tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi … · inisiasi menyusu dini ( imd ) di rb an nuur...
TRANSCRIPT
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
INISIASI MENYUSU DINI ( IMD )
DI RB AN NUUR SURAKARTA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Yuni Rahmawati
NIM B12056
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
INISIASI MENYUSU DINI ( IMD )
DI RB AN NUUR SURAKARTA
Diajukan Oleh :
Yuni Rahmawati
B.12056
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal :
Pembimbing
Yunia Renny Andhikatias, S.ST
NIK. 201188092
Spasi
1,5
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
INISIASI MENYUSU DINI ( IMD )
DI RB AN NUUR SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Disusun Oleh :
Yuni Rahmawati
NIM B12056
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Progam D III Kebidanan
Pada Tanggal Juli 2015
PENGUJI I PENGUJI II
Anis Nurhidayati, S.ST.,M.Kes Yunia Renny Andhikatias, S.ST
NIK. 200685025 NIK. 201188092
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi D III Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Inisiasi Menyusu Dini ( IMD ) di RB An Nuur Surakarta tahun 2015”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Yunia Renny Andhikatias, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, bimbingan, dan motivasi
kepada penulis.
4. Ibu Hj.Sri Surti Mulyani, Amd.Keb, selaku pimpinan RB An Nuur Surakarta
yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Ibu hamil di RB An Nuur Surakarta yang bersedia menjadi responden.
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Mei 2015
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Yuni Rahmawati
B12056
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG INISIASI
MENYUSU DINI (IMD) DI RB AN NUUR SURAKARTA
xiii + 53 halaman + 18 lampiran + 7 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar
ke empat di dunia. Dengan penduduk banyak tersebut menimbulkan berbagai
permasalahan diantaranya masih tingginya angka kematian bayi (AKB). Salah
satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan pemberian ASI pada satu
jam pertama kelahiran atau disebut Inisiasi Menyusu Dini (IMD). Proses Inisiasi
Menyusu Dini akan menimbulkan rangsangan sensorik pada otak ibu untuk
memproduksi hormon prolaktin dan memberikan rasa aman pada bayi.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) di RB An Nuur Surakarta pada tingkat baik, cukup, dan kurang.
Metode Penelitian : Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian
diambil di RB An Nuur Surakarta pada Mei-Juni 2015. Populasi penelitian
sebanyak 34 orang dengan jumlah sampel 34 orang. Teknik pengambilan sampel
dengan teknik sampling jenuh. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Variabel
tunggal yaitu pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini
di RB An Nuur Surakarta dalam kategori baik sebanyak 4 responden (11,76%),
kategori cukup yaitu 25 responden (73,53%), kurang yaitu 5 responden (14,71%)
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di
RB An Nuur Surakarta sebagian besar dalam kategori cukup sebanyak 25
responden (73,53%).
Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu Hamil, Inisiasi Menyusu Dini
Literatur : 24 Literatur (tahun 2006-2014)
vii
MOTTO
1. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (Q.S Al-Insyiroh : 6)
2. Cinta adalah kejujuran, ketulusan, dan kesetiaan. Cinta sejati adalah kesucian
yang harus di jaga. Cinta semestinya berhulu iman, bermuara takwa dan
kebersihan jiwa (Habiburahman El Shirazy)
3. Jika kamu ingin melakukan sesuatu karena cinta maka lakukanlah habis-
habisan dan dengan sepenuh hati, maka dia akan datang padamu
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada :
1. Untuk ayahanda dan ibundaku tercinta “Bpk.Slamet E dan Ibu Lestari”.
Terima kasih atas doa, semangat, motivasi, dan kasih sayang yang tidak
pernah putus untukku. Untuk kakakku “Nugroho Yulistanto, S.T”dan adikku
“Fajar Nur Rohman” terima kasih atas doa, semangat, tawa dan candanya.
2. Teman-teman seperjuangan yang selalu menemani suka dan duka, ingatlah
“sebiru hari ini”. Khususnya untuk bebeb zaah, wiwin, winda, teteh lia, kakak
ferii, dyah puji dan yang lain kalian istimewa di hatiku. Untuk my hero at
campus “Ibu Anis Nurhidayati, SST.,M.Kes” terima kasih sudah menjadi
bidadariku yang selalu menyemangatiku di kampus.
3. Untuk laki-laki hebat Mas Mekanikku HSB “AN” Terima kasih atas
semangat dari awal masuk kuliah hingga sekarang. Terima kasih atas doa,
kasih sayang, keikhlasan, dan kesabarannya menemani aku berjuang. Terima
kasih telah menjadi anugerah terindah dalam hidupku. You are the apple of
my eye. Be my best partner my only one.
4. Untuk keluarga besar “TPA Am-Masta dan IRMAS Sugih Waras”. Terima
kasih suntikan semangatnya dari kalian, Khususnya untuk mbak nila dan
mutiara hatiku mbak nur, mbak sukma, mbak adel, mbak issa, mbak putri
kalian sangat istimewa di hatiku.
5. Untuk keluarga besar “FBY Management”. Terima kasih sudah menjadi
keluarga kecil untukku yang mengajariku betapa indah kebersamaan.
6. Almamater tercinta
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Yuni Rahmawati
Tempat / Tanggal Lahir : Karanganyar, 15 Juni 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Sugih Waras RT 04 RW 06 Wonorejo,
Gondangrejo, Karanganyar
Riwayat Pendidikan
1. SD N Sekip 1 No. 161 Surakarta LULUS TAHUN 2006
2. SMP N 4 Surakarta LULUS TAHUN 2009
3. SMA N 5 Surakarta LULUS TAHUN 2012
4. D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012/2013
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL. ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN. ..................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK.. .................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ................................................................ vii
CURICULUM VITAE.. ................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 3
E. Keaslian Penelitian .................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .......................................................................... 7
1. Pengetahuan. ........................................................................ 7
2. Kehamilan. ........................................................................... 11
3. Inisiasi Menyusu Dini. ......................................................... 14
B. Kerangka teori ......................................................................... 28
C. Kerangka Konsep Penelitian ................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan rancangan Penelitian. ................................................ 30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian. ................................................... 30
C. Populasi,Sampel,dan Teknik Pengambilan Data. ..................... 30
D. Variabel Penelitian. .................................................................. 31
x
E. Definisi Operasional. ................................................................ 32
F. Instrumen Penelitian. ................................................................ 32
G. Teknik Pengumpulan Data. ...................................................... 36
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data. ..................................... 37
I. Etika Penelitian. ........................................................................ 39
J. Jadwal penelitian. ..................................................................... 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum ........................................................................ 42
B. Hasil Penelitian .......................................................................... 43
C. Pembahasan ............................................................................... 47
D. Keterbatasan ................................................................................ 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 52
B. Saran .......................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian . ..................................................... 32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Inisiasi Menyusu Dini. ....................... 34
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur. ................................... 43
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan. .......................... 43
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan. ............................ 44
Tabel 4.4 Mean dan Standar Deviasi. .............................................................. 45
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di
RB An Nuur Surakarta. ................................................................... 45
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori. ....................................................................... 28
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian .. ................................................ 29
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Rumus Untuk Menentukan Tingkat Pengetahuan
Lampiran 16. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 17. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 18. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk 237,6 juta jiwa,
hal tersebut menjadikan Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk
terbesar ke empat di dunia (Sensus Penduduk, 2010). Dengan penduduk yang
banyak tersebut dapat menimbulkan berbagai permasalahan diantaranya
derajat kesehatan yang masih rendah di Indonesia, antara lain masih tingginya
angka kematian bayi (AKB). Masalah tingginya AKB di Indonesia terlihat
pada hasil SDKI tahun 2012 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup.
Faktor penyebab utama kematian bayi di Indonesia adalah kematian
neonatal sebesar 46,2%, diare sebesar 15,0%, dan pneumonia sebesar 12,7%.
Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan langkah-langkah nyata dalam
upaya pencegahan kasus-kasus yang menyebabkan tingginya angka kematian
bayi, khususnya angka kematian neonatal (BAPPENAS, 2010). Salah satu
cara yang dapat dilakukan dalam hal ini adalah pemberian ASI pada satu jam
pertama kelahiran atau sering disebut dengan Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
Pelaksanaan IMD merupakan awal keberhasilan dalam pemberian ASI
eksklusif (Roesli, 2008). Program Inisiasi Menyusu Dini dapat
menyelamatkan sekurang-kurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal
pada 1 jam kelahiran. Tindakan IMD juga akan membantu tercapainya tujuan
2
MDGs nomor empat yaitu mengurangi angka kematian anak
(Fithananti,2012).
Proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) akan menimbulkan rangsangan
sensorik pada otak ibu untuk memproduksi hormon prolaktin dan memberikan
rasa aman pada bayi (Haryono dan Setianingsih, 2013). Semakin baik
pengetahuan ibu tentang manfaat IMD untuk pertumbuhan dan perkembangan
anak akan membantu ibu dalam memberikan ASI sedini mungkin
(Dianartiana, 2011).
Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di RB An Nuur
Surakarta bulan Januari – September 2014 didapatkan data ibu hamil yang
melakukan kunjungan sebanyak 303 orang. Rata- rata tiap bulan sebanyak 34
orang. Dari studi pendahuluan ini penulis berhasil melakukan wawancara
kepada 10 orang ibu hamil untuk mengetahui tingkat pengetahuan mengenai
inisiasi menyusu dini dengan hasil 4 orang tahu tentang inisiasi menyusu dini
dan 6 orang kurang tahu tentang inisiasi menyusu dini. Berdasarkan latar
belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti “Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di RB An Nuur Surakarta.”
B. Perumusan Masalah
“Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) di RB An Nuur Surakarta ?”
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini
di RB An Nuur Surakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu
Dini pada tingkat baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu
Dini pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu
Dini pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian kepustakaan
mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu
Dini.
b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya penelitian–
penelitian atau kajian–kajian tentang tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang Inisiasi Menyusu Dini.
4
2. Bagi Peneliti
Memberikan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang di peroleh di institusi pendidikan tentang Inisiasi
Menyusu Dini.
3. Bagi Instansi Rumah Bersalin
Memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
Inisiasi Menyusu Dini sehingga dapat memberikan pengetahuan dan
pemahaman dan memberikan masukan bagi lahan penelitian dalam
meningkatkan kualitas tentang praktek Inisiasi Menyusu Dini.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan masukan secara konseptual sesuai hasil penelitian pada mata
kuliah kebidanan khususnya pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi
Menyusu Dini.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa yang sudah dilakukan antara lain :
1. Warsiti (2010), penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan
Ibu Pasca Persalinan tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian dengan desain deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian sebanyak 30 orang.
Sampel dalam penelitian sebanyak 30 responden. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara proposive
random sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
5
Analisis data menggunakan statistik deskriptif (Analisis Univariat). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagaian besar responden dengan tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 16 responden (53,3%), 8 responden
(26,67%) dengan tingkat pengetahuan cukup dan pengetahuan rendah
sebanyak 6 responden (20%). Data ini menunjukkan bahwa ibu pasca
melahirkan di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten sebagian besar
memiliki pengetahuan tinggi.
2. Hartatik (2012), penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo desa Tanjungsari
Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali tahun 2012”. Jenis penelitian
ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian
sebanyak 35 orang. Sampel dalam penelitian sebanyak 35 responden.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh.
penelitian ini dilaksanakan di BPS Dyah Sumarmo Boyolali pada tanggal
30 Mei – 23 Juni 2012. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan
baik sebanyak 6 responden (17,2%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak
20 responden (57,1%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 9
responden (25,7%). Data ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah Sumarmo desa
Tanjungsari kecamatan Banyudono kabupaten Boyolali tahun 2012
terbanyak pada kategori cukup yaitu sebanyak 20 responden (57,1%) dan
hal ini dipengaruhi oleh umur, lingkungan, pendidikan dan pengalaman.
6
3. Yuliana (2012), penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Trimester III tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPM Suratini Surakarta”.
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi dalam
penelitian sebanyak 502 orang. Sampel dalam penelitian sebanyak 30
responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental
sampling. Penelitian ini dilaksanakan di BPM Suratini Surakarta pada
bulan Januari – Juni 2012. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa responden dengan tingkat pengetahuan
baik sebanyak 8 responden (26,67%), tingkat pengetahuan cukup sebanyak
16 responden (53,33%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6
responden (20%). Data ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan ibu
hamil trimester III tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPM Suratini
Surakarta terbanyak pada kategori cukup yaitu sebanyak 16 responden
(53,33%).
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu lokasi
penelitian, waktu penelitian, responden dalam penelitian, populasi, sampel,
teknik pengambilan sampling. Persamaan penelitian terdahulu dengan
penelitian ini adalah alat pengumpul data yaitu kuesioner.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil mengingat sesuatu yang terjadi setelah
orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu
termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara
sengaja maupun tidak disengaja (Mubarak, 2007).
b. Tingkatan pengetahuan
Tingkatan Pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif
mempunyai 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu adalah mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya,
mengingat kembali termasuk (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara luas.
8
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi nyata.
4) Analisa (Analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
5) Sintesis (Sintesys)
Sintesis adalah menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu obyek.
(Mubarak, 2007)
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang:
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan bimbingan yang di berikan dari
seseorang untuk orang lain agar mereka dapat memahami suatu
hal. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi yang
memadai sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Makin
9
tinggi pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi,
dan pada akhirnya makin banyak pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan,
informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek
psikologis, semakin cukup umur tingkat kematangan atau mental
berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.
4) Minat
Minat adalah kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni sesuatu dan akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami
seseorang. Ada kecenderungan bahwa pengalaman yang kurang
baik akan berusaha untuk dilupakan, namun jika pengalaman
10
tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan
yang mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya, dan
akhirnya dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan yang berada di lingkungan sekitar kita
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap. Apabila
dalam suatu wilayah mempunyai budaya menjaga kebersihan
lingkungan maka sangat besar kemungkinan masyarakatnya
mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan,
karena lingkungan berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi juga membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
baru.
(Mubarak, 2007)
d. Pengukuran pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara
atau angket yang menanyakan tentang pertanyaan atau pernyataan
mengenai isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden (Mubarak, 2007). Salah satu cara menentukan tingkat
pengetahuan yaitu berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner
dan nilainya berdasarkan ranking secara obyektif dengan urutan sebagai
berikut :
11
1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh
(x) > Mean + 1 SD.
2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai responden diperoleh
Mean - 1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD
3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden diperoleh
(x) < mean - 1 SD
(Riwidikdo, 2013)
2. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi
(Prawirohardjo, 2009). Masa dimana terdapat janin di dalam rahim
seorang perempuan. Masa kehamilan didahului oleh terjadinya
pembuahan yaitu bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur yang
dihasilkan oleh indung telur. Setelah pembuahan, terbentuk kehidupan
baru yang berupa janin dan tumbuh di dalam rahim ibu yang
merupakan tempat berlindung yang aman dan nyaman bagi janin
(Pudiastuti, 2011).
b. Periode Kehamilan
Istilah-istilah yang berkaitan dengan periode kehamilan adalah :
1) Aterm : janin dikatakan cukup bulan apabila usia kehamilannya
mencapai 38-42 minggu.
12
2) Prematur (preterm) : janin dengan usia kehamilan kurang dari 38
minggu.
3) Postmatur (postterm) : janin dengan usia kehamilan lebih dari 42
minggu.
4) Perinatal : periode dimulai pada usia kehamilan 22 minggu dengan
berat janin 500 gram hingga 7 hari setelah bayi dilahirkan.
(Astuti, 2012)
Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan
normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimana
trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2009).
c. Tanda Gejala kehamilan
1) Menurut Bandiyah (2009), tanda dugaan hamil antara lain :
a) Tidak datang bulan (amenorea)
Tidak datang bulan terjadi karena adanya konsepsi dan
nidasi sehingga tubuh mulai mengeluarkan hormon. Adanya
hormon menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan folikel
tidak terjadi sehingga tidak terjadi menstrurasi.
b) Payudara sakit
Pada kehamilan terutama kehamilan pertama payudara
dipersiapkan sejak awal kehamilan yaitu dengan adanya
13
perubahan peredaran darah, sehingga ujung saraf tertekan yang
menimbulkan rasa penuh dan sakit.
c) Perasaan mengidam
Perasaan mengidam dapat berupa mual-muntah terutama pagi
hari (morning sickness), kurang suka makanan, tidak tahan bau-
bauan, terdapat pengeluaran air liur berlebihan (hipersalivasi),
kepala sakit dan pusing, ingin makanan tertentu.
d) Gangguan pencernaan dan perkemihan
Sulit Buang Air Besar (BAB) karena kurang makan makanan
berserat dan pengaruh hormonal, sering kencing berlebihan
karena kandung kemih tertekan rahim.
e) Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit karena pengaruh hormon tertentu sehingga
terdapat pigmentasi kulit wajah, sekitar buah dada, dan dinding
perut.
2) Tanda Kemungkinan Hamil
a) Pembesaran rahim dan perut
b) Pemeriksaan memberikan petunjuk adanya kehamilan ( terdapat
kontraksi rahim saat diraba, ada tanda hegar, chadwick,
piscaseck, ballottement, dan reaksi pemeriksaan kehamilan
positif)
14
3) Tanda Pasti Kehamilan
a) Pemeriksaan USG dapat diketahui “fetal plate”, kantung gestasi
rahim membesar.
b) Dengan menggunakan metode konvensional, kepastian hamil
bila teraba bagian janin, terdengar detak jantung janin, teraba
bagian janin.
3. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
a. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Inisiasi Menyusu Dini (early initiation) atau permulaan
menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir
dengan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya
selama satu jam segera setelah lahir. Cara bayi melakukan inisiasi
menyusu dini ini dinamakan the breast crawl atau merangkak mencari
payudara (Roesli, 2008). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses
membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah lahir dengan cara bayi
diletakkan di dada ibunya dan bayi dengan segala upayanya mencari
puting ibu untuk segera menyusui (Yuliarti, 2010). Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) adalah rangkaian kegiatan dimana bayi yang baru saja lahir
secara naluri melakukan aktifitas-aktifitas yang diakhiri dengan
menemukan puting susu ibunya dan segera menyusu dini dari puting
susu ibunya (Haryono dan Setianingsih, 2013).
b. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
1) Manfaat Inisiasi Menyusu Dini (IMD) bagi bayi antara lain :
15
a) Meningkatkan refleks menyusu bayi secara optimal
Menyusu pada bayi baru lahir merupakan keterpaduan
antara tiga refleks yaitu refleks mencari (Rooting refleks),
refleks menghisap (Sucking refleks), refleks menelan
(Swallowing refleks) dan bernafas. Bayi baru lahir setelah
dikeringkan tanpa dibersihkan terlebih dahulu segera
diletakkan di dekat puting susu ibunya setelah lahir akan
memiliki respon menyusu lebih baik. Apabila dilakukan
tindakan terlebih dahulu seperti ditimbang, diukur atau
dimandikan, refleks menyusu akan hilang 50%, apalagi setelah
dilahirkan dilakukan tindakan dan dipisahkan, maka refleks
menyusu akan hilang 100%. Bayi yang tidak segera diberi
kesempatan untuk menyusu refleksnya akan berkurang dengan
cepat dan akan muncul kembali dalam kadar secukupnya
dalam 40 jam kemudian. Dengan inisiasi menyusu dini akan
mencegah terlewatnya refleks menyusu dan meningkatkan
refleks menyusu secara optimal.
b) Menurunkan kejadian hipotermi
Luas permukaan tubuh bayi ± 3 kali luas permukaan
tubuh orang dewasa. Lapisan jaringan lemak di bawah kulit
tipis, sehingga panas pada tubuh bayi baru lahir lebih cepat
hilang ± 4 kali pada orang dewasa. Pada ruang bersalin dengan
suhu 20-250C suhu kulit bayi akan turun 0,3
0C dan suhu tubuh
16
bagian dalam turun 0,10C. Selama periode dini setelah bayi
lahir biasanya bayi akan kehilangan panas kumulatif 2-30C.
Kehilangan panas ini terjadi melalui konveksi, konduksi,
radiasi dan evaporasi.
c) Menurunkan kejadian asfiksia (Hilang Nafas)
Dengan inisiasi menyusu dini, ibu dan bayi akan
menjadi lebih tenang. Hal ini akan membantu pernapasan dan
bunyi jantung bayi lebih stabil.
d) Menurunkan kejadian hipoglikemia (Gula Darah Rendah)
Inisiasi menyusu dini membuat bayi menjadi lebih
tenang dan frekuensi menangis menjadi kurang sehingga dapat
mengurangi pemakaian energi. Penelitian membuktikan bahwa
bayi yang melakukan IMD memiliki tingkat gula darah yang
lebih baik daripada bayi yang baru lahir yang dipisahkan dari
ibunya.
e) Meningkatkan kekebalan tubuh bayi
Bayi akan mendapatkan kolostrum (liquid gold)
sebagai hadiah kehidupan untuk minuman pertamanya.
Kolostrum mengandung banyak zat kekebalan aktif, antibodi,
dan banyak protein protektif. Kolostrum juga mengandung
faktor pertumbuhan yang akan membuat lapisan pelindung
usus bayi yang masih belum matang. Selain itu kolostrum kaya
vitamin A yang membantu menjaga kesehatan mata dan
17
mencegah infeksi. Kolostrum akan merangsang pergerakan
usus sehingga meconium (feses bayi yang berwarna hitam)
akan segera dibersihkan dari usus. Melalui jilatan bayi pada
saat mulai menyusu, bayi akan tercemar oleh bakteri yang
berasal dari tubuh ibu yang tidak akan berbahaya bagi bayi.
f) Meningkatkan produksi hormon oksitosin
Melalui sentuhan, emutan dan jilatan bayi pada puting
susu ibu akan merangsang produksi hormon oksitosin.
Oksitosin akan menyebabkan uterus berkontraksi sehingga
membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi terjadinya
perdarahan setelah melahirkan. Disamping itu oksitosin akan
merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang
dan merangsang pengeluaran ASI.
g) Memfasilitasi bounding attachment
Adanya Bounding akan meningkatkan hubungan antara
ibu dan anak pada saat awal kelahiran. Hubungan yang terjadi
antara ibu dan bayi dapat berupa sentuhan halus ibu pada
anggota gerak dan wajah bayi.
(Haryono dan Setianingsih, 2013)
2) Manfaat Inisiasi Menyusu Dini Bagi Ibu:
a) Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat
kembalinya rahim ke bentuk semula sebelum hamil
b) Mencegah anemia defisiensi zat besi
18
c) Membantu menurunkan berat badan ibu
d) Menunda kesuburan
e) Mengurangi kemungkinan terkena kanker payudara dan
ovarium (indung telur)
(Haryono dan Setianingsih, 2013)
3) Manfaat lain IMD adalah sebagai berikut :
a) Ketika bayi diletakkan di dada ibunya, maka bayi berada tepat
di atas rahim ibu. Hal itu membantu menekan plasenta dan
mengecilkan rahim ibu. Dengan begitu, perdarahan ibu akan
berhenti karena ada kontraksi rahim.
b) Rasa kasih sayang meningkat karena adanya kontak langsung
keduanya (kulit dengan kulit).
c) Ambang nyerinya akan meningkat sehingga tidak gampang
sakit waktu IMD.
(Yuliarti, 2010)
c. Langkah-Langkah Inisiasi Menyusu Dini
1) Langkah Inisiasi Menyusu Dini :
a) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera
setelah lahir selama paling sedikit satu jam. Dianjurkan untuk
tetap melakukan kontak kulit ibu-bayi selama 1 jam pertama
kelahirannya walaupun bayi telah berhasil mengisap puting susu
ibu dalam waktu kurang dari 1 jam.
19
b) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan
inisasi menyusu dini dan ibu dapat mengenali bayinya siap
untuk menyusu serta memberi bantuan jika diperlukan.
c) Menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada
bayi baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan,
prosedur tersebut seperti : menimbang, pemberian antibiotika
salep mata, vitamin K1 dan lain-lain.
(JNPK-KR, 2008)
2) Langkah-langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang
dianjurkan:
a) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain
kering
b) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya,
kecuali kedua tangannya
c) Tali pusat dipotong, lalu diikat
d) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya
tidak dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi
e) Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau
perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi
diselimuti bersama-sama. Jika perlu, bayi diberi topi untuk
mengurangi pengeluaran panas dari kepalanya.
(Roesli, 2008)
20
d. Petunjuk Praktek Klinis Inisiasi Menyusu Dini pada Partus Spontan
Dalam membantu ibu dan bayi untuk melakukan inisiasi menyusu dini
di praktek klinis pada partus spontan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dipersiapkan antara lain :
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar
bersalin
2) Dalam menolong ibu melahirkan disarankan untuk mengurangi
atau tidak menggunakan obat kimiawi
3) Bayi lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala, kecuali
tangannya; tanpa menghilangkan vernix, mulut, dan hidung bayi
dibersihkan, tali pusat diikat.
4) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada
perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
5) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi. Biarkan
bayi mencari puting sendiri
6) Ibu didukung dan dibantu mengenali perilaku bayi sebelum
menyusu
7) Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan kulit ibu selama
paling tidak 1 jam; bila menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap
biarkan kulit ibu-bayi bersentuhan sampai setidaknya 1 jam.
8) Bila dalam 1 jam menyusu awal belum terjadi, ibu dibantu dengan
mendekatkan bayi ke puting tapi jangan memasukkan puting ke
21
mulut bayi. Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit atau 1 jam
lagi.
9) Setelah setidaknya pada satu jam pertama atau selesai menyusu
awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur, dicap, dan
diberi vitamin K
10) Rawat gabung bayi: ibu-bayi dirawat dalam satu kamar, dalam
jangkauan ibu selama 24 jam
11) Berikan ASI saja tanpa minuman atau makanan lain kecuali atas
indikasi medis. Tidak perlu diberikan dot atau empeng.
(Suradi, 2010)
e. Petunjuk Praktek Klinis Inisiasi Menyusu Dini pada Operasi Caesar
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar operasi
atau di kamar pemulihan
2) Begitu lahir bayi diletakkan di meja resusitasi untuk dinilai,
dikeringkan secepatnya terutama kepala tanpa menghilangkan
vernix; kecuali tangannya. Mulut dan hidung bayi dibersihkan, tali
pusat diikat
3) Kalau bayi tak perlu diresusitasi; bayi diselimuti, dibawa ke ibu.
Diperhatikan kelaminnya pada ibu kemudian mencium ibu.
4) Bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu. Kaki bayi agak sedikit serong/melintang menghindari
sayatan operasi, namun sedapat mungkin masih lurus di tengah
22
dengan mata bayi setinggi puting ibu. Bayi dan ibu diselimuti. Bayi
diberi topi.
5) Anjurkan ibu menyentuh bayi untuk merangsang bayi mendekati
puting. Biarkan bayi mencari puting sendiri.
6) Biarkan kulit bayi besentuhan dengan kulit ibu paling tidak selama
satu jam, bila menyusu awal selesai sebelum 1 jam; tetap kontak
kulit ibu-bayi selama setidaknya 1 jam bila bayi menunjukkan
kesiapan untuk minum, bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke
puting tetapi tidak memasukkan puting ke mulut bayi. Bila dalam 1
jam belum bisa menemukan puting ibu, beri tambahan waktu
melekat pada dada ibu, 30 menit atau 1 jam lagi.
7) Bila operasi telah selesai, ibu dapat dibersihkan dengan bayi tetap
melekat didadanya dan dipeluk erat oleh ibu. Kemudian ibu
dipindahkan dari meja operasi ke ruang pulih (RR) dengan bayi
tetap di dadanya.
8) Bila ayah tidak dapat menyertai ibu di kamar operasi, diusulkan
untuk mendampingi ibu dan mendoakan anaknya saat di kamar
pulih.
9) Rawat gabung; ibu-bayi dirawat dalam satu kamar, bayi dalam
jangkauan ibu selama 24 jam. Berikan ASI saja tanpa minuman
atau makanan lain kecuali atas indikasi medis. Tidak diberi dot atau
empeng.
(Suradi, 2010)
23
f. Petunjuk Praktek Klinis Inisiasi Menyusu Dini pada Bayi Kembar
Dalam membantu ibu dan bayi di praktek klinis untuk inisiasi
menyusu dini pada bayi kembar prinsipnya sama dengan bayi tunggal
hanya yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan adalah beberapa hal :
1) Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu di kamar
bersalin
2) Saat bayi pertama lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama
kepala, kecuali tangannya tanpa menghilangkan vernix, mulut, dan
hidung bayi dibersihkan, tali pusat diikat.
3) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada
perut ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti. Bayi dapat diberi topi.
4) Bila ibu merasa akan melahirkan bayi kedua, bayi pertama
diberikan pada ayah atau keluarga yang mendampingi. Ayah atau
keluarga memeluk bayi dengan kulit bayi melekat pada kulit ayah
atau keluarganya seperti perawatan metode kangguru kemudian
ditutupi baju ayah.
5) Bayi kedua lahir, segera dikeringkan secepatnya terutama kepala
kecuali tangannya tanpa menghilangkan vernix, mulut, dan hidung
bayi dibersihkan, tali pusat diikat.
6) Bila bayi kedua tidak memerlukan resusitasi, bayi kedua
ditengkurapkan di dada perut ibu dengan kulit bayi melekat pada
kulit ibu. Letakkan kembali bayi pertama di dada ibu berdampingan
24
dengan saudaranya, ibu dan kedua bayi diselimuti. Bayi-bayi dapat
diberi topi.
7) Proses selanjutnya sama dengan IMD pada bayi tunggal
(suradi, 2010)
g. Tahap perilaku bayi saat Inisiasi Menyusu Dini
Jika bayi baru lahir segera dikeringkan dan diletakkan di perut ibu
dengan kontak kulit ke kulit dan tidak dipisahkan dari ibunya
setidaknya satu jam, semua bayi akan melalui lima tahapan perilaku
(pre-feeding behaviour) sebelum ia berhasil menyusu.
1) Dalam 30 menit pertama: stadium istirahat/diam dalam keadaan
siaga (rest/quite alert stage). Dalam tahap ini bayi diam tidak
bergerak. Sesekali matanya terbuka lebar melihat ibunya. Masa
tenang yang istimewa ini merupakan masa penyesuaian peralihan
dari keadaan dalam kandungan ke keadaan di luar kandungan.
2) Antara 30-40 menit: mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti
mau minum, mencium, dan menjilat tangan. Bayi mencium dan
merasakan cairan ketuban yang ada di tangannya. Bau ini sama
dengan bau cairan yang dikeluarkan payudara ibu. Bau dan rasa ini
akan membimbing bayi untuk menemukan payudara dan puting
susu ibu.
3) Mengeluarkan air liur
Saat menyadari bahwa ada makanan di sekitarnya, bayi mulai
mengeluarkan air liurnya.
25
4) Bayi mulai bergerak ke arah payudara. Areola (kalang payudara)
sebagai sasaran, dengan kaki menekan perut ibu. Ia menjilat-jilat
kulit ibu, menghentak-hentakkan kepala ke dada ibu, menoleh ke
kanan dan kiri, serta menyentuh dan meremas daerah puting susu
dan sekitarnya dengan tangannya yang mungil.
5) Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar,
dan melekat dengan baik
(Roesli, 2008)
h. Faktor Penghambat Inisiasi Menyusu Dini
Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak
dini kulit ibu dengan kulit bayi :
1) Bayi kedinginan
Pendapat ini tidak benar karena berdasarkan penelitian
Dr.Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang
melahirkan menjadi 10C lebih panas daripada suhu dada ibu yang
tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini
kepanasan, suhu dada ibu akan turun 10C. Jika bayi kedinginan
suhu dada ibu akan meningkat 20C untuk menghangatkan bayi.
Dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi
yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.
26
2) Setelah melahirkan ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya
Pendapat ini tidak benar karena seorang ibu jarang terlalu
lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya
oksitosin saat kontak kulit ke kulit serta saat bayi menyusu dini
membantu menenangkan ibu.
3) Suntikan vitamin K dan tetes mata harus segera di berikan
Pendapat ini tidak benar karena menurut penelitian
American College of Obstetrics and Gynecology dan Academy
Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat
ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi menyusu sendiri
4) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur
Pendapat ini tidak benar karena menunda memandikan bayi,
berarti menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu
kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan melindungi kulit
bayi jadi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.
Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal
selesai.
5) Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi
Pendapat ini tidak benar karena kolostrum sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Selain sebagai imunisasi
dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum juga
melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.
27
6) Tenaga kesehatan kurang tersedia
Pendapat ini tidak benar karena tidak masalah jika tenaga
kesehatan kurang. Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat
melanjutkan tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara
ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk menjaga bayi
sambil memberi dukungan pada ibu.
7) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk
Hal ini tidak menjadi masalah saat kamar bersalin atau
kamar operasi sibuk maka dengan bayi di dada ibu, ibu dapat
dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan. Beri
kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai
payudara dan menyusu dini.
8) Ibu harus dijahit
Hal ini juga tidak masalah karena kegiatan merangkak
mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah
bagian bawah tubuh ibu.
9) Bayi kurang siaga
Hal ini tidaklah benar karena pada 1-2 jam pertama
kelahirannya, bayi sangat siaga. Setelah itu, bayi tidur dalam waktu
yang lama jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu, kontak
kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih
untuk bounding.
(Haryono dan Setianingsih, 2013)
28
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Sumber : Modifikasi (Mubarak, 2007, Roesli, 2008)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan lingkungan sekitar
7. Informasi
INISIASI MENYUSU DINI
1. Pengertian
2. Manfaat IMD
3. Langkah-langkah IMD
4. Petunjuk Praktek Klinis IMD
pada partus spontan
5. Petunjuk praktek Klinis IMD
pada operasi caesar
6. Petunjuk praktek klinis IMD
pada bayi kembar
7. Tahap perilaku bayi saat IMD
8. Faktor Penghambat IMD
KEHAMILAN
1. Pengertian
2. Periode
Kehamilan
3. Tanda Gejala
Kehamilan
Tingkat pengetahuan
1. Tahu
2. Paham
3. Aplikasi
4. Analisa
5. Sintesis
6. Evaluasi
Pengetahuan
29
C. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
Sumber : Modifikasi (Mubarak, 2007, Riwidikdo, 2013)
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Inisiasi Menyusui Dini
Baik
Cukup
Kurang
Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Pengetahuan
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan Lingkungan
Sekitar
30
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, penelitian ini
menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif adalah suatu
penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa
penting yang terjadi pada masa kini yang dilakukan secara sistematis dan
menekankan pada data faktual (Nursalam, 2013). Kuantitatif adalah data
penelitian berupa angka-angka kemudian diolah dengan berbagai operasi
matematika (Sujarweni, 2012). Penelitian yang dilaksanakan untuk
mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu
dini.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi dan waktu penelitian merupakan rencana tentang tempat dan
jadwal yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan
penelitiannya (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di RB An Nuur
Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas atau ciri-ciri tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
31
dimana sebagian daripadanya akan diambil untuk dilakukan pengukuran
serta dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Santjaka, 2011).
Populasi yang diteliti adalah ibu hamil yang berkunjung di bulan Mei-
Juni 2015 adalah 34 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian populasi yang dapat di gunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2013). Sampel adalah
bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Sampel yang
digunakan oleh peneliti adalah sebanyak 34 responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel adalah cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai
dengan subjek penelitian (Nursalam, 2013). Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah cara
mengambil sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi
sampel (Hidayat, 2007).
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang berbentuk yang ditetapkan oleh peneliti
dipelajari dengan seksama sehingga diperoleh informasi berupa data dan
diolah dengan statistik sehingga dapat ditarik kesimpulan (Sujarweni, 2012).
Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang inisiasi
menyusu dini.
32
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara
operasional berdasarkan karateristik yang diamati secara cermat terhadap
objek menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2007). Definisi pada
penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi
Operasional
Alat
Ukur
Skala
Ukur
Hasil Ukur
1 Tingkat
Pengetahuan
Ibu Hamil
Tentang
Inisiasi
Menyusu Dini
Kemampuan
Ibu hamil
dalam
menjawab
kuesioner
tentang
Inisiasi
Menyusu Dini
meliputi
pengertian
IMD,
Manfaat
IMD, Tahap
perilaku bayi
saat IMD,
Faktor
penghambat
IMD
Kuesioner Ordinal 1. 1. Baik, bila nilai
2. responden
3. (x) > mean + 1 SD
1. 2. Cukup, bila nilai
2. responden
3. Mean - 1 SD
4. ≤ x ≤ Mean + 1 SD
3. kurang, bila nilai
responden
(x) < mean - 1 SD
Nil
Sumber : Modifikasi (Riwidikdo, 2013)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan
penelitian dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik sehingga mudah diolah (Saryono, 2011). Dalam
penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner tertutup.
33
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang inisiasi menyusu dini. Dalam kuesioner ini menggunakan pilihan
jawaban “benar” atau “salah”. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini bisa
pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif (favorable), apabila
responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 1 dan apabila
responden memilih jawaban “salah” mendapat skor 0. Untuk pernyataan
negatif (unfavorable), apabila responden memilih jawaban “salah” mendapat
skor 1 dan apabila responden memilih jawaban “benar” mendapat skor 0.
Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada
jawaban yang dianggap benar.
Untuk mengetahui kuesioner penelitian ini berkualitas maka terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas
dilakukan pada luar lokasi penelitian dengan karakteristik sejenis. Uji
validitas dan reliabilitas dilakukan di RB Marga Waluyo Surakarta. Uji coba
dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2015 pada 20 orang (Notoatmodjo,
2010). Untuk memudahkan dalam menyusun instrumen, maka diperlukan
kisi-kisi. Berikut kisi-kisi dari instrumen penelitian.
34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Inisiasi Menyusu Dini
Keterangan : * = tidak valid
1. Uji Validitas
Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data
penelitian maka perlu dilakukan uji coba kuesioner untuk mencari
kevalidan alat ukur tersebut (Riwidikdo, 2013). Validitas merupakan
suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa
yang diukur (Saryono, 2011). Uji validitas digunakan untuk mengetahui
kelayakan butir-butir dalam daftar pertanyaan dalam mendefinisikan
suatu variabel. Uji validitas sebaiknya dilakukan pada setiap butir
pertanyaan di uji validitasnya (Sujarweni, 2012).
Variabel Indikator No. Penyataan
Favorable Unfavorable
Jumlah
Tingkat
Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang
Inisiasi Menyusu
Dini
Pengertian
Inisiasi Menyusu
Dini
Manfaat Inisiasi
Menyusu Dini
bagi bayi
Manfaat Inisiasi
menyusu Dini
bagi ibu
Tahap perilaku
bayi saat Inisiasi
Menyusu Dini
Faktor
penghambat
Inisiasi Menyusu
Dini
1,3,5, 2*,4
6,7*
8,9,11, 10*,12,14*,
13,15 16
17,19,21* 18,20,23
22,24
25,26,27,
28*,29
30,32, 31*,33,34*,
35
7
9
8
5
6
Jumlah Total Soal 35
35
Pada penelitian ini menggunakan rumus product moment dan
menggunakan olah data SPSS versi 17 ( Riwidikdo, 2013). Rumus
product moment adalah sebagai berikut :
r =
Keterangan :
r : koefisien korelasi product moment
x : pernyataan
y : skor total
xy : skor pernyataan
N : Jumlah sampel
Secara keseluruhan uji validitas jika didapat rxy hitung > rxy tabel
maka item pernyataan dinyatakan valid, dan jika rxy hitung < rxy tabel
maka item pernyataan dikatakan tidak valid (Riwidikdo, 2013). Rxy
tabel dalam penelitian ini adalah 0,444 dengan taraf signifikansi 0,05.
Dari uji validitas yang dilakukan di RB Marga Waluya
Surakarta dengan data sebanyak 20 responden dengan 35 soal. Setelah
dilakukan uji validitas didapatkan 8 pertanyaan yang tidak valid yaitu
nomor 2, 7, 10, 14, 21, 28, 31, 34. Untuk selanjutnya soal yang tidak
valid dihilangkan karena sudah ada yang mewakili sehingga didapatkan
27 pertanyaan valid yang digunakan untuk penelitian.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan alat ukur, artinya alat ukur
digunakan saat ini pada waktu dan tempat tertentu akan sama bila
36
digunakan pada waktu dan tempat yang berbeda. Kuesioner atau angket
dikatakan reliabel jika koefisien reliabilitas lebih besar dari koefisien
pembanding (0,75) (Riwidikdo, 2013).
Untuk menguji reliabilitas instrumen penelitian menggunakan
alpha chronbach dan menggunakan data SPSS versi 17. Rumus alpha
chronbaach adalah sebagai berikut :
Keterangan :
r : koefisien reliabilitas instrumen
K : banyaknya butir pernyaan / soal
: total varians butir
: total varians
Dari uji coba reliabilitas dari 20 responden dan 35 soal yang dilakukan
di RB Marga Waluya Surakarta didapatkan nilai rhitung lebih besar dari
alpha chronbach yaitu 0, 919 > (0,75) sehingga kuesioner dikatakan
reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara memperoleh data dibagi menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek
atau subjek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
(Riwidikdo, 2013). Dalam penelitian ini data primer diperoleh secara
37
langsung dari sumbernya yaitu diperoleh dari hasil jawaban pernyataan
yang disediakan melalui kuesioner.
Sebelum mengisi kuesioner responden diberi penjelasan tentang
cara mengisi kuesioner dan selanjutnya memberikan informed consent
yang diikuti penyerahan kuesioner. Setelah kuesioner diterima oleh
responden, responden langsung mengisi kuesioner yang diberikan
sesuai dengan ketentuan yang ada.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung
dari objek penelitian misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen
(Riwidikdo, 2013). Data sekunder penelitian ini yaitu data ibu hamil
yang didapatkan dari RB An Nuur Surakarta.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
Pada penelitian ini peneliti melakukan editing dengan cara
memeriksa data hasil jawaban dari kuesioner yang telah diberikan
kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah telah
38
terjawab dengan lengkap. Editing dilakukan dilapangan sehingga bila
terjadi kekurangan atau tidak sesuai segera dilengkapi.
b. Coding
Coding adalah kegiatan mengubah data dari berbentuk kalimat
dan huruf menjadi data angka atau bilangan. Pemberian kode ini
sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode
dan artinya untuk memudahkan arti suatu kode dari suatu variabel.
Pada saat penelitian kegiatan ini memberi kode angka pada
kuesioner setiap jawaban untuk mempermudah dalam pengolahan dan
analisis data.
c. Data Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam tabel atau database komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau membuat tabel
kontigensi.
Pada saat penelitian kegiatan ini memasukkan data yaitu
jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode (angka)
dimasukkan ke dalam program atau software komputer.
d. Melakukan Teknik analisis
Dalam melakukan teknik analisis disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dianalisis. Apabila penelitiannya deskriptif, maka
menggunakan statistik deskriptif yaitu membahas cara-cara
39
meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan suatu data dengan
tujuan agar mudah dimengerti dan mempunyai makna.
Pada saat penelitian kegiatan ini menyusun tabel berisi seluruh
data dan informasi yang dikumpulkan kemudian diolah sedemikian
rupa untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap
variabel.
(Hidayat, 2007)
2. Analisis Data
Salah satu cara menentukan tingkat pengetahuan yaitu
berdasarkan kemampuan dalam menjawab kuesioner dan nilainya
berdasarkan ranking secara obyektif dengan urutan sebagai berikut :
1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh
(x) > Mean + 1 SD.
2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai responden diperoleh
Mean - 1 SD ≤ x ≤ Mean + 1 SD
3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden diperoleh
(x) < mean - 1 SD
(Riwidikdo, 2013)
I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.
Masalah etika harus diperhatikan antara lain sebagai berikut :
40
1) Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan
dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.
Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan
tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak
bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Pada penelitian
ini semua responden akan di beri lembar persetujuan. Pada penelitian
ini semua responden bersedia untuk menandatangani lembar
persetujuan.
2) Anonimity (tanpa nama)
Anonimity adalah tidak memberikan atau mencantumkan nama
responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada
lembar pengumpulan data.
3) Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality adalah memberikan jaminan kerahasiaan hasil
penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
41
Pada penelitian ini kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan
dari subjek akan di jamin oleh peneliti.
(Hidayat, 2007)
J. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah langkah-langkah kegiatan dari menyusun
proposal sampai laporan penelitian, beserta waktu berjalan atau
berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Hidayat, 2007). Jadwal penelitian
terlampir.
42
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
Penelitian ini dilaksanakan di RB An Nuur Surakarta yang beralamat
di jalan Pakel no. 33 Baturan. Tenaga kesehatan di RB An Nuur terdiri dari
3 bidan, 1 perawat, dan 3 fisioterapi. Sarana dan prasarana cukup memadai
antara lain 1 ruang periksa, 1 ruang bersalin dengan 2 tempat tidur, 5 ruang
nifas,dan 1 ruang pijat bayi. Pelayanan yang dapat diberikan yaitu
pelayanan persalinan, pemeriksaan ibu hamil (ANC), pelayanan kesehatan
ibu dan anak (KIA), pelayanan keluarga berencana (KB), imunisasi, dan
pijat bayi. Jam buka pelayanan dimulai pada pukul 07.00 – 12.00 WIB dan
pada pukul 16.00 – 21.00 WIB. Sedangkan pelayanan bersalin dilayani 24
jam. Pemeriksaan ibu hamil (ANC) dilayani pada hari Senin, Rabu, dan
Jumat pada pukul 18.00 WIB – selesai. Imunisasi dilayani setiap hari
Kamis. Pijat bayi dilayani setiap hari kamis dan minggu pada pukul 07.00
WIB – selesai. Sedangkan untuk pelayanan keluarga berencana (KB) dan
kesehatan ibu dan anak (KIA) dapat dilayani setiap hari.
43
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang berkunjung di
RB An Nuur Surakarta yang berjumlah 34 orang dapat dikategorikan
dalam kelompok umur, pendidikan, dan pekerjaan.
a. Karakteristik Responden berdasarkan umur
Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan umur
No Umur Jumlah Prosentase (%)
1 < 20 tahun 2 5,9
2 20-35 tahun 28 82,3
3 > 35 tahun 4 11,8
Total 34 100
Sumber : ( Data Primer, 2015 )
Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan
umur diperoleh data 2 responden (5,9 %) berumur kurang dari 20
tahun, 28 responden (82,3 %) berumur 20-35 tahun, dan 4
responden (11,8 %) berumur lebih dari 35 tahun.
b. Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan
Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan
No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
1 SMP 6 17,6
2 SMA / SMK 19 55,9
3 PT 9 26,5
Total 34 100
Sumber : ( Data Primer, 2015 )
Berdasarkan tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan
pendidikan diperoleh data 6 responden (17,6 %) berpendidikan
44
SMP, 19 responden (55,9 %) berpendidikan SMA / SMK, 9
responden (26,5 %) berpendidikan perguruan tinggi.
c. Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan
Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan
No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
1 IRT 18 52,9
2 Swasta 13 38,2
3 Wiraswasta 2 5,9
4 PNS 1 3
Total 34 100
Sumber : ( Data Primer, 2015 )
Berdasarkan tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan diperoleh data 18 responden (52,9 %) sebagai ibu
rumah tangga, 13 responden (38,2 %) sebagai swasta, 2
responden (5,9 %) sebagai wiraswasta, 1 responden (3 %)
sebagai pegawai negeri sipil.
2. Hasil Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
berkunjung di RB An Nuur Surakarta, jumlah responden ada 34
responden. Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan
dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden dan
kemudian kuesioner dikembalikan kepada peneliti untuk diolah.
Berdasarkan perhitungan diperoleh sebagai berikut :
45
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di RB An
Nuur Surakarta adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Mean dan Standar Deviasi
Variabel Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Inisiasi Menyusu Dini 20,82 3,205
di RB An Nuur Surakarta
Sumber : (Data Primer, 2015)
a. Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh
(x) > Mean + 1 SD = (x) > 20,82 + 1. 3,205
= (x) > 24,025
b. Tingkat pengetahuan cukup bila nilai responden diperoleh
Mean – 1 SD ≤ ( x) ≤ Mean + 1 SD
= 20,82 – 1. 3,205 £ (x) £ 20,82 + 1. 3,205
= 17,615 £ (x) £ 24,025
c. Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden diperoleh
(x) < mean – 1 SD
= (x) < 20,82 – 1. 3,205
= (x) < 17,615
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di
RB An Nuur Surakarta
NO KATEGORI JUMLAH PROSENTASE (%)
1 Baik 4 11,76
2 Cukup 25 73,53
3 Kurang 5 14,71
Jumlah 34 100
Sumber : (Data Primer, 2015)
46
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini di RB An Nuur Surakarta sebanyak
4 responden (11,76%) dengan pengetahuan baik, sebanyak 25 responden
(73,53%) dengan pengetahuan cukup dan sebanyak 5 responden (14,71%)
dengan pengetahuan kurang tentang inisiasi menyusu dini.
C. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini di RB An Nuur
Surakarta sebanyak 4 responden sebanyak 4 responden (11,76%) dengan
pengetahuan baik, sebanyak 25 responden (73,53%) dengan pengetahuan
cukup dan sebanyak 5 responden (14,71%) dengan pengetahuan kurang
tentang inisiasi menyusu dini.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil
tentang inisiasi menyusu dini di RB An Nuur Surakarta sebanyak 25
responden (73,53%) adalah berpengetahuan cukup. Menurut Mubarak
(2007), faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan,
pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan sekitar,
informasi.
Karakteristik responden berdasarkan umur diperoleh hasil ibu hamil
yang berumur kurang dari 20 tahun berjumlah 2 responden yang memiliki
tingkat pengetahuan kurang, tingkat pengetahuan baik dan cukup tidak ada.
Ibu yang berumur 20-35 tahun berjumlah 28 responden yang memiliki
47
tingkat pengetahuan baik 4 reponden, berpengetahuan cukup 23 responden,
berpengetahuan kurang 1 responden. Ibu hamil yang berumur lebih dari 35
tahun berjumlah 4 responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik tidak
ada. Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada
aspek fisik dan psikologis (mental). Pada aspek psikologis, semakin cukup
umur tingkat kematangan atau mental berpikir seseorang semakin matang
dan dewasa. Umur juga mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakni
semakin tua umur seseorang ingatannya semakin berkurang, sebaliknya
semakin muda umur akan mudah menerima informasi yang didapat. Dari
hasil penelitian mayoritas umur ibu hamil sekitar 20-35 tahun sehingga
dimungkinkan mereka lebih mudah menerima informasi (Mubarak, 2007).
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan diperoleh hasil ibu
hamil yang berpendidikan SMP berjumlah 6 responden yang memiliki
tingkat pengetahuan baik tidak ada, berpengetahuan cukup 3 responden,
berpengetahuan kurang 3 responden. Ibu hamil yang berpendidikan SMA
berjumlah 19 responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup 17
responden, berpengetahuan kurang 2 responden. Ibu hamil yang
berpendidikan perguruan tinggi berjumlah 9 responden yang memiliki
tingkat pengetahuan baik 4 responden, berpengetahuan cukup 5 responden,
berpengetahuan kurang tidak ada. Makin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin mudah menerima informasi, dan pada akhirnya makin
banyak pengetahuan yang dimilikinya (Mubarak, 2007).
48
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan diperoleh hasil ibu
hamil yang tidak bekerja (Ibu Rumah Tangga) berjumlah 18 responden
yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 1 responden, berpengetahuan
cukup 13 responden, berpengetahuan kurang 4 responden. Ibu hamil yang
bekerja (swasta, wiraswasta, pegawai negeri sipil) berjumlah 16
responden yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 3 responden,
berpengetahuan cukup 12 responden, berpengetahuan kurang 1 responden.
Pengalaman adalah kejadian yang pernah dialami seseorang.
Pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan, baik dari pengalaman sebelumnya maupun orang lain.
Seseorang yang sudah memiliki pengalaman tentang inisiasi menyusu dini
sebelumnya maka bisa saja mempunyai pengetahuan yang lebih baik
(Mubarak, 2007).
RB An Nuur Surakarta terletak di daerah perkotaan dimana
masyarakatnya lebih mudah mengikuti kegiatan sosial. Kebudayaan yang
berada di lingkungan sekitar mempunyai peran besar terhadap
pembentukan sikap. Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi juga
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang
baru. Mayoritas responden tinggal di wilayah perkotaan sehingga
kemungkinan mendapatkan informasi lebih cepat. Di perkotaan meluasnya
kesempatan untuk melibatkan diri dalam kegiatan sosial maka wawasan
sosial makin banyak, sehingga di perkotaan mudah untuk mendapatkan
informasi (Mubarak, 2007).
49
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil
tentang inisiasi menyusu dini di RB An Nuur Surakarta sebanyak 4
responden berpengetahuan baik. Pencapaian baik ini kemungkinan dapat
dipengaruhi umur, pendidikan, pengalaman, informasi, minat, pekerjaan,
kebudayaaan lingkungan sekitar (Mubarak, 2007).
Jumlah responden dengan pengetahuan kurang ada 5 responden. Hal
ini dapat terjadi karena responden kurang aktif mencari informasi tentang
inisiasi menyusu dini. Selain itu juga di dasari oleh faktor pendidikan dan
pengalaman yang kurang.
Dari hasil penelitian ini apabila dibandingkan dengan hasil penelitian
terdahulu dari penelitian Warsiti (2010), penelitian dengan judul
“Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Pasca Persalinan tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan tingkat
pengetahuan tinggi atau baik sebanyak 16 responden (53,3%), sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh penulis hasil tertinggi pada kategori cukup
yaitu sebanyak 25 responden (73,53%).
Dari penelitian Hartatik (2012), penelitian dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Dyah
Sumarmo desa Tanjungsari Kecamatan Banyudono Kabupaten Boyolali
tahun 2012” hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 20 responden
50
(57,1%) sama dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis hasil
tertinggi pada kategori cukup yaitu sebanyak 25 responden (73,53%).
Dari penelitian Yuliana (2012), penelitian dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Inisiasi Menyusu Dini di
BPM Suratini Surakarta” hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar responden dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 16
responden (53,33%) sama dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis
hasil tertinggi pada kategori cukup yaitu sebanyak 25 responden
(73,53%).
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini mempunyai kendala dan keterbatasan yaitu :
1. Kendala Penelitian
Pada saat pengumpulan data sering kuesioner tidak terisi dengan
lengkap, sehingga penulis harus mengulang dengan cara memberikan
kuesioner terhadap responden kembali.
Jadwal pemeriksaan ibu hamil tidak setiap hari yaitu hanya
setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat sehingga memperlambat untuk
mengumpulkan responden dalam satu waktu sehingga peneliti
membutuhkan waktu beberapa minggu.
51
2. Keterbatasan Penelitian
a. Variabel penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu
penegtahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini, sehingga
penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu hamil.
b. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga
responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban
responden belum bisa mengetahui pengetahuan responden secara
mendalam.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil Penelitian tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi
Menyusu Dini di RB An Nuur Surakarta adalah sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di RB An
Nuur Surakarta dalam kategori baik yaitu 4 responden (11,76%)
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di RB An
Nuur Surakarta dalam kategori cukup yaitu 25 responden (73,53%)
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di RB An
Nuur Surakarta dalam kategori kurang yaitu 5 responden (14,71%)
Berdasarkan data tersebut didapatkan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
Inisiasi Menyusu Dini di RB An Nuur Surakarta yang tertinggi adalah dengan
kategori cukup yaitu 25 responden (73,53%)
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
inisiasi menyusu dini di RB An Nuur Surakarta, maka saran yang dapat
peneliti sampaikan adalah :
1. Bagi Instansi Rumah Bersalin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini sehingga
dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman dan memberikan
53
masukan bagi lahan penelitian dalam meningkatkan kualitas tentang
praktek Inisiasi Menyusu Dini.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan secara
konseptual sesuai hasil penelitian pada mata kuliah kebidanan khususnya
pengetahuan ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini.
3. Bagi Responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada ibu
hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini serta diharapkan ibu hamil
menambah pengetahuan tentang Inisiasi Menyusu Dini sehingga dapat
mempersiapkan praktek Inisiasi Menyusu Dini.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti lain yang berminat melakukan dan mengembangkan
penelitian ini diharapkan melakukan penelitian dengan lebih banyak
sampel dan mengembangkan variabel penelitian, lebih luas pembahasan
materinya, menggunakan metode dan teknik berbeda serta memperluas
ruang lingkup.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Hutari Puji. 2012. Buku Ajar Asuhan kebidanan Ibu I (Kehamilan).
Yogyakarta : Rohima Press.
Badan Pusat Statistik, 2010. Sensus Penduduk (online). Available:
http: www.bps.go.id tanggal 11 oktober 2014.
Bandiyah, Siti. 2009. Kehamilan, Persalinan dan Gangguan Kehamilan.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Hartatik. 2012. Tingkat pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di
BPS Dyah Sumarmo desa Tanjungsari kecamatan Banyudono kabupaten
Boyolali tahun 2012.KTI. Surakarta: D III Kebidanan STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
Haryono, Rudi, Sulis. 2014. Manfaat ASI Eksklusif Untuk Buah Hati Anda.
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika
JNPK-KR. 2008. Buku acuan Asuhan Persalinan Normal (APN). Jakarta : JNPK-
KR.
Mubarak, Wahit Iqbal dkk. 2007. Promosi kesehatan Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mengajar dalam Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono
Prawirohadjo.
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2011. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Rati, Sri. M.Dachlan, Djunaidi. 2013. Perilaku Ibu Post Partum dalam
Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di Puskesmas Batua Kota
Makassar. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Riwidikdo, Handoko. 2013 . Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta :
Pustaka Rihana.
. 2013. Statistik untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Pustaka
Rihana.
Roesli, Utami. 2008. Inisiasi Menyusu dini plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka
Bunda.
Santjaka, A. 2012. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan 1. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan Penuntun Praktis Bagi Pemula.
Yogyakarta : Mitra Cendikia.
Sejatiningsih, Sri. Raksanagara, Ardini. 2013. Program Inisiasi Menyusu Dini
dalam Rangka Menurunkan Angka Kematian Neonatal. Universitas
Padjajaran. Bandung.
Sujarweni, Wiratna V. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Suradi, Rulina dkk. 2010. Indonesia Menyusui. Jakarta : IDAI
Warsiti. 2010. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Pasca Persalinan tentang
IMD di RSUP Dr. Soeraji Tirtonegoro Klaten. Skripsi. Surakarta : STIKes
Aisyah Surakarta.
Yuliana. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III tentang Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) di BPM Suratini Surakarta. KTI. Surakarta : STIKes
PKU Muhammadiyah Surakarta.
Yuliarti, Nurheti. 2010. Keajaiban ASI Makanan Terbaik untuk Kesehatan,
Kecerdasan, dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta : ANDI yogyakarta.