transletan jurnal bppv

Upload: yudhi-try-triel

Post on 30-Oct-2015

37 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

beningn paroxismal positiinal vertigo

TRANSCRIPT

Vertigo Posisi Paroksismal Jinak Terkait Dengan Penyakit Menieres: Aspek Epidemiologi, Patofisiologi,Klinis, dan TerapiDimitrios G. Balatsouras, MD; Panayotis Ganelis, MD; Andreas Aspris, MD;Nicolas C. Economou, MD; Antonis Moukos, MD; George Koukoutsis, MDTujuan: Kami mempelajari demografi, patogenesis, dan gambaran klinis Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (BPPV) berhubungan dengan penyakit Meniere.Metode: Catatan medis pasien dengan BPPV terkait dengan penyakit Meniere ditinjau. Pada semua pasien, hasil lengkap dari evaluasi otolaryngological, audiologi, dan neurotologic, termasuk nystagmography, telah tersedia. Pasien dengan BPPV idiopatik digunakan sebagai kelompok kontrol.Hasil: Dua puluh sembilan pasien dengan kedua gangguan ditemukan dan dibandingkan dengan 233 pasien dengan BPPV idiopatik. Para pasien dengan BPPV terkait dengan penyakit Meniere ditampilkan dengan gambaran berikut, di mana mereka berbeda dari pasien dengan BPPV idiopatik: 1) persentase yang lebih tinggi pada pasien perempuan, 2) durasi yang lebih lama pada gejalanya, 3) keterlibatan umum dari kanalis semisirkularis horizontal ; 4) insiden lebih besar pada paresis kanal, dan 5) lamanya terapi yang lebih dibutuhkan untuk penyembuhan dan tingkat rekurensi yang tinggi.Kesimpulan: BPPV terkait dengan penyakit Meniere berbeda dari BPPV idiopatik sehubungan dengan beberapa epidemiologis, gambaran klinis, serta kemungkinan perjalanan klinis yang berbeda, dan respon yang kurang efektif terhadap pengobatan.Kata Kunci: vertigo posisi paroksismal jinak, prosedur reposisi canalith, gangguan pendengaran, penyakit Meniere, nystagmography, vertigo.

Vertigo Posisi Paroksismal Jinak (BPPV) adalah temuan klinis yang paling umum ditemui di klinik Neurotology secara rawat jalan, dengan prevalensinya sebesar 2,4%. Hal ini dapat didefinisikan sebagai vertigo transien yang disebabkan oleh perubahan yang cepat dalam posisi kepala, terkait dengan karakteristik nistagmus posisional paroksismal. Nystagmus mungkin torsional, vertikal, atau horizontal dan ditandai dengan temuan seperti latensi, kresendo, transien, reversibilitas, dan fenomena kelelahan (fatigability).Penelitian klinis dan laboratorium telah menunjukkan bahwa BPPV disebabkan oleh lithiasis vestibular, dari otoliths berasal dari degenerasi utricular makula. Baik otoliths free-floating dalam kanalis semisirkularis (canalolithiasis) atau otoliths melekat, atau menimpa atas, scupula (cupulolithiasis) mempengaruhi defleksi abnormal cupula, menginduksi vertigo dan nystagmus mendorong pada bidang kanalis semisirkularis (SCC) yang terlibat. Meskipun dalam kebanyakan kasus BPPV SCC posterior terlibat, BPPV dari SCC horizontal juga terjadi, pada tingkat berkisar antara 5% sampai 30%, berdasarkan berbagai laporan. Lebih jarang lagi, keterlibatan dari SCC anterior dapat diobservasi. Penyakit multipel kanal, baik secara bilateral maupun pada sisi yang sama, juga terjadi, tetapi hanya mewakili sebagian kecil dari kasus BPPV.Dalam kebanyakan kasus, BPPV terjadi secara spontan, tapi mungkin menjadi sekunder untuk berbagai kondisi lain, termasuk trauma kepala, neurolabyrinthitis virus, penyakit Meniere, dan iskemia vertebralis-basilar, atau mungkin hasil dari operasi dan bed rest yang berkepanjangan. Tampaknya bahwa setiap penyakit telinga bagian dalam yang melepaskan otoconia namun tidak benar-benar menghancurkan fungsi SCC dapat menyebabkan BPPV sekunder. Laporan-laporan bahwa kasus idiopatik dan BPPV sekunder berbeda dalam beberapa hal menunjukkan bahwa patologi atau patofisiologi BPPV sekunder mungkin berbeda secara kuantitatif maupun kualitatif dari BPPV idiopatik. Namun, beberapa studi telah difokuskan pada BPPV sekunder, yang mungkin merupakan entitas terdiagnosis.Penyakit Meniere adalah bentuk vestibular yang umum ditandai oleh episode vertigo, kehilangan pendengaran yang berfluktuasi, tinnitus, dan rasa penuh pada telinga. Vertigo Posisi Paroksismal Jinak dapat dikaitkan dengan penyakit Meniere dan dapat terjadi pada setiap stadium penyakit ini. Di sisi lain, penyakit Meniere dapat dianggap sebagai salah satu penyebab vertigo persisten pada pasien dengan BPPV, kesulitan dalam memperoleh diagnosis yang tepat dan memperburuk prognosis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelompok pasien dengan gambaran BPPV dalam hubungannya dengan penyakit Meniere yang didiagnosis dan dirawat di unit Neurotology dari departemen THT selama 5 tahun terakhir. Gambaran demografis, klinis, patogenetik, dan nystagmographic serta hasil pengobatan kelompok ini diteliti dan dibandingkan dengan kelompok dengan BPPV idiopatik.METODESelama 5 tahun terakhir, 345 pasien yang diperiksa di unit departemen Neurotology kami mendapatkan diagnosa BPPV. Di antara mereka, 29 pasien sebelumnya telah memiliki diagnosis penyakit Meniere. Catatan klinis pasien ini secara retrospektif. Usia pasien pada diagnosis awal BPPV, jenis kelamin, dan durasi gejala dicatat. Untuk mengevaluasi tingkat keparahan gejala vertigo, kami menggunakan skala berikut: 1 vertigo ringan dalam posisi memprovokasi tanpa gejala otonom; 2 - vertigo berat dengan mual, 3 - vertigo berat dengan mual, muntah, atau hipotensi. Pasien dengan tanda klinis, laboratorium, atau dengn gambaran radiologis menunjukkan adanya gangguan dari sistem saraf pusat di eksklusikan dalam penelitian ini. Pasien dengan BPPV idiopatik diperiksa dan diobati selama periode yang sama digunakan sebagai kelompok kontrol. Protokol penelitian telah disetujui oleh lokal Institutional Review Board.Pada semua pasien, evaluasi lengkap otolaryngological, audiologi, dan neurotologic telah dilakukan, termasuk Audiometri nada murni, pengukuran immitance akustik, serta test respon pendengaran batang otak. Gerakan mata yang dicatat oleh electronystagmography atau videonystagmography dengan menggunakan protokol standar tes stimulasi visual dan vestibular, dijelaskan di tempat lain. Data nystagmographic diperoleh dibandingkan dengan data dari 78 pasien yang dipilih secara acak dengan BPPV idiopatik yang menjalani pengujian dalam kondisi yang serupa.Diagnosis penyakit Meniere berdasarkan pada pedoman dari American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery (AAO-HNS). Sebagian besar pasien telah menjalani tes penyakit tertentu di masa lalu, seperti tes gliserol dan electrocochleography. Pasien dirawat di rumah sakit selama episode akut penyakit Meniere tidak dimasukkan dalam penelitian ini, tetapi sedang dipelajari secara terpisah dalam studi prospektif lain yang sedang berlangsung. Semua 345 pasien menjalani manuver Dix-Hallpike dan uji supine roll. Manuver Dix Hallpike dianggap positif jika posterior (atau anterior) BPPV SCC ketika vertigo diprovokasi, disertai dengan adanya burst torsional-vertikal dua komponen nistagmus dengan karakteristik khas latency, crescendo, dan transien. Uji supine roll dianggap positif untuk BPPV SCC horizontal ketika vertigo intens diprovokasi, disertai dengan geotropic horisontal (canalolithiasis) atau apogeotropic (cupulolithiasis atau canalolithiasis dari short arm SCC horizontal) nystagmus paroksismal.BPPV SCC Posterior diterapi dengan modifikasi Epley canalith prosedur reposisi, dan BPPV SCC horizontal diterapi dengan manuver barbecue atau manuver Gufoni. Waktu pengobatan ulang dilakukan setiap 2 atau 3 hari, dalam kasus kegagalan atau remisi yang tidak lengkap dari gejala, maksimum 7 sesi. Penilaian terhadap keberhasilan pengobatan termasuk baik laporan pasien terbebas dari vertigo selama minimal 2 bulan dan hasil negatif dari tes Dix-Hallpike atau dari hasil tes supine roll. Dalam kasus kekambuhan gejala, canalith prosedur reposisi diulang sesuai dengan rencana yang sama. Data Follow Up tersedia untuk sebagian besar pasien selama lebih dari 1 tahun.Variabel kontinyu dinyatakan sebagai nilai mean SD, dan variabel kategori dinyatakan sebagai frekuensi dan persentase. Pentingnya perbedaan yang signifikan antara kelompok, dievaluasi dengan uji-t untuk sampel independen. Uji chi square digunakan untuk mengevaluasi potensi hubungan antara variabel kategori, dan uji Fisher exact probabilitas digunakan untuk perbandingan dengan sampel kecil. Odds rasio dan interval kepercayaan 95% dihitung untuk estimasi hasil pengobatan.HASILKami menemukan 29 pasien dengan penyakit Meniere terkait dengan BPPV, menunjukkan prevalensi 8,4% dari temuan klinis pada pasien dengan BPPV. Gambaran demografi dan gambaran klinis pasien ditunjukkan pada Tabel 1. Dari 316 pasien BPPV yang tersisa, 83 pasien diantaranya (24,0%) memiliki BPPV sekunder karena faktor patogenetik lain yang mungkin terjadi. Faktor etiologi termasuk penyakit cochleovestibular, seperti neuritis vestibular atau otitis media kronik (31 pasien, 8,9%), trauma kepala (33 pasien, 9,6%), dan penyebab lainnya, seperti operasi atau akibat tirah baring (bed rest) yang lama (19 pasien; 5,5% ).