survey of instruksional development model gustafson

27
1 PENDAHULUAN Peran Model dalam Pengembangan Pembelajaran Model membantu kita meng-konsep representasi dari realitas. Sebuah model adalah representasi sederhana dari bentuk, proses dan fungsi fenomena fisik atau ide yang lebih kompleks. Model menyederhanakan kenyataan karena seringkali kenyataan terlalu rumit untuk digambarkan. Karena banyak dari kompleksitas tersebut unik terhadap situasi yang spefisik, model membantu dengan mengidentifikasi apa saja yang generik dan applicable di banyak konteks. Seel mengidentifikasi tiga jenis model ID (teoritis / konseptual, organisasi, dan perencanaan-dan-prognosis), dan ia memberi label review tersebut sebagai model organisasi yang dapat digunakan sebagai resep umum untuk perencanaan pembelajaran. Model menyediakan alat konseptual dan komunikasi yang dapat digunakan untuk memvisualisasikan, mengarahkan dan mengelola proses untuk membuat pembelajaran yang berkualitas tinggi. Model juga membantu kami dalam memilih atau mengembangkan alat operasional yang tepat dan teknik. Model juga menginspirasi dalam pengembangan teori yang komprehensif dari pengembangan pembelajaran. Alat Konseptual dan Komunikasi Model pengembangan pembelajaran menyampaikan prinsip-prinsip panduan untuk menganalisis, memproduksi dan merevisi lingkungan belajar. Model pengembangan pembelajaran menyediakan alat-alat komunikasi untuk menentukan hasil yang tepat, mengumpulkan data, menganalisis data, menghasilkan strategi pembelajaran, memilih atau membangun media, melakukan assesment, dan menerapkan dan merevisi hasil . Aspek linear dan concurrent dari Instructional Design Proses pengembangan pembelajaran dapat didekati sebagai suatu proses linear tunggal atau sebagai satu set prosedur bersamaan ( concurrent) atau rekursif. Pengembangan pembelajaran harus digambarkan dengan cara Survey of Instructional Development Models. Fourth Edition. Kent L. Gustafson Robert Maribe Branch, resumed by jamridafrizal.([email protected])

Upload: jamridafrizal

Post on 22-Dec-2015

267 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

buku ini memberikan gambaran yang lumayan kepada pencinta Desain Instruksioonal mengenai berbagai model yang ada di dunia, walaupun kupasannya tidak mendalam, tapi lumayanlah untuk mendapat gambaran

TRANSCRIPT

Page 1: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

1

PENDAHULUAN

Peran Model dalam Pengembangan Pembelajaran

Model membantu kita meng-konsep representasi dari realitas. Sebuah modeladalah representasi sederhana dari bentuk, proses dan fungsi fenomena fisikatau ide yang lebih kompleks. Model menyederhanakan kenyataan karenaseringkali kenyataan terlalu rumit untuk digambarkan. Karena banyak darikompleksitas tersebut unik terhadap situasi yang spefisik, model membantudengan mengidentifikasi apa saja yang generik dan applicable di banyak konteks.Seel mengidentifikasi tiga jenis model ID (teoritis / konseptual, organisasi, danperencanaan-dan-prognosis), dan ia memberi label review tersebut sebagaimodel organisasi yang dapat digunakan sebagai resep umum untuk perencanaanpembelajaran.Model menyediakan alat konseptual dan komunikasi yang dapat digunakanuntuk memvisualisasikan, mengarahkan dan mengelola proses untuk membuatpembelajaran yang berkualitas tinggi. Model juga membantu kami dalammemilih atau mengembangkan alat operasional yang tepat dan teknik. Modeljuga menginspirasi dalam pengembangan teori yang komprehensif daripengembangan pembelajaran.

Alat Konseptual dan KomunikasiModel pengembangan pembelajaran menyampaikan prinsip-prinsip panduanuntuk menganalisis, memproduksi dan merevisi lingkungan belajar. Modelpengembangan pembelajaran menyediakan alat-alat komunikasi untukmenentukan hasil yang tepat, mengumpulkan data, menganalisis data,menghasilkan strategi pembelajaran, memilih atau membangun media,melakukan assesment, dan menerapkan dan merevisi hasil .

Aspek linear dan concurrent dari Instructional DesignProses pengembangan pembelajaran dapat didekati sebagai suatu proses lineartunggal atau sebagai satu set prosedur bersamaan (concurrent) atau rekursif.Pengembangan pembelajaran harus digambarkan dengan cara

Survey of Instructional Development Models. Fourth Edition.Kent L. GustafsonRobert Maribe Branch, resumed by jamridafrizal.([email protected])

Page 2: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

2

mengkomunikasikan kekayaan sejati dan realitas yang terkait denganperencanaan pembelajaran.

SEBUAH TAKSONOMI DARI MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN

Sebuah taksonomi dari ID model dapat membantu memperjelas asumsi yangmendasari masing-masing model dan mengidentifikasi kondisi di mana masing-masing model paling tepat diterapkan. Gustafson menciptakan taksonomitersebut. Skema Gustafson mengandung tiga kategori di mana model dapatdibagi menjadi: kelas, produk, dan sistem. Penempatan setiap model dalam salahsatu kategori didasarkan pada seperangkat asumsi yang telah dibuat olehpembuatnya tentang kondisi di mana pengembangan dan penyampaianpembelajaran akan terjadi.

Taksonomi yang disajikan pada Gambar 1 dapat digunakan untukmengkategorikan model ID berdasarkan pada sejumlah asumsi tentangpengaturan yang mungkin diterapkan dan bagaimana prosesnya mungkin terjadi.Taksonomi ini memiliki tiga kategori: (1) pembelajaran kelas individu, (2) produkuntuk diimplementasikan oleh pengguna lain selain para pengembang, (3) sistempembelajaran yang lebih besar dan lebih kompleks yang diarahkan padaorganisasi masalah atau tujuan.

Untuk mengkategorikan model, kami menggunakan sembilan karakteristikberikut masing-masing: (1) typical output in terms of amount of instructionprepared; (2) resources committed to the development effort; (3) whether it is ateam or individual effort; (4) expected ID skill and experience the individual orteam; (5) whether most instructional materials will be selected from existingsources or represent original design and production; (6) amount of preliminary(front-end) analysis conducted; (7) anticipated technologucal complexity of thedevelopment and delivery environments; (8) amount of tryout and revisionconducted; and (9) amount of dissemination and follow-up occuring afterdevelopment.

Page 3: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

3

Tabel 1 Taksonomi Model Pengembangan Pembelajaran oleh Gustafson

Selected Characteristics Classroom Orientation Product Orientation SystemOrientation

Typical Output One or a Few Hours ofInstruction

Self-Instructional ofInstructor-Delivered

PackagedCourse or Entire

Curriculum

Resources Committed toDevelopment Very Low High High

Team or Individual Effort Individual Usually a Team TeamID Skill/Experience Low High High/Very HighEmphasis on Development orSelection Selection Development Development

Amount of Front-EndAnalysis/Needs Assessment Low Low to Medium Very High

Technological Complexity ofDelivery Media Low Medium to High Medium to High

Amount of Tryout and Revision Low to Medium Very High Medium to HighAmount ofDistribution/Dissemination None High Medium to High

CLASSROOM-ORIENTED MODELS

Model ID yang berorientasi pada kelas (Classroom-Oriented Models)dimaksudkan untuk para guru profesional yang menerima peran mereka untukmengajar dan menyadari bahwa siswa membutuhkan beberapa bentukpembelajaran. Penggunanya termasuk guru sekolah dasar dan menengah,perguruan tinggi dan instruktur sekolah kejuruan, dan perguruan tinggi.

Kebanyakan guru menganggap (dengan pembenaran yang nyata) bahwa siswaakan ditugaskan atau akan mendaftar di kelas mereka dan bahwa akan adasejumlah pertemuan kelas, masing-masing dengan panjang yang telahditentukan. Peran guru adalah untuk menentukan konten yang sesuai,merencanakan strategi pembelajaran, mengidentifikasi media yang tepat, men-delivery instruksional, dan mengevaluasi peserta didik. Hanya sedikit waktu bisadigunakan guru untuk mengembangkan bahan ajar. Sumber yang bisa digunakanuntuk pengembangan juga terbatas.

Beberapa model yang termasuk dalam Classroom-Oriented Model antara lain:

The Gerlach and Ely Model

Page 4: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

4

Model yang dikembangkan oleh Gerlach dan Ely ini dimaksudkan sebagaipedoman perencanaan mengajar. Pengembangan sistem pembelajaran menurutmodel dapat dilihat pada gambar berikut.

Tahapan-tahapan dalam Model Gerlach dan Ely1. Merumuskan tujuan pembelajaran (specification of objective)2. Menentukan isi materi (specification of content)3. Menurut kemampuan awal/penilaian kemampuan awal siswa (Assesment of

Entering behaviors)4. Menentukan teknik dan strategi (Determination of strategy)5. Pengelompokan belajar (Organization of groups)6. Menentukan pembagian waktu (Allocation of times)7. Menentukan ruang (Allocation of space)8. Memilih media pembelajaran yang sesuai (Allocation of Resources)9. Mengevaluasi hasil belajar (evaluation of performance)10. Menganalisis umpan balik (analisys of feedback)

The Heinich, Molenda, Russel and Smaldino Model

R. Heinich, M. Molenda dan J.D. Russel mengajukan sebuah model perencanaandan penggunaan media pembelajaran agar efektif kemanfaataannya. Model yangmereka ajukan dikenal dengan Model ASSURE yang merupakan akronim dari

Page 5: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

5

(Analyze, State, Select, Utilize, Response, dan Evaluate).

Tahapan-Tahapan Perencanaan dan Penggunaan Media Pembelajaran1. Analyze Learner Characteristics

Tahapan pertama pada saat merancang penggunaan sebuah mediapembelajaran adalah melakukan analisis karakteristik siswa.

2. State ObjectivesTahapan kedua adalah menyatakan atau menentukan tujuanpembelajaran apa yang ingin dicapai.

3. Select Media and MaterialsKebanyakan guru hanya memiliki sedikit waktu untuk men-desaindan mengembangkan materials mereka sendiri. Karenanya gurudapat memodifikasi materials yang sudah ada.

4. Utilize Media and MaterialsTahapan ke-empat adalah menggunakan media pembelajaran yang telahdipilih tersebut pada saat pembelajaran berlangsung.

5. Require Learner ParticipationTahapan kelima perencanaan dan penggunaan media menurut Heinichdan kawan-kawan ini adalah meminta respon (tanggapan) dari siswatentang media pembelajaran yang telah digunakan selama kegiatanpembelajaran di kelas mereka.

6. Evaluate and ReviseSetiap pembelajaran selalu harus dievaluasi, termasuk pembelajaran yangmenggunakan media tertentu.

The Newby, Stepich, Lehman and Russel ModelNewby, Stepich, Lehman and Russell membuat model PIE yang terdiri atas 3 fase,yakni: perencanaan, implementasi dan evaluasi.

Page 6: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

6

Perencanaan mencakup mengumpulkan informasi mengenai peserta didik,konten dan seting. Bagaimana teknologi dapat menolong dalam membuatpembelajaran yang efektif dan memotivasi. Implementasi menggunakanberbagai bentuk media dan metode dengan fokus bagaimana membuatkomputer digabungkan dalam pelajaran. Evaluasi mencakup kinerja peserta didikdan bagaimana data tersebut dapat digunakan untuk kinerja peserta didik secaraberkelanjutan.

The Morrison, Ross and Kemp Model

Model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Morrison, Ross dan Kemp iniberbentuk lingkaran atau cycle. Model desain pembelajaran yang dikemukakanoleh Morrison dkk merupakan sebuah model yang berfokus pada perencanaankurikulum. Model dengan pendekatan tradisional ini memprioritaskan langkahdan perspektif siswa yang akan menempuh proses pembelajaran. Faktor pentingyang mendasari penggunaan model desain system pembelajaran Morrison dkkyaitu:

1. Kesiapan siswa dalam mencapai kompetensi dan tujuan pembelajaran.2. Strategi pembelajaran dan karakteristik siswa.3. Media dan sumber belajar yang tepat.4. Dukungan terhadap keberhasilan belajar siswa.5. Menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuaan pembelajaran.6. Revisi untuk membuat program pembelajaran yang efektif dan efisien.

Page 7: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

7

Model desain pembelajaran yang dikemukakan oleh Morrison dkk, terdiri ataskomponen-komponen sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan tujuan pembelajaran.2. Menentukan dan menganalisis karakteristik siswa.3. Mengidentifikasi materi dan menganalisis komponen-komponen tugas

belajar yang terkait sengan pencapaian tujuan pembelajaran.4. Menetapkan tujuan pembelajaran khusus bagi siswa.5. Membuat sistematika penyampaian materi pelajaran secara sistematik

dan logis.6. Merancang strategi pembelajaran.7. Menetapkan metode untuk menyampaikan materi pelajaran.8. Mengembangkan instrument evaluasi.9. Memilh sumber-sumber yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran.

Page 8: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

8

2. PRODUCT-ORIENTED MODEL (MODEL YANG BERORIENTASI PADA PRODUK)

Model-model -Berorientasi pada produk, secara alami, terutama berfokuspada menciptakan produk instruksional. Produk-produk instruksional mungkinuntuk belajar-sendiri, pelatihan berbasis komputer secara mandiri, atau bahanlain yang dapat digunakan oleh siswa dengan sedikit bimbingan.

Model yang berorientasi pada produk biasanya mengasumsikan jumlahproduk yang akan dikembangkan akan tercipta beberapa jam. atau mungkinbeberapa hari. Sejumlah front-end sebuah model yang berorientasi produkdapat bervariasi. tetapi sering diasumsikan produk yang canggih seraca teknisakan diproduksi. Pengguna mungkin tidak memiliki kontak dengan parapengembang kecuali selama uji coba prototipe. Prototype dibuat dalambeberapa model, interaksi dari awal dan terus menerus dengan pengguna adalahadalah ciri utama dari proses. Model pengembangan produk dicirikan olehempat asumsi utama

1. Model pengembangan produk ditandai dengan empat asumsi utama:Produk instruksional yang dibutuhkan

2. sesuatu yang perlu diproduksi (bukan dipilih atau dimodifikasi)3. Uji coba dan revisi4. produk harus digunakan oleh peserta didik sendiri, sebagai produk yang

berdiri sendiri

Lima model model-model yang berorientasi pada produk yang akan diulasadalah Bergman and Moore (I990), de Hoog, de Jong and de Vries(I994),Bates(1995), Nievcen (1997), and Seels and Glasgow (1998).

1. BERGMAN AND MOORE (I990)Bergman dan Moore (1990) menerbitkan model secara khusus dimaksudkanuntuk memandu dan mengelola produksi produk multimedia interaktif. Yangmenjadi dsar untuk pengulsan ini adalah fokus ini pada mengelolaan proses IDmodel. Meskipun model mereka termasuk referensi khusus untuk videointeraktif (IVD) dan produk multi-media (MM), umumnya berlaku untukberbagai teknologi tinggi, produk yang lebih baru pembelajaran interaktif.

Model Bergman dan Moore berisi enam kegiatan utama:Analisis, Desain , Pengembangan ,Produksi, Pengarang, Dan validasi. Setiapspesifikasik Kegiatan meliputi Input, penyampaian (Output), Dan StrategiEvaluasi.1) AnalisisTahap analisis, seperti semua tahapan lain dimulai dengan pandanganmendalam pada masukan, yang pada fase ini adalah proposal proyek. Sepanjangtahap analisis, manajer proyek mencoba untuk memahami tujuan sebenarnyadari proyek, menghabiskan waktu dan sumber daya untuk melakukan analisis

Page 9: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

9

alternatif masalah yang ia telah digunakan untuk memecahkan melalui produksiproduk multi-media. Deliverable dari tahap analisis adalah dokumen deskripsiaplikasi. Dokumen ini berfungsi sebagai gambaran umum manajer proyek dariproyek yang desain rinci akan dikembangkan. Langkah terakhir dalam tahapanalisis adalah evaluasi. Sebelum pindah ke tahap desain, manajer proyek akanmemiliki dokumen deskripsi aplikasi dan disetujui oleh sponsor proyek.

2) desain

Setelah persetujuan sponsor, manajer proyek memandu tim produksi ke dalamtahap desain. Memiliki sama tiga sub-tahap sebagai tahap analisis, tahap desaindimulai dengan penelaahan terhadap masukan, yang dalam hal ini adalahaplikasi dokumentasi deskripsi dari tahap analisis. Tahap desain morphs aplikasidokumen deskripsi dalam rencana yang lebih lengkap untuk pengembanganmedia. Deliverable dari fase desain belum dokumen lain yang disebut dokumendesain. Dokumen ini dimulai dengan desain tingkat tinggi, rencana luas yangmencakup seluruh proyek. Dari sini, manajer proyek memfasilitasi penciptaandokumen desain rinci yang memisahkan proyek dalam sub-proyeknya. Bagianakhir dari tahap desain sekali lagi evaluasi kiriman desain. Evaluasi ini sub-fasepenting untuk produksi produk berkualitas tinggi, dan dicapai dalam tim desain,melalui peer-review dan penilaian dari para pemimpin industri. Setelah manajerproyek yakin bahwa tujuan akan dipenuhi melalui produksi alat yang dirancangmulti-media, tahap pengembangan dapat dimulai.

3) Pengembangan

Dalam tahap pengembangan, seluruh proyek dijelaskan di atas kertas di manatujuannya adalah untuk membuat dokumen yang dapat diproduksi menjadikonten yang disebut dokumen producible. Selama analisis input dari tahappengembangan, manajer proyek membantu tim produksi menggabungkandeskripsi aplikasi dan dokumentasi desain ke dalam diagram alir produksi yangkomprehensif. Diagram alir dikembangkan lebih lanjut menjadi storyboard untukkeseluruhan proyek membantu manajer proyek mencapai kohesi antara semuaproyek dan sub-proyek. Kiriman dari tahap pengembangan adalah dokumenproducible yang ketika diberikan kepada pengembang yang tepat akan dibangunke konten multi-media yang sebenarnya. Sebelum produksi, storyboard, script,karya seni dan rincian lainnya harus disepakati.

4.) Produksi

Setelah dokumen yang dapat diproduksi telah dianggap kohesif, sekarangsaatnya untuk membawa mereka ke kehidupan. Tahap produksi adalah di manascript, papan cerita, karya seni dll menjadi media yang nyata. Jika dilakukandengan benar, pekerjaan membosankan dari fase sebelumnya akan membuat

Page 10: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

10

produksi media baik waktu dan biaya-ramah. Langkah pertama dari faseproduksi, tentu saja, menganalisis input. Untuk saat ini, banyak wajah-wajahbaru telah bergabung dengan tim produksi dan analisis ini adalah titik di manasetiap orang diletakkan pada halaman yang sama dalam persiapan untukproduksi media. Kiriman termasuk proyek-proyek media independen sepertiaudio, video dan grafis. Tahap produksi adalah cara tercepat dan paling mahalbagian dari proyek di mana perubahan pada saat ini bisa sangat mahal, makatahap pra-produksi yang luas. Meskipun singkat, evaluasi sub-fase dapatdigunakan untuk memperbaiki kesalahan utama dalam media yang tidak dapatdiperbaiki melalui editing.

5) PengarangSetelah produksi dari banyak sub-proyek individu, fase authoring adalah tempatsub-proyek digabungkan menjadi bentuk akhir, diuji dan disetel sesuai dengandokumentasi yang dibuat dalam fase sebelumnya. Referensi dokumen aplikasi,dokumen desain, diagram alur dll membantu manajer produksi mencapaikonsistensi dan kualitas dalam produk akhir. Deliverable dari fase authoringadalah rendition dari proyek yang dekat dengan produk akhir mungkin. Padasaat ini manajer proyek akan memfasilitasi ulasan akhir internal dalam produksibersama dengan peer review dan target pembaca review eksternal semi-formal.Tinjauan luas adalah tujuan dari fase validasi.

6) ValidasiTahap akhir dari model Bergman dan Moore untuk mengelola proyek video /multimedia interaktif adalah tahap validasi. Pada fase ini produk multimediadimasukkan melalui pengujian yang ketat untuk membuktikan bahwa mediayang dikembangkan memenuhi tujuan yang ditetapkan oleh sponsor proyek.Melalui ulasan penonton formal, terjadi di lingkungan yang sama dengan yangditujukan untuk produk akhir, tim produksi mampu menunjukkan bahwa tujuanobyektif untuk proyek tersebut telah ditangani. Kiriman dari fase validasi adalahdaftar perbaikan yang direkomendasikan untuk proyek bersama dengan laporanvalidasi yang menggambarkan efektivitas proyek berdasarkan prosespemeriksaan.Ringkasan: Melalui pemeriksaan fase utama dari model Bergman dan Moorejelas untuk melihat bahwa tujuan keseluruhan dari model ini adalah untukmembantu manajer proyek pengembangan multimedia mendapatkanpandangan global dari proyek, dan kemudian ikuti proses yang menyebabkanyang efisien dan efektif produksi proyek media yang berkualitas.

Page 11: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

11

2. DE HOOG, DE JONG AND DE VRIES (1994)Model ini menggunakan "prototyping cepat" seperti struktur web-. Melibatkanterjalinnya metodologi, produk dan alat-alat yang termasuk kedalam limaproduk parsial:1) model konseptual2) model operasional3) model pembelajaran4) Model antarmuka5) Model learner

De Hoog, de Jong dan de Vries (1994) membuat model untuk mengembangkansimulasi dan sistem pakar. Mereka melaporkan bahwa model mereka sangatdipengaruhi oleh model spiral Boehm tentang pengembangan perangkat lunakcomputer.model ini mendasari dasar dari de Hoog, de jong dan de Vries Modelprotoryping cepat, ketersediaan alat komputer untuk memfasilitasipengembangan prototipe dan dan lainya, dan "struktur web" untuk elemen yangdibutuhkan yang harus dipertimbangkan ketika membuat simulasi. Penekananpenciptaan model yang "terjalinnya metodologi, produk, dan alat-alatmemerlukan pendekatan yang komprehensif," bahwa jika tidak diikuti "mungkin

Page 12: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

12

akan melahirkan produk yang lebih jelek " (de Hoog. De Jong dan de Vries. 1994,hal. 60 ).

Model ini menggambarkan model mereka seperti strucrure web yang meliputilima produk parsial: model konseptual. Model operasional, modelpembelajaran. Model antarmuka dan Model pelajar. Produk-produk parsialdianggap sebagai bagian dari pengembangan keseluruhan dan merupakan fiturpenting yang mendasari simulasi atau system pakar yang dapat dikembangkanoleh anggota tim yang berbeda. Meskipun tidak secara khusus dinyatakan olehpenulis. kita menafsirkan deskripsi mereka berarti bahwa produk-produk parsialdapat beragam, tergantung pada produk secara keseluruhan sedangdikembangkan.

Terpancar dari web yang menyajikan seluruh produk berperran sebagai sumbuuntuk masing-masing produk parsial yang ada sekitat spiral developmentdari empat komponen: kepatuhan, qualiry, inregrarion, dan specificiey. Sumbuini disebut pengembangan lokal. Dengan demikian. memahami model. perluuntuk berpikir dalam tiga dimensi, dengan spiral mengambil tempat secarabersamaan di sekitar sumbu dan dengan kelengkapan produk secara bertahapdengan melahirkan produk parsial menjadi lebih lengkap.

Garis putus-putus pada model mereka mewakili sifat saling tergantung darikonseptual. operasional. instruksional, antarmuka dan model pembelajar dankebutuhan untuk mempertimbangkan bagaimana keputusan di satu areakemungkinan akan mempengaruhi yang lain. Garis-garis ini juga menunjukkansifat yang muncul dari produk akhir. Spiral di sekitar setiap sumbu (hanya satuyang ditunjukkan pada Gambar merupakan prototipe yang terjadi terkait dengankepatuhan, qualicy, integrasi, dan spesifisitas komunikasi menunjukkan penulisterus memperbaiki dan menerapkan model mereka

Page 13: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

13

3. BATES MODEL (1995)

Bates (1995) menyajikan model (lihat gambar.) untuk mengembangkanpembelajaran terbuka dan jarak jauh berdasarkan pengalamannya di Kanada.Meskipun mengakui keterbatasan model dan instruksi yang dihasilkan, iamencatat bahwa pra-perencanaan dan desain yang luas diperlukan bagi siswa dikejauhan, yang sering bekerja sebagian besar pada jadwal mereka sendiri danmungkin secara independen, Secara khusus, Bates menimbulkan kekhawatiran .kurangnya interaksi dan fleksibilitas dalam banyak pembelajaran jarak jauh danMenekankan kebutuhan untuk khusus berfokus pada isu-isu ini selama desainprogram tersebut Model Bates 'dari apa yang dia sebut desain system front-endmemiliki empat fase: kursus pengembangan garis besar, pemilihan media ,pengembangan produksi bahan, dan aktivitas . Dalam setiap tahap, iamengidentifikasi peran tim yang diperlukan dan tindakan dan / atau isu-isu yangperlu ditangani. Meskipun menurut Bates, modelnya didasarkan padapendekatan sistem dan mengambil beberapa elemen ADDIE.

Bates mencirikan model sebagai bergantung pada teori desain instruksional,termasuk untuk membangun dalam kegiatan siswa, memberikan umpan balikyang jelas dan tepat waktu dan hati-hati penataan content. Dia juga mencatatbahwa berbagai jenis pembelajaran dapat hati-hati ditugaskan untuk teknologitertentu atau mode belajar dan tidak perlu semua akan berbasis teknologi.Namun, karena teknologi merupakan komponen utama dari sebagian besarsistem pengiriman terbuka dan pembelajaran jarak jauh saja, penekanan besarditempatkan pada membuat pertandingan terbaik persyaratan belajar untuktepat teknologi dan kemudian dengan hati-hati menguji komentar instruction.Disamping itu Bates hati-hati tentang kurangnya khas adaptasi bahan-bahanuntuk kebutuhan individu dan bahwa desain tentu saja dapat mengambilsebanyak dua tahun. Namun, Bates juga mengkritik banyak dari apa yangdisebutnya instruksi terpencil, dimana instruktur hidup menawarkan kursusuntuk siswa pada jarak melalui satelit atau teknologi lainnya. Hal ini sering tidaklebih dari replikasi tatap muka kelas dengan sedikit pemikiran diberikan untukpelajar interaksi, dan sering gagal untuk mengambil keuntungan dari manfaatyang unik dari teknologi yang tersedia saat menimbulkan banyak keterbatasan.Elemen agak unik model Bates 'berhubungan Untuk menciptakan produkpembelajaran terbuka dan jarak jauh dan account untuk akses. biaya, izin hakcipta dan bimbingan pengaturan. Bates mengingatkan pembaca bahwa, padasaat penyampaian saja, masalah pergudangan, kemasan dan surat dari bahancetak, layanan perpustakaan, dan bimbingan menjadi penting bagi keberhasilan.Ini adalah membuat atau istirahat masalah terlalu sering diabaikan oleh desainerpemula kursus pembelajaran terbuka dan jarak jauh

Page 14: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

14

4. THE NIEVEEN (OR CASCADE) MODEL

Nieveen (1997) menerbitkan model ID di Belanda yang hasil beberapatahun kerja dengan dirinya sendiri dan dengan rekan-rekannya di University ofTwenre. Tujuan jangka panjang dari upaya ini adalah untuk menghasilkanbeberapa versi kinerja elektronik sistem pendukung berbasis komputer (EPSS)untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pengembangan materi kurikulum.Sampai saat ini, beberapa versi EPSS ini telah dikembangkan di Belanda,Botswana, Afrika Selatan, dan Republik Rakyat China. Meskipun Nievecnmenggunakan pengembangan kurikulum daripada pengembanganinstruksional,perspektif yang mendasari konsisten dengan Addie. Model nyatelah diterapkan untuk materi pendidikan untuk sekolah-sekolah bukan untukprogram pelatihan bisnis dan industri. Model Nieveen 's telah digunakan untukmembuat bahan pelajaran dan kursus untuk distribusi ke sekolah-sekolah diseluruh Belanda. Bahan-bahan ini biasanya akan mencakup bahan pelajar, yangmereka mungkin langsung berinteraksi, dan bahan-bahan pendukung untukmenjamin keberhasilan pelaksanaan oleh guru.

Kualitas diukur dari sisi validitas (bahan dibuat berdasarkan pengetahuandan secara internal konsisten), kepraktisan (pengguna dapat dan dan janganmenggunakan bahan seperti yang dirancang), dan efektivitas (peserta didikmenikmati materi sebagaimana yang dimaksud dan mencapai tujuan yang

Page 15: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

15

dimaksudkan ) Definisi kualitas berpegang pada perbedaan yang dibuat dalamliteratur tentang perspektif yang berbeda tentang apa yang dimaksudkurikulum.The dimulai dengan researeh awal seperti apa yang dibutuhkan dandiakhiri dengan evaluasi sumatif. Namun, di antara kegiatan penyokong ini,proses pengembangan berlangsung melalui beberapa siklus berulang, masing-masing terdiri dari analisis, desain dan kegiatan evaluasi formatif. Model inimenggambarkan proses berulang-ulang ini memiliki empat tingkat, namun padakenyataannya setiap siklus mungkin memiliki beberapa yang berulang untukmencapai tingkat kualitas yang diperlukan. Riset awal mungkin tidak menjadibagian dari setiap proyek karena mungkin telah dilakukan sebelumnya padaskala yang lebih besar, dengan hasil yang diterapkan pada serangkaian upayapengembangan yang lebih kecil. Dengan asumsi riset awal menunjukkanpengembangan yang harus dilakukan dan dana yang tersedia, sikluspengembangan pertama meliputi menciptakan dan formatif mengevaluasispesifikasi desain. Hal ini dilakukan terutama oleh tim desain. Selama sikluskedua, bahan global yang diciptakan, dengan evaluasi yang sebagian besardilakukan oleh penilai ahli. Selama siklus ketiga, bahan yang dirancangsebagian disusun dan penilaian ahli dan uji coba skala kecil dilakukan. Selamasiklus terakhir, bahan lengkap disiapkan dan dilakukan penilaian ahli, pengujiankelompok kecil, dan uji coba kelompok besar. Evaluasi sumatif terjadi setelahbahan telah dirilis untuk penggunaan umum dalam berbagai pengaturan

Page 16: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

16

5. SEELS AND GLASQOW (1998)

Seels dan Glasgow (1998) menyajikan ISD Model Untuk Praktisi (lihatgambar) Seels dan Glasgow membandingkan model untuk beberapa oranglain, termasuk beberapa kerangka generik ADDIE. Seels dan Glasgowmenyimpulkan bahwa model disusun dalam tiga tahap manajemen:manajemen kebutuhan analisis , manajemen desain instruksional, danmanajemen implementasi dan evaluasi. Memanfaatkan ketiga fasemempromosikan difusi produk yang dibuat dan adopsi mereka dengan kliendan pengguna. Memanfaatkan ketiga fase menandakan kebutuhan yangsering dihadapi oleh pengembang yang mencari cara untuk mempromosikanadopsi dan difusi produk instruksional. Aplikasi yang efektif dari ketiga fasemeningkatkan potensi untuk diadopsi.

Secara lebih rinci model ini disusun kedalam tiga phase managements:1) Manajemen Analisis Kebutuhan - penilaian kebutuhan untuk tujuan,

analisis kinerja untuk kebutuhan instruksional, & analisis konteks untukhambatan, sumber daya, dan karakteristik peserta didik

2) Manajemen Desain Instruksional - analisis tugas, analisis instruksional,tujuan dan tes, strategi pembelajaran dan sistem penyampaian,pengembangan bahan dan evaluasi formatif, dengan umpan balik yangterus-menerus dan interaksi

3) Pelaksanaan evaluasi dan manajemen - mempersiapkan materi pelatihan,menawarkan pelatihan kepada pengguna, dan melakukan evaluasisumatif

Page 17: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

17

SYSTEMS ORIENTED MODELS

Asumsi

Model yang berorientasi system adalah model yang dimaskudkan untuk

pengembangan pembelajaran yang berskala besar/luas, kategori model ini

biasanya dimulai dengan tahap pengumpulan data untuk menentukan kelayakan

dan keinginan mengembangkan solusi instruksional. Banyak model berorientasi

system mengharuskan masalah ditentukan dalam format yang diberikan sebelum

melanjutkan perencanaan pembelajaran.

Thomas Gilbert (1978) dan Mager dan Pipe (1984) mangatakan bahwa

front-end analyze sangat relevan dengan kategori model ini. Mereka berpendapat

bawa meskipun masalah mungkin memiliki solusi instruksional, hal pertama yang

harus dipertimabgkan yaitu kurangnya motivasi dan faktor lingkungan sebagai

domain alternatif untuk melakukan tindakan. Model system, sebagai sebuah kelas,

berbeda dari model pengembangan produk dalam jumlah penekanan pada analisis

tujuan organisasi sebelum menentukan untuk pengembanag. Model system juga

biasanya menganggap lingkup yang lebih besar daripada model-model

pengembangan produk. Enam model yang termasuk dalam konteks system adalah

sebagai berikut: 1) IPPSI (Interservice Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional

Branson, 1975); 2) Model Gentry (1994), 3) Model Dorsey, Goodrum dan Schwen

(1997); 4) Model Diamond (1989) , Model Smith dan Ragan (1999) dan Model Dick,

Carey dan Carey (2001).

1. THE INTERSERVICE PROCEDURES FOR INSTRUCTIONAL SYSTEMSDEVELOPMENT (IPISD) MODEL

Prosedur Interservice Instruksional Pengembangan Sistem (lPISD) dikembangkan

oleh layanan militer Amerika Serikat. Angkatan Darat, Angkatan Laut, Marinir, dan

Angkatan Udara secara bersamaan. Perhatian yang mendasari setiap layanan

adalah untuk memiliki prosedur yang ketat untuk mengembangkan instruksi yang

Page 18: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

18

efektif. Motivasi tambahan adalah untuk memfasilitasi upaya pengembangan

bersama dan meningkatkan komunikasi dengan kontraktor melakukan

dcvcloprnenr instruksional di berbagai cabang militer, Sejumlah besar personil

berkontribusi menciptakan model IPISD; Namun, nama yang paling sering dikaitkan

dengan itu adalah Robert Branson (1975). Model IPISD memiliki beberapa tingkat

detail. Tingkat yang paling sederhana memiliki lima tahap: analisis, desain,

pengembangan, pelaksanakan, dan kontrol. Fase-fase ini sub-dibagi menjadi dua

puluh langkah, yang dapat dibagi lagi menjadi ratusan sub-langkah. Bahkan, model

IPISD adalah salah satu model paling sangat proses yang sangat rinci. Bagan berikut

ini dapat menggambarkan langkah-langkah IPISD Model

Page 19: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

19

Secara sederhana IPISD model dapat diuraikan dirinci sbb

1. Analisis

1) Menganalisis Pekerjaan

2) Pilih tugas

3) Membangun ukuran kinerja pekerjaan

4) Menganalisis program yang ada

5) menseleksi setting pembelajaran

2 Desain

1) Mengembangkan tujuan

2) Mengembangkan tugas

3) menggambarkan entry behavior

4) menetapkan uruta dan strukur

3. Mengembangkan

1)Tentukan peristiwa belajar

2)Tentukan rencana pengelolaan instruksi & sistem penyampaian

3)Ulasan / bahan yang ada pilih

4) Mengembangkan instruksi

5) Validasi instruksi

4. Melaksanakan

1) Melaksanakan rencana pengelolaan pembelajaran

2) Instruksi Perilaku

5. Kontrol

1) Melakukan evaluasi internal

2) Evaluasi eksternal Perilaku

3) revisi sistem

Page 20: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

20

2. IPDM MODEL ( GENTRY MODEL )

Gentry (1994) menciptakan Instruksional Pengembangan dan Manajemen

(lPDM) Proyek Model Model Gentry dibagi menjadi dua kelompok komponen

1.Development Components:

1) Analisis Kebutuhan - menetapkan keabsahan kebutuhan dan tujuan

instruksi yang ada atau yang diusulkan

2) Adopsi - membangun penerimaan inovasi oleh orang-orang yang terkena

dampak dan mendapatkan komitmen sumber daya.

3) Instructional Design - menentukan dan menetapkan tujuan, strategi, teknik,

dan media untuk mencapai tujuan instruksional.

4) Produksi - membangun unsur-unsur proyek, seperti yang ditentukan dalam

desain dan revisi data.

5) Prototyping - merakit, uji coba, respecify, memvalidasi, dan menyelesaikan

unit pembelajaran.

6) Instalasi Produk - membangun kondisi yang diperlukan untuk operasi yang

efektif dari produk instruksional baru atau proses.

7) Operasi yang sedang berlangsung - menjaga aplikasi terus produk dan / atau

prosedur instruksional.

8) Satuan Evaluasi Instructional yang sedang berlangsung - mengumpulkan dan

menganalisis data tentang unit pembelajaran yang sedang berlangsung

untuk membuat keputusan tentang revisi mendatang.

2. Komponen Pendukung:

1) Manajemen Proyek - kontrol, koordinasi, dan mengalokasikan sumber daya.

2) Penanganan Informasi - pilih, mengumpulkan, mengatur, menyimpan,

mengambil, mendistribusikan, dan menilai informasi yang diperlukan oleh

proyek ID.

Page 21: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

21

3) Sumber Daya Akuisisi dan Alokasi - menentukan kebutuhan sumber daya,

meresmikan anggaran, dan mengelola sumber daya.

4) Personil ID Proyek - menentukan kebutuhan untuk staf, pelatihan, penilaian,

motivasi, konseling, mencela, dan pemberhentian ID anggota proyek.

5) Fasilitas - mengatur dan merenovasi ruang untuk desain, implementasi, dan

pengujian elemen instruksional

IPDM model

3. THE DICK AND CAREY SYSTEMS APPROACH MODEL

Dick dan Carey membuat kontribusi yang signifikan terhadap bidang desain

instruksional dengan memperjuangkan pandangan sistem pengajaran, berbeda

dengan mendefinisikan instruksi sebagai jumlah dari bagian-bagian yang terisolasi.

Model ini membahas instruksi sebagai keseluruhan sistem, dengan fokus pada

hubungan timbal balik antara konteks, konten, pembelajaran dan pengajaran.

Menurut Dick dan Carey, "Komponen seperti instruktur, peserta didik, materi,

kegiatan pembelajaran, sistem pengiriman, dan pembelajaran dan kinerja

lingkungan berinteraksi satu sama lain dan bekerja sama untuk mewujudkan hasil

Page 22: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

22

belajar siswa yang diinginkan".] Komponen Model Pendekatan Sistem, juga dikenal

sebagai Dick dan Carey Model, adalah sebagai berikut

1. Identifikasi Tujuan Instruksional (s) - menyatakan pernyataan tujuan yangmenjelaskan keterampilan, pengetahuan atau sikap (SKA) bahwa pelajarakan diharapkan untuk menunjukkan

2. Melakukan Analisis Instruksional - mengidentifikasi apa pelajar harus ingat;mengidentifikasi apa pelajar harus mampu lakukan untuk melakukan tugastertentu

3. Menganalisis Peserta didik dan Konteks - mengidentifikasi karakteristikumum target audiens termasuk keterampilan sebelumnya, pengalamansebelumnya, dan demografi dasar; mengidentifikasi karakteristik langsungberhubungan dengan keterampilan yang akan diajarkan; dan menganalisispengaturan kinerja dan pembelajaran

4. Menulis Tujuan Kinerja - menulis tujuan yang terdiri dari deskripsi perilaku,kondisi dan kriteria.

5. Mengembangkan Instrumen Penilaian - mengidentifikasi tujuan pengujiankemampuan awal, pretesting, pasca-pengujian, dan praktek

6. Mengembangkan Strategi Pembelajaran - mengembangkan kegiatan pra-instruksional, presentasi isi, partisipasi peserta didik, dan penilaian

7. Mengembangkan dan Pilih Bahan Ajar8. Desain dan Perilaku Formatif Evaluasi Instruksi - mengidentifikasi area

bahan ajar yang membutuhkan perbaikan9. Merevisi Instruksi - merevisi bahan dan melakukan evaluasi formatif

tambahan yang diperlukan10. Desain dan melakkan evaluasi sumatif

Kesepuluh komponen di atas digambarkan oleh Dick dan Carey Model sbb

Page 23: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

23

4. DORSEY, GOODRUM & SCHWEN MODEL

Dorsey, Goodrum dan Schwen (1997) menyebutkan proses mereka denganRapid, Collaborative Prototyping yang menekankan peran sentral pengguna

terlibat dalam proses pengembangan. Mereka membayangkan desainer bukan

sebagai ahli eksternal yang mengawasi pengembangan. melainkan sebagaikolaborator pada tim di mana pengguna memainkan peran kunci perancangan.

Mereka percaya bahwa kolaborasi ini, dengan pengguna memainkan peran sentral

dalam semua tahap proses, hasil produk yang lebih baik yang lebih mungkin dapatdigunakan.

Rapid, Collaborative Prototyping tampaknya paling tepat diterapkan di

tingkat pengembangan saja, meskipun mungkin juga dapat digunakan untukmenghasilkan produk untuk digunakan dalam program. Model mereka memiliki

serangkaian siklus pengujian berulang prototipe. Prototipe awal biasanya memiliki

ketepatan rendah untuk produk yang diinginkan, sedangkan prototipe kemudian

bahwa sebenarnya diujicobakan memiliki ketepatan yang tinggi untuk produk yangdiinginkan. Kelima siklus adalah: menciptakan visi, mengeksplorasi prototipe

konseptual, percobaan dengan tangan-mock-up, prototipe uji coba bekerja, dan

sepenuhnya melaksanakan visi berkembang.

Rapid, Collaborative Prototyping terdiri dari 5 siklus :

1. Penciptaan visi (Create a vision )2. Eksplorasi prototipe konseptual (Explore conceptual prototypes)

Page 24: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

24

3. Eksperiment

4. Test prototype (Pilot test working prototypes)5. Impelementasi penuh dengan visi ( Fully implement the evolving vision)

Dorsey, Goodrum dan Schwen tidak memberikan informasi rinci tentang

bagaimana pengembangan dan pengujian harus dilakukan, tetapi menawarkansejumlah prinsip protoryping cepat di bawah empat kategori:proses, interaksi,

ketepatan, dan umpan balik.

Tiga Prinsip Proses Rapid, Collaborative PrototypingMemodifikasi secara berulang sebuah prototipe di setiap tingkatan desain,

memodifikasi dan kembali ke prototipe dengan cepat (kecepatan sangat penting);

dan mencari alternatif, bukan hanya modifikasi. Rapid, Collaborative Prototypingmemiliki tiga prinsip dalam prosesnya yaitu prinsip interaksi, prinsip ketepatan,prinsip umpan balik

Tiga prinsip interaksi adalah: menganggap pengguna sebagai desainer,hindari penggunaan bahasa teknis, dan memelihara komunikasi yang konsisten.

Masing-masing prinsip terdiri dari tiga prinsip sbb:

Tiga prinsip ketepatan yaitu: menggunakan prototipe ketepatan Rendah

hingga mendapatkan umpan balik pada tingkat awal desain dan menggunakanprotorypes ketepatan fidelity tinggi untuk mendapatkan umpan balik kualitas

selama tingkat akhir desain.;mempertimbangkan protorype yang efektif jika

memungkinkan pengguna untuk memberikan umpan balik dan produktif , danmemanfaatkan teknologi yang tersedia.

Tiga prinsip umpan balik adalah: menangkap apa yang pengguna suka dan,

yang lebih penting, apa yang dia tidak suka, jika pengguna tidak ingin, makaperbaiki,jika ingin maka jangan memperbaikinya, dan kumpulkan data. pada tiga

tingkatan (mikro, mini, dan makro).

Model yang sangat berulang-ulang, yang menekankan protoryping cepat,menyerupai lima unsur ADDIE, membuatnya agak unik di ID literatur dan

merupakan dasar seleksi untuk ulasan

Page 25: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

25

5. DIAMOND MODEL

The Diamond Model (1989) khusus untuk pendidikan tinggi.Asumsi yang mendasari1) Isu-isu politik dan sosial yang ada di kampus dan dalam departemen akademik

sangat penting.

2) Pengembangan instruksional adalah upaya team, yang konsisten denganprioritas dan misi organisasi

Diamond Model terdiri dari dua fase disain1, Tahap Satu: Seleksi Proyek dan Desain

Kelayakan dan keinginan proyek diperiksa

Pilihan yang ideal proyek dibuat

Rencana operasional dikembangkan dengan pertimbangan kendala yang

ada.

3) 2. Phase dua : Production, Implementation, and Evaluation

Pengembangan setiap unit mencakup proses tujuh langkah: menentukantujuan , desain instrumen evaluasi dan prosedur, memilih format

pembelajaran dan memeriksa bahan yang ada, memproduksi bahan-bahan

baru atau memodifikasi bahan yang ada, koordinasi logistik untukpelaksanaan, dan skala penuh pelaksanaan termasuk evaluasi dan revisi

Bagan Diamond Model

Page 26: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

26

6.SMITH & RAGAN

Model Smith dan Ragan dianggap sangat kuat di bidang pengembangan strategiinstruksional, sehingga efektif, instruksional yang berpusat pada pelajarModal ini terdiri dari tiga Fase1. Analisi

1) Menganalisis lingkungan belajar (menetapkan kebutuhan untuk InStr;menggambarkan envir belajar untuk InStr)2) menganalisis peserta didik (menggambarkan karakter stabil peserta didik;menggambarkan perubahan arang peserta didik)3) Menganalisis tugas belajar (Lat tujuan InStr appr, menulis tujuan InStr appro)4) Menulis item-item test5) Tentukan strategi Instruksional6) Menghasilkan Instruksi (kembangkan bahan Intruksional7) Melakukan evaluasi formatif8)Merevisi instruksional

2. strategi,menetapkan hal-hal sbb:1) strategi organisasi2)strategi penyampaian3) strategi pengelolaan, selanjutnya4) tulis dan produksi instruksional

Page 27: Survey of Instruksional Development Model Gustafson

27

3.Evaluasi1) melakukan Evaluasi Formativ2) merevisi instruksional