teori kopling

22
BAB I PEMBAHASAN 1. A. Landasan Teori 1. Fungsi System Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi. Syarat-syarat kopling : 1. Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut. 2. Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh (100%) tanpa slip. 3. Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif cepat. Komponen-komponen kopling: 1. Tutup kopling (cluth cover). 2. Pelat kopling. 3. Disc clutch 4. Presure plate 5. Strap 6. Retraxing spring 7. Diafragma spring

Upload: ghustieara-putry

Post on 22-Oct-2015

305 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

teknik

TRANSCRIPT

Page 1: teori kopling

BAB I PEMBAHASAN

1.      A.   Landasan Teori

1.                     Fungsi System

Secara umum, Kopling adalah alat yang digunakan untuk menyambung dua poros yang didalam perangkat mobil adalah poros penggerak dan poros pemindah daya atau dari putaran engine (mesin) ke transmisi.

 Syarat-syarat kopling :

1.      Mampu memutuskan dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut.2.      Setelah terhubung, kopling dapat memindahkan seluruh daya secara penuh (100%) tanpa slip.3.      Waktu terputus dan terhubungnya putaran dapat berlangsung dengan relatif cepat.

Komponen-komponen kopling:

1.  Tutup kopling (cluth cover).2.  Pelat kopling.3. Disc clutch4. Presure plate5.  Strap6. Retraxing spring7. Diafragma spring

Page 2: teori kopling

2.      Nama  komponen dan fungsinya

a.      Clutch cover berfungsi sebagai tempat utama pada sistem kopling manual yang dimana didalamnya terdapat komponen-komponen lainnya yang mendukung kerja kopling lebih sempurna, selain itu clutch cover menghimpit disc plate dengan fly wheel supaya putaran disc plate dengan fly wheel berrotasi bersama saat pedal kopling tidak diinjak.

Gambar 1 : kontruksi clutch cover

b.      Diafragma spring berfungsi menekan dan menarik presure plate pada clucth cover, saat pedal kopling diinjak gaya dari pedal sampai pada diafragma spring dengan serangkaian komponen pendukung dan diafragma spring menarik presure plate supaya tidak menekan disc plate dan putaran flywheel dgn disc plate bebas. Begitu sebaliknya saat pedal kopling dilepas.

Gambar 2 : konstruksi diafragma spring

c.  Disc clutch berfungsi sebagai penerus putaran dan bidang gesek antara flywheel dengan presure plat dan clutch cover, disc plate bekerja sama dengan unit clutch cover untuk meneruskan putaran dari flywheel ke input shaft transmisi.

Page 3: teori kopling

Gambar 3 : konstruksi clutch disc

     d.      Presure plate berfungsi sebagai bidang gesek pada clucth cover untuk menghimpit disc clutch dengan flywheel. Presure plate diatur kerjanya oleh diafragma spring, presure plate berotasi bersamaan dengan clucth cover.

Gambar 4 : konstruksi pressure plate

e

3.      Cara kerja  kopling

Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengna plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengna mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang

Page 4: teori kopling

menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengna plat tekan. Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahap akan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling

 

Gambar 5 : cara kerja kopling

B.   Trooble Sooting (Analisis Kerusakan dan Perbaikan)

Kerusakan yang seing terjadi pada komponen kopling dan cara mengatasinya:Cara cek kopling mobil yaitu dengan cara mesin dihidupkan tarik rem tangan masukan gigi 1 lepas kopling perlahan kaki kanan dalam posisi menginjak rem dan gas perlahan, bila posisi pedal kopling sudah terlepas tetapi mesin tidak mati maka kampas kopling sudah habis,setelah mekanik mengetesnya ternyata ada tanda-tanda plat kopling habis .

Page 5: teori kopling

Mengganti Plat Kopling tipe Pegas coil

I.  Bahan

    – 1 unit kendaraan roda empat (mobil)

II. Alat

    – Sigmat    – Obeng plus / min

– Kunci momen satu set ( kunci shok)– Kuas– Majun– Dongkrak putar– Gemuk– Alat untuk penyentral plat kopling

Langkah Kerja

i.   Pembongkaran

– Lepas bagian – bagian yang menghalangi untuk membongkar kopling .– Lepaskan kabel yang menempel pada tranmissi dan lepas As roda ,Steering linkage yang menempel pada roda,Stabilizer- bar

– Apabila plat koplingnya ada didepan harus membuka rem cakram yang sebelah kiri.– Buka baud yang mempel pada tranmissi– Setelah terbuka pisahkan tranmissi dan kopling– Periksa cluth dish dan cluth cover apakah layak atau tidak untuk di pakai– Apabila plat kopling dan cluth cover sudah aus .di wajibkan harus diganti– Bersihkan bagian kopling yang kotor dengan menggunakan kuas

ii.  Pemasangan

– Pasang plat kopling dan cluth cover dengan lurus menggunakan senter kopling .– Apabila sudah lurus kencangkan dengan baut menggunakan kunci yang pas

Page 6: teori kopling

– Pasang tranmissi kembali dengan rapih apabila sudah bersih dari debu– Pasang kembali komponen- komponen yang di lepas dengan rapih seperti kabel yang menempel di tranmissi, As roda ,Stabilizer bar dan lain sebagainya.– Pasang roda / ban dengan menggunkan kunci roda.

C.  Gambar Benda Kerja

PENGGANTIAN PLAT KOPLING  YANG SUDAH AUS

D. Langkah pembongkaran Kopling

  Kegiatan/ uraian ini bertujuan mempelajari cara membongkar,  memeriksa, memperbaiki dan memasang kembali unit kopling  dan komponen-komponennya.

a)      Pembongkaran

Pada kendaraan, sebelum dapat membongkar unit koplingharuslah terlebih dahulu melepas komponen-komponen lainyang terkait/ menghalangi, antara lain:

(1). Release cylinder unit (dengan pipa tetap terpasang)(2). Propeller unit (kendaraan tipe RWD atau 4WD)(3). Unit transmisi dan sistem pemindahnya

Page 7: teori kopling

Pada umumnya jika unit transmisi sudah dilepas, maka unitrelease bearing dan release fork akan terbawa pada rumahtransmisi, sehingga secara mudah dapat dilepaskan denganmelepas pengunci release fork terhadap porosnya, kemudiantarik keluar porosnya dari rumah transmisi. Release fork danrelease bearing akan terlepas.

Unit kopling segera dapat dilepas/ dibongkar setelah unittransmisi dilepas. Langkah-langkahnya adalah :

(1). Buatlah tanda pada rumah kopling dan fly wheel

Gambar 6 : pemberian tanda pada fly whell

(2). Pasangkan center clutch atau alat bantu yang lain untuk   menahan plat kopling pada tempatnya

Gambar 7 : pemasangan center clucth

(3). Kendorkan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly   wheel dengan urutan menyilang secara bertahap dan   merata.

                                                    Gambar 8 : melepas baut pengikat clucth cover

(4). Lepaskan baut pengikat satu persatu dan kemudian   lepaskan clutch cover dan clutch disc

                                        Gambar 9 :     Pembongkaran unit kopling.

Page 8: teori kopling

Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain adalah :

(1). Lepaskan clutch cover dengan hati-hati jangan sampai    clutch disc terjatuh.

(2). Jagalah kebersihan permukaan clutch disc, pressure    plate dan fly wheel. Jangan sampai terkena minyak atau    gemuk.

(3). Bersihkanlah kotoran, debu dan beram-beram yang    dapat mengganggu kinerja kopling.

Pada kopling dengan pegas spiral unit rumah kopling danplat penekan dapat dengan mudah dibongkar, denganlangkah-langkah sebagai berikut :

(1). Gunakan alat penekan/ press untuk menekan clutch    cover menahan tekanan pegas kopling.

         Gambar 10 :   Penekanan clutch cover unit kopling

(2). Lepaskan baut-baut pengikat rumah kopling ke fly wheel    maupun baut penahan penyetel tinggi tuas pembebas

(3). Buatlah tanda pada fly wheel dan clutch cover

                Gambar 11 :    Pembuatan tanda pada clutch cover dan fly wheel

  (4). Lepaskan secara pelan-pelan penekanan alat penekan.  (5). Lepaskan clutch cover  (6). Lepaskan pegas-pegas penekan

Page 9: teori kopling

            Gambar 12 :  Melepas clutch cover unit kopling

  (7). Lepaskan pin dan release lever

            Gambar 13 :   Melepas clutch cover unit kopling

b) Pemeriksaan, Perbaikan dan Penggantian Unit Kopling

  (1) Release bearing

      Release bearing umumnya merupakan unit bearing tertutup dengan tipe pelumasan permanen, sehingga tidak memerlukan pembersihan pada pelumasannya.Pemeriksaan pertama yang dapat dilakukan adalah secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan / terbakar,     tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan unit yang baru.

Pemeriksaan release bearing dengan cara pengujian   kerja sebagai berikut :

   (a) Putar bearing dengan tangan dan berilah tenaga

Page 10: teori kopling

       pada arah axial. Jika putaran kasar dan atau terasa       ada tahanan sebaiknya ganti!

Gambar 14 : pemeriksaan release bearing

   (b) Tahan hub dan case dengan tangan kemudian       gerakkan pada semua arah untuk memastikan self-       centering system agar tidak tersangkut.           Hub dab       casae harus bergerak kira-kira 1 mm. Jika kekocakan       berlebihan atau macet sebaiknya diganti dengan       yang baru!

(2) Pegas Penekan dan Tuas Pembebas

   Pemeriksaan      pegas    penekan      dan     tuas   pembebas   dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu :

(a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, sebainya diganti.

       Gambar  15 : Pemeriksaan keausan pegas

(b) Lakukan pengukuran kedalaman dan lebar keausan bekas gesekan release bearing. Kedalaman maksimal adalah 0.6 mm dan lebar maksimal 5.0 mm. Jika keausan melebihi spesifikasi ganti dengan yang baru!

Gambar  16 : Pengukuran keausan pegas

 (c) Pemeriksaan dengan SST dan filler gauge (thickness gauge).

Page 11: teori kopling

    Dengan bantuan SST dan Filler gauge, periksa kerataan permukaan ujung pegas diphragm atau  ujung tuas pembebas. Selisih pengukuran atau ketidakrataan maximal 0.5 mm.

Gambar 17 :  Pemeriksaan kerataan tinggi pegas

(d) Pemeriksaan dengan dial indicator

   Dengan dial indikator dan alat pemutar juga dapat dilakukan   pengukuran      ketidakrataan     permukaan ujung pegas diphragm atau ujung tuas pembebas.Untuk memudahkan pengukuran pasanglah dial dengan magnetik base pada mesin. Penyimpangan maximal : 0.5 mm.

         Gambar 18 :  Pemeriksaan kerataan  tinggi pegas

(e) Pemeriksaan panjang dan kesikuan pegas penekan

   Panjang bebas pegas penekan mempunyai limit yang bervariasi tergantung ukuran kopling unit. Demikian juga dengan ketidaksikuan pegas penekan (lihat  buku manual) Semakin besar unit kopling biasanya limit/ tolerensi semakin besar.

      Gambar 19 :  Pengukuran panjang dan kesikuan pegas                             penekan

(f) Pemeriksaan tegangan pegas penekan

   Tegangan pegas penekan sangat berpengaruh pada kekuatan kerja kopling dalam meneruskan putaran dan daya mesin. Semakin berat suatu kendaraan maka akan semakin kuat/ besar tegangan pegas penekan yang digunakan. Spesifikasi tegangan pegas dapat   dilihat    pada       buku    manual    kendaraan. Perbedaan antar pegas juga tidak boleh terlalu besar, karena akan membuat penekanan kopling tidak merata.

Page 12: teori kopling

 Gambar 20 : Pengukuran tegangan pegas penekan

(g) Perbaikan/ penyetelan

   Bila penyimpangan tidak masuk dalam spesifikasi, lakukan penyetelan kerataan :

  Pegas diaphragm

          Pada pegas diaphragm lakukan penyetelan ketinggian dan kerataan dengan SST seperti terlihat pada gambar berikut!

                   Gambar 21 : Penyetelan kerataan tinggi pegas

  Tuas pembebas

     Penyetelan tuas pembebas dilakukan dengan mengatur baut penyetel pada pengikat tuas pembebas dan plat penekan dengan bantuan SST pengukur kerataan. Setelah kerataan tepat, maka kunci dan keraskan  mur penahan pengunci.

Gambar 29 : Penyetelan kerataan tinggi tuas pembebas

(3) Plat Penekan

  Pemeriksaan plat penekan dilakukan dengan beberapa   tahapan yaitu :

  (a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah,perbaiki dengan menggunakan mesin bubut atau jika tidak  memungkinkan, ganti dengan plat penekan baru.

Page 13: teori kopling

   (b) Lakukan pengukuran kerataan plat kopling dengan straigh edge dan filler gauge. Ketidakrataan max.adalah 0.5 mm.

  Gambar 30 : Pengukuran kerataan plat penekan

    (c) Jika ketidakrataannya melebihi spesifikasi, ratakan dengan menggunakan mesin bubut atau ganti dengan plat penekan yang baru.

(4) Plat Kopling

  Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa    tahapan yaitu :

    (a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar,tergores dan atau retak. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.

(b) Pemeriksaan dan pengukuran kedalaman paku keeling dengan jangka sorong. Batas kedalaman paku keling, minimal 0.3 mm. Jika kedalaman sudah melebihi spesifikasi, ganti kampas kopling atau ganti dengan plat kopling baru.

            Gambar 31. Pengukuran kedalaman paku keeling

  Penggantian kampas kopling dilakukan dengan cara melepas kampas kopling lama dengan merusak paku kelingnya dengan bor, memasang kampas kopling baru dengan paku keling baru dengan urutan menyilang.Lakukan pengetesan kerataan dan keolengan    plat    kopling   dengan     bantuan    roller instrumen dan dial indikator.

Page 14: teori kopling

                                                                                   Gambar 32 : Penggantian kampas kopling

   (c) Pemeriksaan    kekocakan    atau   kerusakan    torsion dumper. Jika ditemukan kekocakan dan kerusakan pada torsion dumper, ganti dengan plat kopling unit baru.

  (d) Pemeriksaan keausan atau kerusakan alur-alur hub.Kaitkan/ pasangkan plat kopling pada input shaft transmisi, plat kopling harus bergerak dengan mudah tetapi tidak longgar. Jika macet atau longgar ganti dengan plat kopling baru.

  (e) Pemeriksaan run-out plat kopling. Dengan roller-instrumen (mesin/alat-pemutar) dan dial indicator periksalah run-out plat kopling! Bila run-out melebihi 0.8 mm, gantilah plat kopling dengan yang baru.

         Gambar 33. Pengukuran run-out plat kopling

(5) Fly Wheel

  Pemeriksaan plat kopling dilakukan dengan beberapa   tahapan yaitu :

  (a) Pemeriksaan secara fisual, adalah dengan melihat apakah ada kotoran, luka bekas gesekan, tergores dan atau retak pada bidang geseknya. Jika ada kotoran, luka bekas gesekan/ terbakar, tergores dan itu hanya sedikit dapat dibersihkan dengan kertas amplas yang halus. Jika kerusakannya parah, ganti dengan plat kopling baru.

  (b) Pemeriksaaan    keausan    gigi-gigi   ring     gear   dari keausan dan kerusakan. Jika terdapat kerusakan, ganti dengan ring gear yang baru. Penggantian ring gear adalah dengan cara dipanaskan pada suhu 80 s.d. 100oC, kemudian lepaskan ring gear lama dan pasangkan ring gear baru dengan menggunakan mesin press. Pemanasan tidak boleh melebihi 120oC karena bisa mengubah sifat logam.

(c) Pemeriksaan run-out fly wheel. Dengan dial indicator

Page 15: teori kopling

     Periksalah run-out fly wheel! Bila run-out melebihi 0.2 mm, gantilah fly wheel.

       Gambar 34 : Pengukuran run-out fly wheel

 (d) Pemeriksaan Pilot Bearing. Putarkan bearing dan beri tenaga pada arah axial. Jika putaran kasar dan terdapat kekocakan yang berlebihan, ganti dengan pilot bearing yang baru.

             Gambar 35.    Pemeriksaan pilot bearing

    Penggantian pilot bearing dilakukan dengan melepas pilot bearing lama dengan SSt sliding

hamer dan kemudian memasangkan pilot bearing baru.

     Gambar 36 : Melepas dan Memasang pilot bearing

E. Langkah Pemasangan

c) Pemasangan

Page 16: teori kopling

  Pemasangan unit kopling dengan pegas spiral adalah diawali dengan merakit unit plat penekan dan rumah kopling.

  Pemasangan adalah dengan urutan sebagai berikut :

  (a) Letakkan pressure plate pada dudukan alat penekan.  (b) Pasangkan pegas penekan pada dudukannya di plat     penekan.  (c) Pasangkan clutch cover dibelakang pegas penekan     dengan posisi yang tepat.  (d) Pasangkan pressure lever pada dudukannya di clutch     cover

  (e) Lakukan penekanan clutch cover dengan alat penekan sehingga     pegas   penekan      tertekan    sehingga    baut pemegang/ penyetel pressure lever dapat dipasangkan.

Gambar 37 : penekanan clutch cover dengan alat penekan

(f) Lepaskan tekanan mesin penekan,dan lakukan penyetelan tinggi pressure lever.

  Setelah unit clutch cover terpasang, pemasangan kampas kopling dan  unit kopling    dapat dilakukan.Prosedur pemasangannya adalah sebagai berikut :

(a) Berilah sedikit gemuk khusus pada alur plat kopling   (clutch hub).

(b) Masukkan center clutch pada clutch hub dan atur posisi   plat kopling.

Gambar 38 : Pemasangan center clutch

(c) Pasangkan plat kopling pada fly wheel dengan panduan center clutch dan atur posisinya supaya tepat di tengah.

(d) Pasangkan clutch cover unit dengan memperhatikan tanda yang telah kita buat pada saat pembongkaran dan ketepatan knock pin.

Page 17: teori kopling

(e) Pasangkan baut-baut pengikat clutch cover

(f) Lakukan pengerasan baut-baut pengikat secara bertahap. Mulailah pengerasan dari baut yang paling dekat dengan knock pin secara menyilang. Sebelum baut dikeraskan, pastikan lagi posisi plat kopling dengan mengatur posisi center clutch.

(g) Keraskan    baut   pengikat    sesuai    momen     spesifikasi   pengencangan yaitu berkisar 195 kg cm atau 19 N-m.

                                  Gambar 39 : Pemasangan unit kopling

  Setelah unit kopling terpasang dengan baik, pasangkan release lever shaft, release lever dan release bearing pada dudukannya dengan sebelumnya diberikan sedikit gemuk/ grease khusus pada beberapa bagian yang bergesekan. Pastikan bahwa pengunci release fork terhadap porosnya dan release bearing terhadap release fork terpasang dengan baik.

             Gambar 40 : Pelumasan bagian-bagian unit kopling

   Setelah semua komponen      unit   kopling   terpasang, rakitlah/ pasang unit transmisi, unit pemindah transmisi,propeller (kendaraan tipe FR dan FWD) dan release cylinder.

Page 18: teori kopling

BAB. III PENUTUP

1.      A.   Kesimpulan

1). Kopling berfungsi untuk menghubung dan memutuskan     putaran mesin ke transmisi dengan lembut.2). Jenis-jenis kopling antara lain adalah kopling gesek, kopling     satu arah, kopling magnet dan kopling fluida.3). Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : rumah     kopling, plat penekan, plat kopling, pegas penekan, tuas     penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas. 4). Pemeriksaan unit kopling secara visual meliputi kondisi plat     kopling, plat penekan, pegas penekan dan alur-alur input shaft     transmisi. 5). Pemeriksaan   dengan    pengukuran     meliputi      pengukuran     kerataan plat penekan; kedalaman paku keling dan kerataan/     run-out plat kopling; kesikuan dan panjang pegas penekan,     tegangan pegas penekan; serta kerataan/ run-out fly wheel.6). Pemeriksaan dengan pengecekan fungsi/ kerja meliputi     release bearing, back-lash input shaft transmisi dan hub plat     kopling, torsin dumper dan hub serta pilot bearing.7). Penyetelan pada unit kopling adalah penyetelan tinggi     diaphragm spring dan atau ketinggian tuas penekan.

      

  B. SARAN

*  Bagi Siswa

-        Siswa sebaiknya menyiapkan mental dan fisik sebelum prakerin.-        Siswa harus disiplin dengan aturan lembaga instansi/DU/DI.

Page 19: teori kopling

PRAKERIN.

  Bagi Guru Pembimbing         Guru pembimbing sebaiknya memonitoring lebih rutin terhadap siswa peserta PRAKERIN.            Sebaiknya ketika Guru pembimbing memonitoring siswa, Guru pembimbing harus lebih

interaktif dengan siswa.

 Bagi Bengkel(DU/DI)   Kerja sama yang baik terjalin selama ini antara SMK Negri 2 Yogyakarta da instansi kiranya di

pupuk terus dan tetap terpelihara serta di kembangkan untuk program pendidikan selanjutnya.   Disiplin keja, waktu dan ketertiban sebaiknya di perhatikan serta si tingkatkan lagi untuk para siswa prakerin.