jurnal kel 20 terbaru

14
KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA Pengukuran Waktu Baku dari Perusahaan Mega Cake Siteba pada Stasiun Kerja Pengemasan Menggunakan Metode Work Sampling Diana Marpilaya 1 ,Nur Putri Hidayati 2 , Yogi Berlian 3 , Ayunda Annisa 4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, Padang Email: [email protected] Abstract Pengukuran waktu kerja bertujuan untuk mendapatkan waktu baku yaitu waktu penyelesaian pekerjaan secara wajar, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat, oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam suatu sistem kerja yang telah berjalan dengan baik saat itu. Salah satu metode yang digunakan dalam pengukuran waktu kerja adalah dengan metode work sampling yaitu dengan meneliti beberapa sampel dari keseluruhan elemen pekerjaan. Dalam pegukuran waktu kerja ini kami melakukan observasi langsung terhadap suatu perusahaan dan meneliti satu stasiun kerja, kemudian menentukan elemen produktif dan non-produktifnya, kemudian melakukan pengamatan terhadap elemen perkejaan tersebut dalam interval waktu 3 menit selama 6 jam. Oleh karena itu dilakukanlah pengamatan yang bertujuan untuk mengukur waktu dari setiap aktivitas kerja yang dilkakukan oleh operator, yang nantinya berguna untuk mencari waktu baku untuk kerja yang dilakukan oleh operator. Keywords : metode work sampling, time study, waktu baku. 1. PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan tentang latar belakang, tujuan penelitian, serta batasan masalah dari penelitian yang dilakukan yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dengan menggunakan metode work sampling. 1.1 Latar Belakang Salah satu kajian ilmu di Teknik Industri adalah Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi, dalam kajian ilmu tersebut terdapat pembahasan mengenai pengukuran waktu kerja secara langsung dengan metode work sampling. Pengukuran waktu kerja dengan work sampling adalah suatu metode pengamatan terhadap sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh operator, mesin atau proses, dengan hanya mengambil data pada selang waktu tertentu (sampling), misalnya setiap 3 menit sekali dilakukan pengambilan data. Karena informasi yang diperoleh dari data sampel tidak mungkin lebih baik daripada informasi yang sesungguhnya pada populasi, maka teknik sampling menjadi sangat berguna dalam upaya penarikan kesimpulan yang valid dan dapat dipercaya. Karena itu dengan dilakukanya sampling yang baik akan diperoleh keuntungan berupa penghematan biaya dan waktu tanpa harus mengorbankan keakuratan hasil-hasilnya. Pengukuran waktu kerja dalam dunia industri sangat dibutuhkan, karena dengan dilakukanya pengukuran waktu kerja dapat diperoleh data waktu baku suatu pekerjaan. Waktu baku ini berguna untuk menetukan jadwal dan perencanaan kerja, memperkirakan biaya sebuah produk sebelum diproduksi supaya dapat mempersiapkan penawaran, menetapkan berapa jumlah pekerja yang akan Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Upload: nur-putri-hidayati

Post on 14-Dec-2015

47 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

jurnal

TRANSCRIPT

Page 1: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

Pengukuran Waktu Baku dari Perusahaan Mega Cake Siteba pada Stasiun Kerja Pengemasan Menggunakan Metode Work Sampling

Diana Marpilaya1,Nur Putri Hidayati2, Yogi Berlian3, Ayunda Annisa4

Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas, PadangEmail: [email protected]

Abstract

Pengukuran waktu kerja bertujuan untuk mendapatkan waktu baku yaitu waktu penyelesaian pekerjaan secara wajar, tidak terlalu cepat dan juga tidak terlalu lambat, oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya dalam suatu sistem kerja yang telah berjalan dengan baik saat itu. Salah satu metode yang digunakan dalam pengukuran waktu kerja adalah dengan metode work sampling yaitu dengan meneliti beberapa sampel dari keseluruhan elemen pekerjaan. Dalam pegukuran waktu kerja ini kami melakukan observasi langsung terhadap suatu perusahaan dan meneliti satu stasiun kerja, kemudian menentukan elemen produktif dan non-produktifnya, kemudian melakukan pengamatan terhadap elemen perkejaan tersebut dalam interval waktu 3 menit selama 6 jam. Oleh karena itu dilakukanlah pengamatan yang bertujuan untuk mengukur waktu dari setiap aktivitas kerja yang dilkakukan oleh operator, yang nantinya berguna untuk mencari waktu baku untuk kerja yang dilakukan oleh operator.

Keywords : metode work sampling, time study, waktu baku.

1. PENDAHULUAN

Pendahuluan berisikan tentang latar belakang, tujuan penelitian, serta batasan masalah dari penelitian yang dilakukan yaitu pengukuran waktu kerja secara langsung dengan menggunakan metode work sampling.

1.1 Latar Belakang

Salah satu kajian ilmu di Teknik Industri adalah Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi, dalam kajian ilmu tersebut terdapat pembahasan mengenai pengukuran waktu kerja secara langsung dengan metode work sampling.

Pengukuran waktu kerja dengan work sampling adalah suatu metode pengamatan terhadap sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh operator, mesin atau proses, dengan hanya mengambil data pada selang waktu tertentu (sampling), misalnya setiap 3 menit sekali dilakukan pengambilan data.

Karena informasi yang diperoleh dari data sampel tidak mungkin lebih baik daripada informasi yang sesungguhnya pada populasi, maka teknik sampling menjadi sangat berguna dalam upaya penarikan kesimpulan yang valid dan dapat dipercaya. Karena itu dengan dilakukanya sampling yang baik akan diperoleh keuntungan berupa penghematan biaya dan waktu tanpa

harus mengorbankan keakuratan hasil-hasilnya.

Pengukuran waktu kerja dalam dunia industri sangat dibutuhkan, karena dengan dilakukanya pengukuran waktu kerja dapat diperoleh data waktu baku suatu pekerjaan. Waktu baku ini berguna untuk menetukan jadwal dan perencanaan kerja, memperkirakan biaya sebuah produk sebelum diproduksi supaya dapat mempersiapkan penawaran, menetapkan berapa jumlah pekerja yang akan dipekerjakan serta untuk menentukan gaji dan bonus/insentif dari pekerja.

Oleh karena itu, maka dilakukanlah penelitian mengenai pengukuran waktu kerja secara langsung dengan metode work sampling. Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai pengukuran waktu kerja dengan metode work sampling, dan mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi permasalahan di dunia kerja nantinya, sehingga mahasiswa dapat menerapkan ilmunya di dunia kerja natinya.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari pengukuran waktu kerja secara langsung dengan menggunakan metode work sampling, yaitu :

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 2: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

1. Menentukan elemen kerja produktif dan non-produktif dari pengamatan secara langsung pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba.

2. Menentukan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran operator pada stasiun kerja yang diamati yaitu pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba

3. Menghitung waktu normal dan waktu baku dari suatu stasiun kerja yang diamati yaitu pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba

1.3 Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian yang dilakukan adalah bagaimana menentukan waktu normal dan waktu baku dari suatu stasiun kerja yang diamati yaitu pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba dari data elemen gerakan produktif dan non produktif pada stasiun kerja pengemasan kue dengan menggunakan metode work sampling.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari penelitian pengukuran waktu kerja secara langsung dengan menggunakan metode work sampling, yaitu :1. Pengukuran waktu kerja dilakukan

dengan menggunakan metode pengukuran waktu kerja secara langsung dengan menggunakan metode work sampling.

2. Stasiun kerja yang diamati yaitu stasiun kerja pengemasan kue pada perusahaan Mega Cake, Siteba

3. Waktu pengamatan dilakukan selama 6 jam dengan interval pengamatan setiap 3 menit.

4. Penentuan faktor penyesuaian menggunakan metode Shumard.

2. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka berisikan tentang landasan-landasan teori yang mendukung dan mendasari dari pengukuran waktu kerja secara langsung dengan menggunakan metode work sampling, adapun tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian, yaitu :

2.1 Sampling Pekerjaan

Sampling pekerjaan adalah suatu teknik untuk mengadakan sejumlah besar pengamatan terhadap aktifitas kinerja dari mesin, proses atau operator[1], berikut ini perbedaan antara metode jam henti dengan sampling pekerjaan.

Tabel 1. Perbedaan Jam Henti dengan Work Sampling

Jam Henti Work Sampling

Pekerjaan rutin dan monoton

Pekerjaan bervariasi dan tidak rutin

Umumnya mengamati 1 orang

Dapat mengamati beberapa orang

Perhitungan berdasarkan waktu

Berdasrkan proporsi

Siklus pekerjaan pendek dan jelas

Silkus tidak jelas

Pengamatan kontinu Pengamatan diskrit

2.2 Kegunaan Sampling Pekerjaan

Berikut adalah kegunaan sampling pekerjaan [1] :1. Activity and delay sampling,

digunakan untuk mengukur dan mengetahui distribusi dan pemakaian waktu sepanjang waktu kerja oleh pekerja/kelompok kerja, atau untuk mengetahui tingkat pemanfaatan mesin-mesin, peralatan, dan fasilitas kerja.

2. Performance sampling, dapat digunakan untuk mengukur performance index atau performance level dari pekerja sepanjang waktu kerjanya. Performance sampling ini juga digunakan untuk mengetahui dan menghitung beban kerja dari para pekerja, serta memperkirakan kelonggaran bagi pekerjaan tertentu.

3. Work measurement, digunakan untuk menghitung dan menentukan waktu baku dari suatu jenis pekerjaan tertentu.

2.3 Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Sampling Pekerjaan

Sebelum melakukan pengamatan dengan menggunakan metode sampling pekerjaan, berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan terlebih dahulu[2], yaitu :

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 3: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

1. Menetapkan tujuan pengukuran, yaitu untuk apa sampling dilakukan, menentukan besarnya tingkat ketelitian dan keyakinan.

2. Melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya sistem kerja yang baik.

3. Memilih operator.4. Melakukan pelatihan bagi

operator agar terbiasa dengan sistem kerja yang akan diamati.

5. Melakukan pemisahan kegiatan sesuai yang ingindidapatkan.

6. Menyiapkan peralatan yang diperlukan berupa papan pengamatan, lembaran-lembaran pengamatan, alat tulis dan lain-lain.

2.4 Cara Melakukan Sampling Pekerjaan

Berikut adalah tahapan-tahapan dalam melakukan sampling pekerjaan :

2.4.1 Melakukan Sampling Pendahuluan

Disini dilakukan sejumlah kunjungan yang banyaknya ditentukan oleh pengukur yang biasanya tidak kurang dari 30.

2.4.2 Melakukan Uji Keseragaman Data

Data dapat dikatakan seragam adalah data yang berada dalam batas-batas kontrol. Rumus batas kontrol atas dan rumus batas kontrol bawah :

(1)

(2)

Dimana dan adalah :

(3)

(4)

Keterangan:= presentase produktif dihari ke-i

= jumlah pengamatan pada hari

ke-i

= jumlah pengamatan

2.4.3 Melakukan Uji Kecukupan Data

Untuk mengetahui apakah data yang digunakan sudah mencukupi atau belum.

(5)

Dimana p adalah presentase produktif diseluruh pengamatan yang telah dilakukan.

Bila hasil perhitungan N’<N berarti data cukup. Jika tidak maka perlu dilakukan pengukuran ulang.

2.4.4 Menentukan Faktor Penyesuaian

Dalam pengukuran langsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh seorang operator. Ketidakwajaran bisa terjadi disebabkan oleh banyak hal, misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah–olah diburu waktu atau menjumpai kesulitan–kesulitan seperti kondisi ruangan yang buruk[3].

Ketidakwajaran harus diketahui oleh pengukuran dan juga pengukuran harus mampu menilai seberapa jauh hal ini terjadi. Penilaian perlu diadakan karena berdasarkan inilah penyesuaian dilakukan.

Ada beberapa cara menentukan faktor penyesuaian[1], antara lain adalah:1. Presentase

Cara presentase ini merupakan cara paling awal digunakan dalam melakukan penyesuaian. Disini faktor penyesuaian sepenuhnya ditentukan oleh pengukur melalui pengamatannya selama melakukan pengukuran. Jadi sesuai dengan pengukuran, pengukur tadi menentukan harga p yang menurut pendapatnya akan menghasilkan waktu normal. Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan paling sederhana dalam menentukan faktor penyesuaian namun segera terlihat adanya ketidak telitian akibat dari kasarnya penelitian. 2. Shumard

Pada cara Shumard penyesuaian ditentukan dengan memberikan patokan- patokan penilaian melalui kelas performa kerja dimana setiap kelas mempunyai nilai sendiri-sendiri. Disini pengukur diberi patokan untuk menilai performa kerja operator menurut kelas-kelas seperti pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Penyesuaian menurut cara Shumard

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 4: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

Kelas Penyesuian

Super fast 100

Fast + 95

Fast + 90

Fast - 85

Excellent 80

Good + 75

Good + 70

Good - 65

Normal 60

Fair + 55

Fair 50

Fair - 45

Poor 40

3. WestinghousePada cara Westinghouse faktor

penyesuaian lebih diarahkan pada empat faktor yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidak wajaran dalam bekerja. Keempat faktor ini adalah keterampilan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (condition) dan konsistensi (consistency). Untuk penyesuaian maka dibagi dalam enam kelas yaitu super skill, excellent skill, good skill, average skill, fair skill dan poor skill. 4. Objektif

Cara objektif memperhatikan 2 faktor yaitu kecepatan kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersama-sama menentukan berapa harga p untuk mendapatkan waktu normal.

Kecepatan kerja adalah kecepatan dalam melakukan pekerjaan dalam pengertian biasa. Jika operator bekerja dengan kecepatan wajar maka diberi nilai satu. Cara menentukan besarnya p tidak berbeda dengan cara menentukan faktor penyesuaian dengan cara persentase. Perbedannya terletak pada yang dinilai.

Untuk kesulitan kerja disediakan sebuah tabel yang menunjukkan berbagai keadaan kesulitan kerja seperti apakah pekerjaan tersebut memerlukan banyak anggota badan, apakah ada pedal kaki dan sebagainya. Angka yang ditunjukkan dalam tabel adalah dalam perseratus dan jika nilai dari setiap kondisi kesulitan kerja yang bersangkutan dengan pekerjaan yang sedang diukur dijumlahkan akan menghasilkan P2 yaitu notasi bagi bagian penyesuaian objektif untuk tingkat kesulitan pekerjaan.5. Bedaux dan Sintesis

Cara Bedaux dan cara sintesis dikembangkan guna lebih mengobyektifkan penyesuaian. Pada dasarnya cara Bedaux tidak berbeda dengan cara Shumard, hanya saja nilai – nilai pada cara Bedaux dinyatakan dalam

“B” ( huruf pertama Bedaux, penemunya) seperti misalnya 60B atau 70B.

Pada cara sintesis agak berbeda dengan cara – cara lain, dimana dalam cara ini waktu penyelesaian setiap elemen gerakan dibandingkan dengan harga – harga yang diperoleh dari tabel – tabel data waktu gerakan untuk kemudian dihitung harga rata – ratanya.

2.4.5 Menghitung Waktu Normal

Waktu normal adalah waktu yang diperlukan oleh operator normal untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan, tanpa adanya cadangan waktu apabila terdapat kerusakan-kerusakan kecil, penundaan proses[2]. Rumus waktu normal :

Wn = Ws x p (6)

Keterangan:P = faktor penyesuianWs = waktu siklusDimana:P = 1 bekerja wajarP < 1 bekerja terlalu lambatP > 1 bekerja terlalu cepat

2.4.6 Menentukan Faktor Kelonggaran

Kelonggaran waktu (allowances time) merupakan sejumlah waktu yang harus ditambahkan dalam waktu normal (normal time) untuk mengantisipasi terhadap kebutuhann - kebutuhan waktu guna melepaskan lelah (fatique), kebutuhan-kebutuhan yang bersifat pribadi (personal needs) dan kondisi - kondisi menunggu/menganggur baik yang bisa dihindarkan ataupun tidak bisa dihindarkan (avoidable or unavoidable delay)[4].

Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi, menghilangkan rasa lelah dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiganya ini merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja dan yang selama pengukuran tidak diamati, diukur, dicatat ataupun dihitung. Karenanya setelah pengukuran dan setelah mendapatkan waktu normal, kelonggaran perlu ditambahkan[4].

2.4.7 Menghitung Waktu Baku

Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan suatu pekerjaan secara wajar dalam sistem

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 5: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

kajian terbaik dan baku pada saat itu[2]. Waktu baku dapat dijadikan

sebagai alat untuk membuat rencana penjadwalan kerja yang menyatakan berapa lama kegiatan harus berlangsung dan berapa output yang akan dihasilkan, serta berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut [2]

Pada waktu baku terdapat kelonggaran waktu yang diberikan dengan memperhatikan situasi dan kondisi pekerjaan yang harus diselesaikan. Rumus waktu baku :

Wb = Wn x (1+faktor kelonggaran) (7)

Keterangan:Wn = waktu normal

2.4.8 Tingkat Ketelitian dan

Keyakinan

Adapun keterangan dari tingkat ketelitian, keyakinan dan pengujian keragaman data [2]:1. Tingkat Ketelitian

Menunjukkan penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenarnya. Biasanya dinyatakan dalam persen.

2. Tingkat KeyakinanMenunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian.Pengukuran dilakukan hanya

dengan mengambil beberapa sampel dari populasi yang ada berdasarkan uji kecukupan data. Hal ini menyebabkan pengukur kehilangan sebagian kepastian akan rata-rata waktu sebenarnya yang digunakan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang mencerminkan tingkat ketidakpastian yang diinginkan.

Penyimpangan maksimum hasil pengukuran dari waktu sebenarnya ditentukan oleh tingkat ketelitian. Besarnya keyakinan pengukuran bahwa hasil yang diperoleh memenuhi syarat ketelitian dan tingkat keyakinan biasanya dinyatakan dalam persen. Didalam aktivitas pengukuran kerja biasanya digunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95% artinya, dari 100% harga rata-rata waktu yang diukur untuk suatu elemen kerja sebesar 95% adalah hasil yang ingin diperoleh atau data menyimpang sebesar5%.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Berisikan tentang langkah-langkah dalam melakukan pengamatan yang terdiri atas studi literatur, identifikasi masalah, perumusan masalah, pengumpulan data, pengolahan data, analisis dan penutup.

Berikut ini adalah flowchart dari penelitian pengukuran waktu kerja dengan metode work sampling.

Gambar 1. Flowchart Metodologi Penelitian

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 6: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

3.1 Studi Literatur

Studi literatur ini berisi tentang landasan–landasan teori yang mendukung dan yang mendasari dari jurnal pengukuran waktu kerja dengan metode work sampling. Teori-teori mengenai pengukuran waktu kerja dari berbagai sumber referensi yang berhubungan dengan materi.

3.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang dilakukan yaitu mengolah data waktu elemen gerakan produktif dan non produktif pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba dengan menggunakan metode work sampling.

3.3 Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada laporan ini adalah bagaimana menentukan waktu normal dan waktu baku dari suatu stasiun kerja yang diamati yaitu pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba dari data elemen gerakan produktif dan non produktif pada stasiun kerja pengemasan kue dengan menggunakan metode work sampling.

3.4 Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung pada stasiun kerja pengemasan pada perusahaan Mega Cake, Siteba dengan memperhatikan elemen produktif dan non-produktifnya selama 6 jam dengan interval waktu 3 menit.

3.5 Pengolahan Data

Setelah data pengamatan setiap aktivitas kerja operator didapatkan kemudian data dikumpulkan untuk selanjutnya diolah lalu dilakukan uji keseragaman data dan uji kecukupan data, lalu di tentukan faktor penyesuaian untuk bisa mendapatkan waktu normal dan menentukan faktor kelonggaran untuk mendapatkan waktu baku.

3.6 Analisis

Hasil perhitungan yang didapat selanjutnya dianalisis, guna untuk menganalisa hasil perhitungan yang telah diperoleh, dan memastikan nilai dari hasil

perhitungan, apakah sudah mendekati teori atau masih jauh dari hasil sesungguhnya.

3.7 Penutup

Bagian ini berisikan kesimpulan dan saran untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik.4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berikut adalah adalah hasil dan pembahasan dari pengamatan terhadap pada stasiun kerja pengemasan pada perusahaan Mega Cake, Siteba.

4.1 Pengumpulan Data

Berikut adalah pengumpulan data dari pengamatan pada stasiun kerja pengemasan di Mega Cake, Siteba.

Jumlah pengamatan maksimum yang diolah adalah :

Elemen pekerjaan produktif:a. Mengambil kertas kotakb. Membentuk kotakc. Memberi plastik pada dasar kued. Memasukkan kue ke dalam kotake. Mengklip sisi kotakf. Menyusun kue di tempat sementara

Elemen pekerjaan non produktif:a. Berbicarab. Ke toiletc. Sms/menelepond. Mengnjungi SK laine. Merokok

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 7: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

Tabel 3. Lembar Pengamatan SK Pengemasan Kue

1 2 3 4 5 6 dst 1 2 3 4 dst

1 13:39 v 1

2 13:42 v 3

3 13:45 v

4 13:48 v

5 13:51 v 6

6 13:54 v 10

7 13:57 v 14

8 14:00 v

9 14:03 v

10 14:06 v 17

11 14:09 v 20

12 14:12 v

13 14:15 v 23

14 14:18 v 24

15 14:21 v 27

16 14:24 v 31

17 14:27 v

18 14:30 v 36

19 14:33 v 39

20 14:36 v

21 14:39 v 41

22 14:42 v

23 14:45 v

24 14:48 v

25 14:51 v 43

26 14:54 v 45

27 14:57 v

28 15:00 v 48

29 15:03 v

30 15:06 v 50

31 15:09 v 51

32 15:12 v 55

33 15:15 v 59

34 15:18 v 62

35 15:21 v 65

36 15:24 v

37 15:27 v 70

38 15:30 v 73

Non Produktif Total Output

Nama Operator : AndiNama stasiun Kerja : Pengemasan

No. WaktuProduktif

Tanggal

Jam

Nama Pengamat

: 09-11-2013

: 13:39-15:30

: Dian, Nur Putri, Yogi

Pekerjaan

Nama Mesin

Nama Pabrik

: Mengemas kue

: -

: Mega Cake

Tabel 3. Lembar Pengamatan SK Pengemasan Kue (Lanjutan)

1 2 3 4 5 6 dst 1 2 3 4 dst

39 9:31 v

40 9:34 v 1

41 9:37 v 5

42 9:40 v 8

43 9:43 v 12

44 9:46 v 17

45 9:49 v

46 9:52 v

47 9:55 v

48 9:58 v 18

49 10:01 v 21

50 10:04 v 26

51 10:07 v 32

52 10:10 v 37

53 10:13 v 41

54 10:16 v 47

55 10:19 v 50

56 10:22 v 52

57 10:25 v

58 10:28 v

59 10:31 v 56

60 10:34 v

61 10:37 v 60

62 10:40 v

63 10:43 v 63

64 10:46 v 67

65 10:49 v 71

66 10:52 v 74

67 10:55 v

68 10:58 v 77

69 11:01 v 84

70 11:04 v

71 11:07 v 87

72 11:10 v 89

73 11:13 v

74 11:16 v 91

75 11:19 v 92

76 11:22 v

77 11:25 v 95

78 11:28 v

79 11:31 v 97

80 11:34 v 99

81 11:37 v

82 11:40 v

83 11:43 v 103

84 11:46 v

85 11:49 v 106

86 11:52 v 110

87 11:55 v

88 11:58 v 113

89 12:01 v

90 12:04 v

91 12:07 v 117

92 12:10 v

93 12:13 v

94 12:16 v 12295 12:19 v 12696 12:22 v97 12:25 v 13398 12:28 v 13799 12:31 v 140100 12:34 v

Nama Pengamat : Dian, Nur Putri, Yogi

Nama stasiun Kerja : Pengemasan Nama Operator : Andi

No. WaktuTotal

Output

Produktif Non Produktif

Nama Mesin : - Jam : 09:31-12:34

Nama Pabrik : Mega Cake

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 8: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

Tabel 3. Lembar Pengamatan SK Pengemasan Kue (Lanjutan)

1 2 3 4 5 6 dst 1 2 3 4 dst

101 8:46 v

102 8:49 v

103 8:52 v

104 8:55 v 4

105 8:58 v 8

106 9:01 v 13

107 9:04 v 18

108 9:07 v 22

109 9:10 v 24

110 9:13 v

111 9:16 v 27

112 9:19 v 29

113 9:22 v

114 9:25 v 31

115 9:28 v 35

116 9:31 v 39

117 9:34 v 44

118 9:37 v 48

119 9:40 v

120 9:43 v 53

: Mega Cake Nama Pengamat : Dian, Nur Putri, Yogi

Nama stasiun Kerja : Pengemasan Nama Operator : Andi

No. WaktuProduktif Non Produktif Total

Output

Pekerjaan : Mengemas kue Tanggal : 11-11-2013

Nama Mesin : - Jam : 08:46-09:43

Nama Pabrik

Jumlah elemen pekerjaan produktif keseluruhan = 100

Jumlah elemen pekerjaan nonproduktif keseluruhan = 20

Sedangkan jumlah elemen pekerjaan produktif yang dipilih secara acak sebanyak 80 data = 66

Jumlah elemen pekerjaan nonproduktif dari 80 data = 14

4.2 Pengolahan Data

Berikut merupakan pengolahan data dari pengamatan SK pengemasan kue di Mega Cake, Siteba. perhitungannya adalah:

4.2.1 Perhitungan Produktivitas Operator

Berikut ini adalah perhitungan nilai produktifitas operator dari pengamatan di Mega Cake, Siteba.

Produktifitas =

Produktifitas = 66/80=0.825

Tabel 4. Rekapitulasi hasil produktifitas sampling kerja stasiun kerja pengemasan

Produktif Non Produktif

1 66 14 80 0.825

Aktivitas OperatorJumlah % ProduktifNo.

4.2.2 Uji Keseragaman

Nilai keseragaman dari data pengamatan SK pengemasan di perusahaan Mega Cake, Siteba adalah:

Batas kontrol atas dan bawah :

Dimana:P = produktivitas rata-rata operatorN = jumlah pengamatan yang dilaksanakan

Tabel 5. Nilai BKA dan BKB Stasiun Kerja Pengemasan

P BKA BKB

0.825 0.925 0.697

Histogram dari tabel di atas adalah:

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 9: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

Gambar 2. Peta Kontrol SK Pengemasan Kue4.2.3 Uji Kecukupan Data

Untuk menentukan data yang diolah telah cukup atau belum, maka dilakukan perhitungan berikut :

Jadi nilai N’ lebih besar dari nilai N maka, dapat dikatakan bahwa data tidak cukup. Maka seharusnya dilakukan pengamatan ulang untuk mencukupi data yang kurang tersebut.

4.2.4 Perhitungan Waktu Normal dan Waktu Baku

Penentuan nilai waktu baku meliputi perhitungan berikut:

4.2.4.1 Penetuan faktor Penyesuaian Stasiun Kerja Pengemasan

Nilai untuk faktor penyesuaian stasiun kerja pengemasan kue dengan menggunakan metode Shumard adalah:

Nilai penyesuaian untuk operator tersebut adalah fast dengan nilai 90/60, sehingga didapat faktor penyesuaian sebesar 1,5.Hal tersebut karena operator sudah ahli dan dapat dengan cepat melakukan pengemasan tanpa harus bertanya kepada orang lain ataupun mengulang-ulang elemen pekerjaan yang sama.

4.2.4.2 Penentuan Waktu Normal per Elemen Pekerjaan Produktif

Berikut ini adalah penentuan waktu normal per elemen kerja produktif pada SK pengemasan kue.

= 1,116

Tabel 6. Rekapitulasi Perhitungan Waktu Normal SK pengemasan

1 Mengambil kertas kotak 14

2 Membentuk kotak 5

3 Memberi plastik pada dasar kue 18

4 Memasukkan kue ke dalam kotak 16

5 Meng-klip sisi kotak 28

6 Menyusun kue di tempat sementara 18

1,5 1,116

No. Elemen ProduktifJ umlah

ProduktifPenyesuaia

nWaktu Normal

4.2.4.3 Penentuan Faktor kelonggaran Elemen Produktif

Berikut ini adalah penentuan faktor kelonggaran operator dari stasiun kerja pengemasan dengan elemen produktif.

Tabel 7. Faktor KelonggaranNo. Faktor Kelonggaran %

1 Tenaga yang dikeluarkan 6.75

2 Sikap Kerja 5

3 Gerakan Kerja 0

4 Kelelahan Kerja 5

5 Keadaan Temperatur Tempat Kerja 6

6 Keadaan atmosfer 3,5

7 Keadaan Lingkungan yang Baik 0

8 Kebutuhan pribadi (pria) 1.75

Total 24.5

4.2.4.4 Penentuan Waktu Baku

Berikut ini adalah penentuan waktu baku operator dari stasiun kerja pengemasan.

5. ANALISIS

Berikut adalah analisis dari hasil pengolahan pengukuran waktu kerja

5.1 Analisis Elemen Kerja Produktif dan Non Produktif

Pengamatan yang dilakukan selama 6 jam dengan interval 3 menit, didapatkan sebanyak 120 elemen pekerjaan produktif dan nonproduktif, dalam 120 elemen pekerjaan tersebut, terdapat 100 elemen produktif dan 20 elemen non produktifnya dan untuk 80 data yang diolah terdapat 66 elemen produktif dan 14 elemen non produktif.

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 10: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

Elemen-elemen pekerjaan produktif yang diamati seperti, mengambil kertas kotak, mementuk kotak, memberi plastik pada dasar kue, memasukkan kue ke dalam kotak, mengklip sisi kotak, dan menyusun kue. Selanjutnya adalah elemen-elemen pekerjaan non produktif yang diamati, seperti, berbicara saat bekerja, merokok, membaca sms atau menelpon, mengunjungi stasiun kerja lainya dan pergi ke kamar kecil atau WC.

Pengamatan yang dilakukan secara langsung pada pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba dengan menggunakan metode work sampling, dapat disimpulkan bahwa operator dari SK pengemasan telah bekerja dengan cukup baik, produktif dan tidak melakukan pemborosan waktu, hal itu terlihat dari banyaknya elemen pekerjaan produktif yang dilakukan yaitu 100 elemen produktif dari 120 data elemen pekerjaan.

5.2 Analisis Penyesuaian dan Kelonggaran

Pengamatan yang dilakukan secara langsung pada pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba dengan menggunakan metode work sampling ditujukan untuk mendapatkan waktu normal dan waktu baku. Sebelum menentukan waktu normal dan waktu baku maka harus ditentukan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran dari operator, dimana untuk faktor penyesuaian dilakukan dengan mengguanakan metode Shumard.

Operator saat melakukan pekerjaannya dalam mengemas kue dapat dikatakan sudah bekerja dengan baik. Pekerjaan dilakukan dengan baik dan terlihat bahwa operator sudah ahli dalam melakukan pekerjaanya karena pegalaman operator dalam bekerja pada perusahaan tersebut dapat dikatakan juga sudah lama. Oleh karena itu nilai dari faktor penyesuaian yang diberikan kepada operator adalah 90 yaitu tergolong fast karena operator sudah bekerja dengan baik dan ahli dalam bekerja.

Faktor kelonggaran yang diberikan kepada operator adalah 24,5 dengan mempertimbangkan 8 hal yaitu, tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja, gerakan mata, kelelahan kerja, temperatur, keadaan atmosfer, keadaan lingkungan dan kebutuhan pribadi operator. Faktor kelonggaran ini adalah faktor yang tidak dapat dihilangkan, karena tanpa faktor ini maka akan mengurangi produktifitas dan merupakan

hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja dari operator sehingga tanpa adanya faktor ini akan berdampak negatif pada perusahaan. Faktor kelonggaran ini selanjutnya akan digunakan untuk mendapatkan waktu baku dari kerja operator.

5.3 Analisis Waktu Normal

Pengamatan yang dilakukan secara langsung pada pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba dengan menggunakan metode work sampling ditujukan untuk mendapatkan waktu kerja operator yaitu data waktu normal dan data waktu baku.

Data waktu normal yang diperoleh yaitu 1,116 menit, artinya adalah untuk menyelesaikan pekerjaan untuk mengemas kue, operator membutuhkan waktu sebanyak 1,116 menit. Data waktu normal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa operator sudah baik dalam bekerja karena waktu yang normal yang diperoleh yang tidak terlalu lama, hal tersebut berdasarkan pertimbangan pada pengamatan yang dilakukan, yaitu terlihat bahwa operator sudah ahli dan berpengalaman dalam bekerja.

5.4 Analisis Waktu Baku

Pengamatan yang dilakukan secara langsung pada pada stasiun kerja pengemasan kue di perusahaan Mega Cake, Siteba dengan menggunakan metode work sampling ditujukan untuk mendapatkan waktu kerja operator yaitu data waktu normal dan data waktu baku.

Data waktu baku yang diperoleh yaitu 1,478 menit, dari data waktu baku tersebut dapat diartikan, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh operator yang memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaannya yaitu mengemas kue yang dilakukan secara wajar dalam sistem kajian terbaik dan baku pada saat itu, waktunya adalah 1,478 menit.

Data waktu baku tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa operator sudah baik dalam bekerja karena waktu yang normal yang diperoleh yang tidak terlalu lama. Waktu baku ini juga dipengaruhi oleh faktor kelonggaran, dengan mempertimbangkan 8 hal yaitu, tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja, gerakan mata, kelelahan kerja, temperatur, keadaan atmosfer, keadaan lingkungan dan kebutuhan pribadi operator. Faktor kelonggaran ini adalah faktor yang tidak dapat dihilangkan, karena tanpa faktor ini

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1

Page 11: Jurnal Kel 20 Terbaru

KELOMPOK XX ANALISIS PERANCANGAN SISTEM KERJA

maka akan mengurangi produktifitas dan merupakan hal-hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja dari operator sehingga tanpa adanya faktor ini akan berdampak negatif pada perusahaan.

5. PENUTUP

Berisikan kesimpulan dan saran , adapun kesimpulan dan saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian yang dilakukan, yaitu :1. Elemen-elemen pekerjaan yag

diamati ada 2 yaitu elemen pekerjaan produktif dan elemen pekerjaan nonproduktif. Pada pengamatan diperoleh 66 elemen produktif dan 14 elemen non produktifnya dari 80 data yang diolah. Elemen-elemen pekerjaan produktif yang diamati seperti, mengambil kertas kotak, mementuk kotak, memberi plastik pada dasar kue, memasukkan kue ke dalam kotak, mengklip sisi kotak, dan menyusun kue. Selanjutnya adalah elemen-elemen pekerjaan non produktif yang diamati, seperti, berbicara saat bekerja, merokok, membaca sms atau menelpon, mengunjungi stasiun kerja lainya dan pergi ke kamar kecil atau WC.

2. Faktor penyesuaian yang diberikan kepada operator adalah 1,5 yaitu tergolong fast karena operator sudah bekerja dengan baik dan ahli dalam bekerja. Faktor kelonggaran yang diberikan kepada operator adalah 24,5 dengan mempertimbangkan 8 hal yaitu, tenaga yang dikeluarkan, sikap kerja, gerakan mata, kelelahan kerja, temperatur, keadaan atmosfer, keadaan lingkungan dan kebutuhan pribadi operator.

3. Data waktu normal yang diperoleh yaitu 1,116 menit, artinya adalah untuk menyelesaikan pekerjaan untuk mengemas kue, operator membutuhkan waktu sebanyak 1,116 menit. Data waktu baku yang diperoleh yaitu 1,478 menit, dari data waktu baku tersebut dapat diartikan, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh operator yang

memiliki tingkat kemampuan rata-rata untuk menyelesaikan pekerjaannya yaitu mengemas kue yang dilakukan secara wajar dalam sistem kajian terbaik dan baku pada saat itu, waktunya adalah 1,478 menit.

6.2 Saran

Ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya agar lebih baik, yaitu :1. Pengukuran waktu kerja dilakukan

dengan menggunakan metode lain seperti pengukuran kerja secara tidak langsung dengan menggunakan data waktu baku dan waktu gerakan.

2. Stasiun kerja yang diamati untuk penelitian selanjutnya sebaiknya tidak pada SK pengemasan namun pada SK membuat adonan, SK mengoven kue dan lain-lain.

3. Waktu pengamatan yang dilakukan selama 6 jam sebaiknya dengan interval waktu setiap 5 menit.

1.DAFTAR PUSTAKA[1] Sutalaksana, Iftikar Z dkk. 2006.

Teknik Tata Cara Kerja. Bandung. Labolatorium Tata Cara Kerja & Ergonomi : Departemen Teknik Industri ITB.

[2] Sinaga, Tuti Sarma & Meylita Triana Sembiring.2004. Work Sampling, Studi Kasus Pekerjaan Bartender pada Sebuah Cafe. Jurnal:USU

[3] Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Surabaya : Guna Widya.

LAMPIRANA. Data yang dibangkitkanB. Dokumentasi pengamatanC. Layout perusahaanD. Surat pernyataan survei dari

pihak perusahaan

Sampling Pekerjaan (Kelompok 20) 1