fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · web viewhome terapi autisme terapi perilaku . terapi...

82
Terapi Autisme Home Terapi Autisme Terapi Perilaku Terapi Perilaku Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik dalam arti perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan (belum ada) ditambahkan. Terapi perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral Analysis yang diciptakan oleh O.Ivar Lovaas PhD dari University of California Los Angeles (UCLA). Dalam terapi perilaku, fokus penanganan terletak pada pemberian reinforcement positif setiap kali anak berespons benar sesuai instruksi yang diberikan. Tidak ada hukuman (punishment) dalam terapi ini, akan tetapi bila anak berespons negatif (salah/tidak tepat) atau tidak berespons sama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcement positif yang ia sukai tersebut. Perlakuan ini diharapkan meningkatkan kemungkinan anak untuk berespons positif dan mengurangi kemungkinan ia berespons negatif (atau tidak berespons) terhadap instruksi yang diberikan. Secara lebih teoritis, prinsip dasar terapi ini dapat dijabarkan sebagai A-B-C; yakni A (antecedent) yang diikuti dengan B (behavior) dan diikuti dengan C (consequence). Antecedent (hal yang mendahului terjadinya perilaku) berupa instruksi yang diberikan oleh seseorang kepada anak autis. Melalui gaya

Upload: vuongtruc

Post on 20-Mar-2019

305 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Terapi AutismeHome Terapi Autisme Terapi Perilaku

Terapi Perilaku Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik dalam arti

perilaku yang berlebihan dikurangi dan perilaku yang berkekurangan (belum ada)

ditambahkan.

Terapi perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral Analysis yang

diciptakan oleh O.Ivar Lovaas PhD dari University of California Los Angeles (UCLA).

Dalam terapi perilaku, fokus penanganan terletak pada pemberian reinforcement positif

setiap kali anak berespons benar sesuai instruksi yang diberikan. Tidak ada hukuman

(punishment) dalam terapi ini, akan tetapi bila anak berespons negatif (salah/tidak

tepat) atau tidak berespons sama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcement

positif yang ia sukai tersebut. Perlakuan ini diharapkan meningkatkan kemungkinan

anak untuk berespons positif dan mengurangi kemungkinan ia berespons negatif (atau

tidak berespons) terhadap instruksi yang diberikan.

Secara lebih teoritis, prinsip dasar terapi ini dapat dijabarkan sebagai A-B-C; yakni A

(antecedent) yang diikuti dengan B (behavior) dan diikuti dengan C (consequence).

Antecedent (hal yang mendahului terjadinya perilaku) berupa instruksi yang diberikan

oleh seseorang kepada anak autis. Melalui gaya pengajarannya yang terstruktur, anak

autis kemudian memahami Behavior (perilaku) apa yang diharapkan dilakukan olehnya

sesudah instruksi tersebut diberikan, dan perilaku tersebut diharapkan cenderung

terjadi lagi bila anak memperoleh Consequence (konsekuensi perilaku, atau kadang

berupa imbalan) yang menyenangkan.

Tujuan penanganan ini terutama adalah untuk meningkatkan pemahaman dan

kepatuhan anak terhadap aturan. Terapi ini umumnya mendapatkan hasil yang

signifikan bila dilakukan secara intensif, teratur dan konsisten

pada usia dini.

Page 2: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

 

Terapi Wicara administrator

Terapis Wicara adalah profesi yang bekerja pada prinsip-prinsip dimana timbul

kesulitan berkomunikasi atau ganguan pada berbahasa dan berbicara  bagi orang

dewasa maupun anak.  Terapis Wicara dapat diminta untuk berkonsultasi dan

konseling; mengevaluasi; memberikan perencanaan maupun penanganan untuk terapi;

dan merujuk sebagai bagian dari tim penanganan kasus.

Ganguan Komunikasi pada Autistic Spectrum Disorders (ASD):

Bersifat: (1) Verbal; (2) Non-Verbal; (3) Kombinasi.

 

Area bantuan dan Terapi yang dapat diberikan oleh Terapis Wicara:

1. Untuk Organ Bicara dan sekitarnya (Oral Peripheral Mechanism), yang sifatnya

fungsional, maka

Terapis Wicara akan mengikut sertakan latihan-latihan Oral Peripheral Mechanism

Exercises; maupun Oral-Motor activities sesuai dengan organ bicara yang

mengalami kesulitan.

2. Untuk Artikulasi atau Pengucapan:

Artikulasi/ pengucapan menjadi kurang sempurna karena karena adanya

Page 3: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

gangguan, Latihan untuk pengucapan diikutsertakan Cara dan Tempat

Pengucapan (Place and manners of Articulation). Kesulitan pada Artikulasi atau

pengucapan, biasanya dapat dibagi menjadi: substitution (penggantian), misalnya:

rumah menjadi lumah, l/r; omission (penghilangan), misalnya: sapu menjadi apu;

distortion (pengucapan untuk konsonan terdistorsi); indistinct (tidak jelas); dan

addition (penambahan). Untuk Articulatory Apraxia, latihan yang dapat diberikan

antara lain: Proprioceptive Neuromuscular.

3. Untuk Bahasa: Aktifitas-aktifitas yang menyangkut tahapan bahasa dibawah:

1. Phonology (bahasa bunyi);

2. Semantics (kata), termasuk pengembangan kosa kata;

3. Morphology (perubahan pada kata),

4. Syntax (kalimat), termasuk tata bahasa;

5. Discourse (Pemakaian Bahasa dalam konteks yang lebih luas),

6. Metalinguistics (Bagaimana cara bekerja nya suatu Bahasa) dan;

7.  Pragmatics (Bahasa dalam konteks sosial).

4. Suara: Gangguan pada suara adalah Penyimpangandari nada, intensitas,

kualitas, atau penyimpangan-penyimpangan lainnya dari atribut-atribut dasar pada

suara, yang mengganggu komunikasi, membawa perhatian negatif pada si

pembicara, mempengaruhi si pembicara atau pun si pendengar, dan tidak pantas

(inappropriate) untuk umur, jenis kelamin, atau mungkin budaya dari individu itu

sendiri.

5. Pendengaran:  Bila keadaan diikut sertakan dengan gangguan pada

pendengaran maka bantuan dan Terapi yang dapat diberikan: (1) Alat bantu

ataupun lainnya yang bersifat medis akan di rujuk pada dokter yang terkait; (2)

Terapi; Penggunaan sensori lainnya untuk membantu komunikasi;

PERAN  KHUSUS  dari Terapi wicara adalah mengajarkan suatu cara untuk ber

KOMUNIKASI:

1. Berbicara:

Mengajarkan atau memperbaiki kemampuan  untuk dapat berkomunikasi secara

verbal yang baik dan fungsional.  (Termasuk bahasa reseptif/ ekspresif – kata

benda, kata kerja, kemampuan memulai pembicaraan, dll).

Page 4: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

2. Penggunaan Alat Bantu (Augmentative Communication): Gambar atau symbol

atau bahasa isyarat sebagai kode bahasa; (1) : penggunaan Alat Bantu sebagai

jembatan untuk nantinya berbicara menggunakan suara (sebagai pendamping bagi

yang verbal); (2)  Alat Bantu itu sendiri sebagai bahasa  bagi yang memang NON-

Verbal.

Dimana Terapis Wicara Bekerja:

1. Dirumah Sakit: Pada bagian Rehabilitasi, biasanya bekerjasama dengan dokter

rehabilitasi bersama tim rehabilitasi lainnya (dokter, psikolog, physioterapis dan

Terapis Okupasi). 

2. Disekolah Biasa: Tidak Umum di Indonesia.  Pada bagian Penerimaan siswa

baru, biasanya bekerjasama dengan guru, psikolog dan konselor.  Menangani

permasalah keterlambatan berbahasa dan berbicara pada tahap sekolah, dan

memantau dari awal murid-murid dengan kesulitan atau gangguan berbicara tetapi

masih dapat ditangani dengan pemberian terapi pada tahap sekolah biasa. 

3. Disekolah Luar Biasa:  Pada bagian Terapi wicara, bekerjasama dengan guru

dan professional lainnya pada sekolah tersebut.  Biasanya memberikan konsultasi,

konseling, evaluasi dan terapi

4. Pada Klinik Rehabilitasi: Praktek dibawah pengawasan dokter, biasanya dengan

tim rehabilitasi lainnya,

5. Praktek Perorangan: Praktek sendiri berdasarkan rujukan, bekerjasama melalui

networking.  Biasanya memberikan konsultasi, konseling, evaluasi dan terapi.

6. Home Visit: Mendatangi rumah pasien untuk pelayanan-pelayanan diatas

dikarenakan ketidakmungkinan untuk pasien tersebut berpergian ataupun dengan

perjanjian.

Evi Sabir-Gitawan BSc.  Speech & Language Pathologist

Terapi Biomedik administrator

Page 5: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Akhir-akhir ini terapi biomedik banyak diterapkan pada anak dengan ASD. Hal ini

didasarkan atas penemuan-penemuan para pakar, bahwa pada anak-anak ini terdapat

banyak gangguan metabolisme dalam tubuhnya yang mempengaruhi susunan saraf

pusat  sedemikian rupa, sehingga fungsi otak terganggu. Gangguan tersebut bisa

memperberat gejala autisme yang sudah ada, atau bahkan bisa juga bekerja sebagai

pencetus dari timbulnya gejala autisme.

Yang sering ditemukan adalah adanya multiple food allergy, gangguan pencernaan,

peradangan dinding usus, adanya exomorphin dalam otak (yang terjadi dari casein dan

gluten), gangguan keseimbangan mineral tubuh, dan keracunan logam berat seperti

timbal hitam (Pb), merkuri (Hg), Arsen (As), Cadmium (Cd) dan Antimoni (Sb). Logam-

logam berat diatas semuanya berupa racun otak yang kuat.

Yang dimaksud dengan terapi biomedik adalah mencari semua gangguan tersebut

diatas dan bila ditemukan, maka harus diperbaiki , dengan demikian diharapkan bahwa

fungsi susunan saraf pusat bisa bekerja dengan lebih baik sehingga gejala-gejala

autisme berkurang atau bahkan menghilang. 

Pemeriksaan yang dilakukan biasanya adalah pemeriksaan laboratorik yang meliputi

pemeriksaan darah, urin, rambut dan feses. Juga pemeriksaan colonoscopy dilakukan

bila ada indikasi. 

Terapi biomedik tidak menggantikan terapi-terapi yang telah ada, seperti terapi perilaku,

wicara, okupasi dan integrasi sensoris. Terapi biomedik melengkapi terapi yang telah

ada dengan memperbaiki “dari dalam”. Dengan demikian diharapkan bahwa perbaikan

akan lebih cepat terjadi.

Terapi Makanan administrator

Terapi Diet pada Gangguan AutismeSampai saat ini belum ada obat atau diet khusus yang dapat memperbaiki struktur otak atau

jaringan syaraf yang kelihatannya mendasari gangguan autisme. Seperti diketahui gejala yang

Page 6: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

timbul pada anak dengan gangguan autisme sangat bervariasi, oleh karena itu terapinya sangat

individual tergantung keadaan dan gejala yang timbul, tidak bisa diseragamkan. Namun akan

sulit sekali membuat pedoman diet yang sifatnya sangat individual. Perlu diperhatikan bahwa

anak dengan gangguan autisme umumnya sangat alergi terhadap beberapa makanan. Pengalaman

dan perhatian orangtua dalam mengatur makanan dan mengamati gejala yang timbul akibat

makanan tertentu sangat bermanfaat dalam terapi selanjutnya. Terapi diet disesuaikan dengan

gejala utama yang timbul pada anak. Berikut beberapa contoh diet anak autisme.

1. Diet tanpa gluten dan tanpa kasein

Berbagai diet sering direkomendasikan untuk anak dengan gangguan autisme. Pada umumnya,

orangtua mulai dengan diet tanpa gluten dan kasein, yang berarti menghindari makanan dan

minuman yang mengandung gluten dan kasein.

Gluten adalah protein yang secara alami terdapat dalam keluarga “rumput” seperti

gandung/terigu, havermuth/oat, dan barley. Gluten memberi kekuatan dan kekenyalan pada

tepung terigu dan tepung bahan sejenis, sedangkan kasein adalah protein susu. Pada orang sehat,

mengonsumsi gluten dan kasein tidak akan menyebabkan masalah yang serius/memicu

timbulnya gejala. Pada umumnya, diet ini tidak sulit dilaksanakan karena makanan pokok orang

Indonesia adalah nasi yang tidak mengandung gluten. Beberapa contoh resep masakan yang

terdapat pada situs Autis.info ini diutamakan pada menu diet tanpa gluten dan tanpa kasein. Bila

anak ternyata ada gangguan lain, maka tinggal menyesuaikan resep masakan tersebut dengan

mengganti bahan makanan yang dianjurkan. Perbaikan/penurunan gejala autisme dengan diet

khusus biasanya dapat dilihat dalam waktu antara 1-3 minggu. Apabila setelah beberapa bulan

menjalankan diet tersebut tidak ada kemajuan, berarti diet tersebut tidak cocok dan anak dapat

diberi makanan seperti sebelumnya.

Makanan yang dihindari adalah :

Page 7: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Makanan yang mengandung gluten, yaitu semua makanan dan minuman yang

dibuat dari terigu, havermuth, dan oat misalnya roti, mie, kue-kue, cake, biscuit, kue

kering, pizza, macaroni, spageti, tepung bumbu, dan sebagainya.

Produk-produk lain seperti soda kue, baking soda, kaldu instant, saus tomat dan

saus lainnya, serta lada bubuk, mungkin juga menggunakan tepung terigu sebagai

bahan campuran. Jadi, perlu hati-hati pemakaiannya. Cermati/baca label pada

kemasannya.

Makanan sumber kasein, yaitu susu dan hasil olahnya misalnya, es krim, keju,

mentega, yogurt, dan makanan yang menggunakan campuran susu.

Daging, ikan, atau ayam yang diawetkan dan diolah seperti sosis, kornet, nugget,

hotdog, sarden, daging asap, ikan asap, dan sebagainya. Tempe juga tidak dianjurkan

terutama bagi anak yang alergi terhadap jamur karena pembuatan tempe

menggunakan fermentasi ragi.

Buah dan sayur yang diawetkan seperti buah dan sayur dalam kaleng.

Makanan yang dianjurkan adalah :

Makanan sumber karbohidrat dipilih yang tidak mengandung gluten, misalnya

beras, singkong, ubi, talas, jagung, tepung beras, tapioca, ararut, maizena, bihun, soun,

dan sebagainya.

Makanan sumber protein dipilih yang tidak mengandung kasein, misalnya susu

kedelai, daging, dan ikan segar (tidak diawetkan), unggas, telur, udang, kerang, cumi,

tahu, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang mede, kacang kapri dan

kacang-kacangan lainnya.

Sayuran segar seperti bayam, brokoli, labu siam, labu kuning, kangkung, tomat,

wortel, timun, dan sebagainya.

Buah-buahan segar seperti anggur, apel, papaya, mangga, pisang, jambu, jeruk,

Page 8: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

semangka, dan sebagainya.

2. Diet anti-yeast/ragi/jamur

Diet ini diberikan kepada anak dengan gangguan infeksi jamur/yeast. Seperti telah dijelaskan

sebelumnya bahwa pertumbuhan jamur erat kaitannya dengan gula, maka makanan yang

diberikan tanpa menggunakan gula, yeast, dan jamur.

Makanan yang perlu dihindari adalah :

Roti, pastry, biscuit, kue-kue dan makanan sejenis roti, yang menggunakan gula

dan yeast.

Semua jenis keju.

Daging, ikan atau ayam olahan seperti daging asap, sosis, hotdog, kornet, dan

lain-lain.

Macam-macam saus (saus tomat, saus cabai), bumbu/rempah, mustard,

monosodium glutamate, macam-macam kecap, macam-macam acar (timun, bawang,

zaitun) atau makanan yang menggunakan cuka, mayonnaise, atau salad dressing.

Semua jenis jamur segar maupun kering misalnya jamur kuping, jamur merang,

dan lain-lain.

Buah yang dikeringkan misalnya kismis, aprokot, kurma, pisang, prune, dan lain-

lain.

Fruit juice/sari buah yang diawetkan, minuman beralkohol, dan semua minuman

yang manis.

Sisa makanan juga tidak boleh diberikan karena jamur dapat tumbuh dengan

cepat pada sisa makanan tersebut, kecuali disimpan dalam lemari es.

Makanan tersebut dianjurkan untuk dihindari 1-2 minggu. Setelah itu, untuk mencobanya

biasanya diberikan satu per satu. Bila tidak menimbulkan gejala, berarti dapat dikonsumsi.

Makanan yang dianjurkan adalah :

Makanan sumber karbohidrat: beras, tepung beras, kentang, ubi, singkong,

jagung, dan tales. Roti atau biscuit dapat diberikan bila dibuat dari tepaung yang bukan

tepung terigu.

Makanan sumber protein seperti daging, ikan, ayam, udang dan hasil laut lain

yang segar.

Makanan sumber protein nabati seperti kacang-kacangan (almod, mete, kacang

Page 9: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

kedelai, kacang hijau, kacang polong, dan lainnya). Namun, kacang tanah tidak

dianjurkan karena sering berjamur.

Semua sayuran segar terutama yang rendah karbohidrat seperti brokoli, kol,

kembang kol, bit, wortel, timun, labu siam, bayam, terong, sawi, tomat, buncis, kacang

panjang, kangkung, tomat, dan lain-lain.

Buah-buahan segar dalam jumlah terbatas.

3. Diet untuk alergi dan inteloransi makanan

Anak autis umumnya menderita alergi berat. Makanan yang sering menimbulkan alergi adalah

ikan, udang, telur, susu, cokelat, gandum/terigu, dan bias lebih banyak lagi. Cara mengatur

makanan untuk anak alergi dan intoleransi makanan, pertama-tama perlu diperhatikan sumber

penyebabnya. Makanan yang diduga menyebabkan gejala alergi/intoleransi harus dihindarkan.

Misalnya, jika anak alergi terhadap telur, maka semua makanan yang menggunakan telur harus

dihindarkan. Makanan tersebut tidak harus dipantang seumur hidup. Dengan bertambahnya umur

anak, makanan tersebut dapat diperkenalkan satu per satu, sedikit demi sedikit.

Cara mengatur makanan secara umum

1. Berikan makanan seimbang untuk menjamin agar tubuh memperoleh semua zat

gizi yang dibutuhkan untuk keperluan pertumbuhan, perbaikan sel-sel yang rusak

dan kegiatan sehari-hari.

2. Gula sebaiknya dihindari, khususnya bagi yang hiperaktif dan ada infeksi jamur.

Fruktosa dapat digunakan sebagai pengganti gula karena penyerapan fruktosa

lebih lambat disbanding gula/sukrosa.

3. Minyak untuk memasak sebaiknya menggunakan minyak sayur, minyak jagung,

minyak biji bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak kedelai, atau minyak

olive. Bila perlu menambah konsumsi lemak, makanan dapat digoreng.

4. Cukup mengonsumsi serat, khususnya serat yang berasal dari sayuran dan

buah-buahan segar. Konsumsi sayur dan buah 3-5 porsi per hari.

5. Pilih makanan yang tidak menggunakan food additive (zat penambah rasa, zat

pewarna, zat pengawet).

6. Bila keseimbangan zat gizi tidak dapat dipenuhi, pertimbangkan pemberian

suplemen vitamin dan mineral (vitamin B6, vitmin C, seng, dan magnesium).

Page 10: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

7. Membaca label makanan untuk mengetahui komposisi makanan secara lengkap

dan tanggal kadaluwarsanya.

8. Berikan makanan yang cukup bervariasi. Bila makanan monoton, maka anak

akan bosan.

9. Hindari junk food seperti yang saat ini banyak dijual, ganti dengan buah dan

sayuran segar.

 

Sumber : Terapi Makanan Anak Dengan Gangguan Autisme

Penulis : Tuti Soenardi, Susirah Soetar

10 Jenis Terapi Autisme administrator

Akhir-akhir ini bermunculan berbagai cara / obat / suplemen yang ditawarkan dengan

iming-iming bisa menyembuhkan autisme. Kadang-kadang secara gencar dipromosikan

oleh si penjual, ada pula cara-cara mengiklankan diri di televisi / radio / tulisan-tulisan.

 

Para orang tua harus hati-hati dan jangan sembarangan membiarkan anaknya sebagai

kelinci percobaan. Sayangnya masih banyak yang terkecoh , dan setelah mengeluarkan

banyak uang menjadi kecewa oleh karena hasil yang diharapkan tidak tercapai.

Dibawah ini ada 10 jenis terapi yang benar-benar diakui oleh para professional dan

memang bagus untuk autisme. Namun, jangan lupa bahwa Gangguan Spectrum

Autisme adalah suatu gangguan proses perkembangan, sehingga terapi jenis apapun

yang dilakukan akan memerlukan waktu yang lama. Kecuali itu, terapi harus dilakukan

secara terpadu dan setiap anak membutuhkan jenis terapi yang berbeda.

 

1) Applied Behavioral Analysis (ABA)

ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain

khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan

khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian). Jenis

terapi ini bias diukur kemajuannya. Saat ini terapi inilah yang paling banyak dipakai di

Page 11: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Indonesia.

 

2) Terapi Wicara

Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan

berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistic yang

non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.

Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk

memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.

Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.

 

3) Terapi Okupasi

Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik

halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil

dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan

kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk

melatih mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.

 

4) Terapi Fisik

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu

autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.

Kadang-kadang tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan

tubuhnya kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak

menolong untuk menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.

 

5) Terapi Sosial

Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang

komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam

ketrampilan berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat

bermain. Seorang terqapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka

untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara2nya.

 

Page 12: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

6) Terapi Bermain

Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam

belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara,

komunikasi dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam

hal ini dengan teknik-teknik tertentu.

 

7) Terapi Perilaku.

Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami

mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang

hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering

mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku

negatif tersebut dan mencari solusinya dengan merekomendasikan perubahan

lingkungan dan rutin anak tersebut untuk memperbaiki perilakunya,

 

8) Terapi Perkembangan

Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention) dianggap

sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan

tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional dan

Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang

lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.

 

9) Terapi Visual

Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers).

Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi

melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode …………. Dan PECS ( Picture

Exchange Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk

mengembangkan ketrampilan komunikasi.

 

10) Terapi Biomedik

Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam DAN!

(Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik. Mereka

Page 13: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini diperparah

oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan fungsi otak.

Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses,

dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak menjadi

bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila

mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh

sendiri (biomedis).

Pemutakhiran Terakhir ( Selasa, 12 Januari 2010 17:46 )

Terapi-Edukasi, Obat Mujarab untuk Anak Penyandang Autis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dalam perkembangannya, terapi autisme kian maju

dan inovatif. Sebut saja terapi akustik, dolphin Theraphy atau terapi  lain. Namun, yang

terpenting, perhatian dan bantuan untuk mengarahkan anak autistik menjadi obat paling

mujarab hingga saat ini.

Dokter spesialis anak, Hardiono D Pusponegoro berpendapat tidak semua anak yang

telah menjalani terapi dapat langsung terjun ke kehidupan normal. "Ada juga anak autis

yang setelah terapi dapat langsung di sekolah negeri. Tetapi, ada juga yang

membutuhkan sekolah berkebutuhan khusus, sekolah peralihan, dan sekolah inklusi,"

ujarnya saat berbicara dalam sebuah acara di Jakarta, Selasa (15/6).

Namun, dia menuturkan, gabungan antara terapi dan edukasi yang tepat membuat

anak berkebutuhan khusus mampu tumbuh dan belajar sesuai dengan kemampuan dan

keadaan mereka.  "Makin lama saya bekerja dengan pasien autisma, makin yakin

bahwa sebagian besar pasien tidak memerlukan obat melainkan terapi dan edukasi

yang tepat," imbuhnya.

Ia menyayangkan posisi sekolah berkebutuhan khusus tak lebih sebagai rumah

Page 14: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

penitipan anak bukan mengutamakan pendidikan yang tepat bagi anak-anak autisma.

Sistem pendidikan khusus seharusnya dibentuk bagi anak berkebutuhan khusus yang

lengkap dengan terapi, medis, dan edukasi memberikan perubahan terhadap

perkembangan mereka.

"Masalahnya, di Indonesia sendiri, sekolah insklusi untuk gangguan prilaku seperti

halnya autisma masih sulit untuk ditemukan,l kata dia.

Sementara itu, pakar Pendidikan asal Singapura, Prof. Eric Lim berpendapat intervensi

sejak dini terhadap anak berkebutuhan khusus mutlak diperlukan.  Intervensi tersebut

diberikan dalam bentuk terapi dan pendidikan yang efektif seperti membangun kognisi,

latihan, bahasa, sentuhan, dan pijat hingga terapi musik dan instrumen sesuai dengan

tingkatan usia dan kemampuan.

"Program pendidikan benar-benar mengakomodasi anak dengan kebutuhan khusus

yang tidak bisa mengikuti kehidupan normalnya. Disamping itu, pendidikan juga

memiliki evaluasi dalam waktu tertentu untuk melihat kemajuan anak," kata dia.

Sekolah Khusus

Minimnya pendidikan  yang mengakomodasi anak-anak berkebutuhan khusus

mengilhami Klinik 'Anakku dan lembaga pendidikan khusus 'kits4kids' mengembangkan

terapi-edukasi bagi anak-anak berkebutuhan spesial itu.

Di sekolah yang diberinama 'Anakku Kits4kits", anak diberikan terapi dan pendidikan

yang efektif seperti membangun komunikasi, kognisi, latihan, bahasa, sentuhan dan

pijat sesuai dengan tingkatan usia dan kemampuan.

Adapaun program yang ditawarkan antara lain, 'Early Intervention program for Infant

and Childreen (EIPIC)', sebuah program khusus anak berusia 2-6 tahun dan program

junior, untuk anak usia 7-12 tahun serta program care, untuk anak usia 10-18 tahun.

Rencananya, sekolah segera dibuka awal Juli 2010 di Cibubur, Depok dan Pulo Mas,

Jakarta Timur yang mampu menampung 40 dan 100 anak berkebutuhan khusus.

Red: Ririn Sjafriani

Rep: cr2

Page 15: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Anak autis juga bisa belajar

Saat si kecil terdiagnosa mempunyai bakat khusus berupa autisme, rasa kaget tak

dapat dipungkiri pasti ada di pikiran Anda. begitu juga dengan kehidupannya nanti.

Bagaimana caranya belajar? Bagaimana nanti dengan perkembangannya? Apa yang

sesungguhnya dibutuhkan anak autis? Semoga yang di bawah ini dapat membantu

menjawab berbagai pertanyaan Anda.

1. Terapi apa yang paling cocok bagi anak autis?

Untuk menentukan terapi yang paling cocok bagi anak autis pada awalnya perlu

dilakukan asesmen atau pemeriksaan menyeluruh terhadap anak itu sendiri. Asesmen

itu bertujuan untuk mengetahui derajat keparahan, tingkat kemampuan yang dimilikinya

saat itu, dan mencari tahu apakah terdapat hambatan atau gangguan lain yang

menyertai. Biasanya terapi yang diberikan adalah terapi untuk mengembangkan

ketrampilan-keterampilan dasar seperti, ketrampilan berkomunikasi, dalam hal ini

keterampilan menggunakan bahasa ekspresif (mengemukakan isi pikiran atau

pendapat) dan bahasa  reseptif (menyerap dan memahami bahasa). Selain itu, terapi

yang diberikan juga membantu anak autis untuk mengembangkan ketrampilan bantu

diri atau self-help, ketrampilan berperilaku yang pantas di depan umum, dan lain-lain.

Dengan kata lain, terapi untuk anak autis bersifat multiterapi.

2. Apa kendala paling sulit pada saat terapi anak autis?

Kendala pada terapi anak autis tergantung pada kemampuan unik yang ia miliki, ada

anak autis yang dapat berkomunikasi, ada yang sama sekali tidak. Namun sebagian

besar anak autis memiliki keterbatasan atau hambatan dalam berkomunikasi sehingga

ini menjadi kendala besar saat terapi. Anak belum dapat mengikuti instruksi guru

dengan baik. Bahkan anak kadang tantrum saat diminta mengerjakan tugas yang

diberikan. Terkadang anak autis suka berbicara, mengoceh, atau tertawa sendiri pada

waktu belajar.

3. Bagaimana sikap anak autis saat menjalani terapi?

Biasanya anak autis memiliki hambatan atau keterbatasan dalam berkomunikasi. Hal

Page 16: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

tersebut terlihat dari perilaku mereka yang cenderung tidak melihat wajah orang lain bila

diajak berinteraksi, sebagian besar kurang memiliki minat terhadap lingkungan sekitar,

dan sebagian cenderung tertarik terhadap benda dibandingkan orang.

4. Apa perubahan yang diharapkan setelah terapi?

Pada akhirnya, anak autis diharapkan dapat memiliki berkomunikasi, yang tadinya

cenderung bersifat satu arah menjadi dua arah. Dalam artian ada respon timbal balik

saat berkomunikasi atau bahasa awamnya “nyambung”. Kemudian perubahan lain yang

juga diharapkan adalah memiliki ketrampilan bantu diri, kemandirian, serta menyatu dan

berfungsi dengan baik di lingkungan sekitarnya. Hasil yang menggembirakan tentu

sangat diharapkan orang tua anak penderita autis. Ini terlihat bila anak tersebut sudah

dapat mengendalikan perilakunya

sehingga tampak berperilaku normal, berkomunikasi dan berbicara normal,

serta mempunyai wawasan akademik yang cukup sesuai anak seusianya.

5. Seberapa cepat perubahan akan terlihat?

Perubahan atau kemajuan yang terjadi tentunya bersifat individual. Hal tersebut

tergantung pada hasil asesmen, gaya belajar anak autis, dan intensitas dari terapi atau

pendidikan yang diberikan serta kerjasama antara orangtua, pengasuh anak dengan

para pendidik, terapis atau ahli kesehatan

6. Bagaimana mengenai pendidikan anak autis?

Perlu diketahui bahwa setiap anak autis memiliki kemampuan serta hambatan yang

berbeda-beda. Ada anak autis yang mampu berbaur dengan anak-anak ’normal’ lainnya

di dalam kelas reguler dan menghabiskan hanya sedikit waktu berada dalam kelas

khusus namun ada pula anak autis yang disarankan untuk selalu berada dalam kelas

khusus yang terstruktur untuk dirinya. Anak-anak yang dapat belajar dalam kelas

reguler tersebut biasanya mereka memiliki kemampuan berkomunikasi, kognitif dan

bantu diri yang memadai. Sedangkan yang masih membutuhkan kelas khusus biasanya

anak autis dimasukkan dalam kelas terpadu, yaitu kelas perkenalan dan persiapan bagi

anak autis untuk dapat masuk ke sekolah umum biasa dengan kurikulum umum namun

tetap dalam tata belajar anak autis, yaitu kelas kecil dengan jumlah guru besar, dengan

alat visual/gambar/kartu, instruksi yang jelas, padat dan konsisten, dsb).

Page 17: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

7. Bagaimana metode belajar yang tepat bagi anak autis?

Metode belajar yang tepat bagi anak autis disesuaikan dengan usia anak serta,

kemampuan serta hambatan yang dimiliki anak saat belajar, dan gaya belajar atau

learning style masing-masing anak autis. Metode yang digunakan biasanya bersifat

kombinasi beberapa metode. Banyak, walaupun tidak semuanya, anak autis yang

berespon sangat baik terhadap stimulus visual sehingga metode belajar yang banyak

menggunakan stimulus visual diutamakan bagi mereka. Pembelajaran yang

menggunakan alat bantu sebagai media pengajarannya menjadi pilihan. Alat Bantu

dapat berupa gambar, poster-poster, bola, mainan balok, dll. Pada bulan-bulan pertama

ini sebaiknya anak autis didampingi oleh seorang terapis yang berfungsi sebagai guru

pembimbing khusus

8. Pengajar seperti apa yang dibutuhkan bagi anak autis?

Pengajar yang dibutuhkan bagi anak autis adalah orang-orang yang selain memilii

kompetensi yang memadai untuk berhadapan dengan anak autis tentunya juga harus

memiliki minat atau ketertarikan untuk terlibat dalam kehidupan anak autis, memiliki

tingkat kesabaran yang tinggi, dan kecenderungan untuk selalu belajar sesuatu yang

baru karena bidang autisma ini adalah bidang baru yang selalu berkembang.

9. Suasana belajar seperti apa yang dibutuhkan anak autis?

Tergantung dengan kemampuan dan gaya belajar masing-masing anak autis. Ada anak

autis yang mencapai hasil yang lebih baik bila dibaurkan dengan anak-anak lain, baik

itu anak ’normal’ maupun anak-anak dengan kebutuhan khusus lainnya. Ada anak autis

yang lebih baik bila ditempatkan pada suasana belajar yang tenang, tidak banyak

gangguan atau stimulus suara, warna, atau hal-hal lain yang berpotensi mengalihkan

perhatian.

10. Apa saja yang diajarkan dalam pendidikan anak autis?

Komunikasi (bahasa ekspresif dan reseptif), ketrampilan bantu diri, ketrampilan

berperilaku di depan umum, setelah itu dapat diajarkan hal lain yang disesuaikan

dengan usia dan kematangan anak serta tingkat inteligensi,.

11. Sampai umur berapa tahun anak autis mendapat pendidikan khusus?

Semua itu sekali lagi tergantung pada kemampuan anak, gaya belajar anak, serta

sejauh mana kerjasama antara orangtua atau pengasuh dengan pendidik atau terapis.

Page 18: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

12. Umur berapa anak sudah dapat dilepas masuk ke sekolah

umum?

Lagi-lagi hal ini tergantung pada kemampuan anak.

13. Berapa besar kemungkinan anak autis berbaur dengan murid

lain di sekolah biasa?

Kemungkinan selalu ada. Akan tetapi semua itu tergantung pada kemampuan anak

autis tersebut dan apakah sistem pendidikan atau fasilitas di sekolah ’biasa’ itu

mendukung berbaurnya anak autis dengan murid-murid lain dalam kelar reguler.

14. Apakah pada akhirnya anak autis dapat hidup di lingkungan umum tanpa perlakuan

khusus?

Untuk beberapa kasus yang amat jarang terjadi (sampai saat ini), ada individu dengan

autisma dengan kemampuan berkomunikasi yang memadai, tingkat inteligensi yang

memadai, serta pendidikan dapat mendukung dirinya untuk mandiri dan berbaur

dengan lingkungan tanpa perlakuan khusus. Hal ini bergantung pada faktor internal (diri

anak autis sendiri) dan faktor eksternal, yaitu lingkungan, apakah sistem di lingkungan

mendukung atau memungkinkan anak autis untuk dapat berfungsi secara baik dalam

kesehariannya.

Ajari Anak Autis Berenang

TIDAK mudah mengajarkan sesuatu pada anak-anak yang memiliki kelainan mental

atau autis. Seperti renang misalnya. Karena olahraga iniakan memberi stimulus otak

yang bagus.

Bukan hanya anak normal yang bisa mendapatkan kesenangan. Seperti bermain dan

berenang. Anak autis pun bisa melakukannya. Dengan ketelatenan orang tua, anak

bisa berkembang dengan baik, termasuk bisa berenang di kolam renang umum atau

water boom.

Banyak alasan yang baik untuk membawa anak-anak berenang sedini mungkin. Makin

muda mereka makin mudah untuk belajar berenang. Berenang merupakan olahraga all

Page 19: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

round yang baik sekali. Membantu mengembangkan pengendalian pernapasan dan

dapat sangat menyantaikan.

Berenang merupakan sesuatu kegiatan yang dapat bersama-sama dinikmati oleh keluarga dan sering merupakan cara yang baik untuk mempertemukan anak dengan orang tua.

Umumnya anak kecil berhasil paling baik jika diperkenalkan ke air oleh ibu atau bapaknya. Jika kita sendiri merasa cemas terhadap air, cobalah pergi bersama seorang dewasa yang lebih percaya diri.

Pergilah ke kolam renang anak-anak yang dangkal. Sasaran umumnya adalah membuat anak menikmati berada di dalam air dan bergerak bebas mundur, maju, dan ke samping, tengadah, telungkup, kalau mungkin dengan pelampung.

Jagalah agar tiap kegiatan berjalan singkat. Anak akan belajar lebih banyak dalam kunjungan singkat tetapi sering daripada kunjungan yang lama tetapi hanya kadang-kadang. Hal yang perlu dilakukan untuk mengembangkan percaya diri terhadap air pada anak-anak dengan keterbelakangan mental ini adalah, pada kunjungan pertama, ajaklah anak untuk berjalan-jalan tanpa benar-benar berenang.

"Ini akan memberinya peluang untuk anak agar menyaksikan apa yang akan terjadi dan membiasakan diri dengan suasana, kebisingan dan tempat yang baru. Itu akan membuat anak-anak merasanya punya kesempatan untuk beradaptasi." kata Psikolog Anak alumni Universitar Indonesia (UI), Dr Savitri Yulia, dihubungi beberapa waktu lalu.

Tidak sampai di situ saja, Yulia juga menyarankan anak-anak melihat kamar ganti, loker dan membahas apa yang akan dilakukan pada kunjungan berikutnya. Jika waktu kunjungan berikutnya hal-hal yang harus dilakukan di dalam air menurut Yulia adalah, pegang anak dekat-dekat dan naik turunkan anak dengan lembut ke dalam air. Secara bertahap dan perlahan, hingga kakinya basah. Perkenalkan anak di kolam dangkal terlebih dulu agar anak bisa duduk, merangkak atau sekedar berjalan maju mundur hingga bahunya basah.

Nantinya sesampai di kolam sedalam satu meter atau lebih, usahakan agar wajah

Page 20: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

orang tua dan wajah anak sama tinggi. "Pegangi tubuhnya di ketiaknya. Perlahan basahi kepalanya dan wajahnya. Lalu alihkan ke bawah dada dan pinggulnya, posisi anak tetap telungkup. Ini akan mampu membantu menenangkan anak," katanya.

Jika terasa anak sudah mulai tenang, usahakan agar tangan dan kakinya bisa bergerak di dalam air dengan menendang kaki dan mengayuhkan lengan. Lihat terus, apakah anak menikmatinya. Kalau bisa teruskan dengan memberinya semangat untuk menghembuskan air perlahan-lahan ketika menenggelamkan wajahnya dalam air. Kalau perlu dan memungkinkan, pakailah ban pelampung berbentuk lingkaran atau gelang lengan untuk keamanan. Kadangkala membawa mainan seperti bola atau perahu-perahuan akan membantu anak lebih tenang.

"Tenangkan anak jika mereka merasa panik, atau segera keluar dari kolam jika anak mulai gelisah dan berteriak. Tenangkan mereka dan cobalah kembali proses mengenalkan kolam pada anak," kata psikolog berjilbab tersebut.

Terapi lumba-lumba

Bila si kecil penderita autis sudah hobi berenang, mungkin Anda bisa mengajaknya untuk melakukan terapi lumba-lumba. Sebuah terapi yang disinyalir sangat bermanfaat untuk si autis. Selama berabad-abad, dolphin dikenal sebagai mahluk yang cerdas dan baik hati. Cerita mengenai kepahlawanan mereka menolong perenang-perenang yang kecapaian sudah ada sejak zaman dahulu.

Para dokter saat ini mencoba memakai dolphin untuk terapi bagi anak dengan kebutuhan khusus. Anak-anak ini suka berada dalam air yang hangat, menyentuh tubuh dolphin dan mendengar suara-suara yang dikeluarkan oleh dolphin-dolphin tersebut. Dalam 2 dekade terakhir ini beberapa terapis dan psikolog berpendapat bahwa berenang dengan dolphin mempunyai kekuatan untuk menyembuhkan. Beberapa orang bahkan percaya bahwa getaran dolphin dapat menyembuhkan sel manusia.

Para dokter di Dolphin-Human Therapy Center percaya bahwa mahluk yang sangat cerdas ini dapat membantu anak-anak dengan berbagai gangguan saraf, bahkan anak dengan sindroma down dan autisme. Getaran sonar dolphin yang unik dapat mengindentifikasi gangguan saraf pada manusia, lalu

Page 21: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

menenangkannya sehingga lebih mudah bisa menerima pelajaran dan penyembuhan. Namun banyak pula para ilmuwan yang berpendapat bahwa anak-anak hanya menyukai bersentuhan dengan dolphin, dan berenang dengan dolphin hanya merupakan suatu rekreasi saja.

Sebuah penelitian dilakukan di Dolphin-Human Therapy Center di Key Largo, Florida. David Cole, seorang ilmuwan dalam bidang neurology menciptakan alat khusus untuk mengukur effek dari dolphin pada otak manusia. Cole mendapatkan bahwa ada suatu perubahan bila manusia berinteraksi dengan dolphin. Setelah berinteraksi dengan dolphin didapatkan bahwa anak-anak tersebut menjadi lebih tenang. Banyak peneliti berpendapat bahwa relaksasi inilah yang merupakan penyebab keberhasilan terapi lumba-lumba. Menurut beberapa peneliti, relaksasi merangsang sistem kekebalan tubuh

Kasih Sayang Terbukti Sembuhkan Autis

Sebuah penelitian di Prancis membuktikan bahwa hormon ‘cinta’ yang mendorong

ikatan antara ibu dan bayi, ternyata dapat memperbaiki fungsi sosial para penderita

autisme. Dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences dituliskan,

bahwa para penderita autisme yang menghirup hormon oksitosin lebih memperhatikan

dan menunjukan ekspresi ketika melihat gambar wajah serta lebih memahami isyarat-

isyarat sosial dalam sebuah simulasi permainan.

Pemimpin penelitian, Angela Sirigu dari Center of Cognitive Neuroscience di Lyon,

mengatakan terapi hormon ini sangat berpotensi pada orang dewasa ataupun anak-

anak yang menderita autisme.

“Sebagai contoh, jika oksitosin diberikan lebih awal pada saat diagnosis dibuat,

mungkin kita dapat mengubah gangguan perkembangan sosial pada penderita autis,"

kata Angela Sirigu lewat e-mail.

Page 22: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Angela mengatakan penelitian ini difokuskan pada oksitosin karena hormon ini dikenal

sebagai hormon yang membantu ikatan ibu menyusui dengan bayinya. Dan penelitian

sebelumnya telah menunjukkan bahwa beberapa anak dengan autisme memiliki kadar

hormon oksitosin rendah. Penderita Asperger's syndrome dan gangguan autisme

spektrum lainnya sering mengalami masalah dengan interaksi sosial. Hormon ini

terbukti dapat membantu pasien autisme yang memiliki fungsi intelektual yang normal

dan kemampuan bahasa yang cukup baik karena dapat meningkatkan kontak mata,

yang merupakan penanda penting dari interaksi sosial.

"Kontak mata dapat dianggap sebagai langkah pertama dalam pendekatan sosial.

Namun orang-orang dengan autisme sering menghindari kontak mata dengan orang

lain,” ujarnya.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa oksitosin dapat meningkatkan kontak mata

karena pasien terlihat sering melakukan kontak mata," katanya.

Hormon ini juga meningkatkan kemampuan penderita autisme dalam memahami

respon orang lain terhadap mereka. Dalam penelitiannya, Angela dan koleganya

melibatkan dua kelompok individu berusia 17-39 tahun. Kelompok pertama terdiri 13

orang, dimana 10 penderita di antaranya memiliki gejala spektrum autis dan tiga lainnya

mengidap high functioning autisme (autisme dengan tingkat IQ tinggi). Sementara 13

orang lainnya masuk ke dalam kelompok dua, populasi kontrol.

Kedua kelompok ini kemudian diperintahkan bermain video game sepakbola di mana

kelompok autisme mendapatkan inhaler oksitosin. Hasilnya, inhalasi oksitosin membuat

pengidap Sindrom Asperger atau autisme IQ tinggi cenderung senang bermain dengan

pasangan mereka yang lebih responsif secara sosial dalam permainan game

sepakbola. (conectique/pit/ft:ilustrasi)

Melukis, Terapi Untuk Autisme

TEMPO Interaktif, Jakarta: Rampung sudah 12 lukisan di tangan Edwin Makarim

(Edo), 13 tahun. Dalam “keterbatasannya”, sejak Februari 2008 murid Sekolah Dasar

Page 23: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Al-Falah Ciracas, Jakarta Timur, itu aktif menyapukan spons di atas kanvas Rumah

Lukis Pak Alianto. “Saya melukis setiap Sabtu dan libur dari pukul 9 hingga selesai,”

katanya. Baginya, menggoreskan warna di atas kanvas mempunyai makna lebih

dibandingkan dengan bagi anak-anak pada umumnya.

 

Saat lahir, Edo mengalami penurunan jumlah butir darah merah yang berakibat cedera

pada otak—karena kurangnya pasokan oksigen. Walhasil, bocah hitam manis itu harus

berjuang memperbaiki sistem motorik tubuhnya. Jalan yang dipilih bundanya, Revita

Tantri, adalah mengajak Edo berlatih melukis. Pilihan ini tepat. Cita-cita menjadi pelukis

andal bukanlah mimpi bagi Edo. Sang guru, Alianto—Ketua Sanggar Anyelir Merah—

mengatakan Edo bertalenta besar dalam bidang melukis. “Setiap anak sepertinya harus

diarahkan jika memiliki bakat melukis,” ujar Alianto, pada jumpa media pameran lukisan

dan lelang bertajuk “Kasih Bunda Mengantar Pelukis Muda”, pekan lalu di Hotel Crown,

Jakarta.

Kini goresan tangan Edo bergantung dan berderet sejajar dengan 29 karya seniman

muda lain. Di kanvas, Edo mendirikan sebuah masjid putih dengan tiga kubah kuning di

berandanya. Masjid itu ada di atas bukit dekat pantai yang ditumbuhi pepohonan hijau

rimbun. Dengan langit kuning merona, menandai turunnya mentari dari singgasananya.

Menurut Alianto, kombinasi warnanya begitu luar biasa. Adapun karya itu dibuat Edo

selama tiga minggu dalam waktu 6 jam, atau tepatnya dalam tiga kali pertemuan.

Pelukis Lampung itu mengajari Edo dengan pendekat an intensif. Ia memberi obyek

menarik dan mencontohkan dengan kesabaran. “Coba satu obyek saja dulu,” katanya.

Setelah anak menunjukkan minat, ia mengarahkan. Biasanya Alianto membimbing

murid mulai usia 5 tahun. Sedikit demi sedikit, tidak sampai 3,5 tahun, biasanya anak

sudah menghasilkan karya lukis yang baik. Dia menilai anak berkebutuhan khusus

memiliki talenta yang harus digali.

Menurut Ketua Yayasan Autisma Indonesia dr Melly Budhiman, melukis memang

sebuah terapi efektif bagi anak berkebutuhan khusus.

“Kebanyakan dari mereka, motorik halusnya jelek sekali,” katanya. Melukis dapat

menyentuh emosi sehingga bocah lebih tenang. Karena membikin saraf kognitif

tergerak, terutama saat mereka mencampur warna di atas kanvas. Kesulitan

Page 24: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

berinteraksi dan berkomunikasi dengan dunia luar juga bisa disalurkan lewat karya ini.

Selain itu, dunia lukis merupakan wadah bagi ibu untuk menunjukkan dukungannya

terhadap anak. Ditambah juga bisa memupuk kepercayaan diri anak lewat hasil

goresan tangannya. Di sekitar kita, kata Melly, sesungguhnya banyak anak penderita

autis. Namun, belum pernah ada survei resmi yang menunjukkan prevalensinya.

Lewat sebuah studi baru-baru ini, tim peneliti dari Departemen Radiologi Rumah Sakit

Anak Philadelphia mengungkapkan, otak pada anak autis bereaksi lebih lamban

terhadap suara dibanding anak normal. Timothy Roberts, yang memimpin penelitian,

menyebut kan temuan ini mendukung bukti teori besar bahwa autisme merupakan

gangguan pada koneksivitas pada otak.

Robert dan timnya meneliti 30 anak autis berusia 6-15 tahun. Partisipan diminta

mendengarkan suara dan suku kata, kemudian medan magnet kecil yang diproduksi

elektrik otak pun dimonitor. Studi menggunakan teknik magnetoencephalography

(MEG), mirip helm yang digunakan untuk mendeteksi aktivitas otak.

Ketika dibandingkan dengan otak anak normal, otak anak autis lebih lamban 20-50

persen saat merespons. Untuk satu suku kata dalam sebuah kata yang memiliki

beberapa suku kata, ia memerlukan waktu sekitar 0,25 menit untuk mengucapkannya.

Robert menyebutkan kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada koneksivitas

dalam otak. “Kalau digambarkan mungkin seperti jalan tol yang padat sehingga sulit

untuk dilalui,” ia memaparkan pertemuan Masyarakat Radiologi Amerika Utara belum

lama ini. Seperti dikutip dari YahooNews, ia menyebutkan keterlambatan dalam

merespons ini dapat dijadikan sebagai tanda awal dari pasien autis. Karena lebarnya

spektrum kelainan ini, pasien pun memiliki tingkat gangguan yang beragam.

Heru Triyono

Terapi Gambar untuk Si Autis

TEMPO Interaktif,Tennessee- Terapi integrasi sensor di Nashville Tennessee, Amerika

Serikat, baru-baru ini berhasil membuat anak penderita autis bisa berbicara.

Ryan Wallace, 7 tahun, penderita autis mulai berbicara kepada orang tuanya. Sejak

usia 2 tahun, Ryan hanya berteriak tidak jelas atau menggunakan jarinya jika meminta

Page 25: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

sesuatu. Kini Ryan terbiasa menyapa dan bergabung dalam perbincangan dengan

orang lain. “Ia juga bisa mengucap ‘saya mencintaimu’,” ujar Gerald David Wallace, si

ayah.

Terapi integrasi sensor mengajari Ryan berkenalan dengan gambar-gambar di

komputer. Lalu Ryan diminta memberi nama dan mengidentifikasi semua item dalam

gambar. Ryan juga dikenalkan beberapa kata-kata lalu merangkai cerita. Terapi ini

dilakukan berulang-ulang dalam sebuah ruangan khusus dan didampingi seorang

terapis.

Saat Ryan mengamati gambar di video, kepala Ryan dibekap sebuah alat sensor otak.

Alat ini memberi gambaran otak kepada dokter yang mendampingi Ryan. Gambaran

tersebut membantu dokter mengenali bagaimana otak anak autis bekerja.

Terapi ini dikembangkan di Sekolah Susan Gray untuk anak-anak di Nashvile. Guru

besar ilmu mendengar dan berbicara di Vanderbilt's Wilkerson Centre THT dan Ilmu

Komunikasi, Stephen Camarata, menilai terapi ini ampuh membantu anak autis

berbicara, mendengar, dan memahami.

Terapi ini, kata Camarata, sama halnya dengan anak-anak normal diajarkan oleh orang

dewasa tentang mainan, berinteraksi dengan gambar, dan bebricara. Namun bagi

anak-anak penderita dengan kebutuhan khusus ini, hal ini sangat sulit. Karena itu terapi

ini dilakukan berulang-ulang. Tujuannya, “Anak memiliki banyak kesempatan untuk

mengartikan setiap interaksinya," ujarnya.

CNN/AKBAR TRI KURNIAWAN

Aneka Terapi untuk Aneka Autisme

AUTISME bukan semacam vonis yang tak bisa ditawar lagi. Ada sejumlah terapi yang

bisa dilakukan. Menurut Melly Budhiman, Ketua Yayasan Autisme Indonesia, semakin

cepat dilakukan penanganan terhadap penderita autisme, hasilnya akan semakin baik

pula. Terapi yang dilakukan sejak dini dapat menghilangkan gejala yang umumnya

Page 26: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

terjadi pada anak autis, hingga akhirnya si anak bisa sejajar dengan temannya yang

lahir normal.

Ada bermacam terapi. Namun terapi untuk penderita autisme biasanya berbeda-beda,

bergantung pada kebutuhan masing-masing. Waktu terapi dan keberhasilannya juga

tidak sama. Peran serta orang tua dengan rajin mengulang terapi di rumah, tingkat

kecerdasan anak, serta ringan atau beratnya autisme akan sangat berpengaruh. Berikut

ini beberapa jenis terapi yang sering dilakukan.

 

Terapi Okupasi

Penderita autisme biasanya mendapati kesulitan berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya. Bukan cuma itu, mereka juga tidak tahu bagaimana menyelesaikan

pekerjaan yang berhubungan dengan aktivitas sehari-hari. Padahal, bagi anak-anak

normal, pekerjaan seperti itu mudah saja dilakukan.

Problem ini timbul lantaran penderita autisme umumnya mengalami gangguan motorik.

Untuk mengembangkan motorik halusnya, terapi okupasi adalah salah satu jalan

keluar.

Ada beberapa latihan yang dilakukan, antara lain latihan berkonsentrasi menyusun

barang-barang kecil (meronce) yang melibatkan kerja otak, mata, dan tangan secara

bersama-sama. Untuk melatih motorik tangan, penderita autisme juga diajari cara

memegang pensil, pulpen, atau sendok dengan benar. Pada terapi ini, biasanya

diajarkan juga melakukan kegiatan sehari-hari (activity daily living) seperti cara

memakai topi, sepatu, dan baju. Juga bagaimana cara makan dan minum tanpa

bantuan orang lain, membedakan benda-benda yang kasar dan halus, serta melatih

indra penciuman seperti mencium bau atau wangi.

Terapi Wicara

Bukan rahasia lagi, kemampuan berbicara penderita autisme berkembang dengan amat

lambat. Saat teman-teman sebayanya sudah pandai bercerita, anak autis biasanya sulit

sekali bersuara sekalipun untuk sepatah kata. Kalaupun akhirnya mengoceh, suara dari

bibir mereka terdengar aneh dan sering seperti gumaman yang sulit dimengerti.

Page 27: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Dengan terapi wicara, kemampuan berbicara anak autis jadi terdongkrak. Mereka yang

telah sukses menjalani terapi ini akan mudah bercakap-cakap. Bahkan ada beberapa

anak autis yang kemampuan bahasanya di atas anak-anak normal sebayanya.

Ada sejumlah latihan yang mesti dilakukan: bertepuk tangan dengan ritme yang

berbeda-beda, mengimitasi bunyi vokal, mengimitasi kata dan kalimat, belajar

mengenal kata benda dan sifat, merespons bunyi-bunyi dari lingkungan sekitar dan

belajar membedakannya, mengembangkan kemampuan organ artikulasi, belajar

berbagai ekspresi yang mewakili perasaan (sedih, senang, cemas, sakit, dan marah),

menangis, berlatih mengangguk untuk mengatakan "ya", menggeleng untuk "tidak", dan

lain-lain, juga belajar merangkai kata, frase, dan kalimat. Untuk alat bantu, biasanya

digunakan gambar ataupun benda.

Terapi Tingkah Laku

Patuh adalah salah satu kesulitan yang sering dialami penderita autisme. Terapi tingkah

laku meliputi pelbagai hal. Misalnya, diajarkan bagaimana duduk diam dengan tangan

dilipat di atas meja. Biasanya terapis akan menggunakan kalimat perintah yang agak

keras untuk membuat anak berkonsentrasi. Penderita autisme lebih banyak tenggelam

dalam dunianya sendiri dan, karena itu, akan diajak berkomunikasi dengan orang lain,

termasuk melalui kontak mata.

Salah satu metode yang terkenal untuk mengajarkan terapi tingkah laku adalah Applied

Behavior Analysis (ABA) atau sering disebut pula metode Lovaas. Diadopsi dari nama

penemunya, metode ini baru diterapkan di Indonesia sekitar tahun 1997. Dengan

cirinya yang terstruktur, terarah, dan terukur, metode ini memudahkan orang tua

memantau perkembangan anak mereka.

Materi yang diajarkan antara lain memasangkan benda-benda seperti piring dengan

gelas dan mengidentifikasi benda-benda di sekitar. Si penderita misalnya diminta

mengambil benda yang disebut oleh terapis serta melakukan pekerjaan yang

diperintahkan. Selain itu, diajarkan pengetahuan akademis dalam tingkat yang

sederhana, misalnya belajar mengenal huruf dan angka.

Model ini juga mengajari anak autis memfokuskan perhatian dan bersosialisasi dengan

teman-temannya, dua hal yang sangat sulit dilakukan oleh penderita.

Fisioterapi

Page 28: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Penderita autisme biasanya juga mengalami gangguan pada motorik kasarnya-selain

motorik halus. Problem yang kerap timbul antara lain anak tidak bisa berjalan dengan

menjejakkan telapak kakinya ke lantai (berjalan jinjit). Anak autis juga kerap sulit

mencontoh gerakan yang diperagakan terapis, misalnya memainkan tangan, kaki, atau

kepala. Untuk mengatasinya, bisa diterapkan fisioterapi.

Bentuk terapi latihan fisik ini antara lain senam untuk menguatkan otot, peregangan

(stretching), pijatan di daerah otot yang tegang, dan latihan keseimbangan.

Pelaksanaannya berbeda untuk tiap penderita, tergantung masalah yang dialami. Ada

anak autis yang sangat hiperaktif atau sebaliknya terlalu diam dan malas bergerak.

Terapi Air

Penderita autisme umumnya takut dengan air. Padahal latihan yang dilakukan di kolam

renang bisa membantu memulihkan kondisi fisik penderita autisme lebih cepat daripada

di darat. Sebab, tekanan di dalam air membantu mengencangkan otot-otot, terutama di

bagian lengan dan kaki.

Gerakan yang dilakukan sebagian besar hampir sama dengan fisioterapi, antara lain

senam dan stretching. Bila penderita sudah mampu mengatasi rasa takut berada di

dalam air, latihan akan dilanjutkan dengan gerakan-gerakan dasar berenang.

Terapi Musik

Tak dapat disangkal, musik adalah sebuah keajaiban. Bukan hanya mempesona bagi

mereka yang terlahir normal, musik bisa menjadi salah satu alat bantu terapi.

Terapi musik bisa digunakan sebagai alat bantu untuk memecahkan kebuntuan

komunikasi pada anak. Musik adalah alat ampuh untuk mengembangkan kepekaan

suara dan mendongkrak kemampuan berbahasa pada anak. Selain itu, terapi ini bisa

mendobrak dinding yang seolah memisahkan anak dengan lingkungannya dan

mengajari anak bersosialisasi.

Metode yang dilakukan antara lain mengenalkan musik melalui bunyi atau lagu.

Selanjutnya, anak akan meniru lagu yang diputar dan melakukan gerakan seperti dalam

lagu. Cara ini bisa meningkatkan fungsi indra pendengaran dan merangsang

kemampuan berbicara.

Terapi Medikamentosa

Page 29: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Dalam pelaksanaannya, terapi ini tidak bisa dilakukan tanpa pengawasan dokter yang

berwenang. Pemberian obat-obatan ataupun vitamin dosis tinggi tidak boleh

sembarangan. Sebab, dampak yang akan terjadi pada tiap penderita autisme berbeda-

beda. Terapi bergantung pada gangguan yang terjadi.

Ada beberapa gejala yang sebaiknya dihilangkan dengan pemberian obat-obatan, yaitu

saat anak terlalu hiperaktif, menyakiti diri sendiri dan orang lain (agresif), merusak, dan

sulit tidur. Meski begitu, harus dicamkan, obat bukan untuk menyembuhkan, melainkan

untuk menghilangkan gejala saja.

Pemberian vitamin B (B6 dan B15) dosis tinggi pada sebagian anak dapat menimbulkan

dampak positif. Sedangkan untuk obat-obatan biasanya digunakan obat antidepresi

yang dapat meningkatkan jumlah seretonin di dalam otak.

Terapi Diet

Mengatur pola makan adalah hal penting lainnya yang harus dilakukan pada penderita.

Ada beberapa makanan yang harus dihindari, antara lain camilan yang mengandung

gluten, kasein, serta zat lain seperti penambah rasa (MSG), pewarna makanan, gula

sintetis, dan ragi yang digunakan untuk fermentasi makanan.

Gluten adalah protein yang didapat dari tepung terigu seperti sereal gandum, barley,

dan oat, juga makanan yang dibuat dari olahan tepung terigu seperti mi, roti, dan kue

kering.

Kasein merupakan protein yang berasal dari susu hewan serta hasil olahannya seperti

keju, susu asam, dan mentega. Sebagai gantinya, bisa diberikan susu yang diolah dari

kedelai, kentang, almon, dan lain-lain.

Dewi Rina Cahyani

Tingkatkan Keterampilan Anak Autis dengan Occupational Therapy

Page 30: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

SESEORANG dengan autisme seringkali mengalami gangguan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain.

Sebagai gangguan perkembangan yang kompleks, daya tarik, aktivitas dan keterampilan bermain penderita autisme

juga biasanya sangat terbatas. Untuk memperbaiki kondisi ini, Anda bisa mencoba occupational therapy. 

Terapis untuk occupational therapymempelajari pertumbuhan dan perkembangan. Mereka ahli di bidang sosial,

emosional dan psikologis yang mempengaruhi penyakit dan cedera. Ilmu ini membantu mereka mengembangkan

kemampuan penderita autisme untuk hidup mandiri. 

Terapis biasanya bekerja dalam tim yang melibatkan orangtua, guru, dan profesional lainnya. Mereka membantu

meningkatkan kemampuan berinterkasi, perilaku dan performa penderita autisme. 

Terapis mengamati anak-anak untuk melihat kemampuan mereka dalam mengerjakan tugas sesuai dengan usia. Hal

ini bisa berkaitan dengan keahlian dalam mengurus diri sendiri, seperti berpakaian. Selain itu, terapis akan merekam

keseharian anak dalam video. 

Video ini selanjutnya digunakan untuk mempelajari reaksi anak terhadap lingkungan yang kemudian menjadi alat

analisa untuk mengukur tingkat perhatian, keterampilan bermain, respon terhadap sentuhan atau stimulus lainnya.

Termasuk keahlian motorik seperti postur, keseimbangan, agresi atau tipe tingkah laku lainnya serta interaksi antara

anak dan pengasuhnya. 

Manfaat terhadap anak 

Secara umum, terapi ini bertujuan membantu penderita autisme memperbaiki kualitas hidup, baik di rumah maupun

di sekolah. Terapis akan membantu mengenalkan, mempertahankan, dan meningkatkan keterampilan. Dengan cara

ini, penderita autisme diharapkan bisa hidup semandiri mungkin. Terapi ini membantu meningkatkan keterampilan

penderita autisme di bidang: 

Keterampilan sehari-hari, seperti latihan menggunakan toilet, berpakaian, menggosok gigi, dan keterampilan

lainnya Keterampilan motorik halus yang diperlukan untuk memegang objek saat menulis atau memotong sesuatu

dengan gunting

Keterampilan motorik kasar yang digunakan untuk berjalan atau mengendarai sepeda Duduk, postur atau keterampilan persepsi, seperti menerangkan perbedaan antara warna, bentuk, dan

ukuran

Keahlian visual seperti membaca dan menulis Bermain, mengatasi masalah, mengurus diri sendiri, berkomunikasi dan keterampilan sosial

Dengan membantu keterampilan di atas, penderita autisme bisa melakukan hal-hal berikut: 

Berteman dan membangun hubungan

Belajar fokus dalam mengerjakan tugas

Belajar mengontrol keinginan

Mengekspresikan perasaan dengan cara-cara yang lebih tepat

Bermain dengan teman Belajar mengontrol diri sendiri

Page 31: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Anda tertarik? Terapi ini telah tersedia di Jakarta, berkonsultasilah dengan dokter untuk menemukan rujukan terapis

yang tepat. (IK/OL-08)

Sumber : http://www.mediaindonesia.com

Penulis : Ikarowina Tarigan <!--[if !supportLineBreakNewLine]-->

<!--[endif]-->

Terapi Autis Dengan Binatang Peliharaan

Vera Farah Bararah - detikHealth

Jakarta, Memelihara binatang peliharaan di rumah selain sebagai hobi juga

memiliki manfaat lain, salah satunya adalah sebagai terapi bagi anak autis.

Terapi ini dilakukan oleh bocah penderita autis berusia 11 tahun bernama

Milo yang melakukannya bersama anjingnya bernama Chad.

Hubungan yang terjadi antara manusia dengan binatang peliharaannya memang

memiliki efek yang langsung, meskipun efek ini belum bisa dijelaskan melalui penelitian

ilmiah. Tapi hubungan yang terjalin antara Milo dan Chad melampaui hubungan yang

secara umum terjadi.

"Dalam seminggu saya melihat perubahan yang sangat besar pada dirinya, setelah

sebulan dia menjadi lebih tenang serta bisa berkonsentrasi dan berkomunikasi dalam

jangka waktu yang lebih lama," ujar Nyonya Vaccaro yang merupakan ibu dari Milo,

seperti dikutip dari New York Times, Jumat (9/10/2009).

Dr Melissa A Nishawala seorang direktur klinis pelayanan autis-spectrum di Child Study

Center at New York University menambahkan dirinya melihat perubahan yang nyata

pada diri Milo yang menjadi lebih tenang dan bisa berkomunikasi meskipun yang terlihat

anjing tersebut hanya duduk diam di dalam ruangan. Akibat perubahan yang mendalam

pada diri Milo, kini Vaccaro dan Dr Nishawala mulai mencoba untuk menghentikan

pengobatan yang digunakan oleh Milo.

Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development

yang merupakan bagian dari Institut Kesehatan Nasional juga memulai usaha untuk

Page 32: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

mempelajari apakah hewan-hewan peliharaan ini dapat memiliki efek nyata terhadap

kesejahteraan dari anak-anak.

Untuk itu diperlukan lebih banyak lagi penelitian ilmiah yang bisa menjelaskan manfaat

dari terapi tersebut, terutama pengaruhnya terhadap perkembangan anak. Karena

selama ini sebagian penelitian hanya berfokus pada interaksi negatif dari hewan

peliharaan saja, seperti memelihara binatang bisa menyebarkan penyakit.

Di Children's Hospital of Orange County di California Selatan, misalnya, puluhan

relawan secara rutin membawa anjingnya untuk mengunjungi pasien anak-anak yang

dirawat karena penyakit serius. Biasanya anak-anak tersebut sering mengalami sedih,

cemas atau depresi. Hal terpenting adalah binatang peliharaan tersebut harus bebas

dari segala macam penyakit dan telah mendapatkan vaksinasi dengan benar.

"Anjing-anjing yang dibawa oleh para relawan tersebut bisa mencerahkan anak-anak,"

kata Emily Grankowski, yang mengawasi program terapi hewan peliharaan di rumah

sakit.

Diharapkan nantinya terapi binatang peliharaan ini bisa memunculkan pengobatan baru

dalam menyembuhkan anak yang sering mengalami depresi, sedih atau anak dengan

autis. Namun, tidak menutup kemungkinan terapi ini juga bisa dilakukan untuk orang

dewasa.

Terapi Lumba-lumba untuk Anak Autisme

Penulis : Ikarowina Tarigan

LUMBA-lumba termasuk salah satu hewan yang cerdas di dunia.

Selain membantu mengarahkan kapal di lautan, para peneliti juga menemukan kalau

lumba-lumba bisa membantu mereka yang menderita gangguan saraf, khususnya

anak-anak autisme. Terapi lumba-lumba (dolphin therapy) diklaim bisa meningkatkan

kemampuan berbicara dan keahlian motorik anak-anak penderita autisme.

Apa itu dolphin therapy? Terapi ini dimulai oleh antropolog Dr Betsy Smith di awal

Page 33: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

tahun 70-an setelah melihat efek terapis lumba-lumba pada saudaranya yang

mengalami gangguan saraf. Selanjutnya terapi ini dikembangkan oleh Dr Nathanson di

the Dolphin Human Therapy centre di Florida, AmeriKa. Nathanson mempelajari

interaksi antara lumba-lumba dengan anak-anak penderita keterbelakangan mental dan

mendapatkan respon baik dengan dibukanya pusat-pusat terapi lumba-lumba lain di

seluruh dunia.

Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas sensori anak. Dalam program yang

berlangsung di kolam renang dengan lumba-lumba ini, terapis akan membantu anak-

anak autisme. Anak-anak akan diminta untuk berenang, menyentuh, memberi makan

atau mengelus-elus hewan tersebut. Selanjutnya terapis akan bekerja dan membantu

pada area tertentu seperti berbicara, bertingkah dan keahlian motorik. Terapis akan

mendisain program sesuai dengan kebutuhan anak.

Terapi lumba-lumba ini tidak bisa menyembuhkan sepenuhnya. Tetapi bisa meredakan

beberapa gejala autisme dengan cara menguatkan proses penyembuhan mereka. Para

peneliti yang mengambil sampel darah sebelum dan sesudah anak melakukan terapi

menemukan adanya perubahan hormon endorphin dan enzim-enzim serta T-cells. Akan

tetapi, proses perubahan ini, menurut peneliti, belum diketahui penyebab pastinya.

Penelitian mengenai lumba-lumba dan autisme ini terus dilakuan, tetapi para ilmuwan

juga telah menemukan beberapa hipotesis bahwa menyatu dan bermain dengan lumba-

lumba akan membangkitkan respon emosional yang mendalam dan memicu pelepasan

perasaan dan emosi yang mendalam. para peneliti meyakini, anak-anak lebih responsif

terhadap terapi karena mereka bermain di lingkungan yang menyenangkan.

Mereka termotivasi untuk menyelesaikan tugas, mereka gembira sehingga lebih

memperhatikan tugas yang diberikan terapis. Selain itu, lumba-lumba dinyatakan bisa

merasakan area yang tidak berfungsi penuh dan trauma fisik di tubuh manusia dan

mereka memotivasi anak-anak untuk menggunakan area-area ini.

Suara

Dari sisi lain, proses pemulihan sama dengan terapi suara. Ritme dan suara vibrasi

membantu membangkitkan perubahan mood. Menurut Dr Cole, ketua  Aquathought

Foundation, berenang dengan lumba-lumba bisa menciptakan perubahan sel-sel

psikologi dan jaringan dalam tubuh.

Page 34: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Lumba-lumba, terang Cole, mempunyai sonar alami. Mereka akan memancarkan

gelombang ultrasound untuk menentukan lokasi benda dan untuk berkomunikasi. Bunyi

yang dikeluarkan lumba-lumba, terang dia lagi, sangat kuat sehingga bisa

menyebabkan pembentukan lubang di struktur molekul-molekul cairan dan jaringan

lunak.

Cole meyakini bahwa frekuensi sinyal lumba-lumba berpengaruh kuat terhadap otak

manusia dengan cara memodifikasi aktivitas gelombang otak. Hasil tes yang dilakukan

pada manusia menunjukkan kalau bunyi ini bisa mengubah frekuensi otak manusia dari

beta menjadi alpha.

Bunyi ini membuat kedua belahan otak lebih sinkron sehingga komunikasi antara otak

kanan dan kiri menjadi jauh lebih baik. Selain itu, terapi lumba-lumba ini juga

dinyatakan bisa membuat perubahan emosi yang kuat, menenangkan anak-anak,

meningkatkan kemampuan komunikasi dan konsentrasi, memperbaiki fungsi motorik

dan koordinasi, membuat kontak mata, senyum, tawa, dan daya sentuh anak semakin

baik, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh. (OL-08)

Terapi Musik Dorong Perubahan Positif Autisme

Penulis : Ikarowina Tarigan

TERAPI musik tidak hanya berfungsi memfasilitasi perubahan

positif pada perilaku manusia dewasa tetapi juga mempunyai

pengaruh positif pada anak penderita autisme. Musik, menurut

penelitian berperan sebagai rangsangan luar yang membuat anak nyaman, karena

tidak terlibat kontak langsung dengan manusia.

Manfaat terapi

Meningkatkan perkembangan emosi sosial anak. Saat memulai suatu hubungan,

anak autisme cenderung secara fisik mengabaikan atau menolak kontak sosial yang

ditawarkan oleh orang lain. Dan terapi musik membantu menghentikan penarikan diri ini

Page 35: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

dengan cara membangun hubungan dengan benda, dalam hal ini instrumen musik.

Anak-anak autisme, berdasarkan hasil studi, melihat alat musik sebagai sesuatu yang

menyenangkan. Anak-anak ini biasanya sangat menyukai bentuk, menyentuh dan juga

bunyi yang dihasilkan. Karena itu, peralatan musik ini bisa menjadi perantara untuk

membangun hubungan antara anak  autisme dengan individu lain.

Membantu komunikasi verbal dan nonverbal. Terapi musik juga bisa membantu

kemampuan berkomunikasi anak dengan cara meningkatkan produksi vokal dan

pembicaraan serta menstimulasi proses mental dalam hal memahami dan mengenali.

Terapis akan berusaha menciptakan hubungan komunikasi antara perilaku anak

dengan bunyi tertentu. 

Anak autisme biasanya lebih mudah mengenali dan lebih terbuka terhadap bunyi

dibandingkan pendekatan verbal. Kesadaran musik ini dan hubungan antara tindakan

anak dengan musik, berpotensi mendorong terjadinya komunikasi.

Mendorong pemenuhan emosi. Sebagian besar anak autisme kurang mampu

merespon rangsangan yang seharusnya bisa membantu mereka merasakan emosi

yang tepat. Tapi, karena anak autisme bisa merespon musik dengan baik, maka terapi

musik bisa membantu anak dengan menyediakan lingkungan yang bebas dari rasa

takut.

Selama mengikuti sesi terapi, setiap anak mempunyai kebebasan untuk

mengekspresikan diri saat mereka ingin, sesuai dengan cara mereka sendiri. Mereka

bisa membuat keributan, memukul instrumen, berteriak dan mengekspresikan

kesenangan akan kepuasan emosi. Selain itu, terapi musik juga membantu anak

autisme dengan:

Mengajarkan keahlian sosial

Meningkatkan pemahaman bahasa

Mendorong hasrat berkomunikasi

Mengajarkan anak mengekpresikan diri secara kreatif

Mengurangi pembicaraan yang tidak komunikatif

Mengurangi pengulangan kata yang diucapkan orang lain secara instan dan

tidak terkontrol.

Page 36: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Sesi terapi

Terapi musik akan dirancang, dijalankan, dan dievaluasi sesuai

dengan kebutuhan masing-masing anak. Selama terapi anak akan

dilibatkan dalam beberapa aktivitas seperti:

Mendengarkan musik atau kreasi musik

Memainkan alat musik

Bergerak mengikuti irama musik

Bernyanyi (ol-08)

Terapi Komprehensif Autisme

Penulis : Eni Kartinah

BAGI kalangan pemerhati autisme nama Oscar Yura Dompas tentu tidak asing lagi.

Oscar adalah penyandang autisme yang bisa mencapai pendidikan tinggi. Pada 2007,

ia menyandang gelar sarjana pendidikan yang diraihnya dari Universitas Atmajaya.

Pencapaian tersebut hanyalah satu dari banyak kisah sukses penyandang autisme.

Banyak pihak membuktikan penyandang autisme juga bisa berprestasi."Dengan

penanganan yang tepat, gejala-gejala autisme dapat diminimalkan dan potensi

penyandangnya dapat diminimalkan," ujar Ketua Yayasan Autisme Indonesia dr Melly

Budhiman SpKJ di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Melly, ada beberapa terapi yang perlu diterapkan pada penyandang autisme.

Meliputi terapi dari dalam dan luar. Salah satu terapi dari dalam adalah terapi

biomediak. Tujuan terapi itu adalah mencari faktor gangguan dalam tubuh anak autis

yang bisa mengganggu fugsi otaknya. Terapi ini dijalankan dengan analisis

laboratorium terhadap darah, rambut, urine, dan feses. Juga, pemeriksaan kolonoskopi

bila ada indikasi.

"Dari penelitian, makin banyak ditemukan adanya gangguan biomedis pada anak-anak

autis yang menyebabkan gangguan pada fungsi otaknya. Seperti, morfin yang berasal

dari susu sapi (casomorphin) dan dari gandum (gluteomorphin), adanya logam beracun

Page 37: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

seperti merkuri, timbal hitam, dan arsenik," jelas melly.

Selain itu, penelitian menunjukkan penyandang autisme kerap kali memiliki pencernaan

yang buruk, metabolisme yang kacau, dan alergi terhadap banyak jenis bahan

makanan. Banyak pula yang mengalami peredaran darah dan oksigenasi di otak kurang

bagus.

Analasisi yang digunakan dalam terapi biomedis berguna untuk mengetahui faktor

gangguan mana saja yang terdapat dalam tubuh si anak. Bila sudah ditemukan, faktor

gangguan tersebut harus dihilangkan atau diminimalkan.

Sebagai contoh, bila hasil analisis menyatakan anak alergi susu, pemberian susu harus

disetop. Demikian juga bila hasil analisi menyatakan adanya logam berat dalam tubuh

si anak maka harus dilakukan upaya menghilangkannya. Dengan perbaikan tersebut,

diharapkan fungsi otak akan membaik dan gejala autisme dapat ditekan.

Sayangnya, tidak semua analisis dalam terapi biomedis bisa dilakukan di di Indonesia.

Beberapa analisis harus dilakukan di luar negeri. Selain terapi biomedis, ada pula terapi

oksigen hiperbarik yang bertujuan untuk memperbaiki oksigenasi otak penyandang

autisme.

Terapi luar

Pada kesempatan terpisah, psikolog Tri Gunadi dari Pusat Terapi Tumbuh Kembang

Anak Yayasan Medical Excercise Therapy (Yamet) mengungkapkan penyandang

autisme juga memerlukan terapi luar. Meliputi, terapi wicara, perilaku, okupasi, dan

terapi integrasi sensori.

"Terapi sensori integrasi menekankan pada kemampuan sensorik, adaptasi, dan

regulasi diri untuk memperbaiki emosi dan kontrol diri," ujar Tri di Jakarta beberapa

waktu lalu.

Sedang terapi perilaku bertujuan memperbaiki perilaku, kontak mata, pemahaman

instruksi, menanamkan konsep, dan inisiasi untuk bicara. Sementara itu, terapi okupasi

bertujuan meningkatkan atensi, konsentrasi, kemampuan adaptasi, kemadirian, dan

persiapan motorik halus.

"Selanjutnya terapi wicara untuk membantu kemampuan berkomunikasi," terang Tri.

Tri menegaskan orang tua penyandang autisme harus memiliki pola asuh yang jelas,

Page 38: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

tegas, dan konsisten.

Melly menambahkan jumlah penyandang autisme terus meningkat di seluruh dunia,

tidak terkecuali di Indonesia. Sayangnya sampai saat ini Indonesia belum pernah

melakukan survei.

"Penyandang autisme tersebar dari Sabang sampai Merauke, sedangkan jumlah dokter

yang mempelajari autisme sangat sedikit dan terbatas di kota-kota besar."

Terapi autisme membutuhkan biaya yang sangat besar, mencapai puluhan hingga

ratusan juta rupiah."Sampai saat ini, bantuan dari pemerintah untuk penanggulangan

autisme sama sekali belum ada," kata Melly.

Terapi Anak Autis, Lakukan Sedini Mungkin

KOMPAS.com - Banyak orang yang menyebut gangguan autistik tidak dapat

disembuhkan dan hanya bisa disembuhkan sedikit lewat berbagai terapi. Namun terapi

yang dilakukan sedini mungkin, yakni saat anak berusia 18 bulan, ternyata

menunjukkan perkembangan yang pesat. Bahkan, pada anak autis ringan, tingkat

kecerdasannya bisa sama dengan anak normal.

Mencurigai adanya gejala autisme memang tidak mudah. Untuk bisa melakukan

diagnosa yang tepat tentu dibutuhkan ketajaman dan pengalaman klinis. Namun para

ahli menyarankan agar orangtua tidak mengabaikan setiap gejala austis yang muncul

pada anak.

Dalam sebuah studi yang dilakukan pada 48 anak di Amerika Serikat menunjukkan,

terapi perilaku yang diterima anak saat berusia 18 bulan selama 2 tahun menunjukkan

perkembangan yang pesat. Anak-anak berusia 18-30 bulan tersebut secara acak

menerima terapi "Early Start Denver" dan sisanya menerima terapi yang kurang

komperhensif.

Terapi yang disebut Early Start Denver itu difokuskan untuk mengembangkan

kemampuan interaksi sosial dan komunikasi anak. Misalnya saja, terapis atau orangtua

Page 39: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

secara berulang mendekatkan mainan di dekat wajah anak untuk merangsang anak

melakukan kontak mata. Atau, orangtua memberi hadiah bila anak menggunakan kata

saat meminta mainan.

Anak-anak tersebut melakukan terapi selama 4 jam, lima hari dalam seminggu,

ditambah minimal 5 jam terapi pada akhir pekan dari orangtuanya. Setelah dua tahun,

tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak itu rata-rata naik 18 poin dibandingkan dengan anak

dari kelompok terapi lain.

Selain IQ, kemampuan berbahasa anak juga berkembang pesat. Ashton Faller adalah

salah satu anak yang menerima terapi ini sejak ia berusia dua tahun. "Sebelumnya ia

tak bisa mengucapkan satu kata pun, tak pernah kontak mata, dan selalu menyendiri,"

kata Lisa Faller, ibunya.

Setelah dua tahun menerima terapi Early Start Denver ini, kini Asthon yang sudah

berusia 6 tahun bersekolah di sekolah umum, meski masih mengalami sedikit

keterlambatan keterampilan sosial. "Tak ada orang yang percaya ia autis," kata Faller.

AN

Ikan Lumba-lumba Bantu Terapi Stroke dan Autis JAKARTA - Ikan lumba-lumba hidung botol ternyata bisa membantu terapi pengobatan untuk beberapa jenis

penyakit. Di antaranya, stroke, autis, kanker, bahkan hingga down syndrom atau depresi berat. Bagaimana rasanya

diterapi oleh lumba-lumba? Bisa rasa takut atau geli.

Ternyata ikan lumba-lumba yang dikenal sebagai mamalia sahabat manusia itu bisa membantu pengobatan terapi

untuk jenis penyakit yang belum ada obatnya, Kepala Pusat Riset Teknologi Kelautan Departemen Kelautan dan

Perikanan (DKP), Aryo Hanggono, menyatakan bahwa saat ini tim peneliti dari lima bidang keilmuan, yakni biologi

kelautan, kedokteran hewan, psikologi, kedokteran, dan akustik sedang melakukan penelitian terhadap lumba-lumba

yang membantu terapi pengobatan untuk beberapa pasien yang bertempat di salah satu hotel di Bali.

"Kami mencoba mencari penjelasan ilmiah mengapa ikan lumba-lumba bisa membantu pengobatan," katanya.

Penelitian yang dimulai semenjak 3 - 4 bulan yang lalu ini, kata dia, memang menunjukkan hasil positif. Buktinya

pada uji terhadap salah seorang tokoh masyarakat Bali yang menderita stroke lumpuh kaki tampak menunjukkan

perbaikan. Ketika sebelum terapi kaki tidak bisa digerakkan, namun setelah menjalani terapi akhirnya kakinya bisa

digerakkan, bahkan saat ini si pasien sudah bisa berjalan kaki. Lama terapi pertama bagi pasien stroke ini adalah 10

Page 40: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

hari dan selesai pada akhir 2007 kemarin. Namun pada awal 2008 ini, terapi pasien stroke itu dilanjutkan kembali.

Kenyataannya, si pasien yang sudah berumur itu, kini sudah mulai bisa berjalan kembali.

"Ikan lumba-lumba itu memiliki kemampuan melakukan terapi baik melalui totokan, gigitan halus, kibasan tubuh,

serta gelombang suara dari ikan ini," paparnya.

Selain itu uji juga dilakukan kepada salah seorang pasien yang mengidap kanker. Untuk pasien penyakit kanker saat

ini terapi sudah berjalan selama seminggu. Aryo menyatakan, penjelasan mengenai tata cara ikan lumba-lumba

memberikan terapi memang agak unik. Yakni, seorang pasien yang akan menjalani terapi harus ikut berenang

dengan ikan lumba-lumba. Pasien tersebut dengan menggunakan pelampung ikut berenang dalam kolam air laut di

mana lumba-lumba itu berada.

Untuk tahap pertama, biasanya tahap adaptasi di mana lumba-lumba hanya mengitari pasien yang mengapung di

kolam. Baru tahap berikutnya, lumba-lumba akan menunjukkan reaksi dan mencoba berkomunikasi dengan pasien.

Mulai totokan di kaki, tubuh, kepala, gigitan lembut, bahkan kibasan tubuh. Uniknya, bagian tubuh pasien yang

ditotok atau disentuh oleh ikan lumba-lumba itu setiap harinya berbeda, sehingga tampak sistematis. Seolah ikan

yang biasa dilatih untuk atraksi permainan ini tahu di mana letak saraf pasien yang mengalami sakit.

"Ini bukan pengobatan alternatif. Melainkan hanya komplemen. Jadi pengobatan medisnya tetap jalan. Terapi lumba-

lumbanya juga jalan. Ini masuk kategori bioakustik," paparnya.

Penelitian terhadap potensi ikan lumba-lumba sebagai terapi ini memang akan terus dikembangkan. Bahkan kata

dia, pada program penelitian tahun 2008 ini diprioritaskan untuk mengetahui pola spektrum dari gelombang suara

lumba-lumba untuk pengobatan. Yakni pola seberapa besar spektrum frekuensi gelombang suara dari lumba-lumba

itu untuk terapi berdasarkan jenis penyakit si pasien. Sebab, dari hasil rekam sonar frekuensi gelombang suara

memang ada yang berbeda untuk tiap jenis penyakitnya.

Untuk itu para peneliti berniat untuk mengetahui polanya. "Sebab ternyata spektrum gelombang suara yang

dikeluarkan ikan ini menunjukkan pola yang berbeda untuk jenis penyakit yang berbeda pula. Inilah yang masih kita

pelajari," paparnya.

Di dunia medis, memang selama ini ada asumsi bahwa ikan lumba-lumba bisa membantu terapi. Namun itu hanya

sebatas kepercayaan, dan belum ada pembuktian ilmiah. Bahkan Amerika Serikat juga meneliti ikan ini secara serius

yang langsung ditangani oleh angkatan laut negara Paman Sam tersebut. Tentu saja, ikan lumba-lumba untuk sirkus

dan terapi cara melatihnya berbeda.

Menurut Aryo, ikan lumba-lumba yang bisa dilatih untuk melakukan terapi adalah jenis jantan. Apabila riset ilmiah

terhadap ikan ini berhasil, maka itu akan sangat potensial bagi dunia pengobatan di Indonesia. Sebab lautan di

Indonesia memang melimpah ikan lumba-lumba jenis hidung botol. Namun tentu cara penangkapannya akan

menemui kesulitan. Apalagi jika yang ditangkap adalah lumba-lumba betina guna dikembangbiakkan. Sebab

biasanya perilaku ikan yang berkelompok ini, betina biasanya dilindungi oleh banyak lumba-lumba jantan.

"Kami berencana menangkap empat ekor ikan lumba-lumba tahun ini, untuk kemudian kami teliti dan

kembangbiakan di pusat penelitian kami di Bali," ujarnya.

Peneliti Bioakustik DKP, Agus Cahyadi menyatakan bahwa fokus penelitian tahun 2008 ini tidak hanya dilakukan

kelanjutan terapi namun juga komparasi dengan hasil pengobatan medis. Sehingga dilakukan pembuktian secara

medis atas hasil terapi yang dilakukan oleh pasien subyek penelitian. Selain itu juga dilakukan analisa spektrum

akuistik gelombang suara yang dikeluarkan ikan lumba-lumba per perlakuan terapi. Yakni berapa besar gelombang

suara yang dikeluarkan apabila untuk badan atau kepala pasien.

Page 41: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Meski demikian, Agus mengaku belum bisa memecahkan rahasia mengapa ikan lumba-lumba bisa mengerti bagian

tubuh yang sakit dari si pasien sehingga melakukan perlakuan terapi di sana. "Kita masih dalam pengkajian

mengapa lumba-lumba seolah tahu di mana bagian tubuh pasien yang sakit. Mereka mencari sendiri dan tidak ada

yang mengarahkan," tandasnya.

Buktinya menurut dia, bottle nose dolphin atau tursiops truncactus itu bisa bekerja dengan baik. Selama 10 kali terapi

yang diberikan kepada 13 anak penyandang autis. Untuk penelitian ini, Tim DKP melibatkan pakar psikologi

Australia, Jepang, dan Indonesia untuk menganalisa perkembangan mental si pasien.

Agus menjelaskan melalui 10 kali terapi pada penderita autis, dari 8 kriteria yang dinilai, 3 di antaranya menunjukkan

hasil memuaskan. Yakni, terkait emosi, kontak mata, dan ketenangan. "Lima kriteria lainnya, yaitu kelincahan,

motorik, rileksasi, fokus, dan perhatian belum menunjukkan hasil," tandasnya.

Untuk proses terapi, biasanya adaptasi membutuhkan waktu 1 hari. Kemudian tahap selanjutnya, peneliti

mengumpulkan rangkaian transmisi suara lumba-lumba yang direkam melalui hidrophon. Setelah dilakukan analisis

bioakustik, dalam satuan tiap 30 menit terdapat spektrum akustik gelombang optimal. Bioakustik, merupakan ilmu

yang mempelajari suara dalam air, baik yang ditransmisikan maupun yang diterima.

"Kami harus mengonfirmasikan dengan kalangan kedokteran potensi frekuensi tersebut terhadap penderita stroke.

Namun, terapi ini akan dikembangkan untuk metode penyembuhan kanker," ujarnya.(Abdul Malik/Sindo/mbs)

Terapi Oksigen, Harapan Penderita Autis

Oksigen murni bisa mengurangi inflamasi atau pembekakan di otak Irma Kurniati

VIVAnews – Dalam beberapa tahun terakhir, para peneliti mengembangkan terapi oksigen hiperbarik (hyperbaric oxygen treatment) untuk mengatasi masalah autisme pada anak. Terapi oksigen hiperbarik ini dilakukan dengan cara memberikan oksigen tekanan tinggi untuk memperbaiki kerja otak.  Pada penderita autisme, terjadi gangguan pada fungsi otak, salah satunya karena kekurangan oksigen sejak lahir atau bahkan selama dalam kandungan. Dengan terapi oksigen inilah kerusakan pada otak bisa diminimalisasi.Menurut penelitian yang diungkap di jurnal Bio Medical Centre (BMC) Pediatrics, oksigen murni bisa mengurangi inflamasi atau pembekakan di otak dan meningkatkan asupan oksigen di sel-sel otak.

Page 42: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Terapi ini dilakukan dengan sebuah alat berupa tabung dekompresi. Penderita autisme masuk ke dalam tabung itu lalu dialiri oksigen murni dan tekanan udara ditingkatkan menjadi 1,3 atmosfer.Cara ini rupanya cukup efektif. Pemberian terapi oksigen hiperbarik secara rutin menunjukkan perbaikan pada kondisi saraf dan mengatasi cerebral palsy. Terapi ini banyak dipilih di beberapa negara dan para peneliti terus mengembangkannya.Dan Rossignol dari International Child Development Resource Centre, Florida, AS, melakukan penelitian terhadap 62 penderita autisme berusia 2-7 tahun. Responden diberi terapi oksigen selama 40 menit setiap hari selama sebulan dengan asupan oksigen 24% dan tekanan udara 1,3 atmosfer.Hasilnya, terjadi peningkatan hampir di seluruh fungsi organ tubuh, seperti sensor gerak, kemampuan kognitif, kontak mata, kemampuan sosial, dan pemahaman bahasa.“Kita memang tidak bicara tentang penyembuhan, kita bicara tentang kemajuan kondisi dan tingkah laku penderita. Dengan itu anak autis bisa memperbaiki fungsi kerja otak dan kualitas hidupnya,” kata Rossignol seperti dikutip dari www.bbc.co.uk.Rossignol sendiri telah membuktikan efektivitas terapi ini pada kedua anaknya yang menderita autisme. Ia mengatakan temuan ini belum berakhir dan masih akan mengembangkan untuk mencari hasil yang lebih optimal.• VIVAnews

Autis Bisa Disembuhkan dari Lingkungan

 Penyakit autis bisa disembuhkan dengan lingkungan yang tegas dan konsistenHadi Suprapto

VIVAnews - Sebagian besar orang berani membayar mahal mengobati anak yang terkena penyakit autis. Namun, banyak yang tak tahu autis bisa disebuhkan melalui lingkungan sekitar.Autis merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang ditandai dengan gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi, dan interaksi sosial.Imaculata Umiati, Kepala Sekolah Asrama Imaculata, menyatakan, penyakit autis bisa disembuhkan dengan lingkungan yang tegas dan konsisten. Melalui sikap ini, anak yang

Page 43: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

berkebutuhan khusus bisa menerapkan kemandirian."Anak autis sebagian besar tidak bisa memanfaatkan kecerdasan yang dimiki untuk dirinya," kata dia kepada VIVAnews di Jakarta, Minggu 8 Maret 2009.Sikap tegas bisa dilakukan dengan memberi sanksi sosial. Misalnya, saat anak merebut makanan orang lain, bisa diberi sanksi dengan tidak memberi makan. Memang, Ima mengakui, langkah ini terkesan tidak manusiawi. Namun itu harus dilakukan agar anak bisa mengerti akibatnya. Orangtua harus berani memberi tugas kepada penderita agar bisa menyelesaikan kebutuhan sehari-hari tanpa bantuan orang lain, seperti makan, mandi, dan mencuci baju. Orangtua harus memaksakan anak tanpa kompromi.Bahkan, penderita juga harus dilatih mengerjakan tugas sosial, seperti menyapu, mengepel lantai. "Kalau dipaksakan mereka bisa, karena mereka memiliki kemampuan itu," ujar Ima.Bagi penderita autis tipe pemberontak, dia mengatakan, anak juga harus dipaksakan mengerti alternatif pilihan lain. Jika anak hanya mau melalui jalur A, cobalah agar anak bisa melalui jalur selain A. "Anak autis tidak akan menerima. Cuma ini harus dicoba, tanpa paksaan anak tidak akan bisa sembuh," katanya.Ima melarangan anak autis diberi obat penenang. Sebab, pemberian obat hanya akan memberi ketenangan sementara. Bukan kesembuhan.Memang, Ima mengakui, penyembuhan penyakit autis ini hanya bisa mengubah perilaku dan kemandirian. Sedangkan soal kecerdasan, Ima pesimistis anak autis bisa kembali normal. "Yang paling penting anak itu bisa mandiri, tanpa merepotkan," katanya

Terapi Musik untuk Bangkitkan Konsentrasi Anak Autis

Senin, 21 Januari 2008 - 15:35 wib

SALAH satu metode untuk menangani anak autis yakni memberikan pelajaran musik untuk

menggugah konsentrasi mereka. Koordinator sekolah musik Gita Nada Persada Hani Yulia

Adinda menyatakan, ada dua tahapan pembelajaran musik anak autis, yakni tahap dasar dan

lanjutan.

Pada tahap dasar, anak autis cukup diberikan pengenalan nada saja, misalnya suara ketukan

Page 44: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

maupun bunyi-bunyian alat musik seperti drum. Setelah mengenal nada dasar, kemudian siswa

masuk tahap lanjutan dengan diberikan musik yang lebih beralur seperti piano. Untuk sampai

pada tahap lanjutan, tergantung keseriusan serta daya tangkap masing-masing anak autis. Agar

usaha membangkitkan konsentrasi siswa lebih cepat, sekolah musik Gita Nada Persada juga

mendatangkan psikolog untuk membantu pola berpikir anak autis. Untuk itu, tiap minggu ada

pelayanan konsultasi psikologi yang dilakukan bagi siswa Gita Nada persada.

''Namun, akhir-akhir ini yang minta bantuan psikologi bukan si anak autis, melainkan guru musik

yang mengajarnya setiap hari. Maklum, tingkah laku anak autis yang berlebihan membuat

pikiran para guru tegang. Jadi, mereka membutuhkan bantuan psikolog," papar Adinda sambari

tersenyum.

Selain itu, peranan orangtua juga menjadi faktor penentu keberhasilan anak autis menjalani

hidup, baik dari pola kehidupan sehari-hari siswa maupun ritme belajar yang dilakukan kepada

anak autis di rumah. "Jam tidur juga harus dijaga. Perhatian orangtua dituntut bisa

mengendalikan pola hidup anaknya. Kalau tidak, konsentrasinya bisa bubar," tuturnya.

Dengan belajar musik, anak autis bisa menemukan konsentrasinya. Nada dan ketukan musik

yang keluar dari piano dan drum mampu menembus arah pikirannya.

Seperti yang dilakukan Milka Rizki Bramasto (6), salah seorang siswa Gita Nada Persada. Dia

begitu tenang saat jemarinya menari di atas tuts piano meski suaranya tidak beraturan. Maklum,

Milka hanya bisa memainkan tiga tangga nada piano, yakni do, re, dan mi. Namun, dengan

bermain musik, dia sedikit bisa mengatur konsentrasi yang ada di pikirannya. Ketukan nada yang

keluar dari piano mampu menggugah daya ingat serta fokus seorang anak yang menderita autis.

Sesekali, Milka bertingkah berlebihan dengan memukul badan piano. Reaksi yang berlebihan

seperti itu sering dilakukan anak autis. Apa yang mereka inginkan juga harus segera terwujud.

Pengajar musik Gita Nada Persada Trie Aprianto menuturkan, mengajarkan musik kepada siswa

autis harus memiliki kesabaran tinggi.

Biasanya, para siswa sering bertingkah aneh. Pasalnya, antara tindakan serta pikirannya sering

tidak bisa menyambung. "Kalau pertama kali mereka bermain musik, biasanya marah-marah

tanpa sebab. Bahkan, ada yang sampai menangis histeris. Semua itu respons dari anak autis

melawan kesadaran mereka," ujar Arie ketika ditemui dalam Pentas Musik Gita Persada di Hotel

Santika, Surabaya. Untuk memahami musik, biasanya anak autis membutuhkan waktu dua tahun.

Sang anak juga bisa mengontrol dirinya sendiri. Untuk memberikan pelajaran, ada dua guru yang

Page 45: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

menangani seorang siswa. Satu guru bertugas mengajar cara bermain musik, sedangkan satu guru

lainnya memegang tubuh anak autis. Kalau tidak dilakukan dua guru, bisa kerepotan. "Kalau

tidak dua guru yang menangani, si anak autis bisa melompat-lompat dan main pukul. Jadi,

mereka harus diarahkan dengan tindakan ekstra," pungkasnya. (Sindo Sore//mbs)

Anak Autis Memerlukan Perhatian Orangtuanya

TAK satu pun orangtua yang mengharapkan anaknya lahir dengan masalah. Apalagi bila masalah itu

tidak segera terlihat seperti autis. Anak-anak yang terkena autis kini makin meningkat jumlahnya dan

mereka membutuhkan perhatian khusus, tidak saja orangtua dan keluarganya, tetapi juga masyarakat

dan institusi pemerintah.

Begitulah yang diungkap Gayatri, Ketua Umum Komunitas Masyarakat Peduli Autis dan ADHD

(Kompaa), Jumat (23/7).

Autis berbeda dengan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Seseorang dikategorikan ADHD

jika ia kurang perhatian atau hiperaktif (tidak dapat tenang) dan impulsif, atau keduanya. Kondisi ini

terjadi selama paling tidak enam bulan sehingga pertumbuhannya menjadi tidak sesuai dengan tingkat

pertumbuhan normal. Anak autis terganggu dalam interaksi sosialnya, berkomunikasi, serta bertingkah

laku dan tertarik pada sesuatu yang berulang, terbatas, dan khas.

Gangguan dalam interaksi sosial itu seperti rendahnya kemampuan berkomunikasi nonverbal: kontak

mata, ekspresi muka, dan gerak-gerik tubuh. Mereka tidak memiliki keinginan untuk berbagi kesenangan,

prestasi, atau keingintahuan dengan anak-anak lain. Mereka juga tidak mampu memberikan reaksi sosial

atau emosional seperti menunjukkan simpati saat orang lain bersedih, tidak membalas memeluk saat

dipeluk, atau tidak mampu membaca kemarahan di wajah orang lain.

Gangguan dalam komunikasi adalah terlambat atau tidak ada kemampuan berbicara. Kalaupun dapat

berbicara, tidak mampu memulai percakapan atau mempertahankan percakapan. Bahasanya cenderung

berulang-ulang, kaku, dan khas.

GAYATRI yang tinggal di Australia dan memiliki anak laki-laki (14) yang autis ini menuturkan, hingga saat

ini para ahli masih terus melakukan penyelidikan mengenai penyebab utama autis. Meskipun beberapa

penyebab, seperti komplikasi sebelum dan setelah melahirkan, vaksin MMR (Mumps, Measles, Rubella),

polusi lingkungan, genetik, virus, keracunan logam berat, serta alergi terhadap makanan tertentu disebut-

sebut sebagai penyebab, hingga saat ini para ahli sepakat bahwa belum ditemukan penyebab pasti.

Page 46: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Autisme merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang berat. Hampir pada seluruh kasus,

autisme muncul saat anak lahir atau pada usia tiga tahun pertama. Menurut penyelidikan di Amerika,

autisme terjadi pada 10 anak dari 10.000 kelahiran. Kemungkinan terjadinya empat kali lebih sering pada

bayi laki-laki dibanding bayi perempuan.

Statistik bulan Mei 2004 di Amerika menunjukkan, satu di antara 150 anak berusia di bawah 10 tahun

atau sekitar 300.000 anak-anak memiliki gejala autis. Dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 10-17

persen per tahun, para ahli meramalkan bahwa pada dekade yang akan datang di Amerika saja akan

terdapat 4 juta penyandang autis. Autisme terjadi di belahan dunia manapun. Tidak peduli pada suku,

ras, agama, maupun status sosial.

Dengan pertolongan ahli-berikut metode khusus dan terapi yang diperlukan-di negara maju tidak sedikit

anak-anak dengan kondisi autis ini tumbuh menjadi pribadi mandiri dan berhasil. Ini mengingat mereka

tidak semuanya berintelegensia rendah. Sebagian anak autis memiliki IQ di bawah rata-rata, sebagian

lagi normal, dan lainnya di atas rata-rata. Di Amerika dan Eropa, bahkan ada yang mencapai S3.

SECARA umum, anak autis dikatakan "sembuh" bila mampu hidup mandiri (sesuai dengan tingkat usia),

berperilaku normal, berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lancar serta memiliki pengetahuan

akademis yang sesuai anak seusianya.

Untuk "sembuh", banyak faktor yang menentukan. Di antaranya, tingkat keparahan autis, fasilitas

penunjang seperti dokter, terapis, dan sekolah khusus, kesiapan orangtua membantu sang anak, serta

dukungan dari masyarakat luas.

Karena itu, orangtua dengan anak autis tidak perlu berputus asa. Kasih sayang dan kesabaran adalah

kunci untuk membantu memandirikan anak autis. (LOK)

Terapi Sensory Integration

Pada kesempatan ini saya akan mengajak untuk mempelajari mengenai terapi SI (Sensory

Integration). Saat ini kita sering mendengar istilah terapi SI, akan tetapi masih banyak pula orang

tua yang masih belum memahami sepenuhnya tentang SI. Sebagai orang tua maka sudah

sepantasnya untuk mempelajari terlebih dahulu jenis terapi yang akan diberikan kepada anak,

jangan sampai pemberian terapi tersebut menjadi percuma dikarenakan tidak sesuai dengan

kebutuhan anak atau hanya dikarenakan mencoba-coba atau bahkan hanya mengikuti langkah

orangtua lain yang anaknya mengalami banyak kemajuan setelah mengikuti terapi jenis ini.

Sensory Integration merupakan suatu proses neurologi dalam mengatur dan

menterjemahkan input sensori, untuk dapat memberikan respon sesuai dengan input

tersebut. 

Page 47: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Bagian-bagian syaraf yang sangat banyak bekerja sama, sehingga seseorang dapat berinteraksi

dengan lingkungannya secara efektif. Tubuh kita dan lingkungan mengirim pesan ke otak

melalui indera kita, informasi tersebut diproses dan diorganisasi sehingga kita merasa nyaman

dan aman serta kita mampu merespon secara tepat sesuai situasi dan kondisi.

 

Konsep Sensory Integration merupakan karya yang dikembangkan oleh A. Jean Ayres,

PhD. OTR seorang Occupational Therapist.

Pada sebagian besar anak, kemampuan SI akan berkembang dengan sendirinya seiring dengan

aktivitas yang dilakukan oleh anak tersebut setiap hari. Anak akan banyak mendapat pengalaman

dan pembelajaran dari apa yang setiap hari dilakukannya. 

Akan tetapi hal ini terkadang tidak berlaku pada beberapa anak yang kemampuan SI-nya tidak

berkembang seefisien seharusnya. Ketika proses tersebut terganggu, sejumlah masalah dalam

proses belajar, perkembangan, ataupun tingkah laku bisa muncul.

Orang tua biasanya lebih mengenal dan mengerti anak mereka lebih daripada orang lain. Oleh

karena itu, mereka juga akan lebih tahu daripada orang lain ketika anak mereka sedang

menghadapi masalah ataupun mengalami hambatan. 

Jika seorang anak diduga memiliki gangguan SI, maka sebuah assessment dapat dilaksanakan

oleh seorang Occupational Therapist. Assessment biasanya terdiri dari beberapa test standard dan

observasi yang terstruktur sesuai usia perkembangan anak.

Assessment tersebut akan mengevaluasi kemampuan anak dalam merespon rangsangan sensori,

postur, keseimbangan, koordinasi, dll. 

Setelah hasil riset dan observasi dianalisa, terapis akan membuat rekomendasi mengenai terapi

yang dibutuhkan.

Anak dengan SI Dysfunction dikarenakan adanya gangguan dalam fungsi otak yang

menghambat kemampuan mengatur dan menterjemahkan informasi sensori motor.

SI Dysfunction mungkin menjadi sebagai penyebab dari adanya masalah seperti kesulitan

bicara, kesulitan konsentrasi, kekacauan social-emosional, gangguan perilaku dan

masalah-masalah lain. 

Jika terapi Sensory Integration direkomendasikan, maka anak akan dituntun melalui berbagai

aktivitas yang akan menantang kemampuan anak dalam memberikan respon yang sesuai

terhadap input sensori yang diterimanya.

Page 48: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Melatih keahlian-keahlian khusus bukanlah merupakan fokus dari jenis terapi ini. Dalam

melakukan suatu aktivitas terapi SI, yang menjadi fokus bukanlah hasil/end product, melainkan

proses anak dalam melakukan aktivitas tersebut. Dalam mengikuti sesi terapi SI, maka aktivitas-

aktivitas terapi hanyalah sebagai suatu media dan bukan menjadi target terapi. 

Dalam terapi SI, anak Anda akan dituntun untuk melakukan aktivitas yang menantang

kemampuannya dalam memberikan respon yang sesuai terhadap input sensori yang

diterimanya.

Terapi SI akan melibatkan aktifitas yang memberikan rangsangan yang dirancang sesuai dengan

kebutuhan anak untuk berkembang. Aktivitas tersebut juga dirancang untuk beangsur-angsur

meningkatkan tuntutan terhadap anak Anda untuk mampu membuat respon yang lebih teratur

dan lebih terstruktur. 

Penekanan lebih difokuskan pada bagaimana kualitas proses sensorimotor yang dilakukan oleh

anak dalam melakukan aktifitas tersebut, daripada mengajarkan atau melatih anak tersebut

tentang bagaimana cara memberikan respon atau bagaimana cara mendapatkan hasil aktifitas

yang sebaik mungkin. 

Melatih suatu keterampilan khusus jarang menjadi fokus dari terapi jenis ini. Akan tetapi pada

beberapa kasus, anak dilatih untuk melakukan keterampilan khusus bisa menjadi tujuan utama,

sehubungan dengan adanya kebutuhan untuk meningkatkan perkembangan harga diri anak atau

untuk menunjang kemampuan bersosialisasi dengan teman-teman sebayanya.

Salah satu aspek penting dari terapi yang menggunakan pendekatan SI adalah  motivasi anak. 

Physiology otak yang dilibatkan anak pada saat melakukan gerakan aktif, responsive, berbeda

dengan physiology otak yang dilibatkan pada saat anak hanya melakukan peragan pasif.

Aktivitas aktif akan sangat bergantung pada kemampuan inisiatif, perencanaan gerak,

pelaksanaan gerakan, dan kontrol gerakan, sehingga secara kualitas tampak lebih terkoordinasi.

Sedangkan pada aktifitas pasif, terkadang hanya memberikan sensasi ataupun gerakan yang tidak

sepenuhnya menuntut adanya respon dari anak. 

Keterlibatan aktif anak akan memberikan pengalaman dan pembelajaran yang terbaik

untuk menuntun ke arah pertumbuhan proses belajar dan pengaturan tingkah laku yang

lebih baik.

Ketika anak dilibatkan sevara aktif, dia memiliki kontrol yang lebih terhadap situasi dan kondisi

diri serta lingkungan. 

Page 49: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Dengan aktifitas pasif, kebalikannya, kita harus lebih hati-hati sebab anak terkadang kurang

dapat menunjukan tanda-tanda kesulitan dan tidak mempedulikan lingkungannya.

Oleh karena itu, untuk memberikan pengalaman dan pembelajaran yang efektif bagi anak maka

biasanya akan lebih menekankan pada partisipasi aktif dari anak.

Terapi yang menggunakan pendekatan Sensory Integration pada umumnya menarik bagi anak.

Ruang yang penuh dengan alat-alat yang menarik, lerengan untuk meluncur, ayunan, guling

besar untuk dipanjat, terowongan, tangga tali, berbagai macam ukuran bola, dll. akan sangat

menarik bagi seorang anak. 

Bagi anak, terapi SI merupakan bermain dan dapat kelihatan seperti bermain bagi orang dewasa

juga. Tetapi hal tersebut merupakan pekerjaan yang tidak mudah sebab terapis harus sangat

kreatif dan inovatif, sebab apabila aktivitas yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan anak

maka hal tersebut hanya akan bersifat bermain dan tujuan dari terpi SI menjadi tidak tercapai.

Banyak anak dengan gangguan sensori integration belum mampu bermain secara tepat tanpa

adanya arahan dari terapis. Menciptakan suasana bermain selama terapi SI dilakukan bukan

hanya untuk bergembira. Suasana tersebut sangatlah berguna sebab anak akan lebih tertarik dan

menikmati aktifitas terapi yang diberikan, dan dengan demikianlah efektifitas pelaksanaan sesi

terapi SI akan jauh lebih maksimal dibandingkan dengan anak yang kurang termotivasi dalam

mengikuti jalannya sesi terapi SI. 

Terapi SI haruslah mampu memberikan pengalaman dan pembelajaran yang terus berkembang

sehingga terus mampu memberikan pengalaman positif bagi anak. Namun demikian, tidak setiap

sesi terapi akan berjalan seperti yang kita harapkan, yaitu berjalan dengan efektif dan efisien.

Setiap anak pernah mengalami hari sulit.

Bahkan pada beberapa kasus, ada anak yang mengalami hambatan dalam beradaptasi ataupun

merasa kurang nyaman dengan berbagai macam alat dan aktifitas permainan. Oleh karena itu,

bagi beberapa anak memulai terapi SI bisa menjadi sesuatu proses yang sulit. Terapis yang

terlatih akan tahu seberapa besar dorongan yang seharusnya diberikan kepada seorang anak dan

boleh meminta bantuan orangtua dalam menolong anak untuk terlibat. 

Kemajuan dalam mengikuti terapi SI tidak bisa dipisahkan dengan peran aktif orang tua.

Orang tua sangat mengerti anak mereka, sehingga sangat berperan dalam memantau

perkembangan dan hambatan yang dialami anak. Orang tua juga sangat diharapkan untuk

mampu memberikan lingkungan yang kaya dengan stimulasi, sehingga anak akan terus

Page 50: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

mendapatkan pengalaman dan pembelajaran dari lingkungannya. Arahan dan tuntunan sangat

dibutuhkan oleh orang tua supaya mampu mewujudkan lingkungan yang sesuai dengan

kebutuhan anak. 

Sebuah home program harus diberikan oleh terapis untuk membantu orang tua di rumah dalam

melatih kembali anaknya.

Ketika pendekatan sensori integration berhasil, anak akan mampu secara otomatis memproses

informasi sensori secara kompleks dengan cara yang lebih efektif dari pada sebelumnya. Hal ini

memiliki sejumlah hasil penting. 

Peningkatan pada koordinasi gerak dapat dilihat dari kemampuan anak untuk melakukan tugas

motorik kasar atau halus dengan keterampilan yang lebih baik dan pada tingkat kesulitan yang

lebih tinggi dari yang diharapkan ketika anak belum mengikuti terapi.

Untuk anak yang pada mulanya menunjukkan masalah pada respon yang berlebihan atau kurang

terhadap rangsangan, respon yang lebih normal dapat membimbing ke arah penyesuaian emosi

yang lebih baik, meningkatkan keterampilan personal sosial, atau percaya diri yang lebih besar. 

Beberapa anak akan menunjukkan adanya perkembangan bicara dan bahasa, dll. Sangat sering,

orangtua melaporkan bahwa anak mereka kelihatannya lebih tenang, lebih perhatian, lebih

memiliki percaya diri, lebih cepat dalam mempelajari sesuatu kemampuan baru, serta sangat

menunjang kemajuan di berbagai program terapi lainnya.

 

Sumber :

(Ditulis oleh : Krisna Kurniawan, AMd.OT ; Occupational Therapy Consultant di PTA

Matahatiku, Bintaro Sektor 1, Telp : (021) 7364727)

Untuk :

(Bueitin LRD, 35, Juni 2007)

Terapi Anti Depresi Dapat Membantu Anak-Anak AUTIS

Page 51: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Sebagian besar anak-anak penderita autisme, yang disebabkan karena faktor genetika mengalami depresi, bisa mendapatkan perawatan obat-obatan anti depresi, seperti Prozac (fluoxetine), demikian pernyataan Dr. Robert DeLong, spesialis syaraf di Universitas Duke, Inggris.Pada sebuah jurnal Syaraf, edisi Maret 23, DeLong menyajikan suatu hipotesis baru mengenai dua pertiga dari anak-anak yang menderita autisme infantil. Kenyataannya anak-anak ini dapat disembuhkan. Ketidakselarasan genetika, merupakan bentuk serangan awal dari depresi yang parah. Argumentasi DeLong berdasarkan analisis genetika terkini, penelitian mengenai perilaku, kimia otak, dan analisis konsep-konsep pada anak-anak autis, melalui penelitian di Universitas Duke dan institut-institut lain. Hasil penelitian:"Penelitian mengenai genetika dan konsep-konsep otak, juga pemeriksaan ulang tentang gejala-gejala klasik dari autisme, menunjukkan bahwa banyak anak-anak autis menderita autisme bukan karena keturunan dan kami tahu cara mengatasinya," jelas DeLong. Anak-anak yang menderita autisme tampil seolah-olah mereka terbelenggu oleh pikiran mereka sendiri, sebab mereka tidak dapat mempelajari bahasa, atau keterampilan sosial yang dibutuhkan di lingkungannya. Autisme nyatanya merupakan spektrum dari ketidakselarasan dengan gejala-gejala yang hampir sama, kata DeLong. Anak-anak autis, pada tahun kedua dari kehidupan mereka biasanya kehilangan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang-orang di lingkungannya dan tidak berbicara, atau menggunakan bahasa, walaupun banyak di antara mereka mempunyai intelegensi yang normal. Ada penderita autisme yang disebabkan karena penyakit atau luka di daerah-daerah tertentu di otak, namun kasus yang terbanyak tidak diketahui, disebut sebagai kasus idiopatik. DeLong menyatakan bahwa 70 persen penderita ketidakselarasan yang tidak menyenangkan, seperti keterbelakangan mental atau gangguan pikiran yang menekan, bukan karena keturunan. "Beberapa tahun yang lalu saya perhatikan, bila kita melihat secara hati-hati gejala-gejala autisme, gejala-gejala tersebut lebih terlihat sebagai depresi dan ketidakselarasan mental," kata DeLong. "Anak-anak ini tidak memperlihatkan kegembiraan atau kespontanan yang biasanya tampak pada anak-anak normal. Dan mereka sering memperlihatkan secara ekstrim hentakan keinginan, kemarahan dan rasa takut yang berlebihan."De Long telah menemukan berbagai petunjuk, dari penelitian sekelompok anak autis, yang menderita autis karena ketidakselarasan genetik. Terlihat terjadi hal yang sama pada anak-anak ini, yaitu mereka dapat dirawat dengan pengobatan anti depresi.

Page 52: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

Ketika para peneliti mempelajari otak anak-anak yang menderita autisme idiopatik, mereka menemukan serotonin neurotransmitter yang sangat rendah di sebelah kiri otak pada daerah penggunaan bahasa. Serotonin juga penting untuk mempengaruhi suasana hati. Pada orang yang menderita depresi klinis, serotoninnya rendah sekali. "Pada perkembangan otak anak-anak, serotonin tidak saja berperan sebagai penerus informasi, tetapi juga sebagai agens (zat, kekuatan) pengembang yang mempengaruhi pertumbuhan otak," kata DeLong. "Bila peringkat serotonin di belahan otak kiri tidak mencapai peringkat kritis pada awal masa kanak-kanak, orang akan dapat melihat gejala-gejala seperti yang diderita autisme: terganggunya perkembangan kemampuan kognitif, sosial dan emosional."Penelitian terhadap orang-orang dengan otak yang mengalami pembedahan untuk memisahkan hubungan antara belahan otak kiri dan otak kanan, guna menghilangkan gejala-gejala epilepsi, biasanya disebut eksperimen "pemisahan otak", memperlihatkan otak bagian kiri merupakan penggerak keterampilan bahasa dan sebab akibat, sedangkan otak bagian kanan merupakan penggerak keterampilan visual, gerakan tubuh, kemampuan musik dan hafalan. Peringkat serotonin di otak bagian kanan dari sebagian besar anak-anak penderita autisme idiopatik keadaannya normal dan keterampilan visual serta gerakan tubuh mereka juga normal. Pada kenyataannya, banyak sarjana autis memperlihatkan jenis kompensasi yang berlebihan pada otak bagian kanannya, yang memberikan kepada mereka kemampuan-kemampuan lebih dalam keterampilan menghitung, matematika, musik atau artistik. Ketika para peneliti mempelajari anak-anak yang lebih tua dan para remaja yang terdiagnosis sebagai ketidakselarasan mental, mereka menemukan bahwa anak-anak ini mempunyai kemampuan visual dan gerakan tubuh yang lebih besar, namun kemampuan bahasa yang rendah, walaupun tidak sebesar anak-anak autis. Penemuan-penemuan ini mengarahkan DeLong untuk mencoba merawat anak-anak autis dengan Prozac (fluo-xetine) dan beberapa obat khusus pencegah ter-hambatnya serotonin (SSRls). Obat-obat tersebut merupakan obat untuk merawat depresi, bekerja menambah serotonin dalam otak. Laporan sebuah penelitian pada bulan Oktober 1998 yang diterbitkan oleh Journal of Developmental Medicine and Child Neurology, DeLong dan kawan-kawan melaporkan bahwa ketika 37 anak-anak autis berusia 3 sampai 7 tahun dirawat dengan Prozac (fluoxetin) selama tiga tahun, 22 dari antaranya merespon baik penggunaan obat tersebut, memperoleh kembali keterampilan berbahasa, kemampuan bersosial meningkat dan gangguan pikiran yang diderita mereka seperti misalnya, terpaku pada satu obyek tertentu selama berjam-jam akan hilang. Dari anak-anak yang merespon baik pengobatan tersebut,

Page 53: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

semua mempunyai riwayat penyakit depresi mayor dari keluarganya. "Menarik untuk mengatakan bahwa autisme dan ketidakselarasan mental disebabkan oleh penyebab yang sama, yaitu gen yang cacat," kata DeLong, "Dan fakta tentang gen tersebut mulai mengarah ke sana."

Penelitian oleh DeLong dan kawan-kawan di Universitas Duke menunjuk ke gen di suatu tempat pada kromosom 15, sebagai gen autisme yang berpotensi. Dan sekarang berbagai penelitian mengenai depresi di berbagai lembaga pendidikan memperlihatkan hasil yang sama yaitu kromosom 15, sebagai gen dari ketidakselarasan mental yang berpotensi. "Walaupun kita belum dapat memastikan bahwa gen tersebut adalah hanya satu dan sama, namun fakta tersebut memberikan harapan, dan mudah-mudahan dalam waktu dekat kita sudah bisa mendapatkan jawabannya," ujar DeLong. "Penelitian mengenai genetika, memberikan harapan pada diagnosis awal," jelas DeLong, dan perkembangan dari pengobatan khusus yang lebih banyak untuk meningkatkan pengadaan serotonin pada pengembangan otak anak-anak autis bahkan akan menambah harapan bagi perawatan yang efektif bagi penyakit ini. "Daripada menganggap autisme sebagai penyakit yang tak mungkin disembuhkan, lebih baik kita melihatnya sebagai penyakit yang dapat diobati, ini lebih baik daripada sama sekali tidak mempunyai harapan," kata DeLong. "Harapan saya adalah penelitian-penelitian berikutnya dapat secara lebih awal mengidentifikasi dan mengintervensi autisme, sehingga

autisme menjadi penyakit yang dapat diatasi melalui perawatan."

PENDEKATAN TERAPI AUTISME

Autisme sejauh ini memang belum bisa disembuhkan (not curable) tetapi masih dapat

diterapi (treatable). Menyembuhkan berarti “memulihkan kesehatan, kondisi semula,

normalitas”. Dari segi medis, tidak ada obat untuk menyembuhkan gangguan fungsi

otak yang menyebabkan autisme. Beberapa simptom autisme berkurang seiring

dengan pertambahan usia anak, bahkan ada yang hilang sama sekali.

Dengan intervensi yang tepat, perilaku-perilaku yang tak diharapkan dari pengidap

autisme dapat dirubah. Namun, sebagian besar individu autistik dalam hidupnya akan

tetap menampakkan gejala-gejala autisme pada tingkat tertentu. Sebenarnya pada

penanganan yang tepat, dini, intensif dan optimal, penyandang autisme bisa normal.

Mereka masuk ke dalam mainstream yang berarti bisa sekolah di sekolah biasa, dapat

Page 54: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

berkembang dan mandiri di masyarakat, serta tidak tampak ”gejala sisa”. Kemungkinan

normal bagi pengidap autisme tergantung dari berat tidaknya gangguan yang ada.

Terapi dengan Pendekatan Psikodinamis

Pendekatan terapi berorientasi psikodinamis terhadap individu autistik berdasarkan

asumsi bahwa penyebab autisme adalah adanya penolakan dan sikap orang tua yang

“dingin” dalam mengasuh anak. Terapi Bettelheim dilakukan dengan menjauhkan anak

dari kediaman dan pengawasan orang tua. Kini terapi dengan pendekatan psikodinamis

tidak begitu lazim digunakan karena asumsi dasar dari pendekatan ini telah disangkal

oleh bukti-bukti yang menyatakan bahwa autisme bukanlah akibat salah asuhan

melainkan disebabkan oleh gangguan fungsi otak.. Pendekatan yang berorientasi

Psiko-dinamis didominasi oleh teori-teori awal yang memandang autisme sebagai suatu

masalah ketidakteraturan emosional.

Terapi Dengan Intervensi Behavioral

Pendekatan Behavioral telah terbukti dapat memperbaiki perilaku individu autistik.

Pendekatan ini merupakan variasi dan pengembangan teori belajar yang semula hanya

terbatas pada sistem pengelolaan ganjaran dan hukuman (reward and punishment).

Prinsipnya adalah mengajarkan perilaku yang sesuai dan diharapkan serta

mengurangi/mengeliminir perilaku-perilaku yang salah pada individu autistik.

Pendekatan ini juga menekankan pada pendidikan khusus yang difokuskan pada

pengembangan kemampuan akademik dan keahlian-keahlian yang berhubungan

dengan pendidikan. Saat ini ada beberapa sistem behavioral yang diterapkan pada

individu dengan kebutuhan khusus seperti autisme:

 

1. Operant Conditioning (konsep belajar operan). Pendekatan operan merupakan

penerapan prinsip-prinsip teori belajar secara langsung. Prinsip pemberian

ganjaran dan hukuman: perilaku yang positif akan mendapatkan konsekuensi

positif (reward), sebaliknya perilaku negatif akan mendapat konsekuensi negatif

(punishment). Dengan demikian diharapkan inti dan tujuan utama dari pendekatan

ini yaitu mengembangkan dan meningkatkan perilaku positif, serta mengurangi

perilaku negatif yang tidak produktif.

Page 55: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

2. Cognitive Learning (konsep belajar kognitif).Struktur pengajaran pada

pendekatan ini sedikit berbeda dengan konsep belajar operan. Fokusnya lebih

kepada seberapa baik pemahaman individu autistik terhadap apa yang diharapkan

oleh lingkungan. Pendekatan ini menggunakan ganjaran dan hukuman untuk lebih

menegaskan apa yang diharapkan lingkungan terhadap anak autistik. Fokusnya

adalah pada seberapa baik seorang penderita autistik dapat memahami

lingkungan disekitarnya dan apa yang diharapkan oleh lingkungan tersebut

terhadap dirinya. Latihan relaksasi merupakan bentuk lain dari pendekatan kognitif.

Latihan ini difokuskan pada kesadaran dengan menggunakan tarikan napas

panjang, pelemasan otot-otot, dan perumpamaan visual untuk menetralisir

kegelisahan.

3. Social Learning (konsep belajar sosial). Ketidakmampuan dalam menjalin

interaksi sosial merupakan masalah utama dalam autisme, karena itu pendekatan

ini menekankan pada pentingnya pelatihan keterampilan sosial (social skills

training). Teknik yang sering digunakan dalam mengajarkan perilaku sosial positif

antara lain: modelling (pemberian contoh), role playing (permainan peran), dan

rehearsal (latihan/pengulangan). Pendekatan belajar sosial mengkaji perilaku

dalam hal konteks sosial dan implikasinya dalam fungsi personal.

 

Salah satu bentuk modifikasi dari intervensi behavioral yang banyak di terapkan di

pusat-pusat terapi di Indonesia adalah teknik modifikasi tatalaksana perilaku oleh Ivar

Lovaas. Terapi ini menggunakan prinsip belajar-mengajar untuk mengajarkan sesuatu

yang kurang atau tidak dimiliki anak autis. Misalnya anak diajar berperhatian, meniru

suara, menggunakan kata-kata, bagaimana bermain. Hal yang secara alami bisa

dilakukan anak-anak biasa, tetapi tidak dimiliki anak penyandang autisme. Semua

keterampilan yang ingin diajarkan kepada penyandang autisme diberikan secara

berulang-ulang dengan memberi imbalan bila anak memberi respons yang baik.

awalnya imbalan bisa berbentuk konkret seperti mainan, makanan atau minuman.

Tetapi sedikit demi sedikit imbalan atas keberhasilan anak itu diganti dengan imbalan

sosial, misalnya pujian, pelukan dan senyuman.

Bentuk-bentuk psikoterapi menggunakan pendekatan behavioral (behavior therapy)

Page 56: fajarpratamamaster.files.wordpress.com file · Web viewHome Terapi Autisme Terapi Perilaku . Terapi Perilaku . Terapi perilaku, berupaya untuk melakukan perubahan pada anak autistik

kepada anak/individu dengan ASD, bersumber pada teori belajar, khususnya

pengondisian operan Skinner. Perspektif behaviorisme Skinner memandang individu

sebagai organisme yang perbendaharaan tingkah lakunya di peroleh melalui belajar.

Skinner membedakan dua tipe respons tingkah laku: responden dan operan (operant).

Respons (tingkah laku) selalu didahului oleh stimulus dan tingkah laku responden

diperoleh melalui belajar serta bisa dikondisikan. Skinner yakin kecenderungan

organisme untuk mengulang ataupun menghentikan tingkah lakunya di masa datang

tergantung pada hasil atau konsekuensi (pemerkuat/positive dan negative reinforcer)

yang diperoleh oleh organisme/individu dari tingkah lakunya tersebut. Para ahli teori

belajar membagi pemerkuat (reinforcer) menjadi dua: (1) pemerkuat primer

(unconditioned reinforcer), adalah kejadian atau objek yang memiliki sifat memperkuat

secara inheren tanpa melalui proses belajar seperti: makanan bagi yang lapar;

sedangkan (2) pemerkuat sekunder (pemerkuat sosial) merupakan hal, kejadian, atau

objek memperkuat respons melalui pengalaman pengondisian atau proses belajar pada

organisme. Meskipun menurut Skinner nilai pemerkuat sekunder belum tentu sama

pada setiap orang, namun pemerkuat sekunder memiliki daya yang besar bagi

pembentukan dan pengendalian tingkah laku.

Thorndike dan Watson memandang bahwa "organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial

atau psikologis; perilaku adalah hasil dari pengalaman; dan perilaku di gerakkan atau

dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi

penderitaan". Behavioris melalui beberapa eksperimen seperti: metode pelaziman

klasik (classical conditioning), operant conditioning, dan konsep belajar sosial (social

learning) menyimpulkan bahwa manusia sangat plastis sehingga dapat dengan mudah

di bentuk oleh lingkungan.

Intervensi Biologis

Intervensi biologis mencakup pemberian obat dan vitamin kepada individu autistik.

Pemberian obat tidak telalu membantu bagi sebagian besar anak autistik. Secara

farmakologis hanya sekitar 10-15% pengidap autisme yang cocok dan terbantu oleh

pemberian obat-obatan dan vitamin.