jurnal kel i gol ii
DESCRIPTION
anfarTRANSCRIPT
-
1
JURNAL AWAL PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI II
PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN
FARMASI TANPA PROSES PEMISAHAN (PENETAPAN
KADAR TRAMADOL DAN PARASETAMOL DALAM
TABLET DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI
UV SIMULTAN)
GOLONGAN II
KELOMPOK I
Desak Made Ary Diantini 1208505034
Agus Hendra Jaya 1208505035
Anak Agung Rias Paramita Dewi 1208505036
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2014
-
2
PENETAPAN KADAR ZAT AKTIF DALAM SEDIAAN FARMASI
TANPA PROSES PEMISAHAN (PENETAPAN KADAR TRAMADOL
DAN PARASETAMOL DALAM TABLET DENGAN METODE
SPEKTROFOTOMETRI UV SIMULTAN)
I. TUJUAN
1.1. Membuat kurva absorbansi campuran dua zat.
1.2. Menentukan panjang gelombang pengukuran Parasetamol dan Tramadol.
1.3. Menentukan absortivitas molar kedua zat pada setiap panjang gelombang
pengukuran.
1.4. Menentapkan kadar campuran Parasetamol dan Tramadol dengan
metode spektrofotometri UV secara simultan.
II. DASAR TEORI
2.1. Parasetamol (Asetaminofen)
Parasetamol untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri
kepala, mialgia, nyeri pasca melahirkan dan keadaan lain (Katzung,
2011). Parasetamol berupa serbuk hablur atau serbuk hablur putih, tidak
berbau, rasa sedikit pahit. Kelarutannya larut dalam 70 bagian air, dalam
7 bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P, dalam 40 bagian
gliserol P dan dalam 9 bagian propilenglikol P, larut dalam larutan alkali
hidroksida. Berat molekul yaitu 151,16 g/mol (Depkes RI, 1995).
Gambar 2.1. Struktur parasetamol dan Spektrum parasetamol (Moffat et al., 2005)
Parasetamol dalam larutan asam parasetamol memiliki panjang
gelombang maksimum 245 nm (A1
1=668a) dan pada larutan basa
memiliki panjang gelombang maksimum 257 nm (A1
1=715a) (Moffat et
al., 2005).
(a) (b)
-
3
2.2. Tramadol
Serbuk tramadol berbentuk kristal, putih, tidak berbau, pahit.
Berat molekul tramadol adalah 263,4 gr/mol (Moffat et al, 2005).
Tramadol hidroklorida bebas larut dalam air dan metanol, sangat sedikit
larut dalam aseton (Council of Europe, 2004). Tramadol memiliki rumus
kimia C16H25NO2 sedangkan Tramadol HCl dengan rumus kimia
C16H25NO2.HCl.(1R,2R)-rel2-[(Dimethylamino)methyl]-1-(3
methoxyphenyl)cyclo-hexanol adalah nama lain dari Tramadol.
Gambar 2.2. (a). Struktur kimia (b). Spektrum Tramadol (Moffat et al, 2005)
Absorbansi tramadol bila diukur absorbansinya pada suasana
asam dengan spektrofotometri UV akan memperlihatkan absorbansi
maksimum 272 nm (A1
1=70a) terdapat bahu pada 279 nm. Tidak ada
pergeseran pada larutan basa (Moffat et al., 2005).
2.3. Spektrofotometri UV-Visible
Spektrofotometri UV-Vis adalah suatu metode analisis
instrumental yang paling banyak digunakan dalam laboratorium analisis.
Identifikasi kualitatif sediaan obat menggunakan spektrofotometri UV-
Vis berdasarkan pada panjang gelombang maksimum. Spektrofotometri
merupakan metode relatif sehingga diperlukan senyawa baku sebagai
pembanding (Watson, 2007). Jangkauan panjang gelombang untuk
daerah ultraviolet adalah 200-400 nm dan digunakan untuk senyawa-
senyawa obat yang tidak berwarna (Gandjar dan Rohman, 2012).
Pengukuran serapan cahaya oleh larutan molekul diatur dengan Hukum
Lambert-Beer, yang ditulis sebagai berikut :
log Io/It = A = .b.c
(a) (b)
-
4
2.4. Spektorfotometri Simultan
Spektrofotometri UV-vis simultan adalah pengukuran secara
serentak terhadap dua komponen yang dilakukan pada dua panjang
gelombang, dimana masing-masing komponen tersebut tidak saling
mengganggu. Dua macam kromofor yang berbeda akan mempunyai
kekuatan absorpsi cahaya yang berbeda pula pada satu daerah panjang
gelombang Pecsok et al,1976)
Gambar 2.3. Spektra dua buah senyawa, senyawa I dan senyawa II
(Gandjar dan Rohman, 2007)
Absorbansi berbanding lurus dengan hasil kali absorptivitas
molar (a) dan konsentrasi (c) jika nilai (b) kecil tetap, oleh karena itu
digunakan tempat sample yang sama. Dasar absorpsi untuk dua larutan,
yaitu A= a.b.c, dimana untuk larutan 1 : A1 = a1. b1.c1, sedangkan untuk
A2 = a2.b2.c2. Absorbansi diukur pada 1 dan 2. Oleh karena itu pada
panjang gelombang tersebut absorbansi bersifat aditif sehingga diperoleh
: A 1 = (a1c1) 1 + (a2c2) 1
A 2 = (a1c1) 2 + (a2c2) 2
(Khopkar, 1998)
2.5. Validasi Metode Analisis
Validasi metode menurut USP dilakukan untuk menjamin bahwa
metode analisis bersifat akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada
kisaran analit yang akan dianalisis. Parameter-parameter validasi metode
analisis antara lain, presisi, akurasi, LOD, LOQ, spesifitas dan
selektifitas, linieritas, kekerasan dan ketahanan (Gandjar dan Rohman,
2012).
-
5
III. ALAT DAN BAHAN
3.1. Alat
a. Gelas beaker
b. Pipet tetes
c. Pipet ukur 2 ml, 25 ml
d. Kertas saring
e. Corong gelas
f. Sendok tanduk
g. Batang pengaduk
h. Ballfiller
i. Labu ukur 10 mL
j. Labu ukur 10 mL dan 25 mL
k. Seperangkat alat UV-Vis
l. Vial
m. Lap
n. Kertas perkamen
o. Mortir dan Stamper
3.2. Bahan
a. Serbuk Baku Parasetamol
b. Serbuk Baku Tramadol
c. Sampel (tablet Ultraset)
d. Metanol
IV. PROSEDUR KERJA
4.1 Pembuatan Larutan Stok Parasetamol dan Tramadol HCl
a. Pembuatan Larutan Stok Parasetamol 1 mg/mL
Perhitungan:
Diketahui : C stok pct yg akan dibuat = 1mg/mL
Volume = 10 mL
Ditanya : Bobot serbuk parasetamol yang ditimbang = .
Jawab : Bobot parasetamol = C x V = 1 mg/mL x 10 mL
-
6
= 10 mg
Prosedur pembuatan:
Ditimbang serbuk parasetamol sebanyak 10 mg, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Serbuk dilarutkan dengan
sedikit methanol hingga larut. Digojog hingga homogen dan
ditambahkan methanol hingga tanda batas.
b. Pembuatan Larutan Stok Tramadol HCl 1 mg/mL
Diketahui : C stok trmd HCl yg akan dibuat = 1mg/mL
Volume = 10 mL
Ditanya : Bobot serbuk tramadol HCl yang ditimbang = .
Jawab : Bobot tramadol HCl = C x V = 1 mg/mL x 10 mL
= 10 mg
Prosedur pembuatan:
Ditimbang serbuk tramadol HCl sebanyak 10 mg, kemudian
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Serbuk dilarutkan dengan
sedikit methanol hingga larut. Digojog hingga homogen dan
ditambahkan methanol hingga tanda batas.
4.2 Pembuatan Larutan Baku Parasetamol dan Tramadol HCl
a. Pembuatan Larutan Baku Parasetamol 100 g/mL
Perhitungan:
Diketahui : Cstok parasetamol = 1 mg/mL
Cbaku parasetamol = 100 g/mL
Vbaku parasetamol = 10 mL
Ditanya : Volume larutan stok parasetamol yang dipipet=.
Jawab : Cstok x Volumestok = Cbaku x Volumebaku
1000 g/mL x Vstok = 100 g/mL x 10 mL
Vstok = 1 mL
Prosedur pembuatan:
Dipipet sebanyak 1 mL larutan stok parasematol 1mg/mL,
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan metanol hingga
tanda batas. Gojog hingga homogen.
-
7
b. Pembuatan Larutan Baku Tramadol HCl 100 g/mL
Perhitungan:
Diketahui : Cstok tramadolHCl = 1 mg/mL
Cbaku tramadol HCl = 100 g/mL
Vbaku tramadol HCl = 10 mL
Ditanya : Vol. larutan stok tramadol HCl yang dipipet=.
Jawab : Cstok x Volumestok = Cbaku x Volumebaku
1000 g/mL x Vstok = 100 g/mL x 10 mL
Vstok = 1 mL
Prosedur pembuatan:
Dipipet sebanyak 1 mL larutan stok tramadol HCl 1 mg/mL,
dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan metanol hingga
tanda batas. Gojog hingga homogen.
4.3 Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol dan Tramadol HCl
a. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol
Berdasarkan hukum Lambert-Beer disebutkan bahwa nilai
absorbansi yang memiliki kesalahan terkecil adalah 0,434 sehingga
dalam penentuan panjang gelombang maksimum, maka pembuatan
larutan baku siap ukur harus diharapkan memberikan nilai absorbansi
0,434.
Perhitungan
Diketahui : Absorbansi = 0,434
A1%
1cm = 668 x 100 mL/g.cm
b = 1 cm
Ditanya : c = .
Jawab : A = A1%
1cm x b x c
0,434 = 668 x 100 mL g. cm x 1 cm x c
c = 6,497 x 10-4
g
100 mL
c = 6,497 x 10-3
mg
mL
c = 6,497 g/mL
-
8
sehingga volume pemipetan larutan baku parasetamol 100 g/mL
untuk membuat larutan siap ukur dengan konsentrasi 6,497 g/mL
sebanyak 10 mL adalah sebagai berikut:
Cbaku x Vbaku = Cukur x Vukur
100 g/mL x Vbaku = 6,497 g/mL x 10 mL
V baku = 0,6497 mL
Prosedur pembuatan:
Larutan baku parasetamol 100 g/mL dipipet sebanyak 0,6497 mL,
lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan methanol
hingga tanda batas, kemudian digojog hingga homogen.
b. Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Tramadol HCl
c. Perhitungan
Berdasarkan hukum Lambert-Beer disebutkan bahwa nilai
absorbansi yang memiliki kesalahan terkecil adalah 0,434 sehingga
dalam penentuan panjang gelombang maksimum, maka pembuatan
larutan baku siap ukur harus diharapkan memberikan nilai
absorbansi 0,434.
Diketahui : Absorbansi = 0,434
A1%
1cm = 70 x 100 mL/g.cm
b = 1 cm
Ditanya : c = .
Jawab : A = A1%
1cm x b x c
0,434 = 70 x 100 mL g. cm x 1 cm x c
c = 6,2 x 10-3
g
100 mL
c = 6,2 x 10-2
mg
mL
c = 62 g/mL
sehingga volume pemipetan larutan baku tramadol HCl 100 g/mL
untuk membuat larutan siap ukur dengan konsentrasi 6,497 g/mL
sebanyak 10 mL adalah sebagai berikut:
Cbaku x Vbaku = Cukur x Vukur
-
9
100 g/mL x Vbaku = 62 g/mL x 10 mL
V baku = 6,2 mL
Prosedur pembuatan:
Larutan baku tramadol HCl 100 g/mL dipipet sebanyak 6,2
mL, lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Ditambahkan
methanol hingga tanda batas, kemudian digojog hingga homogen.
4.4 Pembuatan Larutan Sampel Campuran Parasetamol dan Tramadol HCl
Sampel yang digunakan adalah 3 buah tablet Ultracet, dimana tiap
tabletnya mengandung 325 mg parasetamol dan 37,5 mg tramadol HCl.
Sehingga kandungan parasetamol dalam 3 buah tablet tersebut sebanyak
975 mg sedangkan tramadol HCl sebanyak 112,5.
Perhitungan serbuk sampel yang mengandung 10 mg parasetamol:
x
mg 10
mg 2,446
mg 325
x = 13,729 mg
Perhitungan kandungan tramadol dalam serbuk 13,729 mg yang
mengandung 10 mg parasetamol:
mg 1,154x
mg 13,729
x
mg 446,2
mg 37,5
Tramadol HCl dalam tablet terkandung dalam jumlah yang sangat
sedikit sehingga memungkinkan terjadinya ketidakakuratan data yang
dihasilkan karena absorbansi yang dihasilkan rendah. Oleh karena itu
untuk meningkatkan akurasi, ditimbang sebanyak 50 mg Tramadol HCl
murni dan ditambahkan ke serbuk, sehingga jumlah Tramadol HCL
menjadi 51, 154 mg. Serbuk yang mengandung 10 mg parasetamol dan
51,154 mg tramadol HCl dilarutkan ke dalam methanol hingga 10 mL.
Sehingga kadar dari parasetamol dan tramadol HCl berturut-turut
adalah 1 mg/mL dan 5,154 mg/mL. Karena larutan yang dihasilkan
memiliki konsentrasi yang pekat, sehingga perlu dilakukan pengenceran
bertingkat.
-
10
Pengenceran I:
Parasetamol
Diketahui : C pct awal = 1 mg/mL = 1000 g/mL
C pct encer1 = 100 g/mL
V pct encer1 = 10 mL
Ditanya : Volume pemipetan Vpct awal = ..
Jawab : Cpct awal x V pct awal = C pct encer 1 x V pct encer 1
1000 g/mL x V pct awal = 100 g/mL x 10 mL
V pct awal = 1 mL
Volume pemipetan parasetamol awal sebanyak 1 mL. Sehingga
kadar larutan parasetamol dan tramadol HCl dalam 10 mL adalah
100 g/mL dan 511,54 g/mL.
Pengenceran II:
Parasetamol
Diketahui : C pct encer1 = 100 g/mL
C pct encer2 = 10 g/mL
V pct encer2 = 10 mL
Ditanya : Volume pemipetan Vpct encer1 = ..
Jawab : Cpct encer 1 x V pct encer 1 = C pct encer 2 x V pct encer 2
100 g/mL x V pct awal = 10 g/mL x 10 mL
V pct awal = 1 mL
Volume pemipetan parasetamol hasil pengenceran pertama
sebanyak 1 mL. Sehingga kadar larutan parasetamol dan tramadol
HCl dalam 10 mL adalah 10 g/mL dan 51,154 g/mL.
4.5 Pengukuran dengan Spektrofotometri UV
a. Pengukuran panjang gelombang maksimum pada larutan baku siap
ukur parasetamol, tramadol HCl dan larutan campuran.
Ditentukan spektrum larutan parasetamol dan tramadol HCl
baku dengan rentang panjang gelombang 200 nm 300 nm dengan
alat spektrofotometer UV. Terlebih dahulu dilakukan koreksi
-
11
dengan blangko (metanol). Kemudian diukur larutan baku pada alat
spektrofotometer UV. Ditentukan panjang gelombang maksimum
( ) parasetamol dan tramadol HCl sebagai panjang gelombang
pengukuran. Dilakukan koreksi pengukuran pada dua panjang
gelombang maksimum dengan blanko. Kemudian diukur absorbansi
larutan baku pada dua panjang gelombang maksimum. Dicatat
absorbansi hasil pengukuran parasetamol dan tramadol HCl di dua
panjang gelombang pengukuran yang ditentukan. Terakhir,
ditentukan aborptivitas parasetamol dan tramadol HCl pada panjang
gelombang pengukuran tersebut dengan menggunakan rumus
Lambert-Beer.
b. Pengukuran absorbansi larutan sampel pada panjang gelombang
pengukuran
Terlebih dahulu dilakukan koreksi dengan larutan blangko
(metanol) pada dua panjang gelombang pengukuran yang
ditentukan sebelumnya dengan alat spektrofotometer UV.
Kemudian diukur dan dicatat absorbansi larutan sampel pada dua
panjang gelombang pengukuran. Ditentukan kadar parasetamol dan
tramadol HCl dengan menggunakan data absorbansi larutan sampel
dan absorptivitas parasetamol dan tramadol HCl di dua panjang
gelombang pengukuran kedalam rumus Lambert-Beer secara
simultan.
-
12
V. SKEMA KERJA
5.1 Pembuatan Larutan Stok Parasetamol 1 mg/mL
5.2 Pembuatan Larutan Stok Tramadol HCl 1 mg/mL
5.3 Pembuatan Larutan Baku Primer Parasetamol 100 g
mL
5.4 Pembuatan Larutan Baku Primer Tramadol HCl 100 g/mL
Ditimbang sebanyak 10 mg serbuk parasetamol murni, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan dilarutkan dengan sedikit metanol
Ditambahkan metanol hingga tanda batas, kemudian digojog hingga homogen
Ditimbang sebanyak 10 mg serbuk Tramadol murni, dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Dilarutkan dengan metanol hingga tanda batas. Digojog hingga homogen
Larutan stok parasetamol dipipet sebanyak 1 mL. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Ditambahkan metanol sampai tanda batas 10 mL. Labu ukur digojog hingga larutan homogen.
Larutan stok tramadol dipipet sebanyak 1 mL. Kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Ditambahkan metanol sampai tanda batas 10 mL. Labu ukur digojog hingga larutan homogen.
-
13
5.5 Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Parasetamol
5.6 Pembuatan Larutan Baku Siap Ukur Tramadol HCl
5.7 Pembuatan Larutan Campuran Parasetamol dan Tramadol
Dipipet larutan baku primer parasetamol 100 g/mL sebanyak 0,6497 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.
Selanjutnya ditambahkan pelarut metanol hingga tanda batas 10 mL. Labu ukur digojog hingga larutan homogen.
Dipindahkan ke vial dan diberi tanda
Dipipet larutan baku primer Tramadol HCl 100 g/mL sebanyak 6,2 mL, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.
Selanjutnya ditambahkan pelarut metanol hingga tanda batas 10 mL. Labu ukur digojog hingga larutan homogen.
Dipindahkan ke vial dan diberi tanda
Dipipet 0,6497 mL larutan baku primer Parasetamol konsentrasi 100g/mL dan 6,2 mL larutan Tramadol HCl konsentrasi 100 g/mL
Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL dan ditambahkan metanol sampai tanda batas 10 mL kemudian digojog sampai homogen
Dipindahkan ke vial dan diberi tanda
-
14
5.8 Preparasi Larutan Sampel
Disiapkan 3 tablet Ultracet yang mengandung campuran parasetamol dan tramadol
Tablet digerus hingga homogen, kemudian ditimbang dan dicatat bobot total serbuk
Serbuk diambil sebanyak 13,729 mg, yang telah mengandung 10 mg parasetamol dan 1,154 mg tramadol HCl dimasukkan ke dalam beker
glass
Ditambahkan 50 mg serbuk Tramadol HCl murni ke dalam beaker glass
Dilarutkan dengan sedikit metanol hingga larut, kemudian dipindahkan ke dalam labu ukur 10 mL
Ditambahkan metanol hingga tanda batas (I)
Dipipet sebanyak 1 mL larutan (I), dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Ditambahkan metanol hingga tanda batas. Gojog homogen (II)
Dipipet sebanyak 1 mL larutan (II) kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL
Ditambahkan metanol hingga tanda batas. Gojog hingga homogen (III)
Dipindahkan ke vial dan diberi tanda
-
15
5.9 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum pada Larutan Baku
siap ukur Parasetamol dan Tramadol HCl
Pilih menu surface scan, lalu tekan enter
Dimasukkan panjang gelombang yang diinginkan (200-300 nm) dengan memilih menu start wavelength dan stop wavelength
Ditekan speed scan, dipilih fast, kemudian tekan run test
Larutan blanko (metanol) dimasukkan, tekan collect baselength
Blangko dikeluarkan dan dimasukkan larutan parasetamol lalu ditekan measure sample
Ditekan tabular, dicatat absorbansi parasetamol
Hal yang sama dilakukan untuk pengukuran absorbansi tramadol HCl
Ditentukan panjang gelombang maksimum parasetamol dan tramadol HCl
-
16
5.10 Pengukuran Absorbansi Larutan campuran Parasetamol dan
Tramadol HCl pada Panjang Pelombang Pengukuran
5.11 Pengukuran Absorbansi Larutan Sampel Campuran
Parasetamol dan Tramadol HCl Pada Panjang Gelombang
Pengukuran.
Pilih set nm, lalu dimasukkan panjang gelombang maksimum parasetamol
Larutan blanko dimasukkan lalu dipilih measure blank
Blanko dikeluarkan dan dimasukkan larutan campuran parasetamol dan tramadol HCl ke dalam kuvet
Absorbansi dicatat, hal yang sama dilakukan pada pengukuran pada panjang gelombang maksimum tramadol HCl
Pilih set nm, lalu dimasukkan panjang gelombang maksimum Parasetamol
Larutan blanko dimasukkan lalu dipilih measure blank.
Blanko dikeluarkan dan dimasukkan larutan sampel ke dalam kuvet.
Absorbansi dicatat, hal yang sama dilakukan untuk pengukuran larutan sampel pada panjang gelombang maksimum Tramadol HCl
-
17
DAFTAR PUSTAKA
Council of Europe. 2004. European Pharmacopeia Fourth Edition.Strasbourg :
Council Of Europe
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2012. Analisis Obat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Katzung, B.G. (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik Buku 3 Edisi 8. Penerjemah
dan editor: Bagian Farmakologi FK UNAIR. Surabaya: Penerbit Salemba
Medika.
Khopkar, S. M.1998. Basic Concept of Analytical Chemistry 2nd Edition. New
Delhi: New Age International
Moffat, C.A., M. D. Osselton, dan B. Widdop. 2005. Clarke's Analysis of Drugs
and Poisons. London: Pharmaceutical Press Publications.
Pecsok, Robert et al,.1976. Modern Methods of Chemical Analysis 2nd Edition.
New York : John Wiley and Sons Inc
Watson, David G. 2007. Analisis Farmasi Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.