tugas translet chapter 1

Upload: yoshi-rahma-irawan

Post on 12-Jul-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TERJEMAHAN CHAPTER 1 GURU SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN(Untuk memenuhi tugas Perencanaan Pembelajaran Biologi)

Disusun Oleh Kelompok 5: Nurfitria Astuti Yosi Rahmania (2224092399) (2224091938)

Raysha Antartika. A.(2224092192) Ozi fahruroji Muawanah (2224092643) (2224092598)

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2011

GURU SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN Bab ini menyediakan informasi yang akan membantu anda untuk : 1. Menentukan karakter kunci mengajar yang efektif 2. Menerapkan standar mengajar profesional dan memahami tujuan mengajar 3. Merumuskan sebuah rencana sebagai refleksi untuk meningkatkan guru dalam membuat keputusan 4. Menggambarkan cara cara bahwa mengajar para siswa bahasa Inggris dapat diperckaya di dalam semua kelas

Mengajar yang efektif Keputusan tentang fungsi dasar pengajaran Karakter guru yang esensial Harapan atas keefektifan

Guru sebagai pembuat keputusan yang reflek Berlatih yang reflek Aspek aspek pembuatan keputusan dalam pengajaran Refleksi dan pendekatan yang membangun dalam mengajar Refleksi selama program anda

Standar dan Pengembangan Profesional Standar INTASC Prinsip prinsip belajar mengajar Kerangka Penjajaran Badan Nasional Standar Pengajaran Profesional

Meningkatkan keberanian siswa Para pelajar bahasa Inggris lebih banyak Tantangan bagi para pelajar bahasa Inggris Mengajar para siswa bahasa Inggris di semua kelas Model SIOP

Perjalanan anda untuk terus menjadi seorang guru. Anda ingin menjadi seorang guru yang efektif. Tapi bagaimanakah karakteristik guru yang efektif itu? Apa yang mereka butuhkan untuk mengetahui dan melakukanya? Untuk pengajaran yang efektif dan luas perlu membuat keputusan yang baik untuk membantu siswa belajar. Bahkan sebelum mengajar, para guru befikir tentang bagaimana isi perhatiannya dalam membuat keputusan, strategi instruksional, penggunaan materi instruksional dan

teknologinya, penerapan teknik, disiplin dan menejemen kelas, penilaian belajar siswa, dan pengambilan isu isu terkait lainnya. Selama pengajaran, para guru harus menerapkan keputusan keputusan tersebut ketika mereka berinteraksi dengan para siswa dengan cara yang dinamis. Pembuatan keputusan meliputi pemberian pertimbangan terhadap sebuah materi, meneliti minat hasil ahir, menentukan pilihan untuk mendapatkan hasil ahir, dan kemudian memilih pilihan yang paling tepat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Keputusan guru tentang masalah masalah yang baru saja disebutkan akan sangat mempengaruhi belajar siswa.

Untuk melatih guru dalam membuat keputusan dan hubungannya dengan metode pengajaran, keputusan dalam bab ini terpusat pada empat pertanyaan : Apa yang dimaksud dengan mengajar yang efektif? Standar apa yang digunakan untuk memimbing perkembangan guru profesional? Bagaimana bisa menjadi seorang guru pembuat keputusan yang reflek? Bagaimana mengajar siswa bahasa Inggris dapat ditingkatkan di dalam kelas?

Pengajaran Efektif Apa tanggung jawab guru, dan apa yang membuat efektif dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, sangat berguna melatih fungsi dasar pengajaran, karakter guru yang esensial, dan harapan akan keefektifan.

Keputusan Tentang Fungsi Dasar Pengajaran Para guru kurang memperhitungkan dalam membuat keputusan selama mengajar dalam usaha untuk mengenalkan siswa belajar. Ketika anda mematahkan keputusan, mereka akan jatuh kedalam tiga kategori : Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Sebagian keputusan dibuat sebagai acuan ketika mempersiapkan pelajaran atau unit perencanaan, merancang sebuah kegiatan mengajar, atau membuat tingkatan materi. Keputusan lain dibuat selama pelaksanaan pengajaran yang dinamis dengan para siswa ketika menyampaikan pelajaran.

Marilah kita melatih secara singkat tiga fungsi dasar pengajaran tersebut. Masing masing akan diuraikan lebih detil dalam bab berikutnya :

Perencanaan. Perencanaan meliputi keputusan guru akan kebutuhan siswa, objektif dan sasaran yang paling tepat, isi meteri yang diajarkan, strategi pengajaran, teknik penyampaian pengajaran, media pengajaran, suasana kelas, dan penilaian siswa. Keputusan tersebut dibuat sebelum mengajar sebenarnya dilakukan. Tujuan perencanaan adalah untuk menjamin siswa belajar. Perencanaan terjadi ketika para guru menyendiri dan memiliki waktu yang direflesikan dan menyampaikan isu isu seperti perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, perkembangan siswa, alokasi waktu, dan materi pengajaran. Perencanaan membantu menyusun acuan dan rentetan peristiwa maupun isi pengajaran. Perencanaan diuraikan secara lengkap dalam dalam bab 2 dan 3.

Pelaksanaan. Pelaksanaan meliputi peningkatan rencana pengajaran yang berkaitan dengan penyampaian materi dan penilaian. Pelaksanaan terjadi ketika beriteraksi dengan para siswa. Kemampuan mengajar yang mendukung pelaksanaan termasuk menyampikan dan menerangkan, bertanya, mendengarkan, memonitor, memberikan timbal balik,

mendemonstrasikan, menggunakan teknologi pengajaran, memperlihatkan kepedulian dan penghormatan, dan menciptakan lingkungan belajar yang positif. Sebagaimana yang dapat anda lihat, peningkatan kemampuan diperlukan dalam penerapan rencana pengajaran, dan para guru terus menerus membuat keputusan selama mengajar untuk menerapkan rencana dan mempromosikan siswa belajar. Beberapa bab dalam buku ini berhubungan dengan penerapan, termasuk topik topiknya seperti membedakan pengajaran sesuai tingkat siswa, strategi pengajaran, memotivasi siswa, strategi yang memacing siswa untuk memahami materi, mengatur penyampaian materi, dan disiplin maupun manajemen kelas.

Penilaian. Penilaian meliputi penentuan tingkat pembelajaran siswa. Sebenarnya, banyak aspek penilaian yang ditentukan selama pase pase perencanaan ketika isi dan tujuan pembelajaran diidentfikasi. Maksudnya untuk mengukur siswa belajar termasuk alat alat penilaian seperti kertas dan pensil, portofolio, contoh kerja, proyek, laporan, jurnal, model, presentasi, demonstrasi, dan berbagai jenis produk penilaian lainnya. Sekali penilaian data

telah terkumpul, informasi dicatat dan penilaian dibuat. Penilaian diuraikan secara lengkap dalam bab 11 dan 12.

Keputusan guru tentang perencanaan, pelaksanaan, dan masalah penilaian yang lebih luas. Ketika usaha dibuat untuk meningkatkan prestasi siswa dan sekolah. Satu ketetapan telah disepakati : Guru adalah faktor yang paling penting dalam mengembangkan sekolah. Usaha untuk mereformasi dan meningkatkan pendidikan tergantung pada pengetahuan, kemampuan, dan komitmen guru. Poin ini dibuat secara empati oleh Darling-Hammond dan BaratzSnowden (2007) dalam Seorang guru yang baik dalam setiap kelas: Mempersiapkan yang berkualitas tinggi bagi tinaxgkatan anak anak. Guru perlu mengetahui cara menerapkan pelatihan baru yang berkaitan dengan fungsi dasar pengajaran, tetepi guru juga harus memiliki rasa memiliki dan inovasi tanpa hal tersebut tidak akan berhasil.

Karakteristik Dasar Guru

Ketika anda merefleksikan tentang guru yang paling efektif yang sudah anda miliki, anda boleh berfikir tentang kehangatan dan kepedulian guru, strategi pengajaran kreatif guru, kekuatan materi pengajaran guru, dan kemampuan guru yang unik dalam mempresentasikan materi. Pada saat melatih guru yang efektif, karakteristik dasar guru tergolong kedalam tiga kategori : Pengetahuan, Kemampuan dan Disposisi mereka. Marilah kita uji secara singkat dari setiap kategori tersebut. Gambaran yang tersedia disini secara dekat mengikat setiap definisi dari istilah istilah yang diperoleh dari Badan Akreditasi Pendidikan Guru Nasional (2008). Pengetahuan. Guru yang efektif harus mengetahui fakta fakta tentang isi materi yang mereka ajarkan. Itu merupakan hal yang penting, tetapi tidak cukup sampai disitu. Guru juga harus memiliki minimal tiga jenis pengetahuan lain. Pertama, guru harus memiliki pengetahuan profesional yang berhubungan dengan mengajar secara umum. Ini termasuk informasi tentang sejarah, ekonomi, sosiologi, philosopi, dan pemahaman sekolah dan pendidikan secara psikologi. Ini juga meliputi pengetahuan tentang belajar, pelevelan, teknologi, etnik profesional, isu isu bijak dan legal, pedagogi, dan aturan aturan tanggung jawab profesi mengajar.

Kedua, guru harus memiliki pengetahuan tentang ilmu pendidikan, yang meliputi konsep, teori umum, dan penelitian tentang pengajaran yang efektif, berkaitan dengan sekitar isi materi. Jadi, meliputi metode pengajaran umum. Terakhir, Guru harus memiliki isi pengetahuan yang bersifat ilmu pendidikan. Hal ini meliputi metode pengajaran yang unik untuk pelajaran tertentu atau penerapan strategi tertentu dengan cara yang spesial untuk sebuah mata pelajaran. Contohnya mungkin ada beberapa cara yang unik dalam mengajar kemampuan membaca peta dalam mata pelajaran IPS. Hal ini juga meliputi seluruh pemahaman tentang materi yang diajarkan dengan berbagai cara, gambaran tentang latar belakang kebudayaan dan pengetahuan yang luas juga pengalaman siswa.

Jadi, guru harus kaya akan pengetahuan tentang isi materi, informasi mendasar tentang proses belajar mengajar, informasi tentang metode pengajaran secara umum, dan informasi teknik pengajaran yang unik untuk mata pelajaran tertentu.

Kemampuan. Guru juga harus memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menggunakan pengetahuan secara efektif dalam empat wilayah yang baru saja digambarkan untuk menjamin bahwa semua siswa memang benar belajar. Guru harus mampu menerapkan kemampuan tersebut ketika mereka merencanakan, menerapkan, dan menilai dalam tingkatan seting pengajaran. Dalam mendaftar standar profesional, istilah performance kadang kadang digunakan sebagai pengganti istilah skill.

Disposisi. Guru juga harus memiliki disposisi yang sesuai untuk menumbuhkan minat belajar semua siswa. Disposisi meliputi nilai yang diperlukan, komitmen, dan etnik profesional, yang mempengaruhi sikap guru. Disposisi dikendalikan oleh kepercayaan dan sikap yang berkaitan dengan nila nilai seperti kepedulian, pertunjukan, kejujuran, tanggungjawab dan, keadilan sosial. Disposisi adalah efektif dalam fikiran guru. Tetapi disposisi terlihat dari sikap guru. Contohnya, seorang guru mungkin ingin menggunakan berbagai strategi pengajaran meningkatkan minat belajar siswa. Disposisi dapat ditemukan melalui rencana tertulis yang mengindikasikan penggunaan kelompok belajar kooperatif, demonstrasi, dan kegiatan bermain peran dan melalui penggunaan pendekatan pendekatan tersebut ketika kegiatan mengajar berlangsung.

Pada saat membuat keputusan, Guru harus memiliki pengetahuan, kemampuan yang dibutuhkan, dan disposisi untuk membantu mempromosikan pembelajaran terhadap seluruh siswa. Penelitian telah menunjukkan bahwa kemampuan guru adalah salah satu faktor yang paling penting yang mempengaruhi pekembangan dan prestasi siswa. Terdapat kesenangan dalam kominitas pendidikan untuk mengembangkan kriteria pengetahuan, kemampuan, dan disposisi yang para guru perlukan untuk meningkatkan prestasi siswa.

Sebagai guru yang prospektif, sangatlah penting bahwa anda mengidentifikasi karakteristik dasar tersebut (pengetahuan, kemampuan, disposisi) ketika anda menguji fungsi utama pengajaran berupa perencanaan, penerapan, dan penilaian. Karena fungsi pengajaran dibahas dalam bab ini, beberapa bab memiliki gambaran yang jelas untuk mengindikasikan pengetahuan, kemampuan, dan disposisi berkenaan topik bab dengan menggunakan gambaran yang tersedia dalam standar INTASC. Contohnya, bab 2 pada perencanaan akan melampirkan sekotak informasi tentang pengetahuan refresentatif, kemampuan, dan disposisi yang berkaitan dengan perencanaan.

Harapan atas keefektifan Selama bertahun tahun, telah ada sebutan sebutan untuk meningkatkan kualitas mengajar, dan kualitas kurikulum K 12, dan kemampuan siswa pada standar ujian. Sekolah daerah dan para guru selalu merasakan sebagian tingkat tekanan dari sekolah daerah lokal, negara dan pemerintahan federal, organisasi profesional, anggota DPR, dan masyarakat umum. Terkadang, ada laporan pendidikan sekala besar dengan meninformasikan kemampuan siswa, lalu ada istilah istilah baru untuk meningkatkan pendidikan guru dan kualitas pengajaran. Pengajaran yang efektif itu sangat diharapkan.

Ukuran keefektifan. Berbagai pendekatan telah digunakan untuk mengindikasikan kualitas pengajaran dan mempengaruhi belajar siswa. Satu pendekatan telah menguji

Sempel Standar Pembuatan keputusan dan refleksinya Terdapat sepuluh standar ITASC (lihat halaman xxi), dan setiap standar meliputi sejumlah pengetahuan, disposisi, performa yang menandakan dengan lebih jelas apa yang terkandung dalam standar. Sejak bab ini membahas tentang pembuatan keputusan dan refleksinya, beberapa pernyataan refresentatif atas pengetahuan, disposisi, dan performa dari standar INTASC #9 topiknya terlampir dalam bab ini.

Pengetahuan Guru memahami metode yang digunakan yang mempersiapkan dirinya dengan berbagai penilaian pribadi dan strategi pemecahan masalah untuk menerapkan pelatihannya, pengaruhnya, perkembangan belajar siswa, dan iteraksi yang kompleks diantara mereka. Guru menyadari wilayah penelitian yang luas terhadap pengajaran dan sumber sumber tersedia pembelajaran profesional. Disposisi Guru berkomitmen merefleksikan, penilaian, dan pembelajaran sebagai proses yang berkelanjutan. Guru berkomitmen untuk menggali, mengembangkan, terus menerus meningkatkan pelatihan yang membawa kebutuhan individu siswa. Performa Guru menggunakan observasi kelas, informasi tentang siswa, dan penelitian sebagai sumber untuk mengevaluasi hasil proses belajar mengajar dan sebagai dasar eksperimen, terus berefleksi, dan memperbaiki pelatihan. Guru membangun rekan rekan profesional antara sekolah dan rekan rekan profesional lainnya sebagai penunjang dalam merefleksikan, memecahkan masalah, menemukan ide ide baru, bertukar pengalaman secara aktif, maupun mencari dan memberikan rasa timbal balik.

Prestasi nilai ujian siswa dalam kurun waktu lebih dari tiga tahun dalam sebuah sebutan yaitu perbandingan nilai tambah. Konsep nilai tambah ini membandingkan antara performa siswa satu dengan siswa lainnya pada waktu lebih awal. Perbedaan dua penilaian dilakukan sebagai sebuah ukuran perkembangan belajar siswa, yang juga dapat dikonsep sebagai nilai tambah

melalui keefektifan pengajaran guru. Tingkat rata rata perkembangan siswa tahunan digunakan untuk memperkirakan seberapa besar nilai yang diberikan oleh seorang guru terhadap prestasi siswa. (Crane, 2002; Teaching Commission, 2004). Studi penilaian nilai tambah di Tennese telah menujukkan bahwa guru harus berkualitas. Ketika pemandangan hal tersebut berlangsung lebih dari tiga tahun, para siswa yang memiliki guru yang sangat efektif mendapatkan nilai yang berarti lebih baik berdasarkan standar ujian, hasil ujian mereka diperkirakan 50 persent poin (Sanders&Rivers, 1996). Di Texas, para peneliti telah menemukan sebuah badan usaha yang mensyahkan kepentingan kualitas guru dan hasilnya terhadap kemampuan akademik siswa (Hanushek, Kain, & Rivkin, 1998).

Sebuah pendekatan kedua untuk menentukan kualitas pengajaran telah melakukan penelitian nilai tes para guru dan hubungannya dengan prestasi siswa mereka. Peneliatian yang berkelanjutan berkenaan dengan tes kemampuan dasar guru dan tes masuk siswa baru dengan nilai berdsarkan pada standar ujian. Para siswa telah menemukan bahwa guru yang nilainya tinggi lebik banyak meningkatkan prestasi siswa daripada guru yan memiliki nilai lebih rendah (Ferguson, 1998; Ferguson & Ladd,1996). Sebuah pendekatan ketiga yaitu untuk menentukan kualitas pengajaran yang mencakup ringkasan muatan pengetahuan guru. Kedalaman pemahaman seorang guru akan tentang materi yang dia ajarkan memiliki pengaruh positif terhadap prestasi siswa (Monk, 1994). Hal ini terbukti nyata bagi guru matematika dan IPA. Dalam sebuah ringkasan penelitian,

Michael Allen, direktur program komisi pendidikan pusat kebijakan kualias pengajar nasional, memberikan dukungan kepada kebutuhan guru untuk menambah pengetahuan bagi mata pelajaran yang mereka ajarkan dan bagaimana cara yang terbaik untuk mengajarkan sebuah pelajaran tertentu.

Bahkan pengalaman mengajar berpengaruh terhadap prestasi siswa. Guru yang kurang berpengalaman akan terbiasa memberikan ilmu lebih sedikit kepada siswanya dibandingkan dengan guru yang bepengalaman (Felter, 1999; Murnane & Steele, 2007). Oleh karena itu sebagian dari penelitian itu telah menemukan tingkat pengalaman yang kurang apabila guru belum mengajar selama lima tahun.

Tidak ada anak yang tertinggal. Ketika pendidikan dianggap sebagai masalah negara dan lokal, pemerintah federal dalam sepuluh dekade terakhir ini telah meningkatkan usaha usahanya untuk memberikan kesiapan dan setifikasi guru. Langkah ini dilakukan melalui

provisi guru yang sangat berkualitas bagi the No Child left Behind Act (NCLB, 2002) ada beberapa provisi dalam tindakan ini. 1. Guru yang berkualitas tinggi. Untuk menjadi guru yang berkualitas, harus lulus sarjana, memiliki ijazah resmi atau akta mengajar, dan membuktikan bahwa guru mengetahui setiap pelajaran yang mereka ajarkan. 2. Permintaan Negara. NCLB meminta bahwa negara a) mengukur keberadaan semua siswa yang memiliki guru yang berkualitas, khususnya memonitor siswa yang dirugikan; b) mengadopsi tujuan dan perencanaan untuk menentukan semua guru tersebut berkualitas; dan c) melaporkan perkembangan dan perencanaan secara umum dalam tujuan rapat guru yang berkualitas. 3. Demonstrasi Komptensi. Para guru (di sekolah menengah dan atas) harus membuktikan bahwa mereka mengetahia pelajaran yang mereka ajarkan yaitu a) pelajaran utama yang mereka ajarkan, b) pelajaran utama yang sesuai dengan yang mereka ajarkan, c) memberikan tes pengembangan, d) memberikan standar evaluasi, e) mendapatkan sertifikat tingkat mahir dari pemerintah, atau f) lulusan Sarjana. 4. Memberikan standar evaluasi. NCLB mengizinkan pemerintah untuk mengembangkan sebuah metode tambahan untuk para guru saat ini untuk mendemonstrasikan kompetensi materi pelajaran dan melakukan pertemuan diantara guru guru yang berkualitas. Standar tersebut harus tinggi, objektif, dan seragam sesuai permintaan pemerintah. Pembuktian boleh terdiri dari gabungan pengalaman mengajar, pengembangan profesional, dan pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya.

STANDAR DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Pemerintah meneliti akta mengajar para guru. Pemerintah tidak perlu menyeleksi kriteria secara atribut mereka sering berpegang pada standar yang diusulkan oleh agensi pendidikan. Standar berikut ini diantaranya yang paling umum digunakan pemerintah :

a) Standar INTASC, b) Prinsip Belajar Mengajar c) Kerangka Mengajar, dan d) Badan Nasional Standar Pengajaran Profesional. Setiap standar tersebut diuraikan secara lengkap pada halaman xxi xxiv buku ini. Sebuah negara boleh menggunakan satu standar, misalnya standar INTASC, kemudian mengadopsinya untuk digunakan sebagai dasar permintaan akta mengajar guru. Sekali sebuah negara memberlkukan akta mengajar guru, hal tersebut menjadi standar maka banyak perguruan tinggi membuka program pendidikan guru. Akibatnya anda bisa melihat program pendidikan guru memasukkan banyak lingkatan standar. Marilah kita uji empat tingkat standar berikut ini.

Standar INTASC The Interstate New Teacher Assesmnent and Support Consortium (INTASC) = Penilaian Guru Baru dan Konsorsium Pendudukung Dalam Negeri meminta komite guru, pendidik, dan kantor agensi negara untuk mempersiapkan seperangkat Suara dari ruang kelas Penerapan Rencana Pengajaran Sue Garver, Third-grade Teacher, Riley, Kansas Saya berniat terhadap diri sendiri untuk terus menerus mengevaluasi dan mengevaluasi kembali apa yang saya lakukan didalam ruang kelas setiap hari dan setiap tahun. Menjadi orang yang reflek talah membuatku tumbuh dan mengembangkan metode pengajaran. Ada beberapa hal yang saya lakukan didalam kelas reguler yang membantu saya lebih reflek dalam mengajar. Pertama, saya menemui guru guru lain diwaktu istirahat atau setelah sekolah untuk saling bertukar pengalaman. Selama itu kita berbicara, saling membandingkan cara mengajar, bertukar fikiran, dan saling memberikan dukungan moral. Inilah saatnya saya merefleksikan metode pengajaran saat ini dan saya dapat meningkatkan cara mengajar saya. Kedua, saya memanfaatkan bebrapa menit di akhir pelajaran setiap harinya untuk mengevaluasi pelajaran yang saya ajarkan dihari itu. Menurut saya cara ini membantu saya meningkatkan kemampuan mengajar saya. Bahkan, saya telah menulis kolom untuk hak berkomentar yang bersifat reflektif dan evaluatif dalam buku perencanaan saya

disamping perencanaan untuk setiap pelajaran. Seluruh hari hari, saya sering membuat catatan kecil berkenaan dengan pelajaran yang saya ajarkan. Dan di akhir hari, saya mentransfer catatan tersebut ke buku perencaan saya di dalam kolom refleksi saya. Catatan tersebut berhubungan dengan keberhasilan pelajaran, apa yang dapat saya lakukan berikutnya akan berbeda, apa yang dapat dilakuakan untuk memenuhi kebutuhan perorangan, apa yang benar saya beikan dalam pelajaran, dan hal lain yang dapat membantu saya dalam mengajar. Saya menggunakan rencana pengajaran erat erat ketika merencanakan unuk tahun berikutnya. Ketiga, refleksi terhadap pengajaran membuat lebih mudah untuk menseting target untuk diri sendiri. Saya telah menemukan bahwa saya dapat menentukan target dengan mudah ketika saya membuat catatan reflektif selama mengajar dan ketika saya menggunakan waktu setelah mengajar di sekolah sekolah untuk merefleksikan pengajaran saya. Standar untuk komponen guru pemula. Laporanya, Model Standar untuk lisensi guru pemula, penilaian dan pengembangan: sebuah sumber untuk sumber (INTASC, 1992), adalah disiapkan sebagai petunjuk bagi pemerintah ketika mengeluarkan akta mengajar. Banyak negara menemukan standar INTASC sesuai dengan akta mengajar guru menjadi identik atau serupa dengan standar INTASC. INTASC (1998) juga telah menguji cara cara untuk meningkatkan kemampuan berdasarkan akta mengajar. Sebagaimana ditunjukkan dalam tabel standar pada halaman xxi, ada beberapa satandar INTASC diantaranya pengetahuan mata pelajaran, pengetahuan perkembangan dan pembelajaran manusia, mengadopsi pengajaran untuk kebutuhan perorangan, memiliki banyak strategi pengajaran, motivasi dan menejemen kelas, kemampuan berkomunikasi, kemempuan merencanakan pengajaran, penilaian belajar siswa, komitmen profesional, dan hubungan. Untuk setiap standar, INTASC juga menekankan pengetahuan, kemampuan, dan disposisi mendasar bagi guru pemula. Identifikasi terhadap disposisi membuat standar INTASC menjadi unik ketika dibandingkan dengan standar yang diidentifikasikan oleh agensi lain.

Prinsip prinsip Belajar Mengajar

Pelayanan uji pendidikan mempersiapkan beberapa tingkat pengujian untuk mengukur pengetahuan mata pelajaran khusus yang akan K 12 ajarkan, dan juga kemampuan mengajarkan mata pelajaran khusus. Terdapat tiga tingkatan pengujian diantaranya bidang penilaian, prinsip prinsip belajar mengajar, dan tes dasar pengajaran. Prinsip prinsip dasar pengajaran menguji tentang pengetahuan ilmu pendidikan berkaitan dengan a) siswa sebagai pelajar, b) pengajaran dan penilaian, c) teknik komunikasi, dan d) profesi dan komunitas. Topik topik tersebut dijelaskan lebih rinci dalam daftar standar PLT pada halaman xxii buku ini. Banyak negara memerlukan berkas akta mengajar untuk mengikuti PLT dan melaporkan nilai kelulusan sebelum menerima surat akta mengajar. Karena hal tersebut, perguruan tinggi yang membuka program pendidikan guru sering memberikan perhatian penuh terhadap apa yang terkandung dalam PLT dan menyatukan materi materi yang diperlukan kedalam program pendidikan guru.

Kerangka Pengajaran Layanan Uji Pendidikan mengembangkan pengujian tingkat III dalam hal penilaian kemampuan pengelolaan kelas yang dimaksudkan untuk menilai kemampuan guru pemula dalam menguasai kelas. Ada empat kategori dalam penilaian ini berdasarkan penelitian yang empiris dan teori yang berkaitan dengan perkembangan belajar siswa. Penilaian penguasaan kelas tingkat III dirancang untuk menilai kemampuan guru pemula dalam pengelolaan kelas. Sistem tingkat III ini menekankan tiga metode untuk menilai penemuan guru pemula dalam hal pelatihan yang berhasil. Hal tersebut mengatur observasi pengajaran di ruang kelas, rangkuman dokumentasi guru tentang perencanaan dan pengajaran, dan wawancara.

Berdasarkan kategori penilaian tingkat III ini,

Charlotte Danielson (2007) kerangka

pengajaran dalam bukunya yang berjudul Enhancing Professional Practice : A Framework For Teaching. Empat ketentuan dalam tanggungjawab mengambarkan oleh Danielson secara identik dalam kategori tingkat III. Kerangka Danielson untuk pengajaran mengandung sebuah pengaturan yang berguna untuk menguji pentingnya tanggungjawab guru. Dalam buku ini,

Danielson menjelaskan rubrik rubrik dalam setiap butirnya untuk menilai kemampuan guru. Penjelas rubrik tersebut diantaranya untuk hal yang kurang memuaskan, dasar, profisi dan perbedaan maksud dalam setiap butirnya. Penjelasan secara lengkapan tentang Kerangka Pengajaran Danielson (i.e., Praxis III) diuraikan pada halaman xxiii buku ini. Banyak program pendidikan guru memberikan perhatian penuh bagi kerangka pengajaran karena sangat mendukung dalam penelitian. Hasilnya perguruan tinggi telah menggabungkan semua bagian kedalam program pendidikan guru. Berikut ini uraian singkat tentang empat bagian dalam kerangka pengajaran Danielson. Bagian 1: Perencanaan dan Persiapan. Perencanaan meliputi struktur bagaimana materi disampaiakn selama proses perencanaan dan pengajaran. Kunci Konsep dalam bagian ini adalah a) menyampaikan pengetahuan tentang materi ilmu pendidikan, b) menyampaikan pengetahuan tentang siswa, c) menentukan tujuan pengajaran, d) menyampaikan sumber pengeahuan, e) merancang penagaran yang jelas, f) menilai belajar siswa dengan menyusun kriteria dan standar kemampuan. Bagian 2: Lingkungan Ruang Kelas. Lingkungan kelas bukan sekedar ruangan kelas secara fisik. Hal ini hubungan antara guru dan murid dan juga harapan belajar dan prestasi, harapan dan norma norma belajar maupun prilaku. Lingkungan kelas yang positif terlihat dari tingkat hasil belajar siswa seperti motivasi, prestasi, dan keamanan. Kunci konsep dalam bagian ini adalah sebagai berikut a) menciptakan lingkungan yang terhormat dan bersahaja, b) menerapkan kebudayaan untuk belajar, c) mengatur prosedur kelas, d) mengatur prilaku siswa, dan e) mengatur fisik ruangan. Bagian 3: Pengajaran. Pengajaran dipusatkan kegiatan belajar mengajar. Dimana guru dan murid saling berinteraksi melalui rentetan kegiatan belajar mengajar. Kunci konsep dalam bagian ini adalah a) berkomunikasi dengan jelas dan akurat, b) menggunakan metode tanya jawab dan diskusi, c) mengikat siswa dalam belajar,

d) melakukan timbal balik kepada siswa, dan e) mengajarkan cara yang fleksibel dan responsif.

Bagian 4: Tanggung jawab profesional. Tangung jawab profesional fokus terhadap disposisi dan kemampuan sehingga guru tidak hanya efektif saat ini tetapi juga menjamin keberhasilan dimasa depan sebagai profesional. Pusat bagian ini adalah tanggung jawab merefleksikannya secara akurat terhadap proses perencanaan dan penerapan pengajaran lalu memikirkan dalam dalam tentang bagaimana meningkatkan proses belajar mengajar bagi para siswa. Kunci konsep bagian ini adalah a) refleksi mengajar, b) memelihara catatan secara akurat, c) berkomunkasi dengan keluarga, d) berkontribusi terhadap sekolah dan masyarakat, e) menumbuh kembangkan secara profesional, dan f) menunjukkan rasa profesional.

Badan Standar Nasional Pengajaran Profesional

Badan Standar Nasional Pengajaran Profesional dibentuk 1987 untuk menegakkan standar yang tinggi dan kuat bagi profesi mengajar, menciptakan sebuah sistem sukarela

Untuk memberikan setifikat pengajaran secara lengkap, menciptakan kesempatan pengembangan secara profesional dan meningkatkan status profesi guru di Amerika. Tugas badan nasional ini di bimbing oleh lima kesepakatan yang mengartikulasi apa yang harus guru ketahui dan mampu melaksanakannya (NBPTS, 2005). Kesepakatan kesepakatan tersebut digunakan sebagai landasan untuk menilai pengajaran dalam berbagai mata pelajaran dan bagi guru yang mengajar semua tingkatan kelas siswa. Keterangan secara lengkap tentang lima kesepakatan tersebut akan dibahas pada halaman xxiv. Secara singkat dinyatakan, lima kesepkatan NBPTS tersebut sebagai berikut : Guru berkomitmen terhadap siswa dan pelajarannya

Guru mengetahui pelajaran yang mereka ajarkan dan cara mengajar pelajaran tersebut kepada siswa. Guru bertanggungjawab mengatur dan menagawasi siswa belajar. Guru berfikir secara sistematsis pelatihan dan belajar dari pengalamannya. Guru adalah anggota komunitas belajar

Kelima kesepakatan tersebut meliputi pengetahuan, kemampuan, dan disposisi pengajaran lengkap dan berkarakter. Karena kepentingan kriteria terorganisir, banyak program pendidikan guru menggabungkan mater- materi lima kesepakaatan tersebut kedalam program mereka. Guru yang berpengalaman yang memilih menjadi anggota badan sertifikasi nasional harus menyiapkan fortofolio dan termasuk video rekaman mengajar mereka, memberikan contoh produk pembelajaran siswa, dan menganalisa maupun merefleksi pelatihan profesional mereka. Setelah melengkapi fortofolio, guru menuju ke pusat penilaian dimana mereka menjawab soal soal yang berhububgan dengan mata pelajaran yang mereka ajarkan. Penerapan proses ini merupakan sukarela. Sebagian sekolah darerah memberikan bonus secara finansial bagi guru yang lulus dalam proses sertifikasi.

GURU SEBAGAI PEMBUAT KEPUTUSAN CEPAT Seorang guru yang efektif menyadari bahwa pendidikan dan pengalaman adalah alat membuat keputusan tentang apa yang mereka ajarkan, bagaimana mengajar, dan bagaimana membangun suasana yang mendukung siswa belajar. Jadi, guru yang efektif dan berhasil dalam mengajar maka akan menghasilkan siswa yang berhasil pula. Setiap kemampuan tersebut sangat penting bagi seorang guru yan efektif yang mamikirkan prestasi siswanya dan mengahsilkan hasil belajar yang baik. Sebagimana disebutkan, nilai bertambah apabila guru membawa suasana kelas menjadi perhatian utama bagi evaluasi dan pengembangan profesional guru, dan nilai bertambah, apabila pressatasi siswa meningkat dibawah arahan guru. Ukuran guru yang kompetence merupakan hal yang penting bagi guru untuk melaksanakan tugasnya. Berfikir tentang guru efektif yang telah anda miliki. Berfukit tentang pengetahuannya, kemampuannya, dan disposisinya. Berfikir tentang apa yang anda lakukan untuk menjadi guru yang efektif. Seorang guru yang efektif memikirkan apa yang diajarkan, bagaimana mengajar, bagaimana menciptakan suasana yang menyemangati siswa dalam

belajar (Cooper, 2006; Jensen & Kiley, 2005). Setiap aspek penting tersebut diuraikan dan dipersembahkan disini dalam bagian 1.1: 1. Apa yang diajarkan. Guru efektif memiliki wewenang yang kuat terhadap materi pelajaran yang mereka ajarkan. Bahkan, mereka memiliki kemampuan untuk membuat keputusan dalam memilih bahan pelajaran dan contoh contoh yang diajarkan kepada siswanya.Apa yang diajarkan?

Bagaimana mengajar?

Bagaimana menyemangati siswa belajar?

Refleksi Apa yang dikerjakan? Apa yang perlu ditingkatkan?

Figura 1.1 Pengajaran dan Refleksi Efektif

2. Bagaimana mengajar. Guru efektif memiliki koleksi banyak tentang strategi mengajar yang mereka terapkan untuk memaksimalkan prestasi siswa. Guru yang ahli mengetahui bahsa mereka harus menggunakan berbagai metode dan strategi untuk memenuhi kebutuhan variasi belajar siswanya dan menjaga motivasi maupun minat belajar siswa. Secara khusus penting sekali bagi guru bahwa strategi yang mereka gunakan tidak membawa keberhasilan bagi peserta didik sehingga strategi baru perlu diterapkan. 3. Bagaimana memberikan suasana yang mendukung belajar siswa. Megetahui materi dan strategi mengajar tidak lah cukup untuk menyokong siswa belajar. Guru efektif juga harus menciptakan kondisi ruang kelas untuk memudahkan siswa belajar; mereka harus menciptakan komunitas belajar positif. Komunitas belajar adalah sebuah ruang kelas yang dirancang untuk membantu semua siswa merasa aman, terhormat, dan bernilai dalam mempelajari kemampuan baru. Perhatian, ketidaknyamanan, dan rasa takut adalah sesuatu yang berhubungan dengan proses belajar mengajar sehingga menjadi sulit. Suasana kelas yang berhasil adalah susana yang membuat siswa merasa besemangat dalam belajar, berani mengambil resiko, tertantang menjadi

manusia sepenuhnya satu dengan lainnya, dan terbuka untuk kemungkinan kemingkinan baru. Ketika menciptakan komunitas belajar, guru memperhatikan isu isu seperti peraturan dan prosedur, hubungan antar orang, komunikasi, dukungan, maupun kekuatan petunjuk yang selaras. Disposisi terhadap siswa dan belajarnya merupakan bagian yang penting bagi konsep guru, guru harus mampu memenuhi kebutuhan belajar siswa dan menciptakan suasana belajar yang positif bagi siswa. Beberapa kunci disposisi pendidik profesional diantanya adalah sikap yang peduli, sensitif terhadap perbedaan siswa, berkomitmen membantu semua siswa belajar. Menurut Badan Nasional Akreditasi Pendidikan Guru (2008), calon guru harus mampu bekerjasama dengan siswa, keluarga, dan komunitasnya untuk merefleksikan disposisi pendidik profesional sebagaimana terlansir keprofesionalan, pemerintah, dan standar institusional.

Berlatih yang reflektif

Untuk memnuhi permintaan seorang guru harus berlatih dengan cepat dan reflek. Hasilnya, refleksi merupakan sudut kompetensi profesional (York-Barr, Sommer, Ghere, & Montie, 2006) Refleksi dapat diartikan sebagai cara berfikir tentang masalah pendidikan yang meliputi kemampuan menentukan pilihan rasional untuk mengemban tanggung jawab atas pilihannya tersebut. Refleksi membutuhkan guru yang mau berintropeksi, membuka fikiran, bertanggungjawab atas keputusan dan tindakannya. Refleksi memfasilitasi pembelajaran dan terus menumbuhkan keprofesionalan, dan ini merupakan faktor yang penting bagi kemampuan guru untuk maeraih karirnya yang efektif (Steffy, Wolfe, Pash, & ENZ, 2000). Pendidik merefleksikan disposisinya, objektifitasnya, strategi pengajarannya, dan efekn terhadap prestasi siswanya. Minott (2007) berpendapat bahwa mengajar yang reflektif membawa sejumlah efektif positif bagi guru, termasuk perkembangan hal hal sebagai berikut : Kemampuan diri dalam menggunakan fikiran yang kritis dan langsung Pengetahuan kontekstual tentang belajar mengajar yang diterapkan dalam situasi yang serupa (contohnya ketika mengubah strategi pengajaran atau penyampaian pelajaran) Kemauan untuk bertanya, mengambil resiko dalam mengajar, berusaha mencari ide ide dan strategi yang baru

Kemampuan berfikir mahu kedepan dan kemampuan merefleksikan proses belajar mengajar yang lakukanya. Baik ranah kognitif (contohnya mengetahui cara bertanya yang membuat siswa terikat mau berfikir secara mendalam) maupun kemampuan efektif (contohnya menilai kemampuan individu siswa dalam belajar)

Meningkatkan kemampuan bereaksi, merespon, menilai, memperbaiki ketika mengajar Mampu menerapkan kegiatan dan pendekatan baru pada bidangnya Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan diri Meningkatkan strategi baru (contohnya mampu merubah prilaku siswa yang tidak baik daripada merespon sesuatu yang akan merubah suasana.

Refleksi dapat didefinisikan sebagai suatu cara untuk berpikir tentang hal-hal pendidikan yang melibatkan kemampuan untuk membuat pilihan rasional dan untuk mengasumsikan merespon introspektif, untuk pilihan. Refleksi mensyaratkan bahwa techer tersebut menjadi

berpikiran terbuka dan bersedia menerima merespon untuk keputusan dan

tindakan. Refleksi memfasilitasi pembelajaran dan pertumbuhan profesional terus, dan ini merupakan faktor penting dalam kemampuan techers menjadi efektif melalui karir mereka (Steffy, Wolve, Paskah, dan Enz, 2000). Pendidik merefleksikan disposisi mereka, tujuan, strategi pengajaran, dan efek masing-masing telah di prestasi siswa. Minott (2007) menunjukkan bahwa pengajaran reflektif menyebabkan sejumlah efek positif bagi guru, termasuk pengembangan berikut. Cukup diarahkan kemampuan berpikir penyelidikan kritis konteks pengetahuan tentang teching dan pembelajaran yang dapat diterapkan dalam situasi yang sama (misalnya, umumnya terjadi bila untuk mengubah instructu = strategi ional atau mondar-mandir pelajaran) Sebuah kemauan untuk pertanyaan, mengambil risiko dan kemampuan untuk merefleksikan proses belajar sendiri. Kedua kognitif (misalnya, mengetahui bagaimana mengajukan pertanyaan yang membantu siswa terlibat dan berpikir deepy) dan keterampilan afektif (misalnya, menilai siswa sebagai individu mampu belajar)

Kemampuan meningkat untuk bereaksi, menanggapi, keledai, dan merevisi saat mengajar. Kemampuan untuk melaksanakan kegiatan baru dan pendekatan di tempat. Peningkatan kesadaran diri dan pengetahuan. Perbaikan strategi untuk mengatasi (misalnya, kemampuan untuk mengarahkan perilaku siswa tidak pantas daripada dengan respon yang akan meningkat keadaan) Sebagai praktisi reflektif, guru perlu bersedia untuk menganalisis sifat-sifat mereka sendiri dan perilaku dalam hubungannya dengan peristiwa yang terjadi Teke di dalam kelas. Guru, oleh karena itu, perlu mengamati upaya aand untuk memahami situasi dengan memeriksa wawasan mereka terhadap pengalaman sebelumnya. Informasi yang mereka terima dari para siswa mereka juga dapat membantu. Saat melihat rekaman video instruksi mereka, misalnya, guru mungkin mengungkapkan berbagai keprihatinan reflektif tentang masalah-masalah, seperti laku appereance mereka, teknik, materi, atau lingkungan kelas;. dan masalah etika dan moral (Byrd, Foxx, dan Stepp, 1990) Praktek reflektif adalah strategi pemecahan masalah oleh individu wivh atau kelompok dapat bekerja untuk meningkatkan praktek dengan rutinitas meninjau dan prosedur dan othersaspects lingkungan pembelajaran. Untuk terlibat dalam praktek reflektif

membutuhkan lingkungan yang mendukung. Hal ini membutuhkan suatu iklim organisasi yang mendorong komunikasi terbuka, dialog kritis, mengambil risiko, dan kolaborasi. (Osterman & Kottkamp, 2000) Roy Pat (2005) memperkenalkan konsep tindak lanjut sebagai "tindakan mengulangi atau menambah tindakan sebelumnya sehingga untuk meningkatkan Reflektifitas sebagai tujuan meningkatkan proses efektifitas." memiliki meningkatkan

tindak lanjut untuk

efektivitas techer. Banyak kegiatan yang ditujukan sebagai tindak lanjut hanya peristiwa yang menyediakan dan kesempatan untuk refleksi terfokus. Sebagai contoh, jika Areyou mencoba menerapkan strategi teavhing baru seperti pembelajaran kooperatif, pemahaman konsep saling ketergantungan positif (yaitu, bahwa semua siswa bekerja dalam kelompok koperasi akan bekerja untuk memastikan bahwa semua anggota kelompok akan berhasil di tugas belajar ) lebih penting daripada belajar 12 cara yang berbeda untuk siswa kelompok. Refleksi Oleh karena itu, fokus mengikuti-up akan menargetkan konsep kritis dari saling

ketergantungan positif dan bagaimana menerapkan strategi dengan siswa. (Konsep pembelajaran kooperatif akan dibahas lebih lanjut pada Bab 6)

1.

Contoh kegiatan yang dapat menyediakan fokus bagi refleksi adalah sebagai berikut:Kunjungan kelas untuk kelas techer master untuk melihat pelajaran yang diajarkan, bersama dengan sebuah kesempatan untuk merefleksikan dan tanya jawab.

2.

Membaca dan artikel tentang strategi baru dan mendiskusikan dengan rekanrekan di kelompok belajar

3. 4.

Mengkaji rencana pelajaran sampel dan beradaptasi mereka untuk kelas anda. Co-perencanaan dan pelajaran co-mengajar dengan pelatih atau rekan pengetahuan mampu.

5.

Perencanaan dengan rekan kerja untuk menerapkan praktek-praktek baru, seperti pameran siswa dari pekerjaan mereka

6.

Rekaman video pelajaran dan meminta review kolegial dan umpan balik.

Aspek Instruksional Pembuatan Keputusan Lingkungan pengajaran di kelas adalah kompleks dan beragam, dan berurusan dengan situasi masalah yang kompleks merupakan unsur dominan dalam kehidupan suatu techer. Kehidupan kompleks guru dapat lebih dipahami dengan mempertimbangkan hubungan pengambilan keputusan guru dan kondisi dan tujuan mereka mencoba untuk alamat di dalam kelas. Lima aspek keputusan keputusan dalam lingkungan pengajaran yang layak dipertimbangkan. Pertama, guru membuat keputusan untuk mencapai bervariasi akademik, sosial, dan perilaku tujuan. Misalnya, guru mungkin omake keputusan tentang pemantauan perilaku siswa saat bekerja dengan sekelompok kecil tunggal mahasiswa. Pada saat yang sama, guru bisa mungkin memiliki harapan untuk kinerja studentd 'sosial dan akademis. Dengan demikian, guru harus mempertimbangkan tujuan-tujuan tersebut bervariasi dan memutuskan cara-cara untuk merencanakan dan melaksanakan tujuan secara bersamaan. Kedua, guru yang membuat keputusan untuk berinteraksi dengan siswa dalam

berbagai cara dalam lingkungan yang kompleks. Misalnya, guru melakukan beberapa hal untuk memantau dan respon kepada siswa off-tugas perilaku. Guru efektif memiliki tingkat

tinggi withitness, yang mereka menyadari apa yang terjadi di kelas dan menyampaikan bahwa kesadaran kepada siswa berpikir tindakan mereka (Kounin, 1970). Keputusan terkait dengan withitness terus-menerus dilakukan oleh para guru. Ketiga, guru mengambil keputusan ketika mempertimbangkan berbagai perspektif. Bahkan, guru dapat menafsirkan situasi yang jauh berbeda dari studebts mereka lakukan. Sebagai contoh, seorang guru mungkin mencoba untuk memperkuat seorang mahasiswa ketika, dalam kenyataannya, siswa mungkin embrassed oleh perhatian atau komentar. Guru reflektif harus menggunakan pengalaman mereka, pengetahuan tentang pengajaran yang efektif, intuisi, dan wawasan untuk membantu memahami bagaimana kejadian di kelas mempengaruhi pembelajaran. Awal guru, tentu saja, memiliki pengalaman yang terbatas dan mungkin tidak memiliki dasar pengetahuan yang luas ketika sedang reflektif. Keempat, guru membuat keputusan saat-demi-saat untuk menyesuaikan rencana mereka agar sesuai dengan kondisi yang terus berubah dan tidak pasti ditemukan di dalam kelas. Guru belajar membuat penyesuaian berpikir pengetahuan yang mereka miliki diperoleh dari konteks kelas mereka, sifat interaktif pemikiran mereka, dan spekulasi mereka tentang bagaimana penyesuaian ini akan mempengaruhi lingkungan kelas. Kelima, guru membuat keputusan pada saat perencanaan, pelaksanaan, dan menilai instruksi dan ketika menciptakan kondisi yang tepat untuk lingkungan belajar yang positif. Setiap langkah melibatkan beragam kondisi ruang kelas dan karakteristik siswa. Ketika merencanakan untuk instruksi, misalnya, guru harus memutuskan tujuan dan sasaran, penilaian kebutuhan, strategi instruksional yang tepat, bahan dan teknologi, dan evaluasi kinerja murid. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan tentang setiap langkah. Refleksi dan Pendekatan Konstruktivis untuk Pengajaran Sebuah konsep yang terkait dengan pengambilan keputusan dan refleksi guru adalah teori konstruktivis. Teori Konstruktivis menyatakan bahwa individu membangun makna dan pemahaman melalui pengetahuan sebelumnya dan daripada menerapkan pengetahuan dalam situasi saat ini baru. Dalam sebuah kelas costrutivist, pencarian techer bagi pemahaman siswa terhadap konsep dan kemudian struktur belajar celah bagi siswa untuk memperbaiki pada merevisi pemahaman ini dengan mengajukan kontradiksi, menyajikan informasi baru, ketika membuat keputusan

mengajukan pertanyaan, mendorong penelitian, dan / atau terlibat siswa dalam pertanyaan yang dirancang untuk tantangan konsep saat ini.

Dalam kelas konstruktivis, ada prinsip-prinsip beberapa overaching: Guru mencari dan nilai poin mereka mereka siswa pandang, Kelas kegiatan tantangan pengandaian siswa, Guru menimbulkan masalah relevansi muncul, Guru membangun pelajaran sekitar konsep primer dan "besar" gagasan dan Guru menilai belajar siswa dalam konteks pengajaran harian Seperti yang Anda lihat, sejumlah besar guru pengambilan keputusan dan refleksi dibutuhkan untuk membangun dan mempertahankan kelas konstruktivis dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan akademis mahasiswa saat menggunakan pendekatan

instruksional. Siswa harus ditantang oleh kegiatan dan distimulasi oleh pertanyaan baik dari guru dan diri mereka sendiri. Fitur utama dari model ini adalah bahwa siswa didorong untuk aktif mencari pemahaman dan pengetahuan dengan yang berkaitan investigasi baru untuk

pemahaman sebelumnya (Gagnon & Collay, 2006; Marlowe & Page, 2005) Guru yang merefleksikan praktek mereka sendiri mempekerjakan perspevtive

konstruktivis. Mereka terus-menerus meninjau peristiwa penting yang terjadi di dalam kelas dan mencoba untuk mengklarifikasi dan meningkatkan pemahaman mereka tentang pengajaran dan pembelajaran. Ketika Anda membaca teks ini, Anda akan menemukan konsep yang berhubungan dengan pengajaran, dan Anda memiliki kemauan untuk kesempatan untuk merenungkan bagaimana konsep-konsep ini dapat membantu menjadi Anda menjadi guru yang lebih baik dan membantu Anda siswa menjadi pelajar yang lebih baik. Mengajukan pertanyaan tentang bagaimana Anda struktur pengajaran dan pembelajaran dapat menjadi pendekatan yang berguna untuk membantu untuk terlibat dalam proses reflektif dipandu. Barbara McCombs (2003), bekerja di University of Denver Research Institute, penelitian yang dilakukan terhadap efektivitas meminta guru mulai merefleksikan

keyakinan mereka sendiri dan praktik sementara juga meminta persepsi siswa mereka 'dari praktek-praktek yang sama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajar berpusat pada guru pemula lebih berhasil dalam melibatkan semua siswa dalam proses pembelajaran yang efektif. Awal guru melaporkan bahwa proses refleksi dan penilaian diri sendiri membantu mereka dalam identiflying daerah untuk perbaikan dan menerapkan praktik agar lebih efektif dalam mencapai siswa. Satu hal utama adalah disperency yang sering ada antara guru belajar percaya itu terjadi dan apa yang dirasakan siswa mereka benar-benar belajar. Oleh karena itu, Anda tidak perlu takut untuk menggunakan proses refleksi dipandu untuk mengidentifikasi daerah-daerah untuk perbaikan atau pertanyaan siswa tentang apa yang telah mereka pelajari (McCombs, 2003) Refleksi selama Program Anda

Suara dari ruang kelas

Reflektif Menulis Sandy rekan, sekolah guru matematika tinggi, Wichita, Kansas Kursus lulusan yang paling berharga yang saya ambil adalah salah satu yang dibutuhkan saya untuk mengungkapkan filosofi saya dalam menulis, saya kemudian harus rekaman video diriku sendiri dan mencari bukti-bukti filosofi saya. Saya juga harus wawancara mahasiswa saya untuk mencari tahu, jika mungkin, apa yang mereka walaupun tentang filsafat saya mengajar. Persepsi siswa guru adalah kenyataan bagi mereka. Jadi, saya membuat tujuan pribadi untuk memiliki persepsi mereka setuju dengan apa Iam st lakukan-atau setidaknya apa yang saya pikir saya lakukan. Keseluruhan proses ini menyebabkan saya untuk lebih reflektif tentang keputusan saya membuat keputusan dalam mengajar saya buatan saya di-keputusan mengajar saya tentang perencanaan, strategi pembelajaran, media, cara saya berinteraksi dengan mahasiswa, evaluasi, dan daerah lainnya.

Simak Baca secara fonetik Guru dapat meningkatkan pengambilan keputusan mereka melalui berbagai

pendekatan.Several digunakan dalam program pendidikan guru secara singkat dijelaskan di sini: 1. Reflektif mengajar. Prosedur ini memberikan seseorang dengan kesempatan ulang untuk mengajar dan menganalisis pelajaran singkat yang dikembangkan oleh perancang program khusus untuk tujuan thi (Cruickshank, 1985; Phi Delta Kapppa, nd.) Pelajaran biasanya direkam, ini replay memungkinkan dan kritik. 2. Mikroteaching. Microteaching melibatkan guru preservice mengajar pelajaran singkat untuk rekan-rekan untuk memamerkan perilaku mengajar tertentu, seperti isyarat nonverbal, menunggu waktu untuk pertanyaan, dan pertanyaan menyelidik. Pelajaran singkat yang direkam, dan guru preservice menerima umpan balik dari instruktur dan teman sekelas. 3. Merefleksikan menulis. Menulis Reflektif adalah cara bagi para guru preservice untuk berlatih analisis kritis dan penalaran. Jurnal menulis adalah cara paling umum untuk merangsang refleksi. Dengan itu, guru preservice membuat jurnal harian atau biasa, di mana mereka merekam pengalaman mereka dan menimbulkan pertanyaan tentang mengajar. Menulis Jurnal memungkinkan calon guru secara sistematis merefleksikan perkembangan . 4. Portofolio pembangunan. Ini melibatkan perkembangan portofolio, di mana preservice dan mulai mengumpulkan guru dan mengatur bahan-bahan dan artefak seperti rencana pelajaran dan contoh hasil karya siswa, foto-foto dari ruang kelas, dan video pelajaran dengan self-kritik. Set sengaja mengumpulkan artefak menunjukkan kemampuan untuk merefleksikan indikator penting dari keberhasilan. Studi Kasus Kelas Meningkatkan Pengajaran melalui Refleksi Joel Escher adalah guru ketujuh kelas bahasa seni yang berpengalaman. Setelah menghadiri sesi pengembangan profesional pada pengajaran reflevtive, dia memutuskan untuk merekam video dirinya pada beberapa kelas untuk lebih memahami bagaimana untuk melibatkan lebih banyak mahasiswa di seluruh diskusi kelompok. Setelah kelas menonton sesi yang telah direkam baru-baru ini, Mr Escher memperhatikan bahwa dia mengabaikan beberapa mahasiswa selama diskusi kelas karena ia cenderung untuk

berdiri di salah satu sisi ruangan. Karena postur tubuhnya diarahkan hanya setengah, ia tidak melihat mahasiswa di luar bidangnya visi yang mengangkat tangan mereka tetapi tidak dipanggil untuk berpartisipasi dalam diskusi. Selain itu, Mr Escher mengakui bahwa ia tidak memberikan siswa banyak waktu untuk merumuskan respon setelah ia mengajukan pertanyaan. Pada rekaman video, beberapa siswa tampak mempertimbangkan pertanyaannya, tapi ia meminta siswa lain sebelum siswa lebih bisa merumuskan tanggapan. Untuk mengatasi masalah ini, Mr Escher memutuskan bahwa ia akan menulis pertanyaan-pertanyaan kunci di papan sebelum kelas dan kemudian sebelum memberikan siswa beberapa menit diskusi kelas untuk menuliskan beberapa ide untuk berbagi dengan seluruh kelompok. Fokus Pertanyaan 1. Jika Mr Escher tidak memiliki akses ke peralatan video, bagaimana lagi yang bisa ia telah mempelajari mengapa seluruh-kelompoknya diskusi tidak berhasil? 2. Merefleksikan pengalaman kelas Anda sendiri, apakah rekomendasi CAC yang Anda buat untuk berdiskusi seluruh kelas berhasil?

PENINGKATAN DIVERSITY SISWA Pada siswa Anda akan bervariasi dalam banyak cara. Keragaman ini mungkin dalam suku, ras, status sosial ekonomi, jenis kelamin, excepitonalities, bahasa, agama, orientasi seksual, dan bahkan wilayah geografis (Dewan Nasional untuk guru Akreditasi Pendidikan, 2008). Banyak dari karakteristik ini akan diperiksa dalam bab 4. Tentu saja, keragaman ini selalu jelas di kelas AS. Selama 25 tahun terakhir, namun, karakteristik penduduk AS telah berubah, dan akibatnya, karakteristik populasi siswa K-12 telah berubah. Perubahan yang paling jelas di sekolah adalah meningkatnya jumlah siswa dari kelompok minoritas etnis dan ras dan peningkatan yang signifikan dalam jumlah mahasiswa yang bahasa pertamanya bukan bahasa Inggris. Pertimbangkan fakta-fakta berikut tentang populasi siswa AS saat ini (paling banyak dari Kober, 2006, kecuali dinyatakan sebaliknya): Empat dari sepuluh siswa sekolah umum adalah anak-anak dengan warna-proporsi yang diharapkan meningkat di tahun-tahun mendatang (57 persen putih, 19 persen Latino, 16 percentAfrican Amerika, 4 persen Asia /Kepulauan Pasifik, 3 persen lainnya).

Warna anak-anak membuat mayoritas pendaftaran sekolah umum di enam negara bagian dan banyak Kecamatan. Hispanik, Afrika Amerika, dan Asia digabung membentuk mayoritas penduduk di 48 dari 100 kota terbesar di AS (Macionis, 2007). Sekitar satu dari lima anak usia sekolah adalah pelajar bahasa Inggris-seorang mahasiswa yang bahasa pertamanya bukan bahasa Inggris dan siapa yang belajar bahasa Inggris. Lebih dari sepertiga siswa sekolah negeri berasal dari keluarga berpenghasilan rendah. Hampir 14 persen dari siswa sekolah umum mendapat pelayanan khusus karena mereka memiliki cacat. Pada tahun 2003-2004, tiga-perempat dari siswa penyandang cacat dididik di kelas reguler dengan anak-anak lain untuk anak-anak merupakan bagian penting dari sekolah reguler

Pembelajaran Bahasa Inggris Lebih Seperti hanya mencatat, pelajar bahasa Inggris (ELLs) adalah siswi yang bahasa pertamanya bukan bahasa Inggris dan yang membutuhkan bantuan dalam belajar berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Inggris. Karena imigrasi dan tingkat yang lebih tinggi keragaman etnis dalam populasi mahasiswa AS, tidak mengherankan bahwa jumlah pelajar bahasa Inggris juga telah meningkat secara signifikan dalam 15 sampai 20 tahun terakhir. Ada berbagai jenis ELLs, mulai dari siswa yang sangat dididik untuk mereka dengan sekolah yang terbatas, dari anak-anak dari keluarga profesional untuk anak-anak pekerja migran, dari pendatang baru-baru ini ke Amerika Serikat untuk mereka yang lahir di sini. Selain berfungsi dalam dua bahasa, ELLs juga menavigasi dua budaya. Menurut statistik yang disusun oleh clearing nasional untuk diakui sisi bahasa Inggris (NCELA, 2006), pendaftaran K012 di sekolah AS meningkat sebesar 2,59 persen from1994-1995 tahun sekolah untuk tahun ajaran 2003 -2004. Namun, pendaftaran ELL selama tahun-tahun yang sama meningkat sebesar 61 persen. Di beberapa bagian dari populasi siswa. Saat ini, setidaknya 329 bahasa yang berbeda dituturkan di negara-negara bersatu, dengan kelompok bahasa yang paling umum adalah Spanyol (mewakili lebih dari 79 persen dari semua siswa ELL), vietnames, hmong, Cina, dan Korea (NCELA, 2004, 2005). Anda harus berharap untuk memiliki siswa di kelas Anda yang sedang belajar bahasa Inggris, dan Anda siap untuk memenuhi kebutuhan belajar mereka. Dalam sebuah penelitian nasional, guru paling baru peringkat mengurangi ukuran kelas dan mempersiapkan guru untuk menyesuaikan atau mengubah instruksi mereka untuk memenuhi

kebutuhan beragam kelas sebagai cara untuk meningkatkan pengajaran atas (Public Agenda, 2008). Tantangan Pembelajar Bahasa Inggris Bayangkan apa yang akan ingin memiliki pengetahuan yang terbatas tentang bahasa Inggris ketika menghadiri sekolah. Akan sulit untuk memahami guru dan siswa lain, dan itu akan mempengaruhi kemampuan Anda untuk memahami arah guru, participatein kegiatan pembelajaran, dan penilaian kelas lengkap. kinerja sekolah secara keseluruhan Anda akan terpengaruh. Bahkan, siswa ELL sering mengalami tantangan di sekolah, seperti ditunjukkan oleh fakta berikut: membagi, dramatis berlama-lama di prestasi ada antara mahasiswa berkulit putih dan orang-orang dari budaya dan bahasa beragam kelompok pada kebijakan negara dan nasional prestasi (California Departemen Pendidikan, 2004; Grigg, Daane, jin, & campbel, 2003; Kindler, 2002 ; Siegel, 2002). ELLs memiliki som dari angka putus sekolah tertinggi dan lebih sering ditempatkan di bawah kemampuan kelompok dan trek akademik dari siswa bahasa-mayoritas (Ruiz-de-Velaso & memperbaiki, 200; Steinberg & Almeida, 2004). Hanya 10 persen orang dewasa muda yang berbicara bahasa Inggris di rumah gagal untuk menyelesaikan disekolah tinggi, namun persentasenya adalah tiga kali lebih besar (31 persen) untuk pelajar dewasa muda bahasa Inggris (NCES, 2005).

Pengajaran Bahasa Inggris Pembelajaran Bahasa di Semua Kelas Karena sejumlah besar ELLs hari ini sekolah, semua guru guru bahasa Inggris. Ada empat model pembelajaran utama untuk melayani pelajar bahasa Inggris, dicirikan oleh sejauh mana mereka menggabungkan siswa bahasa asli dan pendekatan mereka mengambil untuk memberikan konten akademik (Rothenberg & Fisher, 2007): 1) metode pembelajaran dengan bahasa asli , 2) metode pembelajaran dengan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (ESL), dan 3) konten - pembelajaran berbasis atau terlindung. Pendekatan terakhir, instruksi terlindung, telah banyak digunakan di negara-negara Amerika. instruksi Terlindung adalah sebuah pendekatan untuk konten mengajar untuk ELLs dengan cara strategis yang membuat subyek - materi dipahami konsep sekaligus mempromosikan siswa perkembangan bahasa Inggris. Ada dua baik - instruksi program dikenal terlindung: bahasa akademis kognitif pendekatan pembelajaran (Calla) dan pengamatan protokol instruksi terlindung (SIOP).

Calla adalah program yang mengintegrasikan konten - instruksi daerah dengan kegiatan pengembangan bahasa dan instruksi yang eksplisit dalam belajar strategi (Chamot & O'Malley, 1994). Ini membantu ELLs menjadi pelajar yang aktif yang fokus pada konsep dan makna, daripada bentuk-bentuk bahasa. Puru Calla mengembangkan rencana pelajaran limatahap yang mencakup persiapan, presentasi, latihan, evaluasi, perluasan nd. Pendekatan ini telah berhasil digunakan oleh banyak guru di kelas terlindung, tetapi beberapa guru telah menemukan perencanaan yang lebih sulit. Selain itu, ELLs dengan rendahnya tingkat kemampuan bahasa Inggris dan latar belakang pengetahuan yang terbatas masih berjuang untuk mempelajari isi kelas yang sesuai dalam bahasa Inggris (Freeman & pengetahuan masih berjuang untuk mempelajari isi kelas yang sesuai dalam bahasa Inggris (Freeman & Freeman, 2007). Dari instruksi terlindung program, model SIOP diadopsi secara luas dan ditekankan di sini. Model SIOP Pada yang terbaik diteliti dan yang paling tinggi mengembangkan model untuk setiap pelajar bahasa Inggris adalah observasi protokol instruksi terlindung (SIOP) Model (Echevarria, Vogt, & Pendek, 2008) Model SIOP awalnya rencana pelajaran protokol observasi, tetapi telah berkembang menjadi perencanaan pelajaran yang efektif dan sistem pengiriman. Ini adalah cara untuk merencanakan dan mengajar konten dalam cara dimengerti untuk ELLs dan yang juga mempromosikan perkembangan bahasa Inggris mereka. Dengan meningkatnya keragaman siswa dalam bahasa, memenuhi kebutuhan pelajar bahasa Inggris dapat difasilitasi dengan menggunakan model SIOP untuk memberikan fleksibilitas yang lebih dalam desain dan pengiriman instruksi. Model SIOP dapat digunakan sebagai pedoman perencanaan pelajaran bagi pelajaran konten terlindung, dan embeds fitur inti instruksi berkualitas tinggi itu desain. Model ini bukan add-on tanggung jawab untuk guru diterapkan untuk menguntungkan semua pelajar (al t Echevarria, 2008.). Model SIOP memiliki delapan komponen dan 30 fitur, seperti ditampilkan pada Gambar 1.2. selain komponen pelajaran persiapan. Komponen dan fitur dari model SIOP saling terkait dan terintegrasi ke dalam setiap pelajaran.

Bahkan siswa yang tidak berjuang pembaca atau pelajar bahasa Inggris akan mendapatkan keuntungan dari seorang guru yang berencana dan memberikan instruksi dengan menggunakan model SIOP (Echevarria et al, 2008.). Dengan demikian, guru mainstream dkk semua tingkatan kelas dapat secara efektif menggunakan model kelas SIOP untuk mereka.

menguntungkansemua

pelajar

dalam

Guru membuat keputusan mengenai tiga fungsi mengajar dasar: perencanaan, pelaksanaan, dan menilai 1. karakteristik guru Essential jatuh ke dalam tiga kategori: pengetahuan, keterampilan, dan disposisi 2. Guru diharapkan menjadi efektif, dan banyak survei, laporan, dan negara dan pedoman federal alamat cara bagi mereka untuk mencapai hal ini. 3. Standar pengajaran profesional digunakan untuk memandu pemilihan negara lisensi mengajar jelas mendefinisikan, menampilkan, dan review objectivies isi dengan siswa jelas mendefinisikan, menampilkan, dan review objetivies bahasa dengan siswa Memilih konten konsep-konsep yang tepat untuk usia dan latar belakang pendidikan siswa Gunakan bahan pembantu pada tingkat tinggi, membuat pelajaran yang jelas dan bermakna Beradaptasi konten ke semua tingkat kemahiran siswa Memberikan kegiatan yang berarti bahwa konsep-konsep integratelesson wiyh kesempatan praktek bahasa Membangun Konsep Latar Belakang Secara eksplisit membuat hubungan antara masa lalu dan belajar konsep-konsep baru Tekankan kosa kata kunci Pamahaman Input

Bicara tepat untuk tingkat kemampuan siswa Memberikan penjelasan yang jelas tugas-tugas akademik Gunakan berbagai teknik untuk membuat konsep konten jelas Strategi Memberikan kesempatan luas bagi siswa untuk menggunakan strategi belajar Constitenly menggunakan teknik perancah untuk membantu dan mendukung pemahaman siswa

Gunakan berbagai pertanyaan atau tugas yang mempromosikan keterampilan berpikir tingkat tinggi

Interaksi Memberikan kesempatan yang cukup untuk interaksi dan diskusi Kelompok siswa, untuk mendukung objectivies bahasa dan isi pelajaran Secara konsisten menyediakan waktu tunggu yang cukup untuk respon siswa

Berikan oppotunities cukup bagi siswa untuk menjelaskan konsep-konsep kunci dalam bahasa pertama mereka

Praktek / Aplikasi Pasokan hands-on materi kepada siswa untuk berlatih menggunakan pengetahuan konten baru Memberikan kegiatan bagi siswa untuk menerapkan pengetahuan konten dan bahasa Mengintegrasikan semua keterampilan bahasa ke dalam setiap pelajaran

Pengiriman Pelajaran Jelas dukungan objectivies konten dengan penyampaian pelajaran Jelas dukungan objectivies pelajaran bahasa dengan pengiriman Melibatkan siswa selama 90-100% dari pelajaran Dengan tepat kecepatan pelajaran untuk tingkat kemampuan siswa Review dan Assesment Memberikan informasi yang komprehensif tentang kosa kata kunci Penyediaan informasi yang komprehensif tentang konsep-konsep konten utama Memberikan umpan balik reguler bagi siswa di luar mereka menempatkan Melakukan penilaian atas pemahaman siswa dan belajar dari semua tujuan pelajaran seluruh pelajaran Persyaratan dan pengembangan program pendidikan guru di perguruan tinggi dan universitas 1. Pengajaran adalah pusat tindakan pengambilan keputusan. Guru merencanakan dan bertindak melalui proses pemikiran dan refleksi. 2. Refleksi dapat didefinisikan sebagai suatu cara berpikir tentang hal pendidikan yang melibatkan kemampuan untuk membuat pilihan rasional dan untuk memikul tanggung jawab bagi mereka pilihan. 3. Strategi dalam model SIOP dapat digunakan untuk mencapai pelajar bahasa Inggris di semua kelas. Diskusi / pertanyaan Reflektif 1. Yang merupakan fungsi mengajar yang paling penting: perencanaan, pelaksanaan, atau menilai? Mengapa? 2. Berikan beberapa contoh disposisi, disposisi mengapa penting? 3. Bagaimana refleksi guru guru membantu meningkatkan praktek mereka? 4. Apa adalah beberapa kekuatan model SIOP?

Disarankan Activies Untuk Pengaturan Klinis 1. Selecta peristiwa penting dari kelas yang pernah anda ikuti di kampus selama tiga minggu terakhir. Merefleksikan apa yang berhasil dengan baik menggunakan salah satu meja standar dibahas dalam shapter ini. 2. Mengajarkan pelajaran singkat untuk sebuah kelompok kecil teman sebaya. Menulis dan merefleksikan tentang signifikan bahkan yang terjadi dalam pelajaran Anda. Pertimbangkan bagaimana Anda bisa meningkatkan pelajaran jika Anda adalah untuk mengajar lagi. 3. Mengidentifikasi cara-cara yang mungkin Anda menerapkan aspek model SIOP menjadi pelajaran microteaching. Untuk Pengalaman Lapangan 1. Berbicara dengan beberapa guru untuk mengeksplorasi apa yang mereka pikir adalah karakteristik utama dari guru yang efektif. 2. Mintalah beberapa guru untuk menjelaskan pelajaran yang mereka berubah setelah pelajaran dimulai. Jelajahi pemikiran mereka dan membuat keputusan. 3. Tanyakan beberapa guru tentang bagaimana mereka mengajar di kelas mereka ELLs