1 pemberdayaan masyarakat tambang batubara ......kata kunci: model pemberdayaan masyarakat,tambang...

14

Upload: others

Post on 16-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS
Page 2: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

1

SINERGISITAS STAKEHOLDER DAN MANAJEMEN EKOREGION UNTUKPEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA DI PROVINSI ACEH

Synergistic of Stakeholder and Management Ecoregion for Coal Mine Community Empowermentin Aceh Province1

M. SayutiFakultas Teknik Universitas Malikussaleh

( [email protected])

JullimursyidaFakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

([email protected])

MariyudiFakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

([email protected])

Teuku ZulkarnaenFakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh

([email protected])

ABSTRAK

Penelitian ini difokuskan pada pembentukan model pemberdayaanmasyarakat sekitar tambang batu bara berbasis sinergisitas stakeholders(Pemerintah, Perguruan Tinggi/Civil Society/LSM, dan Korporat-CSR). Penelitianini menggunakan pendekatan metode survey, data primer diperoleh melaluiwawancara secara langsung dengan pendekatan partisipatif. Penentuan respondenuntuk wawancara ditentukan secara sengaja (purposive sampling) sebanyak 250orang untuk setiap stakeholder yang relevan dan masing-masing dianggapmewakili pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan daerah, Metodeanalisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistikdeskriptif. Hasil penelitian ini telah merumuskan model pemberdayaanmasyarakat sekitar tambang batubara berbasis sinergisitas stakeholder danmanajemen ekoregion untuk menggerakkan ekonomi rakyat di Provinsi Aceh,guna mendorong pertumbuhan berkelanjutan dengan mengintegrasikan seluruhelemen yang ada serta melibatkan pilar pelaku pemerintah daerah, pelaku bisnis,dan akademisi.

Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara,Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion.

1 Hasil penelitian PENPRINAS MP3EI, DP2M Dikti Tahun 2014

Page 3: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

2

ABSTRACT

This study focused on the establishment of community empowerment model ofcoal mine based around the synergy of stakeholders (Government, university /Civil Society / NGOs, and Corporate-CSR). This study used a survey methodapproach, primary data obtained through interviews directly with theparticipants. Determination of respondent deliberately determined to interviews(purposive sampling) of 250 people for each relevant stakeholders and eachconsidered representing the stakeholders (stakeholders) regional development.Data analysis methods used in this research is descriptive statistical analysis. Theresults of this study have been formulated the community empowerment model ofcoal mine based on the synergy of stakeholders and to drive economic ecoregionmanagement people in Aceh province, in order to encourage sustainable growthby integrating all the elements together and involve the pillars of localgovernment actors, business people, and academics.

Kaywords:Model for Community Empowerment, Coal Mine, Synergistic,Stakeholders, Management Ecoregion

PENDAHULUAN

Batu bara adalah suatu industri global,dimana batu bara ditambang secara komersial dilebih dari 50 negara dan batu bara digunakan dilebih dari 70 negara. Dunia saat ini mengkonsumsibatu bara sebanyak lebih dari 4050 Juta. Batu baradigunakan diberbagai sektor – termasukpembangkit listrik, produksi besi dan baja, pabriksemen dan sebagai bahan bakar cair.Perkembangan produksi pertambangan batu barasebagai sumber energi tak terbaharukan (nonrenewable energy resources) di Indonesia sampaisaat ini cukup pesat. Data terakhir hingga tahun2008 dari statistik batu bara dunia (Sumber: WorldCoal Statistic/IEA, 2009) menunjukan bahwaIndonesia telah menjadi negara pengekspor batubara nomor 2 di dunia (sebesar 203 juta ton)setelah Australia (sebesar 252 juta ton), bahkanpada tahun 2007 ekspor batu bara Indonesiapernah menduduki peringkat pertama mencapai164,5 juta ton. Berdasarkan data Badan Geologitahun 2008, sumber (resources) batu bara diIndonesia sebanyak 104,76 miliar ton, selaindijadikan komoditas ekspor ke luar negeri jugamenjadi salah satu komoditas yangdiperdagangkan di dalam negeri terutama untuksektor industri seperti: PLTU, semen, industri

tekstil, industri kertas, metelurgi, briket, dan lain-lain dengan jumlah penggunaan mencapai 36 jutaton di tahun 2005 (TekMIRA, 2006; DPPMB,2006).

Isu tanggung jawab sosial perusahaan(corporate social responsibility-CSR) sudah cukuplama muncul di negara-negara maju, namun diIndonesia, isu tersebut baru akhir-akhir inimengalami perhatian yang cukup intens dariberbagai kalangan. Respons pemerintah terhadappentingnya CSR ini misalnya terlihat daridikeluarkannya Kebijakan Pemerintah melaluiKepmen. BUMN Nomor: Kep-236/MBU/2003,yang mengharuskan seluruh BUMN untukmenyisihkan sebagian labanya untukpemberdayaan masyarakat yang dikenal denganProgram Kemitraan dan Program BinaLingkungan (PKBL). Gagasan Model sinergisitasstakeholders ini didasarkan pada fakta bahwasudah cukup banyak, program/proyek yangdikucurkan oleh pemerintah, seperti KreditInvestasi Kecil (KIK), Kredit Candak Kulak(KCK), Supra Insus, Kredit Usaha Kecil (KIK),Kredit Candak Kulak (KCK), PembangunanKawasan Terpadu (PKT), Inpres Desa Tertinggal(IDT), Jaring Pengaman Sosial (JPSPDMDKE),termasuk dana CSR oleh korporat belummenunjukkan hasil optimal kalau tidak disebut

Page 4: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

3

gagal. Kajian terhadap program-program tersebutmenunjukkan bahwa penghantaran sumberdayafinansial (modal) semata tidaklah cukup tanpadibarengi oleh persiapan sosial yang memadaisebelum bergulirnya sumberdaya modal.

Model sinergisitas stakeholders inididasarkan pada asumsi bahwa tidak ada satupihakpun yang sanggup secara sendirianmenjalankan fungsi yang sangat kompleks dalamupaya pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budayamasyarakat, khususnya masyarakat miskin. Modelini juga sangat relevan dengan tuntutan global bagiperusahaan (korporasi) untuk menjalankan GoodCorporate Governance (GCG), dengan melibatkanberbagai stakeholder. Bila perusahaan sungguh-sungguh bersedia menyisihkan sebagiankeuntungannya (1-5%) saja dari labanya, makasangat mungkin untuk menghimpun dana programCSR. Pemerintah juga memiliki kelebihan dalampenghantaran finansial dan membuat regulasiterkait dengan implementasi CSR. Sementara itu,Perguruan Tinggi/Civil Society/LSM memilikikelebihan dalam melakukan persiapan sosial. Agarkolaborasi tersebut dapat berjalan efektif danefisien, dalam relasi antar stakeholders denganmasyarakat, harus didasari dengan elemen socialcapital yaitu trust. Dalam kondisi masyarakatyang miskin, mempersiapkan masyarakat sebelumpenghantaran sumber daya modal (finansial)adalah bagian dari proses pemberdayaan(empowering). Dalam konteks seperti ini, Modelsinergisitas stakeholders menjadi satu alternatifsolusi bagi pemberdayaan masyarakat miskin diProvinsi Aceh.

Konsumsi energi dapat memiliki dampakpenting terhadap lingkungan hidup. Menekandampak negatif dari kegiatan manusia terhadaplingkungan hidup – termasuk penggunaan energi –merupakan prioritas global. Eksploitasisumberdaya alam yang tidak mengindahkankemampuan dan daya dukung lingkungan akanmengakibat-kan merosotnya kualitas lingkungan.Hubungan manusia dengan lingkungan hidupnyaadalah sirkuler, berarti jika terjadi perubahan padalingkungan hidupnya dan meningkatkan risikobencana maka manusia akan terpengaruh.Penetapan ekoregion memiliki perencanaan dalamperlindungan dan pengelolaan lingkungan hidupyang dapat menjamin perlindungan terhadap haksetiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup

yang baik dan sehat serta perlindungan terhadapkeseluruhan ekosistem.

Propinsi Aceh memiliki sumber energibatu bara potensial yang tersebar di beberapadaerah seperti Meulaboh, Aceh Barat, Singkil, danNagan Raya. Sektor pertambangan merupakansektor terpenting di Propinsi Aceh mengingatperanan sektor tersebut dalam pembentukanPDRB yang mencapai 30,95% (BKPM Aceh,2012). Praktek Corporate Social Responsibility(CSR) yang selama ini dilakukan oleh perusahaanpertambangan belum menunjukkan hasil yangsignifikan, khususnya bila dikaitkan denganpemberdayaan ekonomi masyarakat malahmemicu berbagai konflik sosial ekonomi. Padasisi lain keberadaan tambang batu bara jugamenimbulkan permasalahan lingkungan hidup,termasuk erosi tanah, polusi debu, suara dan air,serta dampat terhadap keanekaragaman hayatisetempat (World Coal Institute, 2005).Model berbasis sinergisitas stakeholder danmanajemen ekoregion sebagai pendekatan yangholistic diharapkan dapat menjadi peluangpemberdayaan masyarakat sekitar tambang batubara dan menggerakkan ekonomi rakyat, sekaligussebagai salah satu upaya pemberantasankemiskinan di Provinsi Aceh.

Kajian ini difokuskan pada pembentukanmodel pemberdayaan masyarakat sekitar tambangbatu bara berbasis sinergisitas stakeholders(Pemerintah, Perguruan Tinggi/Civil Society/LSM,dan Korporat-CSR) sebagai satu alternatif solusidalam menggerakkan ekonomi rakyat,pemberantasan kemiskinan, dan sebagai suatumomentum untuk merajut kembali rasa salingpercaya (trust) dengan memanfaatkan potensimodal sosial yang ada dalam komunitasmasyarakat miskin di Provinsi Aceh. Selain itu,penelitian ini juga difokuskan pada pembentukanstrategi pengelolaan lingkungan hidup denganpendekatan manajemen ekoregion yangmerupakan upaya terpadu untuk melestarikanfungsi lingkungan hidup menjadi suatu industritambang batu bara tanpa merusak lingkungan(Green Economic). Dan Merumuskan aplikasimodel pemberdayaan masyarakat sekitar tambangbatubara berbasis sinergisitas stakeholder danmanajemen ekoregion untuk menggerakkanekonomi rakyat di Provinsi Aceh, serta

Page 5: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

4

merumuskan rekomendasi langkah dan kebijakanyang perlu ditempuh serta memberikan kontribusiterhadap pengentasan kemiskinan, mengurangipotensi konflik sosial ekonomi, dan mendorongpertumbuhan berkelanjutan.

KAJIAN PUSTAKACorporate Cocial Responsibility (CSR)

Menurut Widiyanarti (2005), pendekatanCSR hendaknya dilakukan secara holistic, artinyamenuju ke arah CSR yang lebih menekankan padakeberlanjutan pengembangan masyarakat(community development). Intinya, bagaimanadengan CSR tersebut masyarakat menjadi berdayabaik secara ekonomi, sosial, dan budaya secaraberkelanjutan (sustainability).

Kotler dan Lee (2005), bahwa polaCommunity Development (CD) merupakan bentukCSR yang saat ini banyak dipraktikkan olehperusahaan (korporasi) besar. Dalamimplemenetasi CD inilah potensi modal sosial(social capital) dapat dimanfaatkan dandidayagunakan. Riset yang dilakukan masihberkisar pada praktik CSR yang sedangberlangsung saat ini, seperti yang dilakukan Saidi(2002); Widiyanarti (2004); Nursahid (2006);Jahya (2006); dan Suprapto (2006). Temuan-temuan penelitian tersebut menunjukkan bahwamasih ada sesuatu yang harus diperbaiki dalamimplementasi CSR.

Konsep Modal Sosial (Social Capital)Ibrahim (2006) menyebutkan bahwa

hakikat modal sosial adalah hubungan sosial yangterjalin dalam kehidupan sehari-hari wargamasyarakat, pola hubungan sosial inilah yangmendasari kegiatan bersama atau kegiatan kolektifantar warga masyarakat. Elemen-elemen pokokmodal sosial tersebut antara lain adalah: (1)hubungan saling percaya (trust); (2) jaringan sosial(social networks) (3) pranata (institutions); dan (4)resiprositas (pertukaran timbal balik). (Ostrom,1993; Putnam, 1993; Fukuyama, 1995; Adams &Someswar, 1996; Grootaert, 1998; Pretty & Ward,1999; Krishna & Uphoff, 1999; Lubis, 2002;Badaruddin, 2006). Beberapa kajian yangmenggunakan konsep modal sosial (socialcapital), modal sosial merupakan salah satuprasyarat bagi keberhasilan suatu programpembangunan (Ostrom, 1993; Mackie, 1998;

Rose, 1999). Putnam (1993) dan Fukuyama (1995)menyebutkan bahwa modal social tidak terletakpada individu, tetapi pada kelompok, komunitas,bahkan pada tingkat negara (state).

Model Sinergisitas StakeholderStudi yang dilakukan Badaruddin (2006)

menemukan bahwa salah satu faktor penyebabsulitnya komunitas nelayan tradisional dannelayan buruh keluar dari perangkap kemiskinanadalah rendahnya atau tidak berkembangnyamodal sosial dalam komunitas tersebut. Haltersebut juga dikuatkan oleh Ali Wafa (2003),Salman (1999) Fukuyama (1995:26), dan Lubis(2002), Ohama (2001).

Pemerintah juga memiliki kelebihan dalampenghantaran finansial dan membuat regulasi yangterkait dengan implementasi CSR. Sementara itu,Perguruan Tinggi/Civil Society/LSM memilikikelebihan dalam hal melakukan persiapan sosial.Agar sinergisitas tersebut dapat berjalan efektifdan efisien, dalam setiap relasi antar stakeholdersdengan masyarakat dan sebaliknya, harus didasaridengan elemen-elemen social capital berupasaling percaya (trust) (Fukuyama, 1995).

Gambar 1: Model Sinergisitas Stakeholderuntuk Pemberdayaan Masyarakat

Manajemen Ekoregion untuk MeningkatkanGreen Economy

Menurut Siswanto (2005, 31) upayapelestarian terhadap masalah lingkungan hidupsangat kompleks dan memerlukan perhatian yangbersifat komperehensif dan menjaditanggungjawab pemerintah yang didukungpertisipasi masyarakat. Bethan (2008, 26-27)menegaskan aspek fundamental yang melandasi

Page 6: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

5

prinsip hukum pelestarian fungsi lingkungan hidupseperti yang telah diatur dalam Undang-UndangPerlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup(UUPPLH), yaitu AMDAL. Hasil tersebut jugadidukung oleh Munn (dalam Soemartono, 1996),Hardjasoemantri (2009, 252), Zaidun (2008, 27).

METODE PENELITIANLokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ProvinsiAceh dengan wilayah kajian di Kabupaten AcehBarat dengan penentuan lokasi sample dilakukansecara purposive berdasarkan pertimbangan bahwadaerah ini mempunyai potensi sub sektorpertambangan batu bara yang dapat menggerakkanekonomi lokal.

Teknik Pngumpulan DataPenelitian ini menggunakan pendekatan

metode survey, data primer diperoleh melaluiwawancara secara langsung dengan pendekatanpartisipatif. Penentuan responden untukwawancara ditentukan secara sengaja (purposivesampling) sebanyak 250 orang untuk setiapstakeholder yang relevan dan masing-masingdianggap mewakili pemangku kepentingan(stakeholders) pembangunan daerah, yang terdiridari kelompok Pemerintahan Daerah yaitu DPRD,Bappeda, Dinas Pertambangan, Disperindagkop,dan Camat; kelompok Pelaku Usaha yaituKadinda, Pemilik usaha, Pekerja, dan Perbankan;kelompok Masyarakat Lokal yaitu LSM,Organisasi Keagamaan dan Tokoh Masyarakatserta Media Massa.

Metode Analisis DataMetode analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakanAnalisis Statistik Deskriptif. Data diolah dandisajikan dalam bentuk distribusi frekuensi,tabulasi silang. Selain itu juga digunakan AnalisisSensivititas Atribut. untuk mengetahui atribut-atribut mana yang berperan memberikankontribusi terhadap nilai keberkelanjutansumberdaya.Serta penggunaan Metode RapidAssessment for Local Economic Development(RALED), dan Metode Participatory RuralAppraisal (PRA). Untuk mengkaji karakteristikpermasalahan dan potensi yang ada pada masing-masing stakeholder dalam program CSR.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASANPersepsi Responden terhadap DampakKehadiran Tambang Batu Bara

Semenjak adanya indsutri batubaramembawa dampak pola perkembangan pendudukdi Kabupaten Aceh Barat, berdasarkan hasilpenelitian dari 250 responden yang dijadikansampel dalam penelitian ini, selengkapnyarangkuman persepsi responden terhadapkeberadaan tambang batu bara PT. MifaBersaudara di Kabupaten Meulaboh:

Tabel 1. Rangkuman Persepsi Responden terhadapKeberadaan Perusahaan Batu Bara

Transformasi Sosial Ekonomi MasyarakatPerkembangan industri disuatu wilayah

biasanya melibatkan perubahan sosial yang cepat,dengan komunitas pertanian yang berubah menjadisuatu kota atau kehidupan industri dalam waktusingkat (Webster, 2002). Sementara itu, perubahanpada suatu wilayah tidak hanya karena faktor fisik(mobilitas, jalan dan sebagainya), tetapi jugaterkait degan aspek sosial ekonominya.

Berdasarkan hasil penelitian dari 250responden yang dijadikan sampel dalampenelitian ini, selengapnya rangkuman hasilanalisis yang dilakukan terhadap transformasisosial ekonomi masyarakat akibat keberadaantambang batu bara PT. Mifa Bersaudara diKabupaten Aceh Barat, adalah sebagai berikut:

Pola perkembangan penduduk berdasarkantanggapan responden dinyatakan sangatberdampak dengan hasil tanggapan respondensebesar 69,20 % dan diperkuat dengan hasilpenghitungan terhadap kepadatan penduduk yangbertambah 254 orang /km2.

Pola perpindahan penduduk berdasarkantanggapan responden dinyatakan sangatberdampak dengan hasil tanggapan respondensebesar 81,60% dan diperkuat dengan hasil

Page 7: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

6

penghitungan nilai pengaruh dampak industri padapola perpindahan penduduk sebesar 2,43%.

Pola perkembangan ekonomi berdasarkantanggapan responden dinyatakan sangatberdampak dengan hasil tanggapan respondensebesar 70,40 % dan diperkuat dengan hasilpenghitungan rasio beban tanggungan berjumlah7,40%.

Penyerapan tenaga kerja berdasarkantanggapan responden dinyatakan sangatberdampak dengan hasil tanggapan respondensebesar 94,80 % dan diperkuat dengan hasilpenghitungan nilai pada tingkat partisipasi kerjayang mencapai 53,4% tenaga kerja yang diambildari penduduk setempat.

Peningkatan pendapatan masyarakatdinyatakan berdampak dengan hasil respondensebesar 77,20 % dan diperkuat dengan hasilpenghitungan nilai pada pendapatan masyarakatsebesar Rp 2.500.000.

Perubahan lapangan kerja dinyatakankurang berdampak dengan hasil tanggapanresponden sebesar 62,00% dan diperkuat denganhasil penghitungan nilai pada pendapatanperkapita Rp 7.400.000/ tahun.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Nilai PengaruhDampak Keberadaan Perusahaan Batu Bara

Model Pemberdayaan Masyarakat SekitarTambang Batu BaraPeranserta PT. Mifa Bersaudara

Salah satu peranserta PT. Mifa Bersaudaradalam upaya mendukung pembangunan daerahadalah melaksanakan program CommunityDevelopment (CD). Program CD yang dilakukanmeliputi beberapa bidang, yaitu bidangpeningkatan pendapatan masyarakat sekitartambang pada bidang pertanian dan kehutanan,bidang pembinaan pendidikan dan keagamaan,bidang pembinaan sosial-budaya dan bidangpenyediaan infrastrukrur desa.

Program CD PT. Mifa Bersaudaracenderung dikelola pihak perusahaan sendiri,mulai tahap perencanaan, pelaksanaan,monitoring dan evaluasinya. Rencana programCD tahunan dikoordinasikan dengan pihakpemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat.

Konsentrasi Program PemberdayaanMasyarakat Aceh (PPMA) pada CommunityEmpowerment (Pemberdayaan Masyarakat) yangbertitik tolak dari potensi daerah, aspirasi dankebutuhan masyarakat Aceh khususnya disekitartambang. Dimasa mendatang, program PPMAakan dikoordinir pelaksanaannya melalui sebuahyayasan yang dibentuk bersama para stakeholder.

Peranserta MasyarakatPeranserta masyarakat dalam program CD

PT. Mifa Bersaudara lebih banyak dalampelaksanaan program yang dijalankan dari pihakperusahaan. Peranserta mereka pada tahapperencanaan program berupa menyampaikanusulan program baik lisan melalui petugas CDlapangan maupun secara tertulis denganmengirimkan proposal usulan program keperusahaan atau mempercayakan aspirasinyakepada pimpinan gampong/tokoh masyarakat.Tidak ada keterlibatan masyarakat dalammonitoring dan evaluasi pelaksanaan program.

Peranserta PemerintahKeterlibatan pihak pemerintah daerah

Kabupaten Aceh Barat terhadap program CD PT.Mifa Bersaudara selama ini masih terbatas padatahapan perencanaan, pelaksanaan danmonitoring program. Pada tahap perencanaan,pemerintah daerah Kabupaten Aceh Baratmengundang semua pihak swasta untukmempresentasikan rencana program CD masing-masingnya setiap akhir tahun pada MusyawarahPerencanaan Pembangunan Daerah(Musrenbangda), musyawah tersebut dihadiripihak pemerintah daerah (kabupaten, kecamatandan desa), DPRD dan pihak swasta.

Peranserta Perguruan TinggiKontribusi perguruan tinggi Universitas

Teuku Umar (UTU) dalam program CD PT. MifaBersaudara terbatas pada tahap perencanaanprogram. Peranserta pihak perguruan tinggidengan PT. Mifa Bersaudara dalam hal

Page 8: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

7

pendampingan pelaksanaan program CD,monitoring dan evaluasi program belum ada.Peran serta UTU terhadap pembangunan daerah,berupa kerjasama antara Lembaga Penelitian danPengabdian Masyarakat UTU dengan pemerintahdaerah Kabupaten Aceh Barat.

Peranserta Lembaga Swadaya MasyarakatKeterlibatan pihak Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dalam program CD PT. MifaBersaudara secara langsung tidak ada. PerananLSM selama ini lebih banyak pada pembinaanmasyarakat untuk menyadari hak­ kewajibannyadan memberikan kontrol sosial terhadappelaksanaan program-program pembangunan.Wujud pembinaan masyarakat dan kontrol sosialtersebut biasanya disampaikan melalui tulisan dimedia masa yang memungkinkan semuastakeholder mengetahuinya.

Kepada pihak pernerintah, LSMberkontribusi dalam memberikan tanggapan

terhadap Rancangan Peraturan Daerah(Ranperda). Disamping itu juga, LSMmemberikan pandangan aspek sosial-lingkungankepada DPRD mengenai program pembangunandalam penyusunan Pembentukan Tata Ruang.

Model Pemberdayaan Masyarakat SekitarTambang Batubara Berbasis SinergisitasStakeholder Dan Manajemen Ekoregion disusunsebagai salah satu inisiatif proses sinergisitaskelembagaan, dengan tujuan untuk motivasimasyarakat melalui mengadaptasikan sinergisitaskelembagaan stakeholder yang ada. (Roy, 1992dalam Kolopaking, 2002 ).

Untuk "menjembatani" perbedaan antarastakeholder, potensi konflik dapat ditransformasimenjadi potensi kooperatif yang sinergis(Kolopaking, 2002), maka diperlukan modelsebagai berikut:

Gambar 2. Model Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Tambang Batubara Berbasis SinergisitasStakeholder Dan Manajemen Ekoregion.

Page 9: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

8

8

Strategi Mensinergikan Program CD denganPembangunan Daerah

Untuk "menjembatani" perbedaan antarakedua kelembagaan pemerintah dengankelembagaan masyarakat, maka diperlukanprasyarat sebagai berikut (Kolopaking, 2002):

Pertama, dibutuhkan political-willpemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat,antara lain berupa: pengenalan dan pengakuanterhadap hak-hak masyarakat; menaruhkepercayaan bahwa identitas, budaya,kebiasaan, tata nilai lokal, dan pengetahuanlokal itu mampu mernberikan kontribusiyang positif terhadap model pengelolaanprogram CD yang produktif dan lestari; sertamemahami masyarakat sebagai manusia yangmemiliki harkat yang tinggi, dan dengandemikian patut didengar aspirasinya.

Kedua, setiap aturan formal termasuksistem insentifnya disusun denganrnengakomodasikan kebutuhan masyarakat.Ini merupakan model konkret yangmenunjukkan bahwa pemerintah daerah itupercaya kepada masyarakatnya.

Ketiga. setiap tindakan sosialisasi hukumkepada masyarakat tidak dilakukan secarakoersif, meski hukum itu sendiri padahakekatnya bersifat koersif Sosialisasihendaknya dipandang sebagai prosespembelajaran yang dialogik. Keempat, agardihasilkan organisasi pemerintahan daerah yanglebih adaptif terhadap kepentingan masyarakat,diperlukan desentralisasi penanganan masalahCD dan devolusi pembuatan keputusan daritingkat kabupaten ke desa harus diefektifkan.

Kelima, prakarsa pembangunan"jembatan komunikasi" seperti yangdituangkan dalam empat butir pertama,hendaknya datang dari pihak pemerintahdaerah Kabupaten Aceh Barat.

Dalam upaya untuk mewujudkan misipembangunan daerah Kabupaten Aceh Baratdan mengimplementasikan konseppemberdayaan masyarakat dalam rangkamensinergikan program pengembanganmasyarakat dan pembangunan daerah, makadiperlukan strategi kebijakan programpembangunan pemerintah daerah yangmencakup penguatan lembaga dan organisasi

masyarakat dan pemberdayaan masyarakat(Haeruman, 2001) dapat ditempuh melalui duahal, yaitu penguatan lembaga dan organisasimasyarakat, serta pemberdayaan masyarakat.

Tahapan Model Pemberdayaan MasyarakatSekitar Tambang Batubara BerbasisSinergisitas Stakeholder dan ManajemenEkoregion

Tahapan awal dalam model ini adalahmengkaji peran serta pihak pemerintah, swasta,masyarakat, LSM dan perguruan tinggi dalamprogram Community Development (CD) PT.Mifa Bersaudara. Pada pihak pemerintah akandikaji apakah mereka telah berupayamemaksimumkan layanan, agar interaksi setiapstakeholder dalam program CD berjalan baik.Apakah lernbaga pemerintah daerah (dinas)dapat menjalankan peran sebagai pembimbing,fasilitator, dan penyuluh teknis sehinggamemperoleh kelembagaan lokal yang kokohyang tumbuh secara alamiah dalam prosespembelajaran.

Pada pihak swasta dikaji apakah merekamenyadari tanggungjawab sosial itu merupakansuatu insentif ataukah beban. Akan dipelajarikinerja manajerial swasta, tindakannya terhadapkelestarian lingkungan, dan sikapnya terhadapmasyarakat lokal (pengakomodasian terhadaphak tradisional, penggalangan partisipasirnasyarakat, dan kemanfaatan perusahaanterhadap masyarakat lokal).

Di pihak masyarakat akan dikaji peransertamereka dalam program CD PT. Mifa Bersaudara,apakah peranserta masyarakat sudah diikutidengan kemampuan untuk itu. Bagaimanakahiklim sudah menunjang ke arah tersebut,dapatkah masyarakat merasakan peranpemerintah dalam mendukung dan memfasilitasiprogram-program partisipatif agar program-program tersebut berkembang dan berkelanjutan.

Di pihak perguruan tinggi dan LembagaSwadaya Masyarakat (LSM) akan dikajikepedulian kedua lernbaga tersebut terhadapmasalah pemberdayaan masyarakat. Fungsiobyektif lembaga ini adalah memaksimumkanlayanan akomodatif, korektif, dan suportif agarinteraksi stakeholder berjalan baik.

Page 10: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

9

Langkah kedua dalam model ini adalahmenentukan faktor-faktor apa saja yangberpengaruh terhadap terjalinnya networkingantara stakeholder mempengaruhi keberhasilanprogram CD. Sehingga dapat memberikanmasukan dalam menentukan strategipembangunan networking dalam program CD.Adapun faktor-faktor yang dikaji tersebut antaralain faktor hukum, politik, kelembagaan, ekonomidan sosial-budaya.

Dalam tahap pengembangan kapasitasstakeholder adalah bagaimana rnengembangkankapasitas masing-masing stakeholderberkenaan dengan dukungan kebijakan,kelembagaan, dana, sumberdaya, teknis,sistem monitoring dan evaluasi, Masing-masing stakeholder dilihat potensi danpermasalahannya untuk berkolaborasi secaraefektif dan efisien.

Program CD sebagai program bersamaakan dikaji apakah masing-masingstakeholder mempunyai tata nilai atau kebiasaanyang mendukung tindakan kooperasi. Sehinggaakan dikaji juga apakah pihak pemerintah,swasta, dan masyarakat lokal siap untukberdialog dan berkolaborasi.

Gambar 3. Tahapan Model PemberdayaanMasyarakat Sekitar Tambang BatubaraBerbasis Sinergisitas Stakeholder danManajemen Ekoregion

Langkah ketiga dari model ini adalahmengetahui pandangan dari masing-masingstakeholder terhadap program CD. Pemahamanstakeholder terhadap program CD akanmempengaruhi apresiasi dan keterlibatan merekadalam program. Pandangan yang keliru mengenaiperanan stakeholder dalam program CD dapatmenyebabkan tidak jelasnya tanggungjawab darimasing-masing yang terlibat. Kesamaanpandangan dan kepentingan semua pihak terkaitmerupakan dasar kolaborasi stakeholder dalamprogram CD. Kerangka pemikiran dalammenerapkan manajemen kolaborasi dalarnprogram CD PT. Mifa Bersaudara ditunjukkanpada Gambar 3.

Pelaksanaan program-programpartisipatif tersebut dapat sustain dansurvive apabila didukung dengan kebijakanmakro yang mampu "memahami" program-program tersebut dan secara institusional mampumemberikan "insentif' dalam pelaksanaannya.Secara komprehensif, proses implementasiprogram pengembangan masyarakat perludidekati dengan "rnensinergikan" pendekatan"bottom up" (beragam program mikro) dan "lopdown" (kebijakan makro) (Tenny, 2002).

Program CD harus dapat menciptakan"keseimbangan dinamis" dan "dialektis" antarapendekatan "bottom up" dan "top down". Untukitu, strategi pengembangan dan perankelembagaan perlu didekati dengan upaya-upaya"comminity based development" (yang bersifat"bottom up") dan pengembangan proses-proseskebijakan di tingkat pemerintah KabupatenAceh Barat yang mampu mendukung danmemfasilitasi community based development(CBO) tersebut (Tenny, 2002).

Rancangan Program

Rancangan Program Pemberdayaan Masyarakat

Rancangan program pemberdayaanmasyarakat dilakukan dengan kegiatanpendampingan, melalui beberapa upaya yangdiantaranya adalah (Kaswinto, 1999):

Pembentukan dan Pengorganisasian SistemKelembagaan. Kegiatan ini diawali denganpembentukan kelompok-kelompok dampinganoleh pihak pemerintah desa. Melalui mekanisme

Page 11: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

10

kelompok akan dibangun konsensus­ konsensusatau komitmen bersama untuk menyelesaikanpersoalan komunitas.

Meningkatkan Kuatitas SumberdayaManusia, dilakukan melalui kegiatan­ kegiatanpelatihan, belajar bersama, diskusi kelompok,diklat, magang, studi banding, seminar, dansebagainya. Hal tersebut dapat dilakukan olehpihak pemerintah Kecamatan dan instansi terkaitlainnya yang dapat juga bekeIjasama denganpihak PT.Mifa Bersaudara dan perguruan tinggi.

Menciptakan dan Mengembangkan UsahaProduktif. Jenis kegiatannya, bisamengembangkan usaha produktif yang sudahada, atau membuka bidang usaha baru. Penguatanrnasyarakat melalui pendekatan ekonomi akandapat meningkatkan motivasi anggota dalamberkelompok karena sebagian kepentinganmereka dapat terpenuhi.

Mengembangkan Sistem InformasiMasyarakat. Sistem infonnasi yangdikembangkan akan menjadikan masyarakatmampu mengakses informasi ke dunia luar.Kekuatan masyarakat dalam mengaksesinformasi, dapat mempengaruhi seluruhaktifitas mereka yang pada akhimya akanbermuara pada sustainable tidaknyakomunitas mereka.

Pemberdayaan masyarakat harusdimulai dari rumah tangga yang mencakupaspek sosial, politik, dan psikologis.Pernberdayaan sosial adalah usahamemperoleh akses informasi, pengetahuan,keterampilan, partisipasi dalarn organisasisosial, dan sumber keuangan. Pemberdayaanpolitik adalah usaha untuk memiliki aksesdalarn proses pengambilan keputusan publikyang mempengaruhi masa depan mereka.Pemberdayaan psikologis adalah usahabagaimana membangun kepercayaan diri bagirumah tangga yang Jemah (Wiranto, 2001).

Pemberdayaan Bidang Ekonomi

Dalarn rangka membangunperekonomian masyarakat yang kuat,efisien, dan modem, terdapat lima agendapermasalahan yang harus diupayakanpemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat,yaitu: Pertama, mengoptimalkan peran

pemerintah dalam membangun sektor usahadan mekanisme pasar yang efisien. Kedua,meningkatkan posisi tawar masyarakat dalammerespon pasar. Ketiga, meningkatkan dayabeli masyarakat dan melancarkan pemasaranoutput secara efisien. Keempat, meningkatkanakses usaha. masyarakat ke input produksi(modal, teknologi, lahan, tenaga kerja).Kelima, menciptakan keterkaitan usaha besardengan usaha masyarakat secara sinergis dansetara.

Pemberdayaan Bidang Sosial dan Politik

Pemberdayaan masyarakat di bidangsosial dan politik perlu dilakukan olehpemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat.Pemberdayaan pada kedua bidang ini mencakuplima program yaitu: (i) peningkatan aksesdalam pelayanan sosial dasar, kemampuankeswadayaan masyarakat, dan penyelarasanbudaya produktif, (ii) pelibatan masyarakatdalam pengambilan keputusan kebijakanpublik serta dalam mengontrol pelaksanaanpembangunan, (iii) pengoptimalan peranpemerintah daerah dalam melaksanakan fungsipelayanan dan peningkatan partisipasimasyarakat, dan (iv) pembagian peran dantanggungjawab antara pemerintah, swadayamasyarakat dan dunia usaha.

Program Pengembangan KelembagaanEkonomi Masyarakat

Suatu keterkaitan programpengembangan perkonornian daerah yangefisien hanya dapat terjadi apabila terdapatkerangka kelembagaan untuk mendukungnya.Kerangka kelembagaan mampu mendukungadalah suatu kelembagaan kemitraan(kolaborasi) antara wakil-wakil dari pemerintah,swasta, dan kelompok masyarakat. Dalam halini, prakarsa dari pihak swasta diharapkandapat berperan sebagai penggerak dalammengidentifikasi dan melaksanakan segenapkegiatan dalam kelembagaan kemitraan yangdibentuk (Sutrisno, Fauzi dan Hariyadi, 2001).

Untuk itu, dalam upayamengembangkan networking dalam programpengembangan ekonomi masyarakat, terdapatempat lembaga ekonomi lokal yang erat kaitannyadengan pengembangan ekonomi lokal yang harus

Page 12: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

11

dikembangkan oleh pemerintah daerah KabupatenAceh Barat, yaitu lembaga usaha produksi,lembaga distribusi pemasaran, lembagausaha/keuangan, dan lembaga keswadayaanmasyarakat.

Kelembagaan Lobi dalam PengembanganEkonomi Masyarakat

Untuk mengimplementasikan CommunityBased Development yang berhubungan dalamsuatu "keseimbangan dinarnis" dengan LocalGovernment Policies dalam program CSR, makaperlu dibentuk lembaga kemitraan di setiaptingkatan pemerintahan. Lembaga ini tidak. sajaberfungsi sebagai "catalist" antara pemerintahpemerintah Kabupaten Aceh Barat danmasyarakatnya.

Rancangan Program Kebijakan PembangunanDaerah dalam Peningkatan Kapasitas LembagaEkonomi dan Sosial Masyarakat

Dalam upaya membangun networkingdiantara berbagai stakeholder dalam programCSR yang bersinergis dengan programpembangunan daerah, khususnya di bidangekonomi, maka perlu dibuat strategi kebijakanprogram pembangunan daerah untuk penguatanlembaga dan organisasi masyarakat. Hal tersebutdiupayakan dengan mendukung pembentukanlembaga kemitraan antar stakeholder danmemperkuat lembaga perkoperasian.

Lembaga kemitraan ini juga dapatmenjadi dasar dari mengembangkan networkingekonomi yang efisien yang menghubungkanantara produsen, pemasok, pedagang, dan pembelidi daerah pedesaan dan perkotaan di seluruhdaerah tersebut, bahkan di luar daerah yangbersangkutan

SIMPULAN

Peran serta PT. Mifa Bersaudara dalamupaya mengembangangkan masyarakat danmendukung pembangunan di Kabupaten AcehBarat adalah melaksanakan Program CommunityDevelopment (CD). Keterlibatan pihakpemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat dalamprogram CD PT. Mifa Bersaudara adalah padatahap perencanaan program CD, pelaksanaan

program dan monitoring program. Peran sertamasyarakat pada program CD PT. MifaBersaudara lebih banyak pada pelaksanaanprogram. Peran serta universitas terbatas padaperencanaan program CD. Sedangkan peransertaLSM dalam program CD. PT. Mifa Bersaudarabelum ada.

Dalam penyelenggaraan program CD,selama ini PT. Mifa Bersaudara cenderungbekerjasama secara langsung dengan pihakmasyarakat tanpa melibatkan stakeholderlainnya. Pola kerjasama lebih bersifat searah, danpemerintah daerah Kabupaten Aceh Barat dalampenyelenggaraan program CD masih kurang.Belun ada kelembagaan yang menjembatanihubungan keduanya, sehingga keterkaitanprogram CD PT. Mifa Bersaudara dan programpembangunan daerah relative kecil.

Secara umum, rnasing-rnasing pihakterkait rnernandang penting kolaborasistakeholder dalam penyelenggaraan programCD. PT. Mifa Bersaudara. Kolaborasistakeholder diperlukan untuk dapat menutup gapyang timbul dalam hal tenaga, expertise, dana,dan lain sebagainya yang diperlukan dalampelaksanaan program.

Untuk mendukuug kolaborasi diantarastakeholder. pernerintah daerah Kabupaten AcehBarat herus berupaya rnemaksimalkan layanan.

SARAN

Networking colaboratif dalam pelaksana-an program CD menuntut perubahan paradigmapihak pemerintah daerah Kabupaten Aceh Baratdalam hal sikap dan orientasinya. Perubahantersebut menyangkut peran pemerintah daerahyang semula berperan majemuk(mendistribusikan SDA, merencanakan,menentukan regulasi dan mengawasinya)menjadi lembaga yang memberikan dukungan(fasilitas). Dengan kata lain, pemerintah daerahsemula menjadi "pengusa tunggal" sekarangmenjadi "pelayan".

Begitu juga dengan perubahan sikapmenghadapi masyarakat. Masyarakat harusdihadapi sebagai pelaku yang memilikikedudukan sederajat dengan pemerintah daerah.Sikap ini dituntut dalam setiap pembuatankeputusan, yang semula bersifat unilateral dari

Page 13: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

12

arab pemerintah saja, kini barus bersifatpartisipatif Penentuan kebijakan dan reneanapembangunan daerah secara partisipatif tidakselalu cukup dengan hanya melibatkan DPRD.Pada realitanya, DPRD tidak selalu dapatmerepresentasikan aspirasi masyarakat secarakeseluruhan. Oleh sebab itu, mesti adamekanisme yang diatur pihak pemerintah daerahuntuk. memastikan bahwa kebutuhan dankeinginan masyarakat terakomodir dalam setiapprogram pembangunan.

DAFTAR PUSTAKA

Adams and Someshwar. 1996. Social Capital andDevelopment: Implications for policy andProgram. Paper. Tidak diterbitkan.

Badaruddin. 2003. Modal Sosial dan ReduksiKemiskinan Nelayan di Propinsi SumateraUtara. Penelitian Hibah Bersaing PerguruanTinggi. Dikti. Tidak diterbitkan.

Baiquni, M. dan Susilawardani. 2002.Pembangunan yang Tidak Berkelanjutan:Refleksi Kritis Pembangunan Indonesia.Yogyakarta: ideas dan Trans Media GlobalWacana.

Briggs, John, and Mwamfupe, Davis. (2000)Peri-Urban Development in an Em ofStructural Adjustment in Africa : The City ofDar es Salaam, Tanzania. Urhan Studies,Vol.37, No.4, 797-809.

Brook, Robert,. Davila, Julio. (2000), ThePeri-urban Interface. A Tale of Two Citiesarc.cs.odu, edu :8080/dp9/ getrecord/ oai_dc/eprints.ucl.ac. uk. 0 AI21oai: eprints.ucl.ac. uk .OAI2:40 - 6k -

Browder, John 0. and Bohland, James R.(1990) Patterns of Development on TheMetropolitan Fringe. Journal of the AmericanPlanning Association; Summer 95, Vol.61 Issue 3, p3 !O, 18p, 3 charts.

Coleman, James S. 1988. Foundations of SocialTheory. Cambridge: Harvad University Press.

Dasgupta, Partha dan Ismail Serageldin (ed.).1999. Social Capital: A MultifacetedPerspective. Washington: The World Bank.

Fukuyama, Francis. 1995. Trust: The SocialVirtues and The Creation of Prosperity. NewYork: The Free Press.

Kotler, Philip dan Nancy Lee. 2005. CorporateSocial Responsibility: Doing the Most Goodfor Your Company and Your Cause. NewJersey: John Wiley & Sons, Inc.

Kolopaking, Lala. 2002. Modul KuliahPengembanganMasyarakat dan KelembagaanPembangunan. Program MagisterManajemen Pembangunan Daerah Triwulan I.Pekanbaru, Riau.

Krishna, Anirudh & Norman Uphoff. 1999.Mapping and Measuring Social Capital: AConceptual and Empirical Study of CollectiveAction for Conserving and DevelopingWatersheds in Rajashtan, India. SocialCapital Initiative Working Paper. No. 13.World Bank.

laquinta, David L., Drescher Axel W.(2000), Defining Periurban: UnderstandingRural-Urban linkages and Their Connectionto Institutional Contexts, presented at theTenth World Congress, IRSA, Rio, August1, 2000.

Mackie, Jamie, 1998. ”Business Success AmongSoutheast Asian Chinese: The Role of Culture,Values, and Social Structures.

Ohama, Yutaka. 2001. “Conseptual Framework ofParticipatory Local Social Development(PLSD). Modul dalam training on PSLD.Theories and Practices. Nagoya: JICA.

Pretty, Jules dan Hugh Ward. 1999. Social Capitaland The Environtment. Paper Submitted toWorld Bank.

Pusat Sumber Daya Geologi, 2006.http://www.tekmira.esdm.go.id/data/files/Batubara%20Indonesia.pdf.

Puslitbang Teknologi Mineral dan Batu Bara(TekMIRA), 2006. Konsumsi Batu BaraMenurut Jenis Industri di Indonesia.http://www.tekmira.esdm.go.id/data/files/Batubara%20Indonesia.pdf

Rose, Richard. 1999. “Getting Things Done in anAntomodern Society: Social Capital Networksin Rusia”. Dalam Partha Dasgupta dan Ismail

Page 14: 1 PEMBERDAYAAN MASYARAKAT TAMBANG BATUBARA ......Kata Kunci: Model Pemberdayaan Masyarakat,Tambang Batubara, Sinergisitas, Stakeholder, Manajemen Ekoregion. 1 Hasil penelitian PENPRINAS

13

Salman, Darmawan; Laude Sufri; Amin DaudAidir; dan Mappinawang. 1999. Kreasi ModalSosial Melalui Aksi Kolaborasi DalamReduksi Kemiskinan. Makalah Seminar danLokakkarya. Makassar: Kerjasama LP3M, FEUnhas dan Oxfarm Jakarta.

Semendawai, A.H. 2005. Tanggung Jawab PidanaKorporasi Dalam RUU KUHP, ELSAM.Jakarta.

Serageldin (ed.). Social Capital: A MultifacetedPerspective. Washington: The World Bank.

Suprapto, Siti Adiprigandari Adiwoso. 2006. PolaTanggung Jawab Sosial Perusahaan Lokal diJakarta. Dalam Jurnal Filantropi danMasyarakat Madani GALANG. Vol. 1. No. 2.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentangPerlindungan dan Pengelolaan LingkunganHidup (UUPPLH) beserta peraturanpelaksanaannya.

Undang-Undang No. 4 Tahun 2009 tentangPertambangan Mineral dan Batubara(UUPMB) beserta peraturan pelaksanaannya.

Webster, Douglas. (2002), On the Edge:Shaping the Future of Peri-urban East Asia,Working paper.

World Coal Institute, 2005. Sumber Daya BatuBara, Tinjauan Lengkap Mengenai BatuBara. www.worldcoal.org.