bab vii translet rika (perbedaan individu dan kemampuan motorik)

48
BAB VII PERBEDAAN INDIVIDU DAN KEMAMPUAN MOTORIK Gambaran Umum Setiap orang memahami bahwa manusia berbeda dalam berbagai hal. Perbedaan tersebut bisa berupa gender, umur, ras, dan latar belakang budaya. Perbedaan individu dapat mempengaruhi penampilan dan pembelajaran motorik. Bab ini akan membahas beberapa karakter manusia yang dapat mempengaruhi penampilan dan tingkat pencapaian tujuan. Pertama, kami akan membahas tentang konsep perbedaan individu, terutama perbedaan yang berhubungan dengan kemampuan yang diwarisi semenjak lahir yang mendasari penampilan seseorang. Kemudian, kami akan mengupas beberapa teori mengenai kemampuan dasar individu dan hubungannya satu sama lain. Dalam bab ini juga dibahas beberapa konsep mengenai kemampuan individu dan bagaimana cara guru, pelatih, dan terapis menggunakan konsep tersebut untuk mengklasifikasikan keterampilan dan melakukan analisis tugas. Terakhir, kami akan membahas beberapa kesulitan yang dihadapi dalam memprediksi keberhasilan seseorang dimasa mendatang. Konsep Perbedaan Individu

Upload: zaky-mubarak-lubis

Post on 20-Dec-2015

38 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

sport

TRANSCRIPT

Page 1: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

BAB VII

PERBEDAAN INDIVIDU DAN KEMAMPUAN MOTORIKGambaran Umum

Setiap orang memahami bahwa manusia berbeda dalam berbagai hal. Perbedaan

tersebut bisa berupa gender, umur, ras, dan latar belakang budaya. Perbedaan individu dapat

mempengaruhi penampilan dan pembelajaran motorik. Bab ini akan membahas beberapa

karakter manusia yang dapat mempengaruhi penampilan dan tingkat pencapaian tujuan.

Pertama, kami akan membahas tentang konsep perbedaan individu, terutama perbedaan yang

berhubungan dengan kemampuan yang diwarisi semenjak lahir yang mendasari penampilan

seseorang. Kemudian, kami akan mengupas beberapa teori mengenai kemampuan dasar

individu dan hubungannya satu sama lain. Dalam bab ini juga dibahas beberapa konsep

mengenai kemampuan individu dan bagaimana cara guru, pelatih, dan terapis menggunakan

konsep tersebut untuk mengklasifikasikan keterampilan dan melakukan analisis tugas.

Terakhir, kami akan membahas beberapa kesulitan yang dihadapi dalam memprediksi

keberhasilan seseorang dimasa mendatang.

Konsep Perbedaan Individu

Kita tidak perlu menjadi orang yang jenius untuk mengenali adanya perbedaan pada

manusia. Lihatlah anggota keluarga anda, mereka memiliki ukuran dan bentuk tubuh yang

berbeda. Kemudian perhatikan juga keluarga lainnya, mereka memiliki perbedaan umur, ras,

jenis kelamin dan latar belakang budaya. Beberapa orang dari mereka bahkan memiliki

keterbatasan fisik atau mental. Manusia memiliki temperamen, pengaruh sosial, dan

pengalaman hidup yang berbeda-beda. Selain itu, manusia juga memiliki kapasitas yang

dapat mempengaruhi kualitas penampilan motoriknya. Beberapa faktor yang mempengaruhi

perbedaan penampilan gerak manusia dapat di lihat pada table 2.1

Faktor perbedaan individu yang dapat mempengaruhi penampilan gerak.

Page 2: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Faktor Contoh

Kemampuan Ketangkasan jari, stamina dan kekuatan tubuh

Sikap Terbuka, tertutup, netral terhadap pengalaman baru

Bentuk tubuh Pendek, tinggi, ramping, kurus, berotot, gemuk

Latar belakang budaya Etnik, ras, agama, status ekonomi sosial

Emosi Pembosan, gembira, penakut, periang

Level kebugaran Rendah, sedang, tinggi

Gaya belajar Visual, verbal, kinestetik

Tingkat kematangan Belum dewasa, hampir dewasa, dewasa

Tingkat motivasi Rendah, sedang, tinggi

Pengalaman sosial sebelumnya perorangan, kelompok kecil dan kelompok besar

Pengalaman gerak sebelumnya rekreasi, pembelajaran di kelas, kompetisi

Sumber : Richard. A Schmidt, craight A Wrisberg (2004) Motor Learning and performance: a problem- based learning approach, (thirded champaig. IL: Human kinetic.

Ketika Dick Schmidt masih kecil, seorang remaja bernama Charlie Breck selalu memanas-

manasinya. Charlie mampu melempar dan memukul bola baseball lebih jauh, mendrible dan

memasukkan bola basket ke dalam keranjang, dan berlari lebih kencang dibandingkan anak-

anak seusianya. Charly tentu saja memiliki kelebihan dibandingkan rekan sebayanya dan dia

pandai menggunakan kelebihan tersebut untuk menjadi atlit olahraga di SMA.

Dick merasa tidak kalah saing dari Charlie, ia lebih piawai dalam senam dibanding

Charlie. Ketika Charlie masih berlatih palang rintang, Dick sudah mahir melakukan atraksi

pada palang tersebut. Anak-anak lain juga lebih bagus dibanding Charlie atau Dick dalam

kegiatan lainnya, seperti menembak, lari lintas alam atau berenang. Hal ini menunjukan

bahwa setiap orang memiliki bakat yang berbeda-beda satu sama lain.

Page 3: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Mengapa beberapa orang bisa menampilkan suatu kegiatan lebih baik dibandingkan

orang lain? Dan mengapa orang-orang tertentu bisa lebih baik penampilannya pada beberapa

kegiatan, sementara dalam kegiatan yang lain kurang bagus? Apakah manusia dilahirkan

dengan bakat tertentu atau mereka mengembangkannya melalui latihan? Dapatkah

kemampuan seseorang diukur dan dinilai? Jika para praktisi mengetahui sesuatu tentang

kemampuan individu, bisakah mereka memberikan panduan pembelajaran yang lebih efektif?

Pertanyaan-pertanyaan diatas menjadi dasar pendekatan penelitian psikologi dan

prilaku motorik, yang menguji perbedaan kemampuan prilaku individu. Kontras dengan

pendekatan eksperimental yang fokus pada fenomena umum manusia, pendekatan diferensial

fokus pada faktor-faktor yang membuat seseorang berbeda satu sama lain.

Perbedaan individu diartikan sebagai sesuatu yang bersifat stabil, menetap dan

berkontribusi pada perbedaan penampilan tugas. Kata kuncinya adalah stabil dan ketahanan.

Contohnya, jika pemukul pertama berhasil memasukan bola golf sementara pemukul

berikutnya gagal, bukan berarti orang pertama lebih bagus dari pada orang kedua. Namun,

jika orang pertama konsisten hasil penampilannya dalam berbagai situasi tugas, maka kita

baru bisa menyimpulkan bahwa perbedaan individu muncul dalam kemampuan 2 orang

diatas.

Penelitian tentang perbedaan individu berhubungan dua hal. Pertama, cara untuk

mengidentifikasi kemampuan-kemampuan yang berkontribusi pada perbedaan penampilan.

Ilmuwan yang melakukan jenis penelitian ini berusaha untuk mengukur dan menjelaskan

perbedaan kemampuan sebanyak mungkin. Kedua, tantangan untuk memprediksi potensi

penampilan seseorang berdasarkan kemampuannya dimasa mendatang, baik dalam dunia

olahraga, pekerjaan ataupun tugas harian.

Bakat dan Kemampuan

Page 4: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Ilmuwan yang mempelajari perbedaan penampilan individu biasanya fokus pada konsep

bakat, yang didefinisikan sebagai sesuatu yang dibawa semenjak lahir ,stabil dan cenderung

bertahan pada individu, dan berguna untuk melakukan berbagai jenis aktivitas dan

keterampilan. Sebagian besar peneliti yang meneliti perbedaan individu berasumsi bahwa

bakat merupakan bawaan genetis dan tidak bisa dimodifikasi melalui latihan dan

pengalaman. Mereka mengistilahkannya dengan “hardware” yang telah dibawa manusia

sejak lahir.

Berbagai jenis bakat muncul melalui sistem persepsi dan sistem gerak manusia. Bakat

yang ada bisa berupa kemampuan visual, warna, konfigurasi tubuh, kemampuan berhitung,

kecepatan reaksi, ketangkasan manual, kepekaan kinestetik dan sebagainya. Beberapa bakat

yang disebutkan diatas mendukung manusia dalam mengeluarkan persepsi dan pengambilan

keputusan, menyusun dan merencanakan gerakan serta berkontribusi pada produksi dan

evaluasi gerak.

Sejauh ini para ilmuwan telah mengevaluasi 20-30 kemampuan kognitif dan

kemampuan motorik, dan mereka juga memprediksi kemungkinan yang akan terjadi di masa

depan. Mereka berasumsi bahwa semua manusia memiliki semua jenis bakat, tetapi levelnya

berbeda-beda tergantung pada bakat yang lebih kuat atau dominan. Misalnya, seseorang

mungkin memiliki kelemahan dalam kepekaan kinestetik tetapi memiliki kekuatan pada

kepekaan visual, sementara orang lain mungkin memiliki tingkat koordinasi mata dan tangan

yang rendah tapi memiliki keseimbangan statis yang tinggi.

Ilmuwan yang meneliti perbedaan individu berasumsi bahwa pembagian bakat sangat

diperlukan untuk menampilkan tugas motorik. Contohnya, untuk memasukkan benang ke

dalam jarum dibutuhkan kemampuan penglihatan jarak dekat yang tinggi serta kesigapan

tangan, namun kegiatan ini tidak membutuhkan kekuatan tubuh bawah. Sementara untuk

Page 5: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

kegiatan angkat berat hanya dibutuhkan kemampuan visual dan kesigapan tangan dan

kekuatan tubuh bawah yang sangat besar.

Implikasi penting dari hubungan bakat dan penampilan yaitu orang yang berbakat

menampilkan tugas tertentu, harus mampu menampilkan tugas pada tingkat yang lebih tinggi

dibandingkan orang lain yang berkemampuan rendah. Mungkin inilah alasan mengapa

Charlie Breck bisa memukul bola lebih baik dari pada Dick Schmid. Sementara, Dick lebih

baik dalam senam akrobatik dibandingkan Charlie. Seseorang yang memiliki pola bakat

efektif untuk menampilkan suatu tugas, belum tentu memiliki pola yang efektif pula untuk

tugas lainnya, kecuali jika kedua tugas tersebut memiliki sub kemampuan yang sama.

Korelasi : Bahasa dan Perbedaan Individu

Konsep statistik yang digunakan untuk memahami hakekat kemampuan adalah korelasi, yaitu

cara mengukur kekuatan hubungan antara skor penampilan dalam dua tugas. Untuk

mengilustrasikan konsep ini, mari kita lihat skor penampilan untuk kelompok yang besar

(biasanya 100 atau lebih) dalam dua tugas yang berbeda (tugas X dan tugas Y). Kita akan

menentukan sejauh mana level penampilan pada satu tugas akan sama dengan tugas lain,

seperti pola hubungan yang muncul dari penampilan individu dalam dua tugas.

Page 6: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Low

Gambar 2.1 Low Task X High

High

Task y

Low Low tas X high

Pada gambar 2.1 dan 2.2 kami menampilkan grafik khusus yang disebut scatterplot,

penampilan tugas X ditunjukkan oleh sumbu horizontal dan tugas Y pada sumbu vertikal.

Masing-masing skor individu diwakili oleh satu titik pada grafik. Jika tanda titik sejajar

dengan garis, kita bisa mengatakan bahwa penampilan tugas X dan Tugas Y dalam

kelompok ini sangat berhubungan. Pada gambar 2.1 korelasinya positif, dengan kata lain

partisipan dengan skor yang tinggi pada tugas X cenderung memberikan keterangan yang

sama pada tugas Y. Pada gambar 2.2 menunjukan korelasi yang negatif. Individu yang

memiliki skor lebih tinggi pada tugas X adalah individu yang memiliki skor lebih rendah

pada tugas Y.

Statistik ini digunakan untuk mengukur hubungan produk koefisien korelasi Pearson-

momen (di singkat dengan r ), di mana interval nilai antara -1.0 hingga +1.0, dengan tanda +

atau – untuk menyatakan korelasi positif atau negatif. Kita perlu mengingat bahwa ukuran

high

Task Y

r=+.90

Page 7: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

dan tanda dari koefisien korelasi mewakili aspek hubungan yang berbeda. Ukuran dari

koefisien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan antara penampilan individu dalam dua

tugas: yaitu seberapa dekat individu dalam pencocokan tanda. Tanda aljabar (+ atau –)

mewakili koefisien korelasi antara penampilan individu dalam dua tugas; yaitu jika nilai

tinggi pada tugas pertama berhubungan dengan nilai tinggi pada tugas kedua, berarti

korelasinya positif. Jika nilai tinggi pada tugas pertama berhubungan dengan nilai rendah

pada tugas kedua, berarti korelasinya negatif. Jika titik dekat dengan garis, seperti yang

terlihat pada gambar 2.1, kemudian koofesien korelasi mendekati nilai 1.0 (pada kasus ini, r =

+9.0, berarti hubungannya kuat atau positif. Jika tanda titik jauh dari garis, seperti yang

tampak pada gambar 2.2, kemudian koefisien korelasi mendekati 0 (dalam kasus ini r = -20.

mengindikasikan bahwa hubungan yang ada rendah atau negatif. Korelasi yang mendekati 0

akan menghasilkan grafik dengan tanda titik yang menyebar secara acak. Garis standar tidak

berlekuk-lekuk, dan kita dapat menyimpulkan bahwa penampilan pada tugas X tidak begitu

berhubungan dengan penampilan pada tugas Y.

Kita dapat mengetahui sejauh mana kesamaan elemen kedua tugas diatas melalui

kuadrat koefisien korelasi. Contoh, jika korelasi -20 dikuadratkan, kita bisa menyimpulkan

bahwa kedua tugas memiliki -.202 =.04. atau 4 % elemen yang sama. Jika ada korelasi

yang kuat antara penampilan individu pada kedua tugas (misalnya, r = ±.80 atau lebih),

berarti kedua tugas memiliki persentase persamaan yang lebih besar. Ilmuwan yang

mempelajari keterampilan persepsi dan motorik berasumsi bahwa gambaran diatas

merupakan kemampuan yang diperlukan individu pada kedua tugas. Semakin kuat korelasi,

semakin banyak kesamaan kemampuan dalam kedua tugas. Semakin lemah korelasi, semakin

sedikit kesamaan tugas.

Page 8: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Bakat VS Keterampilan

Seberapa sering anda mendengar istilah bakat dan keterampilan bertukar pemakaiannya

dalam kehidupan sehari-hari? Contoh, seseorang berkata “laki laki itu memiliki bakat

bermain bola basket” ketika ia melihat seorang pria tengah mendemostrasikan keahliannya

bermain basket. Berbeda dengan pandangan kebanyakan orang, ahli gerak membedakan

konsep bakat dan keterampilan, bakat umumnya ditentukan oleh genetis dan tidak bisa

dimodifikasi melalui latihan dan pengalaman. Sementara, keterampilan merupakan

kemampuan yang berkembang melalui proses latihan. Oleh karena itu, pada kasus diatas

ilmuwan mungkin akan mengatakan kalau pria tersebut memiliki keterampilan yang bagus

dalam bermain bola basket.

Seperti yang telah di jelaskan pada awal bab, bakat dianggap sebagai “peralatan” yang

dibawa sejak lahir. Analogi lain untuk bakat adalah komponen hardware komputer atau kartu

yang dimiliki seseorang saat bermain game. Komputer paling canggih di dunia sekalipun

tidak akan berguna tanpa software yang mampu memaksimalkan performa mesin.

Keterampilan merefleksikan kecakapan seseorang dalam menampilkan tugas tertentu.

Orang yang memiliki kemampuan yang tinggi untuk melakukan tugas tertentu dan

orang orang yang menghabiskan waktu berjam-jam untuk berlatih, biasanya mencapai tingkat

performa tertinggi. Misalnya, Peytom Manning, pendiri Amerika quarterback di universitas

tennessee dan pemain gelandang untuk Indianpolis Colts, memiliki kemampuan visual dan

perseptual yang sangat bagus, disamping itu ia juga menghabiskan waktunya untuk menonton

rekaman pertandingan guna mengidentifikasi pola gerakan lawan. Manning memiliki

kekuatan lengan yang bagus, dan ia juga menghabiskan banyak waktunya untuk melatih

keterampilan mengoper bola. Kemampuan mempelajari pola dan keterampilan mengoper

Page 9: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

yang dikembangkan Mannings, berkontribusi pada penampilannya sebagai seorang

gelandang yang hebat.

Kesimpulannya, tingkat keterampilan yang dapat dicapai manusia tergantung pada

kemampuan mereka menghadapi tugas dan kualitas serta kuantitas pengalaman latihan.

Untuk mengingat kembali beberapa perbedaan penting antara konsep bakat dan keterampilan

silahkan lihat tabel 2.2

Table 2.2 beberapa hal penting yang membedakan bakat dan keterampilan

Bakat Keterampilan

Warisan lahir Berkembang seiring latihan

Stabil dan bertahan Dimodifikasi oleh latihan

Jumlahnya sedikit Banyak

Mendasari penampilan berbagai keterampilan

yang berbeda

Berdasarkan subset kemampuan yang

berbeda

Bakat sebagai faktor pembatas penampilan

Para praktisi harus memperhatikan bahwasanya kemampuan seseorang mempengaruhi

tingkat keterampilan yang bisa mereka capai. Craig Wrisberg tidak akan pernah menjadi atlet

senam yang terampil serajin apapun ia berlatih, karena dia tidak memiliki bentuk tubuh yang

sesuai atau kemampuan perseptual dan motorik yang mendukung penampilan senam – karena

faktanya dia sudah terlalu tua. Begitu juga dengan orang yang buta warna, mereka tidak akan

pernah mampu mengidentifikasi warna bunga, orang yang jarinya lemah tidak akan merasa

nyaman memainkan gitar, dan orang dengan keseimbangan rendah tidak akan mudah berjalan

di atas tali.

Meskipun kemampuan seseorang dibatasi oleh tingkat kecakapan maksimalnya,

praktisi tidak bisa menentukan potensi pencapaian keterampilan seseorang hanya berdasarkan

Page 10: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

pada observasi di awal latihan saja. Nanti anda akan menemukan beberapa faktor yang

mempengaruhi peningkatan penampilan seseorang, termasuk kombinasi beberapa

kemampuan yang bisa berubah seiring dengan latihan. Kadang-kadang orang yang kurang

meyakinlan pada sesi awal latihan menjadi lebih terampil pada sesi selanjutnya.

Bagaimana Seorang Praktisi Memaknai konsep Kemampuan

Kemampuan bersifat tunggal dan menyeluruh

Awalnya kemampuan manusia dianggap sesuatu yang berwujud tunggal. Pendukung gagasan

ini percaya bahwa kemampuan umum inilah yang menjadi dasar dari semua kemampuan.

(Brace, 1927, McCloy 1934). Tidak mengejutkan jika konsep kemampuan gerak umum

menjadi populer seiring berkembangnya teori di bidang kognitif atau intelektual, yang

mengemukakan adanya kemampuan mental atau intelinjensi dan diukur dengan IQ.

Sekilas, konsep kemampuan gerak umum cukup masuk akal, karena hal ini konsisten

dengan observasi beberapa orang mengenai Charlie Breck, yang cukup sukses melakukan

beberapa tugas olahraga populer, sementara anak lainnya tidak. Bukankah masuk akal jika

kita menyimpulkan bahwa semua atlit harus memiliki kemampuan gerak umum yang bagus,

sementara orang biasa hanya memiliki sedikit kemampuan gerak umum?

Jika gagasan mengenai kemampuan gerak umum ini valid, lalu mengapa kita selalu

mengharapkan korelasi yang tinggi pada penampilan seseorang dalam dua tugas motorik

(lihat penelitian pada halaman 28 untuk lebih detail). Dengan kata lain, orang yang memiliki

kemampuan motorik umum tinggi seharusnya selalu menghasilkan penampilan yang bagus

pada kedua tugas gerak, sementara orang yang memiliki kemampuan motorik umum rendah

akan selalu menghasilkan penampilan yang rendah.

Namun hasil penelitian hanya memberikan sedikit dukungan terhadap gagasan

kemampuan motorik umum ini. Contoh yang sangat bagus untuk penelitian ini adalah studi

yang dilakukan oleh Drowatzky dan Zuccato (1967). Dalam studinya, Drowatzky dan

Page 11: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Zuccato menguji penampilan individu pada enam tugas keseimbangan yang berbeda.

Hubungan antara skor penampilan pada masing-masing tugas dapat di lihat pada table 2.3.

kita bisa melihat bahwa korelasi yang dihasilkan cukup rendah, dan korelasi tertinggi terdapat

pada penampilan bass stand dan sideward stand (r=.31).

Tabel 2.3 korelasi antara enam tes kesimbangan statis dan dinamis

Stork stand Diver`s

stand

Stick stand Sideward

stand

Bass stand balance

Stork stand _ .14 -.12 .26 .20 .03

Diver`s

stand

_ -.12 -.03 -.07 -.14

Sideward

stand

- -.04 .22 -.19

Bass stand - .31 .19

Balance - 18

-

Yang membuat hasil penelitian ini melemahkan gagasan kemampuan gerak umum adalah

tugas-tugas Drowatsky dan Zucccato menyertakan berbagai jenis aktivitas keseimbangan, dan

hanya melibatkan sedikit tugas motorik gerak. Berdasarkan penelitiannya ditemukan bahwa

tidak ada korelasi pada kemampuan keseimbangan. Namun, tugas keseimbangan yang

berbeda membutuhkan kemampuan terpisah untuk mengontrol postur tubuh. Kesimpulannya,

temuan dalam studi ini serta studi-studi lainnya (ex Fleishman dan Parker 1962, Lotter,

1960), tidak memberikan dukungan terhadap pendapat yang menyatakan bahwa kemampuan

gerak dikemas dalam kemampuan gerak umum yang berdiri sendiri. .

TUGAS ?

Page 12: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Seberapa miripkah dua buah tugas yang memerlukan subset kemampuan sama? Rangkinglah

masing masing tugas dibawah ini berdasarkan persamaan kemampuan yang dibutuhkan.

Pasangan tugas yang mendapat rangking pertama memiliki persamaan terbanyak, peringkat

ke 2 memiliki beberapa persamaan dan begitu seterusnya hingga rangking terakhir yang

memiliki paling sedikit persamaan kemampuan. Anda harus mampu menjelaskan satu atau

dua kemampuan yang sama dari pasangan tugas tersebut.

Rangking

- Pukulan smash dalam olahraga badminton dan tenis

- Gaya dada dan gaya punggung dalam renang

- Bola cepat dan dan slider pada permainan baseball

- Bermain biola dan saxophone

- Membelah kayu dengan kapak dan palu pada pembuatan pagar

- Mengendarai mobil dan pesawat

- Servis dan volley dalam olahraga tenis

- Menempatkan dan memukul bola golf

Kemampuan-kemampuan Khusus

Orang yang paling vokal menentang gagasan mengenai kemampuan gerak umum adalah

Franklin Hendry (lihat pada halaman 4). Hendry mengatakan bahwa sikap gerak tidak

berdasarkan pada kemampuan yang umum tapi berdasarkan pada berbagai jenis kemampuan

khusus yang tidak tergantung satu sama lain (Hendry, 1961, 1968). Hendry juga berpendapat

bahwa penampilan seseorang pada suatu tugas, tergantung pada sejumlah kemampuan, yang

beberapa diantaranya lebih penting dari kemampuan lainnya.

Menurut hipotesis spesifisitas Hendry, seorang juara tenis haruslah orang yang

mewarisi beberapa kemampuan yang diperlukan untuk bermain tenis. Akan tetapi, tidak ada

Page 13: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

jaminan kalau orang ini memiliki kemampuan yang baik dalam menyelam, karena

kemampuan menyelam berbeda sepenuhnya dari tenis. Kemungkinan orang ini memiliki

kemampuan menyelam rata-rata, tanpa keahlian khusus. Berdasarkan teori spesifisitas

Hendry, seharusnya tidak ada korelasi antara penampilan seseorang pada dua tugas, karena

kedua tugas tersebut membutuhkan kemampuan yang berbeda. Singkatnya, korelasi yang

didapatkan pada studi sebelumnya (lihat tabel 2.3) lebih banyak mendukung teori Hendry

(misalnya Drowatzky dan Zuccato, 1967; Fleishman & Parker, 1962) dari pada teori

kemampuan gerak umum.

Mengelompokkan berbagai jenis kemampuan

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, hipotesis Hendry menyatakan bahwa tidak

ada korelasi antara penampilan seseorang pada dua keterampilan yang berbeda. Akan tetapi,

banyak bukti yang menunjukkan bahwa meskipun korelasi yang ditemukan sangat rendah,

nilainya tetap lebih besar dari 0 (lihat kembali tabel 2.3). Temuan ini menyatakan bahwa ada

beberapa kemampuan umum yang mendasari penampilan tugas yang berbeda. Jika pendapat

ini benar, kemampuan yang seperti apa?

Salah satu jawaban yang mungkin untuk pertanyaan diatas muncul pada tahun 1950

hingga 1960-an, dalam serangkaian studi yang dilakukan oleh Edwin Fleishman dan

rekannya. Kelompok peneliti ini menguji penampilan sejumlah besar personil militer muda

Amerika dengan berbagai tugas motorik (Fleishman, 1964, 1965);Fleishman dan Bartlett,

1969). Kemudian, mereka menggunakan teknik statistik yang disebut analisis faktor untuk

mengidentifikasi beberapa kelompok kemampuan yang diperlukan untuk melaksanakan tugas

yang berbeda-beda.

Konsep kemampuan menurut Fleishman hampir sama dengan teori Hendry, yaitu

kemampuan tidak tergantung satu sama lainnya. Perbedaan antara teori Fleishman dan

Page 14: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Hendry adalah jumlah total kemampuan yang diujikan, jumlah kemampuan yang dilibatkan

dalam penampilan tugas, serta sejauh mana pengaruh sebuah kemampuan dalam penampilan

tugas yang berbeda. Dalam penelitian Fleishman, jumlah keseluruhan kemampuan dan

jumlah kemampuan yang dilibatkan dalam penampilan tugas lebih kecil daripada jumlah

yang diperhitungkan oleh Hendry. Fleishman juga berpendapat bahwa dua tugas yang

berbeda memerlukan beberapa kemampuan yang sama, terutama ketika persyaratan kedua

tugas sama. Hal ini dikarenakan definisi kemampuan yang di ajukan oleh Fleisman lebih

umum daripada Hendry

Fleishman (1964) membagi kemampuan menjadi dua kategori besar, yang disebut

kemampuan motorik dan kemampuan kecakapan fisik. Pengelompokkan ini disertai dengan

contoh jenis keterampilan, seperti yang terlihat pada gambar 2.3. Meskipun daftar ini

bermanfaat bagi ahli gerak, namun tabel ini harus diinterprestasikan dengan beberapa

pertimbangan, karena tabel ini didasarkan pada penampilan subjek remaja laki-laki , yang

memerlukan beberapa manipulasi alat saat berada pada posisi duduk. Oleh karena itu,

sampai saat ini masih belum jelas apakah kemampuan yang ditemukan dalam penelitian ini

akan muncul juga ketika diujikan pada subjek dan tugas lainnya.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Keeled dan rekannya (Keeled an Hawkins, 1982,

Keele, ivry dan Pokorny, 1987; Keele, Pokorny, Corcos dan Ivry, 1985) memunculkan

beberapa kemampuan tambahan untuk penelitian Flesihman (lihat gambar 2.4). Kemampuan

yang termasuk didalamnya adalah kooodinasi seperti laju gerakan ( yang diukur dengan

perekaman berulang-ulang), waktu gerak (diukur dengan rekaman waktu), waktu perseptual

(diukur berdasarkan kemampuan individu memutuskan waktu interval diantara kegiatan),

dan kekuatan kontrol (di ukur dengan menekan berbagai tombol gelombang dengan jari dan

tangan.

Page 15: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Poin penting dari penelitian Keele adalah ditemukannya konsistensi penampilan tugas

individu (misalnya, waktu penampilan yang sama ketika menggunakan jari, ibu jari,

pergelangan tangan, lengan dan kaki) serta perbedaan penampilan antar individu. Hasil ini

menyatakan pada kita bahwa kemampuan mengatur waktu bisa mempengaruhi penampilan

berbagai tugas. Pendapat ini memperoleh dukungan dari studi laboratorium yang

menunjukkan bahwa waktu penampilan seorang pianis lebih konsisten dibandingkan dengan

yang bukan pianis ( Williams, Wollacot dan Ivry, 1992).

Gambar 2.4 Faktor Koordinasi Umum yang Diidentifikasi oleh Keele dan Rekannya

KEMAMPUAN PERSEPTUAL DAN MOTORIK

Koordinasi anggota tubuh- kemampuan untuk mengkoodinasikan gerakan anggota tubuh

secara berkesinambungan. Kemampuan ini sangat diperlukan ketika melakukan servis tenis

dan bermain drum.

Ketepatan kontrol- kemampuan menyesuaikan gerak yang tinggi, terutama pada kelompok

otot besar yang terlibat. Contohnya tugas mengoperasikan buldozer atau mesin bergerak

lainnya yang memerlukan penempatan lengan dan kaki yang tepat.

Orientasi Respon- kemampuan memilih alternatif gerak dengan cepat. Misalnya tugas

mencetak gol dalam permainan hoki, dengan jenis pukulan yang tidak tentu.

Waktu Reaksi – waktu reaksi sangat penting dalam tugas yang memerlukan kecepatan

reaksi. Contohnya,start lari sprint 100 m.

Kontrol gerak – kemampuan menyesuaikan gerak untuk merespon perubahan kecepatan

objek atau target yang bergerak. Misalnya balap mobil dengan kecepatan tinggi serta dayung

Ketangkasan manual- kemampuan memanipulasi objek yang relatif besar dengan

menggunakan tangan dan lengan. Misalnya, mendribble bola basket.

Ketangkasan jari- kemampuan memanipulasi objek kecil. Contohnya menggunakan

menjarum dan makan spageti dengan sendok dan garpu.

Page 16: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Kesigapan tangan dan lengan- kemampuan untuk melakukan gerak lengan dan tangan

dengan tepat tanpa memerlukan kekuatan dan kecepatan. Pelayan yang sedang membawa

baki makanan dan membagi bagikan makanan pada pengunjung tanpa terjatuh merupakan

contoh ilustrasi untuk kemampuan ini.

Kecepatan pergelangan tangan- kemampuan menggerakkan pergelangan tangan dan jari

dengan akurasi yang diinginkan. Contonya bermain drum.

Tujuan- jenis kemampuan tingkat tinggi yang membutuhkan gerakan tangan yang akurat,

agar bisa mengenai target tertentu. Misalnya, melempar target dengan anak panah secara

cepat.

KEMAMPUAN KECAKAPAN FISIK

Daya ledak- kemampuan untuk menghasilkan energi maksimum dalam satu ledakan gerak.

Kekuatan daya ledak ini bermanfaat untuk kegiatan yang memerlukan proyeksi benda sejauh

mungkin. Selain itu daya ledak juga bermanfaat untuk memobilisasi tenaga melawan

gravitasi. Contoh tugas yang memerlukan kekuatan daya ledak adalah lempar galah, lompat

jauh, lari 100 m.

Kekuatan statis- penggunaan tenaga untuk mengangkat objek diam yang berat. Tugas yang

memerlukan kekuatan statis terdapat pada angkat berat, dsb.

Kekuatan dinamis- kemampuan untuk mengulangi, melanjutkan gerakan dan menyokong

berat tubuh. Misalnya, panjat dinding serta permainan cincin dalam olahraga senam.

Kekuatan batang tubuh- kekuatan dinamis yang dikhususkan pada batang tubuh dan otot

perut. Tugas yang memerlukan kekuatan batang tubuh adalah mengangkat kaki dan

berakrobat pada palang kuda.

Kelenturan- kemampuan untuk meregangkan tubuh dalam berbagai arah sejauh mungkin.

Contoh tugas yang memerlukan kelenturan tinggi adalah yoga.

Page 17: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Kelenturan Dinamis- kemampuan untuk mengulangi gerakan yang memerlukan kelenturan

otot. Penari balet dan pesenam membutuhkan kelenturan dinamis yang tinggi.

Keseimbangan tubuh kasar- kemampuan untuk menjaga keseimbangan seluruh tubuh

tanpa mengandalkan penglihatan. Misalnya, pemain sirkus yang sedang berjalan pada seutas

tali dengan mata tertutup.

Keseimbangan dengan bantuan visual- kemampuan untuk menjaga keseimbangan tubuh

dengan bantuan visual. Kemampuan ini sangat diperlukan oleh pesenam yang menampilkan

akrobat pada tongkat keseimbangan.

Kecepatan gerak tubuh- kemampuan menggerakan tangan dan kaki dengan cepat, tanpa

adanya stimulus reaksi, untuk meminimalkan waktu gerak. Misalnya, melempar bola basebal

dengan cepat atau menggerakkan kaki dengan cepat saat melakukan tap dance.

Koordinasi tubuh besar- kemampuan untuk menampilkan sejumlah gerakan yang rumit

secara berkesinambungan. Kemampuan ini dibutuhkan oleh pemain hoki es yang harus

meluncur dan memegang stick pada waktu bersamaan.

Stamina- kemampuan untuk menjaga daya tahan tubuh ( daya tahan kardiovaskuler) dalam

waktu yang lama. Stamina sangat diperlukan oleh pelari jarak jauh dan pembalap sepeda.

Laju gerak- sama dengan teori Fleishman mengenai kecepatan tubuh, laju gerak sering

digunakan pada situasi yang membutuhkan serangkaian gerak dengan kecepatan maksimum.

Misalnya, kemampuan mengetik pada keyboard.

Waktu gerak- kemampuan memperhitungkan waktu gerak dengan akurat. Misalnya,

megendarai mobil di jalanan yang macet, melangkah pada eskalator yang sedang bergerak

serta bermain drum.

Waktu persepsi – tugas- tugas yang memerlukan perhitungan waktu untuk persepsi gerak.

Misalnya, menghitung waktu gerak rekan dalam dansa berpasangan atau menentukan

kecepatan objek bergerak.

Page 18: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Kontrol tenaga – kemampuan untuk mengontrol tenaga sangat penting untuk mendapatkan

hasil yang diinginkan. Misalnya, perubahan mood atau tekanan saat bermain piano dan

olahraga lainnya seperti billiard, senam lantai, skating, dll.

Kemampuan dalam pengaturan waktu tidak berlaku untuk semua tugas

Seorang peneliti bernama Robertson (1999) baru baru ini menemukan bahwa proses

pengaturan waktu tidak berlaku untuk semua tugas motorik, tetapi kemampuan mengatur

waktu tergantung pada tugas yang diberikan. Dalam beberapa eksperimen, peneliti

menemukan korelasi yang rendah antara penampilan seseorang dalam tugas mengetik dengan

tugas menggambar. Mereka mengatakan bahwa jenis pemrosesan waktu yang berbeda

muncul pada tugas yang berbeda. Misalnya, tugas mengetik yang memerlukan kemampuan

pengaturan waktu umum ( karena peserta harus mampu memprediksi interval waktu), sangat

bergantung pada waktu pemrosesan. Lain halnya dengan waktu yang dibutuhkan untuk

proses menghasilkan gambar. Peliti menegaskan bahwa hasil eksperimen ini mendukung

gagasan mengenai kemampuan pengaturan waktu umum untuk menyelesaikan satu jenis

tugas (Franz, Zelaznik, dan Smith, 1992, Ivry dan Hazeltine, 1995, Keeled an Ivry 1987) dan

bukan untuk kedua tugas( spencer, Zelaznik, Diedrichsen dan Ivry 2003 untuk fakta

neuropsikologi). Hasil studi yang diambil secara bersamaan ini menentang hipotesis tentang

spesifikasi kemampuan gerak dan proses pengaturan waktu untuk menghasilkan gerak (Ivry

dan Hazeltine, 1995). Sebenarnya, kemampuan untuk mengatur waktu memiliki komponen

khusus dan umum (Robeertson, Lantero dan Zelaznik, 1997).

Berapa banyak pengelompokan kemampuan yang harus ada?

Kita mengetahui bahwa Flesihman dan Keele telah menguji penampilan koordinasi

gerak tubuh dalam dunia nyata. Namun, sampai semua gerakan tersebut dipelajari secara

Page 19: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

sistematik, kita hanya bisa menebak berapa panjang daftar pengelompokan kemampuan

yang harus ada.

Apa yang harus kita ketahui tentang kemampuan manusia?

Teori teori mengenai hakekat kemampuan gerak memberikan beberapa masukan bagi

para praktisi gerak. Pertama, mereka harus menyadari bahwa orang-orang memiliki pola

kemampuan yang berbeda. Kedua, mereka harus menyadari bahwa pola kemampuan

seseorang akan memfasilitasi penampilannya dalam suatu tugas. Para praktisi juga harus

memahami bahwa pola kemampuan individu hanya merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi penampilan keseluruhan individu. Pada paragraf berikut ini, kita akan

mendiskusikan beberapa konsep mengenai kemampuan manusia.

Setiap individu memiliki pola kemampuan yang berbeda

Praktisi harus mempertimbangkan perbedaan kemampuan pada individu dan berusaha

mengidentifikasi pola perbedaan tersebut sebelum memberikan bantuan pembelajaran.

Misalnya, pelatih tenis yang sedang melatih dua pemain harus menyadari kalau salah satu

pemainnya lebih konsisten dalam memukul bola, sementara pemain yang satunya lagi lebih

unggul dalam penguasaan lapangan. Berdasarkan pengamatan tersebut, pelatih akan membuat

rancangan latihan yang memungkinkan setiap pemain mengembangkan kelebihannya.

Untuk pemain pertama, pola kemampuan yang dilatih bisa berupa kecepatan gerak,

waktu reaksi, kemampuan perseptual, waktu gerak serta kontrol tenaga. Semua kemampuan

ini terpisah dan berdiri sendiri. Gabungan beberapa kemampuan bisa memberikan banyak

atau sedikit pengaruh terhadap kontrol raket dalam beragam situasi. Misalnya, waktu reaksi

dan kecepatan gerak tubuh lebih dibutuhkan saat bola mendekat dengan kecepatan tinggi.

Sedangkan kemampuan perseptual dan pengaturan waktu lebih diperlukan ketika bola

mendekat dengan kecepatan bervariasi.

Page 20: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Untuk pemain kedua, pola kemampuan yang dibutuhkan adalah waktu reaksi,

orientasi (arah) respon, kecepatan gerak tubuh dan daya ledak. Kita mengetahui bahwa

masing-masing kemampuan tersebut memerlukan aksi yang cepat. Namun, setiap

kemampuan mewakili cara menghasilkan gerak cepat yang berbeda. Untuk menentukan

kemampuan apa yang dibutuhkan pemain untuk menguasai lapangan, pelatih harus

mengidentifikasi kapan pemain akan melakukan gerakan tersebut. Jika pemain lebih sering

melakukan gerakan berlari untuk mengembalikan pukulan, maka pelatih bisa menyimpulkan

bahwa pemain memerlukan kecepatan gerak tubuh dan daya ledak.

Pola Kemampuan Tertentu dapat Memfasilitasi Penampilan Individu dalam Berbagai

Tugas

Praktisi yang mampu memperhitungkan pola kemampuan seseorang bisa

mempertimbangkan kegiatan yang cocok untuk individu. Setelah itu, ia bisa memberikan

bantuan sesuai dengan kebutuhan individu yang sedang ditanganinya. Biasanya praktisi atau

guru akan menciptakan pengalaman latihan yang menantang orang-orang untuk melatih

aspek –aspek yang belum dikuasai siswa.

Kebanyakan orang telah mengetahui kegiatan yang cocok dengan kemampuannya.

Kesimpulan ini diperoleh dari pengalaman mengerjakan berbagai jenis tugas, ada tugas yang

bisa dikerjakan dengan mudah, dan ada yang memerlukan perjuangan keras. Karena orang

orang lebih menyukai kesuksesan dibandingkan kegagalan, mereka cenderung mengulang

kegiatan yang telah mereka kuasai. Dalam kasus pemain tenis yang digambarkan pada

halaman 38, pemain pertama menunjukan kontrol raket yang lebih baik, sementara pemain

kedua memiliki penguasaan lapangan yang baik. Untuk menjadi pemain yang sempurna,

masing-masing pemain harus melatih kekurangan kekurangan yang mereka miliki.

Sementara itu, tantangan bagi praktisi atau instruktur adalah menemukan cara kreatif untuk

mengatasi kelemahan siswanya dan tidak mengulang-ulang aspek yang sudah mereka kuasai.

Page 21: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Kemampuan Hanyalah Salah Satu Faktor yang Mempengaruhi Penampilan

Keseluruhan individu.

Kemampuan merupakan salah satu bagian penting dari penampilan manusia, tetapi

bukan satu-satunya faktor yang berkontribusi terhadap penampilan seseorang. Faktor lain

yang mempengaruhi penampilan seseorang adalah jenis dan jumlah pengalaman gerak,

konfigurasi tubuh dan berbagai karakteristik pribadi.

Semenjak usia dini, beberapa anak memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk

berpatisipasi dalam akitivitas gerak dibanding anak lainnya. Anak yang orang tuanya

menyukai olahraga atau bentuk kegiatan lainnya cenderung terekspos pada berbagai bentuk

gerak. Konsekuensinya, anak memiliki pengalaman gerak yang beragam serta kesempatan

untuk mengulang berbagai gerakan. Saat keterampilan anak semakin meningkat, mereka

cenderung bergabung dengan kelompok anak yang memiliki keterampilan sama (seperti olah

raga, musik atau kelompok tari), sehingga anak memiliki kesempatan tambahan untuk

memperkaya pengalamannya. Anak yang tidak terpapar dengan aktivitas gerak semenjak

dini, tidak memiliki banyak pengalaman dan menunjukkan keterampilan yang rendah.

Kenyataan ini sering memberikan bias bagi para peneliti yang beranggapan bahwa anak anak

ini tidak memiliki kemampuan gerak yang memadai.

Konfigurasi tubuh adalah faktor lain yang dapat mempengaruhi penampilan

seseorang. Anak yang memiliki tubuh lebih besar, kuat dan matang lebih awal memperoleh

keuntungan saat menampilkan sejumlah keterampilan fisik. Akibatnya, para peneliti

berasumsi bahwa anak ini memiliki rentang kemampuan gerak yang lebih luas dibandingkan

anak-anak yang lebih kecil, lemah dan belum fisiknya. Konfigurasi tubuh juga

mempengaruhi penampilan orang dewasa dalam berbagai kegiatan, seperti bermain bola

basket, balet senam, dan menyelam.

Page 22: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Faktor lain yang juga berkontribusi pada penampilan individu adalah karakteristik

pribadi. Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda, baik dalam hal motivasi,

persaingan, pengambilan resiko dan kekuatan. Oleh karena itu, beberapa individu mungkin

menunjukkan penampilan motorik yang lebih baik karena mereka memiliki karakter pribadi

yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan.

Bagaimana kontribusi kemampuan individu terhadap keterampilannya: Analogi Kotak

Perkakas

Sebuah analogi yang dapat membantu para praktisi untuk menentukan peran

kemampuan terhadap penampilan motorik adalah kotak perkakas . Ketika manusia lahir, dia

mewarisi seperangkat kemampuan. Kemampuan tersebut digunakan untuk melakukan

berbagai tugas dalam hidup. Perbedaan kemampuan dalam “kotak perkakas” ibarat

perbedaan peralatan yang digunakan oleh tukang untuk menyelesaikan bangunan ( misalnya

memasang kran, membuat kerangka pintu dan jendela, memasang batu bata). Setiap

kemampuan berperan dalam mencapai tujuan tertentu ( mengkoordinasikan anggota tubuh

dalam waktu bersamaan atau merespon stimulus tunggal dengan cepat). Keterampilan gerak

atau tugas tertentu memerlukan seperangkat kemampuan khusus dan orang-orang

menggunakan kombinasi kemampuan yang berbeda untuk berbagai tugas.

Kemampuan Motorik

Waktureaksi

Kecepatan gerak tubuh

Orientasi (arah) respon

Kecakapan fisik

Koodinasi anggota tubuh

Ketangkasan manual

Ketangkasan jari

Page 23: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Gambar 2.5 hubungan antara berbagai kemampuan motorik dan keterampilan gerak

yang dipilih

Pada bagian atas dari diagram gambar 2.5, kita bisa melihat beberapa kemampuan

yang diambil dari gambar 2.3. Gambar pada bagian bawah merupakan daftar keterampilan

gerak yang telah dipilih yang bisa saja relevan atau tidak dengan kemampuan yang ada pada

gambar 2.3.. Untuk dua keterampilan, yaitu balap mobil dan pemain belakang dalam

American Football, kami menggarisbawahi beberapa kemampuan yang diperlukan untuk

penampilan keterampilan tersebut. Ingatlah bahwa balap mobil membutuhkan pola

kemampuan yang berbeda dari posisi pemain belakang. Akan tetapi, tugas balap mobil dan

pemain belakang memiliki sedikitnya satu persamaan kemampuan (misalnya, waktu reaksi).

Gambar 2.5 mengilustrasikan 2 poin penting, pertama keterampilan yang berbeda

membutuhkan kombinasi kemampuan yang berbeda pula. Kedua, keterampilan yang berbeda

bisa menggunakan satu atau lebih kemampuan yang sama.

Aspek lain dari analogi kotak perkakas adalah kualitas atau perbedaan tingkat

kemampuan. Pola kekuatan atau kemampuan seseorang dapat mempengaruhi penyelesaian

tugas yang ia kerjakan. Mereka yang memiliki kemampuan memadai untuk melakukan tugas

tertentu ( misalnya kecepatan tangan serta ketepatan waktu untuk bermain seruling),

diharapkan memberikan penampilan yang lebih baik, dibandingkan mereka yang miliki

kemampuan lebih rendah.

Kesuksesan sebuah Penampilan merupakan Kombinasi dari Beberapa Faktor.

Pemain belakang

sprinter

pegulat

Penyelam/penerjun

penembak Pemain bowling

Pemain bola basket

Pemain baseballPembalap

mobil

pesenam Pemanah

Page 24: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Guru dan instruktur perlu menyadari bahwa perbedaan penampilan individu disebabkan oleh

perbedaan kemampuan motoriknya. Ilustrasi mengenai poin ini dapat kita temukan dalam

study yang dilakukan oleh Deshaies, Partman, dan Thiffault (1979). Mereka berusaha

menentukan sejauh mana ke 14 variabel yang mewakili psikologi antropometrik, psikologi

dan faktor keterampilan motorik berhubungan dengan penampilan 116 pemain hoki es

junior Queebec dengan umur antara 16-17 tahun. Peneliti menemukan bahwa kombinasi dari

keempat variabel, yaitu kecepatan berseluncur ke arah depan, motivasi, kecepatan persepsi,

visual dan kekuatan anaerob, membedakan antara pemain berketrampilan tinggi dengan

pemain yang berketerampilan rendah. Jika kita mengamati keempat variabel ini lebih

seksama, kita bisa menarik kesimpulan bahwa penampilan hoki yang hebat merupakan

gabungan dari kemampuan persepsi dan motorik, motivasi dan tugas keterampilan khusus.

Dengan menggunakan pendekatan yang sama, Landers, Boutcher, dan Wang (1986)

menemukan bahwa variabel kekuatan kaki, waktu reaksi, ketajaman persepsi, bentuk tubuh,

penggunaaan daya imaginasi, percaya diri dan fokus pada kesalahan masa lalu, memberikan

perbedaan pada tembakan pemanah.

Bagaimana Praktisi Menggunakan konsep Kemampuan dalam pembelajaran?

Sejauh ini kita telah mengetahui konsep perbedaan individu dan kemampuan motorik.

Kami juga telah menyajikan interpretasi terbaik untuk setiap konsep, serta memberikan

beberapa masukan yang harus dipertimbangkan oleh para praktisi, dalam menganalisa

pengaruh kemampuan terhadap penampilan. Sekarang kita akan membahas beberapa cara

yang bisa dilakukan para praktisi untuk membantu orang orang yang sedang mempelajari

keterampilan. Aplikasi konsep ini terdiri dari klasifikasi keterampilan, analisis tugas, dan

prediksi keberhasilan penampilan seseorang dimasa mendatang.

Klasifikasi Keterampilan dan Analisis Tugas

Page 25: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Pada bab 1 kita telah mendiskusikan beberapa sistem klasifikasi keterampilan

( misalnya, keterampilan terbuka vs keterampilan tertutup). Cara lain untuk

mengklasifikasikan tugas adalah dengan menganalisa berbagai komponen dan kebutuhan

tugas, kemudian mempertimbangkan jenis kemampuan yang diperlukan untuk tugas. Dengan

menggunakan pendekatan analisis tugas, para praktisi bisa menentukan komponen apa yang

menjadi fokus pembelajaran. Anda bisa menemukan pembahasan yang lebih detail mengenai

metode analisis tugas pada penelitian dihalaman 41.

Para praktisi yang mengklasifikasikan keterampilan dengan cara analisis tugas bisa

menggunakan cara formal maupun informal. Dengan cara informal, guru, pelatih serta terapis

bisa membuat perkiraan mengenai komponen tugas dan kemampuan berdasarkan

pengetahuan dan pengalamannya. Jika mereka tidak memiliki pemahaman mendalam

mengenai tugas, mereka bisa mencoba saran dari orang yang ahli di bidangnya.

Akan tetapi, para praktisi juga harus memperhatikan kemungkinan, bahwa pemain

atau atlet yang sangat terampil sekalipun tidak selalu memperhatikan cara mereka melakukan

tugasnya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya proses yang terjadi selama penampilan tugas.

Salah satu contohnya bisa kita lihat dari study Polanyi (1958), yang menemukan bahwa juara

balap sepeda tidak dapat menjelaskan prinsip-prinsip keseimbangan saat bersepeda.

Pendapat para ahli terkadang tidak konsisten dengan temuan penelitian. Misalnya,

baru baru ini pemukul baseball terbaik, Ted William, mengatakan bahwa ia mampu melihat

bayangan rotasi bola hingga momen pemukul bersentuhan langsung dengan bola. (William

dan Undeerwood, 1988). Pendapat ini bertentangan dengan bukti ilmiah mengenai banyaknya

informasi visual – waktu pemrosesan – dan kecepatan gerak mata. Pada kasus seperti ini,

praktisi harus berhati hati dalam menggunakan pendapat atau komentar para ahli.

Pendekatan yang lebih formal mengenai analisis tugas melibatkan penggunaan

flowchart dan beberapa kuesioner sederhana. Dengan instrument seperti ini, para praktisi bisa

Page 26: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

mengumpulkan respon dari atlet dengan cara yang lebih sistematik dan dapat dipercaya

ketimbang memberikan pertanyaan “apa yang sedang kamu fikirkan.” Metode flowchart

telah digunakan secara efektif di bidang militer dan industri dan memiliki potensi yang bagus

untuk diterapkan pada berbagai bidang.

Contoh modifikasi flowchart yang dikembangkan oleh Fleishman dan Stephenson

(1970) ditunjukkan oleh gambar 2.6. Dengan menggunakan chart ini, guru bisa meminta atlet

untuk mulai pada “start”, lalu menjawab pertanyaan dengan jawaban ya/tidak secara

berurutan.

Yes

No

Yes

No No

Start

Apakah kecepatan diperlukan dalam tugas?

Apakah anda memerlukan akuransi saat melakukan penyesuaian ?

Apakah anda diharuskan memilih antara rangsangan dan respon? Yes

Apakah anda memerlukan perubahan laju respon?

Apakah tugas memerlukan penyesuaian otot kecil?

Apakah tugas melibatkan kontrol yang harus dimanipulasi secara berkesinambungan?

kontrol

Kecepatan gerak lengan

ketepatan kontrol

Page 27: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

keluar

Contoh yang ditunjukkan pada gambar diawali dengan pertanyaan yang berhubungan dengan

kecepatan selama penampilan tugas, jika atlet atau pemain merasa kecepatan bukanlah hal

utama, maka pertanyaan berakhir. Tetapi jika atlet merasa kecepatan sangat diperlukan untuk

penampilan tugas, maka pertanyaan akan berlanjut. Panjangnya rangkaian pertanyaan

tergantung dari jawaban atlet.

Prediksi kesuksesan penampilan individu dimasa mendatang

Anda mungkin memikirkan cara lain yang bisa digunakan para praktisi, untuk memprediksi

keberhasilan seseorang dimasa mendatang berdasarkan kemampuan dominan yang dimiliki

subjek. Prediksi prediksi seperti ini telah menjadi bagian dalam berbagai aspek kehidupan.

Misalnya, perusahan asuransi berusaha memprediksi kemungkinan kliennya mendapatkan

kecelakaan mobil berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis mobil, dan rekaman perjalanan.

Dalam dunia industri, seorang direktur berusaha memprediksi beberapa pelamar yang akan

meraih kesuksesan setelah mendapatkan training dan pengalaman kerja. Dalam bidang

olahraga, seorang pelatih berusaha memprediksi peserta mana yang bisa menjadi atlit

berkualitas dimasa mendatang. Dalam dunia rehabilitasi, terapis mengevalusi pasiennya

untuk memprediksi hasil, tujuan serta lamanya waktu terapi.

Salah satu faktor yang harus diperhatikan oleh praktisi gerak sebelum memprediksi

penampilan keterampilan seseorang dimasa depan adalah fakta bahwa kemampuan seseorang

mengalami perubahan selama pembelajaran dan latihan. Untuk pemula, ada beberapa hal

yang harus dipertimbangan, yaitu melatih mental untuk menentukan apa yang akan

Apakah anda memerlukan gerakan lengan?

Waktu reaksi sederhana

Koordinasi anggota tubuh

Page 28: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

dilakukan, mengingat gerakan selanjutnya, memperhatikan perintah, aturan dan strategi. Oleh

karena itu, orang yang memiliki kemampuan menyeesaikan masalah dengan baik, bisa

memberikan penampilan yang baik diawal latihan. Namun, dengan pengalaman semua orang

akan mempelajari bagian intelektual tugas, sehingga keuntungan dari kemampuan

menyelesaikan masalah berkurang dan digantikan oleh kemampuan untuk memproduksi

gerakan ( misalnya daya ledak, ketangkasan manual).

Mari kita ambil satu contoh kegiatan, yaitu soccer. Misalkan kita telah mengetahui

kemampuan yang diperlukan untuk pemain pemula dan profesional. Hipotesis subset

kemampuan yang dibutuhkan pada level pemula ditunjukan pada gambar 2.7. Dengan latihan,

pola kemampuan pemain berubah secara bertahap. Seperti yang terlihat pada sisi kanan

gambar 2.7, kemampuan yang diperlukan oleh pemain profesional adalah A,B,C,D dan E.

Perhatikan bahwa 2 kemampuan, yakni A dan B sangat penting untuk pemain pemula dan

profesional. Namun, 2 kemampuan lain yaitu F dan C, menjadi kurang dibutuhkan dan

digantikan oleh D dan E, yang sebelumnya tidak begitu diperlukan di awal latihan. Mungkin

kemampuan F dan C adalah kemampuan menyelesaikan masalah, yang tidak begitu

diperlukan lagi setelah pemain memiliki cukup pengalaman latihan. Kemampuan lain yang

diperlukan seseorang untuk penampilan adalah G dan H, namun tidak begitu diperlukan

untuk soccer.

Mungkin anda mulai melihat bahwa masalahnya berhubungan dengan penampilan

seseorang pada tahap awal latihan. Singkatnya, seseorang mungkin memiliki tingkat

kemampuan yang tinggi, sehingga penampilannya pada awal latihan sangat baik – tapi hanya

ada sedikit cara untuk mengetahui apakah seseorang memiliki tingkat kemampuan yang sama

untuk latihan selanjutnya.

Untuk melihat masalah ini dalam dunia nyata, perhatikan situasi umum pada olahraga

remaja, dimana sekelompok besar remaja berlatih untuk tim atau kegiatan tertentu. Setelah

Page 29: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

sesi penjelasan singkat, pelatih memberitahukan siapa saja yang terpilih untuk bergabung

dalam tim. Pelatih kemudian mengucapkan terimakasih pada peserta lain dan mengundang

mereka untuk mengikuti seleksi kembali tahun depan. Keputusan pelatih tersebut berdampak

dikeluarkannya beberapa pemain lama dalam tim, dalam hal ini pelatih sering membuat

kesalahan dengan mengeluarkan beberapa orang yang memiliki potensi untuk menjadi

pemain hebat. Berdasarkan gambar 2.7, anggaplah bahwa pemain yang berhasil selama try

out adalah anak yang memiliki kemampuan A, B, F dan C sangat tinggi. Setelah latihan yang

keras, pemain ini tidak bisa menjadi pemain yang lebih terampil jika mereka tidak memiliki

kemampuan D dan E yang bagus.

Solusi terbaik untuk masalah ini adalah dengan memberikan kesempatan untuk

berpartisipasi kepada siswa sebanyak mungkin, sehingga setiap siswa bisa mencapai tingkat

kecakapan tertinggi. Pemain pemain yang memiliki kecakapan tinggi dan relatif stabil

dievaluasi, kemudian pelatih bisa menyeleksi mereka dengan lebih percaya diri. Biasanya

peserta yang kurang terampil memutuskan bahwa kegiatan tersebut tidak cocok untuk

mereka. Keputusan ini hanya memberikan sedikit dampak terhadap kepercayaan diri anak,

karena mereka menyadari bahwa kemampuannya tidak memadai untuk penampilan yang

bagus.

Untuk beberapa alasan, memprediksi keberhasilan seseorang dimasa mendatang

merupakan hal yang cukup sulit. Pertama, pola kemampuan yang mendasari keberhasilan

penampilan suatu tugas belum terlalu dipahami. Pelatih dan instruktur biasanya memiliki

insting terhadap karakteristik bawaan yang diperlukan untuk penampilan tugas, misalnya,

untuk berkecimpung di dunia senam, seseorang harus memiliki tubuh yang kuat dan fleksibel.

Namun, kemampuan memprediksi ibarat bermain tebak-tebakan. Para praktisi mengalami

kesulitan untuk menentukan semua kemampuan yang diperlukan untuk menampilkan suatu

tugas. Pada akhirnya, praktisipun tidak memiliki pemahaman seutuhnya mengenai

kemampuan ( misalnya, apa yang dimaksud dengan kecepatan?) dan mengalami kesulitan

dalam mengukur kemampuan tersebut.

Kesimpulan

setiap manusia berbeda-beda dalam berbagai hal. Banyak faktor yang membuat manusia

berbeda, misalnya bakat yang didefinisikan sebagai sesuatu yang bersifat genetis dan stabil.

Page 30: BAB VII Translet Rika (Perbedaan Individu Dan Kemampuan Motorik)

Konsep bakat berbeda dengan keterampilan. Keterampilan berhubungan dengan kecakapan

seseorang dalam sebuah tugas. Beberapa teori mengenai kemampuan meliputi, konsep

kemampuan gerak umum, hipotesis spesifisitas dan konsep kemampuan dasar. Konsep

terakhir memiliki dukungan ilmiah yang luas

Para praktisi bisa menggunakan konsep kemampuan untuk mengelompokkan tugas

berdasarkan kemampuan kemampuan yang dibutuhkan untuk penampilan tugas. Pertama,

praktisi melakukan analisis tugas untuk menentukan kebutuhan tugas, lalu mengidentifikasi

kemampuan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan tugas. Setelah dilakukan analisis,

praktisi mendesain pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan

kemampuan dominannya dan meningkatkan kemampuan yang masih rendah.

Praktisi tidak boleh membuat kesimpulan berdasarkan penampilan pada tahap awal latihan

karena

Pola kemampuan berubah dengan latihan, sehingga mereka yang bagus

penampilannya diawal latihan belum tentu bagus pada latihan berikutnya.

Pola kemampuan yang dibutuhkan untuk keberhasilan penampilan sangat banyak dan

belum dipahami sepenuhnya.

Meskipun kita telah mengetahui kemampuan kemampuan yang relevan dengan

penampilan tugas, kita akan mengalami kendala dalam pengukurannya.