makalah tbt kopi kel-1

25
MAKALAH MACAM PEMBIAKAN GENERATIF PADA TANAMAN KOPI Tugas Mata Kuliah TBT Kopi, Teh dan Kakao AT-6A Disusun Oleh: Dian Avianto H0711033 Dian Rahmawati H0711034 Dian Susanti H0711035 Emma Femi P. H0711039 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

Upload: dian-susanti

Post on 26-Nov-2015

76 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Teknologi budidaya Kopi

TRANSCRIPT

PENDAHULUAN

MAKALAH

MACAM PEMBIAKAN GENERATIF PADA TANAMAN KOPI

Tugas Mata Kuliah

TBT Kopi, Teh dan KakaoAT-6ADisusun Oleh:

Dian Avianto

H0711033

Dian Rahmawati

H0711034

Dian Susanti

H0711035

Emma Femi P.

H0711039

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014I. PENDAHULUAN

Kopi merupakan salah satu komoditi perkebunan yang berperan penting bagi perekonomian Indonesia yaitu sebagai penghasil devisa negara, penyedia lapangan kerja, memelihara konservasi lingkungan, sumber bahan baku industri makanan dan minuman serta sumber pendapatan petani. Perbanyakan tanaman kopi dilakukan melalui dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Secara teknis perbanyakan secara generatif lebih mudah dibanding perbanyakan secara vegetatif. Akan tetapi perbanyakan secara vegetatif menghasilkan bahan tanaman yang secara genetis sama dengan tanaman induknya. Kedua cara perbanyakan tanaman kopi tersebut memerlukan pengelolaan yang berbeda. Rencana penanaman kopi dengan menggunakan bahan tanam yang berbeda akan memerlukan bahan tanaman, bahan pembantu, dan jumlah serta kualifikasi tenaga kerja yang berbeda. Karena merupakan teknik modifikasi dari perbanyakan secara generatif, maka pengelolaannyapun sebenarnya mengacu pada pengelolaan perbanyakan tanaman kopi secara generatif, dan hanya pada tindakan yang berbeda itu sajalah harus dilakukan penyesuaian pengelolaan. Secara umum perbanyakan secara vegetatif dibagi menjadi penyetekan (setek ruas, setek belah, dan setek daun bermata tunas), penyambungan (sambungan epikotil, sambungan hipokotil, dan sambungan akar), gabungan antara penyetekan dan penyambungan (setek sambung), dan perbanyakan secara kultur jaringan. Secara manajerial, suatu hal yang harus diperhatikan untuk perbanyakan secara vegetatif ini adalah ketersediaan sumber bahan tanamnya. Untuk perbanyakan secara generatif, bahan tanam dapat disediakan oleh sumber benih resmi. Untuk perbanyakan secara vegetatif, bahan tanam harus disediakan sendiri oleh kebun sesuai dengan keperluannya (misal dengan membangun kebun entres untuk memproduksi tunas orthotrop untuk keperluan penyetekan, membangun kebun entres untuk penyedia entres akar untuk keperluan sambung akar, atau melakukan pemesanan secara khusus untuk menyediakan bahan tanam hasil kultur jaringan kepada lembaga yang berkompeten, seperti Pusat Penelitian Kopi (Aris 2010).II. PEMBAHASANA. Pertumbuhan Generatif Tanaman Kopi1. Pembentukan Primordia BungaTanaman kopi berbunga majemuk (inflorensia) yang tumbuh dari ketiak daun, dan merupakan hasil dari perkembangan mata tunas seri. Mata tunas seri dapat berkembang menjadi tunas vegetatif atau bunga, tergantung dari beberapa faktor, yaitu fotoperiodisitas, intensitas cahaya, temperatur dan kandungan air dalam tanaman serta C/N ratio tanaman.a. FotoperiodisitasTanaman kopi termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yaitu tanaman akan membentuk primordia bunga bila siang hari lebih pendek dari malam hari. Artinya primordia akan terbentuk bilamana lama matahari bersinar kurang dari 12 jam, sebaliknya bila panjang hari lebih dari 14 jam, primordia bunga tidak terbentuk dan mengarah ke pertumbuhan vegetatif. Sedangkan di Indonesia karena terletak di daerah katulistiwa maka perbedaan hari pendek dan hari panjang tidak nampak jelas.b. Intensitas CahayaIntensitas cahaya yang sedikit karena faktor naungan yang terlalu gelap atau cuaca selalu mendung akan menghambat pembentukan primordia bunga. Sedangkan dalam kenyataan di lapangan pada kebun yang naungannya terlalu gelap jumlah bunga dan buah lebih sedikit dibandingkan dengan kebun yang relatif terang. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kegiatan hormonal yang ada dalam tanaman.c. TemperaturPembentukan primordia bunga yang optimal akan terjadi pada temperatur yang lebih tinggi dari pada temperatur yang dibutuhkan untuk perkembangan vegetatif, yaitu temperatur pada siang hari 30 derajat celcius dan pada malam hari 23 derajat celcius. Setiap daerah mempunyai temperatur maksimum dan minimum yang berbeda beda tergantung pada kondisi tempat lahan tanaman kopi. Di daerah Jawa temperatur minimum terjadi pada bulan Juli Agustus yang bertepatan dengan hari pendek.d. Kandungan Air dalam TanamanPertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman kopi dipengaruhi oleh kandungan air dalam tanaman. Pada kandungan air yang tinggi terjadi pertumbuhan ke arah pertumbuhan vegetatif, dan pada kandungan air yang rendah terjadi pertumbuhan generatif. Oleh karena itu maka pada saat pembentukan primordia bunga kopi di mulai sejak akhir musim penghujan atau awal musim kemarau.e. C/N Ratio TanamanC/N ratio yang tinggi akan merangsang pembentukan primordia bunga. Tingginya C/N ratio dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang tinggi dan perlakuan pemangkasan, yaitu membuang cabang dan ranting yang tidak produktif. Oleh karena itu, dengan mengetahui sifat primordia bunga kopi, perlu dilakukan pekerjaan sebagai berikut :

1) Perlu dilakukan pengaturan naungan (rempes naungan) pada naungan yang terlalu gelap, ini dikerjakan sebelum memasuki hari pendek.2) Pangkasan selektif pada cabang tanaman kopi yang tidak produktif

(Weni 2003).

B. Bunga Tanaman Kopi

Jumlah kuncup bunga pada setiap ketiak daun terbatas, sehingga setiap ketiak daun yang sudah menghasilkan bunga dengan jumlah tertentu tidak akan pernah menghasilkan bunga lagi. Namun demikian cabang primer dapat terus tumbuh memanjang membentuk daun baru, batang pun dapat terus menghasilkan cabang primer sehingga bunga bisa terus dihasilkan oleh tanaman. Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga dalam satu saat. Bunga tersebut tersusun dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga, atau setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga.Bunga tanaman kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benangsarinya terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Bila bunga sudah dewasa, kelopak dan mahkotanya akan membuka dan segera mengadakan penyerbukan (peristiwa bertemunya tepungsari dan putik). Setelah terjadi penyerbukan, secara perlahan-lahan bunga akan berkembang menjadi buah. Mula-mula mahkota bunga tampak mengering dan berguguran. Kemudian kulit buah yang berwarna hijau makin lama makin membesar. bila sudah tua kulit ini akan berubah menguning dan akhirnya menjadi merah tua. waktu yang diperlukan sejak terbentuknya bunga hingga buah menjadi matang 6-11 bulan, tergantung dari jenis dan faktor-faktor lingkungannya. Kopi arabika membutuhkan waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi robusta 8-11 bulan.

Bunga tanaman kopi biasanya akan mekar pada permulaan musim kemarau sehingga pada akhir musim kemarau telah berkembang menjadi buah yang siap dipetik. Pada awal hujan, cabang primer akan memanjang dan membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal musim kemarau mendatang. Menurut cara penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kopi self steril dan kopi self fertil. Kopi self steril adalah jenis kopi yang tidak akan menghasilkan buah bila bunganya mengadakan penyerbukannya sendiri (tepung sari berasal dari jenis kopi yang sama). Kopi self steril ini baru menghasilkan buah bila bunganya menyerbuk silang (tepung sari berasal dari kopi jenis lainnya). Oleh karena itu tanaman kopi ini harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya sehingga penyerbukan silang bisa berlangsung. Kopi self fertil adalah kopi yang mampu menghasilkan buah bila mengadakan penyerbukan sendiri sehingga tidak harus ditanam bersamaan dengan kopi jenis lainnya.C. Pembentukan Buah Penyerbukan adalah proses jatuhnya tepung sari (pollen) pada kepala putik (stigma). Tanaman kopi robusta merupakan tanaman menyerbuk secara silang (cross pollination) dengan perantara utama oleh angin. Berhasilnya penyerbukan pada tanaman kopi tidak menjamin berhasilnya pembuahan karena adanya kompabilitas dan inkompabilitas.

Buah kopi terbentuk setelah setelah terjadi pembuahan. Untuk pembentukan buah kopi dikehendaki adanya cuaca yang kering selama 1 2 minggu, kemudian disusul oleh adanya hujan yang teratur. Namun dalam kenyataan di lapang bunga kopi yang terbentuk menjadi buah rata rata 35 50 %. Gugur buah sangat menentukan besarnya prosentase terbentuknya buah hingga dapat di panen.Faktor faktor yang mempengaruhi gugur buah kopi antar lain :

1. Buah gugur karena karena tidak mempunyai kantong embrio yang sempurna.2. Tidak adanya pembuahan.3. Faktor fisiologis.4. Serangan cendawanCorticium kolerogadanColletroticum coffeanum(Muzakir 2009).

SHAPE \* MERGEFORMAT

SHAPE \* MERGEFORMAT

D. Tahapan Perbanyakan dengan BijiDi dalam rangka bercocok tanam, selain memperhatikan keadaan iklim, jenis dan varietas yang akan ditanam, juga harus diperhatikan pekerjaan-pekerjaan yang akan dijalankan, seperti pembibitan atau pesemaian. Bibit-bibit yang akan ditanam dapat berasal dari biji (zaailing), dengan kata lain yang berasal dari pembiakan secara generatif dan sambungan atau stek, dengan kata lain yang berasal dari pembiakan secara vegetatif (Aak 2003).

Perbanyakan generatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan benih, benih ini disemaikan di dalam bedengan persemaian yang diberi naungan buatan. Dalam teknik budidaya tanaman kopi pada tahap perkecambahan terdapat beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut menurut Najiyati dan Danarti (1990) adalah:

1. Menyiapkan tempat persemaian dan pembibitan.

2. Menyiapkan bibit semai dimana benih yang disemaikan tidak boleh berasal dari sembarang tempat, tetapi harus diperoleh dari tempat penangkar benih yang terpercaya.

3. Hendaknya perkiraan jumlah benih dua kali lipat dari jumlah bibit yang akan ditanam.

4. Waktu penyemaian untuk bibit semai.

5. Pemeliharaan yang meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan, pemberian naungan dan pengendalian hama dan penyakit.

Pohon induk yang diambil untuk biji sebagai benih dengan syarat :1. Umur tanaman lebih dari 5 tahun dan produksinya tinggi.

2. Berukuran normal dan cukup masak.

3. Bebas dari hama dan penyakit.

4. Berkulit licin, tidak cacat.

5. Warna merah hitam.Pengadaan biji untuk benih dapat dilakukan dengan memetik buah dari pohon induk yang terpilih kemudian kulit buah dikupas dengan cara di injak-injak, sedangkan lendir yang masih melekat pada biji dapat digosok-gosok dengan abu dapur atau diremas-remas dengan tangan kemudian dibersihkan dengan air bersih dan setelah bersih bisa langsung dederkan di Persemaian. Menurut BIP Propinsi Irian Jaya pembagian tahapan perbanyakan dengan biji dapat dilakukan sebagai berikut:1. Memilih lokasi/tempat persemaiana. Datar dan tidak tergenang

b. Dekat dengan sumber air

c. Bebas gangguan hewan

d. Dekat dengan pembibitan

e. Mudah diawasi2. Penyiapan Persemaian/Persemaian Perkecambahan

a. Tanah di cangkul sedalam 30 cm dan dibersihkan dari bebatuan, kerikil serta rumput.b. Buat bedengan dengan panjang 10 cm lebar 120 cm serta tinggi 30 cm.c. Bedengan di taburi pasir setebal 5 cm.d. Berilah naungan dari daun kelapa, jerami, alang-alang dll.e. Biji disemaikan sedalam 0,5 cm, jarak 3 cm dengan posisi biji tertelungkup.f. Tutup persemaian dengan potongan-potongan jerami.g. Lakukan penyiraman pagi dan sore sampai kecambah berumur 2,5 bulan.3. Pembibitan/Persemaian PemeliharaanPersemaian pemeliharaan merupakan lanjutan dari persemaian perkecambahan dimana kecambah yang telah berumur 2,5 bulan dipindahkan ke persemaian pemeliharaan.Pembibitan atau persemaian pemeliharaan dapat dibuat dengan:a. Dibibitkan langsung di tanah1) Tanah diolah sedalam 60 cm dan dicampur pupuk kandang.

2) Membuat bedengan seperti pada saat membuat persemaian.

3) Memindahkan tanaman muda dari persemaian secara hati-hati dengan menggunakan solet dari bambu.

4) Tanam dengan jarak 20 x 20 cm.

b. Bibitkan ke kantong plastik (koker)1) Bibit dari persemaian (umur 2,5 bl) dipindahkan dengan hati-hati ke dalam kantong plastik yang telah diisi tanah campur pupuk kandang.

2) Koker diletakkan teratur di atas bedengan yang telah disiapkan, serta diberi naungan.E. Pembibitan secara Generatif

Beberapa tahap yang dilakukan dalam pembibitan yaitu :

1. Pemilihan tempat persemaian

2. Pemilihan biji (benih)

3. Penanaman

Pemilihan tempat persemaian dipilih pada keadaan tanah yang datar dengan tujuan mempermudah pekerjaan dan jika musim hujan tanah tidak mudah terkikis, dekat sumber air. Sebelum penanaman tanah diolah sedalam lebih kurang 30 cm, digemburkan dan dicampur dengan pupuk kandang sebanyak satu keranjang lebih kurang 15 kg per meter persegi. Bedengan dibuat menghadap ke arah timur dengan ukuran 120 cm, panjang menurut kebutuhan, tinggi 20 cm dan jarak antara bedengan 30 cm. Pada sisi luar bedengan diberi bilah bambu. Setelah tanah diolah kemudian dilengkapi dengan naungan yang dibuat dari tahun kelapa yang disirip, dimana tinggi bagian depan (timur) 2,0 meter dan bagian belakang 1,50 meter.Pungutan biji dilakukan antara bulan Agustus sampai September, biji dipilih yang masak dengan warna buah kopi merah tua, ukuran bentuk normal atau besar dan tidak terserang hama bubuk atau kopong. Sortasi biji dengan cara merendam biji dalam air dimana biji yang terapung tidak digunakan, kemudian biji direndam lebih kurang dua hari untuk memudahkan pengelupasan daging buah juga bila secara langsung dengan menggunakan abu dan diremas-remas hingga terkelupas daging buahnya. Setelah itu dicuci dan dikering anginkan lebih kurang tiga sampai lima hari untuk mengurangi kadar air dan biji dapat langsung ditanam.

Biji pada bedengan persemaian dengan jarak tanam 2x2 cm dan cara penanamannya diletakkan telungkup atua bagian cembung di atas dan bagian datar di bawahnya, kemudian sebatas punggung biji. Untuk dapat memudahkan penanaman digunakan garit bambu yang sudah diberi ukuran. Setelah di tanam bedengan yang persemaian ditutup tanah halus tipis-tipis dan pemberian mulsa sebagai penutup guna menjaga kelembaban bedengan. Pemeliharaan persemaian di bedengan dilakukan dengan pengairan yang diberikan dua hari sekali dengan alat gembor (kecuali bila musim hujan), penyiangan dilakukan setiap saat dengan mencabut rumput, pemberian mulsa dan penjarangan bibit kupu-kupu.

Biji akan berkecambah pada hari ke 30 sampai 40 setelah tanam dan biasa disebut surodadu. Pada hari ke 65 kemudian akan muncul daun kupu-kupu. Bibit kupu-kupu ini kemudian dijarangkan atau dipindahkan pada bedengan pembibitan, cara mencabutnya bibit digunakan solet. Sebelum penanaman di pembibitan perlu dilakukan seleksi bibit yaitu memilih bibit yang mempunyai akar lurus, sehat dan normal. Kemudian dimasukkan ke dalam keranjang yang sudah dibasahi sebelumnya. Hal ini untuk mengefisiensikan waktu pemindahan dan bibit langsung di tanam. Penanaman bibit di bedengan harus tepat pada leher akar dan tidakboleh daun menyentuh tanah. Jarak tanam bibit yaitu 20x20 cm, sedangkan pada bedengan bibit untuk bahan sambungan atau batang bawah jarak tanamnya 20x25 cm dan ditutup dengan mulsa pada sela -sela bibit. Bibit yang diperlukan untuk cadangan ditempatkan pada polibag.Pemeliharaan tanaman di pembibitan meliputi :

1. Pengairan yang dilakukan dua hari sekali pada pagi hari dengan menggunakan bak atau gembor.

2. Pendangiran dan penyiangan gulma dimana penyiangan dilakukan setiap saat, sedang pendangiran bila keadaan tidak baik aerasinya.

3. Pemberian mulsa dan naungan buatan untuk menjaga dari kelembaban tanah.

Pemupukan diberikan :

1. Umur tiga bulan di pupuk urea 25 gram/m22. Umur enam bulan di pupuk urea 50-100 gram/m23. Umur enam bulan ke atas di pupuk urea 100-200 gram/m24. Cara pemupukan dengan membuat garitan diantara tanaman dan dilakukan secara berselang-seling pada tiga bulan berikutnya.

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan bilamana terdapat gejala serangan atau tanda-tanda serangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari pemborosan biaya. Pemindahan bibit atau penanaman bibit ke lapangan bila sudah berumur 14 sampai 15 bulan setelah tanam atau tanaman berumur satu tahun pada bedengan pembibitan, cara pemindahan bibit dengan sistem putar yaitu tanah di sekitar tanaman diikutsertakan. Sebelum pemindahan perlu pula dilakukan pengkupiran daun dua per tiga bagian.Menurut Suswono (2013), benih kopi yang berasal dari biji dikatakan baik jika sesuai dengan standar sertifikasi benih kopi. Menurut Standar Operasional Prosedur (SOP) Sertifikasi Benih Kopi suatu benih dikatakan memenuhi standar sertifikasi jika:

1. Mutu fisiologis memenuhi standar, yaitu daya kecambah minimal 80%

2. Mutu fisik memenuhi standar, yaitu

a. Kadar air : 30 40 %

b. Kemurnian fisik : minimal 98%

c. Kesehatan : kondisi biji tidak cacat/rusak, bebas OPT

3. Perlakuan: benih direndam dalam larutan fungisida 0,5 1 % selama 5 10 menit4. Lama Penyimpanan : Maksimal 40 hari setelah panen

III. PENUTUPA. Kesimpulan

Perbanyakan tanaman kopi dilakukan melalui dua cara, yaitu secara generatif dan vegetatif. Secara teknis perbanyakan secara generatif lebih mudah dibanding perbanyakan secara vegetatif. Tanaman kopi berbunga majemuk (inflorensia) yang tumbuh dari ketiak daun, dan merupakan hasil dari perkembangan mata tunas seri. Mata tunas seri dapat berkembang menjadi tunas vegetatif atau bunga, tergantung dari beberapa faktor, yaitu fotoperiodisitas, intensitas cahaya, temperatur dan kandungan air dalam tanaman serta C/N ratio tanaman.Tanaman kopi yang sudah cukup dewasa dan dipelihara dengan baik dapat menghasilkan ribuan bunga dalam satu saat. Bunga tersebut tersusun dalam kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-6 kuntum bunga. Pada setiap ketiak daun dapat menghasilkan 8-18 kuntum bunga, atau setiap buku menghasilkan 16-36 kuntum bunga. Bunga tanaman kopi berukuran kecil, mahkotanya berwarna putih dan berbau harum semerbak. Kelopak bunga berwarna hijau, pangkalnya menutupi bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sarinya terdiri dari 5-7 tangkai yang berukuran pendek. Menurut cara penyerbukannya, kopi dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu kopi self steril dan kopi self fertil. Buah kopi terbentuk setelah setelah terjadi pembuahan. Untuk pembentukan buah kopi dikehendaki adanya cuaca yang kering selama 1 2 minggu, kemudian disusul oleh adanya hujan yang teratur. Namun dalam kenyataan di lapang bunga kopi yang terbentuk menjadi buah rata rata 35 50 %. Gugur buah sangat menentukan besarnya prosentase terbentuknya buah hingga dapat di panen.Perbanyakan generatif adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan benih, benih ini disemaikan di dalam bedengan persemaian yang diberi naungan buatan. Dalam teknik budidaya tanaman kopi pada tahap perkecambahan terdapat beberapa tahap. Pengadaan biji untuk benih dapat dilakukan dengan memetik buah dari pohon induk yang terpilih kemudian kulit buah dikupas dengan cara di injak-injak, sedangkan lendir yang masih melekat pada biji dapat digosok-gosok dengan abu dapur atau diremas-remas dengan tangan kemudian dibersihkan dengan air bersih dan setelah bersih bisa langsung dederkan di Persemaian. Beberapa tahap yang dilakukan dalam pembibitan yaitu: Pemilihan tempat persemaian, Pemilihan biji (benih) dan Penanaman.

Pemilihan tempat persemaian dipilih pada keadaan tanah yang datar dengan tujuan mempermudah pekerjaan dan jika musim hujan tanah tidak mudah terkikis, dekat sumber air. Pungutan biji dilakukan antara bulan Agustus sampai September, biji dipilih yang masak dengan warna buah kopi merah tua, ukuran bentuk normal atau besar dan tidak terserang hama bubuk atau kopong. Biji pada bedengan persemaian dengan jarak tanam 2x2 cm dan cara penanamannya diletakkan telungkup atua bagian cembung di atas dan bagian datar di bawahnya, kemudian sebatas punggung biji. Pemeliharaan persemaian di bedengan dilakukan dengan pengairan yang diberikan dua hari, penyiangan dilakukan setiap saat dengan mencabut rumput, pemberian mulsa dan penjarangan bibit kupu-kupu.

Biji akan berkecambah pada hari ke 30 sampai 40 setelah tanam dan biasa disebut surodadu. Pada hari ke 65 kemudian akan muncul daun kupu-kupu. Bibit kupu-kupu ini kemudian dijarangkan atau dipindahkan pada bedengan pembibitan. Penanaman bibit di bedengan harus tepat pada leher akar dan tidak boleh daun menyentuh tanah. Jarak tanam bibit yaitu 20x20 cm, sedangkan pada bedengan bibit untuk bahan sambungan atau batang bawah jarak tanamnya 20x25 cm dan ditutup dengan mulsa pada sela -sela bibit. Bibit yang diperlukan untuk cadangan ditempatkan pada polibag. Pemeliharaan tanaman di pembibitan perlu dilakukan dengan pengairan, penyiangan atau pendangiran dan pemupukan.Pengendalian hama dan penyakit dilakukan bilamana terdapat gejala serangan atau tanda-tanda serangan. Benih kopi yang berasal dari biji dikatakan baik jika sesuai dengan standar sertifikasi benih kopi, yaitu: daya kecambah minimal 80%, kadar air : 30 40 %, kemurnian fisik : minimal 98%, kondisi biji tidak cacat/rusak, bebas OPT, benih direndam dalam larutan fungisida 0,5 1 % selama 5 10 menit dan penyimpanan maksimal 40 hari setelah panen.B. Saran

DAFTAR PUSTAKAAak 2003. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta: Kanisius.

Aris 2010. Pembibitan Tanaman Kopi. http://ajibpengejarmimpi.blogspot.com. Diakses pada 2 Maret 2014.Muklis AP 2012. Semuanya Tentang Kopi. muklis-adi-putra-tbg.blogspot.com. Diakses pada 3 Maret 2014.Muzakir 2009. Pertumbuhan Generatif Tanaman Kopi. http://fadiljavapreanger.blogspot.com. Diakses pada 2 Maret 2014.Najiyati S dan Danarti 1990. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Jakarta: Penebar Swadaya.Suswono 2013. Standar Operasional Prosedur (SOP) Penetapan Kebun Sumber Benih, Sertifikasi Benih, dan Evaluasi Kebun Sumber Benih Tanaman Kopi (Coffea sp.). Jakarta: Kementerian Pertanian.

Weni 2003. Pertumbuhan Generatif Tanaman Kopi. http://dewa-gd.blogspot.com. Diakses pada 2 Maret 2014.