tgs rgkm daya dkung tanah
TRANSCRIPT
Bearing Capacity of Soils
( Daya Dukung Tanah )
Analisis daya dukung mempelajari kemampuan tanah dalam mendukung beban
fondasi struktur yang terletak di atasnya. Daya dukung menyatakan tahanan geser tanah
untuk melawan penurunan akibat pembebanan, yaitu tahanan geser yang dapat dikerahkan
oleh tanah disepanjang bidang-bidang gesernya.
Perancangan fondasi harus dipertimbangkan terhadap keruntuhan geser dan
penurunan yang berlebihan. Untuk itu perlu dipenuhi dua kriteria yaitu: kriteria stabilitas dan
kriteria penurunan.
Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi dalam perancangan fondasi adalah:
1. Faktor aman terhadap keruntuhan akibat terlampauinya daya dukung harus dipenuhi.
Dalam hitungan daya dukung, umumnya digunakan factor aman 3.
2. Penurunan fondasi harus masih dalam batas-batas nilai yang ditoleransikan.
Khususnya penurunan yang tidak seragam ( differential settlement ) harus tidak
mengakibatkan kerusakan pada struktur.
Untuk terjaminnya stabilitas jangka panjang, perhatian harus diberikan pada peletakan
dasar fondasi. Fondasi harus diletakkan pada kedalaman yang cukup untuk menanggulangi
resiko erosi permukaan, gerusan, kembang susut tanah, dan gangguan tanah di sekitar fondasi
lainnya.
Analisis-analisis daya dukung, dilakukan dengan cara pendekatan untuk memudahkan
hitungan. Persamaan-persamaan yang dibuat, dikaitkan dengan sifat-sifat tanah dan bentuk
bidang geser yang terjadi saat keruntuhan. Analisisnya dilakukan dengan menganggap bahwa
tanah berkelakuan sebagai bahan bersifat plastis. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh
Prandtl (1921), yang kemudian dikembangkan oleh Terzaghi (1943), Meyerhof (1955), De
Beer dan Vesic (1958). Persamaan-persamaan daya dukung tanah yang diusulkan, umumnya
didasarkan pada persamaan Mohr-Coulomb :
τ = c + σ tg φ
dengan:
τ = tahanan geser tanah
c = kohesi
σ = tegangan normal
φ = sudut gesek dalam tanah
A. Analisis Terzaghi
Terzaghi (1943) menganalisis daya dukung tanah dengan anggapan yaitu :
1. Fondasi memanjang tak terhingga.
2. Tanah di dasar fondasi homogen.
3. Berat tanah di atas dasar fondasi dapat digantikan dengan beban terbagi merata
sebesar po = Dfγ, dengan Df adalah kedalaman dasar fondasi dan γ adalah berat
volume tanah di atas dasar fondasi.
4. Tahanan geser tanah di atas dasar fondasi diabaikan.
5. Dasar fondasi kasar.
6. Bidang keruntuhan terdiri dari lengkung spiral logaritmis dan linier.
7. Baji tanah yang terbentuk di dasar fondasi dalam kedudukan elastik dan bergerak
bersama-sama dengan dasar fondasinya.
8. Pertemuan antara sisi baji dan dasar fondasi membentuk sudut sebesar sudut gesek
dalam tanah φ.
9. Berlaku prinsip superposisi.
Terzaghi merumuskan daya dukung ultimit sebagai berikut:
1. Untuk kondisi keruntuhan geser umum (general shear failure)
a. Fondasi memanjang (continuous foundation)
qu = cNc + Df γNq + 0,5γBNγ
b. Fondasi bujur sangkar (square foundation)
qu = 1,3cNc + Df γNq + 0,4γBNγ
c. Fondasi lingkaran (round foundation)
qu = 1,3cNc + Df γNq + 0,3γBNγ
d. Fondasi empat persegi panjang
qu = cNc ( 1+ 0,3
BL
)+ Df γNq + 0,5γBNγ( 1-0,2
BL
)
Keterangan:
qu = daya dukung ultimit
c = kohesi tanah
Dfγ = po = tekanan overburden (tekanan vertikal pada dasar fondasi, yaitu
tekanan akibat dari berat tanah di sekitar fondasi).
Df = kedalaman fondasi
γ = berat volume tanah
B = lebar atau diameter fondasi
L = panjang fondasi
Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung Terzaghi
-Nilai-nilai dari Nc, Nq, Nγ tergantung pada sudut gesek dalam tanah (φ).
-Nilai kohesi yang digunakan adalah kohesi rata-rata tanah di bawah dasar
fondasi.
-Berat volume tanah (γ) yang digunakan untuk menghitung Dfγ adalah berat
volume tanah di atas dasar fondasi. Jika di permukaan tanah terdapat beban
terbagi rata qo, maka persamaan daya dukung ultimit menjadi :
qu = cNc + ( Df γ + qo) Nq + 0,5γBNγ
2. Untuk kondisi keruntuhan geser lokal (local shear failure)
a. Fondasi memanjang (continuous foundation)
qu = c’Nc’ + Df γNq’ + 0,5γBNγ’
b. Fondasi bujur sangkar (square foundation)
qu = 1,3c’Nc’ + Df γNq’ + 0,4γBNγ’
c. Fondasi lingkaran (round foundation)
qu = 1,3c’Nc’ + Df γNq’ + 0,3γBNγ’
Keterangan:
c’ =
23
c
Nc’, Nq’, Nγ’ adalah faktor-faktor daya dukung pada keruntuhan geser lokal
yang nilainya dapat dilihat pada tabel daya dukung Terzaghi dengan
mengambil:
φ’ = arc tg (
23
tgφ)
Pengaruh Air Tanah
Berat volume tanah sangat dipengaruhi oleh kadar air dan kedudukan air tanah. Oleh karena
itu, hal tersebut berpengaruh pula pada daya dukungnya.
1. Jika muka air tanah sangat dalam dibandingkan dengan lebar fondasinya (z > B),
dengan z adalah jarak muka air tanah di bawah dasar fondasi, maka nilai γ dalam
suku ke-2 dari persamaan daya dukung dipakai γb atau γd, demikian pula dalam suku
persamaan ke-3 dipakai nilai γb atau γd.
2. Bila muka air tanah terletak di atas atau sama dengan dasar fondasinya, nilai berat
volume tanah yang dipakai dalam suku persamaan ke-3 harus berat volume efektifnya
(γ’), karena zona geser yang terletak di bawah fondasi sepenuhnya terendam air. Pada
kondisi ini, nilai po(Dfγ ) pada suku persamaan kedua menjadi:
γ’(Df – dw) + γbdw
dengan γ’= γsat – γw, dan dw = kedalaman muka air tanah dari permukaan
3. Jika muka air tanah di permukaan atau dw = 0 maka γ pada suku persamaan ke-2
digantikan dengan γ’. Sedang γ pada suku persamaan ke-3 dipakai berat volume tanah
efektifnya (γ’).
4. Jika muka air tanah terletak pada kedalaman z di bawah dasar fondasi (z < B), nilai γ
pada suku persamaan ke-2 digantikan dengan γb bila tanahnya basah, dan diganti
dengan γd bila tanahnya kering. Karena masa tanah dalam zona geser sebagian
terendam air, berat volume tanah yang diterapkan dalam suku ke-3 dari persamaan
daya dukung, dapat didekati dengan:
γrt = γ’ + (
zB
)(γb – γ’)
dengan γrt = berat volume tanah rata-rata
(a) (b) (c)
Gambar pengaruh muka air tanah pada daya dukung
Definisi-Definisi dalam Perancangan Fondasi
1. Tekanan overburden total (total overburden pressure) adalah intensitas tekanan total
yang terdiri dari berat material di atas dasar fondasi total, yaitu berat tanah dan air
sebelum fondasi dibangun.
2. Daya dukung ultimit neto (net ultimate bearing capacity)(qun) adalah nilai intensitas
beban fondasi saat tanah akan mengalami keruntuhan geser, dinyatakan dengan
persamaan:
qun = qu - Dfγ
3. Tekanan fondasi total (total foundation pressure) adalah intensitas tekanan total pada
tanah di dasar fondasi, sesudah struktur selesai dibangun dengan pembebanan penuh.
Beban-beban termasuk berat fondasi, berat struktur atas, dan berat tanah urugan
termasuk air di atas dasar fondasinya.
4. Tekanan fondasi neto (net foundation pressure)(qn) adalah tambahan tekanan pada
dasar fondasi, akibat beban mati dan beban hidup dari strukturnya. Secara umum
dinyatakan dengan persamaan: → qn = q - Dfγ
5. Daya dukung diizinkan (allowable bearing capacity)(qa) adalah tekanan fondasi
maksimum yang dapat dibebankan pada tanah, sedemikian sehingga kedua
persyaratan keamanan terhadap daya dukung dan penurunannya terpenuhi.
6. Faktor aman(F) dalam tinjauan daya dukung ultimit neto, didefinisikan sebagai:
F=qun
qn
=qu−D f γ
q−D f γ
7. Daya dukung aman (safe bearing capacity)(qs) didefinisikan sebagai tekanan fondasi
total ke tanah maksimum yang tidak mengakibatkan risiko keruntuhan daya dukung,
dengan:
Fondasi pada Tanah Pasir
Tanah granuler, seperti tanah pasir dan kerikil, tidak berkohesi (c = 0), atau mempunyai
kohesi namun sangat kecil hingga dalam hitungan daya dukung sering diabaikan.
Untuk tanah tidak berkohesi, persamaan umum daya dukung ultimit Terzaghi akan menjadi
sebagai berikut:
1. Fondasi memanjang (continuous foundation)
qu = poNq + 0,5γBNγ
2. Fondasi bujur sangkar (square foundation)
qu = poNq + 0,4γBNγ
qs=qun
F+D f γ
3. Fondasi lingkaran (round foundation)
qu = poNq + 0,3γBNγ
4. Fondasi berbentuk empat persegi panjang
qu = poNq + 0,5γBNγ (1-0,2
BL
)
keterangan:
B = lebar atau diameter fondasi
L = panjang fondasi
po = Dfγ = tekanan overburden pada dasar fondasi
Df = kedalaman fondasi
γ = berat volume tanah granuler
Nq, Nγ = faktor-faktor daya dukung
B. Analisis Meyerhof
Meyerhof (1963) dan Brinch Hansen (1970) memberikan persamaan daya dukung dengan
mempertimbangkan bentuk fondasi, kemiringan beban dan kuat geser tanah di atas dasar
fondasinya, sebagai berikut:
qu = scdciccNc + sqdqiqpoNq + sγdγiγ 0,5B’γNγ
dengan:
qu = daya dukung ultimit
Nc, Nq, Nγ = faktor daya dukung untuk fondasi memanjang
sc, sq, sγ= faktor bentuk fondasi (tabel)
dc, dq, dγ = faktor kedalaman fondasi (tabel)
ic, iq, iγ = faktor kemiringan beban (tabel)
B’ = lebar fondasi efektif
po = Dfγ = tekanan overburden pada dasar fondasi
Faktor-faktor daya dukung yang diberikan oleh Meyerhof (1963) dan Hansen (1970)
hampir sama yaitu:
Nc = (Nq – 1) ctg φ
Nq = tg2 (45o +
ϕ2
)e(π tg ϕ )
Namun, ada perbedaan pada persamaan Nγ:
Nγ = (Nq – 1) tg (1,4 φ) (Meyerhof)
Nγ = 1,5(Nq – 1) tg φ (Hansen)
Jadi, intinya adalah setiap kita merancang suatu pondasi apapun itu bentuknya yang
perlu kita perhatikan/cermati adalah adalah daya dukung tanah (tahanan geser tanah untuk
melawan penurunan akibat pembebanan). Dan untuk terjaminnya stabilitas jangka panjang,
perhatian harus diberikan pada peletakan dasar fondasi.
Sumber:
Teknik Fondasi 1 karangan Hary Christady Hardiyatmo