tipus kuretase dan operculectomy

20
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kuretase 2.1.1Definisi Kuretase Istilah kuretase digunakan di bidang periodontik yang berarti pengerokan dinding gingival pada poket periodontal untuk memisahkan jaringan lunak yang sakit. Sedangkan scalling mengacu pada pembuatan deposit dari gigi/permukaan akar dan root planning berarti smoothening akar untuk mengangkat permukaan gigi yang terinfeksi dan nekrotik (Shantipriya, Reddy, 2008). 2.1.2 Tujuan Kuretase Pencapaian utama dari kuretase adalah penghilangan jaringan granulasi kronis- terinflamasi yang terbentuk di dinding lateral dari poket periodontal. Jaringan yang selain memiliki komponen biasa seperti proliferations fibroblastik dan angioblastic, juga berisi area peradangan kronis, potongan kalkulus yang terlepas dan koloni bakteri (pembenaran untuk kuretase adalah lebih dari kenyataan bahwa jaringan granulasi yang dilapisi oleh epitel dapat menghambat atau bertindak sebagai penghalang untuk perlekatan dari serat-serat baru (Shantipriya, et all 2008) .

Upload: veronika-ayu-puspita-ningrum

Post on 25-Jul-2015

957 views

Category:

Documents


18 download

TRANSCRIPT

Page 1: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kuretase

2.1.1Definisi Kuretase

Istilah kuretase digunakan di bidang periodontik yang berarti pengerokan

dinding gingival pada poket periodontal untuk memisahkan jaringan lunak yang

sakit. Sedangkan scalling mengacu pada pembuatan deposit dari gigi/permukaan

akar dan root planning berarti smoothening akar untuk mengangkat permukaan

gigi yang terinfeksi dan nekrotik (Shantipriya, Reddy, 2008).

2.1.2 Tujuan Kuretase

Pencapaian utama dari kuretase adalah penghilangan jaringan granulasi

kronis-terinflamasi yang terbentuk di dinding lateral dari poket

periodontal. Jaringan yang selain memiliki komponen biasa seperti proliferations

fibroblastik dan angioblastic, juga berisi area peradangan kronis, potongan

kalkulus yang terlepas dan koloni bakteri (pembenaran untuk kuretase adalah

lebih dari kenyataan bahwa jaringan granulasi yang dilapisi oleh epitel dapat

menghambat atau bertindak sebagai penghalang untuk perlekatan dari serat-serat

baru (Shantipriya, et all 2008) .

Di sisi lain, kuretase juga menghilangkan semua atau sebagian besar epitel

yang melapisi dinding poket yang mendasari junctional epithelium, meskipun ada

perbedaan pendapat mengenai hal ini, tujuan kuretase masih berlaku terutama

pada fase presurgical dimana ada inflamasi gingival yang berkepanjangan, perlu

diingat bahwa kuretase tidak dapat menghilangkan faktor lokal seperti plak dan

kalkulus, untuk itu harus dilakukan scalling dan root planning untuk

menghilangkan faktor lokal tersebut (Shantipriya, et al 2008) .

Page 2: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

2.1.3 Faktor Estetik Dalam Kuretase

Masalah estetis adalah merupakan bagian integral dari praktek periodonsia

modern. Pada masa lalu, sasaran utama terapi adalah penyingkiran saku, tanpa

memperhatikan aspek estetis dari hasil perawatan. Penyusutan jaringan gingiva

yang cepat dan maksimal adalah merupakan sasaran pada penyingkiran saku.

Sebaliknya pada masa sekarang ini, estetis merupakan pertimbangan utama dalam

terapi, terutama untuk regio anterior maksila dan sedapat mungkin papila

interdental harus dipertahankan (Caranza,1996).

Apabila terapi regeneratif tidak dapat dilakukan, sedapat mungkin harus

diusahakan untuk memperkecil penyusutan atau kehilangan papila interdental.

Perawatan kompromistis yang mungkin dilakukan pada regio anterior maksila,

dimana akses cukup baik, adalah berupa penskeleran dan penyerutan akar

subgingival secara tuntas, dengan menjaga tidak dilepaskannya jaringan ikat yang

berada dibawah saku serta menghindari kuretase gingival. Jaringan granulasi pada

dinding lateral saku, dalam lingkungan yang telah bebas dari plak dan kalkulus,

akan menjadi jaringan ikat sehingga akan mengurangi penyusutan. Dengan

demikian, meskipun penyingkiran saku secara tuntas tidak tercapai, perubahan

inflamatoris telah dikurangi atau tersingkirkan sementara papilla interdental dan

estetis pada daerah yang dirawat dipertahankan (Caranza,1996).

Teknik bedah dirancang khusus untuk menjaga papilla interdental, seperti

papilla preservation technique, memberikan hasil estetik yang lebih baik pada

rahang atas anterior disbanding dengan melakukan scalling agresif serta kuretase

pada daerah tersebut.

Tindakan pencegahan penting lain mengacu pada apical root planning ke

dasar dari pocket. Penghilangan dari junctional epithelium dan terganggunya

perlekatan jaringan ikat telah mengenai bagian non-diseased dari sementum. Root

planning pada area non-diseased ini dapat mengakibatkan penyusutan yang

berlebihan pada gingival serta meningkatnya resesi atau membutuhkan new

attachment dimana penyakit yang sebelumnya tidak ada (Caranza,1996).

Page 3: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

2.1.4 Indikasi Kuretase

Indikasi untuk kuretase sangat terbatas. Dapat digunakan setelah scaling

dan root planing untuk tujuan berikut:

1. Kuretase dapat dilakukan sebagai bagian dari prosedur perlekatan baru (new

attachment) pada pocket infrabony dengan kedalaman sedang yang berada pada

sisi yang aksesibel dimana bedah tertutup diperhitungkan lebih menguntungkan.

Namun demikian, hambatan teknis dan aksesibilitas yang inadekuat sering

menyebabkan teknik ini dikontraindikasikan

2. Kuretase dapat dilakukan sebagai perawatan nondefinitif (perawatan alternatif)

untuk meredakan inflamasi sebelum menyingkirkan pocket dengan teknik bedah

lainnya, atau bagi pasien yang karena alas an medis, usia dan psikologis tidak

mungkin diindikasikan teknik bedah yang lebih radikal seperti bedah flap

misalnya. Namun harus diingat, bahwa pada pasien yang demikian, tujuan

penyingkiran pocket adalah dikompromikan dan prognosis menjadi kurang baik.

Indikasi yang demikian hanya berlaku apabila teknik bedah yang sebenarnya

diindikasikan tidaka memungkinkan untuk dilakukan. Baik klinisi maupun pasien

harus memahami keterbatasan dari perawatan nondefinitif ini.

3. Kuretase sering juga dilakukan pada kunjungan berkala dalam rangka fase

pemeliharaan, sebagai metode perawatan pemeliharaan pada daerah – daerah

dengan rekurensi/kambuhnya inflamasi dan pendalaman pocket, terutama pada

daerah dimana telah dilakukan bedah pocket (Carranza, 1996).

2.1.5 Jenis Kuretase

a) Kuretase gingival

Kuretase gingival adalah pembuangan tepi jaringan lunak yang meradang

pada dinding poket (gb.1)

Page 4: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

Gambar 1 : Kuretase gingiva dengan kuret

b) Kuretase subgingiva: Kuretase yang dilakukan mulai dari apical sampai ke

epitheal attachment (gb.2)

Gambar 2 : Kuretase subgingiva

c) Kuretase inadvertent: Kuretase yang dilakukan secara tidak sengaja selama

proses scalling dan root planning

2.1.6 Prosedur dan Teknik Kuretase

2.1.6.1 Teknik Dasar (Kuretase Tertutup)

Menurut Yukna (1978) tahapan prosedur teknik kuretase adalah sebagai berikut:

Page 5: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

1. Anestesi: Sebelum melakukan kuretase gingival atau kuretase subgingival,

daerah yang dikerjakan terlebih dulu diberi anestesi lokal.

2. Scalling dan root planning: Permukaan akar gigi dievaluasi untuk melihat hasil

terapi fase I. Apabila masih ada partikel kalkulus yang tertinggal atau sementum

yang lunak, scalling dan root planning diulangi kembali.

3. Penyingkiran epitel saku: Alat kuret, misalnya kuret universal Columbia 4R -

4L, atau kuret Gracey no. 13 - 14 (untuk permukaan mesial) dan kuret Gracey no.

11 - 12 (untuk permukaan distal) diselipkan ke dalam saku sampai menyentuh

epitel saku dengan sisi pemotong diarahkan ke dinding jaringan lunak saku.

Permukaan luar gingival ditekan dari arah luar dengan jari dari tangan yang tidak

memegang alat, lalu dengan sapuan ke arah luar dan koronal epitel saku dikuret.

Untuk penyingkiran secara tuntas semua epitel saku dan jaringan granulasi perlu

dilakukan beberapa kali sapuan.

Gambar 3 Kuretase gingival dilakukan dengan kuret dengan sapuan horizontal.

4 Penyingkiran epitel penyatu: Penyingkiran epitel penyatu hanya dilakukan pada

kuretase subgingival. Kuret kemudian diselipkan lebih dalam sehingga meliwati

epitel penyatu sampai ke jaringan ikat yang berada antara dasar saku dengan krista

tulang alveolar. Dengan gerakan seperti menyekop ke arah permukaan gigi

jaringan ikat tersebut disingkirkan.

5. Pembersihan daerah kerja: Daerah kerja diirigasi dengan akuades (aquadest)

untuk menyingkirkan sisa sisa debris.

Page 6: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

6. Pengadaptasian: Dinding saku yang telah dikuret diadaptasikan ke permukaan

gigi dengan jalan menekannya dengan jari selama beberapa menit. Namun apabila

papila interdental sebelah oral dan papilla interdental sebelah vestibular terpisah,

untuk pengadaptasiannya dilakukan penjahitan

2.1.6.2 Teknik ENAP (Excisional New Attachment Prosedure)

Teknik Modifikasi Prosedur Perlekatan Baru dengan Eksisi (Modified

Excisional New Attachment Procedure/MENAP) adalah modifikasi dari teknik

ENAP (Ecxisional New Attachment Procedure) yang dikembangkan oleh U.S.

Naval Dental Corps (Dinas Kesehatan Gigi angkatan Laut Amerika Serikat).

Tehnik ini pada dasarnya merupakan kuretase subgingival yang dilakukan dengan

menggunakan skalpel. (Manson, Eley, 1993)

Indikasi Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi diindikasikan

pada:

1. Poket supraboni dengan kedalaman dangkal sampai sedang (sampai dengan

5,0 mm) yang mempunyai zona gingiva berkeratin dengan lebar yang adekuat

dan tebal.

2. Poket pada regio anterior, di mana masalah estetis diutamakan.

Kontra Indikasi Teknik modifikasi perlekatan baru dengan eksisi tidak

dapat diindikasikan apabila:

a) Lebar zona gingiva berkeratin inadekuat.

b) Adanya cacat tulang yang harus dikoreksi. (Christy, Newman, 2002)

Menurut Yukna (1978) tahapan teknik ENAP adalah sebagai berikut:

1. Anestesi: Sebelum pembedahan terlebih dulu diberikan anestesi local yang

sesuai.

2. Pembuatan insisi pertama: Insisi pertama adalah berupa insisi bevel

kedalam/terbalik (internal/reverse beveled incision) pada permukaan vestibular

dan oral. Insisi dilakukan dengan skalpel/pisau bedah, dimulai dari tepi gingiva ke

arah apikal menuju krista tulang alveolar. Pada waktu melakukan insisi di

Page 7: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

permukaan interproksimal harus diusahakan agar sesedikit mungkin papila

interdental yang terambil. Pada tehnik ini tidak ada pembukaan flep.

3. Pembuatan insisi kedua: Insisi kedua dilakukan mulai dari dasar saku melalui

serat krista alveolaris (dan pada permukaan proksimal melalui juga serat

transeptal) ke krista tulang alveolar.

4. Penyingkiran jaringan yang tereksisi: Jaringan yang telah tereksisi disingkirkan

dengan jalan pengkuretan.

5.Scalling dan root planning: Pada sementum akar yang tersingkap dilakukan

scalling dan root planning. Dalam melakukan scalling dan root planning harus

diperhatikan agar tidak sampai menyingkirkan jaringan ikat yang melekat ke

sementum akar pada daerah 1- 2 mm koronal dari krista tulang alveolar.

6. Pembersihan daerah kerja: Daerah yang mengalami pembedahan dibilas dengan

akuades atau larutan garam fisiologis.

7. Pengadaptasian: Tepi luka pada kedua sisi dipertautkan. Apabila tepi gingiva

tidak bertaut rapat, plat tulang vestibular sedikit ditipiskan dengan jalan

osteoplastik.

8. Penjahitan: Tepi luka dijahit di interproksimal dengan jahitan interdental. Luka

sedikit ditekan dari arah oral dan vestibular selama 2 – 3 menit agar bekuan darah

yang terbentuk tipis saja.

9. Pemasangan periodontal pack: periodontal pack dipasang menutupi luka bedah,

dan dibuka seminggu kemudian.

Page 8: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

Gambar 4. Teknik modifikasi prosedur perlekatan baru dengan eksisi. A. Daerah yang

akan dieksisi; B. Keadaan setelah eksisi; C. Flep telah diposisikan; D.

Setelah penyembuhan.

Gambar 5 Excisional New Attachment Procedure

2.1.6.3 Ultrasonic Kuretase

Scaler ultrasonic digunakan untuk kuretase ultrasonic, disini getaran

ultrasonic mengganggu kontinuitas jaringan, dan epitelnya diangkat. Ini juga

mengubah fitur morfologi inti fibroblast. Metode ini telah terbukti sama

efektifnya dengan metode manual tetapi terdapat penurunan peradangan dan

pembuangan jaringan ikat yang lebih sedikit. (Shantipriya,Reddy,2008)

Page 9: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

2.1.7 Penyembuhan Setelah Kuretase

Setelah dilakukan kuretase, gumpalan darah mengisi daerah poket, yang

sama sekali atau sebagian tanpa lapisan epitel. Perdarahan juga terjadi di dalam

jaringan dengan pembesaran kapiler dan kemudian terdapat banyak leukosit

polimorfonuklear muncul di permukaan luka, hal ini diikuti oleh proliferasi cepat

dari jaringan granulasi dengan penurunan jumlah pembuluh darah kecil sebagai

jaringan yang dewasa. Perbaikan dan epitelisasi dari sulkus umumnya

memerlukan waktu 2 sampai 7 hari, dan perbaikan junctional epithelium terjadi

paling cepat 5 hari setelah perawatan. Pembentukan serat kolagen yang belum

matang terjadi dalam waktu 21 hari. Serat gingival yang sehat secar tidak sengaja

terputus dari gigi, dan kerusakan epitel yang terjadi akan diperbaiki dalam proses

penyembuhan (Caranza,1996).

2.1.8 Klinis Penampilan Setelah Scalling dan Kuretase

Segera setelah scalling dan kuretase gingival muncul perdarahan dan

berwarna merah terang. Setelah satu minggu tampilan gingival berkurang atau

menurun karena pengurangan ketinggian untuk pergeseran apical pada posisi

margin gingival. Gingiva juga sedikit lebih merah dari biasanya tapi lebih baik

dari hari sebelumnya.

Setelah dua minggu dan dengan kebersihan mulut yang tepat oleh pasien,

warna normal, konsistensi, tekstur permukaan, dan kontur dari gingival tercapai

dan margin gingival ini juga disesuaikan dengan gigi (Caranza,1996).

2.2 Operculectomy

2.2.1 Definisi Operculectomy

Operkulum adalah yang flap padat berserat yang mencakup sekitar 50 %

dari permukaan oklusal yang menutupi sebagian dari molar ketiga pada

mandibula. Pengambilan flap ini dikenal sebagai operculectomy, operculectomy

Page 10: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

dilakukan dengan menggunakan menggunakan pisau bedah biasa atau gunting

(Balaji, 2007).

Gambar 6: (1) Operculectomy pada bagian distal molar ketiga

(2) Keadaan gigi molar ketiga setelah dilakukan operculectomy

2.2.2 Tujuan Operculectomy

Operculectyomy dilakukan untuk mempertahankan gigi molar yang masih

memiliki tempat untuk erupsi tetapi tertutup oleh sebagian operculum. Tujuan

utama dari operculectomy ini adalah untuk menghilangkan operculum yang

menutupi gigi molar tiga yang akan erupsi tersebut. Flap periodontal diinsisi

menggunakan pisau periodontal atau electrosurgical. Insisi dilakukan mulai dari

anterior sampai ke perbatasan anterior ramus dan dibawa ke bawah dan ke depan

ke permukaan distal mahkota sedekat mungkin ke tingkat CEJ, yang akan

mendeteksi jaringan lebar yang tajam. Hal ini diperlukan untuk menghilangkan

jaringan distal gigi. Serta flap pada permukaan oklusal. Penggoresan yang hanya

dilakukan pada bagian oklusal flap meninggalkan poket distal yang dalam, yang

mengundang kekambuhan pericoronitis akut (Bathla, 2011).

2.2.3 Indikasi Operculectomy

Indikasi operculectomy adalah tertutupnya sebagian gigi molar tiga rahang

bawah oleh operculum, dimana molar tiga ini masih memiliki tempat yang cukup

untuk erupsi.

Page 11: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

2.2.4 Prosedur Operculectomy

Menurut Manson (1993), langkah-langkah melakukan operculectomy

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan perluasan dan keparahan struktur jaringan yang terlibat serta

komplikasi toksisitas sistemik yang ditimbulkan.

2. Menghilangkan debris dan eksudat yang terdapat pada permukaan operkulum

dengan aliran air hangat atau aquades steril.

3. Usap dengan antiseptik

4. Operkulum/pericoronal flap diangkat dari gigi dengan menggunakan scaler

dan debris di bawah operkulum dibersihkan

5. Irigasi dengan air hangat/aquades steril

6. Cek poket periodontal yang ada untuk mengetahui apakah tipe poket (false

pocket atau true pocket). Lakukan probing pada semua sisi.

7. Anastesi daerah yang ingin dilakukan operkulektomi. Anastesi tidak perlu

mencapai sampai tulang, hanya sampai periosteal.

8. Melakukan operkulektomi (eksisi periodontal flap) dengan memotong bagian

distal M3. Jaringan di bagian distal M3 (retromolar pad) perlu dipotong untuk

menghindari terjadinya kekambuhan perikoronitis. Ambil seadekuat mungkin.

Penjahitan dilakukan jika trauma terlalu besar atau bleeding terlalu banyak.

Teknik operkulektomi yang lain dapat dilakukan secara partial thickness

mucogingival flap pada daerah lingual. Untuk daerah bukal juga dibuat insisi

partial thickness flap dengan meninggalkan selapis jaringan. Partial thickness

flap adalah flap yang dibuat dengan jalan menyingkap hanya sebagian

ketebalan jaringan lunak yakni epitel dan selapis jaringan ikat, tulang masih

ditutupi jaringan ikat termasuk periosteum. Indikasi untuk dilakukannya

teknik ini adalah flap yang akan ditempatkan ke arah apikal atau operator

tidak bermaksud membuka tulang. Setelah dilakukan flap dapat dilakukan

eksisi seluruh jaringan retromolar pad kemudian menyatukan flap bukal dan

lingual dengan melakukan penjahitan.

9. Bersihkan daerah operasi dengan air hangat/aquades steril.

10. Keringkan agar periodontal pack yang akan diaplikasikan tidak mudah lepas.

Page 12: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

11. Aplikasikan periodontal pack.

Penggunaan periodontal pack bukan medikasi, namun menutupi luka

(dressing) agar proses penyembuhan tidak terganggu. Dressing periodontal

dulu mengandung zinc-oxide eugenol, namun sekarang kurang disukai karena

dapat mengiritasi. Karena alasan itu, sekarang ini digunakan bahan dressing

periodontal bebas eugenol. Dalam mengaplikasikannya harus hati-hati

sehingga dapat menutupi daerah luka dan mengisi seluruh ruang interdental

karena di situlah letak retensinya. Pada daerah apikal, periodontal pack

diaplikasikan jangan melebihi batas epitel bergerak dan epitel tak bergerak

dan mengikuti kontur. Pada daerah koronal jangan sampai mengganggu

oklusi. Dengan demikian, retensi periodontal pack menjadi baik.

12. Instruksikan pada pasien agar datang kembali pada kunjungan berikutnya

(kalau tidak ada keluhan, satu minggu kemudian). Pada kunjungan berikutnya,

pack dibuka dan dievalusi keadaannya.

Pembuatan flap pada operculectomy akan menghasilkan hasil yang bagus

apabila menggunakan electrosurgical scalpel dan radioscalpel loop:

1 . Pisau bedah yang electrosurgical: keuntungan dari menggunakan pisau bedah

yang electrosurgical adalah :

a . Tidak ada keharusan untuk menerapkan tekanan untuk memotong jaringan

sebagai dengan sebuah pisau bedah yang biasa dan karena itu , jaringan dapat

memotong lebih akurat karena tidak terdapat atau geser lateral pergerakan flap.

b . Pendarahan dalam area ini berkurang dan visibilitasnya meningkat oleh karena

koagulasi kapiler yang kecil

2. Radiosurgical loop: Metode ini adalah metode yang paling efisien

untuk menghilangkan jaringan fibrous padat pada mucoperiosteal adalah dengan

menggunakan loop radiosurgical. Loop radiosurgical ditempatkan di bawah flap

sejauh mungkin di posterior dan kadang-kadang turun di sekitar permukaan distal

gigi. sekarang ini diterapkan dan loop dipindahkan ke atas. Hal ini menyebabkan

pemotongan sebagian besar jaringan. Setelah flap dihilangkan, jaringan gigi

Page 13: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

dipersiapkan untuk menghilangkan kripta distal. Loop ditempatkan di puncak

jaringan sekitar ½ cm distal ke mahkota dan pemotongan dilakukan ke bawah

sehingga jaringan direncanakan ke bawah menuju garis gingiva. Hal ini

membantu erupsi yang tepat dari gigi jika diposisikan dengan benar (Balaji, SM,

2007).

Gambar 7: Operculectomy dengan menggunakan radioscalpel loop

Page 14: TIPUS Kuretase Dan Operculectomy

DAFTAR PUSTAKA

1. Yukna RA. 1978. Longitudinal evaluation of the Excisional New Attahment

Procedure in humans, J Periodontal; 49: 142-4.

2. Carranza FA Jr.1996. Gingival curettage,in: Carranza FA Jr & Newman

MG(eds), Clinical Periodontology, 8th edition, Philadelphia, WB Saunders Co., ,

p: 451-465

3. Shantipriya, Reddy. 2008. Essentials of Clinical Periodontology and

Periodontics Second Ed. New Delhi: Ajanta Offset & Packagings Ltd.

4. Bathla, Shalu.2011. Periodontics Revisited.new Delhi: Jaypee Brother medical publisher

5. Balaji, SM. 2007. Textbook of oral and maxillofacial surgery. India: Elsevier

6. Manson, jd., Eley, BM. 1993. Buku ajar periodonti. Edisi 2. Jakarta: Hipokrates