bab i pendahuluan a. latar belakangrepository.ump.ac.id/8254/2/rosi astuti bab i.pdf · pendekatan...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal ginjal kronis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
sangat pokok, yang terjadi karena ginjal tidak mampu memainkan
fungsinya sebagai fungsi eksresi dan regulasi. Gangguan total yang
terjadi pada ginjal tidak akan menimbulkan kematian dalam waktu
yang singkat. (Davison & Jhangri, 2006).
Menurut hasil penelitian Global Burden of Disease tahun 2010,
Gagal Ginjal Kronis merupakan penyebab kematian peringkat ke-27
di dunia tahun 1990 dan meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun
2010. Dikutip dari (Gagal Ginjal Kronik Hemodialisis, 2017) Menurut
United State Renal Data System (2013) di Amerika Serikat prevalensi
penyakit gagal ginjal kronik meningkat 20-25% setiap tahun.
Diperkirakan lebih dari 20 juta (lebih dari 10%) orang dewasa di
Amerika Serikat mengalami penyakit ginjal kronik pertahun. Kasus
penyakit ginjal di dunia per tahun meningkat sebanyak lebih dari 50%.
Penyakit gagal ginjal di Indonesia menempati urutan ke-10 dalam
penyakit tidak menular (Kemenkes RI, 2013). Hasil Riskesdas 2013
juga menunjukkan prevalensi meningkat seiring dengan bertambahnya
umur, dengan peningkatan tajam pada kelompok umur 35-44 tahun
dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun. Prevalensi pada laki-laki
(0,3%) lebih tinggi dari perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
2
terjadi pada masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%),
pekerjaan wiraswasta, petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil indeks
kepemilikan terbawah dan menengah bawah masing-masing 0,3%.
Sedangkan provinsi dengan prevalensi tertinggi adalah Sulawesi
Tengah sebesar 0,5%, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara
masing-masing 0,4 %. (Kementrian Kesehatan, 2017).
Prevalensi gagal ginjal tertinggi di provinsi Jawa Tengah adalah
Kabupaten Klaten 0,7%, sedangkan prevalensi Kabupaten Kebumen
mencapai 3% atau sekitar 456 penderita (Kemenkes, 2013; Dinkes
2011). Menurut Andi (2012), kenyataan bahwa pasien GGK tidak bisa
lepas dari hemodialisis sepanjang hidupnya menimbulkan dampak
psikologis yang tidak sedikit. Kondisi ini menyebabkan terjadinya
kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada seperti kebebasan, pekerjaan
dan kemandirian. Hal ini bisa menimbulkan gejala-gejala depresi yang
nyata pada pasien gagal ginjal sampai dengan tindakan bunuh diri.
Penelitian menunjukkan bahwa pasien yang menjalani dialisis telah
meningkatkan risiko bunuh diri dan kesehatan mental yang lebih
buruk, yang mungkin karena putus asa, kesulitan menangani penyakit
kronis, perubahan tidur (misalnya insomnia) dan tingkat tinggi.
depresi (E. Karasouli, G. Latchford, D. Owens, 2014).
Respon pasien setiap orang dalam melakukan terapi hemodialisis
berbeda-beda seperti akan merasa cemas akibat krisis situasional,
ancaman, kematian dan tidak mengetahui hasil akhir dari terapi yang
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
3
dilakukan tersebut. Stres sesorang dapat diatasi dengan cara
pendekatan farmakologis, perilaku kognitif, meditasi hipnosis dan
terapi musik. Dampak stres pada pasien adalah memperburuk
kesehatan dan memperburuk kualitas hidup, selain itu pasien yang
mengalami stres ditandai dengan rasa khawatir yang berlebih, depresi,
rasa putus asa dan upaya bunuh diri. Kejadian bunuh diri ini
meningkat pada pasien dialisis (Dongoes, 2010; Hardjana, 2008;
Siswanto, 2007).
Konsep teori ilmu keperawatan Neuman memandang manusia
secara keseluruhan (holistik) yaitu terdiri dari faktor biologis,
psikologis, sosial budaya, faktor perkembangan dan faktor spiritual
yang berhubungan secara dinamis dan tidak dapat dipisahkan. Faktor
fisiologis ,meliputi struktur dan fungsi tubuh, faktor psikologis terdiri
dari proses dan hubungan mental, faktor sosial budaya meliputi fungsi
sistem yang menghubungkan sosial, ekspektasi kultural dan aktivasi,
faktor perkembangan sepanjang hidup dan faktor spiritual pengaruh
kepercayaan spiritual (Tomey & Alligood, 2006).
Spiritualitas didefinisikan oleh Koenig (1998) sebagai "pencarian
pribadi untuk memahami pertanyaan akhir tentang kehidupan, artinya,
hubungannya dengan kesucian atau transendensi yang mungkin atau
mungkin tidak mengarah pada pengembangan praktik keagamaan atau
pembentukan komunitas agama". Religiusitas dipahami sebagai
"perluasan di mana seseorang meyakini, mengikuti, dan
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
4
mempraktekkan agama, dan dapat menjadi organisasi (gereja atau
kehadiran bait suci) atau non organisasi (untuk berdoa, membaca
buku, menonton acara keagamaan di televisi)".
Spiritualitas mencakup sistem kepercayaan dan nilainilai pada
seseorang. Intuisi dan pengetahuan dari sumber yang tidak diketahui
dan asal cinta tanpa syarat dan rasa memiliki khasnya dipandang
sebagai kekuatan spiritual, rasa terhubung yang universal,
pemberdayaan diri, dan penghormatan akan kehidupan juga
berhubungan dengan keberadaan spiritualitas. Efek tidak terpenuhinya
spiritualitas pada pasien yang tidak mempunyai kepercayaan dan
keyakinan bisa mengalami keputusasaan karena tidak mengetahui
tujuan hidupnya, distress spiritual dan dapat juga seseorang akan jauh
lebih rentan terhadap depresi, stres, mudah gelisah, kehilangan
motivasi yang mungkin membuat seseorang merasa sendiri dan
terisolasi dari orang lain. Individu mungkin mempertanyakan nilai
spiritual mereka, tujuan hidup, jalan hidup seluruhnya dari makna
hidupnya (Craven & Hirnle, 2009), sedangkan jika kebutuhan spiritual
terpenuhi maka akan mengurangi kecemasan dan penurunan distress,
individu akan lebih mampu memaknai masalah yang dihadapinya.
Penelitian sebelumnya dari Mailani, Setiawan, Cholina (2015)
menunjukkan bahwa pasien yang menjalani hemodialisis
menggunakan pendekatan spiritualitas sebagai koping untuk
menghadapi penyakit terminal yang dideritanya. Kedekatan dengan
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
5
Tuhan, dukungan dari keluarga dan lingkungan menjadi penguatan dan
meningkatkan motivasi pasien untuk sembuh.
Pengkajian spiritualitas yang dilakukan di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto pada tanggal 9 Februari 2018 di ruang
hemodialisis RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo pada 5 pasien yang
terdiri dari 2 laki-laki dan 3 perempuan mengenai spiritualitas mereka,
mengatakan bahwa mereka sudah menjalani hemodialisis selama 2
tahun dan secara rutin melakukan pencucuain darah atau hemodialisis,
hasil wawancara pada pasien 2 laki-laki dan 3 perempuan terdapat
perbedaan tingakat spiritualitas mereka dalam menghadapai penyakit
yang mereka derita. Pada beberapa pasien mengatakan setelah terkena
diagnosa gagal ginjal kronis dan harus menjalani hemodialisis aktivitas
keseharian mereka menjadi terbatasi dan berkurang intensitasnya hal
tersebut juga dikarenakan respon fisiologis yang terdapat pada pasien
hemodialisis yang cenderung lemah, sehingga mereka tidak dapat
melakukan aktivitas keseharian seperti waktu sehat. Mereka juga
mengatakan dalam hal beribadah dan bersosialisasi menjadi terbatas
karena kelemahan fisik sehingga berpengaruh pada hubungan mereka
kepeda Tuhan dan hubungan kepada sesama. Hasil wawancara yang
dilakukan pada 5 pasien ditemukan bahwa sebanyak 3 orang memiliki
spiritualitas yang kurang baik dan 2 orang memiliki spiritualitas yang
baik.
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
6
Koenig mencatat bahwa 39 dari 52 penelitian yang meneliti
tingkat spiritualitas dan kematian pada berbagai populasi pasien,
menyatakan pasien yang lebih religius bertahan hidup lebih lama.
Powell dkk mencatat penurunan 25% angka kematian pada pasien
yang aktif mengikuti acara keagamaan. Penelitian tersebut
mengarahkan adanya asosiasi antara spiritualitas, hubungan pasien ke
penyedia layanan kesehatan, kualitas kehidupan, kepatuhan pasien dan
penanda inflamasi. Studi terbaru menunjukkan hubungan antara
kualitas yang dipilih dari domain kehidupan, seperti depresi, dan
penanda inflamasi, baik umum medis dengan perkembangan pasien
gagal ginjal, (Finkelstein, et al. 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk
mengambil masalah penelitian tentang “Gambaran aspek
kesejahterahan spiritual pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas
peneliti tertarik untuk meneliti tentang, “Bagaimanakah gambaran
aspek kesejahterahan spiritual pada pasien gagal ginjal kronis
yang menjalani hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto?”.
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
7
C. Tujua Penelitian
1. Tujuan umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji
gambaran kesejahteraan spiritual pada pasien gagal ginjal
kronis dengan hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :
a. Mengetahui gamabaran demografi responden yang terdiri
dari umur, jenis kelamin, pendididkan, pekerjaan, status
pernikahan, dan lamanya terdiagnosa pada pasien gagal ginjal
kronis dengan hemodialisis di RSUD Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto.
b. Mengetahui gambaran kesejahteraan spiritual pada pasien
gagal ginjal kronis dengan hemodialisis di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Purwokerto.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan media penerapan ilmu
pengetahuan yang telah di dapatkan dalam teori dan
manambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman baru
bagi peneliti khususnya gambaran kesejahteraan spiritual
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
8
pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis di
RSUD Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto.
Bagi responden penelitian diharapkan dapat menjadi
sumber informasi dan bahan evaluasi bagi para penderita
penyakit gagal ginjal kronis yang menjalani terapi
hemodialisis di RSUD Prof Dr Margono Soekarjo
Purwokerto.
2. Instansi Terkait (Bidang Keperawatan)
a. Komite Keperawatan
Pengembangan tindakan mandiri keperawatan,
khususnya dalam manajemen perawatan pasien gagal
ginjal kronik dengan hemodialisis , hasil penelitian ini
diharapkan dapat diterapkan dalam pelaksanaaan
tindakan perawat sehari-hari terhadap pasien
hemodialisis.
b. Organisasi profesi
Dapat digunakan sebagai patokan atau standar
dasar pada gambaran kesejahteraan spiritual pasien
hemodialisis, di ruang dialisis dan mempermudah dalam
pendokumentasian dan mengevaluasi keadaan
spiritualitas pasien secara tepat dan efektiv.
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
9
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian Penelitian ini bermanfaat bagi:
a. Mahasiswa
Diharapkan dapat digunakan sebagai penunjang
dalam referensi ilmu dan dapat menambah khasanah
pustaka tentang gambaran spiritualitas pada pasien gagal
ginjal kronik dengan hemodialisis di RSUD Prof Dr
Margono Soekarjo Purwokerto.
b. Perawat ruangan
Penelitian ini dapat digunakan oleh perawat
dalam pelaksanaan pengkajian spiritualitas,
mempermudah dalam mengidentifikasi keadaan spiritual
dan mempercepat dalam proses pengkajiannya serta
mempermudah perawat dalam pengambilan keputusan
tindak lanjut.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Sebagai dasar atau kajian awal bagi peneliti lain
yang ingin meneliti permasalahan yang sama sehingga
mereka memiliki landasan dan alur yang jelas.
E. Penelitian Terkait
1. Fitri Mailani, Setiawan, Cholina T. S, (2015) meneliti
“Pengalaman Spiritualitas pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik
yang Menjalani Hemodialisis”
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
10
Spiritualitas merupakan aspek yang sangat penting bagi
pasien yang menderita penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi
spiritualitas pasien penyakit ginjal kronik yang menjalani
hemodialisis. Penelitian ini merupakan studi fenomenologi
deskriptif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara mendalam. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah
10 orang yang berasal dari unit hemodialisis RSUP H.Adam
Malik dan RSU dr. Pirngadi Medan dengan kriteria partisipan
berusia lebih dari 18 tahun, menjalani hemodialisis lebih dari 3
bulan, kesadaran compos mentis dan reguler menjalani
hemodialisis 2 kali seminggu. Data yang diperoleh dianalisis
dengan pendekatan Colaizzi. Dari hasil analisis penelitian di
temukan 4 tema yang mencerminkan fenomena yang diteliti.
Tema-tema tersebut antara lain adalah mendekatkan diri kepada
Tuhan, dukungan dari orang terdekat, mempunyai harapan besar
untuk sembuh, dan menerima dengan ikhlas penyakit yang
diderita.
Persamaan dalam penelitian ini sama sama mengkaji
tentang aspek spiritual pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis . Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian ini
yaitu peneliti sebelumnya menggunakan in deepth interview atau
wawancara mendalam.
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
11
2. Büssing, Michalsen, Balzat, Grünther, Ostermann, Neugebauer,
Matthiessen (2009) meneliti “Are Spirituality and Religiosity
Resources for Patients with Chronic Pain Conditions?”
Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pasien bergantung
pada sumber pengendalian penyakit dan sumber daya eksternal
yang luar biasa pada kekuatan internal dan kebajikan, sementara
Trust in Higher Source (religiusitas intrinsik) atau Penyakit
sebagai Kesempatan (penilaian ulang) dinilai cukup. Mencari
Dukungan / Akses yang Berarti (orientasi pencarian spiritual)
adalah relevansi kecil. Analisis regresi bertahap menunjukkan
bahwa sumber internal pengendalian penyakit, seperti Sadar dan
Cara Hidup Sehat dan Sikap Positif, adalah (selain dari
denominasi agama) prediktor terkuat ketergantungan pasien
terhadap spiritualitas / religiusitas. Kedua gaya perilaku dinilai
secara signifikan lebih rendah pada pasien yang menganggap
dirinya tidak religius maupun spiritual. Interpretasi penyakit
positif seperti Challenge and Value jelas terkait dengan orientasi
pencarian spiritual dan religiositas intrinsik.
Persamaan dalam penelitian ini sama sama mengkaji
tentang aspek spiritual pasien penyakit kronis . Perbedaan pada
penelitian ini dengan penelitian ini yaitu peneliti sebelumnya
mengkaji aspek spiritual pada pasien dengan penyakit kronis
dengan menggunakan format SpREUK.
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
12
3. Bredle, Salsman, Debb, Arnold, and Cella, (2011) meneliti
tentang “Spiritual Well-Being as a Component of Health-Related
Quality of Life: The Functional Assessment of Chronic Illness
Therapy—Spiritual Well-Being Scale (FACIT-Sp)”
Penilaian Fungsional Terapi Penyakit Kronis -
Kesejahteraan Spiritual
(FACIT-Sp-12) adalah kuesioner 12 item yang mengukur
kesejahteraan spiritual pada orang dengan kanker dan penyakit
kronis lainnya. Pasien kanker, psikoterapis, dan religius /
spiritual Pakar memberikan masukan tentang perkembangan
barang. Itu sudah divalidasi dengan besar, sampel beragam secara
etnik. Telah berhasil digunakan untuk menilai kesejahteraan
spiritual di berbagai tradisi keagamaan, termasuk mereka yang
mengidentifikasi diri mereka sebagai "Spiritual namun tidak
religius." Bagian dari sistem pengukuran FACIT yang lebih besar
yang dinilai Kualitas hidup terkait multidimensi (HRQOL),
FACIT-Sp-12 telah ada diterjemahkan dan bahasa divalidasi
dalam 15 bahasa dan telah digunakan dalam puluhan studi yang
meneliti hubungan antara kesehatan spiritual, kesehatan, dan
penyesuaian penyakit.
Persamaan dalam penelitian ini sama sama mengkaji
tentang aspek spiritual pasien dengan menggunkan FACIT-Sp.
Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian ini yaitu peneliti
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
sebelumnya mengkaji aspek spiritual pada pasien dengan
penyakit kanker.
4. Afifah dan Milatul, (2017) meneliti “Spiritual Pasien Paliatif Di
Rs PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta”
Spiritualitas adalah aspek penting dari perawatan paliatif.
Membentuk kebutuhan spiritual kepada pasien dapat
meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit kronis. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status spiritual pasien
paliatif di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping
Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen
yang menggunakan metode penelitian survei deskriptif. Sampel
dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik sampling total
dengan batas waktu 100 responden. Instrumen penelitian ini
menggunakan kuesioner FACIT-Sp yang telah diterjemahkan ke
Indonesia dan telah diuji Validity (r = 0,50) dan Reliability (r =
0,768). Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa tingkat
spiritual pasien paliatif di RS PKU Muhammadiyah Gamping
dengan nilai mean 36, 79 (0-48) dan komponen spiritual terdiri
dari mean, faith and peace diperoleh nilai mean masing-masing
komponen adalah 12,26; 12,85 dan 11,68 (0-16). Status spiritual
pasien paliatif di Rumah Sakit Muhammadiyah Gamping
Yogyakarta, dalam kategori makna, iman, kedamaian dan tingkat
spiritual sebagian besar telah melewati titik potong, hal itu
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
menunjukkan bahwa pasien paliatif menuju pada spiritual yang
baik.
Persamaan dalam penelitian ini sama sama mengkaji
tentang aspek spiritual pasien menggunakan format FACIT-Sp.
Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian ini yaitu peneliti
sebelumnya mengkaji aspek spiritual pada pasien paliatif.
5. Lestari dan Safuni (2015), meneliti “Pemenuhan Kebutuhan
Spiritual Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Rumah Sakit
Umum Aceh”
Pemenuhan kebutuhan spiritual sangat dibutuhkan oleh
pasien untuk meningkatkan perilaku koping. Perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan yang komprehensif harus dapat
memenuhi kebutuhan spiritual pasien untuk membantu pasien
mempertahankan perasaan kesejahteraan spiritualnya. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemenuhan
kebutuhan spiritual pada pasien gagal ginjal kronik di Rumah
Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh yang
ditinjau dari hubungan dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain, dan
alam. Jenis penelitian ini adalah deskriptif eksploratif dengan
desain cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan
teknik total sampling yaitu sebanyak 35 orang responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner
sebanyak 22 pernyataan menggunakan skala likert dengan
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
metode wawancara terpimpin. Analisa data yang digunakan
adalah analisa univariat.Hasil penelitian didapatkanpemenuhan
kebutuhan spiritual pada pasien gagal ginjal kronik berada pada
kategori kurang baik (51,4%)yang terdiri dari hubungan dengan
Tuhan berada pada kategori baik (51,4%) hubungan dengan diri
sendiri pada kategori kurang baik (57,1%) hubungan dengan
orang lain pada kategori kurang baik (57,1) hubungan dengan
alam pada kategori kurang baik (65,7%). Diharapkan bagi para
perawat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan terkait
pemenuhan kebutuhan spiritual sehingga pasien dapat
beradaptasi dengan baik terhadap penyakitnya.
Persamaan dalam penelitian ini sama sama mengkaji
tentang aspek spiritual pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis. Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian ini
yaitu peneliti sebelumnya mengkaji dengan format kuisioner
yang berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan.
6. Ain, (2015) meneliti “Hubungan Spiritual Wellbeing Terhadap
Kualitas Hidup Pasien Penyakit Ginjal Kronik Di Ruang
Hemodialisis Di Rsud Raa. Soewondo Pati”
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan kerusakan ginjal
progresif yang berakibat fatal pada kemampuan tubuh untuk
mempertahankan metabolisme keseimbangan cairan dan
elektrolit. Angka kejadian PGK di RSUD RAA. Soewondo Pati
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
pada bulan Juli sampai September 2014 terdapat 225 pasien.
Hemodialisis atau cuci darah merupakan salah satu upaya untuk
menurunkan resiko kerusakan organ-organ vital pada pasien
PGK. Tindakan hemodialisis berlangsung seumur hidup sehingga
sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien PGK. Spiritual
wellbeing merupakan suatu alat ukur untuk menilai seberapa baik
individu berupaya menghadapi persoalan hidup dan beradaptasi
dalam kesehatan dengan hasil yang sama atau bahkan lebih besar.
Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan spiritual
wellbeing terhadap kualitas hidup pasien PGK. Metode :
Penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional yang dilakukan pada 70 orang pasien PGK yang telah
memenuhi kriteria penelitian. Pengumpulan data dilakukan
dengan kuesioner FACIT-Sp-12 dan WHOQOL-BREF. Data
yang diperoleh dengan uji korelasi Rank Spearman. Hasil : Hasil
uji Rank Spearman diperoleh nilai koefisien korelasis (r) = 0,804
dengan nilai p value = 0,000, menunjukkan ada hubungan yang
sangat kuat antara spiritual wellbeing dengan kualitas hidup
pasien penyakit ginjal kronik di ruang hemodialisis RSUD RAA.
Soewondo Pati.
Persamaan dalam penelitian ini sama sama mengkaji
tentang aspek spiritual pasien gagal ginjal kronis yang menjalani
hemodialisis dengan menggnakan format FACIT-Sp. Perbedaan
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
pada penelitian ini dengan penelitian ini yaitu peneliti
sebelumnya mengkaji spiritualitas dan kualitas hidup pasien.
Gambaran Aspek Kesejahteraan..., Rosi Astuti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018