translet jurnal bang dayat

8

Click here to load reader

Upload: saipulyudi

Post on 22-Jun-2015

33 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Translet Jurnal Bang Dayat

Rekonstruksi Defek pada Ala Nasi dengan flap Nasolabial : Laporan Kasus

Bogdan Liviu Chioaru, Elena-Rodica Dragu, Ioan Lascăr

Floreasca Clinical Emergency Hospital Bucureşti

Abstrak : Pengembalian fungsi dan penampilan estetika ala nasi hanya dapat dicapai dengan

pengetahuan anatomi lokal dan loco-regional yang baik sehingga, tergantung pada ukuran defek

post eksisinya, seseorang dapat menggunakan prosedur bedah terbaik dengan hasil cakupan yang

mendekati bentuk fisiologis. Dari semua flap lokal, artikel ini menyajikan laporan kasus flap

nasolabial yang digunakan untuk menutup defek pada ala kanan. Seperti yang ditekankan dalam

artikel ini, metode yang paling sering digunakan merekonstruksi alan nasi adalah flap jenis ini,

yang menyediakan hasil estetika dan fungsional yang baik.

Kata kunci : rekonstruksi ala, flap nasolabial, karsinoma sel basal

Pendahuluan

Defek ala nasi, baik traumatik atau setelah eksisi tumor, sulit untuk merekonstruksi tanpa

mengganggu aspek alami dari subunit hidung yang rusak atau simetri. Seiring dengan waktu, ahli

bedah plastik telah mencoba untuk menemukan metode yang berbeda dari seluruh rekonstruksi

hidung atau hanya subunit hidung, beberapa memberikan hasil estetika dan fungsional hasil yang

baik, namun beberapa tidak memuaskan. Yang paling cocok untuk menutupi defek tersebut

masih tetap flap nasolabial, baik dengan inferior pedicle, atau dengan superior pedicle,

tergantung pada ukuran, kedalaman dan lokasi dari defek.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah menunjukkan metode yang paling sering dipakai untuk

rekonstruksi ala nasi adalah flap nasolabial.

Metode

Flap nasolabial masih paling sering digunakan untuk rekonstruksi defek ala nasi. Fakta

ini dapat dilihat dari studi statistik pada klinik bedah plastik pada rumah sakit Clinical

Emergency di Bucharest, dari Januari sampa Desember 2012. Dari 29 pasien kronis dengan

Page 2: Translet Jurnal Bang Dayat

gangguan hidung, 25 kasus adalah tumor pada hidung, yang mewakili 86,20%, 4 kasus dengan

cacat bawaan pada piramida hidung, 13,20%. Dari 25 kasus tumor hidung, 2 kasus merupakan

tumor jinak (8%) dan 23 adalah tumor ganas (92%), termasuk karsinoma sel basal dan karsinoma

sel skuamos. Dari 29 pasien kronis, 5 dari mereka memiliki tumor yang terletak di alla nasi, yang

berarti 17,2%. Pada 5 pasien, kerusakan yang ditimbulkan setelah eksisi tumor pada 60% kasus

ditutup dengan flap nasolabial, sedangkan pada 3 kasus, dan 40% dari kasus dengan flap jenis

lain - 2 kasus.

Setelah eksisi tumor, potongan jaringan dikirim untuk pemeriksaan histopatologi. Kasus

yang paling representatif adalah bahwa seorang pasien dengan karsinoma sel basal berulang.

Karsinoma sel basal berasal dari sel pluripoten epidermis kulit, dan lebih sering terjadi

pada pasien wanita setelah usia 50. Karsinoma sel basal pertama kali dijelaskan oleh Jacob

Arthur, pada tahun 1827, di Dublin, sebagai ulkus rodent. Studi terbaru menunjukkan bahwa

hampir dua pertiga dari karsinoma sel basal yang terletak pada wajah dan leher, fakta

menjelaskan hal itu akibat kontak yang terlalu lama daerah ini terhadap sinar ultraviolet.

Pengobatan utama untuk karsinoma sel basal masih tetap yaitu bedah. Reseksi bedah dengan

margin dalam batas aman onkologi memiliki tingkat kekambuhan 10%. Reseksi tidak lengkap

sering menunjukkan tingkat kekambuhan lebih dari 30%. Akhir-akhir ini, semakin banyak ahli

bedah menggunakan teknik Moh, dalam rangka untuk mendapatkan batas margin yang bebas

tumor.

Kasus Klinik

Kasus ini melaporkan suatu defek, setelah eksisi tumor dengan diameter 2.5 cm pada ala

nasi kanan.

Seorang pasien perempuan, usia 83 tahun, datang di klinik kami dengan tumor ulserasi

sekitar 2 cm, dengan warna coklat abu-abu, dengan bercak perdarahan, tepi relatif didefinisikan

dengan baik, dengan permukaan yang tidak rata, tampak seperti kembang kol, dengan luka kecil

tapi dalam, tidak ada rasa sakit spontan atau saat palpasi, perkembangan yang lambat dalam

waktu 2 tahun. Pasien mengatakan dirinya dengan riwayat epitelioma sel basal pada ala kanan,

yang menjalani operasi 4 tahun sebelumnya, dan juga riwayat hipertensi (gambar no. 1).

Tanda untuk pola penutupan dibuat sebelum dilakukan eksisi tersebut. Eksisi karsinoma

dilakukan dengan batas aman 4 mm. Tulang rawan ala nasi tidak menunjukkan adanya tumor,

Page 3: Translet Jurnal Bang Dayat

sehingga tidak termasuk dalam eksisi tersebut. Orientasi flap pedikel ini biasanya dilihat dari

lokasi defek dan sudut rotasi atau kemajuan flap yang dibutuhkan untuk menutupi defek.

Ketebalan flap juga ditentukan oleh kedalaman defek. Flap didasarkan pada pembuluh darah

yang kompleks didukung oleh arteri pada wajah yang berjalan dari jaringan dalam ke permukaan

(gambar no. 2).

Gambar 1 : karsinoma sel basal pada ala nasi kanan

Gambar 2 : tumor setelah dieksisi

Dalam laporan kasus ini, rekonstruksi pada defek ala nasi yang tepat dilakukan dengan flap

nasolabial dengan superior pedikel. Lokasi donor, sulkus nasolabial , diinfiltrasi dengan 1 %

lidokain, dalam pengenceran 1:100000. Rencana diseksi adalah di bawah lemak subkutan dan

superfisial fasia otot yang mendasari, arah inferor – superior dan arah lateral – medial. Diseksi

dilanjutkan sampai flap dapat bebas dan menutupi defek. Mempertimbangkan kontraksi flap,

sayatan harus ditambahkan pada 1 mm di luar dimensi defek. Kami menipiskan dasar flap, dan

pada sayatan tingkat ini, adalah untuk menghindari dog ear di dasar pedikel tersebut. Untuk

Page 4: Translet Jurnal Bang Dayat

menghindari operasi kedua, flap pedikle dipotong, dasar flap itu dipotong setipis mungkin 15

mm, untuk mempertahankan kelangsungan hidup flap, tetapi juga untuk menghindari loop.

Penutupan primer dari situs donor dilakukan dengan jahitan 4-0 prolene. Penutupan flap juga

dijahit ke lokasi resipien dengan 4-0 prolene (gambar no. 3, dan 4).

Gambar 3. Flap pada defek

Jahitan diangkat setelah 10 – 12 hari. Pasien disarankan untuk menjaga kebersihan dan

menghindari paparan sinar matahari minimal selama 6 bulan.

Gambar 4. Jahitan pada defek

Setelah 3 minggu, hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan infiltrat karsinoma sel

basal, ulserasi, mengenai dermis bagian dalam, hypodermis dan serat otot, dengan batas yang

bebas tumor. Pasien di follow up sampai 2 tahun, dengan tidak ada tanda relaps.

Diskusi

Pada eksisi tumor yang meninggalkan defek kurang dari 1 cm, literatur khusus

menunjukkan penutupan luka sekunder.

Page 5: Translet Jurnal Bang Dayat

Pada umumnya, ahli bedah menutup defek kecil dengan jahitan primer. Ukuran defek

yang mencapai 1,5-2 cm ditutup dengan free split skin graft, dengan kerugian tidak mengikuti

kontur alami hidung atau dengan flap local, mencoba untuk menjaga aspek alami dari hidung.

Dalam penutupan defek nasal alla, pilihan ahli bedah tetap berupa flap nasolabial, yang

memberikan hasil estetik yang baik dan mengikuti kontur alami alla. Biasanya flap nasolabial

membutuhkan pembedahan dua kali. Pada pembedahan kedua, ahli bedah memotong dasar flap

dan membentuk kontur hidung.

Pada laporan kasus ini, pembedahan kedua tidak dilakukan. Karena flap disesuaikan

cukup kecil untuk memungkinkan kelangsungan hidup flap dan rotasi, sambil mengangkat dan

memutar flap, tidak ada dog ear atau kelebihan jaringan yang perlu dipotong, sehingga lokasi

donor dapat ditutup dengan jahitan primer. Flap pedikle dibentuk kembali untuk sulkus

nasolabial.

Kesimpulan

Indikasi dan kontraindikasi dalam rekonstruksi hidung dipengaruhi oleh banyak faktor.

Antara lain : etiologi, prosedur kerja, lesi dan keadaan biologi pasien.

Keadaan patologi yang paling sering pada hidung, dan secara standar dari ala nasi, adalah

tumor, yang mewakili 41% dari semua pasien dengan patologi pada hidung, yang datang ke

klinik kami pada 2012.

Batas eksisi sel bebas kanker memungkinkan tingkat kekambuhan yang lebih rendah.

Pilihan bijak untuk prosedur rekonstruksi disesuaikan dengan setiap situasi individual, mengarah

ke hasil yang fungsional dan estetika yang baik.

Pada klinik kami, metode yang paling umum dari rekonstruksi hidung adalah flap lokal,

flap yang paling digunakan – 57% dari semua kasus flap rekonstruksi –flap rotasi nasolabial,

baik dengan pedikel superior, atau dengan pedikel inferior, yang telah menunjukkan fleksibilitas

dan meyakinkan ahli bedah dengan hasil estetika yang diperoleh.