tahapan kedukaan elizabeth kubler ross terhadap kematian …

157
TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN ADIK (STUDI KASUS FAJAR KARTIKA SEORANG PENYANDANG TUNADAKSA DI LOKA BINA KARYA JAGAKARSA) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun oleh : Qayumah 1113054100001 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/1440 H  

Upload: others

Post on 22-Feb-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS

TERHADAP KEMATIAN ADIK

(STUDI KASUS FAJAR KARTIKA SEORANG

PENYANDANG TUNADAKSA DI LOKA BINA KARYA

JAGAKARSA)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun oleh :

Qayumah

1113054100001

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/1440 H

 

Page 2: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

i

 

Page 3: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

ii

 

Page 4: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

iii

 

Page 5: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

iv

ABSTRAK

Qayumah 1113054100001

Tahapan Kedukaan Elizabeth Kubler Ross Terhadap

Kematian Adik (Studi Kasus Fajar Kartika Seorang

Penyandang Tunadaksa Di Loka Bina Karya Jagakarsa)

Kematian merupakan akhir dari kedidupan didunia dan takdir

yang tidak dapat dihindari oleh siapapun. Kematiaan seseorang

tidak hanya melibatkan orang yang meninggal tetapi juga

berdampak terhadap orang yang ditinggalkan. kehilangan

seseorang yang dicintai atau sayang merupakan suatu kondisi

yang sangat berat dalam kehidupan. Mengalami kedukaan

kehilangan adik untuk selamanya memberikan duka yang

mendalam, rasa bersalah yang besar membuat proses penerimaan

terhadap kapergian sang adik memerlukan waktu yang panjang.

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui lebih dalam

mengenai tahapan kedukaan Elizabeth kubler ross terhadap

kematian adik (studi kasus fajar kartika seorang penyandang

tunadaksa di loka bina karya jagakarsa). penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan dari

hasil wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini dilakukan di

Loka Bina Karya Jagakarsa yang terletak di Jl. Jagakarsa 1 No.

20 Jakarta Selatan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat adanya empat

tahapan kedukaaan Elizabeth Kubler Ross yang telah dilalui yaitu

tahapan penyangkalan/ pengasingan diri, tawar-menawar, depresi,

dan penerimaan. Skripsi ini juga menjelaskan pandangan dari sisi

ajaran Agama Islam dalam menghadapi kedukaan.

Kata kunci: Kematian, Tunadaksa, Tahapan Kedukaan

Elizabeth Kubler Ross.

 

Page 6: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim

Puji syukur hanya untuk Allah SWT, sang penguasa alam

raya. Pencipta alam dan segala isinya beserta ilmu yang

dikaruniakannya atas manusia yang diciptakannya tidaklah Dia

berikan ilmu kecuali hanya sedikit. Atas nikmat rahmat dan

hidayah-Nya lah peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

ini.Shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi penutup

Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Alhamdulillah dengan perjuangan yang panjang peneliti

dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Seuntai kata peneliti

ucapkan terim kasih dan peneliti persembahkan segalanya

khususnya kepada orang tua yang telah memberikan dukungan

dan do’a yang diberikan kepada peneliti sebagai sumber inspirasi

dan semangat hidup bagi peneliti.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, peneliti

mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang dan

semua pihak yang telah banyak membantu peneliti dalam

menyelesaikan skripsi ini. Ungkapan terima kasih ini antara lain

ditunjukan kepada :

1. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunilkasi. Dr. Siti Napsiyah, MSW

sebagai Wakil Dekan bidang Akademik. Dr. Rulli Nasrullah,

M.Si., sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.

 

Page 7: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

vi

Drs. Cecep Sastrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

2. Ibu Lisma Dyawati Fuaida, M.Si, sebagai Ketua Program

Studi Kesejahteraan Sosial, Hj. Nunung Khairiyah, MA,

sebagai Sekertaris Program Studi, dan para dosen Program

Studi Kesejahteraan Sosial yang telah banyak memberikan

ilmu dan pengalamanya kepada peneliti.

3. Ibu Nurkhayati Nurbus, M.Sisebagai pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk membimbing dan

membantu peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

4. Ibu Dra.Gusmeli sebagai pengelola Loka Bina Karya

Jagakarsa dan seluruh keluarga besar Loka Bina Karya

Jagakarsayang telah memberikana kesempatan kepada

peneliti untuk melakukan penelitian di tempat penelitian.

5. Orang tua, ayah M.Yamin dan ibu Rusmini yang telah

memberikan dukungan dan do’a yang tiada hentinya. Kedua

kakak tercinta Faturrahman dan Jannatul Ma’wah, serta

keponakan ku tersayang Zhafran Sythir Al Fathi dan Azril

Azfar Hamizan, terima kasih telah memberikan dukungan

yang begitu besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini.

6. Sahabat dan teman-teman yang telah meluangkan waktu nya

memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis, Dinara,

Fiona, Hasya, Cynthia, Isra, Fitri, Lisda, Sarah, Della.

7. Teman-teman seperjuangan Kesejahteraan Sosial 2013.

 

Page 8: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

vii

8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu,

terimaksih banyak atas do’a dan dukungannya, semoga

bantuan dan do’a nya mendapat ridho Allah SWT, Amin.

Jakarta, 29 Apri 2019

Qayumah

NIM. 1113054100001

 

Page 9: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................ Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .............................. Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL…….…………………………………………………………….…….IX

BAB I PENDAHULUAN......................... Error! Bookmark not defined.

A.Latar Belakang Masalah ........ Error! Bookmark not defined.

B. Batasan Masalah ................... Error! Bookmark not defined.

C.Rumusan Masalah ................. Error! Bookmark not defined.

D. Tujuan Penelitian.................. Error! Bookmark not defined.

E. Manfaat Penelitian ................ Error! Bookmark not defined.

F. Metodologi Penelitian ........... Error! Bookmark not defined.

1. Pendekatan Penelitian ...... Error! Bookmark not defined.

2. Jenis Penelitian ................. Error! Bookmark not defined.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ......... Error! Bookmark not

defined.

4. Teknis Pemilihan Informan ........... Error! Bookmark not

defined.

5. Sumber Data ..................... Error! Bookmark not defined.

6. Teknik Pengumpulan Data ............ Error! Bookmark not

defined.

7. Teknik Analisis Data ....... Error! Bookmark not defined.

8. Teknik Keabsahan Data ... Error! Bookmark not defined.

G. Sistematika Penulisan ........... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN TEORI .......................... Error! Bookmark not defined.

 

Page 10: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

ix

A.Lima Tahapan Kedukaan Elizabeth Kubler Ross (The Five

Stage Of Grief Elisabeth Kubler Ross) ..... Error! Bookmark

not defined.

1.Penyangkalan dan Pengasingan diri(Denial) .......... Error!

Bookmark not defined.

2. Kemarahan (Anger) .......... Error! Bookmark not defined.

3. Tawar Menawar (Bargaining) ....... Error! Bookmark not

defined.

4. Depresi (Depression) ....... Error! Bookmark not defined.

5. Penerimaan(Acceptance) . Error! Bookmark not defined.

B. Tunadaksa ............................. Error! Bookmark not defined.

1. Pengertian Tunadaksa ...... Error! Bookmark not defined.

2. Klasifikasi Tunadaksa ...... Error! Bookmark not defined.

3. Karakteristik Tunadaksa .. Error! Bookmark not defined.

4. Faktor Penyebab Ketunadaksaan ... Error! Bookmark not

defined.

C. Kajian Islam tentang lima tahapan kedukaan ............. Error!

Bookmark not defined.

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ........ Error! Bookmark not

defined.

A. Profil Loka Bina Karya Jagakarsa ..... Error! Bookmark not

defined.

1. Sejarah Berdirinya ........... Error! Bookmark not defined.

2. Visi dan Misi .................... Error! Bookmark not defined.

3. Tujuan .............................. Error! Bookmark not defined.

4. Struktur Organisasi .......... Error! Bookmark not defined.

5. Sarana dan Prasarana ....... Error! Bookmark not defined.

6. Program Loka Bina Karya Jagakarsa ... Error! Bookmark

not defined.

 

Page 11: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

x

7. Sasaran Pelayanan ............ Error! Bookmark not defined.

8. Sumber Dana .................... Error! Bookmark not defined.

9. Persyaratan dan Prosedur Pelayanan .... Error! Bookmark

not defined.

10. Data Warga Binaan Loka Bina Karya Jagakarsa . Error!

Bookmark not defined.

11.Peraturan Umum Loka Bina Karya Jagakarsa ...... Error!

Bookmark not defined.

B. Proses Pelaksanaan Kegiatan Di Loka Bina Karya

Jagakarsa .............................. Error! Bookmark not defined.

1. Program Pelayanan SosialError! Bookmark not defined.

2. Rehabilitasi Sosial ............ Error! Bookmark not defined.

3. Penyaluran atau Rujukan . Error! Bookmark not defined.

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan

Kegiatan Di Loka Bina Karya Jagakarsa . Error! Bookmark

not defined.

1. Faktor pendukung dalam kegiatan Error! Bookmark not

defined.

2. Faktor penghambat dalam setiap kegiatan ............. Error!

Bookmark not defined.

D. Hasil yang dicapai dari kegiatan Loka Bina Karya

Jagakarsa .............................. Error! Bookmark not defined.

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .. Error! Bookmark not

defined.

A. Profil Informan ..................... Error! Bookmark not defined.

1. Profil Informan Utama ..... Error! Bookmark not defined.

2. Profil Informan Pendukung ........... Error! Bookmark not

defined.

B. Temuan Lapangan ................ Error! Bookmark not defined.

 

Page 12: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

xi

1. Tahapan Penyangkalan Dan Pengasingan Diri

…(Denial And Isolation) ..... Error! Bookmark not defined.

2. Tahapan Marah (Anger) ... Error! Bookmark not defined.

3. Tahapan Menawar (Bargaining) ... Error! Bookmark not

defined.

4. Tahapan Depresi ( Depression) ..... Error! Bookmark not

defined.

5. Tahapan Menerima (Acceptance) .. Error! Bookmark not

defined.

BAB V PEMBAHASAN .......................... Error! Bookmark not defined.

A. Lima Tahapan Kedukaan Elizabeth Kubler Ross ...... Error!

Bookmark not defined.

1. Tahapan penyangkalan dan Pengasingan Diri (Denial

….and Isolation) .................. Error! Bookmark not defined.

2. Tahapan Marah (Anger) . Error! Bookmark not defined.

3. Tahapan Menawar (Bargaining) .. Error! Bookmark not

defined.

4. Tahapan Depresi ( Depression) .... Error! Bookmark not

defined.

5. Tahapan Menerima (Acceptance) . Error! Bookmark not

defined.

B. Kajian Islam tentang lima tahapan kedukaan ............. Error!

Bookmark not defined.

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Error! Bookmark

not defined.

A. Kesimpulan .......................... Error! Bookmark not defined.

B. Implikasi ............................... Error! Bookmark not defined.

C. Saran ..................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA

 

Page 13: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

xii

LAMPIRAN

 

Page 14: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

i

DAFTAR TABEL

Table 1 Informan Penelitian .................... Error! Bookmark not defined.  

Page 15: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kematian merupakan bagian yang tidak terlepas

dari kehidupan. Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia

suatu saat pasti akan mengalami kematian. Kata kematian

di telinga seseorang akan terdengar menakutkan, hal ini

karena dengan kematian berarti seseorang akan

kehilangan orang lain yang ada di sekitarnya untuk

selamanya, misalnya kematian orang tua, keluarga, teman,

dan pasangan.

Peristiwa kematian bukan hanya melibatkan

seseorang yang meninggal dunia tapi juga berdampak

bagi orang terdekat yang ditinggalkan. Menjadi seseorang

yang ditinggalkan dan mengalami penderitaan akibat dari

kehilangan seseorang yang dekat adalah suatu kondisi

yang sangat menyedihkan. Setiap orang yang meninggal

akan disertai dengan adanya orang lain yang ditinggalkan,

untuk setiap orang tua yang meninggal akan ada anak-

anak yang ditinggalkan. Kematian dari seseorang yang

kita kenal apalagi yang sangat kita cintai, orang yang

dikasihi, dan dekat dengan kita, maka akan ada masa

dimana kita akan meratapi kepergian mereka dan

merasakan kesedihan yang mendalam, hal tersebut akan

sangat berpengaruh terhadap kehidupan kita selanjutnya.

 

Page 16: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

2

Kita juga merasa sangat kehilangan, tidak bahagia, dan

kurang dapat menjalani kehidupan dengan baik.

Setiap individu memiliki reaksi yang berbeda-beda

terhadap peristiwa kematian. Di fase awal orang yang

ditinggalkan akan merasa terkejut, tidak percaya dan

lumpuh, sering menangis atau mudah marah (Santrock

2004: 272). Suatu peristiwa kematian diawali dengan

bereavement, yaitu suatu kehilangan karena kematian

seseorang yang dirasakan dekat dengan yang sedang

berduka dan proses penyesuaian diri kepada kehilangan

(Papalia 2008: 956). Seseorang yang mengalami

bereavement wajar apabila ia mengalami grief. Menurut

Papalia, dkk grief adalah respon emosional yang dialami

pada fase awal berduka. Menurut Yuliawati dalam

sebagian besar remaja yang mengalami ketiadaan ayah

pada usia 11 tahun sampai dengan 15 tahun (usia remaja)

justru mengalami masalah emosi (merasa kesepian,

merasa kesedihan, serta merasa kurang diperhatikan).

Peristiwa kematian bagi remaja akan lebih buruk lagi jika

peristiwa kematian secara tiba-tiba atau mendadak dan tak

terpikirkan oleh mereka. Peristiwa kematian mendadak

atau tidak diharapkan akan benar-benar mengejutkan bagi

orang yang ditinggalkan, karena mereka tidak memiliki

kesempatan untuk menyiapkan diri secara psikologis

untuk menghadapi kehilangan karena kematiaan orang

yang dekat dengan dirinya.

 

Page 17: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

3

Ditinggalkan seseorang yang disayang atau

dicintai seperti orang tua, kekasih, adik akan membuat

duka yang mendalam, berdasarkan penelitian yang

dilakukkan oleh Elizabeth Kubler Ross yaitu lima tahapan

kedukaan terhadap pasien-pasien yang memiliki penyakit

yang kronis atau mematikan. Dalam penelitiannya

terdapat lima tahapan kedukaan yang dialmi oleh orang-

orang yang mengalami kedukaan, tertulis dalam

penelitiannya bahwa tahapan ini tidak hanya dirasakan

oleh orang-orang yang memiliki penyakit kronis saja

tetapi dapat dirasakan terhadap orang-orang yang

memiliki kedukaan mendalam seperti kehilangan

seseorang yang dicintai.

Kehilangan seseorang yang dicintai memberikan

duka yang mendalam untuk seseorang beberapa tahapan

yang akan dilalui hingga pada akhirnya dapat menerima

kenyataan atas kepergian seseorang yang dicintai

membutuhkan waktu, tenaga dan hati yang tegar untuk

dapat menerima dengan ikhlas peristiwa yang terjadi.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti tertarik

untuk meneliti “Tahapan Kedukaan Elizabeth Kubler

Ross Terhadap Kematian Adik (Studi Kasus Fajar

Kartika Seorang Tunadaksa Di Loka Bina Karya

Jagakarsa)”

 

Page 18: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

4

B. Batasan Masalah

Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas

maka penulis membatasi permasalahan pada Tahapan

Kedukaan Elizabeth Kubler Ross Terhadap Kematian

Adik (Studi Kasus Fajar Kartika Seorang Tunadaksa Di

Loka Bina Karya Jagakarsa)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dituangkan

diatas, penulis merumuskan masalah Bagaimana Tahapan

Kedukaan Elizabeth Kubler Ross terhadap Kematian Adik

Fajar Kartika Seorang Tunadaksa Di Loka Bina Karya

Jagakarsa ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan pembatasan

masalah diatas maka penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui Tahapan Kedukaan Elizabeth Kubler Ross

Terhadap Kematian AdikYang Dialami Oleh Fajar

Kartika Seorang Penyandang Tunadaksa Di Loka Bina

Karya Jagakarsa.

 

Page 19: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

5

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Akademik :

Untuk menambah referensi mahasiswa

Kesejahteran Sosial UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tentang tahapan kedukaan Elizabeth

Kubler Ross yang dialami penyandang

Tunadaksaterhadap kehilangan adik.

2. Manfaat Praktis :

Untuk menjadi tambahan referensi Loka Bina

Karya Jagakarsa dalam menangani para

Disabilitas dengan menggunakan lima tahapan

Elizabeth Kubler Ross.

F. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian merupakan cara kerja yang

digunakan dalam suatu penelitian, metode ini adalah

cara untuk memahami objek penelitian yang bertujuan

untuk menguji, menemukan, dan menguji kebenaran

atau pengetahuan.(Lexy J.Moleong 2010, 81 )

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode penelitian kualitatif. Menurut Creswell tahun

1998 penelitian kualitatif merupakan proses penelitian

ilmiah yang bertujuan untuk memahami masalah yang

ada pada diri manusia dalam konteks sosial.

Menurut Moleong tahun 2005 penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami

 

Page 20: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

6

fenomena yang terjadi dimasyarakat, yaitu persepsi,

prilaku, tindakan, motivasi, dan lain sebagainya.

Banyak pengertian yang di telah dikemukakan oleh

beberapa ahli metodelogi penelitian kualitatif namun

tidak semua dapat dituliskan dalam buku ini, namun

pengertian para ahli metodelogi memiliki kesamaan

dan benang merah yang sama yaitu penelitian

kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang

tujuannya untuk memahami fenomena yang ada

dimasyarakat dengan mengedepankan proses interaksi

komunikasi yang dilakukan secara mendalam antara

peneliti dan objek atau fenomena yang diteliti.(Haris

2006, 61)

Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang

hasilnya bersifat deskriptif yang datanya didapat dari

hasil percakapan oleh objek berupa kata-kata baik

secara lisan maupun tulisan yang didapat oleh peneliti.

Menurut Bogdan dan Taylor, metodologi kualitatif

yuaitu prosedur penelitian yang hasil datanya berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari pelaku atau orang-

orang yang diamati.(Lexy J.Moleong 2010, 81 )

2. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan

jenis penelitian studi kasus. Dengan menggunakan

satu orang sebagai informan utama dalam penelitia.

Data yang didapat berasal dari wawancara, foto,

video, dokumen pribadi, catatan lapangan, dan

 

Page 21: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

7

dokumen resmi lainnya. Dengan menggunakan

metode ini penulis dapat menggambarkan tentang

suatu peristiwa, kondisi, dan situasi terutama dalam

menganalisis tahapan kedukaan yang pernah dialami

oleh informan utama dalam penelitian.

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

• Lokasi Penelitian : Loka Bina Karya Jagakarsa

• Waktu Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan

dalam jangka waktu 1 bulan, mulai dari tanggal

01 februari 2019 sampai 28 februari 2019.

4. Teknis Pemilihan Informan

Subjek penelitian ini adalah ibu kandung

klien, ayah kandung klien, pengelola, bagian

administrasi, pekerja sosial Di Loka Bina Karya

Jagakarsa,. Sedangkan objek dari penelitian ini

yaitu satu orang penyandang Tunadaksa di Loka

Bina Karya Jagakarsa.

Teknik pemillihan informan yang penulis

gunakan Purposive Sampling yaitu dalam memilih

informan mengutamkan orang-orang terdekat yang

paham mengenai objek penelitian. Penelitian ini

melibatkan seorang penyandang tunadaksa akibat

kecelakaan sebagai informan utama.

 

Page 22: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

8

Rencana Informan

No Informan Info yang dicari Jumlah

1. Klien Lima tahapan

kedukaan yang

dialami

1Orang

2. Ayah

Kandung

Lima tahapan

yang dialmi oleh

klien

1Orang

3.

Ibu

Kandung

Lima Tahapan

yang dialmi klien

1Orang

4.

Pengelola

Loka Bina

Karya

Jagakarsa

Profil Lembaga

1Orang

5. Staf

Administr

asi

Profil Lembaga 1Orang

6 Pekerja

Sosial

Lima Tahapan

yang dialami

Klien

1Orang

 

Page 23: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

9

5. Sumber Data

a) Data primer

Sumber data yang Peneliti mendapatkan,

secara langsung diperoleh melalui

informan yang di pilih oleh peneliti dan

dari dokumentasi yang peneliti dapatkan di

Loka Bina Karya Jagakarsa, data ini

peneliti dapatkan melalui wawancara

secara langsung, observasi dan

dokumentasi.

b) Data sekunder

Data sekunder ini didapat secara tidak

langsung dari literature, laporan, buku-

buku perpustakaan, internet, catatan atau

dokumen yang terkait dengan penelitian,

brosur, arsip, dan lain-lain

6. Teknik Pengumpulan Data

Berbeda dengan penelitian kuantitatif yang

menggunakan angka sebagai bahan analisisnya,

kualitatif justru menggunakan kata-kata yang

menyatakan alasan-alasan, makna-makna, kejadian-

kejadian, perbuatan-perbuatan sebagai bahan untuk

dianalisis. Teknik yang biasanya digunakan oleh

peneliti yaitu wawancara mendalam dan pengumpulan

dokumen.

 

Page 24: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

10

a. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam ini ditujukan untuk

mendapatkan data yang benar, sebelum

melakukan wawancara biasanya peneliti

membuat pertanyaan sebagai pedoman

wawancaranya, namun ketika melakukan

wawancara langsung terkadang pedoman

itu hanya sebagai pertanyaan mendasar

saja yang kemudian peneliti harus dapat

menggali lebih mendalam secara spontan

sesuai kondisi dan jalan cerita yang didapat

dalam wawancara

b. Observasi Terlibat

Dalam observasi ini peneliti melibatkan

dirinya untuk menjadi seseorang atau

sebagai objek yang akan diteliti, hal ini

dimaksudkan agar peneliti dapat

merasakan atau mengalami langsung apa

yang dirasakan oleh objek penelitian dan

data yang akan diperoleh merupakan

observasi yang benar terlibat dan benar.

(Afrizal 2009, 80)

7. Teknik Analisis Data

Langka-langkah yang digunakan dalam penelitian

ini mengikuti langkah-langkah yang terdapat dalam

buku Sugiyono Memahami Penelitian Kualitatif

(Sugiyono 2008, 91-99)

 

Page 25: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

11

a. Reduksi Data

Reduksi data ini adalah langkah pemilihan

data-data yang pokok, merangkumnya, dan

memfokuskan kepada data yang penting.

membuang data yang tidak penting dalam

suatu penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data yang dilakukan dalam

bentuk uraian singkat yang berhubungan

dengan data yang dipilih, penyanjian yang

sering disajikan dalam penelitian kualitatif

adalah teks yang bersifat naratif.

c. Pengambilan Kesimpulan dan verifikasi

Pengambilan kesimpulan awal merupakan

kesimpulan yang bersifat sementara dan

dapat berubah di akhir setelah melakukan

berivikasi. Jika kesimpulan awal yang telah

didapat sama dengan kesimpulan yang

telah diverifikasi maka kesimpulan

tersebut adalah kredibel.

8. Teknik Keabsahan Data

Menurut Patton dalam Moleong keabsahan data

dapat dicapai dengan jalan membandingkan keadaan

dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang lain. strategi ini dilakukan untuk

meningkatkan kredibilitas derajat kepercayaan)

dengan menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi

 

Page 26: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

12

adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain dalam

membandingkan hasil wawancara terhadap objek

penelitian.

Menurut Sugiyono ada tiga macam triangulasi,

yaitu :

a) Triangulasi sumber

b) Triangulasi teknik

c) Triangulasi waktu

G. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan

pustaka sebagai salah satu langkah dalam penyusunan

skripsi yang diteliti guna menghindari adanya kesamaan

judul dan bahasan dengan skripsi sejenis yang sudah ada

sebelumnya.

Adapun penelitian-penelitian yang menjadi salah satu

bahan kajian dalam penelitian saya yakni :

1. Judul : Grief pada remaja akibat kematian

orangtua secara mendadak

Penulis: Adina Fitria S

Universitas : Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan

Psikologi Universitas Negeri Semarang (Unnes)

Penelitian ini berisi tentang kedukaan

seorang anak NK yang ditinggal pergi untuk

selamanya oleh orang tua karena kecelakaan,

usianya yang masih remaja berusia 15 tahun

 

Page 27: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

13

merasakan kedukaan yang mendalam terhadap

kepergian orang tua secara mendadak.

Dengan usianya yang masih remaja NK

harus melalui tahapan penerimaan kepergian orang

tua dengan kurun waktu yang lama, kedekatan

yang erat dan kematian orang tua secara mendadak

membuatnya sulit untuk dapat menerima

kepergian orang tua.

2. Judul :Proses Duka Remaja Yang

Mengalami Kematian Orang Tua

Penulis : Hana Nur Baety Asyfiyah

Universitas : Fakultas Ilmu Sosial Dan

Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta

Penelitian ini melibatkan 3 orang sebagai

informan yang mengalami kedukaan akibat

kematian orang tua, dari hasil penelitian ini ketiga

informan tersebut mengalami proses kedukaan

yang berbeda-beda.

Faktor penghambat penerimaan adalah

kedekatan yang erat terhadap orang tua, kesepian,

rasa tidak percaya membuatnya harus melalui

proses yang lama hingga akhirnya dapat menerima

kematian orang tua.

Dukungan dari keluarga dan orang yang

berada dilingkungan yang membuatnya berada

dalam tahap penerimaan atas kematian orang tua

 

Page 28: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

14

selai itu hubungan antara Tuhan (spiritual) sangat

menjadi faktor pendukung informan untuk dapat

menerima kematian orang tua.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan penelitian ini,

maka penelitian ini dibagi menjadi enam bab dan dalam

bab tersebut terdiri dari sub-sub bab. Berikut adalah

sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Bab pendahuluan terdiri dari latar belakang

masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian

terdahulu, metode penelitian (pendekatan penelitian, jenis

penelitian, lokasi dan waktu penelitian, teknik pemilihan

informan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknis

analisi data, teknik keabsahan data, tinjauan pustaka), dan

sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka

Terdiri dari pengertian lima tahapan kedukaan

Elizabeth Kubler Ross, penjelasan penjabaran mengenai

lima tahapan kedukaaan Elizabeth Kubler Ross,

pengertian penyandang Tunadaksa, klasifikasi,

karekteristika, faktor penyebab Tunadaksa, dan dampak

Tunadaksa

 

Page 29: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

15

Bab III Profil Lembaga

Terdiri dari profil lembaga (sejarah berdirinya

Loka Bina Karya Jagakarsa, visi dan misi, tujuan, struktur

organisasi, sarana dan prasarana, program, sasaran

pelayanan, sumber dana, persyaratan dan prosedur

pelayanan, data warga binaan, peraturan), proses

pelaksanaan kegiaatan, faktor pendukung dan

penghambat, dan hasil yang pernah di capai oleh Loka

Bina Karya Jagakarsa.

Bab IV Data dan Temuan Penelitian

Terdiri dari profil informan yang digunakan dalam

penelitian ini , dan temuan lapangan yang terdiri dari lima

sub terkait dengan lima tahapan kedukaan Elizabeth

Kubler Ross.

Bab V Pembahasan

Terdiri dari hasil peneliti yang didapat dari analisis

bab I, II, III, dan IV yang kemudian menjadi hasil yang

ditemukan oleh peneliti.

Bab VI Kesimpulan, Implikasi, dan Saran

Terdiri dari simpulan , implikasi, dan saran.

 

Page 30: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

16

BAB II

KAJIAN TEORI

Dalam sebuah penelitian kajian teori akan mendasari dan

menjadi analisis dalam penelitian, yang tujuannya adalah untuk

memperjelas masalah yang akan diteliti. Berikut adalah kajian

teori yang digunakan :

A. Lima Tahapan Kedukaan Elizabeth Kubler Ross (The Five

Stage Of Grief Elisabeth Kubler Ross).

Lima tahapan kedukaan Elisabeth Kubler Ross adalah

lima tahapan kedukaan yang pertama kali diteliti oleh

Elizabeth Kubler Ross. Penelitian ini sering disebut atau

dikenal dengan lima tahapan Kubler Ross. The Five Stages of

Grief adalah penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth Kubler

Ross mengenai lima tahapan kedukaan pasien-pasien yang

memiliki penyakit yang mematikan dirumah sakit. Penelitian

ini merupakan penelitian pertama yang berhasil mempelajari

pasien dan keluarga pasien mulai dari didiagnosis memiliki

penyakit mematikan hingga berujung kematian.(Panney Upton

2012:11)

TheFive Stage Of Grief atau sering dikenal sebagai lima

tahapan kedukanaan yang merupakan model kedukaan yang

pertama kali diperkenalkan oleh Elizabeth Kubler Ross

didalam bukunya yaitu On Death and Dying, didalam buku

tersebut membahas mengenai sebuah proses bagi mereka yang

 

Page 31: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

17

mengalami kedukaan, kehilangan seseorang, tragedi, atau

ketika didiagnosis memiliki penyakit berat.

Tahapan-tahapan ini tidak hanya terjadi terhadap

seseorang yang mengalami kedukaaan memiliki penyakit yang

mematikan saja tetapi dapat terjadi juga terhadap orang yang

mengalami kedukaan seperti perceraian, kehilangan barang/

seseorang yang dicintai, kehilangan sebuah pekerjaan dan lain-

lain.

Elisabeth Kubler Ross membagi prilaku seseorang

yang mengalami kedukaan menjadi lima tahapan yaitu:

1. Penyangkalan dan Pengasingan diri(Denial)

Dalam penelitian Elisabeth yang meneliti lebih dari

lima ratus pasien yang memiliki penyakit mematikan,

respon yang pertama kali di perlihatkan oleh pasien yaitu

“tidak, itu tidak benar, dan itu bukan saya”. Pasien yang di

diagnosis memiliki penyakit yang mematikan berkali-kali

melakukan penolakan terhadap diagnosis yang diberikan,

bahkan salah satu pasien yang diwawancarai oleh

Elisabeth melakukan pengecekan ulang di rumah sakit lain

untuk memastikan bahwa diagnosis yang diberikan oleh

dokter dirumah sakit itu adalah salah dan tidak

benar.(Wanti Anugrahani 1998:49)

Denial adalah tahapan pertama orang yang

menghadapi kedukaan, dimana orang yang menghadapi

kedukaan akan menyangkal bahwa kematian benar akan

terjadi. Orang dalam tahapan ini mungkin akan berkata

“tidak, tidak mungkin saya, dan itu tidak mungkin”.

 

Page 32: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

18

Menyangkal merupakan reaksi yang umum terjadi kepada

orang yang mengalami kedukaan atau di vonis memiliki

penyakit yang mematikan, namun reaksi ini merupakan

bentuk bertahanan sementara dan pada akhirnya akan

digantikan dengan kesadaran.

Tahapan ini merupakan tahapan penyangkalan

yang dilakukan oleh seseorang yang mengalami kedukaan

atau pasien yang divonis memiliki penyakit yang

mematikan dan merupakan suatu bentuk pertahanan yang

dilakukan untuk dirinya sendiri. Seseorang yang

mengalami kedukaan akan menolak dengan tegas atas hal

yang terjadi pada dirinya.(Santrock, J.W 2007:155)

Dalam tahapan ini seseorang yang mengalami

kedukaan akan merasakan perasaan tidak yakin dengan

kondisi yang sedang dialaminya, mereka merasa dirinya

baik dan tidak mungkin mengalami penyakit yang

mematikan atau kedukaan, namun pada akhirnya perasaan

ini akan digantikan dengan kesadaran yang mendalam

terhadap kondisi yang dialaminya. Tahapan ini adalah

tahapan awal yang sering terjadi terhadap seseorang yang

mengalami kedukaan.(Panney Upton 2012:254)

Tahap ini merupakan tahap pertahanan sementara

yang sering dilakukan oleh pasien yang mengalami

kedukaan/didiagnosis memiliki penyakit mematikan

namun perlahan akan segera di gantikan dengan

penerimaan yang bersifat parsial, dalam tahap ini juga

tidak diikuti dengan stres yang berlebihan yang di rasakan

 

Page 33: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

19

sampai akhir tahapan, dalam penelitian yang dilakukan

Elizabeth hanya 3 pasien dari lebih dari dua ratus pasien

yang mengalami strees berlarut-larut dari tahapan awal

hingga tahap yang terakhir.(Wanti Anugrahani 1998:49)

Dalam buku psikologi perkembangan tahapan ini

merupakan tahap dimana seseorang yang divonis memiliki

penyakit mematikan atau di vonis akan segera meninggal

akan menolak dengan tegas, ia merasa tidak yakin dengan

keputusan/ vonis yang ia terima. Tahapan penyangkalan

ini merupakan tahapan awal yang sering terjadi terhadap

orang yang divonis memiliki penyakit yang mematikan/

didalam posisi yang tidak diinginkan. Dalam tahapan inni

seseorang yang yang divonis meninggal akan merasa tidak

yakin hal tersebut terjadi kepada dirinya, ia merasa dirinya

baik, sehat, benar, dan tidak mungkin hal tersebut terjadi

pada dirinya.

Contoh penyangkalan dalam tahapan ini adalah “tidak,

jangan saya” atau “itu tidak mungkin itu tidak benar

hasilnya pasti tertukat itu bukan saya”.(Panney Upton

2012:14)

Selain penyangkalan biasanya seseorang yang

memiliki penyakit yang mematikan akan melakukkan

pengasingan diri dikarenakan kondisi yang dialaminya,

pengasingan diri ini merupakan bentuk tindakan tidak

percaya atas tragedy yang terjadi pada dirinya atau

sekitarnya.

 

Page 34: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

20

2. Kemarahan (Anger)

Dalam tahapan ke dua ini sangat berlawanan dengan

tahapan pertama yaitu penyangkalan, tahapan ini sangat

sulit diatasi dari sisi keluarga dan juga dari sisi staf rumah

sakit karena dalam tahapan ini pasien setiap saat

meluapkan kemarahannya kepada para staf rumah sakit

dan kepada orang-orang yang berada dekat dengan pasien,

kemarahan ini tidak bisa di prediksi dan amarah yang

diberikan pasien terkadang dialami tanpa adanya alasan

atau pemicunya.(Wanti Anugrahani 1998:51)

Kemarahan merupakan tahapan kedua dalam model

lima tahapan kedukaan Kubler Ross, dalam tahap ini

seseorang yang berada dalam tahapan ini mulai

mempercayai kondisi yang dialaminya dan membenarkan

bahwa ia mengalami kedukaan tersebut.

Dalam tahapan ini seseorang sudah tidak bisa terus

menerus menyangkal atas kondisi yang dialaminya,

seseorang yang mengalami kedukaan mulai yakin atas

kondisi yang dialaminya timbul rasa marah akibat vonis

yang diterimanya, seseorang dalam tahapan ini akan

merasakan marah terhadap dirinya dan juga terhadap

orang dan lingkungan sekitar.(Panney Upton 2012:81)

Pertanyaan orang-orang yang mengalami kedukaan adalah

“ini tidak adil mengapa ini harus terjadi pada saya?

mengapa ini terjadi kepada saya?”. Pada titik ini

 

Page 35: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

21

seseorang yang mengalami kedukaan ia merasa ini tidak

adil, dan mengapa harus saya yang

mengalaminya.(Panney Upton 2012:74)

Target kemarahan yang dirasakan seseorang dalam

tahapan ini adalah orang-orang yang ada disekitarnya

yang tidak mengalami hal seperti yang ia rasakan, dalam

tahap ini orang yang mengalami kedukaan akan semakin

sulit untuk dirawat, karena kemarahanya akan

disampaikan kepada orang orang yang ada disekitarnya

seperti dokter, perawat dan keluarga.(Santrock, J.W

2007:155)

Dalam buku On Death And Dying menceritakan

percakapan yang dilakukan dalam tahapan kedua ini

antara pasien dan juga Elizabeth, dalam percakapan

tersebut pasien mengutarakan keinginannya ketika dirawat

dirumah sakit, pasien ini adalah salah satu pasien yang

memiliki tingkat kemarahan yang tinggi hampir setiap

hari ia melakukan hal-hal yang yang pada akhirnya

membuat dirinya sendiri marah. salah satu hal yang

pernah dilakukannya adalah ketika meminta pil penenang

atau obat anti rasa sakit berkali-kali dalam satu hari,

sedangkan dokter dan perawat memiliki peraturan dan

takaran yang sesuai untuk pasien dan obat tersebut tidak

dapat diberikan dengan jumlah yang berlebihan hal

tersebut akhirnya membuat pasien tersebut meluapkan

kemarahanya terhadap perawat dan dokter.(Wanti

Anugrahani 1998:64)

 

Page 36: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

22

Dalam wawancara ini pasien mengungkapkan

keinginan-keinginanya ketika berada dirumah sakit agar ia

dapat melakukan perawatan dengan baik dan pihak rumah

sakit mewujudkan sebagian permintaan yang di inginkan

oleh pasien dan pada akhirnya pasien dapat sedikit demi

sedikit berkurang rasa amarahnya.

Marah adalah tahapan kedua orang yang mengalami

kedukaan, dimana orang yang mengalami kedukaan

memiliki penyakit mematikan mengakui bahwa penolakan

tidak dapat dipertahankan. (Wanti Anugrahani 1998:72)

Kedukaan yang dialami sering membuat sesorang

menjadi marah, benci, dan iri hati, pertanyaan orang-

orang yang mengalami kedukaan adalah “mengapa saya”.

Dalam titik ini seseorang tersebut akan semakin sulit

untuk dirawat karena kemarahanya akan diberikan kepada

orang-orang yang ada disekitarnya seperti, dokter,

perawat, anggota keluarga, bahkan Tuhan.(Santrock, J.W

2007:158)

3. Tawar Menawar (Bargaining)

Menawar atau tawar menawar adalah tahapan

Elizabeth Kubler Ross yang ketiga bagi orang yang

mengalami kedukaan, dalam tahap ini orang yang

mengalami kedukaan memiliki harapan dan tawaran untuk

dapat menunda kematiannya.

Dalam tahapan ini seseorang yang mengalami

kedukaan melakukan tawar menawar terhadap Tuhan,

Dokter, Perawat, Keluarga dan lain-lain untuk bisa

 

Page 37: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

23

bertahan hidup atau mengulur waktu untuk orang yang

didiagnosis memiliki penyakit yang mematikan.(Panney

Upton 2012:84)

Tahapan ketiga ini adalah tahapan menawar yang

merupakan usaha pasien untuk menunda kematian, pasien

meyakini ketika ia melakukan penawaran akan mampu

untuk menunda kematianya. Contoh yang ada didalam

buku On The Death And Dying, seorang pasien

melakukan tawar menawar dengan dokter untuk bisa ijin

keluar rumah sakit untuk dapat menyaksikan putranya

menikah, ketika diberikan ijin dari dokter dan pihak

rumah sakit keesokan harinya pasien ini melakukan tawar

menawar kembali untuk nanti dapat menyaksikan putra

keduanya menikah. Dan dari beberapa pasien pun tak

seorang pun memenuhi janjinya dan selalu ada tawar

menawar lainya.(Wanti Anugrahani 1998:103)

Tahapan ini adalah upaya untuk menunda kematian

dengan cara melakukan tawar menawar dengan orang

yang dianggap dapat membantunya. Di dalam tahapan ini

seseorang yang mengalami kedukaan atau seseorang

dengan diagnosis memiliki penyakit mematikan

menginginkan kesembuhan dan waktu yang lebih lama

untuk bisa bertahan hidup, namun biasanya tambahan

waktu yang diberikan tidak akan pernah cukup dan

mereka akan terus menerus melakukan tawar-menawar.

 

Page 38: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

24

Dalam buku perkembangan psikologis contohnya

adalah “tolonglah Tuhan, izinkan saya (keinginan/harapan

yang ingin dicapai).”(Panney Upton 2012:88)

Beberapa orang melakukan tawar menawar atau

negosiasi dengan Tuhan saat mereka mencoba untuk

menunda kematian mereka secara psikologis. Kata orang

itu adalah “ ya saya, tapi…”. Negosiasi yang dilakukan

biasanya tolong tunda kematian saya untuk beberapa hari

lagi, minggu, bulan orang tersebut berjanji kepada tuhan

untuk berbuat baik kepada orang lain.(Santrock, J.W

2007:160)

4. Depresi (Depression)

Dalam tahapan ini pasien tidak lagi bisa menghindari

penyakitnya dan tidak bisa lagi menyangkal terhadap apa

yang sudah didiagnosis oleh dokter, pasien harus

mengikuti perawatan dirumah sakit dan melakukan

berbagai macam tindakan yang dilakukan oleh pihak

rumah sakit,ketika melakkukan perawatan dan berbagai

tidakan pasien semakin lemah, kurus dan tidak dapat

tersenyum lagi. Sikap mati rasa atau tabah serta

kemarahan akan segera berganti dengan rasa

kehilangan.(Wanti Anugrahani 1998:105)

Perasaan marah, kecewa, sedih, kesal, sakit ada

didalam tahapan ini, tahapan ini merupakan tahapan yang

paling berat karena dalam tahapan ini seseorang yang

mengalami kedukaan akan merasakan depresi yang sangat

buruk. Dalam tahapan ini biasanya seseorang yang

 

Page 39: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

25

mengalami kedukaan tidak membutuhkan

dukungan/bantuan dari orang lain, hiburan, bahkan

menolak untuk dibesuk, namun tatap ingin didampingi

tanpa diberikan bantuan atau disalahkan.

Seseorang yang mengalami tahapan ini biasanya

menghabiskan waktu untuk menangis dan berduka,

tahapan ini merupakan waktu yang tepat untuk

memutuskan hubungan terhadap sesuatu yang ia cintai

atau seseorang yang ia cintai. Contoh ucapan seseorang

dalam tahapan ini adalah “bagaimana saya harus

menghadapi semua ini?”. (Panney Upton 2012:31)

Depresi adalah tahapan kedukaan Elizabeth Kubler

Ross yang keempat dimana orang yang sekarat/mengalami

kedukaan datang untuk menerima kepastian kematian,

dalam titik ini tahap depresi atau kesedihan merupakan

persiapan untuk mendekati kematian. Dalam tahap ini

orang yang mengalami mungkin menjadi diam, menolak

pengunjung yang ingin membesuknya, dan menghabiskan

waktu untuk untuk menangis atau bersedih, dalam hal ini

dianggap wajar/ normal karena akan melepas kan semua

yang di cintainya. Upaya untuk menghibur atau

memberikan dukungan terhadap orang yang berada dalam

tahapa ini hanya membuat seseorang merenungkan

nasibnya saja.(Santrock, J.W 2007:162)

 

Page 40: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

26

5. Penerimaan(Acceptance)

Penerimaan adalah tahap kelima, dimana orang yang

mengalami kedukaan mulai mengembangkan rasa damai,

dalam penelitian ini banyak kasus sesorang yang

mengalami kedukaan menginginkan dibiarkan sendiri

untuk menenangkan diri. Dalam tahapan ini perasaan dan

rasa sakit yang dialaminya mungkin hampir sudah tidak

dirasakan lagi,Elizabeth Kubler Ross menggambarkan

tahapan ini seperti perjuangan akhir dalam kedukaan

dimana dinamakan sebagai tahap istirahat terakhir

sebelum kematian.

Penerimaan adalah tahap terakhir yang dilewati

pasien setelah melawati beberapa tahapan yang cukup

melelahkan, dalam buku Elizabeth penerimaan harus

dibedakan dari tahap bahagia. Penerimaan ini merupakan

kehampaan perasaan, seolah-olah perjuangan telah dilalui,

rasa sakit pun hilang dan datanglah waktu istirahat

terakhir sebelum perjalanan panjang. Dalam tahapan ini

keluarga membutuhkan bantuan,pengertian, dan dukungan

yang lebih banyak dibandingkan pasien. Sedangkan

pasien lebih merasakan ketenangan, kedamaian, dan

penerimaan, dalam tahap ini pasien juga lebih

menginginkan kesendirian untuk lebih tenang dan

terhindar dari berita-berita yang dapat merusak

ketenangannya, pasien meminta untuk mengurangi

kunjungan-kunjungan terhadap dirinya, mematikan

 

Page 41: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

27

televisi, komunikasi berubah menjadi komunikasi

nonverbal dan lain-lain.(Wanti Anugrahani 1998:135)

Untuk tahapan ini seseorang yang mengalami

kedukaan telah melewati empat tahapan sebelumnya dan

sudah bisa menerima kondisi yang dialaminya, dalam

tahap ini biasanya digunakan untuk bersiap untuk

menghadapi hal yang akan terjadi pada dirinya dan

seseorang yang mengalami kedukaan ini akan merasa

lebih tenang dari tahapan tahapan sebelumnya dan akan

menerima kondisi apapun yan akan terjadi pada dirinya.

Tahapan ini merupakan tahapan akhir dari lima tahapan

kedukaanElizabeth Kubler Ross dan merupakan tahapan

yang membutuhkan waktu paling lama dan sulit untuk

bisa berada dalam tahapan ini.

Contoh dari tahapan ini adalah “biarkan saya begini, saya

sudah siap untuk mati”.

Dalam wawancara yang dilakukan Elisabeth ada

beberapa pasien yang berjuang sampai akhir, pasien yang

masih terus memperjuangkan harapannya yang justru

membuatnya memperlambat proses penerimaanya,

mereka adalah orang-orang yang pada suatu hari akan

berkata “saya sudah tidak sanggup lagi”. Semakin tinggi

usaha mereka menghindari kematian dan semakin mereka

mencoba menginginkannya akan semakin sulit bagi

mereka untuk mencapai tahap penerimaan”.(Wanti

Anugrahani 1998:135)

 

Page 42: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

28

Seseorang yang didiagnosis memiliki penyakit yang

mematikan harus mempunyai waktu untuk dapat

memahami kondisinya, sehingga mereka akan mampu

untuk menghindari tahapan depresi ini, dengan adanya

pemahaman dan jangka waktu yang lama untuk

memahaminya mereka akan mudah untuk melewati atau

menghindari tahapan ini.(Wanti Anugrahani 1998:134)

Elizabeth Kubler Rossmenambahkan bahwa

sangatlah penting untuk mengetahui bahwa tahapan-

tahapan ini tidak berarti harus diselesaikan atau

kronologis. Tidak semua yang mengalami peristiwa yang

mengancam nyawa atau peristiwa yang mengubah hidup,

merasakan kelima tahapan ataupun mereka yang

mengalami hal tersebut, melakukanya dalam urutan

sebagaimana tertulis.

Dapat diketahui bahwa tidak semua orang dapat

melalui seluruh tahapan dan tidak semua orang

mengalami lima tahapan ini secara berurutan. Ada yang

hanya mengalami tiga tahapan saja dan ada juga yang

langsung mengalami tahapan akhir tanpa harus melawati

empat tahapan sebelumnya, ini artinya setiap orang

mengalami tahapan yang berbeda-beda.

The Five Stages Of Grief adalah model lima tahapan

kedukaan yang diteliti oleh Elizabeth Kubler Ross. Lima

tahapan kedukaan ini merupakan penelitian yang

dilakukan oleh Elizabeth Kubler Ross mengenai lima

tahapan kedukaan dan merupakan penelitian yang pertama

 

Page 43: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

29

kali mempelajari para pasien dan keluarga pasien yang

mengalami kedukaan mulai dari di diagnosis mengalami

penyakit mematikan hingga berujung kematian,

Penelitian ini sering disebut dengan lima tahapan

kedukaan Kubler Ross.

B. Kematian

Definisi kematian ialah saat dimana berakhirnya fungsi

biologis tertentu, seperti pernafasan dan tekanan darah serta

kakunya tubuh, hal tersebut telah dianggap cukup jelas

menjadi tanda-tanda kematian. Dalam beberapa dekade

belakangan ini, definisi kematian menjadi lebih kompleks

(Santrock 2004: 263).

Kematian merupakan fakta biologis, akan tetapi kematian

juga memiliki aspek sosial, kultural, historis, religious, legal,

psikologis, perkembangan, medis, dan etis, dan sering

berbagai aspek ini saling berkaitan (Papalia, dkk 2008: 952).

Jadi selama arti mati adalah kebalikan dari hidup, maka tanda-

tanda kematian berarti merupakan kebalikan dari tanda-tanda

kehidupan, yang nampak dengan hilangnya kesadaran dan

kehendak, tiadanya penginderaan, gerak, dan pernapasan, serta

berhentinya pertumbuhan dan kebutuhan akan makanan.

Kematian merupakan peristiwa yang tidak diinginkan bagi

setiap orang, harus kehilangan seseorang yang dicintai maupun

disayang merupakan sebuah peristiwa yang tidak diinginkan

oleh setiap orang, terkejut, dan rasa tidak percaya akan

menyelimuti orang-orang yang ditinggalkan dan akan

 

Page 44: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

30

membuat duka yang mendalam atas kematian orang yang

disayangi.

Kematian pada umumnya dianggap sebagai akhir dari

sebuah proses jasmaniah. Akan tetapi kriteria kematian

menjadi semakin kompleks dengan peralatan medis yang dapat

memperpanjang sinyal dari kehidupan. Untuk sebagian orang

salah satu tanda kematian ialah mati otak, merupakan definisi

neurologis dari kematian. Seseorang dikatakan mati otak

apabila seluruh aktivitas elektrik di otak berhenti selama

periode waktu tertentu. EEG (electroencephalogram) yang

datar, yang merekam selama periode tertentu merupakan satu

kriteria dari mati otak (Santrock, 2004: 263). Jadi dapat

disimpulkan bahwa kematian secara fisik ialah penghentian

dari semua organ tubuh.

C. Tunadaksa

1. Pengertian Tunadaksa

Penyandang tunadaksa atau yang sering dengan

istilah cacat fisik, cacat tubuh, dan cacat ortopedi.

tunadaksa adalah istilah yang berasal dari kata “tuna yang

bearati rugi atau kurang dan daksa yang berarti tubuh”.

Seorang tunadaksa adalah orang yang tidak memiliki

anggota tubuh lengkap/sempurna, sedangkan untuk cacat

tubuh dan cacat fisik dimaksudkan untuk orang-orang

yang memiliki kecacatan pada bagian tubuhnya namun

tidak untuk indranya. Orthopedically handicapped atau

disebut sebagai istilah cacat Ortopedi. Ortopedi memiliki

 

Page 45: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

31

arti yang berhubungan dengan tulang, otot dan persendian.

Secara keseluruhan cacat ortopedi adalah kelainan yang

terletak pasa tulang, otot dan persendian atau adanya

akibat dari kelainan yang terletak pada pusat pengaturan

sistem tulang, otot dan persendian.(Asep Karyana

2013:31)

Pengertian secara Etimologis seseorang yang

menderita Tunadaksa adalah seseorang yang memiliki

keterbatasan gerak atau orang yang sulit menggerakan

anggota tubuhnya, yang diakibatkan dari penyakit, luka,

pertumbuhan yang kurang baik sehingga mengakibatkan

kesulitan dalam menggerakan bagian tubuhnya.

Pengertian tunadaksa secara definitif adalah

ketidakmampuan anggota tubuh untuk melaksanakan

fungsi pada umumnyayaang disebabkan oleh penyakit,

luka, atau pertumbuhan yang tidak sempurna atau

normal.(Asep Karyana 2013:32)

Seseorang yang mengalami kelainan atau cacat

yang permanen pada fungsi gerak tubuh disebut sebagi

tunadaksa. Definisi mengenai tunadaksa adalah

penyandang cacat jasmani yang yang terlihat dari

kelainanbentuk tulang, persendian, otot dan juga saraf-

sarafnya.Tunadaksa dapat didefinisikan sebagai

penyandang bentuk atau kecacatan pada sistem otot,

tulang dan persendian yang akan mengakibatkan

gangguan koordinasi, adaptasi, komunikasi, mobilitas dan

gangguan perkembangan keutuhan tubuh.

 

Page 46: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

32

Samuel A Kirk dalam buku anak berkebutuhan

khusus Tuna Daksa mengemukakan bahwa seseorang

yang dikatakan tunadaksa adalah jika kondisi fisik atau

kesehatan yang membuat ketidakmampuan seseorang

dalam melakukan aktifitas sehari-hari adalah seorang

penyandang Tunadaksa.(Asep Karyana 2013:33)

2. Klasifikasi Tunadaksa

Untuk mengetahui lebih dalam mengenai tunadaksa

berikut ini adalah klasifikasi tunadaksa, klasifikasi atau

penggolongan tunadaksa bermacam-macam, salah satunya

yaitu dari sisitem kelainan yang terdiri dari kelainan pada

sistem cerebral (cerebral system) dan kelainan pada

sistem otot dan rangka (musculus skeletal system).

Kelainan pada sistem cerebal terletak pada sistem

bagian syaraf pusat, yaitu cerebral palsy(CP) atau

kelumpuhan pada otak dan rangka, cerebral palsy ini di

tandai oleh adanya kelainan pada gerak, sikap, atau bentuk

tubuh, gangguan koordinasi dan terkadang disertai dengan

gangguan psikologis atau sensoris yang disbabkan dari

kerusakan atau kelainan pada otak. Cacat yang terdapat

pada fungsi otot, urat syaraf, dan penyebabnya ada dalam

otak adalah pengertian dari cerebral palsy yang

didefinisikan oleh soeharto dalam buku Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus, cerebral palsy juga terkadang

terdapat gangguan pada psikologis, pancaindra dan

ingatan sesorang.

 

Page 47: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

33

Cerebral palsy di klasifikasikan menjadi tiga yaitu (1)

cerebral palsy ringan yaitu dapat berjalan tanpa

membutuhkan alat bantu, bicaranya jelas dan lancar, dan

dapat bekerja sendiri/menolong diri sendiri, (2) cerebral

palsy sedang yaitu membutuhkan bantuan untuk latihan

berjalan, berbicara, mengurus diri sendiri dan

membutuhkan alat bantu seperti brace, (3) cerebral palsy

berat yaitu membutuhkan perawatan tetap dalam

ambulansi, berbicara, dan perawatan untuk diri sendiri.

Menurut dari letak kelainan yang berada di otak dan

juga fungsi geraknya cerebral palsy dibedakan sebagai

berikut :

a. Dyskenisia, athetoid yaitu penderita ini menunjukan

gerak yang tidak terkontrol.

b. Rigid yaitu kekakuan di seluruh bagian tubuh

sehingga sulit untuk dilenturkan. Gerakan yang

ditunjukan sangat lambat dan kasar, cerebral palsy

jenis ini mengalami kekakuan di otot, sehingga

memberikan dampak terhadap aktifitas dalam

kehidupanya.

c. Spastik yaitu adanya kekakuan pada sebagian otot atau

seluruh otonya, seseorang yang mengalami ini

menunjukkan kekejangan pada otot-ototnya dan dapat

berhenti ketika seseorang itu diam atau tidur dan akan

terlihat ketika seorang serebral palsy marah.

d. Athetoid yaitu mengalami kekejangan dan kekakuan

pada otot, gerakan yang dilakukan akan sangat mudah

 

Page 48: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

34

bahkan terjadi diluar kemampuanya dan tidak dapat

dikendalikan oleh diri sendiri.

e. Tremor yaitu gerakan kecil yang terjadi terus-menerus

dibagian mata, kepada, dan tangan.

f. Ataxia yaitu gangguan pada keseimbanganya, mata

dan tanganya tidak berfungsi, jalannya gontai.

g. Jenis campuran yaitu seseorang yang memiliki

kelainan lebih dari satu dari tipe diatas.

Penggolongan tunadaksa dalam kelompok

kelainan pada sistem otot dan rangka yaitu sebagai

berikut:

a. Poliomyelitis

Ini adalah infeksi pada sumsum tulang belakang yang

disebabkan oleh virus polio yang mengakibatkan

kelumpuhan yang sifatnya menetap.

b. Spina Bifida

Ini adalah kelainan yang terjadi pada tulang belakang

yang ditandai dari terbukanya satu atau tidak ruas

tulang belakang dan tidak tertutup kembali.

c. Muscle Dystropy

Ini adalah jenis penyakit yang mengalami

kelumpuhan yang sifatnya progresif dan simetris dan

mengakibatkan otot tidak dapat berkembang, penyakit

ini bisa disebabkan dari faktor keturunan.(Asep

Karyana 2013:34)

 

Page 49: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

35

3. Karakteristik Tunadaksa

Karakteristik seorang penyandang tunadaksa secara

umum dapat dikelompokkan menjadi tunadaksa Ortopedi

dan tunadaksa syaraf, melihat dari keadaan yang ada pada

diri seorang tunadaksa Ortopedi dan juga Tunadaksa

syaraf tidak terlihat perbedaan yang mencolok, karena

secara fisik dari kedua jenis tersebut memiliki kesamaan.

Namun apabila dilihat lebih jelas sumber

ketidakmampuan untuk memanfaatkan fungsi tubuhnya

untuk dapat beraktifitas atau mobilitasnya akan terlihat

perbedaanya.

a. Karakteristik Fisik/ Kesehatan

Karakteristik yang terjadi pada seorang tunadaksa

selain mengalami kecacatan pada tubuh juga

mengalami gangguan penyakit yang diderita seperti,

kurangnya pendengaran, gangguan pengelihatan,

gangguan bicara, dan lain-lain.

Gangguan bicara disebabkan dari kelainan

motorik alat bicara atau kaku dan lumpuh seperti

lidah, rahang, bibir sehingga menggangu artikulasi

yang benar, sehingga bicaranya sulit dimengerti.

Dari aktifitas motorinya terlihat intensitas

gangguan dikelompokkan atas (1) hiperaktif yang

sifatnya tidak mau diam, gelisah, (2) hipoaktif yang

sifatnya pendiam, gerakan yang dilakukan lambat dan

kurang dapat merespon rangsangan yang diberikan,

(3) tidak ada koordinasi, sifatnya seperti gerak yang

 

Page 50: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

36

kaku, sulit untuk menggambar, menari dan sulit

bergerak secara halus.

b. Karakteristik Sosial/ Emosional

Karakteristik yang terjadi pada tunadaksa bermula

dari konsep diri sebagai seorang penyandang cacat,

merasa tidak berguna, dan merasa menjadi beban

untuk orang lain seperti orang tua, teman, dan lain-

lain yang membuat seseorang merasa tidak lagi untuk

menjalankan aktifitasnya.

Menjadi seorang penyandang tunadaksa

merupakan suatu hal yang tidak diharapkan orang tua

dan disingkirkan dari masyarakat akan merusak

perkembangan pribadi seseorang, meninggalkan

semua aktifatas didalam masyarakat akan

menimbulkan problem emosi seperti mudah

tersinggung, mudah marah, pemalu, kurang dapat

bergaul, rendah diri, menyendiri dan dapat menjadi

frustasi, karena tidak dapat menyesuaikan diri dengan

orang lain atau masyarakat.(Asep Karyana 2013:37)

c. Karakteristik Akademik

Secara umum seseorang yang mengalami

Ketunadaksaan yang mengalami kelainan pada oto

dan rangka memiliki tingkat kecerdasan yang normal

dan sama seperti manusia pada umumnya, namun

untuk tunadaksa yang mengalami kelainan pada

sistem ceberal memiliki tingkat kecerdasan mulai

dari tingkat idiocy sampai gifted.

 

Page 51: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

37

Menurut Hardman dalam buku Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus tunadaksamenjelaskan bahwa

45% penyandang tunadaksa Palsy mengalami

keterbelakangan mental, 35%memiliki tingkat

kecerdasan normal dan diatas normal, selebihnya

berkecerdasan sedikit dibawah rata-rata. Menurut

P.Seibe dalam buku yang sama mengemukakan

bahwa tidak ditemukan secara langsung adanya

hubungan antara tingkat kecerdasan dengan tingkat

kelainan fisik, artinya seorang yang mengalami

tunadaksa cerebral palsy yang kelainanya berat tidak

berarti memiliki kecerdasan yang rendah.(Asep

Karyana 2013:37)

4. Faktor Penyebab Ketunadaksaan

Ada beberapa penyebab terjadinya Ketunadaksaan

pada sesorang, penyebab kerusakan terjadi pada jaringan

otak, sumsum tulang belakang pada sistem musculus

skeletal.

Faktor terjadinya Ketunadaksaan dapat terjadi pada

masa sebelum lahir, saat lahir dan sesudah lahir, berikut

adalah penjelasanya :

a. Fase Prenatal Atau Masa Sebelum Lahir

Kerusakan yang terjadi pada masa ini ketika masih

berada dalam kandungan, kerusakan ini disebabkan

oleh:

 

Page 52: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

38

1. Penyakit atau infeksi yang menyerang ibu yang

sedang mengandung dan menyerang otak bayi

yang ada dalam kandungan ibu, seperti infeksi,

rubella, syphilis, dan typhus abdominolis.

2. Bayi dalam kandungan sang ibu terserang radiasi,

karena radiasi yang terjadi secara langsung

mempengaruhi sistem syaraf pusat segingga

fungsi dan strukturnya terganggu.

3. Kelainan pada kandung yang menyebabkan

peredaran terganggu, tali pusat tertekan sehingga

dapat merusak pembentukkan syaraf di dalam

otak.

4. Trauma, seorang ibu yang sedang mengandung

mengalami kondisi trauma terhadap sesuatu

(kecelakaan) yang dapat menggangu

pembentukan syaraf pusat.

b. Fase Netal, Peri Natal atau Pada Saat Kelahiran

Masa ini terjadi ketika proses kelahiran

berlangsung dan dapat menyebabkan kerusakan pada

otak bayi.

1. Proses kelahiran yang memakan waktu terlalu

lama dikarenakan pinggul sang ibu sempit yang

membuat sang bayi kekurangan oksigen dan

menimbulkan terganggunya sistem metabolisme

dalam otak sang bayi.

 

Page 53: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

39

2. Menggunakan alat bantu dalam proses kelahiran

yang sulit sehingga dapat merusak sistem syaraf

pusat otak.

3. Menggunakan anestasi yang berlebihan, seorang

ibu yang melahirkan dengan proses operasi akan

menggunakan anestasi untuk mengurangi rasa

sakit, namun penggunaan yang berlebihan akan

menggangu persyarafan otak sehingga fungsi dan

strukturnya akan terganggu.

c. Fase Post Natal atau Setelah Proses Kelahiran

Masa ini terjadi ketika sang bayi sudah terlahir,

kejadian yang merusak atau menggangu fungsi gerak

seseorang disebut sebagai fase post natal.

1. Terjadi karena penyakit, seperti meningitis atau

radang selaput otak, encephalis atau radang otak

dan penyakit lainya yang menggangu gerak tubuh

seseorang.

2. Terjadi karena kecelakaan, contohnya seperti

kecelakaan lalu lintas dan mengalami benturan

hebat terhadap tubuhnya sehingga fungsi dan

sistem dalam tubuh terganggu dan tidak dapat

berfungsi seperti pada umumnya.

Pertumbuhan bagian tubuh yang tidak

sempurna mengakibatkan kelumpuhan pada

keberfungsian gerak tubuhnya.(Asep Karyana

2013:40)

 

Page 54: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

40

D. Kajian Islam tentang lima tahapan kedukaan

Al- Baqarah ayat 216

Artinya :

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak

menyenangkan bagimu. Tetapi boleh jadi kamu tidak

menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi

kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah

mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al-Baqarah

216)

Ayat diatas telah menjelaskan bahwa segala sesuatu yang

kita tidak sukai belum tentu buruk bagi kita begitu juga

sesuatu yang disukai belum tentu baik untuk kita, Allah maha

mengetahui susuatu yang terbaik untuk hambanya.

 

Page 55: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

41

Al-Bayyinah ayat 5

Artinya :

“Padahal mereka hanya di perintah menyembah Allah SWT

dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan)

agama dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan

zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).”

Ayat diatas telah diperintahkan bagi kita untuk

menyembah Allah SWT dengan tulus ikhlas dan melaksankan

semua perintahnya semata-mata hanya karena Allah SWT.

Allah tidak pernah membebani hambanya melainkan hanya

memerintahkan hambanya untuk melaksankan ibadah yang

ditunjukan dengan tulus ikhlas yang demikian itu adalah

agama yang lurus.

 

Page 56: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

42

Yaasin ayat 82

Artinya :

“Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki

sesuatu hanyalah berkata kepadanya ‘Jadilah’ maka

terjadilah”.

Dalam surat yaasin ayat 82 Allah menegaskan bahwa

betapa mudahnya bagi Nya untuk menciptakan sesuatu.

Apabila Allah telah menghendaki sesuatu maka cukuplah

berfirman “Jadilah” maka sesuatu yang dikehendakin-Nya

akan terjadi. Allah tidak akan sulit untuk melakukan sesuatu

yang telah dikehendakinya begitu pula dengan mengabulkan

doa doa hambanya yang dipanjatkan.

 

Page 57: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

43

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

Berikut ini adalah gambaran mengenai tempat penelitian

di Loka Bina Karya Jagakarsa, peneliti membagi gambaran

umum lembaga menjadi beberapa sub-sub untuk mempermudah

dalam memahami tempat penelitian :

A. Profil Loka Bina Karya Jagakarsa

1. Sejarah Berdirinya

Dalam rangka meningkatkan status sosial ekonomi para

penyandang cacat khususnya yang berasal dari keluarga

tingkat ekonomi menengah kebawah atau terlantar, Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta membentuk Panti Sosial sebagai bagian

dari atau Unit Pelaksanaan Teknis Dinas Sosial Provinsi DKI

Jakarta yang mempunyai tugas, wewenang dan tanggung

jawab untuk memberikan layanan penyantunan dan

Rehabilitasi Sosial.

Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti Cengkareng adalah

salah satu dari Panti Sosial yang didirikan oleh Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta, Dalam mengimplementasikan tugas

melakukan kegiatan Rehabilitasi Sosial khusus terhadap

penyandang cacat tubuh dalam bentuk bimbingan dan

pelatihan sesuai minat dan bakat yang dimiliki klien.

Dalam rangka pendekatan pelayanan terhadap Warga

Binaan Sosial Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti

Cengkareng yang berlokasi di Jl. Utama V, RT.8/RW.1

 

Page 58: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

44

Cengkareng Barat, Jakarta barat mempunyai sarana pelayanan

Kesejahteraan Sosial berupa Loka Bina Karya (LBK) salah

satunya Loka Bina Karya Jagakarsa.

Loka Bina Karya Jagakarsa (LBK) berdiri pada tahun 1995

dan hadir sebagai tanggung jawab Pemerintah Provinsi

terhadap para penyandang masalah Kesejahteraan sesuai

Peraturan Pemerintah nomer 43 tahun 1998 tentang upaya

peningkatan Kesejahteraan Kosial penyandang cacat.

Loka Bina Karya Jagakarsa merupakan sarana pelayanan

Kesejahteraan Sosial dibawah naungan Panti Sosial Bina

Daksa Budi Bhakti yang menyelenggarakan bimbingan sosial

dan pelatihan keterampilan kerja usaha kemandirian

khususnya bagi penyandang cacat tubuh potensial dan

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial(PMKS) lainnya.

Lokasi Loka Bina Karya Jagakarsa berada di Jl. Jagakarsa 1

No. 20. Jakarta Selatan. Nomer tlp 021 7271678/ fax

0217271678.

2. Visi dan Misi

• Visi

Penderita Disabilitas tubuh terentas dalam kehidupan

yang layak dan mandiri.

a. Misi

Menyelenggarakan pelayanan dan Rehabilitasi Sosial

terhadap penderita disabilitas tubuh dan Tuna rungu.

 

Page 59: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

45

3. Tujuan

1) Menyelenggarakan bimbingan Sosial dan pelatihan

keterampilan kerja bagi penyandang cacat tubuh

potensial dan Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS)

2) Memfasilitasi kegiatan usaha kesejahteraan sosial

penyandang cacat dan penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS)

4. Struktur Organisasi

a. Dra. Gusmeli ( Pengelola )

b. Yuliah ( Wakil Pengelola )

c. Hardiyati( Instruktur Daur Ulang )

Pengelola

( Dra.Gusmeli)

Pendampingan Perawatan

1. Fatur

2. Dian

Pendamping Pembinaan WBS/

Instruktur

1. Hardiyana

2. Hardiyati

Operasional/

Lapangan

1. Asep

2. Naseh

Administrasi dan Keuangan

( Yuliah S.sos)

 

Page 60: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

46

d. Hardiana (Instruktur Menjahit )

e. Fatur ( Pramusosial )

f. Dian ( Juru Masak )

g. Asep ( Keamanan )

h. Naseh ( Keamanan )

Deskripsi Tugas :

1) Pengelola Loka Bina Karya Jagakarsa

Bertanggung jawab kepada Panti Sosial Bina Daksa

Ceger serta kepala seksi bimbingan dan pelatihan panti

sosial bina daksa ceger.

2) Bagian administrasi dan keuangan

Di Loka Bina Karya Jagakarsa bertanggung jawab

untuk administrasi umum, keuangan, dan kepegawauian.

3) Pendamping Perawatan Bina Sosial

Bertanggung jawab dengan perkembangan kesehatan

warga binaan sosial.

4) Pendamping Pembinaan

Bertanggung jawab dengan perkembangan

kemandirian warga binaan sosial.

5) Operasional dan Lapangan

Bertanggung jawab dengan pemeliharaan sarana dan

prasarana di Loka Bina Karya Jagakarsa.

5. Sarana dan Prasarana

Loka Bina Karya Jagakarsa dibangun di atas tanah

seluas 909 m2 dan luas banguna 370 m2. Sarana dan

prasarana yang disediakan Loka Bina Karya Jagakarsa

diantaranya :

 

Page 61: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

47

1) Ruang Keterampilan

2) Ruang Pameran

3) Ruang Kantor

4) Ruang Konseling

5) Kamar Mandi

6) Rumah Dinas

7) Musholah

8) Dapur

9) Mesin Jahit

10) Mesin Pasang Kancing

11) Alat Potong Kayu

12) Radio

13) Mesin Bor Duduk

14) Mesin Obras

15) Mesin Neci

16) Meja Kantor

17) Kursi Putar

18) Kursi Lipat

19) Lemari Arsip

20) Fileing Cabinet

21) Mesin Tik

22) Etalase

23) Sofa

24) Kulkas

25) Mesin Air

26) Kipas Angin

27) Kompor Gas

 

Page 62: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

48

6. Program Loka Bina Karya Jagakarsa

1) Program Pelayanan Sosial

b. Pendekatan awal meliputi penjangkauan,

observasi, identifikasi, motivasi dan seleksi.

c. Penerimaan meliputi registrasi, kelengkapan

administrasi, dan pengasramaan.

d. Assesmen meliputi penelaahan, pengungkapan,

pemahaman masalah dan potensi.

2) Rehabilitasi Sosial

a. Perawatan dan pemeliharaan fisik dan kesehatan

b. Pembinaan fisik, bimbingan mental, dan spiritual

c. Bimbingan pelatihan keterampilan kerja usaha dan

kemandirian

• Kegiatan menjahit

Kegiatan ini dilakukan untuk para warga binaan

sosial untuk menjahit baju, kerudung, celana,

selampe, rompi, baju batik dan lain-lain

• Kegiatan daur ulang

Program ini yaitu membuat hasil karya dari bahan

– bahan yang sudah tidak terpakai seperti

kertas/Koran, sedotan, kain bekas untuk didaur

ulang menjadi tempat tisu, nampan, tempat pensil

dan lain-lain.

• Kegiatan bikin ondel-ondel

Kegiatan ini dilakukan oleh warga binaan sosial

yang terbuat dari kayu yang dibentuk kemudian

dihias menjadi boneka kayu ondel-ondel

 

Page 63: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

49

d. Resosialisasi dan Reintegrasi (praktek belajar kerja

dan lingkungan kehidupan)

3) Penyaluran atau Rujukan

• Penyaluran atau Rujukan

• Monitoring, Konsultasi, Asistensi, Pemantapan, Dan

Terminasi

• Pemutusan dan hubungan (telah dapat hidup mandiri)

7. Sasaran Pelayanan

Sasaran pelayana di Loka Bina Karya Jagakarsa yaitu :

a. Tuna Rungu Wicara

b. Tuna Rungu

c. Tuna Wicara

d. Tuna Netra

e. Penyandang Cacat Tubuh

8. Sumber Dana

Sumber dana yang ada di Loka Bina Karya tersumber

langsun dari Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota

Jakarta dan Dinas Sosial sebagai pendiri dan pengelola

Loka Bina Karya Jagakarsa.

9. Persyaratan dan Prosedur Pelayana Warga

BinaanSosial Loka Bina Karya Jagakarsa

Dalam upaya menyelenggarakan keterampilan bagi

penyandang Disabilitas Loka Bina Karya Jagakarsa

memiliki persyaratan untuk menjadi Warga Binaan Sosial

sebagai berikut :

 

Page 64: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

50

1) Fotocopy Kartu Tanda Pengenal (KTP) warga DKI

Jakarta

2) Kartu Keluarga (KK) DKI Jakarta

3) Surat pengatar RT/RW

4) Penyandang Disabilitas

10. Data Warga Binaan Sosial Loka Bina Karya

Jagakarsa

Loka Bina Karya Jagakarsa Memiliki Warga Binaan

Sosial (WBS) berjumlah 9 orang, yang terdiri dari 2 Laki-

Laki dan 7 perempuan, Warga Binaan Sosial di dominasi

oleh disabilitas tuna rungu wicara.

No. Nama Jenis

Kelamin

Tanggal

Lahir

Jenis

Kecaca

tan

1. Indah

Wati

P 09/10/198

6

Rungu

Wicara

2. Masduki L 04/03/197

8

Mental

Retarda

si

3. M.Faqih L 27/12/196

7

Rungu

Wicara

4. Etih/Nanih P 28/02/197

8

Rungu

Wicara

5. Fajar

Kartik

a

P 16/06/198

9

Kaki dan

Tangan

Kanan

 

Page 65: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

51

Lemas

6. Yuli

Astuti

P 02/07/198

2

Rungu

Wicara

7. Putu Ratih

Saras

wati

P 06/03/197

6

Rungu

Wicara

8. Farida P 13/06/197

6

Rungu

Wicara

9. Novitasari P 04/11/199

1

Rungu

Wicara

11. Peraturan Umum Loka Bina Karya Jagakarsa

Tata tertib yang harus dijalankan di Loka Bina Karya

Jagakarsa yang bertujuan untuk kelancaran setiap

kegiatan/program yang ada di Loka Bina Karya

Jagakarsa:

1) Masuk belajar mulai pukul 08.00 WIB

2) Selama belajar mulai pukul 08.00 sampai dengan

pukul 11.30 WIB dilarang untuk :

3) Tidak boleh ngobrol yang tidak penting

4) Tidak boleh main HP (disimpan ditempat yang sudah

disediakan)

5) Tidak menggangu kerjaan teman, bekerja dengan

serius

6) Tidak boleh terima tamu yang tidak dikenal

 

Page 66: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

52

7) Istirahat pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00

WIB

• Makan bersama

• Sholat berjamaah

• Boleh main HP sepuasnya

8) Pukul 13.00 sampai dengan 15.00 kembali bekerja

(HP disimpan)

9) Pukul 15.00 WIB pulang (untuk yang terjadwal piket

diharapkan selesai piket baru boleh pulang)

B. Proses Pelaksanaan Kegiatan Di Loka Bina Karya Jagakarsa

Di loka bina karya jagakarsa memiliki beberapa program

yang tujuan nya untuk meningkatkan potensi dan memberikan

keterampilan kerja untuk warga binaan sosial (WBS).

Program yang ada di loka bina karya jagakarsa diantaranya

yaitu :

1. Program Pelayanan Sosial

Program ini merupakan proses penerimaan warga binaan

sosial yang melalui proses registrasi di LBK kemudian

disesuaikan dengan persyaratan dan kategori yang sesuai

dengan LBK, prosesn ini meliputi adanya observasi untuk

mengetahui identitas canlon WBS, penyeleksian, registrasi

sesuai data WBS kemudian pengelompokan masalah sesuai

dengan kondisi calon WBS.

Proses ini biasa dilakukan kepada semua calon Warga

Binaan Sosial dan dilakukan oleh staf di Loka Bina Karya

Jagakarsa sesuai peraturan dan konfirmasi terhadap panti.

2. Rehabilitasi Sosial

 

Page 67: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

53

Program rehabilitasi ini meliputi perawatan dan

pemeliharaan fisik para Warga Binaan Sosial Loka Bina

Karya Jagkarsa, bimbingan mental/ spiritual dan juga

pelatihan keterampilan guna menjadikan WBS memiliki

keterampilan kerja dan diharapkan mampu mempraktekan

nya di lingkuangan sehingga menjadi mandiri.

Program rehabilitasi ini di lakukan sesuai potensi atau

bakat yang dimiliki WBS kemudian di latih oleh

pelatih/instruktur yang di sediakan Loka Bina Karya sesuai

dengan kegiatan yang ada, berikut adalah kegiatan yang ada

di Loka Bina Karya Jagakarsa :

1) Kegiatan menjahit

Kegiatan ini dilakukan untuk para Warga Binaan Sosial

untuk menjahit baju, kerudung, celana,selampe, rompi, baju

batik dan lain-lain. kegiatan ini dipimpin oleh instruktur

menjahit yaitu ibu hardiana beliau memlakukan pengawasan

dan pembimbingan disetiap kegiatan menjahit.

Kegiatan menjahit ini dilakukan oleh semua WBS sesuai

dengan kemampuan yang WBS miliki, contoh nya WBS

yang Rungu/Wicara mereka dapat langsung menggunakan

mesin jahit sedangkan denga WBS yang memiliki

keterbatasan gerak anggota tubuhnya di arahkan untuk

menggosok pakainya yang sudah di jahit atau membuat pola,

dan membantu memotong kain untuk dijahit.

Kegiatan ini bertujuan untuk membuat WBS memiliki

keterampilan menjahit sehingga ketika keluar dari LBK

 

Page 68: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

54

mereka tetap bisa berkegiatan seperti bekerja di tempat

menjahit atau membuka tempat menjahit dirumahnya.

Proses Kegiatan Menjahit :

a. Mengambar Desain

b. Membuat Pola

c. Mengukur Bahan

d. Memotong Bahan

e. Menjahit

f. Mengobras

g. Memsangkan Kancing

h. Mengosok

i. Mengemas

2) Kegiatan Daur Ulang

Kegiatan ini yaitu membuat hasil karya dari bahan–

bahan yang sudah tidak terpakai seperti kertas/

Koran,sedotan, kain bekas untuk didaur untuk didaur ulang

menjadi tempat tisu, nampan, tempat pensil dan lain-lain.

Kegiatan ini dipimpin oleh ibu Hariyati sebagi instruktur

pembuatan karya dari barang-barang yang tidak dipakai,

bahan yang digunakan untuk kegiatan ini seperti koran

bekas, sedotan bekas, dll yang digunakan untuk membuat

tempat pensil, wadah/ nampan, rak untuk barang, hiasan

meja dan banyak lagi.

Dalam kegiatan ini semua WBS memliliki tugas yang

berbeda- beda, seperti ada yang menggulung kertas,

menempelkan kertas, menggunting, menggambar,

 

Page 69: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

55

merapihkan, dan ada yang mewarnai. Kegiatan ini dilakukan

sesuai dan di sesuaikan dengan kemampuan para WBS.

Proses dalam kegiatan ini sebagi berikut :

a. Menggambar Desain

b. Menggunting Kertas/Koran

c. Menggulung Kertas/ Koran

d. Meluruskan Kertas/Koran

e. Membentuk Kertas/ Koran

f. Menempelkan Kertas/Koran

g. Mewarnai

3) Kegiatan bikin ondel-ondel

Kegiatan ini dilakukan oleh Warga Binaan Sosial yang

terbuat dari kayu yang dibentuk kemudian di hias menjadi

boneka kayu ondel-ondel.

Kegiatan tersebut dilakukan di setiap hari senin sampai

jumat pukul 08.00 sampai dengan pukul 15.00, untuk dihari

senin WBS melakukan kegiatan membuat ondel- ondel yang

didapmpingi oleh para staf yan ada di loka bina karya, untuk

kegiatan ini para WBS sudah memiliki ketampilan sendiri-

sendiri dengan tugas nya masing-masing.

Proses pembuatan ondel- ondel yaitu :

a. Menggambar Desain

b. Memotong Kayu

c. Menempelkan Kayu

d. Mengamplas

e. Mewarnai

f. Mengemas

 

Page 70: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

56

Hasil dari kegiatan ini merupakan produk yang paling

sering dibeli/ dipesan oleh para pembeli, berada di bawah

Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta ondel-ondel ini menjadi

menjadi icon tersendiri di loka bina karya jagakarsa.

Semua kegiatan di Loka Bina Karya Jagakarsa, dibuat

dan dilakukan sesuai dengan potensi dan keahlian masing-

masing para WBS dan sebelum kegiatan berlangsung/

dimulai berkegiatan para WBS terlebih dahulu di perikan

pelatihan/ keterampilan oleh instruktur yang disediakan dari

Loka Bina Karya Jagakarsa.

Diloka Bina Karya Jagakarsa terdapat dua instruktur/

pelatih yang bertugas untuk memberikan pelatihan dan

arahan dalam setiap kegiatan, adanya instruktur ini bertujuan

untuk memberikan keterampilan kepada para WBS dan para

WBS dapat melakukan kegiatan dengan lancar. Instruktur

yang disediakan oleh loka bina karya jagakarsa yaitu ibu

hariyati dan ibu hardiana, ibu Hariyati atau yang sering

disebut ibu har, beliau memberikan pelatihan dan

pengawasan untuk kegiatan daur ulang barang yang tidak di

pakai dan ibu Hadiyana sebagai instruktur dalam kegiatan

menjahit.

Untuk kegiatan ondel-ondel para WBS sudah diberikan

pelatihan di bawah pengelola sebelumnya dan sudah dapat

dibilang sudah mahir untuk membuat ondel- ondel sehingga

tidak lagi ada instruktur membuat ondel-ondel namun tetap

ada pengawasan untuk kegiatan ondel-ondel oleh staf dan

pramusosial di Loka Bina Karya Jagakarsa.

 

Page 71: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

57

Loka Bina Karya Jagakarsa memiliki jadwal untuk setiap

kegiatanya seperti di hari senin WBS melakukan kegiatan

membuat ondel-ondel, hari selasa dan hari kamis WBS

melakukan kegiatan menjahit dan disetiap rabu dan hari

jumat para WBS melakukan kegiatan mendaur ulang barang-

barang yang tidak dipakai.

3. Penyaluran atau Rujukan

Dalam program ini WBS dianggap sudah mandiri dan

sudah dapat mempraktekan pelatihan yang diberikan di

lingkungannya. Dalam program ini WBS dipulangkan ke

keluarga jika memiliki keluarga, untuk WBS yang tidak

memiliki keluarga kemudian di salurkan ke tempat kerja atau

lembaga yang dapat memperkerjakan para WBS sesuai dengan

keahlian yang dimiliki.

Program ini dilakukan setela proses pemantauan dan

penyeleksian WBS dapat hidup mandiri dan dapat dipastikan

sudah memiliki keterampilan dan mampu mandiri di

lingkungan nya.

C. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Pelaksanaan

Kegiatan Di Loka Bina Karya Jagakarsa

1. Faktor pendukung dalam kegiatan di Loka Bina

Karya Jagakarsa :

a. Adanya intruktur disetiap kegiatan seperti, instruktur

menjahit, instrukturdaur ulang, dan instruktur ondel-

ondel. Dengan adanya intruktur tersebut warga binaan

sosial di Loka Bina Karya Jagakarsa mendapatkan

 

Page 72: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

58

pelatihan khusus untuk setiap kegiatan yang ada di

loka bina karya jagakarsa.

b. Adanya sarana yang lengkap, seperti mesin jahit dan

bahan-bahan pokok yang selalu disediakan di Loka

Bina Karya Jagakarsa sehingg warga binaan sosial

dapat melakukan kegiatan dengan baik.

c. Anggaran kegiatan di Loka Bina Karya Jagakarsa

disalurkan langsung oleh Pemerinta Provinsi DKI

Jakarta sehingga setiap kebutuhan kegiatan di Loka

Bina Karya Jagakarsa dapat berjalan dengan lancar.

2. Faktor penghambat dalam setiap kegiatan di loka

bina karya adalah :

a. Komunikasi

“Maksud dari Intruktur gimana yang ditangkap sama

WBS gimana, jadi di tangkep nya beda sama WBS”.

b. Tidak ada lapangan kerja untuk para disabilitas

(mereka lama disini karna kepentok kerjaan, peluang

kerja. Itukan hambatan karna gak ada jadi mereka

tetep disini).

c. Jumlah Warga Binaan Sosial di Loka Bina Karya

Jagakrasa masih sedikit, sehingga ketika ada pesanan

dengan jumlah yang banyak membutuhkan sumber

daya manusia untuk membantu membuat hasta karya

yang akan dijual.

d. Sulitnya untuk mengajarkan atau memberikan

pelatihan untuk Warga Binaan Sosial yang baru

 

Page 73: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

59

karena terkadang sulit untuk diberitahu, dan perlu

berkali kali untuk mengarahkanya.

e. Kurangnya pemasaran/tempat untuk menjual hasil

karya Warga Binaan Sosial Jagakarsa.(Yuliah 2019)

D. Hasil yang dicapai dari kegiatan Loka Bina Karya Jagakarsa

Hasil yang sudah dicapai dari semua kegiatan di Loka

Bina Karya Jagakarsa adalah :

1. Menghasilkan karya yang bisa dipasarkan

2. Warga Binaan Sosial sudah memiliki keterampilan

seperti menjahit, mendaur ulang barang yang tidak

dipakai, membuat karya seni ondel-ondel dan lain-lain

sebagai bekal keterapilan ketika sudah tidak menjadi

Warga Binaan Sosial Loka Bina Karya Jagakarsa.

3. Memiliki penghasilan, di Loka Bina Karya Warga

Binaan Sosial tidak hanya diberikan keterampilan saja

tetapi diberi imbalan berupa uang yang tujuan nya dapat

membantu meningkatkan kondisi ekonomi para

disabilitas.

4. Memiliki kegiatan/pekerjaan seperti orang normal

lainnya setelah menjadi Warga Binaan Sosial Loka Bina

Karya, dan dapat meningkatkan potensi yang dimiliki.

 

Page 74: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

60

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan hasil temuan yang peneliti temukan

tentang lima tahapan kedukaan Elizabeth Kubler Ross terhadap

penyandang disabilitas Tunadaksa di Loka Bina Karya Jagakarsa,

hasil temuan ini didapatkan dengan menggunakan metode

wawancara dan observasi selama penelitian berlangsung.

Didalam bab ini akan membahas tentang dua sub yaitu

dalam sub pertama membahas tentang profil informan dan dalam

sub yang kedua membahas tentang hasil temuan yang peneliti

temukan dalam penelitian.

A. Profil Informan

Dalam penelitian ini peneliti melibatkan enam orang

yang menjadi informan dalam penelitian, informan yang

dipilih merupakan informan yang dapat memberikan

data/informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Dari informan ini peneliti memilih dua orang sebagai

informan yang memberikan informasi/data mengenai Loka

Bina Karya Jagakarsa yaitu ibu Gusmeli dan ibu Yuliah.

Informan lainya dipilih peneliti untuk memberikan

informasi/data mengenai klien yaitu bapak Endang Budiman,

ibu Indah, Faqih, dan ibu Dara.

Profil informan ini terbagi menjadi dua sub yaitu profil

informan utama dan profil informan pendukung, Berikut ini

adalah enam profil Informan yang dipilih :

 

Page 75: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

61

1. Profil Informan Utama

1) Klien Peneliti

Nama : Fajar Kartika

Tempat tanggal lahir : Jakarta 16 Juni 1989

Jenis Disabilitas : Tunadaksa

Alamat rumah : Kebagusan Jakarta Selatan

Fajar Kartikaatau sering dipanggil dengan sebutan

Tika adalah informan utama yang peneliti pilih untuk

dijadikan klien dalam penelitian ini, Fajar Kartika

berusia 29 tahuan, Tika ini merupakan salah satu

penyandang disabilitas tunadaksa yang terdaftar di

Loka Bina Karya Jagakarsa sebagai Warga Binaan

Sosial(WBS).

Disabilitas yang disandang Tika telah dirasakan

semenjak duduk di bangku SMK kelas 1 pada usia 17

tahun, kecelakaan motor menyebabkan Tika

mengalami ketidakberfungsian bagian kanan tubuhnya

yang membuatnya menjadi seorang penyandang

tunadaksa. Kecelakaan itu terjadi ketika Tika ingin

melaksanakan atletik yang diselenggarakan oleh

sekolahnya, Tika mengendarai sepedah motor dan

mengajak sang adik untuk ikut denganya sambil jalan-

jalan, namun rencana tidak seindah kenyataan

keinginanya untuk membahagiakan adiknya naik

sepedah motor justru membuatnya menjadi seorang

penyandang disabilitas dan merenggut nyawa sang

 

Page 76: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

62

adik, kecelakaan itu terjadi ketika Tika menuju lokasi

atletik di jalan Joe.

Akibat kecelakaan yang dialaminya Tika harus

melakukan berbagai macam pengobatan diberbagai

tempat namun tak ada hasil yang dapat merubahnya

kembali seperti semula, dengan kondisi saat itu Tika

memutuskan untuk berhenti bersekolah dan berhenti

melakukan aktifitas seperti biasa, bagian kanan

tubuhnya membuatnya menghentikan aktifitasnya.

Ketika menjadi seorang disabilitas banyak hal yang

telah dilaluinya hingga menjadi Warga Binaan Sosial

Loka Bina Karya Jagakarsa.

Menjadi Warga Binaan Sosial Loka Bina Karya

Jagakarsa Tika melakukan berbagai macam kegiatan

yang ada, disetiap kegiatan yang ada di Loka Bina

Karya jagakarsa Tika selalu terlibat didalamnya,

seperti ketika kegiatan menjahit berlangsung Tika ikut

dalam pelaksanaanya untuk menggosok pakaian yang

sudah rapih dijahit, untuk kegiatan mendaur ulang

barang-barang bekas Tika bertugas untuk merapihkan

kertas, dan untuk kegiatan membuat miniatur ondel-

ondel Tika bertugas untuk mengamplas kayu sebagai

bahan pembuatan miniatur ondel- ondel.

“Paling tika ya ini gulugin kertas, amplas ondel-

ondel, lipetin baju, gosok gitu yang gampangnya

dah yang bisa tika kerjain.”(Fajar Kartika 2019)

 

Page 77: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

63

Pernyataan diatas sesuai dengan yang dilihat oleh

peneliti ketika melakukan penelitian di Loka Bina

Karya Jagakarsa, Tika terlihat selalu ikut serta dalam

setiap kegiatan yang ada, keikutsertaannya disesuaikan

dengan kemampuan fisik yang dimiliki sehingga

walaupun memiliki keterbatasan Tika tetap bisa

melakukan kegiatan yang tersedia di LBK Jagakarsa.

Setelah menjadi warga binaan sosial Tika bertemu

dengan M.Faqih seorang penyandang tuna rungu dan

wicara yang bertemu dan saling menyukai satu sama

lain, dengan berjalanya waktu pada tanggal 27

September 2019 Tika dan Faqih melangsungkan

pernikahan. Saat ini pasangan suami istri ini sedang

bebahagia karena Tika sedang mengandung anak

pertama mereka, Dengan keterbatasan yang mereka

miliki membuatnya saling melengkapi satu sama lain,

saling menerima kondisi pasangan masing-masing

akhirnya menjadi keluarga yang harmonis hingga saat

ini.

Dalam penelitian ini bermaksud untuk

menggambarkan proses atau tahapan yang dialami oleh

kartika ketika harus menjadi seorang penyandang

disabilitas melalui lima tahapan kedukaan Elizabeth

Kubler Ross, dari usia 17 tahun kecelakaan hingga

sekarang umur 29 tahun.

 

Page 78: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

64

Historical Line

Sumber : Olahan Peneliti

2. Profil Informan Pendukung

1) Ibu Kandung Klien

Nama : Ibu Indah

Umur : 52

Status : Ibu Kandung Klien

Ibu Indah merupakan seorang ibu yang memliki

empat anak, ibu Indah salah satu orang terdekat klien.

Ibu Indah merupakan ibu kandung dari informan

utama yang banyak mengetahui mengenai klien yang

diharapkan peliti dapat memberikan informasi/data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

2) Ayah Kandung Klien

Nama : Ending Budiman

 

Page 79: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

65

Umur : 57

Status : Bapak Kandung Klien

Bapak Endang Budiman adalah seorang ayah

kandung klien yang hingga saat ini masih tinggal

berdekatan dengan klien, sebagai seorang bapak

Endang selalu berada disamping klien layaknya

seorang bapak pada umumnya.

Bapak Endang Budimana dipilih menjadi

informan oleh peneliti karena marupakan ayah

kandung klien yang hubunganya sangat dekat dengan

klien dan selalu terlibat dalam setiap peristiwa yang

klien alami, sehingga peneliti memilih bapak endang

budiman sebagai informan dalam penelitian ini.

Ayah dan ibu kandung Fajar kartika sudah

bercerai ketika Tika berusia 12 tahun, ketika

memutuskan untuk bercerai Tika dan adik-adiknya

tinggal bersama dengan sang ayah hingga Tika

menikah dengan Faqih, walaupun berpisah kedua

orang tua Tika tetap memberikan kasih sayang yang

utuh terhadap anak-anak nya, diketahui Tika masih

sering berkunjung ke rumah ibunya begitu juga ibunya

masih sering mengunjunginya dan juga ketika

kecelakaan terjadi ibu dan ayahnya saling bergantian

untuk merawat dan menjaganya selama proses

perawatan dirumah sakit dan juga ketika menjaganya

dirumah. Hal ini yang mendasari peneliti memilih

orang tua kandung Tika sebagai informan pendukung

 

Page 80: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

66

dalam penelitian ini karena diketahui ayah dan ibunya

selalu ada disamping Tika untuk menjaga dan

merawatnya hingga saat ini.

3) Pengelola Loka Bina Karya Jagakarsa

Nama : Dra. Gusmeli

Pendidikaan : Sarjana Sastra Indonesia

Jabatan : Pengelola Loka Bina Karya Jagakarsa

Lama Bekerja : 2 Tahun

Gusmeli sering disebut ibu Meli adalah pengelola

di Loka Bina Karya Jagakarsa, sebagai pengelola ibu

Meli memiliki latar belakang Pendidikan Sarjana S1

Sastra Indonesia. Ibu Meli sudah menjabat sebagai

pengelola di Loka Bina Karya Jagakarsa selama

kurang lebih 2 tahun, selain sebagai pengelola ibu

Meli juga ikut serta dalam setiap kegiatan di Loka

Bina Karya Jagakarsa sehingga peneliti pemilih ibu

Meli sebagai salah satu informan peneliti untuk

mendapatkan informasi/data mengenai Loka Bina

Karya Jagakarsa.

4) Staf administrasi Loka Bina Karya Jagakarsa

Nama : Yuliah

Pendidikan: Sarjana Kesejahteraan Sosial WIDURI

Jabatan : Administrasi/Staf Pengelola

Lama Bekerja : 2 Tahun

Menjabat sebagai bagian Administrasi di Loka

Bina Karya Jagakarsa ibu Yuli juga merupakan

lulusan Kesejahteraan Sosial di Sekolah Tinggi Ilmu

 

Page 81: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

67

Sosial dan Ilmu Politik WIDURI, walaupun tidak

menjabat sebagai Pekerja Sosial namun ibu Yuli

banyak mengetahui mengenai Ilmu Kesejahteraan

sosial dan penanganan terhadap Warga Binaan

Sosial(WBS) di Loka Bina Karya Jagakarsan.

Selain itu ibu Yuli juga dikenal sangat ramah

terhadap para WBS dan sudah cukup lama bekerja di

Loka Bina Karya Jagakarsa selama kurang lebih 2

tahun sehingga peneliti memilih ibu Yuli sebagai

informan dalam penelitian ini.

5) Pekerja Sosial Loka Bina Karya Jagakarsa

Nama : Dara

Pendidikan: Sarjana Kesejahteraan Sosial

Jabatan : Pekerja Sosial

Lama bekerja : 2 tahun

Ibu Dara merupakan Pekerja Sosial S2

Kesejahteraan Sosial yang merupakan Pekerja Sosial

yang menangani klien selama di Loka Bina Karya

Jagakarsa. ibu Dara merupakan informan yang peneliti

pilih karena banyak data/informasi yang diketahui

mengenai klien peneliti dan juga sebagai Pekerja

Sosial ibu dara dapat mengarahkan klien dalam

mengumpulakn dan mencari data di Loka Bina Karya

Jagakarsa.

 

Page 82: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

68

B. Temuan Lapangan

Temuan lapangan ini didapatkan dari hasil wawancara

yang peneliti lakukan terhadap lima informan, hasil temuan

ini didapat langsung dari orang-orang terdekat klien, temuan

lapangan ini didapat dalam waktu penelitian berlangsung

yaitu di Loka Bina Karya Jagakarsa dan juga dirumah orang

tua klien. Berikut ini adalah hasil temuan yang peneliti

temukan dalam penelitian :

1. Tahapan Penyangkalan Dan Pengasingan Diri (Denial

And Isolation)

Dari beberapa pertanyaan yang peneliti tanyakan

kemudian terlihat adanya tahapan pengasingan diri yang

dilakukan oleh Tika, tahapan ini terjadi pada saat diawal

peristiwa yang dialaminya, dari beberapa informan

peneliti juga menemukan adanya pengasingan diri yang

dilakukan oleh Tika ketika masa perawatan dirumah.

Ketika diberitahu bahwa terjadi peristiwa yang

menimpanya klien melakukakn pengasingan diri di rumah

dan tidak ingin keluar rumah.

Dengan kondisi yang disandangnya membuatnya

Tika menjadi seorang yang tidak percaya diri dan merasa

dirinya tidak mau lagi untuk mengikuti aktifitas seperti

dulu. Tindakan nya untuk mengasingkan diri terlihat dari

beberapa percakapan yang dilakukan baik dengan Tika

maupun dengan informan lainnya.

“Ya itu dia nangis lama-lama akhirnya dia kaya

menyendiri gitu karna dia malu juga kayanya sama

 

Page 83: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

69

orang pas awal-awal tuh dia begitu gak mau keluar

dirumah aja”(Indah 2019)

“Dulu sering ya dia tuh kaya nyesel kenapa

adeknya harus meninggal gitu, jadi dia kaya nyesel

sih kenapa adeknya pergi gitu, dia si pernah

ngomong.” (Indah 2019)

“Padahal itu lagi sendiri, merasa sangat amat

bersalah gitu” (Fajar Kartika 2019)

Kondisi pengasingan yang dilakukan oleh Tika

terlihat dari pernyataan sang ibu dan juga pernyataan Tika

yang ditemukan dari hasil wawancara mengenai kondisi

terpuruk yang pernah dialami.

Dalam wawancara adengan klien peneliti bertanya

mengapa memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah?

dan melalui pertanyaan ini peneliti menemukan kondisi

mengasingkan diri dan juga menutup diri semua kegiatan

yang pernah dilakukan sebelum menjadi penyandang

disabilitas.

“Ya gak mau aja, kayanya gak enak aja tadinya

mah sama anak anak bisa becanda main kemana

mana takutnya nanti gak bisa kaya gitu lagi.

Tadinya mah aku minder, kenapa aku begini

sebelum aku disini, pas aku disini baru padahal

banyak yang lebih dari aku, padahal berarti Allah

sayang sama aku dari diri aku gitu, sangat amat

minder”(Fajar Kartika 2019)

Dengan meletakkan kedua telap tanganya didada

dan menggelngkan kepala dan menyatakan ketidak

inginannya untuk melanjutkan sekolat. Kondisi

kedisabilitasan yang dialaminya sangat membuat Tika

 

Page 84: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

70

merasa minder dengan orang-orang disekitasnya dan pada

akhirnya memutuskan untuk tidak melakukan aktifitas

seperti biasanya.

Setelah dikonfirmasi dengan sang ibu, bahwa

benar Tika memutuskan untuk berhenti bersekolah karena

kondisi yang tidak lagi memungkinkanya untuk mengikuti

kegiatan disekolah.

“Sekolah juga dari yang kecelakaan cuma sampe

kelas satu SMK dia gak mau ngelanjutin ya

emang gak bisa juga si yak kita liat kondisinya ya

emang begitu, dianya udah ogah aja kalo sekolah

lagi, malu kali ya kalo sekola lagi sama temen-

temen nya..”(Indah 2019)

Mengangkat dagu dan menghelakan nafas sang ibu

mengatakan sang anak sudah tidak lagi mau melanjutkan

sekolahnya, dengan gerak dan pernytaan sang ibu terlihat

adanya kekecewan bahwa sang anak sudah tidak mau

melanjutkan sekolahnya.

Dengan adanya peristiwa dan kondisinya saat ini

membuat Tika menjadi tidak dapat melakukan beberapa

aktifitas yang biasa dilakukan, mengalami keterbatasan

gerak membuatnya tidak percaya diri atau minder

terhadap teman sebaya maupun juga lingkungan,

Selain pengasingan diri yang dialami/ dilakukan,

Tika juga mengelami kondisi tidak percaya terhadap

peristiwa yang dialaminya, Tika merasa kaget terhadap

apa yang terjadi pada dirinya dan merasa mengapa ini

harus terjadi pada dirinya. Seperti ketika wawancara

 

Page 85: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

71

dengan Tika ia mengatakan kaget dengan peristiwa yang

terjadi.

“Syok, karna kan adiku jadi pergi,”(Fajar Kartika

2019)

Dengan peristiwa yang dialami ia meras terkejut

dan ia merasa tidak pernah membayangkan hal ini terjadi

terhadapanya. Pernyataaan diatas merupakan jawaban

Tika ketika ditanya mengenai penyebab menjadi

penyandang disabilitas dengan alis yang sedikit diangkat

dan berhenti berbicara ketika menyatakaan bahwa sang

adik telah pergi. Ketika berbicara “syok” sontak tangan

kanannya langsung memegang dada sambil memejamkan

matanya seolah menunjukkan rasa bersalah.

Selain mewawancarai Tika peneliti juga

melakukan wawancara dengan ayah kandung klient

bahwa benar adanya tahapan Denial yang terjadi pada

Tika.

“Pas dirumah dikasih tau kan kalau adiknya udah

ga ada dan dia nangis, mungkin kaget.”(Endang

Budiman 2019)

Wawancara yang dilakukan oleh sang ibu juga

membuat peneliti menemukan adanya tahapan

penyangkalan yang dilakukan Tika terhadap kepergian

sang adik.

“Dulu sering dia kaya nyesel kenapa adeknya

harus meninggal” (Indah 2019)

Dari peristiwa yang terjadi pada dirinya yang

kemudian membuatnya harus mengalami tahapan

 

Page 86: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

72

Denialyang tidak hanya disebabkan oleh kondisi fisik

yang tidak berfungsi lagi namun ditambah dengan

kepergian sang adik yang menambah pilu serta kedukaan

yang mendalam bagi Tika.

“Jadi ngerasa kenapa saya gitu kenapa bukan adek

aja kalo kaya gini yang bertahan”(Fajar Kartika

2019)

Tika merasa bahwa ia ingin adiknya saja yang

tetap hidup bertahan seperti biasa dan merelakan dirinya

yang pergi untuk menggantikan adiknya, dari pernytaan

diatas juga terlihat adanya kesedihan di wajahnya dengan

mengembuskan nafas dan menundukan sedikit kepalanya.

Dari beberapa hasil wawancara yang dilakukan,

Tika merasa kaget dan merasa hal ini seharusnya terjadi

hanya kepada dirinya saja namun mengapa ini terjadi juga

terhadap adinya dan mengakibatkan sang adik pergi untuk

selamanya, hal inilah yang membuatnya merasa tidak

yakin dan ragu dengan peristiwa ini, bahwa peristiwa ini

sesebnarnya sangat tidak diinginkan terjadi kepada dirinya

bahkan harus membuatnya kehilangan sang adik.

Dalam tahapan ini Tika merasakan tahapan

penyangkalan terhadap sang adik yang pergi untuk

selamanya karena peristiwa kecelakaan. Dalam tahapan

ini Tika lebih merasa berat dengan kepergian sang adik

dan ditambah adanya dengan kondisi yang dialaminya

saat ini.

Tahapan ini dirasakan oleh klien ketika klien

mengetahui kondisi fisiknya yang sudah tidak dapat

 

Page 87: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

73

berfungsi seperti semula, kemudian Tika merasa malu dan

minder terhadap lingkungannya sehingga melakukan

pengasingan diri dari lingkungan dan melakukan

penyangkalan terhadap peristiwa yang terjadi karena

menyebabkan kematian sang adik yang dicinyainya.

Tahapan ini dirasakan ketika Tika proses penyembuhan di

rumah dan selalu didampingi oleh keluarga.

2. Tahapan Marah (Anger)

Seperti diketahui dari beberapa informan

menyatakan bahwa Tika merupakan seseorang yang sabar

sehingga dalam tahapan ini peneliti tidak menemukan

adanya kemarahan yang dijuntukan secara langsung baik

terhadap dirinya, Tuhan, dan orang-orang disekitarnya.

Setelah dilakukan wawancara ditemuakan bahwa

Tika sebenarnaya merasakan tahapan ini namun tidak

ditunjukan kepada orang- orang disekitarnya melainkan

disimpan sendiri didalam dirinya.

Dari hasil temuanyang adaditemukan adanya

tahapan ini yang pernah dirasakan oleh Tika namun

memang tidak ditunjukan secara langsung, namun orang

terdekat nya seperti ibu kandungnya dapat merasakan

adannya kemarahan yang dialami oleh Tika namun tidak

diperlihatkan.

“Ibu sih gak pernah tau itu sih, tika itu orangnya

kan dia gak mau nyusahin orang gitu ya jadi kalo

marah si pasti ya karna kondisinya dia jadi gak

bisa apa-apa juga tapi di gak langsung gitu

misalnya sama ibu si engga sama yang lain si ibu

 

Page 88: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

74

liat juga gak pernah sih, cuma kan kita namanya

orang tua ya rasa pasti adalah kalo marah mah

karna dia jadi susah gitu ngapa-ngapain tapi gak di

liatin gitu ke kita.” (Indah 2019)

Dari pernyataan sang ibu klien pastinya merasakan

marah namun tidak ia tunjukan kepada orang lain, dari

wawancara dengan ayah kandungnya pun menyatakan

bahwa Tika merupakan anak yang sabar. Dengan

kesabaran yang Tika miliki sehingga ia mampu untuk

menahan amaranya dan memendamnya hanya untuk

dirinya sendiri.

Selain temuan dari sang ibu, temuan juga

didapatkan dari sang ayah yang menyatakan bahwa Tika

merupakan anak sabar sehingga mampu menutupi

kemarahanya dan hanya dirasakannya seorang diri, sang

ayah jelas mengatakan tidak pernah Tika melakukan

kemarahan terhadap dirinya atau orang lain ini didapat

ketika penulis menanyakan apakah ketika menjadi

seorang disabilitas Tikapernah meluapkan amarahnya

baik terhadap bapak atau orang-orang yang ada

disekitarnya.

“Engga si dia mah orangnya kayanya dipendem

sendiri biar dia aja yang ngerasain gitu”.(Endang

Budiman 2019)

“Orangnya juga sabar si dia kuat gitu santai aja dia

mah mau begimana juga dia mah jalanin aja nih

kaya begini terima dan jalanin aja”.(Endang

Budiman 2019)

Dari peryataan seorang ayah, bahwa memang Tika

seorang yang sabar sehingga ia tidak melakukan

 

Page 89: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

75

kemarahan terhadap orang lain, sang ayah juga tidak

merasakan adanya kemarahan yang dilakukan oleh Tika,

namun dari pernyataan diatas bahwa sebenarnya sang

ayah seudah mengetahiu bahwa kemarah tidak mungkin

dilakukan oleh Tika dan mungkin dipendam sendiri oleh

sang anak.

“Tika itu penyabar dia gak pernah marah-marah,

dia baik , gak pernah ngeluh sih sama

saya.”(M.Faqih 2019)

Temuan dari suami Tika menyatakan bahwa Tika

memang seorang yang penyabar, terlihat dari pernytaaan

sang ayah dan ibunya yang menyatakan Tika adalah

seorang penyabar divalidari dengan pernyataan sang

suami bahwa sampai saat ini Tika memang seorang yang

penyabar.

Ketika berada di Loka Bina Karya Jagakarsa

peneliti juga menanyakan pertanyaan yang sama terhadap

ibu Yuliah mengenai kemarahan yang pernah diluapkan

oleh Tika selama berada di LBK Jagakarsa.

“Baik baik aja sih selama saya disini dia mah gak

gimana-gimana orangnya, emosinya juga stabil ya

kaya normal aja lah gitu”(Yuliah 2019)

Selain dari orang tua Tika, menurut ibu

YuliahTika juga merupakan anak baik emosinya stabil

tidak pernah ada masalah ketika berada di Loka Bina

Karya Jagakarsa. dengan emosinya yang stabil

membuatnya mampu menyimpan rasa maranya untuk

 

Page 90: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

76

dirinya sendiri dan tidak pernah ditunjukan kepada orang

lain.

Dari temuan yang didapat dari informan, peneliti

tidak menemukan adanya kemarahan yang diluapkan oleh

Tika terghadap orang lain, namun peneliti menemukan

adanya sifat sabar yang menurut beberapa informan

merupakan sifat yang membuat Tika tidak

memperlihatkan kemarahanya terhadap oranglain.

Dalam tahapan ini peneliti juga menanyakan

pertanyaan yang sama terhadap informan yang ada di

Loka Bina Karya untuk mengetahui apakah yang ditemui

dari orang tua Tika mengenai sifat sabar yang dimiliki

sang anak sama dengan sifatnya kertika berada diLoka

Bina Karya Jagakarsa.

3. Tahapan Menawar (Bargaining)

Dalam tahapan ini klien mengalami tahapan

menawar kepada diri sendiri dan juga Tuhan terhadap

kejadian/peristiwa yang terjadi dalam hidupnya yaitu

kecelakaan yang mengakibatkan dirinya menjadi seorang

disabilitas dan merenggut nyawa adik kandung

klien.Kondisi ini diperkuat dari wawancara dengan ibu

kandung klien bahwa klien benar pernah mengalami

tahapan ini

“Kenapa gak aku aja ya bu kenapa harus adek

yang meninggal kenapa gak tika aja gitu, tapi si itu

dulu begitu dulu.”(Indah 2019)

Dari sang ibu, ditemukan adanya tawar-menawar

yang dilakukan oleh Tika kepada Tuhan, berkali- kali

 

Page 91: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

77

Tika mengatakan kepada ibunya mengapa hal ini terjadi

kepadanya dan mengapa adiknya yang pergi

meninggalkannya dan bukan Tika saja yang pergi, hal ini

diketahui bahwa Tika merasa sangat bersalah terhadap

kepergian sang adik sehingga Tika sering bertanya kepada

sang ibu mengapa ini terjadi terhadapnya.

Selain orang tua kandung peneliti juga melakukan

wawancara dengan seorang pekerja sosial di Loka Bina

Karya Jagakarsa, dari hasil wawancara yang dilakukan

pekerja sosial membenarkan bahwa Tika memang

mengalami rasa bersalah terhadap dirinya atas kepergian

adiknya dan selalu bertanya mengapa ini terjadi terhadap

dirinya dan mengapa tidak dia yang pergi.

“Drop nya itu dia doble karna adiknya meninggal

dianya begitu, jadi kayanya menyesalnya itu

kenapa harus adiknya gitu kayanya sih”(Dara

2019)

Menurut ibu Dara sebagai seorang peksos Tika

pernah melakukan tawar menawar terhadap Tuhan atas

peristiwa yang terjadi terhadap dirinya, hal tersebut

dilakukannya karena kepergian sang adik yang sangat

disayanginya.

“Jadi ngerasa kenapa saya gitu kenapa bukan adek

aja kalo kaya gini yang bertahan, rasa bersalah itu

waktu itu yang buat tika bertanya-tanya gitu

kenapa gak tika aja gitu yang pergi kenapa harus

adek.”(Fajar Kartika 2019)

Tika menginginkan peristiwa ini hanya terjadi

kepada dirinya saja dan tidak terhadap sang adik, dari

 

Page 92: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

78

pernytaan ini penulis memasukan nya kedalam dua

tahapan yaitu penyangkalan dan tawar menawar.

Tahapan ini dirasakan oleh Tika terhadap Tuhan ,

Tika bertanya-tanya dan berharap dirinya saja yang

mengalami kematian dan biarkan sang adik hidup seperti

biasa, hal ini terjadi karena adanya rasa bersalah yang

amat besar terhadap dirinya sehingga menginginkan hal-

hal tidak mungkin terjadi lagi.

Dalam tahap ini yang dirasakan klien adalah rasa

bersalah terhadap diri sendiri dan merasa bahwa dirinya

yang menjadi penyebab kematian adiknya dan juga

penyebab dari kondisi yang dialaminya saat ini, rasa

bersalah itu kemudian menjadi harapan agar kondisi ini di

tukar atau dirubah menjadi Tika yang meninggal dan

adiknya tetap hidup seperti sebelumnya.

Dari tahapan ini jelas terlihat bahwa Tika

mengalami kedukaan bukan hanya karena kondisi fisiknya

saja tetapi ditambah dengan kepergian sang adik yang

meninggal akibat peristiwa kecelakaan tersebut, ketika

harus mengalami kedukaan lebih dari satu sehingga Tika

pernah melakukan tawar- menawar dengan Tuhan untuk

mengembalikan adiknya dan membiarkan dirinya pergi

untuk selamanya.

Tahapan ini di alami oleh Tika ketika ia

mengetahui bahwa adiknya sudah meninggalkan nya

untuk selamanya setelah tahapan penyangkalan atau

pengasingan diri yang pernah ia lakukan sebelumnya,

 

Page 93: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

79

tahapan ini dirasakan ketika Tika sedang sendiri atau

ketika sedang berhadapan dengan Tuhan (ketika

melaksanakan Ibadah). Dari tawar-menawarnya dengan

Tuhan terlihat juga bahwa Tika selalu melibatkan Tuhan

dalam setiap kehidupanya, ketika Tika melakukan tawar-

menawar dengan Tuhan Tika meyakini adanya Tuhan dan

mengeti bahwa Tuhanlah yang berhak menentukan hidup

seseorang.

Tahapan tawar- menawar yang dialami oleh Tika

dirasakan ketika ia mengetahuin peristiwa yang telah

terjadi terhadap dirinya dan sang adik, sehingga timbul

harapan untuk dapat mengembalikan sang adik, tahap ini

dirasakan ketika Tika dalam masa perawatan di rumah.

4. Tahapan Depresi ( Depression)

Dalam tahap ini peneliti menemukan adanya

kondisi yang sangat terpuruk dari klien ketika menjadi

seorang penyandang disabilitas, klien sempat ingin

melalukan bunuh diri dengan memotong urat nadi di

bagian tangan kirinya menggunakan kater namun pada

akhirnya dapat dicegah oleh keluarga.

“Aku pernah pengen nyusul ade aku, rasa bersalah

aku besar banget dosa banget gitu, merasa sangat

amat bersalah gitu , aku sampe ngomong aku ini

seorang pembunuh, aku terakhir jadi pembunuh

gitu.” (Fajar Kartika 2019)

Dengan tatapan yang tajam dan sedikit

mengangkat alisnya terlihat adanya kemarahan dan

penyesalan yang dalami oleh Tika, dari pernyataan diatas

 

Page 94: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

80

terlihat Tika merasa bahwa apa yang ia alami adalah

takdir yang diberikan oleh Allah SWT, beberapa kali ia

merasa ada yang memberitahunya untuk tetap sabar, dan

ikhlas, jelasa dari pernyataan ini bahwa Tika merupaka

seseorang yang sudah memiliki keimanan yang cukup

yang berasal dari keluarga yang selam ini

mendampinginya.

Tahapan depresi ini dibenarkan oleh keluarga dari

hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti,

bahwabahwa klien pernah ingin melakukan bunuh diri

menggunakan kater dalam kondisi sangat depresi.

Saat akan melalukan mencoba untuk bunuh diri

klien dalam kondisi yang sangat terpuruk diketahui dari

beberapa informa ketika itu klien sedang berada di rumah

seorang iri dan beberapa hari sebelumnya klien memang

lebih banyak menghabiskan waktu sediri dirumah dengan

mengasingkan dirinya.

”Dulu sih pernah ya namanya mau bunuh diri ,ibu

gak tau tuh kenapa jadi begitu, pake ini mba keter

mau disayat ke tanganya untungnya ada sodara tuh

ngeliat yaudah langsung aja diambil tuh katernya,

dia nangis disitu kayanya bener-bener merasa

bersalah kali yak karna kan adeknya meninggal

waktu diboncengin dia itu berdua naik

motor.”(Indah 2019)

“Dulu si katanya pernah dia nih mau nyusul

adeknya katanya cuma kagak jadi ketauan”

(Endang Budiman 2019)

Peristiwa ini juga dibenarkan oleh pekerja sosial

yang bertugas di Loka Bina Karya Jagakarsa, peksos

 

Page 95: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

81

mendapatkan informasi/ data mengenai klien melalui

home visit ke rumah keluarga klien dan juga didapatkan

langsung dari hasil wawancara dengan klien.

“Dia pernah mau bunuh diri, tapi gak jadi karena

ketahuan sama sodaranya, kayanya itu bener bener

depresi itu dia, makanya sampe mau bunuh diri

kan, kondisini udah parah si waktu itu.”(Dara

2019)

“Dropnya double dia, karena kecelakaan dia jadi

begitu ditambah dia merasa bersalah karena adek

nya itu kan meninggal akibat kecelakaan itu.”

(Dara 2019)

Penyebab kedisabilitasan yang di alami oleh klien

bermula dari kecelakaan yang membuatnya menjadi

seorang penyandang disabilitas dan membuat adik

kandung klien meninggal dunia karena kecelakan tersebut

sehingga menambah duka yang mendalam bagi klien.

”Kecelakaan saya bawa motor, motornya motor

mio baru banget keluar yaelah... udah… baru bisa

jalan ke jalan raya. hebat ya tika Niatnya mau

nyenengin adek, kan sama adek perginya eh dia

mah udah, udah pulang, pulang ke surga

sekarang.”(Fajar Kartika 2019)

Kejadian yang dialami oleh klien membuatnya

sangat sedih dan menganggap bahwa dirinya sudah tidak

lagi berguna untuk dirinya maupun keluarganya. Dalam

tahapan ini ditemukan bahwa kedukaan yang dialami oleh

Tika tidak hanya karena kondisi fisiknya yang sudah tidak

berfungsi lagi namun ditambah dengan kepergian adiknya

kesayanganya yang membuatnya tambah terpuruk dan

mengalami kedukaan yang cukup berat.

 

Page 96: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

82

Dalam tahapan ini peneliti menemukan adanya

tahapan depresi yang dialami oleh Tika dari semua

informan yang peneliti wawancarai, informan menyatakan

bahwa Tika benar dan pernah ingin melakukan bunuh diri

akibat dari kondisi fisiknya yang sudah tidak lagi

berfungsi dan juga ditambah dengan kepergian sang adik

yang disayanginya yang membuatnya semakin merasa

bersalah hingga ingin mencoba untuk bunuh diri agar

dapat menghilangkan rasa yang ada dan agar dapat

bertemu kembali dengan adik tercintanya.

Tahapan ini rasakan oleh Tika ketika masa

perawatan di rumah yakni ketika ia sudah pulang dari

rumah sakit, pada saat berada dirumah Tika selalu

menanyakan keberadaan sang adik yang selama ini sudah

lama tidak ia lihat dan pada akhirnya keluarga

memberitahu yang sebenarnya kepada Tika bahwa adinya

sudah tidak ada akibat kecelakaan bersamanya. Dari

kejadian tersebut Tika selalu menangis, mengurung diri

dan pada akirnya ia melakukan bunuh diri.

5. Tahapan Menerima (Acceptance)

Dibawah ini adalah temuan yang dapat menggaris

bawahi adanya tahapan menerima yang telah dilalui oleh

Tika :

Klien merasa bahwa apa yang ia alami adalah

takdir yang diberikan Allah SWT untuk dia dan sekarang

klien hanya menjalankan yang sudah ditakdirkan oleh

Allah SWT.

 

Page 97: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

83

“Emang takdir ya udah jalanin aja, Alhamdulillah

sekarang aku udah punya anak punya suami juga

udah alhamdulillah, allahuakbar luar biasa dah gak

nyangka juga, semoga aja dan nanti dedek lahir

normal sehat gitu”(Fajar Kartika 2019)

Selain temuan yang didapat dari informan, peneliti

juga menemukan adanya penerimaan yang terlihat dari

pernyataan teman terdekat tika di LBK.

“Kiki sholat, nanti sama patur sama tika, kalo

disini yang laen mah pada kadang sholat kadang

engga gitu, tapi kalo kiki sholat terus sama fatur

sama tika. (Kiki 2019)

Kiki merupakan teman yang cukup dekat dengan

Tika di Loka Bina Karya, dari temuan peneliti bahwa Tika

ini merupakan anak yang rajin sholat. Di Loka Bina Karya

terdapat satu ruanganya yang berfungsinya untuk

menunaikan ibadah sholat para staf maupun Warga

Binaan Sosial, disini lah tempat Tika dan teman- teman

lainnya melakukan Sholat.

“Tika, dia percaya takdir anaknya, dia sama

adeknya yang cowo agamanya bagus, azan

langsung sholat, ada pengajian ikut” (Endang

Budiman 2019)

Dari ayah kandung Tika mengutarakan bahwa

anaknya merupakan anak yang taat Agama dan juga Tika

terlahir dari keluarga yang taat akan Agama.

“Tapi ada sodara tika akhirnya dia bilang kalau

orang meninggal karna bunuh diri bukan karna

kecelakaan atau apa gak akan diterima di surga

sama Allah” (Fajar Kartika 2019)

 

Page 98: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

84

Ini merupakan salah satu dukungan yang

dilakukan oleh keluarga Tika dalam mendampingi Tika

ketika ingin melakukan tindakan bunuh diri,

memberitahukan bahwa tindakan yang akan dilakukan

Tika merupakan tindakkan yang tidak disukai Allah SWT.

“Perasaannya campur aduk, Pernah terpuruk tapi

balik lagi kaya ada yang ngomong dalam hati itu

mah takdir Allah gak tau siapa yang ngomong ada

aja dalam hati gitu”(Fajar Kartika 2019)

Pernyataan diatas juga menunjukan penerimaan

yang secara tidak langsung dirasakan, dalam hati selalu

merasa apa yang dilakukan tidak baik akan selalu teringat

lagi bahwa ini semua takdir yang sudah diberikan.

Dari beberapa hasil wawancara dengan informan

menjadi seorang penyandang disabilitas tidak

menghalangi Tika untuk tetep melakukan kewajiban

sebagai umat muslim untuk menunaikan ibadah sholat

lima waktu dan kewajiban- kewajibanya sebagai seorang

muslim.

Dalam tahapan ini peneliti menanyakan

pertanyaan yang menjadi pertanyaan yang memperkuat

temuan peneliti dalam tahapan ini, peneliti bertanya

“ketika sholat kemudian berdoa kepada Allah

SWT doa apa yang sering di utarakan klien ketika sehabis

sholat?” Dari pertanyaan ini peneliti menemukan jawaban

yang menjadi hasil temuan yang dibutuhkan oleh peneliti,

ini adalah jawaban dari pertanyaan diatas :

 

Page 99: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

85

“Ya sekarang mah tika cuma minta sehat aja, yang

penting mah kan dedek nih semoga sehat selalu

nanti lahirnya lancar normal jangan kaya ayanya

jangan kaya mamahnya gitu si, tika mah udah

Alhamdulillah Hirobilalamin udah dikasih sehat

sampat saat ini.”(Fajar Kartika 2019)

Temuan peneliti ini diperkuat dari hasil

wawancara dengan orang-orang yang berada disekeliling

klien yang melihat kondisi klien saat ini dan memperkuat

adanya tahapan menerima Tika.

“Kalo dia mah udah mandiri, kalo tikah dia kalo

disuruh makan ya makan Sholat ya Sholat kerja ya

kerja.”(Dian 2019)

Ibu dian adalah juru masak yang ada di Loka Bina

Karya dan sering melakukan komunikasi dengan klien.

“Dia mah udah mandiri sebenernya kan udah bisa

semuanya makan apa semuanya dia mah sendiri

sama kaya yang lain aja gitu.”(Yuliah 2019)

“Sudah mandiri kalo tika si, paling kan suka lupa

gitu kalo ngomong ya mungkin akibat kecelakaan

itu si, gak pernah macem-macem juga disini, baik-

baik aja dia.”(Gusmeli 2019)

Kondisi yang dialaminya pada tahap ini di perkuat

lagi dengan temuan dari suami Tika.

“Sekarang sih dia senang kan sekarang

mengandung lima bulan, ya sekarang lagi

hamil.Dia dulunya kan gak kaya gini kalo

sekarang dia mah bilangnya jalanin aja, emang

udah takdir kalo kata tika mah.”(M.Faqih 2019)

Tahapan menerima ini dirasakan ketika Tika sudah

melalui tahapan penyangkalan/ pengasingan diri, marah

yang tidak diperlihatkan, tawar menwar dengan Tuhan

 

Page 100: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

86

dan Depresi yang berat yang dialaminya, dari beberapa

tahap tersebut Tika kemudian mengalami tahapan akhir

yang membuatnya dapat bertahan hidup sampai saat ini.

Dalam beberapa tahapan diatas Tika selalu didampingi

oleh keluarga yang selalu mendukung dan mendampingi

Tika hingga tahap menerima ini.

“Emang takdir ya udah jalanin aja” (Fajar Kartika

2019)

Ketika menjadi seorang penyandang disabilitas

Tika mengisi waktunya untuk membantu tantenya

menjaga warung kecil, karena sudah tidak sekolah Tika

menggunakan waktunya untuk membantu tantenya

menjaga warung agar memiliki kegiatan seperti yang

lainnya, seat menjaga warung bertemu dengan salah satu

warga binaan LBK Jagarasa yaitu Mustafa melihat

kondisi fisik Tika kemudian ia mengajak Tika untuk ikut

pelatihan di LBK Jagakarsa.

“Terus ada anak sini belanja ya jajan lah liat

kondisi aku begini langsung laporan ama nenek

laporin sama mama terus anterin dong dimana si

tempat lbk.” (Fajar Kartika 2019)

Ketika diberitahu mengenai keberadaan Loka Bina

Karya dari salah satu warga binaanya yaitu Mustofa Tika

langsung meminta untuk diantarkan ke LBK Jagakarsa

untuk mengikuti kegiatan disana, dengan wajah yang

tersenyum ketika menceritakan awal mengetahui adanya

LBK Jagakarsa terlihat adanya kebahagiaan yangn

 

Page 101: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

87

dirasakan Tika ketika mengetahui ada tempat untuk

orang-orang sepertinya.

Tahapan penerimaan ini sudah dirasakan Tika

sebelum menjadi warga binaan sosial Loka Bina Karya

Jagakarsa, tahapan ini dirasakan ketika sudah melewati

beberapa tahapan sebelumnya yang kemudian Tika

merasa bahwa ini semua adalah takdir yang sudah Allah

berikan dan merasa pasrah terhadap apa yang sudah

terjadi.

“Disini tuh tika ngerasa Alhamdulillah banget

ngeliat yang lain-lain disini yang lebih parah dari

Tika gitu, ngerasa gimana gitu bersyukur banget,

karna kan Allah pasti kasih ujian yang sesuai

kemampuannya gitu” (Fajar Kartika 2019)

Ketika ditanya bagaimana perasaan Tika setelah

menjadi warga binaan Loka Bina Karya Jagakarsa? dia

menjawab seperti di atas, dengan mengusap dada dan

menundukkan kepalanya sediki dia merasa sangat

bersyukur dengan kondisinya saat ini. Dengan pernyataan

dan gerak tubuh yang ditunjukkan bahwa berada di Loka

Bina Karya Jaagakarsa membuatnya lebih dapat

menerima dengan ikhlas kondisinya saat ini.

 

Page 102: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

88

BAB V

PEMBAHASAN

A. Lima Tahapan Kedukaan Elizabeth Kubler Ross

Penelitian ini merupakan salah satu penelitian

studi kasus yang hanya melibatkan satu orang sebagai

informan utama di dalam penelitian ini, metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dimana

peneliti menggalih data secara mendalam melalui

wawancara mendalam dan pengumpulan dokumen.

Sebagai penelitian studi kasus, peneliti menggali data

secara dalam terhadap objek/informan utama untuk

mendapatkan data yang valid/benar. Sesuai dengan tujuan

dari penelitian ini yaitu mengetahui/menjelaskan lima

tahapan kedukaan Elizabeth Kubler Ross Terhadap

Kematian Adik Studi Kasus Yang Dialami Oleh Fajar

Kartika Seorang Penyandang Tunadaksa Diloka Bina

Karya Jagakarsa.Lima tahapan Kubler Ross ini

merupakan lima tahapan kedukaan yang dialmi oleh

orang-orang yang memiliki penyakit yang mematikan,

penelitian ini telah dilakukan oleh Elizabetht Kubler Ross

pada tahun 1998 dan melibatkan ratusan pasien kronis di

rumah sakit.

Berbeda dengan penlitian yang dilakukan oleh

Elizabeth Kubler Ross, dalam penelitian ini peneliti

melibatkan seorang perempuan penyandang Tunadaksa

yaitu Fajar Kartika sebagai objek informan/utama dalam

 

Page 103: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

89

penelitian ini, dimana dalam penelitian ini peneliti ingin

memberikan pandangan yang berbeda terhadap lima

tahapan kedukaaan Elizabeth Kubler Ross yang selama ini

membahas mengenai kedukaan yang dialami oleh pasien-

pasien yang memiliki penyakit kronis/mematikan.

Dijelaskan juga dalam buku On Death and Dying dalam

versi bahasa indonesia yang diterbitkan oleh PT.Gramedia

Pustaka utama, bahwa tahapan ini tidak hanya bisa

digunakan untuk pasien kronis saja tetapi juga dapat

digunakan untuk orang-orang yag memiliki kedukaan

yang mendalam seperti, patah hati, ditinggal kan oleh

orang yang disayang, kehilangan barang yang disayang

atau mengalami hal-hal yang terberat dalam hidup.

Seperti dijelaskan dalam bab 2 tahapan kedukaan

ini memiliki lima tahapan yaitu penyangkalan,

kemarahan, menawar, depresi dan yang terkhir adalam

tahapan menerima, didalam penelitian ini penulis

menemukan adanya 4 tahapan yang telah dilalui oleh Tika

yaitu tahapan penyangkalan, menawar, depresi, dan

menerima. Data-data yang ditemukan oleh peneliti

didapat dari orang-orang terdekat dan yang terlibat dalam

tahapan yang dialami oleh Tika dengan menggunakan

teknik pemilihan informan Purposive Sampling yaitu

dalami pemilihannya mengutamakan orang-orang terdekat

yang paham mengenai Tika. Subjek dalam penelitian ini

yaitu orang tua kandung dan suami Tika yang menjadi

orang terdekat sekaligus orang yang mengetahui peristiwa

 

Page 104: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

90

yang dialami Tika dan berada disamping Tika ketika

mengalami tahapan-tahapan kedukaan tersebut, subjek

lainnya yaitu staf yang bekerja di tempat penelitian di

Loka Bina Karya Jagakarsa.

Fajar Kartika yang sering disebut dengan

panggilan Tika merupakan seorang penyandang tunadaksa

berusia 29 tahun dengan ciri-ciri seperti yang terdapat

dalam bab 2 halaman 33 hingga 41 yang menunjukan

Tika merupakan seorang penyandang tunadaksa, tika

mengalami kedisabilitasan sejak umur 17 pada saat duduk

dibangku kelas 1 SMK.

Kedisabilitas yang disandangnya disebabkan oleh

kecelakan yang terjadi pada tahun 2006, kecelakaan

tersebut membuaatnya kehilangan sang adik dan

menjadikanya seorang penyandang disabilitas.

Kecelakaan tersebut menjadi kedukaan yang pernah

dialmi oleh Tika, dari kejadian tersebut peneliti

melakukan penelitian terhadap kedukaan yang dialaminya

dari kecelakaan tahun 2006 hingga saat ini tahun 2019.

Saat ini Tika sudah resmi menjadi istri sejak tahun

2017, ia resmi dinikahi oleh M.Faqih seorang penyandang

tuna rungu wicara berusia 51 tahun dan telah dianugrahi

calon anak yang ada didalam kandungan Tika berusia 5

bulan, Tika dan suami tingga di salah satu rumah sang

ayah Endang Budiman di gang bakso jagakarsa Jakarta

Selatan.

 

Page 105: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

91

Berikut ini adalah data yang telah dianalisis oleh

peneliti dan dikelompokkan berdasarkan urutan tahapan

yang dialami oleh Fajar Kartika :

1. Tahapan penyangkalan dan Pengasingan Diri (Denial

and Isolation)

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth

Kubler Ross tahapan ini merupakan tahapan yang

pertama yang dialami oleh pasien yang memiliki

penyakit yang mematikan atau memiliki penyakit

kronis, tahapan ini merupakan tahapan yang sering

terjadi terhadap pasien kronis dan hampir disemua

pasien yang menjadi penelitianya mengalami tahapan

ini, berdasarkan penjelasan lengkap dalam bab dua

kajian teori bagian tahapan pertama yaitu

penyangkalan penyangkalan dan pengasingan diri,

peneliti sedikit membahas kembali mengenai tahapan

penyangkalan yaitu tahapan penolakan yang dirasakan

oleh setiap orang yang mengalami kedukaan, kondisi

yang dialaminya membuat seseorang menjadi

menolak dan tidak mempercayai adanya hal buruk

yang terjadi pada dirinya, orang ini tidak yakin dengan

hal yang terjadi terhadap dirinya karena merasa

dirinya baik-baik saja dan hal ini tidak mungkin

terjadi terhadapnya.

Tahapan ini merupakan tahapan awal yang

mengagetkan untuk setiap orang yang mengalami hal

buruk dalam hidupnya, karena sebelum ini terjadi

 

Page 106: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

92

dirinya baik-baik saja dan merasa tidak ada yang salah

terhadap dirinya sehingga ketika di vonis atau

dinyatakan oleh seseorang/dokter bahwa ia memiliki

penyakit yang mematikan ia akan merasa ini tidak

benar, ini salah dan ini tidak mungkin terjadi terhadap

dirinya bahkan terkadang seseorang yang mengalami

tahapan ini akan meminta untuk dicek lagi atau di

periksa ulang karena rasa ketidak percayaan orang

yang mengalami kedukaan ini.

Berdasarkan historical dalam bab 4 halaman

65menggambakan mengenai peristiwa yang terjadi

dalam kehidupan Tika mulai dari tahun 2006

mengalami kecelakaan hingga tahun 2019. Pada tahun

1989 Tika terlahir normal sebagai manusia pada

umumnya hingga tahun 2006 Tika mengalami

kecelakan yang merubah hidupnya, setelah kecelakaan

yang membuat duka mendalam bagi Tika pada tahun

yang sama hingga berlangsung setengah tahun tahapan

penyangkalan dan pengasingan diri dirasakan oleh

Tika, pada saat itu berlangsung ia berusia 17 tahun

dimana masa remaja nya harus dilewati dengan

kedukaan yang berat dalam hidupnya.

 

Page 107: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

93

Sesuai dengan temuan peneliti didalam bab empat,

ditemukan adanya tahapan penyangkalan dan

pengasingan diri yang dilakukan oleh Tika,

penyangkalan yang dilakukan terjadi ketika ia

mengetahui peristiwa yang dialaminya dan juga

kepergian sang adai dalam tahap ini Tika merasa syok

dan merasa hal ini tidak mungkin terjadi karena

sebelumnya ia merasa akan baik-baik saja.

Tahapan ini pernah membuatnya mengurung diri

atau pengasingan diri dari lingkunga, ia merasa malu

dan tidak percaya diri terhadap orang lain. dalam

tahap ini Tika juga melakukan penolakan terhadap

peristiwa yang ia alami, ia tidak percaya bahwa hal

ini terjadi terhadap dirinya dan membuat sang adik

pergi untuk selamanya.

 

Page 108: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

94

Tahapan ini dirasakan Tika pada tahun 2006 pada

saat usianya 17 tahun dan berlangsung selama kurang

lebih 7 bulan, dengan rasa bersalah yang besar atas

kepergian sang adik dan juga kondisi kedisabilitasn

yang dialaminya membuat Tika melakukkan

penyangkalan dan pengasingan diri terhadap kedukaan

yang dialaminya.

2. Tahapan Marah (Anger)

Berdasarkan penjelasan dalam bab dua halaman 23

sampai 24 bahwa tahapan marah merupakan tahapan

lanjutan dari tahapan penyangkalan, bahwa dalam

tahapan penyangkalan ini penderita tidak yakin

dengan vonis yang diberikan, dengan adanya

pembuktian, tes ulang, pemeriksaan ulang pada

akhirnya membenarkan hal tersebut dan yakin dengan

vonis yang diberikan dan membenarkan hal tersebut

terjadi terhadap dirinya dengan pembuktian yang telah

diberikan. Dengan membenarkan hal tersebut terjadi

pada dirinya kemudian rasa marah/kemarahan muncul

dan membuat dirinya merasa ini tidak adil dan

menyalahkan orang-orang disekitar dan lingkungan.

Didalam buku On Death and Dying menjelaskan

mengenai hal-hal atau penyebab yang membuat pasien

merasa marah dan meluapkan amarahnya terhadap

orang-orang yang ada disekitarnya, didalam

percakapan yang terjadi antara pasien dengan perawat

bahwa adanya kecekcokan yang terjadi hampir setiap

 

Page 109: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

95

hari antara pasien dengan perawat, setelah ditelusuri

bahwa adanya keinginan pasien yang tidak di berikan

atau tidak diijinkan oleh perawat, keinginan pasien

untuk bisa keluar dari ruang perawatan untuk

menikmati udara segar diluar yang akan membuatnya

menjadi tenang namun tidak di ijinkan oleh perawat

dikarenakan kondisi dan peraturan rumah sakit, dari

penelusuran ini pada akhirnya adanya diskusi yang

dilakukan oleh dokter, perawat, keluarga pasien, dan

pendeta kemudian akhirya pasien dibolehkan keluar

ruang perawatan dengan ketentuan-ketentuan dan

akhirnya membuat percekcokan atau kemarahan yang

dirasakan pasien berkurang disetiap harinya.

Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap

pertama, setelah di mempercayai bahawa peristiwa

tersebut terjadi terhadap dirinya timbul lah perasaan

marah baik terhadapa diri sendiri, Tuhan, atau orang-

orang yang berada disekitarnya.

Dalam tahapan ini peneliti tidak menemukan

adanya tahapan marah/kemarahan secara langsung

yang dialami oleh Tika, namun dari hasil analisis yang

sudadah dilakukkan oleh peneliti menunjukkan bahwa

adanya tahapan marah yang dialami oleh Tika namun

tidak diperlihatkan secara langsung. berdasarkan hasil

wawancara dengan orang tua kandung, suami dan

orang-orang terdekat Tika di Loka Bina Karya

Jagakarsa menunjukan adanya tahapan ini namun

 

Page 110: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

96

memang tidak diperlihatkan secara langsung terhadap

orang-orang yang ada disekitarnya.

Terlihat dari hasil wawancara yang peneliti

lakukan adanya pernyataan ibu kandung Tika bahwa

anaknya tidak pernah meluapkan amarahnya terhadap

ibunya atas kedukaan nya menjadi seorang

penyandang Disabilitas.

”Ibu sih gak pernah tau itu sih, tika itu

orangnya kan dia gak mau nyusahin orang gitu

ya jadi kalo marah si pasti ya karna kondisinya

dia jadi gak bisa apa-apa juga tapi di gak

langsung gitu misalnya sama ibu si engga

sama yang lain si ibu liat juga gak pernah sih,

cuma kan kita namanya orang tua ya rasa pasti

adalah kalo marah mah karna dia jadi susah

gitu ngapa-ngapain tapi gak di liatin gitu ke

kita”.(Indah 2019)

Dari hasil analisis yang peneliti temukan Tika

merupakan seorang yang sabar, tidak mudah marah,

dan dapat menyimpan rasa marah dan kekesalanya

untuk dirinya sendiri sehingga tidak diutarakan oleh

orang-orang disekitarnya.

Dari data dan observasi yang didapat dalam

bab 4 peneliti menyimpulkan adanya kemaraha yang

dirasakan Tika namun tidak diperlihatkan terhadap

orang-orang disekitanya, dari pernyataan sang ibu dan

 

Page 111: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

97

temuan peneliti dari hasil wawancara dengan Tika

bahwa tahapan ini pernah dilaluinya.

Berdasarkan Historical Line pada bulan-bulan

terakhir tahun 2006 hingga tahun 2007 ia harus

melewati tahapan marah selama kurang lebih 3 bulan,

berdasarkan data dalam bab 4 bahwa tidak ada

pernyataan yang menunjukan adanya kemarahan yang

dilakukan oleh Tika tetapi dari hasil observasi yang

dilakukan tahapan itu ada namun tidak diperlihatkan

kepada orang lain.

3. Tahapan Menawar (Bargaining)

Tahapan menawar dalam lima tahapan kedukaan

Elizabeth Kubler Ross merupakan sebuah harapan

yang dibuat atau dimiliki oleh seseorang yang

mengalami kedukaan, harapan ini muncul ketika

seseorang sudah meyakini bahwa dirinya mengalami

suatu peristiwa yang sebelumnya tidak pernah

 

Page 112: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

98

diinginkan. Harapan yang dimaksud adalah suatu hal

yang ingin dicapai sebelum waktunya habis di dunia,

harapan ini biasanya akan di utarakan kepada orang-

orang yang berada disekitarnya.

Tahapan menawar ini adalah tahapan menunda

kematian yang dilakukan seseorang yang mengalami

kedukaan untukmenunda kematiaan sampai harapan

yang ia inginkan tercapai, biasanya seseorang yang

mengalami kedukaan akan melakukan tawar-menawar

dengan Tuhan atau dengan orang-orang yang berada

di sekitarnya.

Seseorang yang berada dalam kedukaan atau

memiliki penyakit yang mematikan biasanya memili

harapan untuk dapat hidup lebih lama dari vonis yang

sudah ditentukan oleh dokter, harapan ini biasanya

langsung diutarakan kepada orang-orang yang

menurutnya dapat membantunya untuk bisa

melakukan hal-hal yang ia ingin lakukan sebelum

hidupnya berakhir. Penjelasan diatas didapat

berdasarkan kajian teori yang ada di dalam bab 2

halaman 25 sampai 27.

Dalam tahapan ini Tika melakukan tawar menawar

terhadap Tuhan untuk mengembalikan sang adik dan

merelakan dirinya yang pergi untuk selamnya, tahapan

ini dilakukan oleh Tika ketika melaksanakan Ibadah

Sholat berulang-ulang keinginanya selalu diutarakan

kepada Allah SWT. Keinginan atau harapan yang

 

Page 113: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

99

diinginkan Tika didasari dari rasa bersalahnya

terhadap kepergian sang adik, Tika merasa menjadi

penyebab kepergian sang adik, hal ini tidak hanya di

ungkapkan kepada Tuhan tetapi juga diutarakan

kepada orang-orang yang ada disekitarnya dan selalu

bertanya-tanya mengapa hal ini harus terjadi terhadap

nya dan mengapa harus sang adik yang pergi untuk

selamanya.

Tahapan ini dirasakan oleh Tikadikarenakan tidak

hanya karena kondisi fisiknya yang sudah tidak lagi

berfungsi dengan baik namun ditambah dengan

kepergian sang adik yang membutnya merasa sangat

bersalah dan menginginkan sang adik untuk kembali

lagi. Tahapan tawar-menawar ini dirasakan Tika pada

awal tahun 2007 dan berlangsung kurang lebih tiga

bulan untuk dapat melewati tahapan ini, pada tahapan

ini Tika berusia 18 tahun.

 

Page 114: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

100

4. Tahapan Depresi ( Depression)

Didalam buku On Death and Dayingdijelaskan

bahwa tahapan depresi merupakan tahapan yang

paling sulit untuk dilalui seseorang, tahapan ini

merupakan gabungan dari semua rasa yang buruk

yang dialami rasa sedih, takut, kecewa, marah, putus

asa, cemas dan lain-lain biasanya dirasakan oleh

seseorang yang berada dalam tahapan ini.

Seseorang yang berada ditahap ini biasanya

menghabiskan waktunya untuk menangis dan

menyendiri untuk meratapi hidupnya, dalam tahapan

ini juga seseorang yang mengalami kedukaan tidak

lagi membutuhkan nasehat dari oraang lain, ia hanya

membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri.

Tahap depresi ini merupakan tahapan merupakan

tahapan yang cukup sulit untuk dilewatkan seseorang

yang mengalami kedukaan, rasa sedih, bersalah, malu,

takut membuat seseorang dalam tahap ini sulit untuk

dapat menerima atau melewati tahapan ini. Beberapa

orang bahkan banyak membuang waktunya ditahapan

ini, begitu juga dalam buku On Death and Dying

Elizabeth Kubler Ross juga menegaskan bahwa

tahapan ini merupakan tahapan yang sulit dari semua

tahapan kedukaan yang ada. Penjelasan peneliti diatas

 

Page 115: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

101

berdasarkan bab dua halaman 27 hingga 29 mengenai

thapan depresi.

Menjadi seorang penyandang disabilitas

membuatnya merasa tidak lagi berguna dalam

hidupnya, dan juga kepergian sang adik kesayanganya

membuatnya merasa sangat amat bersalah, hal itu

kemudian membuatnya merasa menjadi seorang

pembunuh dan menganggap dirinya sudah tidak

berguna lagi. Dari peristiwa tersebut yang membuat

dirinya menjadi seorang disabilitas dan harus

ditinggalkan sang adik untuk selamanya membuatnya

berkeinginan untuk menyusul sang adik dengan

melakukan bunuh diri. Hal ini telah dikonfimasi dari

beberapa informan bahwa benar adanya keinginan

Tika untuk bunuh diri.

Dengan kondisi fisik yang sudah tidak berfungsi

seperti dahulu dan kondisi kesedihan ditinggalkan

oleh sang adik membuatnya putus asa dan

memutuskan untuk melakukan bunuh diri. Dalam

kondisi ini Tika merasakan rasa bersalah yang besar

dan kesedihan yang mendalam.

Tahapan depresi ini membuatnya pernah tidak

percaya dengan keputusan Tuhan sehingga bisa

melakukan hal yang sangat dibenci oleh Allah SWT,

dalam tahapan ini Tika merasa sangat terpuruk dengan

kepergian sang adik dan dengan kondisi fisiknya yang

sudah tidak dapat berfungsi secara normal.

 

Page 116: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

102

Tahapan depresi ini merupakan tahapan yang

cukup lama yang dialami oleh Tika kurang lebih

selama satu tahun dimulai dari bulan ke empat ditahun

2007 hingga awal tahun 2008, tahapan ini dialami

ketika berusia 18 sampai 19 tahun. Tahapan depresi

ini merupakan tahapan yang paling berat yang dilalui

oleh Tika hingga ia mencoba untuk melakukan bunuh

diri karena peristiwa yang dialaminya.

5. Tahapan Menerima (Acceptance)

Menerima adalah tahapan terakhir dalam lima

tahapan kedukaan Elizabeth Kubler Ross, dalam tahap

ini seseorang sudah dapat menerima kondisi yang

dialaminya dan merasakan rasa damai, ketenangan

dalam dirinya, diawal tahapan ini biasanya seseorang

juga membutuhkan waktu untuk dirinya sendiri untuk

 

Page 117: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

103

merasakan ketenangan berdasarkan penjelasan dalam

bab 2 halaman 29.

Tahapan ini merupakan tahap akhir setelah

melewati beberapa tahapan sebelumnya, tahapan ini

seperti penghujung dari perjuangannya selama

melewati empat tahapan sebelumnya. Rasa yang

dialami dalam tahapan ini adalah ketenangan dan

sudah tidak lagi merasakan rasa sedih, takut,

penolakan, terkejut dan perasaan buruk lainya.

Tahapan ini merupakan tahap yang membutuhkan

waktu yang cukup lama untuk dapat berada dalam

tahapan ini, tidak semua orang dapat mengalami

tahapan ini, karena ini merupakan tahapan akhir

dimana seseorang yang sudah melewati tahapan ini

dianggap telah mampu melawati tahapan-tahapan

yang rumit dalam kedukaannya.

Seseorang yang berada dalam tahapan ini telah

merelakan apapun yang akan terjadi terhadapnya,

dalam tahapan ini seseorang sudah siap dengan apa

yang akan terjadi terhadap dirinya sehingga

membutuhkan ketenangan dalam dirinya.

Setelah melewati beberapa tahapan yang cukup

lama pada akhirnya Tika berada dalam tahapan

menerima, dimana dirinya sudah pasrah dengan

kondisi yang dimilikinya dan merasa ini semua adalah

takdir yang diberika Allah SWT. Dari beberapa

pernyataan informan yang ada di bab empat penulis

 

Page 118: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

104

menyimpulkan bahwa Tika sudah dalam tahapan

menerima dengan kondisi saat ini, dari beberapa

pertanyaan yang ditanyakan kepada informan

mengenai tahapan ini dan data yang

ditemukanmenunjukan adanya tahapan ini dalam

hidup Tika.

Tahapan ini dirasakan ketika sudah berada di Loka

Bina Karya Jagakarsa yang menjadi tempat

rehabilitasi Tika untuk mengembangkan potensi yang

yang dimiliki dan memiliki keterampilan untuk

menjadikanya seorang Disabilitas yang mandiri,

ketika berada di LBK Jagakarsa Tika merasa memiliki

teman yang sama dengannya dan dapat menjadi

dirinya sendiri ketika berada di LBK Jagakarsa,

dengan adanya kondisi tersebut Tika merasa nyaman

dan merasa bersyukur atas apa yang sudah diberikan

Allah SWT terhadap diri, ia merasa bahwa banyak

orang yang jauh lebih menderita dibandingkan dengan

dirinya.

Di Loka Bina Karya Jagakarsa Tika menemukan

pasangan hidupnya yaitu Muhamad Faqih yang

dengan besar hati menikahinya dan menjadi sang ayah

bagi anak yang sedang dikandungnya, hal ini juga

membuatnya mersa sangat bersyukur dan dapat

menerima kondisi yang dialaminya.

 

Page 119: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

105

Tahapan menerima ini didapatkan Tika setelah

melewati beberapa tahapan sebelumnya dan

membutuhkan waktu kurang lebih 2 tahun untuk dapat

berada dalam tahapan menerima, tahapan menerima

ini telah dirasakan oleh Tika mulai dari tahun 2008

ketika berusia sekitar 19 tahun. Ketika resmi menjadi

warga binaan sosial di Loka Bina Karya Jagakarsa

pada tahun 2009 tahapan menerima lebih dirasakan,

melihat teman-teman yang ada di LBK Jagakarsa

membuka matanya bahwa banyak orang lain yang

juga menjadi seorang penyandang disabilitas dan

banyak lagi yang mengalami kedukaan yang jauh

lebih berat dibandingkan dengan kedukaan yang

dirasakannya, Loka Bina Karya Jagakarsa

membuatnya jauh lebih bisa bersyukur dan menerima

 

Page 120: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

106

takdir ynag sudah ditentuka oleh Allah SWT terhadap

dirinya.

Dari beberapa informan yang telah di wawancarai

peneliti menyimpulakan bahwa Tika sudah melewati

tahapan ini, dengan dukungan yang diberikan oleh

keluarga sehingga Tika dapat melewati rintangan yang

sangat berat dalam hidupnya dan kemudian Tika dapat

menjalankan hidupnya dengan sabar, ikhlas, dan

syukur yang tiada henti ia lakukan.

B. Kajian Islam tentang lima tahapan kedukaan

Berdasarkan surat Al-Hujurat Ayat 13 yang

terdapat di dalam bab 2 halaman 4 telah dijelaskan bahwa

manusia di mata Tuhan sama yang membedakanya adalah

ketakwaanya, begitu juga dengan para penyandang

disabilitas mereka semua sama di mata Allah SWT, ketika

masih ada diantara kita ada yang membedakan seseorang

dari fisik, kekayaan, atau bahkan kedudukan didunia itu

adalah salah karena didalam islam tidak mengenal adanya

diskriminasi antar sesama manusia, kita diperintahkan

untuk selalu berbuat kebaikan agar mendapatkan

kedudukan yang mulia dimata Tuhan.

Contoh yang dapat kita lihat dari perintah Allah

sesuai dengan ayat diatas adalah dengan melihat dari

Udang-Undang No. 4 tahun 1997 tentang penyandang

cacat yang terdapat dalam bab 1 halaman 5 dan 6

menjelaskan bahwa penyandang cacat berhak

mendapatkan pendidikan, pekerjaan, akses, hak, perilaku

 

Page 121: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

107

yang sama, dan rehabilitasi yang dapat menumbuh

kembangakan bakat yang dimiliki. Dari adanya ayat dan

UU No.4 tahun 1997 pemerintah telah menjalankan tugas

untuk rehabilitasi para disabilitas melalui adanya Loka

Bina Karya Jagakarsa sebagai tempat mengembangkan

bakat dan kemampuan yang dipiliki para disabilitas.

Dengan menikah, memiliki suami yang

menyayanginya dan mengandung calon anak dalam

rahimnya ini wujud dari surat Al-Hujarat Ayat 13 bahwa

Allah melihat hambanya dari ketakwaan yang dimiliki

bukan dari kondisi fisik yang dimiliki Tika, sebagai

penyandang disabilitas Tika tetap diberikan anugrah yang

sama dengan wanita yang lainnya dapat menikah,

memiliki suami yang mencintainya menerimanya dengan

segala kekurangannya, dan diberikan rezeki berupa

kehadiran calon anak dalam kandungannya merupakan

wujud nyata Allah SWT bahwa ridhonya ditentukan

dengan ketakwaan yang dimiliki umatnya.

Berdasarkan Surat Al-baqarah ayat 216 yang

terdapat dalam bab 2 halaman 41 bahwa segala susuatu

yang menurut kita baik belum tentu baik menurut Allah

SWT, begitu pula sesuatu yang buruk menurut kita belum

tentu buruk menurut Allah SWT.

Takdir adalah ketentuan Allah SWT yang telah

ditetapkan sejak zaman azali (dahulu). Dalam bahasa

indonesia takdir berarti nasib, sedangkan dalam bahasa

arab takdir disebut dalam dua kata yaitu qadhar dan qadar

 

Page 122: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

108

yang artinya adalah ketetapan yang telah ditetapkan oleh

Allah SWT. Ada dua macam takdir yaitu taqdir muallaq

yaitu takdir yang yang digantungkan kepada manusia

ketika seseorang menginginkan kepintaran maka haruslah

rajin belajar mencari ilmu, sedangkan taqdir mubrom

adalah takdir yang sudah ditentukan Allah dan tidak dapat

dirubah oleh siapapun contohnya adalah kematian.

Kedukaan yang dialami oleh Fajar Kartika telah

diyakini olehnya merupakan suatu takdir yang sudah

diberikan Allah SWT kepada dirinya, ia telah meyakini

bahwa rizki, jodoh dan maut adalah rahasia Allah SWT

ini merupakan titik balik yang menjadikannya dapat

melewati tahapan kedukaan dan menjadikannya seseorang

yang lebih baik lagi. Dengan keyakinannya membuat Tika

dapat kondisi kedukaan yang dialaminya, kepergian sang

adik dan kondisi kedisabilitasan yang disandangnya saat

ini merupakan takdir yang sudah ditentukkan oleh Allah

SWT.

Dalam surat QS. Al-Bayyinah ayat 5 yang terdapat

di bab 2 halaman 42 bahwa kita diperintahkan untuk

selalu ikhlas dalam melaksanakan semua perintahnya

karena itu adalah agama yang lurus.

Segala sesuatu yang kita lakukan harus didasari

dengan keikhlasan, ketika kita melalkukan sesuatu dengan

ikhlas tanpa mengharapkan imbalan atau karena

keterpaksaan sehingga semua hal yang kita lakukan akan

 

Page 123: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

109

menjadi jauh lebih baik dan merasakan ketenangan dalam

hidup.

Dalam surat Al-bayyinah ayat 5 yang terdapat di

bab 2 halaman 42 kita diperintahkan untuk selalu berbuat

ikhlas dalam melaksanakan ajaran dan perintah agama,

kita diperintahkan untuk selalu ikhlas dalam menjalankan

sesuatu hanya untuk mendapatkan ridho-Nya, dengan

ikhlas maka kita sudah menjalankan agama islam dengan

baik dan benar. Dalam hidup kita memiliki dua kehidupan

yaitu kehidupan didunia dan kehidupan diakhirat maka

dari itu kita harus berlomba-lomba untuk mendapatkan

keridhoan Alllah SWT agar kehidupan didunia dapat

sejalan dengan kehidupan diakhirat.

Nabi Muhammad SAW menjelaskan mengenai

pentingnya niat dalam hadist riwayat Bukhari bahwa :

“Semua perbuatan tergantung dari niat, dan (balasan) bagi

setiap orang (tergantung) apa yang diniatkan.”

Untuk melakukan Ikhlas haruslah didasari oleh

niat, ketika kita memiliki niat yang baik maka sesuatu

yang akan kita lakukan akan memiliki nilai yang baik

juga. Allah SWT akan memberikana balasan sesuai

dengan apa yang diniatkan, ketika kita kita melakukan

sesuatu kebaikan dengan ikhlas hanya karena Allah SWT

maka kita kan memperoleh keridhoan-Nya.

Allah SWT memiliki sifat wajib iradat yang

berarti berkehendak, kehendak yang sudah ditentukan-

Nya tidak ada satu pun yang bisa mencegahnya, Jika

 

Page 124: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

110

Allah SWT sudah berkehendak untuk melakukan

kebaikan kepada seseorang maka sesorang itu akan

mendapatkan kebaikan, sebaliknya jika Allah SWT sudah

berkehendak memberikan kesulitan kepada seseorang

maka seseorang itu akan mendapatkan kesulitan dari-Nya.

Berdasarkan Surat Yaasin ayat 82yang terdapat dalam bab

2 halaman 42 bahwa segala suatu yang ada dimuka bumi

ini jika Allah SWT sudah menghendaki makan akan

terjadi sesuai keingina-Nya.

Perlu di ingat Allah tidak memberikan kesulitan

bagi umat-Nya diluar batas kemampuan umatnya, maka

jika Allah SWT memberikan kesulitan dalam hidup bagi

umat-Nya semata-mata itu untuk menjadikannya umat

yang lebih baik lagi. Ketika kita mendapatkan kesulitan

dalam hidup jangan lah kita mengeluh dan menentang

kehendak-Nya, hadapi kehendak yang telah diberikan

dengan sabar dan ikhlas tentu akan ada hikmah yang

tersembunyi bagi kita.

Meyakini takdir yang telah diberikan Allah SWT

dan menerimanya dengan sabar dan ikhlas maka segala

sesuatunya akan menjadi jauh lebih baik, menerima

dengan ikhlas dan penuh sabar terhadap takdir yang sudah

diberikan yaitu kondisi kedisabilitasan disandangnya dan

kepergian sang adik maka jalan yang dilalui oleh Tika

menjadi terasa jauh lebih mudah, lebih baik, dan lebih

tenang.

 

Page 125: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

111

Dengan rasa ikhlas yang yang dilalui Tika maka

semua tahapan kedukaan yang berat terasa mudah untuk

dilalui, dengan ikhlas dan meyakini takdir yang diberikan

hidup menjadi jauh lebih baik, dengan ikhlas juga Tika

mendapatkan jodoh yang dapat menerima segala

kekurangan yang dimilikinya dan dapat menyayanginya

serta mendapatkan anugrah yang tidak pernah

dibayangkan sebelumnya untuk dapat mengandung calon

anak yang saat ini ada dalam rahim Tika, rasa ikhlas juga

pada akhirnya Tika dapat kembali sesorang yang dapat

bersosialisasi dan melewati tahapan pengasingan diri yang

telah dilaluinya, dengan menerima takdir dan

menjalakannya dengan sabar dan ikhlas semua yang

dilalukan terasa jauh lebih baik.

 

Page 126: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

112

BAB VI

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah lakukan melalui

wawancara mendalam dan observasi terlibat yang telah

peneliti lakukan mengenai tahapan kedukaan Elizabeth

Kubler Ross terhadap kematian adik Studi kasus terhadap

penyandang Tunadaksa di Loka Bina Karya Jagakarsa, maka

peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

Lima tahapan kedukaan Elizabeth Kubler Ross

merupakan penelitian mengenai lima tahapan kedukaan yang

dialami oleh pasien-pasien dirumah sakit yang mengalami

penyakit yang mematikan. Penelitian ini melibatkan seorang

penyandang tunadaksa sebagai informan utama yang

menjadikan penelitian ini berbeda dengan penelitian yang

telah dilakukkan oleh Elizabeth Kubler Ross.

Seorang penyandang tunadaksa yang menjadi informan

utama dalam penelitian ini mengalami empat tahapan

kedukaan Elizabeth Kubler Ross, selama kurang lebih 3 tahun

informan melawati tahapan kedukaan mulai dari tahapan

penyangkalan yang dilalui selama kurang lebih 7 bulan,

tahapan tawar-menawar selama 3 bulan dan tahapan depresi

yang dilalui lebih lama dibandingkan 3 tahapan sebelumnya

yaitu 9 bulan dan yang terakhir adalah tahapan menerima

yang dialami mulai dari awal tahun 2008 hingga saat. Sebagai

seorang muslim informan sudah dapat menerima kondisinya

 

Page 127: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

113

sebagai takdir yang sudah ditentukan oleh Allah SWT, dan

dapat melalui seluruh tahapan dengan ikhlas, sabar, dan

percaya bahwa semua ini adalah kehendak dari Allah SWT.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini maka

penelitian ini juga memiliki implikasi yang diharapkan

penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan juga

untuk penelitian- penelitian selanjutnya.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang telah

dilakukkan oleh Elizabeth Kubler Ross penelitian ini

mengkaji mengenai tahapan kedukaan yang dialami oleh

seorang penyandang tunadaksa yang mengalami kedukaan

atas kehilangan sang adik untuk selamanya melalui sebuah

kecelakaan. Penelitian ini telah menjelaskan mengenai empat

tahapan yang telah dialami oleh seorang penyandang

tunadaksa yang sesuai dengan tahapan kedukaan Elizabeth

Kubler Ross.

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan mengenai lima tahapan kedukaan Elizabeth

Kubler Ross dengan pandangan yang berbeda, maka

diperlukan adanya penelitian selanjutnya yang mengkaji

mengenai lima tahapan kedukaan Elizabeth Kubler Ross

dengan pandangan yang berbeda.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka

saran yang dibuat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 

Page 128: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

114

1. Untuk Loka Bina Karya Jagakarsa

a) Perlu adanya pekerja sosial yang bertugas dan

ditempatkan di Loka Bina Karya Jagakarsa.

b) Perlu adanya kerjasama yang dilakukan oleh Loka Bina

Karya Jagakarsa dengan instansi, lembaga, atau

perusahaan yang dapat mempekerjakan warga binaan

sosial Loka Bina Karya Jagakarsa.

2. Untuk Penelitian Selanjutnya

a) Diharapkan penelitian selanjutnya untuk mendalami

mengenai kemandirian alumni warga binaan sosial

Loka Bina Karya Jagakarsa.

b) Penelitian mengenai lima tahapan Elizabeth Kubler

Ross dalam setting yang berbeda seperti orang

berhadapan dengan hukum.

 

Page 129: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

115

DAFTAR PUSTAKA

Kubler. Ross, Elizabeth. 1998. On Death And Dying. Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Penney Upton. 2012. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

W. Santrock, John. 2002. Life Span Development. North

America: Mc Graw Hill.

Asep Karyana Dan Sri Widati. 2013. Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus Tunadaksa. Jakarta: PT.Luxima Metro

Media.

Sali Susiana. 2014. Pemenuhan Dan Pelindungan Hak Hak

Penyandang Disabilitas. Jakarta: P3DI Setjen DPR RI Dan Azza

Grafika.

Elly Kuntjorowati. 2016. Pemenuhan Hak Dasar Penyandang

Disable Fisik. Yogyakarta: Balai Besar Penelitian Dan

Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan

Akhmad Purnama. 2016. Pelayanan Sosial Bagi Penyandang

Cacat Melalui Program Asistensi Sosial Orang Dengan

Kecacatan. Yogyakarta: Media Informasi Penelitian

Kesejahteraan Sosial.

Agus Cahyono Sunit Dan Nugroho Probokusumo Pantyo. 2016.

Hak Hak Disable Yang Terabaikan Kajian Pemenuhan

Kebutuhan Dasar Penyandang Disabilitas Keluarga Miskin.

Yogyakarta: Media Informasi Penelitian Kesejahteraan Sosial.

 

Page 130: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

116

Haris Herdianyah. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk

Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Afrizal. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

Soetomo. 2015. Masalah Sosial Dan Upaya Pemecahanya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ikawati. 2017. Peran Orangtua Dalam Layanan Aksesibilitas

Anggota Keluarga Disabilitas. Yogyakarta: Balai Besar

Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan.

J. Meleong, Lexi. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Burhan Bungin. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

Dedi Mulyadi. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, Dan &

D. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung.

Sumadi Suryabrata. 2012. Metodologi Penelitian . Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Lubis Kurniawan. 2014. Penyandang Disabilitas Anak. Jakarta:

Pusat Data Dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.

 

Page 131: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

117

Barnes, Colin Dan Marcer, Geof. 2007. Disabilitas Sebuah

Pengantar. Jakarta: Tim Penerjemah PIC UIN Jakarta.

Website tribun news kisah inspiratif penyandang disabilitas

diakses pada 28 februari 2019 dari

http://www.m.tribunnews.com/kisahinspiratif/sabargorky/prestasi

 

Page 132: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

118

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN WARGA BINAAN

SOSIAL LOKA BINA KARYA

Nama : Fajar Kartika

Umur : 29 tahun

Tanggal wawancara : 08 Februari 2019

1. Bagaimana awal terjadinya disabilitas yang disandang

saat ini ?

Kecelakaan saya bawa motor, motornya motor mio baru

banget keluar yaelah udah baru bisa jalan ke jalan raya.

hebat ya Tika niatnya mau nyenengin adek, kan sama

adek perginya eh dia mah udah, udah pulang, pulang ke

surga sekarang, saya boncengin waktu itu Allahuakbar

digang Joe. Katanya disitu mah kan angker tapi ya

Allahualam lah, ini setengah badan udah diurutin kemana

aja tapi ya udahlah nasip kali ya, kalo kata dokter mah

bukan mati sebelah, jadinya ya Allah uratnya pada gimana

gitu, urat ini dicubit sakit cuma berat nah itu dia

2. Apakah klien sudah berumah tangga ?

Sudah, saya menikah dari tahun 2017, Alhamdulillah ya

Allah sekarang udah empat mau lima bulan lah, umur aku

udah 29 kurang dikit, iya deh jujur lahir tahun 1989 bulan

Juni baru umur 30

 

Page 133: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

119

3. Kegiatan lainnya selain di Loka Bina Karya Jagakarsa

apa saja ?

Disini aja sih, dirumah mah ya kan saya gak bisa juga ,

masak dikit doang ya gak bisa yang susah susah, paling

dibantu sama mama kalo nyuci gosok kadang Tika juga

tapi kadang dibantu sama mama, sabtu minggu ya libur

dirumah aja santai

4. Tahu ada Loka Bina Karya Jagakarsa dari mana ?

Eeee kan ceritanya lebay, tahu nya dari Mustofa dia LBK

juga disini tapi dia kakinya pake tungkat kecil sebelah

gitu, tapi sekarng dia ada kerjaan lagi jadi tukan parkir

didekat rumahnya, ceritanya tika lagi jaga warung,

warung sodara, terus ada anak sini belanja ya jajan lah liat

kondisi aku begini langsung laporan ama nenek laporin

sama mama terus anterin dong dimana si tempat LBK, ada

deket kelurahan lama yaudah akhirnya Tika sampe kesini,

ketemu suami juga disini ternyata jodohnya disini hehe

5. bagaimana perasaan klien ketika pertama kali

mengalami kedisabilitasan ?

Syok, karna kan adiku jadi pergi, kata dokter aku yang

udah dokternya angkat tangan kalo aku, yang masih bisa

Insyaallah eh malah sebaliknya setelah operasi, malah

yang disangka enggak aku masih, pas tau syok banget.

Waktu itu gara gara atletik waktu aku SMK kelas satu

mau atletik ajak adik, terus dirawat dirumah sakit juga.

Aku cewek dua cowok dua, semuanya normal kalo aku

kan karna kecelakaan

 

Page 134: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

120

6. Bagaimana perasaan klien saat ini ?

Emang takdir ya udah jalanin aja, disini sih, rame rame

disini mah ama anak anak, Alhamdulillah sekarang aku

udah punya anak punya suami juga udah alhamdulillah,

Allahuakbar luar biasa dah gak nyangka juga, semoga aja

dan nanti dedek lahir normal sehat gitu

7. Apakah klien pernah berada dalam kondisi sangat

terpuruk ?

Sempet, aku pernah pengen nyusul adek aku, tapi ada

sodara Tika akhirnya dia bilang kalau orang meninggal

karna bunuh diri bukan karna kecelakaan atau apa gak

akan diterima di surga sama Allah, rasa bersalah aku besar

banget dosa banget gitu, gak bakal ketemu sama ade kamu

katanya, hampir kena dikit, pake kater kalau pake pisau

mah nanti cuma luka doang serem, eh sodara liat, padahal

itu lagi sendiri, merasa sangat amat bersalah gitu , aku

sampe ngomong aku ini seorang pembunuh, aku terakhir

jadi pembunuh gitu. Perasaannya campur aduk, Pernah

terpuruk tapi balik lagi kaya ada yang ngomong dalam

hati itu mah takdir Allah gak tau siapa yang ngomong ada

aja dalam hati gitu, dulu saya paling deket sama adik

soalnya karna kan saudara cowo dua cewek dua jadi

deketnya sama adek,

 

Page 135: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

121

8. Apakah klien pernah berada dalam kondisi sangat

terpuruk ketika menjadi seorang disabilitas ?

Pernah, kesel kayanya kesel sama Allah didalam hati lagi

ada yang ngomong gak boleh ngomong gitu, kesel gitu

rasanya, kesel sama diri sendiri juga kenapa jadi begini

dulunya kan bisa semuanya sekarang jadi terbatas gitu.

9. Mengapa klien memutuskan untuk berhenti sekolah ?

Ya gak mau aja, kayanya gak enak aja tadinya mah ama

anak anak bisa becanda main kemana mana takutnya nanti

gak bisa kaya gitu lagi. Tadinya mah aku minder, kenapa

aku begini sebelum aku disini, pas aku disini baru padahal

banyak yang lebih dari aku, padahal berarti Allah sayang

sama aku dari diri aku gitu, sangat amat minder

10. Siapa orang yang selalu ada disamping tika ketika

menjadi seorang disabilitas ?

Mamah, selalu nemenin Tika waktu tika dirumah sakit

kan Tika lam tuh mamah yang nemenin Tika,keluarga

juga banyak sih yang nengokin

11. Pengobatan apa saja yang pernah klien lakukan ?

Sudah banyak, sering sampe ditaro nginep gitu jadi

nginep terus diurut sama minum herbal gitu, tapi karna

aku gak bisa jauh dari keluarga jadi gak lama, aku kasian

sama orang tua juga kayanya kalau jauh dari mereka

kayanya berat gitu jadi aku cuma satu minggu, terus satu

hari dua ratus ribu berat juga jadi kasian orang tua.

 

Page 136: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

122

12. Kegiatan klien sebelum menjadi warga binaan sosial

Loka Bina Karya Jagakarsa ?

Jaga warung itu, warung sembako jajanan gitu, punya

sodara Tika, Tika disuruh jagain kan Tika mah dulu udah

gak sekolah lagi tu jadi disuruh jagain warung dari pada

Tika apa namanya gak ngapa- ngapin kan gitu

13. Ketika Sholat, apa sih doa yang selalu klien minta

sama Allah ?

Ya, Tika sih minta selalu sehat terutama ya buat si dede

supaya gak kaya papahnya atau kayak aku gitu, gitu aja

sih doanya

14. Apa saja kegiatan yang ada di Loka Bina Karya

jagakarsa ?

Disini itu pelatihan gitu, jadi bikin ini ondel- ondel gitu

nanti kalau setiap jumat dikasih duit tiga puluh ribu akhir

minggu, kalo Tika kan gak bisa jait tangan Tika kan

Subhanaaloh ya spesial, paling Tika ya ini gulugin kertas,

amplas ondel- ondel, lipetin baju, gosok gitu yang

gampangnya dah yang bisa Tika kerjain

15. Bagaiman perasaan klien setelah menjadi warga

binaan sosial Loka Bina Karya Jagakarsa ?

Ya seneng, disini kan banyak temennya rame- rame juga,

kalo Tika dirumah kan gak ngapa- ngapain nanti kalo

disini Tika jadi ada temennya ada kegiatan gitu.

Disini tuh tika ngerasa Alhamdulillah banget ngeliat yang

lain- lain disini yang lebih parah dari Tika gitu, ngerasa

 

Page 137: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

123

gimana gitu bersyukur banget, karna kan Allah pasti kasih

ujian yang sesuai kemampuanya gitu.

16. Penghasilan klien saat ini apakah sudah cukup untuk

memnuhi kebutuhan sehari-hari ?

Kalo Tika nhi kan udah ada Fakih jadi Alhamdulillah ka

Fakih semuanya deh, kalo ka Fakih kan dia kerja di Kube

juga jadi dapet uang dari sana juga, kalo Tika kan dari sini

tiga puluh ribu, tinggalnya Tika kan ngontrak di

kontrakan bapak walnya mah gak boleh bayar tapi Tika

kan ga enak kasian juga jadi ka Fakih bayar aja tiga ratus

ribu perbulan gitu, Alhamdulillah sih sampe sekarang nih

eeeh cukup gitu.

17. Doa yang selalu di ucapkan setelah sholat apa saja ?

Ya sekarang mah Tika cuma minta sehat aja, yang penting

mah kan dedek nih semoga sehat selalu nanti lahirnya

lancar normal jangan kaya ayahnya jangan kaya

mamahnya gitu si, Tika mah udah Alhamdulillah

Hirobilalamin udah dikasih sehat sampat saat ini. Selalu

minta sehat aja sama Allah Tika bersyukur Alhamdulillah

selalu diberikan keselamata kesehatan sama Allah itu

udah suatu hal yang berharga gitu buat tika, ditambah lagi

udah apa namanya udah dikasih keturunan udah tika mah

udah Alhamdulillah banget deh.

18. Peristiwa/ kejadian seperti apa yang sampai saat ini

masih disesali oleh kilien?

Apa ya, gak disesali si sebenernya karna ini kan emang

udah takdirnya Tika seperti ini, cuma waktu itu lupa

 

Page 138: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

124

kapan kayanya pas Tika udah tau kalau adek Tika udah

gak ada, Tika tuh merasa sangat amat bersalah gitu, kalo

denger kan katanya mah sebenernya Tika yang udah gak

ada harapan gitu kalau adek masih ada tapi ternyata

nyatanya malah Tika yang masih bisa gitu, jadi ngerasa

kenapa Tika gitu kenapa bukan adek aja kalo kaya gini

yang bertahan rasa bersalah itu waktu itu yang buat Tika

bertanya- tanya gitu kenapa gak Tika aja gitu yang pergi

kenapa harus adek.

 

Page 139: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

125

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ORANG TUA

KLIEN( IBU KANDUNG )

Nama : Ibu Indah

Umur : 52 tahun

Tanggal wawancara : 16 Februari 2019

1. Seperti apa perasaan anda ketika mengetahui kondisi

klien ?

Ya campur aduk sih waktu itu mah saya kan ke rumah

sakit tuh ya ngeliat anak berdarah semua gak sadar ya

sedih semua rasa ada dah disitu mah, kalo pas Tika gak

bisa jalan ya begimana ya sedih juga gitu cuma ya kita

mau begimana ya udah jalanin aja dah, ya sedih ya pasti

ya ngeliat anak begitu tapi Alhamdulillah sekarang dia

udah bisa jalan udah bisa ngapain juga kan udah punya

suami ada anak nya lagi nanti yaudah lah Alhamdulilah

aja.

2. Perasaan klien saat ini yang anda ketahui seperti apa?

Kalo Tika nih luar biasa sih, ibu nih kadang suka gak tega

gitu ya ngeliat dia mah, cuma kalo dia mah ibu liat

orangnya tegar gitu kayanya, emang dia pernah tuh ya gak

percaya diri pernah mau bunuh diri tapi balik lagi dia

sabar nerima lah gitu, ibu aja sampe gak tau deh harus

gimana gitu kalo kaya gitu.

 

Page 140: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

126

3. Apakah klien pernah berada dalam kondisi terpuruk

dalam hidupnya yang anda ketahui ?

Dulu sih pernah ya namanya mau bunuh diri ,ibu gak tau

tuh kenapa jadi begitu, pake ini mba keter mau disayat ke

tangannya untungnya ada sodara tuh ngeliat yaudah

langsung aja diambil tuh katernya, dia nangis disitu

kayanya bener-bener merasa bersalah kali yak karna kan

adeknya meninggal waktu diboncengin dia itu berdua naik

motor. Ya Alhamdulillah gak jadi itu bunuh dirinya orang

dia lagi sendiri mau nya sendiri mulu itu waktu itu, eh

ditinggal bentaran malah begitu dia.

4. Kejadian atau peristiwa seperti apa yang membuat

klien menyesali kondisi saat ini ?

Dulu sering ya dia tuh kaya nyesel kenapa adeknya harus

meninggal gitu, jadi dia kaya nyesel sih kenapa adeknya

pergi gitu, dia si pernah ngomong kenapa gak aku aja ya

bu kenapa harus adek yang meninggal kenapa gak Tika

aja gitu, tapi si itu dulu begitu dulu.

5. Bagaiman perasaan/ kondisi klien ketika pertama kali

mengetahui peristiwa yang terjadi terhadap klien ?

Pas awal- awal tuh ya dia pas tau adeknya meninggal, kan

kita kan sembunyiin ya kalo adeknya udah gak ada pas di

rumah sakit tuh, pas udah pulang kerumah kan mau gak

mau dia tau akhirnya kalo adenya udah gak ada, ya itu dia

nangis lama- lama akhirnya dia kaya menyendiri gitu

karna dia malu juga kayanya sama orang pas awal- awal

tuh dia begitu gak mau keluar dirumah aja dah, ibu mah

 

Page 141: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

127

sama keluarga semua neneknya mah selalu apa namanaya

biar dia gak maulu gitu biar dia tegar kita omongongin

terus gitu biar dia kagak sendiri mulu gitu, ibu mah ya

deketin dia terus si gitu.

6. Setelah menjadi seorang disabilitas apakah klien

pernah menarik diri dari lingkungan/ keluarga?

Sebenernya Tika itu dia orangnya tegar ya, tapi si dia pas

mau itu bunuh diri tuh dia emang sendiri mulu, ke kamar

mulu kayanya gak mau gitu kalo diliatin ibu, mau nya

sendiri aja dia makanya akhirnya gak ada yang ngeliatin

tuh makanya dia mau begitu kan. Sekola juga dari yang

kecelakaan cuma sampe kelas satu SMK dia gak mau

ngelanjutin ya emang gak bisa juga si yak kita liat

kondisinya ya emang begitu, dia nya udah ogah aja kalo

sekolah lagi, malu kali ya kalo sekolah lagi sama temen-

temen nya. Sekarang mah di ya sama kita- kita aja gitu

sama keluarga deh gitu.

7. Ketika menjadi seorang disabilitas apakah klien

pernah meluapkan amarahnya terhadap anda atau

orang- orang yang ada disekir klien ?

Ibu sih gak pernah tau itu sih, Tika itu orangnya kan dia

gak mau nyusahin orang gitu ya jadi kalo marah si pasti

ya karna kondisinya dia jadi gak bisa apa- apa juga tapi di

gak langsung gitu misalnya sama ibu si engga sama yang

lain si ibu liat juga gak pernah sih, Cuma kan kita

namanya orang tua ya rasa pasti adalah kalo marah mah

 

Page 142: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

128

karna dia jadi susah gitu ngapa- ngapain tapi gak di liatin

gitu ke kita.

8. Bagaimana cara anda memberi dukungan/

mendampingi klien setelah menjadi penyandang

disabilitas ?

Ya ibu si ya selalu bilangin ke dia kalo emang ini udah

jalannya dari Allah kita syukuri kita jalanin aja begitu, ibu

si dari waktu Tika kecelakaan emang sering kerumah sakit

ya namanya seorang ibu jadi ya ngurusin anak dah gitu

walaupun kan udah pisah ya sama bapaknya tapi namanya

ibu kan gak bisa, ya tetep aja dampingin dia, sekarang

juga walaupun udah ga serumah dia sering maen kerumah

ya palingan kita ngobrol aja gitu temenin dia semangatin

dia, kasih tau begimana kalo lagi hamil gitu aja si.

9. Harapan atau cita- cita klien yang anda ketahui apa

saja?

Dulu itu kan Tika mah dia sempet nyanyi mba dari

panggung ke panggung pas udah kecelakaan itu aja

akhirnya udah berenti, dari dulu dia tuh emang pengen

jadi penyanyi gitu, kalo sekarang mah kayanya udah

engga si, gak tau sekarang mah apa paling dia mah kalo

cerita cuma pengen anaknya normal aja jangan kaya orang

tuanya gitu kali. Cita- citanya mah sekarang udah engga

kali ya udah begitu jadi ya sehat aja dah semoga dia.

10. Harapan anda terhadap klien saat in apa saja ?

Harapan nya ya semoga dia mah sehat selalu aja

jangan ada apa apa lagi gitu, sehat anaknya sehat bahagia

 

Page 143: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

129

gitu, ya walaupun orang tuanya kan udah cerai ya semoga

dia tetep seneng aja hidupnya gitu. Udah ada suaminya

juga ya semoga bisa bahagiain Tika deh ibu mah itu aja

harapanya buat si Tika.

 

Page 144: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

130

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN ORANG TUA

KLIEN ( BAPAK KANDUNG )

Nama : Endang Budiman

Umur : 57 tahun

Tanggal wawancara : 13 Februari 2019

1. Seperti apa perasaan anda ketika mengetahui kondisi

klien ?

Waduh gak bisa dibayangkan udah dua anak bukan satu

soalnya cewek dua duanya lagi gimana tuh perasaan orang

tua, orang kayanya pengen loncat aja dari lantai dua

rumah sakit, ekonomi kurang ngobatin anak gimana,

sampe mau jual rumah saya rasanya, campur aduk deh.

Ya perasaan mah ya sedih campur lah ngeliat anak begitu

kondisinya ya tapi mau begimana lagi kan.

2. Perasaan klien saat ini yang anda ketahui seperti apa

?

Dia mah hebat dah kalo di bilang ya, kalo katanya mah ya

udah dia mah lewat tapi emang nih anak ajaib kalo kata

saya yak, awalnya gak bisa ngapa- ngapai tapi ya

Alhamdulillah sekarang mah, orangnya juga sabar si dia

kuat gitu santai aja dia mah mau begimana juga dia mah

jalanin aja nih kaya begini terima dan jalanin aja.

 

Page 145: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

131

3. Apakah klien pernah berada dalam kondisi terpuruk

dalam hidupnya yang anda ketahui ?

Dulu si katanya pernah dia nih mau nyusul adeknya

katanya Cuma kagak jadi ketauan, nangis dia maunya

ibunya kan makanya waktu pas itu ama ibunya dah yang

lebih tau, tapi emnag dia pernah mau nyusul adeknya tau

ngapa itu begitu, mungkin ya gimana ya saya juga

bingung sedih kali dia ya namanya adeknya sendiri gitu.

4. Kejadian atau peristiwa seperti apa yang membuat

klien menyesali kondisi saat ini ?

Ya itu adeknya kali yak adeknya meninggal gara- gara

kecelakaan itu awalnya mah kata dokter ini mah dia nih si

tika udah gak bisa ditanganin akhirnya pas oprasi malah

adeknya, tiga hari setelah operasi udah lewat, nah itu yang

mungkin disesali sama Tika, nyesel dia dulu tuh pas

kejadian itu nah makanya dia waktu itu mau bunuh

dirikan.

5. Bagaiman perasaan/ kondisi klien ketika pertama kali

mengetahui peristiwa yang terjadi terhadap klien ?

Dia mah gak sadar waktu itu kan, yang paling ini mah pas

dirumah dikasih tau kan kalau adeknya udah gak ada ya

nangis dia kaget kali ya ,tapi ya kita kan kagak mungkin

boongin dia mulu adeknya kemana gitu jadi ya kita

bilangin, ya itu dia nangis aja diem dari situ, dirumah aja

maunya dulu mah begitu. kalo sekarang udah engga.

 

Page 146: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

132

6. Setelah menjadi seorang disabilitas apakah klien

pernah menarik diri dari lingkungan/ keluarga?

Paling waktu itu doang si yang pernah dia maunya

dirumah aja pas awal- awal kagak mau keluar gitu , malu

kali ya dia padahal mah maksud kita biar dia kagak

kesepian gitu, tapi sekarang mah ya biasa aja jalan ya

jalan aja ke LBK kan biasa aja sekarang mah.

7. Ketika menjadi seorang disabilitas apakah klien

pernah meluapkan amarahnya terhadap anda atau

orang- orang yang ada disekir klien ?

Engga si , oh tika karna dia percaya takdir ya dia itu sama

adeknya tuh agamanya emang kita akuin ya hebat bagus,

jadi kalo kaya gitu mah marah sama orang kagak dah gak

pernah, dia mah orangnya kayanya dipendem sendiri biar

dia aja yang ngerasain gitu.

8. Bagaimana cara anda memberi dukungan/

mendampingi klien setelah menjadi penyandang

disabilitas?

Ya begini begini aja ngobrol- ngobrol aja gitu, kaya biarin

dia ikut di itu LBK biar ada kegiatan aja biar engga

bengong aja dirumah, ya dukungannya ya begitu dah

paling bilangin dia yang bener begini gitu padahal mah

dia udah gede udah tau juga lah gak perlu dibilangin yang

begimana- begimana.

 

Page 147: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

133

9. Harapan atau cita-cita klien yang anda ketahui apa

saja?

Dulu dari panggung ke panggung dia mana cakep kan

anaknya, di sekolah ya bagus nilainya ini dia mah

anaknya kreatif, mau nanya gitu banyak nanya,

ngomongnya nyerocos aja gitu pengen tau banyak bagus

kan begitu. Pinter dulu mah sebelum kecelakaan.

10. Harapan anda terhadap klien saat in apa saja ?

Harapan sehat selalu kalo orang tua mah, lahir dengan

lancar normal sehat, kalau kondisi tubuh mah ya mau

gimana emang udah takdir kali, pasrah lah berobat udah

kemana- mana kan tapi emang udah takdirnya gitu.

 

Page 148: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

134

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN PEMBINA LOKA

BINA KARYA JAGAKARSA

Nama : Gusmeli

Umur : 29 tahun

Tanggal wawancara : 06 Februari 2019

1. Bagaimana sejarah berdirinya Loka Bina Karya

Jagakarsa ?

Ini kan sebenrnya dari Pemprov ya, yang punya ini

Pemrov , LBK ini ada banyak juga gak cuma di Jagakarsa

aja. Jadi LBK ini punya Pemprov nah LBK ini ada di

bawah panti PSBD jadi panti kita itu PSBD jadi kan setiap

panti tuh punya LBK sendiri- sendiri jadi ya itu, kalo

lamanya sih udah lama ya ada sih ini, profil kita nanti

saya kasih, ini udah lama dari tahun 199 berapa ya saya

lupa ya udah lama sih.

2. Apa saja program yang ada di Loka Bina Karya

Jagakarsa?

Kita itu ada ya bikin ondel- ondel, bikin hastakarya dari

barang- barang bekas koran gitu, ada menjahit ada tiga

kita kegiatan disini, ada instruktur juga jadi yang melatih

para WBS ini gitu ngajarin anak- anak gitu. Anak anak

semuanya kan ada 9 nanti kalo kaya Kiki gitu kan dia

menjahit bisa cuma belom terlalu ini jadi paling nanti

yang rungu yang menjahit si Kiki paling guntingin. Kalo

 

Page 149: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

135

ini semua udah pada bisa sih kan udah pada lama juga

dilatih sama instrukturnya.

3. Dengan pihak mana saja Loka Bina Karya Jagakarsa

berkerjasama?

Gak ada si kita emang Pemprov kan jadi gak ada dih

disini kerjasama sama yang lain.

4. Dari mana sumber dana Loka Bina Karya Jagakarsa?

Dari Pemprov aja semuanya nanti kan dikasih ke panti

terus ke kita kan kita ini di bawah panti gitu.

5. Menurut anda bagaiman kondisi/ perasaan klien yang

anda ketahui ?

Sudah mandiri kalo Tika si, paling kan suka lupa gitu kalo

ngomong ya mungkin akibat kecelakaan itu si, gak pernah

macem- macem juga disini, baik- baik aja dia.

 

Page 150: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

136

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN STAF

ADMINISTRASI LOKA BINA KARYA

Nama : Yuliah

Umur : 30

Tanggal wawancara : 07 Februari 2019

1. Loka Bina Karya Jagakarsa adalah ?

Merupakan sarana pelayanan kesejahteraan sosial

dibawah naungan Panti Sosial Bina Daksa Budi Bhakti

jadi yang LBK ini dibawah PSBD nah PSBD ini yang

menyelenggarakan bimbingan sosial dan pelatihan

keterampilan kerja bagi penyandang cacat tubuh dan

penyandang masalah kesejahteraan sosial(PMKS) lainya.

Nantinya ini akan dibawah Panti Sosial Bina Netra

(PSBN) sekarang ada tiga LBK, Malaka Kelapa Dua,

sama Jagakarsa ,Psbn Netra Dan Rungu Wicara. Nanti

rencana nya ini mau dibikin sasana kaya panti gitu tapi

belum tau kapan.

2. Di Loka Bina Karya Jagakarsa kegiatanya apa saja ?

Sama sih cuma paling bedanya ada yang bikin keset,

disini kan engga gitu tapi sih sama, ada yang batik, kalo

disini anak anak para WBS ya namanya pada bikin ondel-

ondel gitu nanti diajarin dulu dari sini kan ada

instrukturnya tuh. Ya setiap hari dari jam delapan sampe

jam tiga kalo anak- anaknya kalo kita mah jam lima

selesai pulang. Nah kalo disini itu kan pelatihan ya tapi

 

Page 151: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

137

nanti kalo jumat WBS nya dikasih pengganti tansport lah

gitu. Nanti hasilnya dia bikin kerajinan itu dijual nanti

duitnya dibagi- bagi ya buat mereka juga gitu.

Dibawah PSBN sekarang ada tiga LBK, Malaka Kelapa

Dua, sama Jagakarsa ,PSBN Netra dan Rungu Wicara

3. Dengan pihak mana saja Loka Bina Karya Jagakarsa

berkerjasama?

Gak ada si, kita kan dari Pemprov ya jadi gak ada si yang

kerjasama, paling kalo ada yang beli tapi gak kerjasama

cuma sekedar beli aja gitu. Setau saya sih gak ada kita

kerjasama.

4. Menurut anda bagaiman kondisi/ perasaan klien saat

ini yang anda ketahui ?

Kalo Tika dari awal emang gak bisa apa apa dia kalo

kegiatan juga kan cuma amplas, gulingin kertas, ama

gosok dah palingan kalo kegiatanya lagi pada menjahit

tuh, tapi si dia mah udah mandiri sebenernya kan udah

bisa semuanya makan apa semuanya dia mah sendiri sama

kaya yang lain aja gitu. Baik baik aja sih selama saya

disini dia mah gak gimana- gimana orangnya, emosinya

juga stabil ya kaya normal aja lah gitu. Seneng si kalo

saya liat ya karna emang gak gimana- gimana dia mah gak

pernah nangis atau marah sedih gitu sih di sini mah gak

pernah, apalagi kan sekarang mah udah punya laki udah

ada calon anaknya juga gitu.

 

Page 152: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

138

5. Apa saja faktor penghaambat dalam kegiatan di Loka

Bina Karya Jagakarsa?

Komunikasi maksud dari intruktur gimana yang ditangkap

sama WBS gimana, jadi di tangkep nya beda sama WBS.

Terus palingan, Tidak ada lapangan kerja untuk para

disabilitas mereka lama disini karna kepentok kerjaan,

peluang kerja itukan hambatan karna gak ada jadi mereka

tetep disini. Sama jumlah warga binaan sosial di Loka

Bina Karya Jagakrasa masih sedikit, jadi kalo ada pesanan

dengan jumlah yang banyak kita gak ada yang bikin.

Terus ini apa sulitnya untuk mengajarkan atau

memberikan pelatihan untuk warga binaan sosial yang

baru karena terkadang sulit untuk diberitahu, dan perlu

berkali kali untuk mengarahkanya, Kaya waktu itu si

Farida tuh gitu kita agak sulit. Terus ya itu kita tuh

kurangnya di pemasan, itu aja si paling.

6. Apa saja penghargaan/ pencapaian yang sudah

didapat di Loka Bina Karya Jgakarsa?

Kalo selama saya di sini sih kayanya si gak ada deh,

palingan ya itu aja hasil karyanya mereka, mereka pada

bisa bikin karya gitu keterampilan yang dia punya, kalo

kaya penghargaan atau apa sih gak ada, terus mereka itu

disini anggapnya itu kerja bukan pelatihan jadi mereka

dapet uang kan dapet penghasilan gitu aja si.

 

Page 153: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

139

7. Bagaimana prosedur penerimaan Warga Binaan

Sosial Loka Bina Karya Jagakarsa?

Ada si, jadi nanti didaftar dulu terus kita lapor ke PSBD

nanti di seleksi kaya tahap seleksi gitu, nanti saya kasih

deh bukunya.

8. Apa saja syarat Menjadi Warga Binaan Sosial Loka

Bina Karya Jagakarsa ?

Penyandang disabilitas, warga DKI itu aja sih yang saya

tau kalo persyaratannya, nanti dari situ kita daftarin dulu

ke PSBD.

 

Page 154: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

140

 

Page 155: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

141

 

Page 156: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

142

 

Page 157: TAHAPAN KEDUKAAN ELIZABETH KUBLER ROSS TERHADAP KEMATIAN …

143