tak sesi iv

14
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK DISUSUN OLEH: Amr. Addausi, S.Kep G1B214038 Bagus Joko Prakoso, S.Kep G1B214044 Nofia Mustika, S.Kep G1B214032 Rina RD, S.Kep G1B214019 Winda Kurnia, S.Kep G1B214015 Yuni Riana, S.Kep G1B214025 DOSEN PEMBIMBING: Ns. Mohd. Syukri, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.J PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

Upload: nofia-mustika

Post on 16-Dec-2015

8 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jJK

TRANSCRIPT

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

DISUSUN OLEH:

Amr. Addausi, S.Kep

G1B214038

Bagus Joko Prakoso, S.Kep

G1B214044

Nofia Mustika, S.Kep

G1B214032

Rina RD, S.Kep

G1B214019

Winda Kurnia, S.Kep

G1B214015

Yuni Riana, S.Kep

G1B214025DOSEN PEMBIMBING:

Ns. Mohd. Syukri, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.JPROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

2015PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)MENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAPI. Latar Belakang

Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Menur Surabaya khususnya Ruang Gelatik sebagian besar pasien menderita halusinasi. Oleh karena itu, perlu diadakan Terapi Aktivitas Kelompok tentang halusinasi.II. Landasan TeoriTerapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah. Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:1. Sesi I: Klien mengenal halusinasi2. Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik3. Sesi III: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain4. Sesi IV: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal5. Sesi V: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obatIII. TujuanTujuan umumKlien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok secara bertahap.Tujuan khususa. Klien dapat mengenal halusinasi.b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.IV. Sesi yang digunakan

1. Sesi I: Klien mengenal halusinasi2. Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik3. Sesi III: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan

orang lain4. Sesi IV: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas

terjadwal5. Sesi V: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obatV. KlienKriteria kliena. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.b. Klien yang mengalami perubahan persepsi. Proses seleksia. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompokVI. Kriteria HasilEvaluasi Struktur a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatanb. Posisi tempat dilantai menggunakan tikarc. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatand. Alat yang digunakan dalam kondisi baike. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

Evaluasi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompokg. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir Evaluasi Hasil

Diharapkan 75% dari kelompok mampu:a.Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihatb.Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelasVII. Antisipasi MasalahPenanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas

a.Memanggil klienb.Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien lain

Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izina. Panggil nama klienb.Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan

Bila klien lain ingin ikuta.Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah dipilihb.Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien tersebutc.Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi pesan pada kegiatan iniVIII. Pengorgnisasiana. Jumlah klien: 6 Orangb. Petugas

: 6 Orang Leader

: 1Uraian tugas: 1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan2)Memimpin jalannya terapi kelompok3)Memimpin diskusi Co-leader: 1 Orang

Uraian tugas: 1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang

3) Membantu memimpin jalannya kegiatan

4) Menggantikan leader jika terhalang tugas

Observer: 1 OrangUraian tugas:1. Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok denga evaluasi kelompok Fasilitator: 3 OrangUraian tugas:1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok 2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalahIX. Metode1) Diskusi2) Bermain peran/stimulasiTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SENSORI ( HALUSINASI )

SESI IVMENGONTROL HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAPA. Tujuan1. Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah munculnya halusinasi2.Klien dapat bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah halusinasiB. Pemilihan Pasien

- Klien halusinasi yang sudah kooperatif

- Klien yang berada di ruang TetaC. Setting Tempat

Keterangan :

: Klien

: Fasilitator

: Leader

: Observer: Co-leaderD. Pengorganisasiana. Tempat: Ruang TetaHari/Tanggal: Senin, 4 Juli 2015Jam

: 08.30 WIB

b. Leader

: Amr Addausi

Co-leader: Bagus Joko Prakoso

Observer: Winda Kurnia

Fasilitator: Nofia Mustika

Yuni Riana

Rina RDE. Langkah Kegiatan1. Persiapana. Mengingatkan kontrak klien yang telah mengikuti sesi IIIb. Terapis membuat kontrak dengan klien c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan2 . Orientasi a. Salam terapeutik1) Salam dari terapis klien2) Klien dan terapis pakai papan namab. Evaluasi/ validasi1) Menayakan perasaan klien saat ini2) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah di pelajari{mengardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah}untuk mencegah halusinasi. c. Kontrak1) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.2) Terapis menjelaskan aturan main berikut Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapis Lama kegiatan 30 menit Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai3. Tahap Kerjaa.Terapis menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mengontrol dan mencegah halusinasib. Terapis meminta tiap tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa diajak bercakap-cakap.c.Terapis meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan bisa dilakukand.Terapis memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul suster ada suara di telinga saya pengen ngobrol sama suster sajae. Terapis meminta klien untuk memperagakan percakapan dengan orang di sebelahnyaf.Berikan pujian atas keberhasilan klieng.Ulangi e dan f sampai semua klien giliran.4. Tahap Terminasia.Evaluasi1)Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK2)Terapis menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah di

latih3)Memberikan pujian atas keberhasilan kelompokb.Tindak lanjutMenganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap.c.Kontrak yang akan datang1)Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK

berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusinasi dengan patuh minum obat2)Terapis menyepakati waktu dan tempatF. Evaluasi dan Dokumentasi Formulir yang dievaluasiSesi IV: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)Kemampuan bercakap-cakap untuk mencegah halusinasiNoAspek yang dinilaiNama klien

1Menyebutkan orang yang diajak bicara

2Memperagakan percakapan

3Menyebutkan tiga cara mengontrol dan mencegah halusinasi

Petunjuk:1.Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien2.Untuk setiap klien beri penilaian atas kemampuan menyebutkan orang yang biasa diajak bicara, memperagakan percakapan, menyusun jadwal kegiatan harian,dan menyebutkan 3 cara mencegah halusinasi, beri tanda jika klien mampu dan tanda X jika klien tidsak mampu.DokumentasiDokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses keperawatan tiap klien.contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi: halusinasi sesi IV. Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan klien untuk melakukan percakapan kepada klien dan perawat untuk mencegah halusinasi.