komunikasi instruksional guru seni tari rampak …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/komunikasi...

155
KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK BEDUG KEPADA SISWA TUNA RUNGU DAN SISWA TUNA GRAHITA DI SEKOLAH KHUSUS (SKh) KORPRI PANDEGLANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana (S-1) Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Oleh: WILDIANA AGHNADYA 6662100046 KONSENTRASI HUMAS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG-BANTEN 2015

Upload: doanh

Post on 07-Mar-2019

307 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

1

KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI

RAMPAK BEDUG KEPADA SISWA TUNA RUNGU DAN

SISWA TUNA GRAHITA DI SEKOLAH KHUSUS (SKh)

KORPRI PANDEGLANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana (S-1)

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Oleh:

WILDIANA AGHNADYA

6662100046

KONSENTRASI HUMAS

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKUTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG-BANTEN

2015

Page 2: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

2

Page 3: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

3

Page 4: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

4

Page 5: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

5

Jangan mengeluh. Lihat saja, senja pun masih datang esok

pun matahari akan terbit kembali.

Skripsi ini aku persembahkan untuk keluarga terutama untuk

kedua orang tua mamah dan bapak. Juga untuk kakak dan

adikku yang telah memberikan support

Page 6: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

6

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, dan tidak terlupakan shalawat

beserta salam yang dicurahkan kepada Nabi Muhamad SAW sebagai junjungan

kita.

Dengan segala rasa bangga dan berkat dukungan dari berbagai pihak,

penulis ucapkan Alhamdulilah sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir Perkuliahan dengan judul Komunikasi Instruksional Guru Seni Tari

Rampak Bedug Kepada Siswa Tunarungu Dan Siswa Tunagrahita Di Sekolah

Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Agus Sjafari, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik.

2. Ibu Neka Fitriyah, S.Sos, M.Si., selaku ketua Program Studi Ilmu Komunikasi

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Isti Nursih, S.Ip, M.I.Kom selaku dosen pembimbing satu mata kuliah

skripsi.

4. Bapak Teguh Iman Prasetya, SE, M.Si selaku dosen pembimbing kedua mata

kuliah skripsi.

5. Bapak Rangga G Gumelar Dipl, M.Si selaku dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing penulis dalam arahan pada mata kuliah dari smester 1

hingga akhir.

6. Bapak Iman Mukhroman, S.Sos, M.Si selaku ketua penguji sidang skripsi.

7. Seluruh Dosen FISIP Untirta yang telah memberikan ilmu yang sangat

berharga kepada penulis. Semoga ilmu yang diterima dapat menjadi ilmu

yang bermanfaat.

8. Seluruh staf karyawan Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta yang melayani

kepentingan penulis dalam berbagai hal utnuk melancarkan jalannya skripsi.

i

Page 7: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

7

9. Ibu Hj. Rita Novitasari S.Pd selaku kepala sekolah Skh KORPRI Pandeglang

beserta jajarannya yang telah memberikan kesempatan untuk penulis

melaksanakan penelitian dalam menyusun laporan akhir ini.

10. Bapak Undang Rusdiana dan Mamah Ade Susilawati yang saya cintai dan

telah membimbing serta mendoakan, membantu, dan memberi dorongan

semangat kepada penulis. Tidak lupa kakakku Khalfi Nisfin Mariz dan

adikku Wildainy Novianida yang selalu mensupportku.

11. Rekan-rekan satu almamater yang selalu memberikan dorongan semangat

kepada penulis dalam menyelesaikan laporan ini terutama Agnisa, Bia, Fika,

Yosi, Shella, Didit, Fadli, Marwan, Adhi, Torang, Fajar, Oki dan semuanya

yang tidak bisa di sebutkan satu persatu. Terimakasih kalian telah

memberikan beribu moment yang tidak pernah aku dapatkan sebelumnya dan

tidak akan pernah aku lupakan.

12. Muhamad Faisal, terimakasih untuk selalu meluangkan setiap waktu dalam

kondisi apapun dan dorongannya selama ini.

13. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

baik itu berupa saran, doa, maupun dukungan yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per-satu.

Dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis doakan semoga Allah SWT

membalas kebaikan dan pengorbanan kalian. Akhir kata penulis berharap apa

yang telah penulis lakukan dapat bermanfaat bagi pembaca umum maupun

pembaca khusus. Masukan dan saran sangat penulis harapkan demi kemajuan

yang lebih baik nantinya.

Serang, 10 Desember 2014

Penulis

ii

Page 8: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

8

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI..................................................................................................

DAFTAR TABEL..........................................................................................

DAFTAR BAGAN.........................................................................................

DAFTAR GAMBAR.....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................

1.2 Rumusan masalah......................................................................................

1.3 Identifikasi Masalah .................................................................................

1.4 Tujuan Penelitian.......................................................................................

1.5 Manfaat Penelitian.....................................................................................

1.5.1 Manfaat Teoritis...............................................................................

1.5.2 Manfaat Praktis.................................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................

2.1 Tinjauan Teoritis .....................................................................................

2.1.1 Definisi Ilmu Komunikasi...............................................................

2.1.1.1 Fungsi Komunikasi...............................................................

2.1.1.2 Hambatan Komunikasi.........................................................

2.1.2 Definisi Komunikasi Instruksional...................................................

2.1.2.1 Ruang Lingkup dan Sasaran Komunikasi Instruksional......

i

ii

iii

v

viii

1

1

7

7

8

9

9

10

11

11

11

12

15

18

20

21

iii

Page 9: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

9

2.1.2.2 Fungsi dan Manfaat Komunikasi Instruksional....................

2.1.3 Komunikasi Verbal dan Non-Verbal..............................................

2.1.4 Tari Dalam Dunia Pendidikan........................................................

2.1.5 Definisi Tunarungu.........................................................................

2.1.5.1 Karakteristik Tunarungu ....................................................

2.1.5.2 Kebutuan Pendidikan Dan Layanan Anak Tunarungu ....

2.1.6 Definisi Tunagrahita.......................................................................

2.1.6.1 Karakteristik Anak Tunagrahita..........................................

2.1.6.2 Klasifikasi Anak Tunagrahita.............................................

2.2 Kerangka Berpikir.....................................................................................

2.3 Penelitian Terdahulu.................................................................................

BAB III METODOLOGI PENELITIAN....................................................

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ...........................................................

3.2 Paradigma Penelitian.................................................................................

3.3 Fokus Penelitian........................................................................................

3.4 Instrumen Penelitian..................................................................................

3.5 Informan Penelitian...................................................................................

3.6 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data...........................................

3.7 Uji Keabsahan Data...................................................................................

3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian....................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN....................................................................

4.1 Deskripsi Objek Penelitian........................................................................

4.1.1 Sejarah Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.....................

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang......................................................................................

4.1.3 Profil Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang........................

4.1.4 Sumber Daya Sekolah......................................................................

4.1.5 Struktur Organisasi...........................................................................

4.2 Deskripsi Data ..........................................................................................

22

26

29

30

31

33

34

36

37

41

46

46

47

49

50

51

53

58

60

62

62

62

63

64

66

67

68

69

iv

Page 10: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

10

4.3 Hasil Penelitian..........................................................................................

4.4 Pembahasan...............................................................................................

4.4.1 Komunikasi Instruksional Dalam Bentuk Verbal dan Non Verbal

Yang Dilakukan Guru Saat Melatih Tari Rampak Bedug Kepada

Siswa Tunarungu Di Sekolah Khusus KORPRI Pandeglang...........

4.4.2 Komunikasi Instruksional Dalam Bentuk Verbal dan Non Verbal

Yang Dilakukan Guru Saat Melatih Tari Rampak Bedug Kepada

Siswa Tunagrahita Di Sekolah Khusus KORPRI Pandeglang.........

4.4.3Faktor Penghambat Komunikasi Instruksional Dalam Proses

Belajar Mengajar Seni Tari Rampak Bedug Kepada Siswa

Tunarungu Dan Siswa Tunagrahita Di Sekolah Khusus (SKh)

KORPRI Pandeglang........................................................................

BAB V PENUTUP.........................................................................................

5.1 Kesimpulan................................................................................................

5.2 Saran..........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

86

89

93

96

99

99

100

v

Page 11: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1Perbandingan Penelitian Terdahulu................................................

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian...........................................................................

Table 4.1 Identitas Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang................

Table 4.2 Data Guru Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.............

Tabel 4.3 Lima gerak tubuh...........................................................................

41

61

65

66

93

vi

Page 12: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

12

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir.......................................................................

Bagan 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang Tahun Ajaran 2014/2015..........................................

41

67

vii

Page 13: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

13

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1....................................................................................................

Gambar 4.2....................................................................................................

Gambar 4.3....................................................................................................

Gambar 4.4....................................................................................................

Gambar 4.5....................................................................................................

Gambar 4.6....................................................................................................

Gambar 4.7....................................................................................................

Gambar 4.8....................................................................................................

Gambar 4.9....................................................................................................

Gambar 4.10..................................................................................................

Gambar 4.11..................................................................................................

Gambar 4.12..................................................................................................

Gambar 4.13..................................................................................................

Gambar 4.14..................................................................................................

Gambar 4.15..................................................................................................

Gambar 4.16..................................................................................................

Gambar 4.17..................................................................................................

72

75

75

76

76

77

77

77

78

78

79

79

79

80

80

91

91

viii

Page 14: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

14

ABSTRAK

Wildiana Aghnadya, Nim. 6662100046. Komunikasi Instruksional Guru Seni

Tari Rampak Bedug Kepada Siswa Tuna rungu Dan Siswa Tuna grahita Di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

Pendidikan adalah komunikasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat

dua komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator dan

pelajar sebagai komunikan Untuk mencapai interaksi belajar mengajar perlu adanya

komunikasi yang jelas antara guru dengan siswa, sehingga terpadu dua kegiatan

mengajar dan kegiatan belajar. Proses pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus

(ABK) di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang membutuhkan suatu bentuk

komunikasi instruksional yang efektif antara guru kepada siswa tunarungu dan

tunagrahita. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi

instruksional dalam bentuk verbal dan non verbal. Pendekatan pengkajian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualiltatif. Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan menggunakan key

informan. Setelah dilakukan proses penelitian, maka diperoleh hasil penelitian bahwa

komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan komunikasi verbal dan

nonverbal. Bentuk komunikasi verbal menggunakan bahasa lisan dengan penggunaan

kata-kata yang sederhana dan tidak bertele-tele baik ke siswa tunarungu maupun

tunagrahita. Komunikasi nonverbal yang digunakan guru seni tari rampak bedug

kepada siswa tunarungu di SKh KORPRI Pandeglang dengan menggunakan

komunikasi nonverbal gerakan tubuh dalam bentuk emblem, illustrator, effect

display, regulator dan adaptor. Sedangkan bentuk komunikasi non verbal pada siswa

tunagrahita lebih kepada gerakan tubuh, mimik wajah, isyarat bunyi, dan intonasi

vokal.

Kata Kunci: Anak Tunarungu dan Tunagrahita, Sekolah Khusus (SKh)

KORPRI Pandeglang, Komunikasi Instruksional

ix

Page 15: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

15

ABSTRACT

Wildiana Aghnadya, Nim. 6662100046. Instructional Communication Teacher Of

Rampak Bedug Dancer To Hearing Impairment And Mental Retardation Students

At Disabilities School KORPRI Pandeglang.

Education is communication within the meaning of that in the process involved two

components consisting of a human, a student as a communicator and a teacheras a

communicant to achieve teaching and learning interactions need for clear

communication between teachers and students, so as to create to teaching and

learning activities. The learning process for children with disabilities (ABK) in

Disabilities Schools (SKH) KORPRI Pandeglang requires an effective approach to

interpersonal communication between teachers and students with hearing impairment

and mental retardation. The purpose of this research was to determine the

instructional communication and rampak bedug dance teacher’s techniques for

students with hearing impairment and mental retardation in SKH KORPRI

Pandeglang. The purpose of this study was to determine the instructional

communication in the form of verbal and non-verbal. While this research method

using qualitative description method by using key informants. After done the research

process, the results of the research that instuctional communication is donerampak

bedug dance teacher for students with hearing impairment and mental retardation in

SKH KORPRI Pandeglang using verbal and nonverbal communication. Verbal

communication is done by speaking directly and instructed, and non-verbal

communication is done with vocal intonation, sound cues, gestures, and facial

expressions. Nonverbal communication used for deaf students are: engineering

emblems, regulators, illustration and effects display. While the form of non-verbal

communication in a more retarded students to body movements, facial expressions,

sound signals and vocal intonation.

Keywords: Hearing impairment and mental retardation, Disabilities School

KORPRI Pandeglang, Instruction Communication

x

Page 16: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak pernah

terlepas dengan relasi sosialnya dimana manusia selalu berhubungan dengan

orang lain. Setiap saat manusia selalu mengadakan interaksi dengan cara

berkomunikasi, begitu juga dalam dunia pendidikan. Pendidikan tidak dapat

berjalan tanpa adanya komunikasi. Dengan kata lain tidak ada perilaku

pendidikan yang tidak dilahirkan oleh komunikasi, karena dalam proses belajar

mengajar terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik. Sudah disebutkan

bahwa tidak mungkin mendidik manusia tanpa komunikasi, atau memberi

pelajaran tanpa berbicara, jadi proses pendidikan pasti tak terlepas dari

komunikasi. Inilah yang dimaksud dengan komunikasi memiliki fungsi sebagai

pendidikan, sebagaimana dikatakan oleh Effendy (1984: 31) “komunikasi

berfungsi sebagai information, education dan reaction”. 1

Bila dilihat pengertian komunikasi menurut Berelson dalam Effendy

(1988:14), adalah “Penyampaian informasi, ide, emosi, keterampilan dan lain-lain

1 Effendy, Onong Uchjana. 1984. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosda Karya. Hal

31.

.

Page 17: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

2

melalui penggunaan simbol kata, gambar, angka, grafik dan lain-lain.2 Untuk itu

maka komunikator harus mempunyai kemampuan agar pesannya itu dapat

dimengerti, diterima dan bahkan dilakukan oleh komunikan. Dengan kata lain

pesan itu merupakan pikiran bersama antara komunikator dan komunikan.

Proses komunikasi akan berjalan dengan baik dan efektif jika ide, gagasan dan

informasi dimiliki secara bersama-sama oleh manusia yang terlibat dalam

perilaku komunikasi. Begitu juga dengan komunikasi instruksional. Materi

pelajaran akan dicerna dengan baik, jika materi yang disampaikan dapat dimaknai

sama oleh peserta didik sebagaimana yang dimaksudkan oleh pendidik.

Komunikasi instruksional merupakan bagian kecil dari komunikasi

pendidikan. Istilah instruksional berasal dari kata instruction yang artinya

pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah atau instruksi.3 Dalam dunia

pendidikan kata instruksi tidak diartikan perintah tetapi diartikan dengan

pengajaran atau pelajaran. Istilah pengajaran lebih bermakna pemberian ajar.

Mengajar artinya memindahkan sebagian pengetahuan pendidik kepada peserta

didiknya. Komunikasi instruksional merupakan komunikasi yang dipola dan

dirancang secara khusus untuk mengubah perilaku sasaran dalam komunitas

tertentu ke arah yang lebih baik. 4

2 Effendy, Onong Uchjana. 1989. KAMUS KOMUNIKASI. Bandung : PT.Mandar Maju. Hal 14. 3 M. Yusuf Pawit. 2010. Komunikasi Instruksional Teori dan Praktek. Jakarta. PT Bumi Aksara. Hal

3. 4 Ibid. Hal 3.

Page 18: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

3

Komunikasi instruksional sendiri dirancang untuk memberikan pada aspek

kognisi, afeksi dan konasi atau psikomotorik (Yusuf, 2010:6).5 Guru bertindak

sebagai pelaksana komunikasi instruksional (komunikator) dan siswa sebagai

penerimanya (komunikan). Komunikasi ini berlangsung melalui proses

pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki beberapa komponen yaitu siswa,

guru, isi pelajaran, metode mengajar, media pembelajaran dan evaluasi.

Dalam penelitian ini, komunikasi instruksional yang disorot adalah

komunikasi instruksional guru dalam mengajar seni tari rampak bedug kepada

siswa tunarungu dan siswa tunagrahita. Delphie (2006:2) menjelaskan bahwa

anak tunagrahita adalah anak yang memiliki problema belajar yang disebabkan

adanya hambatan perkembangan inteligensi, mental, emosi, sosial dan fisik.

Pendidikan secara khusus untuk penyandang tunagrahita lebih dikenal dengan

sebutan sekolah luar biasa (SLB). Menurut American Asociation on Mental

Deficiency mendefinisikan tunagrahita sebagai suatu kelainan yang fungsi

intelektual umumnya di bawah rata- rata, yaitu IQ 84 ke bawah. Biasanya anak-

anak tunagrahita akan mengalami kesulitan dalam “Adaptive Behavior” atau

penyesuaian perilaku.6

Hal ini berarti anak tunagrahita tidak dapat mencapai

kemandirian yang sesuai dengan ukuran (standar) kemandirian dan tanggung

jawab sosial anak normal yang lainnya dan juga akan mengalami masalah dalam

keterampilan akademik dan berkomunikasi dengan kelompok usia sebaya.

5Ibid. Hal 6.

6 Blog.uinmalang.ac.id. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses 2/3/2014.

03:40

Page 19: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

4

Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan

kemampuan mendengar, baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena

tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengarannya, sehingga ia tidak

dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang

membawa dampak secara kompleks.7

Dengan karakteristik dan hambatan yang dimiliki, anak tunarungu dan

tunagrahita memerlukan pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan

kemampuan dan potensi mereka. Menurut pasal 15 UU No. 20 tahun 2003

tentang SISDIKNAS, bahwa jenis pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus

adalah Pendidikan Khusus.8

Pendidikan yang digunakan pada anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu

“Pendidikan Inklusif”. Pendidikan inklusif merupakan layanan pendidikan yang

mengikut sertakan anak-anak berkebutuhan khusus belajar bersama dengan anak-

anak sebayanya disekolah regular.9 Hal ini menunjukan bahwa sekolah regular

merupakan tempat belajar yang relevan bagi anak berkelainan, apapun jenis

kelainannya dan bagaimanapun kondisinya.

Salah satu sekolah yang menyelenggarakan pendidikan seni tari untuk siswa

tunarungu dan siswa tunagrahita adalah Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang. SKh KORPRI Pandeglang adalah sekolah penyelenggara pendidikan

7 Somad, Permadi dan Tati Hernawati. 1996. Ortoprdagogik Anak Tunarungu. Bandung. Depdikbud

Dirjen Pendidikan Tinggi. Hal 27 8 Blog.uinmalang.ac.id. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses 2/3/2014.

03:15 9 Blog.uinmalang.ac.id. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses 2/3/2014.

19:40

Page 20: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

5

yang menangani anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak tunanetra, anak

tunarungu, anak tunagrahita, anak tunadaksa, anak tunalaras, anak autis, dan

anak-anak berkebutuhan khusus lainnya dengan visi memberdayakan anak

berkebutuhan khusus menjadi berilmu, beriman, terampil dan mandiri. Saat ini

murid-murid di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang mencapai kurang

lebih 75 siswa dengan kriteria yang berbeda-beda mulai dari tingkat SD, SMP,

sampai dengan SMA.

SKh KORPRI Pandeglang dalam menyelenggarakan kegiatan belajar

mengajar didukung oleh tenaga-tenaga pengajar yang profesional dan berdedikasi

tinggi, sehingga diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Kegiatan belajar mengajar di SKh KORPRI Pandeglang berpedoman pada

“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” atau KTSP. Penempatan siswa

diupayakan sesuai dengan kelas dan jenis kekhususannya agar program

pembelajaran dapat diberikan dengan baik.10

Proses pembelajaran untuk anak tunarungu dan tunagrahita membutuhkan

suatu komunikasi secara khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Sedangkan pada anak normal, proses pembelajaran tersebut tersusun dengan rapih

dan logis sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Yusuf (2010:193)

menyatakan bahwa hambatan yang terjadi pada pihak sasaran tidak bisa

dilewatkan begitu saja.11

Apalagi, dalam penelitian ini, yang menjadi komunikan

10

Korpri-a.blogspot.com/p/profile.html. Diakses 3/03/2014. 10:35 11

M. Yusuf Pawit. 2010. Komunikasi Instruksional Teori dan Praktek. Jakarta. PT Bumi Aksara. Hal

193

Page 21: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

6

adalah anak tunarungu dan anak tunagrahita yang memiliki hambatan dari segi

intelektualitas dan fisik. Padahal, pada pihak sasaran inilah yang menjadi tujuan

akhir dari seluruh kegiatan komunikasi instruksional. Pesan atau informasi yang

disampaikan oleh komunikator bisa saja ditafsirkan salah, terkait dengan masalah

kepribadian dan kondisi pihak sasaran itu sendiri.

Hal utama yang menjadi dasar perhatian dan penting dalam penelitian ini

adalah keberadaan guru dan siswa, penulis ingin melihat komunikasi

instruksional guru dalam mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa

tunarungu dan siswa tunagrahita. Seperti bentuk komunikasi yang muncul, proses

belajar mengajar, metode dan media yang digunakan. Hal-hal inilah yang akan

penulis amati dan teliti.

Bagi anak tunarungu dan tunagrahita, apa yang dilakukan anak normal sulit

diikutinya. Seringkali stimulasi verbal dan non verbal dari lingkungan gagal

ditransfer dengan baik. Bahkan, hal-hal yang sederhana sekalipun terkadang tidak

mampu dicerna dengan baik (Efendi, 200:99).12

Padahal, dalam proses belajar

mengajar guru menyampaikan informasi menggunakan komunikasi secara verbal

dan non verbal. Tentu saja ini akan mempengaruhi pada pencapaian tujuan

komunikasi instruksional. Peneliti mengambil SKh KORPRI Pandeglang sebagai

tempat penelitian karena sekolah tersebut salah satu sekolah yang

menyelenggarakan pendidikan seni tari bagi siswa berkubuthan khusus. Oleh

12

Effendy, Onong Uchyana. 2009. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosda

Karya. Hal 99.

Page 22: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

7

karena itu, peneliti ingin mengetahui tentang komunikasi instruksional yang

diterapkan guru ketika melatih tari rampak bedug agar tujuan instruksional itu

tercapai.

Melihat permasalahan yang telah di uraikan di atas, maka penulis tertarik

untuk meneliti lebih jauh dengan judul penelitian adalah “ Komunikasi

Instruksional Guru Seni Tari Rampak Bedug Kepada Siswa Tunarungu dan

Siswa Tunagrahita Di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimana komunikasi instruksional guru seni tari rampak bedug kepada Siswa

tunarungu dan siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang?”

1.3 Identifikasi Masalah

Adapun identifikasi Masalah berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan

diatas yang dapat ditarik adalah:

1. Bagaimana komunikasi instruksional guru seni tari rampak bedug kepada

siswa tunarungu dan siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang?

2. Bagaimana instruksi dalam bentuk verbal dan non verbal yang dilakukan guru

saat melatih tari rampak bedug kepada siswa tunarungu di Sekolah Khusus

(SKh) KORPRI Pandeglang?

Page 23: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

8

3. Bagaimana instruksi dalam bentuk verbal dan non verbal yang dilakukan guru

saat melatih tari rampak bedug kepada siswa tunagrahita di Sekolah Khusus

(SKh) KORPRI Pandeglang?

4. Faktor apakah yang menghambat komunikasi instruksional dalam proses

belajar mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu dan siswa

tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan rumusan masalah dan identifikasi masalah di atas

penelitian ini memiliki tujuan dalam penelitiannya, yaitu:

1. Untuk menggambarkan bagaimana komunikasi inststruksional guru seni tari

rampak bedug kepada siswa tunarungu dan siswa tunagrahita di Sekolah

Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

2. Untuk mengetahui instruksi dalam bentuk verbal dan non verbal yang

dilakukan guru saat melatih tari rampak bedug kepada siswa tunarungu di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

3. Untuk mengetahui instruksi dalam bentuk verbal dan non verbal yang

dilakukan guru saat melatih tari rampak bedug kepada siswa tunagrahita di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

4. Untuk mengetahui faktor apakah yang menghambat komunikasi instruksional

dalam proses belajar mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu

dan siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

Page 24: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

9

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teori penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu

komunikasi. Dengan “Komunikasi Instruksional” akan menolong penulis

dalam meneliti komunikasi yang dilakukan guru seni tari rampak bedug

terhadap siswa tunarungu dan siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh)

KORPRI Pandeglang dengan berfokus pada komunikasi instruksional.

Sehingga tercapainya tujuan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar

seni tari di kelas. Selain itu untuk memberikan pengetahuan baru mengenai

komunikasi instruksional baik dalam proses dan bentuknya yang dilakukan

guru seni tari rampak bedug kepada anak tunarungu dan tunagrahita

sehingga masyarakat luas khususnya orang tua yang memeiliki anak

berkebutuhan khusus menyadarai bahwa pentingnya pendidikan seni tari

bagi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus). Hasil penelitian ini dapat

dijadikan sumber bacaan bagi siapa saja yang peduli dengan dunia

pendidikan. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber

referensi bagi calon peneliti lainnya untuk melakukan penelitian yang

relevan dengan penelitian ini secara mendalam.

Page 25: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

10

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi lembaga atau individu

yang menaruh perhatian pada pentingnya pendidikan seni tari bagi ABK

(Anak Berkebutuhan Khusus) khususnya anak tunarungu dan tunagrahita.

Serta memiliki manfaat terhadap penyempurnaan pendidikan sebagai

berikut:

1. Membantu peneliti untuk mengetahui komunikasi instruksional yang

dilakukan guru seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu dan

tunagrahita di Sekolah Khusus (Skh) KORPRI Pandeglang.

2. Memberikan gambaran dan pemahaman kepada masyarakat sekitar Kota

Pandeglang mengenai pentingnya pendidikan seni tari bagi anak

tunarungu dan tunagrahita, khususnya bagi orang tua yang memiliki

anak berkebutuhan khusus.

3. Selain itu memberikan pemahaman kepada guru mengenai pentingnya

memahami bentuk komunikasi instruksional dalam melatih tari kepada

siswa tunarungu dan tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang maupun guru di sekolah lainnya agar tujuan dalam

pembelajaran dapat tersampaikan dengan tepat antara guru kepada

murid.

Page 26: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

11

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Definisi Ilmu Komunikasi

Komunikasi merupakan pengetahuan dan keterampilan paling

penting yang harus dimiliki dalam berinteraksi dan berkehidupan antar

manusia. Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication

berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata

communis yang berarti sama.13

Sama disini maksudnya adalah sama

makna. Definisi komunikasi telah banyak ditulis dengan menekankan

pada fokus yang beragam. Keragaman pengertian tersebut disebabkan

perbedaan pespektif dalam melihat komunikasi sebagai fenomena

sosial. Harold Laswell dalam karyanya, the structure and function of

communication in society, cara yang baik menjelaskan komunikasi

ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut : who says what in which

channel to whom with what effect?

Paradigma Lasswell di atas menunjukan bahwa komunikasi

meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan

itu, yakni :

13

Effendy, Onong Uchyana. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT. Remaja Rosda

Karya Hal 18.

11

Page 27: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

12

1. Komunikator (Source, sender)

2. Pesan (message)

3. Media (Channel, media)

4. Komunikan (Receiver, recipient, communicatee)

5. Efek (effect, impact, influence)

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi

adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada

komunikan melalui media menimbulkan efek tertentu.

Menurut Tubbs dan Moss (1996:5) Komunikasi diartikan sebagai

proses pembentukkan makna diantara dua orang atau lebih. Dengan

demikian, untuk menemukan hakikat komunikasi dibutuhkan

pendekatan-pendekatan atau memilih asumsi-asumsi relevan.14

2.1.1.1 Fungsi Komunikasi

Dalam berinteraksi, manusia tidak semata-mata

melakukan begitu saja kegiatan berkomunikasi tanpa

mengetahui fungsi komunikasi dalam kehidupan manusia.

William I. Gordon dalam menguraikan 4 fungsi komunikasi

dengan uraian sebagai berikut.15

1. Fungsi komunikasi sosial

Komunikasi sebagai fungsi komunikasi sosial

setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting

untuk membangun konsep diri, kelangsungan hidup,

14

Ibid. Hal 18. 15

Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. Hal 85

Page 28: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

13

memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan, dan

ketegangan melalui komunikasi yang menghibur dan

memupuk hubungan dengan orang lain. Scramm

menyebutkan “ komunikasi dan masyarakat tidak dapat

dipisahkan, sebab tanpa komunikasi tidak mungkin

masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat, maka

manusia tidak dapat mengembangkan komunikasi”

(Scramm, 1982). Komunikasi sosial pada dasarnya adalah

komunikasi kultur, karena dua istilah sosial dan kultur

bagaimana dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan

budaya menjadi perilaku komunikasi, dan komunikasi turut

menentukan, memelihara, mengembangkan dan

mewariskan budaya.

2. Fungsi komunikasi ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis dapat

mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh

komunikasi dapat dijadikan instrumen di dalam

menyampaikan perasaan sayang, peduli, rindu, simpati,

gembira, sedih, benci, dapat dilakukan melalui pesan verbal

maupun nonverbal. Emosi juga dapat disalurkan melalui

bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian, atau

lukisan. Komunikasi menjadi instrumen untuk

Page 29: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

14

menyampaikan perasaan-perasaan (emosi), perasaan

dikomunikasikan melalui pesan-pesan verbal maupun

nonverbal.

3. Fungsi komunikasi ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup dalam istilah

antripolog sebagai rites of passage, peristiwa komunikasi

yang dilakukan secara kolektif oleh suatu komunitas

melalui upacara-upacara berlainan sepanjang hidup, mulai

dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan,

siraman, pernikahan, ulang tahun perkawinan hingga

upacara kematian. Dalam acara-acara itu orang

mengucapkan kata-kata dan menampilkan perilaku tertentu

bersifat simbolik.

4. Fungsi komunikasi instrumental

Komunikasi Instrumental mempunyai beberapa tujuan

umum, yaitu menginformasikan, mengajar, mendorong,

mengubah sikap dan keyakinan serta perilaku atau

menggerakan tindakan, serta menghibur. Namun semua

kegiatan komunikasi tersebut pada dasarnya adalah lebih

bersifat persuasif.

Page 30: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

15

Komunikasi sebagai instrumen, tidak saja digunakan

untuk menciptakan dan membangun hubungan. Studi

komunikasi membuat lebih peka terhadap strategi yang

digunakan untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi

kepentingan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai

instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan

pekerjaan, baik tujuan jangka pendek, maupun jangka

panjang.

2.1.1.2 Hambatan Komunikasi

Hambatan komunikasi dapat dibedakan kedalam dua (2)

hal, yaitu hambatan objektif dan subjektif. Hambatan objektif

adalah gangguan atau halangan terhadap jalannya komunikasi,

yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain, tapi mungkin juga

disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan.16

Diuraikan sebagai berikut:

1. Hambatan teknis

Hambatan teknis terjadi jika salah satu alat yang

digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan,

sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran

mengalami kerusakan (chanel noise), misalnya gangguan

16

Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung. PT. Remaja

Rosdakarya Hal 20

Page 31: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

16

pada stasiun radio atau TV, gangguan jaringan telepon,

rusaknya pesawat radio sehingga terjadi suara bising dan

semacamnya.

2. Hambatan semantik

Hambatan semantik adalah gangguan komunikasi

disebabkan karena kesalahan bahasa yang digunakan

(Blake, 1997). Gangguan semantik sering terjadi karena:

a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai

jargon bahasa asing, sehingga sulit dimengerti oleh

khalayak tertentu;

b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan

penerima pesan;

c. Struktur bahasa yang digunakan tidak seabagaimana

mestinya, sehingga membingungkan penerima;

d. Latar belakang budaya menyebabkan salah persepsi

terhadap symbol bahasa digunakan.

Seperti halnya gangguan teknis, maka gangguan

semantik sangat peka dalam proses komunikasi.

3. Hambatan psikologis

Hambatan psikologis terjai seringkali disebabkan

karena persoalan-persoalan individu. Misalnya rasa curiga

penerima kepada sumber, situasi berduka atau gangguan

jiwa lainya, sehingga dalam menerima dan meberi informasi

tidak sempurna.

Page 32: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

17

4. Hambatan fisik

Hambatan fisik disebabkan karena kondisi geografis,

misalnya jarak yang jauh, sehingga sulit dicapai, tidak ada

sarana kantor pos, telepon, transportasi dan semacamnya.

Dalam komunikasi anatar manusia, hambatan fisik dapa

juga diartikan sebagai gangguan organik, yakni tidak

berfungsinya salah satu pancaindera penerima pesan.

5. Hambatan status

Hambatan status terjadi disebabkan jarak social antara

peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior

dengan yunior atau atasan dan bawahan. Perbedaan status

seperti ini biasanya menuntut perilaku komunikasi yang

selalu memperhitungkan kondisi dan etika yang sudah

membudaya dalam masyarakat, yakni bawahan cenderung

hormat pada atasannya, atau rakyat pada raja yang

memimpinnya.

6. Hambatan acuan kerangka berpikir/pendidikan

Gangguan ini disebabkan adanya perbedaan persepsi

antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang

disampaikan dalam berkomunikasi. Hal ini disebabkan latar

belakang pengalaman dan pendidikan yang berbeda. Hasil

penelitian (William, 1974) ditemukan bahwa mahasiswa

Page 33: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

18

KKN cenderung menggunakan kerangka berpikir teoritis,

sedangkan penduduk desa cenderung berpikir praktis.

William lebih jauh mengatakan bahwa “Hambatan yang

sulit diatasi pada hakikatnya berada pada pikiran seseorang

dengan orang lain”.

7. Hambatan budaya

Hambatan budaya merupakan gangguan yang terjadi

disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan, dan

nilai-nilai dianut oleh pihak-pihak terlibat dalam

komunikasi.

2.1.2 Definisi Komunikasi Instruksional

Istilah instruksional berasal dari kata instruction. Ini bisa berarti

pengajaran, pelajaran atau bahkan perintah atau instruksi.17

Sebenarnya ia merupakan himpunan bagian dari pendidikan. Jadi

pendidikan mempunyai bidang kajian yang lebih luas dari pada

instruksional. Demikian pula, apabila istilah komunikasi

“dikawinakan” dengan pendidikan dan instruksional, terjadi istilah

komunikasi pendidikan dan komunikasi instruksional. Istilah

komunikasi pendidikan lebih luas dari komunikasi instruksional.

17

M. Yusuf Pawit. 2010. Komunikasi Instruksional Teori dan Praktek. Jakarta. PT Bumi Aksara. Hal

6

Page 34: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

19

Komunikasi instruksional merupakan himpunan bagian dari

komunikasi pendidikan.18

Webster’s Third New International Dictionary of The English

language mencantumkan instruksional berasal dari kata (To Instruct)

dengan arti “ memberikan pengetahuan atau informasi dengan maksud

melatih dalam berbagai bidang khusus, memberikan pengetahuan atau

keahlian dalam berbagai bidang seni atau spesialis tertentu” atau dapat

berarti pula “ mendidik dalam subjek atau bidang pengetahuan

tertentu”. Disini juga dicantumkan dengan makna lain yang berkaitan

dengan komando atau perintah.19

Dalam dunia pendidikan, kata instruksional tidak di artikan

sebagai perintah, tetapi lebih mendekati pada kedua arti yang pertama

yakni pengajaran atau pelajaran. Bahkan kata tersebut sering di artikan

sebagai pembelajaran.

Dalam istilah pengajaran yang menjadi dominan adalah guru,

dosen, atau pengajar sebagaimana kata mengajar itu sendiri bermula

dari pengajar, maka pada pelajaran titik beratnya adalah pada materi

atau pesan yang diajarkan oleh pengajar.

Dalam dunia pendidikan, istilah pengajaran atau pelajaran

mempunyai makna yang berbeda meskipun kedua istilah tersebut

18

Ibid. Hal 6 19

Ibid. Hal 17

Page 35: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

20

berasal dari kata yang sama “Instriction”. Oleh karena itu, kata itu

tidak di ahli bahasakan menjadi pengajaran atau pelajaran. Ia

diterjemahkan menjadi pembelajaran karena kata ini lebih dapat

mewakili, pengajara, pelajaran, dan belajar.20

Uraian di atas menunjukan bahwa istilah instruksional,

pembelajaran, yang pada prinsipnya merupakan proses belajar yang

terjadi akibat tindakan pengajar dalam melakukan fungsinya, yaitu

fungsi yang memandang pihak belajar sebagai subjek yang sedang

berproses menuju cita-citanya mencapai sesuatu yang bermanfaat. Dan

itulah tujuan akhir proses belajar yang direncanakan pada sistem

instruksional itu mengacu pada tujuan yang lebih luas, bahkan tujuan

yang menjadi panutannya yaitu tujuan pendidikan

2.1.2.1 Ruang Lingkup dan Sasaran Komunikasi Instruksional

Adapun sasaran atau lebih luasnya komunikan yang

menjadi bagian atau komponen dari komunikasi instruksional

ini adalah mayarakat tertentu yang mempunyai sifat heterogen,

tetapi tidak juga selalu homogen. Sekelompok pemuda karang

taruna misalnya, bisa jadi terdiri dari berbagai latar belakang

pendidikan, status sosial, dan mungkin agama yang berbeda

bisa menjadi sasaran komunikasi instruksional.

20

Ibid. hal 17

Page 36: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

21

Dalam hal ini seorang komunikator bertindak hanya

sebagai perencana atau perancang pembuat model, namun bisa

pula sekaligus bertindak langsung sebagai pelaksana

komunikasi instruksional di lapangan seperti halnya seorang

guru, dosen, pengajar, penceramah, penyuluh, penyaji makalah

dalam seminar ilmiah dan pembimbing lapangan.

2.1.2.2 Fungsi dan Manfaat Komunikasi Instruksional

Komunikasi instruksional mempunyai komunikasi

edukatif , atau tepatnya mengacu pada fungsi edukatif dari

fungsi komunikasi secara keseluruhan. Namun, bukan berarti

fungsi-fungsi lain terabaikan. Komunikasi instruksional lebih

ditekankan kepada pola perencanaan dan pelaksanaan secara

operasional yang di dukung oleh teori untuk kepentingan

keberhasilan efek perubahan perilaku pada pihak sasaran

(komunikan).21

Efek perubahan perilaku inilah yang

merupakan tujuan pokok dari pelaksaan komunikasi

instruksional.

Sebagai fungsi edukasi, komunikasi instruksional

bertugas mengelola proses-proses komunikasi yang secara

khusus dirancang untuk tujuan memberikan nilai tambah bagi

21

Ibid. Hal 10

Page 37: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

22

pihak sasaran, atau setidaknya untuk memberikan perubahan-

perubahan dalam kognisi, afeksi, dan konasi atau psikomotor

dikalangan masyarakat, khususnya yang sudah dikelompokan

ke dalam ranah sasaran komunikasi instruksional.

Dengan demikian, karena komunikasi instruksional

mempunyai tujuan yang harus dicapai, dalam pelaksanaan

kegiatannya mempunyai fungsi-fungsi “teknis”, antara lain

fungsi manajemen instruksional dan fungsi pengembangan

instruksional. Manfaat adanya komunikasi instruksional antara

lain efek perubahan perilaku, yang terjadi sebagai hasil

tindakan komunikasi instruksional bisa di control atau

dikendalikan dengan baik. Berhasil tidaknya tujuan-tujuan

instruksional yang telah di tetapkan paling tidak bisa dibantu

melalui kegiatan evaluasi yang juga merupakan fungsi

pengembangan tadi.

2.1.3 Komunikasi Verbal dan Non-Verbal

Dalam penyampaian pesan, seorang komunikator dituntut untuk

memiliki kemampuan dan sarana agar mendapat umpan balik

(feedback) dari komunikan sehingga maksud pesan tersebut dapat

dipenuhi dengan baik dan berjalan efektif. Komunikasi dengan tatap

muka (face-to-face) dilakukan. antara komunikator dan komunikan

Page 38: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

23

secara langsung, tanpa menggunakan media apapun kecuali bahasa

sebagai lambang atau simbol. Komunikator dapat menyampaikan

pesannya secara verbal dan non verbal.

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa lisan

(oral communication) dan bahasa tulisan (written communication). Ada

tiga ciri utama komunikasi verbal, yaitu: 22

1. Bahasa verbal adalah komunikasi yang kita pelajari setelah kita

menggunakan komunikasi non verbal. Jadi komunikasi verbal ini

digunakan setelah pengetahuan dan kedewasaan kita sebagai manusia

tumbuh.

2. Komunikasi verbal dinilai kurang universal dibanding dengan

komunikasi non verbal, sebab bila kita ke luar negeri misalnya dan kita

tidak mengerti bahasa yang digunakan masyarakat setempat maka kita

bisa menggunakan bahasa isyarat non verbal.

3. Komunikasi verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual

dibanding dengan bahasa non verbal. Melalui komunikasi verbal kita

mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang abstrak .

Sementara komunikasi non verbal dapat didefenisikan sebagai

berikut: non berarti tidak, verbal bermakna kata-kata (words). Sehingga

22 Sendjaja, S. Djuarsa. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Hal

63

Page 39: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

24

komunikasi non verbal dimaknai sebagai komunikasi tanpa kata-kata.

Beberapa contoh komunikasi nonverbal adalah: gerakan atau isyarat

badaniah (gestural) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata

dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide

atau gagasannya (Sendjaja, 2005:63). 23

Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter komunikasi

non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal)

dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan

penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai potensial

bagi pengirim atau penerima; jadi defenisi ini mencakup perilaku yang

disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi

secara keseluruhan (Mulyana, 2002:198). 24

Kategori komunikasi non verbal dalam Sendjaja Sasa Djuarsa

antara lain vocalics atau paralanguage, kinesic yang mencakup gerakan

tubuh, lengan dan kaki, serta ekspresi wajah (facial expression),

perilaku mata (eye behaviour), lingkungan yang mencakup objek benda

dan artefak, proxemics yang merupakan ruang dan teritori pribadi,

23

Ibid. Hal 63 24

Mulyana, Deddy. 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Hal

198

Page 40: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

25

haptics (sentuhan), penampilan fisik (tubuh dan cara berpakaian),

chronomics (waktu) dan olfaction (bau) (Sendjaja, 2005:6.17). 25

Fungsi komunikasi non verbal dalam kehidupan manusia di uraikan

sebagi berikut:

1. Untuk menekankan, menggunakan komunikasi non verbal untuk

menonjolkan atau menekankan beberapa bagian verbal.

2. Untuk melengkapi dan memperkuat pesan verbal. Contoh :

tersenyum saat menceritakan kisah lucu.

3. Untuk menunjukan kontradiksi. Contoh: kita mengedipkan mata,

untuk member isyart bahwa yang dikatakan itu tidak benar.

4. Untuk mengatur. Misalnya menunjukkan tangan, bahwa saya belum

selesai bicara atau ingin mengatakan sesuatu.

5. Untuk mengulangi. Misalnya menggerakan kepala untuk

mengulang pesan verbal kita.

6. Untuk menggantikan. Misalnya mengatakan “oke” dengan tangAan

anda tanpa berkata apa-apa.

Mengkomunikasikan pikiran dan perasan (makna-makna)

seringkali akurat melalui gerakan tubuh, gerakan wajah, dan gerakan

mata. Untuk membahas gerakan tubuh, membedakan lima kelas

(kelompok) gerakan nonverbal/gerakan tubuh berdasarkan asal-usul,

fungsi, dan kode perilaku ini:

1. Emblim (emblems): Teknik emblem adalah perilaku nonverbal yang

secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan. kapan. Emblim

meliputi misalnya isyarat “jangan”, “bagus”, dan “Oke. Emblim

adalah pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu.

Kita barangkali mempelajarinya dengan cara yang pada dasarnya

sama dengan kita mempelajari kata-kata tanpa sadar, dan sebagian

besar melalui proses peniruan.

2. Ilustrator: ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan

secara harfiah “mengilustrasikan” pesan verbal. Dalam mengatakan

“linkaran”, “bersamaan” misalnya. Illustrator bersifat lebih alamiah,

25

Opcit. Hal 6.17

Page 41: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

26

kurang bebas dan lebih universal ketimbang teknik emblem.

Mungkin sekali illustrator ini mengandung komponen-komponen

yang sudah dibawa sejak lahir, selain juga yang dipelajari.

3. Regulator adalah perilaku nonverbal “mengatur”, memantau,

memelihara, atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Regulator

mengisyaratkan kepada pembicara apa yang kita harapkan mereka

lakukan, misalnya, “lihat kedepan“ lalu apalagi?”, “saya tidak

percaya” atau “tolong agak lambat sedikit”. Regulator

mengisyaratkan kepada pembicara apa yang diharapkan mereka.

4. Gerakan wajah (Effect Display) adalah isyarat yang terjadi karena

adanya dorongan emosional sehingga berpengaruh terhadap

ekspresi muka, misalnya memperlihatkan rasa marah dan rasa takut,

rasa gembira dan rasa sedih, semangat dan kelelahan. Gerakan wajah

mengkomunikasikan macam-macam emosi selain itu juga kualitas

atau dimensi emosi.

5. Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara

pribadi, atau dimuka umum tetapi tidak terlihat, berfungsi memenuhi

kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai. Misalnya jika anda

sedang sendiri mungkin anda akan menggaruk-garuk kepala sampai

rasa gatal hilang.

2.1.4 Tari Dalam Dunia Pendidikan

Dalam pendidikan, seni mengandung dua pengertian dasar yaitu

seni sebagai subject matter dari materi pendidikan (art education), dan

seni sebagai wahana pendidikan atau strategi pendidikan dalam artinya

menyeluruh.26

Yang pertama lebih menekankan pada aspek materi,

sedangkan yang kedua lebih menekankan pada proses dengan seni

sebagai mediumnya.27

Selama ini seni di Indonesia tampaknya lebih mengacu pada

pengertian yang pertama, yang menyelenggarakannya dibedakan

26

Kuliahseni.blogspot.com. Pengertian Fungsi Jenis dan Peran Seni Tari. Diakses 4/4/2014. 20:35 27

Ibid. Diakses 4/4/2014. 20:50

Page 42: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

27

menjadi dua yakni pendidikan artistic (praktek kreasi) dan pendidikan

estetis (apresiasi).

Sejak awal kehidupan, manusia hidup melalui tubuhnya dari lahir

hingga mati dipenuhi oleh gerak sebagai simbolnya. Tari mempunyai

medium ungkap yakni dalam ruang dan waktu. Tubuh penari merupakan

instrument (alat) tari, dan tubuh menjadi instrument yang unik untuk

membuat hidup, kehidupan, dan sentral pengalaman manusia. Tubuh

bukan hanya mendasari persepsi dan konsepsi manusia, tetapi juga

merefleksikan apa yang telah diamati dan dikonsepsikan oleh manusia

baik dalam bersikap dan berperilaku. Atas dasar itulah, bila secara wajar

tari dimengerti sebagai pelajaran dari inti dan penuh dengan

perencanaan, tari dapat berfungsi sebagai katalisator bagi pertumbuhan

seseorang dan sebagai penyatu banyak disiplin. 28

Tari dapat dimanfaatkan sebagai alat sekaligus sebagai proses dan

produk pendidikan dalam kesatuan totalitas dari kehidupan manusia.

Tari dapat merupakan metode yang relatif ideal untuk mencapai

keseimbangan daya tahan dan kontol tubuh, serta pembentukan jiwa

melalui pengalaman emosi imajinatif dan ungkapan kreatif.

Disadari bahwa bagi anak-anak yang mengalami retardasi mental

atau tidak mempunyai kemampuan beradaptasi sosial sangat

memerlukan pertolongan khusus dari para ahli psikologis medis, pekerja

28

Kuliahseni.blogspot.com. Pengertian Fungsi Jenis dan Peran Seni Tari. Diakses 4/4/2014. 21:15

Page 43: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

28

sosial, guru atau pembimbing terlatih dan tentunya orang tua yang

bijaksana. Pertolongan semacam itu sangatlah penting untuk memenuhi

kebutuhan segala kebutuhan mereka dan membantu perkembangan

dalam berkomunikasi.

Sangatlah penting seorang ahli tari atau guru tari bekerjasama

dengan guru-guru dan para ahli lain, karena langkah itu sangat erat

hubungannya dengan informasi tentang tingkat keterbelakangan mental,

seperti apakah anak termasuk dalam kategori lambat belajar (slow

leaner), mampu didik (debil), mampu latih (embisil), dan kategori rawat

(idiot).29

Sesungguhnya pengkategorian tingkat keterbelakangan tersebut

masih sulit diandalkan ketepatannya karena memerlukan observasi yang

lebih mendalam dan kesabaran yang tinggi.

Untuk itu ada beberapa asumsi yang perlu diperhatikan oleh apara

orang tua, guru dan pembimbing kelas maupun seni, ahli medis, dan

para psikolog yakni “anak-anak dengan problem-problem fisik, mental

dan sosial sering mampu mengekspresikan diri secara artistic dan

mampu memahami bidang-bidang seperti halnya anak-anak lain”.30

Hanya saja hal di atas memerlukan proses dan komunikasi yang baik,

agar mampu memahami apa yang mereka maksud dan apa yang mereka

butuhkan.

29

12099na.blogspot.com. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses 4/4/2014. 22:20 30

12099na.blogspot.com. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Diakses 4/4/2014. 22:35

Page 44: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

29

2.1.5 Definisi Tunarungu

Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau

kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yag

diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat

pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengaranya

dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap

kehidupannya secara kompleks.31

Tunarungu adalah individu yang

memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak

permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan

pendengaran adalah.32

1. Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB),

2. Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),

3. Gangguan pendengaran sedang(56-70dB),

4. Gangguan pendengaran berat(71-90dB),

5. Gangguan pendengaran ekstrim/tuli(di atas 91dB).

Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tunarungu

memiliki hambatan dalam berbicara sehingga mereka biasa disebut

tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa

isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional

sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini

dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara

berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan

31 Kahilla16.blogspot.com. Sekilas Pengertian Tunarungu. Diakses 10/03/2014. 19.07

32 Kahilla16.blogspot.com. Sekilas Pengertian Tunarungu. Diakses 10/03/2014. 19.57

Page 45: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

30

bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam

memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.

Berikut identifikasi anak yang mengalami gangguan pendengaran:

1. Tidak mampu mendengar,

2. Terlambat perkembangan bahasa,

3. Sering menggunakan isyarat dalam berkomunikasi,

4. Kurang/tidak tanggap bila diajak bicara,

5. Ucapan kata tidak jelas,

6. Kualitas suara aneh/monoton,

7. Sering memiringkan kepala dalam usaha mendengar,

8. Banyak perhatian terhadap getaran,

9. Keluar nanah dari kedua telinga,

10. Terdapat kelainan organis telinga.

2.1.5.1 Karakteristik Tunarungu

a. Karakteristik anak tunarungu dalam aspek akademik

Keterbatasan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa

mengakibatkan anak tunarungu cenderung memiliki prestasi yang

rendah dalam mata pelajaran yang bersifat verbal dan cenderung

sama dalam mata pelajaran yang bersifat non verbal dengan anak

normal seusianya.

b. Karakteristik anak tunarungu dalam aspek sosial-emosional

adalah sebagai berikut:

1. Pergaulan terbatas dengan sesama tunarungu, sebagai akibat

dari keterbatasan dalam kemampuan berkomunikasi.

2. Sifat ego-sentris yang melebihi anak normal, yang

ditunjukkan dengan sukarnya mereka menempatkan diri pada

situasi berpikir dan perasaan orang lain, sukarnya menye-

suaikan diri, serta tindakannya lebih terpusat pada “aku/ego”,

sehingga kalau ada keinginan, harus selalu dipenuhi.

Page 46: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

31

3. Perasaan takut (khawatir) terhadap lingkungan sekitar, yang

menyebabkan ia tergantung pada orang lain serta kurang

percaya diri.

4. Perhatian anak tunarungu sukar dialihkan, apabila ia sudah

menyenangi suatu benda atau pekerjaan tertentu.

5. Memiliki sifat polos, serta perasaannya umumnya dalam

keadaan ekstrim tanpa banyak nuansa.

6. Cepat marah dan mudah tersinggung, sebagai akibat

seringnya mengalami kekecewaan karena sulitnya

menyampaikan perasaan/keinginannya secara lisan ataupun

dalam memahami pembicaraan orang lain.

c. Karakteristik tunarungu dari segi fisik/kesehatan adalah sebagai

berikut.

Jalannya kaku dan agak membungkuk (jika organ

keseimbangan yang ada pada telinga bagian dalam terganggu);

gerak matanya lebih cepat; gerakan tangannya cepat/lincah; dan

pernafasannya pendek; sedangkan dalam aspek kesehatan, pada

umumnya sama dengan orang yang normal lainnya.

2.1.5.2 Kebutuan Pendidikan dan Layanan Anak Tunarungu

1. Sebagaimana anak lainnya yang mendengar, anak tunarungu

membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan potensinya

secara optimal. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut,

diperlukan layanan pendidikan yang disesuaikan dengan

karakteristik, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Di

samping sebagai kebutuhan, pemberian layanan pendidikan

kepada anak tunarungu, didasari oleh beberapa landasan,

yaitu landasan agama, kemanusiaan, hukum, dan pedagogis.

2. Ditinjau dari jenisnya, layanan pendidikan terhadap anak

tunarungu, meliputi layanan umum dan khusus. Layanan

umum merupakam layanan yang biasa diberikan kepada anak

mendengar/normal, sedangkan layanan khusus merupakan

layanan yang diberikan untuk mengurangi dampak

Page 47: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

32

kelainannya, yang meliputi layanan bina bicara serta bina

persepsi bunyi dan irama.

3. Ditinjau dari tempat sistem pendidikannya, layanan

pendidikan bagi anak tunarungu dikelompokkan menjadi

sistem segregasi dan integrasi/terpadu. Sistem sgregasi

merupakan sistem pendidikan yang terpisah dari

penyelenggaraan pendidikan untuk anak mendengar/normal.

Tempat pendidikan bagi anak tunarungu melalui sistem ini

meliputi: sekolah khusus (SLB-B), SDLB, dan kelas jauh

atau kelas kunjung. Sistem Pendidikan intergrasi/terpadu,

merupakan sistem pendidikan yang memberikan kesempatan

kepada anak tunarungu untuk belajar bersama anak

mendengar/normal di sekolah umum/biasa. Melalui sistem

ini anak tunarungu ditempatkan dalam berbagai bentuk

keterpaduan yang sesuai dengan kemampuannya. Depdiknas

(1984) mengelompokkan bentuk keterpaduan tersebut

menjadi kelas biasa, kelas biasa dengan ruang bimbingan

khusus, serta kelas khusus.

4. Strategi pembelajaran bagi anak tunarungu pada dasarnya

sama dengan strategi pembelajaran yang digunakan dalam

pembelajaran bagi anak mendengar/normal, akan tetapi

dalam pelaksanaannya, harus bersifat visual, artinya lebih

banyak memanfaatkan indra penglihatan siswa tunarungu.

5. Pada dasarnya tujuan dan fungsi evaluasi dalam

pembelajaran siswa tunarungu sama dengan siswa

mendengar atau normal, yaitu untuk mengukur tingkat

penguasaan materi pelajaran, serta untuk umpan balik bagi

guru. Kegiatan evaluasi bagi siswa tunarungu, harus

memperhatikan prinsip-prinsip: berkesinambungan,

menyeluruh, objektif, dan pedagogis. Sedangkan alat

evaluasi secara garis besar dibagi atas dua macam, yaitu alat

evaluasi umum yang digunakan dalam pembelajaran di kelas

biasa dan alat evaluasi khusus yang digunakan dalam

pembelajaran di kelas khusus dan ruang bimbingan khusus.

2.1.6 Definisi Tunagrahita (Mental retardation)

Tunagrahita ialah istilah yang digunakan untuk menyebut anak

yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata-rata. Istilah lain

untuk tunagrahita ialah sebutan untuk anak dengan hendaya atau

Page 48: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

33

penurunan kemampuan ayau berkurangnya kemampuan dalam segi

kekuatan, nilai, kualitas, dan kuantitas. 33

Pengertian lain mengenai tunagrahita ialah cacat ganda.

Seseorang yang mempunyai kelainan mental, atau tingkah laku akibat

kecerdasan yang terganggu. Istilah cacat ganda yang digunakan karena

adanya cacat mental yang dibarengi dengan cacat fisik. Misalnya cacat

intelegensi yang mereka alami disertai dengan keterbelakangan

penglihatan (cacat mata). Ada juga yang disertai dengan gangguan

pendengaran.

Namun, tidak semua anak tunagrahita memiliki cacat fisik.

Contohnya pada tunagrahita ringan. Masalah tunagrahita ringan lebih

banyak pada kemampuan daya tangkap yang kurang. Secara global

pengertian tunagrahita ialah anak berkebutuhan khusus yang memiliki

keterbelakangan dalam intelegensi, fisik, emosional, dan sosial yang

membutuhkan perlakuan khusus supaya dapat berkembang pada

kemampuan yang maksimal.

Adapun cara mengidentifikasi seorang anak termasuk tunagrahita

yaitu melalui beberapa indikasi sebagai berikut:

1. Penampilan fisik tidak seimbang, misalnya kepala terlalu

kecil/besar,

2. Tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai usia,

3. Perkembangan bicara/bahasa terlambat

33

Tunagrahita.com. Pengertian Tunagrahita. Diakses 11/03/2014. 08.48

Page 49: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

34

4. Tidak ada/kurang sekali perhatiannya terhadap lingkungan

(pandangan kosong),

5. Koordinasi gerakan kurang (gerakan sering tidak terkendali),

6. Sering keluar ludah (cairan) dari mulut (ngiler).

2.1.6.1 Karakteristik Anak Tunagrahita

1. Secara umum karakteristik anak tunagrahita ditinjau dari

segi akademik, sosial/emosional, fisik/kesehatan. Di

samping perlu pula ditinjau berat dan ringannya

ketunagrahitaan, sehingga perlu dibahas karakterirtik

tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, dan tunagrahita

berat dan sangat berat.

2. Pemahaman karakteristik sangat penting karena dapat

menentukan layanan pendidikan bagi tiap jenis anak

tunagrahita. Misalnya materi pelajaran bagi anak

tunagrahita ringan lebih tinggi jika dibandingkan dengan

materi pelajaran bagi anak tunagrahita sedang, berat, dan

sangat berat.

Ciri-ciri /karakteristik yang dapat dijadikan patokan dalam

mendeteksi ketunagrahitaan terutama pada masa sekolah

penting dikenal oleh guru karena kebanyakan dari mereka

langsung masuk ke sekolah biasa. Biasanya anak yang ke

sekolah umum tergolong tunagrahita ringan karena tidak

memperlihatkan ciri-ciri khusus dalam segi fisik. Ciri

Page 50: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

35

ketunagrahitaan barulah diketahui pada saat ia duduk di kelas

IV SD karena di kelas sebelumnya ia dapat mengikuti

pelajaran seperti anak normal dalam menyanyi, bermain dan

kerja.

Setiap anak tunagrahita memiliki karakteristik yang berada

sesuai dengan tingkat kekurangannya. Adapun cirri

ciri/karakteristik lain anak tunagrahita secara umum dapat

digeneralkan ke dalam :

1. Segi Intelektualnya

a. Anak tunagrahita mampu mengetahui atau menyadari

situasi, benda-benda dan orang disekitarnya, namun

mereka tidak mampu memahami keberadaan dirinya.

Hal tersebut disebabkan oleh faktor bahasa yang

manjaadi hambatan, dikarenakan mereka pada umunya

sulit untuk mengatakan atau menyampaikan kata yang

sesuai dengan keadaan yang diinginkannya.

b. Mereka berkesulitan untuk memecahkan masalah-

masalah yang ada, tidak mampu membuat suatu

rencana bagi dirinya, dan anak tersebut pun sulit untuk

memilih alternatif pilihan yang berbeda.

c. Mereka sulit sekali untuk menuliskan simbol-angka,

sehingga secara umum mereka memiliki ksulitan dalam

bidang membaca, menulis dan berhitung.

d. Kemampuan belajar anak tunagrahita terbatas. Mereka

mengalami kesulitan yang berarti dalam pengetahuan

yang bersifat konsep dan dalam menempatkan dirinya

dengan keadaan situasi lingkungannya.

2. Segi Tingkah Laku (Perilaku Adaptif)

a. Perkembangan anak tunagrahita lamban. sulit

mempelajari sikap tertentu, bahkan sulit melakukan

pekerjaan yang ditugaskan walaupun tugas tersebut

bagi orang normal sangat sederhana.

Page 51: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

36

b. Faktor kognitif merupakan hal yang sulit bagi anak

tersebut, khususnya yang berkenaan dengan perhatian

dengan atau konsentrasi, ingatan, berbicara dengan

bahasa yang benar, dan dalam kemampuan

akademiknya.

c. Anak tunagrahita seringkali merasakan

ketidakmampuan dalam melakukan suatu pekerjaan

atau tugas yang diberikan padanya, karena seringnya

melakukan kesalahan-kesalahan pada saat

melakukannya.

d. Mereka pada umunya kurang percaya diri dan

seringkali menggantungkan bimbingan atau bantuan

orang lain, atau dengan kata lain rasa kemampuan

dirinya kurang. Mereka juga seringkali sulit dalam

memilih lingkungan pergaulan yang baik, sehingga

mudah terjerumus pada hal-hal yang bersifat negatif.

2.1.6.2 Klasifikasi Anak Tunagrahita

Potensi dan kemampuan setiap anak berbeda-beda

demikian juga dengan anak tunagrahita, maka untuk

kepentingan pendidikannya, pengelompokkan anak tunagrahita

sangat diperlukan. Pengelompokkan itu berdasarkan berat

ringannya ketunaan, atas dasar itu anak tungrahita dapat

dikelompokkan.34

1. Tunagrahita Ringan (Debil)

Anak tunagrahita ringan pada umumnya tampang atau

kondisi fisiknya tidak berbeda dengan anak normal lainnya,

mereka mempunyai IQ antara kisaran 50 s/d 70. Mereka

juga termasuk kelompok mampu didik, mereka masih bisa

dididik (diajarkan) membaca, menulis dan berhitung, anak

tunagrahita ringan biasanya bisa menyelesaikan pendidikan

setingkat kelas IV SD Umum.

2. Tunagrahita Sedang atau Imbesil

34

Asepyana666.blogspot.com. Karakteristik Anak Tunagrahita. Diakses 25/03/2014. 08.50

Page 52: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

37

Anak tunagrahita sedang termasuk kelompok latih.

Tampang atau kondisi fisiknya sudah dapat terlihat, tetapi

ada sebagian anak tunagrahita yang mempunyai fisik

normal. Kelompok ini mempunyai IQ antara 30 s/d 50.

Mereka biasanya menyelesaikan pendidikan setingkat

ke;las II SD Umum.

3. Tunagrahita Berat atau Idiot

Kelompok ini termasuk yang sangat rendah

intelegensinya tidak mampu menerima pendidikan secara

akademis. Anak tunagrahita berat termasuk kelompok

mampu rawat, IQ mereka rata-rata 30 kebawah. Dalam

kegiatan sehari-hari mereka membutuhkan bantuan orang

lain.

2.2 Kerangka Berpikir

Komunikasi pembelajaran tidak terlepas kaitanya dengan komunikasi

pendidikan dan komunikasi pada umumnya. Pendidikan adalah peristiwa

komunikasi yang memiliki kerangka yang sama yaitu adanya hubungan antar

manusia yakni guru dengan murid. Hubungan ini mengandung unsur saling

membutuhkan. Pendapat senada dikemukakakn pula oleh Mulyana (2000:4)

bahwa komunikasi mempunyai fungsi hubungan. Fungsi isi yang melibatkan

pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan

fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana

hubungan kita dengan orang lain. Di lain hal, komunikasi juga dipandang

sebagai suatu proses. Yakni proses pemberian dan penerimaan lambang-

lambang yang mengandung makna.

Sendjaya (1993:3) menambahkan, “komunikasi adalah suatu proses

pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengelolaan pesan yang terjadi

Page 53: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

38

dalam diri seseorang dan atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan

tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, maka proses belajar mengajar dilihat

dari sudut pandang komunikasi penyampaian pesan, gagasan, ide, fakta,

makna dan konsep yang sengaja dirancang sehingga dapat diterima oleh

komunikan yaitu siswa.

Namun setiap siswa yang ditemui tidaklah selalu sama, ada siswa

normal dan siswa berkebutuhan khusus. Hal ini akan menjadi lebih sulit

ketika seorang guru mengajar atau berkomunikasi dengan siswa berkebutuhan

khusus ( tunarungu dan tunagrahita). Keduanya memiliki hambatan yang

harus ditangani secara khusus dan bentuk komunikasi khusus. Begitupun

ketika dalam proses belajar mengajar seni tari rampak bedug. Seperti di SKh

KORPRI Pandeglang, sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah di Kota

Pandeglang yang menyediakan program pendidikan seni tari bagi siswa

berkebutuhan khusus. Komunikasi sebagai mekanisme dalam proses belajar

mengajar seni tari rampak bedug merupakan suatu fenomena dalam proses

identifikasi. Bagaimana suatu proses psikologis yang terjadi dalam diri

seseorang (siswa berkebutuhan khusus) bersangkutan secara tidak sadar dapat

membayangkan dirinya seperti orang lain yang menjadi idolanya, kemudian

meniru tingkah laku orang yang dikaguni tersebut (guru). Apakah Proses ini

dapat terjadi pada diri peserta didik yang memiliki ketebelakangan mental?

Dalam hal ini pendidik yang mengajar, ketika pendidik tersebut berusaha

Page 54: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

39

menanggapi atau menilai isi pesan, perbuatan, pernyataan, perasaan dan

menempatkan diri sebagai siswa dalam suatu kondisi.

Proses belajar-mengajar yang dilaksanakan di kelas sebagian besar

terjadi karena adanya komunikasi. Komunikasi instruksional merupakan inti

dari kegiatan proses belajar-mengajar seni tari rampak bedug. Di dalamnya

terdapat unsur-unsur instruksional yang diciptakan oleh guru baik secara

verbal maupun non verbal. Menari merupakan kegiatan olah tubuh atau

kegiatan pergerakan tubuh. Kegiatan seni tari rampak bedug adalah kegiatan

komunikasi berarti proses belajar mengajar seni tari rampak bedug juga sama

dengan proses komunikasi Proses belajar mengajar seni tari rampak bedug

merupakan seseorang atau guru yang mengkomunikasikan setiap gerakan

tarian kepada muridnya baik secara perorangan maupun kelompok. Dalam

dunia komunikasi pengajaran atau lebih dikenal komunikasi instruksional,

seorang guru yang diberikan tanggung jawab sebagai pelatih tari yang akan

menjadi pengaruh bagi muridnya. Guru yang memberikan pesan-pesan ketika

menginstruksikan gerakan tarian kepada siswa tunarungu dan tunagrahita

harus mampu dicerna dan dapat merubah tingkah laku anak sebagaimana yang

telah diharapkan oleh guru dan menurut kurikulum yang telah ditetapkan oleh

sekolah.

Page 55: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

40

Bagan 2.1 Kerangka Berpikir

Komunikasi Instruksional

Guru Seni Tari Rampak

Bedug SKh KORPRI

Pandeglang

Siswa

tunarungu

Dan

siswa

tunagrahita

Bentuk

Instruksi

Verbal dan

Non Verbal

Perubahan pengetahuan,

sikap, dan keterampilan

siswa

Umpan Balik

Page 56: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

41

2.3 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini terdapat perbedaan dengan peneliti terdahulu.

Tabel 2.1

Perbandingan Penelitian Terdahulu

Nomor.1 Penelitian terdahulu Penelitian sekarang

Nama ARDILA ANGGRAINI R

(Unpad)

Wildiana Aghnadya (Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa)

Judul

Penelitian

Komunikasi Instruksional Guru

Pada Siswa Berkebutuhan Khusus

Komunikasi Instruksional Guru Seni

Tari Rampak Bedug Kepada Siswa

Tunarungu dan Siswa Tunagrahita Di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang

Metode

Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

mengetahui proses penyampaian

materi pembelajaran guru di

kelas pada siswa berkebutuhan

khusus di Madania Primary

School, untuk

mengetahui metode komunikasi

instruksional yang digunakan di

kelas

pada proses belajar di Madania

Primary School, mengetahui

media komunikasi yang

digunakan di kelas, dan hambatan

apa yang terjadi dalam proses

belajar mengajar.

Key Informan dan Informan

penelitian ini adalah guru –

guru kelas 1 sampai

kelas 6 di Madania Primary

School. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan studi

deskriptif dan akan dijelaskan

secara rinci bagaimana

proses penyampaian materi di

Madania Primary School, metode

komunikasi

instruksional yang digunakan,

Pendekatan pengkajian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualiltatif. Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan metode

deskripsi kualitatif. Penelitian kualitatif

ini menggunakan paradigma

postpositivisme. Dalam penelitian ini

pemilihan informan menggunakan

teknik purposive sampling (sampel

bertujuan). Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah wawancara,

observasi, dan studi dokumentasi.

Dalam penelitian kualitatif uji

keabsahan data dilakukan dengan

triangulasi data.

Page 57: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

42

media komunikasi yang

digunakan, dan

hambatan-hambatan yang terjadi

dalam proses belajar mengajar.

Hasil

Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa proses penyampaian

materi pembelajaran di Madania

PrimarySchool merupakan proses

yang unik. Karena dalam satu

kelas mereka mempunyai

dua latar belakang murid yang

berbeda. Murid yang biasa dan

yang mempunyai kebutuhan

khusus atau special needs.Dengan

dua latar belakang murid ini para

guru terus berusaha untuk dapat

menemukan cara mengajar yang

terbaik agar muridnya dapat

menerima pelajaran dan

memahaminya dengan baik,

walaupun dengan kebutuhan

khusus yang dimilikinya.

Komunikasi instruksional yang

dilakukan guru di SKh KORPRI

Pandeglang menggunakan komunikasi

verbal dan nonverbal. Bentuk

komunikasi verbal menggunakan

bahasa lisan dengan penggunaan kata-

kata yang sederhana dan tidak bertele-

tele baik ke siswa tunarungu maupun

tunagrahita.

Komunikasi nonverbal yang digunakan

guru seni tari rampak bedug kepada

siswa tunarungu di SKh KORPRI

Pandeglang dengan menggunakan

komunikasi nonverbal gerakan tubuh

dalam bentuk emblem, illustrator,

effect display, regulator dan adaptor.

Sedangkan bentuk komunikasi non

verbal pada siswa tunagrahita lebih

kepada gerakan tubuh, mimik wajah,

isyarat bunyi, dan intonasi vokal.

Nomor 2 Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Nama Fristyani Elisabeth Hutauruk

Yudi Perbawaningsih

(Universitas Atma Jaya

Yogyakarta)

Wildiana Aghnadya (Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa)

Judul

Penelitian

Implementasi Komunikasi

Instruksional Guru dalam

Mengajar Anak Berkebutuhan

Khusus di SLB-C1 Dharma Rena

Ring Putra I Yogyakarta

Komunikasi Instruksional Guru Seni

Tari Rampak Bedug Kepada Siswa

Tunarungu dan Siswa Tunagrahita Di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang

Metode

Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian

kualitatif dengan metode

fenomenologi. Jadi, dengan

metode ini peneliti memperoleh

gambaran penelitian berdasarkan

pengalaman subjek itu sendiri.

Teknik pengumpulan data yang

Pendekatan pengkajian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualiltatif. Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan metode

deskripsi kualitatif. Penelitian kualitatif

ini menggunakan paradigma

postpositivisme. Dalam penelitian ini

Page 58: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

43

digunakan adalah observasi dan

wawancara mendalam. Teknik

analisis data menggunakan

analisis data kualitatif.

pemilihan informan menggunakan

teknik purposive sampling (sampel

bertujuan). Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah wawancara,

observasi, dan studi dokumentasi.

Dalam penelitian kualitatif uji

keabsahan data dilakukan dengan

triangulasi data.

Hasil

Penelitian

Hasil penelitian ini adalah

komunikasi instruksional yang

diterapkan dalam mengajar anak

tunagrahita adalah komunikasi

secara verbal dan non verbal.

Komunikasi verbal berupa kata-

kata yang sederhana. Komunikasi

non verbal yang dilakukan berupa

gerakan tubuh. Selain itu, juga

ditemui adanya komunikasi

interpersonal. Jadi, guru mengajar

secara individual. Kegiatan

instruksional dimulai dengan sesi

pendahuluan, kemudian

dilanjutkan dengan penyampaian

materi pelajaran. Kemudian,

kegiatan instruksional diakhiri

dengan kegiatan evaluasi, dimana

guru melakukan penilaian

terhadap siswa. Metode

instruksional, yang digunakan di

terdiri dari berbagai macam

metode seperti metode ceramah,

demonstrasi dan sebagainya. Hal

yang menjadi hambatan utama

dalam komunikasi instruksional

adalah rendahnya tingkat

intelegensi (IQ) siswa. Hal ini

berpengaruh terhadap sulitnya

siswa dalam menyerap materi

pelajaran yang disampaikan.

Komunikasi instruksional yang

dilakukan guru di SKh KORPRI

Pandeglang menggunakan komunikasi

verbal dan nonverbal. Bentuk

komunikasi verbal menggunakan

bahasa lisan dengan penggunaan kata-

kata yang sederhana dan tidak bertele-

tele baik ke siswa tunarungu maupun

tunagrahita.

Komunikasi nonverbal yang digunakan

guru seni tari rampak bedug kepada

siswa tunarungu di SKh KORPRI

Pandeglang dengan menggunakan

komunikasi nonverbal gerakan tubuh

dalam bentuk emblem, illustrator,

effect display, regulator dan adaptor.

Sedangkan bentuk komunikasi non

verbal pada siswa tunagrahita lebih

kepada gerakan tubuh, mimik wajah,

isyarat bunyi, dan intonasi vokal.

Nomor.3 Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Nama Khalilah (UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta)

Wildiana Aghnadya (Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa)

Page 59: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

44

Judul

Penelitian

Komunikasi Instruksional Dalam

Pengajaran Mulok di Madrasah

Diniyah Awaliyah Al-Ittihad

Serang Banten

Komunikasi Instruksional Guru Seni

Tari Rampak Bedug Kepada Siswa

Tunarungu dan Siswa Tunagrahita Di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang

Metode

Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis

meneliti selama delapan kali

pertemuan yakni dua bulan

kurang lebih. Untuk

mengefektifkan penelitian tidak

lupa peneliti menggunakan media

penelitian seperti rekaman untuk

merekam proses belajar mengajar

dikelas pada pelajaran dakwah

selama delapan kali pertemuan

yang melalui beberapa tahapan

dalam penelitian, yakni tahapan

pengumpulan data yang berupa

observasi, wawancara mendalam

dan dokumen, dan juga tahapan

mengolah data, tahap

menganalisa data.dengan

tersusunnya semua itu maka

peneliti dengan mudah akan

melakukan penelitin tentang

komunikasi instruksional yang

dilakukan didalam kelas.

Pendekatan pengkajian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualiltatif. Sedangkan metode

penelitian ini menggunakan metode

deskripsi kualitatif. Penelitian kualitatif

ini menggunakan paradigma

postpositivisme. Dalam penelitian ini

pemilihan informan menggunakan

teknik purposive sampling (sampel

bertujuan). Teknik pengumpulan data

yang digunakan adalah wawancara,

observasi, dan studi dokumentasi.

Dalam penelitian kualitatif uji

keabsahan data dilakukan dengan

triangulasi data.

Hasil

Penelitian

Kesimpulan dari penelitian ini ad

alah komunikasi instruksional

yang dibangun oleh guru atau

komunikator didalam kelas

menggunakan kode verbal dan

Non-verbal, dan juga

menggunakan media podium,

buku mata pelajaran dan juga

contoh-contoh dari naskah pidato

yang disiapkan dengan sebaik

mungkin sebelum komunikator

mengkomunikasikan peannya

atau materi pada mata pelajaan

mulok. Untuk mendekatkan kom

Komunikasi instruksional yang

dilakukan guru di SKh KORPRI

Pandeglang menggunakan komunikasi

verbal dan nonverbal. Bentuk

komunikasi verbal menggunakan

bahasa lisan dengan penggunaan kata-

kata yang sederhana dan tidak bertele-

tele baik ke siswa tunarungu maupun

tunagrahita.

Komunikasi nonverbal yang digunakan

guru seni tari rampak bedug kepada

siswa tunarungu di SKh KORPRI

Pandeglang dengan menggunakan

komunikasi nonverbal gerakan tubuh

Page 60: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

45

unikator dengan komunikan, guru

atau komunikator juga

menggunakan komunikasi

antarpribadi dan komunikasi

kelompok dalam kegiatan belajar

mengajar didalam kelas, dengan

demikian akan terjadi komunikasi

instruksional yang efektif.

dalam bentuk emblem, illustrator,

effect display, regulator dan adaptor.

Sedangkan bentuk komunikasi non

verbal pada siswa tunagrahita lebih

kepada gerakan tubuh, mimik wajah,

isyarat bunyi, dan intonasi vokal

Page 61: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

46

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan pengkajian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualiltatif. Sedangkan metode penelitian ini menggunakan metode

deskripsi kualitatif, dimana peneliti mendeskripsikan atau mengkonstruksi

wawancara-wawancara mendalam terhadap subjek penelitian. Metode penelitian

kualitatif digunakan sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Dengan demikian laporan ini berisi kutipan-kutipan data dalam

menyajikan laporan, dimana data tersebut berasal dari hasil wawancara, catatan

lapangan, foto dan dokumen lainnya.35

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif untuk

mengetahui lebih dalam mengenai komunikasi instruksional yang dilakukan guru

seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu dan siswa tunagrahita di Sekolah

Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang. Dengan metode deskriptif kualitatif penulis

ingin mengetahui dan memaparkan tetang bagaimana komunikasi instruksional

dan bentuk instruksi seca averbal dan non verbal kepada siswa tunarungu dan

tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

35

Meoleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya. Hal 11

Page 62: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

47

Berkaitan dengan hal diatas, penelitian ini bertujuan untuk memberikan

pemaham atau gambaran baik kepada masyarakat, institusi/sekolah, dan guru

mengenai bagaimana pentingnya memahami dan mengetahui komunikasi yang

terjadi dalam dunia pendidikan khusus antara guru seni tari rampak bedug dengan

siswa tunarungu dan tunagrahita, serta bentuk komunikasi instruksional yang

dilakukan guru kepada murid. Mengingat proses komunikasi dengan ABK (Anak

Berkebutuhan Khusus) membutuhkan komunikasi khusus, sehingga pesan yang

disampaikan guru kepada murid dapat terjalin dengan efektif.

3.9 Paradigma Penelitian

Paradigma menggariskan apa yang seharusnya dipelajari, pernyataan-

pernyataan dan kaidah yang seharusnya di ikuti dalam menafsirkan jawaban

yang didapatnya. Dengan demikian paradigma adalah ibarat sebuah jendela

tempat orang mengamati dunia luar. Namun secara umum, menurut Guba

paradigma dapat diartikan sebagai seperangkat kepercayaan atau keyakinan

dasar yang menuntun seseorang dalam bertindak di kehidupan sehari-hari.36

Dalam penelitian kualitatif ini menggunakan paradigma postpositivisme.

Secara ontologisme aliran ini bersifat critical realism (kenyataan kritis) karena

aliran ini memandang kenyataan harus di periksa secara kritis agar dipahami

sesempurna mungkin serta memandang sama bahwa realitas memang ada dalam

36

Ibid. Hal 12

Page 63: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

48

kenyataan sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal yang mustahil bila suatu

realitas dapat dilihat dengan benar.

Secara epistimologis hubungan antara pengamat atau peneliti dengan

objek atau realitas yang diteliti tidaklah dapat dipisahkan, seperti yang di usulkan

oleh aliran pospositivisme. Aliran ini menyatakan suatu hal yang tidak mungkin

mencapai atau melihat kebenaran apabila pengamat berdiri dibelakang layar

tanpa ikut terlibat dengan objek secara langsung. Oleh karena itu, hubungan

antara pengamat dengan objek harus bersifat interaktif dengan catatan bahwa

pengamat harus bersifat se-netral mungkin sehingga tingkat subjektifitas dapat

dikurangi secara minimal.37

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berpegang kepada paradigma

peneltian naturalistik yang menempatkan manusia sebagai subjek utama dalam

penelitian sosial atau budaya. Paradigma ini adalah pendekatan sistematis dan

subjektif dalam menjelaskan pengalaman hidup berdasarkan kenyataan lapangan

yaitu pengalaman dari guru yang senantiasa menjalankan proses komunikasi

instruksional dengan para siswanya setiap hari yang bertempat di Sekolah

Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang. Proses penelitian ini dijalankan melalui

pemahaman tentang pengalaman seseorang dalam aneka bentuk. Disini juga

bermaksud untuk mampu memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku

sosial atau guru yang bersangkutan menciptakan dan memlihara atau mengelola

dunia sosial mereka.

37

Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradima Penelitian Sosial. Yogyakarta. Tiara Wacana. Hal 40

Page 64: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

49

3.10 Fokus Penelitian

Irawan (2006:22) menjelaskan bahwa dalam fokus penelitian menjelaskan

tentang fokus kajian.38

Fokus adalah objek yang menurut peneliti paling menarik,

paling bermanfaat, paling menantang untuk diteliti (the object of interest dari

peneliti). Fokus juga mengandung makna sesuatu yang unik dan terbatas.

Berdasarkan judul yang diambil oleh peneliti yaitu : Komunikasi

Interpersonal guru dengan siswa di Sekolah (SKh) Korpri Pandeglang (Studi

deskriptif guru seni tari rampak bedug terhadap siswa tunarungu dan

tunagrahita).

Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan permasalahan pada:

1. Komunikasi instruksional guru seni tari rampak bedug kepada siswa

tunarungu dan siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang.

2. Instruksi dalam bentuk verbal dan non verbal yang dilakukan guru saat

melatih tari rampak bedug kepada siswa tunarungu di Sekolah Khusus

(SKh) KORPRI Pandeglang.

3. Instruksi dalam bentuk verbal dan non verbal yang dilakukan guru saat

melatih tari rampak bedug kepada siswa tunagrahita di Sekolah Khusus

(SKh) KORPRI Pandeglang.

38

Irawan, Prasetya. 2006. Metode Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta. Self

Pers. Hal 22

Page 65: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

50

4. Faktor apakah yang menghambat komunikasi instruksional dalam proses

belajar mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu dan

siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

1.4 Instrumen Penelitian

Irawan (2006:15) menjelaskan bahwa satu-satunya instrumen terpenting

dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri.39

Peneliti mungkin

menggunakan alat-alat bantu untuk mengumpulkan data seperti recorder,

handycame, flashdisk, atau kamera. Tetapi alat-alat ini benar-benar tergantung

pada peneliti untuk menggunakannya.

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri

dengan menempatkan diri sebagai participant observer. Adapun jenis data yang

dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder.

Peneliti merupakan key informan dalam peneliti kualitatif karena dapat merasakan

langsung, mengalami, melihat sendiri objek atau subjek yang sedang ditelitinya,

selain itu peneliti juga mampu menentukan kapan menyimpulkan data telah

mencukupi, data telah jenuh dan kapan penelitian dapat dihentikan dan peneliti

juga dapat dihentikan dan peneliti juga dapat langsung mengumpulkan data,

melakukan refleksi secara terus-menerus dan secara gradual membangun

pemahaman yang tuntas mengenai hal dalam ini adalah komunikasi instruksional

guru seni tari dengan siswa di Sekolah Khusus Korpri Pandeglang.

39

Ibid. Hal 15

Page 66: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

51

Dimana yang menjadi data primer adalah data yang berupa kata-kata dan

tindakan orang-orang yang diamati dari hasil wawancara dan observasi.

Sedangkan data-data sekunder yang didapatkan berupa dokumen tertulis. Adapun

alat-alat tambahan yang digunakan dalam pengumpulan data sendiri dari panduan

wawancara, alat perekam, kamera, flashdisk dan buku catatan.

1.5 Informan Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, sampel yang sering digunakan dalam penelitian

yang berasumsi statistik dan mekasistik tidak lagi berlaku karena dalam penelitian

kualitatif, istilah sampel tersebut diganti dengan istilah informan40

.

Dalam penelitian ini pemilihan informan menggunakan teknik purposive

sampling (sampel bertujuan). Purposive sampling yaitu informan-informan yang

peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang menurut peneliti memiliki

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena mereka (informan) dalam

kesehariannya senantiasa berurusan dengan permasalahan yang sedang peneliti

teliti.41

Informan merupakan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian. Ia harus memiliki

banyak pengalaman mengenai latar belakang penelitian. Informasi yang didapat

40

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta. Raja Grafindo

Persada. Hal 214 41

Sugiono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung. Alfabeta. Hal 218-219

Page 67: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

52

dimanfaatkan untuk berbicara, bertukar pikiran, atau membandingkan suatu

kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya42

.

Informan yang diwawancarai pada penelitian ini dibagi menjadi dua

bagian, yakni informan kunci (key informant), dan informan kedua (second

informant)43

.

1.5.1 Informan Kunci (Key Informan)

Informan kunci yaitu informan yang dianggap memiliki informasi

lebih banyak dan dapat diajak kerjasama dalam memberikan informasi dan

jawaban yang dibutuhkan atas pertanyaan-pertanyaan atau masalah

penelitian. Informan kunci merupakan informan yang dapat memberi bantuan

paling besar terhadap penelitian. Adapun kriteria mengenai informan kunci

ini, Sanafiah Faisal menyebutkan bahwa informan kunci adalah dia yang

menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga

sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi dihayati, dia yang tergolong

sedang terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. Berdasarkan kriteria

mengenai informan kunci, maka penulis memilih kepala sekolah serta guru

seni tari di SKh KORPRI Pandeglang sebagi informan kunci, dikarenakan

guru dan kepala sekolah lah yang setiap hari berada di lingkungan sekolah

dan guru yang terjun langsung mengajar tari kepada murid tunarungu dan

tunagrahita. Sedangkan kepala sekolah setiap harinya memantau kegiatan

42

Opcit. Hal 61. 43

Ibid, Hal 63.

Page 68: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

53

belajar mengajar seni tari. Oleh sebab itu, sangat relevan jika penulis

memilih guru dan kepala sekolah sebagai key informan.

1.5.2 Informan Kedua (Second Informan)

Informan kedua dalam penelitian ini juga orang yang terlibat dalam

penelitian, meskipun bagiannya tidak sebanyak kapasitas dari informan

kunci. Informan kedua dalam penelitian ini adalah guru keterampilan.

Penulis memilih guru keterampilann sebagai informan kedua, dikarenaka

guru keterampilan ikut andil dalam kegiatan belajar mengajar anak tunarungu

dan tunagrahita sebagai pendamping. Beliau menjadi pendamping saat murid

tunarungu dan tunagrahita berkomunikasi dengan orang baru. Oleh karena

itu, penulis menganggap guru keterampilan sangat relevan untuk menilai

bagaimana komunikasi instruksional yang digunakan guru seni tari rampak

bedug kepada siswa tunarungu dan tunagrahita di SKh KORPRI Pandeglang

3.6 Teknik Pengumpulan dan analisis Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk pendekatan penelitian kualitatif dan sumber data

yang akan digunakan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

Page 69: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

54

1. Wawancara

Metode wawancara merupakan suatu alat pengumpulan data yang

digunakan dengan instrumen lainnya.44

Tetapi sebagai metode, wawancara

merupakan satu-satunya alat yang diperlukan berpusat pada informan

(responden). Wawancara dalam penelitian kualitatif bersifat mendalam

(in depth interview). Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam

penelitin ini, yaitu wawancara semi terstruktur. Menurut Sugiyono (2012:

73-74) wawancara semi terstruktu di dalam pelaksanaan lebih bebas

dibandingkan dengan wawancara terstruktur.45

Tujuan dari wawancara

jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,

dimana pihak yang menjadi sumber wawancara diminta pendapat dan ide-

idenya serta memberikan informasi.

Dalam melakukan wawancara, peneliti menggunakan bantuan

pedoman wawancara untuk memudahkan dan memfokuskan pertanyaan

yang akan di utarakan. Wawancara dilakukan kepada para informan

dengan menggunakaan alat perekam, peneliti meminta ijin terlebih dahulu

kepada informan agar bersedia untuk diwawancarai dengan alat perekam

untuk memperoleh hasil wawancara yang akurat. Sebelum mengajukan

pertanyaan, peneliti menjelaskan terlebih dahulu mengenai permasalahan

penelitan dan pedoman yang dilakukan selama kegiatan wawancara

44

Irawan, Prasetya. 2006. Metode Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Hal 59 45

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Pualitatif. Bandung. Alfabeta. Hal 110

Page 70: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

55

berlangsung. Peneliti selalu mengulang dan menegaskan kembali setiap

jawaban dari informan untuk meyesuaikan jawaban dengan pertanyaan

yang diajukan mengenai komunikasi instruksional yang digunakan guru

tari saat mengajar pada murid-murid di Sekolah Khusus KORPRI

Pandeglang. Hal ini untuk menjaga validitas data dan untuk memperoleh

informasi yang lebih lengkap.

2. Observasi

Disamping wawancara, penelitian ini juga melakukan metode

observasi. Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah

pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang

tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. 46

Observasi yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi

partisipan yaitu peneliti melakukan pengamatan secara langsung dengan

melibatkan diri dalam kegiatan belajar mengajar tari rampak bedug di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang. Dalam penelitian ini seolah-

olah peneliti ikut dalam pelajaran seni tari rampak bedug kemudian

peneliti melakukan pengamatan dan pencatatan langsung.

Dalam penelitian ini observasi dibutuhkan untuk dapat memahami

proses terjadinya wawancara dan hasil wawancara dapat dipahami dalam

konteksnya. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi terhadap

46 Nawawi, dan Martini hadari. 1991. Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University

Press

Page 71: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

56

subjek, perilaku subjek selama wawancara, interaksi subjek dengan

peneliti dan hal-hal yang dianggap relevan sehingga dapat memberikan

data tambahan terhadap hasil wawancara.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini studi dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan

data yang lengkap, seperti dokumen tentang latar belakang dan kegiatan

belajar mengajar seni tari di Sekolah Khusus Korpri Pandeglang.

Studi dokumentasi merupakan salah satu sumber data sekunder

yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Studi dokumentasi adalah setiap

bahan tertulis ataupun film, gambar, dan foto-foto yang dipersiapkan

karena adanya permintaan dari seorang peneliti. Dalam penelitian ini,

peneliti akan menggali dokumen-dokumen terkait komunikasi yang

dilakukan guru seni tari dalam sistem belajar mengajar yang diberikan

pada siswa siwinya, foto-foto dari guru-guru maupun pihak yang terlibat.

3.6.2 Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Dalam

penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data interaktif

yang disampaikan oleh Hubberman dan miles (1992:20) dimana terdapat tiga

hal utama dalam analisis interaktif yakni, reduksi data, penyajian data dan

Page 72: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

57

penarikan kesimpulan/verifikasi sebagai sesuatu yang jalin-menjalin pada saat

sebelum, selama dan sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar,

untuk membangun wawasan umum yang disebut “analisis”47

.

Kegiatan analisis dapat dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain:

1. Reduksi Data (data reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tulisan dilapangan (field note), dimana reduksi data

berlangsung secara terus menerus selama penelitian yang berorientasi

kualitatif berlangsung.

Dalam hal ini ketika penulis melakukan observasi awal ke lapangan

dan mengamati kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug di SKh

KORPRI Pandeglang, penulis akan mencatat secara garis besar atau hal-hal

kecil yang penulis temukan yang nantinya dapat diteliti lebih lanjut agar

menjadi bahan penelitian.

2. Penyajian Data (Data display)

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

keputusan yang terus berkembang menjadi sebuah siklus dan penyajian data

bias dilakukan dalam sebuah matrik.

47 Miles dan Hubberman, 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. University Indonesia Pers. Hal 20

Page 73: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

58

Hal ini didapatkan ketika observasi dilakukan berulang kali secara

terus menerus di SKh KORPRI Pandeglang sehingga penulis mendapatkan

inti atau poin jawaban dari setiap hasil observasi yang dikuatkan dengan

hasil wawancara dengan informan yang telah dipilih penulis.

3. Verifikasi (verivication)

Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan sebagian dari suatu

kegiatan dari suatu kegiatan konfigurasi yang utuh. Dimana, kesimpulan-

kesimpulan di verifikasi selama penelitian berlangsung.

Verifikasi diakukan ketika penulis menyaring dan mengumpulkan

data-data yang telah di dapat dilapangan ketika mengamati kegiatan belajar

mengajar seni tari rampak bedug di SKh KORPRI Pandeglang selama

beberapa bulan. Baik hasil yang didapatkan dari catatan kecil/catatan kasar,

hasil wawancara, dan data dokumentasi yang kemudian disatukan dan

ditarik kesimpulan berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan di

bab sebelumnya.

3.7 Uji Keabsahan Data

Penelitian kualitatif secara inheren merupakan fokus perhatian dengan

beragam metode. Dalam penelitian kualitatif keabsahan data lebih bersifat sejalan

seiring dengan proses penelitian itu berlangsung. Keabsahan data kualitatif

dilakukan sejak awal pengambilan data, yaitu sejak melakukan reduksi data,

display data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Untuk memperoleh

Page 74: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

59

keabsahan data dalam penelitian kualitatif ini dilakukan dengan cara menjaga

kredibilitas data (Validitas Internal). 48

Dalam penelitian kualitatif uji keabsahan data dilakukan dengan

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekutan dalam penelitian, triangulasi

data, diskusi teman sejawat, analisis kasus negatif atau member check.49

Selain langkah di atas, triangulasi merupakan salah satu cara penting dalam

melakukan uji keabsahan data. Triangulasi merupakan bentuk validasi silang.

Triangulasi melakukan pengecekan beberapa sumber dengan berbagai cara, dan

berbagai waktu. Ada tiga bentuk triangulasi menurut sugiyono (2005:126):50

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dilakukan dengan mengecek data yang sudah

diperoleh dari berbagai narasumber. Data dari berbagai narasumber tersebut

kemudian dipilih dan disajikan dalam bentuk table matriks. Data dari sumber

yang berbeda dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama,

berbeda, dan mana yang lebih spesifik.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik dilakukan dengan melakukan cek data dari berbagai

macam teknik pengumpulan data. Misal dengan menggunakan teknik

wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data dari ketiga teknik

48

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Pualitatif. Bandung. Alfabeta. Hal 120 49

Ibid. Hal 121 50

Ibid. Hal 127

Page 75: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

60

tersebut dibandingkan adakah konsistensi, jika berbeda dijadikan catatan dan

dilakukan pengecekan selanjutnya mengapa data tersebut bisa berbeda.

3. Triangulasi waktu

Perolehan data dalam waktu tertentu juga memiliki pengaruh yang besar

terhadap kredibilitas data. Oleh karena itu memperoleh data dalam waktu dan

situasi yang berbeda perlu dilakukan. Triangulasi dapat dilakukan dari pagi,

siang dan malam hari dari sumber yang sama atau dari satu hari ke hari yang

lain, minggu ke minggu yang lain, bahkan dari bulan ke bulan yang lain.

3.8 Lokasi dan Jadwal Penelitian

3.8.1 Lokasi Penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian adalah Sekolah Khusus (SKh)

KORPRI Pandeglang untuk memperoleh data, dimana sekolah ini merupakan

satu-satunya sekolah SLB yang menerapkan pendidikan seni tari khususnya

tari rampak bedug dengan beberapa prestasi yang telah di capai. Adapun

penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - September 2014.

Page 76: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

61

3.8.2 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam kurun waktu kurang lebih selama:

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

No

Kegiatan

Tahun 2014

Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des

1

Prariset

Bimbingan 1-3

2

Penyusunan

Bab1-3

3

Sidang Outline

4

Penyusunan

Bab 4-5

5

Penyempur-

naan Laporan

6

Sidang

Page 77: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

62

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang

SKh KORPRI Pandeglang berdiri sejak tahun 1990 dirintis oleh Hj.

Rita Novitasari, hingga saat ini ia menjabat sebagai kepala sekolah di SKh

KORPRI Pandeglang. Ia merupakan sarjana S1 bidang Pendidikan Khusus

di salah satu perguruan tinggi di Banten. Sebagai mahasiswi S1 jurusan

pendidikan khusus, ia memiliki keinginan untuk membangun sekolah

khusus di Kabupaten Pandeglang, mengingat di pandeglang sendiri belum

terdapat sekolah khusus pada saat itu.

Sebelumnya Hj. Rita bekerja sebagai seorang guru di sekolah khusus

yang berada di daerah pelosok di kabupaten Pandeglang, ia bekerja sambil

mendata siswa-siswi yang memiliki kebutuhan khusus seperti tunarungu,

tunanetra, autis dll dari pintu ke pintu. Ia merintis dengan perjuangan dan

tekad yang keras demi tercapai tujuannya membangun sekolah khusus,

karena pada saat itu ketika seseorang ingin mendirikan sekolah khusus,

harus memenuhi ketentuan dengan mengumpulkan siswa sebanyak 8 orang.

Dari pintu ke pintulah Hj. Rita mulai mengumpulkan siswa sebanyak 8

orang. Sampai akhirnya ia mendapatkan 8 orang murid, ia menghubungi dan

Page 78: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

63

mengajukan untuk mendirikan sekolah khusus ke instansi terkait yaitu Dinas

Pendidikan.

Dinas pendidikan mencarikan tempat untuk murid-murid

berkebutuhan khusus belajar. SKh KORPRI Pandeglang telah melakukan

perpindahan tempat selama 3 kali dikarenakan belum adanya sekolah tetap

dan bantuan dari pemerintahan pusat. Setelah 3 tahun berjalan, kemudian

Sekolah Khusus KORPRI Pandeglang mendapatkan bantuan dari Provinsi

Jawa Barat yaitu dengan dibangunnya Sekolah Khusus KORPRI

Pandeglang yang pada akhirnya bertempat atau beralamat di Jl. Ciwasiat

No. 23 Kabupaten Pandenglang Profinsi Banten hingga saat ini.

4.1.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang

Seperti sekolah pada umumnya, SKh KORPRI Pandeglang memiliki

visi, misi dan tujuan. Berkut visi, misi dan tunjuannya:

A. Visi

Memberdayakan anak berkebutuhan khusus menjadi berilmu, beriman,

dan terampil dan mandiri.

B. Misi

a. Mengembangkan kemampuan bakat dan keterampilan untuk dapat

hidup mandiri ditengah masyarakat

b. Meningkatkan kreatifitas dalam bidang seni olahraga diharapkan

menjadi manusia yang bermanfaat

Page 79: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

64

C. Tujuan

a. Mengembangkan kemampuan siswa dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa

b. Mengembangkan potensi siswa agar menjadi siswa yang beriman

dan bertaqwa, berilmu dan mandiri

4.1.3 Profil Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang adalah salah satu

sekolah penyelenggara pendidikan yang menangani anak-anak

berkebutuhan khusus, seperti : anak tunanetra, amak tunarungu, anak

tunagrahita, anak autis, anak tunadaksa, anak tunalaras, dan anak-anak

berkebutuhan lainnya. SKh KORPRI Pandeglang dalam menyelenggarakan

kegiatan belajar mengajar didukung oleh tenaga-tenaga yang professional

dan berdedikasi tinggi, sehingga diharapkan tujuan pendidikan yang

diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Siswa siswi yang ada di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang terdiri dari berbagai jenis kekhususan disertai dengan

karakteristiknya masing-masing.

Secara singkat profil SKh KORPRI Pandeglang adalah sebagai berikut:

Page 80: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

65

Table 4.1 Identitas Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang

NO. IDENTITAS SEKOLAH

1 Nama Sekolah : SKh KORPRI Pandeglang 2 N.I.S.

- SDLB : 108710

- SMPLB : 201660

- SMALB : 300340 3 N.S.S.

- SDLB : 10.2.28.01.01.053

- SMPLB : 20.2.28.01.01.166

- SMALB : 30.2.28.01.01.034 4 NSPN : 20600450 5 Provinsi : BANTEN 6 Otonomi : KABUPATEN PANDEGLANG 7 Kecamatan : PANDEGLANG 8 Desa/Kelurahan : PANDEGLANG 9 Alamat Lengkap : JL. CIWASIAT NO. 23

PANDEGLANG 10 Kode Pos : 42213 11 Telepon : 0253-201225 12 E-Mail : [email protected]. 13 Faximile : 0253-201225 14 Daerah : PERKOTAAN 15 Status Sekolah : SWASTA 16 Kelompok Sekolah : INTI 17 Akreditasi : C 18 Ijin Operasional/SK Nomor : 421.9/147.B-Dispend/2010

Tgl: 20 Mei 2010 19 Penerbit SK (ditandatangani oleh) : Kepala Dinas Pendidikan Provinsi

Banten 20 Tahun Berdiri : 1990 21 Tahun Perubahan : 2010 22 Kegiatan Belajar Mengajar : PAGI 23 Status Tanah : MILIK SENDIRI 24 Status Gedung Sekolah : MILIK SENDIRI 25 Luas Tanah : 574 M2 26 Luas Bangunan : 348 M2 27 Jarak ke Pusat Kecamatan : 1 KM 28 Jarak ke Pusat Otonomi Daerah : 0,5 KM

Page 81: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

66

29 Terletak pada Lintasan : KECAMATAN 30 Jumlah Keanggotaan Rayon : 31 Organisasi Penyelenggara : Organisasi

Yayasan KORPRI Kabupaten

Pandeglang 32 Perjalanan/Perubahan Sekolah :

4.1.4 Sumber Daya Sekolah

Table 4.2 Data Guru Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang

NAMA GELAR STATUS TEMPAT TUGAS JABATAN Mata pelajaran

BELAK-ANG

PEGAWAI JENJANG

NAMA ALAMAT NPSN

4 5 10 16 17 18 22 28 29

Romi Priatna S.Pd.I GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Fitri Rachmawati

S.Pd GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Siti Robiah S.Pd GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Fikra Mardiana

S.Pd.I GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Haryati Nonon

GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Apendi GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Kusnadi ST GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Siti Fathia Nurachmi

S.Pd GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Bahrul Qauqof

S.Kom

GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Khusnul Khotimah

S.Pd GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Ivah Latifah S.Pd.SD

GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Siti Mulyanah

GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

M. Abdurrohman

GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

M. Irman Nur S

GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Firdaus Mansyur

GTY SLB SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23

20600450 Guru Guru Kelas

Hilda GTY SLB SKh Jl. Ciwasiat 20600450 Guru Guru Kelas

Page 82: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

67

Oktaviani KORPRI no.23

Rifani Diantika GTY SLB

SKh KORPRI

Jl. Ciwasiat no.23 20600450 Guru Guru Kelas

4.1.5 Struktur Organisasi

Bagan 4.1 Struktur Organisasi Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang

Tahun Ajaran 2014/2015

Kepala Sekolah

SKh KORPRI Pandeglang

Hj. Rita Novitasari, S.Pd

Wakil Kepala

Sekolah Bidang

Kurikulum

Lili Jajuli, S.Pd

Wakil Kepala

Sekolah Bidang

Kesiswaan

Firdaus

Mansyur

Wakil Kepala

Sekolah Bidang

Kesiswaan

Firdaus Mansyur

Wakil Kepala

Sekolah Bidang

BK

Jaenudi, S.Pd. I

Wakil Kepala

Sekolah Bidang

Sarana Prasarana

Romi Priatna,

S.Pd.I

Guru-Guru

Page 83: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

68

4.2 Deskripsi Data

Pada penelitian ini penulis memfokuskan penelitian pada bentuk

komunikasi instruksional guru seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu

dan siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang. Dalam

penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara semi terstruktur

dibantu dengan pedoman wawancara yang peneliti buat. Peneliti merekam hasil

wawancara dari para informan menggunakan recorder, setelah itu peneliti

mencatat ulang jawaban para informan. Peneliti juga melakukan observasi yang

membutuhkan waktu 3 bulan, dimulai dari Juli, Agustus dan September 2014

untuk mengamati kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug di SKh

KORPRI Pandeglang. Dengan teknik terakhir yaitu dokumentasi data, dengan

dokumentasi data peneliti mendokumentasikan kegiatan dan proses belajar

mengajar seni tari rampak bedug di SKh KORPRI Pandeglang. Data-data yang

dicari dalam penelitian ini adalah data yang merujuk pada indentifikasi masalah

yang telah dipaparkan di BAB I yaitu Bagaimana komunikasi instruksional guru

seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu dan siswa tunagrahita di Sekolah

Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang, bagaimana instruksi dalam bentuk verbal

dan non verbal yang dilakukan guru saat melatih tari rampak bedug kepada siswa

tunarungu di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang, bagaimana instruksi

dalam bentuk verbal dan non verbal yang dilakukan guru saat melatih tari

rampak bedug kepada siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang, dan faktor apakah yang menghambat komunikasi instruksional

Page 84: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

69

dalam proses belajar mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu

dan siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

Penelitian ini bertempatan di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang. Untuk mendapatkan data yang falid, peneliti memilih beberapa

orang untuk menjadi key informan dan second informan. Adapun key informan

dalam penelitian ini adalah Hj. Rita Novitasari S.Pd (Kepala sekolah SKh

KORPRI Pandeglang), Fitri Rahmawati S.Pd (Guru yang menangani siswa

tunarungu dan tunagrahita), Fikra mardian S.Pd.I (Guru seni tari rampak bedug

di SKh KORPRI Pandeglang) serta informan lain yang dipandang perlu sampai

dengan jenuhnya informasi yang diberikan oleh key informan, adapaun informan

pendukung yang peneliti ambil yaitu Romi Priatna S.Pd.I (Guru keterampilan

sekaligus guru pendamping).

Setelah melakukan observasi dan wawancara, pada bab ini penulis akan

memaparkan hasil dari penelitian dengan mendeskripsikan data.

4.3 Hasil Penelitian

Berkomunikasi dengan anak berkebutuhan khusus berbeda dengan

berkomunikasi dengan anak normal pada umumnya. Seperti di Sekolah Khusus

(SKh) KORPRI Pandeglang, guru memerlukan pendekatan khusus dan

komunikasi khusus dengan anak berkebutuhan khusus baik saat mengajar dalam

bentuk teori maupun praktek. Dalam bentuk praktek guru di SKh KORPRI

Pandeglang guru mengajar seni tari rampak bedug kepada anak kategori B

(tunarungu) dan C (tunagrahita). Keduanya memiliki karakter dan kekhususan

Page 85: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

70

yang berbeda, seperti yang dijelaskan oleh Ibu Fitri Rachmawati dalam

wawancara:

“Menurut saya anak tunarungu itu anak yang memiliki

gangguan pendengaran sehingga membutuhkan layanan

khusus. Sedangkan anak tunagrahita anak yang

mengalami kekurangan gangguan intelektual, emosi,

sehingga memerlukan perhatian khusus.” (Wawancara

dengan Ibu Fitri, S.Pd Senin 22 september 2014)

Pandangan yang sama dijelaskan oleh Ibu Rita, yang mengatakan bahwa:

“Kalau anak tunarungu anak yang tidak bisa mendengar

dan juga tidak bisa bicara. Jadi sudah menjadi kesatuan

bahwa anak yang tidak bisa mendengar pasti tidak bisa

berbicara. Tetapi kalau anak tunawicara belum tentu dia

tuli. Kalau anak tunarungu hanya memiliki hambatan

pada pendengaran dan berbicara tetapi IQnya normal

sama dengan anak-anak pada umumnya, tetapi ada juga

yang IQnya kurang. Anak tunagrahita yaitu anak yang

memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Kalau

yang di SKh ini rata-rata anak tunagrahita memiliki IQ

dibawa 70 kebawah.” (Wawancara dengan Hj. Rita

Novitasari,S.Pd Senin 22 september 2014 )

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa keduanya

memiliki pendapat dan pandangan yang sama mengenai masing-masing

karakteristik siswa tunarungu dan siswa tunagrahita.

Anak tunarungu merupakan individu yang memiliki hambatan dalam

pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Karena memiliki

hambatan dalam pendengaran individu tunarungu memiliki hambatan dalam

berbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Sedangkan anak

tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada

Page 86: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

71

dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi

perilaku yang muncul dalam masa perkembangan. Pembelajaran bagi

individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan

sosialisasi.

Pada dasarnya dalam pendidikan seni tari rampak bedug terjadi

kegiatan proses belajar mengajar yang dilakukan guru kepada murid. Untuk

menyampaikan instruksi dalam setiap gerakan tarian memerlukan

komunikasi yang baik agar pesan dapat tersampaikan kepada siswa

tunarungu dan tunagrahita. Komunikasi instruksional yang tepat dirasa

penting untuk diterapkan dalam aktifitas mengajar guru seni tari rampak

bedug di SKh KORPRI Pandeglang. Meskipun karakteristik yang dimiliki

anak tunarungu dan anak tunagrahita berbeda, tetapi bentuk instruksi yang

dilakukan guru di SKh KORPRI Pandeglang saat melatih tari hampir sama,

seperti yang dikatakan oleh Ibu Rita selaku kepala sekolah, seperti berikut:

“Kalau untuk anak tunarungu bentuk komunikasinya ya

dengan isyarat. Meskipun kadang dengan ungkapan atau

perintah secara langsung, tetapi dibantu dengan bahasa

isyarat sama gerak tubuh. Karena kalau tidak begitu

kadang suka terjadi salah pemahaman juga, maksud guru

begini tapi murid mengartikan begitu. Bahasa isyarat

untuk anak tunarungu lebih jelas dibandingkan berbicara

langsung. Karena menari itu kan pada dasarnya gerakan,

walaupun dengan gerak dan mimik wajah kita, terkadang

mereka masih belum paham dan kurang jelas, jadi

langsung ke praktek saja.” (Wawancara dengan Hj. Rita

Novitasari,S.Pd Senin 22 september 2014)

Page 87: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

72

Selain ibu rita guru lain sebagai guru seni tari rampak bedug yaitu

Bapak Fikra mengungkapkan hal yang sama dalam wawancara :

“Jadi kalau anak tunarungu ketika diberikan intruksi

melakukan gerakan atau dengan isyarat 1,2,3 mereka

langsung mengikuti, ya karena tunarungu tidak bisa

mendengar jadi komunikasi yang digunakan itu pakai

bahasa isyarat.” (Wawancara dengan Fikra Mardiana

S.Pd.I Senin 22 september 2014)

Gambar 4.1 Bentuk komunikasi nonverbal isyarat angka

Dari ungkapan narasumber di atas beserta data-data yang peneliti

dapatkan saat melakukan observasi, komunikasi instruksional yang dilakukan

guru seni tari rampak bedug terjadi dalam benuk verbal dan non verbal.

Komunikasi verbal dilakukan untuk menjelaskan instruksi dalam bentuk

teori, sebelum berlanjut pada tahap selanjutnya menjelaskan dalam bentuk

praktek. Komunikasi verbal adalah bentuk yang paling umum digunakan

dalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari. Dalam penyampaian pesan,

seorang guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan sarana agar mendapat

umpan balik (feedback) dari murid sehingga maksud pesan tersebut dapat

Page 88: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

73

dipenuhi dengan baik dan berjalan efektif. Selain instruksi dalam bentuk

verbal, kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug tidak terlepas dari

komunikasi non verbal. Karena kegiatan menari sendiri merupakan kegiatan

olah tubuh.

Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal

karena keduanya saling bekerja sama dalam kelangsungan proses

komunikasi. Dengan adanya komunikasi non verbal dapat memberikan

penekanan, pengulangan, melengkapi, serta mengganti komunikasi verbal,

sehinga lebih mudah ditafsirkan maksudnya. Komunikasi nonverbal

memegang peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar seni tari rampak

bedug, terutama saat berkomunikasi dengan siswa berkebutuhan khusus

seperti siswa tunarungu dan siswa tunagrahita. Komunikasi nonverbal adalah

penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata

seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, kontak

mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan.

Interaksi ketika melatih tari rampak bedug kepada siswa tunarungu,

guru menggunakan bahasa verbal, namun hal itu perlu ditegaskan dan

dibantu dengan bahasa nonverbal/bahasa isyarat. Dalam belajar menari,

murid tunarungu kesulitan dalam mendengar bunyi-bunyian dan memproses

menerima informasi. Oleh karena itu guru menggunakan bahasa isyarat agar

komunikasi yang terjalin antara guru dengan murid berjalan dengan efektif

dan pesan yang disampaikan guru seni tari rampak bedug dapat diterima oleh

Page 89: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

74

siswa tunarungu. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Fikra berikut

penjelasannya:

“Kalau instruksi sendiri lebih ke praktek atau gerakan

langsung, ke anak tunarungu. Kalau berbicara langsung

agak sulit, paling untuk anak tunarungu pakai bahasa

isyarat misalnya “samakan” atau “lihat kedepan”.

(wawancara dengan Bapak Fikra Senin 22 September

2014)

Adapun pendapat yang sama diberikan oleh Ibu Rita dalam wawancara.

Berikut penjelasannya:

“Ada istilah komunikasi total (Komtal), jadi seluruh

anggota badan kita gunakan. Mulai dari gerak tubuh,

mimik wajah, isyarat, bahasa verbal semua kita gabung

menjadi satu untuk berkomunikasi dengan anak tunarungu.

.”(Wawancara dengan Hj. Rita Novitasari,S.Pd Senin 22

september 2014)

Ibu Rita juga menjelaskan secara detail mengenai instruksi

dalam bentuk non verbal dengan anak tunarungu seperti berikut:

“Untuk anak tunarungu ada isyarat khusus, karena

gerakan mereka suka berbeda kadang kita menggunakan

isyarat “lihat kedepan” atau ketika gerakan mereka

kurang bagus “jelek”, atau ”terlalu lambat”, “terlalu

cepat”. Ya kurang lebih begitu. Kalau untuk contoh isyarat

nanti bisa minta tolong ke bapak Fikra” (wawancara

dengan Hj. Rita Novitasari, S.Pd Jum’at 21 Agustus 2014).

Berdasarkan hasil observsi dan wawancara dengan nara sumber,

bahwa dalam berkomunikasi dengan anak tunarungu guru banyak

menggunakan bentuk komunikasi non verbal dengan komunikasi gerak tubuh

dan bahasa isyarat. Karena anak tunarungu termasuk anak yang sulit

memahami instruksi dalam bentuk verbal, maka guru menggunakan instruksi

Page 90: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

75

dalam bentuk non verbal untuk mengarahkan perilaku siswa tunarungu saat

belajar mengajar seni tari rampak bedug di SKh KOPRI Pandeglang. Guru

menggunakan komunikasi non verbal dengan teknik emblem, illustrator,

regulator, gerakan wajah (Effect Display), dan adaptor. Emblem adalah

perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau

ungkapan. Guru di Skh KORPRI Pandeglang menggunakan emblim untuk

menginstruksikan isyarat “jangan”, “bagus”, dan “Oke saat melatih tari

rampak bedug. Emblim adalah pengganti nonverbal untuk kata-kata atau

ungkapan tertentu. Berikut contohnya:

Gambar 4.2

Gambar 4.3

“ saya menggunakan isyrat ini untuk

menginstruksikan kepada siswa

tunarungu ketika mereka melakukan

gerakan yang tidak sesuai dengan

yang saya instruksikan. Ini artinya

“jelek”. (Wawancara dengan Bapak

Fikra Mardiana)

“ saya menggunakan isyrat ini untuk

menginstruksikan kepada siswa

tunarungu ketika mereka melakukan

gerakan yang sesuai dengan yang

saya instruksikan. Ini artinya

“baik/bagus”. (Wawancara dengan

Bapak Fikra Mardiana)

Page 91: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

76

Gambar 4.4

Foto di atas peneliti ambil saat guru sedang mengajar tari rampak

bedug kepada siswa tunarungu di SKh KORPRI Pandeglang. Terlihat dari

gambar di atas bapak Fikra sedang mengancungkan jempol yang menunjukan

isyarat “bagus” kepada anak tunarungu.

Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah

“mengilustrasikan” pesan verbal. Guru di Skh KORPRI Pandeglang

menggunakan illustrator untuk menginstruksikan isyarat “lingkaran”,

“bersamaan” saat melatih tari rampak bedug. Berikut contohnya

Gambar 4.5

Isyarat bagus

Page 92: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

77

Regulator adalah perilaku nonverbal “mengatur”, memantau, memelihara,

atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Guru mengunakan regulator

untuk menginstruksikan kepada siswa agar apa yang guru harapkan murid

lakukan, misalnya, “lihat kedepan“ lalu apalagi?”, “saya tidak percaya” atau

“tolong agak lambat sedikit”. Berikut contohnya:

Gambar 4.6 Gambar 4.7

Gambar 4.8

“ Anak tunarungu kalau sedang

menari kadang tidak fokus. biasanya

saya memberikan instruksi seperti ini,

ini artinya “lihat kedepan”.

Maksudnya mereka harus melihat

kedepan atau ke arah anak

tunagrahita yang barisannya tepat

didepan mereka, agar gerakannya

tidak keliru” (Wawancara dengan

Bapak Fikra, selasa 23 September

2014)

Page 93: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

78

Foto di atas di ambil oleh peneliti ketika kegiatan belar berlangsung.

Dari gambar di atas guru sedang mengintruksikan kepada siswanya agar

melihat saat menari, artinya harus memperhatikan gerakan satu sama lain.

Gambar 4.9

Penulis juga mendokumentasikan guru saat mengajar tari kepada

murid tunarungu dengan menggunakan isyarat yang sama seperti berikut:

Gambar 4.10

Hal ini dilakukan ketika siswa tunarungu terlalu cepat saat melakukan

gerakan tarian.

“ Ini artinya “pelan-pelan”, kalau ada anak

tunarungu yang terlihat terburu buru atau

terlalu cepat melakukan gerakan tarian

biasanya saya memberi isyarat seperti ini.

Ini supaya gerakan mereka tidak terlalu

cepat dari siswa lain” (Wawancara dengan

Bapak Fikra, selasa 23 September 2014)

Page 94: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

79

Gambar 4.11

Gambar 4.12 Gambar 4.13

Gerakan wajah (Effect Display) adalah isyarat yang terjadi karena adanya

dorongan emosional sehingga berpengaruh terhadap ekspresi muka,

misalnya guru memperlihatkan rasa marah dan rasa takut, rasa gembira dan

rasa sedih, semangat dan kelelahan kepada siswa tunarungu saat melatih tari

rampak bedug. Berikut contohnya:

“Kalau gerakan mereka berbeda atau

tidak sama, saya akan memerikan

isyarat ini, ini artinya “samakan”.

Kan kadang mereka menari ada yang

lambat atau cepat.” (Wawancara

dengan Bapak Fikra, selasa 23

September 2014)

“Ketika gerakan anak

tunarungu terlalu lambat, saya

akan memberikan isyarat

seperti ini. Ini artinya “cepat”,

maksudnya gerakan tarian

mereka harus lebih dipercepat

agar tidak ketinggalam dengan

siswa lain” (Wawancara

dengan Bapak Fikra, selasa 23

September 2014)

Page 95: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

80

Gambar 4.14 Gambar 4.15

Gambar di atas peneliti ambil ketika kegiatan belajar mengajar seni tari

rampak beedug berlangsung. Dari gambar di atas terlihat guru

mengeluarkakan eksrpesi kesal.

Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara

pribadi, atau dimuka umum tetapi tidak terlihat, berfungsi memenuhi

kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai. Misalnya jika guru sedang

berbicara berdua dengan murid, dan memberikan semangat dengan menpuk

pundak atau mengelus kepala.

Begitupun berkomunikasi dengan siswa tunagrahita, kegiatan

menginstruksikan gerakan tarian di SKh KORPRI Pandeglang menggunakan

bahasa verbal dan nonverbal. Karena dalam segi penyampaian secara

langsung anak tunagrahita dapat mengerti apa yang dijelaskan meskipun

tidak langsung memahani apa maksudnya, karena berbicara langsung pun

guru harus mengulang instruksi atau pesan yang disampaikan dan ketika di

komunikasikan dengan bahasa nonverbal atau dengan gerakan tarian secara

Page 96: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

81

langsung anak tunagrahita akan mengikuti gerakan. Hanya saja

membutuhkan proses yang lama dan mengggunakan bahasa yang sederhana,

karena anak tunagrahita sulit menyerap atau menerima kata-kata yang

abstrak. Bentuk komunikasi nonverbal untuk anak tunagrahita saat melatih

tari sendiri lebih kedalam penekanan musik, isyarat bunyi dan intonasi vokal

seperti yang dijelaskan oleh Ibu Fitri dalam wawancara:

“Kalau untuk anak tunagrahita karena pendengaran

mereka kan normal. Hanya dengan penjelasan secara

langsung mereka paham maksud kita, namun di bantu

juga dengan gerakan atau praktek secara langsung.

Paling teknik yang kita lakukan lebih ke pengulangan

gerakan saja. Karena siswa tunagrahita kan mudah lupa

dan susah menangkap apa yang guru maksud. Namun,

ketika mendengar musik mereka akan hafal tarianya.

Karena anak tunagrahita itu, meskipun mereka susah

mengingat tapi ketika sudah hafal gerakan mereka akan

baik atau sangat hafal dengan gerakan tersebut.”

(Wawancara dengan Fitri Rachmawati S.Pd Senin 22

September 2014)

Pendapat yang sama di utarakan oleh Ibu Rita seperti berikut:

“Kalau tunagrahita kita ngomong secara langsung saja,

kita memberikan pengarahan pelan-pelan dan harus jelas

biar mereka mengerti. Selebihnya langsung ke praktek

juga. Selain itu kita lebih ke penekanan dalam berhitung

sama irama musik aja, karena ketika mendengar musik

mereka sudah hafal cuman kadang gerakannya saja yang

enggak dinamis. Kita harus berbicara secara aktif sama

anak tunagrahita, di ulang terus gerakannya sampai

mereka hafal.”(Wawancara dengan Hj. Rita

Novitasari,S.Pd Senin 22 september 2014).

Page 97: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

82

Pendapat terakhir di ungkapkan oleh Bapak Fikra seperti berikut:

“Kalau untuk tunagrahita butuh proses yang lama,

kadang gerakan tarian kanan sama kiri beda. Mereka

juga agak lambat nyerap intruksi. Harus detail/harus jelas

ngasih pengarahan. Kadang satu gerakan harus di ulang

beberapa kali supaya mereka hafal. Ya semuanya hampir

sama, kita ngasih intruksi sambil melakukan gerakan baik

ke anak tunarungu atau tunagrahita. Itu saja.”

(Wawancara dengan Fikra Mardiana S.Pd.I Senin 22

september 2014)

Dapat disimpulkan bahwa, guru menginstruksikan gerakan tarian

dalam bentuk verbal dan non verbal kepada siswa tunagrahita. Hal ini

dilakukan karena sistem pendengaran dan cara berbicara anak tunagrahita

normal. Hanya saja, pola pikir yang di miliki tidak seperti anak normal pada

umumnya. Keterbatasan yang dimiliki yaitu IQ dibawah rata-rata membuat

mereka sulit belajar dan mengingat. Bentuk komunikasi verbal yang

dilakukan guru di SKh KORPRI Pandeglang kepada siswa tunagrahita

dilakukan dengan berbicara secara langsung secara tatap muka. Kata-kata

yang di gunakan tidak bertele-tele, karena mereka sukar menerima kata-kata

yang abstrak. Sedangkan instruksi dalam bentuk non verbal yang dilakuan

guru seni tari rampak bedug kepada siswa tunagrahita melalui gerak tubuh,

mimik wajah, intonasi musik dan intonasi vokal. Hal ini dilakukan agar pesan

yang disampaikan dapat diterima oleh murid tunagrhita dan bertujuan untuk

mengatur serta membentuk perilakunya.

Proses komunikasi merupakan suatu komunikasi yang sangat kompleks,

sehingga permasalahan dapat terjadi pada tingkat individu, kelompok, maupun

Page 98: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

83

organisasi. Di dalam komunikasi selalu ada hambatan yang mengganggu

jalannya komunikasi. Tidak mudah melakukan komunikasi secara efektif,

bahkan beberapa ahli komunikasi menyatakan bahwa tidak mungkinlah

seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak

hambatan yang bisa merusak komunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi ada

hambatan internal dan hambatan eksternal.

Di sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang proses komunikasi antara

guru seni tari rampak bedug dengan siswa tunarungu dan tunagrahita tidak

terlepas dari hambatan komunikasi.

Dalam wawancara dengan Bapak Fikra menjelaskan beberapa hambatan yang

terjadi antara guru dengan murid saat melatih tari rampak bedug. Berikut

penjelasannya:

“Hambatan saat melatih anak tunagrahita kadang

mood-moodan. Ketika dia tidak mau latihan atau

marah yasudah, kita tidak bisa memaksakan karena

kalau dipaksakan malah akan memperburuk mood

mereka. Paling di bujuk atau di ajak ngorbol sama

saya dan guru-guru lain kemudian di bujuk. Kalau

untuk anak tunarungu tidak begitu banyak hambatan,

hanya kadang mereka asik sama dunia masing-

masing. Ketika mereka sedang berlatih tari kemudian

ada temannya, kadang mereka gak fokus dan ngobrol

sama temennya. Selain itu ya dari pendengaran,

mereka harus melihat ke patokan paling depan untuk

menyamakan gerakan. Hambatan lain juga

kurangnya sumber daya guru, karena untuk anak

tunarungu laki-laki membutuhkan pemandu laki-laki

saat pentas, sedangkan disini hanya saya sebagai

pelatih tari laki-laki. Ketika diberikan gerakan baru

mereka susah menghafal. Harus di ulang-ulang.

Page 99: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

84

Membutuhkan proses yang lama. (Wawancara

dengan Bapak Fikra, S.Pd.I Selasa 23 September

2014)

Sedangkan Ibu Rita menjelaskan adanya hambatan yang terjadi antara

guru seni tari rampak bedug dengansiswa tunarungu dan tunagrahita sebagai

berikut:

“Untuk anak tunarungu kadang gerakan tidak sama

karena mereka tidak mendengar , jadi alat

komunikasi yang dia gunakan adalah mata. Ketika

kita berbicara dia melihat gerak bibir kita. Jadi

segala sesuatu itu dia lihat, karena ada istilah bahwa

anak tunarungu itu “pemata” jadi mata yang

digunakan saat berkomunikasi. Jadi hambatannya ya

di sistem pendengaran, sama terkadang anak

tunarungu itu sedikit pemalu apalagi saat pentas.

Untuk anak tunagrahita mungkin dalam koordinasi

untuk penyesuaian gerakan, dia bisa mengikuti

gerakan hanya saja tidak dinamis. Karena IQnya

tadi itu dibawah rata-rata. Selain itu kalau udah

marah atau ngambek dia gak mau berlatih lagi.

(Wawancara dengan Hj. RITA,S.Pd Selasa 23

September 2014)

Jawaban yang sama dijelaskan oleh narasumber ke 3 yaitu Ibu Fitri:

“Untuk anak tunarungu, karena mereka tidak

mendengar terkadang gerakan tidak sesuai dengan

ketukan jadi gerakan yang dihasilkan tidak sama.

Untuk anak tunagrahita biasanya gerakan terlalu

cepat atau lebih lambat.” (wawancara dengan ibu

Fitri, S.Pd Selasa 23 September 2014).

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan selama beberapa bulan

dan wawancara dengan narasumber, adanya beberapa hambatan yang

ditemukan guru seni tari rampak bedung dengan siswa tunarungu dan

siswa tunagrahita saat melatih tari rampak bedug yaitu meliputi struktur

Page 100: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

85

bahasa yang digunakan tidak seabagaimana mestinya, sehingga

membingungkan murid. Baik guru kepada murid maupun murid kepada

guru, dengan penggunaan bahasa yang berbeda terkadang menimbulkan

misskomunikasi antara satu sama lain. Kehilangan kemampuan yang

dimiliki anak tunarungu membuat gerakan yang dihasilkan antara siswa

tunarungu dan tunagrahita tidak selaras, kadang terlalu lambat atau

sebalinya. Karena siswa tunarungu tidak bisa mendengar alunan musik

serta simbol-simbol yang diberikan guru melalui alat musik yang

digunakan, menjadi hambatan tersendiri bagi guru. Sedangkan dengan

anak tunagrahita hambatan ditemukan karena IQ anak tunagrahita

dibawah rata-rata dan sulit mengingat, maka hambatannya yaitu siswa

tunagrahita mudah lupa dengan gerakan yang diberikan oleh guru. Pada

anak tunagrahita ditemukan karena emosi/mood mereka tidak stabil. Hal

ini bisa terjadi ketika dalam proses belajar disekolah maupun saat pentas,

sehingga terkadang mengharuskan kegiatan belajar terhenti untuk sejenak

hingga mood mereka kembali pulih. Dan yang terakhir kurangnya guru

seni tari di Skh KORPRI Pandeglang menjadi salah satu hambatan dalam

melatih tari. Menangani beberapa murid membutuhkan konsetntrasi

penuh, sehingga guru tidak bisa fokus pada satu murid saja melainkan

beberapa murid sehingga gerakan setiap murid tidak terkontrol dengan

baik.

Page 101: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

86

4.4 Pembahasan

Dalam pembahasan, peneliti akan memaparkan hasil penelitian sesuai

dengan rumusan masalah yaitu mengenai bagaimana komunikasi instruksional

guru seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu dan siswa tunagrahita di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

Komunikasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan manusia. Menurut Carl I. Hovland, menyatakan bahwa

Communications is the process to modify the behavior of other individuals

(Effendy, 2011:10). Definisi tersebut menjelaskan bahwa komunikasi merupakan

proses mengubah perilaku seseorang. Jadi, melalui komunikasi, perilaku

seseorang bisa diubah. Maka dari itulah komunikasi instruksional dijadikan

landasan serta acuan dalam kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug di

SKh KORPRI Pandeglang.

Di dalam proses belajar, atau lebih luasnya proses pendidikan, terkandung

unsur-unsur yang mendukungnya. Unsur-unsur tersebut antara lain adalah orang

yang belajar, pihak yang membantu menyebabkan belajar, dan faktor-faktor lain

yang memengaruhi kedua pihak tersebut dalam melaksanakan fungsi masing-

masing, termasuk di dalamnya unsur komunikasi. Di samping faktor-faktor dari

unsur pertama, faKtor komunikasi ini bahkan sanggup menyentuh semua aspek

yang terjadi dalam proses tadi. Orang yang ingin belajar, tanpa berkomunikasi,

tidak mungkin dapat melaksanakan keinginannya. Orang yang mempunyai

Page 102: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

87

prakarsa membelajarkan, tanpa berkomunikasi, tidak akan dapat mewujudkan

prakarsanya.

Dalam dunia pendidikan, dikenal dengan komunikasi instruksional. Tujuan

dari pembelajaranatau komunikasi instruksional ini adalah perubahan sikap dan

tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Pengajar ( komunikator) dan siswa (komunikan) sama-sama melakukan

interaksi psikologis ynag nantinya diharapkan dapat berdampak pada perubahan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan di pihak komunikan.51

Dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, peran komunikasi sangat

menonjol. Pengajar atau guru bertindak sebagai komunikator. Pesan berupa ilmu

atau materi pelajaran. Para siswa bertindak sebagai komunikan yang menerima

pesan dari komunikator. Umpan baliknya adalah siswa yang dapat menerima

pesan yang disampaikan.

Fokus pada penelitian ini adalah komunikasi instruksional yang dilakukan

guru dalam mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu dan

tunagrahita. Kekurangan murid tunagrahita terletak pada lemahnya mental atau

intelektual. Sedangkan tunarungu terletak pada ketidak mampuannya dalam

mendengar dan berbicara.

Interaksi guru dengan murid menunjukan bahwa setiap orang memerlukan

bantuan dari orang lain disekitarnya. Dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang

51

M. Yusuf Pawit. 2010. Komunikasi Instruksional Teori dan Praktek. Jakarta. PT Bumi Aksara. Hal

63

Page 103: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

88

ditemukan dalam mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu dan

tunagrahita di SKh KORPRI Pandeglang. Dalam menyajikan istruksi pelajaran

bagi murid tunarungu dan tunagrahita, instruksi gerakan harus lebih

disederhanakan. Bobot materi pelajaran tersebut disesuaikan dengan kemampuan

dan kesanggupan murid itu sendiri. Proses kegiatan belajar mengajar di sekolah

ini dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan

akhir. Kegiatan awal merupakan kegiatan persiapan dimana segala sesuatunya

yang dibutuhkan dalam mengajar. Kegiatan inti merupakan kegiatan dimana

proses belajar mengajar berlangsung. Di proses belajar mengajar inilah, terjadi

komunikasi instruksional secara verbal dan non verbal. Sedangkan, kegiatan akhir

merupakan kegiatan evaluasi untuk menilai pemahaman murid terhadap materi

yang diajarkan.

Dalam hal ini peneliti terjun langsung untuk melihat proses kegiatan belajar

mengajar serta melihat bentuk komunikasi yang terjadi antara guru seni tari

rampak bedug di SKh KORPRI Pandeglang dengan siswa tunarungu dan

tunagrahita. Dengan melihat keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunarungu yang

tidak bisa mendengar dan tidak bisa bicara serta anak tunagrahita yang memiliki

keterbelakangan mental dengan IQ dibawah rata-rata, membuat guru

mendapatkan kesulitan saat menyampaikan setiap gerakan tarian.

Komunikasi instruksional yang dilakukan guru seni tari rampak bedug saat

melatih tari rampak bedug kepada siswa tunarungu dan tunagrahita dilakukan

dengan bentuk verbal dan non verbal. Komunikasi verbal bahasa lisan. Sedangkan

Page 104: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

89

komunikasi non verbal berupa simbol, lambang, gerakan-gerakan, sikap, ekspresi

wajah dan isyarat yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan.

Media merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk

memudahkan proses belajar mengajar seni tari rampak bedug, dalam rangka

mengefektifkan dan memudahkan murid menerima dan memahami setiap gerakan

tarian. Cara berkomunikasi yang guru lakukan terhadap siswa dalam proses

belajar mengajar dilakukan dengan beberapa cara, misalnya guru menggunakan

alat musik seperti pemukul bedug, rebana, kendang, dan bedug atau menggunakan

suara yang cukup keras. Cara-cara ini digunakan selain untuk mempermudah

proses komunikasi dan juga memberikan kemudahan dalam proses pembelajaran.

Selain itu, keberadaan sarana dan prasarana juga dirasa penting bagi guru untuk

mempermudah proses pembelajaran seni tari rampak bedug bagi murid.

4.4.1 Komunikasi Instruksional Dalam Bentuk Verbal dan Non Verbal Yang

Dilakukan Guru Saat Melatih Tari Rampak Bedug Kepada Siswa

Tunarungu Di Sekolah Khusus KORPRI Pandeglang

Komunikasi verbal menekankan keberadaan interaksi bahasa sebagai

alat utama guru dalam melakukan komunikasi dengan murid. Bahasa dapat

dibayangkan sebagai kode, atau sistem simbol, yang digunakan untuk

membentuk pesan-pesan verbal kita. 52 Simbol atau pesan verbal adalah

semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat

52

Joseph A. Devito, Komunikasi Antar Manusia (Jakarta: Professional Book, 1997) hal: 119

Page 105: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

90

juga dianggap sebagai sistem kode verbal (Deddy Mulyana, 2005).53

Bahasa

dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk

mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami

suatu komunitas.54 Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat

yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap

bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan

dirangkaikan supaya memberi arti.

Komunikasi verbal secara umum digunakan oleh banyak orang, hal ini

karena komunikasi verbal juga di gunakan oleh guru di Sekolah Khusus

(SKh) KORPRI Pandeglang. Maka dengan menggunakan komunikasi

secara verbal dalam proses belajar mengajar seni tari rampak bedug, guru

dapat memberikan pemahaman dan pengarahan baik sebelum dan sesudah

kegiatan belajar tari berlangsung. Komunikasi antara guru dengan siswa

tunarungu di SKh KORPRI Pandeglang menggunakan bahasa verbal,

namun hal itu perlu ditegaskan dan dibantu dengan bahasa nonverbal/bahasa

isyarat. Guru juga biasanya menggunakan komunikasi verbal yang

digabung dengan komunikasi non verbal. Oleh karena itu, komunikasi

verbal dan non verbal berperan sekali dalam komunikasi instruksional guru

dalam mengajar anak tunarungu. Karena pada dasarnya siswa tunarungu

telah mampu mengeja dengan melihat gerakan mulut.

53

Deddy Mulyana, 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya. Hal 50 54

Ibid. Hal 51

Page 106: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

91

Dalam belajar menari, murid tunarungu kesulitan dalam mendengar

bunyi-bunyian dan memproses menerima informasi. Oleh karena itu guru

lebih banyak menggunakan instruksi dalam bentuk komunikasi nonverbal

dengan menggunakan bahasa isyarat agar komunikasi yang terjalin antara

guru dengan murid berjalan dengan efektif dan pesan yang disampaikan

guru seni tari rampak bedug dapat diterima oleh siswa tunarungu.

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang menggunakan pesan-pesan

nonverbal. Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua

peristiwa komunikasi di luar kata-kata terucap dan tertulis. Secara teoritis

komunikasi nonverbal dan komunikasi verbal dapat dipisahkan. Namun

dalam kenyataannya, kedua jenis komunikasi ini saling jalin menjalin,

saling melengkapi dalam komunikasi yang kita lakukan sehari-hari.

Komunikasi nonverbal menekankan aspek komunikasi pada setiap gerakan

tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak

(ruang), kecepatan dan volume bicara bahkan juga keheningan.55

Guru menggunakan “Simbol Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI)” sebagai

bentuk komunikasi dasar non verbal, seperti huruf abjad atau angka. Seperti

gambar berikut:

55

Ibid, Hal 177

Page 107: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

92

Gambar 4.16 Bentuk simbol isyarat huruf abjad

Gambar 4.17 Bentuk simbol isyarat angka

Ada 5 bentuk komunikasi non verbal yang dilakukan guru di SKh

KORPRI Pandeglang ketika memberikan instruksi dengan gerakan tubuh.

Yaitu emblem, illustrator, regulator, gerakan wajah (Effect Display), dan

adaptor.

1. Emblim (emblems) adalah perilaku nonverbal yang secara langsung

menerjemahkan kata atau ungkapan. Emblim meliputi misalnya isyarat

“jangan”, “baik”, dan “Oke” Emblim adalah pengganti nonverbal untuk

kata-kata atau ungkapan tertentu. Dengan menggunakan teknik emblem,

guru seni tari rampak bedug di SKh KORPRI Pandeglang sering

Page 108: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

93

mengungkapkan kata-kata “jelek” dan “baik/bagus” dengan

menggunakan bahasa isyarat. Guru menggunakan teknik emblem untuk

menjelaskan gerakan tarian yang bagus atau jelek kepada siswa

tunarungu.

2. Ilustrator adalah perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah

“mengilustrasikan” pesan verbal. Dalam mengatakan “lingkaran”, “ ayo

bangun” dan “bersama-sama” misalnya. Illustrator bersifat lebih

alamiah, kurang bebas dan lebih universal ketimbang teknik emblem.

Illustrator merupakan tanda-tanda dalam nonverbal dalam komunikasi.

Tanda ini merupakan gerakan anggota tubuh yang menjelaskan atau

menunjukan contoh sesuatu. Guru di Skh KORPRI Pandeglang

menggunakan teknik illustrator untuk menjelaskan kegiatan menari yang

harus dikerjakan secara bersamaan dengan symbol tertentu.

3. Regulator adalah perilaku nonverbal yang “mengatur”, memantau,

memelihara, atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Regulator

mengisyaratkan kepada pembicara apa yang kita harapkan mereka

lakukan, misalnya, “teruskanlah, “ lalu apalagi?”, “saya tidak percaya”

atau “ tolong agak lambat sedikit”. Regulator mengisyaratkan kepada

pembicara apa yang diharapkan mereka lakukan. Bergantung pada

kepekaan mereka, mereka mengubah perilaku sesuai dengan pengarahan

regulator. Guru di SKh KORPRI Pandeglang menggunakan teknik

regulator dengan isyarat “lihat” dan “pelan-pelan” saat melatih tari

rampak bedug.

4. Effect display adalah gerakan-gerakan wajah yang mengandung makna

emosional; gerakan ini memperlihatkan rasa marah dan rasa takut, rasa

gembira dan rasa sedih, semangat dan kelelahan. Guru menggunakan

teknik effect display untuk mengekspresikan saat melihat kegiatan siswa

menari, misalnya ketika siswa melakukan gerakan salah berulang kali

guru akan mengeluarkan ekspresi kesal, marah dan senang.

5. Adaptor adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi,

atau dimuka umum tetapi tidak terlihat, berfungsi memenuhi kebutuhan

tertentu dan dilakukan sampai selesai. Dalam hal ini guru di SKh

KORPRI Pandeglang memberikan perhatian dalam bentuk

penyemangatan. Contohnya menepuk pundak siswa atau mengelus

pundak siswa yang manandakan bahwa penyemangatan dan motivasi

kepada siswa

Page 109: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

94

Tabel 4.3 Lima gerak tubuh

Gambar Nama dan Fungsi Contoh

Emblim menerjemahkan

langsung kata atau

ungkapan

Isyarat “oke” lambaian

tangan “Kemarilah”

isyarat ingin

menumpang

Illustrator menyertai dan

secara harfiah

“mengilustrasikan”

pesan verbal

Gerakan tangan berputar

bila menggambarkan

lingkaran: kedua tangan

bergerak menjauh ketika

membicarakan sesuatu

yang besar

Effect display

mengkomunikasikan

makna emosional

Ekspresi kebagaiaan,

keterkejutan, ketakutan,

kemarahan, kesedihan,

muak/merendahkan.

Regulator memantau,

memelihara, dan

mengendalikan

pembicaraan orang lain

Ekspresi wajah dan

gerakan tangan yang

menunjukan

“teruskanlah”, “agak

lambat sedikit” atau,

“kemudian apa lagi?”

Adaptor memuaskan

kebutuhan tertentu

Mengusap bibir

Komunikasi verbal dan nonverbal dirasa sangat penting saat

berkomunikasi dengan siswa tunarungu. Guru sebagai seorang komunikator

harus mampu menyesuaikan dan menempatkan diri dengan benar. Karena

anak tunarungu tidak bisa mendengar dan berbicara.

Page 110: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

95

Komunikasi instruksional dalam bentuk verbal digunakan guru seni

tari rampak bedug untuk menciptakan koherensi dalam kehidupan belajar

mengajar di kelas. Bahasa verbal memungkinkan kita untuk lebih teratur,

saling memahami mengenal diri kita, kepercayaan-kepercayaan kita, dan

tujuan-tujuan kita. Begitupun dengan guru, namun dalam hal ini tidak

semua manfaat dari penggunaan bahasa verbal dapat tersalurkan dengan

baik karena kekurangan ynag dimiliki siswa tunarungu. Kata-kata adalah

kategori-kategori untuk merujuk pada objek tertentu: orang, benda,

peristiwa, sifat, perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia untuk

merujuk pada objek.

Kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa tuna

rungu, komunikasi instruksional lebih kepada komunikasi gerak tubuh atau

komunikasi non verbal. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang

lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal saat berkomunikasi dengan

siswa tunarungu, karena dengan komunikasi non verbal ada situasi

komunikasi yang menuntut guru untuk mengungkapkan gagasan dan emosi

secara tidak langsung. Selain itu fungsi komunikasi non verbal yaitu untuk

untuk menekankan, untuk melengkapi dan memperkuat pesan verbal, untuk

menunjukan kontradiksi, untuk mengatur, untuk mengulangi dan untuk

menggantikan. Sehingga melalui komunikasi gerak tubuh siwa tunarungu

lebih mudah menangkap pesan yang diberikan guru.

Page 111: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

96

4.4.2 Komunikasi Instruksional Dalam Bentuk Verbal dan Non Verbal Yang

Dilakukan Guru Saat Melatih Tari Rampak Bedug Kepada Siswa

Tunagrahita Di Sekolah Khusus KORPRI Pandeglang

Hal utama yang menjadi dasar perhatian dan penting dalam penelitian

ini adalah keberadaan guru dan murid berkebutuhan khusus itu sendiri.

Anak tunagrahita memiliki kebutuhan spesial dalam pendidikan yang tidak

bisa dipenuhi oleh sekolah normal pada umumnya. Anak dengan tunagrahita

memiliki IQ dibawah rata-rata IQ anak pada umumnya. Anak tunagrahita

tidak bisa disamakan dengan anak normal lainnya. Karakteristik yang

dimiliki tunagrahita menentukan bentuk komunikasi yang harus diciptakan

dan dibangun oleh guru demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

Kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug berbeda dengan

kegiatan belajar mengajar secara teori. Kegiatan belajar adalah kegiatan inti

dari pendidikan. Kegiatan belajar mengajar seni tari rampak bedug tentunya

suatu proses sosial yang tidak dapat terjadi tanpa interaksi instruksional.

Komunikasi instruksional guru di SKh KORPRI Pandeglang saat melatih

tari rampak bedug dengan siswa tunagrahita sendiri sangat erat dengan

berbagai bentuk komunikasi verbal dan nonverbal yang terbentuk

didalamnya.

Komunikasi instruksional yang dilakukan guru seni tari rampak bedug

di SKh KORPRI Pandeglang kepada siswa tunagrahita tidak berbeda

Page 112: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

97

dengan siswa tunarungu, yaitu dengan bentuk verbal dan non verbal.

Komunikasi dalam bentuk verbal dilakukan dengan bahasa lisan, namun

dengan penggunaan bahasa yang sederhana. Kemudian jika materi yang

disampaikan melalui lisan ini tidak dikaji kembali secara berulang-ulang

maka murid akan lupa pada materi yang sudah disampaikan. Karena daya

ingat anak tunagrahita sangat lemah sehingga dia mudah lupa. Kelebihan

dari komunikasi lisan ini murid lebih udah memahami dan mengerti pesan

yang disampaikan. Sehingga murid dapat menyerap instruksi yang diberikan

kemudian mengikuti gerakan tarian dengan baik.

Sedangkan dengan komunikasi nonverbal orang dapat

mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau

kecakapan berbicara. Instruksi dalam bentuk komunikasi non verbal kepada

siswa tunagrahita berupa gerakan tubuh, mimik wajah, isyarat bunyi, dan

intonasi vokal. Melalui gerakan tubuh, guru menggerakan tangan, kaki,

hingga kepala yang dibantu dengan menggunakan media alat musik seperti

pemukul bedug dan rebana untuk mengarahkan gerakan tarian. Mimik

wajah bisa di lihat melalui ekspresi, atau gerakan mata sebagai simbol atau

kode tertentu. Isyarat bunyi menjadi hal paling berperan penting saat

memberikan instruksi kepada siswa tunagrahita, karena dengan alunan

musik yang dimainkan dengan kendang siswa tunagrahita mampu

menghafal gerakan tarian dengan baik. Dengan catatan ketika berlatih

gerakan di ulang-ulang hingga mereka menghafalnya. Sedangkan intonasi

Page 113: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

98

vokal dilakukan guru dengan nyanyian atau teriakan yang telah disepakati

bersama dan mnjadi ciri khas saat kegiatan belajar berlangsung maupun saat

pentas.

Dalam berkomunikasi dengan siswa tunarungu dan tunagrahita guru di

SKh KORPRI Pandeglang tidak hanya berkomunikasi secara verbal dengan

menggunakan bahasa normal pada umumnya karena anak tunarungu

cenderung kesulitan dalam memahami setiap kata, guru lebih banyak

menggunakan komunikasi nonverbal dengan isyarat simbol yang digunakan.

Guru juga melakukan pelatihan bina irama dan musik kepada siswa

tunarungu dan tunagrahita, hal ini agar mereka terbiasa dengan bunyi-

bunyian. Karena kegiatan belajar menari tidak lepas dari alunan musik

sebagai media pelengkap saat berlatih tari rampak bedug.

Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa kehidupan di dalam kelas saat

melatih tari rampak bedug antara guru dan murid terbentuk melalui proses

komunikasi instruksional dalam bentuk verbal dan non verbal dengan

menggunakan media pendukung yaitu alat musik sebagai sarana dan

prasarana saat belajar mengajar seni tari rampak bedug.

Page 114: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

99

4.4.3 Faktor Penghambat Komunikasi Instruksional Dalam Proses Belajar

Mengajar Seni Tari Rampak Bedug Kepada Siswa Tunarungu Dan Siswa

Tunagrahita Di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang

Komunikasi akan menjadi efektif tergantung kepada komponen

komunikasi, yaitu komunikator, pesan, komunikan, media serta efek. Jenjang

pendidikan dari guru sangat mempengaruhi wawasan serta pengetahuan yang

dimilikinya. Lulusan Pendidikan Luar Biasa merupakan salah satu syarat

mutlak bagi guru yang mengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Selain itu,

kesabaran juga merupakan suatu hal yang dibutuhkan bagi guru siswa di

sekolah luar biasa ini adalah tingkat intelegensi yang rendah dibandingkan

anak-anak pada umumnya.

Oleh karena itu, anak tunarungu dan tunagrahita dikategorikan anak

berkebutuhan khusus. Artinya, mereka memerlukan pendidikan khusus, yaitu di

sekolah luar biasa. Karena masing-masing memiliki kategorisasi dengan

kekurangan yang berbeda, yaitu anak tunarungu dengan ketidakmampuannya

dalam mendengar dan berbicara serta anak tunagrahita dengan tingkat

intelegensinya yang rendah, maka pemberian keterampilan pada siswa

dipandang sangat penting. Hal ini juga yang bisa menjadi faktor penyebab

terjadinya kegagalan dalam pendidikan, baik dilihat segi manusianya sebagai

pelaku komunikasi, maupun dari segi non manusia, seperti misalnya pesan dan

media, informasi yang tidak tepat. Dalam buku Komunikasi Instruksional

(Yusuf, 2010:192), hambatan dalam komunikasi merupakan penghalang atau

Page 115: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

100

hal-hal yang dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan instruksional.

Komunikasi merupakan penghalang atau hal-hal yang dapat mempengaruhi

kelancaran kegiatan instruksional dan menghambat kegiatan belajar mengajar.

Adapun faktor hambatan yang ditemukan saat guru mengajar tari, sebagai

berikut:

1. Hambatan semantik

Hambatan semantik dalam kegiatan belajar mengajar seni tari terjadi antara

guru dengan siswa tunarungu. Yaitu struktur bahasa yang digunakan tidak

seabagaimana mestinya, sehingga membingungkan penerima. Baik guru

kepada murid maupun murid kepada guru, dengan penggunaan bahasa yang

berbeda terkadang menimbulkan mis communication antara satu sama lain.

Baik ketika guru sedang memberikan instruksi gerakan maupun saat murid

mempertanyakan setiap gerakan kepada guru.

2. Hambatan psikologis

Hambatan psikologis dalam kegiatan belajar mengajar seni tari di SKh

KORPRI Pandeglang terjadi pada siswa tunarungu dan siswa tunagrahita.

Hambatan psikologis dengan siswa tunarungu ditemukan karena anak

tunarungu menyadari kekurangan yang dimiliki sehingga menimbulkan rasa

tidak percaya diri atau minder. Sehingga ketika akan melakukan pentas

dalam suatu acara atau suatu kegiatan, akan berpengaruh terhadap

konsentari dan keindahan saat menari. Sedangkan hambatan psikologis

dengan anak tunagrahita ditemukan karena emosi/mood mereka tidak stabil.

Page 116: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

101

Hal ini bisa terjadi ketika dalam proses belajar disekolah maupun saat

pentas. Hal ini menjadi hambatan yang mengharuskan kegiatan belajar

terhenti untuk sejenak hingga mood mereka kembali pulih. Hanya saja,

ketika hambatan ini ditemukan saat pentas dengan kondisi emosi mereka

sedang turun atau mood mereka tidak stabil kegiatan menari akan

berlangsung tanpa siswa tunagrahita.

3. Hambatan fisik

Hambatan fisik dalam kegiatan belajar mengajar seti tari rampak bedug di

SKh KORPRI Pandeglang terjadi pada siswa tunarungu dan tunagrahita.

Pada anak tunarungu kehilangan kemampuan dalam mendengar yang

dimiliki anak tunarungu membuat gerakan yang dihasilkan antara siswa

tunarungu dan tunagrahita tidak selaras, kadang terlalu lambat atau

sebalinya. Karena siswa tunarungu tidak bisa mendengar alunan musik serta

simbol-simbol yang diberikan guru melalui alat musik yang digunakan,

menjadi hambatan tersendiri bagi guru. Sedangkan dengan anak tunagrahita

hambatan ditemukan karena IQ anak tunagrahita dibawah rata-rata dan sulit

mengingat, maka hambatannya yaitu siswa tunagrahita mudah lupa dengan

gerakan yang diberikan oleh guru, apalagi ketika mendapatkan gerakan baru

guru harus mengulang-ulang setiap gerakan sesering mungkin, karena

mereka akan semakin sulit menghafal. Selain itu gerakan siswa tunagrahita

tidak dinamis.

Page 117: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

102

Yusuf (2010:193) menyatakan bahwa hambatan yang terjadi pada pihak

sasaran tidak bisa dilewatkan begitu saja.56

Apalagi, dalam penelitian ini, yang

menjadi komunikan adalah anak tunagrahita yang memiliki hambatan dari segi

intelektualitas. Padahal, pada pihak sasaran inilah yang menjadi tujuan akhir

dari seluruh kegiatan komunikasi instruksional. Pesan atau informasi yang

disampaikan oleh komunikator bisa saja ditafsirkan salah, terkait dengan

masalah kepribadian dan kondisi pihak sasaran itu sendiri. Adanya kerjasama

antara guru, orangtua dan murid juga penting dalam keberhasilan karena

lingkungan yang paling dekat dengan anak tunarungu dan tunagrahita adalah

lingkungan keluarga dan juga dalam berinteraksi yang paling lama adalah

dirumah. Maka, ketika dirumah orangtua juga berperan sebagai guru.

56

M. Yusuf Pawit. 2010. Komunikasi Instruksional Teori dan Praktek. Jakarta. PT Bumi Aksara. Hal

193

Page 118: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

103

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mencari bagaimana

komunikasi instruksional yang dilakuan guru seni tari rampak bedug kepada

siswa tunarungu dan siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Dapat

disimpulkan berdasarkan tujuan penelitian yaitu:

1. Di SKh KORPRI Pandeglang, komunikasi instruksional yang dilakukan guru

menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal.

2. Bentuk komunikasi verbal yang dilakukan guru seni tari rampak bedug kepada

siswa tunarungu menggunakan bahasa lisan dengan pengucapan secara

perlahan dan penggunaan kata-kata yang sederhana. Bentuk komunikasi

nonverbal dilakukan guru kepada siswa tunarungu dengan menggunakan

komunikasi nonverbal gerakan tubuh dalam bentuk emblem, illustrator, effect

display, regulator dan adaptor.

3. Bentuk komunikasi verbal yang dilakukan guru seni tari rampak bedug kepada

siswa tunagrahita menggunakan bahasa lisan dengan penggunaan kata-kata

yang sederhana dan tidak bertele-tele Sedangkan bentuk komunikasi non

verbal pada siswa tunagrahita menggunakan komunikasi gerakan tubuh, mimik

wajah, isyarat bunyi, dan intonasi vokal.

103

Page 119: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

104

4. Sedangkan faktor hambatan yang menghambat komunikasi instruksional dalam

proses belajar mengajar seni tari rampak bedug di SKh KORPRI Pandeglang

yaitu hambatan semantik, hambatan psikologis, dan hambatan fisik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di dapatkan, adapun saran-saran

yang yang diberikan peneliti sebagai berikut:

1. Hasil pengamatan selama berjalannya penelitian, penulis menemukan

adanya ruangan yang tidak kondusif untuk berlatih tari. Ruangan yang

sempit membuat siswa-siswi kurang leluasa melakukan gerakan tari.

Sebaiknya sekolah membangun ruangan khusus untuk ruangan kesenian

yang lebih luas. Selain itu ruangan yang tidak kedap suara bisa

mengganggu siswa lain yang sedang belajar.

2. Murid yang mengikuti kelas tari rampak bedug cukup banyak, sedangkan

pelatih tari sangat terbatas bahkan sangat minim. Penambahan sumber daya

guru sangat dibutuhkan demi ke efektifan berkomunikasi antara guru

dengan murid. Sehingga setiap karakteristik anak ditangani oleh guru di

bidangnya masing-masing.

Page 120: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

105

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada.

Devito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar.Jakarta:

Professional Book.

Effendy, Onong Uchyana. 1999. Komunikasi Ilmu, Teori, dan Praktek. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

_____________________, 2000.Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.

Irawan, Prasetya. 2006. Metode Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial.

Jakarta: Self pres.

Komala, Lukiati. Teori Komunikasi Massa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Littlejohn Stephen W, Karen A.Foss. 2009. Teori Komunikasi. Jakarta: Salemba

Humanika.

Meoleong, Lexy j., 2008.Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Miles, matthew B., dan A Michael Huberman, 1992. Analisis data kualitatif,Jakarta:

Universitas Indonesia pers.

M. Yusuf Pawit. 2010. Komunikasi Instruksional Teori dan Praktek. Jakarta. PT

Bumi Aksara.

Page 121: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

106

Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya.

Nawawi, dan Martini Hadari.1991. Instrumen Penelitian Bidang Sosial.Gajah Mada

University Press.

Rachmat, Jalaluddin. 1996. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara

Wacana.

Sendjaja, S. Djuarsa. 2005. Teori Komunikasi. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas

Terbuka.

Sugiono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

_______, 2008.Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Somad, Permadi dan Tati Hernawati.1996.Ortoprdagogik Anak Tunarungu.

Bandung: Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi.

Ruslan, Rosady. 2003. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Sumber Lain

Asepyana666.blogspot.com. Karakteristik Anak Tunagrahita

Blog.uinmalang.ac.id. Strategi Pembelajaran Bagi Anak Berkebutuhan Khu

Kahilla16.blogspot.com. Sekilas Pengertian Tunarungu

Korpri-a.blogspot.com/p/profile.html

Kuliahseni.blogspot.com. Pengertian Fungsi Jenis dan Peran Seni Tari

Tunagrahita.com. Pengertian Tunagrahita.

12099na.blogspot.com. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Page 122: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

107

LAMPIRAN

Page 123: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

108

Page 124: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

109

Page 125: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

110

Page 126: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

111

Pandeglang, 22 September 2014

Kepada Yth,

Kepala Sekolah/Guru Pengajar Sekolah Khusus (SKh) KORPRI PDG

Di Tempat

Dengan Hormat,

Sehubung dengan tugas akhir yang sedang saya tempuh sebagai

mahasiswi Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Untirta, sya bermaksud

memohon izin untuk melakukan wawancara kepada Bapak/Ibu agar

mendapatkan informasi yang lebih mendalam, serta data yang akurat tentang

Komunikasi Interpersonal Guru Seni Tari Rampak Bedug Dengan Siswa

Tunarungu dan Siswa Tunagrahita Di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang.

Dengan ini saya lampirkan pedoman wawancara yang diharapkan

dapat memberikan gambaran bagaimana komunikasi yang dilakukan guru saat

mengajar kegiatan seni tari rampak bedug pada penyandang tunarungu dan

tunagrahita.

Page 127: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

112

PEDOMAN OBSERVASI

5. Untuk menggambarkan bagaimana komunikasi inststruksional guru seni tari

rampak bedug kepada siswa tunarungu dan siswa tunagrahita di Sekolah

Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

6. Untuk mengetahui instruksi dalam bentuk verbal dan non verbal yang

dilakukan guru saat melatih tari rampak bedug kepada siswa tunarungu di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

7. Untuk mengetahui instruksi dalam bentuk verbal dan non verbal yang

dilakukan guru saat melatih tari rampak bedug kepada siswa tunagrahita di

Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

8. Untuk mengetahui faktor apakah yang menghambat komunikasi instruksional

dalam proses belajar mengajar seni tari rampak bedug kepada siswa tunarungu

dan siswa tunagrahita di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI Pandeglang.

Page 128: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

113

PEDOMAN WAWANCARA

1. Bagaiman menurut pandangan bapak/ibu mengenai anak tunarungu dan anak

tunagrahita?

2. Bagaimana interaksi yang terjadi antara bapak/ibu dengan anak tunarungu

atau anak tunagrahita saat melatih tari rampak bedug?

3. Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan bapak/ibu dengan anak

tunarungu atau anak tunagrahita saat melatih tari rampak bedug?

4. Adakah penanganan khusus yang ditentukan oleh guru terhadap anak

tunarungu dan anak tunagrahita, ketika melatih tari rampak bedug?

5. Menangani siswa berkebutuhan khusus tentunya memiliki hambatan, apalagi

dalam melatih tari. Apa saja hambatan yang bapak/ibu temui saat melatih tari

kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita?

6. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan di atas?

7. Bagaimana teknik komunikasi yang bapak/ibu ajarkan saat kegiatan melatih

tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita?

8. Membangkitkan rasa percaya diri dan menangani kondiri psikologis siswa

tunarungu dan tunagrahita sangat penting. Bagaimana bentuk komunikasi

yang bapak/ibu lakukan untuk membangkitkan rasa percaya diri mereka?

9. Media komunikasi seperti apa yang digunakan kepada siswa tunarungu dan

siswa tunagrahita saat melatih tari rampak bedug?

10. Adakah program khusus bagi anak tunarungu dan anak tunagrahita dalam

melatih tari rampak bedug?

11. Bagaimana cara bapak/ibu menjelaskan atau menyampaikan gerakan tarian

dan bagaimana agar mereka mau mengikutinya?

12. Adakah simbol/isyarat khusus yang bapak/ibu gunakan saat melatih tari

kepada siswa tunarungu dan tunagrahita. Berikan contohnya?

13. Dalam melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita tentunya

berbeda dalam segi penyampaiannya, bagaimana tahap-tahap yang bapak

Page 129: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

114

lakukan mulai dari awa hingga siswa mau mengikuti apa yang di

instruksikan?

14. Berapa lama siswa tunarungu dan tunagrahita mampu menghafal gerakan

tarian?

15. Menurut Pandangan bapak/ibu seberapa penting seni tari rampak bedug bagi

ABK, khususnya anak tunarungu dan tunagrahita. Adakah manfaat dan

perubahan yang ditonjolkan oleh anak tunarungu dan anak tunagrahita skeletal

belajar tari rampak bedug?

Page 130: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

115

HASIL WAWANCARA

Nama : Fikra Mardiana S.Pd.I

Jabatan : Guru Kesenian ( Tari rampak beduk kategori A dan B)

Waktu Wawancara : Senin 22 September 2014

1. Peneliti : Bagaiman menurut pandangan bapak mengenai anak tunarungu dan

anak tunagrahita?

Bapak Fikra: Menurut pandangan saya anak tunarungu anak yang

kekurangan dalam berkomunikasi. Tidak bisa mendengar dan tidak bisa

berbicara.Kalau anak tunagrahita seperti anak normal pada umumnya, tetapi

IQ-nya dibawah rata-rata.Tetapi tergantung karakteristiknya, apakah

tunagrahita berat atau ringan.Atau anak tunagrahita juga biasanya dibilang

“Downsindrom”.

2. Peneliti: Bagaimana interaksi yang terjadi antara bapak dengan anak

tunarungu/anak tunagrahita saat melatih tari rampak bedug?

Bapak Fikra: Saat berinteraksi dengan anak tunarungu lancar-lancar saja,

karena pada dasarnya mereka normal dalam arti IQ mereka seperti anak

normal bahkan ada yang di atas rata-rata. Cuman tidak bisa mendengar dan

ketebatasan dalam bahasa jadi harus pakai bahasa isyarat.Kalau anak

tunagrahita dia bisa mendengar tetapi gerakan tariannya suka berbeda, kadang

terlalu cepat kadang lambat.

3. Peneliti: Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan bapak dengan anak

tunarungu/anak tunagrahita saat melatih tari rampak bedug?

Bapak Fikra: Jadi ketika diberikan intruksi melakukan gerakan atau dengan

isyarat 1,2,3 mereka langsung mengikuti, ya karena tunarungu tidak bisa

mendengar jadi komunikasi yang digunakan itu pakai bahasa isyarat. Kalau

untuk tunagrahita butuh proses yang lama, kadang gerakan tarian kanan dan

Page 131: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

116

kiri berbeda. Dan mereka agak lambat nyerap intruksi.Harus detail/harus jelas

memberikan pengarahan.Kadang satu gerakan harus di ulang beberapa kali

supaya mereka hafal. Ya semuanya hampei sama, kita ngasih intruksi sambil

melakukan gerakan. Itu saja.

4. Peneliti: Adakah penanganan khusus yang ditentukan oleh guru terhadap anak

berkebutuhan khusus. Khususnya anak tunarungu dan anak tunagrahita, ketika

bapak melatih tari rampak bedug?

Bapak Fikra: Tidak ada penanganan khusus hanya saja mengajak mereka

untuk berlatih tari dan mengikuti gerakan yang dicontohkan oleh guru

langsung dalam bentuk praktek.

5. Peneliti : Menangani siswa berkebutuhan khusus tentunya memiliki

hambatan, apalagi dalam melatih tari. Apa saja hambatan yang bapak temui

saat melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita?

Bapak Fikra: Hambatan saat melatih anak tunagrahita kadang mood-

moodan. Ketika dia tidak mau latihan atau marah yasudah, kita tidak bisa

memaksakan karena kalau dipaksakan malah akan memperburuk mood

mereka. Paling di bujuk atau di ajak ngorbol sama saya dan guru-guru lain

kemudian di bujuk.

Kalau untuk anak tunarungu tidak begitu banyak hambatan, hanya kadang

mereka asik sama dunia masing-masing. Ketika mereka sedang berlatih tari

kemudian ada temannya, kadang mereka gak fokus dan ngobrol sama

temennya. Selain itu ya dari pendengaran, mereka harus melihat ke patokan

paling depan untuk menyamakan gerakan. Hambatan lain juga kurangnya

sumber daya guru, karena untuk anak tunarungu laki-laki membutuhkan

pemandu laki-laki saat pentas, sedangkan disini hanya saya sebagai pelatih

tari laki-laki. Ketika diberikan gerakan baru mereka susah menghafal. Harus

di ulang-ulang. Membutuhkan proses yang lama.

6. Peneliti : Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan di atas?

Page 132: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

117

Bapak Fikra: untuk anak tunagrahita kita break sebentar kemudian diamkan

saja atau di ajak ngobrol sambil di bujuk supaya mau latihan lagi, di ajak

bermain terlebih dahulu oleh teman-temannya sampai moodnya kembali.

Kalau anak tunarungu kita kasih peringatan untuk berlatih kembali dengan

memberikan isyarat “sstt jangan berisik”. Hanya tidak boleh langsung

menegur karena mereka akan marah.

7. Peneliti: Bagaimana teknik komunikasi yang bapak ajarkan saat kegiatan

melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita?

Bapak Fikra: Kalau teknik komunikasi sendiri lebih ke praktek atau gerakan

langsung, baik ke anak tunarungu atau tunagrahita. Kalau ke bahasa

mgomong langsung jarang, paling untuk anak tunarungu pakai bahasa isyarat

misalnya “ samakan” “ lihat kedepan”. Kalo ke anak tunagrahita ngomong

langsung aja, kita mengingatkan secara berulang-ulang sambil ngasih contoh

gerakan juga.

8. Peneliti: Membangkitkan rasa percaya diri dan menangani kondiri psikologis

siswa tunarungu dan tunagrahita sangat penting. Bagaimana bentuk

komunikasi yang bapak lakukan untuk membangkitkan rasa percaya diri

mereka?

Bapak Fikra: Ketika mereka berlatih mereka biasa saja, tetapi saat pentas

sering menemukan kendala. Misalnya nervous, terutama untuk anak

tunarungu laki-laki.Paling kita memberikan dorongan semangat dengan

memberitahu ada bapak/ibu bupati yang melihat, kamu harus bagus

narinya.Kalo anak tunagrahita mereka paling semangat saat pentas, kadang

mereka gak ada rasa malu.

9. Peneliti: Media komunikasi seperti apa yang digunakan kepada siswa

tunarungu dan siswa tunagrahita saat melatih tari rampak bedug?

Bapak Fikra: Untuk tunarungu tidak ada media komunikasi karena mereka

tidak bisa mendengar. Paling menggunakan isyarat hitungan 1,2,3 gerakan

tangan atau kaki pasti langsung mengerti. Kalau untuk tunagrahita gendang

Page 133: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

118

kecil sebagai kode, misalnya bunyi trungtung tungtung gerakan masuk dia

hafal, pokonya dia hafal ketika mendengar musik.

10. Peneliti: Adakah program khusus bagi anak tunarungu dan anak tunagrahita

dalam melatih tari rampak bedug?

Bapak Fikra: Saat ini rampak bedug diwajibkan karena masuk ke pelajaran

mulok, hampir semua sekolah khusus mewajibkan pelajaran rampak bedug.

Jadi belajar teori di kelas setengah hari, sisanya belajar kesenian salah satunya

rampak bedug.Jadi setiap hari latihan.

11. Peneliti: Bagaimana cara bapak menjelaskan atau menyampaikan gerakan

tarian dan bagaimana agar mereka mau mengikutinya?

Bapak Fikra: sama seperti apa yang dijelaskan di atas, kita lebih banyak

langsung ke praktek. Lalu mereka mengikuti.Kalau anak tunarungu kita kasih

penjelasan dengan dibantu menggunakan bahasa isyarat. Kalau anak

tunagrahita kita memberikan pengarahan, kemudian langsung praktek

12. Peneliti: Adakah simbol/isyarat khusus yang bapak gunakan saat melatih tari

kepada siswa tunarungu dan tunagrahita. Berikan contohnya?

Bapak Fikra: Untuk anak tunagrahita dengan menggunakan gendang kecil,

dengan bunyi kentungan mereka akan hafal gerakan. Kalau untuk anak

tunarungu kita memberikan kode dengan menganggukan kepala saat masuk

atau perpindahan gerakan, samakan, menganggat tangan, banyak neng nanti

lihat saja ketika latihan.Karena mereka juga sudah hafal hitungan gerakan

misalnya 1x8 atau 2x8.

13. Peneliti: Dalam melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita

tentunya berbeda dalam segi penyampaiannya, bagaimana tahap-tahap yang

bapak lakukan mulai dari awa hingga siswa mau mengikuti apa yang di

instruksikan?

Bapak Fikra: Langsung saja, untuk anak tunarungu kita langsung dengan

gerakan. Kita perintahkan anak untuk melihat, dan kita mempraktekan

gerakan-gerakan. Dengan target hitungan 1x8, kita melakukan gerakan itu

Page 134: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

119

terus menerus hingga mereka hafal dan mereka langsung mengikuti. Nah

untuk anak tunagrahita mereka melihat dan kita memberikan contoh 1 atau 2

gerakan mereka juga langsung bisa.Namun ketika kita diam atau istirahat

sebentar mereka langsun lupa jadi kita mengulang gerakan. Tetapi ketika

mereka sudah hafal gerakan mereka akan ingat terus. Hanya prosesnya lama,

dan ketika dikasi gerakan baru mereka kembali seperti awal sulit mengingat

dan harus di ulang-ulang gerakannya.

14. Peneliti: Berapa lama siswa tunarungu dan tunagrahita mampu menghafal

gerakan tarian?

Bapak Fikra: Tidak menentu, semakin sering kita latihan semakin cepat

mereka hafal. Sebaliknya kalo jarang latihan mereka sulit menghafal.

15. Peneliti : Menurut Pandangan bapak seberapa penting seni tari rampak bedug

bagi ABK, khususnya anak tunarungu dan tunagrahita. Adakah manfaat dan

perubahan yang ditonjolkan oleh anak tunarungu dan anak tunagrahita skeletal

belajar tari rampak bedug?

Bapak fikra: menurut saya sangat penting karena rampak bedug sudah

menjadi bagian dari mulok di skh ini. Untuk manfaat kepada anak tunarungu

merke jadi bisa berani tampil itu menjadi sebuah kebanggaan.Mereka tampil

didepan banyak umum, dan membangkitkan rasa percaya diri. Kalau

tunagrahita sama saja, untuk melatih mereka tampil di depan umum selain itu

melatih motorik mereka dengan gerakan-gerakan yang di ajarkan. Melatih

otak mereka agar mengingat gerakanm jadi mereka belajar mengingat lewat

gerakan.

Page 135: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

120

HASIL WAWANCARA

Nama : Hj. Rita Novitasari, S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah di Sekolah Khusus (SKh) KORPRI

Pandeglang

Waktu Wawancara :Senin 22 September 2014

1. Peneliti: Bagaiman menurut pandangan ibu mengenai anak Tunarungu dan

anak Tunagrahita?

Ibu Rita: kalau anak tunarungu anak yang tidak bisa mendengar dan juga

tidak bisa bicara. Jadi sudah menjadi kesatuan bahwa anak yang tidak bisa

mendengar pasti tidak bisa berbicara.Tetapi kalau anak tunawicara belum

tentu dia tuli. Kalau anak tunarungu hanya memiliki hambatan pada

pendengaran dan berbicara tetapi IQnya normal sama dengan anak-anak pada

umumnya, tetapi ada juga yang IQnya kurang. Anak tunagrahita yaitu anak

yang memiliki kemampuan intelektual dibawah rata-rata.Kalau yang di Skh

ini rata-rata anak tunagrahita memiliki IQ dibawa 70 kebawah.

2. Peneliti: Bagaimana interaksi yang terjadi antara ibu dengan anak

tunarungu/anak tunagrahita dalam melatih tari rampak bedug?

Ibu Rita: Interaksi antara siswa dengan guru sama sama seolah-olah tidak

ada hambatan, tidak memiliki kekhususan. Malah dia mengaggap guru itu

sebagai teman, kalo sekolah umum biasanya ada keterbatasan antara guru

dengan murid, kalau disini tidak.Namun kita memaklumi, karena memang

begitu karakter mereka.

3. Peneliti: Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan guru dengan anak

tunarungu/anak tunagrahita dalam melatih tari rampak bedug?

Ibu rita: Kalau untuk anak tunarungu bentuk komunikasi yang dilakukan

guru tentunya dengan isyarat. Meskipun kadang dengan uangkapan atau

Page 136: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

121

perintah secara langsung, tetapi dibantu dengan bahasa isyarat dan gerak

tubuh.Karena kalau enggak begitu kadang suka terjadi salah pemahaman juga,

maksud guru begini tapi murid mengartikan begitu.Bahasa isyarat itu

digunakan untuk memperjelas walaupun dengan gerak dan mimik wajah kita,

terkadang mereka masih belum paham dan kurang jelas.Kalau tunagrahita kita

ngomong secara langsung saja, kita memberikan pengarahan pelan-pelan dan

harus jelas biar mereka mengerti.Selebihnya langsung ke praktek aja.

4. Peneliti: Adakah penanganan khusus yang ditentukan oleh guru-guru

terhadap anak tunarungu dan anak tunagrahita, ketika guru-guru melatih tari

rampak bedug?

Ibu Rita:Tentu ada. Karena anak tunarungu itu bisa melihat tetapi tidak bisa

mendengar ketukan/bunyi-bunyian, jadi kita latih dengan membiasakan

mendengar bunyi-bunyian.Ketika ada bunyi-bunyian yang mereka dengar

bukan suara tapi hanya getaran saja, tapi itu untuk gangguan pendengarannya

di atas 90% kalau masih ada sisa pendengaran bisa.Kita melatih dengan

menghitung ketukan, mereka menari sambil menghitung.Jadi saat belajar tari

menggunakan alat musik, mereka di wajibkan untuk menari sambil berhitung

ketukan yang telah di intruksikan guru seperti satu gerakan 1x8 misalnya, dan

itu hitung dalam hati.Untuk tunagrahita walaupun dia bisa mendengar karena

memiliki IQ dibawah harus dilatih secara terus menerus, sebab karakteristik

dari anak tunagrahita ketika memukul bedug bisa, tetapi untuk menari

gerakannya kurang dinamis.Jadi setiap latihan kita selalu menggunakan

pendamping.Maka dari itu penanganan guru lebih ke pengulangan gerakan

tarian yang berjalan secara terus-menerus saat sedang berjalannya kegiatan

belajar mengajar seni tari ini.

5. Peneliti : Menangani siswa berkebutuhan khusus tentunya memiliki

hambatan, apalagi dalam melatih tari. Apa saja hambatan yang ibu lihat saat

guru melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita?

Page 137: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

122

Ibu rita: Untuk anak tunarungu kadang gerakan tidak sama karena mereka

tidak mendengar , jadi alat komunikasi yang dia gunakan adalah mata. Ketika

kita berbicara dia melihat gerak bibir kita.Jadi segala sesuatu itu dia lihat,

karena ada istilah bahwa anak tunarungu itu “pemata” jadi mata yang

digunakan saat berkomunikasi. Jadi hambatannya ya di sistem pendengaran,

sama terkadang anak tunarungu itu sedikit pemalu apalagi saat pentas. Untuk

anak tunagrahita mungkin dalam koordinasi untuk penyesuaian gerakan, dia

bisa mengikuti gerakan hanya saja tidak dinamis. Karena IQnya tadi itu

dibawah rata-rata.Selain itu kalau udah marah atau ngambek dia gak mau

berlatih lagi.

6. Peneliti : Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan di atas?

Ibu Rita: Untuk menyiasatinya kita terus berlatih, kalau ke anak tunarungu ya

itu tadi pastinya menggunakan isyarat. Untuk anak tunagrahita semakin sering

dilatih mereka anak terbiasa. Mereka akan hafal tahapan gerakan tarian,

karena dengan penyampaian yang digunakan dengan pengarahan secara

langsung mereka akan mengerti. Ketika marah biasanya guru akan membujuk

sampai dia mau belajar lagi, walaupun kadang prosesnya lama.

7. Peneliti: Bagaimana teknik komunikasi yang digunakan guru dalam kegiatan

melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita?

Ibu Rita: Ada istilah komunikasi total, jadi seluruh anggota badan kita

gunakan. Mulai dari gerak tubuh, mimik wajah, isyarat, bahasa verbal semua

kita gabung menjadi satu. Kalau untuk anak tunagrahita tidak ada teknik

khusus, karena pendengaran mereka kan normal. Hanya dengan penjelasan

secara langsung mereka paham maksud kita, namun di bantu juga dengan

gerakan atau praktek secara langsung. Paling di pengulangan gerakan saja

8. Peneliti :Membangkitkan rasa percaya diri dan menangani kondiri psikologis

siswa tunarungu dan tunagrahita sangat penting. Bagaimana komunikasi guru

untuk membangkitkan rasa percaya diri mereka?

Page 138: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

123

Ibu rita: untuk anak tunarungu memang rasa percaya diri kurang, dia sadar

bahwa dia memiliki kekhususan. Jadi kita memberikan motivasi, pujian dan

dorongan dengan memberikan pengertian kepada mereka bahwa mereka bisa,

mereka sama saja dengan anak normal lainnya bahwa tidak ada perbedaan dan

semua sama. Dengan mengikut sertakan dalam kegiatan/kejuaraan apapun

membuat rasa percaya diri mereka tumbuh.

Kalau untuk anak tunagrahita mereka tidak memiliki rasa malu, tidak

memiliki rasa kurang percaya diri jadi mereka menari dengan percaya

diri.Hanya saja ketika mood mereka sedang tidak bagus kita tidak bisa

memaksakan mereka untuk mengikuti kegiatan dan melakukan pendekatan

dengan membujuk dan mendengarkan keluhannya sampai dia mau berlatih

kembali.

9. Peneliti: Media komunikasi seperti apa yang digunakan kepada siswa-siswa

tunarungu dan siswa tunagrahita dalam melatih tari rampak bedug?

Ibu Rita: untuk anak tunarungu kita hanya menggunakan media isyarat itu

tadi dengan menggunakan komunikasi total. Kalaupun ada itu hanya

membantu untuk pendengarannya seperti bedug dan pemukulnya.Jadi untuk

membiasakan bahwa disekitar dia ada bunyi.Ada pembelajaran khusus untuk

anak tunarungu itu BKBBI (bina komunikasi bunyi dan irama) melalui

kegiatan belajar tari rampak bedug ini.Untuk tunagrahita karena pendengaran

dan komunikasi dengan mereka lancar jadi medianya alat musik.

10. Peneliti: Adakah program khusus bagi anak tunarungu dan anak tunagrahita

dalam melatih tari?

Ibu Rita: Kita memiliki programBKBBI (bina komunikasi bunyi dan irama).

Karena mulok merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan di setiap

sekolah.Termasuk mata pelajaran seni tari rampak bedug, program yang

dibuat hanya latihan setiap hari setelah belajar teori dikelas.

11.Peneliti: Bagaimana cara ibu/bapak saat menjelaskan atau menyampaikan

gerakan tarian dan bagaimana agar mereka mau mengikutinya?

Page 139: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

124

Ibu Rita: Guru langsung memberikan contoh, kemudian mereka mengikuti

itu saja. Kalau untuk anak tunarungu kita pakai bahasa isyarat tadi, kalau anak

tunagrahita kita langsung memberikan penjelasan saja.

12. Peneliti: Adakah simbol/isyarat khusus yang bapak gunakan saat melatih tari

kepada siswa tunarungu dan tunagrahita. Berikan contohnya?

Ibu Rita: Kalau untuk anak tunarungu ada isyarat khusus, karena gerakan

mereka suka berbeda kadang kita menggunakan isyarat “lihat kedepan” atau

ketika gerakan mereka kurang bagus “jelek”, atau terlalu lambat, terlalu cepat.

Ya kurang lebih begitu. Kalau untuk anak tunagrahita kita lebih ke penekanan

dalam berhitung sama musik aja, karena ketika mendengar music mereka

sudah hafal cuman kadang gerakannya saja yang gak dinamis.

13. Peneliti: Dalam melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita

tentunya berbeda dalam segi penyampaiannya, bagaimana tahap-tahap yang

ibi/bapak lakukan mulai dari awa hingga siswa mai mengikuti apa yang di

instruksikan?

Ibu Rita: Untuk pertama kita langsung ke gerakan, hanya saja ketika

mengajar ke anak normal misalnya dalam satu hitungan ada 3/4gerakan.

Kalau anak tunarungu kita harus satu-satu dan pelan-pelan, kita gak banyak

teori tapi langsung ke praktek aja sih. Ke anak tunagrahita juga sama, cuman

hambatannya kan di intelektual jadi sulit mengerti. Tapi untuk keseluruhan

langsung ke praktek aja, kita memberi contoh mereka mengikuti.Untuk

perbedaan sendiri ya itu tadi kita menggunakan bahasa isyarat untuk

tunarungu, namun ketika berbicara siapa yang lebih cepat tanggap itu anak

tunarungu.Karena intelektual mereka normal.

14. Peneliti: Berapa lama siswa tunarungu dan tunagrahita mampu menghafal

gerakan tarian?

Ibu Rita: Prosesnya gak begitu lama, paling lama kalau kita mau pentas

kejar target latihan selama dua minggu cukup. Tidak ada patokan atau target

Page 140: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

125

hanya kita perlu latihan terus menerus atau lebih sering melakukan latihan

gerakan karena lama-lama mereka akan hafal.

15. Peneliti: Menurut Pandangan bapak/ ibu seberapa penting seni tari rampak

bedug bagi ABK, khususnya anak tunarungu dan tunagrahita. Adakah

manfaat dan perubahan yang ditonjolkan oleh anak tunarungu dan anak

tunagrahita skeletal belajar tari rampak bedug?

Ibu Rita: Penting, untuk perubahan dan manfaat secara sikologis untuk

menumbuhkan motivasi bahwa mereka juga sama, mereka bisa walaupun

mereka memiliki hambatan mendengar. Agar mereka supaya minder, dan

menumbuhkan rasa percaya diri.Intinya seperti itu.kalau untuk anak

tunagrahita maupun tunarungu mereka jadi bisa dan mau bersosialisasi

dengan orang-orang. Untuk tampil di depan banyak umum mereka sudah

tidak malu, karena untuk awal mereka malu dan gamau pentas. Tapi dengan

dilatihnya dan sering dibawa pentas mereka akan timbul rasa percaya diri.

Page 141: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

126

HASIL WAWANCARA

Nama : Fitri Rachmawati S.Pd

Jabatan : Guru Kategori B Tunarungu, Guru pelatih tari kategori B

khusus anak perempuan

Waktu Wawancara :Senin 22 September 2014

1. Peneliti:Bagaiman menurut pandangan ibu mengenai anak Tunarungu dan

anak Tunagrahita?

Ibu fitri :menurut saya anak tunarungu itu anak yang memiliki gangguan

pendengaran sehingga membutuhkan layanan khusus. Sedangkan anak

tunagrahita anak yang mengalami kekurangan gangguan intelektual, emosi,

sehingga memerlukan layanan khusus juga

2. Peneliti: Bagaimana interaksi yang terjadi antara ibu dengan anak

tunarungu/anak tunagrahita saat melatih tari rampak bedug?

Ibu fitri:Berkomunikasi dengan anak tunarungu awalnya agak susah, soalnya

anak tunarungu sedikit tertutup kalau baru kenal dengan orang baru, termasuk

dengan guru ketika mereka pertama kali masuk sekolah. Tetapi karena anak

tunarungu IQnya normal, jadi mereka mudah mengerti apa yang kita maksud.

Misalnya ketika diberi contoh gerakan, mereka akan melihat kemudian

langsung mengikuti. Mereka juga lebih aktif bertanya dibanding anak

tunagrahita. Kalau anak tunagrahita kan karakternya mudah akrab, agresif,

tapi daya ingat dan IQnya kurang. Kita sebagai guru yang harus

menyesuaikan, dan mengikuti mereka.

3. Peneliti: Bagaimana bentuk komunikasi yang ibu lakukan dengan anak

tunarungu/anak tunagrahita saat melatih tari rampak bedug?

Ibu fitri: Untuk anak tunarungu kita banyak menggunakan bahasa isyarat saat

melatih tari rampak bedug, karena kan mereka tidak bisa mendengar. Untuk

Page 142: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

127

anak tunagrahita kita memberikan pengarahan langsung dengan menggunakan

hitungan gerakan, biasanya tarian itu 1x8 atau 2x8 dalam setiap pergantian

gerakan. Untuk anak tunarungu kita banyak menggunakan bahasa isyarat saat

melatih tari rampak bedug, karena kan mereka tidak bisa mendengar.

4. Peneliti:Adakah penanganan khusus yang ditentukan oleh guru terhadap anak

berkebutuhan khusus. Khususnya anak tunarungu dan anak tunagrahita, ketika

ibu melatih tari rampak bedug?

Ibu Fitri: Untuk penanganan khusus kita lebih ke sering latihan saja, karena

kan untuk anak tunarungu mereka tehambat di pendengaran tapi

intelektualnya seperti anak normal. Jadi ketika di beri pengarahan mereka

lebih cepat tanggap. Untuk tunagrahita juga sama kita lebih ke sering latihan

dan pengulangan gerakan.

5. Peneliti : Menangani siswa berkebutuhan khusus tentunya memiliki

hambatan, apa lagi dalam melatih tari. Apa saja hambatan yang ibu temui saat

melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita?

Ibu fitri: untuk anak tunarungu, karena mereka tidak mendengar terkadang

gerakan tidak sesuai dengan ketukan jadi gerakan yang dihasilkan tidak sama.

Untuk anak tunagrahita biasanya gerakan terlalu cepat atau lebih lambat.

6. Peneliti : Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan di atas?

Ibu fitri: pertama kita melakukan latihan rutin, selain itu kita memberi kode.

Setiap pergantian gerakan kita memberikan kode dengan menghitung, dan

memberikan pengawasan terus menerus.

7. Peneliti: Bagaimana teknik komunikasi yang ibu ajarkan dalam kegiatan

melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita?

Ibu fitri: Teknik sendiri gak ada. Tugas saya sama pak fikra gak berbeda

jauh, ketika pak fikra memberikan pengarahan dan memberikan

contoh/praktek ke semua murid baik laki-laki maupun perempuan, saya

memberikan contoh gerakan atau praktek kepada anak perempuan saja. Jadi

Page 143: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

128

untuk awal kita memberikan pengarahan kepada semua murid dalam bentuk

verbal maupun isyarat. Setelah itu kita praktekan dan mereka akan mengikuti.

8. Peneliti :Membangkitkan rasa percaya diri dan menangani kondiri psikologis

siswa tunarungu dan tunagrahita sangat penting. Bagaimana bentuk

komunikasi yang ibu lakukan untuk membangkitkan rasa percaya diri

mereka?

Ibu fitri: Keterbatasan anak tunarung sama tunagrahita itu sama saja seperti

anak normal. Ada yang malu ada yang pembernai nah mereka juga sama ada

yang pemalu ada yang pemberani. Biasanya kalo yang pemalu ya sering

latihan aja, membiasakan diri di depan banyak orang mungkin lebih ke jam

terbang. Kalau untuk anak tunagrahita biasanya harus di puji, di bujuk

namanya juga anak anak jadi kita harus memberikan reward.

9. Peneliti: Media komunikasi seperti apa yang digunakan kepada siswa-siswa

tunarungu dan siswa tunagrahita dalam melatih tari rampak bedug?

Ibu fitri: Kalau untuk anak tunarungu gak ada ya karena mereka kan gak bisa

mendengar, jadi ya paling menggunakan bahasa isyarat sambil memberikan

pengarahan aja. Paling ya pakai pemukul bedug sama rebana aja. Kalau anak

tunagrahita medianya kendang, sama alat musik lainnya. Karena ketika

mendengar musik mereka akan hafal tarianya. Karena untuk anak tunagrahita,

mereka susah mengingat tapi ketika sudah hafal gerakan mereka akan baik

atau sangat hafal dengan gerakan tersebut.

10. Peneliti: Adakah program khusus bagi anak tunarungu dan anak tunagrahita

dalam melatih tari?

Ibu fitri: Program khusus itu kita hanya melatih anak tari setiap hari setelah

belajar teori di kelas. Kegiatan belajar seni tari dilakukan dari jam 10.00

sampai jam 12.00.

11. Peneliti: Bagaimana cara ibu saat menjelaskan atau menyampaikan gerakan

tarian dan bagaimana agar mereka mau mengikutinya?

Page 144: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

129

Ibu fitri:Karena keterbatasan anak tunarungu dalam bahasa, dan untuk

gerakan tarian kita kita langsung ke gerakan saja langsung ke praktek ya sama

aja kaya tadi kita langsung memberikan contoh, kemudian mereka mengikuti

itu saja. Kalau untuk anak tunarungu kita pakai bahasa isyarat tadi, kalau anak

tunagrahita kita langsung memberikan penjelasan saja.

12. Peneliti: Adakah simbol/isyarat khusus yang bapak/ibu gunakan saat melatih

tari kepada siswa tunarungu dan tunagrahita. Berikan contohnya?

Ibu fitri: Kalau untuk itu paling kode dari gurunya sendiri, misalnya melihat

gerakan tangan guru begini begitu mereka semua akan tahu. Jadi mereka tidak

hanya menghitung saja tetapi tau tahapan-tahapan gerakan. Kalau untuk anak

tunagrahita kita lebih instruksi langsung misalnya “ jangan cepat-cepat ya

ida” atau “ jangan terlalu lambat ya ayu” selain itu ke penekanan dalam

berhitung sama musik aja, karena ketika mendengar musik mereka sudah

hafal cuman kadang gerakannya aja saja yang gak selaras.

13. Peneliti:Dalam melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita

tentunya berbeda dalam segi penyampaiannya, bagaimana tahap-tahap yang

ibu lakukan mulai dari awa hingga siswa mau mengikuti apa yang di

instruksikan?

Ibu fitri: Dari pertama gerakan saja, hanya ketika mengajar ke anak normal

misalnya dalam satu hitungan ada 3/4gerakan. Kalau anak tunarungu kita

harus satu-satu dan pelan-pelan, kita gak banyak teori tapi langsung ke

praktek aja sih. Ke anak tunagrahita juga sama, cuman hambatannya kan di

intelektual jadi sulit mengerti. Tapi untuk keseluruhan langsung ke praktek

aja, kita memberi contoh mereka mengikuti.Untuk perbedaan sendiri ya itu

tadi kita menggunakan bahasa isyarat untuk tunarungu, namun ketika

berbicara siapa yang lebih cepat tanggap itu anak tunarungu.Karena

intelektual mereka normal.Cuman kalau ditanya lebih tanggap siapa, ya lebih

anak tunarungu, karena mereka intelektual normal.

Page 145: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

130

14. Peneliti: Berapa lama siswa tunarungu dan tunagrahita mampu menghafal

gerakan tarian?

Ibu fitri: Prosesnya lama, gak ada patokan atau target hanya kita perlu

mengulang atau lebih sering melakukan latihan gerakan karena lama-lama

mereka akan hafal. Anak tunagrahita kan daya ingatnya lambat, misalnya kita

mengajarkan gerakan kemudian lima menit kemudian mereka akan lupa. Jadi

kita harus mengulang-ngulang gerakannya. Ketika dikasi gerakan baru akan

sulit menghafal. Jadi kalo sudah hafal gerakan itu, ya itu aja.

15. Peneliti : Menurut Pandangan ibu seberapa penting seni tari rampak bedug

bagi ABK, khususnya anak tunarungu dan tunagrahita. Adakah manfaat dan

perubahan yang ditonjolkan oleh anak tunarungu dan anak tunagrahita skeletal

belajar tari rampak bedug?

Ibu Fitri: Menurut saya sangat penting, jadi di rampak bedug itu kan ada

motorik halusnya, ada motorik kasarnya, mereka juga disuruh menghitung,

disuruh menghafal gerakan. Jadi semua akses itu ada di tari rampak

bedug.Jadi matematikanya ada, seninya ada, olahraganya ada.Semua pelajaran

ada di rampak bedug. Perubahan yang terjadi pada siswa juga banyak, untuk

anak tunagrahita mereka kan cenderung kaku, kalau sering latihan gerakan

mereka lebih luwes. Tidak hanya saat nari tapi saat olahraga juga.

Page 146: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

131

HASIL WAWANCARA

Nama : Bapak Romi Priatna S.Pd.I

Jabatan :Guru keterampilan sekaligus guru pendamping

Waktu wawancara : 23 September 2014

1. Peneliti: Bagaiman menurut pandangan bapak mengenai anak tunarungu dan

anak tunagrahita?

Pak Romi: menurut saya anak tunarungu itu anak yang memiliki hambatan

berbicara dan mendengar, kalau anak tunagrahita anak yang memiliki

keterbatasan dengan IQ dibawah rata-rata.

2. Penliti: Bagaimana interaksi yang terjadi antara bapak dengan anak tunarungu

atau anak tunagrahita saat mendampingi mereka berlatih tari rampak bedug?

Pak Romi: Komunikasi dengan anak tunarungu ya lancar, kita pakai bahasa

isyarat soalnya kan mereka tidak bisa dengar, kalau kita bicara juga mereka

tidak sepenuhnya ngerti. Kalau anak tunagrahita mereka kan aktif jadi lancar-

lancar saja cuman harus sabar.

3. Peneliti: Bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan bapak dengan anak

tunarungu atau anak tunagrahita saat mendampingi siswa berlatih tari rampak

bedug?

Pak Romi: Ya sama aja, pakai bahasa isyarat tadi kalau sama anak tunarungu.

Kan kadang mereka suka bertanya sama saya kalau ada gerakan yang gak bisa

atau mereka merasa kesulitan. Ya paling saya ngobrol tapi pakai bahasa

isyarat juga.

4. Peneliti: Adakah penanganan khusus yang ditentukan oleh guru terhadap anak

tunarungu dan anak tunagrahita, ketika bapak mendampingi siswa berlatih tari

rampak bedug?

Page 147: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

132

Pak Romi: Penanganan khusus yang khusus sekali sih tidak ada, kita hanya

mengawasi kegiatan mereka saat belajar tari, karena kalau tidak di awasi akan

tidak kondusif dan berantakan.

5. Peneliti: Menangani siswa berkebutuhan khusus tentunya memiliki hambatan,

apalagi dalam melatih tari. Apa saja hambatan yang bapak temui saat

mendampingi siswa berlatih tari rampak bedug?

Pak Romi: Kalau sama anak tunarungu hambatannya sudah pasti mereka kan

gak bisa bicara, komunikasi yang kita gunakan juga bahasa isyarat. Karena

mereka tidak bisa mendengar musik kadang gerakannya tidak sama. Kalau

tunarungu dia cepat ngambek, jadi hambatannya kalau sudah tidak mau

belajar ya tidak bisa di paksa. Mereka akan keluar dan bermain atau diam saja.

6. Peneliti: Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan di atas?

Pak Romi: Kalau ke anak tunarungu kita cukup memberitahu aja pakai

isyarat tadi, mereka langsung mengerti, kalau tunagrahita agak sulit, mereka

harus di bujuk atau di ajak bermain dulu. Kalau sudah mau kita latihan

lagi.Tapi memang lama prosesnya.

7. Peneliti: Bagaimana teknik komunikasi yang bapak ajarkan saat

mendampingu siswa berlatih tari rampak bedug?

Pak Romi : Saya kan hanya guru pendamping dan guru keterampilan. Tapi

kalau yang saya lihat ketika bapak Fikra mengajar tari dia langsung ke

gerakan saja. Soalnya murid-murid cukup menyukai pelajaran seni tari, jadi

ketika pelajaran seni tari dimulai mereka akan mempersiapkan diri dengan

posisinya masing-masing.

8. Peneliti: Membangkitkan rasa percaya diri dan menangani kondiri psikologis

siswa tunarungu dan tunagrahita sangat penting. Bagaimana bentuk

komunikasi yang bapak lakukan saat mendampingi siswa berlatih tari rampak

bedug?

Pak Romi: Pada dasarnya kan tunarungu sama tunagrahita itu berbeda.

Tunarungu itu seperti anak normal hanya saja tidak bisa mendengar dan

Page 148: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

133

berbicara tapi intelektualnya seperti anak normal pada umumnya.Kadang

mereka punya rasa malu dan minder, jadi guru paling memberikan motivasi

dan dorongan dari belakang saja supaya mereka memiliki rasa percaya

diri.Kalau anak tunagrahita mereka sangat aktif malah tidak memiliki rasa

malu, paling kita beri hadiah atau di iming-imingi sesuatu saja.

9. Peneliti: Media komunikasi seperti apa yang digunakan kepada siswa

tunarungu dan siswa tunagrahita saat mendampingi siswa berlatih tari rampak

bedug?

Pak Romi: Ya itu seperti di depan, bedug sama pemukulnya ada juga rebana.

10. Peneliti: Adakah program khusus bagi anak tunarungu dan anak tunagrahita

dalam melatih tari rampak bedug?

Pak Romi: Program khusus sepertinya tidak ada, karena ini termauk mulok

paling kita belajar setiap senin sampai jumat setelah belajar teori di kelas saja.

11. Peneliti: Bagaimana cara bapak menjelaskan atau menyampaikan gerakan

tarian dan bagaimana agar mereka mau mengikutinya?

Pak Romi: Kita tidak banyak menjelaskan sih, mungkin kita lebih ke bentuk

praktek langsung karena menari kan menggerakan seluruh tubuh, jadi dengan

melihat langsung murid langsung bisa mengikuti gerakan yang diajarkan.

Kalau menjelaskan agak sulit apalagi untuk anak tunarungu, kalau tunagrahita

masih bisa.

12. Peneliti: Adakah simbol/isyarat khusus yang bapak/ibu gunakan saat melatih

tari kepada siswa tunarungu dan tunagrahita. Berikan contohnya?

Pak romi: Kalau simbol mungkin bagaimana guru yang melatih, seperti pak

Fikra dia mungkin ada simbol-simbol yang digunakan. Tapi kalau simbol

yang saya gunakan sepeti bahasa isyarat pada umumnya yang biasa digunakan

dalam sehari-hari.Kalau symbol untuk memukul bedug, ya kita mengangkat

tangan sambil memegang pemukul bedugnya.

13. Peneliti: Dalam melatih tari kepada anak tunarungu dan anak tunagrahita

tentunya berbeda dalam segi penyampaiannya, bagaimana tahap-tahap yang

Page 149: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

134

bapak lakukan mulai dari awa hingga siswa mau mengikuti apa yang di

instruksikan?

Pak Romi: Kalau yang saya lihat tahapannya hanya memberikan intruksi atau

diberi peringatan kalau pelajar akan segera berlangsung, kemudia saat murid

berkumpul guru menyuruh anak-anak untuk membuat barisan seusuai posisi

masing-masing. Saat guru memukul gendang mereka akan mulai menari.

14. Peneliti: Berapa lama siswa tunarungu dan tunagrahita mampu menghafal

gerakan tarian?

Pak Romi: Semakin sering dilatih murid semakin mudah menghafal, waktu

tidak terlalu ditentukan berapa lama karena tidak mematok juga. Paling lama

dua minggu atau samapi satu bulan.

15. Peneliti: Menurut Pandangan bapak/ibu seberapa penting seni tari rampak

bedug bagi ABK, khususnya anak tunarungu dan tunagrahita. Adakah

manfaat dan perubahan yang ditonjolkan oleh anak tunarungu dan anak

tunagrahita skeletal belajar tari rampak bedug?

Pak Romi: Sangat penting ya. Karena untuk membiasakan mereka dengan

music terutama untuk anak tunarungu, walaupun mereka hanya merasakan

getarannya saja tetapi baik untuk mengolah tubuh. Untuk anak tunagrahita

juga sama untuk mengolah tubuh supaya gerakan mereka tidak kaku.

Page 150: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

135

DOKUMENTASI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR SENI TARI

RAMPAK BEDUG DI SEKOLAH KHUSUS (SKh) KORPRI

PANDEGLANG

“Gambar di bawah merupakan kegiatan pengawasan dan bentuk intruksi guru

kepada murid dengan menggunakan simbol-simbol tertentu.

Page 151: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

136

Page 152: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

137

Page 153: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

138

“Gambar dibawah ini merupakan kegiatan murid saat pentas kenaikan kelas

dan dokumentasi peneliti dengan team penari rampak bedug di SKh KORPRI

Pandeglang”

Page 154: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

139

RIWAYAT HIDUP

Nama : Wildiana Aghnadya

Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 7 Agustus 1992

Anak : Kedua dari tiga bersaudara

Agama : Islam

Negara : Indonesia

Status : Mahasiswa/Belum Menikah

Alamat : Jl. Raya Labuan Km3. Kp. Saruni RT/RW

01/03 Kelurahan Saruni Kecamatan Majasari

kabupaten Pandeglang

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan : SDN Saruni 1 Pandeglang

SMPN 1 Pandeglang

Page 155: KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU SENI TARI RAMPAK …repository.fisip-untirta.ac.id/539/1/KOMUNIKASI INSTRUKSIONAL GURU... · komunikasi instruksional yang dilakukan guru menggunakan

140

SMAN 2 pandeglang

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa/Ilmu

komunikasi/ Public Relation

Pengalaman Organisasi

- IMIKI (IKATAN MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI INDONESIA)

- KREATIVE MOVIE PICTURES

Pengalaman Kerja

- 1 Bulan Humas Pemberitaan Pemerintah Daerah Kabupaten pandeglang