makalah desain instruksional

21
Perilaku dan Karakteristik Awal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap siswa dapat dipastikan memiliki perilaku dan karakteristik yang cenderung berbeda. Dalam pembelajaran, kondisi ini penting untuk diperhatikan karena dengan mengidentifikasi kondisi awal siswa saat akan mengikuti pembelajaran dapat memberikan informasi penting untuk guru dalam pemilihan setrategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi pengajaran yang efektif dan sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Kegiatan menganalisis perilaku dan karakteristik awal siswa dalam pengembangan pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan unutk menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut. Dengan demikian, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa adalah bertujuan untuk menentukan apa yang harus diajarkan dan yang tidak perlu diajarkan dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Karena itu, kegiatan ini sama sekali bukan untuk menentukan pra syarat dalam menyeleksi siswa sebelum mengikuti pebelajaran. Wina Sanjaya (2008, 17) mengemukakan karakteristik siswa merupakan salah satu variabel dari kondisi pengajaran. Variabel ini didefenisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas individu siswa. Aspek-aspek berkaitan dapat berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan 1

Upload: daulat-sitohang

Post on 22-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Makalah Desain Instruksional

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap siswa dapat dipastikan memiliki perilaku dan karakteristik yang cenderung

berbeda. Dalam pembelajaran, kondisi ini penting untuk diperhatikan karena dengan

mengidentifikasi kondisi awal siswa saat akan mengikuti pembelajaran dapat memberikan

informasi penting untuk guru dalam pemilihan setrategi pengelolaan, yang berkaitan

dengan bagaimana menata pengajaran, khususnya komponen-komponen strategi

pengajaran yang efektif dan sesuai dengan karakteristik perseorangan siswa sehingga

pembelajaran akan lebih bermakna. Kegiatan menganalisis perilaku dan karakteristik

awal siswa dalam pengembangan pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima

siswa apa adanya dan unutk menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa

tersebut.

Dengan demikian, mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa adalah

bertujuan untuk menentukan apa yang harus diajarkan dan yang tidak perlu diajarkan

dalam pembelajaran yang akan dilaksanakan. Karena itu, kegiatan ini sama sekali bukan

untuk menentukan pra syarat dalam menyeleksi siswa sebelum mengikuti pebelajaran.

Wina Sanjaya (2008, 17) mengemukakan karakteristik siswa merupakan salah satu

variabel dari kondisi pengajaran. Variabel ini didefenisikan sebagai aspek-aspek atau

kualitas individu siswa. Aspek-aspek berkaitan dapat berupa bakat, minat, sikap, motivasi

belajar, gaya belajar, kemampuan berpikir dan kemampuan awal (hasil belajar) yang telah

dimilikinya. Keterampilan siswa yang ada di dalam kelas sangat heterogen. Sebagian

siswa sudah banyak tahu, sebagian lagi belum tahu sama sekali tentang materi yang

diajarkan di kelas. Bila pengajar mengikuti kelompok siswa yang pertama, kelompok

yang kedua merasa ketinggalan kereta, yaitu tidak dapat menangkap pelajaran yang

diberikan. Sebaliknya, bila pengajar mengikuti kelompok yang kedua, yaitu mulai dari

bawah, kelompok pertama akan merasa tidak belajar apa-apa dan bosan.

Keberhasilan proses belajar-mengajar sebagian dipengaruhi oleh keadaan awal yang

dimiliki siswa, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Keadaan awal siswa

yang heterogen dengan latar belakang serta kemampuan yang berbeda-beda akan jadi

implikasi terhadap penyusunan bahan belajar dan sistem instruksional, dan hal ini juga

akan jadi penghambat bagi proses pencapaian tujuan instruksional bila sejak awal

pengajar tidak mengidentifikasi perilaku dan karakteristik siswa yang akan diajar Atwi

1

Page 2: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

Suparman (2012, 17) mengemukan untuk mengatasi heterogen siswa di dalam kelas, ada

dua pendekatan yang dapat dipilih. Pertama, siswa menyesuaikan dengan materi pelajaran

dan kedua, sebaiknya materi pelajaran disesuaikan dengan siswa.

B. Rumusan Masalah

a. Apakah yang dimaksud dengan mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik

siswa?

b. Apa manfaat mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik siswa ?

c. Bagaimana cara melaksanakannya?

C. Tujuan Penulisan

Makalah ini dibuat dengan tujuan dapat memberikan uraian mengenai kegiatan

mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, manfaatnya, dan bagaimana cara

melaksanakannya.

D. Manfaat Pembahasan

a. Teoritis, yaitu untuk mengkaji pemahaman mengenai kegiatan mengidentifikasi

perilaku dan karakteristik awal siswa, manfaatnya, dan bagaimana cara

melakukannya.

b. Praktis, dapat bermanfaat bagi mahasiswa supaya memahami pengetahuan

mengenai kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, agar

dapat memanfaatkannya dalam menerapkan selaku seorang perencana/perancang

instruksional pengajaran.

2

Page 3: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

BAB II

PEMBAHASAN

A. Mengidentifikasi Perilaku Awal Siswa

Kegiatan mengidentifikasi perilaku awal peserta didik dalam pengembangan

pembelajaran merupakan pendekatan yang menerima siswa apa adanya dan menyusun sistem

pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut. Karena itu, kegiatan menganalisis perilaku

awal siswa merupakan proses untuk mengetahui perilaku yang dikuasai siswa sebelum

mengikuti pembelajaran bukan menentukan perilaku prasyarat dalam rangka menyeleksi siswa

sebelum mengikuti pembelajaran atau pelatihan. Konsekuensi dari digunakannya cara ini

adalah titik mulai suatu kegiatan pembelajaran tergantung kepada perilaku awal siswa. Jadi

mengidentifikasi perilaku awal siswa/peserta didik adalah bertujuan untuk menentukan garis

batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan perilaku yang harus diajarkan kepada

peserta didik. Perilaku yang akan diajarkan ini kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan

instruksional khusus atau TIK. Perilaku awal merupakan salah satu variabel dari pengajaran.

Variabel ini didefenisikan sebagai aspek-aspek atau kualitas perseorangan peserta

didik. Aspek ini bisa berupa bakat, minat, sikap, motivasi belajar, gaya belajar, kemampuan

berfikir yang telah dimiliki peserta didik. Atwi Suparman (2012) menyatakan dua hal tentang

perilaku peserta didik: Pertama, populasi sasaran atau peserta didik kegiatan instruksional dan

kedua adalah berhubungan dengan kompetensi, kemampuan atau pengetahuan, ketrampilan,

dan sikap yang telah dikuasai peserta didik sehingga mereka dapat mengikuti pembelajaran.

Untuk melakukan kegiatan identifikasi perilaku awal peserta didik, maka kita harus

mengetahui sumber yang dapat memberikan informasi kepada pendesain instruksional yang

antara lain adalah:

a. Siswa, mahasiswa dan yang lainnya

b. Orang yang mengetahui kondisi seperti guru dan atasannya.

c. Pengelola program pendidikan yang biasa mengajarkan mata pelajaran.

Berawal dari informasi-informasi tersebut, maka tingkat kemampuan populasi sasaran

dalam perilaku-perilaku khusus yang diperoleh dari analisis instruksional itu perlu

diidentifikasi agar pengembangan instruksional dapat menentukan mana perilaku khusus

3

Page 4: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

yang sudah dikuasai peserta didik untuk diajarkan. Dengan demikian pengembangan

instruksional dapat pula menentukan titik berangkat yang sesuai bagi peserta didik.

Populasi sasaran dirumuskan secara spesifik seperti contoh di bawah ini:

1. Mata pelajaran ini disediakan bagi siswa yang memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Pendaftaran pada sekolah ini pada tahun ajaran atau semester ini;

b. Setelah lulus mata pelajaran A.

2. Pelajaran ini disusun bagi siswa kelas dua SMA yang mempunyai minat dalam kelompok

bidang studi A1 (IPA kalau sekarang).

3. Kursus ini disediakan bagi karyawan pemerintah atau perusahaan swasta yang memenuhi

syarat sebagai berikut:

a. Mempunyai ijazah minimal sarjana muda dalam bidang X atau setaraf;

b. Telah pernah mengikuti dan lulus dalam kursus Y;

c. Menguasai bahasa Inggris minimal secara pasif untuk membaca dan

mendengarkan kuliah dalam bahasa Inggris.

Perumusan populasi sasaran seperti contoh tersebut di atas memang dapat membantu

kelancaran penyelenggaraan kegiatan instruksional.Perumusan populasi ini biasanya

diterapkan oleh lembaga pendidikan yang menyelenggarakan program pendidikan. Tetapi

seorang pengembang instruksional masih perlu mencari informasi lebih jauh tentang

kemampuan populasi sasaran yang dimaksud dalam menguasai setiap perilaku khusus yang

telah dirumuskan dalam analisis instruksional. Anda masih ingat bukan? Perilaku-perilaku

khusus itu tersusun secara hierarkikal, prosedural, pengelompokan, atau kombinasi

kegiatannya atau dua di antaranya tingkat kemampuan populasi sasaran dalam perilaku-

perilaku khusus itu perlu diidentifikasi agar pengembang instruksional dapat menentukan

mana perilaku khusus yang sudah dikuasai siswa sehingga tidak perlu diajarkan kembali, dan

mana yang belum dikuasai siswa untuk diajarkan. Dengan demikian, pengembang

instruksional dapat pula menentukan titik berangkat yang sesuai bagi siswa. (Suparman,

2004: 148) Teknik yang digunakan dalam mengidentifikasi kebutuhan instruksional yaitu

kuisioner, interview dan observasi, serta tes.

Teknik tersebut dapat pula digunakan untuk mengidentifikasi perilaku awal siswa.

Subjek yang memberikan informasi diminta untuk mengidentifikasi seberapa jauh tingkat

penguasaan siswa atau calon siswa dalam setiap perilaku khusus melalui skala penilaian

(rating scales). Teknik yang dapat menghasilkan data yang lebih keras adalah tes penampilan

4

Page 5: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

siswa dan observasi terhadap pelaksanaan pekerjaan siswa serta tes tertulis untuk mengetahui

tingkat pengetahuan siswa. Tetapi, bila tes seperti itu tidak tepat dilakukan karena dirasakan

kurang etis, kesulitan teknik pelaksanaan, atau tidak mungkin dilakukan karena sebab yang

lain, penggunaan skala penilaian cukup memadai. Skala penilaian tersebut diisi oleh orang-

orang yang tahu secara dekat terhadap kemampuan siswa dan diisi oleh siswa sebagai self-

report.

B. Mengidentifikasi Karakteristik Awal Siswa

Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa,

kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Menurut

Al-Barry (2000) karakter bermakna hampir sama dengan sifat-sifat bawaan, watak,

kepribadian, kebiasaan. Sementara yang dimaksud karakteristik adalah ciri-ciri khusus, corak

tingkah laku. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada

serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan

(skills). Ron Kurtus dalam irfarazak.ngeblogs.com berpendapat bahwa karakter adalah satu

set tingkah laku atau perilaku (behavior) dari seseorang sehingga dari perilakunya tersebut,

orang akan mengenalnya “ia seperti apa”. Menurutnya, karakter akan menentukan

kemampuan seseorang untuk mencapai cita-citanya dengan efektif, kemampuan untuk

berlaku jujur dan berterus terang kepada orang lain serta kemampuan untuk taat terhadap tata

tertib dan aturan yang ada). Kata "karakter" berasal dari kata Yunani: charaktêr. Semula

digunakan tanda terkesan atas koin. Ada pula yang memaknai berarti “to mark” atau

menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk

tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek

lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan

kaidah moral disebut dengan berkarakter mulia. Karakter mulia berarti individu memiliki

pengetahuan tentang potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif,

percaya diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup sehat,

bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban, pemberani, dapat

dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu berbuat salah, pemaaf, berhati lembut,

setia, bekerja keras, tekun, ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif,

inisiatif, visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai waktu,

pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta keindahan (estetis), sportif,

tabah, terbuka, tertib. Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau

unggul, dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.

5

Page 6: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu (intelektual,

emosional, sosial, etika, dan perilaku). Karakter seseorang baik disengaja atau tidak,

didapatkan dari orang lain yang sering berada didekatnya atau yang sering

mempengaruhinya, kemudian ia mulai meniru untuk melakukannya. Oleh karena itu, seorang

anak yang masih polos seringkali akan mengikuti tingkah laku orang tuanya atau teman

mainnya, bahkan pengasuhnya. Erat kaitan dengan masalah ini, seorang psikolog berpendapat

bahwa karakter berbeda dengan kepribadian, karena kepribadian merupakan sifat yang

dibawa sejak lahir dengan kata lain kepribadian bersifat genetis. Dalam hal ini ada empat

indentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, yaitu :

a. Kemampuan Dasar.

b. Latar belakang pengalaman.

c. Latar belakang sosial.

d. Perbedaan individual.

Peserta didik mempunyai karakteristik dan perilaku awal (entering behavior) yang berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal pada saat melalui proses pembelajaran. Atwi

Suparman (2012, 38) mengemukakan perilaku dan karakteristik awal peserta didik yang

relevan dengan proses pembelajaran yang akan dilakukan yaitu:

a. Latar belakang pendidikan dan pengalaman sebelumnya mengandung kompetensi

yang telah dikuasainya.

b. Motivasi belajar yang mengandung pengertian dorongan dan semngat serta ingin tahu

yang dimiliki untuk mempelajari bahan pembelajaran tersebut, akan memudahkannya

dalam proses pembelajaran.

c. Aksesnya terhadap sumber belajar yang relevan dengan materi yang sedang dipelajari.

d. Kebiasaan belajar melalui pembelajaran tatap muka atau mandiri. Bila terbiasa

belajar mandiri, maka dapat diharapkan peserta didik akan menggunakan waktu

belajar yang lebih panjang.

e. Domisili tempat tinggal yang diukur dengan jarak tempuh ke pusat kegiatan belajar

atau lembaga penyelenggara pendidikan.

f. Aksesnya terhadap saluran komunikasi dan media pembelajaran untuk digunakan

dalam pembelajaran seperti telepon, computer, buku, atau media tercetak.

g. Kebiasaan dan disiplin dalam mengatur waktu belajar secara teratur akan lebih mudah

mempercepat penyelesaian tugas-tugas.

6

Page 7: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

h. Kebiasaan belajar secara sistematik akan sangat kondusif untuk menguasai bahan

pembelajaran lebih cepat dan lebih baik.

i. Kebiasaan belajar sambil berfikir untuk menerapkan hasilnya dalam kehidupan atau

pekerjaannya merupakan hal yang sangat baik untuk memelihara motivasi belajar

sepanjang proses pembelajaran.

C. Manfaat Mengidentifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa

Mengidentifikasi perilaku awal dan karakteristik siswa dalam pengembangan program

pembelajaran sangat perlu dilakukan, yaitu untuk mengetahui kualitas perseorangan sehingga

dapat dijadikan petunjuk dalam mendeskripsikan strategi pengelolaan pembelajaran. Aspek-

aspek yang diungkap dalam kegiatan ini bisa berupa bakat, motivasi belajar, gaya belajar.

Kemampuan berfikir, minat, atau kemampuan awal.

Hasil kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa merupakan

salah satu dasar dalam mengembangkan sistem instruksional yang sesuai untuk siswa.

Dengan melaksanakan kegiatan tersebut, masalah heterogen siswa dalam kelas dapat diatasi,

setidak-tidaknya banyak dikurangi. Perilaku dan karakteristik awal dibawa oleh peserta didik

pada saat memulai proses pembelajaran. Pengajar atau pendesain pembelajaran yang sesuai

dengan perilaku awal siswa dan karakteristik peserta didik tersebut. Bila pembelajaran diikuti

oleh sekelompok peserta didik sehingga pendekatan pembelajaran bersifat klasikal, maka

selain perlakuan terhadap kelompok dalam pembelajaran, perlu diterapkan perlakuan secara

individual. Pengajar yang mengabaikan perilaku awal dan karakteristik awal akan

menghasilkan pembelajaran yang tidak menyenangkan, baik bagi pengajar sendiri maupun

bagi peserta didik. Akibatnya, hasil belajar peserta didik kurang maksimal.

Dengan mengenal karakteristik siswa, maka dapat diketahui kualitas perseorangan

dan menjadi petunjuk dalam mengelola strategi pembelajaran manfaat yang lain juga dapat

dilihat di antaranya:

a. Guru dapat memperoleh tentang kemampuan awal siswa sebagai landasan dalam

memberikan materi baru dan lanjutan.

b. Guru mengetahui tentang luas dan jenis pengalaman belajar siswa, hal ini

berpengaruh terhadap daya serap siswa terhadap materi baru yang akan disampaikan.

7

Page 8: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

c. Guru dapat mengetahui latar belakang siswa dan keluarga siswa. Meliputi

tingkatpendidikan orang tua, sosial ekonomi, emosional dan mental sehingga guru

dapat menyanjikan bahan serta metode lebih serasi dan efisien.

d. Guru dapat mengetahui tingkat pertumbuhan dan perkembangan dan aspirasi dan

kebutuhan siswa.

e. Guru dapat mengetahui tingkat penguasaan yang telah diperoleh siswa sebelumnya.

D. Cara Melaksanakan Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Awal Siswa

Teknik untuk mengidentikasi perilaku awal siswa adalah dengan menggunakan

kuesioner, interview, observasi dan tes. Subjek yang memberikan informasi diminta untuk

mengidentifikasi tingkat penguasaan siswa dalam setiap perilaku khusus melalui skala

penelitian (rating scales). Identifikasi perilaku peserta didik dilakukan dengan memberikan

pree-testing yakni tes awal yang dilakukan sebelum dimulai pembelajaran, yang

dimaksudkan untuk menguji entry-behavior (kemampuan awal) peserta didik berkenaan

dengan tujuan pembelajaran tertentu yang harus dikuasai peserta didik.

Identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa juga dilakukan berkenaan dengan

program pembelajaran sebuah mata pelajaran atau sebuah lembaga pendidikan tertentu.

(Syahidah, 2012) Untuk mengungkap kemampuan awal, dapat dilakukan dengan pemberian

tes dari tingkat bawah atau tes yang berkaitan dengan materi ajar sesuai dengan panduan

kurikulum. Sedangkan minat, motivasi, kemampuan berfikir, gaya belajar dan lain-lainnya

dapat dilakukan dengan bantuan tes baku yang telah dirancang oleh para ahli. (Abdurrohim,

2011). Teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi karakteristik awal siswa sama

dengan teknik yang digunakan dalam mengidentifikasi perilaku awal, yaitu kuisioner,

interview, observasi, dan tes. Tujuan untuk mengetahui karakteristik awal siswa adalah untuk

mengukur apakah siswa akan mampu mencapai tujuan belajarnya atau tidak ; sampai dimana

minat siswa terhadap pelajaran yang akan dipelajari. Bila si belajar mampu , hal-hal apa yang

memperkuat, dan bila tidak mampu, hal-hal apa yang menjadi penghambat.

Hal-hal yang perlu diketahui dari si pelajar bukan hanya dilihat faktor-faktor

akademisnya, akan tetapi juga dilihat faktor-faktor sosialnya, sebab kedua hal tersebut sangat

mempengaruhi proses belajar si pelajar. Berikut ini contoh latihan untuk mengidentifikasi

perilaku dan karakteristik awal siswa. Latihan ini akan memakan waktu yang cukup panjang,

karena harus mengumpulkan data dari lapangan. Ikutilah latihan ini dengan tekun.

8

Page 9: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

1. Kumpulkanlah data perilaku awal siswa dari orang-orang yang dekat dan dapat menilai

kemampuan populasi sasaran dengan cara:

a. Tulislah kembali daftar perilaku khusus yang telah berhasil Anda buat dalam kegiatan

analisis intruksional;

b. Atas dasar perilaku khusus tersebut, buatlah skala penilaian sebagai berikut:

No

.

Perilaku Khusus Penilian Penilaian

Baik Buruk

Keterangan:

Kolom 1 : Nomor urut

Kolom 2 : Perilaku khusus yang telah dihasilkan dalam analisis

instruksional

Kolom 3 dan 4: Skala penilaian.

c. Berilah pengantar cara mengisi skala penilaian tersebut dan perbanyak secukupnya;

d. Berikan skala penilaian tersebut kepada orang-orang yang dekat dan dapat menilai

kemampuan populasi sasaran seperti atasan dan guru mereka. Jumlah penilai

tergantung kepada besarnya populasi sasaran. Untuk siswa dalam jumlah kecil, sekitar

10–20 responden sudah cukup memadai. Untuk siswa dalam jumlah besar dan ruang

lingkup nasional misalnya, diperlukan sekitar 30 sampai 50 responden; e. Kumpulkan

hasil isian tersebut.

2. Kumpulkanlah data perilaku awal siswa dari sampel siswa. Di samping data dari orang-

orang yang dekat dengan sasaran, diperlukan pula data dari sampel sasaran itu sendiri

dengan bentuk self-report. Ikutilah langkah-langkah sebagai berikut:

a. Tulislah kembali perilaku khusus yang telah berhasil Anda buat dalam analisis

intruksional;

b. Atas dasar perilaku khusus tersebut, buatlah skala penilaian dalam bentuk skala

Likert (sangat setuju, setuju, netral, tidak setuju, dan sangat tidak setuju);

c. Berilah pengantar cara mengisi skala penilaian tersebut dan perbanyak

secukupnya;

d. Berikan skala penilaian tersebut kepada sejumlah orang yang dapat mewakili

populasi sasaran. Jumlahnya juga tergantung dari besarnya populasi sasaran.

9

Page 10: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

Yang paling penting diperhatikan adalah orang-orang tersebut memang memiliki

ciri-ciri seperti populasi sasaran, sehingga dapat dipandang sebagai sampel yang

representatif;

e. Kumpulkan hasil isian tersebut.

3. Kumpulkan data perilaku awal siswa dengan menggunakan observasi dan tes.

Dibandingkan dengan dua cara mengumpulkan data perilaku awal siswa yang telah

dikemukakan sebelumnya, observasi dan tes adalah cara yang lebih mantap, karena dapat

mengumpulkan data yang lebih tegas. Observasi dilakukan untuk menilai kemampuan

yang bersifat pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan atau keterampilan. Skala penilaian

seperti butir 1 di atas dapat digunakan dalam observasi tersebut. Bedanya adalah: skala

penilaian yang digunakan dalam observasi diisi oleh orang yang mengobservasi

(mengamati) kegiatan yang sedang dilakukan siswa. Sedangkan dalam butir 1 di atas

diisi oleh atasan atau guru atas dasar pendapat mereka tanpa mengamati langsung

kegiatan siswa yang sedang dinilai. Tes digunakan untuk menilai kemampuan yang

bersifat kognitif. Bila Anda dapat menggunakan observasi dan tes, cara dalam butir 1 dan

2 di atas tidak diperlukan lagi.

4. Kumpulkanlah data karakteristik awal siswa dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Buatlah daftar pertanyaan atau kuisioner tentang karakteristik siswa seperti:

1) Tempat kelahiran dan tempat dibesarkan;

2) Pekerjaan atau bidang pengetahuan yang menjadi keahliannya atau dicita-

citakan untuk menjadi bidang keahliannya;

3) Kesenangan (hobi);

4) Bahasa sehari-hari dan bahasa asing yang dikuasai;

5) Alat-alat audio-visual yang dimiliki di rumah atau biasa digunakan sehari-hari;

6) dan lain-lain yang dianggap penting bagi pengembangan desain instruksional.

b. Berikanlah kuisioner tersebut kepada sejumlah sampel yang dapat mewakili populasi

sasaran;

c. Kumpulkan hasilnya.

5. Analisislah hasil pengumpulan data butir 1 dan 2 atau butir 3 saja untuk menentukan

perilaku awal yang telah dikuasai populasi sasaran. Kelompokkan perilaku yang

mendapat nilai cukup dan di atasnya. Pisahkan dari perilaku yang masih sedang, kurang

atau buruk.

10

Page 11: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

6. Buatlah garis batas antara kedua kelompok perilaku tersebut pada bagan hasil analisis

instruksional untuk menunjukkan dua hal sebagai berikut:

a. Perilaku-perilaku yang ada di bawah garis batas adalah perilaku yang telah dikuasai

oleh populasi sasaran sampai tingkat cukup dan baik. Perilaku-perilaku ini tidak akan

diajarkan kembali kepada siswa;

b. Perilaku-perilaku yang ada di atas garis batas adalah perilaku yang belum dikuasai

oleh populasi sasaran atau baru dikuasai sampai tingkat sedang, kurang, dan buruk.

Perilaku-perilaku tersebut akan diajarkan kepada siswa.

7. Susunlah urutan perilaku yang ada di atas garis batas untuk dijadikan pedoman dalam

menentukan urutan materi pelajaran.

8. Tafsirkanlah data tentang karakteristik siswa untuk menggambarkan hal sebagai berikut:

a. Lingkungan budaya;

b. Pekerjaan atau bidang pengetahuan yang menjadi keahlian;

c. Kesenangan (hobi);

d. Bahasa yang dikuasai;

e. Alat audio visual yang dimiliki atau yang biasa digunakan sehari-hari;

f. dan lain-lain. Data tentang karakteristik siswa disimpan dahulu untuk digunakan

dalam menyusun strategi instruksional pada tahap selanjutnya.

11

Page 12: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

BAB III

PENUTUP

Simpulan

1. Mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa adalah pendekatan yang menerima

siswa apa adanya dan menyusun sistem pembelajaran atas dasar keadaan siswa tersebut yang

bertujuan untuk menentukan garis batas antara perilaku yang tidak perlu diajarkan dan

perilaku yang harus diajarkan kepada siswa/peserta didik. Perilaku yang akan diajarkan ini

kemudian dirumuskan dalam bentuk tujuan instruksional khusus atau TIK.

2. Kegiatan mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa memberi manfaat: a. Untuk

mengetahui kualitas perseorangan sehingga dapat dijadikan petunjuk dalam mendeskripsikan

strategi pengelolaan pembelajaran; b. Hasil kegiatan mengidentifikasi perilaku dan

karakteristik awal siswa akan merupakan salah satu dasar dalam mengembangkan sistem

instruksional yang sesuai untuk siswa.

3. Cara melaksanakan identifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa adalah sebagai berikut:

a. Dilakukan di waktu awal sebelum menyusun instruksional pengajaran; b. Teknik yang

digunakan dapat dengan tes, interview, observasi, dan kuisioner; c. Dapat dilakukan oleh

guru mata pelajaran atau orang-orang yang dianggap paham dengan kemampuan siswa.

Saran

Guru kiranya dapat memahami dan memguasai pengetahuan kegiatan

mengidentifikasi perilaku dan karakteristik awal siswa, serta dapat memanfaatkannya dalam

penerapan pembelajaran atau selaku seorang perencana/perancang instruksional pengajaran.

12

Page 13: Makalah Desain Instruksional

Perilaku dan Karakteristik Awal

DAFTAR PUSTAKA

Al-Barry, M.D.J, dkk. 2000. Kamus Ilmah Kontemporer. Bandung : Pustaka Setia. Ibrrohim,

D. 2011. Melakukan Analisis Pembelajaran.

http://dudungabdu. wordpress.com/2011/12/09/2-melakukan-analisis-pembelajaran/ Diunduh

1 Pebruari 2014.

Ronkutus, Irfarazak. 2009. Karakteristik Siswa. , download : 01/02/2014.

Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Kencana

Prenada Media Group,.

Suparman, Atwi. 2004. Desain Instruksional. Jakarta : Universitas Terbuka. Suparman, Atwi.

2012.

Desain Instruksional Modern. Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama. Syahidah, I. 2012.

Analisis Pembelajaran dan Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Siswa.

http://syahidahidah81.blogspot.com

analisis-pembelajaran-dan-identifikasi.html. Diunduh 1 Pebruari 2012.

Tadkiroatun Musfiroh. 2008. Identifikasi Perilaku dan Karakteristik Siswa.

http://moeviccloes.blogspot.com/2010/10/identifikasi-prilaku-dan-karakteristik.html.

13