tambang batubara

19
Re: [iagi-net-l] MINE CLOSURE = Re: [iagi-net-l] IAGI Luncheon Talk SYARIFUDDIN Noor Fri, 24 Jan 2003 01:36:50 -0800 - kayaknya yang secara sistematis memang belum pernah denger Ndang....contoh kasus ya di Bangka-Belitung (PN Timah) itu......atau karena keburu di'sergap' penambang skala koperasi jadi langsung diserah terimakan saja he...he...he...he.. Untuk Cikotok setahu saya malah mau dikembangkan untuk wisata..... - Di database saya ada sekitar 70 lapangan minyak yang sudah diabandoned, tapi saya belum pernah dengar bagaimana closure processnya....jangan-jangan ya model diserhterimakan ke 'penambang skala koperasi ' lagi (Wonocolo dan sekitarnya...?) - untuk platform abandonment itu sudah ada peraturannya, bahkan setahu saya ITS terlibat bagaimana riset cara 'toppling' atau merubuhkan platform yang effisien dan safe.

Upload: chikanatsu

Post on 06-Aug-2015

122 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: tambang batubara

Re: [iagi-net-l] MINE CLOSURE = Re: [iagi-net-l] IAGI Luncheon Talk

SYARIFUDDIN Noor

Fri, 24 Jan 2003 01:36:50 -0800

- kayaknya yang secara sistematis memang belum pernah denger

Ndang....contoh kasus ya di Bangka-Belitung (PN Timah) itu......atau

karena keburu di'sergap' penambang skala koperasi jadi langsung diserah

terimakan saja he...he...he...he..

Untuk Cikotok setahu saya malah mau dikembangkan untuk wisata.....

- Di database saya ada sekitar 70 lapangan minyak yang sudah diabandoned,

tapi saya belum pernah dengar bagaimana closure

processnya....jangan-jangan ya model diserhterimakan ke 'penambang skala

koperasi ' lagi (Wonocolo dan sekitarnya...?)

- untuk platform abandonment itu sudah ada peraturannya, bahkan setahu

saya ITS terlibat bagaimana riset cara 'toppling' atau merubuhkan platform

yang effisien dan safe.

"Andang Bachtiar" <[EMAIL PROTECTED]>

01/24/03 03:18 PM

Please respond to iagi-net

Page 2: tambang batubara

To: <[EMAIL PROTECTED]>

cc:

Subject: [iagi-net-l] MINE CLOSURE = Re: [iagi-net-l] IAGI Luncheon Talk

Menyambut Luncheon Talk tentang Mine Closure KEM oleh Pak Seno Adji minggu

depan, berikut ini saya lemparkan beberapa pertanyaan untuk didiskusikan,

terutama dari rekan-rekan netters yang berkecimpung dan berminat di

masalah

Tambang maupun Environment.

Mudah-mudahan bisa menjadikan LT-nya pak Seno Adji lebih semarak, karena

sudah dipanasi lebih dulu disini.

Point-pointnya sebagai berikut:

1. Apakah KEM ini mine-closure yang pertama untuk gold-mine di Indonesia?

2. Bagaimana dengan Cikotok, misalnya,.... atau Lusang yang di Bengkulu

itu?

Apakah mereka juga "ditutup" dengan program yang terencana dan sistimatis

dg

baik spt KEM ini? Kalau tidak, kenapa? Apakah hanya karena :"belum ada gov

regulation"-nya?

Page 3: tambang batubara

3. Bagaimana dengan program penutupan (reklamasi) tambang-tambang batubara

yang gede-gede? Apakah sudah pernah dilaksanakan di Indonesia? Sampai

sejauh

mana dokumentasinya bisa diakses?

4. Apakah memang benar tidak ada "Government Regulation" tentang penutupan

tambang ini? Kalaupun tidak ada di Dept ESDM, apakah mungkin peraturan itu

adanya di KLH?

5. Sampai berapa lama setelah ditutup, suatu kumpeni masih dianggap

bertanggung jawab thdp ekses jangka panjang dari tambang tersebut??? 10

tahun?? 20 tahun?? Atau pemerintahlah yang dianggap b ertanggung-jawab

setelah tambang secara resmi ditutup oleh si kumpeni???

6. Apakah ada yang pernah tahu tentang praktek "MINE-CLOSURE" di lapangan

minyak?? Kalau belum ada di Indonesia, bagaimana di dunia internasional??

7. Abandoned platform di offshore oilfield ataupun offshore drilling.....

bagaimana pengaturannya? Apakah sudah terlaksana dengan baik di Indonesia?

salam

adb

----- Original Message -----

From: "Allo, Paulus T" <[EMAIL PROTECTED]>

To: <[EMAIL PROTECTED]>

Sent: Tuesday, January 21, 2003 1:41 PM

Page 4: tambang batubara

Subject: [iagi-net-l] IAGI Luncheon Talk

IKATAN AHLI GEOLOGI INDONESIA (IAGI)

DIVISI PROFESSIONAL LUNCHEON TALK

DATE:

Wednesday, 29 January 2003

TIME :

12.00 - 14.00 WIB

VENUE:

"SULAIMAN ROOM"

MAHARAJA HOTEL

SUBJECT :

"Bitter Things To Do After Sweet Moment: A case study of the Kelian

Equatorial Mining"

SPEAKER :

SENO AJI

(Superintendent Geology and Geotechnical, PT. Kelian Equatorial Mining)

ABSTRACT

Mine closure is actually an activity commonly done by a mining company

whose

reserves have been exhausted. A reserve is said to be exhausted if it can

no longer be mine economically or if a new reserve cannot be found.

Page 5: tambang batubara

Interestingly, no government regulation regulates this matter.

If we look into it more deeply, mine closure is very complex both

technically and socially. Kelian is one of Rio Tinto's model mine closure

projects in Indonesia and is committed to closing its mine in accordance

with the existing environmental standards and joint agreements with the

government.

In order to help the government get ideas for the development of a

regulation, Kelian has formed a group comprising the government, NGOs,

customary institutions, educational institutions and Rio Tinto it self.

Technically, the majority of mineral existing in a gold mine is FeS2,

which

produces acid rock drainage if oxidized and dissolved in water. It is

acid

rock drainage and the characteristics of rocks that will be handled so

that

it is not decomposed and becomes neutral when entering the river.

For this purpose, Kelian covers waste material by means of wet covering

and

dry covering techniques. In addition, wetlands are also constructed on

the

riverbank area as additional control, which is managed naturally and

passively.

Page 6: tambang batubara

Apa pendapat Anda mengenai peningkatan jumlah perusahaan tambang yang menjadi peserta PROPER tahun ini?

Menurut saya kenapa jumlah perusahaan tambang yang diikutseretakan dalam PROPER tahun ini meningkat jumlahnya karena perusahaan tambang mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap lingkungan kalau tidak dikelola dengan baik. Selain itu citra kegiatan pertambangan semakin terpuruk, sebetulnya ini banyak tambang-tambang yang menurut saya diberi izin tanpa melalui suatu prosedur yang benar.

Dulu saya juga pernah menjabat Dirjen Pertambangan Umum pada tahun 2000 pada saat Susilo Bambang Yudhoyono jadi Menteri Pertambangan dan Energi. Waktu itu untuk mendapatkan izin yang namanya Kuasa Pertambangan (KP) ada satu proses yang cukup mendetail, mulai dari apakah di daerah tambang itu ada isinya (ada eksplorasi dulu), kemudian ada studi pendahuluannya dan juga apakah ada ada AMDAL-nya. Jadi menurut saya sekarang ribuan KP yang cacat hukum sebenarnya, nah ini yang membuat citra pertambangan menjadi buruk.

Menurut saya saat ini juga masih banyak banyak perusahaan tambang yang besar (skala 50.000-100.000 hektar) yang belum dikelola dengan konsep berwawasan lingkungan.Dengan meningkatnya jumlah perusahaan tambang yang menjadi peserta PROPER itu tujuannya sebenarnya bukan mau menghukum, tapi paling tidak nomor satu ada proses pembinaan nantinya.

Karena saya merasa bahwa pengusaha pertambangan itu adalah ‘pengusaha’, dia bukan industriawan. Apa bedanya pengusaha dengan industriawan? kalau industriawan itu melihat di dalam konteks yang lebih menyeluruh. Seorang industriawan melihat masalah-masalah lingkungan, masalah Corporate Social Responsibility (CSR), bedanya dengan pengusaha ya kebanyakan pengusaha itu nyarinya untung saja, nah itu yang harus kita soroti.

Seperti yang beberapa waktu saya katakan bahwa sebetulnya “mungkinkah kegiatan pertambangan berwawasan lingkungan?” Saya bilang waktu itu kan mungkin, jadi bukan soal bisa atau ngga bisa tapi mau atau tidak mau. Banyak pengusaha pertambangan yang menurut saya sengaja tidak mau. Selalu menganggap bahwa masalah lingkungan itu biaya.

Apakah sekarang sudah ada perusahaan tambang yang melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan atau reklamasi secara baik?

Page 7: tambang batubara

Ada. Saya membagi perusahaan tambang ke dalam tiga kelompok, yaitu multinasional (super besar) seperti Freeport, Newmont, Inco, lalu ada yang Nasional (besar). Contoh perusahaan nasional ada Kideco, Arutmin, Adaro, dan yang terakhir adalah kategori menengah atau perusahaan kecil yang menurut saya itu ancur-ancuran lah. Apalagi mereka ada yang tidak memakai izin dan sebagainya.Nah yang menengah ini yang sebenarnya juga harus mulai digarap.Jika sebenarnya perusahaan mau menerapkan kebijakan yang berwawasan lingkungan, sebenarnya citra perusahaan tambang juga membaik.

Tahun ini bagi perusahaan tambang ditambahkan kriteria khusus dalam PROPER yaitu kriteria ‘kerusakan lingkungan’?

Istilah kerusakan lingkungan ini memang masih berbeda pendapat. Kalau saya nomor satu bagaimana mereka (perusahaan tambang) melakukan reklamasi dengan baik, kedua kegiatan pasca tambang itu mau dijadikan seperti apa nantinya itu juga banyak yang belum jelas dan belum tegas. Jadi misalnya tambang itu 40 tahun, nah 40 tahun itu mau jadi apa ?

Kalau menurut saya bisa ngga kira-kira kalau terjadi suatu proses perubahan bentang alam menjadi proses perubahan fungsi alam?.Apalagi mungkin fungsi alam yang dibuat oleh Tuhan bisa sama dengan fungsi alam yang buatan manusia. Permasalahan juga ada pada tata ruang yang kurang disusun dengan baik.Jadi nomor satu untuk masalah kerusakan lingkungan ini mereka (perusahaan tambang) mengabaikan masalah reklamasi. Kedua, tambang itu kan ada yang namanya over burden dan tailing. Kalau tailing itu kan langsung bisa dilihat.

Seperti contohnya limbah B3. Kalau overburden itu kan kalau kita ingin mendapatkan emas misalnya, tujuh gram emas itu menghasilkan satu ton bongkahan tanah yang dibuang, nah tanah ini biasanya dibuang ke sungai. Jadi memang kriteria kerusakan lingkungan harus dimasukkan, terutama masalah aspek reklamasi. Contoh yang menarik adalah Newmont Minahasa Raya (NMR) yang sekarang sudah ditutup, sudah pasca tambang, tadinya disana ada pembangkit listrik tapi sekarang sudah dihancurkan karena rencananya lahan bekas tambang itu di hutankan kembali, hal seperti ini yang saya sayangkan.

Tapi memang peruntukannya lahan tersebut untuk kawasan hutan kan?

Ya memang tapi kan sayang kalau pembangkit listrik disitu dihancurkan. Jadi rencananya tahun ini akan dimasukkan kriteria kerusakan lingkungan, bukan pencemaran. Kriteria PROPER yang pertama kan perusahaan harus taat (comply), taat terhadap kualitas air, kualitas udara dan bahan berbahaya dan beracun (B3), nah kalau semuanya taat, perusahaan dapat peringkat Biru.

Page 8: tambang batubara

Tapi ada yang menarik, kebanyakan teman-teman di Kementerian Lingkungan Hidup itu lebih banyak menilai industri (pabrik). Sedangkan pabrik itu batasannya ketahuan inputnya yaitu bahan baku yang menghasilkan produk. Misalnya Astra produknya mobil, mobil itu ada gas buangnya, di pabrik itu kan ada limbah airnya, ada sampahnya.

Tapi kalau tambang kan bentangan alam yang sulit sekali untuk diukur, tapi mudah-mudahan tahun ini sudah bisa diukur, karena ada tim teknisnya. Kalau Dewan pertimbangan PROPER itu lebih banyak memberikan pertimbangan-pertimbangan dari aspek politik, aspek internasional, aspek masyarakat kemudian ini nanti datanya dari tim teknis. Tim teknis itu dari tambang, kelapa sawit, industri, perhotelan, rumah sakit nanti kemudian mereka rundingan lalu dilaporkan ke Dewan Pertimbangan PROPER.

Menurut informasi, dari beberapa perusahaan tambang yang ikut PROPER tahun ini, hasilnya menggembirakan, bagaimana menurut Bapak?

Ini harus di lihat konteksnya, kalau perusahaan tambang yang menengah sudah bagus, ini bagi saya menggembirakan.Tapi sekarang yang hasilnya menggembirakan hanya perusahaan yang besar-besar (multinasional), karena mereka sahamnya kan di New York, kalau dia ada masalah lingkungan, citranya buruk, harga sahamnya bisa jatuh.

Bagaimana dengan masalah tumpang tindih perizinan?

Jadi Indonesia ini kan sangat kaya, di atasnya itu ka nada hutan dengan keanekaragaman hayati yang tinggi ketiga di dunia. Nah dibawahnya hutan itu ka nada nikel, emas, minyak, geothermal nah ini membutuhkan tata ruang. Tata ruang ini bukan hanya wilayah, bukan hanya spasial,tapi kebawahnya ini bagaimana?nah klau orang tambang bilangnya, kalau ada potensi tapi tidak bisa di tambang kan rugi tapi apa yang terjadi sekarang, seperti Amerika itu mereka lebih baik memakai sumber daya alam Negara lain dari pada milik sendiri. Cina pun juga seperti itu, di Cina tambang itu sudah mulai dikurangi maksudnya adalah untuk menjadi sumber bagi masa depannya kelak, nah kalau di Indonesia kan dijual-jualin aja.

Bagaimana dengan teknik menambang yang dapat meminimalkan kerusakan lingkungan?apakah dengan metode tambang tertutup?tapi di Indonesia ini justeru lebih banyak menggunakan metode tambang terbuka?

Page 9: tambang batubara

Karena itu menghemat biaya, jadi murah , jadi kebanyakan menggunakan tambang terbuka, kalau dia menggunakan metode tambang bawah tanah itu biayanya lebih mahal. Disini ada tambang tertutup itu di Pongkor, di Freeport dan Sawahlunto.Memang dengan menggunakan metode tambang terbuka itu kerusakan lingkungannya bisa lebih massif karena arealnya besar, kehilangan keanekaragaman hayatinya juga banyak .Perubahan bentang alamnya juga besar kan. Kalau saya pergi ke Kalimantan Selatan, disana banyak kubahan-kubahan di areal tambang melihatnya sangat sedih.Nah itu, sektor pertambangan itu citranya rusak jika dikaitkan dengan pengelolaan lingkungannya.

Nah seperti tadi saya katakan, jadi bukan masalah bisa atau tidak bisa, tapi mau atau tidak mau, teknologinya sudah ada, nah sekarang tinggal bagaimana kita bisa menerapkan good governance (tata kelola yang baik),clean government, good corporate governance dan civil society.

Dari dulu saya menginginkan tambang itu dapat menjadi sumber untuk memberikan nilai tambah kepada bangsa ini, bukan komoditi yang dujual ke luar negeri. Jadi ada kegiatan ekonomi yang bisa dikembangkan di (generate) untuk mengisi kegiatan pertambangan. Misalnya kalau disini timah itu yang dijual ya dalam bentuk timah, kalau maunya saya, timah itu bisa dibuat untuk gulungan kabel, nah konsep seperti ini ngga ada jadi dijadikan sumberdaya alam itu sebagai sumber komoditi, sama juga dengan kayu, sekarang kayu gelondongan boleh dijual, rotan juga, harusnya itu ngga dijual keluar, tapi dikembangkan di dalam negeri.

Jadi ketika saya membaca bahwa akan ada kebijakan untuk mengekspor barang tambang pada 2014 itu bagus, malah harusnya hari ini. Jangan jadikan sumberdaya alam sebagai komoditi, itu menjadi asset milik bangsa, untuk apa?untuk masa depan bangsa. Kalau kita jual-jualin, kita dapet apa?Kebanyakan sekarang perusahaan-perusahaan tambang itu milik asing seperti India, Cina, Amerika.

Yang saya harapkan ada perusahaan berwawasan lingkungan dengan menerapkan good governance, good mining practice yang juga dasar dari good corporate governance tapi perlu juga ada civil society yang punya idealisme untuk kepentingan masa depan.

Yang harus disoroti juga, kegiatan pertambangan ini kan merubah bentang alam, perubahan fungsi alam, tata ruangnya harus benar, jangan berubah-ubah.Jadi perusahaan tambang itu citranya harus dibangun. Intinya harusnya pertambangan bisa berwawasan lingkungan.

Investor Semakin Melirik Batubara

Page 10: tambang batubara

Batubara di Indonesia merupakan salah satu andalan sumber energi alternatif di luar minyak dan gas bumi. Endapan batubara tersebar cukup luas di wilayah Indonesia. Salah satu wilayah yang dianggap mempunyai potensi batubara yang sangat besar adalah pulau Kalimantan.

Wilayah ini mengandung banyak sumberdaya batubara dengan ketebalan yang cukup bervariasi, terletak sampai kedalaman lebih dari 100 m, serta memiliki kemiringan yang tidak homogen.

Kondisi ini memperlihatkan gambaran keuntungan untuk ditambang dengan metode tambang bawah tanah. Pada beberapa tempat lapisan batubara ini berada di bawah wilayah kawasan lindung, yang tertutup bagi kemungkinan diusahakan dengan metode tambang terbuka.

Saat ini banyak sekali perusahaan-perusahaan batubara yang melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah-wilayah ini, bahkan ada beberapa diantaranya telah melakukan kegiatan produksi.

Kalimantan Tengah misalnya. Daerah ini memiliki potensi pertambangan batu bara sekitar 3,5 miliar ton. Angka yang amat fantastis untuk bisa mengangkat kesejahteraan rakyatnya. Dari angka tersebut, diperkirakan ada sekitar satu miliar ton yang merupakan batubara pembuat kokas (cooking coal), yaitu jenis batubara terbaik dengan harga yang relatif tinggi.

Sejauh ini, batu bara terbaik hanya ada di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Artinya, peluang untuk mengembangkan sektor pertambangan bagi Kalimanan Tengah, sangatlah besar.

Bayangkan saja, saat ini harga batu bara jenis kokas mencapai US$100 per ton, sementara harga batubara jenis termal US$60 per ton. Namun, pasar batu bara kokas masih terbatas, karena hanya menjadi konsumsi pabrik peleburan baja.

Di Kalimantan Tengah ada lebih dari 247 kuasa pertambangan (KP) batubara dan 15 pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Batu Bara (PKP2B). Sehingga perusahaan-perusahaan tambang tersebar di Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, Barito Selatan, dan Barito Timur.

Daya Tarik Bagi Para Investor

Fenomena ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para investor. Semakin banyak para investor pertambangan nasional maupun lokal yang melirik potensi pertambangan batubara di kawasan

Page 11: tambang batubara

tersebut (baca: Kalimantan). Sudah tercatat belasan perusahaan telah melakukan survei umum dan eksplorasi.

Penegasan itu dikemukakan Kepala Kantor Pertambangan dan Energi Kabupaten Sintang Drs Yanuar Hasma MM. Menurut Yanuar Hasma, prinsipnya semua invesrtor pertambangan batubara sudah cukup kuat berminat dalam berinvestasi dikawasan potensi tambang batubara dikawasan perbatasan Ketungau Tengah dan Hulu ini. Hanya saja soal transportasi yang masih menjadi keraguan sebab jika nantinya produksi maka akan menghadapi soal kesulitan transportasi untuk memasarkannya.

Tambang Dalam Batubara di Indonesia

Endapan batubara telah mulai ditambang di Indonesia sejak tahun 1849 di Pengaron, Kalimantan Timur oleh sebuah perusahaan swasta Belanda. Pada saat itu teknik penambangan yang dilakukan berupa tambang terbuka. Sedangkan tambang batubara bawah tanah baru dilakukan di daerah batubara Ombilin (Sumatera Barat) sejak tahun1892 oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Cara-cara tambang yang dilakukan pada masa itu berupa pengisian dengan pasir bercampur air (hydraulic sandfill). Walaupun teknik tambang bawah tanah ini telah lama ditinggalkan sejak berakhirnya pemerintahan Hindia Belanda, namun penambangan batubara di Ombilin yang masih dilakukan hingga saat ini hanya tinggal penambangan bawah tanah.

Selain di Ombilin, tambang dalam juga pernah dilakukan di lapangan Suban/Pinang – Bukit Asam (Sumatera Selatan) serta di Pulau Laut, Kalimantan Selatan. Akan tetapi dengan karakter batubara yang terdapat tidak jauh dari permukaan, pengusahaan batubara di Indonesia umumnya cenderung dilakukan secara tambang terbuka, mengingat kecilnya faktor resiko dengan keuntungan yang tinggi, walaupun harus mengabaikan dampak lingkungan yang diakibatkannya.

Potensi tambang dalam batubara Indonesia

Saat ini banyak sekali perusahaan-perusahaan batubara yang melakukan kegiatan eksplorasi di wilayah-wilayah ini, bahkan ada beberapa diantaranya telah melakukan kegiatan produksi.

Umumnya metode penambangan yang digunakan berupa tambang batubara terbuka, mengingat kedalaman dari endapan batubara yang sangat mudah ditambang dengan metode ini. Namun apabila dilihat dari data-data pemboran, ternyata di beberapa wiayah di Indonesia, endapan batubara terdapat sampai kedalaman di atas 100 meter, seperti yang terdapat di daerah

Page 12: tambang batubara

Parambahan, Sumatera Barat (Cekungan Ombilin). Kondisi seperti ini juga diperkirakan terjadi juga di daerah Kalimantan Timur.

Beberapa eksplorasi di pulau Kalimantan menunjukkan bahwa ada sebagian wilayah yang memiliki endapan batubara yang cukup tebal, terdiri dari beberapa seam (multi seam), yang terdapat di bawah permukaan.

Pada beberapa tambang batubara di luar negeri, banyak terdapat kasus di mana pada lapisan batubara yang mempunyai kemiringan, pertama dilakukan penambangan terbuka sampai mencapai batas tersebut, dan setelah itu beralih ke penambangan bawah tanah. Hal seperti ini bukan tidak mungkin diterapkan pada tambang batubara di Indonesia, sehingga lahan bekas tambang yang sudah ditinggalkan dapat diusahakan kembali untuk tambang bawah tanah.

Kendala

Kendala dalam bisnis batubara terutama terletak pada transportasi hasil tambangnya. Persoalan tersebut tidak lepas dari kondisi infrastruktur transportasi angkutan hasil tambang yang masih sangat buruk. Akibatnya banyak pengusaha batubara yang mengeluh, karena 80% jalannya rusak. Padahal dalam sehari, rata-rata batubara yang diangkut minimal 120.000 ton.

Selain itu, banyak di daerah Kalimantan, terutama Kalimantan Tengah yang tidak memiliki pelabuhan batu bara yang memadai. Selama ini, hanya mengandalkan transportasi air sungai. Sehingga ketika musim kemarau tiba, sungai pun menyusut, akibatnya pengangkutan tambang yang berkapasitas besar sering mengalami penundaan.

Karena itulah, perlu dibangun infrastruktur rel kereta api serta pelabuhan batu bara, dengan harapan bisa mengangkut batu bara dalam skala besar. Rencananya, pemerintah setempat akan membangun rel KA untuk ruas Puruk Cuhu-Mangkatip sepanjang 250 km, peningkatan jalan eks hak pengusahaan hutan (HPH) Sungai Hanyu Mangkatip, pembangunan pelabuhan ekspor batu bara (dry port) di Desa Mangkatip, serta membangun pelabuhan di Bahaur Sungai Kahayan, Matalayur, Samuda di Sungai Mentaya, dan Teluk Siginton.

Yang jelas, dari tahun ke tahun jumlah batubara yang dieksploitasi semakin besar mengingat permintaan akan sumberdaya tersebut terus meningkat. Tentunya harus ada sinergi antara pemerintah, pengusaha dan masyarakat untuk segera mengatasi kendala tersebut, mengingat porspek usaha tambang batubara masih sangat bagus.

Page 13: tambang batubara

Penambangan Batubara

Posted by Bernadetha Widi in Uncategorized. Leave a Comment

Cara penambangan atau dikenal dengan sistem ekstraksi mineral, secara garis besarnya ada dua yaitu tambang terbuka (surface mining) dan tambang tertutup atau tambang bawah tanah (underground mining). Pada sistem tambang terbuka, umumnya bahan galian atau cadangan mineral terasosiasi dengan batuan penutup atau pendukungnya yang sudah terekspos ke permukaan bumi. Sementara pada sistem tambang tertutup, bahan galian mineral terdapat di dalam perut bumi dan tertutup oleh lapisan batuan penutup yang tebal sehingga perlu pembuatan lubang atau terowongan untuk mengekstraksinya.

Penambangan batubara di Indonesia umumnya dilakukan dengan sistem tambang terbuka. Tingkat resiko keamanan dan keselamatan kerja pada tambang terbuka dinilai lebih kecil dibandingkan dengan tambang tertutup. Biaya investasi dan operasionalnya juga dinilai lebih rendah, baik untuk peralatan, manpower hingga asuransi. Namun demikian, dampak langsung dari penambangan terbuka terhadap lingkungan tentunya lebih besar daripada tambang tertutup mengingat cara kerja yang berkontak langsung dengan aktivitas hidup di permukaan bumi.

Tambang tertutup akan jadi pilihan yaitu ketika tambang terbuka sudah tidak memungkinkan lagi dilakukan, dan melihat nilai ekonomis batubara yang akan diambil. Sistem tambang batubara tertutup banyak dilakukan di negara-negara Eropa. Di Indonesia, sistem penambangan tertutup yang masih beroperasi antara lain Tambang Batubara Ombilin, PT. BA, Sawahlunto, Sumatera Barat; Tambang PT. Kitadin, Tenggarong, Kalimantan Timur; Tambang PT. Fajar Mas Murni di tepi Sungai Mahakam, Tenggarong, Kalimantan Timur. Pemilihan sistem penambangan batubara, baik tambang terbuka maupun tambang tertutup ditentukan oleh kondisi geologi batuan penutup, batuan dasar dan karakteristik material batuan tersebut, cadangan mineral dan karakteristiknya, nilai ekonomis mineral yang dapat diambil, serta pertimbangan ekonomis untuk biaya penambangan dan pertimbangan teknik pelaksanaan.

Proses Penambangan Batubara Terbuka

Pada tambang terbuka, umumnya lapisan batubara berada di permukaan bumi atau tertutup topsoil/subsoil tidak lebih dari 6 meter. Secara garis besarnya, proses penambangan batubara meliputi penyiapan lahan/areal tambang, pengupasan lapisan penutup batubara dan pengambilan batubara.

Aktivitas land clearing, atau pembukaan dan pembersihan lahan dari pepohonan/tanaman.

Page 14: tambang batubara

Top soil removal, yaitu pengupasan dan pemindahan lapisan tanah teratas yang mengandung humus. Ketebalan topsoil umumnya 0,3-1 meter dari permukaan tanah. Lapisan di bawahnya yang masih gembur disebut subsoil. Kedua lapisan tanah ini diambil dan dipindahkan untuk nantinya akan digunakan lagi pada proses reklamasi.

Umumnya di bawah topsoil masih terdapat lapisan tanah atau batuan sebelum ditemukan lapisan batubara. Lapisan batuan atau material penutup batubara ini disebut overburden. Sama seperti topsoil, overburden juga dipindahkan ke tempat yang disebut disposal atau waste dump atau tempat pembuangan.

Setelah lapisan penutup terbuka dan tampak lapisan batubara seluas area yang memadai, maka proses penambangan dapat dilakukan.

Batubara diambil kemudian diangkut menuju stockpile dimana di tempat itu batubara akan dibersihkan dari kontaminannya dan dihancurkan oleh crusher menjadi pecahan-pecahan yang lebih kecil. Selanjutnya batubara siap diangkut dengan trailer ke pelabuhan, dan dinaikan ke atas tongkang.

Aktivitas di atas juga meliputi aktivitas pendukung, antara lain:

Aktivitas alat berat, seperti buldozer, yaitu proses penghancuran material dengan ripper (ripping) dan penumpukan material (dozing), yang tujuannya agar material mudah di-loading.

Aktivitas drilling dan blasting, yaitu penghancuran material keras dengan peledakan.

Aktivitas loading, yaitu pengambilan material dengan excavator untuk dimuatkan ke dalam bak dumptruck.

Aktivitas hauling, yaitu pengangkutan atau pemindahan material dari lokasi loading (atau disebut front) ke lokasi pembuangan (dumping). Untuk material overburden, lokasi dumping disebut waste dump atau disposal. Sedangkan untuk material coal, lokasi dumping disebut stockpile atau stockrom. Dalam aktivitas ini digunakan dumptruck sebagai alat angkutnya.

Aktivitas road maintaining, yaitu perawatan jalan tambang. Alat yang digunakan adalah buldozer dan grader. Dan masih banyak aktivitas yang lain.

Nantinya tiap-tiap aktivitas tersebut akan coba saya jelaskan satu-persatu dan hal-hal lain yang mempengaruhinya. Sementara ini dulu ya, lain kali saya tambahi lagi. Semoga bermanfaat.