rancangan penambangan batubara sistem tambang terbuka.doc

63
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Sumber daya alam itu dapat berupa mineral, emas, panas bumi, dan batubara. Semua itu karena Letak geografis Indonesia yang diapit oleh dua Benua dan 3 lempeng yakni lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Di samping itu, lempeng filiphina yang merupakan lempeng kecil, juga ikut mempengaruhi terbentuknya pulau- pulau di Indonesia. Lempeng-lempeng ini memiliki arah gerakan yang masing-masing berbeda. Pergerakan lempeng tersebut mengakibatkan pembentukan lapisan-lapisan di bawah permukaan bumi seperti cekungan-cekungan contohnya cekungan tersier dimana di cekungan tersebut merupakan tempat pengendapan batubara. Di Indonesia banyak terdapat cekungan tersier contohnya di daerah Kalimantan Timur. Pada makalah ini kita akan membahas salah satu perusahaan tambang batubara di Kalimantan Timur yang berada di Sangatta Utara. Pemilihan tempat ini berdasarkan kelimpahan batubara yang ada disana. 1.2 Tujuan Penelitian Tujuan makalah ini adalah untuk memodelkan endapan batubara, menghitung secara keseluruhan sumber daya dan cadangan dari model endapan batubara, serta menyusun suatu 1

Upload: muhammad-ghifari

Post on 02-May-2017

295 views

Category:

Documents


26 download

TRANSCRIPT

Page 1: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Sumber daya alam itu

dapat berupa mineral, emas, panas bumi, dan batubara. Semua itu karena Letak geografis

Indonesia yang diapit oleh dua Benua dan 3 lempeng yakni lempeng Indo-Australia,

lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Di samping itu, lempeng filiphina yang merupakan

lempeng kecil, juga ikut mempengaruhi terbentuknya pulau-pulau di Indonesia. Lempeng-

lempeng ini memiliki arah gerakan yang masing-masing berbeda. Pergerakan lempeng

tersebut mengakibatkan pembentukan lapisan-lapisan di bawah permukaan bumi seperti

cekungan-cekungan contohnya cekungan tersier dimana di cekungan tersebut merupakan

tempat pengendapan batubara. Di Indonesia banyak terdapat cekungan tersier contohnya di

daerah Kalimantan Timur. Pada makalah ini kita akan membahas salah satu perusahaan

tambang batubara di Kalimantan Timur yang berada di Sangatta Utara. Pemilihan tempat

ini berdasarkan kelimpahan batubara yang ada disana.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan makalah ini adalah untuk memodelkan endapan batubara, menghitung

secara keseluruhan sumber daya dan cadangan dari model endapan batubara, serta

menyusun suatu rancangan teknis penambangan optimal yang akan diterapkan pada

penambangan batubara di daerah Sangatta Utara.

1.3 Metode Penelitian

Adapun metodologi penelitian yang dilakukan adalah :

a. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengambil data sekunder yaitu laporan penelitian

terdahulu.

b. Pengambilan Data

Data Sekunder : data logbor, data peta topografi dan peta geologi regional

Data Primer : Rancangan Teknis Penambangan

1

Page 2: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

c. Perancangan Pemodelan

Pengolahan data akan dilakukan dengan cara manual dan menggunakan

pengabungan program Global Mapper, Autocad dan Mine Scape untuk mendesain

tambang.

d. Analisis Hasil Pengolahan data

Dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh kesimpulan pada pemodelan cadangan

batubara.

1.4. Hasil yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah

a. Dapat memodelkan model endapan batubara yang terdapat di daerah Sangatta Utara

b. Dapat mengetahui sumberdaya dan cadangan secara keseluruhan dari

modelendapan yang telah dimodelkan

c. Sebuah rancangan penambangan yang optimal sehingga dapat memenuhi

targetproduksi yang diharap.

BAB II2

Page 3: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

TINJAUAN UMUM

2.1 Lokasi dan Kesampaian Daerah

Sangatta Utara adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Kutai Timur,

provinsi Kalimantan Timur, Indonesia yang merupakan pecahan dari

kecamatan Sangatta terdahulu. Sangatta Utara merupakan kecamatan dengan jumlah

penduduk terbanyak di Kutai Timur, hal ini disebabkan karena kecamatan Sangatta Utara

adalah pusat pemerintahan dan perdagangan di Kutai Timur. Berdasarkan hasil sensus

penduduk 2010, penduduk Sangatta Utara berjumlah 72.864 jiwa dengan rincian 40.176

jiwa laki-laki dan 32.688 jiwa perempuan dan rasio jenis kelamin sebesar 123.

Untuk menuju ke Sangata, dapat ditempuh melalui jalan darat dengan menggunakan

mobil, atau melalui udara dengan menggunakan pesawat terbang. Apabila menggunakan

mobil, diperlukan waktu selama dua jam perjalanan darat dari kota Bontang ke Sangata,

empat jam dari Samarinda atau enam jam dari Balikpapan. Sedangkan kalau ditempuh

melalui perjalanan udara dari bandara Sepinggan, Balikpapan, ke bandara Tanjung Bara,

Sangata, memerlukan waktu satu jam.

2.2 Keadaan Iklim

Lokasi atau daerah Kecamatan Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur memiliki

curah hujan tropis ditandai adanya pergantian dua musim yaitu musim hujan(September -

Februari) dan musim kemarau (Maret - Agustus). Intensitas curah hujan bervariasi dari

rendah sampai tinggi dengan durasi waktu pendek (singkat) – sampai panjang (lama)

dengan rata-rata 1700-2000 mm per tahun..

2.3 Keadaan Geologi Pulau Kalimantan

Kondisi geologi regional daerah penyelidikan mengacu pada peta geologi lembar

Sangata no 1916, Kalimantan penyelidikan terletak dibagian tenggara pada posisi lembar

peta.

2.3.1 Stratigrafi dan Struktur Geologi Regional

Berdasarkan data peta geologi lembar Sangatta (S. Supriatna, A. Sudrajat dan

H.Z. Abidin, 1995) kondisi Geologi yang berkembang secara umum dalam daerah

pemetaan dari tua ke muda adalah sebagai berikut:

Formasi Balikpapan (Tmbp) 3

Page 4: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Pada perselingan batu pasir kuarsa, lempung, dan lanau memperlihatkan

struktur silang siur dan perairan setempat mengandung sisipan batubara dengan

ketebalan antara 20 – 40 cm. Lempung berwarna kelabu, getas, mengandung

muskovit, bitumen, dan oksida besi. Kandungan fosil terdiri dari : Cycloclypeus

annulatus, C.innoratus, C.communis, Cycloclaypeus sp., Lepidocyclina rutteni. L.

Sumatraensis, Miogypsina Irrequasis Operculina, dan Opercllinella yang menunjukan

umur Miosen Miosen Akhir Tebal formasi ± 2000 meter dengan lingkungan

pengendapan muka-dataran Delta Formasi ini tertindih selaras oleh formasi

kampungbaru.

Formasi Kedango (Tok)

Batu gamping dengan sisipan napal dan batulau gampingan. Batu gamping

tersusun oleh bongkah koral, dan batu gamping mikrit. Bagian bawah satuan ini

memperlihatkan struktur perlapisan bersusun Banyak mengandung foram besar:

Nummulities, Borelis pygmeous, dan Globigerinitapera. Menunjukan umur oligosen,

dan diendapkan oleh arus turbidit di lingkungan laut dalam. Formasi ini tertindih

selaras oleh Formasi Pamaluan tebalnya sekitar 570 meter.

Formasi Pulaubalang (Tmpb)

Perselingan batupasir dengan batu lempung dan batulanau, setempat bersisipan

tipis lignit, batu gamping atau batupasir gampingan. Berumur Meiosen Awal bagian

atas-Miosen Tengah bagian bawah (Koesdarsono dan Tahalele, 1975).

Sedimentasinya diperkirakan terjadi di daerah prodelta dengan tebaran temburu di

beberapa tempat.

Formasi Mangkupa (Teom)

Perselingan batupasir, tuff, batu lanau, dan batu lempung. Setempat sisipan

batu bara dan konglomerat. Bagian atas, batu pasir bersisipan batu lanau, tebal sisipan

2-2,5m. Bagian tengah tuf bersisipan batu pasir, batu lanau dan batu lempung.

Struktur sedimen yang dijumpai adalah perlapisan bersusun, perairan sejajar dan

silang siur. Bagian bawah, batu pasir bersisipan batu lanau, batu lempung dan batu

bara, tebal lapisan batu bara ada yang mencapai 3,2 m. Satuan ini mengandung fosil

Globigerina cf., acostaensis, dan G.nitapera. peralihan laut-laut menunjukan umur

Eosen-Oligosen dengan lingkungan pengendapan yang dipengaruhi fluvial.

Formasi Lembak (Teom) 4

Page 5: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Perselingan napal dan batu gamping. Tebal lapisan batu gamping 25-125 cm

dan napal berkisar antara 1-12m. Bagian bawah formasi ini lebih banyak mengandung

lapisan batugamping dan bagian atas terlihat napal makin tebal. Kandungan fosil yang

diselidiki oleh Pertamina (1975), menunjukkan umur Oligosen Akhir-Miosen Awal.

Lingkungan pengendapannya adalah laut dalam. Tebal lebih kurang 800 meter.

Hubungan dengan Formasi Balikpapan adalah menjemari.

2.3.2 Struktur Geologi Regional

Struktur geologi Kalimantan Timur, khususnya dibagian Tengah - Utara,

mempunyai struktur yang rumit, berupa sesar (patahan), perlipatan, dan kekar-kekar,

sedangkan bagian Selatan-Barat Daya relatif stabil. Sumbu lipatan yang ditemukan

pada daerah survey tinjau umumnya berarah timur laut –barat daya. Pada batuan yang

berumur Tersier, struktur yang terjadi tidak terlalu terpengaruh oleh tektonika yang

kuat. Formasi ini diendapkan secara regresif sangat mungkin dalam lingkungan sungai

atau litoral. Struktur geologi yang terdapat di daerah survey tinjau adalah struktur

lipatan antiklin yang umumnya berarah barat daya-timur laut.

2.3.3 Studi Literatur

Kegiatan pengumpulan informasi geologi awal sebelum penyelidikan lapangan

yang bertujuan untuk mempersempit wilayah penyelidikan. Informasi awal ini di

dapat dari peta geologi regional, peta rupa bumi (Bakosurtanal) dan peta-peta lain

beserta infomasi-informasi tentang suatu daerah yang kemudian digunakan untuk

menghasilkan peta rencana lintasan pemetaan.

Studi literatur yang dilakukan yaitu dengan melihat data-data geologi regional

daerah peninjauan yang termasuk ke dalam Peta Geologi lembar Sangatta skala 1:

250.000 yang diterbitkan oleh Puslitbang Geologi Bandung tahun 1994. Selain itu

mempelajari juga literatur-literatur sebelumnya yang telah ada, baik itu dari data yang

dikeluarkan oleh instansi pemerintahan maupun dari data-data perusahaan-perusahaan

lain yang pernah melakukan survey di daerah tersebut

Peta rupa bumi memuat informasi topografi, jalan, aliran sungai, penggunaan

lahan serta demografi. Topografi dapat digunakan sebagai informasi morfologi

regional dan dapat diinterpretasi keadaan geologi suatu wilayah (kedudukan lapisan

batuan dan struktur geologi regional) sebagai gambaran awal kondisi geologi. Dari

hasil interpretasi ini, konsesi pemetaan dapat diperkecilk lagi . Aliran sungai dan jalan

perlu di perhatikan karena lintasan pemetaan hanya melewati sungai dan jalan yang 5

Page 6: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

memotong arah strike saja. Sedangkan informasi mengenai jalan, penggunaan lahan,

dan demografi dapat digunakan dalam perencanaan pencapaian lokasi pemetaan dan

sebagai faktor penting untuk mempermudah penentuan jalur pengangkutan dan

pengapalan.

Pengamatan Singkapan

Kegiatan pengamatan singkapan yang dilakukan yaitu :

Traversing Melakukan pelintasan (traversing), untuk mencapai titik dimana

singkapan berada dengan menyalakan ”track log GPS” (menyalakan GPS). Perekaman

traversing ini berfungsi untuk membuat peta lintasan pemetaan.

Penentuan Posisi Singkapan

Ketika menemukan singkapan (batubara dan atau struktur geologi), pertama

kali yang dilakukan adalah penentuan posisi singkapan. Mencatat posisi singkapan

dengan marking di GPS dan mencatat koordinat dan elevasi singkapan dalam buku

catatan lapangan.

Pengukuran Kedudukan (Strike/Dip) Bidang Lapisan

Pengukuran arah jurus dan kemiringan lapisan merupakan hal yang sangat

penting dan harus dilakukan dengan seteliti mungkin, karena data tersebut akan sangat

menentukan arah peyebaran secara horisontal dan arah penunjaman secara vertikal

sehingga sebagai masukan awal untuk dapat melakukan perhitungan cadangan

batubara.

BAB III6

Page 7: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

PROYEK EKSPLORASI

PERTAMBANGAN

3.1 Desk Study

3.1.1 Pemilihan Lokasi

Di Indonesia banyak terdapat cekungan tersier contohnya di daerah Kalimantan

Timur salah satunya formasi batuan Balikpapan yang mengandung kelimpahan

batubara yang diperoleh dari literatur. Pemilihan lokasi penambangan batubara di

Kalimantan Timur yang berada di Sangatta Utara berdasarkan kelimpahan batubara

yang ada dilokasi tersebut.

3.1.2 Geologi Regional

Pada peta regional di atas, daerah yang berwarna hijau menunjukkan formasi

batuan Balikpapan yang mengandung kelimpahan barubara. Struktur geologi

Kalimantan Timur, khususnya dibagian Tengah - Utara, mempunyai struktur yang

rumit, berupa sesar (patahan), perlipatan dan kekar-kekar, sedangkan bagian Selatan-

Barat Daya relatif stabil. Sumbu lipatan yang ditemukan pada daerah survey tinjau

umumnya berarah timurlaut –baratdaya.

3.1.3 Inderaja

Berdasarkan survey satelit atau penginderaan jarak jauh (inderaja) yang didapatkan

melalui aplikasi Google Earth dan disesuaikan dengan peta geologi regional maka

didapatkan daerah yang diberi batas blok putih yang menunjukkan wilayah yang akan

dieksplorasi lebih lanjut.

7

Page 8: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

3.2 Prospeksi

3.2.1 Survei Udara

Setelah diadakan pemilihan wilayah penambangan, maka dilakukan survey udara

yang didapatkan dari pemotretan langsung melalui helikopter yang memiliki tinjauan

dan kondisi wilayah jika dilihat dari udara sebagai awal untuk memulai eksplorasi

secara langsung ke daerah tersebut.

3.2.2 Pemetaan Regional

Wilayah yang didapat dari literatur, survei udara, dan inderaja pengambilannya

masih terlalu luas. Dengan pemetaan regional wilayah yang luas tadi dipetakan lebih

khusus. Pemetaan dilakukan oleh ahli Tambang Eksplorasi dan ahli Geodesi sehingga

didapatkan peta pemetaan regional yang digambarkan oleh gambar dibawah ini

8

Page 9: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Dari pemetaan tersebut didapatkan daerah yang akan dieksplorasi lebih lanjut dan

diadakan eksplorasi langsung ke daaerah tujuan penambangan.

3.2.3 Sampling Acak

Diadakan ekplorasi pertama, langsung ke tempat yang batasnya telah ditentukan

dengan pengambilan sampling secara acak oleh Geologist dan ahli Tambang

Eksplorasi yang mengadakan eksplorasi ke wilayah penambangan dan mengambil

data secara acak tentang kondisi batuan di wilayah yang telah dibatasi. Daerah yang

diambil datanya secara acak ditandai dan dicari pola singkapan batubara yang terdapat

pada area tersebut. Didapatkan peta sampling acak yang terlihat pada gambar di atas,

daerah bertanda garis hitam menunjukkan singkapan batubara yang mengarah ke barat

daya.

3.2.4 Pemboran acak9

Page 10: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Setelah didapatkan arah singkapan batubara maka dilakukan pemboran acak oleh

ahli pemboran dari Tambang Eksplorasi dan didapatkan 20 sumur yang mengandung

batubara dan 8 yang tidak mengandung batubara yang digambarkan oleh peta

pemboran acak di bawah ini. Daerah yang diberi tanda lingkaran hitam menandakan

sumur yang mengandung batubara dan yang merah menandakan sumur yang tidak

mengandung batubara sehingga diperlukan eksplorasi lebih lanjut.

3.3 Eksplorasi Pendahuluan

3.3.1 Survei Darat

Dari observasi wilayah dan pengggambaran oleh ahli Geodesi berdasarkan

ketinggian dari permukaan laut didapatkan survey darat. Setelah diperoleh data

koordinat topografi, dilakukan interpolasi pada perangkat lunak Minescape membentuk

garis-garis kontur dilanjutkan dengan pemodelan bentuk tiga dimensi, dengan

pembuatan triangle atau bidang-bidang yang menghubungkan garis-garis kontur 10

Page 11: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

topografi. Bagian barat lokasi penelitian memiliki bentuk topografi lebih tinggi

dibandingkan dengan sebelah timur lokasi penelitian. Setelah dilakukan pemodelan

tiga dimensi dari bentuk surface daerah penelitian, maka diperoleh bidang yang

kemudian akan digunakan sebagai pembatas dalam penaksiran cadangan maupun

proyeksi model struktur geologi batubara didaerah telitian.

3.3.2 Pemetaan Lokal

Wilayah yang telah dipetakan dalam survey darat dipersempit berdasarkan

keekonomisan dari ada tidaknya sumber daya dan didapatkan pemetaan lokal untuk

membuang daerah-daerah tidak ekonomis sehingga mengurangi wilayah eksplorasi

dan memangkas pengeluaran yang berlebihan. Dari pemetaan lokal tersebut

didapatkan daerah yang akan dieksplorasi lebih detail lagi. Peta pemetaan regional

digambarkan oleh gambar di atas.

3.3.3 Sampling Sistematis

Diadakan sampling sistematis, langsung ke tempat yang batasnya telah ditentukan

dengan pengambilan sampling secara sistematis oleh Geologist dan ahli Tambang

Eksplorasi yang mengadakan eksplorasi ke wilayah penambangan dan mengambil

data secara sistematis tentang kondisi batuan di wilayah yang telah dibatasi.

3.3.4 Pemboran Spasi Lebar11

Page 12: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Setelah didapatkan arah singkapan batubara maka dilakukan pemboran spasi lebar

oleh ahli pemboran dari Tambang Eksplorasi sebagai gambaran singkapan dan jalur

batubara yang ada di wilayah tersebut sebelum diadakannya eksplorasi lebih lanjut.

Daerah yang diberi tanda persegi hitam penuh menandakan jalur sumur spasi lebar

yang dibor.

3.4 Eksplorasi Detail

3.4.1 Pemboran Spasi Rapat

Setelah didapatkan arah singkapan batubara maka dilakukan pemboran spasi rapat

oleh ahli pemboran dari Tambang Eksplorasi sebagai langkah untuk memulai

eksploitasi batubara di daerah tersebut. Daerah yang diberi tanda lingkaran penuh

menandakan jalur sumur spasi rapat yang dibor.

3.4.2 Sampling Detil12

Page 13: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Dari hasil eksplorasi lanjut dan pengeboran didapatkan kemiringan batubara dari

permukaan tanah dari 6 sampai 20 derajat.

3.4.3 Survei Detil

Berdasarkan eksplorasi pendahuluan yang telah didapatkan dan pemboran yang

telah dilakukan, maka diketahui pola batubara dan pada gambar di atas digambarkan 3

singkapan yang memiliki nilai ekonomis jika dilakukan eksploitasi lebih lanjut.

Ketebalan batubara yang memiliki nilai keekonomisan minimal 1 m.

3.5 Perkiraan Potensi

3.5.1 Pemodelan

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada PT. Mane Coal mempunyai

lapisan batubara yang dominan yaitu seam D, E dan seam F dengan kualitas baik.

13

Page 14: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

3.5.2 Estimasi SDA

Wilayah telitian pertama kali dibagi menjadi satu Blok besar (hasil dari pembatasan

wilayah penaksiran ). Dengan menggunakan perangkat lunak Minescape, pada daerah

tersebut dilakukan analisis tingkat stripping ratio, untuk mengetahui tingkat kelayakan

penambangan batubara berdasarkan stripping ratio (SR) yang telah ditentukan yaitu

kurang dari atau sama dengan 10 : 1. Blok yang membatasi daerah analisis SR dibagi

lagi menjadi Blok-Blok kecil berukuran 50 m x 50 m, untuk menghasilkan

perhitungan yang lebih detil penamaan Blok-Blok ini diurutkan dari utara ke timur

dan selanjutnya kearah selatan, menyesuaikan dengan arah penyebaran endapan

batubara (strike) dan dip. Penamaan Blok ini, secara otomatis terbentuk pada saat

pembuatan strip, panel dan Blok. Pada daerah penelitian, penamaan strip dimulai dari

S01, dan penamaan panel dimulai dari P01, sedangkan Blok selalu dimulai dengan

huruf “BL”. Blok-Blok terbentuk, berada didalam Blok batas analisis SR. Blok-Blok

dengan ukuran 50 m x 50 m tersebut total berjumlah 137 Blok, pada Blok yang berada

disisi Blok pembatas tidak selalu berbentuk persegi, hal ini dikarenakan berpotongan

dengan Blok pembatas.

14

Page 15: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Analisis SR pada Blok tersebut menggunakan system resgrapich pada perangkat

lunak Minescape, analisis daerah dilakukan dengan menghitung total keseluruhan

endapan batubara yang dibatasi dengan Blok berukuran 50 m x 50 m. seluas Blok

besar yang melingkupi. Batas perhitungan ditentukan oleh model surface sebagai

batas atas, dan pit bottom sementara. Pit untuk analisis dengan menggunakan system

resgrapich dalam perangkat lunak Minescape berupa proyeksi dari garis poligon batas

Blok besar yang melingkupi Blok-Blok berukuran 50 m x 50 m. Pit tersebut dibuat

dengan elevasi yang berbeda-beda untuk mendapatkan perbandingan nilai stripping

ratio (SR). Hasil analisis Stripping Ratio (SR) dengan menggunakan System

Resgrapich dalam perangkat lunak Minescape merupakan daerah-daerah yang

memiliki perbedaan nilai stripping ratio yang dtunjuk dengan perbedaan warna pada

setiap Blok-Blok berukuran 50 m x 50 m. pada Blok yang berwarna lebih terang

(cokelat) merupakan Blok yang memiliki nilai stripping ratio (SR) ≤ 10 : 1. Blok-

Blok tersebut akan membatasi dan menjadi Blok-Blok yang merupakan pit limit atau

batas penambangan dengan nilai stripping ratio (SR) ≤ 10: 1. Penamaan Blok-Blok

hasil resgrapich tersebut berdasarkan pada nama seam batubara yang berada paling

bawah dalam perlapisan, atau disebut dengan bagian low woll. Dari hasil analisis SR

diperoleh Blok-Blok dengan nama sebagai berikut: Blok Seam D, Seam E, Seam E1,

Seam E2 dan Blok Seam F yang memiliki nilai ekonomis.

3.5.3 Cadangan

Cadangan batubara tertambang daerah Sangatta Utara adalah sebesar 2,614,827.48

ton dengan volume lapisan penutup (overburden) sebesar 14,177,360.83 ton, sehingga

total volume 15,786,790.94 ton. Umur tambang ditentukan berdasarkan perhitungan

cadangan tertambang yakni 2,614,827.48 ton dibagi dengan target produksi batubara

pertahun yakni 300.000 ton, sehingga umur tambang Sangatta utara adalah 8,71 atau 9

tahun. Untuk memulai kegiatan penambangan lebih dahulu dilakukan penggalian

tanah penutup (overburden) pada area penambangan, sehingga endapan batubara akan

tersingkap dan akan mudah untuk di tambang. Nilai stripping ratio (SR) yang 15

Page 16: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

ditetapkan untuk penambangan batubara PT. Mane Coal adalah 1 : 10. Nilai ini

ditentukan berdasarkan perhitungan Break Even Stripping Ratio (BESR).

NAME

PIT

BOTTOM

ELEVATION

(MDPL)

OVERBURDEN

(BCM)

COAL MASS

(TON)

TOTAL

VOLUME

(BCM)

SR

SEAM_D 30 4,265,922 495,481 4,318,899 9

SEAM_E 20 4,444,186 1,209,926 5,169,836 4

SEAM_E

130 1,606,960 203,698 1,748,985 8

SEAM_E

230 170,025 32,999 149,612 5

SEAM_F 20 3,504,248 965,585 4,178,806 4

TOTAL 13,854,314.71 2,907,690.09 15,566,138.59 5

3.6 Perancangan Lubang Bukaan Tambang (Opencut Design)

3.6.1 Tahapan Penambangan

Perancangan dilakukan sesuai dengan tahapan penambangan, tahapan-tahapan

tersebut ialah :

1) Pembuatan Jalan Tambang. Pembuatan jalan tambang diperlukan untuk

transportasi pengangkutan peralatan maupun hasil penambangan sehingga proses

penambangan dapat berjalan dengan lancar. Merancang ramp atau jalan angkut

didalam tambang dilakukan bersamaan dengan pembuatan rancangan pit.

Penentuan posisi ramp dilakukan dengan mempertimbangkan lokasi waste dump

dan atau stock pile, sebab penentuan jalan masuk tambang yang salah akan

mengakibatkan bertambah panjangnya jarak tempuh alat angkut (truck) yang akan

berakibat pada bertambahnya waktu edar alat angkut, sehingga pada akhirnya akan

mengurangi produktivitas alat kerja dan menambah cost. Jalan tambang dapat

menggunakan fasilitas jalan pemerintah yang sudah ada atau dengan melakukan

pembuatan jalan baru yang menghubungkan lokasi penambangan dengan

pelabuhan (jetty). Jalan tambang berada disebelah timur blok Sangatta konsensi

16

Page 17: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

pertambangan PT. Mane Coal. Pembuatan jalan tambang dibagi dalam dua tahap,

tahap satu jalan tambang yang digunakan untuk pengangkutan batubara ke

stockpile, dan untuk mengangkut overburden kearah waste dump tahapan dua

pembuatan jalan tambang dari stockpile kearah Jetty. Jalan tambang dibuat dengan

menggunakan Bulldozer dimana lebar jalan lurus 20 m, lebar jalan pada tikungan

27 m. pembuatan jalan tambang dilakukan dengan cara gali timbun, membongkar

tata menggali bagian jalan yang menonjol dan menimbun bagian jalan yang

cekung sekaligus meratakannya, sehingga diperoleh jalan tambang yang rata

dengan kemiringan (grade) kurang dari 8 %.

2) Pengupasan lapisan tanah penutup Pengupasan lapisan tanah penutup

dimaksudkan untuk menyingkirkan lapisan tanah (overburden) yang menutupi

endapan batubara yang akan ditambang. Pengupasan tanah penutup (overburden)

selanjutnya dilakukan secara bertahap sesuai dengan urutan penambangan yang

direncanakan. Pengupasan tanah penutup disesuaikan dengan jadwal produksi,

sehingga cost production dan stripping ratio dapat disesuaikan dengan

perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.

3) Pembuatan jenjang awal

Tahap pembuatan jenjang awal penambangan tahun pertama dimulai dari

PIT_BLS01_PO5 hingga PIT_BLS04_PO7 mengarah ke barat daya, selanjutnya

penggalian sesuai dengan urutan penambangan.

4) Penggalian overburden dan batubara

Pengupasan overburden setiap tahunnya dilakukan sesuai dengan batasan

stripping ratio. Penggalian batubara dilakukan sesuai dengan sasaran produksi

yaitu 300.000 ton/tahun.

5) Pengangkutan

Pengangkutan overburden dan batubara dilakukan dengan menggunakan dump

truck yang kemudian dibawa menuju lokasi penimbunan waste dump untuk

overburden yang nantinya akan dilakukan back filling dan stockpile untuk

batubara.

3.6.2 Perancangan Geometri Penambangan

Pembuatan jenjang penambangan hanya dilakukan pada bagian high wall dan

side wall penambangan. Pada bagian low wall pit penambangan tidak dilakukan

pembuatan jenjang, karena memiliki faktor keamanan yang sesuai dengan 17

Page 18: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

rekomendasi geoteknik. Penambangan batubara dilakukan secara tambang terbuka

dengan menggunakan metode Open Pit Mining. Rancangan teknis penambangan

dilakukan untuk mempermudah proses penambangan dan memperoleh perhitungan

cadangan yang sesuai dengan target produksi, sesuai dengan arah penyebaran

batubara. Pembuatan rancangan teknis penambangan memerlukan beberapa parameter

penting, parameter-parametertersebut antaralain :

a. Sasaran produksi pertahun sebesar 300.000 ton

b. Stripping Ratio (SR) ≤ 10:1

c. Nilai kalori batubara minimum sebesar 6.298 Kcal/kg

d. Rekomendasi geoteknik untuk tinggi jenjang (10 m)

e. Rekomendasi geoteknik untuk lebar jenjang akhir (5 m)

f. Rekomendasi geoteknik untuk single slope 60°-70° dan overal slope ≤ 45°

g. Jalan tambang dengan kemiringan (grade) yang ditentukan (8%)

h. Lebar jalan tambang (20 m)

Rancangan teknis penambangan didasarkan pada topografi awal pada daerah

telitian, langkah pertama yang dikerjakan pada tahap rancangan teknis penambangan

adalah membagi area penambangan dalam Blok-Blok penambangan (gridded seam

model). Rancangan bentuk penambangan yang dibuat yaitu dengan

mempertimbangkan faktor ruang kerja alat. Daerah yang direncanakan untuk

ditambang harus dapat dijangkau oleh peralatan tambang yang digunakan dan dapat

bekerja secara aman dengan mempertimbangkan adanya jalan masuk ke daerah yang

akan ditambang.

Agar proses penambangan dapat berjalan dengan lancar, khususnya pada proses

penimbunana overburden yang terdiri dari lapisan-lapisan tanah penutup, dan lapisan

batubara antar seam batubara (interburden), maka perlu dibuat suatu rancangan teknis

penimbunan overburden. Pembuatan rancangan teknis penimbunan overburden

memerlukan beberapa parameter penting, parameter tersebut menggunakan antara lain

a. Tujuan daerah timbunan (waste dump)

b. Rekomendasi geoteknik untuk tinggi jenjang (5 m)

c. Rekomendasi geoteknik untuk lebar jenjang (5 m)

d. Angle of repose dari material overburden (25°)

e. Lebar jalan tambang (20 m)

f. Jalan tambang dengan kemiringan (grade) yang ditentukan (8%)18

Page 19: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Selain area penambangan (pit), perancangan tambang juga meliputi area pendukung

lainnya seperti :

a. Area Perkantoran

b. Area Workstation

c. Area Jetty

Jalan tambang untuk hauling batubara dibuat hingga ke jalan provinsi , untuk

pengangkutan batubara sampai pelabuhan (jetty) menggunakan jalan provinsi.

3.6.3 Perancangan Pit Penambangan

Berdasarkan hasil analisis Stripping Ratio pada daerah telitian, diperoleh batas

elevasi yang layak untuk dilakukan penambangan yakni hingga batas 20 mdpl. Blok

batas penambangan diuraikan lagi menjadi Blok seam D , Blok seam E dan Blok seam

F. Blok-Blok tersebut dijadikan batasan wilayah penambangan yang minerable,

dengan nilai stripping ratio (SR) ≤ 10:1. Parameter lain yang juga digunakan dalam

perancangan pit penambangan ialah daerah isopac kualitas batubara. Pit penambangan

secara keseluruhan dapat dirancang dengan memproyeksikan poligon-poligon yang

membatasi Blok seam E dan Blok seam F. Pada pit akhir penambangan akan diperoleh

interburden yang tidak dilakukan penambangan, dan menjadi batas tiap Blok

penambangan. Interburden tersebut ditinggalkan untuk memenuhi stripping ratio

supaya sesuai dengan target produksi.

3.6.4 Sistem Penyaliran Tambang

Metode yang diterapkan pada penambangan batubara daerah Sangatta adalah

metode tambang terbuka (open pit). Metode tambang ini pada akhirnya akan

menghasilkan sumuran (pit) pada permukaan kerja (front) penambangan, sehingga

selama kegiatan penambangan akan menghadapi kendala air terutama air hujan. Oleh

karena itu perlu dibuat rancangan penyaliran air tambang untuk mengatasi masalah air

yang berasal dari air hujan, air limpasan maupun air tanah. Upaya penyaliran air

menuju sumuran dan mencegah genangan air pada jenjang dilakukan dengan membuat

paritan di dekat kaki jenjang. Penempatan sumuran diusahakan tidak terlalu dekat

dengan daerah kerja peralatan maupun batas kemajuan tambang.

3.6.5 Sistem dan Tatacara Penambangan Batubara

Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penambangan batubara adalah

sebagai berikut :

19

Page 20: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

a. Kondisi Endapan Batubara

Lapisan (seam) endapan batubara di daerah Sangatta secara umum tersingkap di

permukaan tanah sebagai out-crop. Lapisan batubara yang mendapat prioritas utama

untuk ditambang yaitu lapisan seam D, seam E dan seam F yang mempunyai tebal

lebih dominan dari lapisan yang lain. Lapisan ini relatif dekat dengan permukaan

tanah dengan kemiringan lapisan sebesar 6-15° dengan ketebalan berkisar antara 0,5-

6,80 m.

b. Geometri lereng penambangan

Pada perancangan geometri lereng penambangan didasarkan pada rekomendasi

menurut Robert, Hook dan Fish (1972). Besaran geometri yang digunakan sebagai

batasan perhitungan cadangan tertambang adalah sebagai berikut:

1) Geometri Jenjang

Tinggi lereng keseluruhan (Overall Slope Hight) = 60 - 70 meter

Kemiringan lereng keseluruhan (Overall Slope) = ≤ 40°

Tinggi lereng Tunggal (Bench High) = 10 meter

Kemiringan Lereng Tunggal (Bench Slope) = 60 °

Lebar Jenjang (Berm) = 10 meter

Lereng Lantai Batubara (Lowwall) mengikuti kedudukan lapisan batubara20

Page 21: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

2) Jalan Tambang ( Mine Roads)

Lebar total = 20 meter

Lebar permukaan jalan = 18 meter

Lebar selokan = 1 meter

Gradien Maksimum = 8 %

Super elevasi = 4 %

Turning radius = 85,2 meter

Berdasarkan faktor-faktor diatas dan pertimbangan bahwa endapan batubara relatif

dekat permukaan tanah, peningkatan produksi batubara dengan teknolgi tambang

terbuka lebih mudah untuk dilaksanakan, biaya modal dan operasi tambang terbuka

relatif lebih murah dari pada tambang bawah tanah, maka sistem penambangan

batubara akan menerapkan system tambang terbuka (Open Pit Mining)

3) Desain Ramp

Lebar pit ramp operasi = 20 meter

Gradien ramp = 8 %

Lebar selokan = 1 meter

3.6.6 Operasi Penggalian dan Pemindahan Batubara

Operasi penggalian batubara dilakukan dengan menggunakan backhoe PC600LC-7

dengan kapasitas bucket 0,7 m3 dibantu dengan buldozer. Untuk batubara yang

memiliki kekuatan lemah sampai sedang, langsung digali dan dimuat ke dalam dump

truck kapasitas 10 ton. Sedangkan yang keras, diberaikan dahulu dengan bulldozer,

kemudian digali dan dimuat dengan backhoe.

a. Penggalian Batubara Tahun 01

Penggalian batubara tahun kesatu dilakukan pada elevasi 70-40 mdpl, dimulai dari

PIT_BLS01 hingga PIT_BLS06 dengan luas 9,73 ha Jumlah batubara yang digali

sebesar 303.928 ton. Backhoe PC160LC – 7 yang digunakan yaitu 2 Unit, dump

truck Hino Ranger FG 235 JJ 8 unit. Pada penggalian batubara tahun pada elevasi

40 mdpl dimulai dari 60 mdpl jumlah material backfilling sebesar 2.837.941,06

CCM.

b. Penggalian Batubara Tahun 02

21

Page 22: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Overburden yang dihasilkan sebesar 2.637.481 BCM diangkut ke waste dump oleh

karena pengaruh faktor pengembangan maka volume overburden 3.767.830,43

CCM. Penggalian batubara tahun kedua dilakukan pada elevasi 70-40 mdpl,

dimulai dari PIT_BLS06 hingga PIT_BLS12 dengan luas 6,66 ha. Jumlah

batubara yang digali sebesar 301.299 ton. Alat muat angkut yang digunakan

Backhoe PC160LC – 7 yang digunakan yaitu 2 Unit, dump truck Hino Ranger FG

235 JJ 8 unit. Pada penggalian batubara tahun kedua dilakukan backfilling dimana

jumlah material overburden 2.637.481 BCM yang berada di waste dump

3.767.830,43 LCM ditimbun kembali kedalam bekas penambangan tahun pertama

backfilling dilakukan pada elevasi 40 mdpl dimulai dari 60 mdpl jumlah material

backfilling sebesar 3.042.523,07 CCM.

c. Penggalian Batubara Tahun 03

Penggalian batubara tahun ketiga dilakukan pada elevasi 70-40 mdpl, dimulai dari

PIT_BLS12 hingga PIT_BLS15 dengan luas 20,02 ha. Jumlah batubara yang

digali sebesar 304.206 ton. Alat muat angkut yang digunakan Backhoe PC160LC

– 7 yang digunakan yaitu 2 Unit, dump truck Hino Ranger FG 235 JJ 8 unit. Pada

penggalian batubara tahun ketiga dilakukan backfilling dimana jumlah material

overburden 2.741.164 BCM yang berada di waste dump 3.915.948,88 LCM

ditimbun kembali kedalam bekas penambangan tahun kedua backfilling dilakukan

pada elevasi 40 mdpl dimulai dari 60 mdpl jumlah material backfilling sebesar

3.162.128,72 CCM.

d. Penggalian Batubara Tahun 04

Penggalian batubara tahun keempat dilakukan pada elevasi 70-40 mdpl, dimulai

dari PIT_BLS015 hingga PIT_BLS018 dengan luas 11,44 ha. Jumlah batubara

yang digali sebesar 315.392 ton. Alat muat angkut yang digunakan Backhoe

PC160LC – 7 yang digunakan yaitu 2 Unit, dump truck Hino Ranger FG 235 JJ 8

unit. Pada penggalian batubara tahun keempat dilakukan backfilling dimana

jumlah material overburden 2.460.135 BCM yang berada di waste dump

3.514.478,09 LCM ditimbun kembali kedalam bekas penambangan tahun pertama

backfilling dilakukan pada elevasi 40 mdpl dimulai dari 60 mdpl jumlah material

backfilling sebesar 2.837.941,06 CCM.

22

Page 23: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

e. Penggalian Batubara Tahun 05

Penggalian batubara tahun kelima dilakukan pada elevasi 70-40 mdpl, dimulai dari

PIT_BLS018 hingga PIT_BLS019 dengan luas 28,83 ha. Jumlah batubara yang

digali sebesar 314.428 ton. Alat muat angkut yang digunakan Backhoe PC160LC

– 7 yang digunakan yaitu 2 Unit, dump truck Hino Ranger FG 235 JJ 8 unit. Pada

penggalian batubara tahun kedua dilakukan backfilling dimana jumlah material

overburden 1.552.764 BCM yang berada di waste dump 2.218.233,65 LCM

ditimbun kembali kedalam bekas penambangan tahun pertama backfilling

dilakukan pada elevasi 40 mdpl dimulai dari 60 mdpl jumlah material backfilling

sebesar 1.791.223,67 CCM.

f. Penggalian Batubara Tahun 06

Penggalian batubara tahun keenam dilakukan pada elevasi 70-40 mdpl, dimulai

dari PIT_BLS019 hingga PIT_BLS17 dengan luas 4,17 ha. Jumlah batubara yang

digali sebesar 313.011 ton. Alat muat angkut yang digunakan Backhoe PC160LC

– 7 yang digunakan yaitu 2 Unit, dump truck Hino Ranger FG 235 JJ 8 unit. Pada

penggalian batubara tahun kedua dilakukan backfilling dimana jumlah material

overburden 1.467.705 BCM yang berada di waste dump 2.096.721,91 LCM

ditimbun kembali kedalam bekas penambangan tahun pertama backfilling

dilakukan pada elevasi 40 mdpl dimulai dari 60 mdpl jumlah material backfilling

sebesar1.693.102,94 CCM.

g. Penggalian Batubara Tahun 07

Penggalian batubara tahun ketujuh dilakukan pada elevasi 70-40 mdpl, dimulai

dari PIT_BLS17 hingga PIT_BLS16 dengan luas 5,15 ha. Jumlah batubara yang

digali sebesar 303.122 ton. Alat muat angkut yang digunakan Backhoe PC160LC

– 7 yang digunakan yaitu 2 Unit, dump truck Hino Ranger FG 235 JJ 8 unit. Pada

penggalian batubara tahun kedua dilakukan backfilling dimana jumlah material

overburden 1.135.073 BCM yang berada di waste dump 1.621.532,83 LCM

ditimbun kembali kedalam bekas penambangan tahun pertama backfilling

dilakukan pada elevasi 20 mdpl dimulai dari 60 mdpl jumlah material backfilling

sebesar 1.309.387,76 CCM.

h. Penggalian Batubara Tahun 0823

Page 24: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Penggalian batubara tahun kedelapa dilakukan pada elevasi 40-20 mdpl, dimulai

dari PIT_BLS16 hingga PIT_BLS05 dengan luas 11,33 ha. Jumlah batubara yang

digali sebesar 307.042 ton. Alat muat angkut yang digunakan Backhoe PC160LC

– 7 yang digunakan yaitu 2 Unit, dump truck Hino Ranger FG 235 JJ 8 unit. Pada

penggalian batubara tahun kedua dilakukan backfilling dimana jumlah material

overburden 776.243 BCM yang berada di waste dump 1.108.918,85 LCM

ditimbun kembali kedalam bekas penambangan tahun pertama backfilling

dilakukan pada elevasi 40 mdpl dimulai dari 60 mdpl jumlah material backfilling

sebesar 895.451,98 CCM.

i. Penggalian Batubara Tahun 09

Penggalian batubara tahun kesembilan dilakukan pada elevasi 40-20 mdpl, dimulai

dari PIT_BLS05 hingga PIT_BLS01 dengan luas 1,64 ha. Jumlah batubara yang

digali sebesar 152.199 ton. Alat muat angkut yang digunakan Backhoe PC160LC

– 7 yang digunakan yaitu 2 Unit, dump truck Hino Ranger FG 235 JJ 8 unit. Pada

penggalian batubara tahun kedua dilakukan backfilling dimana jumlah material

overburden 969.712 BCM yang berada di waste dump 1.385.302,53 LCM

ditimbun kembali kedalam bekas penambangan tahun pertama backfilling

dilakukan pada elevasi 40 mdpl dimulai dari 60 mdpl jumlah material backfilling

sebesar 1.118.631,41 CCM.

BAB IV

24

Page 25: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

TEKNIS PERTAMBANGAN

4.1 Kewajiban yang dipenuhi

4.1.1 Hukum yang berlaku

Dasar-Dasar Hukum Pertambangan

1. UU Nomor 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan

2. UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

3. PP No 32 Tahun 1969 tentang Petunjuk Pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 1967,

berikut perubahannya

4. PP Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara

Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten /

Kota

Kepmen ESDM 1453K/29/MEM/2000

Pedoman Teknis Penyelenggaraan Tugas Pemerintahan di Bidang Pertambangan

Umum, mengatur tentang:

1. Persyaratan Permohonan Perijinan

2. Prosedur Permohonan KP, KK dan PKP2B

3. Format Permohonan

4. Pedoman Teknis Penyusunan AMDAL

5. Pedoman Teknis Penyusunan UKL & UPL

6. Pedoman Penyusunan Rencana Tahunan RTKPL & RTPL

7. Jaminan Reklamasi

8. Pedoman Tatacara Pengawasan Lingkungan & K3

9. Pedoman Pengawasan Eksplorasi Mineral & Batubara

10. Pedoman Pengawasan Konservasi Bahan Galian

11. Pedoman Umum Pelaksanaan Pengawasan Produksi

12. Pedoman Penyusunan Laporan Penyelidikan Umum dan Eksplorasi

13. Pedoman Penyusunan Laporan Studi Kelayakan, Eksploitasi dan Produksi

14. Pedoman Pelaporan K3

15. Pedoman Pelaporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

16. Daftar Isian Penggunaan Lahan untuk Kegiatan Eksploitasi

17. Laporan Penggunaan Tenaga Kerja

25

Page 26: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

2a 2b 1 2

MESDM Gubernur

Bupati/Walikota

Pemohon

18. Format Laporan Enambulanan Pelaksanaan Penyelenggaraan Usaha

Pertambangan di Propinsi/Kabupaten/Kota

4.1.2 Instansi pemerintah terkait

Prosedur Permohonan KP pada Wilayah Kewenangan Bupati/Walikota

Keterangan:

1. Permohonan diajukan ke

Bupati/Walikota

2. Bupati/Walikota memproses

permohonan setelah Surat

Keputusan Terbit disampaikan ke

Pemohon

a) Tembusan Surat Keputusan

disampaikan ke Menteri

Energi & Sumber daya Mineral

b) Tembusan Surat Keputusan

disampaikan ke Gubernur

Prosedur Permohonan KP pada Wilayah Kewenangan Gubernur

Keterangan:

1. Permohonan diajukan ke Gubernur

2. Gubernur memproses permohonan

setelah Surat Keputusan Terbit

disampaikan ke Pemohon

a) Tembusan Surat Keputusan

disampaikan ke Menteri

Energi & Sumberdaya

Mineral

b) Tembusan Surat Keputusan

disampaikan ke

Bupati/Walikota

26

Page 27: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Prosedur Permohonan KK/PKP2B (PMA/PMDN) pada Wilayah Kewenangan

Bupati/Walikota

Keterangan:

1. Permohonan diajukan ke Bupati/Walikota

2. Bupati/Walikota memberikan Persetujuan Prinsip

3a. Bupati/Walikota melakukan konsultasi kepada DPRD Kabupaten/Kota

3b. Permohonan rekomendasi ke Dinas Penanaman Modal

4a. DPRD Kabupaten/Kota memberikan rekomendasi

4b. Dinas Penanaman Modal memberikan rekomendasi

5. Bupati/Walikota dan Pemohon menandatangani kontrak

6. Kontrak ditembuskan kepada Propinsi dan Departemen Energi & Sumberdaya

Mineral

27

Page 28: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Prosedur Permohonan KK/PKP2B pada Wilayah Kewenangan Gubernur

Keterangan:

1. Permohonan diajukan ke Gubernur

2. Gubernur memberikan Persetujuan Prinsip

3a. Gubernur melakukan konsultasi kepada DPRD Propinsi

3b. Permohonan rekomendasi ke Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah

(BKPMD)

4a. DPRD Propinsi memberikan rekomendasi

4b. BKPMD memberikan rekomendasi

5. Gubernur dan Pemohon menandatangani kontrak

6. Kontrak ditembuskan kepada Kabupaten/Kota dan Departemen Energi &

Sumberdaya Mineral

4.2 Divisi

Divisi yang bertanggung jawab pada bagian hulu dari pertambangan adalah:

1. Mine Operation Manager : Fungsi manajemen perusahaan yang memimpin

kegiatan operational pit.

2. Mine Monitoring & Inspection : Fungsi manajemen perusahaan tambang sebagai

pengawas kegiatan operasional di pit pertambangan.28

Page 29: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

3. Mine Development : Fungsi manajemen perusahaan tambang yang bertanggung

jawab dalam proses pengembangan pit pertambangan.

4. Security Advisor : Sebagai badan penasihat keamanan aktifitas operasional pit.

Divisi yang bertanggung jawab pada bagian hilir dari pertambangan adalah:

1. Marketing & Business Development director : merupakan vice president yang

bertanggung jawab dalam pemasaran dan pengembangan bisnis perusahaan.

2. Marketing manager : manager yang bertanggung jawabatas suatu perpaduan dari

aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan

konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar

kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan

tertentu.

4.2.1 Pengolahan dan Penjualan

Divisi yang bertanggung jawab pada bagian pengolahan dari pertambangan adalah:

1. Operator Peralatan : bertanggung jawab terhadap alat berat yang digunakan untuk

mengambil, memuat dan mengangkut batu bara.

2. Pengawas Pertambangan : bertanggung jawab untuk mengawasi jalannya kegiatan

penambangan

3. Pemrosesan Pertambangan : bertanggung jawab untuk pemrosesan hasil tambang

hingga tambang siap untuk dikirim, mencakup pengurusan limbah pertambangan

Divisi yang bertanggung jawab pada bagian penjualan dari pertambangan adalah:

1. Administrasi Perusahaan : batu bara terlibat langsung dalam produksi batubara.

Kelompok administrasi memonitor dan mengelola bisnis sampingan dari industri

pertambangan. Akuntan mengawasi pendapatan dan pengeluaran.

2. Segmen Pemasaran : bertanggung jawab mengidentifikasi pelanggan dan negosiasi

perjanjian penjualan batu bara yang diproduksi oleh perusahaan.

29

Page 30: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

4.3 Tingkatan Manajemen

Berdasarkan tingkat manajemen beserta tugasnya, struktur organisasi dapat dibagi

menjadi berikut ini

Board of Comissioner : sekelompok orang yang dipilih atau ditunjuk untuk

mengawasi kegiatan perusahaan.

Internal Auditor : melakukan pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan

efektivitas perusahaan, sistem internal control dan kualitas kertas kerja manajemen

dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

President Director : Pemimpin tertinggi suatu perusahaan yang memiliki tanggung

jawab dalam memimpin dan mengarahkan perusahaan.

Vice President : Sebagai wakil dari president director dalam memimpin dan

mengarahkan perusahaan, ada beberapa vice president di perusahaan, karena vice

president membawahi satu departmen tertentu.

30

Page 31: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Secretary : sebuah badan manajerial yang memiliki beberapa tugas utama

o Office of the board : Memastikan ketersediaan informasi dalam

pengambilan keputusan oleh dewan komisaris dan dewan direksi,

memastikan kehadiran rapat peserta rapat.

o Compliance : Menyampaikan semua kebijakan dan peraturan perusahaan

terhadap seluruh staf perusahaan.

o Investor Relations : Memastikan informasi diterima oleh dewan direksi dan

dewan komisaris tepat waktu, serta Menjalin komunikasi yang baik dengan

seluruh pemegang saham.

o Corporate Communications : Membantu pelaksanaan program perusahaan,

Membangun citra positif perusahaan.

Management supports: Sebagai badan penasihat yang mendukung pengambilan

keputusan yang efektif oleh para manajer.

Finance Director : merupakan vice president yang bertanggung jawab untuk

mengontrol keuangan perusahaan.

Finance Manager : Merencanakan, mengembangkan, dan mengontrol fungsi

keuangan dan akuntansi di perusahaan dalam memberikan informasi keuangan

secara komprehensif dan tepat waktu untuk membantu perusahaan dalam proses

pengambilan keputusan yang mendukung pencapaian target financial perusahaan.

Cost accounting & Budgeting : Badan akuntansi keuangan dan cash flow

perusahaan.

IT & MIS : bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk

menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajement di dalam

kegiatan perencanaan dan pengendalian.

Marketing & Business Development director : merupakan vice president yang

bertanggung jawab dalam pemasaran dan pengembangan bisnis perusahaan.

Marketing manager : manager yang bertanggung jawabatas suatu perpaduan dari

aktivitas-aktivitas yang saling berhubungan untuk mengetahui kebutuhan

konsumen serta mengembangkan promosi, distribusi, pelayanan dan harga agar

kebutuhan konsumen dapat terpuaskan dengan baik pada tingkat keuntungan

tertentu.

31

Page 32: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Business Development & Planning :fungsi manajemen perusahaan dalam upaya

untuk melakukan perencanaan dan pengembangan bisnis yang dimiliki oleh

perusahaan.

Logistic : mendapatkan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah

yang tepat, kondisi yang tepat, denganbiaya yang terjangkau untuk kebutuhan

perusahaan tambang, baik di office maupun di field.

General Director : Vice president yang bertanggung jawab atas sumber daya

manusia, perizinan pertambangan.

Legal : fungsi manajemen perusahaan yang mengurus segala perizinan yang

dibutuhkan untuk berjalannya aktivitas pertambangan.

External Relation : Fungsi manajemen perusahaan yang berhubungan dengan luar

perusahaan, baik perusahaan luar, pemerintahan, koperasi umum daerah, maupun

masyarakat daerah sekitar area pertambangan.

HR & GS:Fungsi manajemen perusahaan yang bertugas untuk perencanaan dan

pengadaan sumberdaya manusia untuk aktifitas pertambangan, serta mengurus

kegiatan rumah tangga perusahaan baik urusan transportasi perkantoran,

pengawasan dan perawatan asset perusahaan dan lain lain.

Operation Director : Vice president yang bertanggung jawab atas segala yang

berhubungan dengan operasional pertambangan.

Mine Operation Manager : Fungsi manajemen perusahaan yang memimpin

kegiatan operational pit.

Mine Monitoring & Inspection : Fungsi manajemen perusahaan tambang sebagai

pengawas kegiatan operasional di pit pertambangan.

Mine Development : Fungsi manajemen perusahaan tambang yang bertanggung

jawab dalam proses pengembangan pit pertambangan.

Security Advisor : Sebagai badan penasihat keamanan aktifitas operasional pit.

Exploration Manager : Sebagai badan yang bertanggung jawab atas kegiatan

eksplorasi pertambangan

Mine Processing Manager : Badan yang bertangung jawab atas proses hasil

pertambangan hingga pengiriman bahan tambang ke tempat selanjutnya untuk

diproses, mencakup pengolahan limbah, transportasi bahan tambang dan lain lain

4.4 Layout Tambang32

Page 33: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

4.4.1 Bukaan tambang dan penempatan OB waste

Rencana lokasi Waste Dump yang dibuat adalah sebagai berikut :

1) Jarak dari permukaan kerja (front penambangan) masih ekonomis ( ±1km)

2) Tidak ada cadangan batubara di bawah lokasi yang dipilih atau cadangan batubara

di daerah tersebut tidak ekonomis untuk ditambang

3) Tidak mengganggu daerah yang akan ditambang, sungai atau jalan, serta topografi

permukaan diusahakan berupa lembah.

YEAROVERBURDEN SF

(%)(LCM)

FAKTOR

LOOSE

(%)

CF

(%)

WASTE

DUMP

VOL (BCM) VOL (CCM)

01 2.637.481 70 % 3.767.830,43 5 85 % 3.042.523,07

02 2.741.164 70 % 3.915.948,88 5 85 % 3.162.128,72

03 2.460.135 70 % 3.514.478,09 5 85 % 2.837.941,06

04 1.552.764 70 % 2.218.233,65 5 85 % 1.791.223,67

05 1.467.705 70 % 2.096.721,91 5 85 % 1.693.102,94

06 1.135.073 70 % 1.621.532,83 5 85 % 1.309.387,76

07 776.243 70 % 1.108.918,85 5 85 % 895.451,98

08 969.712 70 % 1.385.302,53 5 85 % 1.118.631,79

09 437.083,82 70 % 624.405,46 5 85 % 504.207,41

14.177.360,83 20.253.372,62 15.850.390,98

Pada daerah telitian, bagian sebelah utara lokasi penambangan merupakan wilayah

yang memiliki kontur relatif lebih rendah dan tidak terdapat endapan batubara,

sehingga cocok untuk digunakan sebagai tempat penimbunan overburden. Luas area

waste dump untuk tahun pertama hingga tahun ke dua disesuaikan denganjumlah

overburden yang akan ditimbun, selanjutnya dilakukan metode backfilling.Tinggi

lereng dirancang 5m, dengan lebar bench 5m. kemiringan lereng yang dipengaruhi

oleh angle of repose dari material overburden 20°.

33

Page 34: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

4.4.2 Infrasruktur penunjang

Fasilitas yang digunakan untuk mendukung operasi penambangan batubara terdiri

dari kantor administrasi, gudang, bengkel, laboratorium kualitas kontrol, ruang makan

siang, tempat ibadah, stasiun bahan bakar, tangki air, dan stasiun generator. Besar dan

luas masing-masing fasilitas tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan operasi kerja

yang akan dilakukan. Ukuran bangunan administrasi dibuat berdasarkan perkiraan

jumlah karyawan dan pengguna lainnya. Ukuran bengkel sesuai dengan fasilitas

pemeliharaan peralatan utama dan ruang untuk mengganti suku cadang. Laboratorium

didesain sesuai dengan peralatan yang dibutuhkan dan personil yang ada. Secara

global luas lantai dari masing-masing bangunan tersebut adalah sebagai berikut:

4.5 Deskripsi Target Produksi

Berdasarkan perhitungan cadangan tertambang yakni 2,614,827.48 ton dibagi dengan

target produksi batubara pertahun yakni 300.000 ton, sehingga umur tambang daerah

Sangatta adalah 8,71 atau 9 tahun. Untuk memulai kegiatan penambangan lebih dahulu

dilakukan penggalian tanah penutup (overburden) pada areal penambangan, sehingga

endapan batubara akan tersingkap dan akan mudah untuk di tambang. Umur tambang yang

diperkirakan selama sembilan tahun dengan rencana penambangan sebagai berikut :

YEAR BLOCK OVERBURDEN COAL TOTAL SR34

Page 35: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

And

INTERBURDEN

MASSVOLUME

VOL(BCM) (TON) (BCM)

1 PIT_BLS01 PIT_BLS06 2.637.481 303.928 2.751.101 9

2 PIT_BLS06 PIT_BLS12 2.741.164 301.299 2.940.533 9

3 PIT_BLS12 PIT_BLS15 2.460.135 304.206 2.652.483 8

4 PIT_BLS15 PIT_BLS18 1.552.764 315.592 1.764.877 5

5 PIT_BLS18 PIT_BLS19 1.467.705 314.428 1.669.666 5

6 PIT_BLS19 PIT_BLS17 1.135.073 313.011 1.333.652 4

7 PIT_BLS17 PIT_BLS16 776.243 303.122 972.374 3

8 PIT_BLS16 PIT_BLS05 969.712 307.042 1.172.493 3

9 PIT_BLS05 PIT_BLS01 437.084 152.199 529.612 3

TOTAL 13.740.277 2.462.628 15.257.179 6

4.5.1 Pemindahan Tanah penutup / OB waste tahunan

Berdasarkan observasi lapangan di daerah studi dan sekitarnya ditambah dengan

hasil uji kekuatan batuan utuh dan massa batuan, kondisi bidang diskuntinu, maka

dapat dinyatakan bahwa penggalian overburden dan batubara di daerah Sangatta bisa

dilakukan dengan penggaruan (ripper) dan tidak memerlukan peledakan (blasting).

Mempertimbangkan kondisi endapan batubara dan lapisan penutup seperti telah

diuraikan diatas, maka rencana penambangan batubara didaerah studi dipilih metode

tambang terbuka (surface mining). Metode penambagan yang di gunakan adalah open

pit. Kegiatan penambangan dengan cara open pit terdiri dari serangkaian kegiatan

meliputi:

Pembersihan lahan sekaligus pengupasan dan pemindahan tanah penutup

Penggalian dan pemindahan lapisan penutup (OB/IB)

Penggalian dan pemindahan batubara

35

Page 36: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

4.5.2 Daftar Jumlah Peralatan Tambang Utama

Pemilihan peralatan mekanis sangat tergantung dari sistem penambangan yang

dipilih. Pemilihan peralatan mekanis sangat berpengaruh pada geometri yang akan

dibuat. Tinggi dan lebar jenjang permukaan kerja akan dipengaruhi oleh jangkauan

dan kemampuan alat mekanis yang dipilih. Berbagai aspek yang terlibat dalam

kegiatan penambangan baik memiliki peran signifikan dalam menentukan peralatan

mekanis (sistem penanganan material) yang akan dipakai. Pemilihan sistem

penanganan material berdasarkan sistem penambangan, bentuk endapan yang relatif

seragam dan homogen serta inventaris alat mekanis yang dimiliki. Dalam hal ini lebih

banyak dipengaruhi oleh alat mekanis yang dimiliki karena keterbatasan inventaris

dan teknologi.

Pemilihan peralatan yang digunakan untuk penggalian batubara dan

overburden di daerah Sangattaa adalah Backhoe. Sebab dengan kondisi curah hujan

yang tinggi dan kondisi lantai kerja yang kurang baik, maka pemakaian alat muat jenis

backhoe ini akan lebih efisien. Selain itu backhoe excavator juga dapat digunakan

untuk mengontrol dilusi pada dasar lapisan batubara. Pada penggalian overburden,

backhoe dapat memuat truk dari elevasi jenjang maupun memuat truk pada jenjang

dibawahnya. Backhoe juga direkomendasikan sebagai alat muat truk dengan tinggi

jenjang kurang dari 5m. Alat angkut yang dipilih adalah truk kapasitas 15 ton untuk

batubara dan truk kapasitas 25 ton untuk overburden. Truk 15 ton akan sesuai dengan

backhoe 70 ton (0,7 m3 bucket) dengan pengisian sebanyak 6 Kali. Sedangkan untuk

truk 25 ton akan sesuai dengan backhoe excavator 35 ton ( 3,5 m3 bucket) dengan

pengisian sebanyak 10 Kali. Pertimbangan pemilihan peralatan spesifikasi teknis

peralatan utama adalah :

36

Page 37: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Karakteristik lapisan batubara dan lapisan penutup

Aspek teknis dan ekonomis

Dukungan teknis yang mencakup pelayanan purna jual (after sales service) dari

perusahaan yang menyediakan peralatan.

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka pada operasi pertambangan batubara ini, akan

digunakan alat-alat sebagai berikut :

JENIS

KEGIATAN

NAMA MATERIAL

TOP SOILOVERBURDEN/

INTERBURDENBATUBARA

Pembersihan Lahan

(Land Clearing)

Bulldozer

Penggalian

(Excavating)

Backhoe-Loader Backhoe-Loader

Bulldozer-Ripper

Untuk material

keras

Backhoe-Loader

Bulldozer-Ripper

Untuk material

keras

Pemuatan

(Loading)

Backhoe-Loader Backhoe-Loader Backhoe-Loader

Pengangkutan

(Hauling)

Dump Truck Dump Truck Dump Truck

Penimbunan

(Dumping)

Dump Truck Dump Truck

Backhoe, Bulldozer

Dump Truck

37

Page 38: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

NAMA/

JENIS ALAT

TIPE KAPASITAS MERK FUNGSI

Bulldozer

(Ripper jika

diperluka

Komatsu Pembersihan lahan

Pemberaian OB/IB

Pemberaian Coal

Penimbunan

Backhoe-

Loader

PC160LC-7

PC600LC-7

0,7 m3

3,5 m3

Komatsu

Komatsu

Penggalian dan Pemuatan

Material Lunak (Coal)

Pembuatan Level Jenjang

Penggalian dan pemuatan

Material lunak (OB/IB)

Dump Truck Hino Ranger

FG 235 JJ

HD 255-HD

15 ton

25 ton

Hino

Komatsu

Pengangkutan Batubara

Pengangkutan Material

(OB/IB)

4.5.3 Perkiraan Harga Jual

YEAR BLOCK

COAL

MASSTOTAL

(TON) (US$)

1 PIT_BLS01 PIT_BLS06 303.928 26350557.6

2 PIT_BLS06 PIT_BLS12 301.299 26122623.3

3 PIT_BLS12 PIT_BLS15 304.206 26374660.2

4 PIT_BLS15 PIT_BLS18 315.592 27361826.4

5 PIT_BLS18 PIT_BLS19 314.428 27260907.6

6 PIT_BLS19 PIT_BLS17 313.011 27138053.7

7 PIT_BLS17 PIT_BLS16 303.122 26280677.4

8 PIT_BLS16 PIT_BLS05 307.042 26620541.4

9 PIT_BLS05 PIT_BLS01 152.199 13195653.3

TOTAL 226705500.9

38

Page 39: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

Harga batubara US$ 86,70 per ton

4.5.4 Biaya dan Keuntungan (EBITDA)

Biaya dan keuntungan terlampir.

39

Page 40: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemodelan geologi lapisan batu bara, menghasilkan 3 seam batu bara dengan

ketebalan ≥ 0,5m. Subcrop line batu bara dan kontur struktur batu bara, yang

digunakan sebagai batas dalam penaksiran cadangan dan perancangan geometri

penambangan. Perangkat lunak Minescape dapt untuk menganalisis nilai stripping

ratio (SR) ≤ 10:1 pada 3 seam batubara.

2. Rancangan penambangan dimulai dari blok Selatan. Kemiringan lereng tunggal

maksimal adalah 60°, tinggi bench 10 m dan lebar bench penambangan maupun final

bench adalah 5 m.

3. Rancangan produksi penambangan batubara pada tahun pertama sampai kedelapan

adalah sebesar 300.000 ton sedangkan pada tahun kesembilan 150.000 ton. Pada tahun

pertama sampai keenam dilakukan penggalian dari elevasi 70-40 mdpl, sedangkan

pada tahun ketujuh sampai tahun kesembilan dilakukan penggalian dari elevasi 40-20

mdpl.

4. Alat gali yang akan digunakan untuk mengupas material penutup adalah back hoe

(excavator) komatsu PC 600LC-7. Alat angkut yang akan dipakai untuk mengangkut

material overburden adalah dump truck komatsu HD-255.

5. Alat muat yang akan digunakan untuk memuat batu bara adalah back hoe (excavator)

komatsu PC 160LC-7. Alat angkut yang akan dipakai untuk mengangkut batu bara

adalah Hino Dutro 130 HD kapasitas 10 ton.

6. Dimensi jalan angkut dibuat dengan lebar pada jalan lurus 20m, pada tikungan 29m

sedangkan derajat kemiringan jalan (grade) adalah 8 % dan super elevasi 4 %.

7. Sistem penyaliran tambang yang dirancang terdiri dari saluran terbuka, sumuran pada

dasar pit, pompa, dan kolam pengendapan. Letak kolam pengendapan berada dalam

pit, pada elevasi terendah yaitu 20 mdpl.

40

Page 41: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

5.2 Saran

Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan rancangan tambang yang telah dibuat, maka

perlu dilakukan:

1. Diperlukan pemantauan lebih lanjut untuk mengetahui tingkat keakuratan hasil

perhitungan simulasi dengan kenyataan pelaksanaannya di lapangan pada saat dan

setelah operasi penambangan dilakukan setiap tahunnya.

2. Perlu dilakukan monitoring kestabilan lereng agar faktor keamanan dapat

dipertahankan.

3. Penelitian lebih lanjut mengenai pemilihan alat muat dan alat angkut, baik dari segi

teknis, praktis maupun ekonomi.

4. Perancangan dan perhitungan sistem penyaliran tambang yang tepat guna mengatasi

air limpasan yang masuk ke dalam tambang mengingat tingginya curah hujan pada

area penambangan PT. Mane Coal.

41

Page 42: Rancangan Penambangan Batubara Sistem Tambang Terbuka.doc

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Open Pit Mining. http://library.thinkquest.org/05aug/00461/open.htm.

(diakses tanggal 23 Maret 2014 pukul 17.23)

Anonim. 2014. Macam-Macam Pekerjaan di Perusahaan Tambang Batubara.

http://www.jualbatubara.com/2012/10/macam-macam-pekerjaan-di-

perusahaan.html. (diakses tanggal 25 Maret 2014 pukul 17.58).

Chekel, Van. 2010. Manajemen Tambang. http://lagaevhanchekel.blogspot.com/2010/01/

manajemen-tambang.html (diakses tanggal 24 Maret 2014 pukul 18.30).

Devereux, Steve. 1999. Drilling Technology. New York: PennWell.

Ehrenberger, Vlastimil. 1990. Mining Modelling. Nottingham: Elsevier.

Gomis, Marchellevandra. 2011. Metode Penambangan Terbuka. http://r-jotambang.blogspot.com/

2011/12/tambang-terbuka_31.html. (diakses tanggal 22 Maret 2014 pukul 16.04)

Ikoku, Chi. 1985. Economic Analysis and Investment Decisions. New York: Wiley.

Hartman, Howard. 1987. Introductory Mining Engineering. Singapore: Wiley.

Hustrulid, William. 2006. Open Pit Mine Planning & Design. Singapore: Taylor.

Lottermoser, Bernd. 2007. Mine Wastes. New York: Springer.

42