11. bab iv.pdf

18
48 BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) PT Bio Farma (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN yang bergerak di bidang memproduksi vaksin dan antisera. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam kegiatan memproduksi barang dagang PT Bio Farma (Persero) mempunyai strategi untuk mendukung proses operasionalnya secara optimal dan efektif, proses operasional yang dimaksud yaitu: 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Kegiatan pengadaan yang dimaksud atau dilakukan oleh perusahaan adalah dimulai dari tahap-tahap sebagai berikut: a) Bagian atau Divisi lain meminta barang persediaan ke bagian gudang yang diterima oleh petugas gudang bagian penerimaan permintaan dan barang datang dengan mengirimkan Bon Permintaan Barang (lihat lampiran 1) yang berisi tentang nama bagian yang meminta, tanggal, nomor surat, keterangan yang diminta, kuantitas dari barang yang diminta, tanda tangan bagian yang meminta yang dibuat 2 rangkap untuk diarsip dan untuk diberikan ke bagian gudang. b) Petugas gudang bagian penerimaan permintaan dan barang datang memberikan bon permintaan barang tersebut ke petugas gudang bagian penyimpanan karena area gudang penyimpanan hanya boleh diakses oleh orang-orang yang mempunyai otorisasi dari yang berwenang. c) Petugas gudang bagian penyimpanan mengecek apakah barang yang diminta masih ada atau sudah habis digunakan. d) Jika barang yang dimaksud ada, maka petugas penerimaan permintaan dan barang datang langsung membuat Formulir Penyerahan Barang ke Bagian (lihat lampiran 2) yaitu penyerahan barang dari bagian pengelolaan persediaan ke bagian yang meminta barang yang memuat

Upload: dangxuyen

Post on 30-Dec-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 11. BAB IV.pdf

48

BAB IV

ANALISIS

4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero)

PT Bio Farma (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN yang

bergerak di bidang memproduksi vaksin dan antisera. Untuk mencapai hasil yang

maksimal dalam kegiatan memproduksi barang dagang PT Bio Farma (Persero)

mempunyai strategi untuk mendukung proses operasionalnya secara optimal dan

efektif, proses operasional yang dimaksud yaitu:

1. Kegiatan pengadaan bahan baku

Kegiatan pengadaan yang dimaksud atau dilakukan oleh perusahaan adalah

dimulai dari tahap-tahap sebagai berikut:

a) Bagian atau Divisi lain meminta barang persediaan ke bagian gudang

yang diterima oleh petugas gudang bagian penerimaan permintaan dan

barang datang dengan mengirimkan Bon Permintaan Barang (lihat

lampiran 1) yang berisi tentang nama bagian yang meminta, tanggal,

nomor surat, keterangan yang diminta, kuantitas dari barang yang

diminta, tanda tangan bagian yang meminta yang dibuat 2 rangkap

untuk diarsip dan untuk diberikan ke bagian gudang.

b) Petugas gudang bagian penerimaan permintaan dan barang datang

memberikan bon permintaan barang tersebut ke petugas gudang

bagian penyimpanan karena area gudang penyimpanan hanya boleh

diakses oleh orang-orang yang mempunyai otorisasi dari yang

berwenang.

c) Petugas gudang bagian penyimpanan mengecek apakah barang yang

diminta masih ada atau sudah habis digunakan.

d) Jika barang yang dimaksud ada, maka petugas penerimaan permintaan

dan barang datang langsung membuat Formulir Penyerahan Barang

ke Bagian (lihat lampiran 2) yaitu penyerahan barang dari bagian

pengelolaan persediaan ke bagian yang meminta barang yang memuat

Page 2: 11. BAB IV.pdf

49

nomor dan tanggal mutasi, nomor pesanan, kode dan nama bagian,

kode dan nama barang, satuan, nomor batch/GIN, Expire date, jumlah

dan keterangan, agar mutasinya persediaan bahan baku dapat diketahui

baik oleh bagian gudang, sehingga memudahkan bagian gudang untuk

merekap persediaan yang keluar dan ke bagian apa saja. Formulir

penyerahan ke bagian dibuat 3 rangkap, untuk diberikan ke bagian

yang meminta, untuk diberikan ke petugas rekapitulasi persediaan dan

untuk diarsip. Lalu petugas tersebut memberikan formulir rangkap

pertama kepada bagian yang meminta beserta barangnya.

e) Setelah formulir diserahkan beserta barang yang diminta kepada

bagian yang meminta, petugas bagian rekapitulasi persediaan yang

telah menerima formulir penyerahan barang ke bagian harus membuat

Kartu Persediaan Bahan (lihat lampiran 3) yang berisi rincian

mutasi persediaan bahan perbahan yang memuat kode dan nama

barang, kemasan, saldo awal, penerimaan dan pengeluaran serta saldo

akhir dalam kuantum dan nilai agar mengetahui jumah barang

persediaan yang seharusnya masih tersisa di gudang penyimpanan

untuk diserahkan ke bagian akuntansi manajemen dan untuk diarsip.

f) Jika barang tidak ada, maka petugas gudang bagian penyimpanan

membuat surat permintaan barang yang dibuat melalui program

komputer yang dikirim melalui internet ke bagian pembelian.

g) Setelah barang yang diminta oleh bagian gudang tersebut datang,

maka petugas bagian gudang atau bagian pengadaan umum yang

bertugas menerima barang dari bagian pembelian membuat Laporan

Penerimaan dan Pemeriksaan Barang Persediaan (LPPBB) (lihat

lampiran 4) yaitu bukti penerimaan barang persediaan gudang yang

memuat nama penjual, nomor laporan, nomor pesanan, nomor

perjanjian, kode barang, nama barang, satuan, banyaknya barang yang

diterima dan tanggal penerimaan dibuat oleh seksi penerimaan

dibagian pengadaan umum atau gudang berdasarkan Purchase Order

Page 3: 11. BAB IV.pdf

50

dan Perjanjian dan dibuat 3 rangkap yang akan diserahkan pada bagian

akuntansi manajemen, bagian gudang dan arsip. Salah satu contoh dari

LPPBB adalah:

Perjanjian (lihat lampiran 5)

Yaitu perikatan jual beli barang atau jasa dengan rekanan yang

memuat nilai atau jenis barang termasuk hak dan kewajiban masing-

masing pihak dalam bentuk perjanjian pengadaan barang, perjanjian

pemborongan pekerjaan, Surat Perintah Kerja (SPK lihat lampiran

6), Surat Perintah Pengadaan (SPP lihat lampiran 7), yang dibuat

oleh divisi logistik.

h) Setelah itu bagian penerimaan permintaan dan barang datang di bagian

gudang tersebut memberikan barang tersebut ke petugas gudang

bagian penyimpanan untuk dilakukan pengklasifikasian barang-barang

yang datang ke kelompoknya masing-masing persediaan bahan baku

untuk sebagian diproses menjadi barang jadi vaksin dan antisera. Di

gudang penyimpanan, persediaan terdiri dari:

1. Persediaan bahan baku seperti perlengkapan-perlengkapan yang

akan digunakan untuk memproses vaksin dan antisera.

2. Persediaan dalam proses seperti cairan-cairan vaksin dan antisera

yang belum dicampur-campur dengan sempurna.

3. Persediaan barang jadi berupa vaksin dan antisera yang sudah

melalui proses produksi dan telah dikemas untuk selanjutanya dijual

baik ekspor ke berbagai Negara di dunia maupun dijual di bagian

pelayanan jasa yang melayani masyarakat Indonesia untuk pembelian

vaksin atau antisera baik perorangan, maupun perbadan usaha.

4. Persediaan bahan penolong atau bahan pembantu seperti ATK,

kardus pengemasan, alat kebersihan dan lain-lain.

5. Persediaan barang dagangan berupa barang-barang yang langsung

dibeli dari pemasok lalu dijual tanpa melalui proses produksi.

Page 4: 11. BAB IV.pdf

51

Begitu terus-menerus siklus yang ada di bagian gudang PT Bio Farma

(Persero) selama satu periode.

2. Memproses Bahan Baku

Kegiatan memproses bahan baku menjadi bahan setengah jadi atau barang

dalam proses dan barang jadi adalah:

a) Pertama-tama bagian produksi menerima bahan baku yang dikirim

oleh bagian gudang.

b) Bahan baku yang telah diterima tersebut langsung didistribusikan ke

bagian-bagian yang menangani produk-produk yang akan dihasilkan.

Di divisi produksi terdiri dari berbagai macam bagian, karena produk

yang dihasilkan beragam.

c) Sebelum mulai kegiatan proses produksi, petugas produksi membawa

persediaan akhir yang masih tersedia di area gudang penyimpanan

barang dalam proses untuk menindaklanjuti persediaan akhir dalam

proses tersebut menjadi barang jadi yang siap dijual.

d) Jika bahan baku yang diproses masih banyak dan belum menjadi

barang jadi, maka ada petugas yang menyimpannya di area gudang

penyimpanan barang dalam proses dengan membuat rincian bahan

produk apa dan diberikannya kepada petugas bagian gudang yang

menjaga area gudang penyimpanan barang dalam proses.

e) Jika barang telah selesai diproses dan telah dikemas, maka ada petugas

yang mendistribusikannya ke bagian gudang penyimpanan barang jadi

yang selanjutnya akan didistribusikan lagi ke bagian pelayanan jasa

dan bagian penjualan ekspor.

f) Jika barang persediaan bahan baku telah habis, maka ada bagian

petugas produksi yang meminta bahan baku ke bagian gudang dengan

mengisi bon permintaan barang seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya.

Page 5: 11. BAB IV.pdf

52

3. Penjualan Barang Jadi

Proses yang terakhir adalah proses menjual barang jadi atau barang dagangan.

Untuk menjual atau memasarkan produk dari PT Bio Farma (Persero), perusahaan

melakukannya melalui dua divisi, yaitu:

a) Divisi Pelayanan Jasa

Di bagian divisi pelayanan jasa, konsumen terdiri dari dua bagian,

yaitu perorangan dan badan usaha. Yang membedakan antara konsumen

perorangan dan badan usaha yaitu, perorangan atau individu melakukan

vaksin untuk dirinya sendiri dan membayar secara cash atau tunai dan faktur

penjualan tunainya dibuat 4 rangkap lalu diserahkan ke bagian pajak,

akuntansi, keuangan dan arsip. Untuk pelayanan jasa perorangan ini terdiri

dari tiga unit, yaitu pertama bagian poli rabies untuk orang-orang yang

terkena virus hewan yang belum disuntik rabies, kedua laboratorium untuk

memeriksa kadar gula, tekanan darah dan lain-lain.

Ketiga jasa balai imunisasi yang terdiri dari vaksin dan polio yaitu

untuk masyarakat yang ingin memakai vaksin atau polio baik untuk dewasa

maupun untuk anak kecil. Untuk pelayanan jasa badan usaha yaitu biasanya

menggunakan dua unit, yaitu bagian balai imunisasi untuk para karyawan

perusahaan tersebut divaksin dalam jumlah yang banyak. Dan juga unit

laboratorium, biasanya perusahaan yang menggunakan jasa laboratorium di

PT Bio Farma (Persero) ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang

industri makanan, mereka menguji hasil makanan yang akan mereka jual ke

pasaran pada PT Bio Farma (Persero).

Setelah hasil laboratorium itu keluar, maka perusahaan baru bisa

menjual ke pasaran jika hasil laboratoriumnya menunjukkan hasil yang tidak

adanya keberadaan virus. Tetapi jika hasil laboratorium menunjukkan adanya

virus di dalam makanan tersebut, maka perusahaan harus mengganti bahan-

bahan atau takaran sesuai yang telah disarankan. Sistem pembayaran pada

penjualan ke badan usaha adalah credit atau kredit, karena biasanya

Page 6: 11. BAB IV.pdf

53

perusahaan bertransaksi dalam ukuran besar. faktur penjualan kreditnya dibuat

4 rangkap lalu diserahkan ke bagian pajak, akuntansi, keuangan dan arsip.

b) Divisi Penjualan Ekspor atau Penjualan ke Luar Negri.

Pada bagian ekspor vaksin dan antisera, petugas meminta persediaan

barang jadi yang sudah dikemas ke bagian gudang yang nantinya dikirim ke

berbagai Negara dan faktur penjualannya diserahkan ke bagian akuntansi

untuk dijurnal, ke bagian keuangan dan arsip. Dan juga bagian penjualan

ekspor ini merekap setiap bulannya penjualan yang diekspor ke berbagai

Negara untuk keperluan manajemen dalam mendata Negara-negara mana

sajakah yang menjadi pelanggan dari PT Bio Farma (Persero) dan dilaporkan

ke dalam laporan tahunan.

Setelah kepala bagian gudang, kepala bagian pelayanan jasa dan kepala

bagian penjualan ekspor menyerahkan hasil rekapannya selama satu bulan ke bagian

manajemen akuntansi, barulah petugas akuntansi manajemen yang bertugas untuk

menghitung stock opname barang persediaan di gudang melakukan tugasnya. Seperti

yang dijelaskan dibawah ini:

a) Pertama-tama petugas ini menerima laporan dari tiap-tiap divisi untuk

selanjutnya dilakukan perhitungan nilai persediannya yang akan

dibahas pada sub bab penilaian persediaan bahan baku.

b) Setelah itu petugas yang bertugas menghitung, menyerahkan hasil

hitungannya kepada petugas yang bertugas untuk stock opname ke

gudang bagian penyimpanan persediaan.

c) Petugas di bagian penyimpanan ini membandingkan hasil hitungan

yang ada dicatatan dengan jumlah fisik yang ada di gudang

penyimpanan tersebut. Jika ada perbedaan, maka petugas ini harus

menelusuri perbedaan tersebut, apakah adanya salah hitung, adanya

barang yang tidak terhitung, atau adanya barang rusak dan kadaluarsa

degan mengecek Laporan Beban Pokok bahan Baku Rusak atau

Kadaluarsa (lihat lampiran 8) yang berisi catatan persediaan bahan

Page 7: 11. BAB IV.pdf

54

yang rusak atau kadaluarsa selama satu bulan yang dibuat berdasarkan

berita acara pemusnahan barang.

d) Lalu petugas ini menyerahkan laporan beban pokok bahan baku rusak

atau kadaluarsa kepada bagian akuntansi manajemen bagian

perhitungan persediaan untuk dilakukan perlakuan akuntansi

perhitungan barang rusak atau kadaluarsa.

e) Selanjutnya hasil perhitungan ini diserahkan ke bagian akuntansi

petugas bagian jurnal.

Tugas pada bagian akuntansi manajemen yang mengelola bagian bahan baku

meliputi Proses mencatat, mengelompokkan, meringkas dan menyajikan transaksi

penerimaan dan pengeluaran persediaan bahan dalam bentuk informasi keuangan

yang sesuai dengan pedoman akuntansi keuangan yang berlaku di perusahaan disebut

dengan akuntansi persediaan bahan.

Bukti pendukung akuntansi persediaan bahan yaitu bukti sah dan relevan yang

digunakan untuk transaksi penerimaan dan pengeluaran persediaan bahan dan

berfungsi sebagai bukti jurnal pemakaian bahan selama satu bulan, penyesuaian

pemakaian bahan yang tersisa pada akhir tahun dan bahan kadaluarsa atau rusak

selama satu bulan. Laporan yang Dihasilkan dari Prosedur:

1. Laporan Saldo Mutasi (lihat lampiran 9)

Yang berisi rincian mutasi persediaan bahan di bagian yang diproses

diaplikasi persediaan yang telah ditandatangani oleh bagian yang

bersangkutan. Laporan saldo mutasi ini dibuat berdasarkan kartu persediaan

bahan.

2. Bukti Input Data Bahan (lihat lampiran 10)

Media pencatatan penerimaan dan pengeluaran persediaan bahan yang

disusun secara kronologis, berdasarkan tanggal transaksi, memuat dasar

pencatatan, kode dan nama barang, satuan, harga satuan dan total nilai.

Page 8: 11. BAB IV.pdf

55

3. Rekapitulasi Mutasi Persediaan Bahan (lihat lampiran 11)

Rekapitulasi persediaan bahan dalam kuantum dan nilai selama periode

tertentu yang memuat kode dan nama barang, kemasan, saldo awal,

penerimaan dan pengeluaran serta saldo akhir.

4. Daftar Rekonsiliasi Buku Besar dan Buku Tambahan (lihat lampiran

12)

Daftar yang memuat saldo yang akan terkait dengan mutasi persediaan

bahan menurut buku beasr dibanding dengan saldo menurut rekapitulasi

mutasi persediaan bahan pada tanggal neraca sehingga dapat diteliti

kemungkinan terjadinya perbedaan saldo dari laporan yang berbeda sumber

datanya tetapi seharusnya menghasilkan saldo yang sama.

Untuk memudahkan membaca prosedur kegiatan pengadaan barang,

memproses bahan baku menjadi barang jadi dan proses menjual barang jadi pada PT

Bio Farma (Persero), maka penulis mengilustrasikan dalam bentuk flowchart sebagai

berikut:

Page 9: 11. BAB IV.pdf

56

1. Flowchart Kegiatan Pengadaan

Gam

bar

4.1

F

low

chart

Keg

iata

n P

engad

aan

Page 10: 11. BAB IV.pdf

57

2. Flowchart Proses Pembuatan Barang Jadi

Gambar 4.2 Flowchart Proses Pembuatan Barang Jadi

Page 11: 11. BAB IV.pdf

58

3. Flowchart Proses Penjualan Barang Jadi

Gam

bar

4.3

F

low

chart

Pro

ses

Pen

juaa

n B

aran

g J

adi

Page 12: 11. BAB IV.pdf

59

Seperti halnya perusahaan lain, PT Bio Farma (Persero) sangat

memperhatikan adanya persediaan bahan baku dan persediaan barang jadi. Maka dari

itu PT Bio Farma (Persero) harus menggunakan satu dari dua jenis metode pencatatan

persediaan yang ada, yaitu sistem pencatatan persediaan perpetual dan metode

pencatatan persediaan periodik. Hal ini dikarenakan agar persediaan yang keluar dan

masuk langsung dicatat sesuai dengan metode pencatatan yang berlaku di perusahaan.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, PT Bio Farma (Persero) pun memiliki

metode pencatatan persediaan yang perusahaan gunakan untuk menghitung

persediaan baik secara fisik maupun secara catatan agar perusahaan selalu up to-date

dalam mengetahui jumlah akurat persediaan yang mereka miliki.

PT Bio Farma (Persero) menggunakan metode pencatatan persediaannya yaitu

metode pencatatan perpetual. Dimana pada saat menjurnal terdapat jurnal mengenai

perhitungan harga pokok penjualannya. Dan juga setiap terjadinya transaksi

perusahaan yang berhubungan dengan persediaan, perusahaan langsung mencatatnya

ke akun persediaan. Untuk mencatat semua transaksi yang terjadi di PT Bio Farma

(Persero) adalah dengan menggunakan ayat jurnal. Adapun contoh pencatatan

transaksi ayat jurnal di PT Bio Farma (Persero) yang berkaitan dengan persediaan

adalah sebagai berikut:

Pencatatan saat terjadi penjualan vaksin dan antisera tunai berdasarkan faktur

penjualan tunai (lihat lampiran 13):

Dr kas/bank 160.000

Cr penjualan 160.000

Dr harga pokok penjualan 120.000

Cr persediaan barang jadi 120.000

Pencatatan saat penjualan vaksin dan antisera kredit berdasarkan faktur

penjualan kredit (lihat lampiran 14):

Dr piutang usaha 247.500

Cr penjualan 247.500

Page 13: 11. BAB IV.pdf

60

Dalam penerapan metode pencatatan perpetual ada beberapa manfaat yang

diperoleh perusahaan, yaitu:

1. Jumlah persediaan barang dagangan dapat diketahui setiap saat, karena

pencatatan dilakukan secara terus menerus sehingga pengawasan terhadap

fisik barang dapat terus terpantau.

2. Pengawasan terhadap setiap pos persediaan barang dagang yang dapat lebih

mudah karena perkiraan persediaan ini dicatat pada setiap jenis barang

dagangan.

4.2 Metode Penilaian Persediaan Bahan Baku pada PT Bio Farma (Persero)

Salah satu aktiva lancar perusahaan adalah persediaan. Persediaan yang ada

diperoleh dengan menginvestasikan dana yang cukup besar, oleh karena itu perlu

dilakukan kebijakan atas pencatatan setiap keluar masuknya barang sebagai wujud

tindakan pengawasan dan mempermudah perusahaan dalam melaksanakan penerapan

atas metode penilaian atas persediaan yang ada. Kerja praktik ini bertujuan untuk

mengetahui lebih jauh prosedur akuntansi yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam

menerapkan metode penilaian atas persediaan yang ada.

Penilaian persediaan adalah hal yang penting dalam penyusunan laporan

keuangan. Penggunaan suatu metode akan menghasilkan nilai yang berbeda dengan

penggunaan metode yang lain. Pada sistem perpetual inventory system, setiap terjadi

penjualan atau pemakaian barang untuk produksi, perlu diketahui harga pokok barang

yang dijual atau yang dipakai. Oleh karena itu setiap kali terjadi pembelian barang

harus dilakukan perhitungan harga Pokok setelah pembelian tersebut. Perhitungan

harga pokok dilakukan dengan cara menjumlahkan harga pembelian dengan nilai

persediaan dibagi dengan Jumlah persediaan setelah pembelian.

(Jumlah pembelian * harga perunit + Jumlah persediaan * Hpp)

(Jumlah pembelian+Persediaan)

Page 14: 11. BAB IV.pdf

61

Perhitungan harga Pokok juga dilakukan pada saat pengembalian barang sisa

produksi. Bila pada rentang pengeluaran barang hingga pengembalian barang sisa

produksi belum ada pembelian, maka hasil perhitungan harga Pokok akan

menunjukan nilai yang sama dengan sebelumnya.

Sama halnya dengan metode pencatatan persediaan, perusahaan juga harus

memiliki metode penilaian persediaan agar pergerakan dari persediaannya dapat terus

di pantau oleh perusahaan sehingga memudahkan tugas dari pengendalian internal

persediaan.

Pada kasus perhitungan rumus biaya persediaan PT Bio Farma (Persero) ,

penilaian persediaannya adalah menggunakan rata-rata tertimbang, dengan metode ini

saldo akhir akan bisa dinilai setiap saat. Tetapi pada gudang atau mutasi barang

persediaannya menggunakan masuk pertama keluar pertama (MPKP) atau biasa

disebut juga FIFO (first in first out). Hal ini dikarenakan kondisi bahan baku yang

memerlukan perlakuan khusus agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,

seperti usang. Karena bahan baku vaksin memerlukan ruangan, suhu dan cuaca yang

khusus. Maka dari itu persediaan bahan baku yang pertama kali masuk ke gudang,

persediaan bahan baku itu pula yang pertama kali dikeluarkan untuk selanjutnya

melalui proses produksi

Metode penilaian ini dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Pemasukan dan pengeluaran barang dagangan:

a) Penerimaan vaksin dan antisera jadi dari bagian produksi disimpan

paling depan dan untuk barang dagangan lama disimpan paling

belakang.

b) Vaksin dan antisera yang akan dijual pengambilannya dari

persediaan barang yang lama.

2. Penyimpanan vaksin dan antisera harus dipertimbangkan:

a) Umur vaksin dan antisera

b) Kerusakan pada kemasan vaksin dan antisera

Page 15: 11. BAB IV.pdf

62

3. Barang dagangan disimpan menurut tanggal pembuatan dan jenisnya.

4. Barang dagangan vaksin dan antisera diusahakan agar tidak melebihi

kapasitas yang telah ditetapkan.

5. Penyimpanan barang jadi vaksin dan antisera harus terhindar dari matahari

dan di dalam suhu 8 C

Perusahaan memiliki kartu persediaan bahan baku untuk memudahkan bagian

gudang dalam mengetahui jumlah persediaan dan melaporkannya kepada bagian

pengadaan, jika kekurangan persediaan maka bagian pengadaan ini akan memesan ke

bagian produksi untuk membuat vaksin dan antisera lagi sesuai kebutuhan. Adapun

bentuk kartu persediaannya sebagai berikut:

Page 16: 11. BAB IV.pdf

63

Gam

bar

4.4

Kar

tu P

erse

dia

an B

ahan

(Sum

ber

: P

T B

io F

arm

a (P

erse

ro))

Page 17: 11. BAB IV.pdf

64

4.3 Penyajian dan Pengungkapan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero)

Laporan keuangan yang disajikan oleh PT Bio Farma (Persero) ini sudah

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu prinsip

akuntansi yang didasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan No.14, serta kebijakan

perusahaan yang berlaku di dalam perusahaan.

Dalam menentukan harga pokok penjualan PT Bio Farma (Persero)

menggunakan penilaian yang berdasarkan metode rata-rata tertimbang. Dimana harga

beli dari setiap kali pembelian dikalikan dengan unit yang dibeli.

Dan berikut adalah contoh penyajian persediaan barang dagangan vaksin dan

antisera:

NO KELOMPOK PERSEDIAAN 31-Des-2011 (Rp) 31-Des-2010 (Rp)

A Bahan Baku/Penolong 85,599,038,198.80 86,914,072,910.38

B Perlengkapan 2,962,734,535.71 3,391,514,725.43

C Produk Dalam Proses 48,086,886,431.79 22,583,987,110.66

D Produk Jadi 31,058,984,638.49 24,068,952,713.20

E Barang Dagangan 83,655,596.00 151,479,118.74

Jumlah 165, 791,299,400.79 137,110,006,778.31

Penyisihan Penurunan Nilai Persediaan (2,146,669,943.73) (509,028,223.46)

Jumlah 163,644,629,457.06 136,600,978,354.85

Tabel 4.1 Penyajian Persediaan pada PT Bio Farma (Persero)

(Sumber: PT Bio Farma (Persero))

Pengungkapannya:

Saldo per 31 Desember 2011 untuk penyisihan penurunan nilai persediaan

sebesar 2,146,669,943.73 terdiri dari persediaan slow moving Rp 992,000,200.02 ,

Dead stock Rp 209,384,900.40, Surplus Rp 583,938,400.48, dan obsolete Rp

361,346,442.83

Kerugian yang terjadi karena kadaluarsa/rusak persediaan produk jadi dan

bahan baku per 31 Desember 2011 dibukukan dengan mengurangi saldo penyisihan

penurunan nilai persediaan, jika sudah termasuk dalam penyisihan pada 31 Desember

Page 18: 11. BAB IV.pdf

65

2010, sedangkan untuk yang belum tercadangkan dicatat menjadi beban periode

berjalan dan disajikan dalam kelompok akun beban bahan baku dan penolong.

Kerugian yang terjadi karena kadaluarsa/rusak persediaan produk jadi dan

bahan baku per 31 Desember 2010 dihapuskan dan menjadi beban tahun berjalan

serta disajikan dalam kelompok akun beban bahan baku dan penolong, karena belum

diberlakukan kebijakan penyisihan penurunan nilai persediaan.