tambang sttnas _ mata kuliah batubara_semester iv_coal sttnas supandi_2014_07_geologi batubara...
TRANSCRIPT
SUPANDI, ST, [email protected]
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS) YOGYAKARTA.
March 2014
GEOLOGI BATUBARA INDONESIA
Batubara - COAL
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 7
• Tumbukan berjalan terus membentuk Foreland Basin dan Volcanic Arc
• Pengangkatan berjalan terus ----- Regresi pada Foreland Basin ----- Sedimen Delta ----- Berakhir pada Plio Pleistosen (orogenesa)
• Bersamaan dengan itu, berkembang juga Interdeep pada busur kepulauan
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 9
Cekungan Batubara• Indonesia Barat
Lempeng India Australia bergerak ke utara menumbuk Lempeng Eurasia
Eurasia = Lempeng KontinentalIndia Australia = Lempeng Samudra
Terbentuk Cekungan Tersier• Paleogen : Intramontana Basin
Continental Margin• Neogen : Foreland/ Backdeep
InterdeepDelta
Cekungan yang penting untuk batubara• Paleogen Intercontinental Basin• Neogen Foreland Basin/ Backdeep• Neogen Delta Basin
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 10
• Batubara Paleogen terendapkan sebelum Transgresi dan batubara Neogen terendapkan sesudah Regresi
• Intramontana dan Foreland Basin berkembang di Sumatera, Kalimantan dan Jawa (yang di Jawa relatif kecil)
• Delta terbentuk di Kaltim akibat Spreading Centre selat Makasar
• Di Jawa terjadi sedimentasi teristrial hanya di bagian barat saja (Pra Transgresi). Di bagian tengah dan timur sedimen marine langsung terendapkan diatas batuan dasar pra-tersier. Di Kalimantan Bagian Tenggara ada cekungan Intermontana dengan sedimen darat
• Awal Miosen terjadi Transgresi di Dataran Sunda, semua basement tertutup oleh karbonat platform (yang tersisa adalah : Asahan Arc dan Karimun Jawa Arc)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 11
• Di Jawa Barat Bag. Selatan perkembangan Paleogen terlihat pada Formasi Bayah (Banten) dan Formasi Gunung Walet (Sukabumi) Berupa : Braided River Deposit dan Sedimen Laut transgresi pada
Miosen Bawah. Pada kedua formasi ditemukan BatubaraHal serupa juga terjadi di Kalimantan Bagian Tenggara
Pasir dan Barito Basin, Formasi Tanjung, Eosen
• Endapan Batubara Paleogen yang terpenting– Ombilin (Sumbar)– Bayah (Jabar)– Pasir (Kalimantan Bag Tenggara)– Pulau Sebuku (Kalimantan)– Melawai (Kal-Bar)– Sul-Sel
• Cirinya :– Penyebaran terbatas (oleh Graben)– Pengendapan bersamaan dengan aktivitas tektonik– Ketebalan bervariasi dan banyak lapisan– Selalu berkaitan dengan busur vulkanik– Hampir semua Autochton
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 12
• Secara umum terjadi sedimentasi Neogen hanya pada Backdeep. Ada yang mengatakan bahwa regresi terjadi bukan akibat orogenesa tapi akibat sedimentasi yang lebih cepat dari penurunan basin sehingga garis pantai bergerak ---- Delta berkembang
• Siklus regresi berawal pada Miosin Tengah, sedimentasi berubah dari laut dalam, laut dangkal, paludal, delta, kontinental.
• Sedimentasi berakhir pada Plio-Pleistosin dengan munculnya Klasik Tuff (Kasai Formation)– Orogenesa Plio-Pliostosin
• Dalam siklus regresi ini juga terjadi pengendapan batubara ----penyebarannya relatif luas
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 13
• Di cekungan Barito hal ini berkembang baik/ regresi sangat intensif (Warukin dan Dahor Formation) yang terendapkan langsung diatas Karbonat pada phase Transgresi (Berai Formation)
• Pengendapan batubara pada cekungan Delta berbeda dengan pengendapan pada masa regresi di SumateraCekungan Delta di Kaltim (Kutai dan Tarakan)Pengendapan Langsung terjadi diatas Transgresi Eosin (karena perkembangan Delta)
• Walaupun tidak bisa dikorelasikan dengan batubara yang ada di backdeep sumatera, tapi data menunjukkan bahwa batubara Kaltim terendapkan pada waktu yang bersamaan
• Batubara Mahakam terendapkan pada :– Formasi Pamaluan dan Formasi Pulubalang (Miosin Awal)– Formasi Balikpapan dan Kampung Baru (Miosin Pliosin)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 14
Stratigrafi Cekungan Ombilin (Kendarsi, 1984)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 15
Stratigrafi Formasi Sawahlunto (Daulay, 1985)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 16
Stratigrafi Cekungan Sumatera Selatan (Thamrin dkk, 1982)
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 17
Diagram Blok Formasi Sawahlunto di bawah Formasi Sawahtambang
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONALYOGYAKARTA 6-Mar-14
Slide 20
Kies, Sand (Quartar)
Hangendes Floz
Ton, schluffinger Ton, bentonitische lagen(biz zu 120 m)
Kohle Ai mit schmalen Tonsteinlagen (6,5 - 10 m)Bentonitischer, tuffartiger Ton & Sandstein (5m)Kohle A2, im Hangeden Verkieselt (9 - 13 m)
Plio
zan
TER
TIA
R
Mio
zan
Mio
-Plio
zan
Pal
emba
ng G
rupp
e
Air
Ben
akat
For
mat
ion
Mua
ra E
nim
For
mat
ion
Kas
aiFo
rmat
ion
BA
FM
Pa
MP
bK
AF
Nitu Floz
Jelawatin Floz
Enim Floz
Kebon Floz
Benuang Floz
Burung Floz
Manggus Floz
Suban Floz
Petai Floz
Merapi Floz
Kladi Floz
Tonstein, Schluffstein, Sandsteinzwisschenlagerungen(15 - 23 m) mit Suban markenflozKohle B1 mit schmalen Tonsteinlagen (8 - 12 m)Tonstein, Schluffsteinlagen (0 - 5 m)Kohle B2 (4 - 5 m)Schluffinger TonSandstein mit scluffsteinlagenAndesit Sill (Suban Sill)TonsteinKohle C mit Schmalen Tonsteinlagen (7 - 10 m)Tonstein, schluffstein, Sandstein
Andesitintrusion
Gambar. Stratigraphie der Muara Enim Formation (nach BAMCO, 1983)