tbt kopi

8
PENDAHULUAN Perbanyakan tanaman kopi dilakukan melalui dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Secara teknis perbanyakan secara generatif lebih mudah dibanding perbanyakan secara vegetatif. Akan tetapi perbanyakan secara vegetatif menghasilkan bahan tanaman yang secara genetis sama dengan tanaman induknya. Kedua cara perbanyakan tanaman kopi tersebut memerlukan pengelolaan yang berbeda. Rencana penanaman kopi dengan menggunakan bahan tanam yang berbeda akan memerlukan bahan tanaman, bahan pembantu, dan jumlah serta kualifikasi tenaga kerja yang berbeda. Karena merupakan teknik modifikasi dari perbanyakan secara generatif, maka pengelolaannyapun sebenarnya mengacu pada pengelolaan perbanyak an tanaman kopi secara generatif, dan hanya pada tindakan yang berbeda itu sajalah harus dilakukan penyesuaian pengelolaan. Secara umum perbanyak an secara vegetatif dibagi menjadi penyetekan (setek ruas, setek belah, dan setek daun bermata tunas), penyambungan (sambungan epikotil, sambungan hipokotil, dan sambungan akar), gabungan antara penyetekan dan penyam bungan (setek sambung), dan perbanyakan secara kultur jaringan. Secara manajerial, suatu hal yang harus diperhatikan untuk

Upload: dian-susanti

Post on 29-Dec-2015

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tanaman budidaya kopi

TRANSCRIPT

Page 1: TBT KOPI

PENDAHULUAN

Perbanyakan tanaman kopi dilakukan melalui dua cara, yaitu secara generatif dan

vegetatif. Secara teknis perbanyakan secara generatif lebih mudah dibanding perbanyakan

secara vegetatif. Akan tetapi perbanyakan secara vegetatif menghasilkan bahan tanaman

yang secara genetis sama dengan tanaman induknya.

Kedua cara perbanyakan tanaman kopi tersebut memerlukan pengelolaan yang berbeda.

Rencana penanaman kopi dengan menggunakan bahan tanam yang berbeda akan

memerlukan bahan tanaman, bahan pembantu, dan jumlah serta kualifikasi tenaga kerja

yang berbeda. Karena merupakan teknik modifikasi dari perbanyakan secara generatif,

maka pengelolaannyapun sebenarnya mengacu pada pengelolaan perbanyakan tanaman

kopi secara generatif, dan hanya pada tindakan yang berbeda itu sajalah harus dilakukan

penyesuaian pengelolaan.

Secara umum perbanyakan secara vegetatif dibagi menjadi penyetekan (setek ruas,

setek belah, dan setek daun bermata tunas), penyambungan (sambungan epikotil,

sambungan hipokotil, dan sambungan akar), gabungan antara penyetekan dan penyam-

bungan (setek sambung), dan perbanyakan secara kultur jaringan.

Secara manajerial, suatu hal yang harus diperhatikan untuk perbanyakan secara vegetatif ini

adalah ketersediaan sumber bahan tanamnya. Untuk perbanyakan secara generatif, bahan

tanam dapat disediakan oleh sumber benih resmi. Untuk perbanyakan secara vegetatif,

bahan tanam harus disediakan sendiri oleh kebun sesuai dengan keperluannya (misal

dengan membangun kebun entres untuk memproduksi tunas orthotrop untuk keperluan

penyetekan, membangun kebun entres untuk penyedia entres akar untuk keperluan

sambung akar, atau melakukan pemesanan secara khusus untuk menyediakan bahan tanam

hasil kultur jaringan kepada lembaga yang berkompeten, seperti Pusat Penelitian Kopi

(Aris 2010).

Page 2: TBT KOPI

Pertumbuhan Generatif Tanaman Kopi

A. Pembentukan Primordia Bunga

Tanaman kopi berbunga majemuk (inflorensia) yang  tumbuh dari ketiak

daun, dan merupakan hasil dari perkembangan mata tunas seri. Mata tunas seri

dapat berkembang menjadi tunas vegetatif atau bunga, tergantung dari beberapa

faktor, yaitu fotoperiodisitas, intensitas cahaya, temperatur dan kandungan air dalam

tanaman serta C/N ratio tanaman.

1. Fotoperiodisitas

Tanaman kopi termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yaitu tanaman

akan membentuk primordia bunga bila siang hari lebih pendek dari malam hari.

Artinya primordia akan terbentuk bilamana lama matahari bersinar kurang dari

12 jam, sebaliknya bila panjang hari lebih dari 14 jam, primordia bunga tidak

terbentuk dan mengarah ke pertumbuhan vegetatif. Sedangkan di Indonesia

karena terletak di daerah katulistiwa maka perbedaan hari pendek dan hari

panjang tidak nampak jelas. 

2. Intensitas Cahaya

Intensitas cahaya yang sedikit karena faktor naungan yang terlalu gelap atau

cuaca selalu mendung akan menghambat pembentukan primordia bunga.

Sedangkan dalam kenyataan di lapangan pada kebun yang naungannya terlalu

gelap jumlah bunga dan buah lebih sedikit dibandingkan dengan kebun yang

relatif terang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kegiatan hormonal yang

ada dalam tanaman.

3. Temperatur

Pembentukan primordia bunga yang optimal akan terjadi pada temperatur yang

lebih tinggi dari pada temperatur yang dibutuhkan untuk perkembangan

vegetatif, yaitu temperatur pada siang hari 30 derajat celcius dan pada malam

hari 23 derajat celcius.  Setiap daerah mempunyai temperatur maksimum dan

Page 3: TBT KOPI

minimum yang berbeda – beda tergantung pada kondisi tempat lahan tanaman

kopi. Di daerah Jawa temperatur minimum terjadi pada bulan Juli – Agustus

yang bertepatan dengan hari pendek.

4. Kandungan Air dalam Tanaman

Pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kopi dipengaruhi oleh kandungan

air dalam tanaman. Pada kandungan air yang tinggi   terjadi pertumbuhan ke

arah pertumbuhan vegetatif, dan pada kandungan air yang rendah terjadi

pertumbuhan generatif. Oleh karena itu maka pada saat pembentukan primordia

bunga kopi di mulai sejak akhir musim penghujan atau awal musim kemarau.

5. C/N Ratio Tanaman

C/N ratio yang tinggi  akan merangsang pembentukan primordia bunga.

Tingginya C/N ratio dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang tinggi dan

perlakuan pemangkasan, yaitu membuang cabang dan ranting yang tidak

produktif. Oleh karena itu, dengan mengetahui sifat primordia bunga kopi, perlu

dilakukan pekerjaan sebagai berikut :

a. Perlu dilakukan pengaturan naungan (rempes naungan) pada naungan yang

terlalu gelap, ini dikerjakan sebelum memasuki hari pendek.

b. Pangkasan selektif pada cabang tanaman kopi yang tidak produktif

(Weni 2003).

  

Page 4: TBT KOPI

B. Pembentukan Buah

Penyerbukan adalah proses jatuhnya tepung sari (pollen) pada kepala putik

(stigma). Tanaman kopi robusta merupakan tanaman menyerbuk secara silang

(cross pollination) dengan perantara utama oleh angin. Berhasilnya penyerbukan

pada tanaman kopi tidak menjamin berhasilnya pembuahan karena adanya

kompabilitas dan inkompabilitas.

   

Buah kopi terbentuk setelah setelah terjadi pembuahan. Untuk pembentukan buah

kopi  dikehendaki adanya cuaca yang kering selama 1 – 2 minggu, kemudian

disusul oleh adanya hujan yang teratur. Namun dalam kenyataan di lapang  bunga

kopi yang terbentuk menjadi buah rata – rata 35 – 50 %. Gugur buah sangat

menentukan besarnya prosentase terbentuknya buah  hingga dapat di panen.

Faktor – faktor yang mempengaruhi gugur buah kopi antar lain :

a. Buah gugur karena karena tidak mempunyai kantong embrio yang sempurna.

b. Tidak adanya pembuahan.

c. Faktor fisiologis.

d. Serangan cendawan Corticium koleroga dan Colletroticum coffeanum

(Muzakir 2009).

  

Page 5: TBT KOPI

DAFTAR PUSTAKA

Aris 2010. Perbanyakan Generatif Tanaman Kopi. http://ajibpengejarmimpi.blogspot.com/2011/07/pembibitan-tanaman-kopi.html. Diakses pada 3 Maret 2014

Weni 2003. Budidaya Tanaman Kopi. http://dewa-gd.blogspot.com/2012/11/pertumbuhan-generatif-tanaman-kopi.html. Diakses pada 3 Maret 2014

Muzakir 2009. Perkembangbiakan Tanaman Kopi. http://fadiljavapreanger.blogspot.com/2013/01/pertumbuhan-generatif-tanaman-kopi.htm. Diakses pada 3 Maret 2014