evaluasi tablet
DESCRIPTION
Evaluasi Tabletby ms. hildaTRANSCRIPT
EVALUASI TABLETTEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLID
Cetak
Evaluasi Massa Granul/ Cetak
Tablet Jadi Evaluasi Tablet
Untuk mendesain tablet serta selanjutnya memantau kualitas produk obat
EVALUASI kuantitatif serta penetapan sifat kimia, fisika dan biavailabilitas
tablet
Meliputi ...
Organoleptis
Penampilan umum suatu tablet, identitas visualnya sangat penting bagi penerimaan konsumen. Mengontrol penampilan umum tablet melibatkan pengukuran sejumlah perlengkapan seperti ukuran tablet, bentuk, warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan, konsistensi dan cacat fisik.
Organoleptis
Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1/3 tebal tablet.
Penampilan Umum
Uji Keseragaman Ukuran
Alat uji keseragaman ukuran / jangka sorong
Uji keseragaman ukuran
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut :
Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet.
Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga kolom B.
Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.
Uji Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot tablet yang sudah ditetapkan
Bobot rata-rataPenyimpangan bobot rata-rata
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
25 mg sampai
dengan 150 mg10 % 20 %
151 mg sampai
dengan 300 mg7,5 % 15 %
Lebih dari 300 mg 5 % 10 %
Alat uji keseragaman bobot / timbangan analitik
Kekerasan
Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan atas kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai
guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan pengapalan.
Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg (satuan kekerasan adalah kg/cm2). Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.
umumnya kekerasan tablet yg diterima adalah 4-10 kg/cm2, namun hal ini juga tergantung pada hasil uji waktu hancur tablet.
Uji Kekerasan Tablet
Alat Uji Kekerasan / Hardness Tester
Manual
Automatic
Friabilitas
menggunakan alat uji Friabilator
Alat ini menetapkan friabilitas tablet dengan cara melepaskan tablet berputar dan jatuh dalam alat penggulir berputar.
Tablet ditimbang sebelum dan sesudah sejumlah sekian kali putaran maka berat yang hilang pun dihitung. Ketahanan terhadap kehilangan berat, menunjukkan kemampuan tablet tersebut untuk bertahan terhadap goresan ringan/kerusakan dalam penanganan, pengemasan, dan pengapalan.
Uji Kerapuhan Tablet
Cara kerja
Sebanyak 20 tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo). Tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator. Alat dinyalakan selama 4 menit. Tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt).
Friabilitas dihitung dengan menggunakan rumus :
f = Wo –Wt x 100 %
Wo
Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1%.
Friabilator
Waktu Hancur
Bagi tablet,langkah penting pertama sebelum melarut adalah pecahnya tablet menjadi partikel-partikel kecil atau granul; langkah ini disebut disintegrasi.
Menggunakan alat tabung gelas panjang 80 mm sampai100 mm, diameter dalam lebih kurang 28 mm, dimeter luas 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat, lubang sesuai dengan pengayak nomor 4, berbentuk keranjang.
Uji Waktu Hancur
Cara Pengujian
Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke dalam masing-masing tube dlm keranjang, turun naikkan keranjang secara teratur 30 kali setiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut.
Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan semua tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput
Alat uji disintegrasi / Desintegration Tester
Uji disolusi
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakan dalam masing-masing monografi obat. Pengujian merupakan alat yang obyektif dalam menetapkan sifat disolusi suatu obat yang berada dalam sediaan padat. Karena absorpsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh sangat besar tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karkteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan.
Uji Disolusi
Uji Disolusi
DEFENISI ?
DISOLUSI
Proses suatu zat solid memsuki pelarut untukmenghasilkan larutan (proses solid melarut)
Faktor-faktor yang mempengaruhi disolusi
Suhu
Meningginya suhu umumnya memperbesar kelarutan (Cs) suatu zat yang bersifat endotermik serta memperbesar harga koefisien difusi zat
Viskositas
Turunnya viskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi suatu zat. Meningginya suhu juga menurunkan viskositas dan memperbesar kecepatan disolusi.
pH pelarut
pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat asam atau basa lemah.
Pengadukan
Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi (h). jika pengadukan berlangsung cepat, maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang.
Ukuran Partikel
Jika partikel zat berukuran kecil maka luas permukaan efektif menjadi besar sehingga kecepatan disolusi meningkat.
Polimorfisme
Kelarutan suatu zat dipengaruhi pula oleh adanya polimorfisme. Struktur internal zat yang berlainan dapat memberikan tingkat kelarutan yang berbeda juga.
Sifat Permukaan Zat
Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat bersifat hidrofob. Dengan adanya surfaktan di dalam pelarut, tegangan permukaan antar partikel zat dengan pelarut akan menurun sehingga zat mudah terbasahi dan kecepatan disolusinya bertambah.
KEGUNAAN UJI DISOLUSI
Kegunaan uji disolusi antara lain:
1. Uji disolusi digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan nyata guna memenuhi persyaratan resmi untuk sediaan yang tertera dalam farmakope
2. Uji disolusi merupakan suatu prosedur pengendalian mutu tetap dalam praktik pembuatan obat yang baik.
3. Data disolusi juga berguna dalam tahap awal pengembangan zat aktif dan formulasi
4. Bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa kecepatan suatu zat aktif terlarut dari bentuk sediaan nya yang utuh atau pecahannya dalam saluran cerna sering sebagian atau seluruhnya mengendalikan kecepatan zat aktif dalam sirkulasi sistemik
5. Uji disolusi berdasarkan bukti ilmiah memberikan sarana untuk mengevaluasi parameter penting seperti ketersediaan hayati yang memadai dan memberikan informasi penting untuk formulator dalam pengembangan bentuk sediaan yang mempunyai daya terapi yang lebih optimal.
6. Analisis disolusi bentuk sediaan farmasetik yang dilakukan dengan seksama merupakan uji terpenting yang akan menjamin mutu produk
7. Uji disolusi in vitro terhadap bentuk sediaan farmasetik, baik dalam pengembangan ataupun sirkulasi, tidak saja sangat penting untuk memastikan mutu bets demi bets secara in vitro dan in vivo, tetapi juga menapis formulasi selama pengembangan produk untuk memperoleh produk yang optimal efektif
8. Pengembangan dan penggunaan model uji disolusi invitro untuk mengevaluasi dan menguraikan disolusi, sedangkan absorpsi in vivo menunjukkkan hal-hal berikut ini :
a. sifat-sifat fisikokimia yang mungkin ada dalam model
b. Sistem model tersebut dapat digunakan utnuk menapis karakteristik disolusi dan absorpsi zat aktif dan formulasi sejenisnya.
c. Sistem uji disolusi merupakan prosedur pengendalian mutu yang penting setelah bentuk sediaan dan formulasi nya telah diselesaikan.
KRITERIA SEDIAAN TABLET YANG DIUJIKAN DAN TIDAK DIUJI DISOLUSI
- Suatu sediaan tablet diuji disolusi jika dinyatakan dalam monografinya. Hal ini berarti prosedur dan persyaratan uji disolusi hanya berlaku untuk sediaan tablet yang tertera dalam monografi tersebut.
- Sediaan tablet yang tidak tertera dalam FI.Ed. IV tentu saja dapat diuji disolusinya dengan prosedur dan persyaratan yang ditetapkan sendiri oleh pabriknya atau laboratorium pengendalian mutu pabrik tersebut
- Tablet kunyah tidak diuji disolusinya sebab harus dikunyah sebelum ditelan
- Untuk tablet salut enteric, digunakan cara pengujian untuk sediaan lepas-lambat kecuali dinyatakan lain.
METODE UJI DISOLUSI
METODE BASKET
Metode ini pada mulanya diusulkan oleh pernarowski (1968) dan dimodifikasi menjadi metode resmi pertama yang diadopsi oleh USP XVIII dan NF XIII pada tahun 1971.
Metode basket berputar telah digunakan lebih dari 30 tahun dalam pengujian yang luas untuk semua jenis bentuk sediaan
Metode basket menunjukkan suatu upaya membatasi posisi bentuk sediaan untuk memberikan kemungkinan maksimum suatu atar permukaan solid-cairan yang tetap
METODE UJI DISOLUSI
METODE DAYUNG
Metode ini pada dasarnya terdiri atas batang dan daun pengaduk yang merupakan dayung, berputar dengan dimensi tertentu sesuai dengan radius bagian dalam labu dengan dasar bundar
Metode ini mengatasi banyak keterbatasan basket berputar tetapi mensyaratkan presisi yang ekstrem dalam geometri dayung, labu dan perlakuan variasi yang tidak dapat diterima dalam data disolusi
Metode ini sangat baik untuk sistem otomatis karena hal ini merupakan kelebihannya
Alat uji disolusi
Media disolusi
Menurut FI Edisi IV, media disolusi yang digunakan adalah media yang tertera pada masing-masing monografi
Pada umumnya media disolusi adalah air atau dapar yang sesuai, dan jumlah media disolusi sebanyak 900 mL dalam tiap wadah disolusi.
Alat penetapan konsentrasi zat aktif dalam sampel uji
Sebelum mengadakan uji disolusi, metode analisis yg akan digunakan harus telah ditetapkan terlebih dahulu
Uji disolusi dalam monografi FI Ed. IV sudah ditetapkan komposisi media disolusi (dalam mL), waktu (dlm menit), kecepatan pengadukan(dlm rotasi permenit=RPM), prosedur penetapan konsentrasi dan toleransi.
Dalam FI Ed. IV, metode/prosedur penetapan konsentrasi zat aktif dan sampel uji disolusi mencakup :
Titrasi asam basa
Titrasi kompleksometri
Titrasi iodometri
Spektrofotometri
Spektrofluorometri
KCKT
Kriteria Penerimaan Hasil Uji Disolusi
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yg terlarut dari sediaan yg diuji sesuai dengan table penerimaan.
Pengujian dilanjutkan sampai tiga tahap, kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 tau S2.
Harga Q adalah jumlah zat aktif yg terlarut, seperti yg tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam persen dari jumlah yg tertera pada etiket.
Angka 5 % dan 15 % dalam tabel adalah persen dari jumlah yg tertera pada etiket sehingga mempunyai arti yg sama dengan Q.
Tabel penerimaan hasil uji disolusi
Tahap Jumlah sediaan yg diuji
Kriteria penerimaan
S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%
S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1+S2) adalah sama dengan atau lebih kecil dari Q – 15%
S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu unitpun yg lebih kecil dari Q-25%
Faktor-faktor yg mempengaruhi disolusi zat aktif
Faktor yg berkaitan dgn sifat fisikokimia zat aktif
Karakteristik Fase solid
amorfisitas dan kristalinitas
Polimorfisa
Kopresipitasi dan / kompleksasi
Karakteristik partikel
Kelarutan zat aktif
Pembentukan garam
Faktor yg berkaitan dengan Formulasi Sediaan
Eksipien/zat tambahan
Zat pengisi
Disintegran
Pengikat dan zat penggranulasi
Lubrikan, antikhelat dan glidan
lubrikan umumnya tmasuk senyawa hidrofobik. Akibatnya, sifat, mutu, dan kuantitas lubrikan yg ditambahkan dapat mempengaruhi laju disolusi.
Pengaruh zat tambahan lain
Faktor yg berkaitan dengan bentuk sediaan
Metode Granulasi /Metode pembuatan
Ukuran granul
Interaksi zat aktif-eksipien
Pengaruh gaya kempa
Pengaruh penyimpanan pada laju disolusi
Faktor yg berkaitan dgn alat disolusi
Gerakan pengaduk
Vibrasi
Intensitas pengadukan
Kesejajaran unsur pengadukan
Gangguan pola aliran
Faktor yg berkaitan dgn parameter uji
Suhu
Media disolusi pH, viskositas, tegangan permukaan
Kondisi hilang
Faktor-faktor lain
Kontaminasi dari dinding wadah
Adsorpsi
Sorpsi
Kelembapan
PENGEMASAN TABLET
Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai.
Proses pengemasan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan sediaan farmasi. Tahapan ini juga ikut mempengaruhi stabilitas dan mutu produk akhir.
KEMASAN
wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-
kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkusnya.
Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan) Kemasan primer,
kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan yang dikemas. Misalnya botol, strip/blister, ampul, vial dan lain-lain.
Kemasan sekunder,
kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton, kotak kayu
Kemasar tersier, kuartener
kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas (Julianti dan Nurminah 2006).
Tenik pengemasan sediaan tablet
Strip packaging (Kemasan Strip)
Kemasan strip dibentuk dengan mengisi dua rangkaian lapis tipis yang fleksibel dan dapat disegel panas melalui suatu gulungan perekat yang dipanaskan, atau suatu piring yang dapat bergerak dan dipanaskan. Produk dijatuhkan ke dalam kantung yang dibentuk sebelum akhirnya disegel. Suatu strip yang panjang terbentuk, umumnya terdiri dari beberapa bungkusan, tergantung dari kapasitas mesin kemasannya
Blister pack (Kemasan Blister)
Bentuk kemasan ini mampu menyediaakan perlindungan yang sangat baik terhadap keadaan sekitarnya, disertai dengan penampilan estetis yang menyenangkan dan efisien. Juga memberikan kemudahan pemakaian, aman terhadap anak-anak dan tahan terhadap usaha pemalsuan.
Kemasan Gelas / plastik
Informasi pada brosur dan kemasan
Umumnya di dalam brosur dicantumkan :
Nama dagang / nama zat aktif
Komposisi obat
Indikasi
Kontraindikasi
Efek samping
Peringatan dan perhatian
Aturan pemakaian
Cara penyimpanan
Kolom “Harus dengan resep dokter” utk obat keras
Tanda peringatan untuk obat bebas terbatas
Pabrik yg memproduksi
Dalam kemasan :
Nama dagang
Nama zat aktif
Logo gol. Obat
Komposisi
Indikasi
Tanda peringatan
Cara penyimpanan
Pabrik yg memproduksi
No Registrasi
No Batch
Tanggal kadaluarsa
HET
UJI DISOLUSI ZAT AKTIF DARI SEDIAAN SOLID
Laju disolusi (nyata) dapat didefinisikan sebagai jumlah zat aktif dalam bentuk sediaan solid terlarut dalam urut waktu di bawah kondisi antar permukaan solid cairan, suhu, dan komposisi media yang dibakukan.
Laju disolusi intrinsic pada umumnya dapat didefinisi kan sebagai laju disolusi zat aktif murni dibawah kondisi luas permukaan yang konstan.
Untuk menetapkan disolusi intrinsic, luas permukaan solid dipertahankan konstan dan hasil laju dinyatakan sebagai mg/waktu/cm2.