tbt kel. i

Upload: dodi-s

Post on 31-Oct-2015

398 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

awwresrse

TRANSCRIPT

PRAKTIKUM TAMBANG BAWAH TANAH LABORATORIUM TEKNOLOGI PERTAMBANGANPROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGANFAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURATBAB IPENDAHULUAN1.1. Sejarah Tambang Bawah TanahSejarah pertambangan bisa dilacak mundur setua peradaban manusia. Satu fakta yang mudah dipahami, manusia memerlukan bahan mentah untuk membuat bermacam perkakas sebagai penunjang kehidupan. Sesuai sifatnya, bahan mentah adalah bahan dasar yang tidak dapat diciptakan. Material ini harus terlebih dahulu diekstrak dari alam yang hanya bisa didapatkan melalui 2 cara, yaitu menanam dan menambang.Bukti adanya tambang yang diusahakan manusia dapat dilacak sampai sejauh 3000-1900 sebelum masehi dengan ditemukannya sisa-sisa sebuah tambang hematit (bahan dasar besi) di daerah Flint. Bukti lain adalah tiga lempengan timah dengan variasi berat antara 37-78 kg yang diperkirakan dicetak pada jaman Romawi yang ditemukan di Matlock, Inggris. Lempengan ini ditemukan dekat tungku peleburan tua, hanya beberapa sentimeter dibawah permukaan tanah. Terdapat ukiran tulisan di lempeng timah tersebut dengan bunyi: L(uci) Aruconi Verecundi metal(li) Lutud(arensis), yang berarti Produk Lucius Aruconius Vericundus dari tambang Lutudarensian. Sejak tahun 1858 Bangsa Belanda telah meyakini adanya deposit atau endapan batubara di daerah Ombilin, diantaranya adalah seorang ahli tambang yang bernama Ir. C. De Groot. Kemudian baru pada tahun 1867 dengan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tertanggal 26 Mei 1867 ditugaskan seorang insinyur tambang muda saat itu umurnya 27 tahun yaitu Ir. Willem Hendrik de Greve untuk menyelidiki secara pasti dengan ditemukannya lapisan batubara pada awal tahun 1868 di daerah Ulu air, di tepi Batang Ombilin.Pada tahun 1891 Pemerintah Hindia Belanda menugaskan Ir, J.A Hooze untuk mempersiapkan dan merencanakan penggalian batubara di lapangan Sungai Durian, penugasan ini atas desakan Ir. E. Van der Elst yang pada masa itu sebagai Inspektur Jenderal Tambang di Negeri Belanda. Pada tanggal 25 Mei 1891 ditunjuk Ir. W. Godefroy untuk menjadi pimpinan dalam penambangan batubara di Ombilin.Rancangan undang-undang untuk penambangan batubara Ombilin yang diajukan oleh Pemerintah Hindia Belanda akhirnya ditetapkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Belanda pada tanggal 24 November 1891. Selanjutnya RUU tersebut disahkan dan mempunyai kekuatan hukum sebagai undang-undang, oleh Dewan Penasehat Kepala Negara pada tanggal 28 Desember 1891 dan diterbitkan pada Lembaran Negara No.223 yang isinya tentang kenaikan Anggaran Belanja Pemerintah untuk Tahun Anggaran 1892 dalam rangka eksploitasi tambang batubara Ombilin oleh Pemerintah. Dengan berdasarkan pada tanggal pengesahan rancangan undang-undang dan diterbitkannya lembaran negara tersebut, maka ditetapkanlah Hari Jadi Tambang Batubara Batubara Ombilin.Untuk lebih meningkatkan peranan tambang batubara terutama untuk membantu sumber pendapatan Pemerintah Hindia Belanda, maka pada tanggal 3 Juli 1918 dikeluarkan Surat Keputusan No. 64 dan diterbitkan Lembaran Negara No. 375, yang menyatakan bahwa usaha pertambangan tersebut ditetapkan menjadi bentuk perusahaan di bawah pengelolaan Departemen Usaha-Usaha Pemerintah hingga tahun 1942.Seiring dengan berjalannya waktu, bahan galian yang dapat diambil dengan metode tambang terbuka telah banyak diambil, sehingga untuk mengambil bahan galian yang masih ada jauh di bawah permukaan bumi perlu dilakukan metode penambangan bawah tanah. Metode tambang bawah inipun dapat membantu mengurangi kerusakan permukaan lingkungan di suatu tempat.1.2. Penerapan Tambang Bawah TanahSecara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistem penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangantidak berhubungan langsungdengan udara terbuka.

Gambar 1.1.Underground MiningAda beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem tambang bawah tanah, yaitu :1. Panjang, tebal, dan lebar cebakan2. Kemiringan cebakan3. Kedalaman operasi4. Faktor waktu5. Kadar cebakan6. Fasilitas lokal yang meliput buruh dan material7. Modal yang tersedia8. Batas dengan badan bijih lain9. Kekuatan dan karakteristik fisik bijih dan batuan dengan material yang berada di atas bijih10. Biaya penambangan11. Produktivitas12. Masalah lingkunganPrinsip pokok eksploitasi tambang bawah tanah adalah memilih metode penambangan yang paling cocok dengan keunikan karakter (sifat alamiah, geologi, lingkungan, dan lain-lain) endapan mineral dan batuan yang akan ditambang, dengan memperhatikan batasan tentang keamanan, teknologi dan ekonomi. Batasan keekonomian berarti bahwa dengan biaya produksi yang rendah tetapi diperoleh keuntungan pengembalian yang maksimum (return the maximum profit ataupun rate of return ROR) serta lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menentukan tambang bawah tanah, yaitu :1. Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive, vein, disseminated, tabular, platy, sill, dan lain-lain);2. Karakteristik geologi dan hidrologi (patahan, sesar, air tanah, permeabilitas);3. Karakteristik geoteknik (kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi, Rock Mass Rating, Q-System, dan lain-lain);4. Faktor-faktor teknologi (hadirnya teknologi baru, penguasaan teknologi, Sumber Daya Manusia, dan lain-lain);5. Faktor lingkungan (limbah pencucian, tailing, amblesan, sedimentasi, dan lain-lain).

1.3. Metode Tambang Bawah TanahMetode yang digunakan pada tambang bawah tanah, adalah sebagai berikut :1. Open StopeOpen Stope adalah suatu metode penambangan bawah tanah tanpa membuat penyangga-penyangga. Syarat bahan galian yang dapat ditambang dengan metode ini adalah atapnya cukup kuat menahan beban tanpa disangga.2. Supported StopeDalam metode penambangan seperti ini (pada umumnya mineral logam) dengan cara membuat penyangga-penyangga pada tambang bawah tanah. Dalam penyanggaan bahan yang digunakan adalah kayu, besi, beton, atau baut besi ( roof bolting ).3. Long WallLong Wall adalah suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara dengan membuat lorong-lorong panjang, secara mekanis, dan bagian dari front penambangan yang sudah selesai ditambang dibiarkan runtuh dengan sendirinya ( caving ).4. Short WallShort wall adalah penambangan bawah tanah untuk endapan batubara, dengan membuat lorong-lorong yang ukurannya lebih kecil atau lebih pendek dari long wall.5. Room and PillarRoom and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara dengan menggunakan penyangga-penyangga yang umumnya dari kayu, dengan bentuk blok-blok persegi.6. Cut and fillMetode penambangan bawah tanah ini dilakukan dengan cara menggali atau membuat bukaan-bukaan dan kemudian mengisi kembali dengan material lain bekas bukaan tersebut.7. GopheringCara dalam metode penambangan ini dengan membuat bukaan-bukaan berukuran relatif kecil dan sempit secara tidak beraturan, atau dikenal sebagai lubang tikus.8. Block CavingMerupakan suatu sistem penambangan bawah tanah, dengan cara meruntuhkan bagian yang sudah selesai ditambang (mined out). Bahan galian yang diambil menggunakan metode ini adalah bijih.BAB IIPERMODELAN TAMBANG BAWAH TANAH2.1. Room and Pillar2.2.1. TujuanTujuan Praktikum ini adalah untuk mempelajari system tambang bawah tanah metode room and pillar. 2.2.2. Manfaat Manfaat yang diperoleh dari praktikum ini ialah : a. Dapat mengetahui dan memahami syarat-syarat dan siklus penambangan (mine cycle) system tambang bawah tanah metode room and pillar. b. Dapat mengetahui peralatan yang digunakan dalam system tambang bawah tanah metode room and pillar. c. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari system tambang tambang bawah tanah room and pillar. d. Dapat mengetahui dasar-dasar pertimbangan digunakannya metode room and pillar. Room and pillar merupakan suatu sistem penambangan bawah tanah untuk endapan batubara, dengan bentuk blok-blok persegi. Seluruh block batubaranya dibuat jalan (batubara yang digali = room selebar 10 m) dan pillar (sebagai penyangga selebar 3030 m) menggunakan kombinasi continuous miner (CM), roof bolter, dan shuttle car. Metode ini paling-paling hanya mengambil 60-70% dari total batubara yang ada. Oleh karena itu, untuk menaikkan produksi, setelah semua block tersebut di tambang, ketika kembali ke jalan utama dekat shaft, pilar-pilar yang ditinggalkan di kikis sedikit (proses ini namanya retreat mining). Selama proses ini, tidak ada operator yang boleh berada di bawah atap batuan semuanya dikendalikan oleh remote dari jauh.Metode room and pillar lebih tepat digunakan pada material bahan galian sedimen yang cenderung tersebar dengan ketebalan merata dengan lapisan yang cenderung datar (flat) dan dengan ketebalan sekitar 1 sampai dengan 4 meter. Contoh bahan galian yang relatif lebih cocok menggunakan metode room and pillar seperti tembaga, gipsum, kapur, batubara, dan bahan-bahan galian lainnya yang memungkinkan dan memenuhi syarat untuk ditambang menggunakan metode room and pillar.

Gambar 2.1.Room and Pillar Method2.2.2. Ciri Ciri Metode Room and Pillar Ciri-ciri dari metode room and pillar ini, antara lain : a. Produktivitas rendah b. Investasi alat kecilc. Rasio penambangan (mining recovery) sekitar 60 - 70 %d. Lebih fleksibel terhadap gangguan operasi, geologi dan peralatan e. Karena meninggalkan batubara dalam jumlah besar maka berpotensi terjadi swabakar f. Hanya dapat diaplikasikan pada ketebalan lapisan 1 - 4 mg. Potensi subsidence kecil2.2.3. Klasifikasi Room and PillarAda beberapa klasifikasi dari metode ini, yaitu :a. Classic Room and Pillar MethodMetode ini merupakan metode yang sering ditemukan pada bahan galian maupun batubara yang cadangannya cenderung tersebar mendatar (flat) dengan inklinasi 0o 5o dan dengan ketebalan yang memungkinkan.Kelebihan metode classic room and pillar method adalah setelah permukaan kerja penambangan dibuat, dapat segera memulai penambangan batubara, sehingga tidak memerlukan waktu yang panjang untuk persiapan penambangan batubara.Sedangkan kekurangan classic room and pillar method adalah recovery sedikit, hanya berkisar 40 - 60% bila tanpa mengekstraksi pilar.

Gambar 2.2.Classic Room and Pillar Methodb. Post Room and Pillar MethodDengan inklinasi cadangan yang mencapai 20-55, metode yang digunakan umumnya ialah post room and pillar method. Efektivitas pengambilan cadangan bisa lebih besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang semakin kecil.Kelebihan metode post room and pillar method adalah recovery lebih besar disebabkan pengambilan cadangan dilakukan dengan mengikuti arah dan ruang cadangan sehingga kemungkinan tertinggalnya bahan galian yang ditambang semakin kecil.Sedangkan kerugian metode post room and pillar method adalah kemungkinan terjadinya subsidence lebih besar bila tidak diikuti dengan penambahan penyangga buatan

Gambar 2.3.Post Room and Pillar Methodc. Step Room and Pillar MethodMetode step room and pillar cocok diterapkan pada cadangan dengan inkliasi 15o-30o dengan ketebalan lapisan cadangan antara 2-5 meter. Step room and pillar merupakan metode yang digunakan dirancang untuk memudahkan peralatan beroperasi di dalam cadangan (ore deposit), stope dirancang berjenjang akan tetapi terdapat jalan yang menghubungkan antar step atau jenjang.Kelebihan metode step room and pillar method adalah pengangkutan di dalam permukaan kerja hampir tidak memerlukan tenaga penggerak karena dapat berjalan sendiri, misalnya melalui jalan penghubung.Kerugian metode step room and pillar method adalah memerlukannya tenaga kerja yang banyak untuk membawa masuk peralatan, sehingga volume produksi tergantung dari banyaknya alat mekanis yang tersedia.

Gambar 2.4.Step Room and Pillar Method2.2.4. Peralatan Metode Room and PillarPeralatan yang biasa digunakan untuk metode room and pillar antara lain : a. Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah disebutcontinuous miner. Contoh alat pemotong lapisan batubara antara lain shearer dan plow (plough).b. Alat gali isi hasil peledakan bawah tanah adalahLoad-Haul-Dump (LHD), over shot loader, slusher (scrapper) dan sebagainya.c. Alat angkut digunakan truk berdimensi kecil, belt conveyor, chain conveyor, lori-lokomotif (train) dan lain-lain.2.2.5. Cara Penambangan Metode Room and PillarCara penambangan room and pillar mengandalkan endapan batubara yang tidak diambil sebagai penyangga dan endapan batubara yang diambil sebagai room. Pada metode ini penambangan batubara sudah dilakukan sejak pada saat pembuatan lubang maju. Selanjutnya lubang maju tersebut dibesarkan menjadi ruanganruangan dengan meninggalkan batubara sebagai tiang penyangga.Besar bentuk dan ruangan sebagai akibat pengambilan batubaranya harus diusahakan agar penyangga yang dipakai cukup memadai kuat mempertahankan ruangan tersebut tetap aman sampai saatnya dilakukan pengambilan penyangga yang sebenarnya yaitu tiang penyangga batubara (coal pillar).Metode ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan dalam besaran jumlah batubara yang dapat diambil dari suatu cadangan batubara karena tidak semua tiang penyangga batubara dapat diambil secara ekonomis maupun teknik. Dari seluruh total cadangan terukur batubara yang dapat diambil dengan cara penambangan metode Room and Pillar ini paling besar lebih kurang 60 - 70% saja. Hal ini disebabkan banyak batubara tertinggal sebagi tiang-tiang pengaman yang tidak dapat diambil.Metode penambangan ini terdiri dari metode penambangan batubara yang hanya melalui penggalian maju terowongan, dan metode penambangan secara berurutan terhadap pillar batubara yang diblok tadi, mulai dari yang terdalam, apabila jaringan terowongan yang digali tersebut telah mencapai batas maksimum blok penambangan.2.2.6. Keuntungan Metode Room and PillarKeunggulan dari metode penambangan room and pillar adalah :a. Lingkup penyesuaian terhadap kondisi alam penambangan lebih luas dibanding dengan sistem lorong panjang yang dimekanisasi.b. Hingga batas-batas tertentu, dapat menyesuaikan terhadap variasi kemiringan (kecuali lapisan yang sangat curam), tebal tipisnya lapisan batubara, keberadaan patahan serta sifat dan kondisi lantai dan atap.c. Mampu menambang blok yang tersisa oleh penambang sistem lorong panjang, misalnya karena adanya patahan.d. Dapat melakukan penambangan suatu blok yang berkaitan dengan perlindungan permukaan (seperti perlindungan bangunan terhadap penurunan permukaan tanah).e. Cukup efektif untuk menaikkanrecoverysedapatnya, pada blok yang tidak cocok ditambang semua, misalnya penambangan bagian dangkal di bawah dasar laut.2.2.7. Kerugian Metode Room and PillarSedangkan kerugian dari metode ini adalah :a. Recovery penambangan batubara yang sangat buruk ( 60% - 70%). b. Biladibandingkan dengan metode penambangan batubara sistem long wall, banyak terjadi kecelakaan, seperti atap ambruk.c. Ada batas maksimum penambangan bagian dalam, yang antara lain disebabkan oleh peningkatan tekanan bumi (batasnya sekitar 500 m di bawah permukaan bumi).d. Karena banyak batubara yang disisakan, akan meninggalkan masalah dari segi keamanan untuk penerapan di lapisan batubara yang mudah mengalami terbakar.2.3. Long Wall2.3.1. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari sistem tambang bawah tanah metode long wall. 2.3.2. ManfaatManfaat yang diperoleh dari praktikum ini ialah : a. Dapat mengetahui dan memahami syarat-syarat dan siklus penambangan ( mine cycle ) system tambang bawah tanah metode long wall. b. Dapat mengetahui peralatan yang digunakan dalam system tambang bawah tanah metode long wall. c. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari system tambang tambang bawah tanah long wall. d. Dapat mengetahui dasar-dasar pertimbangan digunakannya metode long wall. Long wall mining merupakan metode penambangan paling produktif dan paling aman. Total batubara yang diambil mencapai 80% dari total sumberdaya yang ada. Metode ini merupakan metode dari Europe dan di adopsi US pada mid-1950. Pada metode ini, batubara ditambang panel per panel. Panel tersebut adalah blok batubara yang berukuran 1 km panjang x 200-300 m lebar, sehingga dinamakan long wall mining.Dari satu panel ke panel yang lain, disangga oleh pillar-pillar batubara yang berukuran kira-kira 30 m x 30 m, disebut gateroad pillar. Dan tiap 4-5 panel, disangga oleh pillar yang lebih besar dinamakan barrier pillar (> 100 m).2.3.3. Ciri Ciri Metode Long WallCiri-ciri metode penambangan batubara sistem long wall:a. Recoverynya tinggi, karena menambang sebagian besar batubara.b. Permukaan kerja dapat dipusatkan, karena dapat berproduksi besar di satu permuka kerja.c. Pada umumnya, apabila kemiringan landai, mekanisasi penambangan, transportasi dan penyanggaan menjadi mudah, sehingga dapat meningkatkan efisiensi penambangan batubara.d. Karena dapat memusatkan permukaan kerja, panjang terowongan yang dirawat terhadap jumlah produksi batubara menjadi pendek.e. Menguntungkan dari segi keamanan, karena ventilasinya mudah dan swabakar yang timbul juga sedikit.f. Karena dapat memanfaatkan tekanan bumi, pemotongan batubara menjadi mudah.g. Apabila terjadi hal-hal seperti keruntuhan permukaan kerja dan kerusakan mesin, penurunan produksi batubaranya besar.2.3.4. Peralatan Metode Long WallPeralatan yang biasa digunakan untuk metode longwall antara lain : 1) Alat pemotong lapisan batubara bawah tanah disebutcontinuous miner. Contohnya alat pemotong lapisan batubara antara lain;shearer dan plow (plough).2) Alat gali isi hasil peledakan bawah tanah adalahLoad-Haul-Dump (LHD), over shot loader, slusher (scrapper) dan sebagainya.3) Alat angkut digunakan truck berdimensi kecil, belt conveyor, chain conveyor, lori-lokomotif (train) dan lain-lain.4) Selain itu terdapat peralatan produksi lain yang berfungsi sebagai penyangga, yaitu hydariaulic supportdan perangkat derek (cage).2.3.5. Cara Penambangan Long WallAda dua cara penambangan dengan menggunakan metode Long wall yaitu : a. Cara maju (advancing)Pada penambangan dengan metode advancing Long wall terlebih dahulu dibuat lubang maju yang nantinya akan berfungsi sebagi lubang utama (main gate) dan lubang pengiring (tail gate), dibuat bersamaan pada pengambilan batubara dari lubang buka tersebut. Kedua lubang bukaan tersebut digunakan sebagai saluran udara yang diperlukan untuk menyediakan udara bersih pada lubang bukaannya di samping untuk keperluan transportasi batubaranya dan keperluan penyediaan material untuk lubang bukannya. Metode ini akan memberikan hasil lebih cepat karena tidak memerlukan waktu menunggu lubang yang diperlukan yaitu lubang utama dan lubang pengiring.Kelebihan sistem maju (advancing) antara lain :1) Setelah permukaan kerja penambangan dibuat, dapat segera memulai penambangan batubara, sehingga tidak memerlukan waktu yang panjang untuk persiapan penambangan batubara.2) Dapat segera dilakukan bersamaan dengan penggalian lorong main gate dan tail gate.Kerugian metode maju (advancing) antara lain : 1) Pada blok yang banyak perubahan patahan atau lapisan batubara, atau pada blok yang banyak gas, sulit melakukan eksplorasi dan drainase gas.2) Karena tail gate dan main gate di gob harus dipertahankan sampai selesai penambangan, maka semakin maju permukaaan kerja, semakin tinggi biaya perawatan karena terowongan yang dirawat semakin panjang.3) Mudah terjadi swabakar akibat kebocoran angin di terowogan gob, dan apabila perawatan terowongan tidak baik, penampang terowongan menjadi sempit, sehingga menjadi halangan bagi ventilasi dan transportasi.b. Cara mundur (retreating)Pada metode retreating Long wall merupakan kebalikan dari metode advancing long wall karena pengambilan batubara belum dapat dilakukan sebelum selesai dibuat suatu panel yang akan memberikan batasan lapisan batubara yang akan diekstraksi (diambil).Kelebihan sistem mundur (retreating) antara lain :1) Dapat mengetahui kondisi lapisan batubara pada tahap penggalian maju, serta dapat melakukan drainase gas pada daerah yang banyak emisi gas (semburan gas), sebelum penambangan batubara.2) Pemeliharaan terowongan mudah, dan menguntungkan juga bagi ventilasi dan transportasi.3) Karena tidak ada kebocoran angin ke dalam, resiko terhadap swabakar kecil.Kekurangan sistem mundur (retreating) antara lain : 1) Waktu yang diperlukan untuk persiapan terowongan penambangan batubara lama.2) Pengambilan batubara belum dapat dilakukan sebelum selesai dibuat suatu panel yang akan memberikan batasan lapisan batubara yang akan diekstraksi (diambil).Sistem maju dan sistem mundur masing-masing mempunyai keunggulan dan kekurangan, sistem mana yang akan digunakan, ditentukan antara lain oleh kondisi lapisan batuan, masalah keamanan dan sulit tidaknya pemeliharaan terowongan. Penambangan batubara juga lebih mudah dilakukan kalau ketebalan lapisan sekitar satu koma dua sampai tiga meter.Pemilihan salah satu metode tersebut harus memperhatikan keadaan dan kondisi alami yang diremukan pada endapan batubara itu sendiri agar nantinya tidak menghadapi kesulitan-kesulitan selama dilakukan ekstraksi yang pada akhirnya tentu bertujuan mencari biaya serendah mungkin. Selain kedua metode tersebut terdapat pula beberapa variasi metode penambangan yang dapat diterapkan. Hal ini tergantung pada macam dan jenis serta ketebalan lapisan disamping kemiringan lapisan batubara yang perlu juga diperhatikan.Pada metode ini, penambangan dilakukan setelah terlebih dulu membuat 2 buah lorong penggalian pada suatu blok lapisan batubara. Lorong yang satu terhubung dengan lorong peranginan utama (main shaft in-take), berfungsi untuk menyalurkan udara segar serta untuk pengangkutan batubara. Lorong ini sebut dengan main gate. Sedangkan lorong satunya lagi yang disebut dengan tail gate terhubung dengan lorong pembuangan utama (main shaft out-take/exhaust), berfungsi untuk menyalurkan udara kotor keluar tambang serta untuk pengangkutan material ke lapangan penggalian (working face). Udara kotor yang dimaksud disini adalah udara yang telah melewati lapangan penggalian, sehingga telah tercampur dengan debu batubara dan gas gas seperti metana, karbondioksida, CO, atau gas yang lain tergantung dari kondisi geologi di lokasi tersebut.Pada saat ini kemampuan peralatan tambang dalam sudah demikian maju sehingga seluruh kegiatan pekerjaan fisik yang dilakukan oleh manusia, praktis sudah dapat digantikan oleh mesin atau alat bantu mekanis.Keuntungan metode ini adalah produksi dapat segera dilakukan bersamaan dengan penggalian lorong main gate dan tail gate. Namun seiring dengan semakin majunya penggalian, maintenance kedua lorong menjadi semakin sulit dilakukan karena tekanan lingkungan yang bertambah akibat keberadaan gob yang meluas. Selain membawa resiko ambrukan, tekanan batuan tersebut juga akan menyebabkan dinding lorong yang merupakan sekat antara kedua lorong dengan gob menjadi mudah retak dan rusak sehingga angin dapat mengalir masuk ke dalam gob. Karena di gob juga terdapat banyak serpihan atau bongkahan batubara yang tersisa, maka masuknya angin ke lokasi ini secara otomatis akan meningkatkan potensi swabakar. Disamping itu, kerugian metode long wall maju yang lain adalah rentan terhadap fenomena geologi yang tidak menguntungkan yang muncul di dalam tambang, misalnya patahan atau batubara menghilang (wash out). Tidak sedikit penggalian long wall maju terpaksa harus terhenti dan pindah ke lokasi lain dikarenakan faktor geologi tadi. Gambar 2.5.Long Wall Method2.4. Block caving2.4.1. Tujuan Tujuan Praktikum ini adalah untuk mempelajari sistem tambang bawah tanah metode block caving. 2.4.2. ManfaatManfaat yang diperoleh dari praktikum ini ialah : a. Dapat mengetahui dan memahami syarat-syarat dan siklus penambangan ( mine cycle ) system tambang bawah tanah metode block caving. b. Dapat mengetahui peralatan yang digunakan dalam sIstem tambang bawah tanah metode block caving. c. Dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sIstem tambang tambang bawah tanah block caving. d. Dapat mengetahui dasar-dasar pertimbangan digunakannya metode block caving. Block caving adalah metode penambangan yang bertujuan untuk memotong bagian bawah dari blok bijih sehingga blok bijih tersebut mengalami keruntuhan. Metode ini diterapkan terutama pada blok badan bijih yang besar karena tingkat produksinya yang lebih tinggi. Block caving dapat di terapkan pada cadangan bijih yang tebal (>30m), batuannya mempunyai kekuatan yang seragam dan mempunyai batas yang jelas. Perencanaan yang matang , prosedur kerja yang sistematis, pengawasan yang ketat dan keputusan yang tepat merupakan kunci keberhasilan.Keberhasilan operasi penambangan block caving sangat dipengaruhi oleh karateristik bijih diantaranya adalah pola retakan yang sesuai. Harus tersedia bidang horizontal yang cukup agar undercut dapat memulai proses runtuhan. Pembentukan rongga terjadi secara alami karena lapisan bijih yang terletak dibawahnya dipindahkan dan karena berat lapisan overburden menghancurkan bijih tersebut. Untuk cara penambangan atau Development harus sesuai dari karateristik dari badan bijih. Pada daerah dengan batuan relatif kuat (>100Mpa) hanya dibutuhkan penyangga yang sedikit pada level produksi. Metode penambangan ini membutuhkan waktu dan modal yang besar untuk pekerjaan development sebelum produksi dapat direalisasikan. Development untuk block caving biasanya luas dan mahal tetapi secara keseluruhan lebih murah dari pada Sublevel caving.2.4.3. Ciri ciri MetodeBlock CavingCiri ciri metode dari block caving, antara lain :a. Urat lebar dan lapisan tebal, cebakan homogen, overburden bersifat segera runtuh.b. Batuan penutup (caving) mempunyai sifat runtuh.c. Bijih cukup kuat (tidak runtuh) saat development, dan segera runtuh bila under cut diledakkan.d. Daerah bijih relatif kering.e. Kadar homogeny block caving tidak selektif.f. Ideal untuk cebakan bijih dan caving lemah seperti di daerah Tembaga Pura, Papua.2.4.4. Cara Penambangan Block CavingLangkah kerja block caving biasanya penambangan level utama dimulai dari shaft (jalur yang menghubungkan dengan area kerja tambang bawah tanah), bertujuan memberikan pengangkutan yang cepat dan besar dan kapasitas aliran udara ventilasi yang cukup. Jalur pengangkutan utama umumnya pararel, dihubungkan dengan crosscut (trowongan silang), untuk memastikan ventilasi yang baik dan untuk memberikan tempat yang cukup untuk pengangkutan dan juga penyediaan sarana pendukung lainnya.Development yang paling penting adalah undercutting, dimana merupakan permulaan peronggaan dengan membuang pilar pada bijih. Karena meliputi bukaan yang besar dan bijih yang berat diatas, bahaya jatuhnya bijih yang terlalu dini, blok bijih yang menggantung dan tidak dapat turun ke drawpoint, atau aliran udara cepat karena adanya tekanan tiba tiba dapat terjadi. Tekanan batuan yang besar yang terjadi pada bukaan harus diantisipasi dengan penguatan.Penguatan seperti penyangga pada umumnya di perlukan saat pembuatan bukaan (raise, ore pass, jalur pengangkutan) yang membantu fungsi produksi. Pada saat ini peran Geotech Engineering sangat diperlukan untuk pemasangan penyangga yang dibutuhkan pada setiap lubang bukaan yang dibuat terutama pada level produksi. Bahan yang digunakan untuk penyangga antara lain shotcrete, steelset, contcrete dan rockbolt.Langkah kerja bidang pada massa batuan dengan ukuran yang sudah di tentukan di ledakan pada tahap level undercut sehingga massa batuan yang berada diatasnya akan runtuh. Penarikan bijih hasil runtuhan pada bagian bawah kolom bijih menyebabkan proses runtuhan akan berlanjut keatas sampai semua bijih diatas level undercut hancur menjadi ukuran yang sesuai untuk proses selanjutnya. Area dan volume dari bijih yang di pindahkan pada bagian bawah blok pada saat undercutting harus seluas mungkin untuk memulai terjadinya peronggaan massa batuan diatasnya, dan akan terus berlangsung dengan sendirinya. Penarikan bijih yang berada di bagian bawah blok memberikan tempat untuk bijih yang hancur terkumpul dan memberikan proses peronggan berlanjut keatas sampai semua bijih pada blok batuan runtuh dan ditarik. Jika diaplikasikan dengan benar metode block caving dapat memberikan biaya rendah dari pada metode penambangan lainnya.Seperti pada penambangan bawah tanah untuk batuan keras lainnya, daur development dan produksi terpisah dengan jelas. Masing-masing mengunakan mekanisasi tinggi tetapi peralatan yang digunakan sesuai dengan fungsinya sendiri- sendiri. Produksi pada tambang block caving terdiri dari :a. Pemboran (daerah undercut), mengunakan alat pneumatic dan rotarypercussion.b. Peledakan (daerah undercut). Bahan peledak yang digunakan umumnya adalah Emulsi.c. Pemuatan (dari dariawbell atau ore pass). Peralatan yang di gunakan adalah Loader.

d. Pengangkutan (pada level utama). Peralatan yang digunakan adalah LHD, truck, dan belt conveyor.Level undercut terdapat diatas level produksi. Undercutting di lakasanakan pada jalur pararel di level undercut yang mana biasa disebut dengan daerah dariill dariift, pada level ini dilakukan serangkaian kegiatan pemboran yang bertujuan membuat lubang ledak. Gambar 2.6.Block caving Method2.4.5. Keuntungan Metode Block CavingKeuntungan metode Block Caving, antara lain :a. Sistem penambangan ini tidak terlalu mahal di bandingkan dengan sistem penambangan lainnya karena relatif sedikitnya pemboran,peledakan dan penyangaan. b. Produksi yang terpusat mebuat pengawasan menjadi efisien dan pemeriksaan kondisi kerja menjadi lebih teliti.c. Pembuatan system ventilasi tidak terlalu kompleks di bandingkan system penambangan bawah tanah lainnya. d. Produktifitas tinggi (antara 15 50 ton pershift per karyawan, maksimum 40 50 ton per shift per karyawan).e. Metode penambangan bawah tanah dengan tingkat produksi tinggi.f. Recovery tinggi.

g. Pemecahan batuan pada dalam produksi keseluruhan di sebabkan karena proses peronggaan, diawali oleh undercutting, tidak ada pemboran dan peledakan berulang-ulang kali. (kecuali untuk peledakan skunder karena terdapat boulder)h. Ventilasi sangat memuaskan , kondisi kesehatan dan keselamatan bagus (kecuali daerah undercut dan bagian penarikan bijih).2.4.6. Kerugian Metode Block CavingKerugian dari metode Block Caving, antara lain :