teori kologi diare

14
Pengujian Efek Anti Diare Metode Transit Intestinal I. Tujuan Dapat mengetahui sejauh mana aktivitas obat antidiare dapat menghambat diare dengan menggunakan metode transit intestinal. II. Prinsip Berdasarkan pada aktivitas suatu obat yang dapat memperlambat peristaltik usus dengan megukur rasio normal jarak yang ditempuh makerker terhadap panjang usus. III. Teori Dasar Secara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. (WHO, 1999) Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya

Upload: dittarestiany

Post on 27-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

diare

TRANSCRIPT

Pengujian Efek Anti Diare

Metode Transit Intestinal

I. TujuanDapat mengetahui sejauh mana aktivitas obat antidiare dapat menghambat diare dengan menggunakan metode transit intestinal.II. PrinsipBerdasarkan pada aktivitas suatu obat yang dapat memperlambat peristaltik usus dengan megukur rasio normal jarak yang ditempuh makerker terhadap panjang usus.III. Teori DasarSecara klinis diare didefinisikan sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari, disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah. Secara klinik dibedakan tiga macam sindroma diare yaitu diare cair akut, disentri, dan diare persisten. (WHO, 1999)Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari . (Depkes RI, 2005)Dalam lambung makanan dicerna menjadi bubur (chymus), kemudian diteruskan ke usus halus untuk diuraikan lebih lanjut oleh enzim-enzim pencernaan. Setelah zat-zat gizi diresorpsi oleh villi ke dalam darah, sisachymus yang terdiri dari 90% air dan sisa makanan yang sukar dicernakan, diteruskan ke usus besar (colon). Bakteri-bakteri yang biasanya selalu berada di sini (flora) mencernakan lagi sisa-sisa (serat-serat) tersebut, sehingga sebagian besar daripadanya dapat diserap pula selama perjalanan melalui usus besar. Airnya juga diresorpsi kembali, sehingga lambat laun isi usus menjadi lebih padat dan dikeluarkan dari tubuh sebagai tinja (Tjay, 2007).Diare sebenarnya adalah proses fisiologis tubuh untuk mempertahankan diri dari serangan mikroorganisme (virus, bakteri, parasit, dsb) atau bahan makanan yang dapat merusak usus agar tidak menyebabkan kerusakan mukosa saluran cerna. Dire dikatakan meningkat ketika frekuensi meningkat dengan konsentrasi tinja lebih lembek atau cair bersifat menddak dan berlangsung selama waku 7 14 hari. Gejala klinik diare pada umumnya adalah :1. Fase prodromal (Sindrom Pradiare), antara lain: perut terasa penuh, mual,muntah, keringat dingin, pusing.2. Fase diare, antara lain: diare dengan segala akibatnya berlanjut yaitudehidrasi, asidosis, syok, mules, kejang, dengan atau tanpa panas, pusing.3. Fase penyembuhan, antara lain: diare makin jarang, mules berkurang,penderita merasa lemas atau lesu(Tjay, et al, 2007)Diare yang disebabkan olehpatogen enterikterjadi dengan beberapa mekanisme. Beberapa patogen menstimulasi sekresi dari fluida dan elektrolit, seringkali dengan melibatkan enterotoksin yang akan menurunkan absorpsi garam dan air dan/atau meningkatkan sekresi anion aktif. Pada kondisi diare ini tidak terjadi gap osmotic dan diarenya tidak berhubungan dengan isi usus sehingga tidak bisa dihentikan dengan puasa. Diare jenis ini dikenal sebagai diare sekretory. Contoh dari diare sekretori adalah kolera dan diare yang disebabkan oleh enterotoxigenic E coli.Beberapa patogen menyebabkan diare dengan meningkatkan daya dorong pada kontraksi otot, sehingga menurunkan waktu kontak antara permukaan absorpsi usus dan cairan luminal. Peningkatan daya dorong ini mungkin secara langsung distimu-lasi oleh proses patofisiologis yang diaktivasi oleh patogen, atau oleh peningkatan tekanan luminal karena adanya akumulasi fluida. Pada umumnya, peningkatan daya dorong tidak dianggap sebagai penyebab utama diare tetapi lebih kepada faktor tambahan yang kadang-kadang menyertai akibat-akibat patofisiologis dari diare yang diinduksi oleh pathogen.

Ada beberapa diare karena infeksi, patogen menginduksi kerusakan mukosa dan menyebabkan peningkatan permeabilitas mukosa. Sebaran, karakteristik dan daerah yang terinfeksi akan bervariasi antar organisme. Kerusakan mukosa yang terjadi bisa berupa difusi nanah oleh pseudomembran sampai dengan luka halus yang hanya bisa dideteksi secara mikroskopik. Kerusakan mukosa atau peningkatan permeabilitas tidak hanya menyebabkan pengeluaran cairan seperti plasma, tetapi juga mengganggu kemampuan mukosa usus untuk melakukan proses absorbsi yang efisien karena terjadinya difusi balik dari fluida dan elektrolit yang diserap. Diare jenis ini dikenal sebagai diare eksudatif. Penyebabnya adalah bakteri patogen penyebab infeksi yang bersifatinvasive.

Pada dasarnya mekanisme terjadinya diare akibat kuman enteropatogen meliputi penempelan bakteri pada sel epitel dengan atau tanpa kerusakan mukosa, inovasi mukosa, dan produksi enterotoksin atau sitotoksin. Satu bakteri dapat menggunakan satu atau lebih mekanisme tersebut.

Klasifikasi diare dibagi menjadi empat kelompok yaitu:1. Diare akut Yaitu diare yang berlangsung kurang dari empat belas hari (umumnya kurang dari tujuh hari).2. Disentri Yaitu diare yang disertai darah dalam tinjanya.

3. Diare persisten Yaitu diare yang berlangsung lebih dari empat belas hari secara terus menerus.4. Diare dengan masalah lain

Yaitu anak yang menderita diare (diare akut dan persisten) mungkin juga disertai penyakit lain seperti demam, gangguan gizi atau penyakit lainnya. (Depkes RI, 2000)A. Berdasarkan lamanya diare dapat dibagi menjadi dua :a. Diare akut Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari. Diare akut diberi batasan sebagai meningkatnya kekerapan, bertambah cairan, atau bertambah banyaknya tinja yang dikeluarkan, akan tetapi hal itu sangat ocialc terhadap kebiasaan yang ada pada penderita dan berlangsung tidak lebih dari satu minggu. Apabila diare berlangsung antara satu sampai dua minggu maka dikatakan diare yang berkepanjangan (Soegijanto, 2002).Diare akut dapat mengakibatkan:1. Kehilangan air dan elektrolit serta gangguan asam basa yang menyebabkan dehidrasi, asidosis ocialc dan hipokalemia.2. Gangguan sirkulasi darah, dapat berupa renjatan hipovolemik sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah.3. Gangguan gizi yang terjadi akibat keluarnya cairan berlebihan karena diare dan muntah (Soegijanto, 2002).b. Diare kronik Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah (failure to thrive) selama masa diare tersebut.B. Berdasarkan mekanisme patofisiologik:

a. Diare sekresi (secretory diarrhea)

b.Diare osmotic (osmotic diarrhea)

Diare dapat menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit, terutama natrium dan kalium dan sering disertai dengan asidosis ocialc. Dehidrasi dapat diklasifikasikan berdasarkan ocial air dan atau keseimbangan serum elektrolit. Setiap kehilangan berat badan yang melampaui 1% dalam sehari merupakan hilangnya air dari tubuh. (Soegijanto, 2002). Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa ocial yaitu:

1. Faktor infeksia. Infeksi enternal

Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi: infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, ocialcss, virus echo coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit : cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida albicous).b. Infeksi parenteral Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media akut (OMA) ocialcs atau tonsilofaringits, bronkopeneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah dua tahun.2. Faktor malaborsi merupakan karbohidrat, lemak dan protein.a. Faktor makananb. Faktor psikologisGejala yang biasanya ditemukan adalah buang air besar terus menerus disertai dengan rasa mulas yang berkepanjangan, dehidrasi, mual dan muntah. Tetapi gejala lainnya yang dapat timbul antara lain pegal pada punggung, dan perut sering berbunyi.Diare dapat ditularkan dengan berbagai cara yang mengakibatkan timbulnya infeksi antara lain: 1. Makanandan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah dicemari oleh serangga atau kontaminasi oleh tangan yang kotor.

2. Pengunaansumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan benar.3. Tidakmencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar atau membersihkan tinja anak yang terinfeksi, sehingga mengkontaminasi perabotan dan alat-alat yang dipegang.Obat-obat diare adalah obat-obat yang digunakan untuk menangulangi atau mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri atau kuman, virus, cacing dan keracunan makanan. Diare dapat ditimbulkan oleh infeksi oleh bakteri (bakteri coli), infeksi oleh kuman thypus (kadang-kadang ) dan kolera, infeksi oleh virus ( influenza perut travelles diare), akibat dari penyakit cacing, keracunan makanan dan minuman, gangguan enzim, pengaruh enzim tertentu dan pengaruh saraf.

Berdasarkan mekanisme kerjanya dalam menghentikan diare maka antidiare dibagi menjadi empat yaitu:

1. Menekan pristaltik usus

2. Menciutkan selaput usus atau adstringen

3. Pemberian adsorben untuk menyerap racun yang dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare yang lain.

4. Pemberiaan mucilage untuk melindungi selaput lendir yang luka

Obat-obat yang diberikan untuk mengobati diare ini dapat berupa :

1. Kemoterapi

Yaitu memusnahkan bekteri penyebab penyakit digunakan obat golongan sulfonamide suatu antibiotika. Walaupun pada umumnya obat tidak digunakan pada diare, ada beberapa pengecualian dimana suatu obat antimikroba perlu untuk diberikan pada diare yang dapat disebabkan oleh suatu protozoa. Pemberian antimikroba dapat mengurangi parah dan lamanya diare dan mungkin mempercepat pengeluaran suatu toksin. Kemoterapi digunakan untuk terapi kausal yaitu untuk memberantas bakteri penyebab diare dengan antibiotika.2. Sepasmolitik

Yaitu zat yang dapat melepasakan kejang-kejang otot perut (nyeri perut) pada diare.3. Zat penekan peristaltik usus

Obat golongan ini bekerja memperlambat suatu motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinal usus, contohnya candu dan alkaloidnya, derivat peptidin, dan anti kolinergik (atropin, ekstrak belladona)Loperamid merupakan derivat difenoksilat dengan khasiat obstipasi yang dua sampai tiga kali lebih kuat tetapi tanpa khasiat terhadap susunan saraf pusat sehingga tidak menimbulkan ketergantungan. Zat ini mampu menormalkan keseimbangan resorpsi-sekresi dari sel-sel mukosa, yaitu memulihkan sel-sel yang berada dalam keadaan hipersekresi ke keadaan resorpsi normal kembali.

Loperamid tidak diserap dengan baik melalui pemberian oral dan penetrasinya ke dalam otak tidak baik, sifat-sifat ini menunjang selektifitas kerjanya. Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 4 jam sesudah minum obat. Masa laten yang lama ini disebabkan oleh penghambatan motilitas saluran cerna dan karena obat mengalami sirkulasi enterohepatik. Loperamid memperlambat motilitas saluran cerna dengan mempengaruhi otot sirkuler dan longitudinalis usus. Obat ini berikatan dengan reseptor opioid sehingga diduga efek konstipasinya diakibatkan oleh ikatan loperamid dengan reseptor tersebut. Waktu paruh 7-14 jam. Kurang dari 2% dieliminasi renal tanpa diubah, 30% dieliminasi fekal tanpa diubah dan sisanya dieliminasi setelah mengalami metabolisme dalam hati sebagai glukoroid ke dalam empedu.Kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 4 jam sesudah pemberian obat. Jangka yang lama ini disebabkan oleh sirkulasi enterohepatik obat dan aktivitas penghambatan motilitas usus itu sendiri. Sebagian besar obat diekskresi melalui feses. Loperamida HCl tersedia dalam bentuk tablet 2 mg dan digunakan dengan dosis 4-8 mg/hari (Ganiswara, 1995). Loperamida HCl dalam sediaan larutan untuk oral memiliki pH sekitar 5 dan obatnya memiliki pKa 8,6. Kapsul loperamida dan larutan oral sebaiknya disimpan di tempat tertutup baik pada suhu kamarOleum ricini (minya kjarak) merupakan trigliserida yang berkhasiat sebagai laksansia. Di dalam usus halus, minyak ini mengalami hidrolisis dan menghasilkan asam risinoleat yang merangsang mukosa usus, sehingga mempercepat gerak peristaltiknya dan mengakibatkan pengeluaran isi usus dengan cepat. Dosis oleum ricini adalah 2 sampai 3 sendok makan (15 sampai 30 ml), diberikan sewaktu perut kosong. Efeknya timbul 1 sampai 6 jam setelah pemberian, berupa pengeluaran buang air besar berbentuk encer.4. Adsorbensia

Adsorben memiliki daya serap yang cukup baik. Khasiat obat ini adalah mengikat atau menyerap toksin bakteri dan hasil hasil metabolisme serta untuk melapii permukaan mukosa usus sehingga toksin dan mikroorganisme tidak dapat untuk merusak serta menembus mukosa usus. Obat obat yang termasukkedalam golongan ini adalah carbo adsorben, kaolin, pektin, garam garam bismut, garam garam alumunium.5. Oralit

Yaitu pertolongan pertama pengobatan diare akut seperti gastro enteritis ialah pencegahan atau mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebih (dehidrasi).DAFTAR PUSTAKADepkes RI. 2005. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Depkes RI.Simadibrata, M, Setiati S. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Pusat Penerbitan Departemen.Soegijanto S. 2006. Ilmu Penyakit Anak Diagnosa dan Penatalaksanaan. Surabaya: Airlangga

Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi keempat. Bagian Farmakologi dan Terapeutik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

Tjay, H. T., dan Rahardja, K. 2002. Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek-efek Sampingnya Edisi V. Gramedia, Jakarta