teknik komunikasi verbal (afrodita indayana

23
TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI VERBAL (Studi Kasus : Museum Perjuangan) Oleh : Kelompok 1 / Praktikum 2 Bhintary Fauzya Putri (J3B110014) Helvira Kurniati (J3B110045) Afrodita Indayana (J3B110049) Beni Nuryanto (J3B210074) Dosen: Kania Sofiantina Rahayu, S.I.Kom, M.Par, MMHTRL Asisten: Awaliyah Anjani, A.md

Upload: afrodita-indayana

Post on 15-Feb-2015

62 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI VERBAL(Studi Kasus : Museum Perjuangan)

Oleh :

Kelompok 1 / Praktikum 2

Bhintary Fauzya Putri (J3B110014)Helvira Kurniati (J3B110045)Afrodita Indayana (J3B110049)Beni Nuryanto (J3B210074)

Dosen:

Kania Sofiantina Rahayu, S.I.Kom, M.Par, MMHTRL

Asisten:

Awaliyah Anjani, A.md

PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATAPROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR2012

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi merupakan suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain di lingkungannya. Satu-satunya alat untuk dapat berhubungan dengan orang lain di lingkungannya adalah komunikasi baik secara verbal maupun non verbal (bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh suku bangsa). Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa ada hambatan yaitu baik dari pengirim, saluran, penerima dan umpan balik serta hambatan fisik dan psikologis.

Komunikasi juga merupakan sebuah keterampilan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap gerak langkah manusia. Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh. Menurut bentuk komunikasi, ada yang disebut komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah berarti sebuah pesan dikirim dari pengirim ke penerima tanpa ada umpan balik. Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Komunikasi berdasarkan besarnya sasaran terdiri dari komunikasi massa, komunikasi kelompok dan komunikasi perorangan. Sedangkan komunikasi berdasarkan arah pesan terbagi menjadi komunikasi satu arah dan komunikasi timbal balik.

Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan atau informasi di antara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan atau informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim.

B. Tujuan Praktik

Kegiatan praktikum teknik-teknik komunikasi verbal mempunyai beberapa tujuan guna memperoleh hasil yang diinginkan. Tujuan praktukum tersebut sebagai berikut.1. Mengenali, mengetahui, memahami dan mengerti serta mampu menjelaskan

teknik-teknik komunikasi verbal.2. Mahir dalam mempraktikkan teknik-teknik komunikasi verbal.

1

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teknik

Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan bahwa teknik adalah pengetahuan dan kepandaian membuat sesuatu yang berkenaan dengan hasil industri, cara (kepandaian, dsb) membuat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan seni, metode atau sistem mengerjakan sesuatu.

B. Komunikasi

Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti atau makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid). Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981). Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)

Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut seperti mempelajari atau mengajarkan sesuatu, mempengaruhi perilaku seseorang, mengungkapkan perasaan, menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain, merhubungan dengan orang lain, menyelesaian sebuah masalah, mencapai sebuah tujuan, menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik, enstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain.

C. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dilakukan dengan adanya sebuah kata-kata yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikasi agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek sebagai berikut.1. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila

pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

2. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

3. Intonasi suara. Akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

4. Humor: Dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

5. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

6. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

2

III. METODE PRAKTEK

A. Waktu dan lokasi

Praktikum teknik-teknik komunikasi verbal dilaksanakan pada hari Selasa, 14 Februari pukul 10.30 – 13.50 WIB. Lokasi praktikum di Kampus Diploma IPB, ruang kelas CB K04. Praktikum ini dilakukan dengan durasi waktu 1x200 menit.

B. Alat dan bahan

Kegiatan praktikum yang dilakukan dengan observasi langusng ke lokasi pengamatan yang telah ditentukan. Alat yang digunakan untuk membantu kelancaran dan kemudahan praktikum memiliki fungsi masing-masing sebagai berikut (Tabel 1).

Tabel 1. Alat dan bahan yang digunakanNo. Alat-alat Fungsi1. Alat Tulis Mencatat objek pengamatan2. Tallysheet Mempermudah dalam pencatatan hasil3. Note book Membuat dan menyusun laporan4. Buku/internet Sumber Informasi5. Printer Mencetak hasil laporan

C. Langkah Pengerjaan

Praktikum teknik-teknik komunikasi verbal memiliki berbagai langkah-langkah pengerjaan. Langkah pengerjaan ini bertujuan agar praktikum dapat berjalan sesuai dengan hasil yang diinginkan. Langkah pengerjaan yang dilakukan sebagai berikut.1. Menentukan konunikasi verbal yang akan diamati oleh setiap kelompok

sehingga sasaran yang dituju tidak sama antar kelompok satu sama dengan yang lainnya.

2. Mengamati teknik-teknik komunikasi verbal yang dilakukan.3. Mencatat teknik komunikasi verbal yang diamati kedalam tallysheet yang telah

disediakan.4. Membuat laporan lengkap.

3

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktik

Komunikasi verbal dapat dilakukan dengan menggunakan teknik bahasa (vocabulary, kecepatan dan intonasi) dan performance (penampilan dan sikap). Pelaku komunikasi verbal tentunya mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda dalam melakukan suatu komunikasi atau interaksi. Teknik komunikasi verbal secara lengkap sebagai berikut (Tabel 2).Tabel 2. Teknik Komunikasi Verbal

No. Pelaku

TeknikMaksud

KmnTujuanKmn

Bidang Kmn

Bahasa PerformanceVocabulary

Kece-Patan

Into-nasi

Penam-pilan

Sikap

1. Orangtua Baik Sedang Jelas Santai Tegas InformatifMengubah

sikap

Komunikasi

Sosial

2. Teman Sedang Sedang Jelas Santai Santai InformatifMengubah

sikap

Komunikasi

Sosial

3. Kakak Sedang Cepat Naik Santai Tegas InstruktifMengubah

sikapKomukasi sosial

4. Ustadjah Baik Sedang Naik Santai Santai InstruktifMengubah

sikap

Komunikasi

sosial

5. Pembeli Baik Sedang Naik Santai Santai PersuasifMengubah pendapat

Komunikasi

bisnis

6. Teller Baik Sedang Jelas Sopan Santai InformatifMengubah

sikap

Komunikasi

sosial

7. Dosen Baik Sedang Jelas Sopan Tegas InformatifMengubah

SIkap

Komunikasi

Sosial

8. Pemandu Baik Sedang Jelas Sopan Santai InformatifMengubah pendapat

Komunikasi

Sosial

B. Pembahasan

Komunikasi dapat dilakukan dengan siapa saja. Perbedaan antara komunikator dengan komunikan dapat mempengaruhi teknik komunikasi verbal yang dilakukan. Beberapa studi kasus mengenai teknik komunikasi verbal yang dilakukan akan dijelaskan sebagai berikut.

1. Komunikasi Verbal yang dipilih

Komunikasi verbal merupakan pesan yang disampaikan secara lisan ataupun tulisan. Komunikasi verbal dapat terbagi menjadi komunikasi vokal, yaitu bahasa lisan. Sedangkan nonvokal, yaitu bahasa tertulis. Komunikasi verbal setiap komunikator dan komunikan tergantung kepada interaksi yang dilakukan. Komunikasi verbal yang dipilih sebagai berikut.

a. Orangtua dengan Anak (Helvira Kurniati, J3B110045)

Komunikasi yang dilakukan antara orangtua dengan anaknya menggunakan komunikasi verbal. Komunikasi verbal yang dilakukan berupa komunikasi lokal yaitu bahasa lisan dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Pemilihan komunikasi

4

secara lisan ini sangat membantu dalam penyampaian pesan yang lebih efektif sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

b. Teman dengan Teman (Afrodita Indayana, J3B110049)

Komunikasi yang dilakukan oleh teman dengan teman menggunakan komunikasi verbal. Komunikasi verbal yang dilakukan berupa komunikasi lokal yaitu bahasa lisan. Bahasa yang digunakan dengan bahasa sehari-hari agar tidak kaku.

c. Kakak dengan Adik (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Komunikasi yang dilakukan antara kakak dengan adik menggunakan komunikasi verbal. Komunikasi verbal yang dilakukan berupa komunikasi lokal yaitu bahasa lisan. Bahasa yang digunakan dengan bahasa sehari-hari agar komunikan dapat mengerti apa yang telah dikomunikasikan.

d. Ustadjah dengan Jama’ah (Beni Nuryanto, J3B210074)

Komunikasi yang dilakukan oleh ustadjah dengan jama’ah menggunakan komunikasi verbal. Komunikasi verbal yang dilakukan berupa komunikasi lokal yaitu bahasa lisan. Dengan begitu komunikasi dapat berlangsung dengan baik.

e. Pedagang dengan pembeli (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Komunikasi yang dilakukan oleh teman dengan teman menggunakan komunikasi verbal. Komunikasi verbal yang dilakukan berupa komunikasi lokal yaitu bahasa lisan untuk mempermudah dalam proses tawar menawar.

f. Teller dengan Nasabah (Afrodita Indayana, J3B110049)

Komunikasi yang dilakukan oleh teller dengan nasabah menggunakan komunikasi verbal. Komunikasi verbal yang dilakukan berupa komunikasi lokal yaitu bahasa lisan. Dengan begitu komunikasi dapat berlangsung dengan baik.

g. Dosen dengan Mahasiswa (Helvira Kurniati, J3B110045)

Komunikasi yang dilakukan antara dosen dengan mahasiswa menggunakan komunikasi verbal. Komunikasi verbal yang dilakukan berupa komunikasi lokal yaitu bahasa lisan dengan menggunakan bahasa yang sedikit baku. Pemilihan komunikasi secara lisan ini sangat membantu dalam penyampaian informasi yang lebih efektif sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

h. Pemandu dengan Wisatawan

Komunikasi yang dilakukan antara pemandu dengan wisatawan menggunakan komunikasi verbal. Komunikasi verbal yang dilakukan berupa komunikasi lokal yaitu bahasa lisan dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Pemilihan komunikasi secara lisan ini sangat membantu dalam penyampaian pesan yang lebih efektif sehingga tidak terjadi kesalahpahaman.

2. Pelaku

Suatu proses komunikasi sangat berkaitan erat dengan komunikator dan komunikan. Komunikator merupakan seseorang yang menyampaikan pesan. Sedangkan komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari seorang komunikator. Pelaku dari setiap kegiatan komunikasi yang dilakukan akan dibahas sebagai berikut.

a. Orangtua dengan Anak (Helvira Kurniati, J3B110045)

Suatu komunikasi yang dilakukan antara orangtua dengan anaknya tentunya memiliki komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi ini, yang berlaku sebagai

5

komunikator adalah orangtua, sedangkan yang berlaku sebagai komunikan adalah anak. Komunikator memiliki usia 49 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Sedangkan komunikan berusia 20 tahun dengan jenis kelamin perempuan.

b. Teman dengan Teman (Afrodita Indayana, J3B110049)

Komunikasi yang dilakukan antara teman dengan teman memiliki posisi sebagai komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi ini, yang berlaku sebagai komunikator adalah remaja berusia 19 tahun dengan jenis kelamin laki-laki, sedangkan yang berlaku sebagai komunikan adalah teman sebayanya yang memiliki karakteristik berbeda dalam jenis kelamin (Gambar 1).

Gambar 1. Komunikasi teman dengan teman

c. Kakak dengan Adik (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Komunikasi yang dilakukan antara kakak dengan adik memiliki posisi sebagai komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi ini, yang berlaku sebagai komunikator adalah kakak dengan usia 22 tahun dengan jenis kelamin perempuan, sedangkan yang berlaku sebagai komunikan adalah adik usia 17 tahun dengan jenis kelamin laki-laki.

d. Ustadjah dengan Jama’ah (Beni Nuryanto, J3B210074)

Komunikasi yang dilakukan antara ustadjah dengan jama’ah memiliki posisi sebagai komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi ini, yang berlaku sebagai komunikator adalah ustadjah dengan usia 55 tahun dengan jenis kelamin perempuan, sedangkan yang berlaku sebagai komunikan adalah jamaah dengan usia berkisar antara 10-45 tahun dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

e. Pedagang dengan pembeli (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Komunikasi yang dilakukan antara pedagang dengan pembeli memiliki posisi sebagai komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi ini, yang berlaku sebagai komunikator adalah pedangang dengan usia 52 tahun dengan jenis kelamin perempuan, sedangkan yang berlaku sebagai komunikan adalah pembeli usia 21 tahun dengan jenis kelamin perempuan (Gambar 2).

6

Gambar 2. Komunikasi Pembeli dengan Penjual

f. Teller dengan Nasabah (Afrodita Indayana, J3B110049)

Komunikasi yang dilakukan antara teller dengan nasabah memiliki posisi sebagai komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi ini, yang berlaku sebagai komunikator adalah teller dengan usia 24 tahun dengan jenis kelamin perempuan, sedangkan yang berlaku sebagai komunikan adalah nasabah usia 30 tahun dengan jenis kelamin perempuan.

g. Dosen dengan Mahasiswa (Helvira Kurniati, J3B110045)

Suatu komunikasi yang dilakukan antara dosen dengan mahasiswa tentunya memiliki komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi ini, yang berlaku sebagai komunikator adalah dosen, sedangkan yang berlaku sebagai komunikan adalah mahasiswa. Komunikator memiliki usia 33 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Sedangkan komunikan berusia 19-20 tahun dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

h. Pemandu dengan Wisatawan

Komunikasi yang dilakukan antara pemandu dengan wisatawan tentunya memiliki komunikator dan komunikan. Dalam komunikasi ini, yang berlaku sebagai komunikator adalah pemandu, sedangkan yang berlaku sebagai komunikan adalah wisatawan. Komunikator memiliki usia 48 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Sedangkan komunikan berusia 11-12 tahun dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

3. Teknik Komunikasi Verbal

Teknik komunikasi verbal dapat dinilai dengan menggunakan bahasa dan performance yang dilakukan oleh antar pelaku komunikasi tersebut. Penilaian suatu bahasa yang digunakan dalam komunikasi dapat dinilai dari vocabulary, kecepatan dan intonasi. Vocabulary merupakan baku tidaknya bahasa seseorang. Kecepatan nilai dengan pelan, sedang dan cepat. Sedangkan intonasi, dinilai dengan turun, jelas ataupun naik.

a. Bahasa

Bahasa adalah sebuah institusi social yang dirancang, dimodifikasi dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan kultur atau subkultur yang terus menerus berubah. Oleh sebab itu bahasa dari budaya yang satu berbeda dengan bahasa dari budaya yang lain. Di lain pihak, bahasa dari suatu subkultut berbeda dengan bahasa dan subkultur yang lainnya (Montgomey, 1986).

7

1) Orangtua dengan Anak (Helvira Kurniati, J3B110045)

Komunikasi yang dilakukan antara orangtua dengan anaknya menggunakan bahasa yang baik (baku). Vocabulary yang diterapkan oleh orang tua (komunikator) sangat baik untuk mendidik anak (komunikan) untuk menggunakan kata-kata yang baik (baku) kepada setiap orang. Kecepatan bahasa sedang dan intonasinya pun tegas. Teknik berbahasa yang seperti ini sering kali diaplikasikan oleh para orang tua (komunikator) kepada anak (komunikan) karena cukup efektif dalam menghasilkan efek ataupun umpan balik sebagai tanda bahwa komunikan dapat menerima dengan baik pesan yang disampaikan oleh komunikator.

2) Teman dengan Teman (Afrodita Indayana, J3B110049)

Interaksi antara teman dengan teman biasanya dilakukan tanpa adanya aplikasi etika formal yang secara terus-menerus. Metode komunikasi verbal yang digunakan oleh golongan interaksi teman dengan teman dilakukan dengan kesepakatan antar pelaku. Kesepakatan berbahasa para pelaku selalu dipengaruhi oleh karakter sistem komunikasi dari setiap daerah yang berbeda. Adapula aplikasi metode komunikasi verbal pada golongan ini dengan mengadopsi dan mencampurkan bahasa asing, bahasa daerah ataupun bahasa Indonesia. Metode ini lebih disepakati oleh para pelaku karena dalam sistem komunikasi golongan interaksi teman dengan teman lebih memilih menggunakan metode yang tidak mengikat para pelaku untuk melakukan komunikasi verbal yang baku. Metode komunikasi antara teman dengan teman pada intinya tidak memiliki peraturan tertentu dalam aplikasi berbahasanya.

3) Kakak dengan Adik (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Bahasa yang digunakan vocabullary yang digunakan kakak kepada adiknya yaitu sedang karena bahasa yang digunakan tidak formal atau resmi. Kecepatan pembicaraan antara kakak dengan adik cukup cepat dan intonasi yang diucapkan kakak cenderung naik.

4) Ustadjah dengan Jama’ah (Beni Nuryanto, J3B210074)

Bahasa mengenai vocabullary yang digunakan ustadjah kepada jama’ah yaitu sedang karena bahasa yang digunakan tidak formal atau resmi. Kecepatan pembicara antara ustadjah kepada jama’ah terbilang sedang dan intonasinya naik.

5) Pedagang dengan pembeli (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Bahasa yang digunakan pembeli vocabullary yang pembeli tersebut juga baik dan jelas pengucapanya. Kecepatan yang pengucapan kalimat saat berbicara relatif sedang dan intonasinya datar tidak naik.

6) Teller dengan Nasabah (Afrodita Indayana, J3B110049)

Teller merupakan seseorang yang bekerja di bank dan membantu para nasabah dalam melakukan transaksi di bank. Teller mempunyai kemampuan komunikasi khusus untuk berinteraksi dengan para nasabah karena pada dasarnya teller merupakan penghubung antara pihak bank dengan nasabah dalam urusan transaksi perbankan. Metode komunikasi yang digunakan ialah dengan metode komunikasi berbahasa verbal yang baku namun fleksibel dengan batasan tertentu. Hal tersebut dilakukan karena karakteristik setiap nasabah tentunya sangat berbeda dengan berbagai gaya bahasa dan komunikasi yang berbeda pula.

7) Dosen dengan Mahasiswa (Helvira Kurniati, J3B110045)

8

Komunikasi yang dilakukan antara dosen dengan mahasiswa menggunakan bahasa yang baik (baku). Vocabulary yang diterapkan oleh dosen (komunikator) kepada mahasiswa (komunikan) disampaikan dengan baik (baku). Kecepatan bahasa sedang dan intonasinya pun tegas. Teknik berbahasa seperti ini tentunya dapat memperngaruhi sekaligus mendidik komunikan untuk melakukan komunikasi dengan efektif.

8) Pemandu dengan Wisatawan

Bahasa vocabullary yang digunakan pemandu sangat baik dan jelas, karena cukup formal dan resmi. Kecepatan pengucapan pemandu sedang dan stabil sehingga membuat wisatawan mengerti penjelasan dari pemandu. Intonasi pemandu saat menjelaskan sejarah benda-benda yang digunakan saat zaman perjuangan. Intonasi pemandu naik dan turun, saat menyimpulkan cerita intonasi pemandu sedikit naik dan pemandu juga mengajak wisatawan untuk memiliki rasa nasionalisme yang tinggi.

b. Performance

Performance yang dilakukan oleh seseorang ketika sedang melakukan komunikasi dibedakan menjadi dua. Pertama adalah penampilan (rapi atau menarik) dan sikap (tegas atau lemah lembut). Performance dapat dijadikan salah satu pendukung suatu komunikasi dapat berjalan efektif atau tidak.

1) Orangtua dengan Anak (Helvira Kurniati, J3B110045)

Komunikasi yang dilakukan antara orangtua dan anak mempunyai sikap yang tegas untuk komunikator (orangtua). Penampilan komunikator terbilang santai karena proses komunikasi berlangsung ketika sedang berada di rumah.

2) Teman dengan Teman (Afrodita Indayana, J3B110049)

Komunnikasi yang dilakukan antara teman dan teman mempunyai sikap yang santai antara komunikator dan komunikan. Sikap ini timbul karena umur yang sebaya. Penampilan komunikator dinilai santai karena komunikasi timbul ketika sedang berada di kost-an.

3) Kakak dengan Adik (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Performance seorang kakak yang sedang berkomunikasi kepada adiknya penampilannya santai karena sedang berada di rumah. Sikap tegas karena kakak memerintah adiknya untuk belajar.

4) Ustadjah dengan Jama’ah (Beni Nuryanto, J3B210074)

Performance seorang ustadjah yang sedang berkomunikasi kepada jama’ah penampilannya santai dan bersikap tegas dan mengajak kepada jamaa’ahnya untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya.

5) Pedagang dengan pembeli (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Pembeli berpenampilan santai selayaknya masyarakat yang sedang berada di pasar. Sikap pelaku komunikasi ini sangat santai seperti penampilannya yang santai.

9

6) Teller dengan Nasabah (Afrodita Indayana, J3B110049)

Performance dari seorang teller memiliki penampilan yang rapid an menarik karena teller bertugas untuk melayani keluhan nasabah. Sikap yang terlihat adalah santai sehingga nasabah merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan.

7) Dosen dengan Mahasiswa (Helvira Kurniati, J3B110045)

Performance yang terlihat ketika komunikasi antara dosen dengan mahasiswa adalah komunikator (dosen) memiliki penampilan yang sopan dengan menggunakan kemeja dan sepatu karena tugasnya sebagai pendidik. Sikap tegas sangat dituntut keberadaannya agar dapat membangun karakter komunikator (dosen).

8) Pemandu dengan Wisatawan

Performance pemandu sangat baik, penampilannya rapi memakai kemeja dan celana bahan serta menggunakan sepatu pantovel sehingga terlihat gagah. Sikap pemandu saat memaparkan penjelasan sangat baik dan tegas dalam setiap penyampaiannya.

4. Maksud Komunikasi

Komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mempunyai maksud, yaitu sebagai komunikasi informatif, komunikasi persuasif, komunikasi pervasif, komunikasi koersif, komunikasi instruktif dan hubungan manusiawi.

a. Orangtua dengan Anak (Helvira Kurniati, J3B110045)

Komunikasi yang dilakukan antara orangtua dengan akan termasuk ke dalam komunikasi informatif. Dikatakan sebagai komunikasi informatif dikarenakan orang tua tersebut memberikan informasi mengenai banyaknya kecelakaan yang sering terjadi. Komunikasi tersebut timbul akibat komunikator menginginkan agar komunikan selalu berhati-hati dalam berkendaraan dan mengingatkan agar memakai helm serta mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

b. Teman dengan Teman (Afrodita Indayana, J3B110049)

Komunikasi antara teman dengan teman terjadi komunikasi informatif karena komunikator menyampaikan kepada komunikan mengenai bagaimana teknik-teknik penggunaan kamera.

c. Kakak dengan Adik (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Maksud dari komunikasi antara kakak dan adik yaitu termasuk komunikasi instruktif (memerintah). Tujuan dari komunikasi tersebut untuk mengubah sikap adiknya yang sedang bermain game, menjadi belajar.

d. Ustadjah dengan Jama’ah (Beni Nuryanto, J3B210074)

Maksud dari komunikasi antara ustadjah dan jama’ah yaitu termasuk komunikasi instruktif (memerintah). Tujuan dari komunikasi tersebut untuk mengubah sikap para jama’ahnya untuk menjadi lebih baik lagi.

e. Pedagang dengan pembeli (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Maksud komunikasi dari komunikasi antara pembeli dengan penjual yang sedang berada di pasar yaitu bersifat persuasif, pembeli membujuk dan merayu penjual untuk mengurangi atau menawar beberapa harga sayur yang akan dibeli oleh pembeli sehingga tujuan komunikasi ini untuk mengubah pendapat penjual untuk mengurangi harga yang ditawarkan.

10

f. Teller dengan Nasabah (Afrodita Indayana, J3B110049)

Maksud dari komunikasi ini ada komunikasi informatif. Teller di suatu bank diwajibkan untuk dapat menyesuaikan keadaan pada saat berinteraksi dengan nasabah yang mempunyai keterbatasan komunikasi verbal yang terbatas sehingga seorang teller harus mampu mengerti, menerjemahkan dan memberi solusi atas permasalahan yang ingin disampaikan oleh nasabah.

g. Dosen dengan Mahasiswa (Helvira Kurniati, J3B110045)

Komunikasi yang dilakukan oleh dosen dengan mahasiswa termasuk ke dalam komunikasi informatif. Dikatakan sebagai komunikasi informatif, dikarenakan komunikator memberikan materi kuliah sehingga komunikan dapat memperoleh ilmu pengetahuan setelah adanya proses komunikasi tersebut.

h. Pemandu dengan Wisatawan

Komunikasi ini mempunyai maksud sebagai komunikasi informatif atau memberikan informasi kepada orang lain yaitu wisatawan museum. Tujuan dari komunikasi ini adalah mengubah masyarakat agar lebih peduli tentang sejarah di Indonesia dan membuat masyarakat untuk memliki rasa nasionalisme yang tinggi untuk memperjuangkan bangsa Indonesia.

5. Tujuan Komunikasi

Komunikasi memiliki empat tujuan, yaitu mengubah sikap, mengubah opini/pendapat/pandangan, mengubah perilaku dan mengubah masyarakat. Dengan adanya tujuan komunikasi tersebut, secara otomatis komunikasi sangat penting dilakukan.

a. Orangtua dengan Anak (Helvira Kurniati, J3B110045)

Komunikasi yang dilakukan antara orangtua dengan anak mempunyai tujuan untuk mengubah sikap. Tujuan komunikasi ini sangat penting untuk proses pembentukan jati diri seorang anak ketika orang tua selalu berkomunikasi dan memberikan arahan mengenai hal-hal yang positif.

b. Teman dengan Teman (Afrodita Indayana, J3B110049)

Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mengubah sikap. Perubahan sikap dapat terlihat setelah komunikan mendapatkan ilmu tentang kamera. Komunikan bias saja merasa antusias untuk lebih memahami kamera.

c. Kakak dengan Adik (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mengubah sikap. Komunikasi antara kakak dengan adik dapat dijadikan hal positif untuk menghormati orang yang lebih tua.

d. Ustadjah dengan Jama’ah (Beni Nuryanto, J3B210074)

Komunikasi ini bertujuan untuk mengubah sikap komunikan (jama’ah). Ustadjah tersebut memberikan masukan-masukan yang positif kepada jama’ah yang bertanya tentang kehidupannya atau keluhan-keluhannya, ustadjah memberikan atau menyampaikan informasi dengan baik kepada jama’ah sehingga terjadi perubahan sikap.

11

e. Pedagang dengan pembeli (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mengubah pendapat antara pedagang dengan pembeli. Pembeli dapat mengutarakan pendapatnya terutama saat tawar-menawar harga.

f. Teller dengan Nasabah (Afrodita Indayana, J3B110049)

Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mengubah sikap. Hal ini akan terjadi setelah komunikan menerima pesan yang disampaikan komunikator dengan baik.

g. Dosen dengan Mahasiswa (Helvira Kurniati, J3B110045)

Komunikasi yang dilakukan antara dosen dengan mahasiswa mempunyai tujuan untuk mengubah sikap. Tujuan komunikasi ini sangat penting untuk proses pembentukan tingkah laku mahasiswa dan mengasah pola piker menjadi lebih luas dan kritis.

h. Pemandu dengan Wisatawan

Komunikasi yang dilakukan memiliki tujuan mengubah pendapat atau opini dari wisatawan. Hal ini dapat menimbulkan rasa nasionalisme untuk dijunjung tinggi setelah melakukan komunikasi ini.

6. Tatanan Komunikasi

Tananan komunikasi terbagi atai komunikasi pribadi, komunikasi kelompok dan komunikasi massa. Komunikasi pribadi terdiri atas komunikasi intrapribadi dan antarpribadi. Komunikasi kelompok terbagi atas kelompok besar dan kecil. Komunikasi massa terbagi atas komunikasi cetak dan elektronik.

a. Orangtua dengan Anak (Helvira Kurniati, J3B110045)

Tatanan komunikasi yang dilakukan termasuk ke dalam komunikasi pribadi, yaitu antarpribadi. Komunikasi antarpribadi dilakukan oleh dua orang yang memiliki hubungan sangat dekat, seperti orangtua dengan anaknnya.

b. Teman dengan Teman (Afrodita Indayana, J3B110049)

Tatanan komunikasi yang dilakukan termasuk ke dalam komunikasi pribadi, yaitu antarpribadi. Komunikasi antarpribadi dilakukan oleh dua orang yang memiliki hubungan dekat antar individu.

c. Kakak dengan Adik (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Tatanan komunikasi yang dilakukan termasuk ke dalam komunikasi pribadi, yaitu antarpribadi. Komunikasi antarpribadi dilakukan oleh dua orang yang memiliki hubungan sangat dekat, seperti kakak dengan adiknya.

d. Ustadjah dengan Jama’ah (Beni Nuryanto, J3B210074)

Tatanan komunikasi yang dilakukan termasuk ke dalam komunikasi kelompok, yaitu kelompok besar. Komunikasi kelompok besar dilakukan oleh sekumpulan organisasi majelis taklim

e. Pedagang dengan pembeli (Bhintary Fauzya Putri, J3B110014)

Tatanan komunikasi yang dilakukan termasuk ke dalam komunikasi pribadi, yaitu antarpribadi. Komunikasi antarpribadi dilakukan oleh dua orang individu.

12

f. Teller dengan Nasabah (Afrodita Indayana, J3B110049)

Tatanan komunikasi yang dilakukan termasuk ke dalam komunikasi pribadi, yaitu antarpribadi. Komunikasi antarpribadi dilakukan oleh dua orang individu.

g. Dosen dengan Mahasiswa (Helvira Kurniati, J3B110045)

Tatanan komunikasi yang dilakukan termasuk ke dalam komunikasi kelompok, yaitu kelompok besar. Komunikasi kelompok besar dapat dilakukan dosen oleh setiap anggota kelas.

h. Pemandu dengan Wisatawan

Tatanan komunikasi yang dilakukan termasuk ke dalam komunikasi kelompok, yaitu kelompok besar. Komunikasi kelompok besar dilakukan oleh sekumpulan anak SD yang sedang studi tour.

7. Bidang Komunikasi

Komunikasi yang dilakukan antara orangtua dengan anak, teman dengan teman, kakak dengan adik, ustadjah dengan jama’ah, pedagang dengan pembeli, teller dengan nasabah, dosen dengan mahasiswa dan pemandu dengan wisatawan memiliki bidang komunikasi berupa komunikasi sosial. Karena komunikasi social mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, aktualisasi diri, kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan serta terhindar dari tekanan dan ketegangan.

13

KESIMPULAN

Komunikasi atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua stimulus wicara masuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja adalah merupakan usaha-usaha yang dianggap sebagai suatu sistem kode verbal. Komunikasi verbal terbagi atas komunikasi vokal, yaitu bahasa lisan dan komunikasi nonvokal, yaitu bahasa tertulis.

Komunikasi yang sering dilakukan antara komunikator dengan komunikan menggunakan komunikasi verbal yang disampaikan langsung secara lisan. Teknik melakukan komunikasi verbal dengan bahasa (vocabulary, kecepatan dan intonasi) dan performance (penampilan dan sikap). Komunikasi itu sendiri menurut tekniknya dibedakan menjadi komunikasi informatif, komunikasi persuasif, komunikasi pervasif, komunikasi koersif, komunikasi instruktif dan hubungan manusiawi.

Tujuan dari komunikasi untuk mengubah sikap, mengubah opini/pendapat/pandangan, mengubah perilaku dan mengubah masyarakat. Selain itu komunikasi dapat dilakukan secara pribadi, kelompok ataupun massa.

14

DAFTAR PUSTAKA

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Kuliah Dasar. Terjemahan oleh Agus Maulana. Jakarta; Professional Books.

Jalaluddin Rakhmat, 2001. Psikologi Komunikasi. Remadja Karya. Bandung.Liliweri, A. 2003. Dasar-dasar Komunikasi Antar Budaya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.Sendjaja, S Djuarsa. 1999. Teori Komunikasi. Materi Pokok IKOM4230. Universitas

Terbuka.

15

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kelompok dengan Pemandu Wisata Museum Perjoeangan

16