tipus kepekaan rasa
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
TIPUS
Lidah merupakan kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang ditutup oleh
membran mukosa (selaput lendir). Selaput lendir ini tampak kasar karena adanya tonjolan-
tonjolan yang disebut papila yang merupakan akhiran-akhiran saraf pengecap dan terletak
pada seluruh permukaan lidah. Saraf-saraf pengecap inilah yang dapat membedakan rasa
makanan. Jumlah papila pada setiap orang belum tentu sama. Biasanya perempuan memiliki
papila lebih banyak daripada laki-laki. Orang yang mempunyai banyak papila akan lebih
peka terhadap rasa (Levine, 2011).
Tiga saraf cranial yang memainkan peranan dalam pengantaran impuls dari lidah ke
otak, yaitu nervus facial (VII) pada bagian 2/3 anterior lidah, nervus glossopharyngeal (IX)
pada bagian 1/3 posterior lidah, dan nervus vagus (X) pada pharynx dan epiglottis. Diawali
dari taste buds pada lidah, impuls menyebar sepanjang nervus facial dan dari 1/3 posterior
lidah melalui nervus glossopharyngeal. Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan melalui
nervus vagus. Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke
nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan
leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke
daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus yang akan
memberi persepsi pengecapan yang dirasa (Levine, 2011).
Pada orang sakit, indera pengecapan atau indera perasa bisa memiliki interpretasi
yang berbeda dibanding orang sehat biasa. Hal ini bisa disebabkan karena saat orang sakit
biasanya kekurangan gizi. Hal ini disebabkan kerena kondisi sistem imun yang menurun,
nafsu makan yang hilang, serta kondisi lidah yang tidak stabil. Pada orang sakit, bisa
didapatkan gejala seperti edema lidah, yaitu suatu keadaan lidah yang disebabkan oleh
kekurangan gizi. Hal ini dapat diketahui dengan cara menekan gigi sepanjang tepi lidah.
Selain itu, bisa didapatkan gejala seperti atrofi papilla, yaitu suatu keadaan dimana papilla
filiform yang telah mengalami atrofi sehingga lidah tampak halus. Hal ini menyebabkan
persarafan indera pengecapan menjadi tidak dapat berfungsi maksimal karena berkurangnya
reseptor pengecapan yang ada pada lidah (Ganong, 2005).
Saat terkena influensa, biasanya makanan apapun terasa hambar. Itu karena lidah
tidak bekerja sendirian. Proses pengecapan rasa tidak hanya dilakukan oleh lidah tapi juga
dibantu oleh hidung. Bau yang kuat dari suatu makanan dapat mempengaruhi kuncup
pengecap. Secara skema dapat ditulis bahwa makanan dan minuman merangsang ujung-ujung
syaraf pengecap yg terdapat di papilla. Seseuai dengan hasil praktikum, yaitu pada orang
coba yang sedang dalam keadaan sakit (flu), orang coba hampir sama sekali tidak dapat
merasakan rasa. Menstruasi atau haid adalah perubahan fisiologis dalam tubuh perempuan
yag terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Menjelang menstruasi,
pada tubuh perempuan akan terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan sebaliknya akan
terjadi peningkatan hormon progesteron. Kondisi seperti ini mempengaruhi produksi hormon
dalam otak, terutama hormon serotonin yaitu hormon yang mengendalikan kestabilan emosi.
Proses inilah yang menyebabkan gejolak emosi sebagai bagian dari premenstruasi syndrome
(PMS) yang mulai dirasakan sejak 4-10 hari sebelum menstruasi. Wanita dalam keadaan
PMS cenderung mengalami stress dan kondisi emosi yang tidak stabil sehingga dapat
memicu tekanan darah menjadi lebih tinggi (Guyton, 2004).
Pada masa menjelang menstruasi terjadi peningkatan progesteron yang berpengaruh
pada sensitivitas rasa. Peningkatan progesteron menyebabkan orang 8 tersebut menjadi lebih
mudah merasakan pahit dan dengan penurunan hormon estrogen menyebabkan orang tersebut
lebih sulit merasakan manis. Tekanan darah yang cenderung meningkat ini berakibat reseptor
rasa asin mengalami gangguan. Tekanan darah yang tinggi menyebabkan gangguan dalam
penghantaran impuls rasa asin ke otak sehingga kemampuan merasakan rasa asin berkurang
pada wanita yang sedang dalam masa premenstruasi. Saat menstruasi disebut sebagai kondisi
tidur dan dikeluarkannya dinding rahim dari tubuh. Hal ini disebabkan berkurangnya kadar
hormon reproduksi. Dampak yang paling nyata dari keadaan ini adalah tubuh menjadi lemas
sehingga perempuan yang sedang menstruasi cenderung ingin tidur. Hal ini terjadi secara
bertahap pada hari ke satu sampai hari ke tujuh. Setelah menstruasi, kadar hormon estrogen
mengalami peningkatan. Terjadi pada hari ke-7 sampai ke-13. Kemudian memasuki masa
ovulasi, pada masa ini kadar hormon estrogen dan progesteron sangat tinggi. Pada masa
postmenstruasi, kadar hormon estrogen meningkat dan hormon progesteron menurun. Hal ini
menyebabkan seorang perempuan yang ada pada fase ini akan cenderung lebih mudah
merasakan manis dan lebih sulit merasakan pahit.
Ganong, W. F. 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC.
Hal. 184. 4.
Guyton, Arthur C. 2006. Textbook of Medical Physiology (5th ed.), Philadelphia: W.B.
Saunders. Hal. 664-665.
Levine, H.. Loss of Taste & Smell Stinks. Available from : http://www.american-
rhinologic.org/. Accessed : Sunday,11 oct 2015.