christian renata 2017.docx · web viewmayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena...

30

Click here to load reader

Upload: nguyenminh

Post on 19-May-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

POLA KOMUNIKASI RUMAH HIPNOTIS SOLO DI KOTA SOLO

(Studi Deskriptif Kualitatif tentang Pola Komunikasi Komunitas Rumah

Hipnotis Solo di kota Solo tahun 2017)

Christian Renata Lie

Sutopo, JK,

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret

AbstractThis research is motivated by the public's assumption about the hypnotic scholarship that causes the loss for the person who is affected by the use of this scholarship. Start from lossing of immoral acts, fraud and theft of valuables using hypnosis. In the city of Solo it self there is a hypnotic community that tries to show its existence amid the negative assumption of the society. Communication certainly becomes a "tool" for the community to convey ideas and ideas about scholarly hypnosis to the community, especially in the city of Solo.The purpose of this study is to see the communication patterns that occur in the Rumah Hipnotis Solo community. Starting from interpersonal communication in the community up to the communication pattern between RumahHipnotis Solo community and Solo city people who get exposure of information from Rumah Hipnotis Solo community either online or offline.This research is a descriptive research. There are seix resource persons from the community selected to be the sample of the population based on the purposive sampling method. Then the theory used is the theory of persuasion communication that describes how the community communicates a communication message.The result of the collected data is the role of communicator held by members of the community with the city of Solo as a communicant. The content of messages contained in communication patterns either directly or using the media, is condensed by the education of what is hypnosis and how to make the image of hypnosis returns well in the eyes of the community, which has an effect on cognitive in Solo city society. In practice, the Solo House community uses persuasive communication to fulfill that purpose, which will influence the communicator to pursue specific ways of communicating. The media used are online media facebook, BBM, instagram and website. For interpersonal communication patterns in the community, everyone in the membership can be a communicator or communicant where later there is a flow of

Page 2: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

information related to the development of scholarly hypnosis. In the delivery of messages there are unique terms and symbols known by hypnotists. Online communication media is also used by fellow members of the community that is using BBM, facebook, line, and instagram.Keywords : Pattern, Communication, Community, Hypnosis

Pendahuluan

Dalam kehidupan keseharian manusia tentunya mereka akan saling

berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Penggunaan komunikasi dijadikan

sarana mereka dalam rangka memenuhi hajat hidupnya. Mulai dari mendapatkan rasa

aman, pengetahuan, dan pastinya juga untuk memenuhi segala kebutuhan yang

membuat kehidupan mereka semakin layak.

Pada umumnya, seorang manusia akan melakukan komunikasi secara verbal,

yaitu menggunakan kalimat yang diucapkan secara lisan untuk menyampaikan

mengenai apa yang diinginkan kepada orang lain agar nantinya juga diharapkan

bahwa keinginan tersebut akan terpenuhi.

Terdapat suatu ilmu yang berkembang dengan dasar ilmu komunikasi yang

dipadukan dengan ilmu psikologi. Adalah hipnosis atau lebih dikenal dengan ilmu

hipnotis merupakan suatu teknik komunikasi persuasi yang nantinya akan berusaha

agar seseorang akan menerima dan melakukan sugesti yang diberikan hipnotis.

Sayangnya, media massa, seperti koran dan televisi sering kali menyoroti

dunia hipnosis ini. Mayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena

adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan

adanya laten yang ditimbulkan karena penyalahgunaan ilmu hipnosis. Terdapat

oknum-oknum yang menyalahgunakan ilmu hipnosis untuk kepentingan pribadi.

Mulai dari tindakan asusila, hingga penipuan dan pencurian benda berharga

menggunakan ilmu hipnosis.

Page 3: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

Rata-rata korbannya tidak sadar ketika oknum tidak bertanggung jawab ini

melakukan aksinya, hingga pada saat efek dari hipnosis hilang, korban

penyalahgunaan ilmu hipnosis baru sadar bahwa harta benda mereka telah lenyap.

Beberapa diantaranya bahkan tidak mampu mengingat informasi apapun mengenai

pelaku kejahatan hipnosis. Akibatnya, munculah pemikiran masyarakat Indonesia

untuk menghindari praktisi hipnosis tersebut.

Di kota Solo sendiri sudah mulai bermunculan kelompok-kelompok yang

berkecimpung dalam dunia hipnosis. Kelompok tersebut ditunjukkan dalam bentuk

komunitas. Seperti SOLMAC (Solo Magician Community), Ztrong Mind, dan Rumah

Hipnotis Solo. Pada dasarnya komunitas-komunitas tersebut menjadi wadah bagi

hipnotis untuk berkumpul dan berbagi ilmu.

Rumah Hipnotis Solo, merupakan wadah untuk masyarakat kota Solo dan

sekitarnya yang tertarik untuk belajar dan memperdalam cabang keilmuan

komunikasi ini. Selain itu banyak kegiatan lain yang dilakukan oleh anggota

komunitas Rumah Hipnotis Solo untuk menunjukkan dan mempertahankan

eksistensinya dalam masyarakat kota Solo, mulai dari kegiatan yang berkaitan

langsung dengan hipnosis hingga kegiatan sosial.

Sama seperti manusia lainnya, anggota komunitas Rumah Hipnotis Solo juga

melakukan komunikasi dengan tujuan untuk memenuhi salah satu hajat hidupnya

yaitu untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain, dalam hal ini, masyarakat kota

Solo. Bagaimana cara anggota komunitas Rumah Hipnotis Solo menyampaikan

informasi perihal hipnosis kepada masyarakat dalam rangka memperbaiki citra

hipnosis di kota Solo yang diulang secara terus-menerus dengan pola berkomunikasi

yang sering muncul akan menjadikan suatu pendataan untuk menggambarkan pola

komunikasi komunitas Rumah Hipnotis Solo kepada masyarakat kota Solo yang

nantinya akan diangkat sebagai suatu pembahasan utama dalam penelitian ini.

Page 4: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

Rumusan Masalah

Bagaimana pola komunikasi komunitas Rumah Hipnotis Solo terhadap

masyarakat kota Solo dalam memperbaiki citra hipnotis di kota Solo.

Telaah Pustaka

Komunikasi

Komunikasi dikenalkan dari bahasa latin communicatio yang bersumber dari

kata communis yang berarti sama. Arti dari kata sama yang dimaksudkan disini

adalah sama makna. Dan definisi dari komunikasi itu sendiri adalah proses dimana

seseorang sebagai komunikator menyampaikan pesan menggunakan lambang serta

bahasa untuk mengubah perilaku orang lain yang menjadi komunikan1.

Komunikasi umumnya diartikan sebagai kegiatan dimana terdapat suatu

hubungan yang dimana dalam hubungan tersebut terdapat saling tukar menukar

pikiran atau pendapat antara komunikator dan komunikan. Menurut pendapat Carl T.

Hovland, komunikasi merupakan suatu proses dimana seorang individu sebagai

komunikator memberikan stimulis untuk mengubah tingkah laku individu-individu

lain sebagai komunikan. Sedangkan menurut Everet M. Roger, komunikasi adalah

suatu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih

dengan maksud mengubah tingkah laku penerima2.

Menurut Lasswell, cara yang tepat untuk memahami komunikasi adalah

dengan cara menjawab pertanyaan : Who, Says What, In Which Channel, To Whom,

With What Effect? Rumusan pertanyaan tersebut mengandung lima unsur dasar dalam

komunikasi, yaitu :

1Effendy, Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : Remaja Rosda Karya. 2005, h 12.2Mulyana, Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2001, h 62.

Page 5: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

Siapa yang mengatakan? (komunikator, pengirim atau sumber)

Apa yang disampaikan? (pesan, ide, gagasan)

Dengan saluran apa? (media atau sarana)

Kepada siapa? (komunikan atau penerima pesan)

Apa dampaknya? (efek atau hasil komunikasi)

Pola Komunikasi

Pola komunikasi merupakan suatu kecenderungan gajala umum tertentu yang

menggambarkan cara berkomunikasi yang terjadi dalam suatu kelompok tertentu3.

Pola komunikasi merupakan model dari proses komunikasi dimana model tersebut

akan memunculkan bagian-bagian kecil dari proses komunikasi yag nantinya akan

membentuk suatu pola yang mudah untuk digunakan bagi suatu kelompok tersebut

berkaitan dengan proses komunikasi.

Pola merupakan sebuah sistem maupun cara kerja sesuatu yang memiliki

bentuk dan struktur yang tetap. Pola komunikasi juga dapat diartikan sebagai cara

dari suatu masyarakat atau komunitas dalam berkomunikasi satu sama lain untuk

mempertahankan bentuk dari masyarakat atau komunitas itu sendiri. Hal tersebut

dapat ditunjukkan dari pertemuan rutin yang mereka lakukan, cara mereka saling

berinteraksi satu sama lain, hingga bagaimana cara mereka berkomunikasi secara

rutin.

Masyarakat maupun komunitas satu berbeda dengan masyarakat lain. Hal

tersebut juga ditunjukkan dari cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi.

Perbedaan cara mereka itulah yang menimbulkan suatu karakter yang khas, dan pada

akhirnya memunculkan perbedaan pola komunikasi dengan masyarakat maupun

komunitas lain.

3 AW Suranto, Komunikasi Sosial Budaya, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h 116.

Page 6: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

Tubbs dan Moss mengatakan bahwa “pola komunikasi atau hubungan itu

dapat dicirikan oleh : komplementaris atau simetris. Dalam hubungan komplementer

satu bentuk dominan dari satu partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya.

Dalam simetris, tingkatan sejauh mana orang berinteraksi atas kesamaan. Dominasi

bertemu dengan dominasi atau kepatuhan dengan kepatuhan”4.

Melihat dari apa yang dikatakan oleh Tubbs dan Moss, maka dapat terlihat

bahwa pola komunikasi menciptakan suatu struktur sistem tertentu. Struktur sistem

itu sendiri nantinya akan menunjukkan bagaimana masyarakat dalam kelompok atau

komunitas akan berinteraksi antara satu sama lain dan akan menunjukkan bagaimana

mereka akan menentukan hubungan antara satu sama lain.

Pola Komunikasi Antar Pribadi

Pola komunikasi antar pribadi atau komunikasi interpersonal, menurut Joseph

A. Devito dalam buku “The Inter Personal Cummunication Book” mendefinisikan

komunikasi antarpribadi sebagai suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan

antara dua orang atau lebih atau di antara sekelompok kecil orang, dengan beberapa

efek dan adanya umpan balik atau feedback5.

Berdasarkan definisi tersebut, komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai

suatu komunikasi yang berlangsung antara dua orang yang sedang bercakap dengan

bertatap muka dalam suatu pertemuan. Jadi apa yang akan dilihat disini adalah

berfokus mengenai pola komunikasi yang berkaitan dengan pertemuan dua orang

tersebut. Model komunikasi apakah yang sering dilakukan seseorang dalam pola

komunikasinya akan menjadikan suatu bentuk komunikasi yang dapat digeneralisasi

untuk memahami pola apa yang dipakai dalam komunikasi tersebut.

4Tubbs, L Stewart dan Moss Sylvia, Human Communication (Konteks-konteks Komunikasi), Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001, h 26.5Aw, Suranto, Op.cit., h 1.

Page 7: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

Pola komunikasi antar pribadi itu sendiri merupakan suatu hubungan yang

dilakukan antar individu dengan adanya suatu upaya agar lawan komunikasi

melakukan sesuatu sebagai efek dalam komunikasi tersebut. Dalam terjadinya

komunikasi itu sendiri senantiasa terbentuk suatu pola-pola tertentu yang khas dan

berbeda antar satu komunikasi antarpribadi dengan yang lain.

Komunitas

Komunitas merupakan suatu kelompok sosial yang terdiri dari beberapa

individu yang berbagi lingkungan dan umumnya memiliki suatu ketertarikan dan

habitat yang sama antar anggotanya. Komunitas berasal dari bahasa latin communitas

yang berarti “kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari communis yang berarti

“sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”6

Dalam komunitas manusia, setiap partisipan di dalamnya dapat memiliki

maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan dan kondisi-kondisi lain

yang serupa. Komunitas yang baik tentunya tidak terlepas dari proses komunikasi

yang baik antar anggotanya utuk mempertahankan solidaritas dan eksistensi

komunitasnya. Proses komunikasi tersebut mencakup seluruh elemen yang dapat

dilihat, didengar dan dirasakan oleh setiap pihak yang menyangkut komunitas, dalam

hal penelitian ini yaitu komunitas Rumah Hipnotis Solo.

Pola Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok (group communication) adalah suatu komunikasi yang

berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya

lebih dari dua orang7. Biasanya komunikasi kelompok terjadi dalam suatu lingkungan

organisasi. Selain itu juga terdapat kelompok-kelompok lain seperti misalnya

6 Tubbs, L Stewart & Sylvia Moss, Human Communication (Konteks-konteks Komunikasi), Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001, h 66.7 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005, h. 75.

Page 8: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

keluarga, kelompok diskusi, ataupun kelompok yang didasari suatu hobi yang sama.

Dalam komunikasi kelompok, pesan mempunyai fungsi yang berkenaan dengan

hubungan interpersonal, konsep diri, perasaan dan moral.

Dalam kelompok tersebut, komunikator dan komunikan saling bertukar peran

antar satu sama lain. Dan ketika saling bertukar peran itulah mereka saling

mempengaruhi dan dipengaruhi antar satu dengan yang lainnya.

Curtis, James J. Floyd,dan Jerril L. Winsor (2005: 149) mengemukakan

bahwa komunikasi kelompok akan berlaku ketika tiga orang atau lebih bertatap

muka, biasanya di bawah suatu pengarahan dari seorang pemimpin untuk mencapai

tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lainnya.

Suatu kelompok biasanya terbentuk dikarenakan adanya suatu tujuan yang

sama antar individu di dalam kelompok tersebut. Kelompok yang baik dapat

mempertahankan bentuknya dan biasanya kelompok tersebut memiliki tujuan yang

jelas dan mempunyai struktur interaksi antar anggotanya.

Kelompok sendiri merupakan salah satu dari mekanisme pembentukan

karakter dari suatu individu, dimana dengan adanya suatu kelompok, seseorang akan

berinteraksi dengan orang-orang dalam keanggotaan kelompok tersebut secara lebih

intens dikarenakan kelompok kerap kali merupakan suatu kumpulan dari individu-

individu dalam suatu lingkup ruang dengan jumlah keanggotaan yang relatif kecil.

Hal tersebut menjadikan komunikasi akan lebih intens dan seseorang akan terbentuk

sifat dan karakternya sesuai dengan karakter dan sifat kelompok dimana ia berada.

Organisasi

Menurut Schein (1982), organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan

sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan

Page 9: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Dari pengertian tersebut

dapat kita simpulkan bahwa organisasi merupakan sejumlah wadah tempat

berkumpulnya beberapa orang yang memiliki suatu tujuan yang relatif sama. Dalam

wadah tersebut terdapat pembagian pekerjaan yang nantinya akan menjadi tanggung

jawab setiap orang yang diberikan pekerjaan tersebut, yang nantinya digunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan dalam organisasi itu sendiri.

Organisasi memiliki karakteristik yaitu mempunyai susunan struktur, tujuan,

hubungan antara satu dengan yang lainnya dan memiliki suatu ketergantungan

terhadap komunikasi manusia untuk mengkoordinasi aktivitas yang ada dalam

organisasi tersebut sebagai suatu kesatuan sistem8.

Berdasarkan dengan pengertian-pengertian yang dipaparkan oleh para ahli maka

dapat dilihat bahwa ada kesamaan yang ditekankan pada setiap teori dari para ahli

tersebut. Terdapat elemen-elemen dasar dari sebua organisasi yang saling berkaitan

antar satu dengan yang lain. Elemen tersebut adalah9:

Struktur sosial : merupakan pola atau aspek aturan hubungan yang ada antara partisipan di dalam suatu organisasi.

Partisipan : merupakan kontribusi individu-individu di dalam suatu organisasi.

Tujuan : merupakan suatu titik yang akan dicapai dalam suatu organisasi. Teknologi : merupakan alat dan perlengkapan serta pengetahuan dan

pengetahuan partisipan. Lingkungan : merupakan suatu kondisi fisik, teknologi, kebudayaan, dan

lingkungan sosial yang dimana suatu organisasi berada dan harus menyesuaikan diri.

Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi menurut Goldhaber (1986) “Organizational

communication is the process of creating and exchanging messages whitin a network

of interdependent relationship to cope with environmental uncertainty”. Yaitu

8Muhammad, Arni, Op.cit., 2001, h 23.9Muhammad, Arni. Op.cit., h 25.

Page 10: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam

satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi

masalah lingkungan yang tidak pasti atau selalu berubah10.

Hubungan antara organisasi dan keilmuan komunikasi adalah terletak pada

suatu fokus yang melihat bagaimana hubungan, bentuk, dan cara berkomunikasi

individu-individu yang ada di dalam organisasi tersebut dalam upaya mencapai suatu

tujuan dari organisasi.

Komunikasi berdasarkan Lasswell mempertanyakan siapa, mengatakan apa,

menggunakan saluran apa kepada siapa dan menghasilkan efek apa. Demikian pula

apa yang dilihat komunikasi dalam suatu organisasi akan melihat bentuk komunikasi

yang berlangsung dalam organisasi, menggunakan metode apa, menggunakan teknik

apa, menggunakan saluran apa, bagaimana prosesnya, faktor apa yang menjadi

penghambat dan atau pendukung, dan sebagainya. Sehingga pada nantinya jawaban

bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut akan digunakan sebagai suatu rumusan untuk

menyajikan bahan data untuk mengkonsepkan suatu organisasi berdasarkan jenis

organisasi, sifat organisasi, serta lingkup organisasi dengan memperhitungkan

elemen-elemen tertentu pada saat komunikasi dilakukan dalam organisasi tersebut.

Teori Komunikasi Persuasif

Merupakan suatu bentuk komunikasi yang memiliki karakteristik khusus

dalam segi tujuan dari komunikasi itu sendiri, yaitu berusaha untuk mengubah sikap

menggunakan pesan yang dikirimkan oleh komunikator. Seperti yang dikatakan oleh

De Vito, bahwa11:

“Pembicaraan persuasif mengetengahkan pembicaraan yang sifatnya memperkuat, memberikan ilustrasi, dan menyodorkan informasi kepada khalayak. Akan tetapi tujuan pokoknya adalah untuk menguatkan atau

10Ibid, h 67.11 A. Devito, Joseph, Komunikasi Antar Manusia, Tangerang Selatan: Karisma Publishing Group, 2011, h 120.

Page 11: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

mengubah sikap dan perilaku, sehingga penggunaan fakta, pendapat, dan himbauan motivasional harus bersifat memperkuat tujuan persuasifnya.”

Berdasarkan dari penjabaran oleh De Vito tersebut, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa tujuan utama dari komunikasi persuasif adalah untuk mengubah

sikap dari komunikan atau untuk memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Terdapat berbagai faktor yang harus diperhitungkan oleh komunikator agar

komunikasi persuasi dapat berjalan dengan baik:

1. Kejelasan tujuan

Tujuan dari komunikasi persuasif harus ditentukan sebelum melakukan

proses komunikasi tersebut. Bila bertujuan untuk merubah sikap maka

berkaitan dengan aspek afektif, mengubah pendapat maka berkaitan

dengan aspek kognitif, mengubah perilaku maka berkaitan dengan aspek

motorik.

2. Mendefinisikan target komunikasi secara cermat

Sasaran komunikasi tentunya memiliki keragaman yang kompleks, mulai

dari segi demografis, jenis kelamin, pekerjaan, suku, bangsa, budaya, gaya

hidup. Berbeda keragaman maka akan berbeda pula cara untuk melakukan

komunikasi persuasif.

3. Memilih strategi komunikasi yang tepat

Setelah menentukan tujuan dan mendefinisikan target komunikasi, seorang

komunikator harus dapat menentukan strategi yang tepat. Mulai dari siapa

sasaran persuasi, tempat, waktu, apa yang akan disampaikan, hingga

mengapa harus disampaikan harus bersatu padu dalam rangkaian proses

komunikasi persuasi.

De Vito juga menjelaskan bahwa terdapat tiga alat utama yang dapat

digunakan dalam komunikasi persuasif12:

12 Loc.cit.

Page 12: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

1. Penalaran dan BuktiPenalaran merupakan proses yang dilakukan untuk menarik suatu kesimpulan berdasarkan bukti yang ada. Dalam penalaran diperlukan bukti pendukung yang kuat, baru, netral dan tidak memihak.

2. Daya Tarik PsikologisDaya tarik psikologis dipusatkan pada motif kekuatan yang menyemangati seseorang untuk mengembangkan, mengubah, atau memperkuat sikap da perilaku tertentu. Motif yang dapat menjadi sasaran daya tarik psikologis antara lain berupa rasa takut, kekuasaan, kendali, pengaru, pengakuan, hingga ekonomi (keuangan)

3. Daya Tarik KredibilitasKredibilitas menunjukkan pada kualitas daya persuasi yang bergantung kepada persepsi komunikan terhadap karakter komunikator. Komunikator dinilai kredibel apabila komunikan menganggap bahwa komunikator adalah karakter yang baik (dapat dipercaya dan adil), berpengetahuan (terlatih, berkompeten dalam mendiskusikan topik, dapat diandalkan sebagai sumber informasi) dan berkepribadian (dinamis, kharismatik, aktif, energik). Apabila penilaian tersebut dapat terpenuhi, maka kemungkinan tersampaikannya pesan oleh komunikator akan lebih besar.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian menggunakan metode penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian yang digunakan sebagai

bahan penelitian adalah komunitas Rumah Hipnotis Solo yang memiliki basecamp

sebagai pusat perkumpulan dan pusat kegiatan yang beralamat di Perumahan Nila

Graha No. 85, Gonilan, Kartasura, Sukoharjo. Kemudian, peneliti akan menentukan

bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anggota komunitas Rumah

Hipnotis Solo. Dengan pemilihan sample menggunakan metode purposive sampling.

Variabel yang ditelaah untuk menggambarkan pola komunikasi dalam

penelitian ini adalah komunikator, isi pesan, komunikan, media, dan efek komunikasi.

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain,

wawancara mendalam, observasi partisipatif, studi pustaka dan dokumentasi, serta

penelusuran data online. Sebagai teknik validitas data digunakan metode

perpanjangan keikutsertaan serta triangulasi data.

Page 13: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

Sajian dan Analisis Data

A. Aktivitas komunikasi komunitas

a. Gathering

b. Street Hypnotist

c. Street Hypnotist Akbar

d. Perform dan Event

e. Bakti Sosial

f. Pelatihan hypnotist dan hipnotheraphy

B. Pola Komunikasi Komunitas Rumah Hipnotis Solo kepada Masyarakat

Kota Solo

Komunikator yang terjadi dalam pola komunikasi komunitas Rumah

Hipnotis Solo kepada masyarakat kota Solo adalah anggota komunitas Rumah

Hipnotis Solo. Pesan yang terkandung dalam komunikasi berupa edukasi

mengenai hipnotis. Peran komunikan dipegang oleh masyarakat kota Solo

yang nantinya akan menerima isi pesan sebagai mana yang telah dipaparkan

sebelumnya. Dalam proses komunikasi yang terjadi terlihat adanya media

komunikasi online yang digunakan antara lain instagram, facebook, BBM,

WhatsApp serta website. Efek yang terlihat dalam observasi yang dilakukan

peneliti adalah adanya perubahan kognitif dari masyarakat kota Solo yang

diberikan edukasi oleh anggota komunitas. Selain itu terdapat perubahan

perilaku setelah kebutuhan informasi masyarakat kota Solo terhadap keilmuan

hipnosis. Ada beberapa temuan unik dalam pola komunikasi yang muncul

dalam komunitas Rumah Hipnotis Solo. Hal tersebut terlihat dalam proses

komunikasi secara langsung, yaitu sebagian besar ketika dalam kegiatan street

hypnotist, peneliti melihat adanya berbagai bentuk pendekatan oleh anggota

komunitas Rumah Hipnotis Solo, berdasarkan berbagai aspek:

Page 14: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

1. Bahasa : anggota komunitas ini menyesuaikan bahasa seperti bahasa

yang digunakan komunikan. Misalnya komunikan menggunakan

bahasa Jawa, komunikator juga menggunakan bahasa Jawa, begitu

pula dengan bahasa lainnya seperti bahasa Indonesia atau bahkan

bahasa campuran Indonesia dan Jawa. Untuk orang yang lebih tua atau

lebih dihormati, penggunaan bahasa resmi atau formal juga tidak

menjadi hal yang aneh dalam penggunaan bahasa mereka.

2. Gesture tubuh : anggota komunitas biasanya mendatangi kelompok

kecil dengan bahasa tubuh yang sopan, sopan disini maksudnya tidak

terkesan buru-buru, sehingga target komunikan tidak merasa kaget

atau terganggu akan kehadiran anggota komunitas. Kemudian ketika

sudah bergabung dalam kelompok kecil tersebut, terdapat teknik

mirroring yaitu merupakan teknik yang biasa digunakan hipnotis yang

mana seorang hipnotis melakukan gerakan yang mirip dengan gerakan

lawan bicaranya. Misalnya, ketika suyet duduk bersila, hipnotis juga

duduk bersila, ketika suyet duduk dengan satu kaki disilangkan,

hipnotis juga akan melakukan hal yang sama. Secara psikologis, suyet

akan merasakan kenyamanan ketika melihat cerminan dari dirinya

sendiri. Selain gesture tubuh, mirroring juga dapat digunakan dalam

hal intonasi suara dan tempo yang digunakan dalam berbicara.

3. Pesan : isi pesan tentu saja untuk mengenalkan dan mengedukasi

masyarakat mengenai hipnosis, kemudian dalam penyampaian pesan

tersebut, seorang hipnotis melakukan bahasa persuasif hampir disetiap

kesempatan mereka melakukan proses komunikasi kepada orang lain.

Dengan cara itu maka informasi akan didengar oleh gelombang alpha

yang merupakan gelombang alam bawah sadar dari komunikan13.

4. Repetisi : yaitu pengulangan. Dalam teknik penyampaian pesan dalam

komunikasi antara anggota komunitas Rumah Hipnotis Solo kepada 13 Andri Hakim, Hypnosis in Teaching, hlm. 51.

Page 15: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

masyarakata kota Solo, anggota komunitas melakukan pengulangan

kalimat yang berisikan sugesti kepada suyet. Dalam teknik hipnosis,

repetisi ini dilakukan untuk dua hal, yang pertama agar suyet paham

mengenai sugesti apa yang diberikan kepada dirinya dan yang kedua

agar suyet dapat lebih mudah untuk mengingat sugesti tersebut.

5. Prasangka : dalam upayanya melakukan pendekatan ke masyarakat

yang belum pernah dikenal sebelumnya, anggota komunitas Rumah

Hipnotis Solo biasanya tidak melakukan pengenalan bahwa dirinya

adalah seorang hipnotis. Anggota komunitas melakukan pendekatan

dengan permainan sulap atau dengan menanyakan sesuatu, misalnya

jam berapa, atau menanyakan suatu lokasi kepada calon suyet.

Kemudian setelah mendapatkan respon dari suyet, mereka baru secara

perlahan-lahan mulai memasukkan pesan mengenai edukasi tentang

hipnosis kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk

meminimalisir prasangka buruk dari suyet sebagai komunikan ketika

mengetahui bahwa anggota komunitas adalah seorang hipnotis. Tidak

jarang bahwa anggota komunitas melakukan praktek permainan

menggunakan hipnosis serta hypnotheraphy atau hypnomotivation di

akhir permainan dengan orang di jalan, kemudian baru menjelaskan

bahwa hipnosis itu tidak se”mengerikan” seperti yang orang-orang

pikirkan.

6. Komunikasi sekunder : Dengan adanya contoh, yang itu merupakan

anggota dari kelompok kecil masyarakat yang menjadi target

komunikasi sebagai suyet, maka anggota lain dari kelompok kecil

tersebut akan lebih mudah untuk mempercayai anggota komunitas

tidak akan melakukan sesuatu yang merugikan mereka. Untuk lebih

jelasnya kita menggunakan contoh ada sekumpulan orang dari luar

komunitas bernama “A”, “B”, “C” dan “D”. Kemudian anggota

komunitas, katakanlah namanya adalah “X” mendatangi mereka dan

Page 16: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

bermain hipnosis tanpa sebelumnya mengaku bahwa dirinya adalah

seorang hipnotis. “A” ternyata merupakan salah satu orang yang bisa

diberikan sugesti dengan lebih mudah, jadi “X” bermain dengan “A”.

Setelah selesai bermain dan menanamkan sugesti berisi motivasi

kepada “A”, “X” memberikan penjelasan kepada sekelompok orang

tersebut, dengan “A” sebagai bukti nyata bahwa suyet tidak akan

diberikan suatu sugesti yang merugikan diri suyet. Setelah itu edukasi

mulai diberikan kepada “B”, “C”, dan “D”. Orang yang terkena

pengaruh hipnosis biasanya tidak dapat mengingat apa yang terjadi

sebelumnya, untuk itu maka terjadi komunikasi sekunder dimana

informasi yang diberikan oleh “X” kembali diceritakan oleh teman-

teman “A” baik secara lisan atau menggunakan media bantu lain

seperti misalnya foto atau video. Dan disitu bila terdapat hal yang

ingin ditanyakan “A” juga dapat melakukan komunikasi primer dengan

menanyakan langsung kepada “X” tadi.

7. Psikologi : dalam penyampaian pesan, anggota komunitas

menggunakan metode dengan membawakan suatu pesan ke dalam

cerita. Kemampuan story telling tersebut mempertimbangkan

penggunaan otak dari komunikan, dimana otak kanan akan lebih

mudah untuk menerima informasi yang sifatnya berupa cerita.

Imajinasi dan juga daya khayal dari komunikan juga mempengaruhi

bagaimana penerimaan pesan komunikasi. Kata “…bayangkan…”

digunakan seorang hipnotis untuk membawa suyet sebagai komunikan

ke dalam dunia imajinatif mereka. Otak kanan merupakan pusat

penyimpanan memori jangka panjang, sehingga dengan mengarahkan

cerita yang berisi pesan akan membuat suyet menerima kesan dengan

jangka waktu yang lebih lama karena tersimpan di otak kanannya.

Page 17: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

Kesimpulan

Dari hasil analisis dari penelitian ini, maka peneliti akan menyimpulkan

bahwa :

1. Pola komunikasi yang terjadi dalam komunitas Rumah Hipnotis Solo

dalam upayanya mengenalkan hipnosis serta memperbaiki citra hipnosis di

masyarakat kota Solo lebih cenderung menggunakan bahasa informal. Hal

tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa bahasa informal yaitu

menggunakan campuran bahasa Jawa dan Indonesia yang terkesan lebih

santai dapat lebih mudah untuk diterima masyarakat awam. Untuk di

beberapa kondisi yang lebih resmi, bahasa formal juga digunakan untuk

menyesuaikan kondisi ketika terjadinya interaksi oleh anggota komunitas

yang dalam hal ini lebih mendominasi peran komunikator utama, kepada

masyarakat kota Solo sebagai komunikan. Untuk pesan komunikasi yang

terkandung dari proses komunikasi berkecimpung dalam tema edukasi

yang mengenalkan mengenai apa itu hipnotis dan juga usaha untuk

meluruskan mengenai pikiran masyarakat tentang hipnosis yang kurang

tepat, sehingga citra hipnosis di masyarakat kembali baik. Edukasi sendiri

dilakukan biasanya ketika kegiatan street hypnotist, yang mana dilakukan

hampir setiap hari secara bergantian oleh anggota komunitas Rumah

Hipnotis Solo.

Dalam prakteknya, komunitas Rumah Hipnotis Solo menggunakan

komunikasi persuasi dimana tujuan utama dari persuasi tersebut adalah

untuk mengubah sikap, pendapat dan perilaku yang menganggap bahwa

hipnosis adalah hal yang negatif menjadi hipnosis yang dianggap positif.

Kemudian atas tujuan tersebut maka terdapat pengambilan keputusan

mengenai bagaimana cara-cara khusus yang akan ditempuh untuk

memenuhi tujuan tersebut.

Dalam penggunaan media sosial, penggunaan facebook terlihat paling

sering digunakan untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Selain itu

Page 18: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

instagram, BBM, WhatsApp serta website juga digunakan untuk

berinteraksi. Komunikasi yang terjadi juga menggunakan bahasa informal

untuk berinteraksi, namun tetap menggunakan batas kesopanan. Pembina

dan ketua sebagai pengurus inti yang juga merupakan komunikator utama

dari pihak komunitas menggunakan bahasa formal dalam penyusunan kata-

kata dalam setiap postingan di jejaring sosial. Dalam penggunaan jejaring

sosial, komunitas Rumah Hipnotis juga menyampaikan perihal yang sama

seperti ketika mereka melakukan komunikasi secara langsung kepada

masyarakat kota Solo yaitu mengenai edukasi tentang hipnosis. Materi dari

postingan yang dilakukan sendiri berkesinambungan sejajar dengan

berjalannya kegiatan edukasi dari komunitas secara langsung. Misalnya

ketika hari itu melakukan agenda street hypnotist maka materi postingan

untuk edukasi juga berkaitan dengan street hypnotist itu sendiri. Dengan

segala bentuk pengenalan dan penjelasan dari komunitas kepada

masyarakat terdapat efek positif dimana masyakarat lebih memahami

hipnosis dan mengerti mengenai keuntungan dari keilmuan itu, walau ada

juga sebagian masyarakat yang tetap tidak dapat menerima akan kehadiran

keilmuan ini.

DAFTAR PUSTAKA

A Devito, Joseph. (2011). Komunikasi Antar Manusia. Tangerang Selatan: Karisma publishing Group.

Alo, Liliweri. 2004. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: PT. Mandar Maju.Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (Edisi Revisi).

Jakarta : Rineka Cipta.Arni, Muhammad. 2005. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Page 19: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

Brahma Putra Marhaendra, Skripsi Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan reality show “Uya Emang Kuya” di SCTV (UPN Jawa Timur: 2010).

Budyatna, Muhammad. 2011. Teori Komunikasi Antar Pribadi. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Daymon, Christine., dan Immy Holloway. 2008. Metode-metode Riset Kualitatif: dalam Public Relations dan Marketing Communication, Yogyakarta : Penerbit Bentang.

Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

Effendy, Onong Uchjana. 2009. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Hakim, Andri. 2010. Hypnosis in Teaching. Jakarta : Visi Media.Hatch, E dan Farhady, H. 1981. Research Design and Statistics for Applied

Linguistics, Teheran: Rahmana Publication.https://www.bogorkota.jabar.polri.go.id/2016/02/01/waspada-modus-kejahatan-

dengan-hipnotis/, diakses pada 2 Maret 2017.https://www.hypnosis45.com/sejarah_hypnosis.htm, diakses pada 26 Mei 2017.https://www.id.wikipedia.org/wiki/Hipnosis, diakses pada 26 Mei 2017.https://www.solopos.com/2012/12/22/dua-perempuan-dihipnotis-saat-belanja-

360939, diakses pada 2 Maret 2017.Jiwanto, Gunawan. 1985. Komunikasi dalam Organisasi. Yogyakarta: Pusat

Pengembangan Managemen & Andi Offset.McQuail, Denis. 1987. Mass Communication Theory (Teori Komunikasi Massa).

Jakarta : Erlangga.Muhammad, Arni. 2001. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara.Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya.Ndraha, Taliziduhu. 2003. Budaya Organisasi. Jakarta : Rineke CiptaNuruddin. 2000. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta : Raja Gravindo Persada.Nye, R. D. 1973. Conflict Among Human, Springer Publishing Co: New York

Balancing Creativity and Constraint. Bedford: Boston.Parwito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta : LKiS.Rakhmat, Jallaluddin. 1993. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung : PT Remaja

Rosda Karya.Rakhmat, Jallaluddin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosda

Karya.Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.Suprayogo, Imam Tobroni, 2001. Metodologi Penelitian Sosial – Agama, Bandung :

Remaja Rosda Karya.Suranto, AW. 2011. Komunikasi Antar Pribadi. Yogyakarta : Graha Ilmu.Tubbs, L Stewart dan Moss Sylvia. 2001. Human Communication (Konteks-konteks

Komunikasi). Bandung : Remaja Rosda Karya.

Page 20: christian renata 2017.docx · Web viewMayoritas penayangan informasi mengenai hipnosis bukan karena adanya benefit atau keuntungan yang dibawa oleh keilmuan hipnosis melainkan adanya

Tubbs, L Stewart dan Moss Sylvia. 1996. Human Communication (Konteks-konteks Komunikasi). Bandung : Remaja Rosda Karya.

West, Richard, Lynn H. Turner. 2008. Teori Komunikasi. Jakarta : Salemba Humanika.