temporo mendibular joint

7

Click here to load reader

Upload: kyky

Post on 12-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tmj

TRANSCRIPT

Page 1: Temporo Mendibular Joint

Temporo Mendibular Joint (TMJ) atau Sendi temporo mandibular adalah suatu sendi synovial yang menghubungkan rahang bawah (mandibula) dengan tulang temporal yang terletak didepan telinga dan merupakan salah satu sendi yang paling aktif pada tubuh manusia. Hubungan sendi ini bersifat fleksibel. Sendi temporomandibula merupakan suatu sendi atau perlekatan yang bilateral dan dapat bergerak.

Komponen TMJ :1. Kondilus Mandibula2. Fossa kondilaris/mandibula/glenoid/artikularis temporalis3. Eminensia artikularis ossis temporalis4. Diskius artikularis5. Ligamentum sendi

A. Artikulasi tulangSendi temporomandibula terdiri dari persendian yang dibentuk oleh tulang, yang terdiri dari fosa glenoidalis dan prosesus kondilaris mandibula. Prosesus kondilaris ini berbentuk elips yang tidak rata apabila dilihat dari potongan melintang. Sedangkan permukaan artikular dari persendian dilapisi oleh jaringan fibrokartilago yang lebih banyak dibanding kartilago hialin.

B. Diskus ArtikularisBentuk penampangnya bulat lonjong,memanjang anterior posterior.dari arah lateral,discus tampak cembung kearah cranial, sehingga sesuai dengan bentuk fossa mandibularis dan cekung kearah kaudal sesuai dengan bentuk kondilus mandibulaDiscus tersusun dari jaringan fibro kartilago, mengandung banyak proteoglikan sehingga mempunyai daya tahan tinggi terhadap tekanan.diskus artikularis tidak mengandung pembuluh darah dan saraf. Pada bagian posterior discus meleket pada jaringan ikat jarang yang memiliki vaskularisasi dan inervasi yang tinggi, yaitu jaringan retrodistal.Diskus tersusun dari tiga bagian, yaitu pita posterior dengan ketebalan 3 mm, zona intermediat yang tipis, dan pita anterior dengan ketebalan 2 mm.Diskus artikulasi membagi ruang sendi menjadi dua bagian yaitu :1. Ruang sendi bagian kranial/superior : dibatasi oleh fossa mandibula dan permukaan superior dari diskus artikularis.2. Ruang sendi bagian kaudal/inferior : dibatasi oleh kondilus mandibularis dan permukaan inferior dan diskus.

C. KapsulaKapsula merupakan ligamen tipis yang memanjang dari bagian temporal fosa glenoidalis di bagian atas, bergabung dengan tepi meniskus, dan mencapai bawah leher prosesus kondilaris untuk mengelilingi seluruh sendi.TMJ dikelilingi oleh ligamentum kapsul sendi. Fungsinya adalah mengelilingi sendi sehingga dapat mempertahankan cairan synovial. Ligamentum ini juga berperan dalam menahan beban dari arah medial, lateral atau inferior yang dapat memisahkan atau menyebabkan dislokasi dari permukaan artikularis.

D. LigamenLigament berfungsi melindungi struktur sendi terdiri dari jaringan ikat kolagen yang yang tidak dapat meregang.Ligamen-ligamen yang terdapat pada sendi temporomandibula yaitu;1. ligamentum kolateral/ diskalligamentum ini terdiri dari ligamentum kolateral medial, dan ligamenrtum kolateral lateral. 2. ligamentum kapsul sendi Fungsinya untuk mengelilingi sendi sehingga dapat mempertahankan cairan synovial 3. ligamentum temporomandibularisLigamentum ini terdiri daribagian oblik luar yang berfungsi dalam menahan pengeluaran yang berlebihan dari kandilus, dan bagian horizontal yang berperan membatasi gerakan ke posterior dari kondilus dan discus 4. ligamentum sphenomandibularisMerupakan ligament tambahan pada TMJ. Memiliki peran penting dalam pergerakan mandibula 5. ligamentum stylomandibularisLigamentum ini berperan dalam membatasi pergerakan protrusi yang berlebihan dari mandibulaE. Otot-Otot Rahang1. M. Pterigoideus Eksternus/Lateral

Origo : - Kepala Bawah utama : Permukaan lateral lamina lateralis proc.pterigoideus- Kepala Atas Pembantu : Permukaan infratemporalis ala major ossis sphenoidalisInsersio : Fovea pterygoidea proc.codylaris mandibulae; discus articularis articulation temporomandibularis.

2. M.Pterigoideus Internus/Medialis

Origo : Fossa pterygoidea; proc.pyramidalis ossis palatini; lamina lateralis proc.pterygoidei.Insersio : Permukaan medial dan angulus mandibulae; berhadapan dengan m.masseter (pada tuberositas pterygoidea )

Page 2: Temporo Mendibular Joint

3. M.Masseter

Origo : Proc.zygomaticus maxilla; pinggir bawah arcus zygomaticiInsersio : Angulus dan ramus mandibula, dasar proc. Coronoideus

4. M. Temporalis

Origo : fossa temporalis dan fascia temporalisInsersio : Pinggir anterior dan permukaan medial proc. Coronoideus mandibula

F. Reseptor Syaraf Pada TMJI. Reseptor PersendianTerdiri dari mekanoreseptor (badan akhiran saraf) dan resptor nyeri/nosireseptor (ujung akhiran bebas). Berdasarkan penyebaran jenisnya, rseptor persendian terdiri dari :1. Reseptor tipe I : merupakan mekanoreseptor yang terdapat pada lapisan luar kapsul sendi, berupa kapsul yang berbentuk bulat kecil. Berfungsi menerima tekanan terutama kearah posterior dan berperan dalam mempertahankan posisi mandibula.2. Reseptor tipe II : merupakan mekanoreseptor yang terdapat didalam kapsul sendi berbentuk spindle tebal, berperan dalam menerima kesan getaran pada sendi.3. Reseptor tipe III : merupakan mekanoreseptor yang terdapat pada ligamentum lateralis TMJ. Berperan dalam menerima kesan tekan/kearah lateral pada TMJ.4. Reseptor tipe IV : merupakan reseptor nyeri berupa akhiran bebas ujung syaraf tanpa myelin yang terletak disekeliling kapsul sendi. Reseptor nyeri tidak didapati pada kartilago sendi, jaringan synovial dan diskus artikularis.

II. Reseptor Otot-otot SendiReseptor otot-otot TMJ terdiri atas :1. Kumparan otot (muscle spindle)Terletak diantara serat-serat muscular, berbentuk seperti mata pintal yang panjang merupakan ressepto propriosef yaitu reseptor yang membantu menentukan posisi tubuh/anggota tubuh dalam ruang. Reseptor ini berperan dalam koordinasi gerakan otot-otot sehingga gerakan rahang bawah dapat dilakukan dengan cepat.2. Organ Glgi TendonMerupakan kapsul yang mengandung serat jaringan penyambung yang terdapat pada perletkatan otot dengan tendonnya. Merupakan reseptor Proprioseptif yang peka terhadap perubahan pannjang otot dan berfungsi inhibitor terhadap kontraksi otot.G. Suplai pembuluh darah dan sarafSuplai saraf sensoris ke sendi temporomandibula didapat dari nervus aurikulotemporalis dan nervus masseter cabang dari nervus mandibularis. Jaringan pembuluh darah untuk sendi berasal dari arteri temporalis superfisialis yang merupakan cabang dari arteri carotis eksterna.

Fungsi TMJFungsi utama sendi temporomandibula adalah memungkinkan gerakan membuka dan menutup mulut, protrusi dan retrusi mandibula serta gerakan ke lateral yang berdasarkan gerakan rotasi dan translasi.Otot- otot pengunyahan/ mastikasi1. M. pterigoideus eksternus/ lateral2. M.pterigoideus internus/ medial3. M. masseter4. M. Temporalis

Kelainan dan Penyakit TMJa) ArtritisArtritis bisa terjadi pada sendi temporomandibuler seperti halnya sendi lainnya.Osteoartritis (penyakit sendi degeneratif), merupakan sejenis artritis dimana kartilago sendi mengalami pengeroposan, hal ini lebih sering terjadi pada orang tua. Kartilago pada sendi temporomandibuler tidak sekuat kartilago pada sendi lainnya. Osteoartritis terutama terjadi jika cakramnya hilang atau telah membentuk lubang, sehingga penderita merasakan sendinya berderik pada saat membuka atau menutup mulutnya.Pada osteoartritis yang berat, ujung tulang rahang akan menjadi rata, dan penderita tidak dapat membuka mulutnya lebar-lebar. Rahang juga bisa bergeser ke sisi yang sakit, dan penderita tidak mampu untuk memindahkannya kembali. Tanpa pengobatan hampir seluruh gejala akan membaik setelah beberapa tahun, mungkin karena jaringan di belakang cakram membentuk jaringan parut dan berfungsi seperti cakram yang asli.Artritis rematoid hanya terjadi sebanyak 17% pada penderita yang mengalami artritis pada sendi temporomandibuler. Jika artritis rematoid sangat berat (terutama pada orang muda), ujung tulang rahang bisa mengalami pengeroposan dan memendek. Kerusakan ini bisa menyebabkan maloklusi (salah temu antara gigi atas dan gigi bawah) secara tiba-tiba. Jika kerusakannya parah, tulang rahang pada akhirnya akan melebur dengan tulang tengkorak (ankilosis), sehingga sangat membatasi kemampuan

Page 3: Temporo Mendibular Joint

membuka mulut.Artritis pada sendi temporomandibular juga bisa terjadi akibat cedera, terutama cedera yang menyebabkan perdarahan ke dalam sendi. Cedera seperti ini biasanya terjadi pada anak-anak yang tertabrak pada sisi dagunya. Penderita osteoartritis pada sendi temporomandibuler harus mengistirahatkan sendi tersebut selama mungkin, menggunakan bidai atau alat lain untuk mengendalikan ketegangan ototnya, dan minum pereda nyeri untuk mengurangi nyerinya.Rasa nyeri akan menghilang dalam waktu 6 bulan dengan atau tanpa pengobatan.Biasanya, pergerakan rahang cukup memadai untuk aktivitas normal, walaupun rahang tidak dapat dibuka lebar seperti sebelumnya. Artritis rematoid pada sendi temporomandibular diobati dengan obat-obatan yang digunakan untuk artritis rematoid pada sendi yang lain. Pengobatannya terdiri dari obat pereda nyeri, kortikosteroid, metotreksat dan senyawa emas. Mempertahankan pergerakan sendi dan mencegah ankilosis sangat penting. Biasanya, cara terbaik untuk mencapai tujuan ini adalah dengan melakukan atihan dibawah pengawasan seorang terapis.Untuk mengurangi gejala (terutama ketegangan otot), penderita menggunakan sebuah bidai pada malam hari yang tidak membatasi pergerekan rahang. Pada ankilosis, mungkin diperlukan pembedahan dan penggunaan sendi buatan untuk mengembalikan pergerakan rahang (jarang terjadi).

b) Ankilosis Ankilosis adalah hilangnya pergerakan sendi, sebagai akibat dari peleburan tulang di dalam sendi atau pengapuran ligamen di sekitar sendi. Pengapuran ligamen di sekitar sendi tidak menimbulkan nyeri, tetapi mulut hanya dapat membuka selebar 2,5 cm atau kurang. Peleburan dari tulang-tulang di dalam sendi menyebabkan nyeri dan gerakan sendi menjadi amat sangat terbatas. Kadang-kadang latihan peregangan dapat menolong penderita yang mengalami pengapuran, tetapi biasanya pengapuran atau peleburan tulang memerlukan tindakan pembedahan untuk mengembalikan pergerakan rahang.

c) HipermobilitasHipermobilitas (melonggarnya rahang) terjadi jika ligamen yang menahan sendi menjadi teregang. Pada hipermobilitas, rahang bergeser seluruhnya ke depat, keluar dari tempatnya (dislokasi), menyebabkan nyeri dan tidak dapat menutup mulut. Hal ini bisa terjadi secara berulang-ulang. Untuk mencegah terjadinya hal ini, jangan membuka mulut terlalu lebar, sehingga ligamen tidak terlalu teregang. Karena itu hendaknya menahan menguap dan menghindari roti lapis yang tebal dan makanan lainnya yang memerlukan mulut terbuka lebar. Jika sering terjadi dislokasi, mungkin diperlukan pembedahan untuk mengembalikan posisi normal atau untuk memperpendek ligamen dan mempererat sendi.

d) Kelainan PembentukanCacat bawaan pada sendi temporomandibuler jarang terjadi. Kadang ujung tulang rahang tidak terbentuk atau lebih kecil daripada normal; atau tumbuh lecih cepat atau lebih lama daripada normal. Kelainan tersebut bisa menyebabkan kelainan bentuk wajah dan maloklusi (salah letak gigi atas dan gigi bawah). Keadaan ini hanya bisa diatasi dengan pembedahan.

e) Nyeri OtotNyeri otot di sekitar rahang terutama disebabkan oleh penggunaan otot yang berlebihan, yang seringkali bersumber dari stres psikis yang menyebabkan penderita mengatupkan atau mengertakan giginya (bruksisme).Pada umumnya orang dapat meletakkan ujung jari telunjuk, jari tengah dan jari manisnya secara vertikal pada ruang antara diantara bagian atas dan bawah gigi depan tanpa tekanan. Tetapi jika terdapat kelainan otot-otot di sekitar sendi temporomandibuler, ruang tersebut biasanya menjadi lebih kecil.Biasanya timbul rasa nyeri yang sangat ringan pada sendi. Tetapi penderita lebih sering merasakan nyeri pada kedua sisi wajah selama terjaga atau sepanjang hari, setelah saat-saat yang menegangkan. Nyeri ini merupakan akibat kejang otot yang disebabkan oleh pengatupan otot dan pengertakan gigi yang berulang-ulang.Orang-orang yang menyadari bahwa mereka melakukan gerakan mengatupkan atau mengertakan giginya dapat menghentikan kebiasaan ini. Biasanya pengobatan utama adalah pembidaian. Pembidaian mengurangi pengatupan dan pengertakan, sehingga otot-otot rahang dapat beristirahat dan sembuh kembali.Pembidaian juga dapat merncegah kerusakan gigi karena penekanan yang luar biasa ketika penderita mengatupkan atau mengertakan giginya.Terapi fisik yang dilakukan bisa berupa :• Pengobatan ultrasonik.Merupakan suatu metode dimana diberikan panas kepada daerah yang nyeri.Jika dihangatkan dengan ultrasonik, pembuluh darah akan melebar dan darah bisa lebih cepat mengangkut asam laktat yang terkumpul, yang menyebabkan timbulnya nyeri otot.• Electromyographic biofeedback.Teknik ini memantau aktivitas otot dengan sebuah meteran. Penderita berusahan untuk mengendurkan seluruh tubuh atau otot tertentu sambil melihat ke meteran.Dengan cara ini, penderita belajar untuk mengendalikan atau mengendurkan otot tertentu.• Obat semprot dan latihan peregangan.Menyemprotkan pendingin kulit pada pipi dan pelipis dapat meregangkan otot-otot rahang.• Pemijatan gesekan.

Page 4: Temporo Mendibular Joint

Handuk yang kasar digesekkan diatas pipi dan pelipis untuk meningkatkan peredaran darah dan mempercepat pengangkutan asam laktat.• Perangsangan saraf elektrik transkutaneus.Digunakan sebuah alat yang merangsang serat-serat saraf yang tidak menyalurkan nyeri. Impuls (rangsangan hantaran saraf) yang terjadi diduga akan menghalangi impuls nyeri yang dirasakan oleh penderita.• Mengatasi stres seringkali membawa perubahan yang drastis.• Obat-obatanObat-obatan yang diberikan bisa berupa obat yang melenturkan otot, untuk menghilangkan sesak dan nyeri. Tetapi pemberian obat tidak bersifat menyembuhkan, dan tidak dianjurkan pada orang lanjut usia dan hanya diberikan dalam waktu yang singkat (biasanya 1 bulan atau kurang). Obat pereda nyeri (misalnya anti peradangan non-steroid, contohnya aspirin) juga bisa mengurangi nyeri. Obat tidur kadang diberikan untuk membantu penderita yang mengalami kesulitan tidur karena nyeri yang timbul.f) Gangguan InternalPada gangguan internal (internal dearangement), cakram di dalam sendi terletak lebih depan dari posisi normalnya. Pada gangguan internal tanpa reduksi, cakram tidak pernah bisa masuk kembali ke dalam posisi normalnya, dan pergerakan rahang menjadi terbatas. Pada gangguan internal yang disertai reduksi (lebih sering terjadi), cakram terletak lebih depan dari posisi normalnya hanya jika mulut dalam keadaan tertutup. Jika mulut terbuka dan rahang bergeser ke depan, cakram akan masuk kembali ke dalam posisi normalnya, dan terdengar bunyi 'klik'. Jika mulut tertutup, cakram akan terdorong ke depan lagi, dan akan terdengar lagi bunyi 'klik'.Satu-satunya gejala dari gangguan internal adalah bunyi 'klik' dalam sendi yang timbul jika mulut terbuka lebar atau rahang bergeser dari kiri ke kanan atau sebaliknya.Sebanyak 20% penderita tidak menimbulkan gejala lainnya, selain bunyi tersebut.Diagnosis ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan pada saat penderita secara perlahan membuka dan menutup mulutnya. Jika penderita merasakan nyeri atau sulit menggerakkan rahangnya, maka diperlukan pengobatan. Jika segera setelah timbulnya gejala penderita mencari pengobatan, dokter gigi masih mampu mendorong cakram kembali ke posisi normalnya. Tetapi jika keadaan ini telah berlangsung kurang dari 3 bulan, digunakan bisai untuk menjaga agar rahang bawah tetap mengarah ke depan.Pembidaian akan mempertahankan cakram dalam posisinya, sehingga ligamen penyangganya semakin erat. Setelah 2-4 bulan, bidai akan disesuaikan agar dapat mengenbalikan rahang kembali ke posisi normalnya, dengan harapan bahwa cakram akan tetap tinggal di tempatnya. Penderita diminta untuk menghindari membuka mulutnya terlalu lebar. Penderita harus menahan bila menguap, memotong-motong makanan menjadi potongan kecil-kecil, dan makan makanan yang mudah dikunyah. Bila keadaan ini tidak dapat diatasi dengan cara-cara non-bedah, bisa dilakukan pembedahan untuk membali membentuk cakram dan menempelkannya kembali ke tempatnya. Tetapi pembedahan jarang dilakukan. Penderita seringkali juga merasakan nyeri otot; setelah nyeri otot diobati, gejala lainnya biasanya akan menghilang juga. Lebih mudah mengatasi nyeri otot daripada mengobati gangguan internal.

g) DislokasiTMJ dapat mengalami dislokasi antrior pada saat pembukaan mulut. Hal ini dapat disebabkan oleh pembukaan mulut yang terlalu besar (misal karena menguap atau tertawa yang terlalu lebar) atau akibat tindakan pencabutan gigi. Keadaan ini harus segera diatasi, sebab apabila dibiarkan dapat menyebabkan terbentuknya jaringan fibrosa yang adhesif.Gejala kliniknya berupa dagu lebih kedepan bawah, sakit dan sukar membuka mulut, sulit berbicara, salivasi, gigitan terbuka, dislokasi unilateral, deviasi mandibula kearah normal.

h) TrismusAdalah keadaan dimana terjadi pembatasan dari pergerakan TMJ yang bersifat temporer. Merupakan gejala dan dapat disebabkan oleh berbagai penyebab yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Yaitu yang berasal dari penyakit peradangan akut yang terasa sendi atau jaringan di sekitarnya misalnya perikoronitis akut dan mumps.. Diagnosa ditentukan dengan berdasar pada tanda-tanda penyakit yang berhubungan dengannya. Kelompok kedua dari gangguan tersebut disebabkan oleh benturan langsung (trauma) atau peradangan dari otot pengunyahan dan kelompok ketiga, dimana trismus tidak selalu terjadi, berasal dari gangguan sistem saraf sentral.

i) DegenerasiDegenerasi kartilago artikuler disebabkan oleh gangguan keseimbangan fisiologi antara stress mekanis dan kemampuan jaringan sendi untuk bertahan terhadap stress tersebut. Pada stres mekanis, kartilago artikuler sangat resisten terhadap proses pengausan dalam kondisi gerakan yang berkali-kali, kendati beban benturan yang berulang akan menyebabkan kegagalan sendi pada tingkat kartilago. Ketika sendi mengalami stress mekanis yang berulang, elastisitas kapsula sendi, kartilago artikuler dan ligamentum akan berkurang. Lempeng artikuler akan menipis dan kemampuannya untuk menyerap kejutan menurun, terjadi penyempitan rongga sendi dan gangguan stabilitas.ketika lempeng artikuler lenyap, osteofit (tulang taji) akan terbentuk di bagian tepi permukaan sendi dan kapsula serta membrane synovial menebal. Kartilago sendi mengalami degenerasi serta atrofi, tulang mengeras dan mengalami hipertrofi pada permukaan sendinya dan ligament akan mengalami kalsifikasi. Akibatnya terbentuk efusi sendi yang steril dan sinovitis sekunder. Selain stress mekanis, perubahan pelumas dan imobilitas juga mempengaruhi degenerasi.Gejala klinis umumnya berupa rasa sakit berupa rasa sakit pada pergerakan sendi, krepitasi, keterbatasan gerak dan

Page 5: Temporo Mendibular Joint

penyimpangan pola gerakan sendi. Secara radiologis, degenerasi sendi ditandai dengan penyempitan ruang artikularis, melandainya kontur permukaan sendi, aposissi jaringan tulang, pembentukan abnormal tepian tulang, erosi permukaan kondilus dan pembentukan tulang sklerotik dibawah kartilago sendi.Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya degenerasi :• Faktor biomekanikPerubahan besar dari pola tekanan yang dialami TMJ melewati ambang batas tahanan sendi dan berlangsungdalam jangka waktu yang lama maka TMJ akan dapat mengalami degenerasi.• Peradangan menahunMenyebabkan perubahan jaringan yang menetap sehingga terjadi perubahan struktur jaringan sendi, seperti terbentuknya jaringan parut.• Gangguan nutrisiBerkurangnya nutrisi dapat menyebabkan perubahan bahkan kematian jaringan.

j) Gangguan perkembangan• Aplasia kondilusKelainan dimana kondilus mandibula tidak berkembang dengan sempurna, biasa unilateral ataupun bilateral. Kemungkinan akibat trauma pada saat perkembangan, bisa juga dikarenakan oleh infeksi.• Aplasia diskus artikularisKelainan perkembangan yang melibatkan bentuk, ukuran dan konsistensi dari diskus artikularis tidak sempurna disebabkan oleh terjadi kegagalan pembentukan serat kolagen yang merupakan struktur dasar dari diskus.

k) NeoplasmaNeoplasma pada TMJ dapat mengenai kondilus atau jaringan penyangganya. Neoplasma yang mengenai TMJ jarang ditemukan, dan biasanya bersifat jinak. Lesi yang paling sering ditemukan adalah osteokondroma dan osteoma.

Hubungan Gizi dengan Penyakit DegeneratifSalah satu penyebab terjadinya penyakit degeneratif adalah karena perolehan zat gizi mikro dan makro yang tidak seimbang. Pola makan yang salah meningkatkan resiko penyakit ini. Dari beberapa jenis penyakit di atas dapat kita simpulakan bahwa sebagian besar di pengaruhi oleh konsumsi makanan. Masyarakat sekarang gemar mengkonsumsi makanan – manakan tinggi lemak seperti goreng – gorengan, junk food, makanan – makanan instan. Kandungan Junk food mengandung lemak jenuh (saturated fat), garam dan gula, serta bermacam-macam additiveseperti monosodium glutamate dan tartrazine dengan kadar yang tinggi. Oleh sebab itu daya tahan tubuh akan menurun dan meningkatkankan resiko penyakit ini terutama karena konsumsi lemak dan gula berlebih.Makanan yang kita konsumsi akan membentuk antioksidan yang penting untuk melindungi tubuh. Dari asal terbentuknya antioksidan ini dibedakan menjadi dua yakni intraseluler ( didalam sel) dan ekstraseluler (diluar sel) atau pun dari makanan. Dari sini aktioksidan tubuh bisa dikelompokkan menjadi 3 yakni:a. Antioksidan PrimerAntioksidan primer bekerja untuk mencegah pembentukan senyawa radikal bebas baru. Ia mengubah radikal bebas menjadi molekul yang berkurang dampak negatifnmya, sebelum radikal bebas ini sempat bereaksi. Contoh anti aksidan ini adalah enzim SOD yang berfungsi sebagai pelindung hancurnya sel – sel tubuh serta mencegah proses peradangan karena radikal bebas. Enzim SOD sebenarnya sudah ada dalam tubuh kita. Namun bekerjanya membutuhkan bantuan zat – zat gizi meneral seperti mangan, seng, tembaga. Selenuum (Se) juga berperan sebagai antipksidan. Jadi, jika ingin menghambat gejala penyakit degeratif, mineral – mineral tersebut hendaklah tersedia cukup dalam makanan yang dikonsumsi setiap hari.b. Antioksidan SekunderAntioksidan ini berfungsi untuk menangkap senyawa serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh anti oksidan sekunder: vitamin E, vitamin C, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin.Kanker esofagus dan kanker lambung juga berhubungan dengan keadaan gizi kurang. Kenyataannya, hampir semua studi mengenai diet dengan kanker lambung, telah menemukan efek protektif dari konsumsi sayuran dan buah-buahan, dan bahkan dalam percobaan in vitro pembentukan komponen N-nitriso dapat ditekan seminim mungkin oleh antioksidan seperti vitamin E dan vitamin C.c. Antioksidan TersierAntioksidan jenis ini memperbaiki kerusakan sel – sel jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh enzim yang memperbaiki DNA. Enzim ini berguna untuk mencegah penyakit kanker. Percobaan telah mendukung teori bahwa mengkonsumsi antioksidan yang memadai dapat mengurangi berbagai penyakit degeratif.