tatalaksana keracunan
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 tatalaksana keracunan
1/6
TATALAKSANA KERACUNAN PADA ANAK
Senyawa Korosif
Contoh: sodium hydroxide (NaOH), potassium hydroxide (KOH), larutan asam (misalnya:
pemutih, desinfektan)
Jangan rangsang anak untuk muntah atau memberikan arang aktif ketika zat
korosif telah masuk dalam tubuh
Berikan air atau susu sesegera mungkin
Jika keracunan dengan gejala klinis berat, jangan berikan apapun melalui mulut dan
siapkan evaluasi bedah.
Senyawa Hidrokarbon
Contoh: minyak tanah, terpentin,premium.
Eliminasi racun
Jangan melakukan evaluasi isi lambung, baik dengan cara merangsang muntah
atau dengan bilas lambung.
Antimikroba
Antibiotic dipertimbangkan bila anak dengan gizi buruk disertai keracuan yang
parah, terutama pada masa akut antara 24-96 jam pertama.
Kortikosteroid
Pengobatan oksigen dan perbaikan ventilasi
Organofosfat
Contoh: Organofosfat: malathion,parathion, TEPP, mevinphos (Phosdrin);
Pemberian atropine harus segera pada keracunan OP yang berat. Dosis pada anak
dimulai dengan dosis awal 0,05 mg/kgBB, disusul dosis pemeliharaan 0,02-0,05
mg/kgBB tiap 10-30 menit secara intravena. Atropine diberikan dan dipertahankan
minimal 24 jam dan perlahan-lahan diturunkan (tapering off) kecuali pada
keracunan fention yang mana pemberian atropine dipertahakan selama 5-10 hari
-
7/30/2019 tatalaksana keracunan
2/6
Pralidoksim ( 2-PAM, protapam) adalah antidote OP tidak akan bermanfaat bila
diberikan lebih dari 38-48 jam sesudah keracunan. Dosis awal untuk anak adalah
25-50 mg/kgBB dan diberikan secara tetes selama 15-30 menit untuk menghindari
efek samping. Dosis diulangi setelah 1-2 jam dan kemudian tiap 10-12 jam bila
diperlukan, meskipun biasanya tidak diperlukan lebih dari 24 jam.
Karbamat
Karbamat: metiokarbamat, karbaril.1
Berikan arang aktifjika tertelan sebelum 1 jam
Jangan rangsang muntah
Pada keracunan berat yang arang aktif tidak dapat diberikan, pertimbangkan dengan
seksama aspirasi lambung dengan menggunakan pipa nasogastrik(catatan: jalan
napas anak harus dilindungi)
Jika anak menunjukkan gejala hiperaktivasi parasimpatik, berikan atropin 1550
mikrogram/kg IM (i.e. 0.015 0.05mg/kgBB) atau melalui infus selama 15 menit.
Ulangi dosis atropin setiap 15 menit sampai tidak ada tanda sekresi pada saluran
napas, denyut nadi dan frekuensi napas kembali normal
Jika otot melemah, berikan pralidoksim (cholinesterase reactivator) 25 50mg/kg
dilarutkan dengan 15 ml air diberikan melalui infus selama lebih 30 menit, diulangi
sekali atau dua kali, atau diikuti dengan infus 10 - 20 mg/kgBB/jam,sesuai kebutuhan.
Parasetamol
Jika masih dalam waktu 1 jam setelah tertelan, berikan arang aktif (jika tersedia),
atau rangsang muntah KECUALI bila obat antidotum oral dibutuhkan
Tentukan kapan obat antidot diperlukan untuk mencegah kerusakan hati: yaitu jika
tertelan parasetamol 150 mg/kgBB atau lebih.
Pada 8 jam pertama setelah tertelan berikan metionin oral atau asetilsistein IV.
Metionin dapat digunakan jika anak sadar dan tidak muntah (umur < 6 tahun: 1 g
setiap 4 jam untuk 4 dosis; umur 6 tahun atau lebih: 2.5 g setiap 4 jam untuk 4
dosis)
-
7/30/2019 tatalaksana keracunan
3/6
Bila lebih dari 8 jam setelah tertelan atau tidak dapat diberikan pengobatan
oral, maka berikan asetilsistein IV. Perhatikan bahwa volume cairan yang digunakan
dalam rejimen standar terlalu banyak untuk anak kecil.
Aspirin dan Salisilat lainnya Berikan arang aktif (jika tersedia). Tablet salisilat cenderung membentuk gumpalan
di dalam lambung yang dapat menyebabkan penundaan penyerapan, oleh karena itu
arang aktif lebih bermanfaat bila diberikan beberapa kali (dosis). Jika arang aktif tidak
tersedia dan anak telah tertelan dengan dosis besar (dosis toksik berat) maka lakukan
bilas lambung atau rangsang muntah
Berikan natrium bikarbonat 1 mmol/kgBB IV selama 4 jam untuk mengatasi
asidosis dan meningkatkan pH urin di atas 7.5 untuk mempercepat ekskresi salisilat.
Berikan tambahan kalium. Pantau pH urin tiap jam. 1
Zat Besi
Tanda klinis gangguan saluran pencernaan biasanya timbul dalam 6 jam pertama dan
bila anak tidak menunjukkan tanda klinis keracunan sampai 6 jam, biasanya
tidak memerlukan antidot.
Arang aktif tidak dapat mengikat besi, oleh karena itu pertimbangkan untuk
melakukan bilas lambung jika jumlah yang tertelan potensial menimbulkan
toksisitas.
Jika memutuskan untuk memberi antidot, berikan deferoksamin (50 mg/kgBB hingga
maksimum 1 g) dengan suntikan IM dalam dan diulang setiap 12 jam; jika
sakitnya berat, berikan infus 15 mg/kgBB/jam hingga maksimum 80 mg/kgBB dalam
24 jam.
Keracunan Karbon Monoksida
Berikan oksigen 100% sampai tanda hipoksia hilang. (catatan: pasien bisa terlihat
tidak sianosis walaupun sebenarnya masih hipoksia).
Pantau saturasi oksigen dengan pulse oximeter (kaliberasi alat untuk ketepatan
penilaian). Jika ragu, lihat apakah ada tanda klinis hipoksia.
Botulisme
Eliminasi racun dengan bilas lambung, obat pencahar
Bila depresi nafas memberat, perlu dilakukan pernafasan mekanik buatan sampai
tanda vital membaik kembali.
-
7/30/2019 tatalaksana keracunan
4/6
Antidotum yang dianjurkan adalah antitoksin botulisme secara intravena 10-50 ml
setelah dilakukan tes kulit.
Sering diberikan kuanidin hidroklorida untuk melawan blockade neuromuscular
dengan dosis 15-35 ml/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
dekontaminasi dengan memuntahkan isi lambung jika korban masih sadar, dapat juga
dilakukan bilas lambung. Arang aktif dapat diberikan (jika tersedia). Jika tersedia
dapat diberikan antitoksin botulinum pada keracunan simtomatik (perlu dilakukan uji
alergi sebelumnya). 1
Bongkrek (tempe bongkrek, asam bongkrek)
Antidotum spesifik keracunan bongkrek belum ada. Terapi nonspesifik ditujukan
untuk menyelamatkan nyawa, mencegah absorbsi racun lebih lanjut dan mempercepat
ekskresi. Atasi gangguan sirkulasi dan respirasi,beri arang aktif. 1
Jengkol (asam jengkol)
Tatalaksana kasus ini adalah eliminasi racun dengan pemuntahan dan bilas
lambung, antidotum yang khas tidak ada. Bila keracunan ringan, cukup rawat jalan
dengan anjuran banyak minum dengan air soda /natrium bikarbonat 1-2 gr sehari
per oral dibagi dalam 4 dosis, sehingga pH urin menjadi alkalis ( sekitar pH 8).
Pemberian cairan intravena dilakukan bila pasien tidak dapat minum air banyak. Bila
terjadi gagal ginjal akut, dianjurkan untuk dialysis, baik hemodialisis ataupun
peritoneal. 2
Sianida (HCN)Tatalaksana
Penatalaksanaan keadaan gawat darurat lakukan pembebasan jalan napas,
berikan oksigen 100%. Berikan natrium-tiosulfat 25% IV dengan kecepatan 2.5-5
ml/menit sampai klinis membaik.
Tatalaksana koma, kejang, hipotensi atau syok dengan tindakan yang sesuai.
Jangan lakukan emesis karena korban dapat dengan cepat berubah menjadi tidak
sadar. 1
-
7/30/2019 tatalaksana keracunan
5/6
GIGITAN ULAR
Tatalaksana
Upaya yang efektif pada gigitan ular viper adalah dengan memasang tourniket yang
lebar. Pemberian antivenom SABU ( serum anti bisa ular ) 5 ml ( pada anak diberikan
5 7,5 ml ), secara intra muscular / infiltratif / intravena.
Pemberian antibisa dapat diulangi bila tidak ada respons.
SUMBER LAIN BISA BINATANG
Ikuti prinsip pengobatan seperti di atas. Berikan antibisa, jika tersedia dan jika
kelainan lokal berat atau terjadi efek sistemik.1
Serangga BerbisaSengatan Arachnoids
Tatalaksana sengatan kalajengking pada dasarnya mencakup
Mencegah menjalarnya bisa dengan memasang tourniket lebar.
Menjaga agar pernafasan tetap lancer, bila perlu dengan bantuan pernafasan
mekanik.
Pemberian obat antikonvulsan.
Pemberian serum anti bisa kalajengking.
Hewan laut
Tatalaksana terutama ditujukan pada evakuasi isi lambung dan penanganan kelumpuhan
nafas.
Tabel Dosis Arang aktif
Anak sampai umur 1 tahun 1 g/kg
Anak umur 1 hingga 12 tahun 25-50 g
Remaja dan dewasa 25-100 g
Larutkan arang aktif dengan 8-10 kali air, misalnya 5 g ke dalam 40 ml air
Jika mungkin, berikan sekaligus, jika sulit (anak tidak suka), dapat diberikan
secara bertahap
-
7/30/2019 tatalaksana keracunan
6/6
Efektifitas arang aktif bergantung pada isi lambung (lambung kosong lebih
efektif). Jika arang aktif tidak tersedia, rangsang muntah (hanya pada anak
sadar) yaitu dengan merangsang dinding belakang tenggorokan dengan
menggunakan spatula atau gagang sendok.