teori manajemen dan msdm
TRANSCRIPT
2.1 Sistem Informasi Manajemen
2.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut George R. Terry (1993:2) dalam bukunya Principles of
Management mendefiniskan manajemen sebagai suatu proses yang membedakan
atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dengan
memanfaatkan baik ilmu maupun seni demmi mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Sementara menurut James A. F. Stoner (1996:3), manajemen adalah suatu
proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Oey Liang Lee (1999:5) lebih lanjut mengemukakan bahwa manajemen
adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan
pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Henry Fayol dalam Sutrisno (2013:7) berpendapat bahwa manajemen
mangandung gagasan lima fungsi utama yaitu merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengoordinasi dan mengendalikan. Sedangkan fungsi manajemen
adalah mengandung elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manaajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam
melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan pendapat dari beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan
bahwa sistem informasi manajemen merupakan suatu proses yang terdiri dari
rangkaian kegiatan, mulai dari perencanaan melalui perancangan,
pengorganisasian, kepemimpinan, penyusunan, pengarahan/memerintah,
penggerakkan, pengendalian/pengawasan, serta evaluasi yang dilakukan untuk
menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan
sumberdaya manusia dan sumberdaya lain yang dimilikinya.
2.1.2 Fungsi-Fungsi Manajemen
Keberhasilan suatu kegiatan organisasi bergantung pada aspek manajemennya,
dimana manajemen itu sendiri merupakan suatu perangkat untuk melakukan
proses tertentu dalam fungsi yang terkait. Maksudnya adalah serangkaian tahap
kegiatan mulai awal melakukan kegiatan atau pekerjaan sampai akhir tercapainya
tujuan kegiatan atau pekerjaan. Pembagian fungsi manajemen menurut beberapa
ahli manajemen adalah sebagai berikut :
1. Empat fungsi manajemen menurut George R. Terry (1993:4):
a. Perencanaan (Planning)
Yaitu sebagai dasar pemikiran dari tujuan dan penyusunan langkah-
langkah yang akan dipakai untuk mencapai tujuan. Merencanakan berarti
mempersiapkan segala kebutuhan, memperhitungkan matang-matang apa
saja yang menjadi kendala, dan merumuskan bentuk pelaksanaan
kegiatan yang bermaksud untuk mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian (Organization)
Sebagai cara untuk mengumpulkan orang-orang dan menempatkan
mereka menurut kemampuan dan keahliannya dalam pekerjaan yang
sudah direncanakan.
c. Penggerakan (Actuating)
Yaitu untuk menggerakkan organisasi agar berjalan sesuai dengan
pembagian kerja masing-masing serta menggerakan seluruh sumber daya
yang ada dalam organisasi agar pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan
bisa berjalan sesuai rencana dan bisa mencapai tujuan.
d. Pengawasan (Controlling)
Yaitu untuk mengawasi apakah gerakan dari organisasi ini sudah sesuai
dengan rencana yang dibuat atau belum. Serta mengawasi penggunaan
sumber daya dalam organisasi agar bisa terpakai secara efektif dan
efisien tanpa ada yang melenceng dari rencana.
2. Fungsi-fungsi manajemen menurut James A. F. Stoner (1996:5) dalam buku
"Manajemen" dari Jilid 1 terbitan bahasa Indonesia, terdiri dari :
a. Perencanaan (Planning) menunjukan bahwa para manajer memikirkan
tujuan dan kegiatannya sebelum melaksanakannya. Kegiatan mereka
biasanya berdasar suatu cara, rencana, atau logika, bukan asal tebak saja.
b. Pengorganisasian (Organization) berarti para manajer itu
mengkoordinir sumber daya manusia dan sumber daya bahan yang
dimiliki organisasi. Sejauh mana efektifnya suatu organisasi tergantung
pada kemampuannya untuk mengerahkan sumber daya yang ada dalam
mencapai tujuannya. Tentu saja, dengan makin terpadu dan makin
terarahnya pekerjaan akan menghasilkan makin efektifnya organisasi.
Mendapatkan koordinasi yang sedemikian itu adalah salah satu tugas
manajer.
c. Memimpin (To Lead) menunjukan bagaimana para manajer
mengarahkan dan mempengaruhi bawahannya, menggunakan orang lain
untuk melaksanakan tugas tertentu, Dengan menciptakan suasana tepat,
mereka membantu bawahannya bekerja sebaik mungkin.
d. Pengendalian (Controlling) berarti para manajer berusaha untuk
meyakinkan bahwa organisasi bergerak dalam arah tujuan. Apabila salah
satu bagian dari organisasi menuju arah yang salah, para manajer
berusaha untuk mencari sebabnya dan kemudian mengarahkannya
kembali ke tujuan yang benar.
3. Lima fungsi manajemen telah diringkas sedetail mungkin oleh Henry Fayol
dalam Sutrisno (2013:10) yaitu :
a. Planning (Perencanaan)
Merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan
penentuan strategi kebijaksanaan proyek, program, prosedur, metode,
sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
b. Organizing (Pengorganisasian)
1) Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok
kerja yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan.
3) Penugasan tanggung jawab tertentu.
4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu
untuk melaksanakan tugasnya.
c. Staffing (Penyusunan)
Staffing atau penyusunan personalia adalah penarikan (recruitment)
latihan dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi
pada karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan
produktif.
d. Leading (Pengarahan)
Adalah bagaimana membuat atau mendapatkan para karyawan
melakukan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan.
e. Controlling (Pengawasan)
Adalah penemuan dan penerapan cara dan alat untuk menjamin bahwa
rencana telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah ditetapkan.
2.2 Manajemen SDM
2.2.1 Pengertian Manajemen SDM
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut Sutrisno
(2013:15) mempunyai definisi sebagai suatu perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi,
pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud
untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu.
Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) menurut Henry
Simamora (2006:3), MSDM adalah sebagai pendayagunaan, pengembangan,
penilaian, pemberian balasan jasa dan pengelolaan terhadap individu anggota
organisasi atau kelompok bekerja. MSDM juga menyangkut desain dan
implementasi sistem perencanaan, penyusunan personalia, pengembangan
karyawan, pengeloaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan
perburuhan yang mulus.
Menurut Siagian (2008:3), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
dalam perspektif mikro adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian
kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan SDM agar tercapai
berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat. MSDM dalam persfektif
internasional atau makro adalah pengembangan dan pemanfaatan personil
(pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenai sasaran-sasaran dan tujuan-
tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional dan internasional.
Dalam sebutan manajemen personalia terkandung pengertian bahwa
personalia atau karyawan itu hanya dianggap sebagai salah satu faktor produksi
saja, yang tenaganya harus digunakan secara produktif bagi pencapaian tujuan
perusahaan. Adapun dalam sebutan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)
terkandung pengertian bahwa sumber daya manusia atau karyawan yang ada
dalam perusahaan itu merupakan aset perusahaan, yang harus dipelihara, dan
dipenuhi kebutuhannya dengan baik.
2.2.2 Perspektif Manajemen SDM
Sondang P. Siagian (2008:8) melangkah lebih jauh dengan
mengemukakan enam perspektif atau pendekatan dalam menjelaskan relevansi
dan pentingya MSDM. Keenam perspektif tersebut adalah:
a. Pendekatan politik
Pendekatan politik terhadap pemahaman pentingya manajemen sumber daya
manusia berangkat pula dari keyakinan yang semakin mendalam di kalangan
para politisi bahwa aset terpenting yang dimiliki oleh suatu Negara adalah
SDM-nya.
b. Pendekatan ekonomi
Sumber daya sering dipandang sebagai salah satu faktor produksi (modal,
tenaga kerja, tanah, material, keterampilan) dalam usaha menghasilkan
barang dan jasa oleh satuan-satuan ekonomi.
Persepsi yang keliru tentang peranan SDM dapat pula timbul karena makin
menonjolnya berbagai penggunaan mesin sebagai salah satu alat produksi.
Sebagai insan ekonomi, setiap orang berkewajiban menumbuhkan dan
memelihara solidaritas sosial, hal ini berarti, antara lain, bahwa seorang kaya
menyadari bahwa kekayaan yang dimilinya itu mempunyai fungsi sosial,
misalnya dalam bentuk penggunaannya untuk menciptakan lapangan kerja.
c. Pendekatan hukum
Salah satu indikator kehidupan masyarakat modern ialah semakin tingginya
kesadaran para warga akan pentingnya keseimbangan antara hak dan
kewajiban masing-masing. Instrumen utama untuk menjamin keseimbangan
tersebut adalah ketentuan-ketentuan hukum, artinya hak para warga Negara
dijamin dalam berbagai peraturan perundang-undangan, begitu pentingya
perolehan hak yang bersifat asasi biasanya tercantum dalam konstitusi
Negara.
d. Pendekatan sosio-kultural
Pendekatan ini sangat penting karena berkaitan langsung dengan harkat dan
martabat manusia. Pemuasan kebutuhan yang bersifat sosio-psikologi tidak
dapat dipisahkan dari faktor-faktor social-budaya artinya terikat pada norma-
norma sosial yang berlaku di suatu masyarakat.
e. Pendekatan administratif
Manusia modern disebut manusia organisasional, dan seperti diketahui
manusia organisasionallah yang menjadi fokus analisis pendekatan
administratif. Terdapat tiga titik tolak pemikiran utama dalam pendekatan
administratif yang perlu ditingkatkan yaitu :
- Efisiensi adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan prasarana
yang minimum untuk menghasilkan barang dan jasa tertentu baik jumlah
maupun mutunya.
- Efektivitas, adalah pemanfaatan sumber daya, dana, sarana dan
prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan
sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa dengan mutu
tertentu tepat pada waktunya
- Produktivitas.
f. Pendekatan teknologikal
Perkembangan IPTEK mempunyai dampak yang kuat terhadap Manajemen
Sumber Daya Manusia (MSDM). Dilihat sepintas dampak negatifnya adalah
berkurangnya kesempatan kerja karena semakin banyak kegiatan yang
tadinya dilakukan oleh manusia lalu diganti dengan mesin.
2.2.3 Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Henry Simamora (2006:9) mengungkapkan bahwasanya fungsi
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) hakekatnya hampir sama persis
dengan fungsi manajemen itu sendiri, namun secara lebih definit ia
mengungkapkan bahwa penjabaran akan manajemen sumber daya manusia adalah
sebagai berikut:
Perencanaan
Rekrutmen
Seleksi
Dekrutmen
Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
Evalusasi Kinerja
Kompensasi
Pengintegrasian
Pemeliharaan
Pemberhentian
2.2.4 Tujuan dan Kegiatan Manajemen Sumber Daya Manusia
Menurut Hariandja (2009:3-6), tujuan dari manajemen sumber daya
manusia yaitu untuk meningkatkan dukungan sumber daya manusia dalam usaha
meningkatkan efektivitas organisasi dalam rangka mencapai tujuan. Secara lebih
operasional (dalam arti yang dapat diamati/diukur), untuk meningkatkan
produktivitas pegawai, mengurangi tingkat absensi, mengurangi tingkat
perputaran kerja, atau meningkatkan loyalitas para pegawai pada organisasi.
Kegiatan atau aktivitas manajemen sumber daya manusia secara umum
dapat dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1. Persiapan dan
pengadaan
Kegiatan persiapan dan pengadaan meliputi banyak kegiatan,
diantaranya adalah kegiatan analisis jabatan, yaitu kegiatan untuk mengetahui
jabatan-jabatan yang ada dalam organisasi beserta tugas-tugas yang dilakukan
dan persyaratan yang harus dimiliki oleh pemegang jabatan tersebut dan
lingkungan kerja di mana aktivitas tersebut dilakukan. Selanjutnya, sebagai
landasan kegiatan dilakukan perencanaan sumber daya manusia, yaitu
memprediksi dan menentukan kebutuhan tenaga kerja pada masa sekarang
dan yang akan datang, baik jumlahnya maupun keahliannya atau jenisnya.
Rencana sumber daya manusia akan menunjukkan jumlah yang akan direkrut
dan kapan dilakukan rekrutmen untuk menarik calon pegawai yang berpotensi
untuk mengisi jabatan. Setelah sekumpulan pelamar diperoleh, dilakukan
seleksi untuk mendapatkan pegawai yang memenuhi persyaratan. Kemudian,
setelah mereka diterima, sering kali kemampuan mereka sepenuhnya belum
sesuai dengan keinginan organisasi, sehingga dilakukanlah program orientasi,
setelah itu dilakukan penempatan.
2. Pengembangan dan
penilaian
Setelah mereka bekerja secara berkala harus dilakukan pelatihan-
pelatihan. Hal ini diperlukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai dan
menjaga terjadinya keusangan kemampuan pegawai akibat perubahan-
perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja. Kemudian dilakukan
penilaian yang bertujuan untuk melihat apakah untuk kerja pegawai sesuai
dengan yang diharapkan, dan memberikan umpan balik untuk meningkatkan
kemampuan dan kinerja. Selanjutnya membantu perencanaan karir pegawai
yang memasuki suatu organisasi senantiasa menginginkan jabatan yang lebih
tinggi dan biasanya dengan tanggung jawab dan gaji yang lebih tinggi.
3. Pengkompensasian
dan perlindungan
Untuk mempertahankan dan memelihara semangat kerja dan motivasi,
para pegawai diberi kompensasi dan beberapa kenikmatan atau keuntungan
lainnya dalam bentuk progran-program kesejahteraan. Hal ini disebabkan
pegawai menginginkan balas jasa yang layak sebagai konsekuensi
pelaksanaan pekerjaan. Selain itu juga untuk melindungi pegawai dari akibat
buruk yang mungkin timbul dari pelaksanaan pekerjaan, serta untuk menjaga
kesehatan pegawai.
4. Hubungan-
hubungan kepegawaian
Hubungan-hubungan kepegawaian meliputi usaha untuk memotivasi
pegawai, memberdayakan pegawai yang dilakukan melalui penataan
pekerjaan yang baik, meningkatkan disiplin pegawai agar mematuhi aturan,
kebijakan-kebijakan yang ada, dan melakukan bimbingan. Kemudian,
bilamana dalam organisasi terbentuk organisasi atau serikat pekerja,
organisasi harus melakukan kerja sama yang sinergis, dalam arti saling
menguntungkan antara pegawai dan organisasi. Selanjutnya dalam waktu-
waktu tertentu harus dilakukan penilaian tentang sejauh mana manajemen
sumber daya manusia tersebut memenuhi fungsinya, yang dilakukannya
melalui apa yang disebut audit sumber daya manusia.