evaluasi tablet

45
EVALUASI TABLET TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLID

Upload: arista

Post on 21-Dec-2015

116 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Evaluasi Tabletby ms. hilda

TRANSCRIPT

Page 1: Evaluasi Tablet

EVALUASI TABLETTEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SOLID

Page 2: Evaluasi Tablet

Cetak

Evaluasi Massa Granul/ Cetak

Tablet Jadi Evaluasi Tablet

Page 3: Evaluasi Tablet

Untuk mendesain tablet serta selanjutnya memantau kualitas produk obat

EVALUASI kuantitatif serta penetapan sifat kimia, fisika dan biavailabilitas

tablet

Page 4: Evaluasi Tablet

Meliputi ...

Organoleptis

Penampilan umum suatu tablet, identitas visualnya sangat penting bagi penerimaan konsumen. Mengontrol penampilan umum tablet melibatkan pengukuran sejumlah perlengkapan seperti ukuran tablet, bentuk, warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan, konsistensi dan cacat fisik.

Organoleptis

Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1/3 tebal tablet.

Penampilan Umum

Uji Keseragaman Ukuran

Page 5: Evaluasi Tablet

Alat uji keseragaman ukuran / jangka sorong

Page 6: Evaluasi Tablet

Uji keseragaman ukuran

Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut :

Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet.

Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan dalam kolom A dan tidak boleh satu tablet pun yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga kolom B.

Jika perlu dapat digunakan 10 tablet dan tidak satu tablet yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan dalam kolom A maupun kolom B.

Uji Keseragaman Bobot

Page 7: Evaluasi Tablet

Keseragaman bobot tablet yang sudah ditetapkan

Bobot rata-rataPenyimpangan bobot rata-rata

A B

25 mg atau kurang 15 % 30 %

25 mg sampai

dengan 150 mg10 % 20 %

151 mg sampai

dengan 300 mg7,5 % 15 %

Lebih dari 300 mg 5 % 10 %

Page 8: Evaluasi Tablet

Alat uji keseragaman bobot / timbangan analitik

Page 9: Evaluasi Tablet

Kekerasan

Tablet harus mempunyai kekuatan atau kekerasan tertentu serta tahan atas kerenyahan agar dapat bertahan terhadap berbagai

guncangan mekanik pada saat pembuatan, pengepakan dan pengapalan.

Dilakukan menggunakan hardness tester terhadap 20 tablet. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan

menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg (satuan kekerasan adalah kg/cm2). Dihitung kekerasan rata-rata dan standar deviasinya.

umumnya kekerasan tablet yg diterima adalah 4-10 kg/cm2, namun hal ini juga tergantung pada hasil uji waktu hancur tablet.

Uji Kekerasan Tablet

Page 10: Evaluasi Tablet

Alat Uji Kekerasan / Hardness Tester

Manual

Automatic

Page 11: Evaluasi Tablet

Friabilitas

menggunakan alat uji Friabilator

Alat ini menetapkan friabilitas tablet dengan cara melepaskan tablet berputar dan jatuh dalam alat penggulir berputar.

Tablet ditimbang sebelum dan sesudah sejumlah sekian kali putaran maka berat yang hilang pun dihitung. Ketahanan terhadap kehilangan berat, menunjukkan kemampuan tablet tersebut untuk bertahan terhadap goresan ringan/kerusakan dalam penanganan, pengemasan, dan pengapalan.

Uji Kerapuhan Tablet

Page 12: Evaluasi Tablet

Cara kerja

Sebanyak 20 tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (Wo). Tablet dimasukkan ke dalam alat friabilator. Alat dinyalakan selama 4 menit. Tablet dibersihkan dan ditimbang (Wt).

Friabilitas dihitung dengan menggunakan rumus :

f = Wo –Wt x 100 %

Wo

Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1%.

Page 13: Evaluasi Tablet

Friabilator

Page 14: Evaluasi Tablet
Page 15: Evaluasi Tablet

Waktu Hancur

Bagi tablet,langkah penting pertama sebelum melarut adalah pecahnya tablet menjadi partikel-partikel kecil atau granul; langkah ini disebut disintegrasi.

Menggunakan alat tabung gelas panjang 80 mm sampai100 mm, diameter dalam lebih kurang 28 mm, dimeter luas 30 mm hingga 31 mm, ujung bawah dilengkapi kasa kawat tahan karat, lubang sesuai dengan pengayak nomor 4, berbentuk keranjang.

Uji Waktu Hancur

Page 16: Evaluasi Tablet

Cara Pengujian

Sebanyak 6 tablet dimasukkan ke dalam masing-masing tube dlm keranjang, turun naikkan keranjang secara teratur 30 kali setiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di atas kasa, kecuali fragmen yang berasal dari zat penyalut.

Kecuali dinyatakan lain, waktu yang diperlukan untuk menghancurkan semua tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet bersalut gula dan bersalut selaput

Page 17: Evaluasi Tablet

Alat uji disintegrasi / Desintegration Tester

Page 18: Evaluasi Tablet

Uji disolusi

Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul dinyatakan dalam masing-masing monografi obat. Pengujian merupakan alat yang obyektif dalam menetapkan sifat disolusi suatu obat yang berada dalam sediaan padat. Karena absorpsi dan kemampuan obat berada dalam tubuh sangat besar tergantung pada adanya obat dalam keadaan melarut, karkteristik disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan.

Uji Disolusi

Page 19: Evaluasi Tablet

Uji Disolusi

DEFENISI ?

DISOLUSI

Proses suatu zat solid memsuki pelarut untukmenghasilkan larutan (proses solid melarut)

Page 20: Evaluasi Tablet

Faktor-faktor yang mempengaruhi disolusi

  Suhu

Meningginya suhu umumnya memperbesar kelarutan (Cs) suatu zat yang bersifat endotermik serta memperbesar harga koefisien difusi zat

Viskositas

Turunnya viskositas pelarut akan memperbesar kecepatan disolusi suatu zat. Meningginya suhu juga menurunkan viskositas dan memperbesar kecepatan disolusi.

pH pelarut

pH pelarut sangat berpengaruh terhadap kelarutan zat-zat yang bersifat asam atau basa lemah.

Page 21: Evaluasi Tablet

  Pengadukan

Kecepatan pengadukan akan mempengaruhi tebal lapisan difusi (h). jika pengadukan berlangsung cepat, maka tebal lapisan difusi akan cepat berkurang.

Ukuran Partikel

Jika partikel zat berukuran kecil maka luas permukaan efektif menjadi besar sehingga kecepatan disolusi meningkat.

Polimorfisme

Kelarutan suatu zat dipengaruhi pula oleh adanya polimorfisme. Struktur internal zat yang berlainan dapat memberikan tingkat kelarutan yang berbeda juga. 

Sifat Permukaan Zat

Pada umumnya zat-zat yang digunakan sebagai bahan obat bersifat hidrofob. Dengan adanya surfaktan di dalam pelarut, tegangan permukaan antar partikel zat dengan pelarut akan menurun sehingga zat mudah terbasahi dan kecepatan disolusinya bertambah.

Page 22: Evaluasi Tablet

KEGUNAAN UJI DISOLUSI

Kegunaan uji disolusi antara lain:

1. Uji disolusi digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan nyata guna memenuhi persyaratan resmi untuk sediaan yang tertera dalam farmakope

2. Uji disolusi merupakan suatu prosedur pengendalian mutu tetap dalam praktik pembuatan obat yang baik.

3. Data disolusi juga berguna dalam tahap awal pengembangan zat aktif dan formulasi

4. Bukti yang cukup untuk menyimpulkan bahwa kecepatan suatu zat aktif terlarut dari bentuk sediaan nya yang utuh atau pecahannya dalam saluran cerna sering sebagian atau seluruhnya mengendalikan kecepatan zat aktif dalam sirkulasi sistemik

5. Uji disolusi berdasarkan bukti ilmiah memberikan sarana untuk mengevaluasi parameter penting seperti ketersediaan hayati yang memadai dan memberikan informasi penting untuk formulator dalam pengembangan bentuk sediaan yang mempunyai daya terapi yang lebih optimal.

Page 23: Evaluasi Tablet

6. Analisis disolusi bentuk sediaan farmasetik yang dilakukan dengan seksama merupakan uji terpenting yang akan menjamin mutu produk

7. Uji disolusi in vitro terhadap bentuk sediaan farmasetik, baik dalam pengembangan ataupun sirkulasi, tidak saja sangat penting untuk memastikan mutu bets demi bets secara in vitro dan in vivo, tetapi juga menapis formulasi selama pengembangan produk untuk memperoleh produk yang optimal efektif

8. Pengembangan dan penggunaan model uji disolusi invitro untuk mengevaluasi dan menguraikan disolusi, sedangkan absorpsi in vivo menunjukkkan hal-hal berikut ini :

a. sifat-sifat fisikokimia yang mungkin ada dalam model

b. Sistem model tersebut dapat digunakan utnuk menapis karakteristik disolusi dan absorpsi zat aktif dan formulasi sejenisnya.

c. Sistem uji disolusi merupakan prosedur pengendalian mutu yang penting setelah bentuk sediaan dan formulasi nya telah diselesaikan.

Page 24: Evaluasi Tablet

KRITERIA SEDIAAN TABLET YANG DIUJIKAN DAN TIDAK DIUJI DISOLUSI

- Suatu sediaan tablet diuji disolusi jika dinyatakan dalam monografinya. Hal ini berarti prosedur dan persyaratan uji disolusi hanya berlaku untuk sediaan tablet yang tertera dalam monografi tersebut.

- Sediaan tablet yang tidak tertera dalam FI.Ed. IV tentu saja dapat diuji disolusinya dengan prosedur dan persyaratan yang ditetapkan sendiri oleh pabriknya atau laboratorium pengendalian mutu pabrik tersebut

- Tablet kunyah tidak diuji disolusinya sebab harus dikunyah sebelum ditelan

- Untuk tablet salut enteric, digunakan cara pengujian untuk sediaan lepas-lambat kecuali dinyatakan lain.

Page 25: Evaluasi Tablet

METODE UJI DISOLUSI

METODE BASKET

Metode ini pada mulanya diusulkan oleh pernarowski (1968) dan dimodifikasi menjadi metode resmi pertama yang diadopsi oleh USP XVIII dan NF XIII pada tahun 1971.

Metode basket berputar telah digunakan lebih dari 30 tahun dalam pengujian yang luas untuk semua jenis bentuk sediaan

Metode basket menunjukkan suatu upaya membatasi posisi bentuk sediaan untuk memberikan kemungkinan maksimum suatu atar permukaan solid-cairan yang tetap

Page 26: Evaluasi Tablet

METODE UJI DISOLUSI

METODE DAYUNG

Metode ini pada dasarnya terdiri atas batang dan daun pengaduk yang merupakan dayung, berputar dengan dimensi tertentu sesuai dengan radius bagian dalam labu dengan dasar bundar

Metode ini mengatasi banyak keterbatasan basket berputar tetapi mensyaratkan presisi yang ekstrem dalam geometri dayung, labu dan perlakuan variasi yang tidak dapat diterima dalam data disolusi

Metode ini sangat baik untuk sistem otomatis karena hal ini merupakan kelebihannya

Page 27: Evaluasi Tablet

Alat uji disolusi

Page 28: Evaluasi Tablet

Media disolusi

Menurut FI Edisi IV, media disolusi yang digunakan adalah media yang tertera pada masing-masing monografi

Pada umumnya media disolusi adalah air atau dapar yang sesuai, dan jumlah media disolusi sebanyak 900 mL dalam tiap wadah disolusi.

Page 29: Evaluasi Tablet

Alat penetapan konsentrasi zat aktif dalam sampel uji

Sebelum mengadakan uji disolusi, metode analisis yg akan digunakan harus telah ditetapkan terlebih dahulu

Uji disolusi dalam monografi FI Ed. IV sudah ditetapkan komposisi media disolusi (dalam mL), waktu (dlm menit), kecepatan pengadukan(dlm rotasi permenit=RPM), prosedur penetapan konsentrasi dan toleransi.

Dalam FI Ed. IV, metode/prosedur penetapan konsentrasi zat aktif dan sampel uji disolusi mencakup :

Titrasi asam basa

Titrasi kompleksometri

Titrasi iodometri

Spektrofotometri

Spektrofluorometri

KCKT

Page 30: Evaluasi Tablet

Kriteria Penerimaan Hasil Uji Disolusi

Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, persyaratan dipenuhi bila jumlah zat aktif yg terlarut dari sediaan yg diuji sesuai dengan table penerimaan.

Pengujian dilanjutkan sampai tiga tahap, kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 tau S2.

Harga Q adalah jumlah zat aktif yg terlarut, seperti yg tertera dalam masing-masing monografi, dinyatakan dalam persen dari jumlah yg tertera pada etiket.

Angka 5 % dan 15 % dalam tabel adalah persen dari jumlah yg tertera pada etiket sehingga mempunyai arti yg sama dengan Q.

Page 31: Evaluasi Tablet

Tabel penerimaan hasil uji disolusi

Tahap Jumlah sediaan yg diuji

Kriteria penerimaan

S1 6 Tiap unit sediaan tidak kurang dari Q + 5%

S2 6 Rata-rata dari 12 unit (S1+S2) adalah sama dengan atau lebih kecil dari Q – 15%

S3 12 Rata-rata dari 24 unit (S1+S2+S3) adalah sama dengan atau lebih besar dari Q, tidak lebih dari 2 unit sediaan yang lebih kecil dari Q-15% dan tidak satu unitpun yg lebih kecil dari Q-25%

Page 32: Evaluasi Tablet

Faktor-faktor yg mempengaruhi disolusi zat aktif

Faktor yg berkaitan dgn sifat fisikokimia zat aktif

Karakteristik Fase solid

amorfisitas dan kristalinitas

Polimorfisa

Kopresipitasi dan / kompleksasi

Karakteristik partikel

Kelarutan zat aktif

Pembentukan garam

Page 33: Evaluasi Tablet

Faktor yg berkaitan dengan Formulasi Sediaan

Eksipien/zat tambahan

Zat pengisi

Disintegran

Pengikat dan zat penggranulasi

Lubrikan, antikhelat dan glidan

lubrikan umumnya tmasuk senyawa hidrofobik. Akibatnya, sifat, mutu, dan kuantitas lubrikan yg ditambahkan dapat mempengaruhi laju disolusi.

Pengaruh zat tambahan lain

Page 34: Evaluasi Tablet

Faktor yg berkaitan dengan bentuk sediaan

Metode Granulasi /Metode pembuatan

Ukuran granul

Interaksi zat aktif-eksipien

Pengaruh gaya kempa

Pengaruh penyimpanan pada laju disolusi

Page 35: Evaluasi Tablet

Faktor yg berkaitan dgn alat disolusi

Gerakan pengaduk

Vibrasi

Intensitas pengadukan

Kesejajaran unsur pengadukan

Gangguan pola aliran

Faktor yg berkaitan dgn parameter uji

Suhu

Media disolusi pH, viskositas, tegangan permukaan

Kondisi hilang

Page 36: Evaluasi Tablet

Faktor-faktor lain

Kontaminasi dari dinding wadah

Adsorpsi

Sorpsi

Kelembapan

Page 37: Evaluasi Tablet

PENGEMASAN TABLET

Pengemasan merupakan sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai.

Proses pengemasan merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan sediaan farmasi. Tahapan ini juga ikut mempengaruhi stabilitas dan mutu produk akhir.

KEMASAN

wadah atau pembungkus yang dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-

kerusakan pada bahan yang dikemas / dibungkusnya.

Page 38: Evaluasi Tablet

Klasifikasi kemasan berdasarkan struktur sistem kemas (kontak produk dengan kemasan) Kemasan primer,

kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan yang dikemas. Misalnya botol, strip/blister, ampul, vial dan lain-lain.

Kemasan sekunder,

kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton, kotak kayu

Kemasar tersier, kuartener

kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan ke dalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas (Julianti dan Nurminah 2006).

Page 39: Evaluasi Tablet

Tenik pengemasan sediaan tablet

Strip packaging (Kemasan Strip)

Kemasan strip dibentuk dengan mengisi dua rangkaian lapis tipis yang fleksibel dan dapat disegel panas melalui suatu gulungan perekat yang dipanaskan, atau suatu piring yang dapat bergerak dan dipanaskan. Produk dijatuhkan ke dalam kantung yang dibentuk sebelum akhirnya disegel. Suatu strip yang panjang terbentuk, umumnya terdiri dari beberapa bungkusan, tergantung dari kapasitas mesin kemasannya

Page 40: Evaluasi Tablet

Blister pack (Kemasan Blister)

Bentuk kemasan ini mampu menyediaakan perlindungan yang sangat baik terhadap keadaan sekitarnya, disertai dengan penampilan estetis yang menyenangkan dan efisien. Juga memberikan kemudahan pemakaian, aman terhadap anak-anak dan tahan terhadap usaha pemalsuan.

Page 41: Evaluasi Tablet

Kemasan Gelas / plastik

Page 42: Evaluasi Tablet

Informasi pada brosur dan kemasan

Umumnya di dalam brosur dicantumkan :

Nama dagang / nama zat aktif

Komposisi obat

Indikasi

Kontraindikasi

Efek samping

Peringatan dan perhatian

Aturan pemakaian

Cara penyimpanan

Kolom “Harus dengan resep dokter” utk obat keras

Tanda peringatan untuk obat bebas terbatas

Pabrik yg memproduksi

Page 43: Evaluasi Tablet

Dalam kemasan :

Nama dagang

Nama zat aktif

Logo gol. Obat

Komposisi

Indikasi

Tanda peringatan

Cara penyimpanan

Pabrik yg memproduksi

No Registrasi

No Batch

Tanggal kadaluarsa

HET

Page 44: Evaluasi Tablet
Page 45: Evaluasi Tablet

UJI DISOLUSI ZAT AKTIF DARI SEDIAAN SOLID

Laju disolusi (nyata) dapat didefinisikan sebagai jumlah zat aktif dalam bentuk sediaan solid terlarut dalam urut waktu di bawah kondisi antar permukaan solid cairan, suhu, dan komposisi media yang dibakukan.

Laju disolusi intrinsic pada umumnya dapat didefinisi kan sebagai laju disolusi zat aktif murni dibawah kondisi luas permukaan yang konstan.

Untuk menetapkan disolusi intrinsic, luas permukaan solid dipertahankan konstan dan hasil laju dinyatakan sebagai mg/waktu/cm2.