1 pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah...

108
Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah 1 Pendahuluan Tambang merupakan potensi besar yang dimiliki Indonesia. Kegiatan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis untuk mendapatkan bahan galian bernilai ekonomis tinggi. Kegiatan penambangan ini antara lain meliputi kegiatan penggalian, pengerukan, dan penyedotan. Penambangan mampu memberikan keuntungan secara ekonomi baik kepada Negara maupun masyarakat. Keuntungan yang besar dan cepat memacu perkembangan pertambangan pada areal yang luas baik secara legal maupun ilegal. Kegiatan penambangan ilegal ini disebut juga tambang inkonvensional (TI) dan banyak dilakukan oleh masyarakat umum. Sebagai contoh penambangan timah rakyat yang termasuk dalam penambangan inkonvensional (TI) pada kolam bekas tambang industri di Kacang Pedang, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung, mampu mendapatkan 600 kilogram pasir timah per hari. Jika harga timah Rp 60.000 per kg, satu tim penambang bisa mendapat Rp 36 juta per hari (Bangka Pos, 10 November 2008). Bahkan pada awal tahun 2011, harga timah mampu mencapai 125 ribu rupiah setiap kilogramnya. Kondisi tersebut memberi daya tarik yang besar bagi masyarakat di Bangka Belitung maupun daerah lain untuk ikut serta melakukan penambangan timah di pulau Bangka 1

Upload: nguyencong

Post on 06-Jul-2018

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

1

Pendahuluan

Tambang merupakan potensi besar yang dimiliki Indonesia.

Kegiatan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi

(tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses

penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis untuk

mendapatkan bahan galian bernilai ekonomis tinggi. Kegiatan

penambangan ini antara lain meliputi kegiatan penggalian,

pengerukan, dan penyedotan. Penambangan mampu memberikan

keuntungan secara ekonomi baik kepada Negara maupun

masyarakat. Keuntungan yang besar dan cepat memacu

perkembangan pertambangan pada areal yang luas baik secara legal

maupun ilegal. Kegiatan penambangan ilegal ini disebut juga

tambang inkonvensional (TI) dan banyak dilakukan oleh masyarakat

umum.

Sebagai contoh penambangan timah rakyat yang termasuk

dalam penambangan inkonvensional (TI) pada kolam bekas tambang

industri di Kacang Pedang, Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka

Belitung, mampu mendapatkan 600 kilogram pasir timah per hari.

Jika harga timah Rp 60.000 per kg, satu tim penambang bisa

mendapat Rp 36 juta per hari (Bangka Pos, 10 November 2008).

Bahkan pada awal tahun 2011, harga timah mampu mencapai 125

ribu rupiah setiap kilogramnya. Kondisi tersebut memberi daya tarik

yang besar bagi masyarakat di Bangka Belitung maupun daerah lain

untuk ikut serta melakukan penambangan timah di pulau Bangka

1

Page 2: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

2

dan Belitung. Proses penambangan timah inkonvensional terdapat

pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1. Penambangan timah inkonvensional di Pangkalpinang

(Bangkapos.com)

Berdasarkan bahan-bahan galiannya, penambangan di

Indonesia dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:

Golongan A untuk bahan galian strategis, Golongan B untuk bahan

galian vital, dan Golongan C untuk bahan galian yang tidak

termasuk dalam Golongan A dan B. Yang termasuk bahan galian

Golongan A antara lain adalah minyak bumi, gas bumi, batubara,

nikel, dan aspal.

Yang termasuk bahan galian Golongan B antara lain adalah

pasir besi, bauksit, tembaga, emas, dan perak. Sedangkan yang

termasuk bahan galian Golongan C antara lain adalah asbes, grafit,

batu permata, pasir kwarsa, marmer, tanah liat, dan batu kapur

(Puspita, 2005).

Kegiatan penambangan memberikan efek berupa lubang,

yang jika tidak ditutup kembali atau direklamasi akan diisi oleh air

(dari hujan, luapan sungai, atau laut) sehingga akhirnya menyerupai

Page 3: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

3

danau atau kolam besar. Kolam atau danau bekas penambangan

yang dikenal dengan sebutan kolong adalah perairan atau badan air

yang terbentuk dari lahan bekas penambangan bahan galian.

Lahan bekas pertambangan di daratan berbentuk

lubang/cekungan-cekungan di permukaan tanah yang kemudian diisi

limpasan air permukaan (air hujan, sungai, laut) sehingga

menyerupai kolam atau danau besar. Sedangkan lahan bekas

pertambangan di dasar laut akan meninggalkan lubang berupa

palung yang dalam di dasar laut.

Gambar 1.2. Isu pertambangan di 20 Propinsi Indonesia

(rasigold.blogspot.com)

Kolong yang terbentuk dari lubang bekas galian tambang

memiliki ukuran dan kedalaman yang berbeda tergantung jenis

galiannya. Lubang bekas galian timah di Pulau Bangka dan Belitung

umumnya berukuran 0,25 - 4,0 Ha dengan kedalaman 2 - 6 m.

Galian tambang nikel di Bahomatefe, Sulawesi Tenggara

menghasilkan lubang berukuran 50 x 50 m dengan kedalaman

Page 4: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

4

sekitar 20 m. Penambangan emas ilegal yang dilakukan di wilayah

Salamantan, Kalimantan Barat meninggalkan lubang berukuran

kecil yang cukup dalam.

Air di dalam kolong secara umum pada awal setelah

penambangan belum dapat digunakan sebagai sumber kebutuhan air

karena masih mengandung bahan pencemar yang tinggi. Seiring usia

kolong yang semakin tua, kondisi biolimnologisnya semakin

menyerupai habitat alami seperti danau sehingga airnya dapat

digunakan, baik oleh masyarakat untuk keperluan sehari-hari

maupun sebagai media hidup organisme akuatik.

Dalam buku “Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan

Lahan Basah Pasca Penambangan Timah” ini menguraikan

berbagai hal mengenai lahan pasca penambangan timah dan upaya

pemanfaatannya sebagai lahan budidaya komoditi perikanan.

Uraian dalam buku ini diharapkan dapat menjadi buku ajar

mata kuliah pengantar budidaya perairan bagi mahasiswa dan

masyarakat di Kepualauan Bangka Belitung khususnya dan

Indonesia pada umumnya dalam upaya kelestarian lingkungan

melalui pemanfaatan lahan pasca tambang timah sebagai lahan

budidaya ikan.

Page 5: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

5

Penambangan Timah

Penambangan mineral memberikan efek pada dua sisi yang

bertentangan. Di satu sisi, pertambangan memberikan manfaat

ekonomi bagi Negara dan masyarakat, namun di sisi lain seringkali

memberikan kerusakan lingkungan.

PENAMBANGAN TIMAH DI INDONESIA

Hasil tambang tidak dipungkiri menjadi primadona sumber

pendapatan di negeri ini. Emas, batu bara, minyak bumi, timah

hingga batu granit menghasilkan pundi-pundi penghasilan bagi

pelaku panambangan, pemerintah daerah dan negara. Kebutuhan

dunia akan bahan tambang untuk memenuhi kebutuhan hidup serta

berkilaunya harga bahan tambang menjadi daya tarik yang sangat

besar masyarakat Indonesia melakukan penambangan bahan

mineral.

Namun pertambangan bagai dua sisi mata uang yang

bertentangan, dimana disatu sisi memberikan pendapatan dari hasil

penjualan bahan tambang, di sisi lain pertambangan memberikan

efek negatif pada lingkungan hidup. Kesejahteraan pada saat

penambangan dapat diperoleh, akan tetapi pada generasi berikutnya

kerusakan lingkungan memberikan dampak ekologi, sosial dan

perekonomian.

Ketergantungan terhadap hasil tambang juga memberikan

potensi masalah sosial dan ekonomi. Hal ini telah terjadi di Singkep

dimana pada tahun 1992, PT.Timah sebagai pengelola penambangan

2

Page 6: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

6

timah di pulau Singkep menghentikan operasinya akibat cadangan

timah yang dinilai tidak ekonomis lagi. Masyarakat pulau Singkep

yang terlanjur tergantung pada penambangan timah kehilangan

pekerjaan. Masalah sosial muncul dengan minimnya peluang

pekerjaan dan perekonomiaan merosot.

Terdapat beberapa wilayah potensial penambangan timah di

Indonesia yaitu Pulau Bangka, pulau Belitung, pulau Singkep dan

Bekinang. Wilayah utama pertambangan timah di Indonesia adalah

pulau Bangka dan Belitung di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Kedua pulau tersebut memiliki potensi timah yang besar.

Penambangan timah yang telah dilakukan 301 tahun yang lalu

hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda berakhirnya

penambangan timah di kedua pulau tersebut meskipun pada

beberapa titik penambangan tidak lagi menunjukkan aktifitas

penambangan timah.

Mengutip pernyataan Sir Thomas Stamford Raffles bahwa

"Inilah tempat timah terkaya yang tidak ada bandingannya di dunia,

Seluruh pulaunya akan menjadi tambang timah terbesar”.

Pernyataan tersebut tidak berlebihan, sebab berdasarkan data

geologi, hampir di semua wilayah baik di darat maupun di laut

memiliki cadangan timah yang dikenal sebagai world’s tin belt

(sabuk timah dunia). Dari total luas wilayah propinsi Kepulauan

Bangka Belitung sebesar 81.725 km2 dan luas daratan sebesar

16.424 km2, sebanyak lebih dari 400.000 hektar daratan merupakan

luas kuasa penambangan timah. Belum termasuk juga 143.135

hektar luas kuasa penambangan di laut (Anonymous, 2010).

Sedangkan di pulau Singkep diperkirakan sekitar 45.000 ha lahan

telah dimanfaatkan sebagai basis kegiatan penambangan timah

selama hampir seratus delapan puluh tahun.

Page 7: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

7

Sejarah penambangan timah di Indonesia diawali dari pulau

Bangka dimana diperkirakan mulai dilakukan penambangan pada

pertengahan abad ke 17. Menurut buku De Inside Archipel

menegaskan bahwa tahun 1711 adalah tahun ditemukannya timah di

Bangka oleh VOC meskipun selama 115 tahun sebelumnya, VOC

membeli timah dari yang digali di pulau Bangka dari kesultanan

Palembang. Sementara pulau Belitung diakui menghasilkan besi dan

timah sejak tahun 1820. Penambangan awal dilakukan oleh

masyarakat Belitung untuk dijual ke daerah yang telah lebih dahulu

berkembang perdagangan timahnya yaitu Singkep, Lingga dan

Bangka. Penambangan timah di pulau Bangka dari tahun 1711

masih dilakukan hingga sekarang, yang artinya timah di pulau

Bangka telah di eksplorasi selama 301 tahun. Sedangkan

penambangan di Belitung telah berlangsung selama 192 tahun

(Sujitno, 2007).

Selain pulau Bangka dan Belitung, pulau Singkep di

Kepulauan Riau diteliti kandungan tambang timah pada tahun 1863

dan dinyatakan bahwa penambangan timah di pulau Singkep oleh

masyarakat pribumi lebih lama dibandingkan di Bangka yaitu

diperkirakan sebelum tahun 1709. Namun eksplorasi di pulau

Singkep secara teratur oleh Hindia Belanda berlangsung sejak tahun

1887. Selain Singkep, juga diketahui adanya cadangan timah di

Bengkinang, Riau dalam penelitian yang dilakukan tahun 1900.

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1953 pertambangan

timah yang dikelola Hindia Belanda diambil alih oleh Indonesia

dengan nama perusahaan Tambang Timah Bangka (TTB) kemudian

berubah menjadi PT. Timah pada tahun 1961 yang mengelola

penambangan timah tidak hanya di Bangka saja namun juga di

Belitung dan Singkep. Penambangan yang awalnya dilakukan di

Page 8: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

8

daratan, mulai berkembang ke laut menggunakan kapal keruk dan

kapal hisap.

Gambar 2.1. Penambangan timah dan mineral lain di Indonesia

(PT.Timah, 2010)

DAMPAK NEGATIF PENAMBANGAN TIMAH

Penambangan timah di Indonesia memberi dampak positif

cukup besar dalam memberikan pendapatan bagi Negara dan

masyarakat. Namun komoditas ini disamping berdampak positif

bagi perekonomian, juga menimbulkan banyak masalah. Dampak

negatif terjadi akibat kegiatan penambangan timah menurut Elfida

(2007) antara lain mengubah bentuk bentang alam, merusak dan

menghilangkan vegetasi, menghasilkan limbah tailing maupun

overburden, serta menguras air tanah dan air permukaan. Jika tidak

direhabilitasi, lahan-lahan bekas penambangan membentuk

kubangan raksasa (kolong), dan hamparan tanah yang bersifat

masam. Di samping itu kegiatan pertambangan dapat memberikan

perubahan budaya dan adat istiadat setempat.

Page 9: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

9

Gambar 2.2. perubahan bentang alam akibat panambangan timah

(Elfida, 2007)

Gambar 2.3 Kolong bekas penambangan timah di pulau Belitung.

Page 10: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

10

Aktifitas tambang inkonvesional (TI) juga dilakukan pada

areal pertambangan yang telah direklamasi dengan mencuci ulang

pasir tailing untuk memanen timah yang tertinggal. Pada

perkembangannya kemudian TI juga merambah hingga ke kawasan

hutan lindung, daerah pemukiman, badan sungai dan saat ini

eksploitasinya telah merambah ke wilayah laut.

Salah satu masalah yang timbul dari penambangan timah ini

adalah bermunculan danau-danau buatan dengan berbagai ukuran

yang disebut dengan kolong. Kolam atau danau bekas

penambangan (dikenal dengan sebutan kolong) adalah perairan atau

badan air yang terbentuk dari lahan bekas penambangan bahan

galian. Lahan bekas pertambangan di daratan berbentuk lubang atau

cekungan-cekungan dipermukaan tanah yang kemudian diisi

limpasan air permukaan (air hujan,sungai, laut) sehingga

menyerupai kolam atau danau besar.

Gambar 2.4. Kolong bekas penambangan timah di Pulau Bangka

(www.inidhita.com)

Page 11: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

11

Saat ini di pulau Bangka dan Belitung terdapat sekitar 887

kolong dengan berbagai umur yang telah ditingalkan dan tidak

ditambang lagi. Jumlah kolong belum termasuk yang masih

dilakukan penambangan. Hal ini menyebabkan pulau Bangka dan

pulau Belitung tampak dari udara menjadi daratan dengan lubang-

lubang berwarna-warni mulai dari biru, hijau, kuning hingga coklat.

Segala label negatif tentang timah terhadap provinsi ini, seperti

Babel (Babak Belur), Ghost City, pulau seribu kolong, dan lain-lain

saya rasa sudah cukup untuk menyadarkan kita semua untuk berbuat

sesuatu agar timah memang menjadi anugerah dan bukan petaka

(Hariyadi, 2012).

Kondisi semakin parah sejak era reformasi dimana

penambangan yang sebelumnya hanya dilakukan oleh PT. Timah,

PT. Kobatin dan perusahaan lain yang memiliki kuasa

penambangan, dapat dilakukan oleh masyarakat. Penambangan oleh

masyarakat umumnya disebut sebagai TI. Istilah TI sebagai

kepanjangan dari Tambang Inkonvensional. Ini merupakan sebutan

untuk penambangan timah dengan memanfaatkan peralatan mekanis

sederhana. Pada mulanya pengelola TI melakukan kegiatan di dalam

areal kuasa penambangan (KP) Perusahaan Tambang Timah dan

kalau sudah habis mereka bisa pindah ke tempat lain yang

ditentukan oleh Perusahaan Tambang Timah. Akan tetapi, setelah

masuk di era reformasi, dari tahun 1998 ke atas, masyarakat mulai

mencari-cari lokasi di luar KP Perusahaan Tambang Timah sehingga

jumlah TI berkembang pesat menjadi ribuan. Kondisi tersebut

menjadikan TI secara legal formal sebenarnya adalah kegiatan

penambangan yang melanggar hukum karena memang umumnya

tidak memiliki izin penambangan.

Penambangan timah oleh masyarakat tentunya tidak lagi

memperhatikan efek dari penambangan. Masyarakat hanya

Page 12: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

12

mengutamakan keuntungan dan penghasilan dari memperoleh timah.

Setelah timah tidak lagi diperoleh pada suatu tempat, maka

penambang akan mencari lokasi lain dan berpindah pada tempat

yang lebih menghasilkan. Sementara kolong penambangan

sebelumnya ditinggalkan begitu saja menjadi kubangan air yang

tidak berguna. Kondisi ini semakin memperbanyak jumlah kolong

timah dari hari ke hari (Armanda, 2010). Bekas-bekas penambangan

TI umumnya dibiarkan saja sebagaimana adanya, tanpa adanya

upaya mereklamasi.

Gambar 2.5. Lubang sisa penambangan timah (Sabri, 2010)

Pemandangan umum yang dijumpai pada lahan bekas

tambang timah berupa kolong (lahan bekas penambangan yang

berbentuk semacam danau kecil dengan kedalaman mencapai 40 m),

timbunan liat hasil galian (overburden), dan hamparan tailing yang

berupa rawa atau lahan kering.

Latifah (2000) mengindikasikan bahwa sejalan dengan

waktu, timbunan tailing akan membentuk hamparan tailing yang

semakin luas. Bagian terbesar dari lahan bekas tambang timah

Page 13: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

13

adalah berupa hamparan tailing yang mencapai 50-70% dari luas

areal bekas tambang. Tailing merupakan bahan dengan komponen

utama berupa fraksi pasir bercampur kerikil, dan sejalan dengan

waktu timbunan tailing ini akan membentuk hamparan tailing

(Latifah, 2000). Timbunan tailing memiliki unsur hara yang minim.

Unsur-unsur makro dalam tanah ditemui dalam jumlah rendah.

Demikian juga pada pH yang berkisar antara pH 3 – 5. Kondisi ini

menjadikan area bekas penambangan timah menjadi lahan yang

tidak subur. Diperlukan perlakuan-perlakuan untuk mengembalikan

fungsi lahan.

Sedangkan kolong yang terbentuk dari penambangan timah

umumnya memiliki kondisi air yang bersifat asam tergantung dari

tipe mineral dominan di area tambang dan mengandung logam-

logam terlarut berbahaya yang tidak dapat dimanfaatkan dalam

kurun waktu yang cukup panjang. Sumber air kolong bisa berasal

dari mata air, air sungai maupun air hujan. Kolong bekas tambang

merupakan habitat yang unik karena umumnya sempit dan dalam

serta tanpa zona littoral yang dikelilingi oleh dinding batuan yang

terjal/curam, dan tidak terdapat aliran air masuk dan/atau air keluar.

Kolong yang airnya bersifat asam adalah akibat terjadinya proses

oksidasi batuan/mineral sulfida dari jenis pirit (FeS2), galena (PbS),

mineral besi lainnya dari mine tailing, batuan buangan tambang

(overburden) atau batuan dinding kolong. Untuk area tambang yang

didominasi oleh batuan mineral sulfida dan besi akan menghasilkan

kolong yang airnya asam dan mengandung sulfat dan logam Fe yang

tinggi. Oksidasi mineral sulfida juga dapat melepaskan logam

lainnya antara lain As, Cd, Cu, Pb, Al dan Zn (Henny C, 2009).

Reklamasi sebagai usaha untuk memperbaiki atau

memulihkan kembali lahan yang rusak sebagai akibat kegiatan

usaha pertambangan, agar dapat berfungsi secara optimal sesuai

Page 14: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

14

dengan kemampuannya. Pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP)

operais produksi wajib menyerahkan rencana reklamasi dan rencana

pasca tambang pada saat mengajukan permohonan IUP dan

pelaksanaannya sesuai dengan peruntukan lahan. Pemegang IUP OP

juga wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan dana jaminan

pasca tambang.

Luas lahan bekas tambang timah PT.Timah, Tbk. dan PT.

Koba Tin yang telah direklamasi adalah 6.683,27 ha dan yang belum

direklamasi 2700,37 ha (Data tahun 2006). Sementara itu, luas lahan

bekas penambangan timah inkonvensional yang belum direklamasi

1.008 ha. Permasalahan baru muncul ketika lahan reklamasi pada

lahan bekas tambang timah di Provinsi Bangka Belitung dirusak

oleh penambang ilegal dengan melakukan penambangan timah

kembali pada lahan yang telah direklamasi. Sejak dicabutnya status

timah sebagai barang strategis, kegiatan penambangan timah oleh

masyarakat dilakukan hampir di setiap lokasi yang diduga

mengandung deposit timah termasuk juga di lahan-lahan yang sudah

direklamasi.

Selama ini reklamasi lebih diartikan sebagai revegetasi

lahan. Namun pemanfaatan kolong untuk kebutuhan yang lebih

bermanfaat dapat dilakukan demi peningkatan daya guna kolong

pasca penambangan timah. Salah satu upaya pemanfaatan kolong

adalah dengan pemanfaatan air yang berada dalam kolong sebagai

media budidaya komoditi perikanan. Untuk itu diperlukan

pemahaman untuk mendayagunakan kolong sebagai lahan budidaya

komoditi perikanan. Pemahaman tidak hanya diperlukan dalam

pemanfaatan kolong, namun juga dalam budidaya komoditi

perikanan pada lahan-lahan non kolong di wilayah pertambangan

timah yang memiliki kondisi tanah dan air spesifik dan belum

optimum. Bersama buku ini dapat diambil pelajaran untuk

Page 15: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

15

melakukan budidaya komoditi perikanan di kolong pasca

penambangan timah dan lahan di wilayahnya sebagai upaya

reklamasi serta menekan ketergantungan masyarakat terhadap

penambangan timah.

Gambar 2.6. Proses penambangan timah inkonvensional

(tekmira.esdm.go.id)

Page 16: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

16

RINGKASAN

Ketergantungan terhadap hasil tambang juga memberikan potensi

masalah sosial dan ekonomi. Hal ini telah terjadi di Singkep dimana

pada tahun 1992, PT.Timah sebagai pengelola penambangan timah

di pulau Singkep menghentikan operasinya akibat cadangan timah

yang dinilai tidak ekonomis lagi. Masyarakat pulau Singkep yang

terlanjur tergantung pada penambangan timah kehilangan pekerjaan.

Masalah sosial muncul dengan minimnya peluang pekerjaan dan

perekonomiaan merosot.

Wilayah utama pertambangan timah di Indonesia adalah pulau

Bangka dan Belitung di Propinsi Kepulauan Bangka Belitung

disamping pulau Singkep dan Bengkinang pada masa lampau.

Sebanyak lebih dari 400.000 hektar daratan pulau Bangka dan

Belitung merupakan luas kuasa penambangan timah.

Dampak negatif terjadi akibat kegiatan penambangan timah antara

lain mengubah bentuk bentang alam, merusak dan menghilangkan

vegetasi, menghasilkan limbah tailing maupun overburden, serta

menguras air tanah dan air permukaan. Jika tidak direhabilitasi,

lahan-lahan bekas penambangan membentuk kubangan raksasa

(kolong), dan hamparan tanah yang bersifat masam.

Kolam atau danau bekas penambangan (dikenal dengan sebutan

kolong) adalah perairan atau badan air yang terbentuk dari lahan

bekas penambangan bahan galian. Lahan bekas pertambangan di

daratan berbentuk lubang atau cekungan-cekungan di permukaan

tanah yang kemudian diisi limpasan air permukaan (air

hujan,sungai, laut) sehingga menyerupai kolam atau danau besar.

.

Page 17: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

17

Air untuk Budidaya Ikan

Media budidaya ikan merupakan tempat hidup dan

berkembang bagi komoditi perikanan yang dibudidayakan yaitu air.

Selain peranan kesesuaian wadah budidaya, air memberikan

pengaruh penting dalam budidaya ikan. Tingkat keberhasilan

budidaya ikan sangat dipengaruhi kualitas air sebagai media hidup

dengan tidak mengesampingkan faktor-faktor lainnya seperti pakan,

genetika dan faktor lainnya. Kondisi kualitas air yang tidak sesuai

bagi ikan dapat menurunkan tingkat pertumbuhan sehingga

menurunkan produktifitasnya.

Kolong sebagai lahan perairan umum bekas penambangan

timah memiliki kondisi spesifik dan berbeda dengan perairan pada

umumnya. Minimnya vegetasi di sekitar kolong dan perlakuan

selama penambangan berpengaruh pada kualitas air kolong. Untuk

itu dalam bab ini akan dibahas tentang kualitas air optimum untuk

budidaya ikan dan dibandingkan dengan kualitas air pada kolong

serta perlakuan-perlakuan yang dapat diberikan untuk memperbaiki

kualitas air kolong bekas penambangan timah.

SUMBER AIR

Air sebagai media hidup komoditi perikanan di wadah

budidaya dapat dibedakan menjadi 2 sumber utama yaitu dari air

permukaan dan air tanah. Menurut Gusrina (2008), Air permukaan

yaitu air hujan yang mengalami limpasan atau berakumulasi

3

Page 18: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

18

sementara ditempat-tempat rendah misalnya : air sungai, waduk,

danau dan rawa. Selain itu air permukaan dapat juga didefenisikan

sebagai air yang berada disungai, danau, waduk, rawa dan badan air

lainnya yang tidak mengalami infiltrasi ke dalam.

Sedangkan air tanah yaitu air hujan yang mengendap atau air

yang berada di bawah permukaan tanah. Air tanah yang saat ini

digunakan untuk kegiatan budidaya dapat diperoleh melalui cara

pengeboran air tanah dengan kedalaman tertentu sampai diperoleh

titik sumber air yang akan keluar dan dapat dipergunakan untuk

kegiatan budidaya. Air tanah memiliki kelebihan airnya bersih,

namun memiliki kekurangan yaitu air tanah mempunyai kandungan

oksigen yang rendah, kadar karbondioksida yang tinggi dan

kandungan besi yang relatif tinggi.

Air Tanah

Air tanah merupakan salah satu komponen dalam peredaran

air di bumi yang dikenal sebagai siklus hidrologi. Siklus ini berawal

dari sistem energi matahari yang merupakan energi yang berperan

cukup penting bagi siklus hidrologi memancarkan energinya

sehingga air yang berasal dari danau, rawa, sungai maupun dari laut

secara tetap mengalami evaporasi menjadi uap air yang naik ke

atmosfer. Angin akan mengangkut uap air pada jarak yang sangat

jauh dan akan berkumpul membentuk awan, setelah mengalami

jenuh akan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran air yang

jatuh ke permukaan bumi juga disebut dengan hujan. Turunnya

hujan ke bumi ini mengakhiri siklus hidrologi dan akan dimulai

dengan siklus yang baru.

Air tanah dapat kita dibagi menjadi dua, yakni air tanah

preatis dan air tanah artesis. Air tanah preatis adalah air tanah yang

letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan

Page 19: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

19

kedap air / impermeable. Air tanah artesis letaknya sangat jauh di

dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air.

Air Permukaan

Air permukaan merupakan bagian air terbesar di dunia. Air

permukaan didapati pada sungai, danau, rawa dan laut. Air

permukaan dibedakan menjadi zona lentik dan zona lotik. Yang

membedakan keduanya adalah arus, hubungan tanah dan air serta

tekanan oksigen. Zona lentik adalah wilayah air tergenang yaitu

danau, rawa, waduk, kolong dan lainnya. Zona lotik merupakan

perairan yang mengalir seperti mata air dan sungai. Perbedaan yang

terjadi pada zona lentik dan lotik menyebabkan munculnya habitat

yang berbeda seperti pada Gambar 3.1. Kolong merupakan zona

lentik yang spesifik dimana kolong merupakan danau dengan

bermacam ukuran dengan segala akibat dari proses penambangan.

Gambar 3.1. Perbedaan habitat lentik dan lotik

(Indaryanto, tanpa tahun)

Page 20: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

20

Air permukaan memiliki beberapa parameter yang lebih baik

dibandingkan dengan air tanah sebagai media budidaya perairan.

Ketersediaan algae, bahan organik dan oksigen terlarut memberi

pembeda antara air permukaan dan air tanah. Perbandingan

parameter air tanah dan air permukaan terdapat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Perbandingan air tanah dan air permukaan

Parameter Air Tanah Air Permukaan

Suhu

dipengaruhi kedalaman

sumur, namun konstan pada

satu tempat

tergantung musim

Kecerahan rendah ( jernih)

umumnya medium

hingga tinggi karena

partikel nonorganik dan

atau alga

Gas terlarut

Nitrogen

Oksigen terlarut

Karbondioksida

Hidrogen sulfide

tinggi

rendah, umumnya < 1mg/L

tinggi (0-50 mg/L)

umumnya tidak ada

rendah

tinggi >5 mg/L

<5 mg/L

pada kolam

terstratifikasi

pH

rendah, umumnya <7,0

karena CO2 tinggi dan

sedikit perubahan

pencahayaan matahari

antara 6.5 – 8.5 karena

besarnya perubahan

pencahayaan matahari

dimana pH rendah

sebelum matahari

terbit, tertinggi saat

tengah hari dan

penurunan akibat alga

Sumber : Puspita dkk (2005)

Page 21: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

21

KUALITAS AIR

Dalam upaya pembudidayaan ikan secara optimal, maka

kualitas air pada sistem budidaya ikan diupayakan dapat sesuai

dengan nilai optimal parameter kualitas air yang dibutuhkan olah

komoditi yang dibudidayakan. Kesehatan ikan yang dibudidayakan

dapat dipengaruhi oleh kualitas air lingkungan budidaya ikan.

Kesuksesan pemanfaatan kolong sebagai perairan budidaya ikan

tergantung manajemen lingkungan budidaya yang sehat dan

produktifitas pakan alami di kolong.

Parameter kualitas air budidaya ikan yang perlu dipantau

antara lain suhu, salinitas, kecerahan, kedalaman air, oksigen

terlarut, pH, alkalinitas, bahan organik, dan plankton. Parameter

kualitas air dapat dikelompokkan manjadi parameter fisik, kimia dan

biologi. Parameter kualitas air secara umum untuk budidaya perairan

terdapat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2. Standart kualitas air untuk budidaya perairan.

Parameter Konsentrasi Parameter Konsentrasi

Alkalinitas 10 – 400 Hardness total 10 - 400

Aluminium < 0.01 Magnesium < 15

NH3 < 0.02 Merkuri < 0.02

Ammonia (TAN) <1.0 Nitrit NO2 0.1

Arsenic <0.05 Nitrat NO3 0 – 3.0

Cadmium 0.005 pH 6.5 – 8

Calcium 4 - 160 Total Dissolved

Solid (TDS) <400

Karbondioksida 0-10 Total Suspensed

Solid (TSS) <80

Klorin <0.003 Zinc < 0.005

Oksigen terlarut >5

Sumber : Gusrina (2008).

Page 22: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

22

FAKTOR FISIK

Kedalaman Air

Kedalaman air pada wadah budidaya khususnya sistem semi

tertutup memiliki pengaruh dalam meminimalkan fluktuasi dan

stratifikasi. Kedalaman air ideal untuk budidaya ikan adalah berkisar

anatara 1 – 2 meter, dimana pada kedalaman ini cahaya matahari

mampu masuk hingga mendekati dasar dan baik untuk produktivitas

perairan. Jika kedalaman terlalu rendah, maka terjadi fluktuasi suhu

yang besar antara siang hari dan malam hari. Suhu yang terlalu

tinggi pada siang hari membahayakan bagi ikan. Sementara kolam

yang terlalu dalam menimbulkan stratifikasi suhu, cahaya dan

produktifitas perairan.

Kedalaman air juga memperhitungkan jenis komoditas yang

dibudidayakan. Ikan gurami yang cenderung membutuhkan badan

air yang tinggi dan luas, maka kedalaman air budidayanya juga lebih

dalam. Sementara ikan lele yang mampu hidup dengan perairan

yang dangkal maka kedalaman air 50 – 60 cm telah mencukupi

untuk proses budidaya ikan.

Pengukuran kedalaman air dapat dilakukan menggunakan

tongkat berskala, sehingga ketika ujung tongkat menyentuh dasar

perairan maka kedalaman air dapat diketahui dengan membaca skala

pada tongkat tepat pada permukaan air.

Suhu

Suhu memiliki peran penting pada hewan akuatik, karena

sifat hewan akuatik yang poikilothermal. Perubahan suhu dapat

memberikan pengaruh pada kelarutan oksigen dan proses fisiologis

meliputi tingkat respirasi, efisiensi pakan, pertumbuhan, tingkah

laku dan reproduksi. Semakin tinggi suhu suatu perairan dapat

Page 23: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

23

memberikan efek pada penurunan tingkat oksigen dalam air.

Kondisi perubahan suhu dan kadar oksigen memberikan perubahan

pada tingkat respirasi ikan. Penurunan jumlah oksigen yang terserap

akibat penurunan respirasi ikan memberikan pengaruh pada tingkah

laku, pertumbuhan, efisiensi pakan dan reproduksi. Pada Tabel 3.3

dapat dilihat pengaruh tingkat suhu perairan terhadap respon

konsumsi ikan.

Tabel 3.3. Pengaruh suhu terhadap respon konsumsi pakan

Sumber : Gusrina (2008)

Suhu optimal untuk pertumbuhan ikan secara umum adalah

antara 29 – 30C untuk perairan tropis. Pertambahan maupun

penurunan suhu diluar suhu optimum berpengaruh pada penurunan

tingkat pertumbuhan ikan yang dibudidayakan. Kondisi sedemikian

memberikan efek pada semakin tinggi rasio pakan terhadap

pertumbuhan sehingga mengurangi target keuntungan dalam

Page 24: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

24

budidaya komersial. Suhu optimum pertumbuhan ikan terdapat

pada Tabel 3.4 dan Tabel 3.5.

Tabel 3.4. Suhu dan pengaruhnya pada pertumbuhan ikan tropis.

Jenis Ikan Suhu Pengaruh pada

pertumbuhan

Ikan Tropis 29-30C Pertumbuhan optimum

< 26 - 28C Tingkat pertumbuhan

rendah

< 10-15C Batas lethal

Sumber : Lawson (1994)

Tabel 3.5. Suhu optimum pada ikan tropis

Jenis ikan Suhu optimum (ºC)

Carpio 25 – 30

Tilapia 28 – 30

Catfish 27 – 29

Udang air tawar 30

Sumber : Lawson (1994)

Peningkatan suhu perairan memberikan dampak mulai dari

peningkatan metabolisme ikan, penurunan gas terlarut dalam air,

penurunan reproduksi hingga kematian pada ikan. Kondisi berbeda

didapati saat terjadi penurunan suhu perairan yaitu penurunan

metabolisme tubuh ikan, jika penurunan suhu berlanjut maka ikan

mengalami penurunan kesadaran, pingsan dan tingkat paling ekstrim

yaitu kematian (Anonymous, 2009). Hubungan suhu dengan gas

terlarut khususnya oksigen terdapat pada Tabel 3.6.

Page 25: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

25

Tabel 3.6. Hubungan suhu dengan oksigen terlarut.

Sumber : Anonymous (2009)

Kecerahan

Parameter kualitas air pencerahan merupakan parameter

untuk mengukur kemampuan penetrasi cahaya matahari ke dalam

suatu perairan. Telah dikatahui bahwa cahaya matahari memiliki

peran penting dalam penyediaan oksigen dalam perairan umum

dimana cahaya matahari digunakan untuk proses fotosintesis.

Nilai kecerahan dapat diukur dengan lempeng secchi disk,

untuk menentukan titik terdalam penetrasi cahaya ke dalam suatu

perairan. Nilai kecerahan dipengaruhi oleh partikel-partikel

tersuspensi dalam perairan baik partikel organik maupun non

organik. Kecerahan suatu perairan tergambar pada Gambar 3.2.

Nilai kecerahan optimum adalah pada 25 – 30 cm, dimana

kekeruhan terjadi akibat plankton dan flok bakteri bukan partikel

non organik tersuspensi seperti tanah. Kekeruhan akibat plankton,

flok bakteri dan tanah tersuspensi dapat dibedakan dari warna

perairan. Semakin padat kandungan plankton suatu perairan maka

semakin rendah tingkat kecerahannya.

Page 26: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

26

Gambar 3.2. Pengukuran dan nilai kecerahan perairan

Gambar 3.3. Grafik hubungan tingkat kepadatan plankton terhadap

oksigen terlarut dalam perairan

Page 27: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

27

Pengukuran kecerahan dapat dilakukan dengan alat sederhana yaitu

secchi disk.

Gambar 3.4. Secchi disk

Warna Air

Perairan memiliki warna akibat keberadaan fitoplankton,

zooplankton, partikel tanah, partikel organik dan ion logam. Perairan

yang digunakan untuk budidaya ikan atau udang sebaiknya

berwarna kehijauan atau kebiruan. Warna kuning atau keeamasan

dapat terjadi akibat perkembangan diatom yang besar. Kondisi air

sedemikian merupakan air terbaik untuk budidaya udang. Perairan

yang kehijauan merupakan perairan dengan pertumbuhan lebih besar

pada fitoplankton, kecoklatan mengindikasikan pertumbuhan

zooplankton dan coklat mengindikasikan kelebihan partikel tanah

tersuspensi.

Perairan yang kurang baik untuk budidaya adalah air yang

berwarna hitam, hitam kehijauan, coklat tua dan merah. Warna-

warna tersebut mengindikasikan berlebihnya pertumbuhan

Page 28: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

28

pythoplankton, dasar perairan yang buruk dan kandungan asam yang

tinggi. Warna merah pada perairan dapat diindikasikan adanya kadar

logam pada tingkat yang tinggi dan kematian fitoplankton.

Warna yang disebabkan oleh plankton dapat dibedakan

menjadi beberapa warna air. Warna air hijau tua menunjukkan

perairan didominasi oleh Cyanophyceae, Microcystis, Anabaen.

Warna air hijau muda menunjukkan suatu perairan didominasi

Chlorophyta. Warna air hijau kecoklatan mengindikasikan perairan

didominasi diatom (kelas Bacillariophyta) dan warna air coklat

kemerahan memberikan indikasi bahwa perairan didominasi diatom

(kelas Dinoflagellata).

Gambar 3.5. Warna perairan kolam yang diakibatkan pertumbuhan

alga. Gambar kiri lebih baik untuk budidaya

dibandingkan gambar kanan.

Page 29: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

29

FAKTOR KIMIA

Salinitas

Salinitas merupakan suatu ukuran konsentrasi ion-ion yang

terlarut dalam air yang diekspresikan dalam gram per liter (g/L) atau

part per thousand (ppt). Unsur utama pembentuk salinitas adalah

sodium (Na+) dan klorida (Cl-). Diluar kedua unsur tersebut juga

terdapat ion magnesium (Mg2+), kalsium (Ca2+), potassium (K

+),

sulfat (SO4-) dan bikarbonat (HCO3) yang memberi pengaruh pada

nilai salinitas. Sehingga salinitas dapat dikatakan sebagai tingkat

keasinan atau kadar NaCl suatu perairan.

Perairan dapat dibagi berdasarkan salinitasnya menjadi

perairan tawar pada salinitas 0 - 4 ppt, perairan payau pada salinitas

5 – 30 ppt dan perairan laut pada salinitas lebih dari 31 ppt.

Umumnya perairan laut memiliki salinitas berkisar antara 30 – 37

ppt. Parameter salinitas suatu perairan dipengaruhi oleh curah hujan

dan tingkat evaporasi.

Komoditi budidaya ikan memiliki kemampuan beradaptasi

dengan salinitas berbeda-beda. Sebagian jenis ikan seperti bandeng

dan nila memiliki toleransi salinitas yang lebar atau disebut dengan

euryhaline. Sementara sebagian lainnya disebut stenohaline dimana

komoditi ikan tersebut memiliki toleransi salinitas yang kecil.

Page 30: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

30

Gambar 3.6. Alat pengukur salinitas yaitu salinometer (kiri) dan

refraktometer (kanan)

Penggunaan refraktometer dapat memperoleh data lebih akurat

dengan melihat garis yang membatasi warna biru dan putih dan

menentukan nilainya pada skala seperti pada gambar skala pada

Gambar 3.6.

pH

pH merupakan konsentrasi ion hydrogen dimana memiliki

range nilai antara 0 hingga 14. pH optimal untuk pertumbuhan ikan

antara 6,5 – 8. pH dibawah 5 dan diatas 10 menjadi batas kematian

ikan dan udang. pH dibawah 6,5 dan diatas 8,5 berpengaruh pada

reduksi pertumbuhan ikan. Perbedaan pH dari pagi hari hingga

malam hari sebaiknya tidak lebih dari 0,5. Ketika pH meningkat,

amoniak dan nitrit akan menjadi racun, namun jika pH menurun

maka unsur H dan S menjadi lebih bersifat racun.

Page 31: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

31

Gambar 3.7 pH meter (atas) dan pH paper (bawah)

(google.com)

Page 32: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

32

Air (H2O) yang berasosiasi secara sempurna antara ion H+

dan OH- serta berimbang, maka dihasilkan pH air 7 atau netral.

Semakin tinggi konsentrasi ion H+

dan konsentrasi OH- rendah

maka pH air akan cederung turun dari nilai 7 dan bersifat asam.

Demikian juga sebaliknya jika OH- lebih banyak maka air

cenderung bersifat basa.

pH juga berkaitan dengan respirasi organisme dan

fotosintesis. Hubungan nilai pH perairan dengan fotosintesis dan

respirasi terdapat pada reaksi kimia berikut :

Semakin banyak CO2 yang dihasilkan oleh respirasi, maka reaksi

bergerak ke kanan dan terjadi pelepasan ion H+ sehingga pH air

cenderung asam. Namun jika penggunaan CO2 oleh fitoplankton

untuk proses fotosintesis semakin banyak, maka pH air akan

cederung basa. Dengan demikian pada fluktuasi pH akan terjadi

penurunan nilai pH pada malam hari dimana tidak terjadi

fotosintesis, namun respirasi organisme tetap berlangsung. Pengaruh

nilai pH terhadap pertumbuhan ikan yang dibudidayakan terdapat

pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Pengaruh pH perairan terhadap ikan.

Sumber : Anonymous (2009)

Page 33: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

33

Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau

sering juga disebut dengan kebutuhan oksigen (Oxygen demand)

merupakan salah satu parameter penting dalam analisis kualitas air.

Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini

menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan

air. Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut

memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO rendah,

dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar. Pengukuran DO

juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung

biota air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air

untuk membersihkan pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya

oksigen dalam air.

Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam

menguraikan komponen-komponen kimia menjadi komponen yang

lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida

dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat

pencemar tersebut tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan

oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob serta anaerob, dalam

proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam air,

mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam

air. Reaksi yang terjadi dalam penguraian tersebut adalah:

Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air terus berlaku,

maka kadar oksigen pun akan menurun. Pada klimaksnya, oksigen yang

Page 34: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

34

tersedia tidak cukup untuk menguraikan komponen kimia tersebut.

Keadaan yang demikian merupakan pencemaran berat pada air.

Untuk mengukur kadar DO dalam air, ada 2 metode yang

sering dilakukan yaitu Metode titrasi dan Metode elektrokimia atau

lebih dikenal pengukuran dengan DO-meter. Saat ini pengukuran

DO lebih sering menggunakan metode elektrokimia dengan DO-

meter karena proses pengukurannya yang lebih mudah serta

perolehan data lebih cepat dan akurat.

Gambar 3.8 DO meter ( tradekorea.com)

Semakin besar nilai DO pada air, mengindikasikan air

tersebut memiliki kualitas yang bagus. Sebaliknya jika nilai DO

rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.

Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan

air mampu menampung biota air seperti ikan dan mikroorganisme.

Selain itu kemampuan air untuk membersihkan pencemaran juga

Page 35: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

35

ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab

pengukuran parameter ini sangat dianjurkan disamping parameter

lain seperti BOD dan COD.

Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam

menguraikan komponen-komponen kimia menjadi komponenyang

lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan untuk beroksida

dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat

pencemar tersebut tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan

oleh mikroorganisme, baik yang bersifat aerob serta anaerob, dalam

proses metabolisme. Dengan adanya oksigen dalam

air,mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan kandungan

dalam air. Pengaruh oksigen terlarut pada ikan ditunjukkan pada

Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Pengaruh oksigen terlarut pada ikan

Oksigen terlarut (ppm) Pengaruhnya terhadap ikan

0 – 1 lethal

1 – 1,5 lethal dalam waktu lama

1,7 – 3,0

FCR tinggi, pertumbuhan

lambat, mudah terserang

penyakit

4 – 9 optimal

Pada lapisan permukaan, kadar oksigen akan lebih tinggi,

karena adanya proses difusi antara air dengan udara bebas serta

adanya proses fotosintesis. Dengan bertambahnya kedalaman akan

terjadi penurunan kadar oksigen terlarut, karena proses fotosintesis

semakin berkurang dan kadar oksigen yang ada banyak digunakan

untuk pernapasan dan oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik.

Page 36: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

36

Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator

kualitas perairan, karena oksigen terlarut berperan dalam roses

oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik.

Selain itu, oksigen juga menentukan biologis yang dilakukan

oleh organisme aerobic atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik,

peranan oksigen adalah untuk mengoksidasi bahan organik dan

anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang pada akhirnya

dapat memberikan kesuburan perairan.

Dalam kondisi anaerobik, oksigen yang dihasilkan akan

mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana dalam

bentuk nutrien dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah

maka peranan oksigen terlarut sangat penting untuk membantu

mengurangi beban pencemaran pada perairan secara alami maupun

secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk memurnikan air

buangan industri dan rumah tangga.

Amonia

Amonia di perairan dapat berasal dari proses dekomposisi

bahan organik yang banyak mengandung senyawa nitrogen (protein)

oleh mikroba (amonifikasi), ekskresi organisme, reduksi bakteri oleh

bakteri dan pemupukan. Setiap amonia yang terbebas ke suatu

lingkungan akan membentuk reaksi kesetimbangan dengan ion

amonium.

Amonia merupakan gas buangan terlarut hasil metabolisme

ikan oleh perombakan protein, baik dengan ikan sendiri yang berupa

kotoran (feces dan urin) maupun dari sisa pakan. Kelarutan amoniak

sangat besar dan merupakan kompetitor kuat dalam ikatannya ke

darah dengan O2. substansi inipun sangat beracun, terutama pada

pH tinggi.

Page 37: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

37

Selain amoniak dan nitrit dalam air juga terdapat nitrat

(NO3) yang merupakan hasil oksidasi amoniak dan terutama nitrit

yang sangat mudah larut. Hanya saja pengaruh dan daya racunnya

terhadap ikan sangat kecil. Secara kimia, amoniak berada dalam dua

bentuk, yaitu Unionized Ammonia atau UIA (NH3) dan Ionized

Ammonia atau IA (NH4+). Keberadaan UIA membuat ikan mabuk

atau keracunan kalau kadarnya dalam air tinggi. Sementara daya

racun IA kurang kuat. Pengukuran amonia tersebut umumnya hanya

dapat dilakukan terhadap total amonia (NH3 + NH4

+). Makin tinggi

pH dan suhu maka makin tinggi konsentrasi NH3 sehingga makin

kuat daya racunnya.

Kadar amonia terukur yang dapat membuat ikan mati adalah

lebih dari 1 ppm dan nitrit lebih dari 0,1 ppm. Bila kadarnya kurang

dari kadar tersebut, tetapi lebih dari setengahnya maka dalam jangka

panjang ikan akan stres, sakit dan pertumbuhannya kurang bagus,

namun kondisi demikian masih tergantung dari jenis, stadia, dan

ukuran ikan. Umumnya ikan dalam stadia telur, larva dan benih

lebih sensitive dibanding ikan remaja dan dewasa.

Pengukuran amoniak dan nitrit dapat dilakukan dengan

ammonium test kit yang berbentuk cairan. Pengukuran amoniak

sebaiknya dilakukan sore hari karena pada saat itu nilai pH dan

presentase amonianya paling tinggi (Lisnawati dkk, 2005).

FAKTOR BIOLOGI

Sifat biologi air yang banyak berperan dan perlu

diperhatikan dalam penentuan lokasi budidaya ikan air tawar adalah

produktivitas primer, yakni produktivitas plankton, perifiton dan

bentos. Produktivitas primer sangat besar peranannya di dalam

pembenihan ikan air tawar, karena berfungsi sebagai pakan alami

Page 38: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

38

serta penyedia oksigen terlarut dalam air bagi ikan untuk bernafas

(respirasi).

Plankton merupakan jasad-jasad renik yang melayang di

dalam air, tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti

arus. Plankton dibagi menjadi fitoplankton (plankton nabati) dan

zooplankton (plankton hewani).

Berdasarkan ukurannya plankton terbagi atas makroplankton

ukuran 200 – 2000 μ, mikroplankton ukuran 20 - 200μ,

nannoplankton ukuran 2–20 μ dan ultra nannoplankton ukuran < 2

μ. Untuk mengambil plankton dari perairan dapat menggunakan

planktonet dengan berbagai ukuran sesuai jenis plankton yang ingin

di ambil.

Fitoplankton mempunyai klorofil (zat hijau daun) yang dapat

membuat makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik

menjadi bahan organik melalui proses fotosintesa. Fitoplankton

hidup pada lapisan perairan yang masih terdapat sinar matahari

sampai pada suatu lapisan perairan yang disebut garis kompensasi

(Compensation line).

Zooplankton umumnya bersifat fototaksis negatif (menjauhi

sinar matahari) sehingga dapat hidup di lapisan perairan yang tidak

terjangkau sinar matahari. Zooplankton merupakan konsumen

primer atau kelompok yang memakan fitoplankton. Dengan sifatnya

yang fototaksis, zooplankton akan banyak terdapat di dasar perairan

pada siang hari dan akan naik kepermukaan perairan pada malam

hari atau pagi hari.

Baik fitoplankton maupun zooplankton merupakan pakan

alami ikan. Keperluan pakan alami bagi pembenihan ikan air tawar

sangat penting karena larva ikan sangat menyukai pakan tersebut,

mempunyai kandungan protein yang tinggi untuk pertumbuhan larva

dan sesuai bukaan mulut larva. Dalam kemudahan pengambilan

Page 39: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

39

sampel plankton di permukaan air, untuk fitoplankton dapat

dilakukan setiap waktu sedangkan zooplankton hanya dapat di ambil

pada malam hari atau pagi hari.

Perifiton merupakan organisme renik yang hidup menempel

atau kadang-kadang berada dekat substrat di dalam air.

Bentos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan atas

dasar perairan (Epifauna) maupun di dalam dasar perairan (Infauna)

dan dapat menjadi pakan alami bagi ikan atau sebaliknya apabila

dalam jumlah banyak menjadi penyaing atau predator bagi ikan.

Secara ekologi bentos yang berperan penting di perairan adalah

zoobentos.

Berdasarkan ukurannya zoobenthos digolongkan atas empat

jenis yaitu Megalobentos ukuran > 4,7 mm, Makrobentos ukuran

antara 4,7 mm – 1,4 mm, Meiobentos ukuran antara 1,3 – 0,59 mm

dan Mikrobentos ukuran antara 0,5 mm – 0,15 mm (Lisnawati,

2005).

Page 40: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

40

RINGKASAN

Air sebagai media hidup komoditi perikanan di wadah budidaya

dapat dibedakan menjadi 2 sumber utama yaitu dari air

permukaan dan air tanah. Air permukaan yaitu air hujan yang

mengalami limpasan atau berakumulasi sementara ditempat-

tempat rendah misalnya air sungai, waduk, danau dan rawa.

Sedangkan air tanah yaitu air hujan yang mengendap atau air

yang berada di bawah permukaan tanah.

Parameter-parameter kualitas air budidaya ikan yang perlu

dipantau antara lain suhu, salinitas, kecerahan, kedalaman air,

oksigen terlarut, pH, alkalinitas, bahan organik dan plankton.

Nilai optimum kualitas air untuk budidaya ikan adalah

kedalaman air antara 1 – 2 meter, suhu antara 29 – 30C untuk

perairan tropis, kecerahan pada 25 – 30 cm, salinitas perairan

tawar pada 0 - 4 ppt, perairan payau pada salinitas 5 – 30 ppt dan

perairan laut pada salinitas lebih dari 31 ppt, pH antara 6,5 – 9

dan oksigen terlarut > 5 ppm.

Page 41: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

41

Karakteristik Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

Kolong pasca penambangan timah menjadi sebuah

lingkungan yang berbeda dari lingkungan aslinya sebelum dilakukan

penambangan. Kondisi-kondisi spesifik kolong menjadikan ekologi

kolong memiliki “keunikan” yang membutuhkan perhatian lebih

untuk pemanfaatannya.

PEMBAGIAN KOLONG PASCA PENAMBANGAN TIMAH

Kolong sebagai lahan terbuka dan berisi air yang

diakibatkan penambangan timah, memiliki kondisi yang berbeda

dengan lahan basah lainnya yang alami maupun dibuat dengan

tujuan pemanfaatan lahan basah. Secara teknis, kolong dapat

digolongkan menjadi tiga tipe berdasarkan tingkat kematangan

biogeofisiknya, yaitu (PT Timah Pangkal Pinang, 1991) :

Kolam atau danau bekas galian mentah (kolong usia muda)

Merupakan kolong yang berumur kurang dari 5 tahun. Seluruh

kandungan unsur hara pada kolong ini sudah hilang/rusak.

Kehidupan biologis di kolong ini hampir tidak ada karena seluruh

unsur hara/mineralnya sudah hilang/rusak, sehingga dibutuhkan

waktu yang panjang untuk suksesi lingkungan. Kegiatan perbaikan

lingkungan atau reklamasi dapat dilakukan, namun diperlukan biaya

yang besar dan jangka waktu yang panjang.

4

Page 42: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

42

Kolam/danau bekas galian setengah matang

(kolong usia sedang)

Merupakan kolong yang berumur antara 5 sampai 20 tahun. Di

kolong ini mulai terdapat kehidupan biologis namun jenis spesies

dan populasinya masih terbatas, karena air dalam kolong masih

cukup banyak mengandung bahan pencemar.

Kolam/danau bekas galian matang (kolong usia tua)

Merupakan kolong yang berumur lebih dari 20 tahun. Kondisi

biogeofisik kolong ini sudah semakin normal seperti layaknya

sebuah danau atau kolam tua. Keanekaragaman hayati kolong ini

(plankton, ikan, dan organisme akuatik lainnya) sudah menyerupai

perairan tergenang alami. Air di kolong ini sudah dapat

dimanfaatkan masyarakat bagi kehidupan sehari-hari. Walau begitu

bukan berarti kolong ini telah bebas dari masalah, karena lapisan

lumpur di dasar perairan diduga masih banyak mengandung bahan

pencemar.

Menurut Tjakrawidjaja (2000), kolong juga dapat dibagi

berdasarkan tipe habitatnya sebagai beikut :

1. Kolong dengan sumber air berupa mata air yang belum melewati

kolong lain.

2. Kolong dengan sumber air dari mata air dan telah melewati kolong

lain.

3. Kolong yang tidak memiliki inlet dan outlet sehingga perairan

terisolir dari kolong lainnya.

4. Kolong yang terpengaruh pasang surut air laut.

Page 43: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

43

KONDISI PERAIRAN KOLONG

Unsur Hara

Unsur hara makro dan mikro memberikan pengaruh terhadap

tingkat kesuburan suatu lignkungan. Demikian juga pada lingkungan

kolong. Kesuburan perairan yang salah satunya diindikasikan

dengan keberadaan fitoplankton, membutuhkan unsur hara dalam

kehidupannya.

Fitoplankton membutuhkan unsur hara makro dan mikro

untuk mendukung pertumbuhannya. Besi (Fe) sebagai salah satu

unsur hara mikro dalam jumlah kecil berperan dalam sistem enzim

dan transfer elektron pada proses sintesis pada alga, namun dalam

jumlah berlebihan dapat menghambat fiksasi unsur lainnya.

Besi mempengaruhi kemampuan organisme untuk

mengasimilasi nitrat, baik sebagai cofactor yang berkaitan dengan

enzim atau reduktan (Robert et al, 2004). Sedangkan, nitrogen dan

fosfor merupakan unsur hara makro utama yang paling dibutuhkan

sehingga sering menjadi faktor pembatas. Unsur hara nitrogen yang

dibutuhkan fitoplankton adalah NO2-N, NO3-N, dan NH3-N,

sedangkan fosfor dalam bentuk ortofosfat (PO4-P). Unsur hara yang

diperoleh selama pengamatan pada tiga stasiun dapat dilihat pada

Tabel 4.1.

Page 44: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

44

Tabel 4.1. Kandungan unsur hara Fe, Nitrogen dan Pospor pada

kolong di Pemali, Kabupaten Bangka

Kolong Fe

(mg/l)

NO2-

N

(mg/l)

NO3-

N

(mg/l)

NH3-

N

(mg/l)

DIN

(mg/l)

PO4-

P

(mg/l)

Kolong

tertutup 0,413 0,044 0,209 0,018 0,272 0,184

Kolong

Terbuka 0,283 0,057 0,116 0,27 0,2 0,438

Sumber : Robani (2008)

Menurut Robani (2008), konsentrasi Fe terendah dalam

bentuk total Fe terdapat pada kolong dengan kondisi tergenang

(kolong tertutup). Sedangkan pada kolong terbuka memiliki

kandungan Fe lebih rendah. Kondisi tersebut dikarenakan tingginya

konsentrasi Fe terlarut (Fe2+

) yang merupakan bentuk Fe diperairan

tergenang, rendahnya alkalinitas dan soft water (rendahnya

bikarbonat).

Konsentrasi Nitrogen dipengaruhi oleh aliran perairan dan

umur kolong dimana kolong yang lebih tua (dengan umur lebih dari

10 tahun) dan tertutup (tidak ada inlet dan outlet) diindikasikan

mengandung nitrogen lebih besar dibandingkan kolong dengan umur

lebih muda (dibawah 10 tahun) dan kolong terbuka (memiliki inlet

dan outlet). Kandungan nitrogen juga dipengaruhi oleh pH perairan

dan kandungan bahan organik.

Kandungan fosfat diketahui lebih besar pada kolong lebih

tua dan kolong dengan kondisi terbuka dibandingkan dengan kolong

tertutup dan kolong yang lebih muda. Selain kondisi kolong, fosfat

juga dipengaruhi unsur hara lainya yaitu konsentrasi besi.

Perairan kolong dengan konsentrasi besi dan nitrogen tinggi

diketahui memiliki kelimpahan sel dan keragaman fitoplankton yang

Page 45: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

45

lebih besar. Dikemukakan Seller dan Markland (1987) dalam

Robani (2008), konsentrasi nitrogen dan fosfor yang melebihi

kandungan 0,01 ppm untuk fosfor dan 0,3 ppm untuk nitrogen akan

menyebabkan terjadinya blooming fitoplankton.

Nitrat merupakan nitrogen utama di perairan dan merupakan

unsur hara utama bagi pertumbuhan fitoplankton dan alga lainnya.

Kandungan fosfor di perairan sering menjadi faktor pendorong

terjadinya dominasi fitoplankton. Pada kolong dengan kandungan

fosfor cukup tinggi didominasi fitoplankton terutama dari kelas

Chlorophyceae.

Gambar 4.1. Lokasi Kolong Pemali

(Robani, 2008)

Page 46: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

46

Kualitas air kolong

Dalam proses budidaya ikan, kondisi perairan memiliki

peran penting sebagai media pertumbuhan ikan. Kondisi kualitas air

pada kolong dapat memberikan gambaran pada kita tentang

kesesuaiannya sebagai media budidaya ikan dimana komoditi

perikanan memiliki kebutuhan terhadap kualitas perairan yang

sesuai untuk pertumbuhan optimal.

Kolong merupakan perairan yang terbentuk pada lahan bekas

penambangan timah dengan kondisi lingkungan yang minim

vegetasi dan tanah yang kekurangan unsur hara. Kondisi lingkungan

tersebut dapat mempengaruhi kualitas perairan kolong.

Minimnya vegetasi menjadikan fluktuasi suhu perairan

kolong menjadi besar. Hal tersebut terlihat pada kolong muda yang

memiliki suhu perairan berkisar antara 28 - 33ºC. Sedangkan pada

kolong berusia tua yang umumnya telah memiliki vegetasi pada

lingkungan kolong memiliki kisaran suhu lebih rendah yaitu 26 -

30ºC (Kurniawan dan Ardiansyah, 2011).

Suhu perairan kolong berdasarkan umur kolong dapat dilihat

pada Gambar 4.2.

Page 47: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

47

Gambar 4.2. Suhu perairan kolong berdasarkan umur kolong

(Kurniawan dan Ardiansyah, 2011)

Lahan kolong pasca penambangan timah pada usia muda setelah

penambangan memiliki pH perairan yang rendah. Kondisi ini

menjadikan kolong usia muda tidak disarankan sebagai media

budidaya ikan. Namun semakin tua umur kolong, pH perairan

semakin mendekati netral. Nilai pH perairan kolong muda mencapai

angka 5, sedangkan pada kolong tua dengan umur 15 hingga 20

tahun, perairan kolong telah memiliki pH netral berkisar nilai 7.

Nilai pH perairan kolong dapat dilihat pada Gambar 4.3.

25

27

29

31

33

35

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Suh

u (

oC

)

Umur Kolong (tahun)

pagi

siang

sore

0 5 10 15 20

Page 48: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

48

Gambar 4.3. pH perairan kolong berdasarkan umur kolong.

(Kurniawan dan Ardiansyah, 2011)

Parameter kecerahan air pada perairan kolong pada kolong

muda cenderung rendah dengan tingginya partikel-partikel terlarut

dalam air dari tailing penambangan timah. Kecerahan berangsur

semakin tinggi dengan semakin tua umur kolong dan dipengaruhi

oleh pertumbuhan plankton. Nilai kecerahan perairan kolong

terdapat pada Gambar 4.4.

4

4.5

5

5.5

6

6.5

7

7.5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nila

i pH

Umur Kolong (tahun)

Nilai pH Perairan Kolong

Nilai pH

0

5

10

15

20

0 5 10 15 20

Page 49: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

49

Gambar 3.4. Nilai kecerahan perairan kolong.

( Kurniawan dan Ardiansyah, 2011 )

Pada parameter alkalinitas, kesadahan, DO dan COD,

perairan kolong dengan pembagian umur dibawah 10 tahun dan

diatas 10 tahun dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Nilai Alkalinitas, Kesadahan, DO dan COD pada perairan

kolong

Umur

kolong

Alkalinitas

(mg/l)

Kesadahan

(mg/l)

DO

(mg/l)

COD

(mg/l)

< 10 tahun 18,32 13,0 6,4 11,4

>10 tahun 10,74 12,0 6,2 10,3

Sumber : Robani (2008).

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Nila

i Ke

cera

han

(cm

)

Umur Kolong (tahun)

Nilai Kecerahan Perairan

Kecerahan

0

5

10

15

20

0 5 10 15 20

Page 50: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

50

Selain Bangka dan Belitung, pulau Singkep juga merupakan

wilayah penambangan timah yang potensial dimasa lalu. Saat ini

hasil penambangan timah telah menurun. Dampak dari

penambangan timah di pulau Singkep juga memunculkan kolong-

kolong bekas penambangan timah. Kualitas air kolong bekas

penambangan timah di pulau Singkep berdasarkan tipe habitatnya

terdapat pada Tabel 4.3

Tabel 4.3. Kualitas air kolong berdasarkan tipe habitat

Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV Keterangan

DO 8,2 – 8,5 7,9 – 8,0 7 7,5 Optimum ikan > 5

pH 5,1-5,2 5,8 – 5,9 6,1 7,8 Netral 6,5 – 7,5

Suhu

(siang) 27 - 28 26 – 27 27 – 30 32

Optimum untuk

ikan 27 - 30C

Turbidity 2,4 – 2,5 3,0 3,1 3,5 – 4

Alkalinitas 1,3 2,5 5,0 95

Fe 1,265 1,350 0,711 0,398 Ambang batas 1

Zn <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 Ambang batas 0,02

Pb 0,083 0,004 <0,004 0,016 Ambang batas 0,03

Logam berat pada ikan

Pb 6,42 3,44 3,67 6,42 Ambang batas 2

Sn 13,60 <0,6 28,1 13,60 Ambang batas 40

Sumber : Tjakrawidjaja (2000)

Pembagian tipe habitat kolong di pulau Singkep menurut

Tjakrawidjaja (2000) didasarkan pada sumber dan aliran air. Kolong

tipe I merupakan kolong dengan sumber air berupa mata air yang

belum melewati kolong sebelumnya, kolong Tipe II merupakan

kolong dengan sumber air dari mata air namun telah melewati

kolong lainnya, kolong Tipe III adalah kolong yang tidak memiliki

inlet dan outlet sehingga terisolasi dan kolong Tipe IV merupakan

kolong dengan sumber air dari pasang surut air laut. Pada ke empat

Page 51: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

51

tipe kolong dipilih kolong yang telah memiliki umur lebih dari 25

tahun untuk pengujian kandungan logam berat pada perairan dan

daging ikan. Logam berat melebihi batas yang ditemui pada ikan

disemua tipe kolong adalah logam berat jenis Pb.

Struktur Komunitas Fitoplankton pada kolong

Berdasarkan hasil penelitian di tiga kolong Pemali,

kabupaten Bangka, fitoplankton yang ditemukan adalah sebanyak 25

genera yang mewakili 6 kelas, yaitu Cyanophyceae,

Euglenophyceae, Crysophyceae, Chlorophyceae, Bacillariophyceae

dan Dinophyceae. Kelas Chlorophyceae merupakan kelas

fitoplankton yang paling sering ditemui. Kelas Chlorophyceae dan

Cyanophyceae merupakan jenis yang paling dominan di perairan

tawar tergenang. Komunitas fitoplankton perairan tergenang

(khususnya perairan tawar seperti danau, waduk dan kolam)

cenderung didominasi oleh fitoplankton dari kelas Chlorophyceae

dan Cyanophyceae (Seller dan Markland, 1987).

Keberadaan fitoplankton selain dipengaruhi oleh

ketersediaan unsur hara, juga ditentukan adanya bibit fitoplankton

yang dapat masuk bersama air ke dalam kolong melalui inlet pada

kolong terbuka.

Tumbuhan pada lingkungan kolong

Vegetasi pada lahan bekas tambang timah diduga yang pertama

kali muncul menurut Lestari Dwi (2008) adalah jenis paku-pakuan

yaitu Gleichenia linearis (paku resam) karena jenis tumbuhan ini

dijumpai pada lahan bekas tambang timah umur 3 tahun. Setelah

tumbuh jenis paku-pakuan dilanjutkan tumbuh jenis vegetasi lain

seperti rumput dan permudaan pohon.

Page 52: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

52

Jenis paku-pakuan memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi

karena daya reproduksi yang tinggi pada lahan yang baru dibuka dan

berkembang biak dengan sistem vegetatif melalui rhizoma dan

generatif melalui spora. Sistem perkembangbiakan dengan rhizoma

mengakibatkan organ tumbuhan tersebut tidak terkena penetrasi setelah

kondisi lingkungan cukup mendukung, maka akan muncul kembali

tunas-tunas jenis paku-pakuan dengan cepat.

Jenis vegetasi pada lahan bekas tambang timah memiliki urutan

tumbuhan yang tumbuh adalah rumput-rumputan, semak kemudian

pohon. Selanjutnya diikuti oleh jenis tumbuhan bawah yang terdiri dari

herba dan rumput-rumputan.

Sifat Tanah Sifat tanah merupakan indikator penting dalam menilai tingkat

kesuburan tanah. Karakteristik sifat fisik tanah hasil analisis

laboratorium yaitu tekstur tanah menunjukkan ukuran butir tanah.

Tekstur tanah secara umum dibedakan atas tiga kelas, yaitu pasir (50μ-

2mm), debu (2 μ-50 μ), dan liat (kurang dari 2 μ) (Hardjowigeno,

2007).

Menurut Lestari Dwi (2008), tanah di lingkungan kolong pasca

penambangan timah memiliki sifat fisik berpasir. Analisis sifat fisik

tanah pada bekas penambangan timah menunjukkan bahwa komposisi

tanah bersifat pasir lebih dominan yaitu 72 – 86 %, berikutnya tanah

bersifat liat sebesar 5 – 24% dan tanah bersifat debu sebanyak 4 – 17

%. Kondisi tersebut menjadikan tanah bekas penambangan timah

minim unsur hara dan sulit mempertahankan air.

Page 53: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

53

Tabel 4.3. Sifat tanah pada bekas penambangan timah.

No Sifat Tanah Bekas Penambangan Timah Umur -

28 tahun 16 tahun 3 tahun 0 tahun

1 pH 4,8 4,9 4,6 4,7

2 C-organik 1,61 2,83 0,40 0,23

3 N 0,12 0,16 0,02 0,02

pH tanah pada bekas penambangan timah tergolong asam yaitu

dengan nilai pH 4,6 – 4,9. Menurut Kusumastuti (2005), pada daerah

dengan pH tanah rendah atau cenderung asam, memiliki tingkat

kesuburan juga rendah. C-organik pada tanah bekas penambangan

timah juga tergolong rendah (1,61 – 0,23) sedangkan nilai N juga

berkriteria rendah pada lahan umur 16 tahun dan 28 tahun (0,12-0,16)

dan sangat rendah pada lahan umur 0 tahun dan 3 tahun (0,02).

Rendahnya kadar bahan organik di lahan bekas tambang timah

disebabkan oleh hilangnya lapisan atas tanah (top soil) dan lapisan

bawah (sub soil) pada saat proses awal penambangan, yaitu pada saat

pengupasan tanah penutup bahan tambang. Akibatnya lapisan atas dan

bawah tanah terbalik dan tertimbun oleh sisa bahan galian tambang

timah. Top soil merupakan medium tempat tumbuh tumbuhan karena

banyak mengandung bahan organik, unsur makro dan mikro serta

mikroorganisme yang membantu mendekomposisikan bahan organik.

Hilangnya top soil akan menyebabkan menurunnya

produktivitas tumbuhan. Selain itu terbukanya lahan pasca tambang

timah juga disebabkan oleh tidak adanya vegetasi yang dapat tumbuh di

lahan tersebut.

Badri (2004) menyatakan bahwa nilai N-total pada lahan pasca

tambang umumnya sangat rendah, walaupun ada juga yang tinggi tetapi

masih belum mencukupi untuk mendukung pertumbuhan tumbuhan.

Page 54: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

54

RINGKASAN

Kolong dapat digolongkan menjadi tiga tipe berdasarkan tingkat

kematangan biogeofisiknya, yaitu kolong usia muda (kolong yang

berumur kurang dari 5 tahun), kolong usia sedang (berumur antara 5

sampai 20 tahun) dan kolong usia tua (berumur lebih dari 20 tahun).

Kolong berdasarkan tipe habitatnya adalah (1) Kolong dengan

sumber air berupa mata air yang belum melewati kolong lain, (2)

Kolong dengan sumber air dari mata air dan telah melewati kolong

lain (3) Kolong yang tidak memiliki inlet dan outlet sehingga

perairan terisolir dari kolong lainnya dan (4) Kolong yang

terpengaruh pasang surut air laut.

Kondisi perairan kolong memiliki unsur hara yang cenderung

rendah terutama pada kolong muda, fluktuasi suhu yang tinggi

antara pagi dan siang hari, pH yang rendah dibawah 5 untuk kolong

muda, oksigen terlarut antara 5 – 9 ppm dan terdapat kandungan

logam berat berupa Pb, Zn dan Cu.

Sifat tanah pasca penambangan timah cenderung berpasir dan

tumbuhan yang dapat tumbuh pertama kali adalah paku-pakuan.

Jenis plankton yang banyak ditemui dalam perairan kolong adalah

Cyanophyceae, Euglenophyceae, Crysophyceae, Chlorophyceae,

Bacillariophyceae dan Dinophyceae dengan Chlorophyceae yang

merupakan fitoplankton paling banyak ditemui.

Page 55: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

55

Wadah Budidaya Ikan

Dalam budidaya ikan, terdapat beberapa jenis wadah yang

dapat digunakan untuk pengembangbiakan maupun pembesaran

ikan. Jenis wadah dapat disesuaikan berdasarkan kondisi lahan yang

akan digunakan untuk budidaya maupun komoditi yang

dibudidayakan. Dalam bab ini akan dibahas tentang jenis wadah

budidaya dan konstruksi wadah secara umum serta penyesuaian

untuk budidaya ikan di perairan kolong bekas penambangan timah.

Sehingga dalam bab ini juga dijelaskan sistem yang sesuai untuk

pemanfaatan kolong bekas penambangan timah.

SISTEM BUDIDAYA IKAN

Sistem budidaya ikan dapat dibedakan menjadi sistem

budidaya terbuka, sistem budidaya semi tertutp dan sistem budidaya

tertutup. Sistem budidaya terbuka merupakan sistem budidaya yang

paling awal ada dan menggunakan perairan umum sebagai lahan

budidaya. Sedangkan sistem semi tertutup mulai mengurangi

ketergantungan pada perairan umum, namun masih banyak

berpengaruh. Pada sistem budidaya tertutup memiliki pengaruh yang

minim dari perairan umum maupun lingkungan.

Wadah yang digunakan sebagai pada sistem budidaya ada

bermacam jenis yaitu akuarium, kolam, bak, karamba jaring apung

dan karamba tancap. Masing-masing wadah memiliki keuntungan

dan kerugian masing-masing sebagai wadah budidaya ikan. Kolam

5

Page 56: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

56

banyak digunakan untuk pembesaran ikan. Dari bahan

pembuatannya, kolam dapat dibedakan menjadi kolam tanah, kolam

semi permanen dan kolam permanen. Pembesaran ikan juga dapat

dilakukan pada bak. Perbedaan pembesaran pada bak dengan kolam

adalah pada bak lebih mudah untuk dipindahkan dan tidak merubah

kondisi lahan yang ditempati.

Untuk perairan umum, budidaya ikan dapat dilakukan di

karamba jaring apung dan karamba tancap. Yang membedakan

penggunaan keduanya adalah kedalaman perairan umum lokasi

budidaya. Karamba jaring apung lebih banyak digunakan pada

perairan yang lebih dalam.

Sistem Budidaya Terbuka

Sistem budidaya terbuka menggunakan lingkungan atau

perairan umum sebagai tempat pembudidayaan ikan. Kondisi air

sebagai media budidaya ikan sangat tergantung pada kondisi air di

perairan umum tempat budidaya. Wadah yang digunakan pada

sistem budidaya terbuka ini adalah karamba jaring apung, karamba

tancap dan pen culture.

Karamba Jaring Apung

Karamba jaring apung merupakan wadah yang mengapung

pada permukaan air pada perairan umum. Lokasi yang seringkali

digunakan untuk karamba jaring apung adalah danau, waduk, sungai

dan laut. Kedalaman perairan mempengaruhi penentuan lokasi

karamba jaring apung. Hal ini menentukan jarak antara dasar jaring

pada karamba jaring apung dengan dasar perairan. Jarak dasar jaring

dengan dasar perairan yang terlalu dekat akan beresiko pada

terjadinya kekeruhan perairan yang berakibat pada penurunan

Page 57: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

57

kualitas air pada jaring. Tampilan karamba jaring apung terdapat

pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Karamba Jaring Apung di Perairan Umum.

Karamba jaring apung merupakan model pembudidayaan

ikan dalam jaring tertutup pada semua sisi kecuali sisi atas dan

diapungkan dengan pelampung berupa drum, sterofoam maupun

jurigen. Pada karamba jaring terapung seringkali ditambahkan

rumah jaga sebagai tempat penjagaan, sebab lokasi budidaya yang

Page 58: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

58

diperairan umum menjadikan karamba jaring apung jauh dari lokasi

tempat tinggal.

Karamba Tancap

Karamba tancap seperti halnya karamba jaring apung juga

dipergunakan untuk memanfaatkan perairan umum. Karamba tancap

dapat digunakan di sungai dengan kedalaman berkisar satu meter

dan daerah pasang surut. Jika jaring pada karamba jaring apung

menggantung dipermukaan air, pada karamba tancap tiang-tiang

penopangnya menancap pada dasar perairan. Sarana

mempertahankan ikan di dalam karamba tidak hanya menggunakan

jaring, melainkan dapat dengan bambu, kayu dan kawat.

Gambar 5.2. Karamba Tancap memanfaatkan perairan sungai.

Page 59: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

59

Kondisi perairan tempat meletakan karamba tancap sangat

mempengaruhi pertumbuhan ikan yang dipelihara baik dari debit air

dan kualitas air. Sungai yang umumnya memiliki debit air yang

cukup besar menjadikan komoditi ikan yang dipelihara dalam

karamba tancap merupakan jenis ikan yang mampu tumbuh dengan

baik pada perairan mengalir atau bahkan deras.

Pen culture

Metode karamba tancap juga dapat dilakukan pada area

pasang surut pesisir pantai. Karamba pada area tersebut lebih sering

disebut dengan pen culture. Pada pen culture, konstruksi berupa

kayu atau bambu diberikan pada bagian keliling dan atas. Sementara

bagian dasar adalah dasar perairan. Dengan demikian pengaturan

agar tidak terdapat lubang antara dasar dan kerangka pen culture

perlu diperhatikan. Pada bagian depan pen culture yang mengarah

ke laut, diberikan penahan ombak berupa genteng, batako atau batu

dengan sudut kemiringan 45. Hal ini diperlukan agar kekuatan

ombak tidak merusak pen culture.

Gambar 5.3. Pen culture di Loka Budidaya Laut Lombok

(Wibowo , 2008)

Page 60: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

60

Sistem Budidaya Semi Tertutup

Pada budidaya sistem ini dilakukan pemisahan dan menekan

pengaruh lingkungan terhadap sistem budidaya. Namun pengaruh

lingkungan masih banyak memberikan efek pada budidaya akibat

adanya hubungan dengan lingkungan. Wadah yang digunakan dalam

sistem budidaya semi tertutup adalah kolam dan bak.

Kolam

Kolam dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu

sebagai berikut :

1. Berdasarkan komoditi yang dibudidayakan

Kolam yang dibuat diwilayah pesisir dengan media

pemeliharaan ikan dengan air payau seringkali disebut dengan

tambak. Komoditas yang dibudidayakan di tambak adalah udang

vanamei, udang windu, rumput laut jenis Glacilaria, ikan

bandeng, ikan kakap dan ikan nila. Sementara kolam yang

menggunakan media air tawar dengan komoditi ikan air tawar

seperti ikan mas, ikan gurami, ikan lele dan jenis ikan lainnya

lebih sering disebut sebagai kolam.

2. Berdasarkan debit air

Kolam yang menggunakan air dengan debit lebih dari 50 liter

per detik disebut sebagai kolam air deras. Kolam yang memiliki

debit air antara 5 – 50 liter per detik disebut sebagai kolam

mengalir. Sedangkan kolam yang memiliki debit air 0 – 5 liter

per detik disebut sebagai kolam air tergenang atau stagnan. Jenis

kolam berdasarkan debit airnya juga dapat menentukan jenis

komoditi yang dibudidayakan. Ikan mas lebih menyukai kolam

dengan debit air yang tinggi atau kolam air deras, sedangkan

ikan lele dan gurami lebih sesuai untuk kolam air tergenang atau

stagnan.

Page 61: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

61

3. Berdasarkan konstruksi pembuatan

Kolam yang dibuat secara tradisional tanpa memberikan

tambahan penguat pematang disebut kolam tradisional atau

ekstensif. Kolam ini dibuat pada tanah dan keseluruhan bagian

kolamnya terbuat dari tanah. Sementara kolam semi intensif

merupakan kolam yang bagian kolamnya (dinding pematang)

terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari

tanah. Berikutnya adalah kolam intensif yaitu kolam yang

keseluruhan bagian kolam terdiri dari tembok.

Gambar 5.4. Kolam ekstensif (atas kiri), kolam semi permanen (atas

kanan) dan kolam permanen (bawah) (Gusrina, 2008

dan dokumen pribadi)

Page 62: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

62

Bak

Bak memiliki fungsi hampir sama dengan kolam, namun bak

lebih mudah dipindah-pindahkan dan tidak merubah kondisi lahan

yang ditempati. Bak dapat dibedakan dari bahan yang digunakan

yaitu bak beton, bak fiber dan bak terpal atau plastik. Bak dapat

digunakan untuk budidaya pada tahap pembenihan maupun

pembesaran. Bak merupakan solusi tepat untuk pemanfaatan lahan

sempit. Selain itu bak juga dapat digunakan pada lahan yang kurang

optimal seperti pH tanah yang rendah atau tekstur tanah yang porous

( mudah menyerap air ). Pada beberapa daerah yang minim sumber

air, pembudidayaan ikan di kolam terpal menjadi solusi untuk dapat

membudidayakan ikan. Tentu saja dengan komoditas ikan yang

sesuai untuk kolam air tergenang atau stagnan.

Gambar 5.5. Bak fiber ( kiri ) dan bak terpal ( kanan )

Salah satu daerah kering yang diupayakan bermanfaat

melalui budidaya ikan di kolam terpal adalah daerah Gunung Kidul,

Yogyakarta. Komoditas yang dikembangkan adalah lele dimana

ikan tersebut mampu hidup dan berkembang pada perairan

tergenang. (repository.ipb.ac.id).

Page 63: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

63

Program sejenis juga telah dilaksanakan oleh Universitas

Bangka Belitung bagi masyarakat desa Balunijuk, kabupaten

Bangka, dimana kolam terpal digunakan untuk membudidayakan

ikan lele sebagai upaya membudidayakan ikan pada lahan yang

tidak memiliki sumber air mengalir.

Sistem Budidaya Tertutup

Pada sistem budidaya tertutup, pengaruh lingkungan

terhadap budidaya dapat diminimalkan. Hal itu dapat terjadi akibat

minimnya hubungan langsung antara lingkungan budidaya dengan

lingkungan luar. Sistem budidaya tertutup dilakukan dalam ruangan

(indoor) dengan wadah akuarium dan bak.

Akuarium

Wadah ini merupakan wadah yang seringkali digunakan

dalam upaya pemanfaatan ikan sebagai hiasan. Kondisi wadah yang

transparan pada satu atau lebih sisi wadah memudahkan seseorang

melihat kondisi ikan yang dipelihara di akuarium. Akuarium dapat

digunakan untuk budidaya ikan tawar dan air laut biasanya pada

proses kegiatan pembenihan ikan atau untuk pemeliharaan ikan hias.

Sehingga selain sebagai wadah hiasan, akuarium juga digunakan

sebagai wadah penetasan telur, pemijahan dan perawatan larva pada

beberapa jenis ikan. Dengan sifat akuarium yang dapat dilihat dari

satu atau lebih sisinya, maka salah satu atau lebih sisi akuarium

dibuat dari bahan yang transparan. Bahan yang dapat digunakan

sebagai bahan pembuatan akuarium adalah kaca dan plastik mika.

Berdasarkan fungsinya, akuarium dapat dikelompokkan

menjadi akuarium sejenis, akuarium kelompok dan aquascape.

Akuarium sejenis merupakan akuarium yang dimanfaatkan untuk

Page 64: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

64

satu jenis ikan saja. Umumnya perlakuan ini terjadi pada

pemanfaatan akuarium sebagai wadah penetasan telur, perawatan

larva dan pemijahan yang merupakan bagian pembenihan ikan.

Sementara akuarium berkelompok digunakan pada pemeliharaan

berbagai jenis ikan hias berikut hiasan akuarium.

Pemeliharaan ikan hias dalam akuarium secara berkelompok

dapat memberikan keindahan dari berbagai corak ragam dan warna

ikan hias dalam suatu akuarium. Kelompok terakhir adalah

aquascape. Aquascape lebih menonjolkan sisi tanaman yang

dipelihara dalam akuarium. Penambahan beberapa ikan hias

melengkapi keindahan aquascape ini. Jika pada akuarium

pemeliharaan ikan membutuhkan aerator sebagai sarana suplai

oksigen ke dalam air, pada aquascape membutuhkan pensuplai

karbondioksida (CO2) yang dibutuhkan tanaman-tanaman untuk

berfotosintesis. Oksigen yang dibutuhkan ikan penghias diperoleh

dari hasil fotosintesis tanaman air.

Gambar 5.6. Mahasiswa mempraktikan pembuatan akuarium

Page 65: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

65

SISTEM BUDIDAYA IKAN PADA KOLONG

Kolong memiliki kondisi bermacam-macam baik dari umur,

kualitas air, luas dan kedalaman. Pada bagian ini kita akan bahas

tentang luas dan kedalaman kolong. Luas kolong sangat beragam

mulai dari beberapa ratus meter persegi hingga puluhan hektar.

Kolong yang terbentuk dari lubang bekas galian tambang memiliki

ukuran dan kedalaman yang berbeda tergantung jenis galiannya.

Kedalaman kolong bervariasi mulai dari 1 hingga 21 m, namun

sebagian besar memiliki kedalaman kolong di atas 5 m. Lubang

bekas galian timah di Pulau Bangka dan Belitung umumnya

berukuran 0,25 - 4,0 Ha dengan kedalaman 2 - 6 m. Dengan kondisi

sedemikian maka pemanfaatan kolong sebagai sistem budidaya,

dapat dibagi menjadi 2 kelompok kolong yaitu kolong luas dan

dalam serta kolong sempit dan dangkal. Kolong luas dan dalam ini

adalah kolong dengan luas lebih dari 500 m2 dan kedalaman air

lebih dari 2 meter, sedangkan kolong sempit dan dangkal memiliki

luas kurang dari 500 m2 dan kedalaman air kurang dari 2 meter.

Penggunaan Karamba Jaring Apung

( Sistem Budidaya Terbuka )

Pada kolong kategori pertama, terdapat kolong-kolong yang

menyerupai danau dan umumnya telah dihentikan penambangannya

lebih dari 20 tahun. Salah satunya adalah kolong dam-3 pemali

(Gambar 5.7).

Pada kolong dengan kategori ini, pembudidayaan lebih

efektif menggunakan karamba jaring apung. Keberadaan kolong

dapat dimanfaatkan seperti keberadaan danau dan waduk yang telah

lebih dahulu dimanfaatkan untuk budidaya ikan.

Page 66: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

66

Gambar 5.7. Foto satelit kolong dam-3 Pemali (Sabri, 2010)

Konstruksi karamba jaring apung sebagai wadah budidaya

pada kolong kategori luas dan dalam dapat diaplikasikan dengan

perakitan kerangka, pelampung, jaring dan jangkar.

Kerangka Keramba Jaring Apung

Kerangka karamba jaring terapung dapat dibuat dari bahan

kayu, bamboo, plastik atau besi yang dilapisi bahan anti karat (cat

besi). Pemilihan bahan untuk kerangka disesuaikan dengan

ketersediaan bahan di lokasi budidaya dan nilai ekonomis dari bahan

tersebut. Kayu atau bambu memiliki keunggulan pada pembiayaan

yang lebih murah, namun masa pakai dengan menggunakan kayu

atau bambu jangka waktu (usia teknisnya) hanya 1,5–2 tahun.

Sesudah 1,5–2 tahun masa pakai, kerangka yang terbuat dari kayu

atau bambu ini sudah tidak layak pakai dan harus direnofasi

Page 67: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

67

kembali. Penggunaan besi anti karat atau plastik sebagai kerangka

karamba jaring apung dapat dimanfaatkan hingga 10 – 15 tahun.

Kelemahan bahan kerangka besi dan plastik adalah harga bahan

yang tinggi sehingga membutuhkan modal besar.

Kayu merupakan bahan yang efektif digunakan untuk bahan

kerangka karamba jaring apung dengan ketersediaannya yang cukup

besar di pulau Bangka dan Belitung. Sedangkan untuk beberapa

daerah seperti Bangka Barat, ketersediaan bambu cukup banyak dan

lebih ekonomis menggantikan fungsi kayu. Perlakuan perendaman

kayu dan bambu dapat dilakukan untuk meningkatkan daya awet

bahan kerangka karamba jaring apung.

Pelampung Keramba Jaring Apung

Pelampung berfungsi untuk mengapungkan kerangka/ jaring

terapung. Bahan yang digunakan sebagai pelampung berupa drum

(besi atau plastik) yang berkapasitas 200 liter, busa plastik

(stryrofoam) atau fiberglass. Jenis pelampung yang akan digunakan

biasanya dilihat berdasarkan lama pemakaian. Jika akan

menggunakan pelampung dari drum maka drum harus terlebih

dahulu dicat dengan menggunakan cat yang mengandung bahan anti

karat. Jumlah pelampung yang akan digunakan disesuaikan dengan

besarnya kerangka jaring apung yang akan dibuat. Jaring terapung

berukuran 7 X 7 meter, dalam satu unit jaring terapung

membutuhkan pelampung antara 33 – 35 buah.

Pengikat Keramba Jaring Apung

Tali pengikat sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat, seperti

tambang plastik, kawat ukuran 5 mm, besi beton ukuran 8 mm atau

10 mm. Tali pengikat ini digunakan untuk mengikat kerangka jaring

terapung, pelampung atau jaring.

Page 68: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

68

Jangkar Keramba Jaring Apung

Jangkar berfungsi sebagai penahan jaring terapung agar rakit

jaring terapung tidak hanyut terbawa oleh arus air dan angin yang

kencang. Jangkar terbuat dari bahan batu, semen atau besi. Pemberat

diberi tali pemberat/tali jangkar yang terbuat dari tambang plastik

yang berdiameter sekitar 10 mm – 15 mm. Jumlah pemberat untuk

satu unit jaring terapung empat petak/kantong adalah sebanyak 4

buah. Pemberat diikatkan pada masing-masing sudut dari kerangka

jaring terapung. Berat jangkar berkisar antara 50 – 75 kg.

Berdasarkan kebutuhan bahan kerangka, pelampung, jaring

dan jangkar, maka kebutuhan pembuatan 1 rangkaian rakit karamba

jaring apung yang terdiri 4 lubang berukuran 4 x 4 meter dengan

bahan kerangka kayu sesuai dengan Tabel 5.1. Bahan – bahan

yang tersedia, selanjutnya dirakit menjadi karamba jaring apung.

Perakitan diawali dengan perakitan kayu menjadi kerangka karamba.

Kayu dipotong dan disambung sehingga dapat mencapai panjang

yang diinginkan untuk membuat 4 lubang dalam satu rakit. Teknik

penyambungan kayu terdapat pada Gambar 5.8. Setelah

penyambungan kayu selesai, dilanjutkan perakitan kayu hingga

membentuk kerangka rakit. Perangkaian kerangka rakit karamba

jaring apung terdapat pada Gambar 5.9.

Page 69: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

69

Tabel 5.1. Kebutuhan bahan pembuatan karamba jaring apung 1

rakit 4 lubang.

BAHAN JUMLAH SATUAN

- Kayu/balok ukuran 12x8 cm 26 btg

- Papan ukuran 2x30 cm 24 lbr

- Balok ukuran 4x4 cm 16 btg

- Paku ukuran 8 cm 4 kg

- Paku ukuran 10 cm 4 kg

- Paku beton 6 cm 5 kg

- Baut 15 cm untuk sambungan balok 24 bj

- baut 20 cm untuk penguat sambungan 24 bj

- baut 25 cm untuk pembentukan

rangka 48 bj

- Pelampung 12 buah

- Tali PE 7 mm untuk ikat pelampung 4 kg

- Tali jangkar D.22 (2 roll) 53 kg

- Orcihd net 0.75 roll

- Tali ikat orchid net PE 3 mm 3 kg

- Jangkar besi 4 unit

(Tahang dan Priyambodo, 2005)

Page 70: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

70

Gambar 5.8. Pemotongan dan penyambungan kayu kerangka rakit

Page 71: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

71

Gambar 5.9. Perakitan Kerangka Jaring Apung

Setelah kerangka terbentuk, selanjutnya dipasang

pelampung. Untuk pelindung panas bagian atas dapat diberikan

ataupun tidak. Pemasangan pelampung dan pelindung bagian atas

seperti digambarkan pada Gambar 5.10.

Gambar 5.10. Perakitan pelampung dan pelindung bagian atas.

Page 72: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

72

Tahapan berikutnya adalah pembuatan serta pemasangan

jaring sebagai tempat pemeliharaan ikan. Kebutuhan bahan

pembuatan jaring untuk 1 rakit 4 lubang sejumlah 6 jaring (4

jaring utama dan 2 jaring pengganti) terdapat pada Tabel 5.2. Jaring

yang digunakan untuk budidaya ikan di perairan umum, biasanya

terbuat dari bahan polyethylene atau disebut jaring trawl. Ukuran

mata jaring yang digunakan tergantung dari besarnya ikan yang akan

dibudidayakan. Untuk mengurangi resiko kebocoran akibat gigitan

binatang lain, kantong jaring terapung dapat dipasang rangkap

(doubel) yaitu kantong jaring luar dan kantong jaring dalam. Ukuran

jaring bagian luar biasanya mempunyai mata jaring (mesh size) yang

lebih besar.

Tabel 5.2. Bahan kebutuhan pembuatan.jaring rakit 4 lubang

Bahan Jumlah Satuan

1. Jaring Pemeliharaan 6 Unit

- Jaring trawl D18 (4 unit/roll) 65 Kg

- Tali PE 7 mm (3 jaring/4kg) 8 Kg

- Tali jahit PE 2mm 0,5 Kg

- Jarum jahit 5 Bh

- Gunting 2 Bh

2. Pemberat Jaring:

- Pipa PVC 1,5” 12 Btg

- Keni 1,5” 14 Bj

- Lem pipa PVC 1 Kaleng

(Tahang dan Priyambodo, 2005)

Page 73: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

73

Di perairan umum, khususnya dalam budidaya ikan di jaring

terapung ukuran jaring yang digunakan adalah ukuran ¾ - 1 inch.

Penentuan ukuran mata jaring berdasarkan ukuran ikan terdapat

pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Ukuran mata jaring pada karamba jaring apung

Untuk memotong jaring harus dilakukan dengan benar

berdasarkan pada ukuran mata jaring dan tingkat perenggangannya

saat terpasang di perairan. Menurut hasil penelitian, jaring dalam

keadaan terpasang atau sudah berupa kantong jaring akan

mengalami perenggangan atau mata jaring dalam keadaan

tertarik/terbuka (”Hang In Ratio”). Nilai ”Hang In Ratio” dalam

membuat kantong jaring terapung adalah 30%. Adapun perhitungan

yang digunakan untuk memotong jaring adalah menggunakan

rumus sebagai berikut :

S =

x 100%

Keterangan :

S : Hang In Ratio

L : Panjang jaring sebelum Hang In atau dalam keadaan tertarik

i : Panjang tali ris atau panjang jaring dalam keadaan tidak tertarik

Page 74: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

74

Adapun model pemotongan jaring dapat mengikuti model

pada Gambar 2.11. Proses berlanjut dengan pemasangan tali ris dan

penjaitan jaring pada tali ris sehingga terbentuk jaring dan dapat

dipasang pada rangkaian karamba jaring apung.

Gambar 5.11. Model pemotongan jaring.

Setelah jaring terpasang pada rakit karamba, diberikan

pemberat yang dibuat dari pipa PVC seukuran jaring dan berisi

pasir. Dapat juga menggunakan batu atau timah yang masing-

masing beratnya antara 2–5 kg dan diletakkan pada ujung jaring.

Fungsi pemberat ini agar jaring tetap simetris dan pemberat ini

diletakkan pada setiap sudut kantong jaring terapung.

Menurut Tjakrawidjaja dan Harun (2001), budidaya ikan nila

di karamba jaring apung pada kolong Tangsi Rasep, pulau Singkep

diperoleh hasil pertumbuhan sebesar 300 – 400 % dari bobot awal

ikan nila yang dibudidayakan selama 3 bulan. Budidaya sistem

karamba jaring apung juga mencegah ikan bersentuhan langsung

dengan dasar perairan dimana dimungkinkan menjadi tempat

pengendapan partikel logam berat sisa dari penambangan timah.

Pertumbuhan ikan nila hasil budidaya sistem karamba jaring

terapung di kolong Tangsi Rasep, pulau Singkep terdapat pada

Tabel 5.4.

Page 75: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

75

Tabel 5.4. Hasil penelitian pertumbuhan ikan nila hasil budidaya

sistem karamba jaring terapung di kolong Tangsi Rasep,

pulau Singkep

Berat awal /

ekor Padat penebaran

Pertambahan berat/

3 bulan/ekor Mortalitas

5 gram 19 ekor / m2 272 % 8,2 %

16,7 gram 4 ekor / m2 409 % 2,8 %

50 gram 200 ekor / m2 300 – 400% -

(Tjakrawidjaja dan Harun, 2001)

Kolong sebagai kolam (Sistem Budidaya Semi Tertutup)

Kolong yang berukuran kurang dari 400 m2 dan memiliki

kedalaman antara 1 – 2 meter dapat digunakan sebagai kolam tanah

atau ekstensif. Hal tersebut dimungkinkan dengan dasar kolong yang

kedap air sehingga dapat mempertahankan air berada dalam kolong

dan tidak meresap kedalam tanah. Meskipun kolong seringkali

berbentuk tidak beraturan, kolong dengan ukuran tersebut dapat

dimanfaatkan langsung sebagai wadah budidaya maupun diberikan

perlakuan penyesuaian bentuk kolam sebelum digunakan. Kolong

seringkali tidak memiliki saluran pemasukan air dan pengeluaran

air, sehingga dapat digunakan sebagai kolam air tergenang atau

stagnan dengan jenis komoditi yang sesuai atau diberikan perlakuan

tambahan saluran pemasukan dan pengeluaran air untuk menjadikan

kolong menjadi kolam air mengalir. Pemanfaatan kolong sebagai

kolam ekstensif terdapat pada Gambar 5.12.

Page 76: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

76

Gambar 5.12. Kolam budidaya ikan pada lahan kolong bekas

tambang timah (www.limnologi.lipi.go.id)

Pemanfaatan kolong untuk kolam budidaya ikan dapat

dilakukan langsung pada kolong tanpa perlakuan apapun maupun

memberikan perlakuan modifikasi untuk pembuatan kolam.

Masyarakat seringkali menggunakan kolong secara langsung tanpa

perlakuan untuk budidaya ikan, namun dalam perkembangannya

mengalami kendala dalam pertumbuhan ikan. Sementara modifikasi

kolong dapat dilakukan dengan membentuk kolong seperti dalam

pembuatan kolam. Modifikasi kolong secara sederhana yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Perbaikan pematang

Kolong memiliki pematang yang beragam. Sementara lahan

disekitar kolong seringkali tandus dan minim vegetasi. Untuk

mencegah longsornya pematang kolong maka perlu dilakukan

perbaikan pematang kolong dengan memodifikasi model

pematang kolam tanah.

Page 77: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

77

Gambar 5.13. Bentuk pematang trapezium pada kolam.

2. Pembuatan saluran air

Kolong seringkali tidak terdapat saluran air baik pemasukan

maupun pengeluaran. Penambahan saluran air menuju kolong

dapat memberikan peluang kolong menjadi kolam dengan

perairan mengalir. Kondisi air mengalir memberikan manfaat

saat suhu perairan terlalu panas maupun dingin, sehingga aliran

air dapat membantu menstabilkan suhu perairan kolam. Adanya

saluran air sekunder maupu tersier menuju kolam menjadikan

kolam dapat memiliki inlet maupun outlet.

Gambar 5.14. Diagram inlet dan outlet untuk pembuatan kolam

mengalir pada kolong bekas tambang timah.

Page 78: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

78

3. Sistem resirkulasi air

Pada kolong yang mangandalkan sumber air dari curah hujan

dan jauh dari sumber air permukaan seperti sungai maupun

rawa, maka perlakuan yang dapat membantu adalah sistem

resirkulasi air. Dengan sistem resirkulasi air maka air keluar

dapat dinaikan kembali menggunakan pompa untuk difiltrasi

sebelum masuk kembali ke dalam kolam.

Modifikasi dan perbaikan sedemikian masih belum optimal

untuk membudidayakan ikan. Kondisi kolong yang minim unsur

hara serta keterbatasan lain menjadikan optimalisasi budidaya ikan

di kolong bekas penambangan timah belum dapat mencapai seperti

halnya budidaya ikan pada lahan optimal. Namun pemberdayaan

kolong dapat memberikan peluang pencaharian masyarakat untuk

tidak tergantung dengan penambangan timah dan sebagai upaya

mereklamasi kolong bekas penambangan timah menjadi lahan yang

produktif dan hijau.

Page 79: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

79

RINGKASAN

Sistem budidaya ikan dibagi menajdi sistem budidaya terbuka, semi

tertutup dan tertutup. Sistem budidaya terbuka merupakan sistem

budidaya yang paling awal ada dan menggunakan perairan umum

sebagai lahan budidaya. Sedangkan sistem semi tertutup mulai

mengurangi ketergantungan pada perairan umum, namun masih

banyak berpengaruh. Pada sistem budidaya tertutup memiliki

pengaruh yang minim dari perairan umum maupun lingkungan.

Akuarium dapat digunakan sebagai wadah pemeliharaan ikan hias

dan wadah penetasan telur, pemijahan dan perawatan larva pada

beberapa jenis ikan. Sifat akuarium yang dapat dilihat dari satu atau

lebih sisinya, maka pengamatan lebih mudah dilakukan.

Kolam berdasarkan komoditi yang dibudidayakan, dibedakan

menjadi tambak dengan komoditas air payau dan kolam atau

empang pada komoditas air tawar.

Kolam berdasarkan debit air dibedakan menjadi kolam air deras,

kolam air mengalir dan kolam air tergenang.

Kolam berdasarkan konstruksi pembuatan dibedakan menjadi kolam

tradisional atau ekstensif, kolam semi intensif dan kolam intensif.

Bak dapat dibedakan dari bahan yang digunakan yaitu bak beton,

bak fiber dan bak terpal atau plastik. Bak merupakan solusi tepat

untuk pemanfaatan lahan sempit dan pada lahan yang kurang

optimal seperti pH tanah yang rendah atau tekstur tanah yang porous

( mudah menyerap air ).

Karamba jaring apung merupakan model wadah pembudidayaan

ikan dalam jaring tertutup pada semua sisi kecuali sisi atas dan

diapungkan dengan pelampung berupa drum, sterofoam maupun

jerigen pada perairan umum seperti danau, waduk, sungai dan laut.

Page 80: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

80

Metode karamba tancap atau pen culture merupakan karamba yang

bagian dasarnya menempel pada dasar perairan dan digunakan pada

perairan umum seperti sungai dan daerah pasang surut.

Dalam pemanfaatan kolong sebagai wadah budidaya, dapat dibagi

menjadi 2 kelompok kolong yaitu kolong luas dan dalam serta

kolong sempit dan dangkal. Kolong luas dan dalam ini adalah

kolong dengan luas lebih dari 500 m2 dan kedalaman air lebih dari 2

meter, sedangkan kolong sempit dan dangkal memiliki luas kurang

dari 500 m2 dan kedalaman air kurang dari 2 meter.

Kolong yang luas dan dalam sesuai untuk penggunaan karamba

jaring apung sebagai wadah budidaya. Sedangkan kolong yang

sempit dan dangkal dapat digunakan sebagai kolam tradisional atau

ekstensif.

Konstruksi karamba jaring apung untuk budidaya ikan di kolong

membutuhkan kayu sebagai bahan kerangka, drum atau jerigen

sebagai pelampung dan jaring trawl sebagai jaring pemeliharaan.

Kolong sempit dan dangkal dapat dimodifikasi dengan perbaikan

pematang dan saluran air agar air dalam kolam dapat mengalir untuk

digunakan sebagai wadah budidaya ikan.

Page 81: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

81

Manajemen Budidaya

Ikan Pada Lahan Basah

Pasca Tambang Timah

Budidaya ikan secara umum dibedakan pada proses

pembenihan dan pembesaran. Proses pembenihan menghasilkan

individu-individu baru dari hasil pemijahan dan perawatan larva.

Pembesaran merupakan proses budidaya dalam upaya menambah

bobot dan ukuran dari individu-individu ikan.

Pemanfaatan kolong dengan perairan dan tanah yang spesfik

dan tidak optimum, maka proses budidaya yang sesuai adalah

pembesaran ikan dimana jenis komoditi yang dikembangkan

disesuaikan dengan kondisi perairan dan permintaan pasar. Perairan

kolong yang lebih minim unsur hara dan memiliki kualitas air yang

tidak optimal, maka komoditi yang dibudidayakan adalah komoditi

yang memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap kualitas air.

Kolong pasca penambangan timah dengan karakteristiknya,

menjadikan sebuah lahan budidaya perikanan yang belum ideal.

Kualitas air yang tidak optimum serta adanya kandungan logam

berat menjadikan pemanfaatan kolong sebagai lahan budidaya ikan

membutuhkan perlakuan tertentu.

Jika menilik pada kualitas air berdasarkan umur kolong sejak

terbebas dari penambangan timah, maka kolong umur 10 tahun telah

memiliki kualitas air yang memenuhi persyaratan budidaya

perikanan. Namun kendala logam berat yang terkandung dalam

perairan juga memerlukan perhatian khusus. Untuk itu metode

budidaya dan jenis komoditas yang sesuai menjadi awal

6

Page 82: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

82

keberhasilan memanfaatkan lahan bekas penambangan timah

sebagai lahan budidaya ikan.

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN

Selain jenis komoditi yang dibudidayakan, metode budidaya

ikan pada segmen pembesaran juga perlu diperhatikan. Budidaya

ikan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

Budidaya Ikan Secara Ekstensif

Pada budidaya ikan cara ekstensif mengandalkan pakan yang

tersedia pada perairan lahan budidaya yang disebut juga pakan

alami. Ketersediaan pakan alami tidak hanya mengandalkan

ketersediaan dari alam saja, namun perlu diupayakan peningkatan

produksi pakan alami dengan pemupukan. Oleh karena itu

pemupukan pada kolam budidaya cara ekstensif harus kontinu

dilakukan agar pakan alami tumbuh dengan subur pada kolam

budidaya.

Pengelolaan pemberian pakan pada sistem budidaya

ekstensif lebih mengutamakan tumbuhnya plankton baik

fitoplankton maupun zooplankton di dalam wadah budidaya sebagai

pakan alami ikan yang dibudidayakan dan jenis ikan yang

dibudidayakan adalah ikan herbivora dan omnivore.

Cara budidaya ekstensif sebelumnya dipandang sebagai cara

budidaya kuno dimasa lampau dimana pada kolam-kolam

dibudidayakan komoditi perikanan dengan padat tebar rendah dan

mengandalkan pakan alami dalam kolam hingga masa panen.

Namun saat ini cara budidaya yang mengandalkan pakan alami

sedemikian menjadi primadona kembali dengan munculnya cara

budidaya organik dimana komoditas budidaya perikanan di pelihara

dengan memanfaatkan pakan alami. Hal yang membedakan cara

budidaya organik dengan budidaya ektensif di masa lampau adalah

Page 83: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

83

jumlah tersediaan pakan alami yang besar pada budidaya organik

sehigga kepadatan tebar dapat lebih tinggi.

Gambar 6.1. Tata letak budidaya ikan lele sistem probiotik organik

(Gunawan dan Harianto, 2011)

Page 84: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

84

Budidaya Ikan Semi Intensif

Pada budidaya ikan sistem semi intensif dalam budidayanya

tidak mengandalkan pakan alami saja, namun juga telah ditunjang

adanya pakan buatan. Budidaya cara ini lebih banyak digunakan

melalui penumbuhan pakan alami sebelum penebaran benih dengan

pemupukan disertai pemberian pakan buatan selama pemeliharaan.

Umumnya komoditi yang dipelihara dalam cara budidaya ini adalah

kelompok ikan omnivore seperti ikan lele dan ikan mas. Pakan

buatan yang diberikan selama pemeliharaan bermanfaat sebagai

sumber energy dan pertumbuhan ikan dengan komposisi protein

yang memadai. Pemenuhan kebutuhan pakan dengan pemberian

pakan buatan menjadikan budidaya cara semi intensif dapat

memiliki padat tebar ang lebih tinggi dibandingkan cara ekstensif.

Budidaya Ikan Secara Intensif

Pada budidaya ikan secara intensif dalam melakukan

kegiatan budidaya mengandalkan pakan buatan sebagai sumber

makanan utama ikan yang dibudidayakan. Pakan yang digunakan

adalah pakan buatan yang mempunyai kandungan gizi yang lengkap.

Karena pakan buatan ini sebagai sumber energi utama dan materi

bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Pakan buatan dalam usaha

budidaya ikan intensif merupakan komponen terbesar dalam suatu

usaha budidaya biasanya berkisar antara 40 – 70% dari total biaya

produksi . Oleh karena itu dalam mengelola pemberian pakan secara

intensif harus benar-benar dilakukan secara benar agar efisiensi

pakan dan efektifitas kegiatan budidaya dapat menguntungkan.

Manajemen pemberian pakan pada suatu usaha budidaya

ikan yang intensif harus dilakukan . Hal ini dikarenakan pada

pengelolaan pemberian pakan dalam suatu usaha budidaya ada

beberapa elemen kritis yang harus diperhatikan antara lain adalah

jumlah pakan perhari yang diberikan dalam pemeliharaan ikan

Page 85: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

85

(feeding rate), frekuensi pemberian pakan dalam satu hari (feeding

frekuensi), waktu pemberian pakan yang tepat (feeding time) dan

konversi pakan yang ditargetkan dalam suatu usaha budidaya ikan.

Jumlah pakan yang akan diberikan setiap hari pada budidaya

ikan secara intensif sangat bergantung pada faktor biotik dan faktor

lingkungan dimana ikan itu hidup. Pada suatu usaha budidaya ikan

dimana terdapat beberapa fase kegiatan budidaya sehingga pakan

yang akan diberikan pada setiap fase akan berbeda.

Berdasarkan jumlah pakan yang harus diberikan dalam suatu

usaha budidaya dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Pemberian pakan secara berlebihan (excess)

Pemberian pakan secara berlebihan atau biasa disebut ad

libitum merupakan salah satu cara pemberian pakan yang biasa

diberikan pada fase pemberian pakan untuk larva ikan sampai

ukuran benih ikan pada suatu hatchery. Pada stadia tersebut

tingkat konsumsi pakan masih tinggi hal ini berkaitan dengan

kapasitas tampung lambung larva atau benih ikan masih sangat

terbatas, struktur alat pencernaan yang masih belum sempurna

dan ukuran bukaan mulut larva yang masih sangat kecil,

sehingga dengan memberikan pakan dengan sekenyangnya atau

ad libitum dimana pakan selalu tersedia dalam jumlah yang

tidak dibatasai maka larva atau benih ikan ini dapat makan

kapanpun juga sesuai dengan keinginan ikan.

2. Pemberian pakan sekenyangnya (satiation)

Pada sistem pemberian pakan seknyangnya adalah suatu usaha

para pembudidaya ikan untuk melakukan pemberian pakan

pada ikan yang dibudidayakan dalam jumlah yang maksimal.

Hal ini dapat dilakukan pada ikan budidaya yang benar-benar

sudah diketahui daya tampung lambungnya secara maksimal

dalam setiap pemberian pakan, sehingga pakan ikan yang

diberikan semuanya dikonsumsi oleh ikan.

Page 86: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

86

3. Pemberian pakan yang dibatasi (restricted)

Pemberian pakan tipe ini adalah pemberian pakan buatan yang

biasa dilakukan dalam suatu usaha budidaya ikan dimana para

pembudidaya melakukan pembatasan jumlah pakan yang

diberikan setiap hari. Jumlah pakan yang aka diberikan setiap

hari ini dibatasi berdasarkan hasil suatu sampling dengan

jumlah pakan tertentu akan diperoleh pertumbuhan ikan yang

optimal.

Frekuensi dan dosis pemberian pakan ikan berdasarkan umur

ikan dapat dilihat pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1. Frekuensi dan dosis pemberian pakan ikan.

Sumber : Gusrina (2008).

Pemberian pakan pada benih dan induk dengan prosentase dari

biomas yang dimaksud adalah pada setiap hari diberikan pakan

sesuai prosentase dari penghitungan bobot ikan yang dipelihara

secara keseluruhan. Sebagai contoh pada ikan yang disampling

memiliki bobot rata-rata 100 gram dan populasinya sebanyak 1000

ekor, maka bobot total ikan adalah 10.000 gram atau 10 kilogram.

Jika dibutuhkan pakan sebanyak 3%, maka pakan yang diberikan

Page 87: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

87

selama satu hari adalah sebesar 3% dari 10 kilogram yaitu 0,33

kilogram atau 330 gram.

Selain umur ikan, dosis dan frekuensi pemberian pakan juga

perlu mengikuti kebiasaan makan ikan. Ikan diurnal seperti ikan

Mas, Gurami, Nila dan ikan lainnya cenderung banyak beraktifitas

di siang hari. Ikan-ikan jenis tersebut lebih baik diberikan pakan

dalam jumlah lebih banyak pada siang hari. Sementara ikan-ikan

nocturnal seperti ikan lele lebih suka makan pada malam hari

sehingga pemberian pakan lebih banyak dapat dilakukan pada

malam hari. Pada Tabel 6.2 dapat dilihat contoh dosis dan frekuensi

pakan pada udang berdasarkan umur dan kebiasaan makan udang.

Tabel 6.2. Dosis dan frekuensi pemberian pakan sesuai umur dan

kebiasaan makan udang.

Page 88: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

88

Metode Pemberian Pakan untuk Budidaya Ikan di Kolong

Kolong dengan kandungan logam berat dalam perairannya

dimungkinkan dapat terdedar pada komoditas budidaya ikan yang

dipelihara dalam perairan kolong. Meskipun kadar logam berat

dalam perairan masih dibawah ambang batas, namun dapat

terakumulasi dalam tubuh ikan sehingga dimungkinkan dapat

berbahaya bagi kesehatan konsumen. Untuk itu, perlu beberapa

pertmbangan yang membedakan dengan budidaya di lokasi lainnya.

Pertimbangan-pertimbangan tersebut adalah :

1. Disarankan jenis komoditas budidaya yang dikembangkan

adalah ikan karnivora atau omnivora cenderung karnivora.

Pemilihan jenis ikan karnivora ini memberikan manfaat

untuk menekan kemungkinan jenis ikan yang dibudidayakan untuk

mengkonsumsi pakan alami berupa fitoplankton dan alga yang

terdapat pada perairan kolong. Pemilihan jenis ikan karnivora ini

terutama pada pemanfaatan kolong-kolong muda dimana kualitas

airnya belum optimal terutama pada kandungan logam beratnya.

Meskipun demikian tidak menutup kemungkinan

membudidayakan ikan herbivora maupun omnivora. Hal tersebut

dikarenakan pemilihan komoditas budidaya ikan ditentukan oleh

jenis ikan yang dibutuhkan oleh pasar dan konsumen.

2. Pemberian pakan dilakukan dengan metode pakan secara

insentif.

Metode pakan secara insentif dengan mengandalkan

penggunaan pakan buatan untuk memacu pertumbuhan ikan dapat

menekan jumlah pemasukan logam berat dalam tubuh ikan melalui

pakan. Pakan yang keseluruhannya diberikan secara buatan

menjadikan ikan minim mengkonsumsi pakan alami yang tersedia

pada perairan kolong, sebab dikhawatirkan pakan alami baik nabati

Page 89: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

89

maupun hewani yang terdapat dalam perairan kolong terdedar logam

berat. Dengan meminimalisasi konsumsi pakan alami dapat

menekan akumulasi logam berat pada tubuh ikan.

3. Pembudidayaan dengan jangka waktu < 4 bulan.

Pada hasil penelitian LIPI tahun 2009 diperoleh data bahwa

pada proses budidaya ikan di karamba jaring apung maupun

restoking ikan yang berada dalam perairan kolong selama 6 bulan,

memiliki kandungan logam berat dalam daging ikan. Sementara

pada budidaya ikan dalam karamba jaring apung dengan waktu

pemeliharaan dibawah 4 bulan, kandungan logam berat yang

terakumulasi rendah dan layak untuk dikonsumsi. Akumulasi logam

berat pada ikan yang dipelihara dalam perairan kolong dapat dilihat

pada Gambar 6.2.

Gambar 6.2. Kandungan logam berat pada ikan yang dipelihara di

Karamba Jaring Apung selama 6 bulan dan ikan

alami/restoking pada kolong.

Jenis ikan yang cenderung karnivora dan memiliki waktu

pemeliharaan singkat adalah ikan lele. Disamping itu dari segi

permintaan, ikan lele memiliki kebutuhan pasar yang tinggi karena

kesukaan konsumen pada komoditas ini.

Page 90: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

90

Ikan lele dapat dibudidayakan selama 3 bulan dari

pendederan ukuran 3-5 cm hingga ukuran konsumsi 6-8 ekor tiap

kilogram. Bahkan jenis ikan lele strain baru seperti ikan lele

sangkuriang dapat dibudidayakan dalam waktu yang lebih singkat.

Ikan lele sangkuriang dalam waktu pemeliharaan selama 90

hari dari benih ukuran 4 gram, jumlah pakan 3% bobot, frekuensi

pakan 3 kali sehari dan kepadatan tebar 50 ekor / m2, dapat

diperoleh ikan lele konsumsi dengan bobot 200 – 250 gram per ekor

dan sintasan 80 – 90 %. Dengan demikian ikan lele khususnya strain

sangkuriang potensial untuk dikembangkan sebagai komoditi

budidaya ikan air tawar pada pemanfaatan kolong.

MANAJEMEN KUALITAS AIR

Kualitas air pada perairan kolong yang belum optimal untuk

budidaya ikan memerlukan perlakuan-perlakuan untuk

mengoptimalkan pemanfaatannya sebagai media budidaya ikan.

Suhu

Pada kondisi tidak optimum yaitu suhu perairan terlalu rendah,

maka dapat diberikan perlakuan-perlakuan berikut :

1. Mengurangi padat tebar dan menurunkan ketinggian air.

Penurunan ketinggian air dapat memberikan peningkatan

instensitas cahaya matahari yang masuk sampai ke dasar

perairan dan diharapkan dapt meningkatkan suhu perairan.

2. Menambahkan feed additive seperti vitamin dan herbal ekstrak

(jahe, kunyit, bawang, mengkudu) atau imunostimulant.

Pemberian pakan tambahan tersebut sebagai upaya untuk

meningkatkan kekebalan tubuh dari komoditi yang

dibudidayakan sehingga mengurangi efek kematian akibat suhu

rendah.

Page 91: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

91

3. Meningkatkan pergantian air

Pergantian air memberikan manfaat untuk memberikan

pergerakan air dan air dengan suhu rendah di perairan dapat

tergantikan oleh air baru.

Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi terutama pada siang hari maka

perlu diberikan perlakuan berikut :

1. Pergantian air khususnya pada siang hari

Pergantian air diharapkan dapat menurunkan suhu perairan

dengan adanya air baru yang memasuki perairan.

2. Penambahan kedalaman air

Penambahan kedalaman air menekan instensitas cahaya matahari

sampai ke dasar perairan sehingga masih ada badan air yang

memiliki suhu lebih rendah yaitu bagian mendekati dasar.

3. Pemberian naungan pada sebagian kolam

Naungan akan menahan intensitas cahaya matahari secara

langsung ke perairan. Pemberian naungan pada sebagian

perairan dapat menekan suhu pada siang hari.

pH dan Logam berat

Permasalahan pH yang rendah dan adanya kandungan logam

berat yang tinggi memberikan permasalahan untuk budidaya ikan.

pH berpengaruh pada optimalisasi pertumbuhan ikan sedangkan

logam berat dikhawatirkan terakumulasi dalam tubuh ikan dan

membahayakan konsumen.

Perlakuan-perlakuan yang disarankan untuk mengoptimalkan

kualitas air khususnya pH dan logam berat di perairan kolong

menurut Henny C (2009) adalah sebagai berikut :

Page 92: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

92

1. In Situ Treatment dengan menambahkan batu kapur (limestone)

langsung ke kolong.

2. Passive Treatment menggunakan sistem permeable reactive

barrier (PRB), open limestone channels (OLCs), anoxic

limestone drains (ALDs) dan constructed wetland (rawa buatan)

untuk aliran air kolong.

Selain meningkatkan pH, sistem ALD dapat meningkatkan

alkalinitas untuk menjaga pH agar tidak turun setelah melewati

sistem wetland. Sistem ALD harus diikuti oleh wetland anarobik

ataupun aerobik untuk mendapatkan kualitas air efluen yang

memenuhi standar baku mutu.

Sistem wetland atau lahan basah secara alamiah adalah

daerah transisi antara ekosistem perairan dimana memiliki kondisi

basah dan tergenang dengan ekosistem darat yang kering. Lahan

basah dapat memiliki masa terendam air namun juga dapat praktis

kering. Ciri-ciri lahan basah adalah adanya tumbuhan yang bersifat

hidrofit yang dapat beradaptasi dengan kondisi kering maupun

basah. Secara alamiah, pada lahan basah terjadi proses-proses

biologi, kimia dan fisika. Proses biologi terjadi pada interaksi antara

tumbuhan penyusun lahan basah dengan lingkungan lahan basah

tersebut.

Penyerapan (up taking) unsur-unsur yang dibutuhkan untuk

pertumbuhan diserap melalui akar atau organ yang berfungsi seperti

akar pada air dan substrat tumbuh tumbuhan tersebut. Rawa buatan

diyakini dan telah teruji kemampuannya dalam menurunkan beban

pencemar yang terdapat dalam air. Tidak hanya limbah rumah

tangga yang tinggi akan nutrien tatapi juga limbah tambang yang

memiliki kandungan logam tinggi dan kadang ber-pH sangat rendah.

Lahan basah buatan mampu menurunkan kandungan

konsentrasi logam cadmium, tembaga dan seng masing-masing

hingga 99%, 99% dan 97%. Namun demikian tumbuhan dalam rawa

Page 93: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

93

buatan hanya menyerap logam dalam konsentrasi yang sangat

rendah yaitu kurang dari 1%. Penyerapan logam dalam air, terutama

Fe dan Mn, akan berlangsung efektif apabila terdapat intreraksi

secara biologis yang menjembatani oksidasi dan reduksi. Beberapa

tumbuhan telah diketahui mampu menyerap logam berat pada

perairan diantaranya yaitu eceng gondok dan mending.

Pada sistem wetland anaerobik, komposisi reaktif material

yang digunakan seperti kompos, daunan, serbuk gergaji di

tambahkan lumpur aktif dari sistem sewage juga menstimulasi

pertumbuhan bakteri pereduksi sulfat untuk menaikan alkalinitas

dan menyisihkan logam dalam bentuk endapan sulfide. Sistem

gabungan secara kimia dan biologi terbukti dapat meningkat

peroduktivitas dari kolong AMD (mining pit lake), sehingga dapat

di manfaatkan untuk budidaya perikanan.

Oksigen Terlarut

Jika terjadi kelebihan kadar oksigen, maka hal-hal yang dapat

dilakukan adalah sebagai berikut :

Menaikkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur naik

maka kadar oksigen terlarut akan menurun.

Menambah kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut

maka semakin kadar oksigen terlarut akan menurun karena

proses fotosintesis semakinberkurang dan kadar oksigen

digunakan untuk pernapasan dan oksidasi bahan- bahan organik dan

anorganik.

Namun jika terjadi kekurangan kadar oksigen terlarut, maka hal-hal

yang perlu dilakukan adalah :

Menurunkan suhu/temperatur air, dimana jika temperatur turun

maka kadar oksigen terlarut akan naik.

Page 94: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

94

Mengurangi kedalaman air, dimana semakin dalam air tersebut

maka semakinkadar oksigen terlarut akan naik karena proses

fotosintesis semakin meningkat.

Mengurangi bahan - bahan organik dalam air, karena jika

banyak terdapatbahan organik dalam air maka kadar oksigen

terlarutnya rendah.

MANAJEMEN USAHA

Pada beberapa kolong yang telah berumur tua dan memiliki

kualitas air yang memenuhi persyaratan kualitas air untuk budidaya

ikan, telah digunakan untuk budidaya ikan baik pembesaran maupun

pembenihan. Namun masih banyak kolong yang belum

dimanfaatkan untuk peluang usaha potensial dibidang budidaya ikan

ini. Untuk mengoptimalkan usaha budidaya ikan memanfaatkan

kolong pasca penambangan timah dan agar usaha dapat

berkelanjutan serta memberikan keuntungan bagi pengelola usaha

budidaya maka perlu dipertimbangkan beberapa aspek dalam usaha.

Aspek-aspek tersebut adalah aspek pasar, aspek teknis, aspek sosial

dan aspek manajemen.

Aspek Pasar

Perencanaan dalam aspek pasar dapat memberikan gambaran

pemasaran produk panen pada akhir produksi budidaya ikan.

Penentuan komoditas yang dipelihara juga disesuaikan dengan

kebutuhan pasar. Dengan demikian, hasil produksi budidaya ikan

yang diproduksi memanfaatkan kolong dapat terserap oleh pasar.

Pemasaran produk hasil dapat direncanakan dengan memilih

beberapa jalur pemasaran produk ikan konsumsi yaitu (1)

memasarkan secara langsung kepada konsumen baik dengan

membuka outlet penjualan maupun konsumen dating langsung pada

lokasi budidaya ikan memanfaatkan kolong pasca penambangan

Page 95: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

95

timah, (2) memasarkan melalui pengepul yang telah memilikijalur

pemasaran kepada konsumen.

Penentuan aspek pasar penting untukmenjamin kelanjutan

usaha budidaya ikan lele. Sebagai contoh pada ikan lele di pulau

Bangka memiliki permintaan cukup tinggi hingga 500-800 ton per

tahun (tahun 2011-2012). Kebutuhan sebesar itu tidak mampu

dipenuhi oleh pembudidaya dalam pulau Bangka sehingga

memerlukan pasokan dari luar pulau. Dengan penilaian tersebut

maka dari sisi potensi pasar ikan lele memiliki potensi pasar

potensial.

Penentuan metode pemasaran berkaitan dengan marjin

keuntungan yang dapat diperoleh dari proses budidaya ikan. Ikan

lele memiliki nilai ekonomis antara 20 ribu hingga 25 ribu untuk

pemasaran langsung kepada konsumen, namun jika melalui

pengepul maka harga ikan lele setiap kilogramnya dihargai

Rp.16.000,- sampai Rp.18.000,-.

Aspek Teknis

Komoditi budidaya yang telah dipilih untuk memanfaatkan

kolong pasca penambangan timah perlu dipelajari sisi teknisnya.

Pemahaman teknis budidaya memberikan peluang untuk

menghasilkan pencapaian produksi yang optimal.

Masing-masing jenis ikan memiliki sisi teknis berbeda-beda

mulai dari kebiasaan makan, jenis pakan hingga perlakuan-

perlakuan untuk meningkatkan produksi. Ikan-ikan jenis karnivora

maupun omnivore yang cenderung karnivora membutuhkan seleksi

atau grading selama produksinya untuk mencegah kanibalisme.

Demikian juga untuk ikan nila akan lebih cepat

pertumbuhannya jika dibudidayakan dengan sistem monosex. Buku-

Page 96: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

96

buku teknis budidaya ikan telah banyak beredar dapat memberikan

informasi tentang teknis budidaya ikan pada komoditi terpilih.

Aspek Sosial

Kolong pasca penambangan timah umumnya berada

ditempat yang jauh dari lokasi pemukima penduduk. Kondisi ini

memberikan dampak negatif pada keamanan lokasi jika digunakan

sebagai lokasi budidaya ikan. Seperti halnya pada Karamba Jaring

apung, ada baiknya pada pemanfaatan kolong sebagai lokasi

budidaya ikan diberikan rumah jaga untuk pengawasan serta

penyimpanan bahan dan alat budidaya ikan.

Aspek Manajemen

Pada aspek ini perlu diterapkan fungsi-fungsi sebuah usaha

untuk mencapai hasil berupa keuntungan. Fungsi manajemen

tersebut adalah (1) Perencanaan. Perencanaan ini dibutuhkan sebagai

jalur mencapai tujuan pembudidayaan ikan. Dalam perencanaan

terdapat aspek teknis, tenaga kerja, modal, biaya dan analisis

keuntungan yang hendak dicapai. (2) Pengorganisasian.

Pada fungsi manajemen ini, masing- masing tenaga kerja

memiliki pembagian tugas yang jelas dan terencana. (3) Pergerakan.

Yaitu sebuah proses untuk menggerakkan tenaga kerja ke arah yang

diinginkan baik dalam segi tenis maupun non teknis. Sebagai contoh

mengarahkan tenaga kerja melakukan proses pemberian pakan yang

benar. (4) Pengawasan. Pada fungsi ini dilakukan pengawasan

terhadap proses produksi agar sejalan dengan rencana dan mampu

mencapai tujuan.

Page 97: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

97

RINGKASAN

Manajemen Pemberian Pakan

1. Berdasarkan pmanajemen pemberian pakan, budidaya ikan

dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu : (1) Budidaya Ikan

Secara Ekstensif, dimana budidaya mengandalkan pakan

yang tersedia pada perairan lahan budidaya yang disebut

juga pakan alami. (2) Budidaya Ikan Semi Intensif yaitu

dalam budidayanya tidak mengandalkan pakan alami saja,

namun juga telah ditunjang adanya pakan buatan. (3)

Budidaya Ikan Secara Intensif yang merupakan budidaya

ikan mengandalkan pakan buatan sebagai sumber makanan

utama ikan yang dibudidayakan.

2. Manajemen pemberian pakan pada suatu usaha budidaya

ikan harus diperhatikan antara lain adalah jumlah pakan

perhari yang diberikan dalam pemeliharaan ikan (feeding

rate), frekuensi pemberian pakan dalam satu hari (feeding

frekuensi), waktu pemberian pakan yang tepat (feeding

time) dan konversi pakan yang ditargetkan dalam suatu

usaha budidaya ikan.

3. Selain umur ikan, dosis dan frekuensi pemberian pakan juga

perlu mengikuti kebiasaan makan ikan. Ikan diurnal seperti

ikan Mas, Gurami, Nila dan ikan lainnya cenderung banyak

beraktifitas di siang hari. Ikan-ikan jenis tersebut lebih baik

diberikan pakan dalam jumlah lebih banyak pada siang hari.

Sementara ikan-ikan nocturnal seperti ikan lele lebih suka

makan pada malam hari sehingga pemberian pakan lebih

banyak dapat dilakukan pada malam hari.

Page 98: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

98

Manajemen pakan pada budidaya ikan di kolong

1. Sebaiknya jenis komoditas budidaya yang dikembangkan

adalah ikan karnivora atau omnivore cenderung karnivora.

2. Pemberian pakan dilakukan dengan metode pakan secara

insentif.

3. Pembudidayaan dengan jangka waktu < 4 bulan.

Manajemen Kualitas Air

1. Perbaikan suhu perairan kolong yang rendah dapat diberikan

perlakuan-perlakuan mengurangi padat tebar dan

menurunkan ketinggian air, menambahkan feed additive

seperti vitamin dan atau imunostimulant, meningkatkan

pergantian air. Namun jika suhu perairan kolong tinggi maka

dapat dilakukan pergantian air khususnya pada siang hari,

penambahan kedalaman air dan pemberian naungan pada

sebagian kolam.

2. Pengendalian pH dan Logam berat dapat dilakukan dengan

cara In Situ Treatment dengan menambahkan batu kapur

(limestone) langsung ke kolong dan Passive Treatment

menggunakan sistem permeable reactive

barrier (PRB), open limestone channels (OLCs), anoxic

limestone drains (ALDs) dan constructed wetland (rawa

buatan) untuk aliran air kolong.

3. Pada oksigen terlarut, jika terjadi kelebihan kadar oksigen,

maka hal-hal yang dapat dilakukan Menaikkan

suhu/temperatur air dan menambah kedalaman air. Namun jika

terjadi kekurangan kadar oksigen terlarut, maka hal-hal yang

perlu dilakukan adalah menurunkan suhu/temperatur air,

mengurangi kedalaman air, mengurangi bahan - bahan

organik dalam air.

Page 99: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

99

Manajemen Usaha

1. Aspek Pasar. Perencanaan dalam aspek pasar dapat

memberikan gambaran pemasaran produk panen pada

akhir produksi budidaya ikan. Penentuan aspek pasar

penting untuk menjamin kelanjutan usaha budidaya.

2. Aspek Teknis. Komoditi budidaya yang telah dipilih

untuk memanfaatkan kolong pasca penambangan timah

perlu dipelajari sisi teknisnya. Pemahaman teknis

budidaya memberikan peluang untuk menghasilkan

capaian produksi yang optimal.

3. Aspek Sosial. Kemanan lokasi budidaya ikan di kolong

dapat mempengaruhi capai produksi budidaya ikan.

4. Aspek Manajemen. Dalam upaya mencapai tujuan dan

kesinambungan usaha, maka perlu dilakukan fungsi

usaha yaitu (1) Perencanaan. (2) Pengorganisasian. (3)

Pergerakan dan (4) Pengawasan.

Page 100: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

100

Daftar pustaka

Anonymous. Tanpa tahun. Introduction to fresh Water aquaculture.

Diakses dari http://bieap.gov.in

Anonymous, 2009. Teknologi Pengelolaan Kualitas Air. VEDCA-

SEAMOLEC.

Anonymous, 2010. Bangka Belitung. Pemerintah Propinsi

Kepulauan Bangka Belitung

Armanda rio, 2010. Timah : masalah ataukah primadona? Diakses

dari www.ubb.ac.id

Asmawi, S. 1986. pemeliharaan ikan Dalam Keramba. PT.

Gramedia. Jakarta.

Badri LN. 2004. Karakteristik tanah, vegetasi, dan air kolong pasca

tambang timah dan tehnik rehabilitasi lahan untuk keperluan

revegetasi (Studi kasus lahan pasca tambang timah Dabo

Singkep) [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor

Elfida, 2007. Analisis Pola Spasial Tambang Timah Rakyat Sebagai

Masukan Dalam Penentuan Kebijakan Tata Ruang di

Kabupaten Bangka. IPB. Bogor

Gunawan dan Harianto B, 2011. Dongkrak Produksi Lele dengan

Probiotik Organik. Agromedia Pustaka

Gusrina, 2008. Budidaya Ikan Jilid 1. Departemen Pendidikan

Nasional. Jakarta

Hardjowigeno S. 2007. Ilmu tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.

Page 101: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

101

Hariyadi dwi, 2012. Timah pencabut nyawa. Diakses dari

www.ubb.ac.id

Henny C, 2009. Teknologi Perbaikan Kualitas Air Kolong Asam.

Pusat Linologi LIPI

Indaryanto, Tanpa tahun. Ekologi Perairan. Universitas Lampung.

Kusumastuti E. 2005. Rehabilitasi lahan pasca penambangan timah

di pulau bangka dengan amelioran bahan organik dan bahan

tanah mineral dengan tumbuhan indikator Jati (Tectona

grandis) [tesis]. Bogor: Program Pascasarjana. Institut

Pertanian Bogor

Kurniawan, A dan Ardiansyah.K, 2011. Analisa Variasi Genetik

Ikan pada Kolong dengan Umur Berbeda. Hibah Penelitian

Kopertis. UBB.

Latifah S, 2000. Keragaan Pertumbuhan Acacia mangium Pada

Lahan Bekas Tambang Timah (Studi Kasus di Areal PT.

Timah Tbk). IPB. Bogor

Lawson, 1994. Fundamentals of Aquaculture engineering.

Department of Biological Engineering. Luosiana State

University

Lestari Dwi, 2008. Kajian Awal Potensi Tumbuhan Indigenius dan

Keragaman Funginya untuk Revegetasi Lahan Bekas

Tambang Timah di Pulau Bangka. IPB. Bogor

Lisnawati dkk, 2005. Kualitas air. VEDCA. Cianjur

Puspita A, dkk. 2005. Lahan Basah Buatan di Indonesia. W et l and

In t e r n a t i on a l . Bo gor .

Page 102: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

102

R ob an i J uh a r , 20 08 . Karakteristik Fe, Nitrogen, Fosfor, Dan

Fitoplankton Pada Beberapa Tipe Perairan Kolong Bekas

Galian Timah. IPB. Bogor

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Jilid I dan

II. Binacipta. Bandung

Sabri, 2010. Pemanfaatan kolong di Pulau Bangka. Seminar Save

Our Invironment. UBB

Sujitno sutedjo, 2007. Sejarah penambangan timah di indonesia. Pt.

Timah tbk. Pangkalpinang

Sumantadinata, K. 1981. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di

Indonesia. PT. Sastra Hudaya. Bogor.

Suyanto, S.R. 2003. Nila. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tahang dan bayu pryambodo 2005. Petunjuk teknis

budidaya ikan kerapu di kja. Loka budidaya laut Lombok

Thomas putranto dan kristi kusuma, 2009. Permasalahan air tanah

pada daerah urban. Teknik – vol. 30 no. 1 tahun 2009, ISSN

0852-1697

Tjakrawidjaja Agus, 2001. Uji Coba Budidaya Ikan NIla Merah

dengan Pola Jaring Terapung di Lahan Bekas Galian

Tambang Timah Pulau Singkep. Laporan Teknik Puslit

Biologi LIPI.

Timah PT, 2010. Eksistensi timah dan revitalisasi lahan. Disajikan

dalam seminar babel saev our environment pada 30

november 2010.

Page 103: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

103

Wibowo kesit, 2008. Pemeliharaan kerang abalone (haliotis asinina)

dengan metode pen-culture (kurungan tancap) dan keramba

jaring apung (kja). Diakses dari

www.kekerangan.blogspot.com

Page 104: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

104

Glosarium

Ad libitum. Pemberian pakan sebanyak-banyaknya tanpa

perhitungan.

Ad satiation. Pemberian pakan sekenyang-kenyangnya atau pakan

maksimal.

Aerobik. Reaksi metaboliesme yang menggunakan oksigen.

Algae. Anggota organism uniseluler serta multiseluler yang bersifat

eukariotik dan fotosintetik.

Anaerobik. Reaksi yang tidak membutuhkan oksigen

Anoxic limestone drains. Pembuatan wadah berisi batuan kapur

yang ditempatkan pada aliran air terkontaminasi untuk

menaikkan pH dan mengikat kontaminan.

Aquascape. Seni menghias akuarium dengan memadukan ikan dan

tanaman air.

Benthos. Organisme yang hidup di dasar perairan.

Blooming. Perbanyakan dalam jumlah besar

Constructed wetland. Rawa buatan untuk aliran air kolong.

Danau. Genangan perairan yang terdapat pada cekungan tanah yang

terbentuk secara alami

Dekomposisi. Pelapukan, perombakan unsure, pembusukan

Efisiensi pakan. Kemanfaatan pakan untuk pertumbuhan

Epifauna. Organisme yang mendiami permukaan dasar perairan

Euryhaline. Organisme yang memiliki tingkat toleransi salinitas

tinggi

Evaporasi. Penguapan

Faces. Keluaran sisa proses pencernakan

Fluktuasi suhu. Perubahan suhu yang terjadi pada satuan waktu

Fotosintesis. Proses perubahan karbondioksida dan air dengan

bantuan sinar matahari menghasilkan oksigen dan glukosa.

Fototaksis. Respon terhadap cahaya

Herbivora. Jenis ikan yang memiliki kebiasaan makanan tumuh-

tumbuhan (nabati)

In Situ Treatment. Perlakuan pada suatu lokasi perairan tertentu.

Infauna. Organisme yang mendiami bagian batang perairan

Page 105: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

105

Inlet. Saluran pemasukan air dari kolam

Karnivora. Ikan yang memiliki kebiasaan pakan hewani

Kolong. Lubang yang terbentuk akibat penambangan dan seringkali

berisi air.

Kuasa penambangan. Hak untuk melakukan penambangan pada

suatu lokasi

Lentik. Perairan yang tergenang

Limestone. Batu kapur

Lotik. Perairan yang mengalir

Mikroorganisme. Organisme berukuran mikroskopis

Omnivora. Ikan yang memiliki kebiasanan pakan nabati dan hewani

Open limestone channels. Pembuatan jalur air yang melalui batuan

kapur sehingga secara bertahap menaikkan pH dan

memperbaiki logam berat terlarut.

Outlet. Saluran pengeluaran air dari kolam

Overburden. lapisan penutup pada pertambangan

Passive Treatment. Perlakuan dengan memanfaatkan reaksi kimia

dan biologi.

Pen culture. Karamba tancap dengan sisi bawah memanfaatkan

dasar perairan.

Penetrasi. Penekanan

Permeable reactive barrier. Metode remediasi air permukaan

untuk memindahkan atau menurunkan kontaminan dalam air

melalui presipitasi, rekasi kimia dan rekasi biologi.

Phytoplankton. Organisme uniseluler dalam air yang bersifat

tumbuhan

Plankton. Organism uniseluler yang melayang dalam air

Poikilothermal. Organisme yang sensitive terhadap perubahan suhu

Probiotik. Bakteri bermanfaat yang dapat membantu pencernaan

dan perbaikan kualitas air

Rasio pakan. Perbandingan jumlah pakan dengan pertumbuhan

Reklamasi. Usaha memulihkan kembali lahan setelah penambangan

Resirkulasi. Sirkulasi air dengan menggunakan kembali air yang

telah dibuang melalui proses penyaringan

Page 106: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

106

Respirasi. Pernafasan

Rhizoma. Akar

Salinitas. Kandungan garam dalam air

Sechhi disk. Alat pengukur kecerahan air

Siklus hidrologi. Siklus perputaran air dari air permukaan menguap

menjadi awan danturun embali dalam bentuk hujan.

Soft Water. Air dengan tingkat kesadahan rendah

Stenohaline. Organisme yang memiliki memiliki tingkat toleransi

salinitas rendah

Tailing. Limbah atau ampas dari pertambangan

Tambang inkonvensional. Penambangan yang dilakukan dengan

peralatan sederhana

Toksik. Bersifat racun

Turbidity. Kekeruhan. Banyaknya partikel dalam perairan

Urin. Ekskresi sisa metabolisme

Waduk. Genangan perairan pada cekungan tanah yang terbentuk

secara buatan untuk tujuan irigasi dan hasil dari bendungan.

Zooplankton. Organisme uniseluler dalam air yang bersifat hewan.

Page 107: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan

Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

107

Biografi Penulis

Ardiansyah Kurniawan, S.Pi, M.P, yang lahir di Malang pada

tanggal 24 Maret 1979 ini adalah alumnus S1 Fakultas Perikanan

Universitas Brawijaya Malang. Tahun 2009 menyelesaikan gelar

master bidang Bioteknologi Perikanan di Universitas yang sama.

Mengawali karir di perusahaan pembekuan udang tahun 2002 –

2005. Karir berlanjut di bidang pendidikan di SMK Negeri 02

Turen, Malang (2005-2009), SMK Negeri 1 Bula, Seram Bagian

Timur, Maluku (2009-2010) dan Universitas Bangka Belitung (2010

– sekarang).

Saat ini penulis beraktivitas sebagai pengajar budidaya perairan dan

peneliti pada pusat kajian perikanan dan pangan (PKP2) Universitas

Bangka Belitung. Beberapa artikel dan jurnal diterbitkan di harian

Bangka Pos dan Akuatik. Penulis juga aktif menjadi instruktur pada

penyuluhan dan pelatihan bidang budidaya perikanan bagi kelompok

pembudidaya ikan maupun masyarakat sebagai wujud pengabdian

masyarakat. Buku ini merupakan buku pertama yang diterbitkan

oleh UBB press.

Page 108: 1 Pendahuluan penambangan dapat dilakukan di atas permukaan bumi (tambang terbuka) maupun di bawah tanah (tambang dalam). Proses penambangan yang dilakukan baik manual maupun mekanis

Pengantar Budidaya Ikan Memanfaatkan Lahan Basah Pasca Penambangan Timah

108