tatalaksana obesitas

4
Tata laksana Tata laksana komprehensif obesitas mencakup penanganan obesitas dan dampak yang terjadi. Tujuan utama tata laksana obesitas adalah perbaikan kesehatan fisik jangka panjang melalui kebiasaan hidup yang sehat secara permanen. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat empat tahap tata laksana dengan intensitas yang meningkat. Prinsip tata laksana obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi. Tahap I: Pencegahan Plus Pada tahap ini, pasien overweight dan obesitas serta keluarga memfokuskan diri pada kebiasaan makan yang sehat dan aktivitas fisik sebagai strategi pencegahan obesitas. Kebiasaan makan dan beraktivitas yang sehat adalah sebagai berikut: 1. Mengonsumsi 5 porsi buah-buahan dan sayur-sayuran setiap hari. Setiap keluarga dapat meningkatkan jumlah porsi menjadi 9 porsi per hari 2. Kurangi meminum minuman manis, seperti soda, punch. 3. Kurangi kebiasaan menonton televisi (ataupun bentuk lain menonton) hingga 2 jam per hari. Jika anak berusia < 2 tahun maka sebaiknya tidak menonton sama sekali. Untuk membantu anak beradaptasi, maka televisi sebaiknya dipindahkan dari kamar tidur anak. 4. Tingkatkan aktivitas fisik, ≥1 jam per hari. Bermain adalah aktivitas fisik yang tepat untuk anak-anak yang masih kecil, sedangkan pada anak yang lebih besar dapat melakukan kegiatan yang mereka sukai seperti olahraga atau menari, bela diri, naik sepeda dan berjalan kaki. 5. Persiapkan makanan rumah lebih banyak ketimbang membeli makanan dari -restoran. 6. Biasakan makan di meja makan bersama keluarga minimal 5 atau 6 kali per minggu. -Mengonsumsi sarapan bergizi setiap hari -Libatkan seluruh anggota keluarga dalam perubahan gaya hidup -Biarkan anak untuk mengatur sendiri makanannya dan hindari terlalu mengekang -perilaku makan anak, terutama pada anak < 12 tahun. 7. Bantu keluarga mengatur perilaku sesuai kultur masing-masing Tahap II: Manajemen Berat Badan Terstruktur

Upload: johnssujono

Post on 17-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaaa

TRANSCRIPT

Tata laksanaTata laksana komprehensif obesitas mencakup penanganan obesitas dan dampak yang terjadi. Tujuan utama tata laksana obesitas adalah perbaikan kesehatan fisik jangka panjang melalui kebiasaan hidup yang sehat secara permanen. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat empat tahap tata laksana dengan intensitas yang meningkat. Prinsip tata laksana obesitas adalah mengurangi asupan energi serta meningkatkan keluaran energi.Tahap I: Pencegahan PlusPada tahap ini, pasien overweight dan obesitas serta keluarga memfokuskan diri pada kebiasaan makan yang sehat dan aktivitas fisik sebagai strategi pencegahan obesitas. Kebiasaan makan dan beraktivitas yang sehat adalah sebagai berikut:1. Mengonsumsi 5 porsi buah-buahan dan sayur-sayuran setiap hari. Setiap keluarga dapat meningkatkan jumlah porsi menjadi 9 porsi per hari2. Kurangi meminum minuman manis, seperti soda, punch. 3. Kurangi kebiasaan menonton televisi (ataupun bentuk lain menonton) hingga 2 jam per hari. Jika anak berusia < 2 tahun maka sebaiknya tidak menonton sama sekali. Untuk membantu anak beradaptasi, maka televisi sebaiknya dipindahkan dari kamar tidur anak. 4. Tingkatkan aktivitas fisik, 1 jam per hari. Bermain adalah aktivitas fisik yang tepat untuk anak-anak yang masih kecil, sedangkan pada anak yang lebih besar dapat melakukan kegiatan yang mereka sukai seperti olahraga atau menari, bela diri, naik sepeda dan berjalan kaki. 5. Persiapkan makanan rumah lebih banyak ketimbang membeli makanan dari -restoran. 6. Biasakan makan di meja makan bersama keluarga minimal 5 atau 6 kali per minggu. -Mengonsumsi sarapan bergizi setiap hari -Libatkan seluruh anggota keluarga dalam perubahan gaya hidup -Biarkan anak untuk mengatur sendiri makanannya dan hindari terlalu mengekang -perilaku makan anak, terutama pada anak < 12 tahun.7. Bantu keluarga mengatur perilaku sesuai kultur masing-masingTahap II: Manajemen Berat Badan TerstrukturTahap ini berbeda dari tahap I dalam hal lebih sedikitnya target perilaku dan lebih banyak dukungan kepada anak dalam mencapai perubahan perilaku. Beberapa tujuan yang hendak dicapai, di samping tujuan-tujuan pada tahap I adalah sebagai berikut:1. Diet terencana atau rencana makan harian dengan makronutrien seimbang sebanding dengan rekomendasi pada Dietary Reference Intake, diutamakan pada makanan berdensitas energi rendah.2. Jadwal makan terencana beserta snack (3 kali makan disertai 2 kali snack, tanpa makanan ataupun minuman mengandung kalori lainnya di luar jadwal)3. Pengurangan waktu menonton televisi dan kegiatan menonton lainnya hingga 1 jam per hari. 4. Aktivitas fisik atau bermain aktif yang terencana dan terpantau selama 60 menit per hari.5. Pemantauan perilaku ini sebaiknya tercatat 6. Reinforcement terencana untuk mencapai target perilakuTahap III: Intervensi multidisipliner menyeluruhPendekatan ini meningkatkan intensitas perubahan perilaku, frekuensi kunjungan dokter, dan dokter spesialis yang terlibat untuk meningkatkan dukungan terhadap perubahan perilaku. Untuk implementasi tahap ini, hal-hal berikut harus diperhatikan:1. Program modifikasi perilaku dilaksanakan terstruktur, meliputi pemantauan makanan, diet jangka pendek, dan penetapan target aktivitas fisik2. Pengaturan keseimbangan energi negatif, hasil dari perubahan diet dan aktivitas fisik3. Partisipasi orang tua dalam teknik modifikasi perilaku dibutuhkan oleh anak < 12 -tahun4. Orang tua harus dilatih untuk memperbaiki lingkungan rumah5. Evaluasi sistemik, meliputi pengukuran tubuh, diet, aktivitas fisik harus dilakukan pada awal program dan dipantau pada interval tertentu6. Tim multidisipliner yang berpengalaman dalam hal obesitas anak saling bekerja sama, meliputi pekerja sosial, psikologi, perawat terlatih, dietiesien, physicial therapist, dokter spesialis anak dengan berbagai subspesialisasi seperti nutrisi, endokrin, pulmonologi, kardiologi, hepatologi, dan tumbuh kembang, ahli gizi, dokter spesialis olah raga, psikolog, guru, dokter spesialis bedah ortopedi, dan ahli kesehatan masyarakat.7. Kunjungan ke dokter yang reguler harus dijadwalkan, tiap minggu selama minimum 8-12 minggu paling efektif8. Kunjungan secara berkelompok lebih efektif dalam hal biaya dan bermanfaat terapeutik.Tahap IV: Intervensi pelayanan tersierIntervensi tahap IV ditujukan untuk anak remaja yang obesitas berat. Intervensi ini adalah tahap lanjutan dari tahap III. Anak-anak yang mengikuti tahap ini harus sudah mencoba tahap III dan memiliki pemahaman tentang risiko yang muncul akibat obesitas dan mau melakukan aktivitas fisik berkesinambungan serta diet bergizi dengan pemantauan. 1. Obat-obatan: yang telah dipakai pada remaja adalah Sibutramine yaitu suatu inhibitor re-uptake serotonin yang meningkatkan penurunan berat badan pada remaja yang sedang menjalani program diet dan pengaturan aktivitas fisik, dan Orlistat yang menyebabkan malabsorpsi lemak melalui inhibisi lipase usus. Manfaat obat-obatan ini cukup baik. Food and Drug Administration (FDA) telah menyetujui penggunaan orlistat pada pasien >12 tahun. 2. Diet sangat rendah kalori : yaitu pada tahap awal dilakukan pembatasan kalori secara ekstrim lalu dilanjutkan dengan pembatasan kalori secara moderat.3. Bedah: mengingat semakin meningkatnya jumlah remaja dengan obesitas berat yang tidak berespons terhadap intervensi perilaku, terdapat beberapa pilihan terapi bedah, baik gastric bypassatau gastric banding. Tata laksana ini hanya dilakukan dengan indikasi yang ketat karena terdapat risiko perioperatif, pascaprosedur, dan perlunya komitmen pasien seumur hidup. Kriteria seleksi meliputi BMI 40 kg/m2 dengan masalah medis atau 50 kg/ m2, maturitas fisik (remaja perempuan berusia 13 tahun dan anak remaja laki-laki berusia 15 tahun, maturitas emosional dan kognitif, dan sudah berusaha menurunkan berat badan selama 6 bulan melalui program modifikasi perilaku). Hingga kini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan keamanan terapi intensif ini jika diterapkan pada anak.