alsintan kopi

41
DASAR-DASAR INSTRUMENTASI DAN PERALATAN PERTANIAN ALAT DAN MESIN PRA PANEN, PANEN, DAN PASCA PANEN PADA PERKEBUNAN KOPI Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah DDIPP Disusun Oleh : Andiar Setiono (111510501101) Dhea Prasetyo (111510501107) Ajeng Widyaningrum (111510501111) PROGRAM BEASISWA UNGGULAN

Upload: ajeng-widy

Post on 03-Jan-2016

551 views

Category:

Documents


31 download

TRANSCRIPT

Page 1: Alsintan Kopi

DASAR-DASAR INSTRUMENTASI DAN PERALATAN PERTANIAN

ALAT DAN MESIN PRA PANEN, PANEN, DAN PASCA PANEN PADA

PERKEBUNAN KOPI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah DDIPP

Disusun Oleh :

Andiar Setiono (111510501101)

Dhea Prasetyo (111510501107)

Ajeng Widyaningrum (111510501111)

PROGRAM BEASISWA UNGGULAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JEMBER

2013

Page 2: Alsintan Kopi

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan areal tanaman kopi rakyat yang cukup pesat di Indonesia,

perlu didukung dengan kesiapan sarana dan metoda pengolahan yang cocok untuk

kondisi petani sehingga mereka mampu menghasilkan biji kopi dengan mutu

seperti yang dipersyaratkan oleh Standar Nasional Indonesia. Adanya jaminan

mutu yang pasti, diikuti dengan ketersediaannya dalam jumlah yang cukup dan

pasokan yang tepat waktu serta berkelanjutan merupakan beberapa prasyarat yang

dibutuhkan agar biji kopi rakyat dapat dipasarkan pada tingkat harga yang

menguntungkan.

Untuk memenuhi prasyarat di atas, pengolahan kopi rakyat harus

dilakukan dengan tepat waktu, tepat cara dan tepat jumlah. Buah kopi hasil panen,

seperti halnya produk pertanian yang lain, perlu segera diolah menjadi bentuk

akhir yang stabil agar aman untuk disimpan dalam jangka waktu tertentu. Kriteria

mutu biji kopi yang meliputi aspek fisik, citarasa dan kebersihan serta aspek

keseragaman dan konsistensi sangat ditentukan oleh perlakuan pada setiap

tahapan proses produksinya. Oleh karena itu, tahapan proses dan spesifikasi

peralatan pengolahan kopi yang menjamin kepastian mutu harus didefinisikan

secara jelas. Demikian juga, perubahan mutu yang terjadi pada setiap tahapan

proses perlu dimonitor secara rutin supaya pada saat terjadi penyimpangan dapat

dikoreksi secara cepat dan tepat. Sebagai langkah akhir, upaya perbaikan mutu

akan mendapatkan hasil yang optimal jika disertai dengan mekanisme tata niaga

kopi rakyat yang berorientasi pada mutu.

Salah satu penerapan teknologi dalam pertanian yaitu dengan

menggunakan alsintan. Penggunaan alsintan secara tepat dan selektif menurut

spesifikasi lokasi dan agroekologi suatu daerah perlu terus dikembangkan untuk

menggantikan tata cara usaha tani Tradisional, yang umumnya bercirikan

memiliki produktivitas, efisiensi dan kualitas produksi yang masih rendah. Oleh

karena itu pengembangan alsintan dalam upaya mendukung keberhasilan

pencapaian pengembangan pertanian, perlu dilakukan percepatan dan diperlukan

Page 3: Alsintan Kopi

dukungan strategi pengembangan alsintan yang selektif, berkelanjutan dan

terarah.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya, yaitu :

1. Apa saja peralatan yang digunakan dalam budidaya tanaman kopi yang biasa

digunakan oleh perkebunan?

2. Bagaimana spesifikasi dan mekanisme kerja alsintan tersebut?

3. Apa yang menyebabkan petani Indonesia tidak dapat mengadopsi alat

tersebut?

4. Apa saja dampak positif dan negatif dari perkembangan alsintan tersebut?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam budidaya tanaman kopi

yang biasa digunakan oleh perkebunan kopi.

2. Untuk mengetahui spesifikasi dan mekanisme kerja alsintan yang digunakan.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan petani Indonesia tidak

dapat mengadopsi alat tersebut

4. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari perkembangan alsintan

tersebut?

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan makalah ini antara lain :

1. Mahasiswa mengetahui alat dan mesin yang digunakan dalam budidaya

tanaman kopi

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi dampak positif dan negatif dari

penggunaan alsintan.

3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi penyebab kegagalan mekanisasi industri

di Indonesia.

Page 4: Alsintan Kopi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mekanisasi Pertanian

Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang.

Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap

bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan

yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang

digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan

sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan

sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan

mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian (Robbins,2005).

Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan

produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan

ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan

untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan

mengurangi beban kerja petani.

Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam

pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang

memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum

dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan

introduksi mesin-mesin pertanian (Robbins,2005). Pengembangan teknologi

pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian

masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika

teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan

diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti

akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita

wujudkan (Siahan,2001).

2.2 Mesin Pra Panen

Mesin pra panen untuk pertanian adalah mesin yang digunakan untuk

mengelolah lahan dari lahan primer hingga pengelolahan lahan sekunder. Adapun

Page 5: Alsintan Kopi

mesin pra pertanian yang dirancang khusus untuk penanaman hingga

pemeliharaan tanaman yang biasa disebut dengan mesin alat tanam

(Wijanto,2002).

2.3 Mesin Pasca Panen

Pasca panen (kegiatan setelah panen) merupakan ruas kegiatan usaha tani

yang paling kritis, bukan hanya curahan tenaga kerja namun juga faktor kritis

yang menyangkut masalah susut. Data BPS pada musim tanam 1986/1987

menunjukkan angka susut yang cukup besar yaitu 21,3% dari seluruh kegiatan

(panen sampai penggilingan). Angka susut memang berbeda beda, namun angka

nasional yang ditunjukkan oleh data BPS dapat dipakai sebagai acuan resmi

nasional ( Hamilton dkk,1996).

Mesin pasca panen adalah mesin yang digunakan untuk mengelolah hasil

pertanian yang biasanya dirancang sesuai dengan hasil pertanian yang ada. Mesin

pasca panen ini biasanya lebih mengarah kepembuatan produk yang ingin

dihasilkan. Contohnya mesin penghasil sari buah, mesin pembuat bubuk coklat,

mesin pembuat mie, dan sebagainya (Hamilton dkk,1996)

Page 6: Alsintan Kopi

BAB 3. PEMBAHASAN

3.1 Alsintan Pra panen Kopi

A. Alat Pengolah Tanah

Pengolahan tanah adalah semua pekerjaan pendahuluan sebelum proses

penanaman. Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah menciptakan kondisi

tanah yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimum

mungkin. Sebagai awal kegiatan budidaya pertanian sebelum kegiatan lainnya

dilakukan, kegiatan ini perlu diupayakan secara efektif dan efisien, oleh karena

menyangkut kualitas hasil dan ketepatan waktu pengolahan tanah.

Kegiatan pengolahan tanah dapat dibedakan menjadi pengolahan tanah I

(Primary tillage) dan pengolahan tanah II (Secondary tillage).Kegiatan

pengolahan tanah pertama secara sederhana bertujuan membongkar tanah menjadi

bongkahan-bongkahan agar mampu menangkap udara, air dan sinar matahari,

guna proses pelapukan sehingga tanah menjadi matang, bebas dari tanaman gulma

dan siap untuk masuk ke pengolahan tanah kedua yang bertujuan menghancurkan

dan mencampur bongkah tanah yang telah matang secara mesra (proses

penghancuran dan pembusukan) agar menjadi media tumbuh tanaman yang baik

(Kuipers dan Kowenhopn, 1983).

Adapun alat-alat pengolah tanah pada budidaya kopi adalah sebagai

berikut:

a. Traktor Roda Empat

Traktor digunakan untuk berbagai keperluan. Penggunaan yang paling

banyak ialah untuk pengolahan tanah, karena memang pekerjaan pengolahan

tanah adalah pekerjaan pertanian yang relatif membutuhkan daya yang besar

dibanding pekerjaan lainnya. Selain itu traktor juga digunakan untuk penanaman,

untuk pemeliharan tanaman, untuk memutar pompa irigasi, untuk pemanen

(dengan memasang pisau reaper), untuk memutar perontok padi, serta untuk

pengangkutan, mulai dari bibit, pupuk, peralatan, sampai hasil pertanian.

Page 7: Alsintan Kopi

Gambar 1. Traktor

Traktor roda empat dioperasikan oleh operator yang duduk di atas tempat

duduk sambil mengemudikannya. Peralatan pengolah tanah dipasangkan atau

disambungkan dengan traktor melalui perangkat yang disebut three hitch point

atau penyambungan titik tiga, yang terdiri sepasang garpu kiri dan kanan,

sedangkan satu tuas lainnya berada di bagian atas sistem penyambungan titik tiga,

disebut top link (tuas penyambung bagian atas).

b. Bajak Piringan dan Bajak Singkal

Bajak piringan berbentuk piringan cekung yang dapat berputar untuk

melempar tanah. Putaran yang terjadi dimaksudkan untuk mengurangi gesekan

pada tanah sehingga daya memecah tanah lebih ringan. Bajak singkal adalah

Spesifikasi traktor roda empat:

Kelas : TraktorModel mesin :QC 495T45Power maksimum : 45 hpDimensi keseluruhan : 3579 × 1750 mmTranmisi : tunggal disc, gear shift kering Pengarah Metode : hidrolikBerat : 1890 kg

Page 8: Alsintan Kopi

merupakan jenis bajak tertua yang dikenal manusia untuk mengolah tanah. Ada

dua tipe bajak singkal yaitu: bajak singkal satu arah dan bajak singkal dua arah

Gambar 2. Bajak Piringan

Gambar 3. Bajak Singkal

c. Garu Paku

Garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor gigi-giginya terbuat

dari bahan logam, dipasang pada batang penempatan (tooth bar) dengan di klem

atau di las. Konstruksi garu bergigi paku yang ditarik dengan tenaga traktor

biasanya terdiri dari satu batang penempatan. Pemasangan gigi pada batang

penempatan disusun berselang-seling antara batang penempatan yang satu dengan

lainnya. Dengan demikian bagian-bagian utama garu bergigi paku atau garu sisir

Spesifikasi:

Model : DP50 Lembar piringan : 5 buah Lembar kerja : 070 meter Kedalaman kerja : 0.30 m

Page 9: Alsintan Kopi

adalah terdiri atas ; gigi paku, batang penempatan dan kerangka penguat. Garu

bergigi paku terutama digunakan untuk meratakan dan menghaluskan tanah

sesudah pembajakan, lebih cocok digunakan untuk tanah yang mudah hancur.

Alat ini cukup efektif untuk memberantas tanaman pengganggu khususnya yang

masih kecil-kecil, atau baru tumbuh.

Bentuk gigi paku sangat bervariasi ada yang lurus runcing dan ada yang

pipih, ada pula yang berbentuk blimbingan (diamond shape) dan bentuk lain-

lainnya.

Gambar 4. Garu Paku

B. Alat Pemeliharaan

Setelah melakukan pengolahan tanah, selanjutnya yaitu dilakukan

pemeliharaan tanaman kopi. Adapun alat-alat yang dibutuhkan untuk

pemeliharaan tanaman kopi adalah sebagai berikut:

a. Pompa Irigasi Sentrifugal

Pompa irigasi sentrifugal merupakan suatu alat yang berfungsi

mengangkat air dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi dengan

mekanisme putaran, dimana daya luar yang diberikan kepada poros pompa

digunakan untuk memutar impeler di dalam zat cair sehingga zat cair ikut berputar

akibat dorongan sudu-sudu impeler, yang menimbulkan gaya sentrifugal yang

akan mengalirkan air dari tengah impeler keluar tegak lurus melalui saluran

diantara sudu-sudu impeler.

Page 10: Alsintan Kopi

Pompa irigasi sentrifugal berguna untuk irigasi maupun drainase di lahan

pertanian. Alat ini telah dimodifikasi dan dapat memberikan efisiensi pemompaan

72%.

Gambar 5. Pompa Irigasi Sentrifugal

b. Power Sprayer Mist Blower

Power Sprayer Mist Blower adalah penyemprot tekanan tinggi untuk

tanaman pertanian. Tipe alat ini adalah tipe gendon. Alat ini dirancang untuk dapat

menyelesaikan penyemprotan tanaman dengan cepat dan efesien. Power Sprayer

Mist Blower banyak digunakan pada lahan pertanian dan perkebunan yang luas

dan tersebar.

Gambar 9. Power Sprayer Mist Blower

B. Alat-alat panen kopi tradisional maupun modern

a. Keranjang Bambu

Pada saat panen kopi dilaksanakan banyak petani atau pemetik buah kopi

menggunakan keranjang bambu untuk tempat menampung sementara kopi hasil

Spesifikasi:

Dimension :500 X 400 X 650 mm Net Weight :10.5 KgContainer Capacity :14 LFan Speed :3500 - 6000 rpmMax.Dust Discharge :6 Kg/MinMax.Mist Discharge :2.3 L/MinRange : 12 MEngine Type: 2 Cicle Air Cooled Single CilynderIgnition : CDI

Page 11: Alsintan Kopi

petikan. Keranjang bambu merupakan keranjang yang dibuat dari batang bambu

yang diiris tipis kemudian di anyam sehingga membentuk keranjang. Keranjang

memiliki ukuran yang agak besar dengan lubang-lubang antar bambu yang kecil

sehingga kopi tidak jatuh. Keranjang biasanya dibawa oleh pemetik bisa

digendong dipungung atau digendong disamping tumbuh pemetik sehingga ketika

pemetik sudah memetik kopi dari tangkainya dapat langsung memasukan kopi ke

keranjang.

b. Karung Goni

Karung goni merupakan bahan pembungkus yang terbuat dari bahan

alami. Goni terbuat dari bahan serat alami. Beberapa serat yang dapat digunakan

untuk membuat karung goni antara lain serat rosella (Hybiscus sabdariffa), serat

knaf (Hybiscus cannbicus), serat jute (Chorcorus capsularis) dan serat rami

(Boehmeria nivea) (Sudiro 2004). Dalam kegiatan panen kopi karung goni

digunakan sebagai wadah kopi untuk kemudian dibawa ke pabrik pengolahan.

c. Timbangan

Dalam mengukur berat benda, kita bisa menggunakan timbangan. bentuk

dan macam timbangan berbeda - beda sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

Satuan berat yang umum di masyarakat adalah: ton, kwintal, kilogram, serta ons.

Dalam proses panen kopi timbangan digunakan untuk mengetahui berat kopi yang

akan diangkut yang sudah dimasukan ke goni. Timbangan yang digunakan cukup

besar satuan kwintal samapi ton.

d. Tangga

Sebuah tangga berfungsi menyambungkan area yang lebih rendah pada

area yang lebih tinggi Tangga dalam kegiatan panen kopi berfungsi sebagai alat

transportasi vertikal untuk menjangkau buah kopi yang tinggi yang tidak

terjangkau oleh tangan pemetik kopi. Jenis tangga bermacam-macam tetapi yang

umum digunakan diperkebunan adalah tangan bentuk segitiga. Diperkebunan kopi

tanaman kopi tumbuh tidak tetlalu tinggi namum juga dapat tumbuh melebihi

tinggi manusia sehingga mempersulit saat proses pemanenan. Tangga segitiga

digunakan karena ukuranya yang pas dan fleksibel dan efektif.

e. Mesin Pemanen Kopi

Page 12: Alsintan Kopi

Mesin pemanen ini memiliki motor diesel, yang mendorong pompa

hidrolik besar. Pompa ini kemudian mendorong system hidrolik lainya besar

maupun kecil, dan menjalankan konveyor, shaker, kipas pembersih, penyesuaian

tinggi kemudi serta wheel drive. Sistem hidrolik bekerja dengan baik karena

motor yang kuat, tahan cuaca, variabel dalam kecepatan dan dapat memiliki rating

torsi yang sangat tinggi.

Pemanen mekanik dalam kegiatan pemanenan kopi mengangkangi barisan

pohon, pohon masuk ke dalam mesin pada tempat yang disediakan, mereka

memiliki counterweights berat di atas dua kolom, yang didorong dengan

kecepatan variabel. Sebagai bobot ini berputar mereka menyebabkan kolom untuk

memutar. Melekat pada kolom ratusan batang silindris bergetar dan berosilasi

karena bobot di atas berputar. Getaran batang ini melalui pohon-pohon yang

mengambil kopi dari pohon. Di bawah kolom adalah piringan penampung yang

merupakan segmen miring dari polikarbonat. Piringan ini mengisi jarak antara

batang pohon, sehingga karena terjadi getaran buah kopi akan jatuh dan

tertampung didalam piringan.

Gambar 11. Desain mesin pemanen kopi

Bagian-bagian mesin :

Cabin: Kabin diri pemanen elektron, menyediakan isolasi total operator

dengan kebisingan, debu, minyak dan panas, memberikan um lingkungan

adequado alcancar untuk produktivitas maksimum dan kenyamanan,

menawarkan ergonomi uma baik dan visibilitas.

Page 13: Alsintan Kopi

Batang : batang dari 500 mm, getaran mentransfer posisi terbaik sehingga

batang memungkinkan kontak dengan semua cabang kaki kafe.

Ban : ban lebar dan dipasang ke frame untuk menjaga lebar diperlukan

transportasi dan bekerja tanpa harus dibongkar untuk mendapatkan di

papan dan bergerak di jalan raya, lihat juga lateral Dibangun pada coran

baja, mendapatkan perlawanan dan vesibilidade

Recolbedores/ piringan penampung : terbuat dari polikarbonat atau

polypropylene, resistensia material yang tinggi. Memiliki masa manfaat

yang lebih besar, memberikan pemeliharaan yang lebih rendah dan

gesekan dengan pohon, sehingga mencegah kerusakan lebih lanjut pada

kaki kafe. Penurunan jatuhnya butir selama panen.

Kotak pemisah: kotak pemisah dengan empat sumbu, berfungsi untuk

mencegah lewatnya butir sepanjang cabang dengan daun.

Elevator : lift miring dengan pencakar karet, ditarik oleh arus, mengurangi

kebisingan dengan meningkatkan kehidupan kerja.

Gambar 11. Mesin pemanen kopi

C. Alsintan Pasca Panen Kopi

a. Mesin Sortir

Fungsi dari mesin ini adalah dapat meningkatkan produktivitas kerja

sortasi manual, biji kopi terkumpul dalam beberapa ukuran yang seragam

berdasarkan tingkatan mutunya. Kompartemen I berupa biji kecil, kompartemen

II biji sedang, kompartemen III biji besar, dan kompartemen IV biji ekstra besar.

Page 14: Alsintan Kopi

Gambar 12. Mesin Sortasi Kopi

b. Mesin Pengupas Basah

Mesin pengupas tipe kecil dengan kapasitas 200 – 300 kg buah kopi per

jam digerakkan dengan motor bakar bensin 5 PK. Alat ini juga bisa dioperasikan

secara manual [tanpa bantuan mesin], namun kapasitasnya turun menjadi hanya

80 – 100 kg buah kopi per jam. Mesin ini dapat digunakan oleh petani secara

individu atau kelompok kecil petani yang terdiri atas 5 – 10 anggota. Sedang

untuk kelompok tani yang agak besar dengan anggota lebih dari 25 orang

sebaiknya menggunakan mesin pengupas dengan kapasitas 1.000 kg per jam.

Mesin ini digerakkan dengan sebuah mesin diesel 9 PK.

Kinerja mesin pengupas sangat tergantung pada kemasakan buah,

keseragaman ukuran buah, jumlah air proses dan celah [gap] antara rotor dan

stator. Mesin akan berfungsi dengan baik jika buah yang dikupas sudah cukup

masak karena kulit dan daging buahnya lunak dan mudah terkelupas. Sebaliknya,

buah muda relatif sulit dikupas. Lebar celah diatur sedemikian rupa menyesuaikan

dengan ukuran buah kopi sehingga buah kopi yang ukurannya lebih besar dari

lebar celah akan terkelupas. Buah kopi hasil panen sebaiknya dipisahkan atas

dasar ukurannya sebelum dikupas supaya hasil kupasan lebih bersih dan jumlah

biji pecahnya sedikit. Buah kopi Robusta relatif lebih sulit dikupas dari pada kopi

Arabika karena kulit buahnya lebih keras dan kandungan lendirnya lebih sedikit.

Untuk mendapatkan hasil kupasan yang sama, proses pengupasan kopi Ribusta

Page 15: Alsintan Kopi

harus dilakukan berulang dengan jumlah air yang lebih banyak. Oleh karena itu,

pada skala besar pengupasan buah kopi Robusta sering menggunakan mesin tipe

Raung.

Gambar 13. Mesin pengupas kapasitas

c. Mesin Pencuci Kopi

Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi

yang masih menempel di kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dapat

dikerjakan secara manual di dalam bak atau ember, sedang untuk kapasitas besar

perlu dibantu dengan mesin. Ada dua jenis mesin pencuci yaitu tipe batch dan tipe

kontinyu. Mesin pencuci ini terdiri atas silinder berlubang horisontal dan sirip

pencuci berputar pada poros silinder. Biji kopi HS dimasukkan ke dalam corong

silinder secara kontinyu dan disertai dengan semprotan aliran air ke dalam

silinder. Sirip pencuci yang diputar dengan motor bakar mengangkat massa biji

kopi ke permukaan silinder. Sambil bergerak, sisa-sisa lendir pada permukaan

kulit tanduk akan terlepas dan tercuci oleh aliran air. Kotoran-kotoran akan

menerobos lewat lubang-lubang yang tersedia pada dinding silinder, sedang massa

biji kopi yang sudah bersih terdorong oleh sirip pencuci ke arah ujung

pengeluaran silinder.

Keunggulan :

Hemat

Page 16: Alsintan Kopi

Konsumsi energi rendah

Hemat tenaga kerja

Bebas polusi

Kompak dan perawatan mudah

Kapasitas pengoperasian alat dapat diatur sesuai jumlah panen

Gambar 14. Mesin Pencuci Buah Kopi

d. Mesin Pengering Buah Kopi

Proses pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air dari dalam

biji kopi HS yang semula 60 - 65 % sampai menjadi 12 %. Pada kadar air ini, biji

kopi HS relatif aman untuk dikemas dalam karung dan disimpan di dalam gudang

pada kondisi lingkungan tropis. Proses pengeringan dapat dilakukan dengan cara

penjemuran, mekanis dan kombinasi keduanya.

Gambar 15. Mesin pengering buah kopi

Page 17: Alsintan Kopi

Keunggulan:

Hemat energi (tenaga surya dan kayu bakar)

Konsumsi energi rendah (23 KWH per ton biji kopi kering)

Hemat tenaga kerja

Bebas polusi

Kompak dan perawatan mudah

Kapasitas pengoperasian alat dapat diatur sesuai jumlah panen

a. Penjemuran

Penjemuran merupakan cara yang paling mudah dan murah untuk

pengeringan biji kopi. Jika cuaca memungkinkan, proses pengeringan sebaiknya

dipilih dengan cara penjemuran penuh [full sun drying]. Secara teknis cara

penjemuran akan memberikan hasil yang baik jika syarat-syarat berikut dapat

dipenuhi, yaitu :

1. Sinar matahari mempunyai intensitas yang cukup dan dapat dimanfaatkan

secara maksimal.

2. Lantai jemur dibuat dari bahan yang mempunyai sifat menyerap panas.

3. Tebal tumpukan biji kopi di lantai jemur harus optimal.

4. Pembalikan yang cukup

5. Biji kopi berasal dari buah kopi yang masak.

6. Penyerapan ulang air dari permukaan lantai jemur harus dicegah.

Gambar 16. Penjemuran biji kopi

b. Pengeringan mekanis

Page 18: Alsintan Kopi

Proses pengeringan mekanis sebaiknya dilakukan secara berkelompok

karena proses ini membutuhkan peralatan mekanis yang relatif lebih rumit, modal

investasi yang relatif cukup besar dan tenaga pelaksana yang terlatih. Kapasitas

pengering mekanis bida dipilih antara 1,50 sampai 4 ton biji kopi HS basah

tergantung pada kondisi kelompok tani.

Gambar 17. Pengering biji kopi dengan bahan bakar minyak

Pengering mekanis mempunyai fleksibilitas pengoperasian yang tinggi dan

mempunyai kapasitas pengeringan yang  besar karena sumber panasnya tidak

tergantung pada cuaca. Jenis sumber panas pengering mekanis disesuaikan dengan

ketersediaaan bahan bakar di sekitar kebun kopi seperti kayu bakar atau minyak

tanah. Selain itu, pengering mekanis dilengkapi dengan kipas untuk mengalirkan

udara pengering sehingga proses penguapan air dari biji kopi dapat diatur sesuai

kebutuhan. Pengering mekanis juga dapat digunakan untuk mengeringkan biji

atau buah kopi mulai dari kadar air awal 60 – 65 %, terutama jika memang cuaca

tidak memungkinkan untuk melakukan penjemuran Dengan mengoperasikan

pengering mekanis secara terus menerus [siang dan malam], maka kadar air 12%

dapat dicapai selama 48 – 54 jam. Penggunaan suhu tinggi [> 60oC] hendaknya

dihindari terutama untuk pengeringan biji kopi Arabika karena dapat merusak

citarasanya.

e. Mesin Pengupas Kering

Pengupasan ditujukan untuk memisahkan biji kopi dengan kulit tanduk.

Hasil pengupasan disebut biji kopi beras. Mesin pengupas yang digunakan adalah

Page 19: Alsintan Kopi

tipe silinder dengan penggerak motor diesel  antara 12 – 24 PK tergantung

kapasitasnya. Di dalam dinding silinder terdapat rotor penggesek, saringan dan

kipas sentrifugal untuk memisahkan biji kopi dari kulit kopi dan kulit tanduk. Biji

kopi HS diumpankan ke dalam silinder lewat corong pemasukkan dan kemudian

masuk celah antara permukaan rotor dan saringan. Kulit tanduk akan terlepas

karena gesekan antara permukaan rotor dan terpecah menjadi serpihan ukuran

kecil. Permukaan rotor mempunyai ulir dan mampu mendorong biji kopi ke luar

silinder, sedangkan serpihan kulit lolos lewat saringan dan terhisap oleh kipas. 

Mesin pengupas ini dirancang untuk mengupas biji kopi HS atau kopi

gelondong dengan kadar air mendekati 12 %. Jika kadar air makin tinggi,

kapasitas pengupasannya turun dan jumlah biji pecahnya sedikit meningkat.

Kadar air berpengaruh pada ukuran biji kopi.

Gambar 18. Mesin pengupas kering

Keunggulan :

Hemat energi

Konsumsi energi rendah

Hemat tenaga kerja

Bebas polusi

Kompak dan perawatan mudah

Mudah diadopsi oleh perkebunan rakyat dan perkebunan besar

f. Mesin Sortasi Kering

Page 20: Alsintan Kopi

Biji kopi beras harus disortasi secara fisik atas dasar ukuran dan cacat

bijinya. Kotoran-kotoran non kopi seperti serpihan daun, kayu atau kulit kopi,

harus juga dipisahkan. Sortasi ukuran dilakukan dengan ayakan mekanis tipe

silinder berputar atau tipe getar.

Gambar 19. Mesin sortasi tipe meja getar [kiri] dan tipe silinder berputar

[kanan].

Mesin sortasi mempunyai tiga saringan dengan ukuran lubang 5,50; 6,50

dan 7,50 mm. Untuk mesin sortasi tipe getar, ketiga ayakan disusun bertingkat,

sedang tipe silinder putar ketiganya dipasang secara berurutan. Masing-masing

tingkat atau seri ayakan dilengkapi dengan kanal untuk mengeluarkan biji dengan

ukuran yang sesuai dengan lubang ayakannya. Biji hasil sortasi atas dasar

kelompok ukuran kemudian dikemas di dalam karung goni.

Keunggulan:

Hemat energi

Konsumsi energi rendah

Hemat tenaga kerja

Bebas polusi

Kompak dan perawatan mudah

Mudah diadopsi oleh perkebunan rakyat dan perkebunan besar

g. Mesin Sangrai Kopi

Proses penyangraian merupakan tahapan pembentukan aroma dan citarasa

khas kopi dengan perlakuan panas dan kunci dari proses produksi kopi bubuk.

Proses sangrai menggunakan mesin sangrai tipe silinder berputar. Silinder sangrai

dapat digerakkan dengan motor listrik atau motor bakar, sedang sebagai sumber

Page 21: Alsintan Kopi

panas adalah kompor minyak tanah atau gas. Kapasitas antara 10 sampai 40 kg

per batch tergantung ukuran diameter silindernya.

Proses sangrai diawali dengan penguapan air yang ada di dalam biji kopi

dengan memanfaatkan panas yang tersedia dari kompor dan kemudian diikuti

dengan reaksi pirolisis. Reaksi ini merupakan reaksi dekomposisi senyawa

hidrokarbon antara lain karbohidrat, hemiselulosa dan selulosa yang ada di dalam

biji kopi. Reaksi ini umumnya terjadi setelah suhu sangrai di atas 180oC. Secara

kimiawi, proses ini ditandai dengan evolusi gas CO2 dalam jumlah banyak dari

ruang sangrai berwarna putih. Sedang secara fisik, pirolisis ditandai dengan

perubahan warna biji kopi yang semula kehijauan menjadi kecoklatan. Kisaran

suhu sangrai yang umum adalah sebagai berikut,

Suhu 190 –195oC untuk tingkat sangrai ringan [warna coklat muda],

Suhu 200 - 205oC untuk tingkat sangrai medium [warna coklat agak gelap]

Suhu di atas 205oC untuk tingkat sangrai gelap [warna coklat tua cenderung

agak hitam].

Sesudah proses penyangraian selesai, biji kopi hasil sangrai dimasukkan

ke dalam bak pendingin. agar proses sangrai tidak berlanjut. Selama pendinginan,

biji kopi sangrai diaduk agar proses sangrai menjadi rata dan tidak berlanjut [over

roasted]. Untuk bak pendingin yang dilengkapi dengan kipas mekanis, sisa kulit

ari yang terlepas dari biji kopi saat proses sangrai akan terhisap sehingga biji kopi

ssangrai lebih bersih.

Page 22: Alsintan Kopi

Gambar 20. Mesin sangrai kopi

Keunggulan :

Mudah diadopsi oleh Perkebunan Besar maupun Perkebunan Rakyat.

Mudah dipindahkan ke tempat lain.

Dapat digunakan untuk komoditas lain.

Sumber panas burner berbahan bakar minyak tanah atau gas.

D. Dampak Perkembangan Alsintan Pada Petani dan Masyarakat

1. Dampak Positif

a. meningkatkan produktifitas tenaga kerja,

b. meningkatkan produktifitas lahan

c. menurunkan ongkos produksi

d. meningkatkan efisiensi, efektifitas kualitas hasil,

e. mengurangi beban kerja petani.

2. Dampak Negatif

Dengan bertambahnya waktu, manusia alsintan untuk membantu memudahkan

segala macam pekerjaannya di bidang pertanian. Kebutuhan untuk meningkatkan

produksi, mendorong petani dan ahli pertanian untuk mengembangkan alsintan

yang lebih baik. Penggunaan alasintan tidak hanya memudahkan manusia untuk

bercocok tanam dan mengolah hasil pertanian, namun penggunaan alsintan ini

Page 23: Alsintan Kopi

juga mempunyai dampak negatif bagi masyarakat. Adapun dampak negatif yang

terjadi adalah sebagai berikut:

a. Alsintan merupakan peralatan modern yang biasanya menggunakan bahan

bakar untuk mengoperasikannya.

Bahan bakar tersebut setelah digunakan menjadi gas buang yang dapat

menimbulkan polusi udara sehingga dapat mengganggu kesehatan masyarakat.

b. Alsintan dapat mengganggu peningkatan produksi dan mutu hasil.

Setiap upaya pengolahan tanah akan menyebabkanterjadinya perubahan

sifat-sifat tanah. Tingkat perubahan yang terjadi sangat ditentukan oleh jenis alat

pengolah tanah yang digunakan. Penggunaan alsintan dapat menyebabkan

terjadinya pemadatan pada lapisan bawah tanah. Namun demikian karena

seringnya tanah terbuka, terutama antara 2 musim tanam, maka lebih riskan

terhadap dispersi agregat, erosi dan proses iluviasi yang selanjutnya dapat

memadatkan tanah. Dengan adanya pemadatan ini akan membuat produksi

tanaman menjadi kurang optimal.

c. Membahayakan keselamatan dan kesehatan masyarakat.

Apabila pengetahuan masyarakat tentang pengoperasian alsintan kurang,

maka dapat membahayakan keselamatan dan kesehatan.

d. Merusak kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.

Penggunaan alsintan dapat merusak kelestarian sumberdaya alam dan

lingkungan hidup. Hal ini dapat diketahui misalnya pada pengolahan tanah.

Penggunaan alat berat akan menggemburkan tanah dan membolakbalikkan tanah

sampai pada kedalaman 20 cm. Namun, pada waktu yang bersamaan roda traktor

menyebabkan terjadinya pemadatan tanah dan berbagai efek negatif lainnya.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan tanah yang berlebihan

menjadi penyebab utama terjadinya kerusakan struktur tanah, dan kekahatan

kandungan bahan organik tanah. Tanah merupakan salah satu sumberdaya alam.

Apabila dengan penggunaan alsintan tersebut menyebabkan struktur tanah rusak

berarti penggunaan alsintan dapat merusak kelestarian sumber daya alam dan

lingkungan hidup.

E. Permasalahan Penerapan Alsintan di Indonesia dan Solusinya

Page 24: Alsintan Kopi

Terdapat sejumlah permasalahan dalam upaya pengembangan teknologi

pertanian berupa alat dan mesin pertanian (alsintan) di dalam negeri yakni:

a. sistem standarisasi, sertifikasi, dan pengujian alat dan mesin pertanian

(alsintan) masih lemah,

b. pemanfaatan dan ketersediaan alat dan mesin (alsintan) masih kurang,

c. skala usaha penggunaan alat dan alsintan belum memadai,

d. dukungan perbengkelan masih lemah,

e. belum mantapnya kelembagaan alsintan,

f. belum optimalnya pengelolaan alsintan di sub sektor peternakan, dan

g. masih rendahnya partisipasi masyarakat/swasta dalam pemanfaatan dan

pengembangan alsintan serta terbatasnya daya beli maupun permodalan

akibat daya tukar produk pertanian yang makin menurun.

Faktor – faktor penghambat perkembangan mekanisasi pertanian di

Indonesia diantaranya adalah :

• Permodalan

Umumnya petani di Indonesia mempunyai lahan yang relatif sempit dan

kurang dalam permodalannya, sehingga tidak semua petani mampu untuk

membeli alsin pertaian yang harganya relatif mahal.

• Kondisi Lahan

Topografi lahan pertanian di Indonesia kebanyakan bergelombang dan

bergunung-gunung sehinga menyulitkan untuk pengoperasian mesin-mesin

pertanian,khususnya mesin prapanen

• Tenaga kerja

Tenaga kerja diIndonesia cukup melimpah/banyak. Oleh karena itu bila

digantikan dengan tenaga mesin , dikhawatirkan menimbulkan dampak

penganguran

• Tenaga Ahli

Kurangnya tenaga ahli yang atau orang yang kompeten dalam menangani

mesin-mesin pertanian.

Adapun solusi yang ditawarkan dalam pengembangan teknologi alat dan

mesin pertanian adalah:

Page 25: Alsintan Kopi

menyiapkan perangkat peraturan perundangundangan tentang alsintan,

menumbuh kembangkan industri dan penerapan alsintan,

mengembangkan kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang

mandiri untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alsintan,

mengembangkan lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi di daerah

dalam rangka otonomi daerah,

mengembangkan alsintan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat

setempat, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan

alsintan.

Page 26: Alsintan Kopi

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Mekanisasi pertanian diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk

mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam

produksi pertanian

2. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk

meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan

mengurangi beban kerja petani.

3. Alsintan pra panen pada kopi meliputi : bajak, garu, sprayer, traktor, pompa

irigasi, grain seeder dan manure spreader.

4. Alsintan panen pada kopi meliputi keranjang bambu, karung goni, tangga,

timbangan, dan mesin pemanen.

5. Alsintan pasca panen pada kopi meliputi mesin pencuci, mesin sortasi, mesin

pengupas, mesin pengering, alat pengukur kadar air kopi, dan mesin sangrai

kopi.

6. Adanya alsintan memiliki pengaruh positif dan negatif terhadap petani,

masyarakat, dan lingkungan.

7. Faktor penghambat mekanisasi pertanian di Indonesia adalah masalah

permodalan, tenaga ahli, kondisi lahan, dan tenaga kerja.

5.2 Saran

Sebaiknya pengembangan alsintan harus disesuaikan dengan kondisi sosial

budaya masyarakat setempat sehingga meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

pengembangan alsintan.

Page 27: Alsintan Kopi

DAFTAR PUSTAKA

Defredo. 2005. Mekanisasi Pertanian.Jakarta : PT Grafindo

Fauzi, Akhmad.2012. Bajak Singkal. http://uzymozy.blogspot.com/2012/09/bajaksingkal.html%5B7 diakses pada tanggal 19 Mei 2013

Fauziah ,Sulaiman. 2000. Mekanisme Penyebaran Inovasi Pertanian Suatu Kajian prosiding. Lokakarya Nasional Pusat Perpustakaan Pertanian . Bogor

Kuipers, H .dan L. Kowenhopn. 1983. Pengolahan Tanah ; Aplikasi Pengukuran Lapangan. Agricultural University Wageningen – Brawijaya University, Malang.

Mugniesyah, Siti Sugiah M. 2006.Penyuluhan Pertanian Bagian I : Peranan Penyuluhan Pertanian dalam Pembangunan Pertanian .Bogor : IPB Press

Mulyoto, dkk. 2002. Mesin-Mesin Pertanian. Jakarta : PT Graha Persada.

Robbins,2005. CRC Handbook Of Engineering In Agriculture. Boka Raton : CRC Press

Siahaan , S.2001.Penelitian tentang DIKLAT jarak jauh penyuluhan pertanian dan dampaknya terhadap peningkatan kualitas hidup petani di kabupaten Ogan Komering ilir (OKI) . Sumatera Selatan : IPB Press.