(tqm) pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

Upload: march-danny

Post on 05-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/2/2019 (TQM) Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah

    1/9

    Modul Pengantar Manajemen

    PERTEMUAN #5

    PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    Dosen

    Arief Bowo PK,SE.,MM

    PROGRAM KELAS KHUSUS KARYAWANUNIVERSITAS MERCU BUANA

    JAKARTA2008

  • 8/2/2019 (TQM) Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah

    2/9

    TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM MODUL 5:

    1. Setelah mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa memahami pengertian

    pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.2. Mahasiswa dapat memahami tipe-tipe keputusan, yang terprogram maupun yang

    tidak terprogram.

    3. Mahasiswa dapat menjelaskan tahapan-tahapan pengambilan keputusan

    rasional.

    4. Mahasiswa memahami bagaimana keterlibatan bawahan dalam pembuatan

    keputusan, serta apa kelebihan dan kelemahan dari pembuatan keputusan yang

    dibuat secara bersama.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MMPENGANTAR MANAJEMEN

  • 8/2/2019 (TQM) Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah

    3/9

    PEMECAHAN MASALAH DAN

    PENGAMBILAN KEPUTUSAN

    Pendahuluan

    Pengambilan keputusan (decision making) merupakan bagian kunci dari

    kegiatan manajer. Akan tetapi, pengambilan keputusan khususnya memainkan peran

    penting bila manajer terlibat dalam perencanaan. Dalam suatu proses perencanaan,

    para manajer memutuskan masalah-masalah seperti apa tujuan organisasi, kesempatan

    apa yang akan digunakan, siapa yang akan mengerjakan setiap tugas yang diperlukan.

    Keseluruhan proses perencanaan melibatkan para manajer dalam suatu rangkaian

    situasi pengambilan keputusan yang berkesinambungan.

    Beberapa pengertian tentang pengambilan keputusan adalah sama diantaranya

    menurut Stoner (1996) pengambilan keputusan menggambarkan proses yang

    digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai cara pemecahan masalah. Kemudian

    menurut Chuck Williams (2001)pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu

    pemecahan masalah dari beberapa alternatif yang tersedia. Menurut T. Hani Handoko

    (1999)pengambilan keputusan didefinisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatanuntuk mencapai hasil yang diinginkan.

    Pengambilan Keputusan

    Penemuan masalah Penentuan

    Pilihan

    Pemecahan Masalah

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MMPENGANTAR MANAJEMEN

    Kegiatan yangmenyangkut

    penentuan

    adanya dan

    pentingnya

    masalah

    Kegiatan yangmenyangkut

    pengenalan,

    perumusan, dan

    diagnosa

    masalah

    Kegiatan yangmenyangkut

    pencarian

    pemecahan-

    pemecahan

    alternatif

    Kegiatan yangmenyangkut

    pengevaluasian

    dan pemilihan di

    antara

    pemecahan

    pemecahan

    alternatif

    Kegiatan yangmenyangkut

    implementasi

    pemecahan yang

    telah dipilih

  • 8/2/2019 (TQM) Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah

    4/9

    Gambar 1. Penemuan masalah, Penentuan Pilihan, Pengambilan Keputusan dan

    Pemecahan Masalah

    George P. Huber membedakanpengambilan keputusan dari penentuan pilihan(choice making) dan dari pemecahan masalah (problem solving). Penentuan pilihan

    mengacu pada seperangkat kegiatan yang sempit yang terlibat dalam pemilihan suatu

    pilihan dari seperangkat pilihan alternatif. Jadi, penentuan pilihan merupakan satu sisi

    dari pengambilan keputusan. Pemecahan masalah mengacu pada masalah yang lebih

    luas yang terlibat dalam penemuan dan implementasi tindakan untuk memperbaiki

    situasi yang tidak memuaskan. Penemuan masalah (probleim finding) mengacu pada

    proses pengenalan masalah dan pengambilan keputusan untuk mencoba memecahkan

    masalah tersebut. Penemuan masalah sebagai dasar bagi keputusan manajerial yang

    efektif.

    Tipe Keputusan

    Dalam pembuatan keputusan para manajer harus berhati-hati dan memilih keputusan

    yang paling rasional dan paling sesuai dengan kebutuhan yang ada. Berbagai jenis

    keputusan adalah sebagai berikut:

    1. Keputusan terprogram

    2. Keputusan tidak terprogram

    3. Keputusan dengan kepastian, resiko, dan ketidakpastian.

    Keputusan terprogram (programmed decision) adalah keputusan yang diambil

    berdasarkan kebiasaan, peraturan, atau prosedur. Keputusan terprogram ini biasanya

    diperlukan untuk berbagai masalah yang sering terjadi berulang-ulang dan rutin, seperti

    pengambilan keputusan pembayaran gaji seorang karyawan baru dan keputusan

    tentang berapa banyak persediaan yang harus dipertahankan untuk suatu produk.

    Sebaliknya keputusan tidak terprogram (non programmed decision) adalah keputusan

    untuk menghadapi masalah yang unik atau khusus. Bila suatu masalah tidak cukup

    sering terjadi sehingga memerlukan perlakuan khusus, maka masalah itu harus

    ditangani dengan keputusan yang tidak terprogram, seperti apa yang harus dilakukan

    atas suatu produk yang gagal, bagaimana memperbaiki hubungan dengan masyarakat,

    bagaimana menghadapi pesaing yang baru memasuki pasar.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MMPENGANTAR MANAJEMEN

  • 8/2/2019 (TQM) Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah

    5/9

    Jika seorang manajer makin naik posisinya dalam tingkatan manajemen, maka

    kemampuannya untuk mengambil keputusan tidak terprogram menjadi semakin penting

    karena semakin banyak keputusan tidak terprogram yang harus diambil. Oleh karena

    itu, sebagian besar program pengembangan manajemen mencoba memperbaiki

    kemampuan manajer dalam mengambil keputusan tidak terprogram.Dalam kondisi kepastian kita mengetahui apa yang akan terjadi pada waktu yang

    akan datang. Dalam kondisi ini tersedia informasi yang akurat, dapat diukur, dan andal

    untuk dipakai sebagai dasar keputusan. Pengambilan keputusan dalam kondisi ini dapat

    dilakukan relatif mudah, karena data yang tersedia mengenai kondisi yang akan datang

    dapat diprediksikan, sehingga manajer dapat mengambil keputusan lebih cepat dan

    tepat. Misalnya kondisi lingkungan eksternal yang relatif stabil dari tahun ke tahun dalam

    jangka waktu 5 tahun terakhir akan mempermudah para manajer dalam mengambil

    keputusan bisnisnya.

    Dalam resiko kita mengertahui besarnya kemungkinan dari setiap hasil yang

    diharapkan. Jika prediktabilitas lebih rendah, maka terdapat kondisi resiko. Informasi

    yang lengkap tidak tersedia, tetapi kita mempunyai suatu gambaran yang baik tentang

    probabilitas hasil-hasil tertentu.

    Dalam kondisi ketidakpastian sangat sedikit hal yang diketahui. Kondisi

    ketidakpastian pada umumnya menyertai keputusan kita yang sangat penting dan

    sangat menarik, misalnya keputusan pembukaan usaha baru secara internasional di

    suatu negara yang belum diketahui kebiasaan dan kebudayaannya.

    Ambiguitas. Ambiguitas (ambiguity) memiliki arti bahwa sasaran-sasaran yang harus

    diraih atau masalah yang harus diselesaikan tidak jelas, alternatif-alternatif sulit

    didefinisikan, dan informasi mengenai hasil yang diharapkan tidak tersedia. Ambiguitas

    juga disebut sebagai masalah keputusan yang hebat. Masalah-masalah besar

    berasosiasi dengan konflik manajer terhadap sasaran dan alternatif keputusan, kondisi

    lingkungan yang berubah dengan cepat, informasi yang membingungkan, dan hubungan

    yang tidak jelas antar elemen keputusan.Walau sebagian besar keputusan tidak

    dicirikan oleh ambiguitas, para manajer harus memikirkan sasaran dan

    mengembangkan skenario yang masuk akal bagi alternatif keputusan dalam ketiadaan

    informasi.

    Langkah-langkah Pengambilan Keputusan Rasional

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MMPENGANTAR MANAJEMEN

  • 8/2/2019 (TQM) Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah

    6/9

    Pengambilan keputusan yang rasional sangat diperlukan bagi setiap organisasi dimana

    para manajer dituntut melakukan suatu tindakan yang lebih rasional dalam menghadapi

    setiap masalah yang ada. Pengambilan keputusan rasional adalah suatu proses

    sistematik di mana manajer menetapkan masalah, mengevaluasi alternatif, dan memilih

    pemecahan optimal untuk memberikan manfaat yang maksimal kepada organisasi.Menurut Chuck Williams (2001) langkah-langkah pengambilan keputusan yang rasional

    adalah sebagai berikut:

    1. Mendefinisikan Masalah

    2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan

    3. Menimbang Kriteria

    4. Membuat alternatif Pilihan Tindakan

    5. Mengevaluasi setiap alternatif

    6. Memperkirakan keputusan yang paling optimal

    1. Mendefinisikan Masalah

    Langkah pertama dalam pengambilan keputusan adalah mengenali masalah yang ada.

    Suatu masalah timbul apabila ada perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dengan

    keadaan yang sesungguhnya terjadi. Adanya perbedaan ini tidak menjamin bahwa

    manajer akan langsung membuat keputusan untuk menyelesaikan masalah. Pertama,

    manajer harus mengetahui adanya perbedaan. Manajer harus mengetahui adanya

    masalah sebelum mulai mencari pemecahan masalah. Kedua, menyadari adanya

    perbedaan antara keinginan yang ditetapkan dan kenyataan yang sesungguhnya

    tidaklah cukup untuk memulai pengambilan keputusan. Manajer harus termotivasi untuk

    mengurangi perbedaan tersebut. Ketiga, selain hal-hal tersebut manajer juga harus

    memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan sumber-sumber daya untuk

    menyelesaikan masalah tersebut.

    2. Mengidentifikasi Kriteria Keputusan

    Kriteria keputusan adalah ukuran dasar yang digunakan untuk menuntun pertimbangan

    dan keputusan. Pada umumnya, semakin banyak ditemukan kriteria yang

    memungkinkan untuk memecahkan masalah, maka akan semakin baik pemecahan

    masalahnya.

    3. Menimbang Kriteria

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MMPENGANTAR MANAJEMEN

  • 8/2/2019 (TQM) Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah

    7/9

    Setelah mengetahui kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah memutuskan kriteria

    mana yang lebih penting atau kurang penting. Sementara banyak jumlah model

    matematika yang dapat dipakai untuk menimbang kriteria keputusan, semuanya

    memerlukan pengambil keputusan untuk menentukan peringkat awal kriteria keputusan.

    Beberapa menggunakan perbandingan mutlak(absolute comparisons), adalah dimanasetiap patokan dibandingkan dengan ukuran dasar (standar) atau tingkatan atas

    manfaatnya sendiri. Metode lain adalah perbandingan nisbi (relative comparisons),

    dimana masing-masing patokan dibandingkan secara langsung terhadap tiap-tiap

    patokan yang lain.

    4. Membuat Alternatif Pilihan Tindakan

    Setelah mengenali dan menimbang kriteria keputusan, langkah berikutnya adalah

    mengenali pilihan tindakan yang mungkin dapat memecahkan masalah. Pada langkah

    ini, pemikirannya adalah untuk menyusun sebanyak mungkin alternatif.

    5. Mengevaluasi Setiap Alternatif

    Langkah berikutnya adalah secara sistematis mengevaluasi tiap-tiap alternatif terhadap

    masing-masing patokan. Karena sejumlah informasi harus dikumpulkan, langkah ini

    memakan waktu jauh lebih lama dan lebih mahal dari langkah lain dalam proses

    pengambilan keputusan. Kemudian, pada saat informasi telah terkumpul, dapat

    dipergunakan untuk mengevaluasi setiap alternatif terhadap setiap patokan.

    6. Memperkirakan Keputusan yang Paling Optimal

    Langkah terakhir dalam proses pengambilan keputusan adalah memperkirakan

    keputusan yang paling optimal dengan menentukan nilai optimal setiap alternatif. Ini

    dilakukan dengan mengalikan penilaian setiap patokan (langkah 5) dengan bobot

    patokan tersebut (langkah 3), dan kemudian menjumlahkan nilai-nilai tersebut untuk

    setiap alternatif rangkaian tindakan yang disusun (langkah 4).

    Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan

    Keputusan utama dalam dunia bisnis jarang dibuat oleh seorang individu. Pengambilan

    keputusan yang efektif sering tergantung pada apakah para manajer melibatkan orang-

    orang yang benar dengan cara yang tepat dalam membantu mereka menyelesaikan

    masalah. Saat ini banyak manajer yang melibatkan karyawan level bawah dalam proses

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MMPENGANTAR MANAJEMEN

  • 8/2/2019 (TQM) Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah

    8/9

    pengambilan keputusan apabila memungkinkan. Sejumlah keputusan mungkin

    membutuhkan derajat partisipasi bawahan yang lebih tinggi.

    Model Vroom-Jago

    Victor Vroom dan Arthur Jago mengembangkan model partisipasi dalampengambilan keputusan yang menyajikan petunjuk bagi para manajer praktisi. Model

    Vroom-Jago membantu manajer menaksir jumlah partisipasi bawahan sesuai dengan

    kebutuhan. Model ini menggunakan lima level partisipasi bawahan dalam pengambilan

    keputusan yang berkisar dari sangat otokratis sampai sangat demokratis. Manajer

    sebaiknya memilih salah satu gaya yang disesuaikan dengan situasi. Apabila situasi

    terjamin, manajer dapat membuat keputusan sendiri, membagi masalah dengan

    bawahan secara individu, atau membiarkan para anggota kelompok membuat

    keputusan.

    Beberapa gaya keputusan masih dapat diterima pada berbagai situasi. Apabila

    hal demikian terjadi, Vroom dan Jago mencatat bahwa gaya otokratis menghemat waktu

    tanpa mengurangi kualitas keputusan atau penerimaan. Bagaimanapun juga, dalam

    lingkungan kerja yang berubah dengan cepat saat ini, di mana karyawan kerap diminta

    lebih memberikan partisipasi, para manajer sebaiknya berusaha untuk melibatkan

    bawahannya dalam pengambilan keputusan bila memungkinkan.

    Keunggulan dan kelemahan dalam Pengambilan Keputusan Partisipatif

    Kebaikan pengambilan keputusan partisipasi:

    1. Memberikan jumlah pengetahuan yang lebih besar. Kelompok menawarkan

    pengetahuan dan fakta yang lebih banyak dalam rangka mengidentifikasi solusi

    potensial dan menghasilkan beberapa alternatif keputusan.

    2. Kelompok lebih menerima resiko. Kelompok diskusi dapat meningkatkan

    kepuasan anggota dan menghasilkan dukungan bagi kemungkinan keputusan

    yang beresiko.

    3.

    Para anggota lebih termotivasi untuk melakukan keputusan. Individu yang ambilbagian dalam pengambilan keputusan akan merasa puas dengan keputusan

    yang diambil dan akan berusaha mendukung keputusan tersebut, sehingga akan

    memfasilitasi implementasi.

    4. Kreativitas lebih besar. Individu-individu dalam kelompok yang diberikan

    kebebasan dalam memebrikan saran-saran dan pendapat kepada pimpinan

    akan terdorong lebih kreatif dan inovatif.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MMPENGANTAR MANAJEMEN

  • 8/2/2019 (TQM) Pengambilan Keputusan Dan Pemecahan Masalah

    9/9

    Kelemahan pengambilan keputusan partisipasi:1. Memakan biaya dan waktu. Keputusan yang diambil secara kelompok biasanya

    lebih membuang waktu. Orang-orang harus saling melakukan konsultasi,

    mendiagnosis masalah dan mendiskusikan solusi.

    2. Hasil kompromi, bukan keputusan kelompok. Kurang optimalnya hasil keputusan

    karena biasanya kelompok berusaha meraih kompromi solusi.

    3. Salah satu anggota dominan, bukan keputusan kelompok. Pemikiran kelompok

    merupakan fenomena di mana orang-orang begitu terikat dengan kesatuan

    kelompok sehingga mereka enggan mengeluarkan pendapat yang bertentangandengan mengesampingkan motivasi untuk secara realistis mempertimbangkan

    beberapa alternatif.

    DAFTAR PUSTAKA

    Daft, Richard L. 2000. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga. Jakarta.

    Handoko, T. Hani. 1999. Manajemen. BPFE-Yogyakarta.

    Stoner, James. A.F. 1996. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Erlangga. Jakarta.

    Williams, Chuck. 2001. Manajemen (Terjemahan). Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

    Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB ARIEF BOWO PK,SE.MMPENGANTAR MANAJEMEN