tablet isosorbit dinitrat

39
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Salah satu kualitas, obat yang paling mengherankan ialah yang mempunyai beraneka ragam kerja dan efek pada tubuh (Howard,2005). Setiap produk farmasi tertentu merupakan formulasi yang unik tersendiri. Disamping ramuan terapeutik yang aktif, formulasi ini pun masih mengandung sejumlah unsur-unsur nonterapeutik. Banyak obat yang beredar dipasaran dalam bentuk sediaan padat contohnya sediaan tablet, pil, suppositoria dan serbuk. Salah satu sediaan yang kami buat adalah sediaan tablet. Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 (medicafarma,2008). Dalam praktikum ini kami merancang formula tablet yang dikhususkan pada penggunaannya dengan cara diletakan dibawah lidah, tablet ini dinamakan tablet sublingual. Tablet ini bentuknya kecil, pipih, dan oval yang dimaksudkan untuk pemberian pada daerah bukal yang melarut atau tererosi perlahan, oleh karena itu, diformulasi dan dikopresi dengan tekanan yang cukup untuk menghasilkan tablet yang keras. Tablet sublingual ini dibuat untuk pelepasan obat yang dipercepat agar efek farmakologinya dapat langsung dirasakan, salah satu tablet sublingual yang kami rancang adalah tablet isosorbid dinitrat yang diindikasikan untuk pengobatan dan pencegahan angina pektoris. Dengan adanya perkembangan yang pesat

Upload: djsalman

Post on 05-Dec-2015

117 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

Isosorbit Dinitrat

TRANSCRIPT

Page 1: Tablet Isosorbit Dinitrat

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Obat dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dimaksudkan untuk

dipakai dalam diagnosis, mengurangi rasa sakit, mengobati atau mencegah

penyakit pada manusia atau hewan. Salah satu kualitas, obat yang paling

mengherankan ialah yang mempunyai beraneka ragam kerja dan efek pada tubuh

(Howard,2005).

Setiap produk farmasi tertentu merupakan formulasi yang unik tersendiri.

Disamping ramuan terapeutik yang aktif, formulasi ini pun masih mengandung

sejumlah unsur-unsur nonterapeutik. Banyak obat yang beredar dipasaran dalam

bentuk sediaan padat contohnya sediaan tablet, pil, suppositoria dan serbuk. Salah

satu sediaan yang kami buat adalah sediaan tablet.

Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu atau

lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk pipih,

sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode

pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan

die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 (medicafarma,2008).

Dalam praktikum ini kami merancang formula tablet yang dikhususkan

pada penggunaannya dengan cara diletakan dibawah lidah, tablet ini dinamakan

tablet sublingual. Tablet ini bentuknya kecil, pipih, dan oval yang dimaksudkan

untuk pemberian pada daerah bukal yang melarut atau tererosi perlahan, oleh

karena itu, diformulasi dan dikopresi dengan tekanan yang cukup untuk

menghasilkan tablet yang keras.

Tablet sublingual ini dibuat untuk pelepasan obat yang dipercepat agar

efek farmakologinya dapat langsung dirasakan, salah satu tablet sublingual yang

kami rancang adalah tablet isosorbid dinitrat yang diindikasikan untuk pengobatan

dan pencegahan angina pektoris. Dengan adanya perkembangan yang pesat

Page 2: Tablet Isosorbit Dinitrat

terhadap pemakain obat terutama dalam bentuk tablet sehingga kami merancang

formula ini dengan bahan aktif yang kami gunakan adalah isosorbid dinitrat.

I.2 Maksud Dan Tujuan Percobaan

I.1.1 Maksud Percobaan

Untuk mengetahui dan memahami tujuan penggunaan tablet

sublingual khususnya tablet isosorbid dinitrat

I.1.2 Tujuan Percobaan

Agar praktikan dapan mengetahui tujuan penggunaan tablet sublingual

khususnya tablet isosorbid dinitrat

Page 3: Tablet Isosorbit Dinitrat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu

atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk

pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode

pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan

die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 (medicafarma,2008).

II.1.1 Pengertian Tablet Menurut Beberapa Literatur

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetak dalam

bentuk umumnya tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung,

mengandung obat dengan atau tanpa zat pengisi (FN Edisi II,310).

Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa cetak, berbentuk rata atau

cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih

dengan atau tanpa zat tambahan (Ilmu Meracik Obat, 210).

Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat

dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai.

(ansel edisi IV,244)

Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk

tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,

mengndung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan.

(FI III, 6)

Tablet adalah sediaan obat padat takaran tunggal. Sediaan ini dicetak dari

serbuk kering, Kristal atau granulat, umumnya dengan penambahan bahan

pembantu, pada mesin yang sesuai dengan menggunakan takanan tinggi.

Tablet dapat memiliki bentuk silinder, kubus, batang dan cakram, serta bentuk

seperi telur atau peluru (Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, 166).

The tablet is the most frequently prescribed commercial dosage form.

(The art, Science, and Tecnology of Pharmaceutical Compounding, 161)

Page 4: Tablet Isosorbit Dinitrat

Tablets are solid dosage forms containing medicinal substances with or

without suitable diluents (HUSA’A Pharmaceutical Dispensing, 55).

Tablets are used mainly for systemic drug delivery but also for local drug

action (Pharmaceutics the Science of Dosage Form Design, 398).

Tablets may be defined as solid pharmaceutical dosage forms containing drug

substances with or without suitable diluents and prepared by either

compression or molding methods (Remington 20 th, 858).

Gambar bentuk- bentuk tablet dan penanganannya

II.1.2 Tablet Bukal

A. Definisi

1. Tablet ini bentuknya kecil, pipih, dan oval yang dimaksudkan untuk

pemberian pada daerah bukal yang melarut atau tererosi perlahan, oleh

karena itu, diformulasi dan dikopresi dengan tekanan yang cukup untuk

menghasilkan tablet yang keras.

2. Tablet Progesteron diberikan melalui jalur ini. (Rudnic, Edward and

Schwartz, J.B. Oral Solid Dosage Form. In : Gennaro, A.R. Remington’s

Pharmaceutical Science. 18th ed. Mack Publishing Company.

Easton,Pennsylvania.1990. hal. 1634).

Page 5: Tablet Isosorbit Dinitrat

B. Sediaan Bukal

Tablet bukal mengandung sejumlah bahan aktif yang

dikombinasikan dengan bahan tambahan, dimana bahan tambahan yang

penting terdiri atas sorbitol dan lubrikan. Tablet ini memberikan “drug

delivery” yang sangat cepat, dimana level bahan aktif dalam darah dapat

dibandingkan dengan pemberian secara parenteral.

Pemberian melalui bukal sebagian berguna untuk bahan aktif yang

menunjukkan bioavailabilitas yang rendah selama pemberian non

parenteral. Availabilitas yang rendah dapat menyebabkan kelarutan yang

rendah, degradasi oleh enzim atau dirusak oleh asam selama melewati

saluran pencernaan, atau first-pass destruction oleh hati setelah absorpsi

dari saluran pencernaan. Contoh obatnya yaitu : steroid, seperti

estrogen,misalnya estradiol, dan turunannya seperti esternya, misalnya

valerat, cypionat dan propionat, progestins, misalnya, progesteron dan

senyawa yang berhubungan, androgen dan steroid anabolik; propranolol;

hormon-hormon tiroid; sensitif-pH dan protein-protein kecil seperti insulin

and ACTH; fisostigmine; skopolamin; verapamil; dan gallopamil. Juga

memungkinkan untuk memberikan senyawa-senyawa yang mempunyai

bioavailabilitas yang baik secara bukal, tetapi pada umumnya obat-obat

tersebut akan diberikan secara ora untuk kenyamaan.

Pemberian estradiol secara bukal memberikan puncak level darah

yang diikuti penurunan konsentrasinya. Ini adalah jalur alami yang dialami

oleh estradiol dalam tubuh, dan oleh karena itu peningkatan melalui

pemberian secara transdermal, secara relatif akan memberikan level darah

yang konstan. Pemaberian estrogen secara oral seperti estradiol tidak

praktis karena akan mengalami penghancuran di hati tidak lama setelah

diabsorpsi dari saluran pencernaan.

Perlu bagi formulasi bukal untuk kontak dengan mukosa oral

untuk waktu yang cukup agar obat bisa diabsorpsi. Jika formulasinya “falls

Page 6: Tablet Isosorbit Dinitrat

apart” terlalu cepat, bahan aktif akan tertelan, sehingga obat yang sampai

tidak cukup, tetapi jika formulasinya tidak “falls apart” dengan cukup cepat

maka pasien akan kesulitan, karena pasien tidak dapat makan atau minum

selama menggunakan sediaan bukal. Formulasi bukal sebaiknya

mempunyai ukuran yang kecil untuk menghindari ketidaknyamanan pasien,

dan diinginkan formulasi sebisa mungkin larut dalam saliva sehingga

ketidaknyamanan dari partikel berpasir yang tidak larut di mulut dapat

dihindari.

Komposisi tablet bukal untuk pemberian obat mengandung bahan-

bahan penting: kira-kira 1 sampai 20% dari berat bahan terlarut, polimer

adesif yang dapat diterima secara farmasetikal; bahan tambahan tablet yang

dapat dikompresi secara langsung; dan sejumlah bahan obat yang berguna

secara terapi. Komposisi tablet bukal misalnya bisa mengandung kira-kira

sampai 10 % (kira-kira 1-10%) penghancur. Komposisi tablet bukal untuk

pemberian estrogen, mengandung kira-kira 2-10% bahan adesif polimer,

seperti carbomer 934 P; dan penghancur tablet sampai kira-kira 6%, seperti

crospovidon; gula yang dapat dikompresi dan kira-kira 50 mikrogram

sampai 2 g estradiol. Formulasi bukal dapat mengandung bahan-bahan

incidental, seperti lubrikan, bahan pewarna dan bahan pengaroma.

Bahan adesif polimer yang dapat diterima secara farmasetikal

digunakan untuk memberikan sifat basah untuk formulasi bukal sehingga

sediaannya dapat tetap pada tempatnya selama pemberian. Sejumlah bahan

adesif dalam formulasi kira-kira 1-20%, tetapi lebih dipilih 2-10%.

Penggunaannya yang kurang dari 1% bisa menghasilkan sifat adesif yang

tidak cukup atau formulasi yang “falling apart” yang terlalu cepat,

sebaliknya jika berlebihan menyebabkan formulasi tersebut tinggal lebih

lama daripada yang diinginkan. Bahan adesif akan lengket ketika lembab

tetapi tidak ketika kering, untuk kenyamanan pada saat penanganan.

Page 7: Tablet Isosorbit Dinitrat

Sejumlah bahan adesif dapat digunakan secara umum untuk meningkatkan

kelarutan dari bahan aktif.

Salah satu kelompok bahan adesif polimer yang ber-BM tinggi

dari asam akrilat dikenal dengan karbomer. Berat molekulnya 450,000

sampai 4,000,000 berguna, terutama dengan BM 3,000,000 (misalnya

carbomer 934 P.). Bahan adesif ini digunakan dalam jumlah kecil untuk

memberikan karakteristik adesif yang diinginkan pada formulasi, yang

berguna karena jumlah bahan adesif yang besar dapat menghalangi disolusi

dari bahan aktif. Polimer hidrofilik lain yang bisa digunakan adalah

polimer hidrofilik yang mengandung sebagian (87-89%) polivinilalkohol

terhidrolasi ( BM 10,000 sampai 125,000, lebih dipilih 11,000 to 31,000),

polietilen oxida (mBM kira-kira 100,000 sampai 5,000,000, lebih dipilih

BM 400,000) dan poliakrilat. Hidroksipropil metilselulosa yang

mempunyai BM 13,000 sampai 140,000 dan hidroksipropil selulosa yang

mempunyai BM 60,000 sampai 1,000,000 juga merupakan bahan adesif

yang berguna. Istilah “soluble” digunakan sebagai indikasi bahwa

bahannya larut dalam air atau saliva.

a. Jenis Jenis Tablet

- Tablet kompresi

- Tablet kompresi ganda

- Tablet salut gula

- Tablet diwarnai coklat

- Tablet salut selaput

- Tablet Salut enteric

- Tablet sublingual atau bukal

- Tablet kunyah

- Tablet effer vescent

- Tablet triturate

- Tablet hipodermik

Page 8: Tablet Isosorbit Dinitrat

- Tablet pembagi

- Tablet penglepas terkendali

(ANSEL Edisi IV, 244)

* Jenis-jenis tablet

- Tablet Bukal

- Tablet Sublingual

- Tablet Implantasi

(Moh. Anief.2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University)

* Jenis-jenis tablet

- Tablet peroral

- Tablet Oral

- Tablet parenteral

- Tablet untuk penggunaan luar

(Anonim. 1994.Buku pelajaran TEKFAR. Gajah mada University)

* Jenis-jenis tablet

- Tablet cetak

- Tablet triturate

- Tablet bukal

- Tablet effervescent

(Anonim. Farmakope IV. 1995)

Penggolongan tablet dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Tablet Implantasi adalah tablet yang pemakaiannya dengan cara

menanamkannya dalam jaringan bawah kulit. Contoh: tablet hormon.

b. Tablet Effervescent adalah tablet yang penggunaannya dilarutkan

terlebih dahulu dalam air kemudian diminum. Didalam tablet selain zat

aktif juga mengandung campuran asam (asam sitrat, asam tartrat) dan

natrium bikarbonat yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan

karbondioksida. Contoh: tablet Calsium D Redokson (CDR).

Page 9: Tablet Isosorbit Dinitrat

c. Tablet Vagina adalah tablet yang pemakaiannya melalui vagina, bentuk

pipih, oval dengan salah satu ujungnya kecil. Contoh: sulfasetamid,

nistatin.

d. Tablet Sublingual adalah tablet yang penggunaannya diletakkan di

bawah lidah. Tablet ini melarut dengan cepat dan bahan-bahannya cepat

diabsorbsi. Contoh: tablet isosorbid dinitrat.

e. Tablet hisap adalah tablet yang dimaksudkan untuk pengobatan iritasi

lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan yang ditujukan untuk absorbsi

sistemik setelah ditelan. Contoh: tablet Vitamin C.

f. Tablet kunyah adalah tablet yang dimaksudkan untuk dikunyah, member

residu dengan rasa enak dalam rongga mulut, mudah ditelan dan tidak

meninggalkan rasa pahit atau tidak enak. Contoh: tablet antasida.

g. Tablet Hipodermik adalah tablet yang mudah larut dalam air digunakan

sebagai injeksi untuk disuntikkan di bawah kulit.

Zat tambahan yang dapat digunakan untuk formulasi tablet

a) Zat pengisi, yaitu untuk memperbesar volume tablet. Biasanya yang

digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii Phoshas, Calcii

Carbonas dan zat lain yang dikocok.

b) Zat pengikat, yaitu agar tablet tidak pecah atau retak, dapat merekat.

Biasanya yang digunakan adalah Mucilago Gummi Arabici 10-20%,

Solutio Methyl-cellulosum 5%.

c) Zat penghancur, yaitu agar tablet dapat hancur dalam perut. Biasanya

yang digunakan Amylum Manihot kering, Gelatinum, Agar-agar,

Natrium Alginat.

d) Zat pelicin, yaitu agar tablet tidak lekat pada cetakan. Biasanya yang

digunakan Talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum Stearinicum. Dalam

pembuatan tablet, zat berkhasiat, zat-zat lain kecuali pelicin dibuat

granul (butiran kasar), karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan

Page 10: Tablet Isosorbit Dinitrat

tablet dengan baik maka dibuat granul agar mudah mengalir mengisi

cetakan serta menjaga agar tablet tidak retak (Anief, 1994).

b. Keuntungan dan kerugian tablet

1. Keuntungan Tablet

1. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan

kemampuan terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan

ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah.

2. Tablet merupakan bentuk sediaan yang ongkos pembuatannya paling

rendah.

3. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling ringan dan paling

kompak.

4. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah dan murah

untuk dikemas serta dikirim.

5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah;

tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan

permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul.

6. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal di

tenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah atau

hancurnya tablet tidak segera terjadi.

7. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil penglepasan khusus, seperti

penglepasan di usus atau produk lepas lambat.

8. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk di

produksi secara besar-besaran.

9. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran

kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik.

2. Kerugian Tablet

1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak,

tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat

jenis.

Page 11: Tablet Isosorbit Dinitrat

2. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukupan atau

tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap

kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi

dan dipabrikasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan

bioavabilitas obat cukup.

3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan

atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu

pengapsulan atau penyelubungan dulu sebelum dikempa ( bila mungkin)

atau memerlukan penyalutan dulu.

c. Sifat dan pengujian tablet

1. Sifat Tablet

1. Harus merupakan produk menarik ( bagus dilihat) yang mempunyai

identitasnya sendiri serta bebas dari serpihan, keretakan, pelunturan

atau pemucatan, kontaminasi, dll.

2. Harus mampu menahan guncangan mekanik selama produksi,

pengepakan.

3. Harus mempunyai kestabilan kimia dan fisika untuk

mempertahankan kelengkapan fisiknya sepanjang waktu.

Dari segi lain :

a. Harus dapat melepas zat berkhasiat dalam tubuh dengan cara

yang dapat diramalkan serta tetap atau dapat diulang.

b. Harus stabil secara kimia sepanjang waktu sehingga tidak

memungkinkan terjadi pemalsuan atau penurunan mutu zat

berkhasiat.

2. Pengujian Tablet

a. Uji keseragaman bobot

Tablet harus memenuhi uji keseragaman bobot. Keseragaman

bobot ini ditetapkan untuk menjamin keseragaman bobot tiap tablet

yang dibuat. Tablet- tablet yang bobotnya seragam diharapkan akan

Page 12: Tablet Isosorbit Dinitrat

memiliki kandungan bahan obat yang sama, sehingga akan

mempunyai efek terapi yang sama. Keseragaman bobot dapat

ditetapkan sebagai berikut: ditimbang 20 tablet, lalu dihitung bobot

rata-rata tiap tablet. Kemudian timbang tablet satu persatu, tidak boleh

lebih dari 2 tablet bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih

besar dari yang ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh satu tablet

pun bobotnya menyimpang dari bobot ratarata lebih besar dari yang

ditetapkan pada kolom B. Jika perlu gunakan 10 tablet yang lain dan

tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot

rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B (Dirjen

POM, 1995):

Tabel 1: Penyimpangan bobot rata-rata

Bobot rata-rata

Penyimpangan bobot rata-rata

A B

25 mg atau kurang 15% 30%

26 mg sampai dengan 150 mg 10% 20 %

151 mg sampai dengan 300 mg 7,5 % 15 %

Lebih dari 300 mg 5 % 10%

b. Uji kekerasan

Ketahanan tablet terhadap goncangan pada waktu

pembuatan, pengepakan dan distribusi bergantung pada kekerasan

tablet. Kekerasan dinyatakan dalam satuan kg dari tenaga yang

diperlukan untuk memecahkan tablet. Alat yang digunakan untuk

uji ini adalah hardness tester, alat ini diharapkan dapat mengukur

berat yang diperlukan untuk memecahkan tablet. Persyaratan

kekerasan tablet umumnya berkisar 4-8 kg, bobot tersebut dianggap

Page 13: Tablet Isosorbit Dinitrat

sebagai batas minimum untuk menghasilkan tablet yang

memuaskan (Soekemi, A. R., 1987).

c. Uji keregasan

Kekerasan tablet bukanlah indikator yang mutlak dari

kekuatan tablet.

Cara lain untuk menentukan kekuatan tablet ialah dengan mengukur

keregasannya. Gesekan dan goncangan merupakan penyebab tablet

menjadi hancur. Untuk menguji keregasan tablet digunakan alat

roche friabilator. Sebelum tablet dimasukkan kedalam alat

friabilator, tablet ditimbang terlebih dahulu. Kemudiann tablet

dimasukkan kedalam alat, lalu alat dioperasikan selama 4 menit

atau 100 kali putaran. Tablet ditimbang kembali dan dibandingkan

dengan berat mula-mula. Selisih berat dihitung sebagai keregasan

tablet. Persyaratan keregasan harus lebih kecil dari 0,8% (Ansel,

H.C., 1989).

d. Uji waktu hancur

Agar bahan obat dapat secara utuh diserap pada sistem

pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan bahan obat

kecairan tubuh. Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan oleh

tablet untuk menjadi partikel-partikel kecil. Tablet biasanya

diformulasikan dengan bahan pengembang yang menyebabkan

tablet hancur didalam air atau cairan lambung (Soekemi, A. R.,

1987).

II.1.3 Granulasi

Granulasi adalah pembentukan partikel-partikel besar dengan

mekanisme pengikatan tertentu. Granul dapat diproses lebih lanjut menjadi

bentuk sediaan granul terbagi, kapsul, maupun tablet. Berbagai proses

granulasi telah dikembangkan, dari metode konvensional seperti slugging dan

Page 14: Tablet Isosorbit Dinitrat

granulasi dengan bahan pengikat musilago amili hingga embentukan granul

dengan peralatan terkini seperti spray dry dan freeze dry.

Granulasi peleburan atau hot melt granulation merupakan metode

pembentukan dispersi padat berbentuk granulat dengan bahan pengikat yang

melebur di atas suhu kamar. Granulasi peleburan ini dapat digunakan untuk

membentuk granul dengan bahan pengikat hidrofob seperti lemak dan wax

dengan tujuan penyalutan dan/ atau Pembentukan matriks sediaan pelepasan

dimodifikasi (modified release drug).

Keunggulan dari granulasi peleburan ini adalah : tidak membutuhkan

bahan pelarut, tidak memerlukan proses pengeringan, dan prosesnya

berlangsung cepat serta bersih.Tablet adalah bentuk sediaan yang paling

banyak beredar karena secara fisik stabil, mudah dibuat, lebih menjamin

kestabilan bahan aktif dibandingkan bentuk cair, mudah dikemas, praktis,

mudah digunakan, homogen, dan reprodusibel. Massa tablet harus mengalir

dengan lancar agar dapat menjamin homogenitas dan reprodusibilitas Sediaan

dan harus dapat terkompresi dengan baik agar diperoleh tablet yang kuat,

kompak, dan stabil selama penyimpanan dan distribusi. Metode granulasi

banyak dipilih dengan tujuan memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas

massa tablet.

Page 15: Tablet Isosorbit Dinitrat

1. Metode Granulasi

Metoda granulasi dapat dibagi dalam dua tipe : metoda basah yang

menggunakan suatu cairan dalam pemprosesan dan metoda kering dimana

tidak ada cairan yang digunakan. Dalam satu formulasi yang baik

diperlukan bahan penambah yang berbeda-beda sesuai kebutuhan kepada

bahan obat atau bahan aktif. Penggunaan tipe ini adalah cairan pengencer,

untuk memproduksi satu unit dosis seberat ukuran yang sesuai dan bahan

pembantu desintegrasi untuk menghancurkan granul dalam suatu media

cair, seperti pada pencernaan pasien/penderita. Sifat adhesi didalam

bentuk serbuk kering dapat juga ditambah, digunakan terutama untuk

granulasi kering. Bahan berkhasiat atau aktif akan dicampur sebelum

granulasi.

Granulasi kering metoda granulasi kering, partikel serbuk

digabungkan dengan penggunaan tekanan tinggi. Disini ada dua proses

utama; pertama diproduksi suatu tablet besar (dike nal dengan ‘slug‟)

dalam suatu tekanan proses pencetakan yang cukut kuat (proses ini

dikenal dengan ‘slugging‟) atau kedua ditekan/dicetak antara dua

gulungan („rollers‟) untuk memproduksi suatu material plat („roller

compaction‟ = plat yang liat & padat). Kedua kasus ini dipecahkan lagi

menggunakan suatu teknik penggilingan yang sesuai untuk memproduksi

bahan granul yang biasanya diayak untuk dibagi mengikut fraksi ukuran

yang dikehendaki. Material halus yang tidak digunakan dapat diulangi

proses tersebut untuk menghindari pemborosan. Metoda kering ini dapat

digunakan untuk obat-obat yang tidak bagus dicetak setelah granulasi

basah atau bahan khasiat yang sensitif terhadap kelembaban dan atau

mudah teroksidasi.

Granulasi basah membutuhkan massa serbuk yang dicampur

dengan suatu pelarut atau larutan. Penggunaan pelarut harus mudah

menguap, agar supaya dapat dibe-basakan dengan pengeringan, dan tidak

Page 16: Tablet Isosorbit Dinitrat

beracun. Tipe pelarut biasanya air, etanol dan isopropanol, apakah

digunakan satu pelarut ataupun dalam bentuk kombinasi nya.

Pelarutdapat digunakan sendiri/tunggal atau dia dapat berisikan suatu

larutan pe rekat (juga diberikan sebagai bahan penyatuan atau pengikat)

yang digunakan agar supaya partikel-partikel satu sama lainnya

menyatu/melekat („particle adhesion‟).

Suatu kerugian penggunaan air sebagai pelarut adalah bahwa air

dapat memberikan pengaruh terhadap stabilitas obat atau bahan

berkhasiat, menyebabkan hidrolisa yang merugikan produk dan air

membutuhkan waktu pengeringan yang lama di bandingkan dengan

pelarut-pelarut organik. Keuntungan primer air adalah tidak mudah

terbakar yang berarti bahwa pemeliharaan keamanan yang mahal seperti

pengaman tahan api tidak begitu diperlukan. Pelarut organik digunakan

bila bahan obat sensitif terhadap air, sebagai alternatif dari granulasi

kering. Di dalam metoda granulasi basah secara tradisional massa basah

dikerjakan melalui ayakan untuk memproduksi granul-granul basah yang

kemudian dikeringkan. Selanjutnya pengayakan memecah gumpalan-

gumpalan granul dan memisahkan material halus („fines‟) yang dapat

diulangi untuk diproses lagi. Untuk pembuatan granulat, bahan pelekat

menggunakan pelarut ber-air, yang memiliki sifat melekat atau perekat,

seperti larutan gelatin (2 – 5%), perekat pati (5 – 20%), lendir gom arab

(10 – 15%) dan sirop gula (50 – 66%), juga lendir selulosa eter (1 – 6%),

lendir ultra amilo pektin (uap) yang didispersikan dengan sedikit etanol

kemudian di tambahkan ke dalam air hangat. Polivinil-pirolidon (pvp)

dalam larutan 0,5 – 3%. Lendir alginat dan lendir pati lainnya.

2. Mekanisme ikatan partikel granul

Pembentukan granul, ikatan harus dibentuk antara partikel serbuk,

maka granul-granul melekat dan ikatannya harus kuat untuk menghindari

Page 17: Tablet Isosorbit Dinitrat

pemisahan granul untuk diproses lebih lanjut, ikatan primer antar par tikel

adalah sbb.:

1. Tenaga kohesi dan adhesi di dalam lapisan cairan tidak bergerak;

2. Tenaga antar permukaan di dalam lapisan cairan bergerak;

3. Jembatan padat

4. Tenaga tarik menarik antar partikel-partikel padat

5. Ikatan saling mengisi. Selama granulasi basah cairan ditam bahkan

pada campuran serbuk dan akan didistribusikan sebagai lapisan/ film

disekeliling dan antar partikel- partikel. “pendular”, partikel, adhesi,

resapan hidrostatik, tenaga permukaan dalam cairan-udara dan jembatan

cairan. “kapiler” dengan resapan kapiler par tikel berpegangan penuh.

“funikular” antara pendular dan kapiler. “droplet” tingkatan “spray-

drying” suatu suspensi.

Mekanisme pembentukan granul metoda kering, adhesi partikel

mengambil tempat karena penggunaan tekanan. Kekompakan menjadi

partikel besar, ukuran dicapai dengan penghalusan dan pengayakan.

Metoda basah, penambahan cairan pada serbuk kering terdistribusi

melalui mekanisme agitator dalam granulator. Sehingga partikel makin

banyak melekat. Setiap alat yang digunakan akan berbeda, diba wah ini

contoh alat granulator panci. “pembentukan bola kecil” kontak partikel

dan adhesi dg jembat an cairan. Membentuk pendular, agitasi

mengompakan badan pendular ke kapiler membentuk bola kecil dan

granul berkembang. “transisi” bola kecil berkembang dengang dua meka

nisme; pertama partikel tunggal ditambahkan pada bola kecil oleh

jembatan pendular atau dua banyak bola kecil dapat berkombinasi,

kombinasi akan dibentuk kembali oleh agitasi. “perkembangan bola”

granul-granul menjadi sferis, besar dan rata-rata ukuran partikel granul

meningkat dengan waktu. Maka terjadi perpaduan (koalesen) granul

Page 18: Tablet Isosorbit Dinitrat

makin besar. Dalam pencampur „plane tary‟ dapat diatur derajat besarnya

granul dengan mekanisme seperti gambar.

3. Evaluasi Granul

Parameter yang diamati adalah :uji homogenitas, uji sifat alir, uji

kompresibilitas granul, dan uji distribusi ukuran granul.

a. Uji Sifat Alir (Aulton, 1988;Liebermann & Lachman, 1986)

Granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong dibuka

sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul

dicatat dan sudut diamnya dihitung dengan mengukur diameter dan tinggi

tumpukan granul yang keluar dari mulut corong. Waktu alir dipersyaratkan

dengan sudut diam tidak lebih dari 30 derajat.

b. Uji Kompresibilitas (Aulton, 1988,FI IV 1995)

Timbang 100 g granul masukkan ke dalam gelas ukur dan dicatat

volumenya, kemudian granul dimampatkan sebanyak 500 kali ketukan

dengan alat uji, catat volume uji sebelum dimampatkan (Vo) dan volume

setelah dimampatkan dengan pengetukan 500 kali (V).

Page 19: Tablet Isosorbit Dinitrat

Perhitungan : I = V0 –V/ V0 x 100%

Keterangan : I = indeks kompresibilitas

(%); Vo = volume granul sebelum dimampatkan mL

V = volume granul setelah dimampatkan (mL).

Syarat : tidak lebih dari 20%.

c. Uji Kerapuhan Granul

Kerapuhan granul yaitu gambaran stabilitas fisis granul. Dapat diamati

lewat ketahanannya terhadap adanya getaran dengan menempatkannya di

atas ayakan bertingkat yang digetarkan. Persentase kerapuhan granul

Ampisilin adalah 79,65 %.

d. Uji Daya Serap Granul

Daya serap granul berpengaruh pada waktu hancur tablet. Faktor yang

mempengaruhi penetrasi adalah porositas tablet dimana tergantung

kompressi dan kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai.

Bahan penghancur mulai berfungsi diantaranya melalui proses

pengembangan, reaksi kimia maupun secara enzimatis setelah air masuk ke

dalam tablet (Boyland, 2002).

e. Uji Waktu Alir

Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir dari sejumlah

granul melalui lubang corong yang diukur adalah sejumlah zat yang

mengalir dalam suatu waktu tertentu. Untuk 100 g granul waktu alirnya

tidak boleh lebih dari 10 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap

keseragaman bobot tablet. Kecepatan alir granul Ampisilin adalah 25 g/8,8

detik.Pengempaan tablet.

f. Uji Kompaktibilitas

Untuk mengetahui kemampuan granul untuk saling melekat menjadi massa

yang kompak, digunakan mesin tablet single punchdengan berbagai

tekanan. Kompaktibilitas digambarkan oleh kekerasan tablet yang

dihasilkan.

Page 20: Tablet Isosorbit Dinitrat

II.2 Rancangan Formula

R/ Isosorbid Dinitrat 10 mg

Metil selulosa 5%

Pati singkong 10%

Laktosa 20%

Magnesium stearat 4%

Talk 8%

Pati singkong 10%

II.3 Alasan Penambahan

II.3.1 Alasan Formulasi

Isosorbid dinitrat diindikasikan untuk pengobatan dan pencegahan

angina pektoris data uji klinik menunjukan bahwa pemerian isosorbid dinitrat

bentuk sublingual pelepasan secara cepat dan pelepasan terkontrol efektif

dalam memperbaiki toleransi latihan pada pasien dengan angina pektoris, jika

dosis tunggal isosorbid dinitrat sublingual (5 mg) diberikan, secara profilaktik

pada pasien dengan angina pektoris pada berbagai uji klinik, maka waktu

timbulnya nyeri dada atau letih setelah latihan.

Isosorbid dinitrat dikontraindikasikan pada pasien yang menunjukan

hipersensitivitas atau iodisinkrasi terhadap nitrat atau nitrit.

Efek samping isosorbid dinitrat sakit kepala dan hipotensi merupakan

efek samping yang tergantung dosis, sakit kepala merupakan efek samping

yang paling banyak timbul dapat bersifat berat dan menetap. Frekuensinya

kira-kira 25% vasodilatasi kulit dan muka merah, dapat timbul sakit kepala

dan rasa lemah, maupun tanda-tanda iskemia otak akibat hipotensi ortostatis

kadang-kadang dapat timbul (2-36%).

Page 21: Tablet Isosorbit Dinitrat

II.3.2 Alasan Penggunaan Bahan

1. Metil Selulosa

Metil selulosa biasa digunakan 1-5% larutan air, larutan 5% menghasilkan

kekerasa yang sama dengan musilago amili. Metil selulosa dapat digunakan

sebagai pengikat yang baik untuk excipient laktosa (Handbook of

pharmaceutical granulation technology,2005).

2. Pati singkong

Pati singkong merupakan bahan penghancur yaitu bahan yang dapat

membantu penghancuran, akan membantu memecah atau menghancurkan

tablet setelah pemberian, sehingga mudah diabsorbsi. (pengantar bentuk

sediaan farmasi,277).

3. Laktosa

Laktosa digunakan dalam granul tablet sebagai pengisi pada konsentrasi 10-

20%, laktosa digunakan sebagai pemanis sekaligus pengisi (excipient, 627).

Keunggulan laktosa: laktosa biasanya menunjukan kecepatan pelepasan zat

aktif dengan baik , mudah dikerigkan dan tidak peka terhadap variasi

moderat dalam kekerasan tablet pada pengempaan, harga laktosa lebuh

murah dari pada banyak pengisian lainnya (lacman,1994).

4. Magnesium stearat

Pemilihan magnesium stearat sebagai lubrikan harus dikombinasikan dengan

bahan lain karena magnesium stearat bersifat baik sebagai lubrikan dan

antiadheren tapi kurang baik sebagai glidan, magnesium stearat sebaga

lubrikan konsentrasinya 0,5-5% tapi apabila dikombinasikan maka

kombinasinya tidak boleh lebih dari 5% karena sifatna hidrifilik.

(Handbook of pharmaceutical granulation technology, 2005).

5. Talk

Pemilihan talk sebagai glidan adalah karena talk merupakan glidan yang

baik dan dapat dikombiasikan dengan magnesium stearat untuk memperbaiki

Page 22: Tablet Isosorbit Dinitrat

sifat aliran dari granul. Konsentrasi talk sebagai glidan 1-10% (Handbook of

pharmaceutical granulation technology, 2005).

II.4 Uraian Bahan

1. Isosorbid dinitrat (FI IV, 479)

Nama resmi : isosorbid dinitratis

Nama lain : isosorbid dinitrat

Rm/Bm : C6H8N2O8

Pemerian : putih atau hampir putih, bubuk Kristal

Kelarutan : sangat sedikit larut dalam air, sedikit larut dalam

alkohol, sangat larut dalam aseton dan mudah larut

dalam kloroform.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : sebagai zat aktif

Incompatibilitas : sodium klorida dan glukosa

Stabilitas : isosorbid dinitrat disimpan dibawah kondisi yang

sama dalam botol kaca atau polietilen.

Konsentrasi : 5 mg-10 mg

2. Pati singkong (FI III,93)

Nama resmi : amylum manihot

Nama lain : pati singkong

Pemerian : serbuk halus, kadang-kadang berupa gumpalan kecil,

putih, tidak berbau, dan tidak terasa.

Kelarutan : praktis tidak larut dalam air dingin dan dalam etanol

(95%) P.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering.

Kegunaan : zat tambahan sebagai penghancur

Konsentrasi : 3-25%

Page 23: Tablet Isosorbit Dinitrat

3. Metil selulosa (excipient, 646)

Nama resmi : methylselulosum

Nama lain : metil selulosa

Pemerian : serbuk berserat atau granul, berwarna putih, suspensi

dalam air bereaksi netral terhadap lakmus P,

mengembang dalam air dan membentuk suspensi yang

jernih hingga opolesen kental koloidal.

Kelarutan : tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam

kloroform, larut dalam asam asetat glosial dan dalam

campuran volume sama etanol dan kloroform.

Stabilitas : metil selulosa stabil meskipun sedikit higroskopik,

harus disimpan dalam kedap udara. Wadah ditempat

yang sejuk dan kering, metil selulosa stabil untuk

alkali dan encer pada pH 3-11 pada suhu kamar dan

pada pH kurang dar 3.

Incompatibilitas : metil selulosa kompatibel dengan hidroklorida

aminocrine, chlocrasol merkuri, klorida, fenol,

resorsinol tonnic, asam perak nitrat, cetylphridimum

klorida, P-hidroksibenzoat, asam P-aminobenzoic

acid, methylparaben, prifil paraben dan buthylparaben.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : zat tambahan sebagai pengikat

Konsentrasi : 0,25-5%

4. Magnesium stearat ( excipiant, 764)

Nama resmi : magnesi stearat

Nama lain : magnesium stearat

RM/BM : C36H70MgO4 – 591,25

Pemerian : serbuk halus putih dan mudah melekat bau lemah khas

Page 24: Tablet Isosorbit Dinitrat

Kelarutan : praktis tidak laruut dalam air, dalam etanol (95%) dan

dalam eter.

Stabilitas : magnesium stearat disimpan dalam wadah tertutup

baik dan ditempat sejuk dan kering.

Incompatibilitas : kompatibel dengan asam kuat, alkali dan garam besi.

Menghindari pencampuran dengan bahan pengoksidasi

kuat, magnesium stearat tidak dapat digunakan pada

produk yang megandung aspirin, vitamin dan alkaloid.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : zat tambahan sebagai lubrikan

Konsentrasi : 0,25-5%

5. Laktosa (FI III,338)

Nama resmi : laktosum

Nama lain : laktosa

RM/BM : C2H22O11.H2O

Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) praktis tidak

larut dalam kloroform dan dalam eter.

Stabilitas : pertumbuhan jamur dapat terjadi dapat kondisi lembab

(kelembaban relative diatas 80%) laktosa dapat

menghasilkan warna coklat, pada penyimpanan dalam

keadaan lembab reaksi ini dapat dipercepat. Kemudian

dari laktosa yang berbeda dapat bervariasi dan

evaluasi warnanya penting. Khususnya apabila tabet

putih diformulasikan kestailan warna dari berbagai

laktosa.

Incompatibilitas : reaksi kondensasi maylard terjadi antara laktosa dan

Page 25: Tablet Isosorbit Dinitrat

senyawa gugus amina primer membentuk warna coklat

interaksi maylard yang terjadi antara laktosa dan

amina yang terjadi antara laktosa dan amina sekunder

namun reaksi dihentikan dengan pembentukan amina

dan tidak membentuk warna kulit kecoklatan laktosa

yang tidak sesuai dengan amino antihistamin.

Kegunaan : zat tambahan sebagai pengisi

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

6. Talk (FI III,1995)

Nama resmi : talkum

Nama lain : talk

Pemerian : serbuk hablur, licin mudah melekat pada kulit, bebas

dari butiran warna putih atau kelabu.

Kelarutan : tidak larut dalam hampir semua pelarut

Stabilitas : tidak merupakan bahan yang stabil dan dapat

disterilkan dengan pemanasan pada suhu 160ºc selama

≤ 1 jam talk juga dapat disterilkan oleh paparan etilen

oksida atau radiasi gamma.

Incompatibilitas : kompatibel dengan senyawa surfaktan

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : zat tambahan sebagai glidan

Konsentrasi : 1-10%

Page 26: Tablet Isosorbit Dinitrat

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat Yang Digunakan

1. Alu

2. Lumpang

3. Gelas ukur (pirex)

4. Piknometer (pirex)

5. Sendok tanduk

6. Cawan porselin

7. Punc

8. Die

9. Neraca analitik

10. Corong pisah

11. Open

12. Sudip

III.2 Bahan Yang Digunakan

1. Parafin cair

2. Isosorbid dinitrat

3. Metil selulosa

4. Laktosa

5. Pati singkong

6. Magnesium stearat

7. Talcum

8. Kertas perkamen

9. Kertas roti

10. Tissue

Page 27: Tablet Isosorbit Dinitrat

III.3 Perhitungan Bahan

Granulasi kering

Bobot tablet = 1 tablet mengandung 10 mg zat aktif dan 20 mg excipient

Bobot tablet = 30 mg

Penimbangan

1) Fase dalam

Isosorbid dinitrat 10 mg

Metil selulosa 5% = 5/100 x 30 mg = 1,5 mg

Pati singkong 10% = 10/100 x 30 mg = 3 mg

Laktosa 20% = 20/100 x 30 mg = 6 mg

2) Fase luar

Magnesium stearat 2% = 2/100 x 30 mg = 0,6 mg

Talcum 4% = 4/100 x 30 mg = 1,2 mg

Pati singkong 5% =5/100 x 30 mg = 1,5 mg

Jumlah tablet yang akan diproduksi adalah 100 tablet

1) Fase dalam

Isosorbid dinitrat = 10 mg x 100 tablet = 1000 mg = 1 g

Metil selulosa = 1,5 mg x 100 tablet = 1500 mg = 1,5 g

Pati singkong = 3 mg x 100 tablet = 300 mg = 0,3 g

Laktosa = 6 mg x 100 tablet = 600 mg = 0,6 g

∑= 2,05 g

2) Fase luar

Magnesium stearat = 0,6 mg x 100 tablet = 60 mg = 0,06 g

Talk = 1,2 mg x 100 tablet = 120 mg = 0,12 g

Total slug = 180 g

180 g / 2,05 g x 100 tablet = 88 tablet

Page 28: Tablet Isosorbit Dinitrat

Fase luar berubah menjadi

Magnesium stearat = 2 / 92 x 1,80 g = 0,0391

Talk = 4 / 92 x 1,80 g = 0,0782

Pati singkong = 5 / 92 x 1,80 g = 0,0978

∑= 0,215 g

Totak masa cetak = bobot fase dalam + bobot fase luar

= 1,80 g + 0,215 g

= 2,015 g

Bobot tablet = 2,015 g / 88 tablet

= 0,023 g

= 23 tablet

III.4 Perhitungan Dosis

DM = 2,5 mg / 5 mg

Rumus diling = n / 20 x dosis dewasa

1. Untum umur 12 tahun

Sekali = 13 / 20 x 2,5 mg = 1,6 mg

Sehari = 13 / 20 x 5 mg = 3,25 mg

Sekali = 1 x 1,6 mg = 1,6 mg < 2,5 mg

Sehari = 1 x 3,25 mg = 3,25 mg < 5 mg

Perbaandingan :

Sekali =1,6 / 2,5 x 100% = 64 % TOD

Sehari = 3,25 / 5 x 100% = 65%

2. Untuk umur 20 tahun

Sekali = 20 /20 x 2,5 mg = 2,5 mg

Sehari = 20 / 20 x 5 mg = 5 mg

Sekali = 1 x 2,5 mg = 2,5 mg

Sehari = 1 x 5 mg = 5 mg

Page 29: Tablet Isosorbit Dinitrat

Perbandingan :

Sekali = 2,5 / 2,5 x 100% = 100 % TOD

Sehari = 5 / 5 x 100% = 100 % TOD

3. Untuk umur 21 tahun

Sekali = 21 / 24 x 2,5 mg = 2,2 mg <2,5 mg

Sehari = 21 / 24 x 5 mg = 4,4 mg < 5 mg

Sekali = 1 x 2,2 mg = 2,2 mg < 2,5 mg TOD

Sehari = 1 x 4,4 mg = 4,4 mg < 5 mg TOD

Perbandingan :

Sekali = 2,2 /2,5 x 100 % = 88 %

Sehari = 4,4 / 5 x 100 % = 88 %

III.5 Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

2. Dibersihkan alat yang akan digunakan

3. Dihitung semua bahan

4. Ditimbang bahan sesuai perhitungan bahan

5. Digerus zat aktif isosorbid dinitrat sebanyak 10 mg dalam lumpang hingga

halus.

6. Ditimbang zat pengisi yaitu laktosa sebanyak 6 mg di gerus hingg halus dan

homogen.

7. Ditambahkan zat penghancur pati singkong sebanyak 3 mg kemudian digerus

hingga halus dab homogen.

8. Ditambahkan zat pengikat metil selulosa sebanyak 1,5 mg dan digerus hingga

halus dan homogen.

9. Dicampurkan semua bahan hingga homogen.

10. Dibuat campuran slug menggunakan punch dengan diameter besar dan tekanan

yang tinggi.

11. Digiling slug yang terbentuk kasar dan diayak dengan ayakan No mesh 6.

12. Dilakukan evaluasi granul hingga diperoleh hasil memenuhi syarat.

Page 30: Tablet Isosorbit Dinitrat

13. Ditimbang granul dan dilakukan perhitungan jumlah ditambahkan fase luar.

14. Dicampur sisa fase luar dengan granul yang memnuhi syarat.

15. Dicetak dengan punch sesuai bobot yang diiginkan.

16. Dilakukan evaluasi tablet.

Page 31: Tablet Isosorbit Dinitrat

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

IV.2 Pembahasan

Tablet adalah Bentuk sediaan padat farmasetik yang mengandung satu

atau lebih bahan obat dengan atau tanpa zat tambahan yang cocok dalam bentuk

pipih, sirkuer, permukaannya datar atau cembung, yang dibuat dengan metode

pengempaan atau pencetakan atau dengan cara lain sesuai dengan punch dan

die,dibawah tekanan beberapa ratus kg/cm2 (medicafarma,2008).

Dalam praktikum kali ini kami merancang suatu formula untuk sediaan

padat dalam hal ini ini pembuatan tablet sublingual. Tablet ini bentuknya kecil,

pipih, dan oval yang dimaksudkan untuk pemberian pada daerah bukal yang

melarut atau tererosi perlahan, oleh karena itu, diformulasi dan dikopresi

dengan tekanan yang cukup untuk menghasilkan tablet yang keras (Parrot,135).

Dimana dalam rancangan formula zat aktif yang kami gunakan adalah isosorbid

dinitrat. Isosorbid dinitrat diindikasikan untuk pengobatan dan pencegahan

angina pektoris.

Page 32: Tablet Isosorbit Dinitrat

Pada praktikum ini langakah awal yang kami lakukan adalah

membersihkan dan menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, setelah

itu menghitung dan menimbang bahan. Untuk fase dalam zat aktif isosorbid

dinitrat sebanyak 10 mg digerus dalam lumpang hingga halus lalu ditambahkan

laktosa sebanyak 6 mg dimana laktosa dalam pembuatan tablet dapat berfungsi

sebagai pemanis dan pengisi, kemudian ditambahkan zat penghancur yakni pati

singkong sebanyak 3 mg lalu digerus hingga halus dan homogen, kemudian

ditambahkan lagi zat pengikat dimana bahan yang kami gunakan disini adalah

metil selulosa sebanyak 1,5 mg digerus hingga halus dan homogen. Setelah itu

semua bahan yang telah digerus dicampurkan hingga homogen lalu dibuat

campuran membentuk slug menggunakan punch dengan diameter besar dan

tekanan yang tinggi. Tetapi untuk skala lab dalam pembuatan slug

menggunakan metode tangan dengan cara dibentuk masa kepal setelah

terbentuk, masa kepal atau slug yang kasar digiling kemudian diayak dengan

menggunakan ayakan No mesh 6 hingga menghasilkan granul. Setelah itu

dilakukan evaluasi granul untuk memperoleh hasil yang memenuhi syarat,

dengan beberapa pengujian antar lain uij kadar air, uji sudut diam, penetapan

bobot sejati, uji bobot jenis nyata, mampat dan porositas. Kemudian ditimbang

granul yang diperoleh dan dilakukan perhitungan jumah, lalu ditambahkan fase

luar dimana untuk fase luar yang digunakan yakni magnesium stearat sebanyak

0,6 mg dan talk sebanyak 1,2 mg, untuk sisa fase luar pati singkong sebanyak

1,5 mg di campur dengan granul yang memenuhi syarat kemudian dicetak

dengan menggunakan punch sesuai bobot tablet yang diinginkan setelah

terbentuk tablet dilakukan evaluasi tablet dengan menggunakan beberapa

metode pengujian.

Dari praktikum formulasi tersebut diperoleh tablet isosorbid dinitrat yang

dapat digunakan dan telah memenuhi persyaratan untuk sediaan tablet pada

umumnya dan dilihat dari aspek dibawah ini antara lain.

Page 33: Tablet Isosorbit Dinitrat

Indikasi:

Isosrbid dinitrat diindikasikan untuk pengobatan dan pencegahan angina

pektoris

Farmakologi:

Tindakan farmakologi isosorbid dinitrat adalah relaksasi otot polos pembuluh

darah dan dilatasi arteri perifer konsekuen dan vena, dengan pelepasan ion nitrit

yang dimetabolisme menjadi oksida nitrat, dengan cara mengaktifkan enzim

guanylyn cyclese melalui peningkatan cyclic guanosin monofosfat (cGMP),

sehingga terjadi pelemasan otot polos pembuluh darah pada jantung.

Kontraindikasi :

Reaksi alergi terhadap nitrat organik sangat jarang, Isosorbid dinitrat tablet

dikontraindikasikan pada pasen yang alergi terhadap isosorbid dinitrat atau

bahan lainnya.

Page 34: Tablet Isosorbit Dinitrat

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari praktikum diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tablet sublingual

adalah tablet yang penggunaannya diletakan dibawah lidah yang berbentuk kecil,

pipih dan oval yang bertujuan untuk pelepasan dan absorbsi obat secara cepat.

Tablet isosorbid dinitrat ditujukan untuk pengobatan dan pencegahan angina

pektoris.

V.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum, praktikan diharapkan bisa mengetahui

bagaimana cara menggunakan alat yang baik dan benar, agar dapat

meminimalisir berbagai kesalahan yang mungkin saja terjadi pada saat praktikum

berlangsung.

Page 35: Tablet Isosorbit Dinitrat

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1972. Farmakope Indonesia Edisi II. Depkes Ri : Jakarta

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes Ri : Jakarta

Anonim. 1994. Buku Pelajaran Tekfar. Gajah Mada University Press

Ansel,H.C.1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Jakarta

:Universitas Indonesia.

Egc : Jakarta

Indonesia : Jakarta

Goeswin Agoes. 2008. Pengembangan Sediaan Farmasi. ITB : Bandung

Lachman. 1994. Teori Dan Praktek Farmasi Industri Edisi II. Universitas

Indonesia : Jakarta

Moh. Anief. 2000. Ilmu Meracik Obat. Gadjah Mada University Press :

Syamsuni, Apt. 2005. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Universitas

University Press : Yogyakarta

Yogyakarta

Voight Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjah Mada

Yogyakarta.

Page 36: Tablet Isosorbit Dinitrat

LAMPIRAN

Skema Kerja Diagram Alir

- Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan

- Dibersihkan alat yang digunakan

- Dihitung semua bahan

- Ditimbang sesuai prhitungan bahan

- Di gerus zat aktif isosorbid dinitrat sebanyak 10 mg dalam

lumpang hingga halus

- Ditambahkan zat pengisi yaitu laktosa sebanyak 6 mg, digerus

hingga halus dan homogen

- Ditambahkan zat penghancur pati singkong sebanyak 3 mg,

kemudian digerus hingga halus dan homogen

- Ditambahkan zat pengikat metil selulosa sebanyak 1,5 mg dan

digerus hingga halus dan homogen

- Dicampurkan semua bahan hingga homogen menggunakan

punch dengan diameter besar dan tekanan tinggi.

- Digiling slug yang berbentuk kasar dan diayak.

- Dilakukan evaluasi granul hingga diperoleh hasil yang

memenuhi syarat.

- Ditimbang granul dan dilakukan perhitungan jumlah,

ditambahkan fase luar

- Sisa fase luar dicampur dengan granul yang memnuih syarat

- Dicetak dengan punch sesuai bobot tablet tang diinginkan

Cara kerja

Fase dalam

Dibuat slug

granul

Dilakukan evaluasi tablet

Page 37: Tablet Isosorbit Dinitrat

Etiket

Isosorbid dinitrat ᴿ

Komposisi :

Tiap tablet 30 mg mangandung

Isosorbid dinitrat 10 mg

Zat tambahan 20 mg

Indikasi :

Untuk mengobati dan mencegah angina pektoris.

Kontraindikasi :

Pasien yang menunjukan hipersensitivitas, ibu hamil

dan ibu menyusui.

Efek samping :

sakit kepala (biasanya bersifat sementara), pusing dan

dan hipertensi.

Peringatan dan perhatian :

Tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan.

Aturan pakai :

Dewasa 1 x sehari 1 tablet

Cara penyimpanan :

Simpan ditempat yang sejuk, kering dan terlindung

dari cahaya.

No.Reg : Gkl 1400700110 A 1

No.Betch : A 01007

Diproduksi oleh

PT. Isomiyoris - Gorontalo

I T

Page 38: Tablet Isosorbit Dinitrat

Brosur

Isosorbid dinitrat ᴿ

Komposisi :

Tiap tablet 30 mg mangandung

Isosorbid dinitrat 10 mg

Zat tambahan 20 mg

Farmakologi :

Pelepasan ion nitrit yang dimetabolisme menjadi oksida nitarat

denagan cara mengaktifkan enzim guaylyn cyclase melalui

peningkatan cyclic guanosin monofosfat (cGMP), dimana terjadi

pelemasan otot polos pembuluh darah pada jantung

Indikasi :

Untuk mengobati dan mencegah angina pektoris.

Kontraindikasi :

Pasien yang menunjukan hipersensitivitas, ibu hamil dan ibu

menyusui.

Efek samping :

sakit kepala (biasanya bersifat sementara), pusing dan dan

hipertensi.

Peringatan dan perhatian :

Tidak boleh melebihi batas yang dianjurkan.

Aturan pakai :

Dewasa 1 x sehari 1 tablet

Cara penyimpanan :

Simpan ditempat yang sejuk, kering dan terlindung dari cahaya.

No.Reg : Gkl 1400700110 A 1

No.Betch : A 01007

Diproduksi oleh

PT. Isomiyoris - Gorontalo

I T

Page 39: Tablet Isosorbit Dinitrat

Foto-foto

Hasil timbangan granul

Penentuan volume granul