terapi farmakologis dan terapi modalitas pada anak dengan enuresis

Upload: nurma-harlianti

Post on 03-Mar-2016

30 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

terapi

TRANSCRIPT

Terapi Farmakologis dan Terapi Modalitas pada Anak dengan EnuresisOleh: Nurma Harlianti, 1106006303

1. Terapi Farmakologis

a. Desmopresin Acetate, merupakan antidiuretik yang meningkatkan reabsorbsi air. Obat ini diberikan sebelum tidur dengan cara disemprotkan ke hidung. Tiap semprot mengandung 10 ug desmopresin. Desmopresin dapat digunakan dalam mengurangi nocturnal enuresis sampai anak dapat menahan miksi, tidak memiliki efek samping, dan menunjukkan efek antienuretik yang signifikan. Tetapi desmopresin kontra indikasi pada pasien dengan thrombotic thrombocytopenic purpura.

b. Imipramin/Tofranil, merupakan obat antidepresan trisiklik yang diminum oleh anak-anak > 6 th: 25 mg sekali sehari menjelang tidur. Mekanisme kerjanya belum jelas, namun mempunyai efek signifikan pada saat tidur. Respon klinis obat ini bergantung pada kadar plasma dalam darah, efek sampingnya berupa toksik dan lethal overdosis bila digunakan dalam dosis besar. Efek samping yang terjadi dapat berupa iritabilitas, penurunan nafsu makan, mual dan muntah.c. Golongan antikolinergik (Ditropan), digunakan untuk mengurangi kontraksi otot detrusor sehingga diharapkan terjadi retensi urin. Dosis untuk anak > 6 tahun 5 mg 2-3 kali sehari. Efek samping obat adalah rasa kering pada mulut.2. Terapi Modalitas

a. Perubahan kebiasaan, yaitu mengurangi asupan air 2 jam sebelum tidur, mencegah mengonsumsi minuman berkafein, orang tua membangunkan anaknya pada malam hari untuk miksi denga cara menghidupkan lampu atau mengusapkan handuk dingin diwajahnya, latihan menahan miksi untuk memperbesar kapasitas kandung kemih agar waktu antara miksi menjadi lebih lama, minta anak membantu membersihkan serta mengganti alas tempat tidurnya dan mengganti piyama sendiri, serta memberi hadiah bila anak tidak mengompol.

b. Miksi sebelum tidur, dimana anak diharuskan pergi ke toilet untuk buang air kecil sebelum tidur pada setiap malamnya.c. Melatih anak untuk mengendalikan retensi. Pada siang hari bila merasakan keinginan untuk kencing anak harus mencoba menahannya untuk beberapa menit. Waktu penahanan ini makin diperlama sehingga bisa mencapai 45 menit. Banyakanak yang berhasil berhenti mengompol dengan cara ini.d. Memakai alas kasur khusus yang mengandung benda logam tertentu yang dihubungkan dengan alarm. Bilaalas tersebut basah maka alarm akan berbunyi sehingga anak terbangun, kemudian ia harus kencing dan baru boleh tidur kembali setelah mengganti alas kasurnya yang basah. Ternyata bahwa cara terakhir inilah yang paling efektif untukmenghentikan enuresis.e. Psikoterapi, dengan cara adanya konseling pada anak dan harus dijelaskan pada orang tua bahwa hal ini akan berhenti dengan sendirinya dan agar lebih efektif dilakukan beberapa terapi, jadi diharapkan agar orang tua tidak menghukum anak karena nocturnal enuresis akan memperberat keadaan anak tersebut

f. Berikanpositive reinforcement. Bila anka tidakmengompol maka pada kertas catatan yang khusus dibuat untuk itu diberitanda gambar sebuah bintang. Dengan cara sederhana seperti inibeberapa anak dapat berhenti mengompol.Daftar PustakaKee, Joyce L. Farmakologi: pendekatan proses keperawatan. Jakarta: EGCMuscari, Mary E. (2005). Pnduan belajar: keperawatan pediatrik, edisi 3. Jakarta: EGCWong, Donna L, dkk. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC.