penerapan prosedur hipnosis lima jari terhadap...

73
Visi Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul dalam penguasaan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan neurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP KLIEN DENGAN ANSIETAS DALAM KONTEKS KELUARGA KARYA TULIS ILMIAH Oleh : AISYAH P3.73.20.1.16.154 POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN BEKASI, 2019

Upload: others

Post on 18-Mar-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Visi

Pada tahun 2025 menghasilkan Ahli Madya Keperawatan yang unggul

dalam penguasaan asuhan keperawatan dengan masalah kesehatan

neurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP

KLIEN DENGAN ANSIETAS DALAM KONTEKS KELUARGA

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

AISYAH

P3.73.20.1.16.154

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

BEKASI, 2019

Page 2: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

i

PENERAPAN HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP KLIEN

DENGAN ANSIETAS DALAM KONTEKS KELUARGA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun dalam rangka Tugas Akhir pada Program Studi DIII Keperawatan

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III

Tahun Akademik 2018/2019

Oleh :

AISYAH

P3.73.20.1.16.154

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA III

JURUSAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

BEKASI, 2019

Page 3: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

ii

Page 4: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

iii

Page 5: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

iv

Page 6: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah dengan judul “Penerapan Prosedur Hipnosis Lima Jari Terhadap Klien

Dengan Ansietas Dalam Konteks Keluarga” tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah

ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan

Program Diploma III di Program Studi Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Jakarta III.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak mengalami kesulitan

dan hambatan, namun berkat bantuan, bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak,

penulis dapat mneyelsaikan karya tulis ilmiah ini. Pada kesempatan ini, penulis

mengucapan terima kasih kepada:

1. Yupi Supartini, S.Kp., M.Sc, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Jakarta III

2. Ns. Ulty Desmarnita, S. Kp., M. Kes.,Sp, Mat selaku Ketua Jurusan

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III.

3. Ns. Santun Setiawati, M.Kep., Ns.Sp. An, selaku ketua program studi D III

Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III beserta seluruh dosen dan staf

yang telah mendidik dan memfasilitasi penulis dalam menyusun karya tulis

ilmiah ini.

4. Nurhalimah, SKM, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.J dan DR. Rita Ismail, SKp,

MKM, MTD (HE), selaku dosen penanggung jawab mata kuliah Karya Tulis

Ilmiah.

5. Nurhalimah, SKM, S.Kep., M.Kep., Ns.Sp.Kep.J, selaku pembimbing

akademik

6. DR. Ni Made Riasmini, S.Kp, M.Kes, Sp.Kom, selaku pembimbing utama

dalam proses pembuatan karya tulis ini yang telah membimbing dengan

sepenuh hati, memberi masukan, serta dukungan selama menyusun karya tulis

ilmiah ini.

7. Aan Nurhasanah, SKM., MKM, selaku pembimbing pendamping yang telah

membimbing dan memberi masukan dalam proses pembuatan karya tulis

ilmiah ini.

Page 7: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

vi

8. Dra. Pudjiati, S.Kp, M.kes dan Mia Fatma Ekasari, S.Kp., Ners, M.Kep,

Sp.Kep, selaku ketua penguji serta anggota penguji karya tulis ilmiah ini.

9. Kedua orang tua, Ibu Hj. Siti Alam dan Bapak H. Mukmin Tone yang telah

memberikan doa dan dukungan baik moril dan materi selama menjalani

pendidikan hingga saat ini.

10. Ketiga kakak tersayang dan sepupu, Ka Zaidan, Ka Fauzan, Ka Nisa dan Ka

Candy yang telah memberikan masukan berupa dukungan dan nasihat kepada

penulis.

11. Teman-teman 3 Reguler D yang selama tiga tahun telah berjuang dan

memberikan dukungan selama 3 tahun ini.

12. Pengeruk squad Rida, Utty, Fadhilah, Diannisa, Novelia, Diyah Mardhasanti,

Sintiya, Nasya, dan Idzas atas kerecehan dan dukungan semangatnya selama 3

tahun ini.

13. Komunitas squad satu pembimbing Indah Novitasari, Fenita, Nida, dan Faiz

yang telah bersama-sama berjuang dalam membuat karya tulis ilmiah ini.

14. Responden Ibu Y dan Bapak L yang sudah bersedia terlibat dalam penelitian

ini.

15. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang

bersifat membangun demikesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Penulis juga berharap

semoga karya tulis ilmiah ini ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pembaca

pada umumnya. Terima kasih.

Bekasi, 15 Mei 2019

Penulis

Page 8: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

vii

ABSTRAK

Di Indonesia prevalensi ansietas diperkirakan berkisar antara 9%- 12% populasi

umum, angka yang lebih besar yaitu 17-27% dilaporkan dari tempat-tempat pelayanan

kesehatan umum. Pasien ansietas akibat tekanan darah meningkat dapat

membahayakan bagi pasien. Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran

penerapan prosedur hipnosis lima jari terhadap klien dengan ansietas dalam konteks

keluarga di Kelurahan Jatiwarna. Metode rancangan studi kasus penelitian kualitatif.

Subjek studi kasus adalah dua orang lanjut usia dengan ansietas tingkat ringan sampai

sedang dalam konteks keluarga. Instrumen yang digunakan menggunakan lembar

wawancara, observasi, dan pengukuran tingkat ansietas menggunakan HRSA

(Hamilton Rating Scale Anxiety). Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan

skor ansietas pada subjek I terjadi penurunan 11 poin dari skor 26 menjadi 15

sementara subjek II terjadi penurunan 2 poin dari skor 14 menjadi 12. Penelitian

menunjukkan adanya penurunan skor ansietas akibat hipertensi dengan gambaran

penerapan prosedur hipnosis lima jari. Diharapkan peran aktif dukungan dari keluarga

kepada lansia dalam melaksanakan terapi hipnosis lima jari.

Kata kunci: Hipnosis lima jari, ansietas, hipertensi, lansia.

ABSTRACT

The prevalence of anxiety in Indonesia, it is only estimated about 9-12%of total

population, a greater number, 17-27% was reported from public health service

centers. Anxiety patients with increased blood pressure can be dangerous for patients.

This research aimed to identify the description about the application of five-fingers

hypnosis procedure to clients with anxiety in the family context in Jatiwarna Village.

The methode used case study design that is qualitative research. The subject of the

case study are two elderly people who have anxiety of mild to moderate levels in the

family context. The instruments used were interview sheets, observations, and

measurement of anxiety levels using the HRSA (Hamilton Rating Anxiety Scale). The

result showed, there was decreasing of anxiety score on the subject I there was

decreased 11 points, from 26 to 15, while on the subject II there was decreased 2

points, from 14 to 12. The study showed a decrease in anxiety scores due to

hypertension with a description of the application of a five-finger hypnosis procedure.

It is expected that the active role of family support to the elderly in implementing five-

fingers hypnosis therapy.

Key words: Five fingers hypnotic, anxiety, hypertension, elderly.

Page 9: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DALAM .................................................................. i

PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... ii

PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT ........................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

ABSTRAK ..................................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Studi Kasus ............................................................................. 3

D. Manfaat Studi Kasus ........................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5

A. Konsep Dasar Hipnosis Lima Jari ........................................................ 5

1. Pengertian Hipnosis Lima Jari ................................................. 5

2. Tujuan Hipnosis Lima Jari ...................................................... 5

3. Indikasi Hipnosis Lima Jari ..................................................... 5

4. Langkah-langkah Hipnosis Lima Jari ...................................... 5

B. Konsep Ansietas ................................................................................... 7

1. Pengertian Ansietas .................................................................. 7

2. Penyebab Ansietas .................................................................. 7

3. Tanda dan Gejala Ansietas ....................................................... 8

4. Tingkat Ansietas ...................................................................... 8

5. Cara Pengukuran Ansietas ....................................................... 9

6. Penatalaksanaan Anseitas......................................................... 11

Page 10: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

ix

C. Peran Keluarga Terhadap Klien Dengan Ansietas ............................... 13

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS .................................................. 14

A. Rancangan Studi Kasus ........................................................................ 14

B. Subyek Studi Kasus ............................................................................. 14

C. Fokus Studi Kasus ................................................................................ 14

D. Definisi Operasional............................................................................. 14

E. Instrumen Studi Kasus ......................................................................... 15

F. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 15

G. Tempat dan Waktu Studi Kasus ........................................................... 15

H. Analisis Data dan Penyajian Data ........................................................ 16

I. Etika Studi Kasus ................................................................................. 16

BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN ............................ 17

A. Hasil Studi Kasus ................................................................................ 17

B. Pembahasan ......................................................................................... 31

C. Keterbatasan Studi Kasus .................................................................... 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 36

A. Kesimpulan ......................................................................................... 36

B. Saran .................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar observasi latihan prosedur hipnosis lima jari

Lampiran 2 : Lembar pengukuran tingkat ansietas dengan HRSA

2a: Lembar observasi pengukuran tingkat ansietas sebelum dilakukan

hipnotis lima jari

2b: Lembar observasi pengukuran tingkat ansietas sesudah dilakukan

hipnotis 5 jari.

Lampiran 3 : Lembar informasi studi kasus bagi responden

Lampiran 4 : Lembar informed consent

Lampiran 5 : Standar operasional pelaksanaan prosedur hipnosis lima jari

Lampiran 6 : Pedoman wawancara

Lampiran 7 : Lembar konsultasi

Lampiran 8 : Profil riwayat hidup

Page 12: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

xi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Skor tingkat ansietas sebelum dan sesudah dilakukan Intervensi.

Page 13: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada Bab ini akan diuraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi

kasus, dan manfaat studi kasus.

A. LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah tekanan darah yang abnormal pada orang dewasa terjadi

jika tekanan sistolik dalam posisi berbaring dan istirahat sama dengan atau lebih

dari 140 mmHg dan tekanan diastolik sama dengan atau lebih dari 90 mmHg

(Banon, 2014). Menurut data Riskesdas (2018) di Indonesia, prevalensi hasil

pengukuran tekanan darah pada penderita hipertensi terjadi peningkatan yaitu dari

25,8% menjadi 34,1%. Hasil tersebut juga terlihat dari data prevalensi penderita

hipertensi di Provinsi Jawa Barat juga mengalami peningkatan dari 29,4%

menjadi 34,5%. Bila dihitung berdasar jumlah penduduknya, prevalensi hipertensi

di Provinsi Jawa Barat masih tinggi. Sistem pencatatan dan pelaporan puskesmas

(SP3) Jatiwarna pada tahun 2017, data kunjungan pasien hipertensi sebanyak 406

orang dari total kunjungan 10.623 orang atau sekitar (3,82%). Serta berada pada

urutan ke 8 dari 10 penyakit terbanyak berdasarkan kunjungan Puskesmas

Jatiwarna tahun 2017.

Pasein dengan hipertensi selain mengalami gangguan secara fisiologis,

pengobatan yang lama dan ancaman komplikasi dapat terjadi akan mengakibatkan

pasien hipertensi terganggu secara psikologis, salah satunya adalah ansietas

(Slametningsih, 2018). Ansietas adalah suatu perasaan takut yang berasal dari

eksternal atau internal sehingga tubuh memiliki respons secara perilaku,

emosional, kognitif, dan fisik (Videbeck, 2008). Di Indonesia prevalensi ansietas

diperkirakan berkisar antara 9%- 12% populasi umum, angka yang lebih besar

yaitu 17-27% dilaporkan dari tempat-tempat pelayanan kesehatan umum

(Farmacia, 2007 dalam Sari, 2013). Pada penelitian sebelumnya dilakukan Banon,

dkk dan dilakukan di Kelurahan Pisangan Timur Jakarta Timur (2014) dengan

diteliti sebanyak 64 responden, dengan data sebanyak 6,88% mengalami ansietas

akibat hipertensi.

Page 14: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

2

Oleh karena itu, pasien yang mengalami ansietas memerlukan penanganan

yang baik dalam menurunkan ansietasnya. Manajemen ansietas dapat dilakukan

dengan farmakologi dan non farmakologi. Managemen farmakologi

menggunakan obat anti ansietas benzodiazepin, dipergunakan untuk jangka

pendek, tidak dipergunakan untuk jangka panjang karena pengobatan ini bersifat

toleransi dan ketergantungan. Manajemen non farmakologi diantaranya pelatihan

relaksasi, psikoterapi, imajinasi atau distraksi (Isaacs, 2006 dalam Prahastowo,

2016). Penangan ansietas juga dapat dilakukan dengan cara pemberia intervensi

generalis antara lain mendiskusikan penyebab ansietas, melatih teknik relaksasi

fisik, distraksi, hipnosis lima jari, dan kegaiatn spiritual (Keliat, 2009 dalam

Prahastowo, 2016)

Untuk menurunkan tingkat ansietas, diperlukan terapi keperawatan yang

tepat, salah satunya adalah dengan pemberian terapi hipnosis lima jari. Terapi

hipnosis lima jari merupakan terapi generalis keperawatan di mana pasien

melakukan hipnosis diri sendiri dengan cara pasien memikirkan pengalaman yang

menyenangkan, dengan demikian diharapkan tingkat ansietas pasien akan

menurun. (Endang dkk, 2014).

Penggunaan hipnosis lima jari adalah seni komunikasi verbal yang

bertujuan membawa gelombang pikiran subjek menuju trance (gelombang

alpha/theta) (Evangelista dkk, 2016) dikenal juga dengan menghipnosis diri yang

bertujuan untuk pemograman diri, menghilangkan kecemasan dengan melibatkan

saraf parasimpatis dan akan menurunkan peningkatan kerja jantung, pernafasan,

tekanan darah, kelenjar keringat (Kozier, 2010). Hipnosis 5 jari adalah salah satu

bentuk self hipnosis yang dapat menimbulkan efek relaksasi yang tinggi sehingga

akan mengurangi ketegangan dan stres, ansietas dan pikiran seseorang Pada

dasarnya hipnosis 5 jari ini mirip dengan hipnosis pada umumnya yaitu dengan

menidurkan klien (tidur hipnotik) tetapi teknik lebih efektif untuk relaksasi diri

sendiri dan waktu yang dilakukan sekitar 10 menit (Jenita, 2008)

Penelitian yang dilakukan Slametiningsih (2018) yang dilakukan kepada

28 responden dengan ansietas di Puskesmas Keluarga Pademangan Barat I Jakarta

Utara didapatkan setelah dilakukan self hypnosis dapat berhasil menurunkan

tingkat ansietas dari 85,7% dengan ansietas ringan dan 14,3% dengan ansietas

sedang, setelah diberikan self hypnosis terdapat penurunan tingkat ansietas sekitar

42,9% dengan ansietas ringan dan 7,1% dengan ansietas sedang. Diperkuat oleh

Page 15: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

3

penelitian yang dilakukan Banon (2014) di Kelurahan Pisangan Timur Jakarta

Timur melaporkan hasil penelitian bahwa hipnosis lima jari menurunkan ansietas.

Peran keluarga sangat penting dalam mengatasi ansietas pada lansia.

Dalam penanganan ansietas pada lansia, pengetahuan keluarga sangat diperlukan

untuk dapat membantu mengatasi ansietas. Pengetahuan keluarga merupakan

informasi tentang kebenaran yang ada di lingkungan sekitar yang bisa diperoleh

melalui pengamatan. Dengan pengetahuan yang dimiliki keluarga, maka keluarga

dapat mengaplikasikan cara mengatasi ansietas lansia dan membantu

meningkatkan kemandirian lansia.

Hal ini yang membuat penulis merasa tertarik untuk melakukan studi

kasus dengan judul penerapan terapi hipnosis lima jari terhadap klien dengan

ansietas dalam konteks keluarga.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana penerapan prosedur hipnosis lima jari terhadap klien dengan ansietas

dalam konteks keluarga?

C. TUJUAN STUDI KASUS

Menggambarkan penerapan penerapan prosedur hipnosis lima jari terhadap klien

dengan ansietas dalam konteks keluarga

D. MANFAAT STUDI KASUS

Studi kasus ini diharapkan memberikan manfaat bagi:

1. Masyarakat

Menambah pengetahuan dan informasi yang sangat bermanfaat bagi

pasien dan keluarga untuk dapat membudayakan pengelolaan hipnosis lima

jari untuk menurunkan kecemasan.

2. Bagi Pengembangan Ilmu Dan Teknologi Keperawatan

Menambah keluasan ilmu dan teknologi penerapan dalam bidang

keperawatan dalam penerapan prosedur hipnosis lima jari terhadap klien

dengan ansietas dalam konteks keluarga.

Page 16: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

4

3. Penulis

Memperoleh pengalaman dalam mengaplikasikan hasil riset

keperawatan, khususnya studi kasus tentang penerapan penerapan prosedur

hipnosis lima jari terhadap klien dengan ansietas dalam konteks keluarga.

Page 17: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab ini akan diuraikan tentang konsep dasar prosedur hipnosis lima jari

meliputi: pengertian, tujuan, indikasi, dan langkah-langkah. Konsep dasar

gangguan ansietas meliputi: pengertian, penyebab, tanda dan gejala, tingkat

kecemasan, cara pengukuran kecemasan, dan penatalaksanaan ansietas serta peran

keluarga terhadap klien dengan ansietas.

A. KONSEP DASAR HIPNOSIS LIMA JARI

1. Pengertian

Hipnosis 5 jari adalah salah satu bentuk self hipnosis yang dapat

menimbulkan efek relaksasi yang tinggi sehingga akan mengurangi

ketegangan dan stres, kecemasan dan pikiran seseorang (Jenita, 2008)

Hipnosis lima jari adalah intervensi keperawatan untuk mengurangi

kecemasan dengan cara membantu klien untuk menghipnosis dirinya sendiri

dengan membayangkan kejadian-kejadian menyenangkan dalam hidupnya.

2. Tujuan

Tujuan hipnosis lima jari yaitu untuk membantu mengurangi kecemasan,

ketegangan, stres dan pikiran seseorang.

3. Indikasi Hipnosis Lima Jari

Indikasi pada hipnosis lima jari, yaitu:

a. Klien dengan kecemasan ringan-sedang

b. Klien dengan nyeri ringan-sedang

4. Langkah-langkah Hipnosis Lima Jari

a. Fase orientasi

1) Ucapkan Salam Terapeutik

2) Buka pembicaraan dengan topik umum

3) Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya

Page 18: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

6

4) Jelaskan tujuan interaksi

5) Tetapkan kontrak topik/ waktu dan tempat

b. Fase Kerja

1) Ciptakan lingkungan yang nyaman

2) Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang nyaman

duduk atau berbaring

3) Latih klien untuk menyentuh keempat jadi dengan ibu jari tangan

4) Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali

5) Minta klien untuk menutup mata agar rileks

6) Dengan diiringi musik (jika klien mau)/ pandu klien untuk

menghipnosisi dirinya sendiri dengan arahan berikut ini:

a) Telunjuk: membayangkan ketika sehat, sesehat-sehatnya

b) Jari tengah: bayangkan ketika kita bersama dengan orang-

orang yang kita sayangi.

c) Jari manis: bayangkan ketika kita mendapat pujian.

d) Jari kelingking: membayangkan tempat yang pernah

dikunjungi yang paling membekas.

7) Minta klien untuk membuka mata secara perlahan

8) Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali

c. Fase Terminasi

1) Evaluasi perasaan klien

2) Ealuasi objektif

3) Terapkan rencana tindak lanjut klien

4) Kontrak topik/ waktu dan tempat untuk pertemuan berikutnya

5) Salam penutup

Page 19: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

7

B. KONSEP DASAR ANSIETAS

1. Pengertian

Ansietas adalah perasaan khawatir yang tidak jelas dan tidak didukung

oleh situasi. Ketika merasa cemas, seseorang merasa tidak nyaman atau takut

atau mungkin memiliki perasaan akan ditimpa kejadian yang tidak diinginkan

padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi

(Videbeck, 2008).

Ansietas adalah perasaan was-was, khawatir, atau tidak nyaman

seakan-akan akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Ansietas

berbeda dengan rasa takut. Takut merupakan penilaian atas pikiran terhadap

sesuatu yang berbahaya, sedangkan ansietas adalah respon emosional

terhadap penilaian tersebut (Keliat, 2012).

Gangguan ansietas adalah sekelompok kondisi yang memberikan

gambaran tentang ansietas yang berlebihan, disertai respon perilaku,

emosional, dan fisiologis (Videbeck, 2008).

2. Penyebab

Beberapa teori penyebab ansietas pada individu antara lain (Stuart, 2006):

a. Teori Psikoanalitik

Menurut pandangan psikoanalitik ansietas terjadi karena

adanya konflik yang terjadi antara emosional elemen kepribadian, yaitu

id dan super ego. Id mewakili insting, super ego mewakili hati nurani,

sedangkan ego berperan menengahi konflik yang tejadi antara dua

elemen yang bertentangan. Timbulnya ansietas merupakan upaya

meningkatkan ego ada bahaya.

b. Teori Interpersonal

Menurut pandangan interpersonal, ansietas timbul dari perasaan

takut terhadap adanya penolakan dan tidak adanya penerimaan

interpersonal. Ansietas juga berhubungan dengan perkembangan

trauma, seperti perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan

kelemahan fisik.

Page 20: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

8

c. Teori Perilaku (Behavior)

Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan bentuk

frustasi yaitu segala sesutu yang mengganggu kemampuan seseorang

untuk mencapai tujuan.

d. Teori Prespektif Keluarga

Menunjukkan pola interaksi yang terjadi dalam keluarga.

Ansietas menunjukan adanya pola interaksi yang mal adaptif atau

perilaku mal adaptif dalam sistem keluarga.

e. Teori Perspektif Biologis

Menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khususnya yang

mengatur ansietas, antara lain: benzodiazepines, penghambat

asamamino butirik-gamma neroregulator serta endofirin. Kesehatan

umum seseorang sebagai faktor pendukung terhadap ansietas.

3. Tanda dan Gejala

(Kholil Lur Rochman 2010, dalam Manurung 2016) mengemukakan

beberapa gejala-gejala dari ansietas antara lain:

a. Ada saja hal-hal yang sangat mencemaskan hati, hampir setiap kejadian

menimbulkan rasa takut dan cemas. Ansietas tersebut merupakan bentuk

ketidakberanian terhadap hal-hal yang tidak jelas.

b. Adanya emosi-emosi yang kuat dan sangat tidak stabil. Suka marah dan

sering dalam keadaan excited (heboh) yang memuncak, sangat irritable,

akan tetapi sering juga dihinggapi depresi.

c. Diikuti oleh bermacam-macam fantasi, delusi, dan ilusi.

d. Sering merasa mual dan muntah-muntah, badan terasa sangat lelah,

banyak berkeringat, gemetar, dan seringkali menderita diare.

e. Muncul ketegangan dan ketakutan yang kronis yang menyebabkan

tekanan jantung menjadi sangat cepat atau tekanan darah tinggi.

4. Tingkat Ansietas

Ansietas memiliki tingkatan (Gail W. Stuart 2006, dalam Dona 2016)

mengemukakan tingkat ansietas, diantaranya:

Page 21: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

9

a. Ansietas ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,

ansietas ini menyebabkan individu menjadi waspada dan meningkatkan

pandangan persepsinya. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas individu.

b. Ansietas sedang

Memungkinkan individu untuk berfokus pada hal yang penting

dan mengesampingkan yang lain. Ansietas ini mempersempit pandangan

persepsi individu. Dengan demikian, individu mengalami tidak perhatian

yang selektif namun dapat berfokus pada banyak area jika diarahkan

untuk melakukannya.

c. Ansietas berat

Sangat mengurangi pandangan persepsi individu. Individu

cenderung berfokus pada sesuatu bagian yang kecil dan spesifik serta

tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk

mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak arahan

untuk berfokus pada area lain.

d. Tingkat panik

Berhubungan dengan terperangah, ketakutan, dan teror. Terpecah

dari keseimbangan karena mengalami kehilangan kendali, individu yang

mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan

arahan. Panik mencakup disorganisasi kepribadian dan menimbulkan

peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang, dan

kehilangan pemikiran yang rasional.

5. Cara Pengukuran Kecemasan

Menurut (Hawari, 2008) tingkat ansietas dapat diukur dengan

menggunakan alat ukur (instrument) yang dikenal dengan nama Hamilton

Rating Scale for Anxiety (HRS-A), yang terdiri dari 14 kelompok gejala,

antara lain adalah sebagai berikut:

a. Perasaan cemas: cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan

mudah tersinggung.

Page 22: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

10

b. Ketegangan: merasa tegang, lesu, tidak dapat beristirahat dengan tenang,

mudah terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah.

c. Ketakutan: pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang

besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan orang banyak.

d. Gangguan tidur: sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur

tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi buruk dan

mimpi yang menakutkan.

e. Gangguan kecerdasan: sukar berkonsentrasi, daya ingat menurun dan

daya ingat buruk.

f. Perasaan depresri (murung): hilangnya minat, berkurangnya kesenangan

pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan perasaan berubah-

ubah sepanjang hari.

g. Gejala somatik/fisik (otot): sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan otot,

gigi gemerutuk dan suara tidak stabil.

h. Gejala somatik/fisik (sensorik): tinnitus (telinga berdenging),

penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan perasaan

ditusuk-tusuk.

i. Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah): takikardi (denyut

jantung cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, rasa

lesu/ lemas seperti mau pingsan dan detak jantung menghilang/ berhenti

sekejap.

j. Gejala respiratori (pernafasan): rasa tertekan atau sempit di dada, rasa

tercekik, sering menarik nafas pendek/ sesak.

k. Gejala gastrointestinal (pencernaan): sulit menelan, perut melilit,

gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan

terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, BAB

konsistensinya lembek, sukar BAB (konstipasi) dan kehilangan berat

badan.

l. Gejala urogenital (perekmihan dan kelamin): sering buang air kecil, tidak

dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat haid), darah haid

berlebihan, darah haid sangat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa

haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi

dingin,ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi hilang dan impotensi.

Page 23: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

11

m. Gejala autoimun: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala

pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri.

n. Tingkah laku/ sikap: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening/ dahi

berkerut, wajah tegang/ mengeras, nafas pendek dan cepat serta wajah

merah.

Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka (skor) antara

0-4, dengan penilaian sebagai berikut:

Nilai 0 = tidak ada gejala (keluhan)

Nilai 1 = gejala ringan

Nilai 2 = gejala sedang

Nilai 3 = gejala berat

Nilai 4 = gejala berat sekali/ panik.

Masing masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala tersebut

dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat

kecemasan seseorang, yaitu: total nilai (skor) kurang dari 14 = tidak ada

ansietas, 14-20 = ansietas ringan, 21-27 = ansietas sedang, 28-41 = ansietas

berat, 42-56 = ansietas berat sekali (Hawari, 2008 dalam Nabilah 2013)

6. Penatalaksanaan Ansietas

Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap

pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat

holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau psikiatrik,

psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian berikut:

a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap ansietas, dengan cara:

1) Makan makan yang bergizi dan seimbang.

2) Tidur yang cukup.

3) Cukup olahraga.

4) Tidak merokok.

5) Tidak meminum minuman keras.

b. Terapi psikofarmaka.

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk ansietas

dengan memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan fungsi

gangguan neuro-transmitter (sinyal penghantar saraf) di susunan saraf

Page 24: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

12

pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka yang sering dipakai

adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu seperti diazepam, clobazam,

bromazepam, lorazepam, buspirone HCl, meprobamate dan alprazolam.

c. Terapi somatik

Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai

gejala ikutan atau akibat dari ansietas yang bekerpanjangan. Untuk

menghilangkan keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-

obatan yang ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.

d. Psikoterapi

Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain:

1) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan

dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan

diberi keyakinan serta percaya diri.

2) Psikoterapi re-edukatif, memberikan pendidikan ulang dan koreksi

bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengatsi ansietas.

3) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki

kembali (re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami

goncangan akibat stressor.

4) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu

kemampuan untuk berpikir secara rasional, konsentrasi dan daya

ingat.

5) Psikoterapi psiko-dinamik, untuk menganalisa dan menguraikan

proses dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa

seseorang tidak mampu menghadapi stressor psikososial sehingga

mengalami ansietas.

6) Psikoterapi keluarga, untuk memperbaiki hubungan kekeluargaan,

agar faktor keluarga tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor

keluarga dapat dijadikan sebagai faktor pendukung.

e. Terapi psikoreligius

Untuk meningkatkan keimanan seseorang yang erat

hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi

berbagai problem kehidupan yang merupakan stressor psikososial.

Page 25: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

13

C. KONSEP PERAN KELUARGA TERHADAP KLIEN DENGAN

ANSIETAS

Keterlibatan keluarga sangat berperan penting dalam tingkat ansietas pada

lansia, keluarga harus memenuhi tugas-tugas keluarga, di antaranya:

1. Keluarga harus mampu mengenal masalah kesehatan yang terjadi dalam

salah satu anggota keluarganya seperti apa itu ansietas, penyebab, tanda dan

gejala dari ansietas, tingkat ansietas individu, penatalaksanaan ansietas,

serta dampak apabila ansietas tidak segera ditangani maka akan

menimbulkan berbagai macam masalah psikologisnya.

2. Keluarga dapat membantu lansia dalam mengambil keputusan untuk

penanganan masalah ansietasnya. Peran ini merupakan upaya keluarga

untuk mencari pertolongan yang tepat seperti membantu klien untuk

pengambilan keputusan terkait ansietas klien, dengan upaya memberikan

kenyaman, menjadi mekanisme koping dari individu.

3. Keluarga dapat merawat anggota keluarga yang sakit untuk melakukan

perawatan dan pencegahan masalah ansietas, dengan memotivasi klien dan

melakukan teknik-teknik untuk menurunkan ansietas seperti hipnosis lima

jari sehingga tingkatan ansietas individu dapat menurun.

4. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan dalam membantu menurunkan

tingkat ansietas pada anggota keluarga yang mengalami masalah, seperti

membantu membuat lingkungan sekitar klien menjadi nyaman, tenang,

bersih, indah dilihat, sesekali membuat variasi disekitar rumah, menanam

pohon atau bunga kesukaan klien. Karena dengan lingkungan yang tentram,

nyaman dan tenang membantu proses berkurangnya ansietas karena

membawa hal-hal yang menyenangkan bagi klien.

5. Keluarga dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk penanganan

masalah kesehatan dengan mengingatkan dan mendampingi klien untuk

kontrol tekanan darah secara teratur di pelayanan kesehatan, serta keluarga

dapat melakukan pemanfaatan sumber-sumber yang ada di masyarakat

dalam penanganan masalah kesehatan hipertensi dan ansietas.

Page 26: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

14

BAB III

METODOLOGI STUDI KASUS

Pada Bab ini akan diuraikan tentang desain atau rancangan studi kasus, subyek

studi kasus, fokus studi kasus, definisi operasional, instrumen studi kasus,

prosedur pengumpulan data, waktu dan tempat studi kasus, analisis data dan

penyajian data serta etika studi kasus.

A. RANCANGAN STUDI KASUS

Studi kasus ini merupakan studi kasus kualitatif dengan pendekatan studi

kasus yang bersifat deskriptif guna memperoleh gambaran penerapan prosedur

hipnosis lima jari terhadap klien dengan ansietas dalam konteks keluarga.

B. SUBYEK STUDI KASUS

Subyek yang digunakan pada studi kasus ini adalah dua orang pasien

dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi dalam subyek studi kasus ini

yaitu pasien yang berjenis kelamin perempuan atau laki-laki, pasien lansia dengan

atau diatas 60 tahun, pasien dengan tingkat ansietas ringan – sedang, pasien yang

menyetujui dilakukan hipnosis lima jari, dan belum pernah mendapatkan terapi

hipnosis lima jari sebelumnya. Adapun kriteria eksklusinya yaitu pasien yang

berumur di bawah 60 tahun, pasien tidak bersedia diberikan tindakan prosedur,

dan pasien yang tidak memiliki masalah ansietas.

C. FOKUS STUDI

Fokus studi kasus ini adalah penerapan prosedur hipnosis lima jari

terhadap klien dengan ansietas dalam konteks keluarga, proses ini dilakukan

selama lima hari dengan 1 sesi menghabiskan 10 hingga 15 menit masing-masing.

D. DEFINISI OPERASIONAL

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan definisi operasional sebagai berikut:

1. Hipnosis lima jari adalah terapi untuk mengurangi ansietas dengan cara

menggunakan 5 jari tangan, dimana tiap jari saling menyentuh dengan

memikirkan pengalaman yang menyenangkan.

Page 27: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

15

2. Ansietas adalah tanda dan gejala yang ditandai dengan tekanan darah

meningkat, pernafasan cepat, nadi cepat, dan tingkah laku gelisah seakan-

akan akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman.

E. INSTRUMENT STUDI KASUS

Jenis instrumen yang digunakan penulis dalam studi kasus ini berupa

standar operasional prosedur (SOP) terapi hipnosis lima jari, lembar observasi/cek

list prosedur hipnosis lima jari, lembar wawancara terstruktur dengan

menggunakan instrumen format pengkajian asuhan keperawatan keluarga, dan

format skala ansietas dengan menggunakan format HRSA (Hamilton Rating Scale

for Anxiety) dengan masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka

(score) antara 0-4, lalu masing masing nilai angka (score) dari 14 kelompok gejala

dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat ansietas

seseorang, yaitu total nilai (score): kurang dari 14 = tidak ada ansietas, 14-20

ansietas ringan, 21-27 = ansietas sedang, 28-41 = ansietas berat, 42-56 = ansietas

berat sekali.

F. PROSEDUR PENGUMPULAN DATA

1. Wawancara

Penulis menggunakan metode ini untuk menggali keluhan terkait

tingkat ansietas yang dialami klien menggunakan pedoman wawancara.

2. Observasi

Penulis menggunakan metode ini untuk mengobservasi kemampuan

klien dalam melaksanakan prosedur hipnosis lima jari dan menggali keluhan

ansietas klien menggunakan lembar HRSA (Terlampir).

3. Pengukuran

Penulis menggunakan metode ini untuk mengukur tekanan darah klien

menggunakan spignomanometer dan mengukur tingkat ansietas klien dengan

lembar HRSA (Terlampir).

G. TEMPAT DAN WAKTU STUDI KASUS

1. Tempat

Penulis melakukan studi kasus di Puskesmas Jatiwarna Rt 05 dan Rt 09

Kel. Jatiwarna Kec. Pondok Melati, Bekasi Timur dengan sasaran klien dan

keluarganya.

Page 28: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

16

2. Waktu

Penulis melaksanakan studi kasus ini selama 6 hari, mulai dari hari

senin hingga sabtu pada tanggal 15-20 April 2019.

H. ANALISIS DATA & PENYAJIAN DATA

Analisis data yang digunakan adalah analisis dalam kualitatif dengan

menggunakan pola berpikir induktif. Hasil wawancara akan disertakan narasi

cuplikan data yang penting terkait fokus kasus. Adapun lingkupnya mencakup

profil kasus, hasil pengkajian data fokus, implementasi atau penerapan prosedur

serta hasil implementasi, dapat juga disajikan dalam bentuk grafik.

I. ETIKA STUDI KASUS

Dalam melakukan studi kasus ini, penulis menerapkan prinsip etik adalah

respect yaitu klien berhak menentukan kehendaknya sendiri, klien memiliki hak

untuk dihargai tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang dilakukan terhadap

mereka serta memberi kebebasan kepada klien dalam mengambil keputusan, hak

terhadap confidentialty yaitu dimana semua informasi yang didapat dari klien

harus dijaga dengan sedemikian rupa sehingga informasi individual tertentu tidak

bisa langsung dikaitkan dengan klien, dan klien juga harus dijaga kerahasian atas

keterlibatannya dalam studi kasus ini, hak terhadap justice yaitu hak terhadap

penanganan yang adil yaitu memberikan individu hak yang sama untuk dipilih

atau terlibat tanpa diskriminasi dan beneficience and non Maleficience yaitu hak

untuk mendapatkan perlindungan diri dari ketidaknyamanan dan kerugin yaitu

mengharuskan agar klien dilindungi dari eksploitasi dan menjamin bahwa semua

usaha dilakukan untuk meminimalkan bahaya atau kerugian.

Page 29: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

17

BAB IV

HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan hasil studi kasus beserta pembahasannya yang meliputi

penjabaran data umum dan data khusus serta analisis mengenai penurunan tingkat

ansietas sebelum dan sesudah penerapan terapi hipnosis lima jari terhadap klien

dengan ansietas dalam konteks keluarga

A. HASIL STUDI KASUS

1. Gambaran subjek studi kasus

Dalam studi kasus ini dipilih 2 orang sebagai subjek kasus studi yaitu

Ibu Y dan Bapak L. Kedua subjek sudah sesuai dengan kriteria yang

ditetapkan.

Kasus I

a. Pengkajian

Klien bernama Ibu Y yang tinggal di Jl. Raya Kemuning Gg. Buntu

I No. 64 RT 09 RW 06, Kel Jati Warna Kec Pondok Melati, Bekasi Timur.

Usia 63 tahun, jenis kelamin perempuan, status perkawinan menikah,

pendidikan terakhir SD, pekerjaan ibu rumah tangga. Memiliki 4 orang

anak, 2 orang anaknya sudah meninggal dan saat ini klien tinggal bersama

suami, 2 orang anaknya dan 4 orang cucu. Tipe keluarag Ibu Y adalah

keluarga inti (Nuclear Family) yaitu dalam satu rumah tangga yang terdiri

dari suami, istri, dan anak. Tahap perkembangan keluarga Ibu Y yaitu

keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir

meninggalkan rumah dan berakhir pada saat pensiun.

Berdasarkan pengkajian tanggal 15 April 2019 riwayat kesehatan

saat ini, Ibu Y mengatakan sudah beberapa hari ini mengalami pusing terus

menerus, tangan dan kaki terasa kesemutan, dan pegal-pegal, Ibu Y

mengalami ansietas dengan tanda dan gejala mengatakan dirinya

terkadang gelisah dan cemas di malam hari karena memikirkan anaknya

yang sudah meninggal, kadang memiliki firasat buruk, takut akan pikiran

sendiri, dan khawatir akan penyakit darah tingginya, kadang menyebabkan

mudah tersinggung jika tekanan darahnya tinggi. Klien mengeluh dirinya

Page 30: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

18

tidak bisa istirahat dengan tenang, merasa tegang pada tubuhnya, gelisah,

mudah menangis jika teringat dengan anaknya, dan tiba-tiba mudah

terkejut. Klien mengatakan takut bila ditinggal sendirian. Klien

mengatakan sulit tidur di malam hari, tidur tidak nyenyak, terbangun

malam hari, bangun dengan lesu, kadang mimpi tentang anaknya, klien

mengatakan sulit untuk berkonsentrasi. Klien mengatakan terkadang

merasa sedih, sering bangun dini hari, dan perasaan berubah-ubah.

Tingkah laku yang ditunjukkan klien saat pengkajian tampak gelisah, tidak

tenang, kening berkerut. Dari masalah yang dihadapi berdampak bagi

kesehatan Ibu Y seperti sulit tidur.

Keluarga mengatakan Ibu Y suka terbangun malam hari, gelisah

dan kalau mendengar suara sedikit langsung terkejut atau bangun. Respon

klien terhadap penyakitnya yaitu klien khawatir tetapi klien masih bisa

beraktivitas seperti biasanya dan masih dapat merawat cucunya. Riwayat

kesehatan masa lalu, Ibu Y mengatakan memiliki hipertensi dua tahun

yang lalu pada tahun 2017, pada satu tahun yang lalu tahun 2018 pernah

di bawah ke rumah sakit karena tekanan darah tinggi, klien tidak pernah

operasi sebelumnya, klien tidak ada riwayat alergi terhadap obat dan

makanan. Riwayat kesehatan keluarga, Ibu Y mengatakan tidak ingat jika

orang tuanya memiliki hipertensi atau penyakit kronis lainnya.

Hasil pemeriksaan fisik, di dapatkan bahwa tanda-tanda vital

tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 89x/menit, suhu 36,5 derajat celcius,

pernapasan 18x/menit. Pengkajian awal dari skor tingkat ansietas sebelum

diberikan terapi hipnosis lim jari adalah dengan nilai skor 26 yang berarti

Ibu Y mengalami ansietas sedang. Berdasarkan tanda dan gejala yang

dirasakan klien sesuai dengan indikator skor HRSA dan termasuk dalam

tingkat ansietas sedang.

Pengkajian 5 tugas keluarga yang didapatkan yaitu keluarga belum

mengenali tentang ansietas yang ada pada Ibu Y. Keluarga mengetahui

beberapa tanda dan gejala ketika Ibu Y merasa ansietas, keluarga sudah

mengetahui penyebab dari ansietas. Keluarga mengatakan sering

mengkonsumsi kopi setiap harinya. Sejauh ini, Bapak K sebagai kepala

keluarga yang mengambil keputuan, untuk masalah kesehatan di

keluarganya, Ibu Y tidak mengkonsumsi obat-obatan karena tidak tahu

Page 31: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

19

obat apa untuk masalah ansietas. Keluarga tidak mengetahui akibat jika

ansietas yang berkepanjangan akan mengakibatkan apa bagi kesehatan Ibu

Y. Keluarga mampu merawat keluarganya yang sakit contohnya jika ada

suatu masalah kesehatan, individu yang sakit dianjurkan untuk memakan

makanan yang baik seperti makan sayur, buah dan meminum obat warung,

serta beristirahat dari aktifitas sejenak. Jika keluhan datang lebih lanjut,

keluarga segera membawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga

paham bahwa ada masalah kesehatan yang disebabkan karena pengaruh

lingkungan. Ibu Y mengatakan rumahnya tidak ada udara yang masuk,

rumahnya sedikit sesak karena banyak barang dan mainan cucunya

berserakan serta keluarga membuka warung. Di depan rumah terdapat

tanah kosong dengan sawah. Keluarga mengatakan sering makan timun

untuk masalah hipertensinya dan merebus daun seledri untuk pengobatan

hipertensi. Keluarga Ibu Y mengetahui ada puskesmas di kecamatannya,

namun keluarga belum pernah ke rumah sakit dan puskesmas, hanya saja

jika ada posbindu Ibu Y kadang datang untuk memeriksa kesehatannya.

b. Implementasi dan Hasil

Hari ke-1 (16 April 2019)

Perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang ansietas

kepada klien dan keluarga. Perawat mengukur tekanan darah sebelum

terapi hipnosis lima jari dengan 160/90 mmHg. Perawat melibatkan

keluarga untuk melakukan hipnosis lima jari dengan menciptakan

lingkungan yang nyaman, membantu klien untuk mendapatkan posisi

istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk, hipnosis lima jari dilakukan

hanya dengan cara menginstruksikan klien untuk membayangkan hal-hal

seperti ketika klien sehat (jari telunjuk), sedang bersama orang yang

disenangi (jari tengah), ketika klien menerima penghargaan (jari manis)

dan ketika klien berada di tempat yang disenangi (jari kelingking).

Keluarga dan klien masih belum hafal gerakannya, keluarga dan

klien mengatakana akan melakukan terapi hipnosis lima jari dua kali sehari

di pagi hari dan malam hari saat mau tidur. Setelah melakukan terapi

hipnosis 5 jari, perawat mengevaluasi perasaan klien dan suami, Ibu Y dan

suami mengatakan merasa nyaman, tenang, dan memikirkan hal-hal yang

Page 32: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

20

indah. Perawat mengobservasi tekanan darah sesudah terapi hipnosis lima

jari dengan hasil 160/90 mmHg. Perawat memberikan lembar observasi

ceklis kegiatan hipnosis lima jari yang nanti diisi oleh keluarga atau klien

setelah melakukan hipnosis lima jari dan perawat mengingatkan klien

untuk rutin melakukan hipnosis lima jari dan di ceklis di lembar observasi

hipnosis lima jari dan mengingatkan keluarga untuk membantu dan

memberikan motivasi kepada Ibu Y untuk melakukan hipnosis lima jari.

Hari ke-2 (17 April 2019)

Perawat mengobservasi dan mengajarkan kembali teknik hipnosis

lima jari kepada klien dengan melibatkan keluarga. Perawat menanyakan

apakah lembar observasi kegiatannya sudah di ceklis dan dilakukan

hipnosis lima jari seperti yang diajarkan kemarin dan mengevaluasi

gerakan kemarin, klien dan keluarga mengingat (jari telunjuk) ketika sehat

dan (jari tengah) bersama orang yang disayang, kemarin klien dan keluarga

mengatakan sudah melakukan hipnosis 5 jari saat mau tidur. Lalu perawat

melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum terapi hipnosis lima jari

dengan hasil 150/90 mmHg. Perawat kembali membantu melatih hipnosis

lima jari, Ibu Y didampingi oleh suami, yang pertama membantu

mendapatkan posisi istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk,

menginstruksikan klien untuk membayangkan hal-hal seperti ketika klien

sehat (jari telunjuk), sedang bersama orang yang disenangi (jari tengah),

ketika klien menerima penghargaan (jari manis) dan ketika klien berada di

tempat yang disenangi (jari kelingking).

Setelah melakukan tindakan hipnosis 5 jari, perawat mengevaluasi

perasaan klien dan suami, Ibu Y dan suami mengatakan setelah dilakukan

terapi klien merasa tenang, rileks dan nyaman, semalem masih belum bisa

tidur, masih suka terbangun malam, keluarga mengatakan kalau ada suara

sedikit masih suka terbangun, tampak masih terlihat gejala ansietas pada

klien Perawat meminta untuk menyebutkan gerakan hipnosis lima jari,

suami dan Ibu Y dapat menyebutkan semua gerakan walaupun masih

dibantu oleh perawat. Perawat mengobservasi tekanan darah sesudah

terapi hipnosis lima jari dengan hasil 150/80 mmHg. perawat

mengingatkan klien untuk rutin melakukan hipnosis lima jari dan

Page 33: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

21

mengingatkan keluarga untuk membantu dan memberikan motivasi

kepada Ibu Y untuk melakukan hipnosis lima jari, dan di ceklis di lembar

observasi hipnosis lima lalu klien berespon dengan mengatakan akan

bersedia melakukan apa yang sudah diajarkan.

Hari ke-3 (18 April 2019)

Perawat mengobservasi dan mengajarkan kembali teknik hipnosis

lima jari kepada klien dengan melibatkan keluarga. Perawat menanyakan

apakah lembar observasi kegiatannya sudah di ceklis dan dilakukan

hipnosis lima jari seperti yang diajarkan kemarin dan mengevaluasi

gerakan kemarin, klien dan keluarga mengingat gerakan ketika klien sehat

(jari telunjuk), sedang bersama orang yang disenangi (jari tengah), berada

di tempat yang disenangi (jari kelingking) dan kemarin sudah melakukan

dua kali.

Perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum terapi

hipnosis lima jari dengan hasil 140/90 mmHg. Perawat kembali membantu

melatih hipnosis lima jari, Ibu Y didampingi oleh suami, yang pertama

membantu mendapatkan posisi istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk,

menginstruksikan klien untuk membayangkan hal-hal seperti ketika klien

sehat (jari telunjuk), sedang bersama orang yang disenangi (jari tengah),

ketika klien menerima penghargaan (jari manis) dan ketika klien berada di

tempat yang disenangi (jari kelingking).

Setelah melakukan tindakan hipnosis 5 jari, perawat mengevaluasi

perasaan klien dan suami, Ibu Y dan suami mengatakan setelah dilakukan

terapi klien merasa tenang, nyaman dan rileks, semalem sudah bisa tidur

nyenyak, klien mengatakan sudah tidak terbangun malam karena

memikirkan anaknya, keluarga mengatakan kalau ada suara sedikit masih

suka terbangun, tampak masih muncul gejala ansietas pada klien. Perawat

meminta untuk menyebutkan gerakan hipnosis lima jari, suami dan Ibu Y

dapat menyebutkan semua gerakannya walaupun masih dibantu oleh

perawat. Perawat mengobservasi tekanan darah sesudah terapi hipnosis

lima jari dengan hasil 130/80 mmHg, dan perawat mengingatkan klien

untuk rutin melakukan hipnosis lima jari dan mengingatkan keluarga untuk

membantu dan memberikan motivasi kepada Ibu Y untuk melakukan

Page 34: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

22

hipnosis lima jari, dan di ceklis di lembar observasi hipnosis lima lalu klien

berespon dengan mengatakan akan bersedia melakukan apa yang sudah

diajarkan.

Hasil ke-4 (19 April)

Perawat mengobservasi dan mengajarkan kembali teknik hipnosis

lima jari kepada klien dengan melibatkan keluarga. Perawat menanyakan

apakah lembar observasi kegiatannya sudah di ceklis dan dilakukan

hipnosis lima jari seperti yang diajarkan kemarin dan mengevaluasi

gerakan kemarin, klien mengatakan masih suka lupa hanya mengingat

ketika sehat (jari telunjuk), ketika klien menerima penghargaan (jari

manis) dan tempat yang disenangi (jari kelingking) dan kemarin sudah

melakukan dua kali sehari saat pagi dan malam mau tidur.

Perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum terapi

hipnosis lima jari dengan hasil 140/90 mmHg. Perawat kembali membantu

melatih hipnosis lima jari, Ibu Y didampingi oleh suami dengan membantu

mendapatkan posisi istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk,

menginstruksikan klien untuk membayangkan hal-hal seperti ketika klien

sehat (jari telunjuk), sedang bersama orang yang disenangi (jari tengah),

ketika klien menerima penghargaan (jari manis) dan ketika klien berada di

tempat yang disenangi (jari kelingking).

Setelah melakukan tindakan hipnosis 5 jari, perawat mengevaluasi

perasaan klien dan suami, Ibu Y dan suami mengatakan setelah dilakukan

terapi klien merasa tenang, semalem sudah bisa tidur nyenyak hanya saja

masih suka terbangun malam bukan karena kepikiran anaknya tetapi bikin

susu untuk cucunya, tampak berkurang gejala ansietas pada klien, klien

terlihat lebih segar dan tidak ada beban tidak seperti hari-hari sebelumnya.

Perawat meminta untuk menyebutkan gerakan hipnosis lima jari, suami

dan Ibu Y mampu mengingat fungsi dari masing-masing jari pada hipnosis

lima jari. Perawat mengobservasi tekanan darah sesudah terapi hipnosis

lima jari dengan hasil 140/80 mmHg, dan perawat mengingatkan klien

untuk rutin melakukan hipnosis lima jari dan mengingatkan keluarga untuk

membantu dan memberikan motivasi kepada Ibu Y untuk melakukan

hipnosis lima jari, dan di ceklis di lembar observasi hipnosis lima lalu klien

Page 35: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

23

berespon dengan mengatakan akan bersedia melakukan apa yang sudah

diajarkan.

Hari ke-5 (20 April 2019)

Perawat mengevaluasi dengan mengobservasi terapi hipnosis lima

jari ke klien dan melibatkan keluarga. Perawat menanyakan apakah lembar

observasinya di isi dan dilakukan hipnosis lima jari seperti yang diajarkan

kemarin dan mengevaluasi gerakan kemarin, klien dan keluarga sudah

hafal gerakan hipnosis lima jari, klien mengatakan sudah dilakukan terapi

hipnosis lima jari dua kali saat pagi hari dan malam saat mau tidur.

Perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum terapi

hipnosis lima jari dengan hasil 130/90 mmHg. Perawat kembali membantu

melatih hipnosis lima jari, Ibu Y didampingi oleh suami, dengan

membantu mendapatkan posisi istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk,

menginstruksikan klien untuk membayangkan hal-hal seperti ketika klien

sehat (jari telunjuk), sedang bersama orang yang disenangi (jari tengah),

ketika klien menerima penghargaan (jari manis) dan ketika klien berada di

tempat yang disenangi (jari kelingking).

Setelah melakukan tindakan hipnosis 5 jari, perawat mengevaluasi

perasaan klien dan suami, Ibu Y dan suami mengatakan setelah dilakukan

terapi klien merasa tenang dan rileks, nyaman, dan rileks semalem sudah

bisa tidur nyenyak dan tenang tanpa memikirkan hal-hal lain, tampak

gejala ansietas pada klien berkurang karena tekanan darahnya semakin

menurun dan terkontrol serta melakukan terapi hipnosis lima jari. Perawat

meminta untuk menyebutkan gerakan hipnosis lima jari, suami dan Ibu Y

mampu menyebutkan ulang dari masing-masing fungsi lima jari hipnosis

lima jari. Perawat mengobservasi tekanan darah sesudah terapi hipnosis

lima jari dengan hasil 130/80 mmHg.

Perawat kemudian mengevalusai tingkat ansietas Ibu Y dengan

skala HRSA dan di dapatkan skor 15 artinya Ibu Y mengalami penurunan

pada skor tingkat ansietas sebelumnya dimana saat pengkajian hari

pertama skor tingkat ansietas Ibu Y yaitu 26 dengan tingkat ansietas

sedang. Perawat mengingatkan klien untuk rutin melakukan hipnosis lima

jari dan mengingatkan keluarga untuk membantu dan memberikan

Page 36: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

24

motivasi kepada Ibu Y untuk melakukan hipnosis lima jari. Lalu klien

berespon dengan mengatakan akan bersedia melakukan apa yang sudah

diajarkan. Ibu Y mengatakan setelah selama 5 hari mendapatan pelajaran

yang berharga untuk kesehatannya, Ibu Y mengatakan hipnosis lima jari

berpengaruh terhadap penurunan ansietasnya dan tekanan darahnya dan

akan mengingat apa yang sudah diajarkan.

Kasus II

a. Pengkajian

Klien bernama Bapak L yang tinggal di Jl. Raya Kemuning No.

39 RT 05 RW 06, Kel. Jati Warna Kec. Pondok Melati, Bekasi Timur.

Usia 60 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan wiraswasta,

pendidikan terakhir SD, status perkawinan menikah, memiliki 4 orang

anak, 3 orang anaknya sudah menikah dan saat ini klien tinggal

bersama istri, dan 1 orang anaknya. Tipe keluarga adalah keluarga inti.

Tahap perkembangan adalah keluarga dengan anak remaja, yaitu

dengan usia anak 20 tahun sedang kuliah.

Berdasarkan pengkajian tanggal 15 April 2019 riwayat

kesehatan saat ini, Bapak L mengatakan sudah beberapa hari ini

mengalami pusing terus menerus, merasa tegang pada otot-otot di

bahu tangan dan kaki, mudah merasa lesu. Bapak L mengalami

ansietas dengan tanda dan gejala mengatakan dirinya mempunyai

banyak pikiran dan mudah tersinggung jika tekanan darahnya tinggi,

klien mengatakan sulit untuk berkonsentrasi dan mudah lupa, klien

mengatakan mukanya terkadang merah jika lesu, mudah berkeringat,

dan pusing/sakit kepala, Bapak L memikirkan penyakitnya karena

menderita diabetes melilitus, asam urat dan sekarang muncul

hipertensi lagi.

Keluarga mengatakan klien merasa cepat lesu karena banyak

hal-hal yang dipikirkan dari penyakitnya yang semakin bertambah

umur semakin banyak penyakit yang muncul. Riwayat kesehatan

masa lalu, klien tidak pernah operasi sebelumnya, pasien tidak ada

riwayat alergi terhadap obat dan makanan. Riwayat kesehatan

keluarga, keluarga mengatakan dari orang tua Bapak L salah satunya

Page 37: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

25

ada hipertensi. Respon klien terhadap penyakitnya yaitu klien merasa

khawatir tetapi klien masih bisa beraktivitas seperti biasanya, klien

masih bekerja dan melakukan kegiatan di rumah membantu istrinya

seperti beres-beres. Istri klien kepikiran dengan kondisi suaminya

karena khawatir suaminya terlalu lelah sehingga tidak bisa melakukan

kegiatan seperti bekerja dan harus beristirahat total. Dari masalah

yang di hadapi berdampak pada kesehatannya sehingga cepat merasa

lesu, konsentrasi berkurang, dan cepat lupa.

Hasil pemeriksaan fisik, di dapatkan bahwa tanda-tanda vital

tekanan darah 150/80 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36 derajat celcius,

pernapasan 19x/menit. Pengkajian awal dari skor tingkat ansietas

sebelum diberikan terapi hipnosis lim jari adalah nilai skor 14 yang

berarti Bapak L mengalami ansietas ringan. Berdasarkan tanda dan

gejala yang dirasakan klien sesuai dengan indikator skor HRSA dan

termasuk dalam tingkat ansietas ringan.

Pengkajian 5 tugas keluarga yang didapatkan yaitu keluarga

Bapak L belum mengenali tentang ansietas yang ada pada Bapak L.

Keluarga mengetahui beberapa tanda dan gejala ansietas, keluarga

tidak mengetahui penyebab dari ansietas. Sejauh ini, Bapak L sebagai

kepala keluarga yang mengambil keputuan, untuk masalah

kesehatannya dan keluarga mengatakan Bapak L tidak mengkonsumsi

obat-obatan karena tidak tahu obat apa untuk masalah ansietas, tetapi

untuk masalah gulanya klien mengkonsumsi obat metformin setiap

harinya, dan keluarga mengatakan klien menjalani terapi semacam

minum teh rempah-rempah dari kiyai bentuknya seperti puntung

rokok. Keluarga tidak mengetahui akibat jika ansietas yang

berkepanjangan akan mengakibatkan apa bagi kesehatan Bapak L.

Jika ada suatu masalah kesehatan, individu yang sakit segera

dianjurkan untuk memakan makanan yang baik seperti makan sayur,

buah dan meminum obat yang telah dianjurkan dokter, serta

beristirahat dari aktifitas sejenak. Jika keluhan datang lebih lanjut,

keluarga segera membawa ke pelayanan kesehatan terdekat. Keluarga

paham bahwa ada masalah kesehatan yang disebabkan karena

pengaruh lingkungan. Keluarga mengatakan rumahnya sudah banyak

Page 38: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

26

udara yang keluar masuk, rumahnya tidak sesak, barang-barang tidak

terlalu banyak menumpuk. Terdapat tanaman-tanaman hijau yang

ditanam di sekitaran rumah. Keluarga Bapak L jika berobat atau

masalah kesehatannya sudah dianggap parah biasanya mengunjungi

rumah sakit terdekat di sekitar.

b. Implementasi dan Hasil

Hari ke-1 (16 April 2019)

Perawat memberikan pendidikan kesehatan tentang ansietas

kepada klien dan keluarga. Perawat mengukur tekanan darah sebelum

latihan terapi hipnosis lima jari dengan 150/90 mmHg. Perawat

melibatkan keluarga untuk melakukan hipnosis lima jari dengan

menciptakan lingkungan yang nyaman, membantu klien untuk

mendapatkan posisi istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk,

menginstruksikan klien untuk membayangkan hal-hal seperti ketika

klien sehat (jari telunjuk), sedang bersama orang yang disenangi (jari

tengah), ketika klien menerima penghargaan (jari manis) dan ketika

klien berada di tempat yang disenangi (jari kelingking).

Keluarga dan klien masih belum hafal gerakannya. Setelah

melakukan terapi hipnosis 5 jari, perawat mengevaluasi perasaan klien

dan istri, Bapak L dan istri mengatakan merasa nyaman, tenang dan

memikirkan hal-hal yang indah. Perawat mengobservasi tekanan

darah sesudah terapi hipnosis lima jari dengan hasil 150/80 mmHg.

Perawat memberikan lembar observasi ceklis kegiatan hipnosis lima

jari yang nanti diisi oleh keluarga atau klien setelah melakukan

hipnosis lima jari dan perawat mengingatkan klien untuk rutin

melakukan hipnosis lima jari dan di ceklis di lembar observasi

hipnosis lima jari dan mengingatkan keluarga untuk membantu dan

memberikan motivasi kepada Bapak L untuk melakukan hipnosis lima

jari.

Hari ke-2 (17 April 2019)

Perawat mengobservasi dan mengajarkan kembali teknik

hipnosis lima jari kepada klien dengan melibatkan keluarga. Perawat

Page 39: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

27

menanyakan apakah lembar observasi kegiatannya sudah di ceklis dan

dilakukan hipnosis lima jari seperti yang diajarkan kemarin dan

mengevaluasi gerakan kemarin, klien mengatakan belum terlalu hafal

dan lupa gerakannya, klien mengatakan kemarin belum sempat

melakukan hipnosis lima jari.

Perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum terapi

hipnosis lima jari dengan hasil 140/80 mmHg. Perawat kembali

membantu melatih hipnosis lima jari, membantu mendapatkan posisi

istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk, menginstruksikan klien

untuk membayangkan hal-hal seperti ketika klien sehat (jari telunjuk),

sedang bersama orang yang disenangi (jari tengah), ketika klien

menerima penghargaan (jari manis) dan ketika klien berada di tempat

yang disenangi (jari kelingking). Perawat meminta untuk

menyebutkan gerakan hipnosis lima jari, Bapak L dapat menyebutkan

ketika sehat (jari telunjuk) dan bersama orang yang disayangi (jari

tengah) walaupun masih dibantu oleh perawat. Perawat kembali

mengingatkan ketika klien menerima penghargaan (jari manis) dan

ketika klien berada di tempat yang disenangi (jari kelingking).

Setelah melakukan terapi hipnosis 5 jari, perawat

mengevaluasi perasaan klien, Bapak L mengatakan merasa nyaman,

tenang dan masih ada beberapa hal yang dipikirkan, perasaan lelah

secara terus menerus masih terjadi. Perawat mengobservasi tekanan

darah sesudah terapi hipnosis lima jari dengan hasil 130/90 mmHg,

dan perawat mengingatkan klien untuk rutin melakukan hipnosis lima

jari dan mengingatkan keluarga untuk membantu dan memberikan

motivasi kepada bapak L untuk melakukan hipnosis lima jari, dan di

ceklis di lembar observasi hipnosis lima lalu klien berespon dengan

mengatakan akan bersedia melakukan apa yang sudah diajarkan.

Hari ke-3 (18 April 2019)

Perawat mengobservasi dan mengajarkan kembali teknik

hipnosis lima jari ke keluarga dan klien. Perawat menanyakan apakah

lembar observasi kegiatannya sudah di ceklis dan dilakukan hipnosis

lima jari seperti yang diajarkan kemarin dan mengevaluasi gerakan

Page 40: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

28

kemarin, klien mengatakan belum terlalu hafal karena klien mudah

lupa dan hanya mengingat sedang bersama orang yang disenangi (jari

tengah) dan ketika berada di tempat yang disenangi (jari kelingking),

klien mengatakan kemarin belum melakukan hipnosis lima jari.

Perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum terapi

hipnosis lima jari dengan hasil 160/80 mmHg. Perawat membantu

mendapatkan posisi istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk,

menginstruksikan klien untuk membayangkan hal-hal seperti ketika

klien sehat (jari telunjuk), sedang bersama orang yang disenangi (jari

tengah), ketika klien menerima penghargaan (jari manis) dan ketika

klien berada di tempat yang disenangi (jari kelingking).

Setelah melakukan terapi hipnosis 5 jari, perawat

mengevaluasi perasaan klien, Bapak L mengatakan merasa nyaman,

tenang dan ada beberapa hal yang masih dipikirkan, perasaan lelah

secara terus menerus masih terjadi jika habis beraktivitas, tampak

masih ada gejala ansietas pada klien. Perawat meminta untuk

menyebutkan gerakan hipnosis lima jari Bapak L dapat menyebutkan

(jari telunjuk) ketika sehat, (jari tengah) bersama orang yang disayang

dan (jari kelingking tempat yang disenangi), perawat kembali

mengingatkan jari manis ketika klien menerima penghargaan. Perawat

mengobservasi tekanan darah sesudah terapi hipnosis lima jari dengan

hasil 160/80 mmHg, dan perawat mengingatkan klien untuk rutin

melakukan hipnosis lima jari dan mengingatkan keluarga untuk

membantu dan memberikan motivasi kepada Bapak L untuk

melakukan hipnosis lima jari, dan di ceklis di lembar observasi

hipnosis lima lalu klien berespon dengan mengatakan akan bersedia

melakukan apa yang sudah diajarkan.

Hasil ke-4 (19 April)

Perawat mengobservasi dan mengajarkan kembali teknik

hipnosis lima jari kepada klien dengan melibatkan keluarga. Perawat

menanyakan apakah lembar observasi kegiatannya sudah di ceklis dan

dilakukan hipnosis lima jari seperti yang diajarkan kemarin dan

mengevaluasi gerakan kemarin, klien mengatakan belum terlalu hafal

Page 41: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

29

karena mudah lupa dan hanya mengingat ketika klien sehat (jari

telunjuk), sedang bersama orang yang disenangi (jari tengah) dan

ketika berada di tempat yang disenangi (jari kelingking), klien

mengatakan kemarin belum melakukan karena sibuk.

Perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum terapi

hipnosis lima jari dengan hasil 140/80 mmHg. Perawat kembali

membantu melatih hipnosis lima jari, membantu mendapatkan posisi

istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk, menginstruksikan klien

untuk membayangkan hal-hal seperti ketika klien sehat (jari telunjuk),

sedang bersama orang yang disenangi (jari tengah), ketika klien

menerima penghargaan (jari manis) dan ketika klien berada di tempat

yang disenangi (jari kelingking).

Setelah melakukan terapi hipnosis 5 jari, perawat

mengevaluasi perasaan klien, Bapak L mengatakan merasa nyaman,

tenang dan hal-hal yang dipikirkan sudah berkurang, perasaan lelah

sudah sudah mulai berkurang, keluarga mengatakan kemarin klien

marah-marah karena tahu tekanan darahnya tinggi. Perawat meminta

untuk menyebutkan gerakan hipnosis lima jari, Bapak L mampu

menyebutkan ulang gerakan dari hipnosis lima jari walau masih

dibantu. Perawat mengobservasi tekanan darah sesudah terapi

hipnosis lima jari dengan hasil 140/80 mmHg, dan perawat

mengingatkan klien untuk rutin melakukan hipnosis lima jari dan

mengingatkan keluarga untuk membantu dan memberikan motivasi

kepada Bapak L untuk melakukan hipnosis lima jari, dan di ceklis di

lembar observasi hipnosis lima lalu klien berespon dengan

mengatakan akan bersedia melakukan apa yang sudah diajarkan.

Hari ke-5 (20 April)

Perawat mengevaluasi dengan mengobservasi terapi hipnosis

lima Jari kepada klien dan melibatkan keluarga. Perawat menanyakan

apakah dilakukan hipnosis lima jari seperti yang diajarkan kemarin dan

mengevaluasi gerakan kemarin, klien sudah hafal gerakan dari terapi

hipnosis lima jari, klien mengatakan kemarin melakukan hipnosis lima

jari dua kali saat pagi hari dan sore hari.

Page 42: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

30

Perawat melakukan pemeriksaan tekanan darah sebelum terapi

hipnosis lima jari dengan hasil 130/90 mmHg. Perawat kembali

membantu melatih hipnosis lima jari, membantu mendapatkan posisi

istirahat yang nyaman yaitu dengan duduk, menginstruksikan klien

untuk membayangkan hal-hal seperti ketika klien sehat (jari telunjuk),

sedang bersama orang yang disenangi (jari tengah), ketika klien

menerima penghargaan (jari manis) dan ketika klien berada di tempat

yang disenangi (jari kelingking).

Setelah melakukan terapi hipnosis 5 jari, perawat mengevaluasi

perasaan klien, Bapak L mengatakan merasa nyaman, tenang, hal yang

dipirkan sudah tidak banyak/berkurang, perasaan lelah secara terus

menerus sudah berkurang dari hari sebelumnya, klien sudah tidak

marah-marah karena tekanan darahnya, dan gejala ansietas tampak

berkurang pada klien. Perawat meminta untuk menyebutkan gerakan

hipnosis lima jari, Bapak L mampu menyebutkan ulang gerakan

hipnosis lima jari. Perawat mengobservasi tekanan darah sesudah terapi

hipnosis lima jari dengan hasil 130/80 mmHg.

Perawat kemudian mengevalusai tingkat ansietas Bapak L

dengan skala HRSA dan di dapatkan skor 12 artinya Bapak L

mengalami penurunan pada skor tingkat ansietas sebelumnya tetapi

tidak signifikan dimana saat pengkajian hari pertama skor tingkat

ansietas Bapak L yaitu 14 dengan tingkat ansietas ringan. Perawat

mengingatkan klien untuk rutin melakukan hipnosis lima jari dan

mengingatkan keluarga untuk membantu dan memberikan motivasi

kepada Bapak L untuk melakukan hipnosis lima jari. Lalu klien

berespon dengan mengatakan akan bersedia melakukan apa yang sudah

diajarkan. Bapak L mengatakan setelah selama 5 hari mendapatan

pelajaran yang berharga untuk kesehatannya, Bapak L mengatakan

hipnosis lima jari berpengaruh terhadap penurunan asnietas dan

tekanan darahnya dan akan mengingat apa yang sudah diajarkan.

Berdasarkan kedua kasus di atas dapat digambarkan tingkat

ansietas lansia sebelum dan sesudah penerapan prosedur hipnosis lima

jari sebagai berikut:

Page 43: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

31

Grafik 4.1 Skot tingkat ansietas sebelum dan sesudah dilakukan

penerapan prosedur hipnosis lima jari pada Ibu Y dan Bapak L.

Berdasarkan grafik diatas digambarkan bahwa skor tingkat

ansietas pada Ibu Y setelah dilakukan intervensi hipnosis lima jari

setiap hari selama 5 hari menurun dari skor 26 menjadi 15 yang berarti

turun dari tingkat ansietas sedang menjadi ansietas ringan. Sedangkan

Bapak L menurun dari skor 14 menjadi 12 yang berarti turun dari

tingkat ansietas ringan menjadi tidak ada kecemasan.

Sedangka pada tekanan darah Ibu Y dan Bapak L mengalami

perubahan naik turun. Pada tekanan Ibu Y mengalami penurunan yang

baik setelah melakukan hipnosis lima jari yaitu pada implementasi hari

ke 3 dengan hasil 130/80 mmHg sedangkan pada Bapak L mengalami

penurunan yang baik yaitu pada implementasi hari ke 4 yaitu 140/80

mmHg.

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil studi kasus tentang penerapan prosedur hipnosis lima

jari pada lansia yang mengalami ansietas dan diperoleh hasil adanya perubahan

skor ansietas antara sebelum dan sesudah dilakukan penerapan prosedur hipnosis

lima jari.

Pada IbuY sebelum dilakukan prosedur hipnosis lima jari, tingkat ansietas

yag dialami klien yaitu dengan skor 26 yang masuk dalam kategori ansietas

sedang berdasarkan skala tingkat ansietas dengan HRSA menurut Hawari (2008)

dengan tekanan darah sebelumnya yaitu 160/90 mmHg yang masuk dalam

kategori tekanan darah sedang menurut WHO (2013).

0

5

10

15

20

25

30

IBU Y BAPAK L

26

141512

Skor Tingkat Ansietas

Sebelum Sesudah

Page 44: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

32

Sedangkan pada Bapak L sebelum dilakukan prosedur hipnosis lima jari,

tingkat ansietas yang dialami klien yaitu dengan skor 14 yang masuk dalam

kategori ansietas ringan berdasarkan skala tingkat ansietas HRSA menurut Hawari

(2008) dengan tekanan darah sebelumnya 150/80 mmHg yang masuk dalam

kategori tekanan darah ringan menurut WHO (2013).

Berdasarkan kedua kasus di atas, bahwa tingkat ansietas yang dialami Ibu

Y lebih berat dibandingkan dengan Bapak L. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh

Banon (2014) yang menyatakan berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa

perempuan lebih mudah mengalami ansietas dibandingkan laki-laki. Demikian

juga penelitian yang dilakukan Wiguna (2011) yang menyatakan bahwa

perempuan lebih sering mengalami gangguan emosional yaitu ansietas. Penelitian

ini sejalan pula dengan hasil Riskesdas (2007) yang menyatakan bahwa kelompok

yang rentan mengalami gangguan emosional adalah perempuan. Kondisi ini

dimungkinkan karena perempuan lebih bertanggungjawab pada peran sosialnya

dalam kehidupan sehari-hari dimana ia berperan sebagai seorang istri dan sebagai

seorang ibu dalam mengasuh anak-anaknya.

Berdasarkan karakteristik lansia Elderly (60-74 tahun) oleh Surti (2017)

menyatakan umur lansia yang semakin bertambah akan berdampak pada

ketidakmampuan lansia untuk melakukan aktivitas fisik sehingga akan mengalami

ketergantungan kepada keluarga. Ketergantungan lanjut usia disebabkan kondisi

lansia banyak mengalami kemunduran fisik maupun psikis.

Saat pengkajian yang dilakukan pada tanggal 15 April 2019 Ibu Y

mengalami tanda dan gejala pusing, tangan dan kaki kesemuatan dan pegal-pegal,

merasa khawatir, sedih, banyak yang dipikirkan dan mudah tersinggung. Ibu Y

mengatakan penyebab ia merasa cemas yaitu karena faktor kehilangan selalu

kepikiran dengan anaknya yang sudah meninggal dan faktor penyakitnya jika

tekanan darahnya tinggi. Dari masalah yang dihadapi berdampak bagi kesehatan

Ibu Y seperti sulit tidur, malam hari suka terbangun, tidak nyenyak dan gelisah.

Sedangkan pada Bapak L mengalami tanda dan gejala bahu, tangan, kaki

pegal-pegal dan kesemutan, sering merasa cepat lesu, banyak pikiran. Bapak L

mengatakan ia merasa cemas karena faktor penyakit dan faktor fisik yang makin

bertambah umur makin banyak penyakit yang diderita dan masalah yang di hadapi

berdampak pada aktivitasnya sehingga cepat merasa lesu, konsentrasi berkurang,

dan cepat lupa.

Page 45: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

33

Hal ini sesuai dengan pendapat Simatupang (2015) yang mengatakan

secara garis besar, tanda dan gejala ansietas dibagi dalam bentuk perilaku, afektif,

fisiologi, simpatik, parasimaptik, dan kognitif. Diperkuat oleh Nanda (2015) yang

mengatakan tanda dan gejala ansietas seperti gelisah, termenung tidak menentu

tentang hal yang difikirkan, sering mengulang-ulang topik yang sama saat

interaksi, melihat sepintas, ekspresi khawatir, sedih, dan karena perubahan dalam

hidup, insomnia dan koping tidak efektif.

Penyebab kedua klien mengalami ansietas dan peningkatan tekanan

darah dapat dihubungkan dengan berbagai faktor internal dan eksternal. Penyebab

dari kedua klien yaitu faktor kehilangan, adanya beban kerja yang berlebihan,

adanya masalah ekonomi dan terkena banyak penyakit. Hal ini sesuai dengan

pendapat Noorkasiani (2009) yang mengatakan penyebab ansietas dapat

dihubungkan dengan berbagai faktor internal dan eksternal. Faktor internal

tersebut antara lain umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan kondisi fisik.

Faktor eksternal yang mempengaruhi ansietas lansia yaitu dukungan sosial dan

dukungan keluarga.

Pada Ibu Y diperoleh hasil kemajuan yang lebih baik setelah rutin

melakukan hipnosis lima jari dirumah selama 5 hari, sehari 2 kali secara mandiri

atau bersama perawat selama 10-15 menit. Hal ini ditunjukkan penurunan tingkat

ansietas dari skor 26 turun menjadi skor 15 dengan penurunan 11 angka.

Berdasarkan hal tersebut klien masih ditahap tingkat ansietas ringan. Namun klien

sudah menunjukkan perubahan yang baik karena tingkat ansietasnya sudah

menurun dari sebelumnya. klien mengatakan saat hari terakhir evaluasi, klien

sudah mampu melakukan hipnosis lima jari dengan benar dan mengingat masing-

masing fungsi jari seperti jari telunjuk untuk mengingat keadaan sehat sesehat-

sehatnya, jari tengan mengingat orang yang disayangi, jari manis merasa di hargai,

jari kelingking mengingat embali tempat indah yang pernah dikunjungi. Selain

itu, tekanan darah turun menjadi 130/80 mmHg termasuk dalam tekanan darah

normal, walau tekanan darah klien setiap harinya mengalami fase naik turun.

Sedangkan pada Bapak L diperoleh hasil kemajuan yang cukup baik

setelah rutin melakukan hipnosis lima jari dirumah selama 5 hari, sehari 1 kali

secara mandiri atau bersama perawat selama 10-15 menit. Hal ini ditunjukkan

penurunan tingkat ansietas dari skor 14 dan turun menjadi skor 12 walau hanya 2

angka. Berdasarkan hal tersebut klien di tahap tidak ada ansietas. Namun klien

Page 46: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

34

sudah menunjukkan perubahan yang baik karena tingkat ansietasnya sudah

menurun dari sebelumnya. klien mengatakan saat hari terakhir evaluasi, klien

sudah mampu melakukan hipnosis lima jari dengan benar dan mengingat masing-

masing fungsi jari seperti jari telunjuk untuk mengingat keadaan sehat sesehat-

sehatnya, jari tengan mengingat orang yang disayangi, jari manis merasa duhargai,

jari kelingking mengingat kembali tempat indah yang pernah dikunjungi.

Meskipun ada beberapa yang ia lupa dan masih dibantu oleh perawat untuk

mengingatkan. Selain itu, tekanan darah turun menjadi 130/80 mmHg termasuk

dalam tekanan darah normal. Walau tekanan darah klien setiap harinya mengalami

fase naik turun.

Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Jenita (2008)

tentang pengaruh hipnosis lima jari lebih efektif untuk relaksasi diri sendiri dan

waktu yang dilakukan sekitar 10 menit dapat menurunkan tingkat ansietas klien.

Diperkuat oleh Dewi (2018) teknik ini dilakukan dengan 1 sesi menghabiskan 10

hingga 15 menit masing-masing. Hal ini akan berdampak pada kerja sistem saraf

simpatis dan parasimpatis. Saat melakukan relaksasi akan menurunkan kerja saraf

simpatis dan saraf parasimpatis, sehingga dapat mengontrol hormon ACTH dan

kelenjar adrenal untuk mengurangi pengeluaran kelenjar adrenalin. Jika hormon

adrenalin berkurang maka akan menurunkan kerja organ tubuh juga sehingga

tubuh dapat rileks dan rasa marah, gelisah, takut, dan sebagainya dapat menurun.

Diperkuat dengan pendapat Kozier (2010) Penggunaan hipnosis lima jari

bertujuan untuk pemograman diri, menghilangkan ansietas dengan melibatkan

saraf parasimpatis dan akan menurunkan peningkatan kerja jantung, pernafasan,

tekanan darah, kelenjar keringat dll. Demikian juga dengan penelitian yang

dilakukan Simatupang (2015) hipnosis lima jari dapat memperbaiki kognitif pada

pasien dengan ansietas ringan, sedang, dan berat, serta menurunkan ansietas dan

meningkatkan sugesti sehat, dan hipnosis lima jari dapat mengatasi gangguan

tidur akibat ansietas.

Pada Ibu Y, penulis melihat dukungan keluarga sangat berperan dan

motivasi diri serta melakukan prosedur sudah baik dengan 2 kali/hari. Sedangkan

pada Bapak L, dukungan keluarga kurang berperan walau kadang ditemani tapi

tidak sampai selesai dikarenakan istri dan anak-anaknya sibuk. Selain itu, Bapak

L kurang termotivasi melakukan untuk melakukan hipnosis lima jari hanya 1

kali/hari. Perbedaan penurunan hasil skor ansietas bisa disebabkan oleh beberapa

Page 47: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

35

faktor yaitu seperti dukungan keluarga, faktor kognitif dan motivasi klien, pada

kasus I lebih dapat mengingat serta lebih bisa berkonsentrasi.

Dukungan keluarga sangat penting dalam memberikan motivasi kepada

anggota keluarga yang sakit dan merupakan hal yang dapat mempengaruhi tingkat

ansietas pada lansia. Hal ini sesuai dengan pendapat Putri (2011) yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor dukungan

keluarga dengan tingkat ansietas lansia. Dukungan keluarga merupakan suatu

upaya pencegahan terjadinya depresi pada lansia dimana dukungan keluarga

merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang melindungi seseorang dari

efek ansietas berat, dukungan keluarga juga dapat memberikan petunjuk tentang

kesehatan mental, fisik, dan emosi lansia. Diperkuat oleh Pieter dan Lubis (2010)

yang menyatakan ranah kognitif berisi perilaku yang menekankan aspek

intelektual, seperti pengetahuan dan keterampilan berpikir. Ranah afektif

mencakup perilaku terkait dengan emosi, misalnya perasaan, nilai, minat,

motivasi, dan sikap. Ranah kognitif berorientasi kepada kemampuan berfikir,

mencakup kemampuan yang paling sederhana yaitu mengingat. Faktor kognitif

bisa disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin antara kedua subjek, subjek I lebih

rajin di banding dengan subjek II hal ini dapat berpengaruh terhadap penurunan

fungsi kognitif, yang mana fungsi kognitif ini berpengaruh terhadap pelaksanaan

serta keberhasilan dari terapi.

Faktor pendukung dari penerapan prosedur hipnosis lima jari pada kedua

subjek yaitu ke dua subjek dan keluarga kooperatif dalam dilakukan pengkajian

serta intervensi yang mau diberikan, kedua subjek selalu ada dirumah sehingga

tidak sulit melakukan intervensi, lingkungan sangat mendukung, sedangkan faktor

penghambat yaitu dukungan keluarga subjek 2 kurang berperan karena masing-

masingnya memiliki kesibukan, penguasaan prosedur masih kurang.

C. KETERBATASAN STUDI KASUS

Keterbatasan dalam melakukan studi kasus ini adalah penulis sulit mencari

subjek sesuai dengan kriteria, karena untuk mencari lansia dengan ansietas

dibutuhkan skrining terlebih dahulu sedangkan keterbatasan waktu studi kasus

yang hanya diberi waktu seminggu. Keterbatasan pendataan pasien dari

puskesmas Kecamatan Jatiwarna tidak tertata.

Page 48: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini penulis akan menjabarkan hasil kesimpulan dari penelitan serta

saran yang ditujukan bagi klien, keluarga, dan puskesmas.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang di dapatkan dari prosedur yang dilakukan,

maka penulis mengambil kesimpulan yaitu pada kasus pertama Ibu Y sebelum

dilakukan prosedur hipnosis lima jari, didapatkan hasil tingkat ansietas dengan

skor 26 termasuk dalam tingkat ansietas sedang. Setelah dilakukan penerapan

prosedur hipnosis lima jari selama 5 hari didapatkan hasil Ibu Y mengalami

perubahan tingkat ansietas yaitu dengan tingkat ansietas skor 15 dan turun

menjadi tingkat ansietas ringan.

Pada kasus kedua Bapak L sebelum dilakukan prosedur hipnosis lima

jari, didapatkan hasil tingkat ansietas dengan skor 14 termasuk dalam tingkat

ansietas ringan. Setelah dilakukan penerapan prosedur hipnosis lima jari

selama 5 hari didapatkan hasil Bapak L mengalami perubahan tingkat ansietas

yaitu dengan skor 12 dan turun menjadi tidak mengalami ansietas.

Berdasarkan kedua subjek diatas Ibu Y mengalami perubahan yang

lebih baik dikarenakan klien rutin melakukan hipnosis lima jari saat pagi dan

sebelum tidur. Saat penulis melakuakn evaluasi Ibu Y mampu

mendemonstrasikan dan mengingat fungsi masing-masing bagian jari sendiri

tanpa bantuan. Dukungan keluarga Ibu Y sangat berperan dalam membantu Ibu

Y dan klien memiliki motivasi untuk melakukan hipnosis lima jari. Sedangkan,

pada Bapak L juga mengalami perubahan yang baik meski masih dalam fase

naik-turun. Dukungn keluarga sangat kurang berperan dikarenakan istri dan

anak-anaknya sibuk dengan urusan masing-masing. Selain itu, Bapak L kurang

termotivasi untuk melakukan hipnosis lima jari.

Page 49: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

37

B. SARAN

1. Puskesmas

Penulis berharap pihak puskesmas untuk melakukan pemantauan kedua

kasus setiap minggu untuk melihat apakah klien mengulangi hipnosis lima

jari secara rutin atau tidak, melalui kunjungan rumah sehingga kesehatan

lansia dapat terpantau dengan baik.

2. Keluarga

Penulis berharap adanya dukungan dari keluarga dalam menangani

masalah kesehatan pada anggota keluarga yang sakit dan mampu

menjalankan lima tugas keluarga, terutama pada kasus ansietas akibat

hipertensi karena individu membutuhkan dukungan emosional dari

keluarga dalam menangani masalah kesehatan yang dialaminya. Keluarga

juga berperan dalam pendampingi dan memotivasi agar individu dapat

secara rutin berlatih/melakukan hipnosis lima jari untuk menurunkan

tingkat ansietasnya .

3. Klien

Penulis berharap klien perlu aktif lagi dalam menerapkan prosedur

hipnosis lima jari secara rutin minimal tiga kali sehari selama 10-15 menit

untuk mengurangi masalah ansietas.

Page 50: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

38

DAFTAR PUSTAKA

Annisa, F.D., & Ifdil. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia

(Lansia). Konselor, Vol 5 No. 2 hlm 93-99

Arlan. (2018). Penerapan Hipnosis Lima Jari Pada Lansia Dengan Gangguan

Kecemasan [KTI]. Jakarta: Poltekkes Jakarta 3

Banon, E., Ernawati, D., & Noorkasiani. (2014). Efektivitas Terapi Hipnotos Lima Jari

Untuk Menurunkan Tingkat Ansietas Pasien Hipertensi. Jkep. Vol. 2 No. 3,

hlm 24-33.

Evangelista, T., Dyah, W., & Esti, W. (2016). Pengaruh Hipnosis 5 Jari Terhadap

Tingkat Kecemasan Pasien Sirkumsisi Di Tempat Praktik Mandiri Mulyorejo

Sukun Malang. Nursing News Volume 1, Nomor 2 hlm 63-74.

Sari, N.D. (2018). Penerapan Prosedur Teknik Relaksasi Otot Progresif Dalam

Mengurangi Stres [KTI]. Jakarta: Poltekkes Jakarta 3.

DepKes. (2008). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Jakarta: Laporan

Nasional 2007

Dewi, R., Rahayuwati, L., & Kurniawan, T. (2018). The effect of five finger relaxation

technique to the sleep quality of breast cancer patients. JKP, Vol 6 No. 2 hlm

183-192.

Hawari, D. (2008). Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Heningsih., Hapsari, I.H., & Istiningtyas, A. (2014). Gambaran Tingkat Ansietas Pada

Lansia Di Panti Werdha Darma Bakti Kasih Surakarta [Skripsi]. Surakarta:

Stikes Kusuma Husada

Jenita. (2008). Five Fingers on the Effect of Hypnosis Anxiety Reduction In Breast

Cancer Patient. Diakses dari http://www.poltekkesjogja.ne, tanggal 9 April

2019

Keliat, B.A, & Akemat. (2012). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.

Jakarta: EGC

Kozier, B. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktik

Edisi VII Volume I. Jakarta: EGC

Manurung, N. (2016). Terapi Reminiscence. Jakarta: Trans Info Media.

Nanda. (2015). Diagnosis keperawatan definisi & klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.

Jakarta: EGC

Page 51: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

39

Prahastowo, D., & Suerni, T., S. (2016). Pengaruh Intervensi Generalis Ansietas

Terhadap Tingkat Ansietas Siswa Yang Akan Menghadapi Ujian Nasional Di

SSMP N 32 Semarang. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan JIKK), Vol.

2, No. 33 hlm 1-11

Putri, D.P., Zulfitri, R., Karim, D., (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kecemasan pada lansia di kelurahan lembah sari rumbai pesisir. Diakses dari

http://repository.unri.ac.id, tanggal 11 April 2019

Raudhatin. (2013). Konsep dasar teknik relaksasi hipnosis 5 jari. Diakses dari

htttp://www.scribd.com, tanggal 9 April 2019

Riskesdas. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses dari

http://www.depkes.go.id, tanggal 9 April 2019

Riskesdas. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Diakses dari

http://www.depkes.go.id, tanggal 9 April 2019

Saswati, N., Riska, P., Sutinah. (2018). Efektivitas Terapi Hipnosis Lima Jari

Terhadap Ansietas Klien Hipertensi Di Puskesmas Rawasari Jambi Tahun

2018. Riset Informasi Kesehatan, Vol 7 No. 2 hlm 174-179

Simatupang, L., & Putri, Y.S. (2015). Penanganan Ansietas Dengan Cara Hipnosis

Lima Jari Dan Mendengarkan Musik Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2

Dan Gagal Ginjal Kronik Di RSMM. Jurnal Keperawatan Jiwa. Vol 3 No. 1

hlm 66-72

Slametiningsih., & Rachmawati, S. (2018). Self Hypnosis Dan Kecemasan Pada

Pasien Hipertensi Di Puskesmas Kelurahan Pademangan Barat I Jakarta Utara.

Indonesia Journal of Nursing Sciences and Practice, hlm 38-48

Surti., Candrawati, E., & Warsono. (2017). Hubungan Antara Karakteristik Lanjut

Usia Dengan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Fisik Lansia Di Kelurahan

Tlogomas Kota Malang. Nursing News Vol 2, N0. 3 hlm 103-111

Stuart, G.W. (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC

Pieter, H.Z. & Lubis, N.L. (2010). Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan. Jakarta:

Kencana.

Tamher, S., & Noorkasiani. (2009). Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan

Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

WHO. (2013). Classification of Hypertension. Geneva: World Health Organization.

Wiguna, IMS. (2011). Perbandingan gangguan ansietas dengan beberapa

karakteristik demografi pada wanita usia 15-55 tahun. Diakses dari

www.univmed.org/wp-content/uploads/2011/02/Made.pdf, tanggal 9 April

2019

Page 52: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 1

LEMBAR OBSERVASI LATIHAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI

Nama Responden :

Umur :

Petunjuk pengisian :

1. Isilah hari dan tanggal dilaksanakannya prosedur pada kolom

2. Beri tanda ceklis (√) pada kolom dilakukan jika prosedur dilakukan. Jika tidak

dilakukan beri tanda (√) pada kolom tidak dilakukan

3. Lembar observasi dapat diisi oleh peneliti atau responden dan keluarga

No Hari/Tanggal dilakukan Tidak

dilakukan

keterangan

1

2

3

4

5

Page 53: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 2

LEMBAR PENGUKURAN TINGKAT ANSIETAS DENGAN HRSA

No Pertanyaan 0 1 2 3 4

1 Perasaan Ansietas

Cemas

Firasat Buruk

Takut Akan Pikiran Sendiri

Mudah Tersinggung

2 Ketegangan

Merasa Tegang

Lesu

Tak Bisa Istirahat Tenang

Mudah Terkejut

Mudah Menangis

Gemetar

Gelisah

3 Ketakutan

Pada Gelap

Pada Orang Asing

Ditinggal Sendiri

Pada Binatang Besar

Pada Keramaian Lalu Lintas

Pada Kerumunan Orang Banyak

4 Gangguan Tidur

Sukar Masuk Tidur

Terbangun Malam Hari

Tidak Nyenyak

Bangun dengan Lesu

Banyak Mimpi

Mimpi - Mimpi Buruk

Mimpi Menakutkan

5 Gangguan Kecerdasan

Sukar Konsentrasi

Daya Ingat Buruk

6 Perasaan Depresi

Hilangnya Minat

Berkurangnya Kesenangan Pada Hobi

Sedih

Bangun Dini Hari

Perasaan Berubah-Ubah Sepanjang

Page 54: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Hari

7 Gejala Somatik (Otot)

Sakit dan Nyeri di Otot-Otot

Kaku

Kedutan Otot

Gigi Gemerutuk

Suara Tidak Stabil

8 Gejala Somatik (Sensorik)

Tinitus

Penglihatan Kabur

Muka Merah atau Pucat

Merasa Lemah

Perasaan ditusuk-Tusuk

9 Gejala Kardiovaskuler

Takhikardia

Berdebar

Nyeri di Dada

Denyut Nadi Mengeras

Perasaan Lesu/Lemas Seperti Mau

Pingsan

Detak Jantung Menghilang (Berhenti

Sekejap)

10 Gejala Respiratori

Rasa Tertekan atau Sempit Di Dada

Perasaan Tercekik

Sering Menarik Napas

Napas Pendek/Sesak

11 Gejala Gastrointestinal

Sulit Menelan

Perut Melilit

Gangguan Pencernaan

Nyeri Sebelum dan Sesudah Makan

Perasaan Terbakar di Perut

Rasa Penuh atau Kembung

Mual

Muntah

Buang Air Besar Lembek

Kehilangan Berat Badan

Sukar Buang Air Besar (Konstipasi)

12 Gejala Urogenital

Page 55: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Cara Penilaian kecemasan adalah dengan memberikan nilai dengan kategori:

0= tidak ada gejala sama sekali

1 = Satu dari gejala yang ada

2 = Sedang/ separuh dari gejala yang ada

3 = berat/lebih dari ½ gejala yang ada

4 = sangat berat semua gejala ada

Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-14

dengan hasil:

1. Skor kurang dari 6 = tidak ada kecemasan.

2. Skor 7 – 14 = kecemasan ringan.

3. Skur 15 – 27 = kecemasan sedang.

4. Skor lebih dari 27 = kecemasan berat.

Sering Buang Air Kecil

Tidak Dapat Menahan Air Seni

Amenorrhoe

Menorrhagia

Menjadi Dingin (Frigid)

Ejakulasi Praecocks - Ereksi Hilang

Impotensi

13 Gejala Otonom

Mulut Kering

Muka Merah

Mudah Berkeringat

Pusing, Sakit Kepala

Bulu-Bulu Berdiri

14 Tingkah Laku Pada Wawancara

Gelisah

Tidak Tenang

Jari Gemetar

Kerut Kening

Muka Tegang

Tonus Otot Meningkat

Napas Pendek dan Cepat

Muka Merah

Page 56: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 2a

LEMBAR OBSERVASI PENGUKURAN TINGKAT ANSIETAS SEBELUM

PENERAPAN HIPNOSIS LIMA JARI PADA Ibu Y dan Bapak L tanggal 15

April 2018

No Indikator Subjek I Skor Subjek II Skor

1 Perasaan Cemas firasat

buruk, takut akan

pikiran sendiri, mudah

tensinggung.

Subjek mengatakan

dirinya terkadang

gelisah dan cemas di

malam hari karena

memikirkan anaknya,

kadang memiliki

firasat buruk, takut

akan pikiran sendiri,

dan khawatir akan

penyakit darah

tingginya kadang

menyebabkan mudah

tersinggung jika

tekanan darahnya

tinggi.

4 Subjek mengatakan

dirinya mempunyai

banyak pikiran dan

mudah tersinggung

1

2 Ketegangan merasa

tegang, lesu, tidak bisa

istirahat tenang, mudah

terkejut, mudah

menangis, gemetar,

gelisah

Subjek mengeluh

dirinya tidak bisa

istirahat dengan

tenang, merasa tegang

pada tubuhnya,

gelisah, mudah

menangis jika teringat

dengan anaknya, dan

tiba-tina mudah

terkejut.

4 Subjek mengeluh

merasa tegang pada

otot-ototnya dan akhir-

akhir ini mudah lesu.

2

Page 57: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

3 Ketakutan: takut

terhadap gelap, terhadap

orang asing, bila tinggal

sendiri dan takut pada

binatang besar, pada

keramaian lalu lintas,

dan kerumunan orang

banyak

Subjek mengatakan

takut bila ditinggal

sendirian

1 Subjek mengatakan

tidak takut terhadap

gelap, orang asing,

pada binatang besar,

keramaian dan

kerumunan orang

banyak.

0

4 Gangguan tidur sukar

memulai tidur,

terbangun pada malam

hari, tidur tidak pulas

dan mimpi buruk.

Subjek mengatakan

sult tdur di malam hari,

tidur tidak nyenyak,

terbangun malam hari,

bangun dengan lesu,

kadang mimpi tentang

anaknya.

4 Subjek mengatakan

tidak ada keluhan pada

pola tidurnya

0

5 Gangguan kecerdasan:

penurunan daya ingat,

mudah lupa dan sulit

konsentrasi.

Subjek mengatakan

sulit untuk

berkonsentrasi

2 Subjek mengatakan

sulit untuk

berkonsentrasi dan

mudah lupa

4

6 Perasaan depresi:

hilangnya minat,

berkurangnya

kesenangan pada hoby,

sedih, perasaan tidak

menyenangkan

sepanjang hari.

Subjek mengatakan

terkadang merasa

sedih, sering bangun

dini hari, dan perasaan

berubah-ubah

spanjang hari

3 Subjek mengatakan

tidak ada perasaan

depresi

0

7 Gejala somatik: nyeri

pada otot-otot dan kaku,

gertakan gigi, suara

tidak stabil dan kedutan

Subjek mengeluh

nyeri pada otot,

merasa kesemuatan

pada kaki dan tangan,

2 Subjek mengatakan

kedutan pada ototnya

1

Page 58: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

otot.

terkadang gigi

gemerutuk, suara tidak

stabil.

8 Gejala sensorik:

perasaan ditusuk-tusuk,

penglihatan kabur, muka

merah dan pucat serta

merasa lemah.

Subjek mengatakan

tidak ada keluhan pada

sensorik

0 Subjek mengeluh

penglihatannya sedikit

kabur serta merasa

lemah

1

9 Gejala kardiovaskuler:

takikardi, nyeri di dada,

denyut nadi mengeras

dan detak jantung hilang

sekejap.

Denyut nadi subjek

89x/menit, terkadang

jantungnya merasa

berdebar-debar, jika

perasaan lesu/lemah

seperti mau pingsan

1 Denyut nadi subjek

90x/menit, terkadang

jantungnya merasa

berdebar-debar

1

10 Gejala pemapasan: rasa

tertekan di dada,

perasaan tercekik,

sering menarik napas

panjang dan merasa

napas pendek.

Subjek tidak

mengalami gangguan

pernapasan

0 Subjek tidak

mengalami gangguan

pernapasan

0

11 Gejala gastrointestinal:

sulit menelan, obstipasi,

berat badan menurun,

mual dan muntah, nyeri

lambung sebelum dan

sesudah makan,

perasaan panas di perut.

Subjek tidak

mengalami gangguan

gastrointestinal

0 Subjek tidak

mengalami gangguan

gastrointestinal

0

12 Gejala urogenital:

sering BAK, tidak dapat

menahan air seni,

Subjek tidak

mengalami gangguan

urogenital

0 Subjek mengeluh

sering buang air kecil

pada malam hari

1

Page 59: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

aminorea, ereksi lemah

atau impotensi.

13 Gejala vegetatif: mulut

kering, mudah

berkeringat, muka

merah, bulu roma

berdiri, pusing atau sakit

kepala.

Subjek mengatakan

mulutnya terkadang

kering, mudah

berkeringat, dan

pusing/sakit kepala

2 Subjek mengatakan

mukanya terkadang

merah jika lesu,

mudah berkeringat,

dan pusing/sakit

kepala

2

14 Perilaku sewaktu

wawancara: gelisah,

jari-jari gemetar,

mengkerutkan dahi atau

kening, muka tegang,

tonus otot meningkat

dan napas pendek dan

cepat.

Tingkah laku yang

ditunjukkan subjek

saat pengkajian

tampak gelisah, tidak

tenang, kerut kening

3 Tingkah laku subjek

saat pengkajian

tampak tenang

0

Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kecemasan menggunakan alat ukur

HRSA (Hamilton Rating Scale Anxiety) didapatkan hasil, subjek I memperoleh skor

26 yang artinya subjek I mengalami tingkat ansietas sedang, sementara subjek II

memperoleh skor 14 yang artinya subjek II mengalami tingkat ansietas ringan.

Page 60: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 2b

LEMBAR OBSERVASI PENGUKURAN TINGKAT ANSIETAS SESUDAH

PENERAPAN HIPNOSIS LIMA JARI PADA Ibu Y dan Bapak L tanggal 20

April 2018

No Indikator Subjek I Skor Subjek II Skor

1 Perasaan Cemas

firasat buruk, takut

akan pikiran

sendiri, mudah

tensinggung.

Subjek mengatakan

cemasnya sudah berkurang

sudah tidak ada firasat

buruk, dan tidak takut akan

pikiran sendiri terkadang

masih mudah tersinggung.

2 Subjek mengatakan

sudah tidak banyak

pikiran

0

2 Ketegangan merasa

tegang, lesu, tidak

bisa istirahat

tenang, mudah

terkejut, mudah

menangis, gemetar,

gelisah

Subjek mengeluh dirinya

sudah bisa istirahat dengan

tenang, merasa tegang pada

tubuhnya, tidak gelisah,

menangis berkurang.

3 Subjek mengeluh

merasa tegang pada

otot-ototnya dan

akhir-akhir ini

mudah lesu.

2

3 Ketakutan: takut

terhadap gelap,

terhadap orang

asing, bila tinggal

sendiri dan takut

pada binatang

besar, pada

keramaian lalu

lintas, dan

kerumunan orang

banyak

Subjek mengatakan takut

bila ditinggal sendirian

1 Subjek mengatakan

tidak takut terhadap

gelap, orang asing,

pada binatang besar,

keramaian dan

kerumunan orang

banyak.

0

Page 61: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

4 Gangguan tidur

sukar memulai

tidur, terbangun

pada malam hari,

tidur tidak pulas

dan mimpi buruk.

Subjek mengatakan pola

tidurnya sudah baik,

kadang terbangun malam

hari.

1 Subjek mengatakan

tidak ada keluhan

pada pola tidurnya

0

5 Gangguan

kecerdasan:

penurunan daya

ingat, mudah lupa

dan sulit

konsentrasi.

Subjek mengatakan sulit

untuk berkonsentrasi

2 Subjek mengatakan

sulit untuk

berkonsentrasi dan

mudah lupa

4

6 Perasaan depresi:

hilangnya minat,

berkurangnya

kesenangan pada

hoby, sedih,

perasaan tidak

menyenangkan

sepanjang hari.

Subjek mengatakan sudah

tidak merasa sedih, sering

bangun dini hari, dan

perasaan berubah-ubah

spanjang hari

3 Subjek mengatakan

tidak ada perasaan

depresi

0

7 Gejala somatik:

nyeri pada otot-otot

dan kaku, gertakan

gigi, suara tidak

stabil dan kedutan

otot.

Subjek mengeluh nyeri

pada otot, merasa

kesemuatan pada kaki dan

tangan.

1 Subjek mengatakan

kedutan pada ototnya

1

8 Gejala sensorik:

perasaan ditusuk-

tusuk, penglihatan

Subjek mengatakan tidak

ada keluhan pada sensorik

0 Subjek mengeluh

penglihatannya

1

Page 62: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

kabur, muka merah

dan pucat serta

merasa lemah.

sedikit kabur serta

merasa lemah

9 Gejala

kardiovaskuler:

takikardi, nyeri di

dada, denyut nadi

mengeras dan detak

jantung hilang

sekejap.

Denyut nadi subjek

80x/menit, jantungnya

sudah tidak berdebar-

debar.

1 Denyut nadi subjek

86x/menit, terkadang

jantungnya merasa

berdebar-debar

1

10 Gejala pemapasan:

rasa tertekan di

dada, perasaan

tercekik, sering

menarik napas

panjang dan merasa

napas pendek.

Subjek tidak mengalami

gangguan pernapasan

0 Subjek tidak

mengalami gangguan

pernapasan

0

11 Gejala

gastrointestinal:

sulit menelan,

obstipasi, berat

badan menurun,

mual dan muntah,

nyeri lambung

sebelum dan

sesudah makan,

perasaan panas di

perut.

Subjek tidak mengalami

gangguan gastrointestinal

0 Subjek tidak

mengalami gangguan

gastrointestinal

0

Page 63: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

12 Gejala urogenital:

sering BAK, tidak

dapat menahan air

seni, aminorea,

ereksi lemah atau

impotensi.

Subjek tidak mengalami

gangguan urogenital

0 Subjek mengeluh

sering buang air kecil

pada malam hari

1

13 Gejala vegetatif:

mulut kering,

mudah berkeringat,

muka merah, bulu

roma berdiri,

pusing atau sakit

kepala.

Subjek mengatakan

mulutnya masih terasa

kering, tidak merasa

pusing/sakit kepala

1 Subjek mengatakan

mukanya terkadang

merah jika lesu,

mudah berkeringat,

dan pusing/sakit

kepala

2

14 Perilaku sewaktu

wawancara:

gelisah, jari-jari

gemetar,

mengkerutkan dahi

atau kening, muka

tegang, tonus otot

meningkat dan

napas pendek dan

cepat.

Tingkah laku yang

ditunjukkan tampak tenang

0 Tingkah laku subjek

tampak tenang

0

Berdasarkan hasil pengukuran tingkat kecemasan menggunakan alat ukur

HRSA (Hamilton Rating Scale Anxiety) didapatkan hasil, subjek I memperoleh skor

15 yang artinya subjek I mengalami tingkat ansietas sedang, sementara subjek II

memperoleh skor 12 yang artinya subjek II mengalami tingkat ansietas ringan.

Page 64: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 3

LEMBAR INFORMASI STUDI KASUS BAGI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Aisyah

Asal Institusi : Poltekkes Kemenkes Jakarta III

NIM : P3.73.20.1.16.154

Akan mengadakan studi kasus yang berjudul “penerapan prosedur hipnosis lima jari

terhadap klien dengan ansietas dalam konteks keluarga”. Studi kasus ini bertujuan

untuk mengurangi tingkat ansietas dan menurunkan tekanan darah pada lansia. Penulis

akan melakukan penerapan prosedur kurang lebih 6 hari. Manfaat dari studi kasus ini

diharapkan agar dapat mengurangi tingkat ansieas dan penurunan tekanan darah pada

lansia dengan hipertensi.

Saya menjamin bahwa praktik keperawatan ini tidak akan menimbulkan dampak

negatif bagi subjek dan keluarag. Saya juga akan menghormati keputusan subjek untuk

berpartisipasi serta akan menjaga kerahasiaan identitas maupun data yang diperoleh

dari subjek atau anggota keluarga.

Melalui penjelasan ini, saya sangat mengaharapkan partisipasi dan ketersediaan subjek

untuk menjadi responden dalam studi kasus ini. Atas ketersediaan dan partisipasinya

saya ucapkan terimakasih.

Bekasi, 15 April 2019

Yang mendapatkan penjelasan Yang memberi penjelasan

Responden Peneliti

Page 65: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 4

INFORMED CONSENT

(PERNYATAAN PERSETUJUAN IKUT PENELITIAN)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Usia :

Jenis Kelamin :

Pekerjaan :

Alamat :

Telah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai prosedur hipnosis lima jari

pada pasien dengan ansietas dan prosedur penelitian mendapat kesempatan mengajukan

pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh

karena itu saya (bersedia/tidak bersedia) secara sukarela untuk menjadi responden penelitian

dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tenpa tekanan dari pihak manapun.

Bekasi, 15 April 2019

Responden Peneliti

(…………) (Aisyah)

Page 66: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 5

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI

- Masalah Kesehatan : Hipertensi

- Tindakan Keperawatan : Hipnosis lima jari

- Referensi : Raudhatin. (2013). Konsep dasar teknik relaksasi hipnosis 5 jari. Diakses

dari htttp://www.scribd.com, tanggal 9 April 2019

- Standar Operasional Prosedure:

Definisi Terapi hipnosis lima jari merupakan terapi generalis keperawatan di

mana pasien melakukan hipnosis diri sendiri dengan cara pasien

memikirkan pengalaman yang menyenangkan, dengan demikian

diharapkan tingkat cemas pasien akan menurun

Tujuan 1. Menurunkan tingkat kecemasan klien

2. Memberikan perasaan nyaman, dan tenang

Indikasi 1. Klien dengan kecemasan ringan-sedang

2. Klien dengan nyeri ringan-sedang

Persiapan 1. Persiapan alat: kursi atau tempat tidur.

2. Persiapan klien: kontrak topic, waktu, tempat dan tujuan

dilaksanakan hipnosis 5 jari

3. Persiapan lingkungan: ciptakan lingkungan yang nyaman bagi

pasien, jaga privacy pasien

Prosedure

Pelaksanaan

1. Fase orientasi

d. Ucapkan Salam Terapeutik

e. Buka pembicaraan dengan topik umum

f. Evaluasi/validasi pertemuan sebelumnya

g. Jelaskan tujuan interaksi

h. Tetapkan kontrak topik/ waktu dan tempat

2. Fase Kerja

a. Ciptakan lingkungan yang nyaman

b. Bantu klien untuk mendapatkan posisi istirahat yang

nyaman duduk atau berbaring

c. Latih klien untuk menyentuh keempat jadi

dengan ibu jari tangan

d. Minta klien untuk tarik nafas dalam sebanyak 2-3 kali

e. Minta klien untuk menutup mata agar rileks

Page 67: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

f. Dengan diiringi musik (jika klien mau)/ pandu klien untuk

menghipnosisi dirinya sendiri dengan arahan berikut ini:

1) Telunjuk: membayangkan ketika sehat, sesehat-

sehatnya

2) Jari tengah: bayangkan ketika kita bersama dengan

orang-orang yang kita sayangi.

3) Jari manis: bayangkan ketika kita mendapat pujian.

4) Jari kelingking: membayangkan tempat yang pernah

dikunjungi yang paling membekas.

g. Minta klien untuk membuka mata secara perlahan

h. Minta klien untuk tarik nafas dalam 2-3 kali

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi perasaan klien

b. Ealuasi objektif

c. Terapkan rencana tindak lanjut klien

d. Kontrak topik/ waktu dan tempat untuk pertemuan

berikutnya

e. Salam penutup

Page 68: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 6

PEDOMAN WAWANCARA

1. Apakah bapak/ibu belakangan ini merasa khawatir, cemas, banyak pikiran,

mudah tersinggung dan sulit tidur?

2. Apa yang membuat bapak/ibu cemas?

3. Sudah berapa lama bapak/ibu sering merasakan hal seperti itu?

4. Apakah bapak/ibu pernah berobat ke psikolog terkait perasaan tersebut?

5. Apakah bapak/ibu mengetahui penyebab perasaan ansietas tersebut?

6. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi perasaan ansietas?

7. Apakah cara bapak/ibu tersebut dapat mengurangi perasaan tersebut?

8. Apakah bapak/ibu mengetahui terapi hipnosis lima jari?

9. Apakah bapak/ibu pernah melakukan terapi hipnosis lima jari?

10. Apakah bapak/ibu mengetahui ciri-ciri ansietas, dampak ansietas terhadap

peningkatan tekanan darah?

11. Apakah bapak/ibu mengetahui manfaat hipnosis lima jari?

Page 69: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan
Page 70: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 7

LEMBAR KONSULTASI

Nama Pembimbing : Dr. Ni Made Riasmini, M.Kep, Sp.Kom (Utama/Pendamping)

Nama Mahasiswa : Aisyah

NIM : P3.73.20.1.16.154 Kelas : III Reguler D

Judul KTI : Penerapan Prosedur Hipnosis Lima Jari Terhadap Klien

Dengan Ansietas Dalam Konteks Keluarga

No Hari/

Tanggal

Materi Bimbingan Rekomendasi

Bimbingan

Paraf

Dosen

Paraf

Mahasiswa

1 Senin, 8

April 2019

Pengambilan judul KTI Kasus sudah sesuai

dengan judul

Page 71: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan
Page 72: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan
Page 73: PENERAPAN PROSEDUR HIPNOSIS LIMA JARI TERHADAP …repository.poltekkesjakarta3.ac.id/repository/AISYAH_154_3REGD.pdfneurosains melalui pendekatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Keperawatan

Lampiran 8

PROFIL RIWAYAT HIDUP

Nama : Aisyah

TTL : Jakarta, 11 September 1998

Alamat : Jl. Baru Gg II RT 03 RW 01 No. 17 Cilincing, Jakarta Utara

No. Tlp : 0895332080325

Usia : 20 Tahun

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Riwayat Pendidikan

2003-2004 : TK Utama

2004-2010 : SDN Cilincing 05 Pagi

2010-2013 : MTs. N 05 Jakarta

2013-2016 : SMAN 114 Jakarta

2016-2019 : Poltekkes Kemenkes Jakarta III Jurusan DIII Keperawatan

Riwayat Organisasi

2010-2012 : Anggota OSIS