sap tipus nyu

21
PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG THYPHOID ABDOMINALIS KLIEN DI RUMAH SAKIT DR. H. KOESNADI BONDOWOSO SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Oleh: Dian Diningrum Tripurna 112310101004 Rr. C. Y. Pristahayuningtyas 112310101024 Wafi Hidayat 112310101034 M. Rifqi Wibowo 112310101040 Dewa Ayu Dwi 112310101046

Upload: dian-diningrum

Post on 25-Nov-2015

18 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tifus

TRANSCRIPT

PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG THYPHOID ABDOMINALIS KLIEN DI RUMAH SAKIT DR. H. KOESNADI BONDOWOSOSATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Oleh:Dian Diningrum Tripurna

112310101004

Rr. C. Y. Pristahayuningtyas 112310101024Wafi Hidayat

112310101034

M. Rifqi Wibowo

112310101040

Dewa Ayu Dwi

112310101046

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

20141. PENDAHULUANDemam Thypoid pada masyarakat dengan standar hidup dan kebersihan rendah, cenderung meningkat dan terjadi secara endemis. Biasanya angka kejadian tinggi, pada daerah tropik dibanding daerah berhaawa dingin. Sumber penularan penyakit demam thypoid, adalah penderita yang aktif, penderita dalam fase konvalesence dan cronic carier. Demam thypoid juga dikenali dengan nama lain yatu Thypus abdominalis, thypoid fever atau interic fever.Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella thypii (Arief Mansjoer, 2000). Tifus abdominalis merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypii, yang ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypii (Hidayat, 2006).

Menurut Nursalam et al. (2008), demam tipoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypii dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran yang ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypii.

Di Indonesia demam thypoidmasalah kesehatan masyarakat dengan kejadian antara 350-810 kasus/100.000 penduduk setiap tahunnya. Hasil riskesdes tahun 2007 menunjukkan bahwa presentase penduduk yang terjangkit demam thypoid dibandingkan dengan seluruh penduduk (prevalensi di Indonesia) sebesar 1,6 %.2. TUJUAN

1. TUJUAN UMUM Setelah mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan selama 1 x 20 menit di Kelas C Ruang Melati (Ruang Anak) Rumah Sakit dr. H. Koesnadi Bondowoso, diharapkan masyarakat dapat memahami terkait Thypoid Abdominalis.2. TUJUAN KHUSUS

a.masyarakat mampu menjelaskan pengertian Thyphoid Abdominalis secara umum setelah dilakukan penyuluhan 1x20 menit sebesar 80%b.masyarakat mampu menjelaskan penyebab Thyphoid Abdominalis secara umum setelah dilakukan penyuluhan 1x20 menit sebesar 80%c.masyarakat mampu menjelaskan tanda dan gejala Thyphoid Abdominalis setelah dilakukan penyuluhan 1x20 menit sebesar 80%d. masyarakat mampu menjelaskan pencegahan Thyphoid Abdominalis setelah dilakukan penyuluhan 1x20 menit sebesar 80%e.masyarakat mampu menjelaskan penatalaksanaan Thyphoid Abdominalis setelah dilakukan penyuluhan 1x20 menit sebesar 80%3. SASARAN DAN TARGET

1. SASARAN

Klien dan keluarga di Kelas III Ruang Melati (Ruang Anak) Rumah Sakit dr. H. Koesnadi Bondowoso2. TARGETKlien (5 orang) dan keluarga ( 5 orang) di Kelas III Ruang Melati (Ruang Anak) Rumah Sakit dr. H. Koesnadi Bondowoso4. STRATEGI PELAKSANAAN

1. METODE

Pada pendidikan kesehatan kali ini dengan menggunakan metode : a. Ceramah

b. Diskusi

2. WAKTU DAN TEMPAT

Waktu: Jumat , 18 April 2014pukul 13.00-selesai

Tempat: di Kelas III Ruang Melati (Ruang Anak) Rumah Sakit dr. H. Koesnadi Bondowoso3. SETTING TEMPAT

a. Posisi pemateri pendidikan kesehatan berhadapan dan bersebelahan dengan peserta.

b. Media alat di depan peserta.

Keterangan:

1. Pemateri

2. Klien

3. Keluarga

a. Di Ruang klien (sesuai setting sebenarnya)

4. MEDIALeafletLembar balik5. KEGIATAN YANG DILAKUKAN

ProsesTindakanWaktu

Kegiatan PenyuluhKegiatan Peserta

Pendahuluan

1. Memberikan salam, memperkenalkan diri, dan membuka pendidikan kesehatan.2. Menjelaskan materi secara umum dan manfaat bagi masyarakat.3. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan kesehatan.

Mendengarkan dan menjawab salam Memperhatikan

Memperhatikan5 menit

Penyajian

Pelaksanaan :

a. Menjelaskan materi pendidikan kesehatan tentang: pengertian dan fungsi Thyphoid Abdominalis secara umum1. Diskusikan dengan masyarakat tentang pengertian Thyphoid Abdominalis secara umum2. Anjurkan masyarakat untuk mengungkapkan kembali

3. Beri pujian atas kemampuan masyarakat

b. Menjelaskan penyebab Thyphoid Abdominalis1. Identifikasi bersama masyarakat penyebab Thyphoid Abdominalis2. Anjurkan masyarakat untuk mengungkapkan kembali

3. Beri pujian atas kemampuan masyarakat

c. Menjelaskan tanda gejala Thyphoid Abdominalis1. Diskusikan dengan masyarakat tanda dan gejala Thyphoid Abdominalis2. Beri penjelasanan tanda gejala Thyphoid Abdominalis3. Identifikasi bersama tanda gejala Thyphoid Abdominalis pada masyarakat4. Beri pujian atas kemampuan masyarakatd. Menjelaskan pencegahan Thyphoid Abdominalis1. Menjelaskan pencegahan Thyphoid Abdominalis 2. Anjurkan masyarakat untuk menjelaskan kembali pencegahan Thyphoid Abdominalis3. Beri pujian atas kemampuan masyarakate. Menjelaskan penatalaksanaan Thyphoid Abdominalis4. Menjelaskan penatalaksanaanThyphoid Abdominalis 5. Anjurkan masyarakat untuk menjelaskan kembali penatalaksanaan Thyphoid Abdominalis6. Beri pujian atas kemampuan masyarakatMemperhatikanMemberikan pertanyaan dan menanggapi jawaban

20 menit

Penutup

1. Menutup pertemuan dengan memberikan pertanyaan tentang materi yang baru dijelaskan.

2. Melakukan evaluasi dengan meminta masyarakat untuk menyimpulkan hasil diskusi yang telah dilakukan.

3. Memberikan pujian kepada anggota masyarakat yang telah bersedia menyimpulkan hasil diskusi.

4. Menutup pertemuan dan memberikan salam.

5 menit

6. KRITERIA EVALUASI : persiapan (struktur), proses dan hasil

a. Persiapan

1. Persiapan tempat2. Persiapan media : media yang digunakan leaflet dan lembar balikb. Persiapan peserta : jumlah target peserta pendidikan kesehatan adalah 10 orang

c. Proses

Selama acara berlangsung peserta diharapkan aktif mengikuti pendidikan kesehatan dan pemateri dalam menyampaikan materi mampu menguasai materi serta interaktif dengan peserta.d. Hasil

Hasil yang diharapkan dari pendidikan kesehatan adalah peserta pendidikan kesehatan mampu memahami materi dan menjelaskan terkait Thyphoid Abdominalis secara umum; menjelaskan penyebab Thyphoid Abdominalis; menjelaskan tanda dan gejala Thyphoid Abdominalis, menjelaskan pencegahan Thyphoid Abdominalis; menjelaskan penatalaksanaan Thyphoid Abdominalise. Evaluasi

1) Apa pengertian Thyphoid Abdominalis secara umum?2) Apa penyebab Thyphoid Abdominalis?3) Apa saja tanda dan gejala Thyphoid Abdominalis?4) Bagaimana cara pencegahan Thyphoid Abdominalis?5) Bagaimana penatalaksanaan Thyphoid Abdominalis?7. DAFTAR PUSTAKAGuyton, A. C. 1991. Text Book of Medical Physiology. 8th Ed, WB. Philadelphia: Saunders Company.Mansjoer, Arif et al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III. Jakarta : EGCNgastiyah . 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGCNursalam, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Pada Bayi dan Anak. Jakarta: SalembaProsedur Keperawatan Nursing Standard Operating Procedure. Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.Suriadi, R. Y. 2006. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Sagung Seto.

PemateriA. Pengertian

Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman Salmonella thypii ( Arief Mansjoer, 2000).

Tifus abdominalis merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypii, yang ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypii (Hidayat, 2006).

Menurut Nursalam et al. (2008), demam tipoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran.Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, Typhoid adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh Salmonella thypii dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran yang ditularkan melalui makanan, mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman Salmonella thypii.

B. Penyebab

Penyebab typhoid adalah Salmonella thypii. Salmonella para typhi A, B dan C. Ada dua sumber penularan Salmonella thypii yaitu pasien dengan demam typhoid dan pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih terus mengekresi Salmonella thypii dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.Salmonella Thyposa merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora. Di Indonesia, thypoid terdapat dalam keadaan endemik. Pasien anak yang ditemukan berumur di atas satu tahun. Sebagian besar pasien yang dirawat dibagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM Jakarta berumur diatas 5 tahun (Ngastiyah 2005).C. Penatalaksanaan Medis

Pasien yang di rawat dengan diagnosis observasi tifus abdominalis harus dianggap dan diperlakukan langsung sebagai pasien tifus abdominalis dan di berikan perawatan sebagai berikut:

1. Perawatan Klien diistirahatkan 7 hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk mencegah komplikasi perdarahan usus.

Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya kondisi bila ada komplikasi perdarahan.

2. Diet

Makanan mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein

Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang kerja usus dan tidak mengandung gas, dapat diberikan susu 2 gelas sehari

Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring. Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim. Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7 hari.3. Obat-obatanObat-obat yang dapat di berikan pada anak dengan thypoid yaitu :

Klorampenikol dengan dosis tinggi, yaitu 100mg/kgBB/hari (maksimum) 2 gram/hari, diberikan peroral atau intravena. Pemberian kloramfenikol dengan dosis tinggi tersebut mempersingkat waktu perawatan dan mencegah relaps. Efek negatifnya adalah mungkin pembentulan zat anti berkurang karena basil terlalu cepat di musnahkan. Dapat juga diberikan Tiampenikol, Kotrimoxazol, Amoxilin dan ampicillin disesuaikan dengan keluhan anak. Kloramfenikol digunakan untuk memusnahkan dan menghentikan penyebaran kuman. Diberikan sebagai pilihan utama untuk mengobati demam thypoid di Indonesia.

Bila terdapat komplikasi, terapi disesuaikan dengan penyakitnya. Bila terjadi dehidrasi dan asidosis diberikan cairan intravena.

D. Pencegahan

Menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2006), ada 3 strategi pokok untuk memutuskan transmisi thypoid yaitu:

Identifikasi dan eradikasi Salmonella thypii baik pada kasus demam thypoid maupun pada kasus carrier thypoid.

Pencegahan transmisi langsung dari pasien terinfeksi Salmonella thypii akut maupun carrier.

Proteksi pada orang yang beresiko terinfeksi.

Cara pencegahan yang dilakukan pada demam typhoid adalah cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya sebelum makan atau mempersiapkan makanan, hindari minum susu mentah (yang belum dipasteurisasi), hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih dan hindari makanan pedas karena akan memperberat kerja usus dan pemberian vaksin.

E. Manifestasi Klinik Masa inkubasi typhoid 10-20 hari. Klien biasanya mengeluh nyeri kepala dan terlihat lemah dan lesu disertai demam yang tidak terlalu tinggi dan berlangsung selama 3 minggu.

Minggu pertama peningkatan suhu tubuh naik turun. Biasanya suhu tubuh meningkat pada malam hari dan menurun pada pagi hari. Pada minggu kedua suhu tubuh terus meningkat dan pada minggu ketiga suhu berangsur-angsur turun dan kembali normal.

Pada gangguan di saluran pencernaan, terdapat napas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated tongue) , ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai tremor. Pada abdomen dapat ditemukan keadaan perut kembung (meteorismus). Hati dan limfa membesar disertai nyeri pada perabaan. Biasanya terjadi konstipasi tetapi juga terdapat diare atau normal menurut Ngastiyah (2005). Umumnya klien mengalami penurunan kesadaran yaitu apatis sampai somnolent, jarang terjadi stupor, koma, atau gelisah kecuali terjadi penyakit berat dan terlambat mendapatkan pengobatan.