kajian zonasi daerah potensi batubara untuk tambang dalam

7
PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 ZONASI BATUBARA - KALSEL KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH O l e h : Ssiti Sumilah Rita SS Subdit Batubara, DIM S A R I Eksploitasi batubara di Indonesia saat ini hampir seluruhnya dilakukan dengan menggunakan metoda tambang terbuka, suatu saat dengan berkurangnya cadangan batubara yang bisa dieksploitasi dengan tambang terbuka sementara kebutuhan akan energi terus meningkat, akan menuntut eksploitasi sumber daya batubara di bawah permukaan yang hanya bisa diekstraksi dengan menggunakan metoda tambang dalam. Kajian ini merupakan study awal dalam perencanaan pemilihan daerah berpotensi untuk pengembangan batubara tambang dalam di Propinsi Kalimantan Selatan di masa yang akan datang. Secara umum kajian bertujuan untuk menginventaris besarnya sumberdaya serta kualitas batubara di daerah pengandung batubara pada kedalaman > 100 meter Pembuatan zonasi tambang dalam di propinsi Kalimantan Selatan melibatkan data permukaan dan atau bawah permukaan serta mengacu pada 3 parameter geologi yaitu ketebalan, kemiringan dan kualitas lapisan batubara. Ketiga parameter dasar tersebut, dalam kajian ini dianggap paling berpengaruh dalam menentukan keekonomisan batubara untuk ditambang dengan menggunakan teknik tambang dalam. Berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan, wilayah kajian dibagi kedalam 6 blok utama, yaitu: blok Tanjung, Amuntai, Rantau, Banjarbaru, Sebamban-Pularan dan Satui-Kintap. Dari keenam blok tersebut, telah berhasil direkonstruksi sebanyak 44 zonasi batubara di kedalaman 100-500m dengan 30 zona diantaranya dianggap cukup berpotensi untuk dilakukan penambangan dengan metoda tambang dalam. Sumberdaya hipotetik di zona berpotensi untuk tambang dalam yang berhasil dikalkulasi dalam kajian ini diperkirakan sebesar 398.925, 580 x 10 3 ton. Sedangkan sumberdaya hipotetik di semua zona di kedalaman 100-300m yang berhasil dikalkulasi dalam kajian ini diperkirakan sebesar 1.058.530,845 x10 3 ton 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Batubara adalah salah satu sumberdaya energi yang cukup melimpah terdapat di Indonesia. Saat ini, batubara di Indonesia bukan hanya merupakan komoditi ekspor penghasil devisa negara tetapi juga mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi pengganti minyak dan gas bumi. Di masa yang akan datang, dengan harga yang relatif lebih murah serta keberadaannya yang melimpah diperkirakan pemakaian batubara di dalam negeri akan terus meningkat, terutama dengan semakin menyusutnya cadangan minyak dan gas bumi yang dimiliki Indonesia. Eksploitasi batubara di Indonesia saat ini hampir seluruhnya dilakukan dengan menggunakan metoda tambang terbuka (open cut mining), suatu saat dengan berkurangnya cadangan batubara yang bisa dieksploitasi dengan tambang terbuka sementara konsumsi energi terus meningkat, akan menuntut eksploitasi sumber daya batubara di bawah permukaan yang hanya bisa diekstraksi dengan menggunakan metoda tambang dalam. Hal lain yang mendukung pengoperasian batubara tambang dalam, adalah kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan yang terus meningkat. Metoda tambang terbuka yang walaupun memiliki banyak keuntungan, diyakini lebih berdampak negatif terhadap lingkungan, dibandingkan metoda tambang dalam. Karenanya, produksi batubara tambang dalam di masa yang akan datang menjadi salah satu program yang pantas dipertimbangkan untuk dikembangkan, bukan hanya karena memiliki dampak negatif yang lebih kecil terhadap lingkungan tetapi juga karena memungkinkan pemanfaatan potensi sumberdaya batubara pada kedalaman lebih besar dari 100 meter sebagai cadangan sumber energi nasional. 1.2. Tujuan Kegiatan Kajian ini merupakan study awal dalam perencanaan pemilihan daerah berpotensi untuk pengembangan batubara tambang dalam di masa yang akan datang. Secara umum kajian bertujuan untuk menginventaris besarnya sumberdaya serta karakteristik batubara di daerah pengandung batubara pada kedalaman > 100 meter. 1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan Kajian zonasi potensi tambang dalam dilakukan di propinsi Kalimantan Selatan sebagai daerah kedua penghasil batubara terbesar di Indonesia (Gambar 1). Daerah kajian dibatasi oleh garis lintang 3 o di arah Selatan dengan batas propinsi di arah utara.

Upload: vohuong

Post on 12-Jan-2017

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kajian Zonasi Daerah Potensi Batubara Untuk Tambang Dalam

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 ZONASI BATUBARA - KALSEL

KAJIAN ZONASI DAERAH POTENSI BATUBARA UNTUK TAMBANG DALAM PROVINSI KALIMANTAN SELATAN BAGIAN TENGAH

O l e h : Ssiti Sumilah Rita SS Subdit Batubara, DIM

S A R I

Eksploitasi batubara di Indonesia saat ini hampir seluruhnya dilakukan dengan menggunakan metoda tambang terbuka, suatu saat dengan berkurangnya cadangan batubara yang bisa dieksploitasi dengan tambang terbuka sementara kebutuhan akan energi terus meningkat, akan menuntut eksploitasi sumber daya batubara di bawah permukaan yang hanya bisa diekstraksi dengan menggunakan metoda tambang dalam.

Kajian ini merupakan study awal dalam perencanaan pemilihan daerah berpotensi untuk pengembangan batubara tambang dalam di Propinsi Kalimantan Selatan di masa yang akan datang. Secara umum kajian bertujuan untuk menginventaris besarnya sumberdaya serta kualitas batubara di daerah pengandung batubara pada kedalaman > 100 meter

Pembuatan zonasi tambang dalam di propinsi Kalimantan Selatan melibatkan data permukaan dan atau bawah permukaan serta mengacu pada 3 parameter geologi yaitu ketebalan, kemiringan dan kualitas lapisan batubara. Ketiga parameter dasar tersebut, dalam kajian ini dianggap paling berpengaruh dalam menentukan keekonomisan batubara untuk ditambang dengan menggunakan teknik tambang dalam.

Berdasarkan data-data yang berhasil dikumpulkan, wilayah kajian dibagi kedalam 6 blok utama, yaitu: blok Tanjung, Amuntai, Rantau, Banjarbaru, Sebamban-Pularan dan Satui-Kintap. Dari keenam blok tersebut, telah berhasil direkonstruksi sebanyak 44 zonasi batubara di kedalaman 100-500m dengan 30 zona diantaranya dianggap cukup berpotensi untuk dilakukan penambangan dengan metoda tambang dalam.

Sumberdaya hipotetik di zona berpotensi untuk tambang dalam yang berhasil dikalkulasi dalam kajian ini diperkirakan sebesar 398.925, 580 x 103 ton. Sedangkan sumberdaya hipotetik di semua zona di kedalaman 100-300m yang berhasil dikalkulasi dalam kajian ini diperkirakan sebesar 1.058.530,845 x103 ton

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Batubara adalah salah satu sumberdaya energi yang cukup melimpah terdapat di Indonesia. Saat ini, batubara di Indonesia bukan hanya merupakan komoditi ekspor penghasil devisa negara tetapi juga mulai dimanfaatkan sebagai sumber energi pengganti minyak dan gas bumi. Di masa yang akan datang, dengan harga yang relatif lebih murah serta keberadaannya yang melimpah diperkirakan pemakaian batubara di dalam negeri akan terus meningkat, terutama dengan semakin menyusutnya cadangan minyak dan gas bumi yang dimiliki Indonesia.

Eksploitasi batubara di Indonesia saat ini hampir seluruhnya dilakukan dengan menggunakan metoda tambang terbuka (open cut mining), suatu saat dengan berkurangnya cadangan batubara yang bisa dieksploitasi dengan tambang terbuka sementara konsumsi energi terus meningkat, akan menuntut eksploitasi sumber daya batubara di bawah permukaan yang hanya bisa diekstraksi dengan menggunakan metoda tambang dalam.

Hal lain yang mendukung pengoperasian batubara tambang dalam, adalah kesadaran masyarakat terhadap masalah lingkungan yang terus meningkat.

Metoda tambang terbuka yang walaupun memiliki banyak keuntungan, diyakini lebih berdampak negatif terhadap lingkungan, dibandingkan metoda tambang dalam. Karenanya, produksi batubara tambang dalam di masa yang akan datang menjadi salah satu program yang pantas dipertimbangkan untuk dikembangkan, bukan hanya karena memiliki dampak negatif yang lebih kecil terhadap lingkungan tetapi juga karena memungkinkan pemanfaatan potensi sumberdaya batubara pada kedalaman lebih besar dari 100 meter sebagai cadangan sumber energi nasional. 1.2. Tujuan Kegiatan

Kajian ini merupakan study awal dalam perencanaan pemilihan daerah berpotensi untuk pengembangan batubara tambang dalam di masa yang akan datang. Secara umum kajian bertujuan untuk menginventaris besarnya sumberdaya serta karakteristik batubara di daerah pengandung batubara pada kedalaman > 100 meter. 1.3. Lokasi Daerah Penyelidikan

Kajian zonasi potensi tambang dalam dilakukan di propinsi Kalimantan Selatan sebagai daerah kedua penghasil batubara terbesar di Indonesia (Gambar 1). Daerah kajian dibatasi oleh garis lintang 3o di arah Selatan dengan batas propinsi di arah utara.

Page 2: Kajian Zonasi Daerah Potensi Batubara Untuk Tambang Dalam

Gambar 1. Daerah Penyelidikan

2. Metoda dan Sistematika Pekerjaan

Metoda yang digunakan dalam kajian batubara tambang dalam berupa studi literatur, dengan melakukan proses inventarisasi serta evaluasi data sekunder yang berasal dari laporan-laporan baik dari instansi terkait, laporan PKP2B maupun dari dinas pertambangan daerah setempat

Secara umum, lingkup pekerjaan dalam kajian ini dapat dibagi kedalam 3 bagian utama, yaitu:

1. Pengelompokan/pengkelasan wilayah dengan potensi sumberdaya batubara di propinsi Kalimantan Selatan, yang berdasarkan parameter yang telah ditentukan, dianggap berpotensi untuk ditambang dengan menggunakan teknik tambang dalam.

2. Pembuatan peta zonasi potensi batubara untuk tambang dalam

3. Penghitungan besarnya sumberdaya hipotetik batubara di kedalaman >100m

Sedangkan secara lebih terinci, sistematika pekerjaan dalam kajian ini adalah:

1. Studi literatur yang juga meliputi inventarisasi data sekunder .

2. Evaluasi data sekunder

3. Uji petik lapangan untuk data-data penting yang tidak tersedia serta membutuhkan inventarisasi langsung dari wilayah terpilih

4. Pengelompokan lapisan batubara terpilih 5. Pembuatan penampang geologi yang dilalui

oleh sebaran lapisan batubara terpilih 6. Penentuan zonasi daerah potensi batubara

tambang dalam pada peta geologi. 7. Evaluasi akhir, pembuatan laporan

2.1. Parameter pembuatan zonasi

Pembuatan zonasi tambang dalam melibatkan data singkapan batubara permukaan dan atau bawah permukaan dan dibuat mengacu pada 3 parameter yaitu:

• Kedalaman lapisan Dalam kajian ini karena terbatasnya data pemboran dalam, zonasi sebagian besar dibuat dari kedalaman 100m hingga kedalaman 300m atau maksimal hingga 500m.

• Ketebalan lapisan Karena kajian bersifat regional pada peta berskala kecil dan dengan mempertimbangkan karakteristik formasi

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 ZONASI BATUBARA - KALSEL

Page 3: Kajian Zonasi Daerah Potensi Batubara Untuk Tambang Dalam

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 ZONASI BATUBARA - KALSEL

pembawa batubara di daerah kajian, yaitu formasi Tanjung (dengan ketebalan batubara rata-rata 2m) dan formasi Warukin (dengan ketebalan rata-rata lapisan batubara >2m), untuk memudahkan penzonaan, pembagian zonasi berdasarkan ketebalan dibuat dengan mengacu pada dua kriteria yaitu zona dengan ketebalan rata-rata lapisan batubara >2m dan zona dengan ketebalan rata-rata lapisan batubara <2m.

• Kualitas Pembagian zona berdasarkan kualitas batubara, dibuat dengan mengacu pada klassifikasi yang dibuat oleh Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral. Dalam kajian ini berdasarkan kualitasnya, penzonaan potensi batubara tambang dalam dibagi kedalam dua kategori yaitu zona potensi batubara dengan kalori >6100 (high class) dan zona potensi batubara dengan kalori <6100 (low-medium class).

2.2. Parameter penentuan zonasi potensial

Sedangkan dalam menentukan zona berpotensi, penilaian dibuat mengacu pada 3 parameter geologi dasar yaitu ketebalan, kemiringan dan kualitas lapisan batubara.

• Ketebalan batubara yang dianggap paling ekonomis untuk ditambang dengan teknik tambang dalam adalah 2-4m. Batubara

dengan ketebalan >4m dianggap lebih beresiko untuk ditambang dengan teknik tambang dalam. Tetapi kemajuan teknologi saat ini telah memungkinkan penambangan dengan teknik tambang dalam untuk batubara dengan ketebalan hingga 7m. Dalam kajian ini ditentukan bahwa zona yang dianggap berpotensi memiliki ketebalan 2-7m. Batubara kurang dari 2m jelas kurang menguntungkan untuk ditambang dengan metoda tambang dalam, sedangkan batubara dengan ketebalan >7m beresiko tinggi dan kemungkinan membutuhkan biaya investasi yang lebih besar, sehingga kemungkinan juga kurang menguntungkan.

• Kemiringan lapisan batubara yang dianggap ideal untuk tambang dalam adalah 10-15o, tetapi seperti halnya ketebalan, kemajuan teknologi saat ini telah memungkinkan batubara dengan kemiringan curam (< 35o) untuk ditambang dengan metoda tambang dalam. Oleh karena itu dalam kajian ini ditentukan bahwa zona yang dianggap berpotensi memiliki kemiringan < 35o.

• Kualitas sudah barang tentu menentukan keekonomisan suatu lapisan batubara untuk ditambang dengan teknik tambang dalam. Dalam hal ini ditentukan bahwa zona yang lebih berpotensi adalah zona yang memiliki batubara dengan kualitas tinggi (high class) yaitu batubara dengan kalori > 6100.

Secara garis besar, kriteria zona potensial disarikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Kriteria Zona Potensial untuk tambang dalam di propinsi Kalimantan Selatan

Zona Potensial

Ketebalan >2m Kemiringan <35 Kualitas >6100

4. GEOLOGI REGIONAL

Wilayah kajian sebagian besar termasuk ke dalam sub cekungan Barito bagianUtara dan sub cekungan Asam-asam. Wilayah kajian meliputi 4 (empat) lembar Peta Geologi, yaitu Lembar Buntok, Balikpapan, Amuntai dan Sampanahan.

Sejarah pengendapan di cekungan Barito dimulai dengan pengisian batuan sedimen Tersier setebal + 6000 meter yang telah mengalami mega siklus transgresi dari Eosen sampai Oligosen-Miosen dan regresi dari Miosen sampai Pliosen. Akibat dari terangkatnya pengunungan Meratus sekitar Miosen tengah, maka cekungan Barito tersisolasi dari laut bagian Timur yang menyebabkan terjadinya endapan-endapan sediment klastik dan batubara yang sangat

tebal dengan sumber sedimentasi dari barat. Batuan dasar dari dari cekungan Barito adalah batuan Pra Tersier yang termasuk dalam satuan batuan volkanik Kasale yang dikorelasikan dengan formasi Haruyan yang berumur Kapur atas, dimana di atasnya diendapkan secara tidak selaras formasi Tanjung berumur Eosen yang kemudian diendapkan secara selaras formasi Berai yang berumur Oligo-Miosen dan diatasnya kemudian diendapkan formasi Warukin yang berumur Miosen.

Batubara di cekungan Barito ditemukan pada formasi Tanjung yang berumur Eosen dan formasi Warukin yang berumur Miosen. Ketebalan batubara Eosen bervariasi dari 2 hingga 4 meter sedangkan batubara miosen ditemukan sangat tebal, beberapa bahkan hingga lebih dari 30 meter.

Page 4: Kajian Zonasi Daerah Potensi Batubara Untuk Tambang Dalam

Gambar 2. Stratigrafi Cekungan Barito

4. Hasil Kajian

Berdasarkan parameter serta kriteria yang

telah ditentukan dalam kajian ini penzonaan telah berhasil dikerjakan pada sebagian besar wilayah penghasil batubara di Kalimantan Selatan, yang dibagi kedalam 6 Blok utama (gambar 3), yaitu:

Blok Tanjung Blok Amuntai Blok Rantau Blok Banjarbaru Blok Sebamban-Pularan Blok Satui-Kintap

Informasi zonasi potensi tambang dalam

disajikan dalam bentuk 6 peta zonasi berskala 1 : 100.000. Kegiatan pengkajian juga telah berhasil memperkirakan bersarnya sumberdaya hipotetik batubara di kedalaman 100-300m, dalam zona yang dianggap berpotensi maupun kurang berpotensi untuk tambang dalam. Secara lebih rinci, karakteristik setiap blok berserta zonasinya disarikan dalam tabel 3.

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 ZONASI BATUBARA - KA

Page 5: Kajian Zonasi Daerah Potensi Batubara Untuk Tambang Dalam

Gambar 3. Peta blok wilayah kajian zonasi potensi tambang dalam

di propinsi Kalimantan Selatan

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 ZONASI BATUBARA - KALSEL

Page 6: Kajian Zonasi Daerah Potensi Batubara Untuk Tambang Dalam

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 ZONASI BATUBARA - KALSEL

Tabel 1. Karakteristik zona di blok-blok wilayah kajian zonasi potensi batubara

untuk tambang dalam Kalimantan Selatan

A. Formasi Tanjung KARAKTERISTIK ZONA Formasi Tanjung No Nama Blok Jml zona Tebal rata2 Dip rata2 Kualitas Sumberdaya lap lap batubara hipotetik cal/gr (ton)

1 Tanjung 10 2 27 6000-7753 224466..008822..772222,,0000 2 Amuntai _ _ _ _ _ 3 Rantau 1 2 35 6500-7300 2233..776644..665544,,7744 4 Banjarbaru 4 2.2 25 6200-7200 1.349.882,00 5 Sebamban 9 2 25 6600-7013 7722..553344..446644 ,,0000 6 Satui-Kintap 6 2.5 20 6100-7500 112277..772288..332222,,0000

Total 30 398.925.580,74

B. Formasi Warukin

KARAKTERISTIK ZONA Formasi Warukin

No Nama Blok Jml Zona Tebal rata2 Dip rata2 Kualitas Sumberdaya

lap (m) lap.batubara lap.batubara hipotetik (o) cal/gr (ton)

1 Tanjung 1 10 60 4700-5300 22.343.750,00 2 Amuntai 3 7.7 65 44667755--55553355 331199..009922..779911,,2266 3 Rantau 2 8 35 4700-5500 229955..229988..113355,,9966 4 Banjarbaru _ _ _ _ _ 5 Sebamban 6 7.5 20 4500-5500 2222..887700..558888,,0000 6 Satui-Kintap _ _ _ _ _

Total 12

659.605.265,22

Page 7: Kajian Zonasi Daerah Potensi Batubara Untuk Tambang Dalam

Gambar 4. Contoh zonasi potensi batubara untuk tambang dalam di formasi Tanjung, Blok Tanjung, skala 1:100.000

5. Kesimpulan

Hasil kajian berhasil merekonstruksi sekitar 30 zona terpilih di daerah kajian yang berdasarkan ketebalan, kualitas dan kemiringan dianggap paling berpotensi untuk dilakukan penambangan dengan metoda tambang dalam. Pekerjaan zonasi ini hanyalah sebuah studi awal dalam perencanaan wilayah berpotensi untuk pengembangn batubara tambang dalam di propinsi Kalimantan Selatan.

Karena sebagian besar data yang dipergunakan adalah data permukaan, studi lebih lanjut termasuk diantaranya pengeboran dalam sangat diperlukan terutama di wilayah-wilayah yang dalam

kajian awal ini dianggap berpotensi untuk pengembangan tambang dalam.

Sumberdaya hipotetik di zona berpotensi untuk tambang dalam yang berhasil dikalkulasi dalam kajian ini diperkirakan sebesar 398.925, 580 x 103 ton. Sedangkan sumberdaya hipotetik di semua zona di kedalaman 100-300m yang berhasil dikalkulasi dalam kajian ini diperkirakan sebesar 1.058.530,845 x103

ton Daerah dengan sumberdaya batubara di sisi

timur (subcekungan Pasir) dari propinsi Kalimantan Selatan belum terolah dalam kajian ini, diharapkan akan bisa dikaji juga di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA Ari Dinarna. T, dkk, 1999. Laporan Eksplorasi Cekungan Batubara di daerah Haruai dan sekitarnya

Kabupaten Tabalong, Propinsi Kalimantan Selatan. Direktorat Sumberdaya Mineral, Proyek Eksplorasi Bahan Galian Mineral Indonesia.

Cahyono. JAE, dkk, 1990, Penyelidikan pendahuluan batubara di daerah Muara Uya dan sekitarnya, Proyek Eksplorasi Bahan Galian Mineral Indonesia Direktorat Sumberdaya Mineral,

Fatimah dkk, 2004, Kajian Zonasi batubara untuk tambang dalam di bagian Selatan Propinsi Kalimantan Timur, Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral

Friederich. M.C et al, 1999, The geological setting of Indonesian coal deposit, The AusIMM Procedings. Herryanto. R, Sanyoto. P, 1994, Peta Geologi Lembar Amuntai, Pusat Penelitian dan Pegembangan Geologi

Bandung Supriatna. S, dkk, 1994, Peta Geologi Lembar Buntok, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung

PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN SUBDIT BATUBARA – 2005 ZONASI BATUBARA - KALSEL