t1_362008028_bab iv.pdf

15
BAB IV BUDAYA POP JEPANG DAN KOMUNITAS COSPLAY JAICO Dalam penelitian ini penulis akan melihat bagaimana konsep diri cosplayer berdasarkan komunikasi yang dilakukan dengan simbol. Cosplay sendiri adalah bagian dari budaya pop Jepang. Untuk melihat hubungan antara Konsep Diri cosplayer dengan budaya pop Jepang maka penulis memberikan penjelasan atau gambaran secara umum mengenai budaya pop Jepang, khususnya budaya pop yang berhubungan dengan Cosplay. 2.1. Anime Anime (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalahanimasi khas Jepang , yang biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh- tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga , komik khas Jepang (http://id.wikipedia.org/wiki/Anime , 7 Februari 2014) Gambar 3 Beberapa anime buatan Jepang

Upload: vankhue

Post on 13-Jan-2017

236 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: T1_362008028_BAB IV.pdf

BAB IV

BUDAYA POP JEPANG DAN KOMUNITAS COSPLAY

JAICO

Dalam penelitian ini penulis akan melihat bagaimana konsep diri cosplayer

berdasarkan komunikasi yang dilakukan dengan simbol. Cosplay sendiri adalah

bagian dari budaya pop Jepang. Untuk melihat hubungan antara Konsep Diri

cosplayer dengan budaya pop Jepang maka penulis memberikan penjelasan atau

gambaran secara umum mengenai budaya pop Jepang, khususnya budaya pop yang

berhubungan dengan Cosplay.

2.1. Anime

Anime (baca: a-ni-me, bukan a-nim) adalahanimasi khas Jepang, yang

biasanya dicirikan melalui gambar-gambar berwarna-warni yang menampilkan tokoh-

tokoh dalam berbagai macam lokasi dan cerita, yang ditujukan pada beragam jenis

penonton. Anime dipengaruhi gaya gambar manga, komik khas Jepang

(http://id.wikipedia.org/wiki/Anime, 7 Februari 2014)

Gambar 3

Beberapa anime buatan Jepang

Page 2: T1_362008028_BAB IV.pdf

Sumber : devianart.com

Kata anime tampil dalam bentuk tulisan dalam tiga karakter katakanaa, ni, me

yang merupakan bahasa serapan dari bahasa Inggris "Animation" dan diucapkan

sebagai "Anime-shon".Anime pertama yang mencapai kepopuleran yang luasAstro

Boy karya Ozamu Tezuka pada tahun 1963. Sekarang anime sudah sangat

berkembang jika dibandingkan dengan anime zaman dulu.Dengan grafik yang sudah

berkembang sampai alur cerita yang lebih menarik dan seru.Masyarakat Jepang

sangat antusias menonton anime dan membaca manga.Dari anak-anak sampai orang

dewasa. Mereka menganggap, anime itu sebagai bagian dari kehidupan mereka, Hal

ini yang membuat beberapa televisi kabel yang terkenal akan beberapa film

kartunnya, seperti Cartoon Network dan Nickelodeon mengekspor kartunnya.

Sekarang anime menjadi sebuah bisnis yang menggiurkan bagi semua orang, dan

banyak juga orang yang memanfaatkan hal ini untuk sebuah tindakan

kejahatan.Pembuat anime itu sendiri disebutanimator.Para Animator itu bekerja

disebuah perusahaan media untuk memproduksi sebuah anime. Di dalam perusahaan

itu, terdapat beberapa animator yang saling bekerja sama untuk menghasilkan sebuah

anime yang berkualitas. Tapi sangat disayangkan, gaji dari para animator tersebut

kecil jika dibandingkan dengan kerja keras mereka.Hal ini yang membuat para

animator enggan untuk bekerja secara professional.Mereka merasa hal itu tidak

sebanding dengan usaha yang telah mereka lakukan.Para animator itu sendiri sering

disebut Seniman Bayangan. Karena mereka bekerja seperti seorang seniman yang

berusaha mengedepankan unsur cerita dan unsur

intrinsiknya.(http://id.wikipedia.org/wiki/Anime, 7 Februari 2014)

Pembajakan juga mempersulit para animator untuk mendapatkan keuntungan

penuh dari hasil kerja keras mereka, meski ternyata juga ada "gosip" yang

mengatakan bahwa ada juga pihak produsen anime itu sendiri yang menyebarluaskan

karya mereka di luar jalur perdagangan resmi (mungkin gratisan atau dibajak) dengan

tujuan untuk lebih memopulerkan hasil karya mereka. Tidak sedikit yang orang yang

Page 3: T1_362008028_BAB IV.pdf

pergi ke Jepang untuk belajar mengenai pembuatan anime (dan manga tentunya)

karena tertarik setelah melihat berbagai anime yang telah menyebar ke berbagai

pelosok dunia di berbagai benua.Adapun pihak yang membuat hasil karya yang

serupa atau bahkan mungkin meniru ciri anime, misalnya Korea dan beberapa negara

Asia lainnya.

Teknologi CG (Computer Graphics) dan Teknologi Visual, Komputer telah

mempermudah pembuatan anime sekarang ini, karena itu ada yang menganggap

bahwa kualitas artistiknya lebih rendah dibandingkan dengan anime masa lalu. Hanya

saja perlu diperhatikan bahwa kualitas gambarnya pun sekarang ini lebih nikmat

dilihat dan lebih mudah dimengerti karena gambarnya lebih proporsional dan

warnanya lebih bagus, ditambah keberadaan teknologi

HD(http://id.wikipedia.org/wiki/Anime, 7 Februari 2014)

2.2. Manga

Manga (baca: man-ga, atau ma-ng-ga) merupakan kata komik dalam bahasa

Jepang; di luar Jepang, kata tersebut digunakan khusus untuk membicarakan tentang

komik Jepang. Mangaka (baca: man-ga-ka, atau ma-ng-ga-ka) adalah orang yang

menggambar manga.

Majalah-majalah manga di Jepang biasanya terdiri dari beberapa judul komik

yang masing-masing mengisi sekitar 30-40 halaman majalah itu (satu

chapter/bab).Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar

antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit hingga

bertahun-tahun seperti "Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi

Rahasia". Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam

bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah

seperti Naruto, Bleach dan One Piece

Untuk beberapa judul (yang sukses) bahkan telah/akan dibuat versi manusia

(Live Action, atau kadang disingkat sebagai L.A. di jepang), beberapa judul yang telah

Page 4: T1_362008028_BAB IV.pdf

diangkat menjadi Live Action adalah Death Note, Detektif Conan, GeGeGe no

Kintaro, Cutie Honie, Casshern, DevilMan, Saigake!! Otokojuku dan lain lain.

Gambar 4

Manga/Komik buatan Jepang

Sumber : devianart.com

Lebih lanjut sebagian judul juga akan dibuat remake kembali secara

internasional oleh produsen di luar negara Jepang, seperti Amerika, yang membuat

film Live Action Dragon Ball versi Hollywood (20'th Century Fox) dan kabarnya juga

akan dibuat versi live action dari Death Note oleh pihak produser barat.

Manga Berdasarkan Jenis Pembaca :

a) Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut kodomo :untuk anak-

anak.

b) Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa disebut josei (atau

redikomi) : wanita.

c) Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut seinen :pria.

Page 5: T1_362008028_BAB IV.pdf

d) Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut shōjo :remaja

perempuan.

e) Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut shōnen :remaja lelaki.

2.3. Doujinshi

Doujinshi adalah sebutan bagi manga yang dibuat oleh fansmanga tersebut

yang memiliki alur cerita atau ending yang berbeda dari manga aslinya. Para fans ini

biasa mendistribusikannya dari tangan ke tangan, dijual secara indie di toko

doujinshi, atau mengikuti konvensiakbar doujinshi yang biasa disebutComiket. Disini

dijual ribuan judul doujinshi tiap tahunnya. Pengunjungnya bisa mencapai 400.000

orang.( www.wiki pedia.com)

Doujinshi sendiri kadang menjadi batu loncatan seseorang/kelompok untuk

menjadi mangaka. Ken Akamatsu (Love Hina,Negima) juga sering membuat dojin

karyanya sendiri. Manga yang bertema hentai biasanya adalah dojin dari manga

tertentu yang sudah terkenal. Biasanya karakter manga tersebut memang didesain

untuk jadi "sasaran" (sebutan bagi para pembuat seperti manga-ka).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Manga, 7 Februari 2014)

2.4. Harajuku Style

Penelitian yang dilakukan Siregar, dkk (2008), mengkaji mengenai visual

gaya harajuku di Indonesia melalui unsur-unsur fashion, harajuku sendiri sebenarnya

merupakan suatu kawasan kecil di Tokyo. Merupakan sebuah tempat berkumpulnya

anak-anak muda dengan dandanan yang ekspresif, nyentrik dan “aneh”.Harajuku

merupakan sebuah kawasan yang ramai, disesaki oleh toko-toko dan para

pemberontak busana yang dalam bahasa positifnya disebut “trend setter“.Busana

yang sangat tidak Jepang tetapi di saat yang bersamaan, sangat Jepang.Harajuku style

adalah suatu simbol pembrontakan anak-anak muda Jepang terhadap tradisi yang ada

Page 6: T1_362008028_BAB IV.pdf

dalam budaya Jepang. Harajuku merupakan ikon pemberontakan gaya busana di

Jepang. Gaya ini muncul di era tahun 80-90-an.

Gambar 5

Harajuku Style oleh anak-anak muda di Harajuku street, Jepang

Sumber :http:// namikureiji.blogspot.com

Selain itu, gaya harajuku dinilai sebagai bentuk pemberontakan terhadap nilai

kemapanan, kemudian diadopsi menjadi tren yang meriah disekitar kehidupan anak

muda. Anak-anak muda terbiasa berkumpul untuk melepaskan tekanan hidup sehari-

hari. Setiap akhir minggu, mereka berkumpul dan satu sama lain berusaha berdandan

secara ekstrim. Mereka menjadi sosok yang berbeda dari kehidupan sehari-hari yang

menurut mereka cenderung membosankan.

Di Indonesia, gaya harajuku atau dandanan khas gaya anak muda Jepang

dipopulerkan oleh beberapa penyanyi, misalnya grup duo Ratu, Pinkan Mambo,

Agnes Monica, J-Rocks, dan lain-lain. Tidak hanya sebatas penyanyi saja, di jakarta

juga banyak anak muda yang tidak segan dan tidak malu bergaya harajuku di pusat-

pusat keramaian. Umumnya mereka memiliki perhatian khusus pada produk budaya

pop Jepang seperti anime, cosplay, komik, makanan, film, majalah, dan juga musik,

serta bahasa Jepang.

2.5. Cosplay

Page 7: T1_362008028_BAB IV.pdf

Cosplay adalah istilah bahasa Inggris buatan Jepang (wasei-eigo) yang

berasal dari gabungan kata "costume" (kostum) dan "play" (bermain). Cosplay berarti

hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan

tokoh-tokoh dalam anime, manga, manhwa, dongeng, permainan video, penyanyi dan

musisi idola, dan film kartun. Pelaku cosplay disebut cosplayer, Di kalangan

penggemar, cosplayer juga disingkat sebagai layer.

Gamb

ar 6

Cospl

ayer

sedan

g

berpo

se

denga

n

gaya yang khas dari karakter yang dibawakan

Sumber :cosplaybandung.weebly.com dan www.crunchyroll.com, 2013

Di Jepang, peserta cosplay bisa dijumpai dalam acara yang diadakan

perkumpulan sesama penggemar (dōjin circle), seperti Comic Market, atau

menghadiri konser dari grup musik yang bergenre visual kei. Penggemar cosplay

termasuk cosplayer maupun bukan cosplayer sudah tersebar di seluruh penjuru dunia,

yaitu Amerika, RRC, Eropa, Filipina, maupun Indonesia

(http://id.wikipedia.org/wiki/Cosplay, 7 Februari 2014)..

Sekitar tahun 1985, hobi cosplay semakin meluas di Jepang karena cosplay

telah menjadi sesuatu hal yang mudah dilakukan.Pada waktu itu kebetulan tokoh

Page 8: T1_362008028_BAB IV.pdf

Kapten Tsubasa sedang populer, dan hanya dengan kaus T-shirt pemain bola Kapten

Tsubasa, orang sudah bisa "ber-cosplay". Kegiatan cosplay dikabarkan mulai menjadi

kegiatan berkelompok sejak tahun 1986. Sejak itu pula mulai bermunculan fotografer

amatir (disebut kamera-kozō) yang senang memotret kegiatan cosplay

((http://id.wikipedia.org/wiki/Cosplay, 7 Februari 2014)

Cosplayer adalah orang yang mengenakan

pakaian/kostum/cosplay.Kebanyakan kostum yang digunakan dari Jepang. Di

Indonesia sangat jarang ditemukan Cosplayer yang mengenakan pakaian dari komik

luar asia, beberapa menggunakan tipe eropa tetapi dikarenakan di ambil dari

manga/manwa bukan dari komik luar asia. Cosplay terdiri dari beberapa jenis yaitu :

1) Cosplay anime/manga. Cosplay yang berasal dari anime maupun manga.

Biasanyamanhwa termasuk didalamnya termasuk komik dari Amerika.

2) Cosplay Game. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di

Game.

3) CosplayTokusatsu. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter di

film tokusatsu.

4) Cosplay Gothic. Cosplay yang berasal atau mengambil dari karakter

bernuansa gelap atau Gothic. Biasanya digabung dengan Lolita.

5) Cosplay Original. Cosplay yang benar-benar original tidak ada di anime,

tokusatsu dan lainnya. Atau memiliki dasar yang sama seperti tokoh game

Kingdom heart misalnya: Sora (Kingdom Heart) tetapi berbentuk

metalic(modern)

6) Harajuku Style. Beberapa cosplayer sering menduga Harajuku style

adalah bagian dari cosplay. Beberapa Harajuku style muncul di

manga/anime seperti Nana (http://id.wikipedia.org/wiki/Cosplay, 7

Februari 2014)

2.6. Otaku

Page 9: T1_362008028_BAB IV.pdf

Istilah otaku pertama kali diperkenalkan oleh kolumnisNakamori Akio dalam

artikel “Otaku”no Kenkyū (Penelitian tentang Otaku) yang dimuat majalahManga

Burikko. Dalam artikel yang dimuat bersambung dari bulan Juni hingga Desember

1983, istilah otaku digunakan untuk menyebut penggemar berat subkulturseperti

anime dan manga.

Pada waktu itu, masyarakat umum sama sekali belum mengenal istilah otaku.

Media massa yang pertama kali menggunakan istilah otaku adalah radioNippon

Broadcasting System yang mengangkat segmen Otakuzoku no jittai (situasi kalangan

otaku?) pada acara radio Young Paradise. Istilah Otakuzoku (secara harafiah: suku

Otaku) digunakan untuk menyebut kalangan otaku, mengikuti sebutan yang sudah

ada untuk kelompok anak muda yang memakai akhiran kata "zoku," sepertiBosozoku.

Pada perkembangan selanjutnya, sebutan otaku digunakan untuk pria lajang

yang mempunyai hobi anime, manga, idol, permainan video, dan komputer pribadi

tanpa mengenal batasan umur. Istilah otaku juga banyak dipakai untuk menyebut

wanita lajang atau wanita sudah menikah yang membentuk kelompok sedikit bersifat

"cult" berdasarkan persamaan hobi.Kalangan yang berusia 50 tahun ke atas yang

merupakan penggemar berat high culture atau terus mengejar prestasi di bidang

akademis jarang sekali dan hampir tidak pernah disebut otaku.

Istilah "otaku" dalam arti sempit awalnya hanya digunakan di antara orang-

orang yang memiliki hobi sejenis yang membentuk kalangan terbatas seperti

penerbitanDōjinshi.Belakangan ini, istilah otaku dalam arti luas sering dapat

mempunyai konotasi negatif atau positif bergantung pada situasi dan orang yang

menggunakannya. Istilah otaku secara negatif digunakan untuk penggemar fanatik

suatu subkultur yang letak bagusnya tidak bisa dimengerti masyarakat umum, atau

orang yang kurang mampu berkomunikasi dan sering tidak mau bergaul dengan orang

lain. Otaku secara positif digunakan untuk menyebut orang yang sangat mendalami

suatu bidang hingga mendetil, dibarengi tingkat pengetahuan yang sangat tinggi

hingga mencapai tingkat pakar dalam bidang tersebut.

Page 10: T1_362008028_BAB IV.pdf

Gamb

ar 7

Ruang

an

tempat

koleks

i Otaku

Sumber :www.kaskus.co.id

Sebelum istilah otaku menjadi populer di Jepang, sudah ada orang yang

disebut "mania" karena hanya menekuni sesuatu dan tidak mempunyai minat pada

kehidupan sehari-hari yang biasa dilakukan orang. Di Jepang, istilah otaku sering

digunakan di luar konteks penggemar berat anime atau manga untuk menggantikan

istilah mania, sehingga ada istilah Game-otaku, Gundam-otaku (otaku mengenai

robot Gundam),Gunji-otaku (otaku bidang militer), Pasokon-otaku (otaku komputer),

Tetsudō-otaku (otaku kereta api alias Tecchan), Morning Musume-otaku (otaku

Morning Musume alias Mō-ota), Jani-ota (otaku penyanyi keren yang tergabung

dalam Johnny & Associates).

Secara derogatif, istilah otaku banyak digunakan orang sebagai sebutan bagi

"laki-laki dengan kebiasaan aneh dan tidak dimengerti masyarakat umum," tanpa

memandang orang tersebut menekuni suatu hobi atau tidak.Anak perempuan di

Jepang sering menggunakan istilah otaku untuk anak laki-laki yang tidak populer di

kalangan anak perempuan, tapi sebaliknya istilah ini tidak pernah digunakan untuk

perempuan.Berhubung istilah otaku sering digunakan dalam konteks yang

menyinggung perasaan, penggunaan istilah otaku sering dikritik sebagai praduga atau

perlakuan diskriminasi terhadap seseorang. (http://id.wikipedia.org/wiki/Manga, 7

Februari 2014)

Page 11: T1_362008028_BAB IV.pdf

Otaku juga identik dengan sebutan Akiba Kei yang digunakan untuk laki-laki

yang berselera buruk dalam soal berpakaian. Sebutan Akiba Kei berasal dari gaya

berpakaian laki-laki yang lebih suka mengeluarkan uang untuk keperluan hobi di

distrik Akihabara, Tokyo daripada membeli baju yang sedang tren. Sebutan lain yang

kurang umum untuk Akiba-Kei adalah A-Boy atau A-Kei, mengikuti istilah B-Boy (B-

Kei atau B-Kaji) yang sudah lebih dulu ada untuk orang yang meniru penampilan

penyanyihip-hop berkulit hitam (http://id.wikipedia.org/wiki/Manga, 7 Februari

2014)

2.6. Komunitas Cosplay Jaico

2.6.1. Sejarah singkat Komunitas Cosplay Jaico

Komunitas pencinta budaya Jepang Jaico yang pertama membawa pengaruh

budaya Jepang di lingkungan kampus Universitas Negeri Semarang

(UNNES).Komunitas Jaico berdiri pada tanggal 14 Mei 2009 oleh mahasiswa-

mahasiwa Universitas Negeri Semarang (UNNES) yang memang menyukai budaya

Jepang.Dengan jurusan yang berbeda-beda juga, mereka sepakat membentuk

komunitas yang akhirnya dinamai Jaico.Pertama yang mempunyai ide untuk

membuat komunitas adalah sebuah band indie beraliran musik Jepang yaitu Neko

yang anggotanya dari berbagai jurusan seperti Rista (PJKR), Kris (Geografi), Agus

(Geografi), Hengky (Manajemen), dan Aan (Sendratasik). Kemudian mereka bertemu

dengan mahasiswa jurusan lain yang memang menyukai budaya Jepang yaitu Kiky

(Bahasa Jepang), Nita ( Bahasa Jepang), dan Tora (Teknik Sipil).

Untuk perekrutan anggota pertama, media yang mereka gunakan adalah

pamlet.Pamflet tersebut ditempel di sekitar lingkungan kampus Universitas Negeri

Semarang (UNNES), komunitas pencinta budaya Jepang Jaico mendapat anggota

baru.Anggota Komunitas Cosplay Jaico pada awal dibentuknya adalah sekitar 60

orang.Jaico mulai merintis kesuksesannya lewat lomba-lomba yang diselenggarakan

di acara festifal budaya Jepang di wilayah kota Semarang maupun luar kota

Semarang. Berkembangnya komunitas pencinta budaya Jepang Jaico, membuat

Page 12: T1_362008028_BAB IV.pdf

anggotanya semakin bertambah, dan tidak hanya berasal dari kalangan mahasiswa

Universitas Negeri Semarang (UNNES) saja.Anggota komunitas pencinta budaya

Jepang Jaico mulai bervariasi, mulai dari siswa Sekolah Menengah Atas (SMA),

sampai lingkungan kerja atau umum.Berikut beberapa foto Komunitas Cosplay Jaico

ketika sedang melakukan cosplay.

Gam

bar 8

Kom

unita

s

Cosp

lay

Jaico saat sedang cosplay

secara tim di dalam sebuah event festival Budaya Jepang

sumber : Dokumen Pribadi Penulis, 2009, 2013

4.6.2. Alasan keterlibatan dalam komunitas

Setelah terbentuk pada tahun 2009 yang lalu, Komunitas Jaico menjadi

semakin berkembang dengan bertambahnya anggota dan juga kegiatan.Komunitas ini

telah membuktikan eksistensinya sebagai komunitas yang beranggotakan orang-orang

yang menyukai Jepang khususnya Cosplay, dan menjadi wadah bagi mereka untuk

berekspresi dan mengembangkan kemampuannya dalam bidang Cosplay.Setiap

anggota yang masuk dan ikut bergabung dalam komunitas ini memiliki alasan yang

membuat mereka merasa tertarik dan merasa nyaman untuk bergabung dengan

Komunitas ini.

Minat terhadap Cosplay awalnya didahului pada ketertarikan dengan anime,

tokusatsu dan film Jepang. Beberapa anggota yang menjadi informan yang

merupakan anggota senior komunitas Jaico mengatakan bahwa sejak kecil mereka

Page 13: T1_362008028_BAB IV.pdf

sudah tertarik pada anime, tokusastu, dan juga film Jepang. Berawal dari ketertarikan

mereka pada hal tersebut sejak kecil, ketertarikan tersebut berkembang menjadi

mimpi masa kecil dan harapan untuk menjadi seperti tokoh yang mereka sukai, yang

ada di dalam anime, tokusatsu dan film Jepang.

Selain ketertarikan mereka pada anime, tokusatsu dan film Jepang, alasan

mereka bergabung menjadi anggota dalam komunitas Jaico adalah karena di dalam

komunitas ini mereka dapat bertemu dan berkumpul dengan teman-teman yang

memiliki hobi dan ketertarikan yang sama yaitu dalam kegiatan Cosplay. Disamping

mereka dapat mempersiapkan dan bersama-sama melakukan kegiatan cosplay, di

dalam kehidupan sehari-hari mereka juga dapat saling berbagi informasi terbaru

tentang anime, tokusatsu dan film Jepang dan juga dapat perkembangan Cosplay,

baik di daerah mereka, event Cosplay yang ada di berbagai daerah di Indonesia

bahkan di berbagai belahan dunia. Berkumpul dan bergabung bersama dengan

anggota komunitas yang memiliki kesamaan minat dan hobi yang sama, akan

membuat komunikasi dan interaksi semakin menyenangkan karena topik

pembicaraan yang dibicarakan tidak jauh dari Cosplay dan hal-hal yang berhubungan

dengan Jepang, sesuai dengan minat mereka.

Henky, informan yang pertama adalah mantan ketua Jaico dan juga salah satu

pendiri Jaico. Ada dan terbentuknya komunitas cosplay Jaico adalah hasil dari idenya

dan beberapa orang temannya yang pada tahun 2009 tergabung dalam sebuah band

yang sering membawakan lagu-lagu Jepang. Pada awalnya dia mengaku kalau hanya

suka dengan musik-musik yang saat ini sedang populer di Jepang, tetapi seiring

dengan berjalannya waktu, semakin banyak teman yang bergabung membuat kegiatan

yang ada dalam komunitas Jaico ini juga berkembang, dan yang paling utama pada

saat ini adalah kegiatan cosplay. Ada kebanggan tersendiri bagi Henky sudah menjadi

salah satu pendiri Jaico dan mengumpulkan teman-teman yang sama-suka dengan

hal-hal yang berhubungan dengan Jepang, sampai sekarang menjadi komunitas

dengan anggota terbanyak di kota Semarang.

Page 14: T1_362008028_BAB IV.pdf

Reyra, informan yang kedua berkeinginan untuk bergabung menjadi anggota

Jaico karena ketertarikannya pada anime dan film Jepang sejak kecil. Pada awalnya

dia hanya melihat pertunjukan cosplay hanya melalui internet saja, akhirnya membuat

dia tertarik dan ingin sekali ber-cosplay dan mengenakan kostum dari karakter dalam

anime yang dia sukai. Setelah mengetahui adanya komunitas Jaico, maka dia

memutuskan untuk bergabung, untuk bisa berkumpul bersama dengan teman-teman

yang juga menyenangi anime Jepang dan bersama akktif dalam kegiatan cosplay.

Informan selanjutnya yaitu Tora, sebelum terbentuknya Jaico dan bergabung

menjadi anggota di Komunitas Cosplay Jaico, sudah aktif menjadi cosplayer dan

bergabung dalam komunitas cosplay di Kudus, yang disebut dengan KUJI, sejak

tahun 2006. Setiap akhir pekan selama awal kuliah dia selalu menyempatkan diri

untuk berkumpul bersama dengan teman-teman komunitasnya yang berada di Kudus,

karena setiap awal minggu dia berada di Semarang untuk kuliah. Begitu dilakukannya

sampai tahun 2009, dia mengetahui bahwa telah dibentuk Komunitas Cosplay Jaico,

akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan alasan sudah jarang dapat berkumpul

dengan teman-teman yang ada di Kudus, dan karena anggota Komunitas Cosplay

Jaico hampor semuanya adalah mahasiswa UNNES, maka dari itu setiap anggota

bisasering berkumpul, walaupun hanya untuk sekedar makan bersama-sama. Karena

sudah aktif menjadi cosplayer di Kudus, beberapa saat setelah bergabung dengan

komunitas cosplay Jaico, Tora juga dipercaya untuk mendapat posisi ketua, karena

walaupun baru saja bergabung dengan komunitas cosplay Jaico, Tora dinilai oleh

teman-temannya sudah lebih berpengalaman dalam bidang cosplay, dan dipercaya

untuk dapat membimbing anggota yang lain.

Berikutnya adalah informan ke empat yaitu Adi Rider. Keikutsertaannya

menjadi anggota Komunitas Cosplay Jaico dengan motivasi untuk mencari teman

yang sama-sama menyukai film Jepang khususnya film Tokusatsu. Dengan teman di

luar secara umum atau teman kantor tidak dapat membahas atau membicarakan

tentang Tokusatsu. Maka dari itu, Adi mengetahui ada komunitas Cosplay di UNNES

Page 15: T1_362008028_BAB IV.pdf

dan memutuskan untuk ikut bergabung supaya mendapatkan teman yang sama-sama

menyukai Tokusatsu.

Informan yang terakhir adalah Bety. Ikut bergabung menjadi anggota dalam

Komunitas Cosplay Jaico karena ketertarikannya pada anime dan film Jepang dan

sudah sejak kecil Bety senang menggambar khususnya membuat komik atau manga.

Hobi ini membuat Bety memutuskan untuk masuk menjadi mahasiswa jurusan seni

rupa.