tgs audit 2 kelompok

30
AUDITING 2 Audit siklus Akuisisi dan Pengeluaran Kas Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Nilai Tugas pada Mata Kuliah Auditing 2 Disusun oleh : 1. Achmad Tantan 2. Artamita Caroline (1202120042) 3. Galang Pandu Aranza (1202124049) 4. Rifqi abdul haq (1202120062) 5. Annisa Sariutami (1202120179) Akuntansi B 2012 1

Upload: galang-pandu-aranza

Post on 18-Dec-2015

247 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Tugas Audit 2 Kelompok

TRANSCRIPT

AUDITING 2

Audit siklus Akuisisi dan Pengeluaran Kas

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Nilai Tugas pada Mata Kuliah Auditing 2

Disusun oleh :1. Achmad Tantan2. Artamita Caroline (1202120042)3. Galang Pandu Aranza (1202124049)4. Rifqi abdul haq (1202120062)5. Annisa Sariutami (1202120179)

Akuntansi B 2012

PROGRAM STUDI S1-AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS TELKOMBANDUNG 201521

AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARANA. Akun dan Kelas Transaksi Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Tujuan keseluruhan dari audit atas siklus akuisisi dan pembayaran adalah untuk mengevaluasi apakah akun-akun yang dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa serta pengeluaran kas bagi akuisisi tersebut disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

B. Fungsi Bisnis Dalam Siklus Serta Dokumen dan Catatan Yang Terkait

Siklus akuisisi dan pembayaran melibatkan keputusan dan proses yang diperlukan untuk memperoleh barang serta jasa guna mengoperasikan suatu bisnis. Siklus tersebut umumnya dimulai dengan pembuatan permintaan pembelian oleh karyawan yang berwenang yang memerlukan barang dan jasa itu, dan berakhir dengan pembayaran utang usahaKelas TransaksiAkuisisiPengeluaran Kas

AkunPersediaanKas di bank (dari pengeluaran kas)

Properti, pabrik, dan peralatanUtang Usaha

Beban dibayar dimukaDiskon Pembelian

Utang usaha

Beban manufaktur

Beban Penjualan

Beban administratif

Fungsi BisnisMemroses pesanan pembelianMemroses dan mencatat pengeluaran kas

Menerima barang dan jasa

Mengakui kewajiban

Dokumen dan CatatanPermintaan pembelianCek

Pesanan PembelianFile transaksi pengeluaran kas

Laporan PenerimaanJurnal pengeluaran kas

Faktur vendor

Memo debet

Voucher

File transaksi akuisisi

Jurnal akuisisi

File induk utang usaha

Neraca saldo utang usaha

Laporan vendor

Permintaan akan barang dan jasa oleh personil klien merupakan titik awal bagi siklus ini. Bentuk pasti dari permintaan itu dan persetujuan yang diperlukan tergantung pada sifat barang dan jasa serta kebijakan perusahaan. Dokumen yang umum digunakan meliputi :a. Permintaan Pembelian (purchase requisition)Digunakan untuk meminta barang dan jasa oleh karyawan yang berwenang.b. Pesanan Pembelian (purchase order)Dokumen yang digunakan untuk memesan barang dan jasa dari vendor. Pesanan tersebut mencakup deskripsi, kuantitas, dan informasi terkait mengenai barang serta jasa yang ingin dibeli perusahaan dan sering kali digunakan untuk menunjukkan otorisasi akuisisi.

c. Faktur Vendor (vendors invoice)Dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan jumlah yang terutang atas suatu akuisisi. Faktur tersebut menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang serta jasa yang diterima, harga, syarat diskon tunai, tanggal penagihan, dan total jumlahnya.d. Memo debet (debit memo)Dokumen yang diterima dari vendor dan menunjukkan pengurangan jumlah yang terutang kepada vendor akibat retur barang atau pengurangan yang diberikan.e. Voucher (voucher)Sering digunakan oleh perusahaan atau organisasi dalam menetapkan cara yang formal untuk mencatat dan mengendalikan akuisisi, terutama dengan memungkinkan setiap transaksi akuisisi diberi nomor urut.f. File Transaksi AkuisisiFile yang dibuat computer yang meliputi semua transaksi akuisisi yang diproses oleh sitem akuntansi selama suatu periode.g. Jurnal Akuisisi (listing)Laporan ini dibuat dari file transaksi akuisisi dan umumnya meliputi nama vendor, tanggal, jumlah, dan klasifikasi akun.h. File Induk Utang Usaha (accounts payable master file )Digunakan untuk mencatat transaksi akuisisi, pengeluaran keas, serta retur dan pengurangan akuisisi untuk setiap vendor.i. Neraca saldo utang Usaha (accounts payable trial balance)Mencantumkan jumlah yang terutang kepada setiap vendor atau dari setiap faktur atau voucher pada suatu waktu. Neraca tersebut dibuat secara langsung dari file induk utang usaha.j. Laporan Vendor (vendors statement)Dokumen yang disisipkan setiap bulan oleh vendor dan menunjukkan saldo awal, akuisisi, retur dan pengurangan, pembayaran kepada vendor, dan saldo akhir.

k. CekDokumen ini umumnya digunakan untuk membayar akuisisi ketika pembayaran sudah jatuh tempo. Cek ini dibuat melalui computer berdasarkan informasi yang tercantum dalam file transaksi akuisisi pada saat barang dan jasa diterima.l. File Transaksi Pengeluaran Kas (cash disbursement transaction file)File yang dibuat dengan computer yang mencantumkan semua transaksi pengeluaran kas yang diproses oleh system akuntansi selama suatu periode.m. Jurnal atau listing Pengeluaran Kas (cash disbursement journal or listing)Listing atau laporan yang dibuat dari file transaksi pengeluaran kas yang mencantumkansemua transaski selama setiap periode waktu.

I. SIKLUS AKUISISII.A. Flowchart Siklus AkuisisiBerdasarkan flowchat siklus akuisisi, kita dapat menyusun audit pogram dari siklus akuisisi.I.B. Audit Program Siklus AkuisisiProgram audit adalah Suatu rencana audit yang terdiri atas prosedur-prosedur yang didisain untuk mencapai tujuan audit (audit objective) yang dikembangkan selama fase perencanaan audit. Jadi Program audit untuk transaksi akuisisi merupakan paparan rencana audit terhadap siklus transaksi akuisisi barang ataupun jasa yang terdiri atas prosedur-prosedur audit yang disusun sebaik mungkin untuk mencapai tujuan-tujuan audit atas siklus akuisisi barang dan jasa.Tujuan audit dari transaksi akuisisi antara lain :1. Akuisisi yang tercatat untuk barang dan jasa yang diterima konsisten dengan kepentingan terbaik (best interest) dari klien (existence).2. Transaksi-transaksi akuisisi yang ada semuanya tercatat (completeness).3. Transaksi akuisisi yang tercatat adalah akurat (accuracy).4. Transaksi akuisisi secara tepat diklasifikasikan (classification).5. Transaksi akuisisi dicatat pada tanggal yang tepat (timing).6. Transaksi akuisisi yang dicatat dimasukan ke dalam master file hutang dagang dan persediaan dan secara tepat dipindahkan dan diringkaskan.

Sehingga dari tujuan audit di atas, dapat dibuat prosedur audit atas transaksi akuisisi seperti berikut :1. Menelaah buku pembelian (Acquisition Journal), buku besar, dan accounts payable master file untuk jumlah yang besar dan tidak biasa.2. Memeriksa dokumen yang mendasari untuk keterandalan/ reasonabless dan otentisitas/authenticity (faktur pembelian, laporan penerimaan barang, pesanan pembelian, dan permintaan pembelian).3. Memeriksa vendor master file untuk pemasok yang telah biasa.4. Menelusuri akuisisi persediaan ke inventory master file.5. Memeriksa aktiva yang telah diperoleh.6. Menelusuri dari arsip laporan penerimaan barang ke buku pembelian (Acquisition journal).7. Membandingkan transaksi yang dicatat dalam buku pembelian dengan faktur pembelian, laporan penerimaan barang, dan dokumentasi pendukung yang lain.8. Menghitung ulang akurasi klerikal pada faktur pembelian, termasuk diskon dan biaya angkut.9. Membandingkan klasifikasi dengan bagan perkiraan (chart of account) dengan mengacu pada faktur pembelian.10. Membandingkan tanggal laporan penerimaan barang dengan faktur pembelian dan tanggal dalam buku pembelian.11. Menguji akurasi klerikal dengan melakukan footing buku harian dan menelusuri pemindahan (posting) ke buku besar dan master file hutang dagang dan persediaan.I.C. Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Atas TransaksiPengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran dibagi ke dalam dua bidang yang luas :1. Pengujian akuisisi : a. Fungsi memroses pembelian, b. Fungsi menerima barang dan jasa, c. Fungsi mengakui kewajiban.2. Pengujian pembayaran, yang menyangkut fungsi keempat yaitu memroses dan mencatat pengeluaran kas.Gambar 1 : Metodologi Untuk Merancang Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi untuk Siklus Akuisisi dan PembayaranMemahami pengendalian internal-akuisisidan pengeluaran kas

Menilai resiko pengendalian yang direncanakan-akuisisi dan pengeluaran kas

Menentukan luas pengujian pengendalian*

Prosedur Audit

Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk akuisisi dan pengeluaran kas guna memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi

Penetapan WaktuItem Yang Akan DipilihUkuran Sampel

Sampling atribut untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksiTerdapat tiga perbedaan yang penting antara akuisisi dan pembayaran dibandingkan dengan siklus lainnya :1. Banyak akun yang terlibat dalam siklus ini, termasuk laporan laba rugi dan neraca. Hal ini meningkatkan potensi salah saji klasifikasi, yang mungkin akan mempengaruhi laba.2. Transaksi dalam siklus ini dituntut pertimbangan yang signifikan, seperti biaya lease dan kontruksi. hal ini mengakibatkan kemungkinan salah saji.3. Auditor sering kali memisahkan item item yang bernilai besar dan tidak biasa serta mengujinya atas dasar 100 persen.4. Flowchart siklus Akuisisi dan Pembayaran

II. SIKLUS PEMBAYARAN/PENGELUARAN KASTujuan dari siklus pengeluaran kas adalah untuk mengubah kas perusahaan ke dalam bentuk bahan baku fisik serta sumber daya manusia yang dibutuhkannya untuk menjalankan bisnis. Tahapan sistem pembelian:1. Fungsi pembelian dimulai dengan mengenali kebutuhan untuk menambah persediaan kembali melalui observasi catatan persediaan.2. Proses pembelian menentukan jumlah yang akan dipesan, memilih memasok, dan membuat pesanan pembelian.3. Setelah beberapa waktu, perusahaan akan menerima brang persediaan dari pemasok.4. Informasi mengenai penerimaan barang digunakan untuk memperbarui catatan persediaan.5. Proses utang usaha menerima faktur dari pemasok.6. Buku besar menerima ringkasan informasi dari utang usaha dan pengendali persediaan. Ada 4 departemen dalam sistem pembelian manual, yaitu: Departemen PembelianTugasnya menerima permintaan pembelian, menyortirnya berdasarkan nama pemasok dan membuat pesanan pembelian yang terdiri atas beberapa bagian. Satu salinan dikirimkan ke pengendali persediaan, tempat staf administrasi menyimpannya bersama permintaan pembelian terbuka. Satu salinan tersebut akan dikirim ke utang usaha untuk disimpan dalam file utang usaha tunda dan akan menjadi file utang usaha terbuka pada saat katur dikirimkan oleh pemasok. Dua salinan diberikan kepada pemsok. Staf administrasi bagian pembelian akan menyimpan salinan terakhir bersama dengan permintaan pembelian dalam file pesanan pembelian terbuka. Bagian PenerimaanBarang yang tiba dari pemasok direkonsiliasi dengan salinan kosong pesanan pembelian yang berisi informasi jumlah atau harga produk yang diterima. Tujuan dari salinan kosong adalah untuk memaksa staf administrasi bagian penerimaan menghitung dan memeriksa persediaan dalam mengisi laporan penerimaan. Setelah melengkapi jumlah fisik dan menyelesaikan pemeriksaan, staf administrasi bagian penerimaan membuat laporan penerimaan yang terdiri atas beberapa bagian, yang menyatakan jumlah dan kondisi persediaan tersebut. Bagian Utang UsahaSelama jalannya transaksi, bagian utang usaha telah menerima dan sementara menyimpan berbagai salinan permintaan pembelian, pesanan pembelian, dan laporan penerimaan. Dokumen formal yang dipakai oleh bagian ini adalah faktur pemasok. Jika faktur pemasok ini belum tiba, maka pencatatan utangnya akan ditunda hingga faktur tersebut dikirimkan oleh pemasok. Lalu apabila faktur tiba, maka staf administrasi utang merekonsiliasi informasi finansial dengan berbagai dokumen di file tunda, mencatat transaksi dalam jurnal pembelian, dan mencatatnya ke rekening pemasok dalam buku pembantu utang usaha. Bagian Buku BesarBagian ini menerima voucher journal dari bagian utang usaha dan sebuah ringkasan akun dari bagian pengendalian persediaan. Staf administrasi bagian buku besar mencatat dari voucher journal ke akun pengendali perusahaan dan utang usaha serta merekonsiliasi akun pengendali persediaan serta ringkasan buku pembantu persediaan.

Selain melibatkan system pembelian, system pengeluaran kas juga berkaitan dengan siklus utang usaha. Tujuan utama dari system utang usaha adalah untuk memastikan bahwa kreditor yang valid menerima jumlah terutang yang benar ketika kewajiban jatuh tempo. Tahapan tahapan dari sistem pengeluaran kas yaitu : Proses utang usaha meninjau file utang usaha mengenai berbagai dokumen yang jatuh tempo dan mengotorisasi proses pengeluaran kas untuk melakukan pembayaran. Proses pengeluaran kas membuat dan mendistribusikan cek ke para pemasok. Pada akhir periode, baik proses pengeluaran kas maupun utang usaha mengirim informasi ringkasan ke buku besar Terdapat 3 departemen dalam sistem pengeluaran kas :1.Bagian Utang UsahaProses pengeluaran kas dimulai dalam bagian utang usaha. Staf administrasi bagian utang usaha meninjau file voucher utang terbuka atau utang usaha untuk melihat berbagai dokumen yang jatuh tempo dan mengirim voucher serta dokumen pendukungnya kebagian pengeluaran kas.2.Bagian Pegeluaran kasMenerima paket voucher dan meninjau berbagai dokumen untuk melihat kelengkapan dan akurasi administratifnya. Untuk tiap pengeluaran, staf administrasi tersebut membuat cek tiga salinan dan mencatat nomor cek, jumlah uangnya, nomor voucher serta data lain yang terkait dalam daftar cek, yang juga disebut sebagai jurnal pengeluaran kas.3.Bagian Buku BesarMenerima voucher journal pengeluaran kas dan ikhtisar akun dari bagian utang usaha. Mencatat ke akun pengendali utang usaha dan akun kas dalam buku besar serta merekonsiliasi akun pengendali utang usaha dengan ikhtisar buku pembantu utang usaha. Ringkasan Pengendalian Siklus PengeluaranAktivitas PengendalianSistem Pemrosesan PembelianSistem Pengeluaran Kas

Otorisasi transaksi

Pemisahan Pekerjaan

Akses

Verifikasi independen

Pengendalian persediaan

Pengendalian persediaan dipisahkan dari bagian pembelian dan penyimpanan persediaan. Buku besar utang usaha terpisah dari buku besar.Bagian penerimaanBuku pembantu utang usaha, buku besar, file permintaan pembelian, file laporan penerimaan.

Keamanan fisik aktiva. Batasi akses hanya ke catatan akuntansi diatas.

Bagian utang dagang merekonsiliasi berbagai dokumen sumber sebelum mencatat kewajiban. Bagian buku besar merekonsiliasi akurasi umum proses tersebutBagian utang usaha mengotorisasi pembayaranPisahkan bagian buku besar pembantu utang usaha, pengeluaran kas dan buku besar.

File voucher utang, buku pembanyu utang usaha, jurnal pengeluaran kas, akun kas di buku besar.

Keamanan yang memadai atas kas. Batasi akses ke berbagai catatan akuntansi di atas.

Peninjauan akhir oleh bagian pengeluaran kas. Rekonsiliasi keseluruhan oleh bagian buku besar. Rekonsiliasi keseluruhan oleh bagian buku besar. Rekonsiliasi bank secara berkala oleh kontroler.

I.B. Audit Program Siklus PembayaranKarena semua transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran mengalir melalui utang usaha, akun ini penting bagi setiap audit ats siklus akuisisi dan pembayaran. Utang usaha dibedakan dari kewajiban akrual dan kewajiban berbunga. Kewajiban akn dianggap sebagai utang usaha hanya jika total jumlah kewajiban itu diketahui dan terutang pada tanggal neraca. Jika kewajiban mencakup pembayaran bunga, hal tersebut harus dicatat sebagai wesel bayar, utang kontrak, utang hipotik, atau utang obligasi. Tujuan audit atas hutang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah saldo utang usaha telah dinyatakn secara wajar dan diungkapkan secara layak. Tujuan audit berkaitan dengan saldo utang usaha :1. Utang usaha dalam daftra utang usaha sama dengan file induk terkait, dan totalnya ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum (detail tie-in)2. Utang usaha dalam daftar utang usaha memang ada (eksistensi)3. Utang usaha yang ada telah dicantumkan dalam daftar utang usaha sudah akurat (keakuratan)4. Utang usaha dalam daftar utang usaha diklasifikasikan dengan benar (klasifikasi)5. Transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran dicatat pada periode yang tepat (pisah batas)6. Perusahaan memiliki kewajiban untuk membayar kewajiban yang tercakup dalam utang usaha (kewajiban).Terdapat perbedaan penekanan yang penting dalam audit atas kewajiban dan aktiva. Ketika memverifikasi aktiva, auditor menekankan lebih saji melalui verifikasi dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung. Auditor lebih memperhatikan lebih saja walaupun tidak mengabaikan kemungkinan salah saji. Pendekatan berbeda diambil ketika memverifikasi saldo kewajiban yang focus utamanya adalah pada kewajiban yang kurang saji atau dihilangkan.Metodologi untuk Merancang Pengujian atas Rincian Saldo Utang Usaha Penetapan waktuProsedur auditUkuran sampelItem yang akan dipilihMerancang pengujian atas rincian saldo utang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldoMenilai risiko pengendalian untuk siklus akuisisi dan pembayaranMengidentifikasi risiko bisnis yang mempengaruhi utang usaha

Tahap IMenetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk utang usaha

TTahap I

Tahap I

Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan substantif atas transaksi untuk siklus akuisisi dan pembayaran

Tahap II

Tahap IIIMerancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha

Tahap III

Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi utang usaha.Fokus terkini perusahaan pada perbaikan aktivitas manajemen mata rantai suplainya menimbulkan banyak perubahan dalam perancangan sistem yang digunakan untuk mengawali serta mencatat aktivitas akuisisi dan pembayaran.Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren.Sejumlah besar transaksi dapat mempengaruhi utang usaha. Auditor umumnya menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi relatif tinggi untuk utang usaha. Auditor juga menilai resiko inheren sebagai sedang atau tinggi.Menilai risiko pengendalian dan merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan substantif atas transaksi.Auditor harus memiliki pemahaman yang menyeluruh tentang bagaimana pengendalian tersebut berhubungan dengan utang usaha.Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk utang usaha.Auditor harus membandingkan total beban tahun berjalan dengan tahun sebelumnya untuk mengungkapkan salah saji utang usaha serta akun beban.Merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha.Tujuan audit atas utang usaha secara keseluruhan adalah untuk menentukan apakah saldo utang usaha telah dinyatakan secara wajar dan diungkapkan secara layak. Merancang pengujian atas rincian saldo utang usaha, termasuk dalam pengujian kewajiban setelah periode.Prosedur Analitis untuk Siklus Akuisisi dan PembayaranProsedur AnalitisSalah Saji yang Mungkin

Membandingkan saldo akun beban yang berhubungan dengan akuisisi dengan tahun sebelumnyaSalah saji utang usaha dan beban

Mereview daftar utang usaha untuk melihat utang yang tidak biasa, nonvendor dan utang berbungaKlasifikasi salah saji untuk kewajiban nondagang

Membandingkan utang usaha individual dengan tahun sebelumnyaAkun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji

Menghitung rasio, seperti pembelian dibagi dengan utang usaha, dan utang usaha dibagi dengan kewajiban lancarAkun yang tidak tercatat atau tidak ada, atau salah saji

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo di Bab 16 yang digunakan untuk memverifikasi piutang usaha digunakan juga pada kewajiban, namun dengan tiga modifikasi kecil :1. Tujuan nilai realisasi tidak dapat diterapkan pada kewajiban. Nilai realisasi hanya dapat diterapkan pada aktiva.2. Aspek hak dalam tujuan hak dan kewajiban tidak dapat diterapkan pada kewajiban.3. Untuk kewajiban, penekanan diberikan pada pencarian kurang saji dan bukan lebih saji.

Pengujian Kewajiban setelah Periode Karena menekankan pada kurang saji dalam akun kewajiban, pengujian kewajiban setelah periode (out-of-period liabilities test) merupakan hal yang penting bagi utang usaha. Luas pengujian untuk mengungkapkan utang usaha yang belum tercatat sangat tergantung pada penilaian risiko pengendalian dan materialitas saldo akun yang potensial. Prosedur audit yang sama yang digunakan untuk mengungkapkan utang yang belum tercatat dapat diterapkan pada tujuan keakuratan. Berikut adalah prosedur audit yang umum : Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari Pengeluaran Kas Selanjutnya Memeriksa Dokumentasi yang Mendasari untuk Tagihan yang Belum Dibayar Beberapa Minggu Sebelum Akhir Tahun Menelusuri Laporan Penerimaan yang Dikeluarkan Sebelum Akhir Tahun ke Faktur Vendor Terkait Menelusuri Laporan Vendor yang Menunjukkan Saldo yang Jatuh Tempo ke Neraca Saldo Utang Usaha Mengirim Konfirmasi ke Vendor dengan Siapa Klien Melakukan Bisnis

Pengujian Pisah Batas Pengujian pisah batas (cutoff tests) utang usaha dilakukan untuk menentukan apakah transaksi yang dicatat beberapa hari sebelum dan setelah tanggal neraca dicantumkan pada periode yang benar.

1. Hubungan Pisah Batas dengan Observasi Titik Persediaan Informasi pisah batas untuk akuisisi harus diperoleh selama observasi fisik persediaan. Pada saat tersebut, auditor harus mereview prosedur dalam departemen penerimaan untuk menentukan bahwa semua persediaan yang diterima telah dihitung, dan auditor harus mencatat pada dokumentasi audit nomor laporan penerimaan terakhir dimana persediaan dilibatkan dalam perhitungan fisik.2. Persediaan dalam Perjalanan Menyangkut utang usaha, auditor harus membedakan antara akuisisi persediaan atas dasar FOB destination dan atas dasar FOB origin. Untuk FOB destination, hak akan berpindah ke pembeli ketika persediaan diterima, sehingga hanya persediaan yang diterima pada atau sebelum tanggal neraca yang harus dimasukkan dalam persediaan dan utang usaha pada akhir tahun. Jika akuisisi dilakukan atas dasar FOB origin, perusahaan harus mencatat persediaan dan utang usaha yang terkait pada periode berjalan jika pengiriman dilakukan pada atau sebelum tanggal neraca. Auditor dapat menentukan apakah persediaan diakuisisi atas dasar FOB destination atau FOB origin dengan memeriksa faktur vendor.

Reliabilitas Bukti Auditor harus memahami reliabilitas relatif dari tiga jenis utama bukti yang umumnya digunakan untuk memverifikasi utang usaha : faktur vendor, laporan vendor dan konfirmasi.Perbedaan Antara Faktur Vendor dan Laporan Vendor Auditor akan memperoleh bukti yang sangat andal mengenai setiap transaksi ketika mereka memeriksa faktur vendor dan dokumen pendukung terkait, seperti laporan penerimaan dan pesanan pembelian. Laporan vendor seperti faktur untuk memverifikasi setiap transaksi tidak begitu disukai karena hanya mencantumkan total jumlah transaksi, sedangkan unit yang diperoleh, harga, ongkos angkut dan data lainnya tidak dicantumkan.Laporan vendor lebih unggul dalam memverifikasi utang usaha karena mencantumkan saldo akhir. Sedangkan faktur vendor lebih unggul dalam memverifikasi transaksi karena auditor memverifikasi setiap transaksi dan faktur menunjukkan rincian akuisisi.Perbedaan Antara Laporan Vendor dan Konfirmasi Perbedaan yang paling penting antara laporan vendor dan konfirmasi utang usaha terletak pada sumber informasinya. Laporan vendor disiapkan oleh vendor (pihak ketiga yang independen) tetapi berada di tengah klien pada saat auditor memperiksanya. Hal ini memberikan klien kesempatan untuk mengubah laporan vendor atau menyimpan laporan tertentu dari auditorRespons terhadap permintaan konfirmasi utang usaha umumnya berupa laporan tersendiri yang dikirimkan langsung ke kantor akuntan publik oleh vendor. Respons tersebut menyediakan informasi yang sama dengan laporan vendor tetapi lebih dapat diandalkan. Selain itu konfirmasi utang usaha seringkali melibatkan permintaan informasi mengenai wesel bayar dan penerimaan utang serta persediaan konsinyasi yang dimiliki oleh vendor.

Ukuran SampelUkuran sampel untuk pengujian utang usaha sangat bervariasi, tergantung pada faktor-faktor seperti materialitas utang usaha, jumlah utang yang beredar, penilaian risiko pengendalian dan utang tahun sebelumnya. Jika pengendalian internal klien lemah, yang bukan merupakan hal yang umum untuk utang usaha, hampir semua item populasi harus diverifikasi. Pada situasi lainnya, pengujian yang minimal mungkin sudah mencukupi.

DAFTAR PUSTAKAArens, Alvin A., dkk. 2008. Auditing dan Jasa Assurance Jilid 2. Jakarta: ErlanggaHall, James A. 2011. Sistem Informasi Akuntansi Buku 1 Edisi 4. Jakarta: Salemba Empathttp://magisterakutansi.blogspot.com/2013/10/contoh-program-audit.htmlhttp://moniqae.blogspot.com/2013/03/prosedur-audit.htmlhttp://oktafiaervi.blogspot.com/2013/04/audit-siklus-akuisisi-dan-pembayaran.htmlhttp://riniwidiafeunsoed.blogspot.com/2011/03/materi-kuliah-audit-ii_31.html