertinggal, tidak terdapat retraksi atau penggunaan otot pernapasan tambahan. Pulsasi ictus cordis tidak terlihat.Palpasi : Massa tumor (-), krepitasi (-), nyeri tekan (-), ictus cordis tidak teraba.Perkusi : Pada lapangan paru didapatkan bunyi sonor kanan dan kiri, batas paru-hepar di intercostal VI, tasbeh (-).Batas jantung :Batas kiri : Linea medioclavicularis kiriBatas kanan : Linea parasternalis kananBatas atas : ICS IIIAuskultasi : bunyi pernapasan vesikuler, ronki +/-, wheezing -/-, bunyi jantung I/II murni reguler, souffle (-), thrill (-).

Abdomen Inspeksi : turgor baik, dinding abdomen simetris serta mengikuti gerak napas dan tidak terlihat penonjon massa ataupun adanya luka.Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal.Palpasi : Hepar tidak teraba, Lien tidak teraba. Terdapat nyeri tekan (+) daerah epigastrium. Perkusi : timpani +

Punggung Tampak normal, tidak terlihat kelainan bentuk tulang belakang, skoliosis (-) dan gibbus (-).

Ekstremitas atas dan bawah

Edema (-), Peteki (-), ekimosis (-).

Alat kelamin Tidak ada kelainanAnjuran pemeriksaan

Hasil Lab :

Darah lengkap (21 Agustus 2013)

Result Flags Unit Normal LimitsWBC 7,5 103/µl 4,0 12,0RBC 5,26 106/µl 4,00 6,20HGB 12,4 g/dl 11,0 17,0HCT 40,9 % 35,0 55,0PLT 229 103/µl 150 400

Pemeriksaan WBC, RBC, HGB, HCT, PLT dalam batas normal

Pemeriksaan Foto Thorax PA (22 Agustus 2013)

3

Page 4: Tuberculosis Edit 2 Finish

Bercak berawan di lapangan tengah dan bawah paru kanan serta suprahilir kiri

Cardio, sinus, diafragma normal.

Hilus padat

Kesan : Bronchopneumonia Spesifik

Diagnosis kerja

Tuberkulosis Paru

D. Follow Up

21/08/2013Hari ke-1

KU : LemahN : 120x/mnt P: 25x/mnt SB : 37,7 CTD : 90/60 mmHgBAB : LancarBAK : LancarNafsu Makan : MenurunKeluhan : Demam (+), menggigil (-), kejang (-), sakit kepala (-), batuk (+), Berlendir (+), sesak (-), Nyeri dada (-), Pucat (-), perdarahan (+), Metab : Edema (-), ikterus (-),Muntah (-), sakit perut (+).Pemeriksaan fisik:Paru : Bp: Vesiculer Bt: Rh+/- Wh-/-Jantung : Bj I/II Murni reguler, Bising (-)Abdomen : asites (-), Peristaltik (+), Kesan Normal.Instruksi Dokter :IVFD RL 8 tpmCefotaxime 1gr/iv/12 jamDextromethorpan sirup 3x1 cth/ hariParacetamol 500 mg , 3x ¾ tablet/hari B-com 2x1 tablet/ hari Vit-c 2x1 tablet/hariPeriksa darah rutin

22/08/2013Hari ke-2

KU : LemahN : 100x/mnt P: 25x/mnt SB : 36,70 CBAB : BaikBAK : LancarNafsu Makan : MenurunKeluhan : Demam (-), menggigil (-), kejang (-), sakit kepala (-), batuk (+), Berlendir (+), sesak (-),Pucat (-), perdarahan (-), Metab :

4

Page 5: Tuberculosis Edit 2 Finish

Edema (-), ikterus (-),Muntah (-), sakit perut (-).Pemeriksaan fisik:Paru : Bp: Vesiculer Bt: Rh+/- Wh-/-Jantung : Bj I/II Murni reguler, Bising (-)Abdomen : ascites (-), Peristaltik(+), Kesan Normal.Instruksi dokter : Terapi lanjut Foto thorax PA

23/06/2013Hari ke-3

KU : LemahN : 140x/mnt P: 30x/mnt SB : 38,10 CBAB : Belum BAB pagi iniBAK : LancarNafsu Makan : MenurunKeluhan : Demam (+), menggigil (-), kejang (-), sakit kepala (-), batuk (+), Berlendir (+), sesak (-), Pucat (-), perdarahan (-), Metab : Edema (-), ikterus (-),Muntah (-), sakit perut (-).Pemeriksaan fisik:Paru : Bp: Vesiculer Bt: Rh+/- Wh-/-Jantung : Bj I/II Murni reguler, Bising (-)Abdomen : ascites (-), Peristaltik(+), Kesan Normal.Instruksi dokter : Terapi lanjutDexamethasone 4 mg/iv/8 jamNebulaizer dengan ventoline + NaCl 2cc / 8 jamAmbroxol sirup 3x1 cth

24/08/2013Hari ke-4

KU : Baik N : 92x/mnt P: 30x/mnt SB : 36,9 CBAB : BaikBAK : LancarNafsu Makan : MenurunKeluhan : Demam (-), menggigil (-), kejang (-), sakit kepala (-), batuk (+), Berlendir (+), sesak (-), Pucat (-), perdarahan (-), Metab : Edema (-), ikterus (-),Muntah (-), sakit perut (-).Pemeriksaan fisik:Paru : Bp: Vesiculer Bt: Rh+/- Wh-/-Jantung : Bj I/II Murni reguler, Bising (-)Abdomen : ascites (-), Peristaltik, Kesan Normal.Instruksi dokter : Cefotaxime injeksi lanjutDexamethasone injeksi stop

5

Page 6: Tuberculosis Edit 2 Finish

Terapi lain lanjutObat oral lanjutB-Com 2 x 1Vit-C OAT : INH 1 x 150 mg Rifampicin 1x 300 mg PZA 1`x 500 mg

25/08/2013Hari ke-5

KU : LemahN : 88x/mnt P: 32x/mnt SB : 37,00 CBAB : Belum 1 hariBAK : LancarNafsu Makan : MenurunKeluhan : Demam (-), menggigil (-), kejang (-), sakit kepala (-), batuk (+), Berlendir (+), sesak (-), Pucat (-), perdarahan (-), Metab : Edema (-), ikterus (-),Muntah (-), sakit perut (-).Pemeriksaan fisik:Paru : Bp: Vesiculer Bt: Rh-/- Wh-/-Jantung : Bj I/II Murni reguler, Bising (-)Abdomen : ascites (-), Peristaltik (+), Kesan Normal.Intruksi dokterTerapi lanjut

26/08/2013Hari ke-6

KU : LemahN : 92x/mnt P: 36x/mnt SB : 36,70 CBAB : Belum 2 hariBAK : LancarNafsu Makan : MenurunKeluhan : Demam (-), menggigil (-), kejang (-), sakit kepala (-), batuk (+), Berlendir (+), sesak (-), Pucat (-), perdarahan (-), Metab : Edema (-), ikterus (-),Muntah (-), sakit perut (-).Pemeriksaan fisik:Paru : Bp: Vesiculer Bt: Rh-/- Wh-/-Jantung : Bj I/II Murni reguler, Bising (-)Abdomen : ascites (-), Peristaltik(+), Kesan Normal.Intruksi dokterStop injeksiCefixime 2x1 tabletB-Com 2x1 tabletVit-C 2x1 tabletAmbroxol sirup 3x1 cth OAT lanjut

6

Page 7: Tuberculosis Edit 2 Finish

Nebulaizer ventoline + NaCl / 8 jam27/08/2013Hari ke-7

KU : BaikN : 84x/mnt P: 28x/mnt SB : 36,6 CBAB : Belum 3 hariBAK : Lancar Nafsu Makan : MenurunKeluhan : Demam (-), menggigil (-), kejang (-), sakit kepala (-), batuk (+), Berlendir (+), sesak (-), Pucat (-), perdarahan (-), Metab : Edema (-), ikterus (-),Muntah (-), sakit perut (-), perut kembung (+).Pemeriksaan fisik:Paru : Bp: Vesiculer Bt: Rh-/- Wh-/-Jantung : Bj I/II Murni reguler, Bising (-)Abdomen : ascites (-), Peristaltik (+), Kesan Normal.Intruksi dokterOff infuse Obat oral lanjut OAT lanjutBoleh pulang Kontrol di poli

E. Tuberkulosis Paru

1. Definisi1

Tuberkulosis paru adalah suatu penyakit infeksi saluran pernafasan

bawah menular yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosa.

2. Etiologi 2,3

Penyebab tuberkulosis adalah Mycobacterium Tuberculosis. Ada 2

macam mycobacteria yang menyebabkan penyakit tuberculosis yaitu tipe

human (berada dalam bercak ludah dan droplet) dan tipe bovin yang

berada dalam susu sapi

3. Faktor resiko terpajan tuberkulosis3

Mereka yang paling beresiko terpajan ke basil adalah mereka yang

tinggal berdekatan dengan orang yang terinfeksi aktif. Mereka

mencangkup para gelandangan yang tinggal di tempat penampungan

dimana terdapat tuberkulosis, serta anggota keluarga pasien. Terutama

pada negara-negara berkembang. Yang juga beresiko terpajan atau

7

Page 8: Tuberculosis Edit 2 Finish

terjangkit tuberkulosis adalah para pekerja kesehatan yang merawat pasien

tuberkulosis, dan mereka yang menggunakan fasilitas klinik perawatan

atau rumah sakit yang juga digunakan oleh para penderita tuberkulosis. Di

antara mereka yang terpajan ke basil, individu yang sistem imunnya tidak

adekuat misalnya mereka yang kekurangan gizi, orang berusia lanjut atau

bayi. individu yang mendapat obat immunosupressan dan mereka yang

mengidap virus immunodefisiensi manusia (HIV) kemungkinan besar

akan terinfeksi.

4. Pathogenesis 1,2,4

Masuknya basil tuberkulosis dalam tubuh tidak selalu menimbulkan

penyakit. Terjadinya infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya

basil tuberkulosis serta daya tahan tubuh manusia. Infeksi primer biasanya

terjadi dalam paru. Ghon dan Kudlich (1930) menemukan bahwa 95.93 %

dari 2.114 kasus mereka mempunyai fokus primer di dalam paru. Hal ini

disebabkan penularan sebagian besar melalui udara dan mungkin juga

jaringan paru mudah terpapar infeksi tuberculosis (susceptible), karena

memiliki kandungan oksigen yang sangat tinggi.

Lokasi fokus primer pada 2.114 kasus Ghon dan Kudlich ialah :

- Paru 95.93 %

- Usus 1.14 %

- Kulit 0.14 %

- Hidung 0.09 %

- Tonsil 0.09 %

- Telinga tengah 0.09 %

- Kelenjar parotis 0.09 %

- Konjungtiva 0.05 %

- Tidak diketahui 2.41 %

Penularan kuman terjadi melalui udara. Hal ini disebabkan kuman

dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.

Partikel infeksi ini dapat menetap 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya

sinar ultra violet, ventilasi yang buruk dan kelembaban. Dalam suasana

8

Page 9: Tuberculosis Edit 2 Finish

lembab dan gelap kuman dapat bertahan berhari-hari sampai berbulan-

bulan. Ia akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat

masuk ke alveolar bila ukuran partikel < 5 mikro. Apabila bakteri dalam

jumlah bermakna berhasil menembus mekanisme pertahanan sistem

pernafasan dan berhasil menempati saluran nafas bawah, maka penderita

akan mencetuskan sistem imun dan peradangan yang kuat. Karena respon

yang hebat ini, yang terutama diperantarai oleh sel T, maka hanya sekitar

5% orang yang terpajan basil tersebut menderita tuberkulosis aktif. Yang

bersifat menular bagi orang lain adalah mereka yang mengidap infeksi

tuberkulosis aktif dan hanya pada masa infeksi aktif.

5. Diagnosa

a. Gambaran Klinis2,3

Permulaan tuberkulosis primer biasanya sukar diketahui secara

klinis karena penyakit mulai secara perlahan-lahan. Kadang-kadang

tuberkulosa ditemukan pada anak-anak tanpa keluhan atau gejala-

gejala tuberkulosis primer, dapat juga hanya panas yang naik turun

selama 1-2 minggu dengan atau tanpa batuk pilek.

Gambaran klinis tuberkulosis primer lain ialah panas atau demam

biasanya pagi hari, malaise, keringat malam, dispneu ringan, batuk

purulent produktif kadang disertai nyeri dada lebih dari tiga minggu

sering dijumpai pada infeksi aktif, anoreksia dan berat badan yang

menurun, kadang-kadang dijumpai panas yang menyerupai tifus

abdominalis atau malaria yang disertai atau tanpa hepatosplenomegali.

Oleh karena itu bila dijumpai panas seperti tifus abdominalis pada bayi

atau anak kecil, harus dipikirkan juga kemungkinan tuberkulosis

sebagai penyebab panas tersebut. Selain itu bila didapatkan riwayat

kontak erat dengan penderita.

b. Pemeriksaan penunjang untuk penegakan diagnosis dapat dilakukan:5

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan laboratorium (darah dan sputum)

Uji tuberkulin

9

Page 10: Tuberculosis Edit 2 Finish

Diagnosa pasti apabila ditemukan adanya BTA dalam media

biakan. Pada anak, kesulitan menegakkan diagnosis pasti, disebabkan

oleh 2 hal, yaitu sedikitnya jumlah kuman (paucibacillary) dan sulitnya

pengambilan spesimen (sputum). Jumlah kuman TB disekret bronkus

anak lebih sedikit daripada dewasa karena lokasi kerusakan jaringan

parenkim paru bagian perifer. Selain itu, tingkat kerusakan parenkim

paru tidak seberat pada dewasa. Kuman BTA baru dapat dilihat dengan

mikroskop bila jumlahnya paling sedikit 5.000 kuman dalam 1ml

dahak.6

Kesulitan kedua, pengambilan spesimen/sputum sulit dilakukan.

Pada anak, walaupun batuknya berdahak, biasanya dahak akan ditelan

sehingga diperlukan bilasan lambung yang diambil melalui

NasoGastrik Tube (NGT) dan harus dilakukan oleh petugas

berpengalaman. Cara ini tidak menyenangkan bagi pasien. Dahak yang

representative untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis adalah dahak

yang kental dan purulen, berwarna hijau kekuningan dengan volume 3-

5 ml.6

Karena berbagai alasan diatas, diagnosis TB anak bergantung

pada penemuan klinis dan radiologis, yang keduanya sering kali tidak

spesifik. Kadang-kadang, TB anak ditemukan karena ditemukannya

TB dewasa di sekitarnya. Diagnosis TB anak ditentukan berdasarkan

gambaran klinis dan pemeriksaan penunjang seperti uji tuberkulin

positif, dan foto paru yang mengarah pada TB (sugestif TB)

merupakan bukti kuat yang menyatakan anak telah sakit TB.6

c. Sistem skoring TB Anak

Berdasarkan keterangan sebelumnya bahwa mendiagnosis TB

anak sulit dilakukan karena gejalanya tidak khas, di buatlah suatu

kesepakatan penanggulangan TB anak oleh beberapa pakar.

Kesepakatan ini dibuat untuk memudahkan penanganan TB anak

secara luas, terutama di daerah perifer atau pada fasilitas kesehatan

yang kurang memadai.6

10

Page 11: Tuberculosis Edit 2 Finish

Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TB

Parameter 0 1 2 3Kontak TB Tidak jelas Laporan

keluarga, BTA(-), tidak tahu dan tidak jelas

BTA (+)

Uji tuberkulin Negatif Positif (≥ 10 mm, atau ≥ 5 mm pada keadaan imunosupresi)

Berat badan /keadaan gizi

Bawah garis merah (KMS) atau BB/U < 80%

Klinis gizi buruk (BB/U)< 60 %)

Demam tanpa sebab jelas

≥ 2minggu

Batuk ≥ 3minggu

Pembesaran kelenjar limfe koli, aksila, inguinal

≥1 cm, jumlah >1 tidak nyeri

Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang

Ada pembengkakan

Foto rontgen thorax

Normal/tidak jelas

Kesan TB

Anak didiagnosis TB jika jumlah skor ≥ 6, (skor maksimal 13)

pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi

lebih lanjut.

6. Penatalaksanaan 6

Prinsip dasar terapi TB adalah minimal 3 macam obat dan diberikan

dalam waktu relative lama (6-12 bulan). Pengobatan TB dibagi dalam 2

fase yaitu fase intensif (2 bulan pertama) dan sisanya sebagai fase lanjutan.

Pemberian paduan obat ini ditujukan untuk mencegah terjadinya resisitensi

obat dan untuk membunuh kuman intraseluler dan ekstraseluler.

11

Page 12: Tuberculosis Edit 2 Finish

Sedangkan pemberian obat jangka panjang selain untuk membunuh kuman

juga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kekambuhan.

Berbeda dengan orang dewasa, OAT pada anak diberikan setiap hari,

bukan 2 atau 3 kali dalam seminggu. Hal ini bertujuan mengurangi

ketidakteraturan minum obat yang lebih sering terjadi jika obat tidak

diminum setiap hari. Saat ini paduan obat yang baku untuk sebagian besar

kasus TB anak adalah paduan rifampisin, INH dan pirazinamid. Pada fase

intensif diberikan rifampisin, INH dan pirazinamid, sedangkan fase

lanjutan hanya diberikan rifampisin dan INH.

Pada keadaan TB berat, baik pulmonal maupun ekstrapulmonal

seperti TB milier, meningitis TB, TB tulang, dan lain-lain pada fase

intensif diberikan minimal 4 macam obat (rifampisin, INH, pirazinamid,

etambutol atau streptomisin). Sedangkan fase lanjutan diberikan rifampisin

dan INH selama 10 bulan. Untuk kasus TB milier, efusi pleura TB,

perikarditis TB, TB endobrokial, meningitis TB, dan peritonitis TB,

diberikan kortikosteroid (prednison) dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari,

dibagi dalam 3 dosis. Lama pemberian kortikosteroid adalah 2-4 minggu

dengan dosis penuh dilanjutkan Tapering Off dalam jangka waktu yang

sama. Tujuan pemberian steroid ini untuk mengurangi proses inflamasi

dan mencegah terjadi perlekatan jaringan.

Tabel 2. Obat antituberkulosis (OAT) yang biasa dipakai dan dosisnya

Nama obat Dosis Harian (mg/kgBB/hari)

Dosis Maksimal (mg/hari)

Efek samping

Isoniazid (H) 5-15* 300 Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitifitas

Rifampisin (R) 10-20 600 Gastrointestinal, reaksi kulit, hepatitis, trombositopenia. Peningkatan enzim hati, cairan tubuh berwarna orange kemerahan

12

Page 13: Tuberculosis Edit 2 Finish

Pirazinamid (Z) 15-30 2000 Toksisitas hepar, artralgia, gastrointestinal

Etambutol (E) 15-20 1250 Neuritis optic, ketajaman mata berkurang, buta warna merah, hijau, hipersensitivitas, gastrointestinal.

Streptomisin 15-40 1000 ototoksik, nefrotoksik.

*Bila INH dikombinasikan dengan rifampisin, dosisnya tidak boleh

melebihi 10mg/kgBB/hari

7. Komplikasi Tuberkulosis1,4

Tuberkulosis primer cenderung sembuh sendiri, tetapi sebagian akan

menyebar lebih lanjut dan dapat menimbulkan komplikasi. Tuberkulosis

dapat meluas dalam jaringan paru sendiri. Selain itu basil tuberkulosis

dalam aliran darah dapat mati, tetapi dapat pula berkembang terus, hal ini

tergantung keadaan penderita dan virulensi kuman. Melalui aliran darah

basil tuberkulosis dapat mencapai alat tubuh lain seperti bagian paru lain,

selaput otak, otak, tulang, hati, ginjal dan lain-lain. Dalam alat tubuh

tersebut basil tuberkulosis dapat segera menimbulkan penyakit, tetapi

dapat pula menjadi tenang dahulu dan setelah beberapa waktu

menimbulkan penyakit atau dapat pula tidak pernah menimbulkan

penyakit sama sekali. Sebagian besar komplikasi tuberkulosis primer

terjadi dalam 12 bulan setelah terjadinya penyakit. Penyebaran hematogen

atau millier dan meningitis biasanya terjadi dalam 4 bulan, tetapi jarang

sekali sebelum 3-4 minggu setelah terjadinya kompleks primer. Efusi plura

dapat terjadi 6-12 bulan setelah terbentuknya kompleks primer, kalau efusi

pleura disebabkan oleh penyebaran hematogen maka dapat terjadi lebih

cepat.

Komplikasi pada tulang dan kelenjar getah bening permukaan

(superficial) dapat terjadi akibat penyebaran hematogen, hingga dapat

13

Page 14: Tuberculosis Edit 2 Finish

terjadi dalam 6 bulan setelah terbentuknya kompleks primer, tetapi

komplikasi ini dapat juga terjadi setelah 6-18 bulan (Lincoln). Komplikasi

pada traktus urogenitalis dapat terjadi setelah bertahun-tahun (Lincoln).

Pembesaran kelenjar getah bening yang terkena infeksi dapat

menyebabkan atelektasis karena menekan bronkus hingga tampak sebagai

perselubungan segmen atau lobus, sering lobus tengah paru kanan. Selain

oleh tekanan kelenjar gatah bening yang membesar, atelektasis dapat

terjadi karena kontraksi bronkus pada tuberkulosis dinding bronkus,

tuberkuloma dalam lapisan otot bronkus atau oleh gumpalan keju di dalam

lumen bronkus.

Pembesaran kelenjar getah bening yang terkena infeksi selain

menyebabkan atelektasis karena penekanan, dapat juga menembus

bronkus kemudian pecah dan menyebabkan penyebaran bronkogen. Lesi

tuberkulosis biasanya sembuh sebagai proses resolusi, fibosis dan atau

kalsifikasi.

8. Prognosis

Dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur anak, berapa lama

setelah mendapat infeksi, luasnya lesi, keadaan gizi, keadaan sosial

ekonomi keluarga, diagnosa dini, pengobatan adekuat, kepatuhan minum

obat, dan adanya infeksi lain seperti morbilli, pertusis, diare yang berulang

dan lain-lain.

F. Diskusi

Seorang anak perempuan MRS dengan keluhan demam yang dialami

sejak 1 minggu sebelum masuk RS, demam yang dialami naik turun tidak

menentu. Penderita juga mengeluh batuk berlendir disertai darah sejak 1

minggu yang lalu, sakit perut seluruhnya terutama daerah epigastrium.

Penderita mengeluhkan berat badan dan nafsu makan menurun sejak 1minggu

yang lalu. Buang air kecil dan buang air besar lancar. Hal ini cukup sesuai

dengan gambaran klinis tuberkulosis primer ialah panas atau demam biasanya

pagi hari, malaise, keringat malam, dispneu ringan, batuk purulent produktif

14

Page 15: Tuberculosis Edit 2 Finish

kadang disertai nyeri dada lebih dari tiga minggu sering dijumpai pada infeksi

aktif, anoreksia dan berat badan yang menurun, kadang-kadang dijumpai

panas yang menyerupai tifus abdominalis atau malaria yang disertai atau tanpa

hepatosplenomegali. Pasien sakit sedang, gizi kurang, dan compasmentis.

Tanda vital : suhu febris, pernafasan, tekanan darah dan nadi dalam batas

normal. Pada pemeriksaan fisis didapatkan kepala, leher, jantung, abdomen,

dan ekstremitas dalam batas normal, namun pada thorax auskultasi bunyi

pernafasan tambahan ronkhi. pada pasien ini dapat dilakukan pemeriksaan

radiologis dan Pemeriksaan laboratorium (darah dan sputum), dan Uji

tuberkulin.

Namun hanya dilakukan pemeriksaan darah rutin dan radiologi karena

keterbatasan fasilitas. Dari hasil pemeriksaan radiologi yaitu foto thorax

dapatkan gambaran bronchopneumonia spesifik. Pada dasarnya TB pada anak

dilakukan sistem skoring, namun skoring TB pada pasien ini kurang lengkap

karena tidak dilakukan uji tuberkulin.

Parameter 0 1 2 3Kontak TB

Uji tuberkulin -

Berat badan /keadaan gizi

Demam tampa sebab jelas

Batuk

Pembesaran kelenjar limfe koli, aksila, inguinal

Pembengkakan tulang/sendi panggul, lutut, falang

Foto rontgen thorax

Skoring yang diperoleh : 4 (empat)

Berdasarkan hasil skoring nilai yang diperoleh adalah 4 (empat) yang

berarti anak tidak dapat didiagnosis TB, namun hal ini terjadi karena

pemeriksaan yang kurang lengkap yaitu uji tuberkulin. Sehingga pada pasien

saat ini, kurang tepat jika ingin didiagnosis TB berdasarkan hasil skoring.

Pengobatan yang diberikan pada pasien, sesuai dengan keluhan pasien,

kemudian di lanjutkan dengan pemberian OAT. Dalam hal ini pemberian

15

Page 16: Tuberculosis Edit 2 Finish

prinsip dasar terapi TB adalah minimal 3 macam obat dan diberikan dalam

waktu relatif lama (6-12 bulan). Pengobatan TB dibagi dalam 2 fase yaitu fase

intensif (2 bulan pertama) dan sisanya sebagai fase lanjutan. Pemberian

paduan obat ini ditujukan untuk mencegah terjadinya resisitensi obat dan

untuk membunuh kuman intraseluler dan ekstraseluler. Sedangkan pemberian

obat jangka panjang selain untuk membunuh kuman juga untuk mengurangi

kemungkinan terjadinya kekambuhan.6

Berbeda dengan orang dewasa, OAT pada anak diberikan setiap hari,

bukan 2 atau 3 kali dalam seminggu. Hal ini bertujuan mengurangi

ketidakteraturan minum obat yang lebih sering terjadi jika obat tidak diminum

setiap hari. Saat ini paduan obat yang baku untuk sebagian besar kasus TB

anak adalah paduan rifampisin, INH dan pirazinamid. Pada fase intensif

diberikan rifampisin, INH dan pirazinamid, sedangkan fase lanjutan hanya

diberikan rifampisin dan INH.6 pengobatan yang diberikan pada pasien sudah

sesuai dengan prinsip terapi TB yaitu INH 1x 500 mg, rifampicin 1x 300 mg,

dan PZA 1x500 mg untuk fase intensif selama 2 bulan setelah itu fase

lanjutan. Pada dasarnya infeksi tuberculosa dapat dicegah dengan cara:

vaksinasi BCG, dan edukasi. Prognosis penyakit ini menjadi lebih baik sejak

ditemukannya obat anti tuberkulosis, kecuali pada tuberculosis resisten obat

dan pada tuberculosis dengan penyulit atau komplikasi yang lainnya.

G. Penutup

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh basil

Mycobacterium Tuberculosa. Dengan manifestasi klinis yang berlainan antara

lain; demam, malaise, keringat malam, anoreksia, batuk, dan juga penurunan

berat badan. Selain itu ditemukan adanya kontak dengan penderita TBC

Untuk penegakkan diagnosis dapat dilakukan :

Pemeriksaan Radiologis

Pemeriksaan laboratorium ( darah dan sputum )

Uji Tuberkulin

16

Page 17: Tuberculosis Edit 2 Finish

Diagnosa pasti apabila ditemukan adanya BTA dalam media biakan.

Penatalaksanaan :

Diberikan Rifampisin, INH, Pirazinamide setiap hari selama 2 bulan pada

fase awal.

Dilanjutkan Rifampisin, INH setiap hari selama 4 bulan pada fase lanjutan.

Infeksi tuberkulosis dapat dicegah dengan cara :

Vaksinasi BCG

Kemoprofilaksis dengan pemberian INH selama 1 tahun

Edukasi

Prognosa penyakit ini menjadi lebih baik sejak ditemukannya obat anti

tuberkulosis, kecuali pada tuberkulosis resisten obat dan pada tuberkulosis

dengan penyulit atau komplikasi yang lainnya.

17

Page 18: Tuberculosis Edit 2 Finish

DAFTAR PUSTAKA

1. Waspadji, Soparman; Waspadji, Sarwono : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Hal 573 – 761.

2. Alatas, Dr. Husein et al : Ilmu Kesehatan Anak, edisi ke 7, buku 2, Jakarta; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1997, hal 573 – 761.

3. Behrman, Kliegman, Arvin, editor Prof. Dr. dr. A. Samik Wahab, SpA (K) et al : Nelson, Ilmu Kesehatan Anak, edisi 15, buku 2, EGC 2000, hal 1028-1042.

4. Price, Sylvia A; Wilson, Lorraine M. : Patofisiologi Klinik, edisi ke 5, Tuberkulosis, hal 753 – 761.

5. Tan, Hoan Tjay Drs.; Rahardja, Kirana Drs. : Obat – obat Penting, Khasiat, Penggunaan dan Efek – efek Sampingnya, edisi ke 5, cetakan ke 2, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia Jakarta, Bab 9 Tuberkulostatika, hal 145 – 154.

6. Depkes –IDAI. 2008. Diagnosis dan Tatalaksana Tuberkulosis Anak. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

18

Page 19: Tuberculosis Edit 2 Finish

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK LAPORAN KASUSFAKULTAS KEDOKTERAN SEPTEMBER 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

TUBERKULOSIS PARU PADA ANAK

Oleh :MIFTAHUL JANNA

10542 0097 09

Pembimbing :dr. INDRIATY SYAIFUL, Sp.A

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKBAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2013

19

Page 20: Tuberculosis Edit 2 Finish

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:

Nama : Miftahul Janna

Stambuk : 10542 0097 09

Dengan Judul Lapsus : Tuberkulosis Paru pada Anak

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada Bagian

Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Makassar, September 2013

Pembimbing

(dr. Indriaty Syaiful, Sp.A)

20