draft jadi acara 3 praktikum tbt semusim dan tahunan

32
35 III. PERAWATAN TANAMAN TAHUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO, KOPI, dan KARET) A. Pendahuluan 1. Latar Belakang Setelah ditanam, tanaman tahunan (Kelapa Sawit, Kakao, Karet, dan Kopi) memerlukan pemeliharaan karena selama pertumbuhan kadang kala mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan seperti : gangguan hama, gulma, iklim yang buruk, kekurangan air dan sebagainya. Gangguan tersebut dapat menurunkan mutu hasil, dengan demikian perlu adanya tindakan untuk menekan serendah mungkin faktor-faktor penghambat tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan tanaman sangatlah penting, karena merupakan salah satu faktor penentu dalam produktivitas tanaman. Semakin baik cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman dan begitu juga sebaliknya. Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan hasil atau produksi yang maksimal. sehingga pemeliharaan

Upload: safitri-ramadanik

Post on 15-Apr-2016

39 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

laporan praktikum matakuliah tbt semusim dan tahunan

TRANSCRIPT

Page 1: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

35

III. PERAWATAN TANAMAN TAHUNAN (KELAPA SAWIT, KAKAO,

KOPI, dan KARET)

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Setelah ditanam, tanaman tahunan (Kelapa Sawit, Kakao,

Karet, dan Kopi) memerlukan pemeliharaan karena selama

pertumbuhan kadang kala mengalami hal-hal yang kurang

menguntungkan seperti : gangguan hama, gulma, iklim yang buruk,

kekurangan air dan sebagainya. Gangguan tersebut dapat

menurunkan mutu hasil, dengan demikian perlu adanya tindakan

untuk menekan serendah mungkin faktor-faktor penghambat

tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa pemeliharaan tanaman

sangatlah penting, karena merupakan salah satu faktor penentu

dalam produktivitas tanaman.  Semakin baik cara pemeliharaan

tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman dan

begitu juga sebaliknya. 

Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan semua

tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan

yang menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik

dan mampu memberikan hasil atau produksi yang maksimal. 

sehingga pemeliharaan sangatlah penting dalam proses budidaya

tanaman karena merupakan salah satu faktor utama.  Seringkali para

petani melalaikan pemeliharaan terhadap tanaman, sehingga

mangalami kerugian.  Hal ini tentunya bukanlah yang diharapkan

oleh mereka. Dilakukannya pemeliharaan atau perawatan tanaman

tahunan bertujuan untuk menjaga pemenuhan unsur hara dan air agar

mendapatkan hasil panen yang optimal.

Beberapa perlakuan tanaman  yang diberikan agar diperoleh

hasil tanaman bermutu  baik. Iklim tidak dapat dikontrol. Yang

35

Page 2: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

36

masih bisa dipengaruhi adalah ketersediaan air, penyerbukan dan

jumlah buah yang dihasilkan.

2. Tujuan Praktikum

Praktikum acara perawatan tanaman kelapa sawit, kakao, karet,

dan kopi betujuan agar mahasiswa terampil melakukan perawatan

pada tanaman kelapa sawit, kakao, kopi, dan karet seperti

pengendalian gulma, teknik pemupukan, pemangkasan, dll.

B. Tinjauan Pustaka

1. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)

Perawatan atau pemeliharaan tanman kelapa sawit dilakukan

mulai dari bibit hingga tanaman tumbuh menjadi dewasa.

Pemeliharaan bibit meliputi penyiraman dilakukan pagidan sore hari

atau sesuai dengan keadaan cuaca. Penyiangan gulma dilakukan

secara manual dengan mencabut gulma yang terdapat disekitar dan

dan di dalam polibag (Nurahmi et al, 2010). Pengendalian gulma di

perkebunan dapat dilakukan denghan beberapa cara, di antaranya

pengendalian secara mekanis, kultur teknis, fisis, biologis, kimia dan

terpadu. Karena situasi dan kondisi perkebunan kelapa sawit yang

ada umumnya pengendalian gulma di perkebunan tersebut dilakukan

secara mekanis dan kimia. Pemupuklan dilakukan dengan memberi

jenis pupuk yang diberikan adalah pupuk N, P, K, Mg dan B (Urea,

TSP, KCl, Kiserit dan Borax). Pemupukan tambahan dengan pupuk

Borax pada tanaman muda sangat penting, karena kekurangan Borax

(Boron deficiency) yang berat dapat mematikan tanaman kelapa

sawit. Pemangkasan dilakukan dengan Pemangkasan daun.

Memangkas daun dilaksanakan sesuai dengan umur/tingkat

pertumbuhan tanaman. Macam-macam pemangkasan : (1)

Pemangkasan pasir, yaitu pemangkasan yang dilakukan terhadap

tanaman yang berumur 16-20 bulan dengan maksud untuk

membuang daun-daun kering dan buahbuah pertama yang busuk.

Alat yang digunakan adalah jenis linggis bermata lebar dan tajam

Page 3: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

37

yang disebut dodos. (2) Pemangkasan produksi, yaitu pemangkasan

yang dilakukan pada umur 20-28 bulan dengan memotong daun-

daun tertentu sebagai persiapan pelaksanaan panen. Daun yang

dipangkas adalah songgo dua (yaitu daun yang tumbuhnya saling

menumpuk satu sama lain), juga buah yang busuk. Alat yang

digunakan adalah dodos seperti pada pemangkasan pasir. (3)

Pemangkasan pemeliharaan, adalah pemangkasan yang dilakukan

setelah tanaman berproduksi dengan maksud membuang daun-daun

songgo dua sehingga setiap saat pada pokok hanya terdapat daun

sejumlah 28-54 helai. Sisa daun pada pemangkasan ini harus

sependek mungkin, agar tidak mengganggu kegiatan panen

(Kiswanto, 2008).

2. Kakao (Theobroma cacao L)

Pemeliharaan tanaman kakao, penggunaan pupuk organik

dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman, namun

kecepatan dekomposisi bahan organik kadang tidak seiring dengan

pertumbuhan tanaman. karenanya dibutuhkan suatu teknologi yang

dapat mempercepat proses perombakan bahan organik sehingga

dapat digunakan sebagai pupuk organik (Riry, 2013). Pemeliharaan

meliputi penyiraman, penyiangan, dan pengendalian hama dan

penyakit. Pengendalian hama menggunakan insectisida Sevin 85 SP,

sedangkan untuk penyakit menggunakan fungisida Dhitane M-45

dengan cara menyemprotkan ke tanaman (Hadrimankaer et al,

2012). Pemangkasan pada tanaman kakao adalah kegiatan

pemotongan (pembuangan) bagian tanman berupa cabang, ranting,

dan daun yang tidak diinginkan. Tanaman kakao dalam

pertumbuhannya memerlukan intensitas sinar matahari dalam jumlah

tertentu. Pengaturan kebutuhan intensitas sinar matahari pada

tanaman kakao dilakukan melalui kegiatan pemangkasan baik

terhadap tanaman kakao itu sendiri maupun tanaman pelindungnya

(Arnawa et al, 2012)

Page 4: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

38

3. Karet (Havea braziliensis)

Di kalangan petani karet, tanaman yang belum bisa disadap

atau belum berproduksi sering disebut dengan komposisi I yaitu

tanaman berumur 1-4 tahun. Pemeliharaa tanaman karet sebelum

berproduksi hampir sama dengan pemeliharaan tanaman perkebunan

pada umumnya yakni meliputi penyulaman, penyiangan,

pemupukan, seleksi dan penjarangan, serta pemeliharaan tanaman

penutup tanah. Penyulaman dilakukan saat tanaman berumur 1-2

tahun. Ada dua cara penyiangan yaitu secara manual dan secara

kimiawi. Pemeliharaan tanaman penutup tanah dilakukan dengan

pemupukan dan pemangkasan (Syakir, 2010).

Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan

tanaman karet adalah pengairan untuk kebutuhan air bagi tanaman.

Pengairan pada budidaya karet lebih banyak diperlukan saat

pembibitan yaitu mulai dari menyemai benih, setelah penempelan

mata entres sampai bibit dapat dipindah tanam ke kebun (Wulandari,

2012). Hal lain yang harus dilakukan adalah pengendalian hama dan

penyakit. Hama dan penyakit merupakan salah satu masalah utama

yang dihadapi oleh petani dalam mengembangkan karet terutama

karet unggul. Sebagian besar petani percaya karet lokal dengan pola

penanaman tradisional lebih tahan terhadap serangan hama dan

penyakit dibanding dengan karet unggul. Hama utama yang

menyerang karet adalah babi hutan monyet untuk perkebunan

diwilayah jambi (Iskandar, 2011).

4. Kopi (Cofea Arabica)

Beberapa kegiatan pemeliharaan tanaman kopi diantaranya

penyulaman, penggemburan tanah, pemangkasan, pengendalian

hama, penyakit dan gulma serta pemupukan dan pemberian zat

pengatur tumbuh (Sirait, 2005). Budidaya tanaman perkebunan

memerlukan penanganan khusus untuk menghasilkan produksi

sesuai dengan potensi daerahnya. Demikian pula dengan budidaya

Page 5: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

39

tanaman kopi memerlukan penanganan yang intensif untuk dapat

menghasilkan produktivitas tinggi. Beberapa hal yang penting untuk

diperhatikan pada budidaya tanaman kopi diantaranya lahan

budidaya kopi, pemilihan bibit, penanaman bibit, pohon naungan,

pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit

(Soetriono et al, 2012). Pemupukan pada tanaman kopi bertujuan

untuk menjaga daya tahan tanaman, meningkatkan produksi dan

mutu hasil serta menjaga agar produksi stabil tinggi. Dosis

pemupukan biasanya mengikuti umur tanaman, kondisi tanah,

tanaman serta iklim. Pemberian pupuk biasanya juga mengikuti jarak

tanamnya dan dapat ditempatkan sekitar 30-40 cm dari batang

pokoknya (Syakir, 2010).

C. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Oktober

2015 bertempat di Lahan Pertanian Universitas Sebelas Maret Desa

Sukasari Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar.

2. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Cangkul

2. Sabit

3. gergaji kayu

4. ember

b. Bahan

1. Tanaman kelapa sawit

2. Tanaman kakao

3. Tanaman kopi

4. Tanaman karet

5. pupuk urea

6. SP36

7. KCl

Page 6: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

40

8. Alas untuk mencampur pupuk.

3. Cara Kerja

a. Membuat piringan

b. Menentukan dosis pemupukan

b.1 Menentukan lebar piringan pada sekitar batang tanaman

kelapa sawit, kakao, kopi dan karet yang akan dilakukan

penyiangan, dengan berpedoman panjang pelepah daun atau

lebar tajuk tanaman.

b.2 Membersihkan daerah sekeliling/melingkar batang

membentuk lingkaran atau piringan

b.3 Menggemburkan tanah pada daerah piringan

b.4 Melakukan pemupukan tanaman kelapa sawit, kakao, kopi

dan karet dengan cara menebarkannya pada daerah

piringan. Menaburkan pupuk N secara merata pada piringan

mulai jarak 50 cm. menaburkan pupuk P dan K secara

merata dari jari-jari 1,0 meter hingga jarak 3,0 (dari pangkal

pokok 0,75 sampai 1,0 meter di luar piringan) dengan dosis

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Dosis Pemupukan tanaman kelapa sawit, karet, kakao, dan kopi berdasarkan dosis yang diberikan

Jenis Pupuk

Dosis (g/pohon)Kelapa sawit

(Tinggi)

Karet (Anjuran)

Kakao (rendah)

Kopi (rendah)

N (urea) 125 200 125 150P (SP-36) 75 150 75 100K (KCl) 100 100 25 100

Page 7: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

41

D. Hasil Pengamatan dan Pembahasan1. Hasil Pengamatan

Tabel 3.2 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertambahan Jumlah Pelepah Kelapa Sawit

Sumber : Data Rekapan

Tabel 3.3 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertambahan Keliling Batang Kelapa Sawit

Sumber : Data Rekapan

Page 8: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

42

Tabel 3.4 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertambahan Jumlah Tunas Kakao

Sumber : Data Rekapan

Tabel 3.5 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertambahan Keliling Batang Kakao

Sumber : Data Rekapan

Page 9: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

43

Tabel 3.6 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertambahan Jumlah Tunas Karet

Sumber : Data Rekapan

Tabel 3.7 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertambahan Keliling Batang Karet

Sumber : Data Rekapan

Page 10: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

44

Tabel 3.8 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertambahan Jumlah Tunas Kopi

Sumber : Data Rekapan

Tabel 3.9 Pengaruh Pemupukan Terhadap Pertambahan Keliling Batang Kopi

Sumber : Data Rekapan

Page 11: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

45

Tabel 3.10 Hasil Pengamatan Defisiensi Unsur Hara Tanaman Tahunan

No Perlakuan Tanggal Komoditas

Indikasi PertumbuhanDefisiensi Tanda Foto

1. Sebelum Perlakuan

14 Oktober 2015

Kelapa Sawit

Kekurang-an P

Daun kering

Kakao Kekurang-an P

Daun kering

Karet Kekurang-an N

Daun menguning

Kopi Kekurang-an N

Daun menguning

2. Sesudah Perlakuan

25 oktober 2015

Kelapa Sawit

Kekurang-an P

Daun Kering

Kakao Kekurang-an P

Daun Kering

Karet Kekurang-an N

Daun Kuning

Kopi Kekurang-an N

Daun menguning

Page 12: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

46

3. Sesudah Perlakuan

7 November 2015

Kelapa Sawit

Kekurang-an P

Daun Kering

Kakao Kekurang-an P

Daun Kering

Karet Kekurang-an N

Daun Kuning

Kopi Kekurangan N

Daun menguning

4. Sesudah Perlakuan

21 November 2015

Kelapa Sawit

Kurang P Daun kering

Kakao Kurang P Daun kering

Karet Kurang N Daun menguning

Kopi Kekurangan N

Daun menguning

Sumber : Logbook

Page 13: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

47

Table 3.11 Hasil Pengamatan Serangan OPT Tanaman tahunan

No

Perlakuan Tanggal Komodita

s

Serangan OPTJenis OPT Tanda Foto

1. Sebelum Perlakuan

14 Oktober 2015

Kelapa Sawit

Rayap

Terdapat rumah rayap pada buah kelapa sawit

Kakao Rayap

Terdapat rumah rayap

Karet rayap Terdapat rumah rayap

Kopi ulat Terdapat kepompong ulat

2. Sesudah Perlakuan

25 Oktober 2015

Kelapa Sawit

Kutu putih

Terdapat kutu putih di buah kelapa sawit

Kakao Ulat Daun berlubang

Karet Ulat Terdapat Kepompong ulat

Page 14: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

48

Kopi Karat daun

Terdapat Bercak pada daun

3. Sesudah Perlakuan

7 November 2015

Kelapa Sawit

Kutu putih

Terdapat kutu putih di buah kelapa sawit

Kakao ulat Daun berlubang

Karet rayap Terdapat rumah rayap

Kopi Karat daun

Terdapat bercak pada daun

4. Sesudah Perlakuan

21 November 2015

Kelapa Sawit

Kutu putih

Butih-putih di buah kelapa sawit

Kakao rayap Terdapat rumah rayap

Karet rayap Terdapat rumah rayap

Kopi Karat daun

Terdapat bercak pada daun

Sumber : Logbook

Page 15: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

49

2. Pembahasana. Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)

Suatu usaha untuk meningkatkan atau menjaga kesuburan

tanah dalam lingkungan pertumbuhan tanaman guna

mendapatkan tanaman yang sehat dan berproduksi sesuai yang

diharapkan disebut pemeliharaan tanaman. Kegiatan

pemeliharaan tanaman kelapa sawit dibagi atas dua, yaitu

pemeliharaan tanaman belum menghasilkan (TBM) dan

tanaman menghasilkan (TM). Pasa fase TBM, pemeliharaan

dilakukan untuk mendapatkan tanaman yang sehat dan jagur

(pertumbuhan vegetatif), sedangkan untuk fase TM

pemeliharaan ditujukan untuk memperoleh produksi optimal.

Pemupukan merupakan bentuk pemeliharaan tanaman.

Pemupukan pada kelapa sawit diawali dengan pembuatan

piringan. Piringan di buat sejauh tajuk yang terluar dan di buat

melingkar. Pupuk ZA ditaburkan secara merata pada piringan

mulai dari jarak 50 cm sampai diluar piringan. Sedangkan pupuk

KCL dan SP36 ditabur secara merata pada piringan mulai jarak

75 cm dari pangkal pohon. Tujuan dibuat piringan adalah agar

pupuk tidak langsung mengenai akar dari kelapa sawit dan

penggunaan pupuk dapat efisien.

Hasil pengamatan mengenai indikasi pertumbuhan

tanaman tahunan yaitu berdasarkan tabel 3.2 Anova pengaruh

pemupukan terhadap pertambahan jumlah pelepah kelapa sawit

diketahui bahwa hasil anova sebesar 0,488 yang berarti lebih

dari 0,05 yang berarti tidak berpengruh nyata. Hal ini berarti

pemupukan terhadap kelapa sawit tidak berpengaruh nyata

terhadap jumlah pelepah kelapa sawit. Hal ini dapat terjadi

karena tanaman kelapa sawit merupakan tanaman tahunan

dimana tanaman tahunan penambahan jumlah pelepah tidak

terjadi secara signifikan hanya dalam waktu 8 minggu. Pengaruh

Page 16: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

50

lain dapat dimungkinkan karena pupuk belum terdekomposisi

sehingga belum dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Musim

kemarau juga dimungkinkan mempengaruhi karena tanaman

kekurangan air untuk mengangkut nutrisi dari tanah. Berdasar

tabel 3.3 Anova menunjukkan bahwa pemupukan terhadap

tanaman kelapa sawit tidak berpengaruh nyata terhadap

pertambahan keliling batang kelapa sawit.

Kondisi tanaman kelapa sawit sebelum perlakuan dan

setelah perlakuan hampir sama karena pengamatan tanaman

tahunan dilakukan pada saat satu tahun perlakuan. Tanaman

kelapa sawit yang kami pakai untuk praktikum ini juga terserang

oleh rayap dan kutu putih. Menurut Edwina et al (2012), salah

satu tindakan perawatan tanaman yang mempengaruhi

pertumbuhan dan produktivitas tanaman adalah pemupukan,

berupa pupuk organik maupun an organik. Kegiatan pemupukan

bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur hara di dalam

tanah sehingga dapat meningkatkan produktivitas

tanaman.Tanaman yang menunjukan ciri-ciri defisiensi

menunjukan kekurangan unsur hara sehingga bisa menentukan

dosis pupuk.

Keberhasilan suatu usahatani tidak hanya ditentukan oleh

kehandalan teknologi yang diterapkan dan dukungan

sumberdaya alam, tetapi juga oleh karakteristik individu petani.

Pemberian pupuk pada tanaman kelapa sawit diawali dengan

pembuatan piringan. Menurut Saputra (2011), piringan adalah

areal di sekeliling pohon sawit yang memberikan ruang untuk

pertumbuhan tanaman sehingga harus dibersihkan untuk

mempermudah pengumpulan brondolan sewaktu panen dan

tempat untuk penaburan pupuk. Rawat piringan adalah

membersihkan piringan dari gulma-gulma yang merugikan

tanaman dalam hal persaingan unsur hara, pupuk, dan air.

Page 17: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

51

Berdasarkan Tabel 3.10 Hasil Pengamatan Defisiensi

Unsur Hara Kelapa Sawit, diketahui bahwa kelapa sawit

mengalami defisiensi unsur hara. Unsur hara yang kurang yaitu

P. Defisiensi ini mengakibatkan kering pada daun kelapa sawit

yang masih timbul sampai minggu ke-4.

Berdasarkan Tabel 3.11 Hasil Pengamatan Defisiensi

Unsur Hara Kelapa Sawit, diketahui bahwa OPT yang

menyerang kelapa sawit adalah rayap dan kutu putih. Tanda

yang ditimbulkan adalah terdapat rumah rayap dan kutu putih

pada buah kelapa sawit. OPT masih menyerang kelapa sawit

samapi minggu ke-4.

b. Kakao (Theobroma cacao L)

Perawatan kebun kakao ini terbagi atas dua fase, yaitu

perawatan dalam fase tanaman belum menghasilkan (TBM) dan

fase tanaman menghasilkan (TM). Perawatan dalam fase TBM

adalah pembersihan gulma secara manual pada piringan

tanaman, pemupukan, pemangkasan penaung tetap dan penaung

sementara, pemangkasan bentuk tanaman kakao, dan

pengendalian hama maupun penyakit. Pengendalian gulma pada

fase TBM dilakukan pada piringan tanaman kakao atau pada

jalur tanaman, dilakukan dengan menggunakan sabit atau

cangkul. Pada fase ini pengendalian gulma secara kimiawi dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman kakao karena sebagian

herbisidanya dapat mengenai daun kakao TBM. Pada fase TM,

kegiatan perawatan yang penting adalah pemangkasan tanaman

kakao dan pelindungnya, pemupukan, dan konservasi tanah,

pengendalian hama dan penyakit. Pemangkasan pada fase TM

meliputi pemangkasan pemeliharaan dan produksi, seperti

membuang bagian tanaman yang tidak dikehendaki, seperti

tunas air, cabang sakit, patah, menggantung dan cabang balik.

Pemupukan merupakan salah satu bentuk perawatan pada

Page 18: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

52

tanaman kakao dengan cara membuat piringan. Piringan

pertama berjarak 50 cm dari pangkal dari batang tanaman untuk

membenamkan pupuk ZA serta 75 cm dari batang tanaman

untuk membenamkan pupuk KCl dan SP-36.

Menurut Lukito et al (2010) tanaman kakao bersifat

dimorfisme, artinya mempunyai dua bentuk tunas vegetatif.

Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas disebut dengan tunas

ortotrop atau tunas air (wiwilan) sedangkan tunas yang arah

pertumbuhannya ke samping disebut plagiotrop (cabang kipas).

Berdasarkan Tabel 3.10 Hasil Pengamatan Defisiensi

Unsur Hara Kakao, diketahui bahwa kakao mengalami

defisiensi unsur hara. Unsur hara yang kurang yaitu P.

Defisiensi ini mengakibatkan kering pada daun kakao yang

masih timbul sampai minggu ke-4.

Berdasarkan Tabel 3.11 Hasil Pengamatan Serangan OPT

Kakao, diketahui bahwa kakao terserang OPT. OPT yang

menyerang adalah ulat dan rayap. Hal ini ditandai dengan daun

berlubang dan kering serta adanya rumah rayap pada batang

tanaman.

c. Karet (Havea braziliensis)

Perawatan tanaman karet dilakukan dengan pemberian

pupuk sejak awal pengamatan dan tidak diberi pupuk lagi,

cukup dilakukan penyiraman selama 2 minggu sekali.

Pemupukan dibuat dengan membuat piringan terlebih dahulu.

Piringan pertama dengan jari-jari 50cm untuk membenamkan

pupuk ZA dan jari-jari 75 cm untuk membenamkan pupuk SP-

36 da KCl. Pembuatan piringan bertujuan agar penggunaan

pupuk lebih efisien dan tujuan dibenamkan agar pupuk tidak

menguap sehingga menyebabkan pupuk tidak tersedia untuk

tanaman.

Page 19: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

53

Terdapat sedikit daun tua dikarenakan gugur. Daun tua

berwarna hijau, banyak daun muda berwarna hijau muda

kecoklatan. Berdasar hasil pengamatan yang dilakukan tanaman

karet lebih cenderung mengalami defisiensi unsur P yang

terlihat dari gejala daun mengering. Menurut Rostini 2012,

kekurangan unsur Phospor ditunjukkan dengan daun menjadi

keriting, kering dan mati (diawali pada daun tua); timbul bercah-

bercak merah cokelat pada daun; perkembangan akar menjadi

terhambat; tanaman menjadi mudah roboh dan kerdil; buah

menjadi kecil dan terdapat bercak berwarna cokelat serta buah

mudah busuk dan tidak tahan disimpan dalam waktu lama.

Berdasarkan Tabel 3.10 Hasil Pengamatan Defisiensi

Unsur Hara Karet, diketahui bahwa karet mengalami defisiensi

unsur hara. Unsur hara yang kurang yaitu N. Defisiensi ini

mengakibatkan warna kuning pada daun karet yang masih

timbul sampai minggu ke-4.

Berdasarkan Tabel 3.11 Hasil Pengamatan Serangan OPT

Karet, diketahui bahwa karet terserang OPT. OPT yang

menyerang adalah rayap. Hal ini ditandai dengan adanya rumah

rayap pada batang tanaman.

d. Kopi (Cofea Arabica)

Perawatan tanaman kopi diawali dengan membersihkan

daerah sekitar tanaman dari gulma. Selanjutnya dilakukan

pembuatan piringan dengan jari-jari 25 cm dati tanaman untuk

membenamkan pupuk N, P dan K. Pemberian pupuk N menurut

Meihana dana Purjiyanto (2014) berperan dalam merangsang

pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, khususnya batang,

cabang dan daun. Selain itu nitrogen juga berperan penting

dalam pembentukan zat hijau daun yang sangat berguna dalam

proses fotosintesis. Dalam pemupukan perlu dibenamkan

dengan tujuan agar pupuk tidak menguap ke udara. Setelah

Page 20: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

54

dilakukan pemberian pupuk tanaman disiram dengan tujuan

untuk mempercepat proses dekomposisi agar pupuk dapat segera

dimanfaatkan tanaman.

Pada tanaman kopi ini sebelum dipupuk belum mengalami

defisiensi unsur hara. Setelah dipupuk lalu diamati 2 minggu

kemudian tanaman masih tetap sama. Tidak ada defisiensi unsur

hara yang signifikan bahkan hingga pengamatan terakhir. Pada

pengamatan serangan OPT, pengamatan sebelum perlakuan

tanaman belum terkena serangan OPT. Pengamatan kedua

dilakukan 2 minggu setelahnya diketahui tanaman masih belum

terkena serangan OPT.

Berdasarkan Tabel 3.10 Hasil Pengamatan Defisiensi

Unsur Hara Kopi, diketahui bahwa kopi mengalami defisiensi

unsur hara. Unsur hara yang kurang yaitu N. Defisiensi ini

mengakibatkan warna kuning pada daun karet yang masih

timbul sampai minggu ke-4.

Berdasarkan Tabel 3.11 Hasil Pengamatan Serangan OPT

Kopi, diketahui bahwa kakao terserang OPT. OPT yang

menyerang adalah ulat. Hal ini ditandai dengan daun berlubang

serta adanya kepompong yang menempel pada daun kopi.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum acara perawatan

tanaman tahunan (kelapa sawit, kakao, kopi, dan karet) dapat

disimpulkan bahwa :

a. Pertumbuhan tanaman kelapa sawit, kakao, karet, dan kopi tidak

dipengaruhi oleh pemupukan yang dilakukan. Keliling batang

secara keseluruhan tidak menunjukkan pertambahan yang

signifikan begitu pula dengan tunas baru.

b. Banyak faktor yang mengakibatkan tidak adanya perubahan

setelah perlakuan pemupukan, seperti kurangnya air. Air yang

Page 21: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

55

kurang tidak cukup untuk melarutkan unsur hara dalam pupuk

sehingga tidak ada pengaruh yang timbul.

c. OPT pada masing-masing tanaman masih tetap ditemukan

hingga akhir pengamatan.

2. Saran

Praktikum TBT Semusim dan Tahunan yang telah

dilaksanakan ini sudah cukup baik namun sebaiknya dalam

pembagian kelompok besar jumlah anggota dikurangi untuk

menghindari adanya anggota yang tidak ikut berpartisipasi dalam

kegiatan praktikum, selain itu juga agar lebih mudah untuk

koordinasi antara sesama praktikan maupun antara praktikan dengan

coass pendamping. Namun, secara keseluruhan mulai dari

sistematika, penjelasan kegiatan praktikum, dan pelaksanaan

praktikum sudah cukup baik.

Page 22: Draft Jadi Acara 3 praktikum TBT Semusim dan tahunan

56

DAFTAR PUSTAKA

Arnawa dan Giri. 2012. Penerapan Budidaya Terbaik Tanaman Kakao. SCPP

Hadriman khaer. 2012. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Terhadap Pertumbuhan Beberapa Benih Asal Klon Kakao (Theobroma cacao L.) di Pembibitan. J.Agrium 17 (3) hal : 220

Iskandar, dudi. 2011. Penggunaan Bibit Karet Unggul Oleh Petani Karet Di jambi dan Kalimantan barat. J.Sains dan Teknologi Indonesia 13 (3) Hal 165-170

Kiswanto dan Hadriman. 2008. Teknologi Budidaya Kelapa Sawit. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Nurahmi Erida, Purnomo, dan Bambang . 2010. Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis JACQ) Pada Berbagai Komposisi Media Tanam Dan Konsentrasi Pupuk Daun Seprint. J.Agrovista 14 (3)

Riry dan puji. 2013. Pengaruh Berbagai Komposisi Bokashi Ampas Biji Kakao dan pemberian EM4 yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Petsai (Brassica chinensis L.) . J.Agrologia 2 (2) Hal : 132-143

Sirait B dan Charloq, 2005. Ekosistem dan Pelestarian Kawasan Danau Toba dengan Budidaya Kopi. J.Penelitian Bidang Ilmu Pertanian 3 (3) hal: 1-7

Soetriono dan sulandari. 2012. Pemodelan dan Pengembangan Agribisnis Minimum Berbasis Kopi Robusta dalam Mendorong Perekonomian Kawasan Jalur Lintas Selatan (JLS) Jawa Timur. J. Penelitian.

Syakir, M. 2010. Budidaya dan Pascapanen Karet. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor

Syakir, M. 2010. Budidaya dan Pascapanen Kopi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Bogor

Wulandari. 2012. Pertumbuhan Bibit Karet (Hevea brasilliensis) Klon PB 260 Pada Berbagai Dosis Kompos Dan Tingkat Ketersediaan Air. J. Agronomi Universitas hassanudin.